Tinjauan Yuridis Pembubaran PT. Askes (Persero) Dan PT. Jamsostek (Persero) Menjadi Badan Penyelenggara Jaminan Sosial

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dinamika
tantangan

pembangunan

bangsa

Indonesia

telah

menumbuhkan

berikut tuntutan penanganan berbagai persoalan yang belum

terpecahkan. Salah satunya adalah penyelenggaraan jaminan sosial bagi seluruh
rakyat, yang diamanatkan dalam Pasal 28 ayat (3) mengenai hak terhadap

jaminan sosial dan Pasal 34 ayat (2) Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945 (selanjutnya disebut UUD 1945). Jaminan sosial juga
dijamin

dalam Deklarasi Perserikatan Bangsa-Bangsa tentang Hak Asasi

Manusia Tahun 1948 dan ditegaskan dalam Konvensi ILO Nomor 102
Tahun

1952

yang

menganjurkan

semua

negara

untuk


memberikan

perlindungan minimum kepada setiap tenaga kerja. sejalan dengan ketentuan
tersebut, Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia dalam TAP
Nomor X/MPR/2001 menugaskan Presiden untuk membentuk Sistem Jaminan
Sosial

Nasional

(selanjutnya disebut SJSN)

dalam rangka

memberikan

perlindungan sosial yang menyeluruh dan terpadu.
Jaminan sosial sebagai salah satu bentuk perlindungan sosial untuk
menjamin seluruh rakyat agar dapat memenuhi kebutuhan dasar hidupnya yang
layak. Hal ini juga menjadi salah satu tujuan dibentuknya Negara Kesatuan

Republik Indonesia (NKRI) yakni mensejahterakan rakyat. Dalam pembukaan
UUD 1945 tersebut yang mengemukakan: “Negara mengembangkan sistem
jaminan sosial bagi seluruh rakyat dan memberdayakan masyarakat yang lemah

1
Universitas Sumatera Utara

2

dan tidak mampu sesuai dengan martabat kemanusiaan. Negara bertanggung
jawab atas penyediaan fasilitas pelayanan kesehatan dan fasilitas umum yang
layak”, oleh sebab itu dibuatlah program untuk menjamin perlindungan seluruh
rakyat Indonesia dalam program SJSN. SJSN adalah suatu tata cara
penyelenggaraan program jaminan sosial oleh beberapa badan penyelenggara
jaminan sosial (Pasal 1 ayat (2)).1
Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial
Nasional (selanjutnya disebut UU SJSN) menjelaskan bahwa pilar jaminan sosial
terdiri dari bantuan sosial, tabungan wajib dan asuransi sosial. Bantuan sosial
adalah suatu sistem untuk reduksi kemiskinan yang didanai dari pajak (yang
dimasukan dalam APBN dan dikeluarkan sebagai Penerima Bantuan Iuran (PBI)),

sedangkan tabungan wajib (provident fund) merupakan skema tabungan untuk
dirinya sendiri seperti wajib yang didanai dengan iuran peserta atau pihak lain dan
atau oleh pemerintah bagi penduduk miskin. Model asuransi sosial ini dinilai
paling baik dan efektif untuk membiayai jaminan sosial.2
Tahun 1992 Indonesia telah mempunyai undang-undang yang mengatur
Jaminan Sosial Tenaga Kerja, yang sering disebut dengan Undang-Undang
Nomor 3 tahun 1992 Tentang Jamsostek. Memang undang-undang ini difokuskan
pada perlindungan sosial bagi tenaga kerja yang melakukan pekerjaan baik dalam
hubungan kerja maupun diluar hubungan kerja. Tujuannya untuk memberikan
ketenangan kerja kepada tenaga kerja dengan memberikan jaminan sosial

1

Sentosa Sembiring, Himpunan Undang-Undang Lengkap Tentang Asuransi Jaminan
Sosial (Bandung: Nuansa Aulia, 2006), hlm. 20.
2
Chazali H. Situmorang, Reformasi Jaminan Sosial Di Indonesia Transformasi BPJS :
”Indahnya Harapan Pahitnya Kegagalan” (Depok: Cinta Indonesia, 2013), hlm.7.

Universitas Sumatera Utara


3

sehingga disiplin dan produktivitasnya meningkat. 3 Selain itu manfaat yang
didapatkan dari jaminan sosial mencakup santunan tunai untuk dukungan
pendapatan pancari nafkah utama (cash benefit for the income support of the
breadwinner), kompensasi finansial untuk kasus kecelakaan kerja dan kematian

dini sarta pelayanan kesehatan dan pemberian alat bantu (benefits in kind).4
Ada 4 (empat) program jaminan sosial yang diatur dalam undang-undang
tersebut, yaitu program Jaminan Pelayanan Kesehatan, Jaminan Kecelakaan
Kerja, Jaminan Kematian, dan Jaminan Hari Tua. Dari keempat program tersebut,
3 (tiga) diantaranya iuran dibayar pemberi kerja (JPK, JKK, JKm) dan hanya
Jaminan Hari Tua (JHT), yang iurannya dibayar sharing pemberi kerja dan
pekerja. Hal yang menarik dalam Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1992 Tentang
Jamsostek, belum mencantumkan asas dan prinsip penyelenggaraan jaminan
sosial yang dilakukan.
Harapan agar Jaminan Pemeliharaan Kesehatan lebih baik yang
diselenggarakan Pengusaha kenyataannya juga diselenggarakan dengan “ala
kadarnya” dan tidak ada yang mengontrolnya, akibatnya banyak pekerja yang

tidak mendapatkan pelayanan kesehatan sebagaimana mestinya. Jika JPK
diselenggarakan oleh PT. Jamsostek sebagaimana perintah Undang-Undang
Nomor 3 Tahun 1992 Tentang Jamsostek, tentunya akan lebih mudah untuk
melakukan kontrol atas pelaksanaan JPK tersebut.
Sebagaimana dietahui, penyelenggaraan jaminan sosial di Indonesia,
secara eksisting telah diselenggarakan oleh 4 Badan Penyelenggara yaitu PT.
3
4

Ibid., hlm.10.
Ibid., hlm.24.

Universitas Sumatera Utara

4

Askes yang dibentuk dengan Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 1992 tentang
Pengalihan Bentuk Perusahaan Umum Husada Bhakti menjadi Perusahaan
Persero, PT.Jamsostek yang dibentuk dengan Peraturan Pemerintah Nomor 36
Tahun 1995 tentang Penetapan Badan Penyelenggara Program Jaminan Sosial

Tenaga Kerja, berdasarkan Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1992 Tentang
Jamsostek, PT. Taspen yang dibentuk dengan Peraturan Pemerintah Nomor 26
Tahun 1981 tentang Pengalihan Bentuk Perusahaan Umum Dana Tabungan dan
Asuransi Pegawai Negeri menjadi Perseroan Terbatas, berdasarkan UndangUndang Nomor 11 Tahun 1969 tentang Pensiun Pegawai dan Pensiun Janda/Duda
Pegawai, Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok
Kepegawaian yang telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999
dan Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 1981 tentang Asuransi Sosial Pegawai
Negeri Sipil, PT. Asabri yang dibentuk dengan Peraturan Pemerintah Nomor 68
Tahun

1991

tentang

Pengalihan

Bentuk

Perusahaan


Umum

Asuransi

Sosial/Angkatan Bersenjata Republik Indonesia menjadi Perusahaan Persero.5
Persero tersebut dalam perjalanannya berada dalam lingkup Kementerian
BUMN, dengan menyelenggarakan asuransi sosial sesuai program yang telah
ditetapkan, yaitu PT. Askes menyelenggarakan Asuransi Kesehatan bagi PNS dan
keluarga, PT. Taspen menyelenggarakan Jaminan Pensiun Hari Tua, PT.
Jamsostek menyelenggarakan JKK, JKm, JHT dan JP bagi pekerja dan PT. Asabri
menyelenggarakan JPT bagi Anggota TNI/POLRI. Sebagimana diketahui, bahwa
prinsip persero tentu mencari laba kepentingan pemilik perusahaan (owner),

5

Ibid., hlm. 37-38.

Universitas Sumatera Utara

5


dalam hal ini ownernya adalah pemerintah, disisi lain ada kewajiban UUD 1945,
agar negara memberikan jaminan sosial bagi seluruh penduduk.
Salah satu bukti bahwa pemerintah terus berupaya menciptakan peraturan
yang lebih bermutu dan bisa dirasakan oleh seluruh masyarakat Indonesia yaitu
pemerintah melahirkan Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2011 Tentang Badan
Penyelenggara Jaminan Sosial (selanjutnya disebut UU BPJS) dan merupakan
transformasi dari empat Badan Usaha Milik Negara (selanjutnya disebut BUMN)
untuk mempercepat terselenggaranya sistem jaminan sosial nasional bagi rakyat
Indonesia sebagaimana amanat dari Pasal 5 ayat (1) dan Pasal 52 UU SJSN. BPJS
tersebut terdapat dua bagian yaitu BPJS Kesehatan dan BPJS Ketenagakerjaan.
BPJS Kesehatan menggantikan PT. Askes dan BPJS Ketenagakerjaan
menggantikan PT. Jamsostek, setelah diberlakukannya BPJS Kesehatan dan BPJS
Ketenagakerjaan maka PT. Askes dan PT. Jamsostek sudah tidak diberlakukan
lagi.6
SJSN

(national

penyelenggaraan


program

social

negara

security

dan

merupakan

system)

pemerintah

untuk

sistem


memberikan

perlindungan sosial, agar setiap penduduk dapat memenuhi kebutuhan dasar hidup
yang layak, menuju terwujudnya kesejahteraan sosial bagi seluruh penduduk
Indonesia.7

Jaminan sosial diperlukan apabila terjadi hal-hal yang tidak

dikehendaki yang dapat mengakibatka hilangnya atau berkurangnya pendapatan
seseorang, baik karena memasuki usia lanjut atau pensiun, maupun karena
gangguan kesehatan, cacat, kehilangan pekerjaan dan lain sebagainya
6

Republik Indonesia, Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2011Tentang
Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS), hal. IV.
7
Chazali H. Situmorang, Op.Cit., hlm.36.

Universitas Sumatera Utara

6

Sistem Jaminan Sosial Nasional disusun dengan mengacu pada
penyelenggaraan jaminan sosial yang berlaku universal dan telah diselenggarakan
oleh negara-negara maju dan berkembang sejak lama. Penyelenggaraan jaminan
sosial di berbagai negara memang tidak seragam, ada yang berlaku secara
nasional untuk seluruh penduduk dan ada yang hanya mencakup penduduk
tertentu untuk program tertentu.
Berdasarkan latar belakang di atas, dipilih judul tentang "Pembubaran
PT. Askes (Persero) dan PT. Jamsostek (Persero) Menjadi Badan Penyelenggara
Jaminan Sosial".

B. Rumusan Masalah
Adapun yang menjadi permasalahan dalam penyusunan skripsi ini adalah
sebagai berikut :
1. Bagaimanakah pengelolaan jaminan sosial di Indonesia ?
2. Bagaimanakah perusahaan perseroan sebagai Badan Usaha Milik Negara
menurut Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2003 ?
3. Bagaimanakah pembubaran PT Askes (Persero) dan PT Jamsostek (Persero)
menjadi Badan Penyelenggara Jaminan Sosial ?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
Adapun yang menjadi tujuan dalam penulisan skripsi ini adalah :
1. Untuk mengetahui pengelolaan jaminan sosial di Indonesia.
2. Untuk mengetahui perusahaan perseroan sebagai Badan Usaha Milik Negara
menurut Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2003.

Universitas Sumatera Utara

7

3. Untuk mengetahui pembubaran PT Askes (Persero) dan PT Jamsostek
(Persero) menjadi Badan Penyelenggara Jaminan Sosial.
Adapun manfaat penulisan dalam skripsi ini adalah:
4. Secara teoritis untuk menambah dan memperluas wawasan ilmu pengetahuan
dan memberikan sumbangan pemikiran dalam rangka pengembangan ilmu
hukum khususnya pembubaran PT Askes (Persero) dan PT Jamsostek
(Persero) menjadi Badan Penyelenggara Jaminan Sosial.
5. Secara praktis memberikan informasi kepada masyarakat tentang pembubaran
PT

Askes

(Persero)

dan

PT

Jamsostek

(Persero)

menjadi

Badan

Penyelenggara Jaminan Sosial.

D. Keaslian Penulisan.
Berdasarkan informasi yang diketahui dan penelusuran kepustakaan yang
dilakukan khususnya di lingkungan Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara,
penulisan skripsi terkait dengan Pembubaran PT. Askes (Persero) dan PT.
Jamsostek (Persero) Menjadi Badan Penyelenggara Jaminan Sosial belum pernah
ditulis sebelumnya.
Berdasarkan hal tersebut, maka dapat dikatakan bahwa skripsi ini
merupakan hasil karya yang asli dan bukan merupakan hasil jiplakan dari skripsi
orang lain. Skripsi ini dibuat berdasarkan hasil pemikiran sendiri, refrensi dari
buku-buku, undang-undang, makalah-makalah, serta media elektronik yaitu
internet dan juga mendapat bantuan dari berbagai pihak. Berdasarkan asas-asas
keilmuan yang rasional, jujur, dan terbuka, maka penelitian dan penulisan skripsi
ini dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya secara ilmiah.

Universitas Sumatera Utara

8

E. Tinjauan Pustaka.
Empat BUMN Persero penyelenggara program jaminan sosial yaitu PT
Askes (Persero), PT Asabri (Persero), PT Jamsostek (Persero), dan PT Taspen
(Persero) akan bertransformasi menjadi BPJS. UU BPJS telah menetapkan PT
Askes (Persero) untuk bertransformasi menjadi BPJS Kesehatan dan PT
Jamsostek akan bertransformasi menjadi BPJS Ketenagakerjaan. UU BPJS belum
mengatur mekanisme transformasi PT Asabri (Persero) dan PT Taspen (Persero)
dan mendelegasikan pengaturannya ke Peraturan Pemerintah.
Perintah transformasi kelembagaan badan penyelenggara jaminan sosial
diatur dalam UU SJSN.8 Penjelasan Umum alinea kesepuluh UU SJSN
menjelaskan bahwa, BPJS yang dibentuk oleh UU SJSN adalah transformasi dari
badan penyelenggara jaminan sosial yang tengah berjalan dan dimungkinkan
membentuk badan penyelenggara baru.
Transformasi badan penyelenggara diatur lebih rinci dalam UU BPJS. UU
BPJS adalah pelaksanaan Putusan Mahkamah Konstitusi atas Perkara No.
007/PUU-III/2005. Penjelasan Umum UU BPJS alinea keempat mengemukakan
bahwa UU BPJS merupakan pelaksanaan Pasal 5 ayat (1) dan Pasal 52 UU BPJS
pasca Putusan Mahkamah Konstitusi.

Kedua pasal ini mengamanatkan

pembentukan BPJS dan transformasi kelembagaan PT Askes (Persero), PT
Asabri (Persero), PT Jamsostek (Persero) dan PT Taspen (Persero) menjadi
BPJS. Transformasi kelembagaan diikuti adanya pengalihan peserta, program,
aset dan liabilitas, serta hak dan kewajiban.
8

Asih Eka Putri dan AA Oka Mahendra, Pengantar Hukum Jaminan Sosial:
Transformasi Setengah Hati Persero, Edisi 1 (Jakarta: Pustaka Martabat, 2013), hlm.3

Universitas Sumatera Utara

9

Penyelenggaraan program jaminan sosial di era pra SJSN bertujuan untuk
menggairahkan semangat kerja para pekerja, memberi ketenangan kerja,
menegakkan disiplin dan kemampuan profesional, meningkatkan produktifitas.
Jaminan sosial diberikan sebagai penghargaan kepada tenaga kerja yang telah
menyumbangkan tenaga dan pikirannya kepada perusahaan tempat mereka
bekerja. Jaminan sosial berfungsi untuk memberikan perlindungan dasar untuk
memenuhi kebutuhan hidup minimal bagi tenaga kerja dan keluarganya.
Penyelenggaraan program jaminan sosial terkait dengan misi pendirian
BUMN Persero antara lain untuk memberikan sumbangan pada perekonomian
nasional dan pendapatan negara serta untuk mengejar keuntungan guna
meningkatkan nilai perusahaan.9
Sebaliknya di era SJSN, BPJS merepresentasikan negara dalam
mewujudkan hak konstitusional warga negara atas jaminan sosial dan hak atas
pengidupan yang layak. Penyelenggaraan jaminan sosial berbasis kepada hak
konstitusional setiap orang dan sebagai wujud tanggung jawab Negara
sebagaimana diamanatkan dalam UUD 1945 Pasal 28 H ayat (3)7 dan Pasal 34
ayat (2). Penyelenggaraan sistem jaminan sosial berdasarkan asas antara lain asas
kemanusiaan yang berkaitan dengan martabat manusia.
BPJS mengemban misi perlindungan finansial untuk terpenuhinya
kehidupan dasar warga negara dengan layak.10 Kebutuhan dasar hidup adalah
kebutuhan esensial setiap orang agar dapat hidup layak, demi terwujudnya
kesejahteraan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Transformasi BUMN Persero
9

Ibid., hlm.5
Ibid., hlm.6

10

Universitas Sumatera Utara

10

menjadi BPJS bertujuan untuk memenuhi prinsip dana amanat dan prinsip nir laba
SJSN, di mana dana yang dikumpulkan oleh BPJS adalah dana amanat peserta
yang dikelola oleh BPJS untuk memberikan manfaat sebesar-besarnya bagi
peserta.
PT Askes, PT ASABRI, PT Jamsostek, PT TASPEN, adalah empat badan
usaha milik negara berbentuk perseroan terbatas (persero) yang terdiri dari
persekutuan modal dan bertanggung jawab kepada pemegang saham. Keempatnya
bertindak sesuai dengan kewenangan yang diberikan oleh dan sesuai dengan
keputusan pemilik saham yang tergabung dalam Rapat Umum Pemegang Saham
(RUPS).
Sebagai badan hukum privat, BUMN Persero tidak didirikan oleh
penguasa Negara dengan Undang-Undang, melainkan ia didirikan oleh
perseorangan selayaknya perusahaan umum lainnya, didaftarkan pada notaris dan
diberi keabsahan oleh Kementerian Hukum dan HAM. Menteri mendirikan
persero setelah berkonsultasi dengan Presiden dan setelah dikaji oleh Menteri
Teknis dan Menteri Keuangan.
BPJS didirikan oleh penguasa negara dengan Undang-Undang, yaitu UU
SJSN dan UU BPJS. Pendirian BPJS tidak didaftarkan pada notaris dan tidak
perlu pengabsahan dari lembaga pemerintah. UU SJSN dan UU BPJS mengubah
bentuk badan hukum keempat persero menjadi badan hukum publik BPJS.
Organ BPJS menurut UU BPJS sangat berbeda jika dibandingkan dengan
organ Persero yang tunduk kepada Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2003

Universitas Sumatera Utara

11

Tentang BUMN (selanjutnya disebut UU BUMN) dan peraturan pelaksanaannya,
serta tunduk juga pada Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan
Terbatas (selanjutnya disebut UU PT). Transformasi kelembagaan jaminan sosial
mengeluarkan badan penyelenggara jaminan sosial dari tatanan Persero yang
berdasar pada kepemilikan saham dan kewenangan Rapat Umum Pemegang
Saham (RUPS), menuju tatanan badan hukum publik sebagai pelaksana amanat
konstitusi dan peraturan perundangan. Didasari pada kondisi bahwa kekayaan
Negara dan saham tidak dikenal dalam SJSN, maka RUPS tidak dikenal dalam
organ BPJS.
Organ PT (Persero) terdiri atas Direksi, Komisaris dan Dewan Pengawas.
Ketiganya di angkat dan diberhentikan oleh RUPS dengan mengacu pada
mekanisme seleksi yang ditentukan dalam Peraturan Pemerintah. Sebaliknya,
organ BPJS ditentukan dalam UU BPJS, terdiri atas Dewan Pengawas dan Direksi
yang diangkat dan diberhentikan oleh Presiden. Jumlah anggota Dewan Pengawas
dan anggota Direksi, serta mekanisme seleksinya ditentukan dalam UU BPJS.
Dewan
pelaksanaan

Pengawas

tugas

BPJS,

BPJS

berfungsi

sedangkan

melakukan

Direksi

penyelenggaraan kegiatan operasional BPJS.

pengawasan

berfungsi

atas

melaksanakan

Anggota Direksi diangkat dan

diberhentikan oleh Presiden. Dewan Pengawas BPJS ditetapkan oleh Presiden.
Pemilihan Dewan Pengawas BPJS dilakukan oleh Presiden dan DPR. Presiden
memilih anggota Dewan Pengawas dari unsur Pemerintah, sedangkan DPR

Universitas Sumatera Utara

12

memilih anggota Dewan Pengawas dari unsur pekerja, unsur pemberi kerja dan
unsur tokoh masyarakat.
F. Metode Penelitian.
Sehubungan

yang

telah

dikemukakan

diatas

sebelumnya,

untuk

melengkapi penulisan skripsi ini agara tujuan dapat terarah dan dapat
dipertanggungjawabkan secara ilmiah, oleh karena itu adapun metode penelitian
hukum yang digunakan dalam mengerjakan skrispsi ini meliputi :
1. Spesifikasi penelitian.
Penulisan skripsi ini menggunakan jenis penelitian hukum normatif dan
bersifat deskriptif. Penelitian hukum normatif adalah penelitian yang dilakukan
dengan cara meneliti bahan pustaka atau data sekunder belaka.11 Penelitian hukum
normatif ini mencakup :12
a. Penelitian terhadap asas-asas hukum.
b. Penelitian terhadap sistematika hukum.
c. Penelitian terhadap tahap sinkronisasi hukum.
d. Penelitian sejarah hukum.
e. Penelitian perbandingan hukum.
Penelitian hukum normatif sendiri mengacu pada berbagai bahan hukum
sekunder,13 yaitu inventarisasi berbagai peraturan hukum, jurnal-jurnal dan karya
tulis lainnya, serta artikel-artikel berita terkait. Sedangkan penelitian deskriptif
adalah penelitian yang pada umumnya bertujuan untuk mendeskripsikan secara
11

Soerjono Soekanto dan Sri Mamudji, Penelitian Hukum Normatif: Suatu Tinjauan
Singkat, Ed. Pertama, Cet. Ketujuh ( Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2003), hlm. 13-14.
12
Ibid., hlm.15
13
Bambang Waluyo, Penelitian Hukum Dalam praktek, Ed. Pertama, Cet. Kedua (Jakarta:
Sinar Grafika, 1996), hlm. 14.

Universitas Sumatera Utara

13

sistematis, faktual dan akurat terhadap suatu populasi atau daerah tertentu
mengenai sifat-sifat, karakteristik-karakteristik atau faktor-faktor tertentu. Tujuan
dari penelitian deskriptif adalah menghasilkan gambaran yang akurat tentang
sebuah kelompok, menggambarkan sebuah proses atau hubungan, menggunakan
informasi dasar dari suatu hubungan teknik dengan definisi tentang penelitian ini
dan berusaha menggambarkan secara lengkap 14 yaitu tentang pembubaran PT
Askes (Persero) dan PT Jamsostek (Persero) menjadi Badan Penyelenggara
Jaminan Sosial.
Penelitian ini juga menggunakan pendekatan yuridis normatif, yang
melakukan pendekatan perundang-undangan dengan bertitik tolak pada analisis
terhadap pembubaran PT Askes (Persero) dan PT Jamsostek (Persero) menjadi
Badan Penyelenggara Jaminan Sosial. Penelitian ini difokuskan terhadap UU
BUMN, UU SJSN, UU PT, UU BPJS.
2. Sumber data
Penyusunan skripsi ini, data dan sumber data yang digunakan adalah data
sekunder yang terdiri dari bahan hukum primer, sekunder dan tersier. Data
sekunder adalah mencakup dokumen-dokumen resmi, buku-buku, hasil-hasil
penelitian yang berwujud laporan dan sebagainya.
Bahan hukum primer yaitu bahan hukum yang terdiri dari peraturan
perundang-undangan dibidang hukum koperasi yang mengikat, antara lain :
a. UndangUndang Nomor 19 Tahun 2003 Tentang Badan Usaha Milik Negara

14

Bambang Sunggono, Metode Penelitian Hukum (Jakarta: Raja Grafindo Perkasa, 2003),

hlm.16.

Universitas Sumatera Utara

14

b. Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial
Nasional
c. Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas
d. Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2011 Tentang Badan Penyelenggara
Jaminan Sosial.
Bahan hukum tertier yaitu bahan hukum yang memberikan petunjuk atau
penjelasan bermakna terhadap bahan hukum primer dan/atau bahan hukum
sekunder yakni kamus hukum dan kamus besar Bahasa Indonesia.
3. Teknik pengumpulan data
Penulisan skripsi ini menggunakan metode library search (penelitian
kepustakaan), yakni mempelajari literatur atau dari sumber bacaan buku-buku,
peraturan perundang-undangan, karya ilmiah para ahli, artikel-artikel baik dari
surat kabar, majalah, media elektronik, dan bahan bacaan lain yang terkait dengan
penulisan skripsi ini yang semua itu dimaksudkan untuk memperoleh bahanbahan
yang bersifat teoritis yang dipergunakan sebagai dasar dalam penelitian.
4. Analisis data
Jenis analisis yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah analisis
normatif kualitatif yang menjelaskan pembahasan yang dilakukan berdasarkan
ketentuan hukum yang berlaku seperti perundang-undangan. Data yang diperoleh
dari penelusurang kepustakaan, dianalisis dengan deskriptif kualitatif. Metode
deskriptif yaitu menggambarkan secara menyeluruh tentang apa yang menjadi
pokok permasalahan. Kualitatif yaitu metode analisa data yang mengelompokkan
dan menyeleksi data yang diperoleh menurut kualitas dan kebenarannya kemudian

Universitas Sumatera Utara

15

dihubungkan dengan teori yang diperoleh dari penelitian kepustakaan sehingga
diperoleh jawaban atas permasalahan yang diajukan.
Data yang dikumpulkan dapat dipertanggung jawabkan dan dapat
menghasilkan jawaban yang tepat dari suatu permasalahan, maka perlu suatu
teknik analisa data yang tepat. Analisis data merupakan langkah selanjutnya untuk
mengolah hasil penelitian menjadi suatu laporan.15
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian hukum ini
menggunakan pola pikir/logika induktif, yaitu pola pikir untuk menarik
kesimpulan dari kasus-kasus individual nyata menjadi kesimpulan yang bersifat
umum. Pengolahan dan analisis data bergantung pada jenis datanya. Pada
penelitian hukum berjenis normatif, maka dalam mengolah dan menganalisis
bahan hukum primer, bahan hukum sekunder dan bahan hukum tersier tidak dapat
lepas dari berbagai penafsiran hukum yang dikenal dalam ilmu hukum.
G. Sistematika Penulisan
Skripsi ini diuraikan dalam 5 bab, dan tiap tiap bab terbagi atas beberapa
sub-sub bab, untuk mempermudah dalam memaparkan materi dari skripsi ini yang
dapat digambarkan sebagai berikut :
BAB I

PENDAHULUAN
Bab ini dimulai dengan mengemukakan apa yang menjadi latar
belakang penulisan skripsi ini dengan judul “Pembubaran PT. Askes
(Persero) dan PT. Jamsostek (Persero) Menjadi Badan Penyelenggara
Jaminan Sosial” kemudian dilanjutkan dengan rumusan masalah,
tujuan dan manfaat penulisan, keaslian penulisan, tinjauan pustaka,

15

Ibid., hlm.18

Universitas Sumatera Utara

16

metode penelitian dan ditutup dengan memberikan sistematikan dari
penulisan skripsi ini.
BAB II

PENGELOLAAN JAMINAN SOSIAL DI INDONESIA
Bab ini menguraikan mengenai pengertian dan dasar hukum jaminan
sosial, pelaksanaan jaminan sosial di Indonesia, pengelolaan jaminan
sosial di Indonesia.

BAB III

PERUSAHAAN PERSEROAN SEBAGAI BADAN USAHA MILIK
NEGARA MENURUT UNDANG-UNDANG NOMOR 19 TAHUN
2003
Bab ini menguraikan mengenai keberadaan BUMN Persero sebagai
perusahaan, manfaat dan tujuan BUMN Persero, pembentukan BUMN
Persero, PT Askes (Persero) dan PT Jamsostek (Persero) sebagai
BUMN.

BAB IV

PEMBUBARAN PT ASKES (PERSERO) DAN PT JAMSOSTEK
(PERSERO) MENJADI BADAN PENYELENGGARA JAMINAN
SOSIAL
Bab ini menguraikan mengenai alasan pembubaran PT Askes
(Persero) dan PT Jamsostek (Persero) menjadi Badan Penyelenggara
Jaminan Sosial, mekanisme pembubaran PT Askes (Persero) dan PT
Jamsostek (Persero) menjadi Badan Penyelenggara Jaminan Sosial,
akibat hukum dari pembubaran PT Askes (Persero) dan PT Jamsostek
(Persero) Menjadi Badan Penyelenggara Jaminan Sosial.

Universitas Sumatera Utara

17

BAB IV

PENUTUP
Merupakan bab penutup dari seluruh rangkaian bab-bab. Seluruhnya
yang berisikan kesimpulan yang dibuat berdasarkan uraian skripsi ini
yang dilengkapi dengan saran-saran.

Universitas Sumatera Utara