Hubungan Antara Beberapa Faktor Risiko Terhadap Terjadinya Penyakit Hepatitis C di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan pada Tahun 2012 - 2013 Chapter III VI

21

BAB 3
KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL

5.1

Kerangka Konsep Penelitian
Berdasarkan tujuan penelitian diatas, maka kerangka konsep dalam

penelitian ini adalah :
o Penularan melalui darah
o Penggunaan Jarum Suntik
o Penularan melalui hubungan seksual
o Riwayat ibu terinfeksi HCV

Hepatitis C

o Peminum Alkohol
o Penggunaan Tato dan Tindik
o Riwayat Operasi

Gambar 3.1. Kerangka Konsep Penelitian

5.2

Definisi Operasional
5.2.1

Penularan melalui darah adalah pemaparan melalui media darah

dan cairan tubuh yang terkontaminasi virus hepatitis C, seperti transfusi darah
yang tidak diskrining yang terinfeksi HCV dan produk-produknya, transplantasi
organ dari donor pengidap hepatitis C, dan pengguna obat bius dengan suntikan
intravena.
5.2.2

Penggunaan

jarum

suntik


adalah

seseorang

yang

pernah

menggunakan atau memakai atau mendapatkan perlakuan dengan jarum suntik
untuk pengobatan ataupun terapi.
5.2.3

Penularan melalui hubungan seksual adalah penyebaran atau

penularan virus HCV yang ditularkan melalui kontak alat kelamin ataupun
melakukan hubungan senggama dengan lawan jenis ataupun sesama jenis.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Universitas Sumatera Utara


22

5.2.4

Riwayat ibu terinfeksi HCV adalah ibu dari seseorang tersebut

pernah atau sedang mengalami infeksi virus hepatitis B ketika sedang mengandung
ataupun selama proses kelahiran seorang bayi.
5.2.5

Peminum alkohol seseorang yang pernah dengan sengaja meminum

alkohol lebih dari sepuluh kali, kurang dari tiga bulan selama satu tahun.
5.2.6

Penggunaan tato dan tindik adalah seseorang yang ada atau sudah

pernah ada tato atau tindikan di bagian anggota tubuhnya. Tato adalah tinta ataupun
pigmen yang dimasukkan ke dalam kulit menggunakan jarum untuk seni tubuh

artistik yang dibuat sesuai dengan kehendak seseorang. Tindik adalah tindakan
menempelkan suatu perhiasan di tubuh seseorang dengan melubangi kulit atau bagian
tubuh agar perhiasan tersebut menempel.
5.2.7

Riwayat operasi adalah seseorang yang pernah dioperasi atau di

bedah di salah satu bagian tubuhnya.

5.3

Variabel dan Alat Ukur
VARIABEL

ALAT UKUR

CARA UKUR

HASIL UKUR


Melihat Data
Rekam Medik

-Pernah
-Tidak Pernah
-Pernah
-Tidak Pernah
-Pernah
-Tidak Pernah
-Ada
-Tidak Ada
-Ya
-Tidak
-Ada
-Tidak Ada
-Pernah
-Tidak Pernah
Kategori:
-Laki-laki
-Perempuan

(≤17)
(18 - 40)
(≥41)

Penularan Melalui
Darah
Penggunaan jarum
suntik
Penularan melalui
hubungan seksual
Riwayat Ibu
terinfeksi HCV
Peminum Alkohol
Penggunaan Tato
dan Tindik
Riwayat Operasi

Data Rekam
Medik


Jenis Kelamin

Umur

SKALA
UKUR
Nominal
Nominal
Nominal
Nominal
Nominal
Nominal
Nominal
Nominal

Ordinal

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Universitas Sumatera Utara


23

5.4

Hipotesis Penelitian
Ada hubungan antara beberapa faktor risiko terhadap terjadinya penyakit

hepatitis C di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan pada tahun
2012-2013.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Universitas Sumatera Utara

24

BAB 4
METODE PENELITIAN

9.1


Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan suatu studi deskriptif analitik dengan desain

cross sectional study. Data dikumpulkan dari rekam medik pasien, untuk
mengetahui hubungan antara beberapa faktor risiko terhadap terjadinya penyakit
hepatitis C.

9.2

Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik

Medan. Penelitian ini akan dilakukan mulai pada bulan Juli 2014 sampai dengan
Desember 2014.

9.3

Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi penelitian adalah seluruh rekam medik pasien penderita penyakit


hepatitis C di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan sejak tahun
2012-2013. Jenis sampel yang digunakan adalah total sampling, dimana
penentuan sampel dengan mengambil seluruh populasi sebagai subjek penelitian.
Kriteria Inklusi: semua pasien hepatitis C yang telah terdiagnosa dengan
anti-HCV positif.
Kriteria Eksklusi: penderita hepatitis yang tidak ada pemeriksaan anti
HCV.

9.4

Teknik Pengumpulan Data
Data diperoleh dengan melihat data sekunder pasien hepatitis C di Rumah

Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan pada tahun 2012-2013. Setelah
mendapatkan rekam medik, dilakukan pencatatan data karakteristik penderita
hepatitis C serta faktor-faktor risiko yang berhubungan dengan hepatitis C.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Universitas Sumatera Utara


25

9.5

Pengolahan dan Analisis Data
Karakteristik data dan semua variabel yang diteliti, disajikan dalam bentuk

tabel untuk dianalisis. Data yang telah terkumpul kemudian diolah dengan
bantuan komputer menggunakan program SPSS (Statistical Product and Service
Solution) for Windows.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Universitas Sumatera Utara

26

BAB 5
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

14.1

Deskripsi Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik

(RSUP HAM) Kota Medan yang berlokasi di Jalan Bunga Lau No. 17, Kelurahan
Kemenangan Tani, Kecamatan Medan Tuntungan. Rumah Sakit ini merupakan
Rumah Sakit Pemerintah dengan Kategori Kelas A. Selain itu, RSUP Haji Adam
Malik Medan juga merupakan rumah sakit rujukan untuk Wilayah Sumatera yang
meliputi Sumatera Utara, Aceh, Sumatera Barat, dan Riau sehingga dapat
dijumpai pasien dengan latar belakang yang sangat bervariasi. Berdasarkan
Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 502/ Menkes/ IX/ 1991 tanggal 6
September 1991, RSUP Haji Adam Malik Medan ditetapkan sebagai rumah sakit
pendidikan bagi mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.
RSUP H. Adam Malik Medan memiliki fasilitas pelayanan yang terdiri
dari pelayanan medis (instalasi rawat jalan, rawat inap, perawatan intensif, gawat
darurat, bedah pusat, hemodialisa), pelayanan penunjang medis (instalasi
diagnostik terpadu, patologi klinik, patologi anatomi, radiologi, rehabilitasi
medik, kardiovaskular, mikrobiologi), pelayanan penunjang non-medis (instalasi
gizi, farmasi, Central Sterilization Supply Depart (CSSD), bioelektrik medik,
Penyuluhan Kesehatan Masyarakat Rumah Sakit (PKMRS)), dan pelayanan nonmedis (instalasi tata usaha pasien, teknik sipil pemulasaraan jenazah)

14.2

Hasil Penelitian
Pada penelitian ini telah diambil data rekam medik dari pasien penderita

penyakit hepatitis C di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan sejak
tahun 2012-2013 sebanyak 32 buah. Dari keseluruhan rekam medik tersebut,
karakteristik yang diamati adalah jenis kelamin, rentang usia, proporsi penderita
hepatitis C yang mempunyai faktor risiko dan yang tidak mempunyai faktor
risiko.
Hasil penelitian ini adalah sebagai berikut :

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Universitas Sumatera Utara

27

14.2.1 Analisis Univariat
Analisis Univariat adalah cara analisis dengan mendeskripsikan atau
menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa membuat
kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi. Pada umumnya analisis
ini hanya menghasilkan distribusi dan presentase dari tiap variabel. Analisis
Univariat ini terdiri dari jenis kelamin, usia, faktor risiko hepatitis C, seperti :
transfusi darah, penggunaan jarum suntik, riwayat ibu HCV, riwayat peminum
alkohol, riwayat seks bebas, riwayat operasi, riwayat tato / tindik.

Tabel 5.1 Distribusi Sampel Berdasarkan Jenis Kelamin
Jenis Kelamin

Jumlah (f)

Persentase (%)

Laki-Laki

23

71.9

Perempuan

9

28.1

32

100.0

Total

Pada tabel 5.1 dapat dilihat bahwa jenis kelamin laki-laki lebih banyak
mengalami penyakit hepatitis C dibanding perempuan, dimana laki-laki sebanyak
23 orang (71.9%), sedangkan perempuan sebanyak 9 orang (28.1%)

Tabel 5.2 Distribusi Sampel Berdasarkan Usia
Rentang Usia

Jumlah (f)

Persentase (%)
0

0.0

18 – 40

11

34.4

≥41

21

65.6

Total

32

100.0

≤17

Pada tabel 5.2 dapat dilihat bahwa sampel dengan frekuensi terbanyak
adalah rentang usia ≥41 tahun, yaitu sebanyak 21 orang (65.6%), diikuti dengan
rentang usia 18-40 tahun dengan jumlah sebanyak 11 orang (34.4%), dan tidak
dijumpai sampel dengan rentang usia ≤17 tahun.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Universitas Sumatera Utara

28

Tabel 5.3 Proporsi penderita hepatitis C yang mempunyai faktor
risiko dan yang tidak mempunyai faktor risiko
Faktor Risiko

Positif AntiHCV
Jumlah (f)

Tidak Ada

Persentase (%)
4

12.5

Ada

28

87.5

Total

32

100.0

Pada tabel 5.3 dapat dilihat bahwa yang terdiagnosis positif AntiHCV
tidak mempunyai faktor risiko sebanyak 4 orang (12.5%) dan yang terdiagnosis
positif AntiHCV dan mempunyai faktor risiko sebanyak 28 orang (87.5%)

Tabel 5.4 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Faktor Risiko
Faktor Risiko

Jumlah (f)

Persentase (%)

Transfusi Darah

6

18.8

Penggunaan Jarum Suntik

4

12.5

Riwayat Ibu HCV

0

0.0

Riwayat Alkohol

12

37.5

Riwayat Seks Bebas

2

6.3

Riwayat Operasi

4

12.5

Riwayat Tato / Tindik

5

15.6

Pada tabel 5.4 dapat dilihat bahwa faktor risiko dengan frekuensi tertinggi
adalah riwayat alkohol dengan jumlah sebanyak 12 orang (37.5%), dan yang
terendah adalah riwayat seks bebas sebanyak 2 orang (6.3%). Faktor risiko
riwayat ibu HCV tidak dijumpai.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Universitas Sumatera Utara

29

Tabel 5.5 Distribusi Perbandingan Faktor Risiko Terjadinya
Hepatitis C Berdasarkan Jenis Kelamin
Faktor Risiko

Jumlah (f)
Laki-laki

Persentase (%)

Perempuan

Laki-laki

Perempuan

Transfusi Darah

2

4

6.3

12.5

Penggunaan Jarum Suntik

4

0

12.5

0.0

Riwayat Ibu HCV

0

0

0.0

0.0

Riwayat Alkohol

12

0

37.5

0.0

Riwayat Seks Bebas

2

0

6.3

0.0

Riwayat Operasi

0

4

0.0

12.5

Riwayat Tato / Tindik

5

0

15.6

0.0

Pada tabel 5.5 dapat dilihat bahwa distribusi faktor risiko terbanyak pada
laki-laki adalah riwayat alkohol sebanyak 12 orang (37.5%) dan yang terendah
adalah transfusi darah sebanyak 2 orang (6.3%). Pada perempuan distribusi faktor
risiko yang terjadi adalah transfusi darah dan riwayat operasi dengan masingmasing sebanyak 4 orang (12.5%).
Tabel 5.6 Distribusi Perbandingan Faktor Risiko Berdasarkan Rentang
Usia
Jumlah (f)

Faktor Risiko

Persentase (%)

≤17

18 – 40

≥41

Transfusi Darah

0

1

5

0.0

3.1

15.6

Penggunaan Jarum Suntik

0

4

0

0.0

12.5

0.0

Riwayat Ibu HCV

0

0

0

0.0

0.0

0.0

Riwayat Alkohol

0

1

11

0.0

3.1

34.4

Riwayat Seks Bebas

0

2

0

0.0

6.3

0.0

Riwayat Operasi

0

2

2

0.0

6.3

6.3

Riwayat Tato / Tindik

0

4

1

0.0

12.5

3.1

≤17 18 – 40

≥41

Pada tabel 5.6 dapat dilihat bahwa pada rentang usia ≤17 tahun tidak dijumpai
faktor risiko hepatitis C. Pada rentang usia 18-40 tahun dijumpai faktor risiko

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Universitas Sumatera Utara

30

terbanyak adalah penggunaan jarum suntik dan tato/tindik dengan masing-masing
sebanyak 4 orang (12.5%) dan yang terendah adalah transfusi darah dan riwayat
alkohol sebanyak 1 orang (3.1%). Pada rentang usia ≥41 tahun dijumpai faktor risiko
terbanyak adalah riwayat alkohol sebanyak 11 orang (34.4%) dan yang terendah
riwayat tato / tindik sebanyak 1 orang (3.1%).

14.2.2 Analisis Bivariat
Analisis Bivariat adalah analisis hubungan antara variabel bebas (independen)
dengan variabel terikat (dependen) menggunakan uji Chi-square.
Tabel 5.7 Hubungan beberapa faktor risiko terhadap kejadian Hepatitis C
Variabel

Kelompok Penelitian
Sampel

Kontrol

n(%)

n(%)

P

Transfusi Darah
- Ya
- Tidak

0.016 *
6 (18.8)

8 (5.8)

26 (81.2)

130 (94.2)

Penggunaan Jarum Suntik
- Ya
- Tidak

0.159
4 (12.5)

33 (23.9)

28 (87.5)

105 (76.1)

Riwayat Alkohol
12 (37.5)

33 (23.9)

- Tidak

20 (62.5)

105 (76.1)

Riwayat Seks Bebas

- Tidak

2 (6.3)

98 (29.0)

30 (93.7)

40 (71.0)

Riwayat Operasi
- Ya
- Tidak

4 (12.5)

22 (15.9)

28 (87.5)

116 (84.1)

Riwayat Tato / Tindik
- Ya
- Tidak

1.947

0.116

- Ya

- Ya

RR

5 (15.6)

36 (26.1)

27 (84.4)

102 (73.9)

0.0001 *

21.43

0.626

1.26

0.213

1.71

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Universitas Sumatera Utara

31

1. Hubungan Transfusi Darah dengan kejadian Hepatitis C
Hasil analisis hubungan antara transfusi darah dengan kejadian
hepatitis C diperoleh bahwa ada sebanyak 6 sampel (18.8%) yang mempunyai
faktor risiko transfusi darah, sedangkan diantara kelompok kontrol ada 8 sampel
(5.8%) yang mempunyai faktor risiko transfusi darah. Hasil uji statistik diperoleh
nilai p=0.016 maka dapat disimpulkan ada hubungan yang signifikan antara
transfusi darah dengan kejadian hepatitis C.
2. Hubungan Penggunaan Jarum Suntik dengan kejadian Hepatitis C
Hasil analisis hubungan antara penggunaan jarum suntik dengan
kejadian hepatitis C dapat dilihat bahwa ada 4 sampel (12.5%) yang mempunyai
faktor risiko penggunaan jarum suntik, sedangkan diantara kelompok kontrol ada
33 sampel (23.9%) yang mempunyai faktor risiko penggunaan jarum suntik. Hasil
uji statistik diperoleh nilai p=0.159 maka disimpulkan tidak ada hubungan antara
penggunaan jarum suntik dengan kejadian hepatitis C.
3. Hubungan Riwayat Alkohol dengan kejadian Hepatitis C
Hasil analisis hubungan antara riwayat alkohol dengan kejadian
hepatitis C dapat dilihat bahwa ada 12 sampel (37.5%) yang mempunyai faktor
risiko riwayat alkohol, sedangkan diantara kelompok kontrol ada 33 sampel
(23.9%) yang mempunyai faktor risiko riwayat alkohol. Hasil uji statistik
diperoleh nilai p=0.116 maka disimpulkan tidak ada hubungan antara riwayat
alkohol dengan kejadian hepatitis C.
4. Hubungan Riwayat Seks Bebas dengan kejadian Hepatitis C
Hasil analisis hubungan antara riwayat seks bebas dengan kejadian
hepatitis C dapat dilihat bahwa ada 2 sampel (6.3%) yang mempunyai faktor
risiko riwayat seks bebas, sedangkan diantara kelompok kontrol ada 98 sampel
(29.0%) yang mempunyai faktor risiko riwayat seks bebas. Hasil uji statistik
diperoleh nilai p=0.0001 maka dapat disimpulkan ada hubungan antara riwayat
seks bebas dengan kejadian hepatitis C. Hal ini menunjukkan bahwa subjek
dengan faktor risiko riwayat seks bebas mempunyai risiko 21.43 kali untuk
terjadinya kejadian hepatitis C dibandingkan subjek yang tidak mempunyai
riwayat faktor risiko.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Universitas Sumatera Utara

32

5. Hubungan Riwayat Operasi dengan kejadian Hepatitis C
Hasil analisis hubungan antara riwayat operasi dengan kejadian
hepatitis C dapat dilihat bahwa ada 4 sampel (12.5%) yang mempunyai faktor
risiko riwayat operasi, sedangkan diantara kelompok kontrol ada 22 sampel
(15.9%) yang mempunyai faktor risiko riwayat operasi. Hasil uji statistik
diperoleh nilai p=0.626 maka dapat disimpulkan tidak ada hubungan antara
riwayat operasi dengan kejadian hepatitis C.
6. Hubungan Riwayat Tato/Tindik dengan kejadian Hepatitis C
Hasil analisis hubungan antara riwayat tato/tindik dengan kejadian
hepatitis C dapat dilihat bahwa ada 5 sampel (15.6%) yang mempunyai faktor
risiko riwayat tato/tindik, sedangkan diantara kelompok kontrol ada 36 sampel
(26.1%) yang mempunyai faktor risiko riwayat tato/tindik. Hasil uji statistik
diperoleh nilai p=0.213 maka dapat disimpulkan tidak ada hubungan antara
riwayat tato/tindik dengan kejadian hepatitis C.

14.3

Pembahasan

14.3.1 Analisis Univariat
Pada penelitian ini diperoleh bahwa hepatitis C lebih banyak diderita oleh
sampel dengan jenis kelamin laki-laki dibanding perempuan, dengan persentase
laki-laki 71.9% sedangkan persentase perempuan 28.1%. Hasil serupa ditemukan
pada penelitian Dominitz, et al., (2005) dimana laki-laki lebih banyak terkena
hepatitis C dibandingkan perempuan dengan persentase laki-laki 98.1%
sedangkan perempuan 1.9%. Hal ini disebabkan karena laki-laki mempunyai gaya
hidup yang mungkin lebih banyak terpapar dengan faktor risiko hepatitis C.
Dari penelitian ini dapat dilihat bahwa sampel dengan frekuensi terbanyak
adalah rentang usia ≥41 tahun, yaitu sebanyak 21 orang (65.6%), diikuti dengan
rentang usia 18-40 tahun dengan jumlah sebanyak 11 orang (34.4%), dan tidak
dijumpai sampel dengan rentang usia ≤17 tahun. Hampir sama halnya dengan
penelitian Dominitz, et al., (2005), dimana diperoleh rentang usia terbanyak yang
menderita hepatitis C adalah rentang usia 35-54 tahun dengan persentase
sebanyak 59.6%, sedangkan pada usia 0.05), maka Ho gagal ditolak dan Ha ditolak. Hasil ini
memiliki makna bahwa tidak ada hubungan antara riwayat alkohol dengan
kejadian hepatitis C. Berbeda pada penelitan Dominitz, et al., (2005),
penyalahgunaan konsumsi alkohol memiliki hubungan yang signifikan dengan
kejadian hepatitis C. (p=0.01). O’Shea (2010), mengatakan ada hubungan sinergis
yang jelas antara penyakit hepatitis C dengan alkohol. Kombinasi keduanya
cenderung memberi kerusakan

hati

yang lebih maju daripada

hanya

mengkonsumsi alkohol saja, dengan penyakit yang terjadi pada usia yang lebih
muda, membuat fitur histologi yang lebih parah, dan kelangsungan hidup
menurun. Penyalahgunaan alkohol berat dapat membuat risiko sirosis meningkat
30 kali lipat. Di Indonesia, konsumsi alkohol tidak berhubungan dengan hepatitis
C dikarenakan konsumsi alkohol masih belum terlalu lazim dan ada peraturan
undang-undang mengenai minuman beralkohol, berbeda dengan di Negara Barat
dan Eropa yang mayoritas masyarakatnya dengan bebas mengonsumsi alkohol,
sehingga riwayat infeksi hepatitis C ada hubungannya. Dari penelitian ini, dalam
hal ini bijaksana untuk menyarankan pasien dengan hepatitis C untuk menjauhkan
diri mengkonsumsi alkohol walaupun dalam jumlah yang sedikit.
4. Hubungan Riwayat Seks Bebas dengan kejadian Hepatitis C
Dari hasil penelitian ini berdasarkan hasil perhitungan Chi-square Test
diperoleh nilai p=0.0001 (p0.05), maka Ho gagal ditolak dan Ha ditolak. Hasil ini
menyimpulkan tidak ada hubungan antara riwayat operasi dengan kejadian
hepatitis C. Asthana (2009) menyatakan bahwa risiko menularnya HCV pada
operasi sangat kecil. Seorang pasien dengan infeksi HCV biasanya dijadikan
pasien terakhir di hari tersebut untuk menjalani operasi. Semua petugas kesehatan
yang akan melakukan tindakan operasi harus mempunyai prosedur pencegahan
dan pengendalian infeksi yang ketat agar menghindari risiko penularan infeksi
hepatitis C.
6. Hubungan Riwayat Tato/Tindik dengan kejadian Hepatitis C
Dari hasil penelitian ini berdasarkan hasil perhitungan Chi-square Test
diperoleh nilai p=0.213 (p>0.05), maka Ho gagal ditolak dan Ha ditolak. Hasil ini
menyimpulkan tidak ada hubungan antara riwayat tato/tindik dengan kejadian
hepatitis C. Pada penelitian Pereira, et al,.(2013), didapati bahwa tidak ada
hubungan yang bermakna antara riwayat tato dengan kejadian hepatitis C
(p=0.076). Hal ini berbeda dengan penelitian Tohme (2012) yang menyatakan
ada hubungan yang signifikan, terutama antara kelompok berisiko tinggi seperti
tato yang diterapkan dalam penjara, pemakaian tato dan tindik yang tidak steril
dan tidak professional. Perlunya intervensi pencegahan dan edukasi kepada
masyarakat untuk menghindari penularan hepatitis C dari tato dan tindik.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Universitas Sumatera Utara

37

BAB 6
KESIMPULAN DAN SARAN
20.1

Kesimpulan
Berdasarkan hasil pembahasan dan penelitian, maka kesimpulan yang

diperoleh adalah sebagai berikut:
1. Dari 32 pasien penyakit hepatitis C, dijumpai penderita jenis kelamin lakilaki sebanyak 23 orang sedangkan perempuan 9 orang.
2. Kelompok umur tertinggi ialah rentang usia ≥41 tahun sebanyak 21 orang,
diikuti rentang usia 18-40 tahun sebanyak 11 orang, serta tidak dijumpai
pada rentang usia ≤17 tahun.
3. Pasien terdiagnosis positif AntiHCV yang tidak mempunyai faktor risiko
untuk terjadinya hepatitis C sebanyak 4 orang sedangkan yang mempunyai
faktor risiko sebanyak 28 orang.
4. Faktor risiko yang dijumpai adalah riwayat alkohol, transfusi darah,
pemakaian tato/tindik, penggunaan jarum suntik, operasi dan riwayat seks
bebas. Faktor risiko riwayat ibu HCV tidak dijumpai.
5. Pada laki-laki faktor risiko terbanyak adalah riwayat alkohol dan yang
paling sedikit adalah transfusi darah. Pada perempuan faktor risiko yang
terjadi adalah transfusi darah dan riwayat operasi.
6. Tidak dijumpai faktor risiko pada rentang usia ≤17 tahun. Rentang usia
18-40 tahun dijumpai faktor risiko terbanyak adalah penggunaan jarum
suntik dan pemakaian tato/tindik dan yang terendah adalah transfusi darah
dan riwayat alkohol. Pada rentang usia ≥41 tahun faktor risiko terbanyak
adalah riwayat alkohol dan yang terendah adalah pemakaian tato/tindik.
7. Ditemukan adanya hubungan yang signifikan antara transfusi darah dan
riwayat seks bebas dengan kejadian hepatitis C di RSUP H. Adam Malik
Medan pada tahun 2012-2013.
8. Tidak ada hubungan antara penggunaan jarum suntik, alkohol, operasi,
dan pemakaian tato/tindik dengan kejadian hepatitis C di RSUP H. Adam
Malik Medan pada tahun 2012-2013.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Universitas Sumatera Utara

38

20.2

Saran
Dari seluruh proses penelitian yang telah dijalani oleh peneliti dalam

menyelesaikan penelitian ini, maka dapat diungkapkan beberapa saran yang
mungkin dapat bermanfaat bagi semua pihak yang berperan dalam penelitian ini.
Adapun saran tersebut sebagai berikut:
1. Diharapkan kepada Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara agar lebih
meningkatkan program pencegahan hepatitis C dan mengadakan
penyuluhan di masyarakat tentang bahayanya faktor risiko hepatitis C.
2. Kepada pihak rumah sakit sebaiknya melengkapi pencatatan data rekam
medik dan melakukan pemeriksaan ulang karena ada beberapa rekam
medik yang tidak lengkap dan ada ketidakcocokan antara kode penyakit
dengan penyakit yang sebenarnya.
3. Kepada masyarakat diharapkan dengan mengetahui faktor risiko dari
hepatitis C maka dapat menghindarkan diri dari paparan faktor risiko yang
dapat dicegah sejak dini.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

Hubungan Antara Beberapa Faktor Penyebab Terhadap Terjadinya Hepatitis B Di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan Pada Tahun 2012-2013

0 6 84

Hubungan Antara Beberapa Faktor Penyebab Terhadap Terjadinya Hepatitis B Di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan Pada Tahun 2012-2013

0 0 13

Hubungan Antara Beberapa Faktor Penyebab Terhadap Terjadinya Hepatitis B Di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan Pada Tahun 2012-2013

0 0 2

Hubungan Antara Beberapa Faktor Penyebab Terhadap Terjadinya Hepatitis B Di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan Pada Tahun 2012-2013

0 0 4

Hubungan Antara Beberapa Faktor Risiko Terhadap Terjadinya Penyakit Hepatitis C di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan pada Tahun 2012 - 2013

1 4 15

Hubungan Antara Beberapa Faktor Risiko Terhadap Terjadinya Penyakit Hepatitis C di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan pada Tahun 2012 - 2013

0 0 1

Hubungan Antara Beberapa Faktor Risiko Terhadap Terjadinya Penyakit Hepatitis C di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan pada Tahun 2012 - 2013

0 0 4

Hubungan Antara Beberapa Faktor Risiko Terhadap Terjadinya Penyakit Hepatitis C di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan pada Tahun 2012 - 2013

0 0 16

Hubungan Antara Beberapa Faktor Risiko Terhadap Terjadinya Penyakit Hepatitis C di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan pada Tahun 2012 - 2013

0 2 5

Hubungan Antara Beberapa Faktor Risiko Terhadap Terjadinya Penyakit Hepatitis C di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan pada Tahun 2012 - 2013

0 0 21