Agribisnis Padi Sawah dalam Upaya Meningkatkan Pendapatan Petani pada Pengembangan Wilayah di Kabupaten Serdang Bedagai Provinsi Sumatera Utara

1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang
Pemerintah
meningkatkan

taraf

melakukan
hidup

berbagai

masyarakat,

program
dimana


pembangunan
pembangunan

untuk
tersebut

berlandaskan pada pengertian sebagai pembangunan manusia seutuhnya.
Pembangunan diartikan sebagai suatu proses multi dimensional yang melibatkan
perubahan-perubahan besar dalam struktur sosial, sikap mental yang sudah
terbiasa, dan lembaga-lembaga nasional termasuk pula percepatan pertumbuhan
ekonomi, pengurangan dan pemberantasan kemiskinan.

Untuk itu konsep

pembangunan erat kaitannya dengan konsep pengembangan.
Pengembangan adalah kemampuan yang ditentukan oleh apa yang dapat
mereka lakukan dengan apa yang mereka miliki, guna meningkatkan kualitas
hidupnya dan juga kualitas hidup orang lain. Jadi pengembangan harus diartikan
sebagai keinginan untuk memperoleh perbaikan, serta kemampuan untuk
merealisasikannya.


Dengan

demikian

motivasi

dan

pengetahuan

akan

menggerakkan proses pengembangan disuatu wilayah (Zen, 2001).
Wilayah adalah suatu sistem dan merupakan tempat manusia bermukim
serta mempertahankan hidupnya. Dalam ruang yang paling utama diwujudkan
adalah meningkatkan kinerja atau kualitas wilayah untuk penyediaan proses
produksi dan jasa yang cukup, pemukiman yang sehat dan kelestarian lingkungan
hidup. Oleh karena itu, hal mendasar di dalam penataan ruang melalui pendekatan
wilayah adalah memadukan unsur-unsur pembentuk wilayah agar kinerja wilayah


1
Universitas Sumatera Utara

2

meningkat dalam lingkungan yang tetap lestari dan kondusif terhadap pengembangan kesejahteraan masyarakat yang berkelanjutan (Ary, 2001). Dengan
perkataan lain wilayah mengandung dimensi teritori (daerah) dan fungsi
(wilayah).

Wilayah dapat diartikan sebagai suatu kesatuan geografis dalam

bentuk dan ukuran menurut pengamatan tertentu. Wilayah merupakan daerah
yang homogen, daerah nodal dan daerah perencanaan. Wilayah memiliki sumber
daya alam dan sumber daya manusia yang dapat diolah secara efisien dan efektif
melalui sebuah perencanaan yang komprehensif bagi mendorong tingkat
kemajuan dan kesejahteraan masyarakat. Wilayah sebagai suatu kesatuan
geografis memiliki potensi bagi dijalankannya suatu aktivitas pembangunan dan
pengembangan wilayah.
Pengembangan wilayah pada dasarnya mempunyai arti peningkatan nilai

manfaat wilayah bagi masyarakat suatu wilayah tertentu agar mampu menampung
lebih banyak penghuni, dengan tingkat kesejahteraan masyarakat yang rata-rata
membaik.

Disamping menunjukkan lebih banyak sarana/prasarana, barang atau

jasa yang tersedia dan kegiatan usaha-usaha masyarakat yang meningkat, baik
dalam arti, jenis, intensitas, pelayanan maupun kualitasnya.
Pengembangan wilayah merupakan suatu tindakan membangun wilayah,
membangun daerah atau kawasan dalam rangka usaha memperbaiki tingkat
kesejahteraan hidup masyarakat termasuk petani. Petani sebagai makhluk sosial
juga ingin mempunyai taraf hidup yang sesuai dalam hidupnya. Peningkatan
taraf hidup tersebut diperoleh petani dengan cara meningkatkan pendapatannya.
Untuk memperoleh pendapatan yang tinggi mereka melaksanakan berbagai
aktivitas dan kegiatan sebagai petani.

Universitas Sumatera Utara

3


Petani dalam melaksanakan kegiatannya selain sebagai juru tani juga
mempunyai peranan lain yakni sebagai pengelola. Seperti di dalamnya tercakup
pengambilan keputusan atau pengambilan alternatif yang ada, keputusan tersebut
misalnya menentukan bagaimana membagi waktu diantara berbagai tugas ( Food
and Agriculture Organization, 1989).

Menurut Soekartawi, dkk (1986) pada umumnya pengetahuan petani
terbatas, sehingga mengusahakan kebunnya secara tradisional, kemampuan
permodalannya juga terbatas dan bekerja dengan alat-alat sederhana. Dengan
demikian produksi dan produktivitasnya rendah sehingga pendapatannya yang
sudah rendah itu akan menjadi lebih rendah lagi.
Pendapatan menunjukkan jumlah seluruh uang yang diterima oleh
seseorang atau rumah tangga selama jangka waktu tertentu. Pendapatan berasal
dari penerimaan upah tenaga kerja, pendapatan dari kekayaan seperti sewa, bunga,
deviden dan pembayaran transfer atau penerimaan dari pemerintah yaitu
tunjangan sosial atau asuransi pengangguran (Samuelson dan Nordhaus, 1997).
Menurut Hadi (2004) bahwa ancaman penurunan produksi padi di
Indonesia semakin serius karena petani mulai meninggalkan tanaman kebutuhan
pokok, mereka beralih ke tanaman perkebunan kelapa dan kelapa sawit.
Keinginan petani mengkonversikan lahan sawah menjadi lahan perkebunan sulit

dibendung karena lebih menjanjikan pendapatan yang lebih tinggi.
Menurut Widjanarko, dkk (2006) secara nasional luas lahan sawah kurang
lebih 7,8 juta Ha, dimana 4,2 juta Ha berupa sawah irigasi dan sisanya 3,6 juta Ha
berupa sawah non irigasi. Selama memasuki pelita VI tidak kurang dari 61.000
Ha atau 0,008 %, lahan sawah telah berubah menjadi penggunaan lahan

Universitas Sumatera Utara

4

non pertanian. Luas lahan sawah tersebut telah beralih fungsi menjadi perumahan
(30 %), industri (65%), dan sisanya (5%), beralih fungsi penggunaan tanah lain.
Untuk itu kita perlu meramalkan keadaan lahan padi sawah untuk
beberapa tahun ke depan. Hal ini diperlukan untuk dapat mengetahui dan
mengantisipasi agar laju fungsi lahan dapat diredam. Karena apabila terjadi laju
fungsi lahan yang terlalu besar akan mengakibatkan berkurangnya jumlah
produksi, sehingga berpengaruh terhadap ketahanan pangan (Lubis, 2005).
Perencanaan wilayah adalah perencanaan penggunaan ruang wilayah
(tertuang dalam perencanaan tata ruang wilayah) dan perencanaan aktivitas pada
ruang wilayah (tertuang dalam rencana pembangunan wilayah). Perencanaan

wilayah sebaiknya dimulai dengan penetapan visi dan misi wilayah. Visi adalah
cita-cita tentang masa depan wilayah yang diinginkan. Visi seringkali bersifat
abstrak tetapi ingin menciptakan ciri khas wilayah yang ideal. Misi adalah kondisi
antara atau suatu tahapan untuk mencapai visi tersebut. Misi merupakan kondisi
ideal setingkat dibawah visi tetapi lebih realistik untuk mencapainya. Dalam
kondisi ideal, perencanaan wilayah sebaiknya dimulai setelah rencana tata ruang
wilayah (RTRW) tersusun, karena RTRW merupakan landasan sekaligus sasaran
perencanaan

pembangunan

wilayah.

Perencanaan

pembangunan

wilayah

sebaiknya menggunakan dua pendekatan yaitu pendekatan sektoral dan

pendekatan regional.
Mengenai pengertian tata ruang dan perihal lainnya yang mana semuanya
sudah diatur dalam UU RI No. 26 Tahun 2007. Yang dimaksud dengan ruang
adalah wadah yang meliputi ruang darat, ruang laut, dan ruang udara, termasuk
ruang di dalam bumi sebagai satu kesatuan wilayah, tempat manusia dan makhluk

Universitas Sumatera Utara

5

lain hidup, melakukan kegiatan, dan memelihara kelangsungan hidupnya. Ruang
dalam pengertian diatas perlu di tata oleh pemerintah maka selanjutnya menjadi
istilah tata ruang yang memiliki arti wujud struktur ruang dan pola ruang. Arti
kata struktur ruang dalam pengertian tata ruang memiliki arti susunan pusat-pusat
permukiman dan sistem jaringan prasarana dan sarana yang berfungsi sebagai
pendukung kegiatan sosial ekonomi masyarakat yang secara hierarkis memiliki
hubungan fungsional.
Tata ruang yang dibuat dan direncanakan oleh pemerintah pada akhirnya
perlu dilaksanakan/diselenggarakan dengan tujuan untuk mewujudkan ruang
wilayah nasional yang aman, nyaman, produktif, dan berkelanjutan berlandaskan

Wawasan Nusantara dan Ketahanan Nasional (Tim Redaksi Fukus Media 2007).
Mengingat pentingnya ketahanan pangan maka pangan beras mempunyai
peran yang sangat strategis dalam pemantapan ketahanan pangan, ketahanan
ekonomi dan stabilitas politik nasional. Dalam hal ini perlu ditingkatkan pembangunannya melalui pembangunan pertanian memacu pada sistem agribisnis.
Agribisnis merupakan suatu sistem yang terdiri dari subsistem pengadaan
input produksi, subsistem produksi/usahatani, subsistem pengolahan produksi dan
subsistem pemasaran produksi. Di dalam struktur sistem agribisnis disebut juga
kegiatan utama, sedangkan kegiatan penunjang adalah subsistem penelitian dan
pengembangan, subsistem pendidikan pelatihan dan penyuluhan, subsistem
pengadaan informasi, subsistem perkreditan dan pengadaan modal, subsistem
pengangkutan dan jasa penunjang perdagangan, subsistem pengadaan prasarana
dan subsistem pengadaan kebijakan pemerintah (Simanjuntak, 2005).

Universitas Sumatera Utara

6

Akhir-akhir ini agribisnis diyakini sebagai salah satu kegiatan yang
diramalkan mampu menjadi sumber pertumbuhan baru disektor pertanian. Dimana
peranan Agribisnis adalah :

a. Meningkatkan pendapatan petani.
b. Penyerapan tenaga kerja.
c. Pendorong munculnya industri yang berbahan baku pertanian/bukan pertanian
d. Peningkatan devisa melalui ekspor hasil- hasil pertanian (Soekartawi, 1992),
Dalam pada itu pembangunan pertanian membutuhkan kebijaksanaan yang
sesuai dengan arah dan tujuan pembangunan sekaligus sesuai dengan perkembangan proses pembangunan itu sendiri. Mengingat pentingnya keterkaitan antara
kegiatan pertanian dengan kegiatan-kegiatan lain dalam sistem agribisnis maka
kebijaksanaan umum pembangunan agribisnis yang perlu dikemukakan lebih
mendalam harus dirumuskan secara terpadu.
Kebijaksanaan Umum Pembangunan Agribisnis adalah :
a. Kebijaksanaan pengembangan sumber daya manusia.
b. Kebijaksanaan pemanfaatan sumber daya alam berwawasan lingkungan.
c. Kebijaksanaan pembangunan pertanian wilayah (Kasryno, 1992).
Untuk mencapai tujuan pembangunan pertanian dalam dekade mendatang
maka strategi dasar yang dikembangkan adalah pembangunan pertanian dengan
penerapan sistem agribisnis terpadu.
Strategi Untuk Membangun Sistem Agribisnis Terpadu adalah :
a. Meningkatkan keterkaitan fungsional antar subsistem sehingga setiap kegiatan
pada masing-masing subsistem dapat berlangsung berkesinambungan dengan
efisiensi tinggi.


Universitas Sumatera Utara

7

b. Pembangunan agribisnis harus mampu meningkatkan aktivitas ekonomi
perdesaan.
c. Pengembangan agribisnis harus diarahkan pada pengembangan mitra usaha
skala besar dan skala kecil secara serasi sehingga nilai tambah agribisnis dapat
dinikmati secara adil oleh seluruh pelakunya (Kasryno, 1992).
Kabupaten Serdang Bedagai merupakan lokasi yang letak wilayahnya
sangat strategis, dekat dengan ibukota Kabupaten Deli Serdang yaitu Lubuk
Pakam, ibukota kota Tebing Tinggi yaitu Tebing Tinggi, ibukota Kabupaten Batu
Bara yaitu Lima Puluh, ibukota Kabupaten Simalungun yaitu Pematang Siantar
dan ibukota Provinsi Sumatera Utara yaitu Medan.
Kabupaten Serdang Bedagai merupakan salah satu Kabupaten di wilayah
Sumatera Utara yang memproduksi gabah padi. Kabupaten Serdang Bedagai bila
dilihat dari tiap-tiap pusat permukiman yang terdapat di tiap Kecamatan maka
akan memiliki fungsi dan kecendrungan perkembangan yang berbeda berdasarkan
potensi wilayah yang bersangkutan. Dari hasil analisis pemerintahan Kabupaten
Serdang Bedagai (2011) dapat dilihat potensi yang dapat dikembangkan ditiap
wilayah pengembangan.
Wilayah pengembangan (wp) A, pusat wp Kecamatan Sei Rempah dengan
wilayah pengembangan (Kecamatan Tanjung Beringin dan Kecamatan Bandar
Kalipah) memiliki potensi pada sektor :
o

Pusat Industri.

o

Pertanian terutama pertanian tanaman pangan yaitu padi sawah.

o

Perkebunan terutama perkebunan kelapa sawit.

Universitas Sumatera Utara

8

Wilayah pengembangan (wp) B, pusat wp Kecamatan Perbaungan dengan
wilayah pengembangan (Kecamatan Pantai Cermin dan Kecamatan Teluk
Mengkudu) memiliki potensi yang dapat dikembangkan antara lain :
o

Pariwisata bahari.

o

Pertanian tanaman pangan seperti padi sawah.

o

Peternakan terutama peternakan kerbau, ayam buras, dan kambing.

o

Perkebunan terutama perkebunan kelapa dan sawit.

o

Perikanan.
Wilayah pengembangan (wp) C, pusat wp Kecamatan Dolok Masihul

dengan wilayah pengembangan (Kecamatan Tebing Tinggi, Kecamatan Kotari,
Kecamatan Sipispis dan Kecamatan Dolok Merawan), memiliki potensi, yaitu :
o

Perkebunan.

o

Pertanian terutama pertanian tanaman pangan padi sawah, buah buahan seperti
durian dan nangka serta tanaman sayur yaitu cabai.

o

Peternakan terutama peternakan domba, ayam buras, dan kambing.

o

Perkebunan yaitu karet, aren, dan kemenyan.
Pembangunan

sektor

pertanian

selalu

dikaitkan

dengan

kondisi

pengembangan wilayah seperti daerah perdesaan dan jumlah penduduk dimana
Kabupaten Serdang Bedagai jumlah penduduknya pada tahun 2010 berjumlah
594.383 jiwa (BPS, 2011). Penduduk yang paling banyak dilihat dari kelompok
umur adalah penduduk usia 0-14 tahun sebesar 32,31 % dapat dikatakan
mempunyai struktur umur muda jika proporsi penduduk usia 0-14 tahun lebih dari
30 persen. Penduduk yang paling banyak menamatkan tingkat pendidikan adalah
Sekolah Dasar (SD) dengan persentase sebesar 29,56 % (BPS, 2011).

Universitas Sumatera Utara

9

Penduduk yang paling banyak bekerja berumur diatas 15 tahun adalah
sektor pertanian dengan jumlah sebesar 116.114 jiwa atau 40,5 % dari jumlah
keseluruhan tenaga kerja (BPS, 2012).
Air irigasi tidak jalan disebabkan musim kemarau panjang, sepanjang hari
panas dan lahan sawah mereka kering kerontang retak-retak tanahnya, karena
sudah berbulan-bulan tidak pernah hujan sehingga tanaman mereka kering, untuk
mengairi sawah mereka maka petani menggunakan pompanisasi yang biayanya 15
kg GKP/rante, jika dibandingkan dengan iuran air irigasi sebesar 3 kg GKP/rante.
Dalam hal ini petani memutuskan untuk menerapkan kearifan lokal dalam bentuk
doa tanam agar datang hujan, tanah mereka menjadi subur dan gembur dan dapat
menekan populasi hama penyakit.
Disamping itu fenomena lain yang perlu mendapat perhatian adalah pada
musim tanam banyak petani senang dan banyak duitnya dan pada musim panen
banyak petani susah dan tidak ada duitnya, karena pada waktu tanam banyak
petani meminjam duit ketungkulak untuk modal usahatani, dan waktu panen tentu
tengkulak yang punya panen sesuai perjanjian berapa yang dipinjamkan tengkulak
kepada petani padi sawah. Oleh karena itu kredit usahatani diberikan kepada
petani yang membutuhkan dengan syarat dan jaminan lahan usahatani mereka
yang mereka kerjakan dengan bunga yang rendah sehingga usahatani mereka
berjalan dengan layak, lancar dan tidak tergiur dengan rayuan tengkulak atau ijon,
sehingga pendapatan petani bisa bertambah menjadi tinggi.
Bantuan input produksi banyak petani kecewa misalkan petani mendapat
bantuan bibit padi yang sudah kedaluarsa, mereka tidak tahu lalu ditanam

Universitas Sumatera Utara

10

sehingga buah padinya kosong atau berbuah hampa, begitu juga pupuk dan
pestisida yang diberikan kepada petani tidak sesuai anjuran PPL.
Penggunaan tata ruang lahan beririgasi untuk tanaman padi sawah selama
lima tahun menurut BPS dari tahun 2008 sampai dengan tahun 2012 di Kabupaten
Serdang Bedagai setiap tahun terjadi konversi lahan beririgasi tanaman padi
sawah makin lama makin berkurang luasnya, akibatnya produksi padi berkurang
dan pendapatannya juga berkurang, dengan berkurangnya pendapatan menabung
juga berkurang, investasi juga berkurang, orang bekerja juga berkurang akibatnya
pertumbuhan ekonomi juga berkurang. Selanjutnya berdasarkan gambaran
tersebut dapat dirumuskan perumusan masalah.
1.2. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan permasalahan yang dikemukakan dalam
penelitian ini adalah :
1. Apakah ada pengaruh karakteristik sosial ekonomi yaitu umur, pendidikan,
lamanya berusahatani, lamanya berorganisasi P3A, jumlah tanggungan
keluarga dan total luas lahan usahatani dalam pengembangan wilayah
terhadap meningkatkan pendapatan petani padi sawah ?.
2. Apakah ada komparasi rata-rata pendapatan petani padi sawah sebelum dan
setelah menerapkan kearifan lokal dalam bentuk doa turun tanam dalam
pengembangan wilayah ?.
3. Apakah ada pengaruh setelah menerapkan kearifan lokal dalam bentuk doa
turun tanam yaitu biaya air irigasi, biaya pupuk dan biaya pestisida, secara
langsung dan melalui kegiatan utama agribisnis dalam

pengembangan

wilayah terhadap meningkatkan pendapatan petani padi sawah ?.

Universitas Sumatera Utara

11

4. Apakah ada pengaruh kegiatan utama agribisnis, usahatani yaitu biaya
produksi, luas panen dan harga gabah dalam pengembangan wilayah terhadap
meningkatkan pendapatan petani padi sawah?.
5. Apakah ada pengaruh kegiatan penunjang agribisnis yaitu bantuan input produksi pertanian, penyaluran kredit, dan kebijakan pemerintah dalam subsidi
pupuk, secara langsung dan melalui kegiatan utama agribisnis dalam pengembangan wilayah terhadap meningkatkan pendapatan petani padi sawah ?.
6. Apakah ada pengaruh sumber daya alam (SDA) yaitu tinggi volume air/ha,
luas lahan usahatani yang beririgasi dan panjang jalan usahatani, secara
langsung dan melalui kegiatan utama agribisnis dalam

pengembangan

wilayah terhadap meningkatkan pendapatan petani padi sawah ?.
7. Apakah ada pengaruh sumber daya manusia (SDM) yaitu curahan tenaga
kerja, penyuluhan/pelatihan dan produktivitas tenaga kerja, secara langsung
dan melalui kegiatan utama agribisnis

dalam

pengembangan wilayah

terhadap meningkatkan pendapatan petani padi sawah ?.
8. Apakah ada pengaruh teknologi yaitu penerapan komponen teknologi dasar
dan penerapan komponen teknologi pilihan, secara langsung dan melalui
kegiatan utama agribisnis dalam

pengembangan wilayah

terhadap

meningkatkan pendapatan petani padi sawah ?.
1.3. Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah yang dikemukakan
dalam penelitian ini, maka secara umum penelitian ini bertujuan untuk :
1. Menganalisis pengaruh karakteristik sosial ekonomi yaitu umur, pendidikan,
lamanya berusahatani, lamanya berorganisasi P3A, jumlah tanggungan

Universitas Sumatera Utara

12

keluarga, dan total luas lahan usahatani yang dimiliki dalam pengembangan
wilayah terhadap meningkatkan pendapatan petani padi sawah.
2. Menganalisis komparasi rata-rata pendapatan petani padi sawah sebelum dan
setelah menerapkan ritual doa turun tanam, dalam pengembangan wilayah.
3. Menganalisis pengaruh setelah menerapkan kearifan lokal dalam bentuk doa
turun tanam yaitu biaya air irigasi, biaya pupuk dan biaya pestisida, secara
langsung dan melalui kegiatan utama agribisnis dalam

pengembangan

wilayah terhadap meningkatkan pendapatan petani padi sawah.
4. Menganalisis pengaruh kegiatan utama agribisnis usahatani yaitu biaya
produksi, luas panen dan harga gabah dalam pengembangan wilayah terhadap
meningkatkan pendapatan petani padi sawah.
5. Menganalisis pengaruh kegiatan penunjang agribisnis yaitu bantuan input
produksi pertanian, penyaluran kredit, dan kebijakan pemerintah dalam
subsidi pupuk, secara langsung dan melalui kegiatan utama agribisnis dalam
pengembangan wilayah terhadap meningkatkan pendapatan petani padi sawah.
6. Menganalisis pengaruh sumber daya alam (SDA) yaitu tinggi volume air/ha,
luas lahan yang beririgasi dan panjang jalan usahatani, secara langsung dan
melalui kegiatan utama agribisnis dalam pengembangan wilayah terhadap
meningkatkan pendapatan petani padi sawah.
7. Menganalisis pengaruh sumber daya manusia (SDM) yaitu curahan tenaga
kerja, penyuluhan/pelatihan dan produktivitas tenaga kerja, secara langsung
dan melalui kegiatan utama agribisnis usahatani dalam

pengembangan

wilayah terhadap meningkatkan pendapatan petani padi sawah.

Universitas Sumatera Utara

13

8. Menganalisis pengaruh teknologi yaitu penerapan komponen teknologi dasar
dan penerapan komponen teknologi pilihan, secara langsung dan melalui
kegiatan utama agribisnis dalam

pengembangan wilayah

terhadap

meningkatkan pendapatan petani padi sawah.
1.4. Manfaat Penelitian
Manfaat yang dapat dipetik dari penelitian ini adalah :
1. Dari aspek teoriritis, hasil penelitian ini diharapkan berguna untuk
meningkatkan pendapatan petani padi sawah

pada pengembangan

wilayah.
2. Dari aspek praktis hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna untuk
membantu petani dalam memperbaiki teknologi usahatani padi sawah pada
pengembangan wilayah.

3. Dari aspek informasi diharapkan dapat dijadikan bahan pertimbangan bagi
pengambil keputusan dan pembuat kebijakan, penelitian ini dapat
memberikan rekomendasi terutama dalam agribisnis padi sawah pada
pengembangan wilayah.
1.5. Keaslian Penelitian
1. Model penelitian : dalam penelitian ini menggunakan model estimasi
regresi linier berganda, dengan spesifikasi model ekonometrika, uji
beda rata-rata dengan alat bantu SPSS 16 dan Structural Equation
Modeling (SEM) dengan alat bantu AMOS 16.

2. Variabel penelitian : Penelitian ini menggunakan enam (6) variabel bebas
karakteristik sosial ekonomi, tiga (3) veriabel bebas yaitu pengaruh
kearifan lokal dalam bentuk setelah doa turun tanam, pengaruh

Universitas Sumatera Utara

14

kegiatan penunjang agribisnis, pengaruh sumber daya alam (sda),
pengaruh sumber daya manusia (sdm) dan dua (2 veriabel bebas
pengaruh teknologi, satu (1) veriabel intervening yaitu kegiatan
utama agribisnis dan satu (1) veriabel terikat yaitu pendapatan.
3. Jumlah observasi/sampel (n) : penelitian ini menggunakan sampel
sebesar 100 petani, dimana populasinya penerima bantuan sekolah
lapang pengelolaan tanaman terpadu (SL PTT).
4. Waktu penelitian: penelitian ini dilakukan pada tahun 2012.
5. Lokasi penelitian : penelitian ini dilakukan 17 kecamatan di Kabupaten
Serdang Bedagai.

Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

PENGARUH SISTEM INTEGRASI PADI TERNAK (SIPT) TERHADAP PENINGKATAN PENDAPATAN PETANI DAN DAMPAKNYA TERHADAP PENGEMBANGAN WILAYAH DI KABUPATEN SERDANG BEDAGAI

1 50 10

Analisis Perkembangan Luas Lahan Padi Sawah Di Kabupaten Serdang Bedagai

3 44 63

Analisis Komparasi Usahatani Padi Sawah Antara Petani Pengguna Pompa Air Dan Petani Pengguna Irigasi Pada Lahan Irigas) Di Kabupaten Deli Serdang (Studi Kasus: Desa Sidoarjo II Ramunia, Kecamatan Beringin, Kabupaten Deli Serdang)

2 36 140

Agribisnis Padi Sawah dalam Upaya Meningkatkan Pendapatan Petani pada Pengembangan Wilayah di Kabupaten Serdang Bedagai Provinsi Sumatera Utara

0 0 40

Agribisnis Padi Sawah dalam Upaya Meningkatkan Pendapatan Petani pada Pengembangan Wilayah di Kabupaten Serdang Bedagai Provinsi Sumatera Utara

0 0 2

Agribisnis Padi Sawah dalam Upaya Meningkatkan Pendapatan Petani pada Pengembangan Wilayah di Kabupaten Serdang Bedagai Provinsi Sumatera Utara

0 0 89

Agribisnis Padi Sawah dalam Upaya Meningkatkan Pendapatan Petani pada Pengembangan Wilayah di Kabupaten Serdang Bedagai Provinsi Sumatera Utara Chapter III VII

0 0 194

Agribisnis Padi Sawah dalam Upaya Meningkatkan Pendapatan Petani pada Pengembangan Wilayah di Kabupaten Serdang Bedagai Provinsi Sumatera Utara

0 1 15

Agribisnis Padi Sawah dalam Upaya Meningkatkan Pendapatan Petani pada Pengembangan Wilayah di Kabupaten Serdang Bedagai Provinsi Sumatera Utara

0 2 120

PENGARUH SISTEM INTEGRASI PADI TERNAK (SIPT) TERHADAP PENINGKATAN PENDAPATAN PETANI DAN DAMPAKNYA TERHADAP PENGEMBANGAN WILAYAH DI KABUPATEN SERDANG BEDAGAI

0 0 10