Agribisnis Padi Sawah dalam Upaya Meningkatkan Pendapatan Petani pada Pengembangan Wilayah di Kabupaten Serdang Bedagai Provinsi Sumatera Utara Chapter III VII
104
BAB III
KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS
PENELITIAN
3.1. Kerangka Konseptual Penelitian
Pengembangan wilayah merupakan suatu tindakan
wilayah
atau
membangun daerah atau
mengembangkan
kawasan dalam rangka usaha
memperbaiki tingkat kesejahteraan hidup masyarakat.
Sasarannya harus
diterjemahkan dalam kerangka pembangunan nasional dan Negara Kesatuan
Republik Indonesia (NKRI) yaitu dengan tujuan mencapai pertumbuhan
pendapatan perkapita yang cepat, menyediakan kesempatan kerja yang cukup,
pemerataan pendapatan, mengurangi perbedaan antara tingkat pendapatan,
kemakmuran, pembangunan serta kemampuan antar daerah, membangun struktur
perekonomian agar tidak berat sebelah (Hadjisaroso, 1994).
Pengembangan wilayah merupakan suatu tindakan membangun wilayah,
membangun daerah atau kawasan dalam rangka usaha memperbaiki tingkat
kesejahteraan hidup masyarakat termasuk petani. Petani sebagai makhluk sosial
juga ingin mempunyai taraf hidup yang sesuai dalam hidupnya. Peningkatan
taraf hidup tersebut diperoleh petani dengan cara meningkatkan pendapatannya.
Untuk memperoleh pendapatan yang tinggi mereka melaksanakan berbagai
aktivitas dan kegiatan sebagai petani.
Dalam upaya meningkatkan pendapatan petani padi sawah pada
pengembangan wilayah, tentu harus dapat meningkatkan nilai tambah bagi
104
Universitas Sumatera Utara
105
usahatani mereka sehingga pendapatan mereka bisa bertambah. Untuk itu perlu
diatur dan dikembangkan dengan sistem agribisnis padi sawah.
Pendapatan
usahatani adalah total penerimaan yang berasal dari nilai
hasil penjualan ditambah dari nilai hasil yang dipergunakan sendiri, dikurangi
dengan nilai pengeluaran yang terdiri dari pengeluaran untuk input (benih, pupuk,
pestisida, dan alat alat), pengeluaran untuk upah tenaga kerja dari luar keluarga,
pengeluaran pajak dan lain-lain (Hernanto, 1993).
Dalam upaya meningkatkan pendapatan petani padi sawah
pada
pengembangan wilayah dapat dilihat dari kerangka konseptual penelitian.
3.1.1. Menganalisis Pengaruh Karakteristik Sosial Ekonomi Dalam
Pengembangan Wilayah Terhadap Meningkatkan Pendapatan
Petani Padi Sawah
Studi yang dilakukan Salmiah (2004), karakteristik sosial ekonomi yang
berpengaruh nyata terhadap pendapatan adalah luas lahan yang dimiliki dan
jumlah tanggungan keluarga, sedangkan tingkat pendidikan dan usia petani tidak
berpengaruh.
Untuk menganalisis pengaruh pengembangan wilayah dalam karakteristik
sosial ekonomi petani sampel, penelitian ini terdiri dari variabel umur,
pendidikan, lamanya berusahatani, lamanya berorganisasi P3A,
jumlah
tanggungan keluarga, dan total luas lahan usahatani yang dimiliki
terhadap
meningkatkan pendapatan petani padi sawah.
Dalam penelitian ini dilakukan analisis data dengan metode Ordinary
Least Square (OLS). Digunakan model estimasi regresi linier berganda dengan
Universitas Sumatera Utara
106
spesifikasi model ekonometrika.
Alat bantu dalam mengolah data primer yang
digunakan adalah Program SPSS 16 (Statistical Product and Service Solution) 16.
X11
X12
X13
Karakteristik
SSosial Ekonomi
(X1)
Y
X14
X15
X16
Gambar 3.1.
3.1.2.
Pengaruh Karakteristik Sosial Ekonomi Dalam Pengembangan Wilayah
Terhadap Meningkatkan Pendapatan Petani Padi Sawah.
Menganalisis Komparasi Rata-Rata Pendapatan Petani Padi Sawah
Sebelum dan Setelah Menerapkan Kearifan Lokal Dalam Bentuk
Doa Turun Tanam Dalam Pengembangan Wilayah
Kearifan lokal dalam bentuk doa turun tanam adalah salah satu jenis ritual
atau upacara minta hujan yang dilakukan oleh masyarakat di daerah perdesaan.
Datangnya hujan berarti datangnya rahmat Illahi yang menjadi sumber hidup bagi
seluruh makhluk bumi, termasuk manusia. Masyarakat di desa masih percaya,
melalui kearifan lokal dalam bentuk doa turun tanam maka akan segera turun
hujan yang sangat berguna agar sumur-sumur dan sumber mata air keluar lagi
airnya, sawah dan ladang tidak lagi tandus, dan berbagai tanaman bersemi
kembali bagi kelangsungan hidup mereka.
Sebelum dilakukan analisis komparasi rata-rata pendapatan petani padi
sawah, sebelum dan setelah menerapkan kearifan lokal dalam bentuk doa turun
Universitas Sumatera Utara
107
tanam
pada pengembangan wilayah, maka akan diberikan gambaran terlebih
dahulu mengenai perbandingan variabel biaya sebelum dan setelah kearifan lokal
dalam bentuk doa turun tanam. Dimana sebelum kearifan lokal dalam bentuk doa
turun tanam variabel biaya terdiri dari biaya pompanisasi, biaya pupuk dan biaya
pestisida. Setelah kearifan lokal dalam bentuk doa turun tanam variabel biaya
terdiri dari biaya iuran irigasi, biaya pupuk dan biaya pestisida.
Untuk menganalisis komparasi rata-rata pendapatan petani padi sawah
sebelum dan setelah menerapkan kearifan lokal dalam bentuk doa turun tanam,
pada pengembangan wilayah.
Dalam penelitian ini dilakukan analisis
dengan metode Dependent Sample T-test (Paired Sample T-test).
data
digunakan
model uji beda rata-rata (Compare Means). Alat bantu dalam mengolah data
primer yang digunakan adalah Program SPSS 16 (Statistical Product and Service
Solution) 16.
Pendapatan
Sebelum
Menerapkan
Kearifan
lokal Doa
Turun
Tanam (X2 )
Komparasi RataRata Pendapatan
Pendapatan
Setelah
Menerapkan
Kearifan
lokal Doa
Turun Tanam
(X3)
Gambar 3.2. Komparasi Rata-Rata Pendapatan Petani Padi Sawah Sebelum Dan Setelah
Menerapkan Kearifan lokal Dalam Bentuk Doa Turun Tanam Dalam
Pengembangan Wilayah.
Universitas Sumatera Utara
108
3.1.3. Menganalisis Pengaruh Setelah Menerapkan Kearifan Lokal Dalam
Bentuk Doa Turun Tanam, Secara Langsung Dan Melalui
Kegiatan Utama Agribisnis Dalam Pengembangan Wilayah
Terhadap Meningkatkan Pendapatan Petani Padi Sawah
Dilakukan
penelitian ini untuk menganalisis pengaruh pengembangan
wilayah setelah menerapkan kearifan lokal dalam bentuk doa turun tanam secara
langsung dan
melalui kegiatan
utama agribisnis terhadap meningkatkan
pendapatan petani padi sawah.
Sebelum dilakukan analisis pengaruh setelah menerapkan kearifan lokal
dalam bentuk doa turun tanam, maka akan diberikan gambaran terlebih dahulu
mengenai variabel biaya setelah kearifan lokal dalam bentuk doa turun tanam,
yang terdiri dari biaya iuran air irigasi, biaya pupuk, dan biaya pestisida.
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan model SEM (Structural
Equation Modeling ) untuk melihat pengaruh dan analisis faktor. Alat bantu yang
digunakan adalah AMOS (Analyis of Moment Structure) 19.
X41
X42
X43
KegiatanUtama
Agribisnis (X4)
X31
X32
Setelah Menerapkan
Kearifan Lokal Doa
Turun Tanam (X3)
Pendapatan Petani
Padi Sawah (Y)
Y1
Y2
X33
Gambar 3.3. Menganalisis Pengaruh Setelah Menerapkan Kearifan Lokal Dalam Bentuk
Doa Turun Tanam Secara Langsung Dan Melalui Kegiatan Utama Agribisnis
Dalam Pengembangan Wilayah Terhadap Meningkatkan Pendapatan Petani
Padi Sawah.
Universitas Sumatera Utara
109
3.1.4.
Menganalisis Pengaruh Kegiatan Utama Agribisnis Dalam
Pengembangan Wilayah Terhadap Meningkatkan Pendapatan
Petani Padi Sawah
Teori export base , teori ini petama kali dikembangkan oleh Douglas C.
North (1955). Menurut North, kekuatan utama ekonomi suatu wilayah tergantung
kepada permintaan eksternal akan barang dan jasa yang diproduksi dari wilayah
tersebut.
Permintaan ekternal akan mempengaruhi penggunaan modal dan
teknologi dan diekspor oleh wilayah itu, karena itu pertumbuhan wilayah jangka
panjang sangat tergantung pada kegiatan industri ekspornya. Atas dasar itu,
keberlanjutan perkembangan wilayah sangat banyak ditekan pada peningkatan
aliran modal dan teknologi, dimana persyarat untuk itu berkaitan dengan jumlah
modal yang ditanamkan oleh pemilik modal, baik dari dalam maupun luar, serta
berkaitan pula dengan sumber daya manusia yang memiliki keahlian khusus.
Untuk menganalisis pengaruh
pengembangan wilayah dalam kegiatan
utama agribisnis, variabel penelitian terdiri dari biaya produksi, luas panen dan
harga gabah terhadap meningkatkan pendapatan petani padi sawah.
Dalam
penelitian ini dianalisis dengan menggunanakan model SEM = Structural
Equation Modeling (permodelan persamaan struktural) merupakan suatu metode
statistika yang menggunakan pendekatan hypothesis testing atau dikenal dengan
istilah Confirmatory. Program yang digunakan AMOS 19 (Analyis of Moment
Structure ).
Universitas Sumatera Utara
110
X41
Kegiatan Utama
Agribisnis (X4)
X42
Pendapatan
Petani Padi
sawah (Y)
Y1
Y2
X43
Gambar 3.4. Menganalisis Pengaruh Kegiatan Utama Agribisnis Dalam Pengembangan
Wilayah Terhadap Pendapatan Petani Padi Sawah.
3.1.5. Menganalisis Pengaruh Kegiatan Penunjang Agribisnis Secara
Langsung Dan Melalui Kegiatan Utama Agribisnis Dalam
Pengembangan Wilayah Terhadap Meningkatkan Pendapatan Petani
Padi Sawah.
Teori lokasi, perkembangan teori lokasi dimulai dari Von Thunnen, yang
mengembangkan teorinya berdasarkan pengamatan hasil pertanian di Mcklenberg
yang
selanjutnya
dikembangkan Weber, Palender
dan Hoover,
Weber
mengenalkan indeks material dan indeks berat. Faktor-faktor yang menentukan
lokasi adalah faktor endowment, pasar dan harga, bahan baku dan energi,
angkutan sebagai input.
Untuk menganalisis pengaruh pengembangan wilayah dalam kegiatan
penunjang agribisnis, variabel penelitian ini terdiri dari bantuan input produksi
pertanian, penyaluran kredit dan kebijakan pemerintah dalam subsidi pupuk
terhadap meningkatkan pendapatan petani padi sawah.
Dalam penelitian ini dianalisis dengan menggunanakan model SEM =
Structural Equation Modeling (permodelan persamaan struktural) merupakan
suatu metode statistika yang menggunakan pendekatan hypothesis testing atau
Universitas Sumatera Utara
111
dikenal dengan istilah Confirmatory. Program yang digunakan AMOS 19 (Analyis
of Moment Structure ).
X41
X42
X43
Kegiatan Utama
Agribisnis (X4)
X51
X52
Kegiatan
Penunjang
Agribisnis
(X5)
Pendapatan Petani
Padi sawah
(Y)
X53
Gambar 3.5. Menganalisis Pengaruh Kegiatan Penunjang Agribisnis Secara Langsung
Dan Melalui Kegiatan Utama Agribisnis Dalam Pengembangan Wilayah
Terhadap Pendapatan Petani Padi Sawah
3.1.6. Menganalisis Pengaruh Sumber Daya Alam (SDA) Secara
Langsung Dan Melalui Kegiatan Utama Agribisnis Dalam
Pengembangan Wilayah Terhadap Meningkatkan Pendapatan
Petani Padi Sawah
Teori resource
endowment, teori ini bertolak dari suatu
pandangan
bahwa pengembangan ekonomi wilayah sangat tergantung pada sumber daya
alam yang dimiliki oleh wilayah tersebut dan permintaan terhadap komoditas
yang dihasilkan dari sumber daya itu. Makin banyak sumber daya alam yang
dapat diolah untuk komoditi unggulan maka semakin cepat pertumbuhan
wilayahnya. Teori resource endowment secara implisit mengasumsikan bahwa
Universitas Sumatera Utara
Y1
Y2
112
dalam perkembangannya, sumber daya alam yang dimiliki oleh suatu wilayah
akan digunakan untuk memproduksi barang dan jasa yang berbeda bila terjadi
perubahan permintaan.
Untuk menganalisis pengaruh pengembangan wilayah dalam sumber daya
alam (sda) variabel penelitian ini terdiri dari jumlah volume air/ha, luas lahan
usahatani yang beririgasi dan panjang jalan usahatani terhadap meningkatkan
pendapatan petani padi sawah.
menggunanakan
Dalam penelitian ini dianalisis dengan
model SEM = Structural Equation Modeling (permodelan
persamaan struktural) merupakan suatu metode statistika yang menggunakan
pendekatan hypothesis testing atau dikenal dengan istilah Confirmatory. Program
yang digunakan AMOS 19 ( Analyis of Moment Structure ).
X41
X42
X43
Kegiatan Utama
Agribisnis (X4)
X 61
Sumber Daya
Alam (X6)
X 62
Pendapatan Petani
Padi sawah (Y)
Y1
Y2
X 63
Gambar 3.6.
Menganalisis Pengaruh Sumber Daya Alam (SDA) Secara Langsung Dan
Melalui Kegiatan Utama Agribisnis Dalam Pengembangan Wilayah
Terhadap Meningkatkan Pendapatan Petani Padi Sawah.
3.1.7. Menganalisis Sumber Daya Manusia (SDM) Secara Langsung Dan
Universitas Sumatera Utara
113
Melalui Kegiatan Utama Agribisnis Dalam Pengembangan Wilayah
Terhadap Meningkatkan Pendapatan Petani Padi Sawah
Teori pengembangan SDM, teori ini mengasumsikan bahwa sumber daya
manusia (sdm) merupakan faktor penentu bagi kemajuan ekonomi suatu wilayah.
Bukti empirik menunjukkan, ketersediaan sumber daya manusia memiliki
hubungan yang signifikan dengan pertumbuhan ekonomi. Oleh karena itu,
investasi pada sumber daya manusia menjadi lebih utama untuk meningkatkan
skala pengembalian dalam jangka panjang.
Untuk menganalisis pengaruh pengembangan wilayah.
dalam sumber
daya alam (sda) variabel penelitian ini terdiri dari curahan tenaga kerja,
penyuluhan/pelatihan dan produktivitas tenaga kerja terhadap meningkatkan
pendapatan petani padi sawah
Dalam penelitian ini dianalisis dengan
menggunanakan model SEM = Structural Equation Modeling (permodelan
persamaan struktural) merupakan suatu metode statistika yang menggunakan
pendekatan hypothesis testing atau dikenal dengan istilah Confirmatory. Program
yang digunakan AMOS 19 (Analyis of Moment Structure ).
Universitas Sumatera Utara
114
X41
X 42
X 43
Kegiatan Utama
Agribisnis (X4)
X71
Sumber Daya
Manusia (X7)
X72
Pendapatan Petani
Padi sawah (Y)
Y1
Y2
X 73
Gambar 3.7.
Menganalisis Pengaruh Sumber Daya Manusia (SDM) Secara Langsung Dan
Melalui Kegiatan Utama Agribisnis Dalam Pengembangan Wilayah Terhadap
Meningkatkan Pendapatan Petani Padi Sawah
3.1.8. Menganalisis Pengaruh Teknologi Secara Langsung Dan Melalui
Kegiatan Utama Agribisnis Dalam Pengembangan Wilayah
Terhadap Meningkatkan Pendapatan Petani Padi Sawah
Teori pertumbuhan wilayah neo klasik, yang dipelopori oleh Borts Stein
(1964) kemudian dikembangkan lebih lanjut oleh Roman (1965) dan Siebert
(1969), pertumbuhan ekonomi wilayah sangat tergantung kepada faktor tenaga
kerja, ketersediaan modal dan kemajuan teknologi. Teori ini tidak menekankan
pentingnya faktor permintaan.
Untuk menganalisis pengaruh pengembangan wilayah dalam teknologi,
dimana variabel penelitian ini terdiri dari penerapan komponen teknologi dasar
dan penerapan komponen teknologi pilihan terhadap meningkatkan pendapatan
petani padi sawah
Universitas Sumatera Utara
115
Penerapan komponen teknologi dasar yang terdiri dari varitas unggul,
bibit bermutu dan sehat, pemupukan spesifik lokasi, PHT sesuai OPT. Penerapan
komponen teknologi pilihan yang terdiri dari pengelolaan tanaman legowo, bibit
muda, penggunaan bahan organik, irigasi berselang, pupuk mikro, penanganan
panen dan pasca panen, pengendalian gulma dan pengolahan tanah.
Dalam penelitian ini dianalisis dengan menggunanakan model SEM =
Structural Equation Modeling (permodelan persamaan struktural) merupakan
suatu metode statistika yang menggunakan pendekatan hypothesis testing atau
dikenal dengan istilah Confirmatory. Program yang digunakan AMOS 19 (Analyis
of Moment Structure ).
X41
X42
X43
Kegiatan Utama
Agribisnis (X4)
X81
Teknologi
(X8)
Pendapatan Petani
Padi sawah (Y)
Y1
Y2
X82
Gambar 3.8. Menganalisis Pengaruh Teknologi Secara Langsung Dan Melalui Kegiatan
Utama Agribisnis Dalam Pengembangan Wilayah Terhadap Meningkatkan
Pendapatan Petani Padi Sawah.
Universitas Sumatera Utara
116
3.2. Analisis Full Model Structural Equation Modeling (SEM)
Analisis selanjutnya adalah analisis Structural Equation Modeling (SEM)
secara full model analisis hasil pengolahan data pada tahap ful model SEM
dilakukan dengan melakukan uji kesesuaian dan uji statistik. Hasil pengolahan
data untuk analisis ful model SEM ditampilkan pada Gambar 3.8
e1
X31
e2
X32
e3
X33
e4
X51
e5
X52
e6
e7
e8
e9
e10
X3
e17
e18
X41
X42
X43
X5
X53
X61
X62
X6
X4
e15
Y
X63
X71
e11
X72
e12
X73
e13
X81
Y1
Y2
e19
e20
X7
X8
e14
e16
Gambar 3.9. Analisis Full Model Structural
Equation Modeling (SEM)..
X82
Universitas Sumatera Utara
117
Keterangan:
e1…15 : error term
X3
: Kearifan Lokal Dalam Doa Turun Tanam
X4
: Kegiatan Utama Agribisnis
X5
: Kegiatan Penunjang Agribisnis
X6
: Sumber Daya Alam
X7
: Sumber Daya Manusia
X8
: Teknologi
X31
: Biaya Iyuran Air Irigasi
X32
: Biaya Pupuk
X33
::Biaya Pestisida
X41
: Biaya Produksi
X42
: Luas Panen
X43
: Harga Gabah
X51
: Bantuan Input Produksi Pertanian
X52
: Penyaluran Kredit
X53
: Kebijakan Pemerintah Dalam Subsidi Pupuk
X61
: Tinggi Volume Air/ha
X62
: Luas Lahan Yang Beririgasi
X63
: Panjang Jalan Usahatani
X71
: Curahan Tenaga Kerja
X72
: Penyuluhan/Pelatihan
X73
: Produktivitas Tenaga Kerja
X81
: Penerapan Komponen Teknologi Dasar
X82
: Penerapan Komponen Teknologi Pilihan
Y
: Pendapatan
Y1
: Produksi
Y2
: Produktivitas Lahan
: Adalah tanda yang menunjukkan faktor/ konstruk/ latent variable/
unobserved variable yaitu variabel yang tidak diukur secara langsung,
tetapi dibentuk melalui dimensi-dimensi atau indikator-indikator yang
diamati.
: Adalah tanda yang menunjukkan variabel terukur/ observed variable
yaitu variabel yang ditanya harus dicari melalui lapangan, misalnya
melalui instrumen-instrumen.
: Menunjukkan adanya hubungan yang dipotesakan antara dua variabel,
variabel yang dituju oleh anak panah merupakan variabel dependen.
Universitas Sumatera Utara
118
e1
X31
e2
X32
e3
X33
e4
X51
e5
X52
e6
X3
e1
6
e1
7
e1
8
X41
X42
X43
X5
X11
X53
X12
e7
e8
e1
5
X 61
X62
X6
X4
X13
Karakteristik
sosial
Ekonomi (X1)
Y
X14
e9
X63
X15
e10
X71
Y1
e11
X72
e1
2
X73
e1
3
X81
e1
4
Y2
X16
X7
e1
9
e2
0
Sebelum
Menerapkan Ritual
Doa Turun Tanam
(X2)
X8
Komparasi
Komparasi Rata-Rata
Rata-Rata
Pendapatan
Pendapatan
Setelah
Menerapkan Ritual
Doa Turun Tanam
(X3)
X82
X21
X22
X23
X31
X32
Universitas Sumatera Utara
X33
119
Gambar 3.10
Skema Kerangka Konseptual Agribisnis Padi Sawah Dalam Upaya Meningkatkan Pendapatan
Petani Pada Pengembangan Wilayah Di Kabupaten Serdang Bedagai Provinsi Sumatera Utara
Keterangan X5
: Kegiatan Penunjang Agribisnis
X51
: Bantuan Input Produksi Pertanian
X52
: Penyaluran Kredit
X53
: Kebijakan Pemerintah Dalam Subsidi Pupuk
Ketrerangan X6
: Sumber Daya Alam
X61
: Tinggi Volume Air/ha
X62
: Luas Lahan Yang Beririgasi
X63
: Panjang Jalan Usahatani
Keterangan X7 : Sumber Daya Manusia
X71
: Curahan Tenaga Kerja
X72
: Penyuluhan/Pelatihan
X73
: Produktivitas Tenaga Kerja
Keterangan X8 : Teknologi
X81
: Penerapan Komponen Teknologi
Dasar
X82
: Penerapan Komponen Teknologi
Pilihan
Y
: Pendapatan
Y1
: Produksi
Y2
: Produktivitas Lahan
Universitas Sumatera Utara
120
3.3. Hipotesis
Berdasarkan perumusan masalah, dan kerangka konseptual maka dapat
disusun beberapa hipotesis sebagai berikut :
1. Terdapat pengaruh nyata karakteristik sosial ekonomi
yaitu umur,
pendidikan, lamanya berusahatani, lamanya berorganisasi P3A, jumlah
tanggungan keluarga dan total luas lahan usahatani dalam pengembangan
wilayah terhadap meningkatkan pendapatan petani padi sawah.
2. Terdapat komparasi rata-rata pendapatan petani padi sawah sebelum dan
setelah menerapkan kearifan lokal dalam bentuk doa turun tanam, pada
pengembangan wilayah.
3. Terdapat pengaruh positif signifikan setelah menerapkan kearifan lokal
dalam bentuk doa turun tanam secara langsung dan melalui kegiatan
utama agribisnis dalam pengembangan wilayah terhadap meningkatkan
pendapatan petani padi sawah.
4. Terdapat pengaruh positif signifikan
kegiatan
utama agribisnis yang
terdiri dari biaya produksi, luas panen, dan harga gabah dalam
pengembangan wilayah terhadap meningkatkan pendapatan petani padi
sawah.
5. Terdapat pengaruh positif signifikan kegiatan penunjang agribisnis yang
terdiri dari bantuan input produksi pertanian,
penyaluran kredit, dan
kebijakan pemerintah dalam subsidi pupuk, secara langsung dan melalui
kegiatan utama agribisnis dalam
pengembangan wilayah terhadap
meningkatkan pendapatan petani padi sawah.
Universitas Sumatera Utara
121
6. Terdapat pengaruh positif signifikan sumber daya alam yang terdiri dari
tinggi volume air/ha, luas lahan usahatani yang beririgasi dan panjang
jalan usahatani, secara langsung dan melalui kegiatan utama agribisnis
dalam
pengembangan wilayah
terhadap meningkatkan
pendapatan
petani padi sawah.
7. Terdapat pengaruh positif signifikan sumber daya manusia yang terdiri
dari curahan tenaga kerja, penyuluhan/pelatihan dan produktivitas tenaga
kerja, secara langsung dan melalui kegiatan utama agribisnis dalam
pengembangan wilayah terhadap meningkatkan pendapatan petani padi
sawah.
8. Terdapat pengaruh positif signifikan teknologi yang terdiri dari penerapan
komponen teknologi dasar dan penerapan komponen teknologi pilihan,
secara langsung dan melalui kegiatan
utama agribisnis dalam
pengembangan wilayah terhadap meningkatkan pendapatan petani padi
sawah.
Universitas Sumatera Utara
BAB IV
METODE PENELITIAN
4.1. Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini termasuk kategori penelitian explanatori yaitu suatu
penelitian untuk mencari dan menjelaskan hubungan kausal atau sebab akibat,
antara variabel bebas dengan variabel terikat. Variabel-variable bebas tersebut ada
mempengaruhi terhadap pendapatan petani padi sawah pada pengembangan
wilayah, melalui pengujian hipotesis.
Dilihat dari segi keilmuan, penelitian ini berfokus pada disiplin ilmu
pengembangan wilayah yang didekati dari perspektif ilmu pertanian yaitu
agribisnis. Dalam hubungan ini disiplin pengembangan wilayah diposisikan
sebagai dasar penetapan aspek-aspek pembahasan dalam penelitian, sedangkan
ilmu agribisnis digunakan sebagai dasar untuk membangun kerangka analisis
dalam melihat persoalan-persoalan pengembangan wilayah.
Untuk menjawab permasalahan yang telah dirumuskan, tujuan penelitian
yang hendak dicapai dan sekaligus pengujian hipotesis. Untuk itu perlu rancangan
penelitian dilakukan sebelum penelitian dilaksanakan. Pada penelitian ini
menggunakan pendekatan survei. Penelitian ditinjau dari segi explanasi
(penelitian yang bermaksud menjelaskan kedudukan variabel-variabel yang diteliti
serta hubungannya antara satu variabel dengan variabel lainnya) dapat
dikelompokkan menjadi deskriptif, komparatif dan assosiatif.
122
Universitas Sumatera Utara
123
4.2. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian berada di Kabupaten Serdang Bedagai Provinsi
Sumatera Utara.
Penentuan lokasi penelitian adalah lahan padi sawah yang
beririgasi dan pelatihan Sekolah Lapang Pengelolaan Tanaman Terpadu (SLPTT).
Seperti Kecamatan Kotarih, Kecamatan Silinda, Kecamatan Bintang Bayu,
Kecamatan
Dolok
Masihul,
Kecamatan
Serbajadi,
Kecamatan
Sipispis,
Kecamatan Tebing Tinggi, Kecamatan Tebing Syahbandar, Kecamatan Bandar
Khalipah, Kecamatan Tanjung Beringin, Kecamatan Sei Rampah, Kecamatan Sei
Bamban, Kecamatan Teluk Mengkudu, Kecamatan Pantai Cermin.
Universitas Sumatera Utara
124
Gambar 4.1. Peta Kabupaten Serdang Bedagai dan Kota Tebing Tinggi
Universitas Sumatera Utara
125
4.3. Rancangan Penelitian
Rancangan penelitian ini merupakan penelitian melihat variabel-variabel
bebas yang mempengaruhi pendapatan petani padi sawah pada pengembangan
wilayah di Kabupaten Serdang Bedagai Provinsi Sumatera Utara.
Menganalisis pengaruh variabel independen karakteristik sosial ekonomi
yaitu umur,
pendidikan, lamanya berusahatani, lamanya berorganisasi P3A,
jumlah tanggungan keluarga dan total luas lahan usahatani, dalam pengembangan
wilayah di Kabupaten Serdang Bedagai Provinsi Sumatera Utara, terhadap
variabel dependen meningkatkan pendapatan petani padi sawah.
Menganalisis komparasi rata-rata pendapatan petani padi sawah sebelum
dan setelah menerapkan kearifan lokal dalam bentuk doa turun tanam dalam
pengembangan wilayah di Kabupaten Serdang Bedagai Provinsi Sumatera Utara.
Menganalisis pengaruh variabel independen setelah menerapkan kearifan
lokal dalam bentuk doa turun tanam yaitu biaya air irigasi, biaya pupuk dan biaya
pestisida, secara langsung dan melalui kegiatan utama agribisnis dalam
pengembangan wilayah di Kabupaten Serdang Bedagai Provinsi Sumatera Utara,
terhadap variabel dependen meningkatkan pendapatan petani padi sawah.
Menganalisis pengaruh variabel independen kegiatan utama agribisnis
yaitu biaya produksi, luas panen, dan harga gabah, dalam pengembangan wilayah
di Kabupaten Serdang Bedagai Provinsi Sumatera Utara, terhadap variabel
dependen meningkatkan pendapatan petani padi sawah.
Menganalisis pengaruh variabel independen kegiatan penunjang agribisnis
yaitu
bantuan input produksi pertanian, penyaluran kredit, dan kebijakan
pemerintah pada subsidi pupuk, secara langsung dan melalui kegiatan utama
Universitas Sumatera Utara
126
agribisnis dalam pengembangan wilayah di Kabupaten Serdang Bedagai Provinsi
Sumatera Utara, terhadap variabel dependen meningkatkan pendapatan petani
padi sawah.
Menganalisis pengaruh variabel independen sumber daya alam (sda) yaitu
tinggi volume air/ha, luas lahan yang beririgasi, panjang jalan usahatani secara
langsung dan melalui kegiatan utama agribisnis dalam pengembangan wilayah di
Kabupaten Serdang Bedagai Provinsi Sumatera Utara, terhadap variabel dependen
meningkatkan pendapatan petani padi sawah.
Menganalisis variabel independen sumber daya manusia (sdm) yaitu
curahan tenaga kerja, penyuluhan/pelatihan, produktivitas tenaga kerja secara
langsung dan melalui kegiatan utama agribisnis dalam pengembangan wilayah di
Kabupaten Serdang Bedagai Provinsi Sumatera Utara, terhadap variabel dependen
meningkatkan pendapatan petani padi sawah.
Menganalisis pengaruh variabel independen teknologi yaitu pengaruh
penerapan komponen teknologi dasar dan penerapan komponen teknologi pilihan
secara langsung dan melalui kegiatan utama agribisnis dalam pengembangan
wilayah di Kabupaten Serdang Bedagai Provinsi Sumatera Utara, terhadap
variabel dependen meningkatkan pendapatan petani padi sawah.
Data ini disusun sedemikian rupa, sehingga dapat diperoleh data yang
representatif dan pengolahan data yang valid. Pendekatan penelitian ini bersifat
penelitian jenis policy research / kebijakan penelitian. Kemudian data skunder
diperlukan untuk memberikan gambaran dan jawaban tentang masalah penelitian
(research question ) maupun menggambarkan produksi dan pendapatan petani
padi sawah.
Universitas Sumatera Utara
127
4.4. Populasi dan Sampel
4.4.1. Populasi
Populasi adalah keseluruhan objek penelitian, baik berbentuk benda,
barang dan manusia secara langsung turut menentukan tingkat kredibilitas
penelitian. Jadi populasi dalam penelitian ini adalah berdasarkan kriteria petani
padi sawah memiliki lahan padi sawah yang beririgasi dan penerima bantuan
SL-PTT tahun 2011 sebanyak 10 000
KK di Kabupaten Serdang Bedagai
Provinsi Sumatera Utara. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 4.1.
Tabel 4.1. Populasi Petani Padi Sawah Yang Beririgasi Penerima Bantuan
SL- PTT. Di Kabupaten Serdang Bedagai Tahun 2011.
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
Keterangan
Kotarih
Silinda
Bintang Bayu
Dolok Masihul
Serba Jadi
Sipispis
Dolok Merawan
Tebing Tinggi
Tebing Syahbandar
Bandar Khalipah
Tanjung Beringin
Sei Rampah
Sei Bamban
Teluk Mengkudu
Perbaungan
Pegajahan
Pantai Cermin
Jumlah
Luas Lahan
Padi Sawah
Beririgasi (Ha)
165
371
125
2.430
1.194
368
15
2.483
917
700
3.531
2.875
6.803
2.454
5.953
1.472
3.537
35.393
Populasi (N)
Penerima Bantuan
SL-PTT (KK)
Sampel (n)
Yang Diteliti
(KK)
50
125
25
775
475
50
1
8
5
1
929
375
1.675
1.000
1.200
2.275
425
9
4
17
10
12
23
4
625
10.000
6
100
Sumber : BP4K Serdang Bedagai, Juli 2009.
4.4.2. Sampel
Sampel adalah bahagian dari populasi yang dapat menggantikan
karakteristik bagian populasi sehingga mampu menggambarkan secara umum
Universitas Sumatera Utara
128
dari populasi tersebut. Penentuan sampel diambil berdasarkan kriteria petani padi
sawah memiliki lahan padi sawah yang beririgasi dan penerima bantuan SL-PTT
tahun 2011. Sampel penelitian dihitung dengan menggunakan persamaan simple
random sampling dengan jumlah sampel yang sudah ditentukan yaitu 100 sampel.
Sampel penelitian ini dihitung dengan persamaan Soepomo (1997) yaitu :
n
s
Js
N
Dimana:
n
= Sampel
s
= Jumlah petani per kecamatan
N
= Total populasi
Js
= Jumlah sampel (100 orang)
4.4.3. Besar Sampel Alokasi Proposional
n1
n1
s1
.Js
N
125
.100
10000
n7
n7
s7
.Js
N
1675
.100
10000
n1 1
n7 17
n2
n8
n2
s2
.Js
N
775
.100
10000
n8
s8
.Js
N
1000
.100
10000
n2 8
n8 10
n3
n9
n3
s3
.Js
N
475
.100
10000
n3 5
n9
s9
.Js
N
1200
.100
10000
n9 8
Universitas Sumatera Utara
129
n4
n4
s4
.Js
N
50
.100
10000
n10
n10
s10
.Js
N
2275
.100
10000
n4 1
n10 23
n5
n11
n5
s5
.Js
N
929
.100
10000
n11
s11
.Js
N
425
.100
10000
n5 9
n11 4
n6
n12
n6
s6
.Js
N
375
.100
10000
n6 4
n12
s12
.Js
N
625
.100
10000
n12 6
4.5. Jenis dan Sumber Data
4.5.1. Jenis Data
Jenis data pada penelitian ini terdiri dari data primer dan data sekunder.
4.5.2. Sumber Data
Sumber data primer adalah petani (responden) dikumpulkan melalui
kuesioner dengan teknik wawancara langsung kepada responden. Pengumpulan
data ini dilakukan dari jawaban yang diberikan responden atas daftar pertanyaan
atau kuesioner yang diberikan langsung kepada para responden.
Sumber data sekunder dapat dilacak kepada sumbernya dalam bentuk
publikasi dan apabila tidak dipublikasikan dapat dilakukan dengan cara
mendatangi secara langsung ke instansi yang bersangkutan, secara resmi melalui
surat pengantar dari sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara, dan
Universitas Sumatera Utara
130
dikumpulkan melalui literatur-literatur yang ada, penelitian terdahulu, instansi
pemerintah yang terkait dengan tanaman padi sawah seperti Dinas Pertanian
Sumatera Utara, Badan Penyuluh Pertanian Sumatera Utara, Dinas PU Pengairan
Provinsi Sumatera Urara, Bulog Provinsi Sumatera Utara, Balai Pengkajian
Teknologi Pertanian Provinsi Sumatera Utara, Badan Pusat Statistik Provinsi
Sumatera Utara, Perpustakaan Provinsi Sumatera Utara, Perpustakaan Universitas
Sumatera Utara, Bupati Kabupaten Serdang Bedagai, dinas Pertanian Serdang
Bedagai, Badan Penyuluh Pertanian Serdang Bedagai dinas Pengairan Serdang
Bedagai, serta kepala kecamatan dan kepala desa.
4.6. Variabel Penelitian
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini dapat diklasifikasi dua
kelompok, pertama variabel terikat (dependent variabel), dan variabel bebas
(independent variabel). Variabel dependen (terikat) yaitu variabel yang
keberadaannya sangat ditentukan oleh variabel independen. Dalam penelitian ini
yang termasuk variabel terikat (dependent variabel) adalah pendapatan (Y).
Variabel bebas (independent variabel) (X) adalah variabel yang menjelaskan
variabel terikat yang termasuk variabel bebas adalah :
4.6.1. Variabel Karakteristik Sosial Ekonomi
a. Variabel umur (X11)
b. Variabel pendidikan (X12)
c. Variabel lamanya berusahatani (X13)
d. Variabel lamanya berorganissi P3A (X14 )
e. Variabel jumlah tanggungan keluarga (X15)
f. Variabel total luas lahan usahatani (X16)
Universitas Sumatera Utara
131
4.6.2. Variabel Sebelum Menerapkan Kearifan Lokal Doa Turun Tanam
a. Variabel biaya pompanisasi (X21)
b. Variabel biaya pupuk (X22)
c. Variabel biaya pestisida (X23)
4.6.3. Variabel Setelah Menerapkan Kearifan Lokal Doa Turun Tanam
a. Variabel biaya iyuran air irigasi (X31)
b. Variabel biaya pupuk (X32)
c. Variabel biaya pestisida (X33)
4.6.4. Variabel Kegiatan Utama Agribisnis
a. Variabel biaya produksi (X41)
b. Variabel luas panen (X42)
c. Variabel harga gabah (X43)
4.6.5. Variabel Kegiatan Penunjang Agribisnis
a. Variabel bantuan input produksi pertanian (X51 )
b. Variabel penyaluran kredit (X52)
c. Variabel kebijakan pemerintah dalam subsidi pupuk (X53)
4.6.6 Variabel Sumber Daya Alam (SDA)
a. Variabel tinggi volume air/ha (X61)
b. Variabel luas lahan yang beririgasi (X62)
c. Variabel panjang jalan usahatani (X63)
4.6.7. Variabel Sumber Daya Manusia (SDM)
a. Variabel curahan tenaga kerja (X71 )
b. Variabel penyuluhan/pelatihan (X72)
c. Variabel produktivitas tenaga kerja (X73)
Universitas Sumatera Utara
132
4.6.8. Variabel Teknologi
a. Variabel penerapan komponen teknologi dasar (X81)
b. Variabel penerapan komponen teknologi pilihan (X82)
4.7. Definisi Operasional
Berdasarkan pada perumusan masalah dan hipotesis, maka penelitian ini
yang menjadi variabel terikat (dependent variabel) yaitu pendapatan. Sejumlah
variabel yang diikut sertakan dalam penelitian ini mempunyai definisi operasional
sebagai berikut :
4.7.1. Variabel Independent (Bebas) Karakteristik Sosial Ekonomi
4.7.1.1. Variabel Umur (X11)
adalah diukur berdasarkan usia petani sampel
dihitung sejak ia dilahirkan hingga saat penelitian dilaksanakan dalam
satuan tahun.
4.7.1.2. Variabel Pendidikan (X12) adalah lamanya petani sampel menjalankan
pendidikan formal
dihitung mulai dari pendidikan SD sampai
pendidikan formal terakhir yang dijalankannya hingga saat penelitian
dilaksanakan dalam satuan tahun.
4.7.1.3. Variabel Lamanya Berusahatani (X13)
adalah petani sampel
melakukan usahatani padi sawah dihitung berdasarkan sejak petani mulai
usahataninya hingga saat penelitian dilaksanakan dalam satuan tahun.
4.7.1.4. Variabel Lamanya Berorganisasi P3A (X14) adalah petani sampel bergabung dalam organisasi P3A dihitung berdasarkan sejak petani mulai
bergabung hingga saat penelitian dilaksanakan dalam satuan tahun.
4.7.1.5. Variabel Jumlah Tanggungan Keluarga (X15)
adalah petani sampel
yang mempunyai jumlah jiwa yang tinggal bersama atau yang tidak
Universitas Sumatera Utara
133
tinggal bersama yang masih tanggungan keluarga hingga saat penelitian
dilakasanakan dalam satuan jiwa.
4.7.1.6. Variabel Total Luas Lahan Usahatani (X16) adalah jumlah luas lahan
seluruhnya yang dimiliki petani sampel baik sawah beririgasi maupun
lahan kering seperti pekarangan, tegal, ladang, kebun dan tambak,
hingga saat penelitian dilaksanakan dalam satuan ha.
4.7.2. Variabel Sebelum Menerapkan Kearifan Lokal Doa Turun Tanam
4.7.2.1. Variabel Biaya Pompanisasi (X 21)
adalah besar jumlah uang yang
dikeluarkan petani untuk pengairan pada usahataninya dengan
menggunakan mesin pompa dalam satuan rupiah.
4.7.2.2. Variabel Biaya Pupuk (X22) adalah besar jumlah uang dikeluarkan
petani untuk pembelian pupuk pada usahataninya dalam satuan rupiah.
4.7.2.3.
Variabel Biaya Pestisida (X23) adalah besar
jumlah uang yang
dikeluarkan petani untuk pembelian obat-abatan pada usahataninya
dalam satuan rupiah.
4.7.3. Variabel Setelah Menerapkan Kearifan Lokal Doa Turun Tanam
4.7.3.1. Variabel Biaya Iyuran Air Irigasi (X31)
adalah besar jumlah uang
yang dikeluarkan petani untuk pengairan pada usahataninya dalam
satuan rupiah.
4.7.3.2. Variabel Biaya Pupuk (X32) adalah besar jumlah uang dikeluarkan
petani untuk pembelian pupuk pada usahataninya dalam satuan rupiah.
4.7.3.3.
Variabel Biaya Pestisida (X33) adalah besar
jumlah uang yang
dikeluarkan petani untuk pembelian obat-abatan pada usahataninya
dalam satuan rupiah.
Universitas Sumatera Utara
134
4.7.4. Variabel Kegiatan Utama Agribisnis Dalam Usahatani
4.7.4.1. Variabel Biaya Produksi (X41 ) adalah semua biaya yang dikeluarkan
untuk menghasilkan produksi, atau nilai dari semua faktor produksi
yang digunakan, baik dalam bentuk benda maupun jasa selama proses
produksi berlangsung dihitung dalam jangka satu tahun biaya ini
meliputi sewa lahan, bunga modal dari luar, iuran P3A, bibit, pupuk,
pestisida, upah tenaga kerja luar keluarga, retribusi dan penyusutan
alat-alat pertanian, dengan satuan rupiah. Dalam menghitung nilai
biaya penyusutan digunakan metode garis lurus ( The straight line
method ) Menurut Kay (1986) rumus metode tersebut sebagai berikut :
X = ( A – B )/C
Dimana : X = Nilai penyusutan
A = Harga awal (rp)
B = Taksiran harga setelah pemakaian produktif (rp)
C = Lama pemakaian produktif (tahun).
4.7.4.2. Variabel Luas Panen (X42) adalah jumlah luas lahan yang ditanam
dalam berusahatani padi sawah, dan menghasilkan produksi gabah
sesuai dengan luas tersebut hal ini merupakan luas panen yang
dihitung, hingga saat penelitian dilaksanakan dalam satuan ha.
4.7.4.3. Variabel Harga Gabah (X 43)
adalah harga barang itu sendiri dimana
variabel harga gabah yaitu GKP, GKG hal ini berbeda pada harga
gabah di BULOG, harga gabah di kilang padi dan harga gabah di
pedagang pengumpul pada tingkat produsen, hingga saat penelitian
dilaksanakan dalam satuan rupiah.
Universitas Sumatera Utara
135
4.7.5. Variabel Kegiatan Penunjang Agribisnis
4.7.5.1. Variabel Bantuan Input Produksi Pertanian (X51)
adalah bantuan
pemerintah pusat, provinsi maupun kabupaten Serdang Bedagai untuk
petani sampel melalui kelompok tani berupa bantuan bibit, pupuk,
pestisida dan alsintan hingga saat penelitian dilaksanakan dalam satuan
rupiah.
4.7.5.2.
Variabel Penyaluran Kredit (X52) adalah besar jumlah uang yang
diterima petani dari pengajuan kredit untuk usahataninya hingga saat
penelitian dilaksanakan dalam satuan rupiah.
4.7.5.3. Variabel Kebijakan Pemerintah Dalam Subsidi Pupuk (X53) adalah
besar
jumlah pupuk yang diterima petani dari penyaluran pupuk
bersubsidi berdasarkan luas lahan yang diusahakan hingga saat
penelitian dilaksanakan dalam satuan rupiah.
4.7.6. Variabel Sumber Daya Alam (SDA)
4.7.6.1. Variabel Tinggi Volume Air/Ha (X61) adalah banyaknya air irigasi yang
diairi sehubung untuk kepentingan tanaman padi sawah dimana petani
melangsungkan usahataninya dan diukur ketinggian air dari permukaan
tanah hingga saat penelitian dilaksanakan dalam satuan cm.
4.7.6.2. Variabel Luas Lahan Usahatani Yang Beririgasi (X62) adalah luas
lahan sawah petani sampel yang mengusahakan usahatani padi sawah
beririgasi hingga saat penelitian dilaksanakan dalam satuan ha.
Universitas Sumatera Utara
136
4.7.6.3. Variabel Panjang Jalan Usahatani (X63) adalah prasarana transportasi
pada kawasan pertanian untuk memperlancar mobilitas alat mesin
pertanian, pengangkutan sarana produksi menuju lahan pertanian dan
mengangkut hasil produksi pertanian dari lahan menuju ketempat
pengumpulan sementara, hingga saat penelitian dilaksanakan dalam satuan
meter (m).
4.7.7. Variabel Sumber Daya Manusia
4.7.7.1. Variabel Curahan Tenaga Kerja (X 71) adalah tenaga kerja keluarga
yang dicurahkan untuk usahatani hingga saat penelitian dilaksanakan
dengan satuan yang dihitung dalam satuan kerja pria dewas (HKP/tahun
dengan kelasifikasi sebagai berikut :
Hari Kerja Pria (HKP) pria dewasa > 15 tahun
= 1
HKP
Hari Kerja Wanita (HKW) wanita dewasa > 15 tahun
= 0,8 HKP
Hari Kerja Anak (HKA) anak anak 10 - 14 tahun
= 0,5 HKP
Hari Kerja Ternak (HKT)
= 5
Hari Kerja Mesin Traktor (HKM)
= 25 HKP
HKP
4.7.7.2. Variabel Penyuluhan/Pelatihan (X72) adalah proses pembelajaran bagi
petani untuk meningkatkan pengetahuan, keterampila dan wawasan yang
dibutuhkan untuk pengelolaan tanaman padi sawah dihitung berdasarkan
frekuensi mengikuti penyuluhan/pelatihan.
4.7.7.3. Variabel Produktivitas Tenaga Kerja (X73) adalah perbandingan antara
jumlah yang dihasilkan atau hasil yang dicapai dengan jumlah curahan
tenaga kerja yang digunakan hingga saat penelitian dilaksanakan dalam
satuan ton/hkp.
Universitas Sumatera Utara
137
4.7.8. Variabel Teknologi
4.7.8.1. Variabel Penerapan Komponen Teknologi Dasar (X81) adalah
komponen teknologi yang relatif dapat berlaku umum di wilayah yang luas
a. Varietas unggul.
b. Bibit bermutu dan sehat dengan perlakuan benih.
c. Pemupukan efisien menggunakan alat bantu.
d. PHT sesuai OPT sasaran.
4.7.8.2. Variabel Penerapan Komponen Teknologi Pilihan (X82) adalah
komponen teknologi spesifik lokasi, antara lain :
a. Pengelolaan tanaman yang meliputi populasi dan cara tanam (tegel,
legowo, larikan, sebar langsung).
b. Bibit muda ( umur 15 hari atau 21 hari HSS).
c. Penggunaan bahan organik.
d. Irigasi berselang.
e. pupuk mikro.
f. Penanganan panen dan pascapanen.
g. Pengendalian gulma.
h. Pengolahan tanah.
4.7.9. Variabel Dependent (Terikat) Pendapatan (Y) petani padi sawah adalah
total penerimaan yang berasal dari nilai penjualan hasil, dikurangi dengan
nilai total biaya produksi, hingga saat penelitian dilaksanakan dalam
satuan rupiah.
4.7.9.1. Variabel Produksi (Y1) adalah total penerimaan gabah kering panen
dalam satu tahun hingga saat penelitian dilaksanakan dalam satuan ton
Universitas Sumatera Utara
138
4.7.9.2. Variabel Produktivitas (Y2) adalah kemampuan lahan dalam
menghasilkan rata–rata produksi dalam kwintal per hektar hingga saat
penelitian dilaksanakan dalam satuan Kw/Ha.
4.8. Metode Dan Instrumen Pengumpulan Data
4.8.1. Metode Pengumpulan Data
Pengumpulan data primer dan data skunder dilakukan mahasiswa strata S1
dan S2 Universitas Sumatera Utara. Mahasiswa yang menjadi enumerator telah
dahulu mendapatkan bekal ke lapangan yang diarahkan selama dua hari. Setelah
data primer dan data skunder dikumpulkan, maka akan diolah sesuai dengan
tujuan penelitian.
Pengolahan data dilakukan secara bertahap sesuai dengan
proses pengumpulan data yang dilakukan dan analisis data dilakukan sesuai
dengan masalah penelitian (Research question ).
Data yang sudah dikumpulkan ditabulasi, diolah dalam bentuk tabel,
grafik disajikan dan dianalisis dengan metode kuantitatif dan kualitatif sesuai
dengan rancangan hipotesis atau permasalahan penelitian. Laporan penelitian
disusun secara sistematis, dibuat sesuai dengan format laporan disertasi Program
Studi Perencanaan Wilayah Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara.
Untuk memperoleh data skunder yang diperoleh secara langsung dikumpulkan melalui literatur-literatur yang ada, penelitian terdahulu, instansi pemerintah yang terkait dengan tanaman padi sawah. Seperti Dinas Pertanian Sumatera
Utara, Badan Penyuluh Pertanian Sumatera Utara, Dinas PU Pengairan Provinsi
Sumatera Urara, Bulog Provinsi Sumatera Utara, Balai Pengkajian Teknologi
Pertanian Provinsi Sumatera Utara, Badan Pusat Statistik Provinsi Sumatera
Utara, Perpustakaan Provinsi Sumatera Utara, Perpustakaan Universitas Sumatera
Universitas Sumatera Utara
139
Utara, Bupati Kabupaten Serdang Bedagai, Dinas Pertanian Serdang Bedagai,
Badan Penyuluh Pertanian Serdang Bedagai Dinas Pengairan Serdang Bedagai,
serta kepala Kecamatan dan kepala Desa dan jurnal hasil hasil penelitian serta
instansi lainnya yang terkait. kemudian diolah sesuai kebutuhan model. Data yang
dikumpulkan mencakup semua variabel yang relevan untuk keperluan penelitian.
Menurut Stone (1978), teknik pengambilan data secara langsung
dilapangan (field survey) dirasakan lebih baik hasilnya bila dibandingkan dengan
melalui pos atau yang disebut juga sebagai mail surve. Karena dapat mengurangi
dan memperkecil perbedaan interpretasi antara pihak peneliti dan pihak responden
serta memungkinkan tingkat perbedaan tanggapan pihak responden yang tinggi.
4.8.2. Instrumen Pengumpulan Data
Menurut Arikunto (2005) instrumen penelitian adalah alat pembantu yang
dapat diwujudkan dalam bentuk angket, daftar cocok (cheklist), paduan
pengamatan (observation sheet/observation schedule ), tes dan inventory skala.
Data primer yang diperlukan dalam penelitian ini bersumber dari petani sampel,
maka untuk menghimpun dan mendapatkan informasi dari responden digunakan
jenis instrumen pedoman wawancara atau kuesioner. Data skunder yang
diperlukan dalam penelitian ini dilakukan dengan cara mendatangi sumbersumber informasi dan mencatat dari sumber informasi yang telah diorganisir oleh
suatu lembaga.
4.9. Indikator Unit Pengukuran Dan Teknik Pengumpulan Data
4.9.1. Indikator Unit Pengukuran
Data yang diperlukan dalam penelitian ini baik berupa data primer maupun
sekunder, agar memenuhi tingkat validitas dan reliabilitas yang baik diperlukan
Universitas Sumatera Utara
140
indikator unit pengukuran dan teknik pengumpulan data.
(2008)
skala
pengukuran
adalah
skala
yang
Menurut Riduwan
dipergunakan
untuk
mengklasifikasikan variabel yang diukur supaya tidak terjadi kesalahan dalam
menentukan analisis data dan langkah penelitian selanjutnya. Jenis skala
pengukuran ada empat, yaitu: skala nominal, skala ordinal, skala interval dan
skala rasio.
Skala nominal adalah skala yang dipergunakan bilamana variabel (peubah)
yang diukur semata-mata untuk mengklasifikasikan beberapa objek pada variabel
tersebut, misalnya: Pegawai Negeri, Pegawai Swasta, TNI/POLRI dan
sebagainya. Hal ini hanyalah bersifat kode atau lambang yang dipergunakan untuk
mempermudah proses pengklasifikasian.
Skala ordinal adalah skala yang memungkinkan segala sesuatu disusun
menurut peringkatnya, misalnya: (1) Sangat Setuju, (2) Setuju, (3) Biasa Saja, (4)
Tidak Setuju, (5) Sangat Tidak Setuju.
Skala interval adalah jika suatu skala memiliki segala sifat dari skala
ordinal dan jika antar dua angka (skor) pada skala tersebut mempunyai unsur
jarak. Pada skala interval titik nol dan unit pengukurannya dapat dipilih secara
sembarang.
Skala ratio adalah jika sesuatu skala memiliki semua ciri suatu skala
interval dan disamping itu memiliki titik nol sejati.
4.9.2. Teknik Pengumpulan Data
Prosedur pengumpulan data primer dan data sekunder dalam penelitian ini
dilakukan dengan cara sebagai berikut :
Universitas Sumatera Utara
141
4.9.2.1. Data Primer
Pengumpulan data primer yang digali dari petani sampel dengan cara
wawancara yang berpedoman pada kuesioner yang telah dipersiapkan dan dengan
mempertimbangkan keberadaan responden yang menyebar secara geografis. Maka
pengumpulan data primer, diperlukan tenaga lapangan sebagai enumerator.
Pengumpulan data primer tersebut dilakukan dengan prosedur sebagai berikut :
a. Mengurus izin
b. Membuat kuesioner dan tes
c. Pengujian dan perbaikkan kuesioner
d. Menyeleksi calon enumerator
e. Pembekalan enumerator
f. Pengumpulan data di lapangan
g. Monitoring kegiatan lapangan
h. Mengkoreksi daftar isian kuesioner
i. Pengolahan dan penyajian data.
4.9.2.2. Data Sekunder
Data sekunder diperoleh langsung dari publikasi resmi seperti Dinas
Pertanian Sumatera Utara, Badan Penyuluh Pertanian Sumatera Utara, Dinas PU
Pengairan Provinsi Sumatera Urara, Bulog Provinsi Sumatera Utara, Balai
Pengkajian Teknologi Pertanian Provinsi Sumatera Utara, Badan Pusat Statistik
Provinsi Sumatera Utara, Perpustakaan Provinsi Sumatera Utara, Perpustakaan
Universitas Sumatera Utara, Bupati Kabupaten Serdang Bedagai, dinas Pertanian
Serdang Bedagai, Badan Penyuluh Pertanian Serdang Bedagai Dinas Pengairan
Serdang Bedagai, kepala kecamatan dan kepala desa. Lembaga publikasi dalam
Universitas Sumatera Utara
142
bentuk laporan tahunan, jurnal, tesis, disertasi dan tex book dengan cara daftar
cacah mengkopi dan membeli.
Indikator unit pengukuran dan teknik pengumpulan data yang validitas
dan reliabilitas dapat dilihat pada Tabel 4.2.
Tabel 4.2. Indikator Unit Pengukuran Dan Teknik Pengumpulan Data.
No
1.
2.
3.
4.
5
Alamat
Variabel
Karakteristik
Sosial
Ekonomi
Indikator
Pengukuran
Varian
Unit
-Umur
-Pendidikan
-Lamanya Berusahatani
-Lamanya Berorganisasi
P3A
-Jumlah Tanggungan
Keluarga
-Total Luas Lahan
Usahatani
Tahun
Tahun
Tahun
Variabel
Sebelum
Menerapkan
Kearifan
Lokal Dalam
Bentuk Doa
Turun Tanam
Indikator
Lapangan
Ratio
Ratio
Ratio
-Penjelasan
-Penjelasan
-Penjelasan
Ratio
-Penjelasan
Ha
Ratio
Ratio
-Penjelasan
-Penjelasan
-Biaya Pompanisasi
Rp
Ratio
-Tampak Fisik
-Biaya Pemupukan
Rp
Ratio
-Tampak Fisik
-Biaya Pestisida
Rp
Ratio
-Tampak Fisik
Variabel
Setelah
Menerapkan
Kearifan
Lokal Dalam
Bentuk Doa
Turun Tanam
-Biaya Air Irigasi
Rp
Ratio
-Tampak Fisik
-Biaya Pupuk
Rp
Ratio
-Tampak Fisik
-Biaya Pestisida
Rp
Ratio
-Tampak Fisik
Komparasi
Rata Rata
Pendapatan
Sebelum dan
Setelah
Menerapkan
Kearifan
Lokal Dalam
Bentuk Doa
Turun Tanam
-Pendapatan Sebelum
Menerapkan Ritual
Doa Turun Tanam
Rp
Ratio
-Tampak Fisik
-Pendapatan Setelah
Menerapkan Ritual
Doa Turun Tanam
Rp
Ratio
-Tampak Fisik
Variabel
Kegiatan
Utama
Agribisnis
-Biaya Produksi
Rp
Ratio
-Tampak Fisik
-Luas Panen
Ha
Ratio
-Tampak Fisik
-Harga Gabah
Rp
Ratio
-Tampak Fisik
Tahun
-
Teknik
Jenis
Instrumen
1
1.2
1
1.2
1
1.2
1
1.2
1
1.2
Jiwa
Universitas Sumatera Utara
143
Lanjutan Tabel 4.2. Indikator Unit Pengukuran Dan Teknik Pengumpulan Data.
6
Variabel
Kegiatan
Penunjang
Agribisnis
7.
Variabel
Sumber Daya
Alam (SDA)
8.
Variabel
Sumber Daya
Manusia
(SDM)
9
Variabel
Teknologi
-Bantuan Input Produksi
Pertanian
Rp
Ratio
- Penjelasan
-Penyaluran Kredit
Rp
Ratio
- Penjelasan
-Kebijakan Pemerintah
Dalam Subsidi Pupuk
Kg
Ratio
- Penjelasan
-Tinggi Volume Air/Ha
Cm
Ordinal
-Tampak Fisik
-Luas Lahan Yang
Beririgasi
Ha
Ordinal
-Tampak Fisik
-Panjang Jalan Usahatani
Km
Ordinal
-Tampak Fisik
-Curahan Tenagak Kerja
Hkp
Ordinal
- Penjelasan
-Penyuluhan/Pelatihan
Frekuensi
Ordinal
- Penjelasan
-Produktivitas Tenaga
Kerja
Ton/Hkp
Ordinal
- Penjelasan
-Penerapan Teknologi
Dasar
%
Ordinal
- Penjelasan
-Penerapan Teknologi
Pilihan
%
Ordinal
- Penjelasan
1
1,2
1
1.2
1
1,2
1
1.2
Keterangan : 1. Wawancara 2. Mencatat dari sumber
4.10. Metode Analisis
4.10.1. Rumus: Pendapatan
Data primer dan data sekunder yang telah dikumpulkan dilakukan
penyatuan dan koreksi tabulasi dalam bentuk tabel atau gambar sesuai dengan
hipotesis. Untuk mencari pendapatan dianalisis secara sederhana dengan
menghitung pendapatan dari kegiatan usahatani padi sawah dengan metode rumus
4.10.2. Pd = T R – T C
Dimana :
Pd = Pendapatan (Rp)
TR = Total Revenue (Total Penerimaan) (Rp)
TC = Total Cost (Total Biaya) (Rp)
Universitas Sumatera Utara
144
4.10.3. TR = Py.Y
TR = Total Reveneu (Total Penerimaan) (Rp)
Py = Pay Yield (Harga Produksi) (Rp)
Y = Yield (Jumlah Produksi) (Ton)
4.10.4. TC = FC + VC
TC = Total Cost (Total Biaya) (Rp)
FC = Fixed Cost (Biaya Tetap) (Rp)
VC = Variable Cost (Biaya Tidak Tetap) (Rp)
4.11. Untuk Membuktikan Hipotesis 1, Terdapat Pengaruh Nyata
Karakteristik Sosial Ekonomi Dalam Pengembangan Wilayah
Terhadap Meningkatkan Pendapatan Petani Padi Sawah
Pengaruh karakteristik sosial ekonomi yaitu umur, pendidikan, lamanya
berusahatani, lamanya berorganisasi P3A, jumlah tanggungan keluarga, dan total
luas lahan usahatani yang dimiliki terhadap meningkatkan pendapatan petani padi
sawah. Dalam penelitian ini dilakukan analisis data dengan metode Ordinary
Least Sq
BAB III
KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS
PENELITIAN
3.1. Kerangka Konseptual Penelitian
Pengembangan wilayah merupakan suatu tindakan
wilayah
atau
membangun daerah atau
mengembangkan
kawasan dalam rangka usaha
memperbaiki tingkat kesejahteraan hidup masyarakat.
Sasarannya harus
diterjemahkan dalam kerangka pembangunan nasional dan Negara Kesatuan
Republik Indonesia (NKRI) yaitu dengan tujuan mencapai pertumbuhan
pendapatan perkapita yang cepat, menyediakan kesempatan kerja yang cukup,
pemerataan pendapatan, mengurangi perbedaan antara tingkat pendapatan,
kemakmuran, pembangunan serta kemampuan antar daerah, membangun struktur
perekonomian agar tidak berat sebelah (Hadjisaroso, 1994).
Pengembangan wilayah merupakan suatu tindakan membangun wilayah,
membangun daerah atau kawasan dalam rangka usaha memperbaiki tingkat
kesejahteraan hidup masyarakat termasuk petani. Petani sebagai makhluk sosial
juga ingin mempunyai taraf hidup yang sesuai dalam hidupnya. Peningkatan
taraf hidup tersebut diperoleh petani dengan cara meningkatkan pendapatannya.
Untuk memperoleh pendapatan yang tinggi mereka melaksanakan berbagai
aktivitas dan kegiatan sebagai petani.
Dalam upaya meningkatkan pendapatan petani padi sawah pada
pengembangan wilayah, tentu harus dapat meningkatkan nilai tambah bagi
104
Universitas Sumatera Utara
105
usahatani mereka sehingga pendapatan mereka bisa bertambah. Untuk itu perlu
diatur dan dikembangkan dengan sistem agribisnis padi sawah.
Pendapatan
usahatani adalah total penerimaan yang berasal dari nilai
hasil penjualan ditambah dari nilai hasil yang dipergunakan sendiri, dikurangi
dengan nilai pengeluaran yang terdiri dari pengeluaran untuk input (benih, pupuk,
pestisida, dan alat alat), pengeluaran untuk upah tenaga kerja dari luar keluarga,
pengeluaran pajak dan lain-lain (Hernanto, 1993).
Dalam upaya meningkatkan pendapatan petani padi sawah
pada
pengembangan wilayah dapat dilihat dari kerangka konseptual penelitian.
3.1.1. Menganalisis Pengaruh Karakteristik Sosial Ekonomi Dalam
Pengembangan Wilayah Terhadap Meningkatkan Pendapatan
Petani Padi Sawah
Studi yang dilakukan Salmiah (2004), karakteristik sosial ekonomi yang
berpengaruh nyata terhadap pendapatan adalah luas lahan yang dimiliki dan
jumlah tanggungan keluarga, sedangkan tingkat pendidikan dan usia petani tidak
berpengaruh.
Untuk menganalisis pengaruh pengembangan wilayah dalam karakteristik
sosial ekonomi petani sampel, penelitian ini terdiri dari variabel umur,
pendidikan, lamanya berusahatani, lamanya berorganisasi P3A,
jumlah
tanggungan keluarga, dan total luas lahan usahatani yang dimiliki
terhadap
meningkatkan pendapatan petani padi sawah.
Dalam penelitian ini dilakukan analisis data dengan metode Ordinary
Least Square (OLS). Digunakan model estimasi regresi linier berganda dengan
Universitas Sumatera Utara
106
spesifikasi model ekonometrika.
Alat bantu dalam mengolah data primer yang
digunakan adalah Program SPSS 16 (Statistical Product and Service Solution) 16.
X11
X12
X13
Karakteristik
SSosial Ekonomi
(X1)
Y
X14
X15
X16
Gambar 3.1.
3.1.2.
Pengaruh Karakteristik Sosial Ekonomi Dalam Pengembangan Wilayah
Terhadap Meningkatkan Pendapatan Petani Padi Sawah.
Menganalisis Komparasi Rata-Rata Pendapatan Petani Padi Sawah
Sebelum dan Setelah Menerapkan Kearifan Lokal Dalam Bentuk
Doa Turun Tanam Dalam Pengembangan Wilayah
Kearifan lokal dalam bentuk doa turun tanam adalah salah satu jenis ritual
atau upacara minta hujan yang dilakukan oleh masyarakat di daerah perdesaan.
Datangnya hujan berarti datangnya rahmat Illahi yang menjadi sumber hidup bagi
seluruh makhluk bumi, termasuk manusia. Masyarakat di desa masih percaya,
melalui kearifan lokal dalam bentuk doa turun tanam maka akan segera turun
hujan yang sangat berguna agar sumur-sumur dan sumber mata air keluar lagi
airnya, sawah dan ladang tidak lagi tandus, dan berbagai tanaman bersemi
kembali bagi kelangsungan hidup mereka.
Sebelum dilakukan analisis komparasi rata-rata pendapatan petani padi
sawah, sebelum dan setelah menerapkan kearifan lokal dalam bentuk doa turun
Universitas Sumatera Utara
107
tanam
pada pengembangan wilayah, maka akan diberikan gambaran terlebih
dahulu mengenai perbandingan variabel biaya sebelum dan setelah kearifan lokal
dalam bentuk doa turun tanam. Dimana sebelum kearifan lokal dalam bentuk doa
turun tanam variabel biaya terdiri dari biaya pompanisasi, biaya pupuk dan biaya
pestisida. Setelah kearifan lokal dalam bentuk doa turun tanam variabel biaya
terdiri dari biaya iuran irigasi, biaya pupuk dan biaya pestisida.
Untuk menganalisis komparasi rata-rata pendapatan petani padi sawah
sebelum dan setelah menerapkan kearifan lokal dalam bentuk doa turun tanam,
pada pengembangan wilayah.
Dalam penelitian ini dilakukan analisis
dengan metode Dependent Sample T-test (Paired Sample T-test).
data
digunakan
model uji beda rata-rata (Compare Means). Alat bantu dalam mengolah data
primer yang digunakan adalah Program SPSS 16 (Statistical Product and Service
Solution) 16.
Pendapatan
Sebelum
Menerapkan
Kearifan
lokal Doa
Turun
Tanam (X2 )
Komparasi RataRata Pendapatan
Pendapatan
Setelah
Menerapkan
Kearifan
lokal Doa
Turun Tanam
(X3)
Gambar 3.2. Komparasi Rata-Rata Pendapatan Petani Padi Sawah Sebelum Dan Setelah
Menerapkan Kearifan lokal Dalam Bentuk Doa Turun Tanam Dalam
Pengembangan Wilayah.
Universitas Sumatera Utara
108
3.1.3. Menganalisis Pengaruh Setelah Menerapkan Kearifan Lokal Dalam
Bentuk Doa Turun Tanam, Secara Langsung Dan Melalui
Kegiatan Utama Agribisnis Dalam Pengembangan Wilayah
Terhadap Meningkatkan Pendapatan Petani Padi Sawah
Dilakukan
penelitian ini untuk menganalisis pengaruh pengembangan
wilayah setelah menerapkan kearifan lokal dalam bentuk doa turun tanam secara
langsung dan
melalui kegiatan
utama agribisnis terhadap meningkatkan
pendapatan petani padi sawah.
Sebelum dilakukan analisis pengaruh setelah menerapkan kearifan lokal
dalam bentuk doa turun tanam, maka akan diberikan gambaran terlebih dahulu
mengenai variabel biaya setelah kearifan lokal dalam bentuk doa turun tanam,
yang terdiri dari biaya iuran air irigasi, biaya pupuk, dan biaya pestisida.
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan model SEM (Structural
Equation Modeling ) untuk melihat pengaruh dan analisis faktor. Alat bantu yang
digunakan adalah AMOS (Analyis of Moment Structure) 19.
X41
X42
X43
KegiatanUtama
Agribisnis (X4)
X31
X32
Setelah Menerapkan
Kearifan Lokal Doa
Turun Tanam (X3)
Pendapatan Petani
Padi Sawah (Y)
Y1
Y2
X33
Gambar 3.3. Menganalisis Pengaruh Setelah Menerapkan Kearifan Lokal Dalam Bentuk
Doa Turun Tanam Secara Langsung Dan Melalui Kegiatan Utama Agribisnis
Dalam Pengembangan Wilayah Terhadap Meningkatkan Pendapatan Petani
Padi Sawah.
Universitas Sumatera Utara
109
3.1.4.
Menganalisis Pengaruh Kegiatan Utama Agribisnis Dalam
Pengembangan Wilayah Terhadap Meningkatkan Pendapatan
Petani Padi Sawah
Teori export base , teori ini petama kali dikembangkan oleh Douglas C.
North (1955). Menurut North, kekuatan utama ekonomi suatu wilayah tergantung
kepada permintaan eksternal akan barang dan jasa yang diproduksi dari wilayah
tersebut.
Permintaan ekternal akan mempengaruhi penggunaan modal dan
teknologi dan diekspor oleh wilayah itu, karena itu pertumbuhan wilayah jangka
panjang sangat tergantung pada kegiatan industri ekspornya. Atas dasar itu,
keberlanjutan perkembangan wilayah sangat banyak ditekan pada peningkatan
aliran modal dan teknologi, dimana persyarat untuk itu berkaitan dengan jumlah
modal yang ditanamkan oleh pemilik modal, baik dari dalam maupun luar, serta
berkaitan pula dengan sumber daya manusia yang memiliki keahlian khusus.
Untuk menganalisis pengaruh
pengembangan wilayah dalam kegiatan
utama agribisnis, variabel penelitian terdiri dari biaya produksi, luas panen dan
harga gabah terhadap meningkatkan pendapatan petani padi sawah.
Dalam
penelitian ini dianalisis dengan menggunanakan model SEM = Structural
Equation Modeling (permodelan persamaan struktural) merupakan suatu metode
statistika yang menggunakan pendekatan hypothesis testing atau dikenal dengan
istilah Confirmatory. Program yang digunakan AMOS 19 (Analyis of Moment
Structure ).
Universitas Sumatera Utara
110
X41
Kegiatan Utama
Agribisnis (X4)
X42
Pendapatan
Petani Padi
sawah (Y)
Y1
Y2
X43
Gambar 3.4. Menganalisis Pengaruh Kegiatan Utama Agribisnis Dalam Pengembangan
Wilayah Terhadap Pendapatan Petani Padi Sawah.
3.1.5. Menganalisis Pengaruh Kegiatan Penunjang Agribisnis Secara
Langsung Dan Melalui Kegiatan Utama Agribisnis Dalam
Pengembangan Wilayah Terhadap Meningkatkan Pendapatan Petani
Padi Sawah.
Teori lokasi, perkembangan teori lokasi dimulai dari Von Thunnen, yang
mengembangkan teorinya berdasarkan pengamatan hasil pertanian di Mcklenberg
yang
selanjutnya
dikembangkan Weber, Palender
dan Hoover,
Weber
mengenalkan indeks material dan indeks berat. Faktor-faktor yang menentukan
lokasi adalah faktor endowment, pasar dan harga, bahan baku dan energi,
angkutan sebagai input.
Untuk menganalisis pengaruh pengembangan wilayah dalam kegiatan
penunjang agribisnis, variabel penelitian ini terdiri dari bantuan input produksi
pertanian, penyaluran kredit dan kebijakan pemerintah dalam subsidi pupuk
terhadap meningkatkan pendapatan petani padi sawah.
Dalam penelitian ini dianalisis dengan menggunanakan model SEM =
Structural Equation Modeling (permodelan persamaan struktural) merupakan
suatu metode statistika yang menggunakan pendekatan hypothesis testing atau
Universitas Sumatera Utara
111
dikenal dengan istilah Confirmatory. Program yang digunakan AMOS 19 (Analyis
of Moment Structure ).
X41
X42
X43
Kegiatan Utama
Agribisnis (X4)
X51
X52
Kegiatan
Penunjang
Agribisnis
(X5)
Pendapatan Petani
Padi sawah
(Y)
X53
Gambar 3.5. Menganalisis Pengaruh Kegiatan Penunjang Agribisnis Secara Langsung
Dan Melalui Kegiatan Utama Agribisnis Dalam Pengembangan Wilayah
Terhadap Pendapatan Petani Padi Sawah
3.1.6. Menganalisis Pengaruh Sumber Daya Alam (SDA) Secara
Langsung Dan Melalui Kegiatan Utama Agribisnis Dalam
Pengembangan Wilayah Terhadap Meningkatkan Pendapatan
Petani Padi Sawah
Teori resource
endowment, teori ini bertolak dari suatu
pandangan
bahwa pengembangan ekonomi wilayah sangat tergantung pada sumber daya
alam yang dimiliki oleh wilayah tersebut dan permintaan terhadap komoditas
yang dihasilkan dari sumber daya itu. Makin banyak sumber daya alam yang
dapat diolah untuk komoditi unggulan maka semakin cepat pertumbuhan
wilayahnya. Teori resource endowment secara implisit mengasumsikan bahwa
Universitas Sumatera Utara
Y1
Y2
112
dalam perkembangannya, sumber daya alam yang dimiliki oleh suatu wilayah
akan digunakan untuk memproduksi barang dan jasa yang berbeda bila terjadi
perubahan permintaan.
Untuk menganalisis pengaruh pengembangan wilayah dalam sumber daya
alam (sda) variabel penelitian ini terdiri dari jumlah volume air/ha, luas lahan
usahatani yang beririgasi dan panjang jalan usahatani terhadap meningkatkan
pendapatan petani padi sawah.
menggunanakan
Dalam penelitian ini dianalisis dengan
model SEM = Structural Equation Modeling (permodelan
persamaan struktural) merupakan suatu metode statistika yang menggunakan
pendekatan hypothesis testing atau dikenal dengan istilah Confirmatory. Program
yang digunakan AMOS 19 ( Analyis of Moment Structure ).
X41
X42
X43
Kegiatan Utama
Agribisnis (X4)
X 61
Sumber Daya
Alam (X6)
X 62
Pendapatan Petani
Padi sawah (Y)
Y1
Y2
X 63
Gambar 3.6.
Menganalisis Pengaruh Sumber Daya Alam (SDA) Secara Langsung Dan
Melalui Kegiatan Utama Agribisnis Dalam Pengembangan Wilayah
Terhadap Meningkatkan Pendapatan Petani Padi Sawah.
3.1.7. Menganalisis Sumber Daya Manusia (SDM) Secara Langsung Dan
Universitas Sumatera Utara
113
Melalui Kegiatan Utama Agribisnis Dalam Pengembangan Wilayah
Terhadap Meningkatkan Pendapatan Petani Padi Sawah
Teori pengembangan SDM, teori ini mengasumsikan bahwa sumber daya
manusia (sdm) merupakan faktor penentu bagi kemajuan ekonomi suatu wilayah.
Bukti empirik menunjukkan, ketersediaan sumber daya manusia memiliki
hubungan yang signifikan dengan pertumbuhan ekonomi. Oleh karena itu,
investasi pada sumber daya manusia menjadi lebih utama untuk meningkatkan
skala pengembalian dalam jangka panjang.
Untuk menganalisis pengaruh pengembangan wilayah.
dalam sumber
daya alam (sda) variabel penelitian ini terdiri dari curahan tenaga kerja,
penyuluhan/pelatihan dan produktivitas tenaga kerja terhadap meningkatkan
pendapatan petani padi sawah
Dalam penelitian ini dianalisis dengan
menggunanakan model SEM = Structural Equation Modeling (permodelan
persamaan struktural) merupakan suatu metode statistika yang menggunakan
pendekatan hypothesis testing atau dikenal dengan istilah Confirmatory. Program
yang digunakan AMOS 19 (Analyis of Moment Structure ).
Universitas Sumatera Utara
114
X41
X 42
X 43
Kegiatan Utama
Agribisnis (X4)
X71
Sumber Daya
Manusia (X7)
X72
Pendapatan Petani
Padi sawah (Y)
Y1
Y2
X 73
Gambar 3.7.
Menganalisis Pengaruh Sumber Daya Manusia (SDM) Secara Langsung Dan
Melalui Kegiatan Utama Agribisnis Dalam Pengembangan Wilayah Terhadap
Meningkatkan Pendapatan Petani Padi Sawah
3.1.8. Menganalisis Pengaruh Teknologi Secara Langsung Dan Melalui
Kegiatan Utama Agribisnis Dalam Pengembangan Wilayah
Terhadap Meningkatkan Pendapatan Petani Padi Sawah
Teori pertumbuhan wilayah neo klasik, yang dipelopori oleh Borts Stein
(1964) kemudian dikembangkan lebih lanjut oleh Roman (1965) dan Siebert
(1969), pertumbuhan ekonomi wilayah sangat tergantung kepada faktor tenaga
kerja, ketersediaan modal dan kemajuan teknologi. Teori ini tidak menekankan
pentingnya faktor permintaan.
Untuk menganalisis pengaruh pengembangan wilayah dalam teknologi,
dimana variabel penelitian ini terdiri dari penerapan komponen teknologi dasar
dan penerapan komponen teknologi pilihan terhadap meningkatkan pendapatan
petani padi sawah
Universitas Sumatera Utara
115
Penerapan komponen teknologi dasar yang terdiri dari varitas unggul,
bibit bermutu dan sehat, pemupukan spesifik lokasi, PHT sesuai OPT. Penerapan
komponen teknologi pilihan yang terdiri dari pengelolaan tanaman legowo, bibit
muda, penggunaan bahan organik, irigasi berselang, pupuk mikro, penanganan
panen dan pasca panen, pengendalian gulma dan pengolahan tanah.
Dalam penelitian ini dianalisis dengan menggunanakan model SEM =
Structural Equation Modeling (permodelan persamaan struktural) merupakan
suatu metode statistika yang menggunakan pendekatan hypothesis testing atau
dikenal dengan istilah Confirmatory. Program yang digunakan AMOS 19 (Analyis
of Moment Structure ).
X41
X42
X43
Kegiatan Utama
Agribisnis (X4)
X81
Teknologi
(X8)
Pendapatan Petani
Padi sawah (Y)
Y1
Y2
X82
Gambar 3.8. Menganalisis Pengaruh Teknologi Secara Langsung Dan Melalui Kegiatan
Utama Agribisnis Dalam Pengembangan Wilayah Terhadap Meningkatkan
Pendapatan Petani Padi Sawah.
Universitas Sumatera Utara
116
3.2. Analisis Full Model Structural Equation Modeling (SEM)
Analisis selanjutnya adalah analisis Structural Equation Modeling (SEM)
secara full model analisis hasil pengolahan data pada tahap ful model SEM
dilakukan dengan melakukan uji kesesuaian dan uji statistik. Hasil pengolahan
data untuk analisis ful model SEM ditampilkan pada Gambar 3.8
e1
X31
e2
X32
e3
X33
e4
X51
e5
X52
e6
e7
e8
e9
e10
X3
e17
e18
X41
X42
X43
X5
X53
X61
X62
X6
X4
e15
Y
X63
X71
e11
X72
e12
X73
e13
X81
Y1
Y2
e19
e20
X7
X8
e14
e16
Gambar 3.9. Analisis Full Model Structural
Equation Modeling (SEM)..
X82
Universitas Sumatera Utara
117
Keterangan:
e1…15 : error term
X3
: Kearifan Lokal Dalam Doa Turun Tanam
X4
: Kegiatan Utama Agribisnis
X5
: Kegiatan Penunjang Agribisnis
X6
: Sumber Daya Alam
X7
: Sumber Daya Manusia
X8
: Teknologi
X31
: Biaya Iyuran Air Irigasi
X32
: Biaya Pupuk
X33
::Biaya Pestisida
X41
: Biaya Produksi
X42
: Luas Panen
X43
: Harga Gabah
X51
: Bantuan Input Produksi Pertanian
X52
: Penyaluran Kredit
X53
: Kebijakan Pemerintah Dalam Subsidi Pupuk
X61
: Tinggi Volume Air/ha
X62
: Luas Lahan Yang Beririgasi
X63
: Panjang Jalan Usahatani
X71
: Curahan Tenaga Kerja
X72
: Penyuluhan/Pelatihan
X73
: Produktivitas Tenaga Kerja
X81
: Penerapan Komponen Teknologi Dasar
X82
: Penerapan Komponen Teknologi Pilihan
Y
: Pendapatan
Y1
: Produksi
Y2
: Produktivitas Lahan
: Adalah tanda yang menunjukkan faktor/ konstruk/ latent variable/
unobserved variable yaitu variabel yang tidak diukur secara langsung,
tetapi dibentuk melalui dimensi-dimensi atau indikator-indikator yang
diamati.
: Adalah tanda yang menunjukkan variabel terukur/ observed variable
yaitu variabel yang ditanya harus dicari melalui lapangan, misalnya
melalui instrumen-instrumen.
: Menunjukkan adanya hubungan yang dipotesakan antara dua variabel,
variabel yang dituju oleh anak panah merupakan variabel dependen.
Universitas Sumatera Utara
118
e1
X31
e2
X32
e3
X33
e4
X51
e5
X52
e6
X3
e1
6
e1
7
e1
8
X41
X42
X43
X5
X11
X53
X12
e7
e8
e1
5
X 61
X62
X6
X4
X13
Karakteristik
sosial
Ekonomi (X1)
Y
X14
e9
X63
X15
e10
X71
Y1
e11
X72
e1
2
X73
e1
3
X81
e1
4
Y2
X16
X7
e1
9
e2
0
Sebelum
Menerapkan Ritual
Doa Turun Tanam
(X2)
X8
Komparasi
Komparasi Rata-Rata
Rata-Rata
Pendapatan
Pendapatan
Setelah
Menerapkan Ritual
Doa Turun Tanam
(X3)
X82
X21
X22
X23
X31
X32
Universitas Sumatera Utara
X33
119
Gambar 3.10
Skema Kerangka Konseptual Agribisnis Padi Sawah Dalam Upaya Meningkatkan Pendapatan
Petani Pada Pengembangan Wilayah Di Kabupaten Serdang Bedagai Provinsi Sumatera Utara
Keterangan X5
: Kegiatan Penunjang Agribisnis
X51
: Bantuan Input Produksi Pertanian
X52
: Penyaluran Kredit
X53
: Kebijakan Pemerintah Dalam Subsidi Pupuk
Ketrerangan X6
: Sumber Daya Alam
X61
: Tinggi Volume Air/ha
X62
: Luas Lahan Yang Beririgasi
X63
: Panjang Jalan Usahatani
Keterangan X7 : Sumber Daya Manusia
X71
: Curahan Tenaga Kerja
X72
: Penyuluhan/Pelatihan
X73
: Produktivitas Tenaga Kerja
Keterangan X8 : Teknologi
X81
: Penerapan Komponen Teknologi
Dasar
X82
: Penerapan Komponen Teknologi
Pilihan
Y
: Pendapatan
Y1
: Produksi
Y2
: Produktivitas Lahan
Universitas Sumatera Utara
120
3.3. Hipotesis
Berdasarkan perumusan masalah, dan kerangka konseptual maka dapat
disusun beberapa hipotesis sebagai berikut :
1. Terdapat pengaruh nyata karakteristik sosial ekonomi
yaitu umur,
pendidikan, lamanya berusahatani, lamanya berorganisasi P3A, jumlah
tanggungan keluarga dan total luas lahan usahatani dalam pengembangan
wilayah terhadap meningkatkan pendapatan petani padi sawah.
2. Terdapat komparasi rata-rata pendapatan petani padi sawah sebelum dan
setelah menerapkan kearifan lokal dalam bentuk doa turun tanam, pada
pengembangan wilayah.
3. Terdapat pengaruh positif signifikan setelah menerapkan kearifan lokal
dalam bentuk doa turun tanam secara langsung dan melalui kegiatan
utama agribisnis dalam pengembangan wilayah terhadap meningkatkan
pendapatan petani padi sawah.
4. Terdapat pengaruh positif signifikan
kegiatan
utama agribisnis yang
terdiri dari biaya produksi, luas panen, dan harga gabah dalam
pengembangan wilayah terhadap meningkatkan pendapatan petani padi
sawah.
5. Terdapat pengaruh positif signifikan kegiatan penunjang agribisnis yang
terdiri dari bantuan input produksi pertanian,
penyaluran kredit, dan
kebijakan pemerintah dalam subsidi pupuk, secara langsung dan melalui
kegiatan utama agribisnis dalam
pengembangan wilayah terhadap
meningkatkan pendapatan petani padi sawah.
Universitas Sumatera Utara
121
6. Terdapat pengaruh positif signifikan sumber daya alam yang terdiri dari
tinggi volume air/ha, luas lahan usahatani yang beririgasi dan panjang
jalan usahatani, secara langsung dan melalui kegiatan utama agribisnis
dalam
pengembangan wilayah
terhadap meningkatkan
pendapatan
petani padi sawah.
7. Terdapat pengaruh positif signifikan sumber daya manusia yang terdiri
dari curahan tenaga kerja, penyuluhan/pelatihan dan produktivitas tenaga
kerja, secara langsung dan melalui kegiatan utama agribisnis dalam
pengembangan wilayah terhadap meningkatkan pendapatan petani padi
sawah.
8. Terdapat pengaruh positif signifikan teknologi yang terdiri dari penerapan
komponen teknologi dasar dan penerapan komponen teknologi pilihan,
secara langsung dan melalui kegiatan
utama agribisnis dalam
pengembangan wilayah terhadap meningkatkan pendapatan petani padi
sawah.
Universitas Sumatera Utara
BAB IV
METODE PENELITIAN
4.1. Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini termasuk kategori penelitian explanatori yaitu suatu
penelitian untuk mencari dan menjelaskan hubungan kausal atau sebab akibat,
antara variabel bebas dengan variabel terikat. Variabel-variable bebas tersebut ada
mempengaruhi terhadap pendapatan petani padi sawah pada pengembangan
wilayah, melalui pengujian hipotesis.
Dilihat dari segi keilmuan, penelitian ini berfokus pada disiplin ilmu
pengembangan wilayah yang didekati dari perspektif ilmu pertanian yaitu
agribisnis. Dalam hubungan ini disiplin pengembangan wilayah diposisikan
sebagai dasar penetapan aspek-aspek pembahasan dalam penelitian, sedangkan
ilmu agribisnis digunakan sebagai dasar untuk membangun kerangka analisis
dalam melihat persoalan-persoalan pengembangan wilayah.
Untuk menjawab permasalahan yang telah dirumuskan, tujuan penelitian
yang hendak dicapai dan sekaligus pengujian hipotesis. Untuk itu perlu rancangan
penelitian dilakukan sebelum penelitian dilaksanakan. Pada penelitian ini
menggunakan pendekatan survei. Penelitian ditinjau dari segi explanasi
(penelitian yang bermaksud menjelaskan kedudukan variabel-variabel yang diteliti
serta hubungannya antara satu variabel dengan variabel lainnya) dapat
dikelompokkan menjadi deskriptif, komparatif dan assosiatif.
122
Universitas Sumatera Utara
123
4.2. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian berada di Kabupaten Serdang Bedagai Provinsi
Sumatera Utara.
Penentuan lokasi penelitian adalah lahan padi sawah yang
beririgasi dan pelatihan Sekolah Lapang Pengelolaan Tanaman Terpadu (SLPTT).
Seperti Kecamatan Kotarih, Kecamatan Silinda, Kecamatan Bintang Bayu,
Kecamatan
Dolok
Masihul,
Kecamatan
Serbajadi,
Kecamatan
Sipispis,
Kecamatan Tebing Tinggi, Kecamatan Tebing Syahbandar, Kecamatan Bandar
Khalipah, Kecamatan Tanjung Beringin, Kecamatan Sei Rampah, Kecamatan Sei
Bamban, Kecamatan Teluk Mengkudu, Kecamatan Pantai Cermin.
Universitas Sumatera Utara
124
Gambar 4.1. Peta Kabupaten Serdang Bedagai dan Kota Tebing Tinggi
Universitas Sumatera Utara
125
4.3. Rancangan Penelitian
Rancangan penelitian ini merupakan penelitian melihat variabel-variabel
bebas yang mempengaruhi pendapatan petani padi sawah pada pengembangan
wilayah di Kabupaten Serdang Bedagai Provinsi Sumatera Utara.
Menganalisis pengaruh variabel independen karakteristik sosial ekonomi
yaitu umur,
pendidikan, lamanya berusahatani, lamanya berorganisasi P3A,
jumlah tanggungan keluarga dan total luas lahan usahatani, dalam pengembangan
wilayah di Kabupaten Serdang Bedagai Provinsi Sumatera Utara, terhadap
variabel dependen meningkatkan pendapatan petani padi sawah.
Menganalisis komparasi rata-rata pendapatan petani padi sawah sebelum
dan setelah menerapkan kearifan lokal dalam bentuk doa turun tanam dalam
pengembangan wilayah di Kabupaten Serdang Bedagai Provinsi Sumatera Utara.
Menganalisis pengaruh variabel independen setelah menerapkan kearifan
lokal dalam bentuk doa turun tanam yaitu biaya air irigasi, biaya pupuk dan biaya
pestisida, secara langsung dan melalui kegiatan utama agribisnis dalam
pengembangan wilayah di Kabupaten Serdang Bedagai Provinsi Sumatera Utara,
terhadap variabel dependen meningkatkan pendapatan petani padi sawah.
Menganalisis pengaruh variabel independen kegiatan utama agribisnis
yaitu biaya produksi, luas panen, dan harga gabah, dalam pengembangan wilayah
di Kabupaten Serdang Bedagai Provinsi Sumatera Utara, terhadap variabel
dependen meningkatkan pendapatan petani padi sawah.
Menganalisis pengaruh variabel independen kegiatan penunjang agribisnis
yaitu
bantuan input produksi pertanian, penyaluran kredit, dan kebijakan
pemerintah pada subsidi pupuk, secara langsung dan melalui kegiatan utama
Universitas Sumatera Utara
126
agribisnis dalam pengembangan wilayah di Kabupaten Serdang Bedagai Provinsi
Sumatera Utara, terhadap variabel dependen meningkatkan pendapatan petani
padi sawah.
Menganalisis pengaruh variabel independen sumber daya alam (sda) yaitu
tinggi volume air/ha, luas lahan yang beririgasi, panjang jalan usahatani secara
langsung dan melalui kegiatan utama agribisnis dalam pengembangan wilayah di
Kabupaten Serdang Bedagai Provinsi Sumatera Utara, terhadap variabel dependen
meningkatkan pendapatan petani padi sawah.
Menganalisis variabel independen sumber daya manusia (sdm) yaitu
curahan tenaga kerja, penyuluhan/pelatihan, produktivitas tenaga kerja secara
langsung dan melalui kegiatan utama agribisnis dalam pengembangan wilayah di
Kabupaten Serdang Bedagai Provinsi Sumatera Utara, terhadap variabel dependen
meningkatkan pendapatan petani padi sawah.
Menganalisis pengaruh variabel independen teknologi yaitu pengaruh
penerapan komponen teknologi dasar dan penerapan komponen teknologi pilihan
secara langsung dan melalui kegiatan utama agribisnis dalam pengembangan
wilayah di Kabupaten Serdang Bedagai Provinsi Sumatera Utara, terhadap
variabel dependen meningkatkan pendapatan petani padi sawah.
Data ini disusun sedemikian rupa, sehingga dapat diperoleh data yang
representatif dan pengolahan data yang valid. Pendekatan penelitian ini bersifat
penelitian jenis policy research / kebijakan penelitian. Kemudian data skunder
diperlukan untuk memberikan gambaran dan jawaban tentang masalah penelitian
(research question ) maupun menggambarkan produksi dan pendapatan petani
padi sawah.
Universitas Sumatera Utara
127
4.4. Populasi dan Sampel
4.4.1. Populasi
Populasi adalah keseluruhan objek penelitian, baik berbentuk benda,
barang dan manusia secara langsung turut menentukan tingkat kredibilitas
penelitian. Jadi populasi dalam penelitian ini adalah berdasarkan kriteria petani
padi sawah memiliki lahan padi sawah yang beririgasi dan penerima bantuan
SL-PTT tahun 2011 sebanyak 10 000
KK di Kabupaten Serdang Bedagai
Provinsi Sumatera Utara. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 4.1.
Tabel 4.1. Populasi Petani Padi Sawah Yang Beririgasi Penerima Bantuan
SL- PTT. Di Kabupaten Serdang Bedagai Tahun 2011.
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
Keterangan
Kotarih
Silinda
Bintang Bayu
Dolok Masihul
Serba Jadi
Sipispis
Dolok Merawan
Tebing Tinggi
Tebing Syahbandar
Bandar Khalipah
Tanjung Beringin
Sei Rampah
Sei Bamban
Teluk Mengkudu
Perbaungan
Pegajahan
Pantai Cermin
Jumlah
Luas Lahan
Padi Sawah
Beririgasi (Ha)
165
371
125
2.430
1.194
368
15
2.483
917
700
3.531
2.875
6.803
2.454
5.953
1.472
3.537
35.393
Populasi (N)
Penerima Bantuan
SL-PTT (KK)
Sampel (n)
Yang Diteliti
(KK)
50
125
25
775
475
50
1
8
5
1
929
375
1.675
1.000
1.200
2.275
425
9
4
17
10
12
23
4
625
10.000
6
100
Sumber : BP4K Serdang Bedagai, Juli 2009.
4.4.2. Sampel
Sampel adalah bahagian dari populasi yang dapat menggantikan
karakteristik bagian populasi sehingga mampu menggambarkan secara umum
Universitas Sumatera Utara
128
dari populasi tersebut. Penentuan sampel diambil berdasarkan kriteria petani padi
sawah memiliki lahan padi sawah yang beririgasi dan penerima bantuan SL-PTT
tahun 2011. Sampel penelitian dihitung dengan menggunakan persamaan simple
random sampling dengan jumlah sampel yang sudah ditentukan yaitu 100 sampel.
Sampel penelitian ini dihitung dengan persamaan Soepomo (1997) yaitu :
n
s
Js
N
Dimana:
n
= Sampel
s
= Jumlah petani per kecamatan
N
= Total populasi
Js
= Jumlah sampel (100 orang)
4.4.3. Besar Sampel Alokasi Proposional
n1
n1
s1
.Js
N
125
.100
10000
n7
n7
s7
.Js
N
1675
.100
10000
n1 1
n7 17
n2
n8
n2
s2
.Js
N
775
.100
10000
n8
s8
.Js
N
1000
.100
10000
n2 8
n8 10
n3
n9
n3
s3
.Js
N
475
.100
10000
n3 5
n9
s9
.Js
N
1200
.100
10000
n9 8
Universitas Sumatera Utara
129
n4
n4
s4
.Js
N
50
.100
10000
n10
n10
s10
.Js
N
2275
.100
10000
n4 1
n10 23
n5
n11
n5
s5
.Js
N
929
.100
10000
n11
s11
.Js
N
425
.100
10000
n5 9
n11 4
n6
n12
n6
s6
.Js
N
375
.100
10000
n6 4
n12
s12
.Js
N
625
.100
10000
n12 6
4.5. Jenis dan Sumber Data
4.5.1. Jenis Data
Jenis data pada penelitian ini terdiri dari data primer dan data sekunder.
4.5.2. Sumber Data
Sumber data primer adalah petani (responden) dikumpulkan melalui
kuesioner dengan teknik wawancara langsung kepada responden. Pengumpulan
data ini dilakukan dari jawaban yang diberikan responden atas daftar pertanyaan
atau kuesioner yang diberikan langsung kepada para responden.
Sumber data sekunder dapat dilacak kepada sumbernya dalam bentuk
publikasi dan apabila tidak dipublikasikan dapat dilakukan dengan cara
mendatangi secara langsung ke instansi yang bersangkutan, secara resmi melalui
surat pengantar dari sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara, dan
Universitas Sumatera Utara
130
dikumpulkan melalui literatur-literatur yang ada, penelitian terdahulu, instansi
pemerintah yang terkait dengan tanaman padi sawah seperti Dinas Pertanian
Sumatera Utara, Badan Penyuluh Pertanian Sumatera Utara, Dinas PU Pengairan
Provinsi Sumatera Urara, Bulog Provinsi Sumatera Utara, Balai Pengkajian
Teknologi Pertanian Provinsi Sumatera Utara, Badan Pusat Statistik Provinsi
Sumatera Utara, Perpustakaan Provinsi Sumatera Utara, Perpustakaan Universitas
Sumatera Utara, Bupati Kabupaten Serdang Bedagai, dinas Pertanian Serdang
Bedagai, Badan Penyuluh Pertanian Serdang Bedagai dinas Pengairan Serdang
Bedagai, serta kepala kecamatan dan kepala desa.
4.6. Variabel Penelitian
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini dapat diklasifikasi dua
kelompok, pertama variabel terikat (dependent variabel), dan variabel bebas
(independent variabel). Variabel dependen (terikat) yaitu variabel yang
keberadaannya sangat ditentukan oleh variabel independen. Dalam penelitian ini
yang termasuk variabel terikat (dependent variabel) adalah pendapatan (Y).
Variabel bebas (independent variabel) (X) adalah variabel yang menjelaskan
variabel terikat yang termasuk variabel bebas adalah :
4.6.1. Variabel Karakteristik Sosial Ekonomi
a. Variabel umur (X11)
b. Variabel pendidikan (X12)
c. Variabel lamanya berusahatani (X13)
d. Variabel lamanya berorganissi P3A (X14 )
e. Variabel jumlah tanggungan keluarga (X15)
f. Variabel total luas lahan usahatani (X16)
Universitas Sumatera Utara
131
4.6.2. Variabel Sebelum Menerapkan Kearifan Lokal Doa Turun Tanam
a. Variabel biaya pompanisasi (X21)
b. Variabel biaya pupuk (X22)
c. Variabel biaya pestisida (X23)
4.6.3. Variabel Setelah Menerapkan Kearifan Lokal Doa Turun Tanam
a. Variabel biaya iyuran air irigasi (X31)
b. Variabel biaya pupuk (X32)
c. Variabel biaya pestisida (X33)
4.6.4. Variabel Kegiatan Utama Agribisnis
a. Variabel biaya produksi (X41)
b. Variabel luas panen (X42)
c. Variabel harga gabah (X43)
4.6.5. Variabel Kegiatan Penunjang Agribisnis
a. Variabel bantuan input produksi pertanian (X51 )
b. Variabel penyaluran kredit (X52)
c. Variabel kebijakan pemerintah dalam subsidi pupuk (X53)
4.6.6 Variabel Sumber Daya Alam (SDA)
a. Variabel tinggi volume air/ha (X61)
b. Variabel luas lahan yang beririgasi (X62)
c. Variabel panjang jalan usahatani (X63)
4.6.7. Variabel Sumber Daya Manusia (SDM)
a. Variabel curahan tenaga kerja (X71 )
b. Variabel penyuluhan/pelatihan (X72)
c. Variabel produktivitas tenaga kerja (X73)
Universitas Sumatera Utara
132
4.6.8. Variabel Teknologi
a. Variabel penerapan komponen teknologi dasar (X81)
b. Variabel penerapan komponen teknologi pilihan (X82)
4.7. Definisi Operasional
Berdasarkan pada perumusan masalah dan hipotesis, maka penelitian ini
yang menjadi variabel terikat (dependent variabel) yaitu pendapatan. Sejumlah
variabel yang diikut sertakan dalam penelitian ini mempunyai definisi operasional
sebagai berikut :
4.7.1. Variabel Independent (Bebas) Karakteristik Sosial Ekonomi
4.7.1.1. Variabel Umur (X11)
adalah diukur berdasarkan usia petani sampel
dihitung sejak ia dilahirkan hingga saat penelitian dilaksanakan dalam
satuan tahun.
4.7.1.2. Variabel Pendidikan (X12) adalah lamanya petani sampel menjalankan
pendidikan formal
dihitung mulai dari pendidikan SD sampai
pendidikan formal terakhir yang dijalankannya hingga saat penelitian
dilaksanakan dalam satuan tahun.
4.7.1.3. Variabel Lamanya Berusahatani (X13)
adalah petani sampel
melakukan usahatani padi sawah dihitung berdasarkan sejak petani mulai
usahataninya hingga saat penelitian dilaksanakan dalam satuan tahun.
4.7.1.4. Variabel Lamanya Berorganisasi P3A (X14) adalah petani sampel bergabung dalam organisasi P3A dihitung berdasarkan sejak petani mulai
bergabung hingga saat penelitian dilaksanakan dalam satuan tahun.
4.7.1.5. Variabel Jumlah Tanggungan Keluarga (X15)
adalah petani sampel
yang mempunyai jumlah jiwa yang tinggal bersama atau yang tidak
Universitas Sumatera Utara
133
tinggal bersama yang masih tanggungan keluarga hingga saat penelitian
dilakasanakan dalam satuan jiwa.
4.7.1.6. Variabel Total Luas Lahan Usahatani (X16) adalah jumlah luas lahan
seluruhnya yang dimiliki petani sampel baik sawah beririgasi maupun
lahan kering seperti pekarangan, tegal, ladang, kebun dan tambak,
hingga saat penelitian dilaksanakan dalam satuan ha.
4.7.2. Variabel Sebelum Menerapkan Kearifan Lokal Doa Turun Tanam
4.7.2.1. Variabel Biaya Pompanisasi (X 21)
adalah besar jumlah uang yang
dikeluarkan petani untuk pengairan pada usahataninya dengan
menggunakan mesin pompa dalam satuan rupiah.
4.7.2.2. Variabel Biaya Pupuk (X22) adalah besar jumlah uang dikeluarkan
petani untuk pembelian pupuk pada usahataninya dalam satuan rupiah.
4.7.2.3.
Variabel Biaya Pestisida (X23) adalah besar
jumlah uang yang
dikeluarkan petani untuk pembelian obat-abatan pada usahataninya
dalam satuan rupiah.
4.7.3. Variabel Setelah Menerapkan Kearifan Lokal Doa Turun Tanam
4.7.3.1. Variabel Biaya Iyuran Air Irigasi (X31)
adalah besar jumlah uang
yang dikeluarkan petani untuk pengairan pada usahataninya dalam
satuan rupiah.
4.7.3.2. Variabel Biaya Pupuk (X32) adalah besar jumlah uang dikeluarkan
petani untuk pembelian pupuk pada usahataninya dalam satuan rupiah.
4.7.3.3.
Variabel Biaya Pestisida (X33) adalah besar
jumlah uang yang
dikeluarkan petani untuk pembelian obat-abatan pada usahataninya
dalam satuan rupiah.
Universitas Sumatera Utara
134
4.7.4. Variabel Kegiatan Utama Agribisnis Dalam Usahatani
4.7.4.1. Variabel Biaya Produksi (X41 ) adalah semua biaya yang dikeluarkan
untuk menghasilkan produksi, atau nilai dari semua faktor produksi
yang digunakan, baik dalam bentuk benda maupun jasa selama proses
produksi berlangsung dihitung dalam jangka satu tahun biaya ini
meliputi sewa lahan, bunga modal dari luar, iuran P3A, bibit, pupuk,
pestisida, upah tenaga kerja luar keluarga, retribusi dan penyusutan
alat-alat pertanian, dengan satuan rupiah. Dalam menghitung nilai
biaya penyusutan digunakan metode garis lurus ( The straight line
method ) Menurut Kay (1986) rumus metode tersebut sebagai berikut :
X = ( A – B )/C
Dimana : X = Nilai penyusutan
A = Harga awal (rp)
B = Taksiran harga setelah pemakaian produktif (rp)
C = Lama pemakaian produktif (tahun).
4.7.4.2. Variabel Luas Panen (X42) adalah jumlah luas lahan yang ditanam
dalam berusahatani padi sawah, dan menghasilkan produksi gabah
sesuai dengan luas tersebut hal ini merupakan luas panen yang
dihitung, hingga saat penelitian dilaksanakan dalam satuan ha.
4.7.4.3. Variabel Harga Gabah (X 43)
adalah harga barang itu sendiri dimana
variabel harga gabah yaitu GKP, GKG hal ini berbeda pada harga
gabah di BULOG, harga gabah di kilang padi dan harga gabah di
pedagang pengumpul pada tingkat produsen, hingga saat penelitian
dilaksanakan dalam satuan rupiah.
Universitas Sumatera Utara
135
4.7.5. Variabel Kegiatan Penunjang Agribisnis
4.7.5.1. Variabel Bantuan Input Produksi Pertanian (X51)
adalah bantuan
pemerintah pusat, provinsi maupun kabupaten Serdang Bedagai untuk
petani sampel melalui kelompok tani berupa bantuan bibit, pupuk,
pestisida dan alsintan hingga saat penelitian dilaksanakan dalam satuan
rupiah.
4.7.5.2.
Variabel Penyaluran Kredit (X52) adalah besar jumlah uang yang
diterima petani dari pengajuan kredit untuk usahataninya hingga saat
penelitian dilaksanakan dalam satuan rupiah.
4.7.5.3. Variabel Kebijakan Pemerintah Dalam Subsidi Pupuk (X53) adalah
besar
jumlah pupuk yang diterima petani dari penyaluran pupuk
bersubsidi berdasarkan luas lahan yang diusahakan hingga saat
penelitian dilaksanakan dalam satuan rupiah.
4.7.6. Variabel Sumber Daya Alam (SDA)
4.7.6.1. Variabel Tinggi Volume Air/Ha (X61) adalah banyaknya air irigasi yang
diairi sehubung untuk kepentingan tanaman padi sawah dimana petani
melangsungkan usahataninya dan diukur ketinggian air dari permukaan
tanah hingga saat penelitian dilaksanakan dalam satuan cm.
4.7.6.2. Variabel Luas Lahan Usahatani Yang Beririgasi (X62) adalah luas
lahan sawah petani sampel yang mengusahakan usahatani padi sawah
beririgasi hingga saat penelitian dilaksanakan dalam satuan ha.
Universitas Sumatera Utara
136
4.7.6.3. Variabel Panjang Jalan Usahatani (X63) adalah prasarana transportasi
pada kawasan pertanian untuk memperlancar mobilitas alat mesin
pertanian, pengangkutan sarana produksi menuju lahan pertanian dan
mengangkut hasil produksi pertanian dari lahan menuju ketempat
pengumpulan sementara, hingga saat penelitian dilaksanakan dalam satuan
meter (m).
4.7.7. Variabel Sumber Daya Manusia
4.7.7.1. Variabel Curahan Tenaga Kerja (X 71) adalah tenaga kerja keluarga
yang dicurahkan untuk usahatani hingga saat penelitian dilaksanakan
dengan satuan yang dihitung dalam satuan kerja pria dewas (HKP/tahun
dengan kelasifikasi sebagai berikut :
Hari Kerja Pria (HKP) pria dewasa > 15 tahun
= 1
HKP
Hari Kerja Wanita (HKW) wanita dewasa > 15 tahun
= 0,8 HKP
Hari Kerja Anak (HKA) anak anak 10 - 14 tahun
= 0,5 HKP
Hari Kerja Ternak (HKT)
= 5
Hari Kerja Mesin Traktor (HKM)
= 25 HKP
HKP
4.7.7.2. Variabel Penyuluhan/Pelatihan (X72) adalah proses pembelajaran bagi
petani untuk meningkatkan pengetahuan, keterampila dan wawasan yang
dibutuhkan untuk pengelolaan tanaman padi sawah dihitung berdasarkan
frekuensi mengikuti penyuluhan/pelatihan.
4.7.7.3. Variabel Produktivitas Tenaga Kerja (X73) adalah perbandingan antara
jumlah yang dihasilkan atau hasil yang dicapai dengan jumlah curahan
tenaga kerja yang digunakan hingga saat penelitian dilaksanakan dalam
satuan ton/hkp.
Universitas Sumatera Utara
137
4.7.8. Variabel Teknologi
4.7.8.1. Variabel Penerapan Komponen Teknologi Dasar (X81) adalah
komponen teknologi yang relatif dapat berlaku umum di wilayah yang luas
a. Varietas unggul.
b. Bibit bermutu dan sehat dengan perlakuan benih.
c. Pemupukan efisien menggunakan alat bantu.
d. PHT sesuai OPT sasaran.
4.7.8.2. Variabel Penerapan Komponen Teknologi Pilihan (X82) adalah
komponen teknologi spesifik lokasi, antara lain :
a. Pengelolaan tanaman yang meliputi populasi dan cara tanam (tegel,
legowo, larikan, sebar langsung).
b. Bibit muda ( umur 15 hari atau 21 hari HSS).
c. Penggunaan bahan organik.
d. Irigasi berselang.
e. pupuk mikro.
f. Penanganan panen dan pascapanen.
g. Pengendalian gulma.
h. Pengolahan tanah.
4.7.9. Variabel Dependent (Terikat) Pendapatan (Y) petani padi sawah adalah
total penerimaan yang berasal dari nilai penjualan hasil, dikurangi dengan
nilai total biaya produksi, hingga saat penelitian dilaksanakan dalam
satuan rupiah.
4.7.9.1. Variabel Produksi (Y1) adalah total penerimaan gabah kering panen
dalam satu tahun hingga saat penelitian dilaksanakan dalam satuan ton
Universitas Sumatera Utara
138
4.7.9.2. Variabel Produktivitas (Y2) adalah kemampuan lahan dalam
menghasilkan rata–rata produksi dalam kwintal per hektar hingga saat
penelitian dilaksanakan dalam satuan Kw/Ha.
4.8. Metode Dan Instrumen Pengumpulan Data
4.8.1. Metode Pengumpulan Data
Pengumpulan data primer dan data skunder dilakukan mahasiswa strata S1
dan S2 Universitas Sumatera Utara. Mahasiswa yang menjadi enumerator telah
dahulu mendapatkan bekal ke lapangan yang diarahkan selama dua hari. Setelah
data primer dan data skunder dikumpulkan, maka akan diolah sesuai dengan
tujuan penelitian.
Pengolahan data dilakukan secara bertahap sesuai dengan
proses pengumpulan data yang dilakukan dan analisis data dilakukan sesuai
dengan masalah penelitian (Research question ).
Data yang sudah dikumpulkan ditabulasi, diolah dalam bentuk tabel,
grafik disajikan dan dianalisis dengan metode kuantitatif dan kualitatif sesuai
dengan rancangan hipotesis atau permasalahan penelitian. Laporan penelitian
disusun secara sistematis, dibuat sesuai dengan format laporan disertasi Program
Studi Perencanaan Wilayah Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara.
Untuk memperoleh data skunder yang diperoleh secara langsung dikumpulkan melalui literatur-literatur yang ada, penelitian terdahulu, instansi pemerintah yang terkait dengan tanaman padi sawah. Seperti Dinas Pertanian Sumatera
Utara, Badan Penyuluh Pertanian Sumatera Utara, Dinas PU Pengairan Provinsi
Sumatera Urara, Bulog Provinsi Sumatera Utara, Balai Pengkajian Teknologi
Pertanian Provinsi Sumatera Utara, Badan Pusat Statistik Provinsi Sumatera
Utara, Perpustakaan Provinsi Sumatera Utara, Perpustakaan Universitas Sumatera
Universitas Sumatera Utara
139
Utara, Bupati Kabupaten Serdang Bedagai, Dinas Pertanian Serdang Bedagai,
Badan Penyuluh Pertanian Serdang Bedagai Dinas Pengairan Serdang Bedagai,
serta kepala Kecamatan dan kepala Desa dan jurnal hasil hasil penelitian serta
instansi lainnya yang terkait. kemudian diolah sesuai kebutuhan model. Data yang
dikumpulkan mencakup semua variabel yang relevan untuk keperluan penelitian.
Menurut Stone (1978), teknik pengambilan data secara langsung
dilapangan (field survey) dirasakan lebih baik hasilnya bila dibandingkan dengan
melalui pos atau yang disebut juga sebagai mail surve. Karena dapat mengurangi
dan memperkecil perbedaan interpretasi antara pihak peneliti dan pihak responden
serta memungkinkan tingkat perbedaan tanggapan pihak responden yang tinggi.
4.8.2. Instrumen Pengumpulan Data
Menurut Arikunto (2005) instrumen penelitian adalah alat pembantu yang
dapat diwujudkan dalam bentuk angket, daftar cocok (cheklist), paduan
pengamatan (observation sheet/observation schedule ), tes dan inventory skala.
Data primer yang diperlukan dalam penelitian ini bersumber dari petani sampel,
maka untuk menghimpun dan mendapatkan informasi dari responden digunakan
jenis instrumen pedoman wawancara atau kuesioner. Data skunder yang
diperlukan dalam penelitian ini dilakukan dengan cara mendatangi sumbersumber informasi dan mencatat dari sumber informasi yang telah diorganisir oleh
suatu lembaga.
4.9. Indikator Unit Pengukuran Dan Teknik Pengumpulan Data
4.9.1. Indikator Unit Pengukuran
Data yang diperlukan dalam penelitian ini baik berupa data primer maupun
sekunder, agar memenuhi tingkat validitas dan reliabilitas yang baik diperlukan
Universitas Sumatera Utara
140
indikator unit pengukuran dan teknik pengumpulan data.
(2008)
skala
pengukuran
adalah
skala
yang
Menurut Riduwan
dipergunakan
untuk
mengklasifikasikan variabel yang diukur supaya tidak terjadi kesalahan dalam
menentukan analisis data dan langkah penelitian selanjutnya. Jenis skala
pengukuran ada empat, yaitu: skala nominal, skala ordinal, skala interval dan
skala rasio.
Skala nominal adalah skala yang dipergunakan bilamana variabel (peubah)
yang diukur semata-mata untuk mengklasifikasikan beberapa objek pada variabel
tersebut, misalnya: Pegawai Negeri, Pegawai Swasta, TNI/POLRI dan
sebagainya. Hal ini hanyalah bersifat kode atau lambang yang dipergunakan untuk
mempermudah proses pengklasifikasian.
Skala ordinal adalah skala yang memungkinkan segala sesuatu disusun
menurut peringkatnya, misalnya: (1) Sangat Setuju, (2) Setuju, (3) Biasa Saja, (4)
Tidak Setuju, (5) Sangat Tidak Setuju.
Skala interval adalah jika suatu skala memiliki segala sifat dari skala
ordinal dan jika antar dua angka (skor) pada skala tersebut mempunyai unsur
jarak. Pada skala interval titik nol dan unit pengukurannya dapat dipilih secara
sembarang.
Skala ratio adalah jika sesuatu skala memiliki semua ciri suatu skala
interval dan disamping itu memiliki titik nol sejati.
4.9.2. Teknik Pengumpulan Data
Prosedur pengumpulan data primer dan data sekunder dalam penelitian ini
dilakukan dengan cara sebagai berikut :
Universitas Sumatera Utara
141
4.9.2.1. Data Primer
Pengumpulan data primer yang digali dari petani sampel dengan cara
wawancara yang berpedoman pada kuesioner yang telah dipersiapkan dan dengan
mempertimbangkan keberadaan responden yang menyebar secara geografis. Maka
pengumpulan data primer, diperlukan tenaga lapangan sebagai enumerator.
Pengumpulan data primer tersebut dilakukan dengan prosedur sebagai berikut :
a. Mengurus izin
b. Membuat kuesioner dan tes
c. Pengujian dan perbaikkan kuesioner
d. Menyeleksi calon enumerator
e. Pembekalan enumerator
f. Pengumpulan data di lapangan
g. Monitoring kegiatan lapangan
h. Mengkoreksi daftar isian kuesioner
i. Pengolahan dan penyajian data.
4.9.2.2. Data Sekunder
Data sekunder diperoleh langsung dari publikasi resmi seperti Dinas
Pertanian Sumatera Utara, Badan Penyuluh Pertanian Sumatera Utara, Dinas PU
Pengairan Provinsi Sumatera Urara, Bulog Provinsi Sumatera Utara, Balai
Pengkajian Teknologi Pertanian Provinsi Sumatera Utara, Badan Pusat Statistik
Provinsi Sumatera Utara, Perpustakaan Provinsi Sumatera Utara, Perpustakaan
Universitas Sumatera Utara, Bupati Kabupaten Serdang Bedagai, dinas Pertanian
Serdang Bedagai, Badan Penyuluh Pertanian Serdang Bedagai Dinas Pengairan
Serdang Bedagai, kepala kecamatan dan kepala desa. Lembaga publikasi dalam
Universitas Sumatera Utara
142
bentuk laporan tahunan, jurnal, tesis, disertasi dan tex book dengan cara daftar
cacah mengkopi dan membeli.
Indikator unit pengukuran dan teknik pengumpulan data yang validitas
dan reliabilitas dapat dilihat pada Tabel 4.2.
Tabel 4.2. Indikator Unit Pengukuran Dan Teknik Pengumpulan Data.
No
1.
2.
3.
4.
5
Alamat
Variabel
Karakteristik
Sosial
Ekonomi
Indikator
Pengukuran
Varian
Unit
-Umur
-Pendidikan
-Lamanya Berusahatani
-Lamanya Berorganisasi
P3A
-Jumlah Tanggungan
Keluarga
-Total Luas Lahan
Usahatani
Tahun
Tahun
Tahun
Variabel
Sebelum
Menerapkan
Kearifan
Lokal Dalam
Bentuk Doa
Turun Tanam
Indikator
Lapangan
Ratio
Ratio
Ratio
-Penjelasan
-Penjelasan
-Penjelasan
Ratio
-Penjelasan
Ha
Ratio
Ratio
-Penjelasan
-Penjelasan
-Biaya Pompanisasi
Rp
Ratio
-Tampak Fisik
-Biaya Pemupukan
Rp
Ratio
-Tampak Fisik
-Biaya Pestisida
Rp
Ratio
-Tampak Fisik
Variabel
Setelah
Menerapkan
Kearifan
Lokal Dalam
Bentuk Doa
Turun Tanam
-Biaya Air Irigasi
Rp
Ratio
-Tampak Fisik
-Biaya Pupuk
Rp
Ratio
-Tampak Fisik
-Biaya Pestisida
Rp
Ratio
-Tampak Fisik
Komparasi
Rata Rata
Pendapatan
Sebelum dan
Setelah
Menerapkan
Kearifan
Lokal Dalam
Bentuk Doa
Turun Tanam
-Pendapatan Sebelum
Menerapkan Ritual
Doa Turun Tanam
Rp
Ratio
-Tampak Fisik
-Pendapatan Setelah
Menerapkan Ritual
Doa Turun Tanam
Rp
Ratio
-Tampak Fisik
Variabel
Kegiatan
Utama
Agribisnis
-Biaya Produksi
Rp
Ratio
-Tampak Fisik
-Luas Panen
Ha
Ratio
-Tampak Fisik
-Harga Gabah
Rp
Ratio
-Tampak Fisik
Tahun
-
Teknik
Jenis
Instrumen
1
1.2
1
1.2
1
1.2
1
1.2
1
1.2
Jiwa
Universitas Sumatera Utara
143
Lanjutan Tabel 4.2. Indikator Unit Pengukuran Dan Teknik Pengumpulan Data.
6
Variabel
Kegiatan
Penunjang
Agribisnis
7.
Variabel
Sumber Daya
Alam (SDA)
8.
Variabel
Sumber Daya
Manusia
(SDM)
9
Variabel
Teknologi
-Bantuan Input Produksi
Pertanian
Rp
Ratio
- Penjelasan
-Penyaluran Kredit
Rp
Ratio
- Penjelasan
-Kebijakan Pemerintah
Dalam Subsidi Pupuk
Kg
Ratio
- Penjelasan
-Tinggi Volume Air/Ha
Cm
Ordinal
-Tampak Fisik
-Luas Lahan Yang
Beririgasi
Ha
Ordinal
-Tampak Fisik
-Panjang Jalan Usahatani
Km
Ordinal
-Tampak Fisik
-Curahan Tenagak Kerja
Hkp
Ordinal
- Penjelasan
-Penyuluhan/Pelatihan
Frekuensi
Ordinal
- Penjelasan
-Produktivitas Tenaga
Kerja
Ton/Hkp
Ordinal
- Penjelasan
-Penerapan Teknologi
Dasar
%
Ordinal
- Penjelasan
-Penerapan Teknologi
Pilihan
%
Ordinal
- Penjelasan
1
1,2
1
1.2
1
1,2
1
1.2
Keterangan : 1. Wawancara 2. Mencatat dari sumber
4.10. Metode Analisis
4.10.1. Rumus: Pendapatan
Data primer dan data sekunder yang telah dikumpulkan dilakukan
penyatuan dan koreksi tabulasi dalam bentuk tabel atau gambar sesuai dengan
hipotesis. Untuk mencari pendapatan dianalisis secara sederhana dengan
menghitung pendapatan dari kegiatan usahatani padi sawah dengan metode rumus
4.10.2. Pd = T R – T C
Dimana :
Pd = Pendapatan (Rp)
TR = Total Revenue (Total Penerimaan) (Rp)
TC = Total Cost (Total Biaya) (Rp)
Universitas Sumatera Utara
144
4.10.3. TR = Py.Y
TR = Total Reveneu (Total Penerimaan) (Rp)
Py = Pay Yield (Harga Produksi) (Rp)
Y = Yield (Jumlah Produksi) (Ton)
4.10.4. TC = FC + VC
TC = Total Cost (Total Biaya) (Rp)
FC = Fixed Cost (Biaya Tetap) (Rp)
VC = Variable Cost (Biaya Tidak Tetap) (Rp)
4.11. Untuk Membuktikan Hipotesis 1, Terdapat Pengaruh Nyata
Karakteristik Sosial Ekonomi Dalam Pengembangan Wilayah
Terhadap Meningkatkan Pendapatan Petani Padi Sawah
Pengaruh karakteristik sosial ekonomi yaitu umur, pendidikan, lamanya
berusahatani, lamanya berorganisasi P3A, jumlah tanggungan keluarga, dan total
luas lahan usahatani yang dimiliki terhadap meningkatkan pendapatan petani padi
sawah. Dalam penelitian ini dilakukan analisis data dengan metode Ordinary
Least Sq