Pertumbuhan dan Produksi Bawang Merah (Allium ascalonicum L.) pada Pemberian Hidrogel dan Frekuensi Penyiraman dengan Sistem Vertikultur

ABSTRAK
NORI ANDRIAN : Pertumbuhan dan produksi bawang merah
(Allium ascalonicum L.) pada pemberian hidrogel dan frekuensi penyiraman
dengan sistem vertikultur dibimbing oleh MARIATI dan FERRY EZRA T.
SITEPU. Tujuan penilitian untuk mengidentifikasi dosis hidrogel dan frekuensi
penyiraman air yang sesuai terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman bawang
merah dengan sistem vertikultur. Penelitian dilakukan di Desa Karang Sari, Kec.
Medan Polonia dengan ketinggian 25 meter diatas permukaan laut yang dimulai
pada bulan Februari sampai April 2016. Penelitian ini menggunakan Rancangan
Acak Kelompok (RAK) faktorial dengan 2 faktor dan 3 ulangan. Faktor pertama
adalah dosis hidrogel 0,1 g/tanaman, 0,2 g/tanaman, dan tanpa hidrogel dan faktor
kedua adalah frekuensi penyiraman 1 hari 1 kali, 3 hari 1 kali, dan 6 hari 1 kali.
Data dianalisis sidik ragam menggunakan Microsoft Excel. Perlakuan yang
berpengaruh nyata dilanjutkan dengan uji jarak berganda duncan (DMRT) pada
taraf uji 5%. Peubah amatan yaitu panjang tanaman, jumlah daun per rumpun,
jumlah anakan per rumpun, diameter umbi, bobot segar dan bobot kering umbi per
sampel dan per plot. Hasil penelitian menunjukan jumlah daun pada perlakuan
frekuensi penyiraman 3 hari sekali (P2) dan 6 hari sekali (P3) lebih rendah dari
perlakuan 1 hari sekali (P1) pada umur 2 sampai 5 minggu setelah tanam (MST)
sedangkan perlakuan dosis hidrogel 0,1 g/tanaman (H2) dan 0,2 g/tanaman (H3)
memberikan peningkatan jumlah daun pada 5 MST dibandingkan kontrol (H1).

Bobot produksi bawang merah tertinggi terdapat pada perlakuan H3P1. Interaksi
antara dosis hidrogel dan frekuensi penyiraman terbaik dalam upaya menghemat
penggunaan air adalah pada kombinasi perlakuan dosis hidrogel 0,2 g/tanaman
pada frekuensi penyiraman 6 hari sekali.
Kata kunci : bawang merah, hidrogel, frekuensi penyiraman, vertikultur

Universitas Sumatera Utara

ABSTRACT
NORI ANDRIAN : Growth and Production of shallot (Allium ascalonicum L.) on
hydrogel application and watering frequency with verticulture system guided by
MARIATI and FERRY EZRA T. SITEPU. The aim of the research was to
identify the right doses of hydrogel and watering frequency on growth shallot and
production in verticulture system. The design of the research was conducted at
Desa Karang Sari, Medan Polonia with a height of 25 meter above sea level that
began from February until April 2016. The research was factorial Randomized
Block Design (RBD) with two factors and replicated three times. The first factor
was the doses of hydrogel 0,1 g/plant, 0,2 g/plant, and without hydrogel and the
second was the watering frequency 1 day 1 time, 3 days 1 time, and 6 days 1 time.
). The data were analized by Analysis of variance used Microsoft Excel and the

treatment were different significantly continued with Duncan’s Multiple Range
Test (DMRT). The parameters observed were shoot length, leaf number and tiller
number per clump, bulb diameter, fresh and dry weight of bulb per sample and
per plot. The results showed that leaf number on watering frequency 3 days 1 time
(P2) and 6 days 1 time (P3) were lower than once for 1 day (P1) on age 2 until 5
weeks after planted (WAP) while on doses hydrogel 0,1 g/plant (H2) and 0,2
g/plant (H3) were more increase of leaf number on 5 WAP than control (H1). The
higest production of shallots are on treated H3P1. The best interaction of doses
hydrogel and watering frequency to improve on save water was on combination of
hydrogel 0,2 g/plant in watering frequency 6 days 1 time (H3P3).
Keywords : shallot, hydrogel, watering frequency, verticulture

Universitas Sumatera Utara