Tinjauan Yuridis Surat Perjanjian (Kontrak) Pemborongan Antara Dinas KIMPRASDA (Permukiman Dan Prasarana Daerah ) Labuhanbatu Dengan CV. Raut Agung Group

BAB I
PENDAHULUAN

A.

Latar Belakang
Negara Indonesia merupakan negara berkembang, hal ini dapat dilihat

dengan adanya proses pembangunan di segala bidang. Pembangunan adalah usaha
untuk menciptakan kemakmuran dan kesejahteraan rakyat. Oleh karena itu hasilhasil pembangunan harus dapat dinikmati seluruh rakyat sebagai peningkatan
kesejahteraan lahir dan batin secara adil dan merata. Sebaliknya, berhasilnya
pembangunan tergantung partisipasi seluruh rakyat, yang berarti pembangunan
harus dilaksanakan secara merata oleh segenap lapisan masyarakat. Salah satu
bentuk realisasi dari pembangunan yang dilaksanakan berupa pembangunan
proyek-proyek sarana, prasarana, yang berwujud pembangunan dan rehabilitasi
jalan-jalan, jembatan, pelabuhan, irigasi, saluran-saluran air, perumahan rakyat
maupun perkantoran-perkantoran dan sebagainya. 1
Untuk tercapainya pembangunan nasional itu, berbagai usaha telah
dilakukan oleh pemerintah. Namun, pembangunan yang telah dicanangkan selama
ini oleh pemerintah hanya akan dapat berjalan apabila mendapat tanggapan yang
positif dari masyarakat. Adapun peran pemerintah dalam proses pembangunan

adalah sebagai perencana, pelaksana ataupun sebagai pengawas. Sedangkan peran
masyarakat adalah turut aktif dalam mengisi dan melaksanakan pembangunan.
Pembangunan dapat dilakukan dalam dua aspek yaitu pembangunan secara fisik
1

Djumialdji (1). Hukum Bangunan, Jakarta: Rineka Cipta, 1996. Hal. 1.

1
Universitas Sumatera Utara

2

maupun non fisik. Pembangunan fisik dapat diartikan sebagai alat atau fasilitas
yang dapat dirasakan manfaatnya secara langsung oleh masyarakat. Pembangunan
sarana dan prasarana fisik seperti dimaksud, berupa: 2
a.

Prasarana perhubungan yaitu : jalan, jembatan,

b.


Prasarana pemasaran yaitu : gedung, pasar, mall

c.

Prasarana sosial yaitu : gedung sekolah, rumah-rumah ibadah,
puskesmas

d.

Prasarana produksi saluran air.

Sedangkan pembangunan non fisik adalah pembangunan yang tidak
terwujud, namun dapat dirasakan manfaatnya oleh masyarakat. Pembangunan ini
sering disebut juga dengan pembangunan masyarakat, yang dapat berupa:
a.

Pembangunan bidang keagamaan

b.


Pembangunan bidang kesehatan dan keluarga berencana

c.

Pembangunan bidang keamanan dan ketertiban

d.

Pelayanan terhadap urusan masyarakat seperti pembuatan KTP,
Pembuatan kartu keluarga, pembuatan surat kelahiran

e.

Pembuatan surat keterangan berdomisili

Jalan sebagai salah satu prasarana fisik atau infrastruktur dasar yang sangat
penting untuk menunjang aktivitas manusia sehari-hari. Jalan dibutuhkan manusia
untuk dapat melakukan pergerakan dari suatu lokasi ke lokasi lainnya dalam
rangka pemenuhan kebutuhan. Kondisi jalan yang baik akan memperlancar


2

Evaluasi Pembentukan Desa Sepala Dalung Kecamatan Sesayap Hihir Kabupaten Tana
Tidung, http://ejournal.pin.or.id/site/wp-content/uploads/2013/06/EJURNAL%20OK%20(06-2413-03-44-55).doc, diakses pada tanggal 10 januari 2014.

Universitas Sumatera Utara

3

aktivitas kita, sebaliknya kondisi jalan yang buruk akan menghambat lancarnya
aktivitas kita, dan yang terpenting adalah kita tentunya tidak ingin apabila jalan
yang kita lalui dapat mengancam keselamatan diri dan keluarga kita.
Seperti yang kita ketahui bersama bahwa permasalahan terhadap jalan
seakan–akan tidak pernah habis di negeri tercinta ini. Bagaimana tidak,
banyaknya jalan yang berlubang sering kita jumpai hampir di berbagai daerah,
bahkan tidak jarang kita mendengar atau mungkin melihat terjadinya kecelakaan
di jalan yang diakibatkan oleh rusaknya jalan raya. Berdasarkan data dari
Departemen PU tahun 2004, Indonesia memiliki jalan nasional sepanjang 34.628
km. Secara umum kondisi jaringan jalan nasional tersebut pada tahun 2004

adalah: 37% kondisi baik, 44% sedang, 8% rusak ringan, 11% rusak berat atau
81% kondisi mantap dan 19% tidak mantap. 3
Indonesia adalah Negara hukum, maka pembangunan sarana dan prasarana
tidak terlepas dari peraturan-peraturan hukum yang mengaturnya. Dalam
melaksanakan perbaikan yang dapat berupa pengaspalan terhadap jalan-jalan yang
rusak tersebut, dibuatlah sebuah perjanjian atau kontrak. Definisi perjanjian itu
telah diatur dalam Kitab Undang-Undang Hukum Perdata pada pasal 1313, yang
menyebutkan bahwa perjanjian atau persetujuan adalah suatu perbuatan dengan
mana satu orang atau lebih mengikatkan dirinya terhadap satu orang lain atau
lebih.
Secara garis besar, tatanan hukum perdata Indonesia memberikan peluang
yang seluas-luasnya bagi masyarakat untuk saling mengadakan perjanjian tentang
3

Buku Induk Kestatistikan Pekerjaaan Umum, http://pustaka.pu.go.id/files/pdf/B-BIKPU005670001-1113200745950.pdf, diakses pada tanggal 10 Januari 2014.

Universitas Sumatera Utara

4


apa saja yang dianggap perlu bagi tujuannya. Sebagaimana ketentuan pasal 1338
KUH Perdata yang menyatakan bahwa semua perjanjian yang dibuat secara sah
berlaku sebagaimana undang-undang bagi mereka yang membuatnya. Menyikapi
hal tersebut R. Subekti menjelaskan : 4
“bahwa kita diperbolehkan membuat perjanjian yang berupa dan berisi apa
saja (atau tentang apa saja) dan perjanjian itu akan mengikat mereka yang
membuatnya, dengan perkataan lain, dalam soal perjanjian, kita diperbolehkan
membuat undang-undang bagi kita sendiri. Pasal-pasal dari hukum perjanjian
hanya berlaku, apabila atau sekedar kita tidak mengadakan aturan-aturan sendiri
dalam perjanjian-perjanjian yang akan kita buat.”
Kitab Undang-Undang Hukum Perdata membagi perjanjian untuk
melakukan pekerjaan dalam tiga macam, yaitu : 5
a.

Perjanjian untuk melakukan jasa-jasa tertentu

b.

Perjanjian kerja/perburuhan


c.

Perjanjian pemborongan pekerjaan

Menurut pasal 1601 b KUH Perdata (Kitab Undang-Undang Hukum
Perdata), perjanjian pemborongan adalah perjanjian dengan mana pihak satu, (si
pemborong), mengikatkan diri untuk menyelenggarakan suatu pekerjaan bagi
pihak yang lain, (pihak yang memborongkan), dengan menerima suatu harga yang
ditentukan. 6 Namun dalam kenyataannya, seringkali pihak pertama tidak terlalu
memperhatikan bagaimana cara pihak pemborong melaksanakan pekerjaannya,
karena yang dikehendaki adalah hasilnya yang akan diserahkan kepadanya dalam
keadaan baik dalam suatu jangka waktu yang telah ditetapkan dalam perjanjian.

4

R. Subekti. Hukum Perjanjian, Jakarta: PT Intermasa, 1987, Hal. 14.
R. Subekti. Aneka Perjanjian, Bandung: PT. Citra Aditya Bakti, 1995, Hal. 57.
6
Djumialdji (2). Perjanjian Pemborongan, Jakarta: Rineka Cipta, 1991, Hal. 3.
5


Universitas Sumatera Utara

5

Perjanjian pemborongan bentuknya bebas (vormvrij) artinya perjanjian
pemborongan dapat dibuat secara lisan maupun tertulis. Dalam prakteknya,
apabila perjanjian pemborongan yang menyangkut harga borongan kecil biasanya
perjanjian pemborongan tersebut dapat dibuat secara lisan. Namun apabila
perjanjian pemborongan itu menyangkut harga borongan dengan jumlah yang
agak besar biasanya perjanjian pemborongan itu akan dibuat dalam bentuk
tertulis.
Suatu perjanjian pemborongan melibatkan berbagai pihak yang secara
kontraktual langsung maupun tidak langsung mepunyai hubungan satu dengan
yang lainnya. Meskipun secara formal hubungan kontraktual hanya ada antara
pihak-pihak yang menandatangani surat perjanjian atau kontrak kerja yaitu pihak
yang memborongkan (Aanbesteder, Bouwheer, Kepala Kantor, Satuan Kerja,
Pemimpin Proyek) dengan pihak pemborong (Rekanan, Kontraktor, Annemer),
namun dalam suatu kontrak perjanjian kerap kali disebutkan adanya keterlibatan
dan peran pihak-pihak lain. Aturan mengenai hak dan kewajiban serta hubungan

pihak-pihak lain tersebut juga diatur dalam kontrak kerja atau surat perjanjian
tersebut. Adanya surat perjanjian atau kontrak kerja tersebut masing-masing pihak
harus menjaga keseimbangan hak dan kewajibannya. 7
Dinas Permukiman dan Prasarana Daerah Labuhanbatu sebagai salah satu
Dinas Daerah Labuhanbatu bertugas untuk melaksanakan sebagian urusan rumah
tangga daerah dalam bidang pekerjaan umum yang meliputi bangunan, jalan,
jembatan mulai dari pelaksanaan, pembinaan, perawatan, pengawasan sampai
7

Tony Jusuf dan Erna Himawati. Memahami Kontrak Kerja Membangun Rumah. Jakarta:
Penebar Swadaya, 2007. Hal. 15.

Universitas Sumatera Utara

6

kepada

pengamanan


bangunan

fisik

tersebut

demi

tercapainya

usaha

mensejahterahkan masyarakat dan untuk melaksanakan tugas pembangunan sesuai
dengan bidang tugasnya. Pengaspalan jalan yang terdapat di daerah Labuhanbatu
ini merupakan salah satu wujud pembangunan di bidang fisik yang dilaksanakan
oleh pemerintah dalam hal ini Dinas Permukiman dan Prasarana Daerah
Labuhanbatu. Dinas Permukiman dan Prasarana Daerah Labuhanbatu ini tidak
dapat secara langsung melakukan pengaspalan jalan tersebut, sehingga perlu
untuk mengadakan kontrak dengan kontraktor yang persyaratannya sudah diatur
dalam peraturan perundang-undangan.

Seperti yang telah disebutkan sebelumnya bahwa Dinas Permukiman dan
Prasarana

Daerah

(KIMPRASDA)

Labuhanbatu

dalam

merealisasikan

pembangunan tidak dapat melaksanakan sendiri pembangunan jalan tersebut,
melainkan dengan mengadakan kontrak kerja sama dengan penyedia barang/jasa
atau kontraktor. Salah satu perusahaan kontraktor yang mengadakan kontrak
dengan Dinas Permukiman dan Prasarana Daerah Labuhanbatu adalah CV. Raut
Agung Group. Hubungan kerja sama yang terjadi antara Dinas Permukiman dan
Prasarana Daerah Labuhanbatu dengan CV. Raut Agung Group dibuat dalam
suatu perjanjian atau dalam prakteknya sering disebut dengan kontrak. Perjanjian
yang dibuat antara Dinas Permukiman dan Prasarana Daerah Labuhanbatu dengan
CV. Raut Agung Group merupakan perjanjian pemborongan pekerjaan. Dalam hal
ini pemborongan pekerjaan pengaspalan jalan yang dilaksanakan oleh CV. Raut
Agung Group sebagai pihak pemborong tersebut diperoleh setelah memenangkan

Universitas Sumatera Utara

7

pelelangan yang dilakukan oleh Dinas Permukiman dan Prasarana Daerah
Labuhanbatu sebagai pihak yang memborongkan pekerjaan. 8
Sebagai tindak lanjut bahwa CV. Raut Agung Group memenangkan lelang
tersebut, maka Dinas Permukiman dan Prasarana Daerah Labuhanbatu sebagai
wakil dari pihak pemerintah telah membuat surat perjanjian (kontrak) perjanjian
pemborongan pengaspalan jalan Dusun Gunung Tempurung Desa Aek Goti
Kecamatan Silangkitang dengan CV. Raut Agung Group. Dalam pelaksanaan
perjanjian pemborongan ini para pihak yang terlibat tidak boleh mengabaikan
surat perjanjian (kontrak) pemborongan ini karena dalam kontrak ini terdapat
aspek-aspek hukum yang dapat disesuaikan dengan peraturan perundangundangan yang berlaku. 9
Seperti yang kita ketahui pada masa sekarang ini banyak kontrak yang
bermasalah. Kebanyakan isi dari kontrak-kontrak tersebut hanya menguntungkan
salah satu pihak tanpa memperhatikan pihak yang lain sehingga asas keadilan dan
keseimbangan tidak terlihat lagi, sehingga hasil yang diperoleh tidak sesuai
dengan apa yang diharapkan oleh kedua belah pihak. Selain itu, dalam proses
pekerjaan di lapangan tidak sesuai dengan apa yang telah disepakati bersama
dalam perjanjian, sehingga banyak proyek itu yang berhenti sebelum selesai
proses pekerjaannya. Oleh sebab itu, pemahaman akan aspek–aspek hukum sangat
diperlukan agar tidak terjadi pelanggaran-pelanggaran hukum.
Berdasarkan uraian diatas maka penulis tertarik untuk membahas masalah
perjanjian pemborongan tersebut dalam bentuk skripsi dengan judul ” Tinjauan
8

Surat Perjanjian Pemborongan Nomor : 602/18/SPP/APBD/PJ/WIL.VIII/LB/2007.
Tio & Partners. “Penjelasan Hukum Kontrak Kerja Konstruksi”, http://tionpartners.wordp
ress.com/category/uncategorized/, diakses tanggal 15 Januari 2014.
9

Universitas Sumatera Utara

8

Yuridis Surat Perjanjian (Kontrak) Pemborongan Antara Dinas KIMPRASDA
(Dinas Permukiman Dan Prasarana Daerah) Labuhanbatu dengan CV. Raut
Agung Group”.

B. Perumusan Masalah
Adapun beberapa masalah pokok yang menjadi fokus penelitian dalam
skripsi ini, yaitu :
1. Apakah proses pelaksanaan perjanjian pemborongan antara Dinas
KIMPRASDA (Dinas Permukiman Dan Prasarana Daerah) Labuhanbatu
dengan CV. Raut Agung Group telah sesuai dengan ketentuan yang
berlaku?
2. Bagaimana pengaturan hak dan kewajiban para pihak dalam pelaksanaan
perjanjian pemborongan pengaspalan Jalan Dusun Gunung Tempurung
tersebut?
3. Apa kendala dalam pelaksanaan proyek dan bagaimana upaya yang
dilakukan oleh para pihak untuk menyelesaikan sengketa dalam
perjanjian pemborongan tersebut?

C. Tujuan Penelitian
Penulisan skripsi ini berusaha memaparkan permasalahan yang berkaitan
dengan Surat Perjanjian (Kontrak) Pemborongan Antara Dinas KIMPRASDA
(Dinas Permukiman Dan Prasarana Daerah) Labuhanbatu dengan CV. Raut
Agung Group.

Universitas Sumatera Utara

9

Maka berdasarkan uraian latar belakang dan perumusan masalah diatas
secara rinci, tujuan pokok dari pembahasan skripsi ini adalah sebagai berikut :
a) Untuk mengetahui apakah proses pelaksanaan perjanjian pemborongan
antara Dinas KIMPRASDA (Dinas Permukiman Dan Prasarana
Daerah) Labuhanbatu dengan CV. Raut Agung Group telah sesuai
dengan ketentuan yang berlaku.
b) Untuk mengetahui bagaimana pengaturan hak dan kewajiban para pihak
dalam pelaksanaan perjanjian pemborongan pengaspalan Jalan Dusun
Gunung Tempurung tersebut.
c) Untuk mengetahui kendala yang terjadi dalam pelaksanaan proyek dan
bagaimana upaya yang dilakukan oleh para pihak untuk menyelesaikan
sengketa dalam perjanjian pemborongan tersebut.

D. Manfaat Penelitian
Selain dari tujuan penelitian, adapun manfaat yang terdapat dalam penelitian
skripsi ini adalah sebagai berikut :
a. Secara Teoritis:
Penulisan skripsi ini diharapkan bermanfaat bagi dunia pendidikan dan
akademisi pada umumnya serta dapat memberikan sumbangan pemikiran bagi
perkembangan perjanjian pemborongan pada khususnya. Penulisan skripsi ini
juga diharapkan dapat menambah pengetahuan penulis dalam pembuatan karya
ilmiah dan sebagai sarana untuk menerapkan ilmu pengetahuan di bidang hukum

Universitas Sumatera Utara

10

yang pernah penulis dapatkan selama kuliah di Fakultas Hukum Universitas
Sumatera Utara.
b.

Secara Praktis
Penulisan ini diharapkan dapat memberikan manfaat dan masukan bagi

masyarakat yang masih awam mengenai perjanjian pemborongan serta dapat
memberikan tambahan bagi instansi pemerintah tentang cara membuat perjanjian
pemborongan yang baik dan melaksanakannya sesuai dengan ketentuan hukum
yang berlaku.
Dalam penulisan skripsi ini, penulis mengakui masih banyak kekurangankekurangan yang diakibatkan keterbatasan kemampuan. Namun kiranya tulisan ini
dapat bermanfaat bagi kita semua yang membacanya.

E. Metode Penelitian
Penelitian hukum merupakan suatu kegiatan ilmiah, yang didasarkan pada
metode, sistematika dan pemikiran tertentu, yang bertujuan untuk mempelajari
satu atau beberapa gejala hukum tertentu, dengan jalan menganalisanya. Kecuali
itu, maka juga diadakan pemeriksaan yang mendalam terhadap fakta hukum
tersebut, untuk kemudian mengusahakan suatu pemecahan atas permasalahanpermasalahan yang timbul dalam gejala yang bersangkutan. 10 Penelitian hukum
digunakan untuk menjawab permasalahan hukum yang bersifat akademik dan
praktisi, baik yang bersifat asas-asas hukum, norma-norma hukum yang hidup dan

10

Soerjono Soekanto. Pengantar Penelitian Hukum, Jakarta: Universitas Indonesia, 1986,

Hal. 43.

Universitas Sumatera Utara

11

yang berkembang dalam masyarakat, maupun yang berkenaan dengan kenyataan
hukum dalam masyarakat.11
Dalam penulisan skripsi ini digunakan metode pengumpulan data dan
bahan-bahan yang berkaitan dengan materi skripsi ini. Untuk mengumpulkan
data-data

yang

diperlukan

guna

melengkapi

skripsi

ini

agar

dapat

dipertanggungjawabkan secara ilmiah, maka penulis melakukan penelitian hukum
dengan menggunakan cara-cara atau metode-metode tertentu sebagai berikut :
1. Jenis Penelitian
Dalam penulisan skripsi ini digunakan metode penelitian hukum normatif
yang bersifat deskriptif. Metode penelitian hukum normatif adalah metode atau
cara yang dipergunakan di dalam penelitian hukum yang dilakukan dengan cara
meneliti bahan pustaka atau data sekunder yang ada. 12 Adapun penelitian hukum
yang bersifat deskriptif itu maksudkan bahwa peneliti mempunyai tugas untuk
menggambarkan secara jelas dan cermat mengenai hal-hal yang dipersoalkan, hal
ini dapat dilakukan dengan mengadakan survey kelapangan untuk memperoleh
data yang diperlukan.
2. Sumber data
Sumber data yang digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah data
sekunder yang diperoleh disusun secara sistematis dan kemudian dianalisis secara
yuridis untuk memperoleh gambaran tentang pokok permasalahan. Adapun data
sekunder adalah data yang terdiri dari :

11

H Zainuddin Ali. Metode Penelitian Hukum, Jakarta: Sinar Grafika, 2009, Hal.19.
Soerjono Soekanto dan Sri Mamudji. Penelitian Hukum Normatif Suatu Tinjauan
Singkat, Cetakan ke – 11. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2009, Hal. 13–14.
12

Universitas Sumatera Utara

12

a.

Bahan hukum primer merupakan bahan hukum yang mengikat atau yang
membuat orang taat pada hukum (bersifat mengikat) dan disahkan oleh pihak
yang berwenang seperti peraturan perundang–undangan, dan putusan hakim.
Bahan hukum primer yang penulis gunakan dalam penulisan skripsi ini yakni:
Kitab Undang-Undang Hukum Perdata, Undang-Undang Nomor 18 Tahun
1999, Keputusan Presiden Nomor 80 Tahun 2003 tentang Pedoman
Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah, Peraturan Presiden Nomor
54 Tahun 2010 jo. Peraturan Presiden Nomor 70 Tahun 2012 tentang
Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah.

b.

Bahan hukum sekunder, diartikan sebagai bahan hukum yang tidak mengikat
tetapi menjelaskan mengenai bahan hukum primer yang merupakan hasil
olahan pendapat atau pikiran para pakar atau ahli yang mempelajari suatu
bidang tertentu secara khusus yang akan memberikan petunjuk kemana
peneliti akan mengarah. Yang dimaksud dengan bahan sekunder disini oleh
penulis adalah doktrin–doktrin yang ada didalam buku, jurnal hukum dan
internet. 13

c.

Bahan hukum tersier yaitu bahan informasi hukum yang baik dan
terdokumentasi maupun tersaji melalui media, yang memberikan petunjuk
maupun penjelasan terhadap bahan hukum primer dan bahan hukum
sekunder, seperti kamus (hukum), ensiklopedia, majalah, surat kabar, dan
sebagainya.

13

Meta Dewi Subakti. “Metode Penelitian Hukum Normatif”, http://lawmetha.wordpress.c
om/2011/05/19/metode- penelitian-hukum-normatif/, diakses pada tanggal 17 Januari 2014.

Universitas Sumatera Utara

13

3. Teknik Pengumpulan data
Teknik Pengumpulan data dapat dilakukan dengan cara :
a. Penelitian Kepustakaan (Library Research) yaitu penulis mencari dan
mengumpulkan serta mempelajari informasi sebanyak-banyaknya dengan
melakukan

penelitian

terhadap

peraturan

perundang-undangan,

buku,

karangan para sarjana dan ahli hukum serta situs internet yang berkaitan
dengan masalah yang dibahas dalam penulisan skripsi ini.
b. Penelitian Lapangan (Field Research) yaitu penelitian yang dilakukan dalam
bentuk studi kasus. Penulis melakukan studi kasus terhadap permasalahan
yang dihadapi dalam pelaksanaan perjanjian pemborongan untuk melengkapi
bahan yang diperoleh dalam penelitian kepustakaan di atas.

F. Keaslian Penulisan
Dari penelitian yang dilakukan pada perpustakaan Universitas Sumatera
Utara belum ada tulisan yang menyangkut mengenai, “Tinjauan Yuridis Surat
Perjanjian

(Kontrak)

Pemborongan

Antara

Dinas

KIMPRASDA

(Permukiman Dan Prasarana Daerah) Labuhanbatu Dengan CV. Raut
Agung Group”. Penulis menyusun tulisan ini melalui media referensi buku-buku,
media elektronik (internet) sebagai sarana penunjang informasi jaringan
perpustakaan terluas, dan studi kasus pada data sekunder yaitu menelaah pada
dokumen Surat Perjanjian (kontrak) antara Dinas KIMPRASDA ((Permukiman
Dan Prasarana Daerah) Labuhanbatu Dengan CV. Raut Agung Group, dan dari
wawancara dari pihak pemborong.

Universitas Sumatera Utara

14

Sepengetahuan penulis, skripsi ini belum pernah dibuat sebelumnya. Kalau
pun ada judul yang serupa, penulis yakin bahwasanya substansi pembahasannya
adalah berbeda. Sebagai contoh skripsi berikut :
1. Skripsi Petra Jeany Siahaan, NIM : 030200042, yang berjudul,
“Wanprestasi Terhadap
(Tinjauan

Yuridis

Kontrak

Terhadap

Pemborong

Putusan

Pekerja

Mahkamah

Bangunan
Agung

RI

No.407K/pdt/1998)”.
2. Skripsi Azhary Prianda Ginting, NIM : 030200270, yang berjudul,
“Aspek Yuridis Tentang Perjanjian Borongan Kerja Menurut Hukum
Perdata (Studi PTPN IV Medan)”.
3. Skripsi Edy Santa Sembiring, NIM : 020300111, yang berjudul,
“Tinjauan Yuridis Terhadap Tanggung Jawab Perusahaan Apabila
Terjadi Keadaan Memaksa (Force Majeure) Pada Saat Melaksanakan
Pekerjaan Pemborongan (Studi Kasus di PT. Medan Smart Jaya)”.
4. Skripsi Sri Winda Pasaribu, NIM : 060200133, yang berjudul, “Tinjauan
Yuridis Perjanjian Pemborongan Pekerjaan Antara Dinas Pekerjaan
Umum KIMPRASWIL Kabupaten Toba Samosir dengan CV. Bagas
Belantara (Studi Kasus Pada CV. Bagas Belantara)”.
Dengan

demikian,

maka

keaslian

penulisan

skripsi

ini

dapat

dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Namun bila dikemudian hari ditemukan
skripsi dengan judul yang sama dengan judul yang telah ada sebelumnya, maka
hal tersebut akan menjadi tanggung jawab penulis.

Universitas Sumatera Utara

15

G. Sistematika Penulisan
Dalam penulisan skripsi, pembahasan secara sistematis sangat diperlukan
untuk memudahkan dalam membaca, memahami maupun memperoleh manfaat
dari skripsi tersebut. Untuk memudahkan hal tersebut, maka penulisan skripsi ini
disusun secara menyeluruh mengikat kerangka dasar yang terbagi dalam bab per
bab yang saling berhubungan satu sama lain. Adapun sistematika penulisan
skripsi ini adalah sebagai berikut :
BAB I

: PENDAHULUAN
Bab I ini akan membahas mengenai latar belakang penulisan
skripsi, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian,
metode penelitian, keaslian penelitian dan diakhiri dengan
sistematika penulisan skripsi.

BAB II

: TINJAUAN UMUM MENGENAI KONTRAK
Bab ini merupakan bab yang memberikan penjelasan tinjauan
umum mengenai kontrak. Pada bab ini penulis menjelaskan halhal yang berkaitan dengan pengertian kontrak, jenis-jenis kontrak,
bentuk dan fungsi kontrak, subjek hukum dalam kontrak, prestasi
dan wanprestasi dalam kontrak.

BAB III

: TINJAUAN

UMUM

MENGENAI

KONTRAK/

PERJANJIAN PEMBORONGAN
Bab ini merupakan bab yang memberikan penjelasan mengenai
pengertian

perjanjian

pemborongan,

jenis-jenis

perjanjian

pemborongan, para pihak dalam perjanjian pemborongan,

Universitas Sumatera Utara

16

prosedur perjanjian pemborongan, dan berakhirnya perjanjian
pemborongan
BAB IV

: TINJAUAN YURIDIS SURAT PERJANJIAN (KONTRAK)
PEMBORONGAN ANTARA DINAS KIMPRASDA (DINAS
PERMUKIMAN

DAN

PRASARANA

DAERAH)

LABUHANBATU DENGAN CV. RAUT AGUNG GROUP
Bab ini merupakan bab yang menguraikan tentang profil umum
CV. Raut Agung Group, profil Dinas KIMPRASDA, proses
pelaksanaan perjanjian pemborongan antara Dinas KIMPRASDA
dengan CV. Raut Agung Group dalam pelaksanaan pekerjaan
pengaspalan, pengaturan hak dan kewajiban para pihak dalam
pelaksanaan perjanjian jasa pemborongan pengaspalan jalan
dusun gunung tempurung serta kendala dan upaya yang ditempuh
oleh para pihak untuk menyelesaikan sengketa dalam perjanjian
pemborongan tersebut.
BAB V

: KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini merupakan bab terakhir dalam penulisan skripsi ini. Di
mana Bab ini berisi kesimpulan dan saran terhadap hasil analisa
dari bab-bab sebelumnya.

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

Tinjauan Yuridis Perjanjian Pemborongan Pekerjaan Pembangunan Saluran Drainase Antara Dinas Bina Marga Kota Medan Dengan Cv.Teratai 26

8 122 120

Wanprestasi Dalam Perjanjian Pemborongan Kerja Milik Pemerintah Antara CV. Dina Utama Dengan Dinas Penataan Ruang Dan Permukiman Provinsi Sumatera Utara

2 55 134

Tinjauan Yuridis Perjanjian Pemborongan Antara Dinas Bina Marga Dan Pengairan Kota Pematangsiantar Dengan Cv. Sibange-Bange Siantar Simarimbun (Studi: Dinas Bina Marga Dan Pengairan Kota Pematangsiantar)

0 42 133

Tinjauan Yuridis tentang Perjanjian Pelaksanaan Pekerjaan (Kontrak) Antara Dinas Penataan Ruang dan Pemukiman Provinsi Sumatera Utara Dengan CV. Rymandho Medan

0 40 102

Tinjauan Hukum Pelaksanaan Perjanjian Kontrak Kerja Pembangunan Irigasi Antara Cv. Raut Agung Group Dan Dinas Pekerjaan Umum Kota Tebing Tinggi

0 10 86

Tinjauan Yuridis Surat Perjanjian (Kontrak) Pemborongan Antara Dinas KIMPRASDA (Permukiman Dan Prasarana Daerah ) Labuhanbatu Dengan CV. Raut Agung Group

1 21 106

Tinjauan Yuridis Surat Perjanjian (Kontrak) Pemborongan Antara Dinas KIMPRASDA (Permukiman Dan Prasarana Daerah ) Labuhanbatu Dengan CV. Raut Agung Group

0 0 9

Tinjauan Yuridis Surat Perjanjian (Kontrak) Pemborongan Antara Dinas KIMPRASDA (Permukiman Dan Prasarana Daerah ) Labuhanbatu Dengan CV. Raut Agung Group

0 0 1

Tinjauan Yuridis Surat Perjanjian (Kontrak) Pemborongan Antara Dinas KIMPRASDA (Permukiman Dan Prasarana Daerah ) Labuhanbatu Dengan CV. Raut Agung Group

0 0 23

Tinjauan Yuridis Surat Perjanjian (Kontrak) Pemborongan Antara Dinas KIMPRASDA (Permukiman Dan Prasarana Daerah ) Labuhanbatu Dengan CV. Raut Agung Group

0 0 4