Kompetensi Kepala Sekolah id. docx

Kompetensi Kepala Sekolah
BAB I
Pendahuluan
Latar belakang
Pada tingkat paling operasional, kepala sekolah adalah orang yang berada di garis
terdepan yang mengkoordinasikan upaya meningkatkan pembelajaran yang bermutu. Kepala
sekolah diangkat untuk menduduki jabatan yang bertanggung gugat mengkoordi-nasikan
upaya bersama mencapai tujuan pendidikan pada level sekolah masing-masing. Dalam
praktik di Indonesia, kepala sekolah adalah guru senior yang dipandang memiliki kualifikasi
menduduki jabatan itu. Tidak pernah ada orang yang bukan guru diangkat menjadi kepala
sekolah. Jadi, seorang guru dapat berharap bahwa jika "beruntung" suatu saat kariernya akan
berujung pada jabatan kepala sekolah. Biasanya guru yang dipandang baik dan cakap sebagai
guru diangkat menjadi kepala sekolah. Dalam kenyataan, banyak di antaranya yang tadinya
berkinerja sangat bagus sebagai guru, menjadi tumpul setelah menjadi kepala sekolah.
Jika kepala sekolah memiliki kompetensi yang optimal sudah barang tentu akan
dapat menjalankan tugas dan fungsi pokoknya secara optimal pula. Untuk dapat
berperan dalam mengoptimalkan kompetensi guru kepala sekolah harus menguasai
dulu kompetensi kepala sekolah juga kompetensi guru mengingat kepala sekolah juga
seorang guru.
Peran ganda kepala sekolah (sebagai pimpinan dan guru) memang bukan hal
yang boleh dikatakan sepele karena ini justru bisa menjadi buah simalakama. Kepala

sekolah dituntut harus mampu menjadi guru yang lebih dari guru biasa. Kepala sekolah
harus mampu menjadi model bagi guru lain dalam hal apa saja, apalagi dalam hal
menyampaikan materi pelajaran di ruang kelas. Jika kini pembelajaran dengan
pendekatan PAIKEM sedang jadi trend, kepala sekolah harus yang pertama dapat menjadi
contoh. Jika kepala sekolah harus menagih administrasi mengajar guru, tunjukkan bahwa
administrasi mengajarnya sendiri juga telah selesai dikerjakan.

BAB II
A. Pengertian kompetensi kepala sekolah
Sebelum membahas tentang kompetensi kepala sekolah, hendaknya kita mengetahui
tentang arti kompetensi itu sendiri.Kompetensi adalah kemampuan atau kecakapan yang
diperlihatkan seseorang ketika melakukan sesuatu. Memahami visi dan misi serta
memiliki integritas yang baik saja belum cukup. Jadi, seorang kepala sekolah yang
berkompetensi, ia harus mempunyai kecakapan dan memahami visi dan visi serta
memiliki intregitas yang baik. Agar berhasil, kepala sekolah harus memiliki kompetensi
yang disyaratkan untuk dapat mengemban tanggung jawabnya dengan baik dan benar.
Apa saja kompetensi yang harus dimiliki kepala sekolah? Setidaknya ada kesepakatan
bahwa kepala sekolah perlu memiliki sejumlah kompetensi berikut (diadaptasi dari
CCSSO, 2002).


1.
2.

3.
4.

5.
6.

Memfasilitasi pengembangan, penyebarluasan, dan pelaksanaan visi pembelajaran yang
dikomunikasikan dengan baik dan didukung oleh komunitas sekolah.
Membantu, membina, dan mempertahankan lingkungan sekolah dan
program
pengajaran yang kondusif bagi proses belajar peserta didik dan pertumbuhan profesional
para guru dan staf.
Menjamin bahwa manajemen organisasi dan pengoperasian sumber daya sekolah
digunakan untuk menciptakan lingkungan belajar yang aman, sehat, efisien, dan efektif.
Bekerja sama dengan orang tua murid dan anggota masyarakat, menanggapi
kepentingan dan kebutuhan komunitas yang beragam, dan memobilisasi sumber daya
masyarakat

Memberi contoh (teladan) tindakan berintegritas.
Memahami, menanggapi, dan mempengaruhi lingkungan politik, sosial, ekonomi, dan
budaya yang lebih luas.

B. Jenis – jenis kompetensi


Kompetensi pedagogik yaitu merupakan kemampuan dalam pengelolaan
peserta didik yang meliputi:
(a) pemahaman wawasan atau landasan kependidikan;
(b) pemahaman terhadap peserta didik;
(c)pengembangan kurikulum/ silabus;
(d) perancangan pembelajaran;
(e) pelaksanaan pembelajaran yang mendidik dan dialogis;
(f) evaluasi hasil belajar;
(g) pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai
potensi yang dimilikinya.

Kompetensi kepribadian yaitu merupakan kemampuan kepribadian
yang:

(a) Mantap
(b) Stabil
(c) Defwa
(d) Arif dan bijaksana
(e) Berwibawa
(f) Berakhlak mulia
(g) Menjadi teladanbagi peserta didik
(h) Mengevaluasi kinerja sendiri
(i) Mengembangkan diri secara berkelanjutan.


Kompetensi sosial yaitu merupakan kemampuan pendidik sebagai bagian
dari masyarakat untuk :
 berkomunikasi lisan dan tulisan;
 menggunakan teknologi komunikasi dan informasi secara fungsional;
 bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga
Kependidikan, orangtua / wali peserta didik.
 bergaul secara santun dengan masyarakat sekitar.



Kompetensi profesional merupakan kemampuan penguasaan materi
pembelajaran secara luas dan mendalam yang meliputi:

(a) konsep,
struktur,
dan
metoda
keilmuan/teknologi/seni
yang
menaungi/koheren dengan
materi ajar.
(b) materi ajar yang ada dalam kurikulum sekolah;
(c) hubungan konsep antar mata pelajaran terkait;
(d) penerapan konsep-konsep keilmuan dalam kehidupan sehari-hari; dan
(e) kompetisi secara profesional dalam konteks global dengan tetap
melestarikan
Nilai dan budaya nasional.

C. Kompetensi – kompetensi yang harus dimiliki kepala
sekolah

Kompetensi 1:
Memfasilitasi penyusunan, penyebarluasan, dan pelaksanaan visi dan misi
pembelajaran yang dikomunikasikan dengan baik dan didukung oleh komunitas sekolah.
Kepala sekolah harus dapat memastikan bahwa sekolahnya memiliki visi dan misi yang
jelas dan disepakati bersama serta didukung oleh komunitas sekolahnya. Jika visi dan
misi itu belum ada, ia harus berinisiatif untuk menyusunnya dengan melibatkan semua
pihak yang berkepentingan atas sekolahnya.

Kompetensi 2:
Membantu, membina, dan mempertahankan lingkungan sekolah dan program
pengajaran yang kondusif bagi proses belajar peserta didik dan pertumbuhan profesional para
guru dan staf. Kepala sekolah harus dapat memastikan adanya lingkungan sekolah yang
kondusif. Sekadar mengingatkan, lingkungan belajar yang kondusif memungkinkan orangorang di dalamnya untuk mendayagunakan dan mengembangkan potensinya seoptimal
mungkin. Kepala sekolah misalnya harus berupaya keras agar masalah-masalah sosial, seperti
penyalahgunaan narkoba, tidak mengimbas ke dalam lingkungan sekolahnya. Dalam
lingkungan seperti itu, para guru dan peserta didik termotivasi untuk saling belajar, saling
memotivasi, dan saling memberdayakan. Suasana seperti memberi ruang untuk saling belajar
melalui keteladanan, belajar bertanggung jawab, serta belajar mengembangkan kompetensi
sepenuhnya.
Kompetensi 3:

Menjamin bahwa manajemen organisasi dan pengoperasian sumber daya sekolah
digunakan untuk menciptakan lingkungan belajar yang aman, sehat, efisien, dan
efektif.Kepala sekolah harus dapat memastikan bahwa apapun prinsip-prinsip dan teknik
manajemen organisasi dan pengoperasian sumber daya sekolah yang diterapkan
semata-mata digunakan bagi kepentingan peserta didik. Ia harus dapat menjamin bahwa
lingkungan fisik sekolahnya aman dan sehat bagi peserta didik, guru, dan staf
pendukung lainnya.
Kompetensi 4:
Bekerja sama dengan orang tua murid dan anggota masyarakat, menanggapi
kepentingan dan kebutuhan komunitas yang beragam, dan memobilisasi sumber daya
masyarakat.Kepala sekolah harus menyadari bahwa tujuan sekolah tidak mungkin
dicapai tanpa melibatkan semua pihak yang berkepentingan, utamanya para orang tua
murid. Manajemen sekolah adalah upaya bersama agar hal-hal yang tadinya terasa besar
dan berat menjadi lebih terkendali. Berat sama dipikul, ringan sama dijinjing. Oleh sebab

itu, kepala sekolah harus tidak boleh putus harapan untuk menghimbau dan merangkul
semua pihak yang berkepentingan demi kemajuan sekolahnya.

Kompetensi 5:
Memberi contoh (teladan) tindakan berintegritas. Kepala sekolah pastilah berada dalam posisi

yang serba kikuk jika tidak menujukkan kualitas perilaku yang dapat diteladani. Dapat
dipercaya, konsisten, komit, bertanggung jawab, dan secara emosional terkendali adalah
kualitas yang seharusnya dimiliki para pimpinan. Karakter moral seperti itulah sebenarnya
yang memiliki dampak jangka panjang. Kepala sekolah yang hanya mengandalkan
kewenangan jabatannya untuk mempengaruhi lingkungan, hanya akan menimba hasil jangka
pendek.
Kompetensi 6:
Memahami, menanggapi, dan mempengaruhi lingkungan politik, sosial, ekonomi, dan
budaya yang lebih besar. Kepala sekolah perlu menyadari bahwa kehidupan di sekolahnya
adalah bagian dari lingkungan kehidupan yang lebih luas. Kehidupan lain di luar sekolahnya
ikut berpengaruh dalam upayanya mengelola sekolah dengan baik. Berpikir sistem
membantunya untuk memahami posisi sekolahnya dalam gambaran yang lebih besar.
Sekolahnya sendiri adalah bagian dari subsistem sosial yang terkait dengan sistem politik,
ekonomi, dan lain-lainnya.

D.

Peranan kepala sekolah dalam meningkatkan
kompetensi guru


Kepala sekolah memiliki peranan ganda dalam menjalankan tugasnya. Selain ia
seorang kepala sekolah, ia juga adala seorang guru. Kepala sekolah dituntut harus
mampu menjadi guru yang lebih dari guru biasa. Kepala sekolah harus mampu menjadi
model bagi guru lain dalam hal apa saja, apalagi dalam hal menyampaikan materi
pelajaran di ruang kelas.sebagai kepala sekolah dan juga seorang guru, kepala sekolah
harus benar-benar berkompeten baik dalam kapasitasnya sebagai pimpinan maupun
sebagai guru sehingga dapat dijadikan model. Maka tidak sepatutnya seorang kepala
sekolah marah-marah dan berperangai sewot berlebihan dengan melontarkan kata-kata
menyakitkan pada guru ketika hasil UN jeblok, karena sesungguhnya kegagalan UN juga
merupakan kegagalan seorang kepala sekolah dalam menjalankan tugas dan fungsinya.
Salah satu upaya untuk meningkatkan kompetensi guru yang dapat dilakukan adalah
melalui optimalisasi peran kepala sekolah. Idochi Anwar dan Yayat Hidayat Amir (2000)
mengemukakan bahwa “ kepala sekolah sebagai pengelola memiliki tugas
mengembangkan kinerja personel, terutama meningkatkan kompetensi profesional
guru.” Perlu digarisbawahi bahwa yang dimaksud dengan kompetensi profesional di sini,
tidak hanya berkaitan dengan penguasaan materi semata, tetapi mencakup seluruh jenis
dan isi kandungan kompetensi sebagaimana telah dipaparkan di atas. Dalam perspektif
kebijakan pendidikan nasional (Depdiknas, 2006), terdapat tujuh peran utama kepala
sekolah yaitu, sebagai :
1. Educator (pendidik); Kepala sekolah menunjukkan komitmen tinggi dan fokus terhadap

pengembangan kurikulum dan kegiatan belajar mengajar di sekolahnya tentu saja akan
sangat memperhatikan tingkat kompetensi yang dimiliki gurunya, sekaligus juga akan
senantiasa berusaha memfasilitasi dan mendorong agar para guru dapat secara terus

2.

3.

4.

5.

6.

7.

menerus meningkatkan kompetensinya, sehingga kegiatan belajar mengajar dapat
berjalan efektif dan efisien.
Manajer; Dalam mengelola tenaga kependidikan, salah satu tugas yang harus dilakukan
kepala sekolah adalah melaksanakan kegiatan pemeliharaan dan pengembangan profesi

para guru. Dalam hal ini, kepala sekolah seyogyanya dapat memfasiltasi dan
memberikan kesempatan yang luas kepada para guru untuk dapat melaksanakan
kegiatan pengembangan profesi melalui berbagai kegiatan pendidikan dan pelatihan
Administrator; Khususnya berkenaan dengan pengelolaan keuangan, bahwa untuk
tercapainya peningkatan kompetensi guru tidak lepas dari faktor biaya. Seberapa besar
sekolah dapat mengalokasikan anggaran peningkatan kompetensi guru tentunya akan
mempengaruhi terhadap tingkat kompetensi para gurunya. Oleh karena itu kepala
sekolah seyogyanya dapat mengalokasikan anggaran yang memadai bagi upaya
peningkatan kompetensi guru.
supervisor (penyelia); Untuk mengetahui sejauh mana guru mampu melaksanakan
pembelajaran, secara berkala kepala sekolah perlu melaksanakan kegiatan supervisi,
yang dapat dilakukan melalui kegiatan kunjungan kelas untuk mengamati proses
pembelajaran secara langsung, terutama dalam pemilihan dan penggunaan metode,
media yang digunakan dan keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran.
leader (pemimpin); Dalam teori kepemimpinan setidaknya kita mengenal dua gaya
kepemimpinan yaitu kepemimpinan yang berorientasi pada tugas dan kepemimpinan
yang berorientasi pada manusia. Dalam rangka meningkatkan kompetensi guru, seorang
kepala sekolah dapat menerapkan kedua gaya kepemimpinan tersebut secara tepat dan
fleksibel, disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan yang ada. Kendati demikian
menarik untuk dipertimbangkan dari hasil studi yang dilakukan Bambang Budi Wiyono
(2000) terhadap 64 kepala sekolah dan 256 guru Sekolah Dasar di Bantul terungkap
bahwa ethos kerja guru lebih tinggi ketika dipimpin oleh kepala sekolah dengan gaya
kepemimpinan yang berorientasi pada manusia.
pencipta iklim kerja; Budaya dan iklim kerja yang kondusif akan memungkinkan setiap
guru lebih termotivasi untuk menunjukkan kinerjanya secara unggul, yang disertai usaha
untuk meningkatkan kompetensinya. Oleh karena itu, dalam upaya menciptakan budaya
dan iklim kerja yang kondusif, kepala sekolah hendaknya memperhatikan prinsip-prinsip
sebagai berikut : (1) para guru akan bekerja lebih giat apabila kegiatan yang
dilakukannya menarik dan menyenangkan, (2) tujuan kegiatan perlu disusun dengan
dengan jelas dan diinformasikan kepada para guru sehingga mereka mengetahui tujuan
dia bekerja, para guru juga dapat dilibatkan dalam penyusunan tujuan tersebut, (3) para
guru harus selalu diberitahu tentang dari setiap pekerjaannya, (4) pemberian hadiah
lebih baik dari hukuman, namun sewaktu-waktu hukuman juga diperlukan, (5) usahakan
untuk memenuhi kebutuhan sosio-psiko-fisik guru, sehingga memperoleh kepuasan
(modifikasi dari pemikiran E. Mulayasa tentang Kepala Sekolah sebagai Motivator, E.
Mulyasa, 2003
wirausahawan; Dalam menerapkan prinsip-prinsip kewirausaan dihubungkan dengan
peningkatan kompetensi guru, maka kepala sekolah seyogyanya dapat menciptakan
pembaharuan, keunggulan komparatif, serta memanfaatkan berbagai peluang. Kepala
sekolah dengan sikap kewirauhasaan yang kuat akan berani melakukan perubahanperubahan yang inovatif di sekolahnya, termasuk perubahan dalam hal-hal yang
berhubungan dengan proses pembelajaran siswa beserta kompetensi gurunya.

BAB III
KESIMPULAN
Setiap jabatan menggambarkan status yang diemban pemegangnya. Status itu, pada
gilirannya, menunjukkan peran yang harus dilakukan pejabatnya. Peran utama yang harus
diemban oleh kepala sekolah yang membedakannya dari jabatan-jabatan kepala lainnya
adalah peran sebagai pemimpin pendidikan. Kepemimpinan pendidikan mengacu pada
kualitas tertentu yang harus dimiliki kepala sekolah untuk dapat mengemban tanggung
jawabnya secara berhasil. Apa saja kualitas itu? Pertama, kepala sekolah harus tahu persis apa
yang ingin dicapainya (visi) dan bagaimana mencapainya (misi). Kedua, kepala sekolah harus
memiliki sejumlah kompetensi untuk melaksanakan misi guna mewujudkan visi itu. Dan
ketiga, kepala sekolah harus memiliki karakter tertentu yang menunjukkan integritasnya.
Tanpa adanya standar kompetensi yang cukup tinggi bagi para kepala sekolah
rasanya sukar berharap bahwa pendidikan di Indonesia akan dikenal berkualitas baik di
dunia. Karena kepala sekolah yang berkompetensi mampu meningkatkan kualitas
pendidikan disekolah yang ia pimpin. Untuk itu seorang kepala sekolah yang
berkompeten harus memiliki kecakapan dan memahami visi dan misi sekolah agar
sekolah tersebut menjadi maju dan berkualitas.