Prosedur Perolehan Kewarganegaraan Menurut Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2006 Chapter III V

BAB III
PROSEDUR PEROLEHAN KEWARGANEGARAAN MENURUT HUKUM
ADMINISTRASI NEGARA

A. INSTANSI YANG BERWENANG MENGELUARKAN KEWARANEGARAAN
INDONESIA
Dalam

kepengurusan

kewarganegaraan

yang

berwenang

dalam

mengeluarkan

kewarganegaraan Indonesia adalah Dapartemen Hukum dan HAM. Dalam peraturan Menteri

Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia Nomor M.01-HL.03.01 Tahun 2006
dinyatakan pada pasal 1 (ayat 4) bahwa dalam peraturan menteri yang dimaksud pejabat yang
ditunjuk oleh menteri untuk menangani masalah kewarganegaraan Republik Indonesia yang
selamjutnya disebut pejabat adalah Kepala Kantor Wilayah Departemen Hukum dan Hak
Asasi Manusia.
Permohonan dan lampiran disampaikan kepada pejabat ( dalam hal ini adalah kepala
Kantor wilayah Departemen Hukum dan HAM ) yang wilayah kerjanya meliputi tempat
tinggal pemohon.
Setelah permohonan diterima, Pejabat melakukan pemeriksaan kelengkapan persyaratan
administratif permohonan beserta lampirannya. Dalam hal persyaratan administratif
permohonan diterima secara lengkap, maka pejabat melakukan pemeriksaan substantif
permohonan dalam waktu paling lama 14 hari terhitung sejak tanggal permohonan diterima.
Dalam hal permohonan tidak memenuhi persyaratan substantif. Pejabat mengembalikannya
kepada pemohon dalam waktu paling lama 7 hari terhitung sejak tanggal pemeriksaan
substantif selesai dilakukan.
Terhadap permohonan yang telah dinyatakan memenuhi persyaratan substantif, pejabat
meneruskan permohonan kepada Menteri dalam waktu paling lama 7 hari terhitung sejak

31
Universitas Sumatera Utara


tanggal pemeriksaan substantif selesai dilakukan. Setelah menteri melakukan pemeriksaan
substantif dan meneruskan permohonan disertai pertimbangan kepada presiden dalam waktu
paling lama 45 hari terhitung sejak tanggal permohonan diterima, Apakah permohonan
tersebut ditolak atau dikabulkan oleh Presiden. Apabila permohonan dikabulkan, Presiden
menetapkan keputusan Presiden paling lama dalam jangka waktu 3 bulan sejak permohonan
diterima oleh menteri. Dan memberitahukan secara tertulis kepada pemohon dengan
tembusan kepada pejabat dalam waktu paling lambat 14 (empat belas) hari terhitung sejak
tanggal keputusan Presiden ditetapkan untuk disampaikan kepada pejabat. Petikan keputusan
tersebut disampaikan kepada pejabat untuk diteruskan kepada pemohon dan salinanya
disampaikan kepada Menteri, Pejabat, dan perwakilan negara asal pemohon. Dan apabila
permohonan ditolak, Menteri akan memberiktahukan alasan penolakan paling lambat 3 bulan
terhitung sejak tanggal permohonan diterima oleh Menteri. Menteri mengumumkan nama
orang yang telah memperoleh kewarganegaraaan dalam berita Negara Republik Indonesia.
Pengumuman dilakukan setelah berita acara pengucapan sumpah atau pernyataan janji setia
diterima oleh Menteri. 18

B. SYARAT

DAN


MEKANISME

PEROLEHAN

KEWARGANEGARAAN

INDONESIA.
Seorang warga negara Indonesia (WNI) adalah orang yang diakui oleh Undang-Undang
sebagai warga negara Republik Indonesia. Kepada orang ini akan diberikan Kartu Tanda
Penduduk, Berdasarkan kabupaten atau (khusus DKI Jakarta) provinsi, tempat ia terdaftar
sebagai penduduk/warga. Kepada orang ini akan diberikan nomor identitas yang unik (Nomor
Induk Kependudukan,NIK) apabila ia telah berusia 17 tahun dan mencatatkan diri dikantor
pemerintahan. Paspor diberikan oleh negara kepada warga negaranya sebagai bukti identitas

18

C.S.T Kansil, op.cit, hal 104

32

Universitas Sumatera Utara

yang bersangkutan dalam tata hukum internasional. Dalam kepengurusan status
kewarganegaraan Surat Keterangan Keimigrasian yang dikenal sebagai SKIM adalah
dokumen keimigrasian yang memuat keterangan mengenai masa tinggal warga negara asing
di wilayah Republik Indonesia selama 5 ( lima ) tahun berturut-turut atau 10 ( sepuluh ) tahun
tidak berturut-turut sebagai salah satu persyaratan permohonan kewarganegaraan Republik
Indonesia 19.
Dokumen SKIM ini diperlukan oleh orang asing dalam proses permohonan
kewarganegaraan Republik Indonesia melalui :
1. Pewarganegaraan sebagaimana dalam pasal 8 Undang-Undang Nomor 12 tahun 2006,
yang merupakan tata cara atau prosedur bagi orang asing untuk dapat memperoleh
kewarganegaraan Republik Indonesia melalui permohonan.
2. Menyampaikan pernyataan menjadi warga negara Indonesia sebagaimana

dalam

pasal 19 Undang-Undang Nomor 12 tahun 2006, sebagai prosedur dalam upaya
memperoleh kewarganegaraan Republik Indonesia dari orang asing yang kawin secara
sah dengan warga negara Indonesia.

Kriteria 5 ( Lima ) tahun berturut-turut atau paling singkat 10 ( sepuluh ) tahun tidak
berturut-turut dari aspek keimigrasian yaitu :
1. Lima tahun berturut-turut adalah jangka waktu keberadaan orang asing di wilayah
Republik Indonesia yang dihitung sejak memperoleh izin tinggal terbatas atau tetap
sampai kurun waktu 5 ( lima ) tahun tidak pernah keluar wilayah Republik Indonesia
untuk tidak kembali.
2. Sepuluh tahun tidak berurut-turut adalah jangka waktu keberadaan orang asing di
wilayah Republik Indonesia yang dihitung sejak memperoleh izin tinggal
terbatas/tetap sampai meninggalkan wilayah Republik Indonesia untuk tidak kembali

19

N.H.T Siahaan dan subiharta, Keimigrasian & Kependudukan (Jakarta : Pancuran Alam, 2007)

33
Universitas Sumatera Utara

yang dilakukan berulang kali hingga mencapai keseluruhan masa waktu izin
tinggalnya 10 ( sepuluh ) tahun. 20
Adapun gugurnya dan tidak berlakunya SKIM dikarenakan :

a) Tidak memperpanjang izin tinggal;
b) Meninggalkan wilayah Indonesia dan kembali melampaui batas waktu izin masuk
kembali;
1) Atas kemauan sendiri meninggalkan wilayah Indonesia dan tidak kembali;
2) Mendapatkan keputusan pencegahan dan penangkalan;
3) Dikenakan tindakan keimigrasian atau meninggal dunia;
4) Mendapatkan keputusan perceraian yang berkekuatan hukum tetap bagi :
a. Warga negara asing yang sedang menyampaikan pernyataan menjadi warga
negara Indonesia atau
b. Warga negara asing yang sedang mengajukan pewarganegaraan penyatuan
keluarga.
Dalam memperoleh kewarganegaraan Republik Indonesia menurut undang undang
No.12 Tahun 2006 tentang kewarganegaraan itu sendiri diperoleh :
a. Karena kelahiran
Dalam

undang-undang

kewarganegaraan


Republik

Indonesia karena kelahiran

berdasarkan keturunan dan berdasarkan kelahiran di dalam wilayah Republik Indonesia untuk
mencegah adanya orang yang tanpa kewarganegaraan. Bahwa keturunan dipakai sebagai
suatu dasar adalah lazim. Sudah sewajarnya suatu negara menggangap seorang anak sebagai
warga negaranya di mana pun ia dilahirkan, apabila orang tua anak itu warga negara dari
negara itu.

20

http//Imigrasi.go.id, diakses tanggal 30 Juli 2016

34
Universitas Sumatera Utara

Dalam pada itu tidak selalu kedua orang tua anak itu bersamaan kewarganegaraan,
dan tidak selalu anak itu mempunyai hubungan hukum kekeluargaan dengan kedua orang
tuanya. Oleh karena itu, maka salah seorang dari orang tuanya itu harus didahulukan. Dalam

hal kewarganegaraan undang-undang ini menggangap selalu ada hubungan hukum
kekeluargaan anatara anak dan ibu, hubungan hukum kekeluargaan antara anak dan ayah
hanya ada apabila anak itu lahir dalam atau dari perkawinan sah atau apabila anak itu diakui
secara sah oleh ayahnya. Menurut pasal 4 undang-undang No.12 Tahun 2006, yang dimaksud
warga negara Indonesia seperti berikut :
1. Setiap orang yang berdasarkan peraturan perundang-undangan dan/atau berdasarkan
perjanjian Pemerintah

Republik Indonesia dengan negara lain sebelum Undang-

Undang ini berlaku sudah menjadi Warga Negara Indonesia.
2. Anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari seorang ayah dan ibu Warga Negara
Indonesia.
3. Anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari seorang ayah Warga Negara Indonesia
dan Ibu Warga Negara indonesia
4. Anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari seorang ayah Warga Negara asing
Indonesia dan ibu Warga Negara Indonesia.
5. Anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari seorang ibu Warga negara Indonesia,
tetapi ayahnya tidak mempunyai kewarganegaraan atas hukum negara asal ayahnya
tidak memberikan kewarganegaraan kepada anak tersebut.

6. Anak yang lahir dalam tenggang waktu 300 (tiga ratus) hari setelah ayahnya meninggal
dunia dari perkawinan yang sah dan ayahnya Warga Negara Indonesia.
7. Anak yang lahir di luar perkawinan yang sah dari seorang ibu Warga Negara Indonesia.
8. Anak yang lahir di luar perkawinan yang sah dari seorang ibu Warga Negara asing
yang diakui oleh seorang ayah Warga Negara Indonesia sebagai anaknya dan

35
Universitas Sumatera Utara

pengakuan itu dilakukan sebelum anak tersebut berusia berusia 18 (delapan belas)
tahun atau belum kawin
9. Anak yang lahir di wilayah negara Republik Indonesia yang pada waktu lahir tidak
jelas status kewarganegaraan ayah dan ibunnya.
10. Anak yang baru lahir yang ditemukan di wilayah negara Republik Indonesia selama
ayah dan ibunya tidak diketahui.
11. Anak yang lahir di wilayah negara Republik Indonesia apabila ayah dan ibunya tidak
mempunyai kewarganegaraan atau tidak diketahui keberadaannya.
12. Anak yang di lahirkan di luar wilayah negara Republik Indonesia dari seorang ayah
dan ibu warga negara Indonesia yang karena ketentuan dari negara tempat anak
tersebut dilahirkan memberikan kewarganegaraan kepada anak yang bersangkutan.

13. Anak dari seseorang ayah atau ibu

yang telah dikabulkan permohonan

kewarganegaraannya, kemudian ayah dan ibunya meninggal

dunia sebelum

mengucapkan sumpah atau menyatakan janji setia. 21
b. Karena pengangkatan
Pengangkatan anak adalah biasa di Indonesia. Pengangkatan yang dimaksud adalah
pengangkatan anak (adopsi). Apabila ada anak orang asing yang diadopsi oleh orang tua yang
berkewarganegaraan Indonesia, anak tersebut akan menjadi Warga Negara Indonesia. Sah
atau tidak sahnya pengangkatan anak itu ditentukan oleh hukum yang mengangkat anak.
Adakalanya anak yang diangkat itu anak (orang) asing, akan tetapi karena betul-betul
diperlakukan sebagai anak sendiri, tidak diketahui atau dirasakan lagi asal orang itu. Maka
hendaknya kepada anak demikian itu diberikan status orang tua yang mengangkatnya.
Sebagai jaminan bahwa pengangkatan itu sungguh-sungguh pengangkatan yang
digambarkan di atas dan supaya anak asing yang diangkat betul-betul masih bisa merasa


21

Pasal 4 Undang-Undang No.12 Tahun 2006

36
Universitas Sumatera Utara

warga negara Indonesia. Maka pemberian kewarganegaraan Republik Indonesia kepada anak
angkat itu hendaknya dibatasi pada anak yang masih muda sekali. Dalam ketentuan undangundang No.12 tahun 2006 Pasal 21 ayat (2), ditegaskan “anak warga negara asing yang belum
berusia 5 tahun yang diangkat secara sah menurut penetapan pengadilan sebagai anak oleh
warga negara Indonesia, memperoleh kewarganegaraan Republik Indonesia”. Sebagai bahan
perbandingan, ketentuan pasal 2 undang-undang No. 62 tahun 1958 ditegaskan bahwa
pengangkatan anak baru sah apabila memenuhi syarat-syarat berikut :
1. Pada waktu pengangkatan itu ia belum berumur 5 tahun
2. Yang mengangkat harus memohon pengesahan pengadilan Negeri setempat
3. Permohonan pengesahan dilakukan 1 tahun setelah pengangkatan anak
4. Kewarganegaraan Republik Indonesia anak diperoleh pada saat pengadilan menyatakan
sah pengangkatan itu. Pernyataan untuk memilih kewarganegaraan dibuat secara terulis
dan disampaikan kepada pejabat yang melampirkan dokumen sebagaimana ditentukan
di dalam perarturan perundang-undangan, disampaikan dalam waktu paling lambat tiga
tahun setelah anak berusia delapan belas tahun atau sudah kawin.

c. Karena permohonan
Ada kemungkinan seorang anak karena berlakunya suatu aturan turut kewarganegaraan
sahnya, sedangkan sesungguhnya ia merasa lebih berdekatan dengan ibunya, yang
berkewarganegaraan Republik Indonesia. Hendaknya kepada anak itu diberi kesempatan
untuk memperoleh kewarganegaraan Republik Indonesia, apabila ia di anggap sudah bisa
menentukan kewarganegaraannya sendiri.
Pemberian kesempatan itu hendaknya dibatasi pada anak di luar perkawinan, karena
dalam perkawinan orang tua dan anak pada prinsipnya merupakan suatu kesatuan yang

37
Universitas Sumatera Utara

statusnya ditentukan oleh bapaknya. Dalam pada itu karena orang yang bersangkutan sekian
lamanya orang asing, maka kesempatan itu berupa suatu permohonan.
Negara yang memperkenankan orang dari luar bertempat tinggal menetap di dalam
wilayah, pada suatu saat selayaknya menerima keturunan dari orang luar ini dalam
lingkungan kewarganengaraannya. Sampai di mana dan dengan cara bagaimana ius soli
dilakukan terhadap orang-orang yang tidak tanpa kewarganegaraan ini itulah tergantung pada
keadaan negara masing-masing.
Orang-orang yang diberi kesempatan itu, menurut undang-undang ialah mereka yang
lahir dari seorang penduduk atau yang kemudian menjadi penduduk, yang juga lahir di
indonesia. Syarat selanjutnya ialah bahwa ia tidak menjadi berkelebihan kewarganegaraan.
d. Karena pewarganegaraan atau naturalisasi
Kepada seorang asing yang sungguh ingin menjadi warga negara Republik Indonesia
hendaknya diberi kesempatan untuk melaksanakan keinginan itu. Tentu saja kepentingan
Indonesia tidak boleh terganggu oleh pemberian pewarganegaraan itu. Supaya pemberian
pewarganegaraan tidak bertentangan dengan maksud pemberian itu, maka diadakan syaratsyarat yang kesemuannya bersifat obyektif. Cara orang asing bisa masuk menjadi warga
negara Indonesia melalui naturalisasi. Menurut kamus besar Indonesia, naturalisasi adalah
perolehan kewarganegaraan bagi penduduk asing. Hal menjadikan warga negara,
pewarganegaraan yang diperoleh setelah memenuhi syarat sebagaimana yang ditetapkan
dalam peraturan perundang-undangan. Ada dua cara proses naturalisasi antara lain sebagai
berikut :
1. Naturalisasi biasa, caranya mengajukan permohonan kepada presiden dan HAM
melalui kantor pengadilan negeri setempat ia tinggal atau di kedubes Republik
Indonesia apabila di luar negeri.

Permohonan ini ditulis dalam bahasa Indonesia.

Apabila lulus, ia harus mengucapkan sumpah setia di hadapan pengadilan negeri.

38
Universitas Sumatera Utara

2. Naturalisasi istimewa, naturalisasi ini diberikan kepada orang asing yang berjasa
kepada negara.
Berdasarkan Pasal 9 undang-undang No. 12 tahun 2006, permohonan pewarganegaraan
dapat diajukan oleh pemohon jika memenuhi persyaratan sebagai berikut :
1. Telah berusia 18 ( delapan belas ) Tahun atau sudah kawin;
2. Pada waktu mengajukan permohonan sudah bertempat tinggal di wilayah negara
Republik Indonesia paling singkat 5 tahun berturut-turut atau paling singkat 10
tahun tidak berturut-turut.
3. Sehat jasmani dan rohani
4. Dapat berbahasa Indonesia serta mengakui dasar Negara Pancasila dan UndangUndang Dasar Negara Republik Indobnesia tahun 1945;
5. Tidak pernah dijatuhi pidana karena melakukan tindak pidana yang diancam
dengan pidana penjara 1 tahun atau lebih;
6. Jika dengan memperoleh kewarganegaraan Republik Indonesia, tidak menjadi
berkewarganegaraan ganda;
7. Mempunyai pekerjaan dan/atau berpenghasilan tetap; dan
8. Membayar uang permohonan ke kas negara.
Permohonan/naturalisasi dapat diajukan melalui proses sebagai berikut :
a. Permohonan/naturalisasi diajukan di Indonesia oleh pemohon secara tertulis dalam
bahasa Indonesia di tas kertas bermaterai cukup kepada Presiden melalui Menteri yang
sekurang-kurangnya memuat :
1) Nama lengkap;
2) Tempat dan tanggal lahir;
3) Jenis kelamin
4) Status perkawinan;

39
Universitas Sumatera Utara

5) Alamat tempat tinggal
6) Pekerjaan
7) Kewarganegaraan asal.
Permohonan tersebut diajukan dengan melampirkan :
1. Fotokopi kutipan akte kelahiran atau surat yang membuktikan kelahiran pemohon
yang disahkan oleh Pejabat;
2. Fotokopi kutipan akte perkawinan/buku nikah, kutipan akte perceraian/surat
talak/perceraian, atau kutipan akte kematian isteri/suami pemohon bagi yang belum
berusia 18 tahun ( delapan belas ) tahun yang disahkan oleh pejabat;
3. Surat keterangan keimigrasian yang dikeluarkan oleh kantor keimigrasian yang
dikeluarkan oleh kantor imigrasi yang wilayah kerjanya meliputi tempat tinggal
pemohon yang menyatakan bahwa pemohon telah bertempat tinggal di wilayah
negara Republik Indonesia paling singkat 5 (lima) tahun berturut-turut atau paling
singkat 10 (sepuluh) tahun tidak berturut-turut;
4. Fotokopi kartu izin tinggal tetap yang disahkan oleh pejabat;
5. Surat keterangan sehat jasmani dan rohani dari rumah sakit;
6. Surat pernyataan pemohon dapat berbahasa Indonesia;
7. Surat pernyataan pemohon mengakui dasar negara Pancasila dan Undang-Undang
Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945;
8. Surat keterangan catatan kepolisian yang wilayah kerjanya meliputi tempat tinggal
pemohon;
9. Surat keterangan dari perwakilan negara pemohon bahwa dengan memperoleh
10. Kewarganegaaraan Republik Indonesia tidak menjadi berkewarganegaraan ganda;
11. Surat keterangan dari camat yang wilayah kerjanya meliputi tempat tinggal pemohon
bahwa pemohon memiliki pekerjaan dan/atau berpenghasilan tetap;

40
Universitas Sumatera Utara

12. Bukti pembayaran uang Pewarganegaraan dan biaya permohonan ke kas negara dan
paspoto pemohon terbaru berwarna ukuran 4 x 6 ( empat kali enam ) sentimeter
sebanyak 6 (enam ) lembar.
b. Setelah Menteri menerima permohonan, Menteri melakukan pemeriksaan substantif dan
meneruskan permohonan disertai pertimbangan kepada Presiden dalam waktu paling
lama 45 hari terhitung sejak tanggal permohonan diterima dari pejabat.
c. Presiden mengabulkan atau menolak permohonan dalam waktu paling lambat 45 hari
tehitung sejak tanggal permohonan diterima dari Menteri.
d. Paling lambat 3 bulan terhitung sejak keputusan Presiden dikirim kepada pemohon,
pejabat memanggil pemohon untuk mengucapkan sumpah atau menyatakan janji setia.
Berita acara pengucapan sumpah atau pernyataan janji setia disampaikan oleh pejabat
kepada pemohon paling lambat 14 ( empat belas ) hari terhitung sejak tanggal
pengucapan sumpah atau pernyataan janji setia. Salinan keputusan Presiden sebagaimana
disebutkan pada huruf c diatas dan berita acara pengucapan sumpah atau pernyataan
janji setia dari pejabat menjadi bukti yang sah kewarganegaraan Republik Indonesia
seseorang yang memperoleh kewarganegaraan.
e. Setelah mengucapkan sumpah atau menyatakan janji setia pemohon wajib menyerahkan
dokumen atau surat-surat keimigrasian atas namanya kepada kantor imigrasi yang
wilayah kerjanya meliputi tempat tempat tinggal pemohon dalam waktu paling lambat 14
( empat belas ) hari terhitung sejak tanggal pengucapan sumpah atau pernyataan janji
setia.
f. Menteri mengumukan nama orang yang telah memperoleh kewarganegaraan dalam
berita negara Republik Indonesia. Pengumuman dilakukan setelah berita acara
pengucapan sumpah atau pernyataan janji setia diterima oleh Menteri.

41
Universitas Sumatera Utara

Berdasarkan peraturan, terdapat biaya Penerimaan Negara Bukan Pajak ( PNBP ) atas
proses permohonan kewarganegaraan/naturalisasi, yang besarnya sebagai berikut :
1. Permohonan/naturalisasi dikenakan biaya PNBP sebesar Rp. 5.000.000,- per
permohonan dan
2. Pendaftaran administrasi dan pengumunan dalam Berita Negara sebesar Rp.
500.000,- per permohonan.
g. Karena akibat dari perkawinan
Dalam undang-undang bahwa perkawinan kedua mempelai sedapat-dapatnya mempunyai
kewarganegaraan yang sama. Apabila hal itu akan menimbulkan kelebihan kewarganegaraan
atau tanpa kewarganegaraan atau menghilangkan kewarganegaraan seorang yang dirasakan
berat, maka asas kesatuan kewarganegaraan itu dilepaskan. Ketentuan pasal 19 undangundang No.12 tahun 2006, menegaskan bahwa :
a. Warga negara asing yang kawin secara sah dengan warga negara Indonesia dapat
memperoleh kewarganegaraan Republik Indonesia dengan menyampaikan pernyataan
menjadi warga negara Indonesia dihadapan pejabat.
b. Pernyataan tersebut dilakukan apabila yang bersangkutan sudah bertempat tinggal di
wilayah NKRI 5 tahun berturut atau 10 tahun tidak berturut-turut, kecuali dengan
perolehan kewarganegaraan tersebut mengakibatkan berkewarganegaraan ganda
c. Jika hal itu terjadi yang bersangkutan dapat diberi izin tinggal tetap sesuai dengan
peraturan perundang-undangan
d. Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara menyampaikan pernyataan tersebut diatur
dengan peraturan Menteri.
Adapun proses memperoleh kewarganegaraan berdasarkan perkawinan dengan WNI (
perolehan kewarganegaraan melalui pernyataan ) adalah sebagai berikut :

42
Universitas Sumatera Utara

a. Pernyataan untuk menjadi WNI disampaikan secara tertulis dalam bahasa Indonesia
diatas kertas bermaterai cukup sesuai dengan format yang telah ditentukan ke kantor
wilayah Departemen Hukum dan HAM dengan melampirkan;
1. Fotokopi kutipan akte kelahiran pemohon yang disahkan oleh pejabat yang
berwenang;
2. Fotokopi Kartu Tanda Penduduk atau surat keterangan tempat tinggal pemohon
yang disahkan oleh pejabat yang berwenang;
3. Fotokopi kutipan akte kelahiran dan kartu Tanda Penduduk WNI suami atau isteri
pemohon yang disahkan oleh pejabat yang berwenang;
4. Fotokopi kutipan akte perkawinan/buku nikah pemohon dan suami atau isteri yang
disahkan oleh pejabat yang berwenang;
5. Surat keterangan dari kantor Imigrasi di tempat tinggal pemohon yang
menerangkan bahwa pemohon telah bertempat tinggal di Indonesia paling singkat
5 ( lima ) tahun berturut-turut atau paling singkat 10 ( sepuluh ) tahun tidak
berturut-turut;
6. Surat keterangan Catatan kepolisian dari kepolisian tempat tinggal pemohon;
7. Surat keterangan dari perwakilan negara pemohon yang menerangkan bahwa
setelah pemohon memperoleh kewarganegaraan Republik Indonesia, ia kehilangan
kewarganegaraan negara yang bersangkutan;
8. Pernyataan tertulis bahwa pemohon akan setia kepada negara Republik Indonesia,
Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945 dan akan
membelanya dengan sungguh-sungguh serta akan menjalankan kewajiban yang
dibebankan negara kepadanya sebagai WNI dengan tulus dan ikhlas;
9. Paspoto pemohon terbaru berwarna ukuran 4 x 6 sebanyak 6 ( enam ) lembar.

43
Universitas Sumatera Utara

b. Selanjutnya pejabat Departemen Hukum dan HAM melakukan pemeriksaan
kelengkapan pernyataan yang disampaikan oleh pemohon beserta lampiramya dalam
waktu paling lama 14 hari ( empat belas ) hari terhitung sejak tanggal permohonan
diterima, dalam hal ini kelengkapan pernyataan bersangkutan tidak lengkap, maka
pejabat tersebut akan mengembalikannya dalam jangka waktu 14 ( empat belas ) hari
kerja terhitung sejak tanggal pernyataan diterima untuk dilengkapi;
c. Dalam hal kelengkapan pernyataan dinyatakan lengkap, maka pejabat bersangkutan
akan menyampaikannya kepada Menteri dalanm jangka waktu 14 ( empat belas ) hari
kerja terhitung sejak tanggal diterima;
d. Selanjutnya menteri terkait akan memeriksa kelengkapan pernyataan tersebut dalam
jangka waktu 14 ( empat belas ) hari kerja terhitung sejak tanggal pernyataan diterima
oleh pejabat. Dalam hal kelengkapan pernyataan tidak lengkap, maka Menteri
bersangkutan akan mengembalikannya kepada pejabat terkait dalam jangka waktu (
empat belas ) terhitung sejak tanggal pernyataan diterima untuk dilengkapi;
e. Dalam hal kelengkapan pernyataan telah lengkap. Menteri terkait akan menetapkan
keputusan memperoleh kewarganegaraan Indonesia yang dibuat menjadi empat
rangkap dalam waktu paling lambat 30 (

tiga puluh )

hari sejak diterimanya

kelengkapan pernyataan tersebut dari pejabat. Adapun 4 rangkap Keputusan Menteri
tersebut diperuntukan:
1. 1 rangkap untuk pemohon yang akan diterima melalui pejabat dalam jangka waktu
14 (empat belas ) hari setelah diterimanya kelengkapan pernyataan dari Menteri;
2. Rangkap sebagai Arsip Pejabat yang akan diterima oleh pejabat dari Menteri dalam
jangka waktu 14 ( empat belas ) terhitung tanggal keputusan tersebut ditetapkan;

44
Universitas Sumatera Utara

3. Rangkap akan dikirimkan ke perwakilan negara asal pemohon yang akan diterima
perwakilan negara pemohon dari menteri terkait dalam jamgka waktu 14 ( empat
belas ) hari terhitung sejak tanggal keputusan ditetapkan;
4. Dan 1 rangkap menjadi arsip kementerian terkait.
f. Dalam hal pemohon kewarganegaraan tersebut ditolak karena akan menyebabkan
kewarganegaraan ganda maka Menteri terkait akan memberitahukan kepada pemohon
melalui pejabat dalam jangka waktu 14 ( empat belas ) hari terhitung sejak tanggal
penolakan

pernyataan,

selanjutnya

pejabat

akan

memberitahukan

penolakan

bersangkutan kepada pemohin dalam jangka waktu 14 ( empat belas ) hari terhitung
diterimanya pemebritahuan penolakan permohonan bersangkutan dari Menteri.
g. Pemohon wajib mengembalikan semua dokumen yang berkaitan dengan statusnya
sebagai orang kepada instansi berwenang dalam jangka waktu 14 ( empat belas ) hari
terhitung diterimanya keputusan Menteri bersangkutan;
h. Selanjutnya

Menteri

akan

mengumumkan

nama

orang

yang

memperoleh

kewargamegaraan Republik Indonesia tersebut dalam Berita Negara Republik Indonesia.
Berdasarkan peraturan, terdapat biaya Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) atas proses
memperoleh kewarganegaraan sehubungan dengan pernyataan berdasarkan perkawinan
dengan WNI, yang besarnya sebagai berikut:
1. Biaya permohonan Pewarganegaraan berdasarkan perkawinan sebesar Rp.2.500.000,(dua juta lima ratus ribu rupiah) per pemohonan;
2. Biaya pemberian salinan keputusan Menteri mengenai kewarganegaraan Republik
Indonesia berdasarkan perkawinan sebesar Rp. 500.000,- (lima ratus ribu rupiah) per
permohonan;
3. Biaya pendaftaran administrasi dan pengumuman dalam berita negara sebesar Rp.
500.000,- (lima ratus ribu rupiah) per permohonan.

45
Universitas Sumatera Utara

i. Karena turut ayah dan ibunya
Pada dasarnya anak yang belum dewasa turut memperoleh kewarganegaraan Republik
Indonesia dengan ayahnya atau dengan ibunya, apabila tidak ada hubungan hukum
kekeluargaan dengan ayahnya. Seorang anak akan memperoleh kewarganegaraan Republik
Indonesia apabila :
1. Anak yang belum berusia 18 ( delapan belas ) tahun atau belum kawin, berada dan
bertempat tinggal di wilayah negara Republik Indonesia, dari ayah atau ibu yang
memperoleh kewarganegaraan Republik Indonesia;
2. Anak warga negara asing yang belum berusia 5 ( lima ) tahun yang diangkat warga
negara Indonesia.
j. Karena pernyataan memilih
Selain dari kepada seorang perempuan asing yang kawin dengan seorang warga negara
Republik Indonesia untuk memperoleh kewarganegaraan Republik Indonesia lebih dulu dari
satu tahun setelah perkawinananya berlansung dan kepada orang-orang untuk memperoleh
kembali kewarganegaraan Republik Indonesia yang hilang karena turut orang lain, undangundang hanya memberi kemungkinan untuk memperoleh kewarganegaraan Republik
Indonesia dengan pernyataan. Menurut undang-undang adalah hal status kewarganegaraan
Republik Indonesia terhadap anak berakibat ganda, setelah berusia delapan belas tahun atau
sudah kawin anak tersebut harus menyatakan memilih satu kewarganegaraannya. Pernyataan
untuk memilih kewarganegaraan sebagimana ditentukan dalam peraturan perundangundangan. Pernyataan untuk memilih kewarganegaraan tersebut disampaikan dalam waktu
paling lambat tiga tahun setelah anak berusia delapan belas tahun atau sudah kawin.
k. Karena berjasa kepada NKRI
Ketentuan pasal 20 undang-undang No. 12 tahun 2006, menegaskan bahwa: “orang asing
yang telah berjasa kepada NKRI atau dengan alasan kepentingan negara dapat diberi

46
Universitas Sumatera Utara

kewarganegaraan Indonesia oleh ( Presiden setelah memperoleh pertimbangan DPR RI ),
kecuali dengan pemberian kewarganegaraan tersebut mengakibatkan yang bersangkutan
berkewarganegraan ganda. Kewarganegaraan Republik Indonesia yang diberikan oleh
Presiden kepada :
1. Orang asing yang dinilai oleh negara telah dan dapat memberikan sumbangan yang
luar biasa untuk kepentingan memantapkan kedaulatan negara dan meningkatkan
kemajuan khususnya di bidang perekonomian Indonesia ( karena alasan kepentingan
negara )
2. Orang asing ang karena prestasinya luar biasa di bidang kemanusian, ilmu
pengetahuan dan teknologi, kebudayaan, lingkungan hidup, atau keolahragaaan telah
memberikan kemajuan dan keharuman nama bangsa Indonesia ( karena telah berjasa
kepada negara ).
Dengan syarat pemberian kewarganegaraan tersebut tidak mengakibatkan orang asing yag
akan diberikan kewaragnegaraan menjadi berkewarganegaraan ganda.
Pemberian kewarganegaraan sebagaimana tersebut pada angka 1 diatas diberikan
berdasarkan usul dari pimpinan lembaga negara, lembaga pemerintah, atau lembaga
kemasyarakatan terkait, usul tersebut diajukan kepada Menteri.
Pemberian kewaragenegaraan sebagaimana tersebut pada angka 2 diatas diberikan
berdasarkan usul dari pimpinan lembaga negara atau lembaga pemerintah terkait dengan
tembusan kepada pejabat yang wilayah kerjanya meliputi tempat tinggal orang asing yang di
usulkan. Usul tersebut diajukan kepada Menteri.
Adapun juga cara atau proses pelaporan perubahan status kewarganegaraan penduduk
warga negara asing menjadi warga negara Indonesia yaitu :
1. Pendaftaran dan pelaporan setiap perubahan status kewarganegaraan yang telah
mendapat penetapan dari instansi yang berwenang wajib dilaporkan ke Dinas

47
Universitas Sumatera Utara

Kependudukan Kota, selambat-lambatnya 14 hari kerja sejak tanggal memperoleh
penetapan dari instansi yang berwenang.
2. Instansi yang berwenang adalah instansi yang secara fungsional berwenang untuk
menetapkan status kewarganegaraan.
3. Pelaporan perubahan status kewarganegaraan meliputi:
a. Penduduk warga negara asing menjadi warga negara Indonesia.
b. Penduduk warga negara Indonesia menjadi warga negara asing.
c. Penduduk sementara menjadi warga negara Indonesia yang sekaligus
merupakan perubahan status kependudukan.
4. Surat bukti kewarganegaraan tidak diberikan kepada :
a. Anak-anak yang lahir setelah orang tuanya memiliki/memperoleh bukti
kewarganegaraan.
b. Pendatang baru dari luar DKI Jakarta.
5. Sebagai bukti pendaftaran perubahan status kewarganegaraan diberikan surat
keterangan perubahan status kewarganegaraan.
6. Pelaporan perubahan status kewarganegaraan yang terlambat sampai dengan hari ke
90 sejak batas waktu kewajiban melapor, dikenakan sanksi administrasi, sedangkan
yang melebihi 90 hari harus melalui penetapan dan pengadilan.
Persyaratan pelaporan perubahan status kewarganegaraan penduduk warga negara asing
menjadi warga negara Indonesia :
a. Kartu keluarga
b. Kartu tanda penduduk
c. Surat keterangan pendaftaran penduduk tetap (SKPPT)
d. Akte kelahiran
e. Surat keterangan ganti nama bagi yang sudah mengganti nama

48
Universitas Sumatera Utara

f. Surat bukti kewarganegaraan Republik Indonesia
g. Bukti pencabutan dokumen imigrasi
h. Bukti pencabutan dokumen imigrasi
i. Pelayanan tidak dikenakan biaya (gratis)
l. pencatatan untuk memperoleh fasilitas sebagai warga negara Indonesia yang
berkewarganegaranan ganda
Anak yang berkewarganegaraan ganda sebagaimana dimaksud dalam undang-undang wajib
di daftarkan oleh orang tua atau walinya pada kantor imigrasi atau perwakilan Republik
Indonesia mencatat dalam register dan mengeluarka bukti pendaftaran untuk memperoleh
fasilitas sebagai warga negara Indonesia yang berkewarganegaraan ganda. Tata cara
pendaftaran, pencatatan, dan pemberian fasilitas sesuai dengan peraturan hukum dan hak
asasi manusia Republik Indonesia Nomor M.80-HL.04.01 Tahun 2007 adalah sebagai berikut
:
1. Pendaftaran diajukan secara tertulis dalam bahasa Indonesia yang memuat sekurangkurangnya :
a) Nama lengkap anak
b) Tempat tanggal lahir
c) Jenis kelamin
d) Alamat
e) Nomor paspor
f) Nama orang tua
g) Kewarganegaraan orang tua (ayah/ibu) dan
h) Status perkawinan orang tua.
Surat pendaftaran harus dilampiri :
a) Fotocopy kutipan akte kelahiran anak

49
Universitas Sumatera Utara

b) Fotocopy akte perkawinan atau buku nikah atau kutipan akte perceraian orang tua
anak
c) Fotocopy paspor anak asing
d) Pasfoto anak terbaru yang berwarnaa ukuran 4x6 sentimeter sebanyak 4 (empat)
lembar. Dalam hal pendaftaran telah dinyatakan lengkap, pejabat penerima
pendaftaran dan menyerahkan kembali dalam waktu 4 (empat) hari kepada pemohon
atau orang tua/wali anak yang mengajukan permohonan pendaftaran dikembalikan
kepada orang tua/wali anak yang mengajukan pendaftaran dalam waktu paling lama 5
(lima) hari terhitung sejak tanggal pendaftaran diterima.
C. HAMBATAN DALAM PEROLEHAN KEWARGANEGARAAN INDONESIA.
1. Hambatan Birokrasi
Orang dapat menjadi tidak mempunyai status kewarganegaraan sebagai salah satu efek
dari pelaksanaan birokrasi yang buruk, khususnya mereka yang kelompok yang mengalami
diskriminasi rasial dari pejabat pemerintah atau kendala birokrasi yang berbelit. Setiap orang
bisa memperoleh kewarganegaraan akan tetapi tidak mempunyai kemampuan dalam
memenuhi persyaratannya. Mereka bisa saja disuruh membayar terlalu mahal untuk
pengurusan dokumen atau memenuhi persyaratan birokrasi dalam batas waktu yang tidak
realistic seperti masalah pendaftaran. Bisa juga hambatan birokrasi muncul karena situasi
konflik yang begitu menggangu sehingga birokrasi yang simple menjadi sulit untuk dipenuhi.
2. Diskriminasi Etnik
Orang tidak mempunyai status kewarganegaraan sering juga berhubungan dengan
diskriminasi rasial atau pertimbangan etnik. Minoritas etnik sering dikucilkan dari status
kewarganegaraan dan kadang mengalami pembedaan dalam pemberlakuan suatu ketentuan
hukum. Kalangan minoritas berada dalam suatu negara sejak masa kolonial karena

50
Universitas Sumatera Utara

melakukan suatu pekerjaan tertentu dan kemudian dikucilkan saat negara merdeka baru
terbentuk, seperti dialami kalangan etnis Tamil di Sri Langka dan Nubian di Kenya.
Kalangan pribumi juga sering mengalami pengabaian status kewarganegaraan, termasuk
suku-suku yang tinggal di Thailand. Kebiasaan mereka dalam menjalani kehidupan secara
berpindah-pindah diantara perbatasan suatu negara. Menyebabkan mereka di cap sebagai
orang asing dan tidak diakui sebagai warga negara di manapun. Etnik, ras, agama, atau
bahasa minoritas di sebagaian kecil daerah Indonesia kadang menyebabkan cap tidak
mempunyai kewarganegaraan karena putusan pengadilan yang menyingkirkan mereka dalam
sistem yang berlaku. Kalangan minoritas memperoleh hambatan dalam mengurus akte
kelahiran atau dokumen-dokumen lain yang diberlakukan dalam persyaratan permohonan
kewarganegaraan.
3. Hambatan dalam Pencatatan Pewarganegaraan
Seorang telah mengubah status kewarganegaraannya dari WNI ke WNA, tetapi yang
bersangkutan masih mempergunakan identitas kependudukannya sebagai WNI. Ada lagi
penduduk yang melakukan perubahan kewarganegaraan dari WNI menjadi WNA atau
sebaliknya, namun banyak yang belum melaporkan perubahan status kewarganegaraannya
kepada instansi Pencatatan Sipil yang terkait, sehingga tidak mendukung tertib administrasi
kependudukan dan berpeluang mempunyai kewarganegaraan ganda. Lain hal lagi, seorang
anak yang lahir dari ayah WNA dan ibu WNI tetapi di akte kelahiran si anak masih tetap
tertulis WNA
Ada hambatan dalam masalah ini yaitu, belum adanya keseragaman teknis dalam
pembuatan catatan pinggir pada akte tentang perubahan status kewarganegaraan oleh instansi
penyelenggaran Pencatatan Sipil.
Hal ini ditambah lagi karena belum semua pemerintah Kabupaten/Kota telah
menyelenggarakan pelayanan pencatatan perubahan kewarganegaraan.

51
Universitas Sumatera Utara

Masalah yang paling penting diselesaikan adalah masih kurangnya koordinasi antar
instantsi pemerintah

yang terkait

perubahan dan pencatatan

perubahan status

kewarganegaraan, baik di pusat maupun di daerah. 22

22

http://kemendagri.go.id/2013/07/tentang pencatatan perubahan kewarganegaraan.html, diakses
pada tanggal 28 Mei 2017

52
Universitas Sumatera Utara

BAB IV
AKIBAT YANG TIMBUL DALAM PEROLEHAN

KEWARGANEGARAAN

INDONESIA.

A. HAK DAN KEWAJIBAN YANG TIMBUL BAGI WARGA NEGARA INDONESIA
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA INDONESIA
1. Wujud hubungan warga negara dengan negara wujud hubungan warga negara dan
negara pada umunya berupa peranan (role).
2. Hak dan kewajiban warga negara Indonesia tercantum dalam pasal 27 sampai dengan
pasal 34 UUD 1945.
a. Hak bagi warga negara Indonesia
Hak adalah kuasa untuk menerima atau melakukan suatu yang semestinya diterima
atau dilakukan terus oleh pihak tertentu dan tidak dapat oleh pihak lain manapun juga yang
pada prinsipnya dapat dituntut secara paksa olehnya. Adapun hak yang timbul setelah
memperoleh kewarganegaraan yaitu :
1. Hak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak. : “tiap warga negara berhak atas
pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusian”.
2. Hak untuk hidup dan mempertahankan kehidupan: “setiap orang berhak untuk
hidup serta berhak untuk mempertahankan hidup dan kehidupannya.
3. Hak atas kelangsungan hidup. “setiap anak berhak atas kelangsungan hidup,
tumbuh, dan berkembang.
4. Hak untuk mengembangkan diri dan melalui pemenuhan kebutuhan dasarnya dan
berhak mendapat pendidikan, ilmu pengetahuan, teknologi, seni dan budaya demi
meningkatkan kualitas hidupnya demi kesejahteraan hidup manusia.

53
Universitas Sumatera Utara

5. Hak untuk memajukan dirinya dalam memperjuangkan haknya secara kolektif
untuk membangun masyarakat, bangsa, dan negaranya.
6. Hak atas pengakuan, jaminan, perlindungan, dan kepastian hukum yang adil serta
perlakuan yang sama di depan hukum.
7. Hak untuk mempunyai hak milik pribadi hak untuk hidup, hak untuk tidak disiksa
hak kemerdekaan pikiran dan hati nurani, hak beragama, hak untuk tidak
diperbudak, hak untuk diakui sebagai pribadi di hadapan hukum, dan hak untuk
tidak dituntut atas dasar hukum yang berlaku surut adalah hak asasi manusia yang
tidak dapat dikurangi dalam keadaan apapun. 23
b. Kewajiban bagi warga negara Indonesia
1. Wajib menaati hukum dan pemerintahan, pasal 27 ayat (1) UUD 1945 berbunyi:
“segala warga negara bersamaan kedudukannya di dalam hukum dan pemerintahan
dan wajib menjunjung hukum dan pemerintahan itu dengan tidak ada kecualinya.
2. Wajib ikut serta dalam upaya pembelaan negara. Pasal 27 ayat (3) UUD 1945
menyatakan “ “setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam upaya
pembelaan negara.
3. Wajib menghormati hak asasi manusia orang lain. Pasal 28J ayat 1 mengatakan
“setiap orang wajib menghormati hak asasi manusia orang lain.
4. Wajib tunduk kepada pembatasan yang ditetapkan dengan undang-undang. Pasal
28J ayat (2) menyatakan “dalam menjalankan hak dan kebebasannya, setiap orang
wajib tunduk kepada pembatasan yang ditetapkan dengan undang-undang dengan
maksud untuk menjamin pengakuan serta penghormatan atas hak kebebasan orang
lain dan untuk memenuhi tuntutan yaang adil sesuai dengan pertimbangan moral,
nilai-nilai agama, keamanan, ketertiban umum dalam suatu masyarakat demokratis.

23

Sudargo Gautama, opcit hal 104

54
Universitas Sumatera Utara

5. Wajib ikut serta dalam usaha pertahanan dan keamanan negara. Pasal 30 ayat (1)
UUD 1945. Menyatakan “tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam
usaha pertahanan dan keamanan negara.

B. FAKTOR PENYEBAB KEHILANGAN KEWARGANEGARAAN INDONESIA.
Seseorang yang telah memiliki status kewarganegaraan Republik Indonesia dapat hilang
karena sebab-sebab tertentu. Pasal 23 undang-undang Republik Indonesia No. 12 Tahun 2006
tentang kewarganegaraan mengatur sebab-sebab kehilangan kewarganegaraan Indonesia,
adapun status kewarganegaraan Republik Indonesia dapat hilang karena hal-hal sebagai
berikut :
1. Memperoleh kewarganegaraan lain atas kemauannya sendiri.
2. Tidak menolak atau tidak atau tidak melepaskan kewarganegaraan lain, sedangkan
orang yang bersangkutan mendapat kesempatan untuk itu.
3. Dinyatakan hilang kewarganegaraan oleh presiden atas permohonannya sendiri,
yang bersangkutan sudah berusia 18 (delapan belas) tahun atau sudah kawin,
bertempat tinggal di luar negeri, dan dengan dinyatakan hilang kewarganegaraan
Republik Indonesia tidak menjadi tanpa kewarganegaraan; masuk dalam dinas
tentara asing tanpa izin terlebih dahulu dari presiden.
4. Secara sukarela masuk dalam dinas negara asing, yang jabatan dalam dinas
semacam itu di Indonesia sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
hanya dapat dijabat oleh warga negara Indonesia. yang dimaksud dengan “jabatan
dalam dinas semacam itu di Indonesia antara lain pegawai negeri, pejabat negara,
dan intelijen. Apabila warga negara Indonesia menjabat dalam dinas sejenis itu di
negara asing, yang bersangkutan kehilangan kewarganegaraan Republik Indonesia.

55
Universitas Sumatera Utara

Dengan demikian, tidak semua jabatan dalam dinas negara asing mengakibatkan
kehilangan kewarganegaraan Indonesia.
5. Secara sukarela mengangkat sumpah atau menyatakan janji setia kepada negara
asing atau bagian dari negara asing tersebut.
6. Tidak diwajibkan tetapi turut serta dalam pemilihan seseuatu yang bersifat
ketatanegaraan untuk suatu negara asing; mempunyai paspor atau surat yang dapat
diartikan sebagai tanda kewarganegaraan yang masih berlaku dari negara lain atas
namanya.
7. Bertempat tinggal diluar wilayah negara Republik Indonesia selama 5 (lima) tahun
terus-menerus bukan dalam rangka dinas negara, tanpa alasan yang sah dan dengan
sengaja tidak menyatakan keinginannya untuk tetap menjadi warga negara
Indonesia sebelum jangka waktu 5 (lima) tahun itu berakhir, dan setiap 5 (lima)
tahun berikutnya yang bersangkutan tidak mengajukan pernyataan ingin tetap
menjadi warga negara Indonesia kepada perwakilan Republik Indonesia yang
wilayahnya kerjaannya meliputi tempat tinggal yang bersangkutan padahal
perwakilan Republik Indonesia tersebut telah memberitahukan secara tertulis
kepada yang bersangkutan, sepanjang yang bersangkutan tidak menjadi tanpa
kewarganegaraan. Yang dimaksud alasan yang sah adalah alasan yang diakibatkan
oleh kondisi diluar kemampuan yang bersangkutan sehingga ia tidak dapat
menyatakan keinginannya untuk tetap menjadi warga negara Indonesia, antara lain
karena terbatasnya mobilitas yang bersangkutan akibat paspornya tidak berada
dalam penguasaan yang bersangkutan, pemberitahuan pejabat tidak diterima, atau
perwakilan Republik Indonesia sulit dicapai dari tempat tinggal yang
bersangkutan.

56
Universitas Sumatera Utara

8. Kehilangan kewarganegaraan Republik Indonesia bagi seorang ayah tidak dengan
sendirinya berlaku terhadap anaknya yang mempunyai hubungan hukum dengan
ayahnya sampai dengan anak tersebut berusia 18 (delapan belas) tahun atau sudah
kawin.
9. Kehilangan kewarganegaraan Republik Indonesia bagi seorang ibu tidak dengan
sendirinya berlaku terhadap anaknya yang tidak mempunyai hubungan hukum
dengan ayahnya sampai dengan anak tersebut berusia 18 (delapan belas) tahun atau
sudah kawin.
10. Kehilangan

kewarganegaraan

Republik

Indonesia

karena

memperoleh

kewarganegaraan lain bagi seorang ibu yang putus perkawinannya, tidak dengan
sendirinya berlaku terhadap anaknya sampai dengan anak tersebut berusia 18
(delapan belas) tahun atau sudah kawin. 24
Sedangkan pasal 26 undang-undang Republik Indonesia No. 12 tahun 2006, juga
menyebutkan kehilangan kewarganegaraan bagi suami atau istri warga negara Indonesia
dengan ketentuan sebagai berikut :
1. Perempuan

WNI

yang

kawin

dengan

laki-laki

WNA

kehilangan

kewarganegaraanya, jika menurut hukum asal suaminya kewarganegaraan istri
mengikuti kewarganegaraan suami sebagai akibat perkawinan tersebut.
2. Laki-laki

WNI

yang

kawin

dengan

perempuan

WNA

kehilangan

kewarganegaraan Republik Indonesia, jika menurut hukum asal istrinya
kewarganegaraan suami mengikuti kewarganegaraan istri sebagai akibat dari
perkawinan tersebut.

24

Dwi Cahyati A.W dan Warsiti Adnan, pelajaran kewarganegaraan, ( jakarta; pusat kurikulum dan
perbukuan kementerian pendidikan nasional.

57
Universitas Sumatera Utara

C. TATA CARA MEMPEROLEH KEMBALI KEWARGANEGARAAN YANG
HILANG
Dalam Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2006 pasal 23 huruf a s/d huruf h terdapat
penjelasan tentang warga negara yang kehilangan kewarganegaraannya. Permohonan untuk
memperoleh kembali kewarganegaraan Republik Indonesia dapat juga diajukan oleh
perempuan atau laki-laki yang kehilangan kewarganegaraaanya akibat perkawinan dengan
orang asing sejak putusnya perkawinanya. Kepala perwakilan Republik Indonesia akan
merumuskan permohonan tersebut kepada Menteri dalam waktu paling lam 14 hari setelah
menerima permohonan. Dan dalam pasal 31 Undang-Undang No.12 tahun 2006 dinyatakan
bahwa seseorang yang kehilangan kewarganegaraan Republik Indonesia dapat memperoleh
kembali kewarganegaraannya melalui prosedur pewarganegaaraan dengan mengajukan
permohonan tertulis pada Menteri. Bila pemohon bertempat tinggal diluar wilayah negara
Indonesia, permohonan disampaikan melalui perwakilan negara Republik Indonesia yang
wilayah kerjanya meliputi tempat tinggal pemohon. Namun di jelaskan juga dalam PP No. 2
Tahun 2007 tentang tata cara memperoleh kembali kewarganegaraan yang hilang di Republik
Indonesia.
Tata cara memperoleh kembali kewarganegaraan Republik Indonesia yaitu :
a. Warga negara Indonesia bertempat tinggal di luar wilayah negara Republik
Indonesia selama 5 (lima) tahun atau lebih tidak melaporkan diri kepada perwakilan
Republik Indonesia dan telah kehilangan kewarganegaraan Republik Indonesia
sebelum Undang-Undang Nomor 12 tahun 2006 tentang kewarganegaraan Republik
Indonesia diundangkan dapat memperoleh kembali kewarganegaraannya dengan
mendaftarkan diri di perwakilan Republik Indonesia dalam waktu paling lambat 3
(tiga) tahun sejak Undang-Undang Nomor 12 tahun 2006 tentang kewarganegaraan

58
Universitas Sumatera Utara

Republik Indonesia diundangkan sepanjang tidak mengakibatkan kewarganegaraan
ganda.
b.

Pendaftaran diri sebagaimana dimaksud di atas, diajukan oleh pemohon dengan
mengajukan permohonan secara tertulis dalam bahasa Indonesia di atas kertas
bermaterai cukup kepada Perwakilan Republik Indonesia yang terdekat dengan
tempat tinggal pemohon.

c.

Permohonan pendaftaran sebagaimana dimaksud diatas harus dilampiri dengan :
1. Fotokopi kutipan akte kelahiran, surat kenal lahir, ijazah, atau surat lain yang
membuktikan tentang kelahiran pemohon yang disahkan oleh perwakilan
Republik Indonesia.
2. Fotokopi paspor Republik Indonesia, surat yang bersifat paspor, atau surat-surat
lain yang disahkan oleh perwakilan Republik Indonesia yang dapat membuktikan
bahwa pemohon pernah menjadi warga negara Indonesia.
3. Fotokopi kutipan akte perkawinan/buku nikah atau kutipan perceraian/surat
talak/perceraian atau kutipan akte kematian isteri. Suami pemohon yang telah
kawin atau cerai.
4. Fotokopi kutipan akte kelahiran anak pemohon yang belum berusia (delapan
belas) tahun dan belum kawin yang disahkan oleh perwakilan Republik
Indonesia.
5. Pernyataan tertulis bahwa pemohon akan setia kepada negara kesatuan Republik
Indonesia, Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun
1945 dan akan membelanya dengan sungguh-sungguh serta akan menjalankan
kewajiban yang dibebankan negara sebagai warga negara Indonesia dengan tulus
dan ikhlas.

59
Universitas Sumatera Utara

6. Pernyataan tertulis dari pemohon bahwa pemohon bersedia meninggalkan
kewarganegaraan asing yang dimilikinya apabila memperoleh kewarganegaraan
Republik Indonesia.
7. Daftar riwayat hidup pemohon, dan
8. Paspoto pemohon terkait berwarna ukuran 4 x 6 cm sebanyak 6 (lembar). 25

25

Asep Kurnia, Panduan Praktis Mendapatkan Kewarganegaraan Indonesia (Jakarta : Gramedia
Pustaka Utama, 2012)

60
Universitas Sumatera Utara

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN
Berdasarkan penyajian dan pembahasan pada bab-bab sebelumnya didepan, maka pada
bab akhir ini dapat ditarik kesimpulan didalam skripsi ini,yaitu sebagai berikut dibawah ini :
1.

Dasar hukum prosedur perolehan kewarganegaraan yaitu, undang-undang
Nomor 12 Tahun 2006 tentang kewarganegaraan Republik Indonesia sebagai
pengganti undang-undang Nomor 62 Tahun 1958. Peraturan Pemerintah No. 2
Tahun 2007 tentang tata cara memperoleh, kehilangan, pembatalan dan
memperoleh kembali kewarganegaraan Republik Indonesia. Peraturan Menteri
Hukum dan HAM Republik Indonesia No. 01-HL.03.01 Tahun 2006 tentang tata
cara pendaftaran untuk memperoleh kewarganegaraan Republik Indonesia,
Peraturan Menteri Hukum dan HAM Republik Indonesia No.M.02-HL.05.06
Tahun 2006 tentang tata cara menyampaikan pernyataan untuk menjadi warga
negara Republik Indonesia, dan Peraturan Menteri Hukum dan HAM Republik
Indonesia No. M 08-HL.04.01
pencatatan,

dan

pemberian

Tahun 2007 tentang tata cara pedaftaran,
fasilitas

keimigrasian

sebagai

WNI

yang

berkewarganegaraan ganda
2. Prosedur perolehan kewarganegaraan menurut hukum administrasi negara
diajukan di Indonesia oleh pemohon secara tertulis dalam bahasa Indonesia di
atas kertas bermaterai cukup kepada Presiden melalui Menteri hukum dan hak
asasi manusia. Syarat memperoleh kewarganegaraan Indonesia di antaranya
adalah pada waktu mengajukan permohonan, pemohon sudah bertempat tinggal

61
Universitas Sumatera Utara

di wilayah Republik Indonesia paling singkat 5 tahun berturut-turut atau paling
singkat 10 tahun tidak berturut-turut.
3. Akibat yang timbul dalam perolehan kewarganegaraan di Indonesia adalah Hak
dan kewajiban warga negara Indonesia tercantum dalam pasal 27 sampai dengan
pasal 34 UUD 1945.

B. SARAN
Berdasarkan hasil kesimpulan yang telah diuraikan di atas, maka diteruskan saransaran yaitu sebagai berikut dibawah ini :
1. Kepada Menteri Hukum dan Ham Republik Indonesia terutama para Intansi yang
mengurus segala hal dalam masalah status kewargangeraan seseorang disarankan agar
mematuhi dan melaksanakan segala dasar payung hukum yang telah disebutkan di atas,
karena agar dapat memudahkan setiap warga negara yang terbentur masalah
kewarganegaraannya dapat langsung mengetahui hal hal yang harus dilakukan dalam
kepengurusan kewarganegarannya.
2. Kepada Pemerintah atau/ pejabat yang terkait dalam kepengurusan Perolehan
kewarganegaraan disarankan untuk memberikan sosialiasasi dan fasilitas informasi
khusus untuk menanyakan tata cara perolehan kewarganegaraan yang sebenarnya
kepada setiap masyarakat bagaimana prosedur yang sesuai dengan ketentuan dari dasar
hukum kewarganegaraan yang berlaku, agar nantinya masyarakat menjadi lebih mudah
memahami bagaimana sebenarnya prosedur yang baik dan b