ILMIA NURWAHIDAH FKIK

i

GAMBARAN PROGRAM PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT
(PHBS) TATANAN RUMAH TANGGA DI PUSKESMAS BALARAJA
KABUPATEN TANGERANG TAHUN 2017
Skripsi Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Kesehatan Masyarakat (SKM)

Oleh:
Ilmia Nurwahidah
NIM : 1113101000060

MANAJEMEN PELAYANAN KESEHATAN 2013
PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2018 / 1439

ii


FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT
MANAJEMEN PELAYANAN KESEHATAN
Skripsi,

Januari 2018

Ilmia Nurwahidah, NIM: 1113101000060
Gambaran Program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) Tatanan
Rumah Tangga di Puskesmas Balaraja Kabupaten Tangerang Tahun 2017
(xv + 213 halaman, 11 tabel, 3 bagan)
ABSTRAK
Puskesmas merupakan model pelayanan kesehatan yang paling penting,
yang berperan dalam mencapai Sustain Development Goals (SDGs) melalui
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di Indonesia. PHBS adalah tindakan
promotif dan preventif di masyarakat untuk mempromosikan gaya hidup sehat di
antara orang-orang.
Studi kualitatif ini menggambarkan Program Perilaku Hidup Bersih dan
Sehat (PHBS) yang diterapkan di Kecamatan Balaraja. Wawancara mendalam
dilakukan antara 20 (dua puluh) informan yang terdiri dari 3 (tiga) staff kesehatan

kabupaten, 2 (dua) Tokoh Masyarakat, 5 (lima) Masyarakat setempat, 5 (lima)
Bidan Desa dan 5 (lima) Kader Kesehatan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat masalah sistemik (input,
proses, dan output) pada Program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) yang
menyebabkan penurunan cakupan dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Dua
yang terpenting adalah perilaku merokok di dalam rumah dan perilaku menyusui
bayi di kalangan ibu. Selanjutnya, peran utama yang dimainkan dalam Program
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) adalah kader yang hanya dilatih setahun
sekali di bulan Oktober. Selain itu, PHBS juga perlu bersosialisasi dengan tokoh
masyarakat untuk mendukung program di daerah mereka.
Meningkatkan pengetahuan, memfasilitasi dan melakukan advokasi
melalui koordinasi antara Dinas Kesehatan, Puskesmas, pemimpin masyarakat
dan kader kesehatan diperlukan untuk menyelesaikan permasalahan. Selain itu,
petugas promosi kesehatan profesional juga diharuskan melakukan promosi dan
tindakan preventif yang berjalan mulus di masyarakat.

Kata kunci; Puskesmas (Puskesmas), Promosi Kesehatan, Perilau Hidup Bersih
dan Sehat

iii


FACULTY OF MEDICINE AND HEALTH SCIENCE
DEPARTEMENT OF PUBLIC HEALTH
HEALTH CARE MANAGEMENT
Undergraduate Thesis, January 2018
Ilmia Nurwahidah, NIM: 1113101000060
Description of the Clean and Healthy Lifestyle (PHBS) Program of
Household Order at Puskesmas Balaraja Tangerang Regency Year 2017
(xv + 213 Pages, 11 Tables, 3 Chart)
ABSTRACT
Public Health Center (PHC) is the most important health service model,
which is its role in achieving Sustain Development Goals (SDGs) trough Healthy
Live Programs (PHBS) in Indonesian. PHBS is Promotive and Preventive action
in communities to promote a healthy lifestyle among people.
This qualitative study describes the PHBS program that applied in Balaraja
sub-district. In-depth interviewed was done between 20 (twenty) informant that
consists of 3 (three) district health staff, 2 (two) community leaders, 5 (five) local
communities, 5 (five) local midwife and 5 (five) Health Cadres.
The results showed that there were systemic problems (input, process, and
output) in PHBS program that caused reducing its coverage compared to the

previous years. The two most important were smoking behaviour inside the
houses and behaviour of breastfeeding infant among mothers. Furthermore, the
main role played in PHBS program were cadres that were trained only once a year
in October. Besides, PHBS also needed to socialize with communities leaders to
support the program in their areas.
Increasing knowledge, facilitate and advocacy through coordination
among Health sub-districts office, Public Health Center, communities leaders and
health cadres were needed to solve the problems. Besides, professional health
promotion staff also required to make the promotion and preventive action run
smoothly among the communities.
Keywords; Public Health Center (PHC), Health Promotion, Clean and Healthy
Lifestyle

vii

RIWAYAT HIDUP
Data Diri
Nama

: Ilmia Nurwahidah


Tempat, Tanggal Lahir

: Tangerang, 01 Mei 1995

Jenis Kelamin

: Perempuan

Agama

: Islam

Telepon

: 085939969385

Email

: ilmiawahidah@gmail.com


Alamat

: Jalan Cikupa-Pasar Kemis No. 49 Desa Pasir Jaya
Kecamatan Cikupa 15710, Kabupaten Tangerang

Riwayat Pendidikan
2001-2007

: SDN Pasar Kemis 1

2007-2010

: SMPN Pasar Kemis 1

2010-2013

: SMA Citra Islami-Islamic Village

2013-2017


: UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Program Studi Kesehatan Masyarakat
Peminatan Manajemenn Pelayanan Kesehatan

viii

KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadhirat Allah SWT yang Maha Pengasih dan Penyayang,
atas limpahan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan
skripsi yang berjudul “Gambaran Program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
(PHBS) Tatanan Rumah Tangga di Puskesmas Balaraja Kabupaten
Tangerang Tahun 2017. Sholawat dan salam senantiasa tercurahkan kepada
Rosul tercinta Muhammad SAW yang telah membawa kebenaran yaitu Islam dan
telah menjadi suri tauladan bagi kita umatnya. Dengan bekal pengetahuan,
pengarahan serta bimbingan yang diperoleh penulis mencoba menyusun skripsi
ini. Dalam penyusunan skripsi ini, penulis menyadari dengan sepenuh hati bahwa
penyusunan skripsi ini tidak akan terselesaikan tanpa bantuan dari berbagai pihak.
Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis bermaksud menyampaikan rasa
terima kasih yang setulusnya kepada:

1. Keluarga tercinta yang telah memberikan doa dan semangat
2. Prof. Dr. Arif Sumantri, S.KM, M.Kes selaku Dekan FKIK UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta
3. Fajar

Arianti,

S.KM, M.Kes, Ph.D selaku

Ketua

Program

Studi

Kesehatan
4. Fase Badriah, SKM, M.Kes, Ph.D selaku Pembimbing Akademik
5. Baequni S.KM, M.Kes, PhD selaku Pembimbing Skripsi
6. Kadarusman S.KM, MM.Kes selaku Kepala UPT Pengelola Jaminan
Kesehatan di Dinas Kesehatan Kabupaten Tangerang


ix

7. Hj. Dwi Harti Nugraheni, S.KM M.KM selaku Kepala Bidang Sumber
Daya Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat Dinas Kesehatan
Kabupaten Tangerang
8. Kepala Puskesmas, Petugas dan Kader Kesehatan di Puskesmas Balaraja
yang telah membantu dalam proses penyusunan skripsi
9. Intan, Maya, Gita, teman-teman Pathisity 2013 yang telah memberikan
semangat berjuang bersama-sama di Fakultas Kedokteran dan Ilmu
Kesehatan UIN Jakarta dan Bambang Arie Sadewo yang telah
memberikan doa serta semangat untuk kelancaran penyusunan skripsi
10. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah
banyak membantu.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih sangat jauh dari sempurna. Oleh
karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran agar di masa mendatang penulis
dapat menyusun skripsi yang lebih baik lagi. Semoga dengan disusunnya skripsi
ini akan memberikan manfaat bagi banyak pihak, khususnya bagi peneliti serta
bagi pembaca.


Jakarta,

Desember 2017

Penulis

xii

DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang.......................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .................................................................................................... 5
1.3 Pertanyaan Penelitian ............................................................................................... 5
1.4 Tujuan Penelitian ...................................................................................................... 5
1.5 Manfaat Penelitian .................................................................................................... 6
1.6 Ruang Lingkup Penelitian ........................................................................................ 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI...................................... 8
2.1 Puskesmas................................................................................................................ 8
2.1.1 Definisi Puskesmas................................................................................................ 8
2.1.2 Tujuan Puskesmas………………………………………………… .................... 10

2.1.3 Fungsi Puskesmas…………………………………………………… ................ 10
2.1.4 Peran Puskesmas………………………………………………….. .................... 12
2.2 Promosi Kesehatan ................................................................................................ 13
2.3 Perilaku Kesehatan ................................................................................................. 13
2.3.1 Definisi Perilaku Kesehatan………………………………………. .................... 13
2.4 Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) .............................................................. 15
2.4.1 Perilaku Hidup bersih dan Sehat (PHBS) Tatanan Rumah Tangga .................... 17
2.5 Manajemen Program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) .......................... 17
2.5.1 Pengkajian Perilaku Hidup bersih dan Sehat (PHBS)………………….............. 17
2.6 Sepuluh Indikator PHBS Tatanan Rumah Tangga ................................................. 23
2.6.1 Persalinan Ditolong Oleh Tenaga Kesehatan……………………….................. 23
2.6.2 Memberi Bayi ASI Ekslusif……………………………………….. ................... 25
2.6.3 Menimbang Bayi Setiap Bulan……………………………………. ................... 26
2.6.4 Menggunakan Air Bersih………………………………………….. ................... 27
2.6.5 Mencuci Tangan dengan Air Bersih dan Sabun……………………................... 28
2.6.6 Menggunakan Jamban Sehat……………………………………….. .................. 29
2.6.7 Pemberantasan Jentik Nyamuk………………………………………. ............... 30
2.6.8 Makan Buah dan sayur Setiap Hari……………………………….. .................... 31

xiii

2.6.9 Melakukan Aktivitas Fisik Setiap Hari…………………………………….. ...... 31
2.6.10 Tidak Merokok di Dalam Rumah………………………………… .................. 32
2.7 Fungsi Manajemen ................................................................................................. 33
2.7.1 Planning (Perencanaan)…………………………………………… ................... 33
2.7.2 Organizing (Pengorganisasian)…………………………………… .................... 33
2.7.3 Actuating (Pelaksanaan)…………………………………………… ................... 34
2.7.4 Controlling (Pengawasan)………………………………………….................... 34
2.8 Pendekatan Sistem .................................................................................................. 34
2.9 Kerangka Teori ....................................................................................................... 37
BAB III KERANGKA PIKIR DAN DEFINISI ISTILAH ......................................... 38
3.1 Kerangka Pikir ........................................................................................................ 38
3.2 Definisi Istilah ........................................................................................................ 39
3.2.1 Masukan (input)…………………………………………………… ................... 39
3.2.2 Proses (process)…………………………………………………………. .................... 40
3.2.3 Keluaran (output)………………………………………………….. ................... 42
3.2.4 Program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) tatanan rumah tangga ...... 42
3.2.5 Penanggungjawab Program Promosi Kesehatan……………………….............. 42
3.2.6 Kader Kesehatan…………………………………………………… ................. 42
3.2.7 Bidan Desa……………………………………………………….. .................... 42
3.2.8 Tokoh Masyarakat………………………………………………….................... 43
3.2.9 Masyarakat………………………………………………………… ................... 43
BAB IV METODOLOGI PENELITIAN..................................................................... 44
4.1 Jenis Penelitian ....................................................................................................... 44
4.2 Lokasi dan Waktu Penelitian .................................................................................. 45
4.3 Infoman Penelitian.................................................................................................. 45
4.4 Instrumen Penelitian ............................................................................................... 47
4.5 Jenis Data................................................................................................................ 47
4.6 Sumber Data ........................................................................................................... 48
4.7 Metode Pengumpulan Data .................................................................................... 48
4.8 Teknik Analisa Data ............................................................................................... 49
4.9 Penyajian Data ........................................................................................................ 52

xiv

4.10 Triangulasi ............................................................................................................ 52
BAB V HASIL ................................................................................................................ 53
5.1 Gambaran Umum Puskesmas Balaraja .................................................................. 53
5.1.1 Jumlah Penduduk di Wilayah Kerja Puskesmas Balaraja………….. .................. 53
5.1.2 Data Tenaga Kesehatan di Wilayah Kerja Puskesmas Balaraja………. ............. 55
5.2 Gambaran Input PHBS Tatanan Rumah Tangga Puskesmas Balaraja ................. 56
5.2.1 Gambaran Kebijakan PHBS Tatanan Rumah Tangga di Puskesmas
Balaraja…………………………………………………………………… ................. 56
5.2.2 Gambaran Tenaga Kesehatan Program PHBS Tatanan Rumah Tangga di
Puskesmas Balaraja……………………………………………………….. ................. 61
5.2.3 Gambaran Pendanaan Program PHBS Tatanan Rumah Tangga di
Puskesmas Balaraja………………………………………………………. .................. 64
5.2.4 Gambaran Sarana dan Prasarana Program PHBS Tatanan Rumah Tangga
di Puskesmas Balaraja…………………………………………………… ................... 65
5.3 Gambaran Proses .................................................................................................... 66
5.3.1 Gambaran Perencanaan Program PHBS Tatanan Rumah Tangga di
Puskesmas Balaraja…………………………………………………………. .............. 66
5.3.2 Gambaran Pengorganisasian Program PHBS Tatanan Rumah Tangga di
Puskesmas Balaraja………………………………………………………… ............... 67
5.3.3 Gambaran Pelaksanaan Program (PHBS) Tatanan Rumah Tangga di
Puskesmas Balaraja……………………………………………………… ................... 69
5.3.4 Gambaran Pengawasan Program PHBS Tatanan Rumah Tangga di
Puskesmas Balaraja………………………………………………………. .................. 75
5.4 Komponen Output .................................................................................................. 77
5.4.1 Cakupan Program PHBS Tatanan Rumah Tangga di Puskesmas Balaraja ........ 77
BAB VI PEMBAHASAN ............................................................................................... 81
6.1

Keterbatasan Penelitian ..................................................................................... 81

6.2

Komponen Input ................................................................................................ 81

6.2.1 Kebijakan Program PHBS Tatanan Rumah Tangga di Puskesmas
Balaraja……………………………………………………………………. ................ 81
6.2.2 Tenaga Kesehatan Program PHBS Tatanan Rumah Tangga di Puskesmas
Balaraja………………………………………………………………….. ................... 84

xv

6.2.3 Pendanaan Program PHBS Tatanan Rumah Tangga di Puskesmas
Balaraja…………………………………………………………………… ................. 86
6.2.4 Sarana dan Prasarana Program PHBS Rumah Tangga di Puskesmas
Balaraja………………………………………………………………….. ................... 89
6.3 Komponen Proses ................................................................................................... 90
6.3.1 Perencanaan Program PHBS Tatanan Rumah Tangga di Puskesmas
Balaraja…………………………………………………………………… ................. 90
6.3.2 Pengorganisasian Program PHBS Tatanan Rumah Tangga di Puskesmas
Balaraja…………………………………………………………………….. ............... 92
6.3.3 Pelaksanaan Program PHBS Tatanan Rumah Tangga di Puskesmas
Balaraja……………………………………………………………………. ................ 93
6.3.4 Pengawasan Program PHBS Tatanan Rumah Tangga di Puskesmas
Balaraja…………………………………………………………………… ................. 97
6.4 Komponen Output .................................................................................................. 98
6.4.1 Cakupan Program PHBS Tatanan Rumah Tangga di Puskesmas Balaraja ........ 98
BAB VII SIMPULAN DAN SARAN .......................................................................... 101
7.1 Simpulan ............................................................................................................... 101
7.1.1 Komponen Input…………………………………………………………. ................. 101
7.1.2 Komponen Proses……………………………………………………............... 102
7.1.3 Komponen Output ............................................................................................. 104
7.2 Saran ..................................................................................................................... 105
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................... 107

xvi

DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 Daftar Informan................................................................................................ 46
Tabel 4.2 Sumber Data.................................................................................................... 48
Tabel 5.1 Jumlah Kepala Keluarga Wilayah Kerja Puskesmas balaraja ......................... 53
Tabel 5.2 Klasifikasi Penduduk Menurut Umur dan Jenis Kelamin ................................ 54
Tabel 5.3 Data Tenaga Kesehatan di Wilayah Kerja Puskesmas Balaraja ...................... 55
Tabel 5.4 SOP Pendataan Pengkajian PHBS Tatanan Rumah Tangga Puskesmas
Balaraja ........................................................................................................................... 58
Tabel 5.5 SOP Kegiatan Penyuluhan PHBS Tatanan Rumah Tangga Puskesmas
Balaraja ........................................................................................................................... 59
Tabel 5.6 Rencana Usulan Program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
PHBS Tatanan Rumah Tangga Puskesmas Balaraja ....................................................... 67
Tabel 5.7 Hasil Observasi Kegiatan Pengkajian PHBS .................................................. 70
Tabel 5.8 Hasil Observasi Kegiatan Pengkajian PHBS Tatanan Rumah Tangga ........... 71
Tabel 5.9 Hasil Observasi Kegiatan Penyuluhan PHBS ................................................. 74

xvii

DAFTAR BAGAN
Bagan 2.1 Kerangka Teori ............................................................................................... 37
Bagan 3.1 Kerangka Pikir ................................................................................................ 39
Bagan 5.1 Pemantauan PHBS Tatanan Rumah Tangga Tahun 2017 .............................. 78

xviii

DAFTAR ISTILAH
PHBS

: Perilaku Hidup Bersih dan Sehat

WHO

: World Health Organization

PHC

: Primary Health Care

Puskesmas

: Pusat Kesehatan Masyarakat

Kemenkes

: Kementerian Kesehatan

BOK

: Bantuan Operasional Kesehatan

UKM

: Unit Kesehatan Masyarakat

UKP

: Unit Kesehatan Perseorangan

SPM

: Standar Pelayanan Minimal

SDM

: Sumber Daya Manusia

ASI

: Air Susu Ibu

KK

: Kepala Keluarga

LOKBUL

: Lokakarya Bulanan

APBD

: Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah

RUK

: Rencana Usulan Kegiatan

JPKM

: Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat

FKTP

: Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama

xix

MR

: Measles Rubella

LSS

: Lumbar Spinal Stenosis - Terapi Syaraf Kejepit

PIS-PK

: Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga

Puskesmas

: Pusat Kesehatan Masyarakat

Posyandu

: Pos Pelayanan Terpadu

Poskestren

: Pos Kesehatan Pesantren

PKK

: Pembina Kesejahteraan Keluarga

1

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sehat merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur kesejahteraan yang
harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia. Paradigma sehat
menekankan

promotif

dan

preventif

sebagai

pilar

utama

upaya kesehatan. Sedangkan penguatan pelayanan kesehatan menekankan
peningkatan akses terutama Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP)
(Republik Indonesia, 2009).
Puskesmas sebagai salah satu jenis fasilitas pelayanan kesehatan tingkat
pertama memiliki peranan yang penting dalam pencapaian program Indonesia
Sehat. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 75 Tahun 2014
menyatakan bahwa Pusat Kesehatan Masyarakat adalah fasilitas pelayanan
kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perorangan tingkat pertama, dengan
lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif, untuk mencapai derajat
kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya diwilayah kerjanya (Kemenkes,
2014).
Pembangunan kesehatan di Indonesia diarahkan untuk mencapai visi
Indonesia sehat Tahun 2010 yaitu masa depan dimana Indonesia hidup dalam
lingkungan sehat, penduduknya berperilaku hidup bersih dan sehat, mampu
menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu adil dan merata, sehingga
memiliki derajat kesehatan untuk lebih mengutamakan upaya-upaya peningkatan
kesehatan

(promotif)

dan

pencegahan

penyakit

(preventif),

tanpa

2

mengesampingkan upaya-upaya penanggulangan atau penyembuhan (kuratif) dan
pemulihan (rehabilitative) (Kemenkes, 2010).
Tujuan pembangunan kesehatan adalah meningkatan kesadaran, kemauan dan
kemampuan optimal. Dalam mencapai tujuan tersebut telah ditetapkan kebijakan
dan visi Indonesia dimasa depan yang ditandai oleh penduduk hidup dalam
lingkungan yang sehat, produktif, memiliki derajat kesehatan yang setinggitingginya diseluruh wilayah kerja Republik Indonesia. Promosi kesehatan
merupakan pilar utama dari visi Indonesia Sehat 2010, bahkan dapat dikatakan
sebagai pilar terpenting karena dengan perilaku hidup bersih dan sehat, akan
tercipta pilar-pilar lain yaitu pilar lingkungan sehat dan pilar pelayanan yang
bermutu (Kemenkes, 2010).
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) adalah upaya memberikan
pengalaman belajar bagi perorangan, keluarga, kelompok, dan masyarakat dengan
membuka

jalur

komunikasi,

memberikan

informasi

dan edukasi

guna

meningkatan pengetahuan, sikap, dan perilaku melalui pendekatan advokasi, bina
suasana, dan gerakan masyarakat sehingga dapat menerapkan cara-cara hidup
sehat dalam rangka menjaga, memelihara dan meningkatan kesehatan masyarakat
(Kemenkes, 2010).
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) tersebut harus dimulai dari tatanan
rumah tangga karena rumah tangga yang sehat merupakan aset modal
pembangunan di masa depan yang perlu dijaga, ditingkatkan dan dilindungi
kesehatannya. Beberapa anggota rumah tangga mempunyai masa rawan terkena
penyakit infeksi dan non infeksi, oleh karena itu untuk mencegahnya anggota

3

rumah tangga perlu diberdayakan untuk melaksanakan Perilaku Hidup Bersih dan
Sehat (PHBS) (Kemenkes, 2010).
Kebijakan nasional promosi kesehatan untuk mendukung upaya peningkatan
perilaku sehat ditetapkan dalam Visi Nasional Promosi Kesehatan sesuai dengan
“Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) 2012” dengan target minimal (70%).
Berdasarkan Riset Kesehatan Daerah Tahun 2013, secara nasional penduduk telah
memenuhi kriteria PHBS baik sebesar (32.3%), belum sesuai target yang ingin
dicapai.
Berdasarkan Kemenkes (2008) tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang
Kesehatan/Kota, cakupan promosi kesehatan adalah (80%). Proporsi nasional
rumah tangga dengan PBHS baik sebesar (32,3%) dengan proporsi tertinggi yaitu
pada DKI Jakarta (56,8%) dan terendah pada Papua (16,4%) sedangkan pada
daerah Banten sebesar (32,5%) hal ini juga jauh dari kategori PHBS baik
(Riskesdas, 2013).
Berdasarkan hasil studi pendahuluan, Puskesmas Balaraja merupakan salah
satu puskesmas yang melakukan pelayanan perawatan dan berada di Kabupaten
Tangerang. Untuk program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) tatanan
rumah tangga, Puskesmas Balaraja memiliki cakupan pada tahun 2015 yaitu
(78%), pada tahun 2016 terjadi penurunan angka dengan cakupan (61%).
Penurunan angka cakupan terus menurun dari tahun 2015 sampai dengan tahun
2016 sedangkan untuk target minimal PHBS tersendiri memiliki target pencapaian
yaitu (70%).

4

Penelitian oleh Lamawati (2011) mengenai analisis manajemen promosi
kesehatan dalam penerapan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) tatanan
rumah tangga di Kota Padang Tahun 2011 di dapatkan hasil bahwa tenaga
promosi kesehatan puskesmas belum pernah mendapat pelatihan tentang promosi
PHBS, dana yang tersedia masih terbatas, metoda yang digunakan berupa
penyuluhan, sarana dan prasarana penunjang promosi kesehatan belum
mencukupi, perencanaan belum terlaksana secara terpadu, disamping itu
pengorganisasian untuk PHBS belum ada, penggerakan masyarakat belum
maksimal dan pemantauan penilaian belum dilaksanakan secara rutin.
Penelitian lain dilakukan oleh Iskandarsyah (2015) mengenai pelaksanaan
strategi promosi kesehatan dalam Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
tatanan rumah tangga di Puskesmas Puuwatu Kota Kendari Tahun 2015 yang
ditinjau dari advokasi, bina suasana, dan pemberdayaan masyarakat didapatkan
hasil bahwa advokasi yang dilaksanakan di Puskesmas Puuwatu berupa
permintaan dana dan sarana prasarana berupa media cetak ke Dinas Kesehatan
Kota Kendari. Belum adanya dukungan dari tokoh masyarakat dalam kegiatankegiatan kesehatan yang dilaksanakan oleh puskesmas, sedangkan partisipasi
pemerintah daerah hanya pada saat diadakannya lomba PHBS oleh Walikota
Kendari. Kegiatan pemberdayaan masyarakat yang dilakukan oleh Puskesmas
Puuwatu berupa konseling dari rumah kerumah, posyandu, pelatihan bagi kader,
serta penyuluhan PHBS tatanan rumah tangga dengan ibu rumah tangga sebagai
sasaran utama.

5

1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang dilakukan di Puskesmas Balaraja,
diketahui angka cakupan program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
tatanan rumah tangga di Puskesmas Balaraja menurun dari tahun 2015 (78%) dan
pada tahun 2016 (61%) belum sesuai dengan target yang telah ditetapkan yaitu
sebesar (70%). Oleh sebab itu perlu dilakukan penelitian mengenai gambaran
program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) tatanan rumah tangga di
Puskesmas Balaraja.
1.3 Pertanyaan Penelitian
Bagaimana input, process, dan output program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
(PHBS) tatanan rumah tangga di Puskesmas Balaraja tahun 2017?
1.4 Tujuan Penelitian
1.4.1 Tujuan Umum
Untuk mengetahui gambaran program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
tatanan rumah tangga di Puskesmas Balaraja Tahun 2017.
1.4.2

Tujuan Khusus

1. Diketahuinya input kegiatan berupa kebijakan, tenaga kesehatan,
pendanaan dan sarana prasarana program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
(PHBS) tatanan rumah tangga di Puskesmas Balaraja.
2. Diketahuinya proses berupa perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan
dan pengawasan program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
tatanan rumah tangga di Puskesmas Balaraja.

6

3. Diketahuinya output berupa cakupan program Perilaku Hidup Bersih dan
Sehat (PHBS) tatanan rumah tangga di Puskesmas Balaraja pada tahun
2017.
1.5 Manfaat Penelitian
1. Sebagai bahan masukan bagi Dinas Kesehatan Kabupaten Tangerang
dalam pengelolaan promosi kesehatan pada Program Perilaku Hidup
Bersih dan Sehat (PHBS) tatanan rumah tangga di tingkat Puskesmas.
2. Sebagai bahan masukan bagi Puskesmas Balaraja dalam upaya
peningkatan Program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) tatanan
rumah tangga melalui optimalisasi upaya kesehatan masyarakat.
3. Sebagai bahan untuk menambah wawasan ilmu kesehatan masyarakat
terutama di bidang Manajemen Pelayanan Kesehatan dalam pelaksanaan
promosi kesehatan pada program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
tatanan rumah tangga.
4. Sebagai bahan informasi bagi peneliti selanjutnya.
1.6 Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini berjudul gambaran program Perilaku Hidup Bersih dan
Sehat (PHBS) tatanan rumah tangga di Puskesmas Balaraja dengan perspektif
petugas. Informan dalam penelitian ini yaitu informan kunci, informan utama
dan informan pendukung. Tiga Informan kunci yaitu Kepala Bidang Sumber
Daya Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat Dinas Kesehatan Kabupaten
Tangerang, Kepala Puskesmas dan Penanggungjawab Program Promosi
Kesehatan. Sedangkan Informan utama yaitu 5 (lima) Kader Kesehatan dan 5

7

(lima) Bidan Desa dari desa/kelurahan yang berada di wilayah kerja Puskesmas
Balaraja serta informan pendukung didapatkan dari 2 (dua) Tokoh Masyarakat
dan lima masyarakat dari 5 (lima) desa/kelurahan yang berada di wilayah kerja
Puskesmas Balaraja. Metodologi penelitian ini yaitu penelitian dengan
pendekatan kualitatif, cara pengumpulan data dilakukan dengan melakukan
wawancara mendalam, telaah dokumen, dan observasi yang akan dilaksanakan
di Puskesmas Balaraja Kabupaten Tangerang tahun 2017.

8

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI
2.1 Puskesmas
2.1.1 Definisi Puskesmas
Menurut Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor
128/MENKES/SK/II/2004, Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) adalah unit
pelaksana teknis dinas kesehatan Kabupaten atau Kota yang bertanggungjawab
menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu wilayah kerja (Kemenkes,
2004). Sedangkan menurut definisi Azwar (1996), Puskesmas adalah suatu unit
pelaksana fungsional yang berfungsi sebagai pusat pembangunan kesehatan, pusat
pembinaan peran serta masyarakat dalam bidang kesehatan serta pusat pelayanan
kesehatan

tingkat

pertama

yang

menyelenggarakan

kegiatannya

secara

menyeluruh, terpadu dan berkesinambungan pada suatu masyarakat yang
bertempat tinggal dalam suatu wilayah tertentu. Dalam pernyataan lainnya yang
disampaikan oleh dr. Nafsiah Mboi, Sp.A, MPH, Puskesmas adalah fasilitas
sarana pelayanan kesehatan terdepan dan merupakan ujung tombak pelayanan
kesehatan di seluruh tanah air, terutama dalam era Jaminan Kesehatan Nasional.
Puskemas merupakan salah satu Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP)
milik pemerintah daerah yang memberikan pelayanan kesehatan kepada peserta
Jaminan Kesehatan Nasional (Kemenkes, 2014).
Peranan dan kedudukan Puskesmas ditinjau dari sistem pelayanan kesehatan
di Indonesia adalah sebagai ujung tombak sistem pelayanan kesehatan, karena
selain

bertanggungjawab

terhadap

penyelenggaraan

pelayanan

kesehatan

masyarakat, Puskesmas memiliki peranan dan kedudukan sebagai sarana

9

pelayanan kesehatan terdepan di Indonesia dalam menyelenggarakan pelayanan
kedokteran (Azwar, 1996). Puskesmas dalam pelaksanaannya mempunyai fungsifungsi sebagai pusat penggerak pembangunan berwawasan kesehatan; pusat
pemberdayaan masyarakat; pusat pelayanan kesehatan tingkat pertama, yang
bertanggungjawab memberikan pelayanan kesehatan perorangan dan pelayanan
kesehatan masyarakat (Kemenkes, 2004).
Pelaksanaan pelayanan kesehatan primer menjadi salah satu reformasi
kesehatan sistemik dan ideologis yang paling signifikan dari zaman modern. Di
negara-negara yang memiliki sistem Primary Health Care (PHC) kuat terbukti
lebih efisien, efektif, dan memberikan perawatan kesehatan yang adil (WHO,
2008).
Puskesmas adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan
upaya kesehatan masyarakat dan upaya promotif dan preventif, untuk mencapai
derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya di wilayah kerjanya.
Puskesmas merupakan organisasi fungsional yang menyelenggarakan upaya
kesehatan yang bersifat menyeluruh, terpadu, merata, diterima dan terjangkau
oleh masyarakat, dengan peran serta aktif masyarakat dan menggunakan hasil
pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi tepat guna, dengan biaya yang
dapat dipikul oleh pemerintah dan masyarakat. Upaya kesehatan tersebut
diselenggarakan dengan menitikberatkan kepada pelayanan untuk masyarakat luas
guna mencapai derajat kesehatan yang optimal, tanpa mengabaikan mutu
pelayanan kepada perorangan (Kemenkes,2014).

10

2.1.2 Tujuan Puskesmas
Tujuan pembangunan kesehatan yang diselenggarakan oleh Puskesmas
adalah mendukung tercapainya tujuan pembangunan kesehatan nasional,
yakni meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi orang
yang bertempat tinggal di wilayah kerja Puskesmas agar terwujud derajat
kesehatan yang setinggi-tingginya (Trihono, 2005).
Pembangunan kesehatan yang diselenggarakan Puskesmas menurut
Kemenkes (2014) bertujuan untuk:
a. Memiliki perilaku sehat yang meliputi kesadaran, kemauan dan
kemampuan hidup sehat
b. Mampu menjangkau pelayanan kesehatan bermutu
c. Hidup dalam lingkungan sehat dan
d. Memiliki derajat kesehatan yang optimal, baik individu, keluarga,
kelompok dan masyarakat.
2.1.3 Fungsi Puskesmas
Puskesmas memiliki wilayah kerja yang meliputi satu kecamatan atau
sebagian dari kecamatan. Faktor kepadatan penduduk, luas daerah, keadaan
geografi dan keadaan infrastruktur lainnya merupakan bahan pertimbangan dalam
menentukan wilayah kerja Puskesmas. Untuk perluasan jangkauan pelayanan
kesehatan maka Puskesmas perlu ditunjang dengan unit pelayanan kesehatan yang
lebih sederhana yang disebut Puskesmas Pembantu dan Puskesmas Keliling.
Khusus untuk kota besar dengan jumlah penduduk satu juta jiwa atau lebih,
wilayah kerja Puskesmas dapat meliputi satu kelurahan. Puskesmas di

11

Ibukota Kecamatan dengan jumlah penduduk 150.000 jiwa atau lebih,
merupakan Puskesmas Pembina yang berfungsi sebagai pusat rujukan
bagi Puskesmas Kelurahan dan juga mempunyai fungsi koordinasi (Effendi,
2009).
Trihono (2005) berpendapat bahwa ada 3 (tiga) fungsi Puskesmas
yaitu: pusat penggerak pembangunan berwawasan kesehatan yang berarti
Puskesmas selalu berupaya menggerakan dan memantau penyelenggaraan
pembangunan lintas sektor termasuk oleh masyarakat dan dunia usaha di
wilayah

kerjanya, sehingga berwawasan serta mendukung pembangunan

kesehatan. Disamping itu Puskesmas aktif memantau dan melaporkan dampak
kesehatan dari

penyelenggaraan setiap program pembangunan

diwilayah

kerjanya. Khusus untuk pembangunan kesehatan, upaya yang dilakukan
Puskesmas adalah mengutamakan pemeliharaan kesehatan dan pencegahan
penyakit tanpa mengabaikan penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan.
Puskesmas mempunyai tugas melaksanakan kebijakan kesehatan untuk
mencapai tujuan pembangunan kesehatan diwilayah kerjanya dalam rangka
mendukung kecamatan sehat. Untuk melaksanakan tugas tersebut, Puskesmas
menyelenggarakan fungsi (a) penyelenggaraan upaya kesehatan masyarakat
(UKM) tingkat pertama di wilayah kerjanya, dan (b) penyelenggaraan upaya
kesehatan perorangan (UKP) tingkat pertama di wilayah kerjanya. upaya
Kesehatan Masyarakat adalah setiap kegiatan untuk memelihara dan meningkatan
ksehatan serta mencegah dan menanggulangi timbulnya masalah kesehatan
dengan sasaran keluarga, kelompok, dan masyarakat. Sedangkan Upaya

12

Kesehatan Perorangan adalah suatu kegiatan atau serangkaian kegiatan pelayanan
kesehatan yang ditunjukan untuk peningkatan, pencegahan, penyembuhan
penyakit, pengurangan penderitaan akibat penyakit dan memulihkan kesehatan
perseorangan (Trihono, 2005).
Puskesmas merupakan unit pelaksana teknis kesehatan di bawah supervisi
Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota. Secara umum, mereka harus memberikan
pelayanan preventif, promotif, kuratif sampai dengan rehabilitative baik melalui
upaya kesehatan perorangan (UKP) atau upaya kesehatan masyarakat (UKM).
Puskesmas dapat memberikan pelayanan rawat inap selain perawatan rawat jalan
(Kemenkes, 2014).
2.1.4 Peran Puskesmas
Puskesmas mempunyai peran yang sangat vital sebagai institusi pelaksana
teknis, dituntut memiliki kemampuan manajerial dan wawasan jauh ke depan
untuk meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan. Peran tersebut ditunjukkan
dalam bentuk keikutsertaan dalam menentukan kebijakan daerah melalui sistem
perencanaan yang matang dan realistis, tata laksana kegiatan yang tersusun rapih,
serta sistem evaluasi dan pemantauan yang akurat. Pada masa mendatang,
Puskesmas juga dituntut berperan dalam pemanfaatan teknologi informasi terkait
upaya peningkatan pelayanan kesehatan secara komprehensif dan terpadu
(Effendi, 2009).
Peran Puskesmas adalah sebagai ujung tombak dalam mewujudkan
kesehatan nasional secara komprehensif, tidak sebatas aspek kuratif dan
rehabilitatif saja seperti di Rumah Sakit (Wiku, 2007).

13

2.2 Promosi Kesehatan
Promosi kesehatan upaya untuk meningkatkan kemampuan masyarakat
melalui pembelajaran dari, oleh untuk dan bersama masyarakat agar mereka dapat
menolong pembelajaran diri sendiri serta mengembangkan kegiatan yang
bersumberdaya masyarakat, sesuai sosial budaya setempat dan didukung
kebijakan publik yang berwawasan kesehatan (Kemenkes, 2010).
Berdasarkan definisi tersebut serta sejalan dengan visi, misi Departemen
Kesehatan

dan

fungsi

puskesmas

khususnya

dalam

penggerakan

dan

pemberdayaan keluarga dan masyarakat untuk mencegah penyakit dan
meningkatkan kesehatan setiap individu, keluarga serta lingkungannya secara
mandiri dan mengembangkan upaya kesehatan bersumber masyarakat (Kemenkes,
2010).
Secara operasional, upaya promosi kesehatan di puskesmas dilakukan agar
masyarakat mampu berperilaku hidup bersih dan sehat sebagai bentuk pemecahan
masalah-masalah kesehatan yang dihadapinya, baik masalah-masalah kesehatan
yang diderita maupun yang berpotensi mengancam serta mandiri. Disamping itu,
petugas kesehatan puskesmas diharapkan mampu menjadi teladan bagi pasien,
keluarga dan masyarakat untuk melakukan PHBS (Kemenkes, 2010).
2.3 Perilaku Kesehatan
2.3.1 Definisi Perilaku Kesehatan
Perilaku kesehatan adalah suatu respon seseorang (organisme) terhadap
stimulus atau objek yang berkaitan dengan sakit dan penyakit, sistem pelayanan

14

kesehatan, makanan, dan minuman, serta lingkungan. Perilaku kesehatan dapat
diklasifikasikan menjadi 3 (tiga) keolompok (Notoatmodjo, 2003):
a. Perilaku pemeliharaan kesehatan (health maintenance), adalah perilaku
atau usaha-usaha seseorang untuk memelihara atau menjaga kesehatan
agar tidak sakit dan usaha untuk penyembuhan bilamana sakit. Oleh sebab
itu perilaku pemeliharaan kesehatan ini terdiri dari 3 (tiga) aspek yaitu:
1. Perilaku pencegahan penyakit dan penyembuhan penyakit bila
sakit serta pemulihan kesehatan bilamana telah sembuh dari
penyakit
2. Perilaku peningkatan kesehatan apabila seseorang dalam keadaan
sehat
3. Perilaku gizi (makanan dan minuman).
b. Perilaku pencarian pengobatan (health seeking behavior) adalah upaya
atau tindakan seseorang pada saat menderita penyakit atau kecelakaan.
Tindakan atau perilaku ini dimulai dari mengobati sendiri sampai mencari
pengobatan ke luar negeri.
c. Perilaku kesehatan lingkungan, adalah seseorang merespon lingkungan,
baik lingkungan fisik maupun sosial budaya, dan sebagainya sehingga
lingkungan

tersebut

tidak

mempengaruhi

kesehatannya.

Dapat

disimpulkan bahwa perilaku kesehatan lingkungan adalah upaya-upaya
yang dilakukan seseorang dalam mengelola lingkungannya sehingga telah
menyebabkan sakit baik bagi dirinya sendiri ataupun anggota keluarga
yang lain serta masyarakat sekitar. Misalnya bagaimana mengelola

15

pembuangan tinja, air minum, tempat pembuangan sampah, pembuangan
limbah dan sebagainya.
2.3.2 Aspek Sosio-Psikologi Perilaku Kesehatan
Perubahan-perubahan perilaku dalam diri seseorang dapat diketahui
melalui persepsi. Persepsi adalah pengalaman yang dihasilkan melalui indera
penglihatan, pendengaran, penciuman, dan sebagainya. Setiap orang mempunyai
persepsi yang berbeda, meskipun objeknya sama. Menurut (Notoatmodjo, 2003)
mendefinisikan bahwa motivasi adalah sesuatu hal yang menyebabkan dan yang
mendukung tindakan atau perilaku seseorang.
Menurut Notoadmodjo (2003), menggambarkan hubungan individu
dengan lingkungan sosial yang saling mempengaruhi setiap individu sejak lahir
berada dalam suatu kelompok, terutama kelomopok keluarga. Kelompok ini akan
membuka kemungkinan untuk dipengaruhi dan mempengaruhi anggota-anggota
kelompok lain. Oleh karena itu, setiap kelompok senantiasa berlaku aturan-aturan
dan norma-norma sosial tertentu, maka perilaku individu anggota kelompok
berlangsung dalam jaringan normatif. Demikian pula perilaku tersebut terhadap
masalah-masalah kesehatan.
2.4 Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) adalah sekumpulan perilaku
yang menjadikan seseorang atau keluarga dapat menolong diri sendiri dibidang
kesehatan dan berperan aktif dalam mewujudkan kesehatan masyarakatnya.
Kondisi sehat dapat dicapai dengan mengubah perilaku dari yang tidak sehat
menjadi perilaku sehat dan dapat menciptakan lingkungan sehat di rumah tangga.

16

Oleh karena itu kesehatan perlu dijaga, dipelihara dan ditingkatkan oleh setiap
anggota rumah tangga serta diperjuangkan oleh semua pihak. Rumah tangga sehat
berarti mampu menjaga, meningkatkan dan melindungi kesehatan setiap anggota
rumah tangga dari gangguan ancaman penyakit dan lingkungan yang kurang
kondusif untuk hidup sehat (Kemenkes, 2007).
Keluarga mempunyai peran penting dalam meningkatkan kualitas
kesehatan masyarakat, karena dalam keluarga terjadi komunikasi dan interaksi
anggota keluarga yang menjadi awal penting dari proses pendidikan perilaku.
Penerapan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) sejak dini yang dilakukan
dalam keluarga dapat menciptakan keluarga yang sehat dan aktif dalam setiap
upaya kesehatan masyarakat (Kemenkes, 2011).
Dalam upaya meningkatkan kesehatan anggota keluarga setiap tahun pada
Bidang Pengembangan dan Sumber Daya Kesehatan di Dinas Kesehatan setiap
Kabupaten/Kota berupa meningkatkan presentase rumah tangga ber-PHBS. PHBS
adalah upaya memberdayakan rumah anggota keluarga agar tahu, mau dan
mampu mempraktekkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat serta berperan aktif
dalam upaya kesehatan di masyarakat. Untuk memcapai rumah tangga ber-PHBS
ada 10 (sepuluh) indikator yaitu bersalin di tenaga kesehatan, memberi ASI
ekslusif, menimbang balita setiap bulan, mencuci tangan dengan air bersih dan
sabun, menggunakan air bersih, menggunakan jamban sehat, memberantas jentik
seminggu sekali, makan buah dan sayur setiap hari, beraktifitas fisik setiap hari
dan tidak merokok didalam rumah (Kemenkes, 2011).

17

2.4.1 Perilaku Hidup bersih dan Sehat (PHBS) Tatanan Rumah Tangga
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) mencakup semua perilaku yang
harus dipraktikkan di bidang pencegahan

dan penanggulangan penyakit,

penyehatan lingkungan, kesehatan Ibu dan Anak, keluarga berencana, gizi,
farmasi,

dan

pemeliharaan

kesehatan.

Perilaku-perilaku

tersebut

harus

dipraktikkan oleh semua orang di tatanan rumah tangga (Kemenkes, 2011).
Di rumah tangga, sasaran primer harus mempraktikkan perilaku yang
dapat menciptakan Rumah Tangga ber-PHBS, yang mencakup persalinan di
tolong oleh Tenaga Kesehatan, memberi ASI ekslusif, menimbang balita setiap
bulan, menggunakan air bersih, mencuci tangan dengan menggunakan air bersih
dan sabun, pengelolaan air minum dan makan di rumah tangga, menggunakan
jamban sehat, pengelolaan limbah cair di rumah tangga, membuang sampah,
memberantas jentik nyamuk, makan buah dan sayur setiap hari, melakukan
aktivitas fisik setiap hari, tidak merokok di dalam rumah (Kemenkes, 2011).
2.5 Manajemen Program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
Untuk mewujudkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di tatanan rumah
tangga diperlukan pengelolaan manajemen program PHBS melalui tahap
pengkajian, perencanaan, penggerakan pelaksanaan sampai dengan pemantauan
dan penilaian (Kemenkes, 2011).
2.5.1 Pengkajian Perilaku Hidup bersih dan Sehat (PHBS)
Pengkajian PHBS adalah upaya untuk menciptakan dan melestarikan
perilaku hidup yang berorientasi kepada kebersihan dan kesehatan di masyarakat,
agar masyarakat dapat mandiri dalam mencegah dan menanggulangi masalah-

18

masalah kesehatan yang dihadapinya. Oleh karena itu, pengkajian PHBS
dilaksanakan melalui penyelenggaraan Promosi Kesehatan, yaitu upaya untuk
membantu individu, keluarga, kelompok dan masyarakat agar tahu, mau dan
mampu mempraktikkan PHBS melalui proses pembelajaran dalam mencegah dan
menanggulangi masalah-masalah kesehatan yang dihadapi, sesuai sosial budaya
setempat serta didukung oleh kebijakan publik yang berwawasan kesehatan
(Kemenkes, 2011).
Pengkajian PHBS diluncurkan oleh Pusat Penyuluhan Kesehatan
(sekarang Pusat Promosi Kesehatan) pada tahun 1996 dengan menggunakan
pendekatan tatanan sebagai strategi pengembangan. Untuk masing-masing tatanan
ditetapkan indikator guna mengukur pencapaian pembinaan PHBS. PHBS tatanan
rumah tangga sejak dicanangkan tahun 1996 memiliki 10 (sepuluh) indikator yaitu
persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan, imunisasi dan penimbangan balita,
memiliki jamban sehat, memiliki akses air bersih, penangangan sampah,
kebersihan kuku, gizi keluarga, tidak merokok dan menyalahgunakan NAPZA,
memiliki informasi PMS/AIDS, memiliki Jaminan Pemeliharaan Kesehatan
(Kemenkes, 2011).
Pada tahun 2011, indikator PHBS tatanan rumah tangga ini kemudian
dikembangkan menjadi 16 (enam belas) indikator dengan menambahkan
indikator-indikator gosok gigi sebelum tidur, olahraga teratur, memiliki saluran
pembuangan air limbah, ventilasi rumah baik, kepadatan penghuni rumah
kesesuaian luas lantai dengan jumlah penghuni dan lantai rumah bukan tanah.
Akan tetapi indikator baru ini dianggap terlalu banyak, sehingga melalui

19

serangkaian diskusi intensif, uji instrumen, uji sistem dan uji statistik untuk
melihat keterkaitan indikator-indikator tersebut dengan penyebab terjadinya
gangguan kesehatan dan angka kesakitan yang dilakukan sejak tahun 2000 sampai
tahun 2003, dari 16 (enam belas) indikator awal ditetapkan 10 (sepuluh) indikator
PHBS (Kemenkes, 2011).
Berdasarkan rapat koordinasi promosi kesehatan tingkat nasional,
indikator PHBS di rumah tangga diubah menjadi persalinan ditolong oleh tenaga
kesehatan,

memberikan

ASI

ekslusif,

menimbang balita

setiap

bulan,

menggunakan air bersih, mencuci tangan dengan sabun, menggunakan jamban
sehat, memberantas jentik nyamuk, mengkonsumsi buah dan sayur setiap hari,
melakukan aktivitas fisik setiap hari dan tidak merokok di dalam rumah
(Kemenkes, 2011).
2.5.1.1 Tahap Pengkajian Perilaku Hidup bersih dan Sehat (PHBS)
Menurut Kemenkes (2007), tujuan pengkajian adalah untuk mempelajari,
mengalisis dan merumuskan masalah perilaku yang berkaitan dengan PHBS.
Program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) meliputi pengkajian PHBS
secara kualitatif dan pengkajian PHBS secara kuantitatif
Pengkajian

data

kuantitatif

dilaksanakan

dengan

langkah-langkah

pengumpulan data sekunder yang meiputi perilaku dan bukan perilaku yang
berkaitan dengan 5 (lima) program prioritas yaitu KIA, Gizi, Kesehatan
Lingkungan, gaya hidup dan JPKM. Data yang diperoleh kemudian dianalisis
secara deksriptif sebagai informasi pendukung untuk memperkuat permasalahan
PHBS yang ditemukan di lapangan dan selanjutnya dibuat simpulan hasil analisis

20

data sekunder tersebut. Pengkajian kuantitatif juga melakukan pengambilan
sampel PHBS tatanan rumah tangga, menganalisis dan pemetaan PHBS, serta
menentukan prioritas masalah (Kemenkes, 2007)
Pengkajian PHBS secara kualitatif dilakukan dengan dua metode yaitu
diskusi kelompok dan wawancara perorangan mendalam. Diskusi kelompok
dilakukan bersama 6 (enam) sampai 10 (sepuluh) orang yang tujuannya untuk
mengungkapkan informasi tentang masalah perilaku PHBS kemudian dalam
wawancara mendalam dilaksanakan dengan syarat-syarat yaitu cara pewawancara
adalah orang yang terampil dalam menggali informasi secara mendalam tentang
perasaan dan pikiran tentang masalah tertentu, sumber informasi kunci adalah
peserta wawancara yang dianggap mampu dan dipandang menguasai informasi
tentang masalah tertentu serta adanya tanya jawab dilakukan secara terbuka dan
mendalam (Kemenkes, 2007). Mendukung pelaksanaan Program Perilaku Hidup
Bersih dan Sehat (PHBS) dengan bentuk kegiatan kajian tenaga pelaksana PHBS
secara jumlah dan pelatihan yang pernah diikuti oleh lintas sektor maupun lintas
program, persiapan dana yang tersedia di lintas program dan lintas sektor dalam
jumlah dan sumbernya serta persiapaan jenis media dan sarana yang dibutuhkan
dalam jumlah dan sumbernya (Kemenkes, 2007).
2.5.2. Tahap Perencanaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat

Dokumen yang terkait

Persepsi pasien terhadap keterampilan interpersonal dokter lulusan FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dalam komunikasi dokter-pasien di klinik Makmur Jaya Ciputat, Tangerang Selatan

0 3 89

Prevalensi Migrain Pada Mahasiswa FKIK UIN Angkatan 2011 dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya Tahun 2012

2 25 60

Rerata Nilai Kualitas Hidup pada Mahasiswa PSPD FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Dengan Excessive Daytime Sleepiness (EDS) dan Tidak EDS: Studi analitik dengan menggunakan kuesioner Epworth Sleepiness Scale dan SF-36 version 2.0

2 28 73

Prevalensi Ketiadaan Otot Palmaris Longus Pada Mahasiswa Program Studi Pendidikan Dokter FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2010.

0 9 53

Perbedaan tingkat kecemasan antara mahasiswa kedokteran laki-laki dan perempuan angkatan 2011 FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dalam menghadapi ujian OSCE

2 12 63

Gambaran kadar Malodialdehid (MDA) dalam urin perokok dan bukan perokok pada mahasiswa FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada Tahun 2013

3 22 48

Prevalensi Migrain Pada Mahasiswa FKIK UIN Angkatan 2011 dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya Tahun 2012

0 32 0

Hubungan antara kebiasaan menggunakan tas punggung berat dan kejadian Low back pain (LBP) pada mahasiswa Program Studi Pendidikan Dokter FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

6 60 62

Pengetahuan, Sikap, Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) Pada Mahasiswa FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2015

3 22 57

Perbedaan Tingkat Kecemasan Antara Mahasiswa Kedokteran Laki-Laki dan Perempuan Angkatan 2011 FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Dalam Menghadapi Ujian OSCE. 2014.

0 12 63