Prevalensi Ketiadaan Otot Palmaris Longus Pada Mahasiswa Program Studi Pendidikan Dokter FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2010.

(1)

PREVALENSI KETIADAAN OTOT PALMARIS LONGUS

PADA MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN

DOKTER FKIK UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

TAHUN 2010

Laporan Penelitian ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar SARJANA KEDOKTERAN

OLEH :

Felais Hedianto Pradana

NIM: 107103000210

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

2010/1431 H


(2)

PREVALENSI KETIADAAN OTOT PALMARIS

LONGUS PADA MAHASISWA PROGRAM STUDI

PENDIDIKAN DOKTER FKIK UIN SYARIF

HIDAYATULLAH JAKARTA TAHUN 2010

Laporan Penelitian ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar SARJANA KEDOKTERAN

OLEH :

Felais Hedianto Pradana

NIM: 107103000210

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2010/1431 H


(3)

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Dengan ini saya menyatakan bahwa :

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar Sarjana Kedokteran di Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya atau merupakan jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

Tangerang, 8 Oktober 2010

Felais Hedianto Pradana Materai


(4)

ABSTRAK

Felais Hedianto Pradana. Program Studi Pendidikan Dokter. Prevalensi Ketiadaan Otot Palmaris Longus Pada Mahasiswa Program Studi Pendidikan Dokter FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2010.

Ketiadaan Palmaris longus (PL) pertama kali dilaporkan oleh Colombos pada De Re Anatomica Libri pada tahun 1559. Tidak banyak praktisi kesehatan yang mengetahui bahwa tendo Palmaris longus merupakan pilihan utama dalam pencakokan tendo pada operasi rekonstruktif. Indonesia belum memiliki angka prevalensi yang jelas mengenai ketiadaan tendo Palmaris longus.

Penelitian ini dilakukan terhadap 125 subyek dengan usia berkisar antara 18-23 tahun untuk menentukan prevalensi ketiadaan PL pada mahasiswa Program Studi Pendidikan Dokter FKIK UIN SH. Untuk menentukan ketiadaan tendo Palmaris longus digunakan uji Standard, uji Thompson, Uji Mishra I, uji Mishra II dan uji Pushpakumar. Sebelumnya dilakukan studi pendahuluan dengan lima kadaver dari laboratorium anatomi FKIK UIN SH.

Studi pendahuluan menunjukkan seluruh kadaver memiliki PL di kedua lengannya. Hasil penelitian menunjukkan prevalensi ketiadaan otot Palmaris longus pada mahasiswa PSPD FKIK UIN SH adalah 5,6%. Prevalensi ketiadaan unilateral kiri adalah 3,2%, ketiadaan unilateral kanan adalah 1,6%, dan ketiadaan bilateral adalah 0,8%

Kata Kunci: Prevalensi, Tendo, Palmaris Longus, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta,


(5)

ABSTRACT

Felais Hedianto Pradana. Faculty of Medicine. Prevalence of Palmaris Longus Absence among medical students at in Faculty of Medicine, Islamic State University.

The prevalence of absence of the Palmaris Longus (PL) has been extensively studied following the first report of its absence in 1559 by Colombos in De Re Anatomica Libri. Only small groups of physician knew that PL tendon was tendon of choice for reconstructive surgery. Currently, the prevalence rate of PL muscle absence among Indonesian people are not available.

The absence of the PL was clinically determined among 125 medical students at Faculty of Medicine, Syarif Hidayatullah Islamic State University, aged 18-23 years. The absence of PL was assessed respectively by Schaeffer (Standard) test, Thompson’s test, Mishra I test, Mishra II test and Pushpakumar “the two finger sign” method. Previously, preliminary study using five cadavers was performed at laboratory of anatomy Faculty of Medicine, Syarif Hidayatullah Islamic State University.

Preeliminary study showed that PL absence were not found among cadavers. The overall prevalence of PL absence was 5,6%. The distribution on the right and left were 1,6% and 3,2% respectively. The bilateral absence was 0,8%.

Keywords: Prevalence, Tendon, Palmaris Longus, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta,


(6)

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING

PREVALENSI KETIADAAN OTOT PALMARIS LONGUS

PADA MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER FKIK UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA TAHUN 2010

Laporan Penelitian

Diajukan kepada Program Studi Pendidikan Dokter, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar

Sarjana Kedokteran (S.Ked)

OLEH:

FELAIS HEDIANTO PRADANA NIM: 107103000210

Pembimbing

dr. Bisatyo Mardjikoen, Sp.OT dr. Witri Ardini, M Gizi, SpGK

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGRI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA 1431 H/ 2010 M


(7)

PENGESAHAN PANITIA UJIAN

Laporan Penelitian berjudul PREVALENSI KETIADAAN OTOT PALMARIS LONGUS PADA MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER FKIK UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA TAHUN 2010 yang diajukan oleh Felais Hedianto Pradana (NIM:107103000210), telah diujikan dalam sidang di Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan pada 8 Oktober 2010. Laporan penelitian ini telah diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Kedokteran (S. Ked) pada Program Studi Pendidikan Dokter.

Jakarta, 8 Oktober 2010

DEWAN PENGUJI Pembimbing

dr. Bisatyo Mardjikoen, SpOT

Penguji 1 Penguji 2

dr. Alyya Siddiqa, SpFK dr. Witri Ardini, M Gizi, SpGK

PIMPINAN FAKULTAS

Dekan FKIK UIN Kaprodi PSPD FKIK UIN


(8)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Felais Hedianto Pradana Tempat, Tgl Lahir : Garut, 18 Februari 1990 Jenis Kelamin : Laki-laki

Agama : Islam

Kewarganegaraan : Indonesia

Alamat : Perumahan Bumi Sentosa Blok C6 no. 20, Nanggewer Mekar, Cibinong, Bogor

Email : deazfelais@gmail.com, deaz_humz@yahoo.com

Riwayat Pendidikan :

1. TK (1994-1996)

2. SDN 03 Pejaten timur (1996-2002)

3. SLTPI Al-Azhar 9 Kemang Pratama (2002-2005)


(9)

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memperindah kehidupan dengan melimpahkan kasih sayang, kenikmatan, dan kemudahan tiada bertepi. Shalawat dan salam semoga selalu tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW, dengan kasih sayangnya terhadap hamba Allah juga makhluk lainnya memancar bagai pancaran sinar matahari yang tiada terputus menerangi bumi. Atas nikmat-Nya dan karunia-Nya Yang Maha Besar sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul Prevalensi Ketiadaan Otot Palmaris Longus Pada Mahasiswa Program Studi Pendidikan Dokter FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2010.

Keberhasilan seseorang tidak terlepas dari budi baik dan bimbingan orang lain. Dalam kesempatan ini peneliti ingin menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya pada pihak yang telah membantu dalam memberikan bimbingan, dukungan moriil dan bantuan penyusunan skripsi ini. Hingga akhirnya penulisan laporan penelitian ini telah selesai tepat pada waktunya. Ucapan terima kasih dan penghargaan, peneliti sampaikan kepada :

1. Prof. DR (hc). Dr. M.K. Tadjudin, Sp.And dan Drs. H. Achmad Gholib, MA, selaku Dekan dan Pembantu Dekan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. DR. dr. Syarif Hasan Luthfi, Sp.RM, selaku ketua Program Studi Pendidikan Dokter UIN Syarif Hidayatullah Jakarta beserta staf yang telah membantu dan segenap dosen yang telah memberikan ilmu pengetahuan yang sangat berguna bagi peneliti.

3. dr. Bisatyo Mardjikoen, Sp. OT dan dr. Witri Ardini, M Gizi, SpGK, selaku Pembimbing Fakultas, yang telah meluangkan waktunya untuk memberikan masukan dan membimbing peneliti dalam penyusunan laporan penelitian ini. Semoga Allah membalas semua budi baik bapak dan ibu.


(10)

4. dr. Alyya Shiddiqa, selaku penguji sidang proposal skripsi. Terima kasih atas kesediaannya menjadi penguji, dan terima kasih pula atas masukan, saran dan bimbingan yang telah diberikan.

5. Kedua orang tua tercinta yaitu Ayahanda Wahyu Eko Widiharso dan Ibunda Herumulyati, yang selalu memberikan dukungan baik moriil maupun materiil, serta doa yang selalau kalian panjatkan untuk penulis, terima kasih atas semuanya. Kalian lah yang selalu memotivasiku untuk selalu berusaha menjadi anak yang berguna dan bisa mambahagiakan keluarga.

6. Seluruh mahasiswa Program Studi Pendidikan Dokter Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta angkatan 2007 yang telah meluangkan waktunya untuk bersedia diwawancarai dan dilakukan uji-uji untuk menentukan adanya tendon Palmaris Longus.

7. Seluruh mahasiswa Program Studi Pendidikan Dokter Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta angkatan 2008 yang telah meluangkan waktunya untuk bersedia diwawancarai dan dilakukan uji-uji untuk menentukan adanya tendon Palmaris Longus.

8. Ricky Fathoni, Wahid Hilmy Sulaeman, Dina Nurul Istiqomah dan Neng Ayu Ratih Purwani Pratiwi, selaku teman-teman satu kelompok riset yang selalu saling mengingatkan dan diingatkan, dalam menyelesaikankan laporan penelitian masing-masing.

9. Febria Suryani, Azhara, Maya Riance, Vita dan Dan Istanto, selaku teman dari Program Studi Kesehatan Masyarakat yang ikut membantu dalam menyelesaikan laporan penelitian.

10. Teman-teman seperjuangan satu angkatan yang tidak dapat peneliti sebutkan satu persatu. Terima Kasih atas dukungan, semangat, kenangan dan kebersamaan yang sangat kental selama kita bersama di PSPD UIN Syarif Hidayatullah.


(11)

Akhir kata, peneliti mengharapkan kritik dan saran yang membangun sehingga peneliti dapat memperbaiki skripsi ini. Dan semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang mempergunakannya terutama untuk proses kemajuan pendidikan selanjutnya.

Jakarta, 8 Oktober 2010


(12)

DAFTAR ISI

Halaman

JUDUL ... i

LEMBAR PERNYATAAN ... ii

ABSTRAK ... iii

ABSTRACT ... iv

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ... v

LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN ... vi

RIWAYAT HIDUP ... vii

KATA PENGANTAR ... viii

DAFTAR ISI ... xi

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR GAMBAR ... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiii

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian ... 1

1.2. Rumusan Masalah ... 2

1.3. Tujuan Penelitian ... 2

1.3.1. Tujuan Umum ... 2

1.3.2. Tujuan Khusus ... 2

1.4. Manfaat Penelitian ... 2

1.4.1. Bagi FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ... 2

1.4.2. Bagi Peneliti ... 2

1.4.3. Bagi Responden ... 2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Otot Palmaris Longus ... 3

2.1.1. Anatomi ... 3

2.2. Metode Penemuan Tendon Palmaris longus ... 5

2.2.1. Standard test (Schaeffer’s test)... 5

2.2.2. Thompson’s test ... 5

2.2.3. Mishra’s test I ... 6

2.2.4. Mishra’s test II ... 6

2.2.5. Pushpakumar’s “two-finger sign” method ... 7

2.3. Variasi Palmaris longus di Dunia ... 7

2.4. Pencangkokan Tendo Palmaris Longus ... 11

2.5. Faktor yang mempengaruhi Ketiadaan tendon Palmaris longus ... 12

2.6. Kerangka Teori... 12

2.7. Kerangka Konsep ... 12


(13)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Desain Penelitian ... 14

3.2. Tempat dan Waktu Penelitian ... 14

3.3. Populasi dan Sampel ... 14

3.3.1. Populasi ... 14

3.3.2. Populasi Terjangkau ... 14

3.3.3. Sampel ... 14

3.3.3.1. Kriteria Inklusi ... 15

3.3.3.2. Kriteria eksklusi ... 15

3.4. Cara Kerja Penelitian ... 15

3.4.1. Studi Pendahuluan ... 15

3.4.2. Pengumpulan Data ... 15

3.4.3. Pengolahan dan Penyajian Data ... 16

3.4.4. Interpretasi Data ... 16

3.4.5. Pelaporan Hasil ... 16

BAB IV PEMBAHASAN DAN KESIMPULAN 4.1. Studi Pendahuluan ... 17

4.2. Karakteristik responden ... 17

4.2.1.Usia Responden ... 17

4.2.2. Jenis Kelamin Responden ... 18

4.2.3. Sebaran Suku Responden ... 18

4.3 Frekuensi Ketiadaan Palmaris Longus ... 19

4.4. Keterbatasan Penelitian ... 21

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan ... 22


(14)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1. Frekuensi Ketiadaan Otot Palmaris Longus pada Populasi India ... 8

Tabel 2.2. Frekuensi Ketiadaan Otot Palmaris Longus pada Populasi Cina ... 8

Tabel 2.3. Frekuensi Ketiadaan Otot Palmaris Longus pada Populasi Yoruba ... 9

Tabel 2.4. Frekuensi Ketiadaan Otot Palmaris Longus pada Populasi Nigeria ... 9

Tabel 2.5. Frekuensi Ketiadaan Otot Palmaris Longus pada Populasi Malaysia dengan sebaran kelompok etnik yang berbeda ... 10

Tabel 2.6. Frekuensi Ketiadaan Otot Palmaris Longus pada Populasi Malaysia pada jenis kelamin yang berbeda ... 10

Tabel 2.7. Definisi Operasional ... 13

Tabel 4.1. Distribusi Usia pada responden ... 17

Tabel 4.2. Distribusi Frekuensi Otot Palmaris Longus ... 19


(15)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1. Lengan Bawah Tampak Anterior ... 3

Gambar 2.2. Fungsi Palmaris Longus ... 4

Gambar 2.3. Uji Schaeffer ... 5

Gambar 2.4. Uji Thompson ... 5

Gambar 2.5. Uji MishraI ... 6

Gambar 2.6. Uji Mishra II ... 6

Gambar 2.7. Uji Pushpakumar “two finger sign” ... 7

Gambar 2.8. Kerangka Teori ... 12

Gambar 2.9. Kerangka Konsep ... 12

Gambar 4.1. Distribusi Jenis Kelamin pada Responden ... 18

Gambar 4.2. Distribusi Suku pada Responden ... 18

Gambar 4.3. Distribusi Suku pada responden yang tidak memiliki otot Palmaris Longus pada salah satu atau kedua lengannya ... 20


(16)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman Lampiran 1. Informed Consent dan Hasil Metode Penemuan Tendo Palmaris

Longus ... 24 Lampiran 2. Surat Izin Peminjaman Laboratorium Anatomi ... 26 Lampiran 3. Output SPSS ... 27


(17)

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar belakang Penelitian

Otot Palmaris Longus merupakan salah satu otot yang memiliki banyak variasi pada tubuh manusia. Otot ini terletak antara m. flexor carpi radialis dan m.

flexor carpi ulnaris, serta berguna untuk memfleksikan pergelangan dan

menegangkan aponeurosis palmar. Namun, karena hanya sedikit berperan sebagai fleksor dan penegang aponeurosis, otot ini dapat dibilang tidak terlalu signifikan dalam mempengaruhi fungsi pergelangan. Oleh karena itu, jika tendo otot ini dicangkok, maka fungsi dan kekuatan lengan tidak akan terganggu. Pencangkokan otot ini dapat digunakan dalam operasi rekonstruktif pada bagian bedah ortopedi dan bedah plastik. (Mbaka, 2009)

Prevalensi ketiadaan otot Palmaris Longus telah dilakukan sejak pertama kalinya ditemukan oleh Colombos pada De Re Anatomica Libri pada tahun 1559.

Otot Palmaris Longus adalah salah satu otot yang paling bervariasi dan paling superfisial dari otot-otot lengan. Pada sebagian orang otot ini mungkin tidak ada pada satu atau kedua sisi lengan bawah, sementara pada sebagian lagi memperlihatkan variasi pada letak gelendongnya, serta variasi pada jumlah tendonya. Telah banyak dilaporkan bahwa pada etnis dan ras yang berbeda menyebabkan prevalensi variasi anatomi otot Palmaris Longus yang berbeda pula. (Roohi, 2007)

Peneliti mengambil tema penelitian mengenai Palmaris Longus karena: 1. Tidak banyak masyarakat yang mengetahui fungsi keberadaan tendo Palmaris

Longus sebagai pilihan utama untuk cangkok tendo pada operasi bedah ortopedi dan bedah plastik;

2. Belum ada penelitian mengenai ketiadaan tendo Palmaris Longus pada institusi tempat peneliti meneliti; dan

3. Belum ada data yang jelas mengenai jumlah prevalensi tendo Palmaris Longus di Indonesia.


(18)

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah tersebut di atas dapat dirumuskan masalah penelitian yaitu, berapa prevalensi ketiadaan otot Palmaris Longus pada mahasiswa Program Studi Pendidikan Dokter FKIK UIN Syarif Hidayatullah tahun 2010?

1.3. Tujuan Penelitian

1.3.1. Tujuan umum :

Untuk mengetahui prevalensi ketiadaan otot Palmaris Longus pada mahasiswa Program Studi Pendidikan dokter FKIK UIN Syarif Hidayatullah tahun 2010.

1.3.2. Tujuan khusus :

Mengetahui sebaran ketiadaan otot Palmaris Longus pada mahasiswa Program Studi Pendidikan Dokter FKIK UIN Syarif Hidayatullah berdasarkan suku dan sisi.

1.4. Manfaat Penelitian

1.4.1. Bagi FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta :

Menambah pustaka ilmiah di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta khususnya Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan tentang prevalensi ketiadaan otot Palmaris Longus pada mahasiswa PSPD angkatan 2007-2009.

1.4.2. Bagi Peneliti :

 Sebagai salah satu prasyarat kelulusan dalam menyelesaikan program sarjana kedokteran.

 Menambah pengetahuan tentang variasi anatomi ketiadaan otot Palmaris Longus dan pencangkokan tendo.

1.4.3. Bagi Responden

 Menambah pengetahuan tentang variasi anatomi ketiadaan otot Palmaris Longus dan pencangkokan tendo.

 Jika terjadi hal yang menimbulkan indikasi untuk dilakukan pencangkokan tendo, responden mengetahui tendo mana yang dapat dicangkok.


(19)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Otot Palmaris Longus

2.1.1. Anatomi

Otot Palmaris Longus (P. Longus) merupakan otot fleksor lengan bawah, yang terletak superfisial. Otot ini memiliki origo di epicondylus medialis dan insersio di retinaculum flexorum dan aponeurosis palmar. Otot P. Longus terletak antara otot flexor carpi radialis dan flexor carpi ulnaris. Bentuk otot P. Longus adalah ramping dan fusiformis (Roohi, 2007). Otot dan tendo ini telah terbentuk sempurna sejak lahir, dan ada kemungkinan diturunkan secara genetik, namun belum jelas gen dan bagaimana transmisi genetiknya (Agarwal, 2005).

Gambar 2.1. Lengan Bawah tampak anterior.

sumber:

http://www.getbodysmart.com/ap/muscularsystem/wristhanddigits/palmarislongus/tutorial.html

Tendonya rata menjalar dari epicondylus medialis dan menginsersi

aponeurosis palmar. Otot ini dipersarafi oleh nervus medianus yang berasal


(20)

panjang untuk dilakukan cangkok tendo, panjangnya sekitar 15cm (Canale et al, 2003). Pada orang yang tidak memiliki otot P. Longus, tendo flexor digitorum superficialis terkadang disalahartikan sebagai tendo Palmaris Longus, karena secara anatomis, otot P. Longus menutupi permukaan m.

flexor digitorum superficialis (Oommen, 2002).

Literatur menyebutkan bahwa otot Palmaris Longus ada pada 70-85% dari populasi (Wehbe, 1992). Variasi otot ini tidak hanya pada ada dan tidak adanya otot saja, terdapat juga variasi lain berupa letak gelendong otot dan jumlah tendo. Gelendong otot dapat terletak pada proksimal otot atau pada medial otot Palmaris Longus, sedangkan jumlah tendo bervariasi, hingga paling banyak ditemukan pada satu lengan adalah tiga tendo P. Longus (Kadoye, 2008).

Fungsi otot P. Longus adalah fleksi tangan pada artikulasi radiokarpalis dan menegangkan aponeurosis palmar dibantu oleh flexor carpi radialis, flexor carpi ulnaris dan flexor digitorum superficialis (Roohi, 2007).

Gambar 2.2. Fungsi Palmaris Longus Keterangan :

1. Posisi anatomis,

2. Palmaris Longus memfleksikan pergelangan, 3. Palmaris Longus menegangkan aponeurosis palmar.

Sumber:

http://www.getbodysmart.com/ap/muscularsystem/wristhanddigits/palmarislongus/tutorial.html


(21)

2.2. Metode Penemuan Tendo Palmaris Longus 2.2.1. Uji Standard (Uji Schaeffer)

Subyek diminta untuk mempertemukan jari kelingking dan Ibu jari. Setelah itu subjek diminta untuk memfleksikan pergelangan. Inspeksi apakah ada tendo P. Longus yang terlihat.

Gambar 2.3. Uji Schaeffer

Sumber: Sebastin et al, 2006

2.2.2. Uji Thompson

Subyek diminta mengepalkan jari tangannya. Setelah itu subjek diminta untuk memfleksikan pergelangan. Inspeksi apakah ada tendo P. Longus yang terlihat.

Gambar 2.4. Uji Thompson


(22)

2.2.3. Uji Mishra I

Hiperekstensikan sendi metakarpofalangeal secara pasif oleh pemeriksa Setelah itu Subyek diminta untuk memfleksikan pergelangan. Inspeksi apakah ada tendo P. Longus yang terlihat.

Gambar 2.5. Uji Mishra I

Sumber: Sebastin et al, 2006

2.2.4. Uji Mishra II

Subyek diminta untuk mengabduksikan Ibu jari. Setelah itu Subjek diminta untuk memfleksikan pergelangan. Inspeksi apakah ada tendo P. Longus yang terlihat.

Gambar 2.6. Uji Mishra II


(23)

2.2.5. Uji Pushpakumar’s “two-finger sign”

Subyek diminta untuk mengekstensikan jari tengah dan jari telunjuk. Setelah itu Subjek diminta untuk memfleksikan pergelangan. Inspeksi apakah ada tendo P. Longus yang terlihat.

Gambar 2.7. Uji Pushpakumar “two finger sign”

Sumber: Sebastin et al, 2006

2.3. Variasi Palmaris Longus di Dunia

Menurut literatur prevalensi ketiadaan otot P. Longus adalah sekitar 15%. Berdasarkan penelitian-penelitian sebelumnya yang diteliti pada beberapa ras dan etnis yang berbeda, ternyata menunjukkan angka yang bervariasi. Angka yang lebih tinggi dilaporkan pada ras kaukasia Amerika Utara, yaitu 24%. Survey di Pennsylvania, Amerika Serikat menunjukkan prevalensi 23%. Ceyhan dan Mav, melaporkan angka yang jauh lebih tinggi pada populasi Gaziantep di Turki, yaitu 63,9%. Studi yang dilakukan pada populasi Jepang menunjukkan bahwa prevalensi ketiadaan otot P. Longus adalah 3,4%. Pada Populasi Uganda disebutkan bahwa prevalensi ketiadaannya adalah 1,02% (Mbaka, 2009).

Berikut adalah hasil penelitian yang dilakukan pada beberapa Negara yang belum disebutkan di atas, antara lain pada Negara India, Cina, Yoruba, Nigeria dan Malaysia:

Penelitian terhadap 385 orang berusia sekitar 20-24 tahun di India mendapatkan hasil sebagai berikut:


(24)

Tabel 2.1. Frekuensi Ketiadaan Otot Palmaris Longus pada Populasi India Palmaris

Longus

Unilateral Bilateral (-) Bilateral (+) Total Kiri (-) Kanan (-)

Perempuan 19 (10%) 8 (4,21%) 3 (1,6%) 160 (84,19%) 190 Laki-laki 24 (12,30%) 14 (7,17%) 10 (5,12%) 147 (75,41%) 195 Keseluruhan

Populasi 65 (16,9%) 13 (3,13%) 307 (79,74%) 385

Sumber: Agarwal, 2005

Dari tabel di atas, dapat disimpulkan bahwa, ketiadaan P. Longus di India pada laki-laki angka kejadiannya lebih banyak dibandingkan perempuan, ketiadaan unilateral kiri lebih banyak bila dibandingkan dengan ketiadaan unilateral kanan, ataupun bilateral. Namun, setelah dilakukan perhitungan statistik, tidak ada perbedaan yang signifikan baik dilihat dari jenis kelamin, maupun sisi tubuh. Pada penelitian ini tendo P. Longus ditemukan dengan melakukan uji Standard (Uji Schaeffer), Mishra I, Mishra II, dan Pushpakumar “the two finger sign” (Agarwal, 2005).

Penelitian terhadap 120 orang laki-laki, dan 209 orang perempuan berusia sekitar 7-85 tahun di Cina mendapatkan hasil sebagai berikut:

Tabel 2.2. Frekuensi ketiadaan Otot Palmaris Longus pada Populasi Cina Palmaris

Longus

Unilateral Bilateral (-) Bilateral (+) Total Kiri (-) Kanan (-)

Perempuan 1(0,5%) 2 (1%) 2 (1%) 204 (97,5%) 209 Laki-laki 7 (5,8%) 1 (0,8%) 2 (1,6%) 110 (91,6%) 120 Keseluruhan

Populasi 11 (3,3%) 4 (1,2%) 314 (95,44%) 329

Sumber: Sebastin, et al 2006

Dari tabel di atas, dapat disimpulkan bahwa, ketiadaan P. Longus di Cina pada laki-laki angka kejadiannya lebih banyak dibandingkan perempuan, ketiadaan unilateral kiri lebih banyak bila dibandingkan dengan ketiadaan unilateral kanan, ataupun bilateral. Namun, setelah dilakukan perhitungan statistik, tidak ada perbedaan yang signifikan baik dilihat dari jenis kelamin, maupun sisi tubuh. Pada penelitian ini tendo P. Longus ditemukan dengan


(25)

melakukan uji Standard (Uji Schaeffer), Thompson, Mishra I, Mishra II, dan Pushpakumar “the two finger sign” (Sebastin et al, 2006).

Penelitian terhadap 335 orang laki-laki dan 265 orang perempuan berusia antara 8-65 tahun di Yoruba mendapatkan hasil sebagai berikut:

Tabel 2.3. Frekuensi ketiadaan Otot Palmaris Longus pada Populasi Yoruba Palmaris

longus

Unilateral Bilateral (-) Bilateral (+) Total Kiri (-) Kanan (-)

Perempuan 9 (3,4%) 7 (2,6%) 1 (0,4%) 248 (93,6%) 265 Laki-laki 10 (3%) 8 (2,4%) 5 (1,5%) 312 (93,13%) 335 Keseluruhan

Populasi 34 (5,7%) 6 (1%) 560 (93,3%) 600

Sumber: Mbaka et al, 2009

Dari tabel di atas, dapat disimpulkan bahwa, ketiadaan P. Longus di Yoruba pada laki-laki angka kejadiannya lebih banyak dibandingkan perempuan, ketiadaan unilateral kiri lebih banyak bila dibandingkan dengan ketiadaan unilateral kanan, ataupun bilateral. Namun, setelah dilakukan perhitungan statistik, tidak ada perbedaan yang signifikan baik dilihat dari jenis kelamin, maupun sisi tubuh. Pada penelitian ini tendo P. Longus ditemukan dengan melakukan uji Standard (Uji Schaeffer), Thompson, Mishra I, dan Pushpakumar “the two finger sign”(Mbaka et al, 2009).

Penelitian terhadap 300 orang laki-laki dan 300 orang perempuan berusia antara 8-65 tahun di Nigeria mendapatkan hasil sebagai berikut:

Tabel 2.4. Frekuensi ketiadaan Otot Palmaris Longus pada Populasi Nigeria Palmaris

longus

Unilateral (-) Bilateral (-) Bilateral (+) Total Keseluruhan

populasi 75 (12,5%) 112 (18,75%) 112 (93,6%) 300

Sumber: Kadoye et al, 2008

Dari tabel di atas, dapat disimpulkan bahwa, ketiadaan P. Longus di Nigeria, ketiadaan bilateral lebih banyak bila dibandingkan dengan ketiadaan


(26)

unilateral. Pada penelitian ini tendo P. Longus ditemukan dengan melakukan uji Standard (Uji Schaeffer), Thompson, Mishra I, Mishra II dan Pushpakumar “the two finger sign” (Kadoye et al, 2008).

Penelitian lainnya terhadap 450 orang yang terdiri dari tiga jenis ras yang berbeda di Malaysia mendapatkan hasil sebagai berikut:

Tabel 2.5. Frekuensi ketiadaan Otot Palmaris Longus pada Populasi Malaysia dengan sebaran kelompok etnik yang berbeda

Palmaris Longus

Unilateral (-) Bilateral (-) Bilateral (+) Total

Melayu 12 (8,0%) 5 (3,3%) 133 (88,7%) 150

Cina 7 (4,7%) 2 (1,3%) 141 (94.0%) 150

India 10 (9,3%) 6 (4,0%) 143 (89,3%) 150

Sumber: Roohi et al, 2007

Dari tabel di atas, dapat disimpulkan bahwa, dari ketiga etnis, etnis India memiliki prevalensi ketiadaan otot P. Longus paling tinggi, diikuti dengan etnis Melayu, dan prevalensi terkecil adalah etnis Cina. Pada ketiga etnis, ketiadaan otot P. Longus lebih banyak pada unilateral dibandingkan dengan ketiadaan bilateral.

Tabel 2.6. Frekuensi ketiadaan Otot Palmaris Longus pada Populasi Malaysia pada jenis kelamin yang berbeda

Palmaris Longus

Unilateral (-) Bilateral (-) Bilateral (+) Total Laki-laki 13 (5,8%) 3 (1,3%) 209 (92,9%) 225 Perempuan 16 (7,1%) 10 (4,4%) 199 (88,5%) 225

Sumber: Roohi et al, 2007

Dari tabel di atas, dapat disimpulkan bahwa, ketiadaan P. Longus pada populasi Malaysia pada perempuan lebih banyak dibandingkan laki-laki, ketiadaan unilateral lebih banyak bila dibandingkan dengan ketiadaan bilateral. Pada penelitian ini tendo P. Longus ditemukan dengan melakukan uji Standard (Uji Schaeffer) saja (Roohi et al, 2007).


(27)

2.4. Pencangkokan Tendo P almaris Longus

Urutan pilihan utama pada donor tendo untuk operasi cangkok tendo adalah otot P. Longus, plantaris, dan flexoris digitorum longi, dapat juga digunakan tendo extensoris indicis, extensor digitorum II dan flexor digitorum

superficialis walau sangat jarang dilakukan. Tendo otot P. Longus menjadi

pilihan utama karena tendo ini memenuhi syarat dari segi panjang dan availabilitasnya untuk tidak menimbulkan deformitas (Canale et al, 2003).

Otot P. Longus hanya sedikit membantu fleksi pergelangan dan menegangkan aponeurosis palmar. Menurut literatur ketiadaan otot P. Longus tidak mengganggu kekuatan genggaman dan fungsi sebagai fleksor. Jika tendo otot ini diambil, maka tidak akan mempengaruhi fungsi pergelangan pasien (Carroll et al, 2000). Letaknya yang superfisialis, akan mempermudah pencangkokan dan hanya membutuhkan dua sayatan kecil pada bagian proksimal dan distal lengan bawah untuk mengambil tendo dari otot P. Longus. Otot dapat disambung kembali pada gelendong otot Flexor carpi radialis, sehingga tidak akan menimbulkan deformitas pada lengan. Jika tidak memerlukan satu tendo utuh, tendo dapat diambil dengan membelah tendo secara longitudinal menjadi dua bagian yang sama panjang, lalu memotong salah satu dari dua bagian tersebut sebagai cangkok tendo. Panjang tendo P. Longus sekitar 15 cm. Semakin panjang tendo, akan semakin terpilih pada pencangkokan tendo (Canale et al, 2003).

Pencangkokkan tendo P. Longus dapat digunakan pada operasi rekonstruksi pada bagian bedah ortopedi dan bedah plastik. Operasi yang membutuhkan cangkok tendo, antara lain operasi plastik pada defek bibir dan dagu (Roohi et al, 2007), operasi perbaikan Ptosis kongenital (Carroll, 2000), operasi rekonstruksi cedera tendo dan ligament, serta operasi meningkatkan kekuatan oposisi Ibu jari pada komplikasi Carpall Tunnel Syndrome (Canale et al, 2003).


(28)

2.4. Faktor yang mempengaruhi Ketiadaan tendo Palmaris Longus

Hingga saat ini belum ada literatur memberikan jawaban pasti tentang faktor apa saja yang mempengaruhi ketiadaan otot P. Longus. Beberapa literatur mengatakan gender, ras, keturunan, serta sisi merupakan faktor yang dapat mempengaruhi ketiadaan P. Longus. Namun, pada penelitian-penelitian lain yang dilakukan, ternyata hasilnya tidak signifikan mendukung hipotesis di atas (Thompson et al, 2001).

2.5. Kerangka Teori

Gambar 2.8. Kerangka Teori 2.6. Kerangka Konsep


(29)

2.7. Definisi Operasional Tabel 2.7. Definisi Operasional

No. Variabel Definisi Cara Ukur Alat Ukur Skala Hasil Ukur

1. Otot Palmaris

Longus

Otot fleksor

lengan bawah, yang terletak superfisial.

uji standard (Schaeffer’s test), uji Thompson, uji Mishra I, uji Mishra II,

dan uji

Pushpakumar

“the two

finger sign”

observasi langsung

Nominal 0. Tidak ada 1. Ada

2. Jenis Kelamin Konstruksi

sosial atau

atribut yang

dikenakan pada

manusia yang

dibangun oleh kebudayaan manusia. (Ann oakley 1972).

Wawancara wawancara Nominal 1. laki-laki

2. perempuan

3. Ras dan suku Ras: Pengertian

biologis yang menjelaskan sekumpulan

orang yang

dapat dibedakan menurut

karakteristik

fisik yang

dihasilkan melalui proses reproduksi (Gill

dan Gilbert

(1988)

Wawancara Wawancara Nominal 1) Indonesia

Barat 2) Indonesia

Tengah 3) Indonesia

Timur

4. Sisi Lokasi

permukaan

suatu objek,

terdiri dari

kanan dan kiri.

Inspeksi Observasi

langsung

Nominal 1. kanan


(30)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan desain cross sectional.

3.2. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Fakultas Kedokteran dan Ilmu kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada bulan September 2010.

3.3. Populasi dan Sampel 3.3.1. Populasi

Populasi penelitian ini adalah Mahasiswa Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3.3.2. Populasi Terjangkau

Populasi penelitian ini adalah Mahasiswa Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta angkatan 2007-2008.

3.3.3. Sampel

Sampel pada penelitian ini adalah Mahasiswa Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah angkatan 2007-2008.

Sedangkan sampel yang diambil adalah 125 siswa berdasarkan rumus di bawah ini:

n = P(1-P)(Z2/d2) d= 0,1

Z= 1,96 Jawab

n = P(1-P)(Z2/d2)

= 0,5(1-0,5).(1,962/0,12) = 96,04 responden


(31)

Akan tetapi peneliti mengambil sampel sebanyak 125 responden karena peneliti mengambil sampel dengan metode pengambilan total sampling. Jumlah perhitungan di atas diambil sebagai nilai minimal untuk dilakukan penelitian. Peneliti tidak menyamaratakan jumlah perempuan dan jumlah laki-laki, karena pada penelitian sebelumnya tidak terdapat hubungan yang signifikan antara jenis kelamin dan ketiadaan otot P. Longus (Roohi et al, 2007).

3.3.3.1. Kriteria Inklusi

1. Terdaftar sebagai Mahasiswa Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Program Studi Pendidikan Dokter angkatan 2007 dan 2008.

2. Tidak terdapat kecacatan fisik pada kedua lengan bawah. 3.3.3.2. Kriteria Eksklusi

1. Memiliki suku selain suku di Indonesia. 3.4. Cara Kerja Penelitian

3.4.1. Studi Pendahuluan

Studi Pendahuluan dilakukan di Laboratorium Anatomi FKIK UIN Syarif Hidayatullah terhadap lima kadaver. Identifikasi otot P. Longus dilakukan dengan observasi berdasarkan letak anatomisnya. Studi pendahuluan dilakukan oleh peneliti dengan tujuan membuktikan apakah terdapat ketiadaan otot Palmaris Longus pada subjek kadaver.

3.4.2. Pengumpulan Data

Data diperoleh dengan melakukan pemeriksaan Uji Scheuffer, jika ketiadaan Tendo P. Longus diragukan, maka akan digunakan keempat uji lainnya; uji Mishra I dan Mishra II, Thompson, dan Uji Pushpakumar. Namun peneliti belum mendapatkan mengenai validitas uji-uji tersebut. Peneliti hanya mendapatkan bahwa dari kelima uji di atas, uji yang paling akurat adalah uji Mishra I(Sebastin et al, 2006).


(32)

3.4.3. Pengolahan dan Penyajian Data

Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan program SPSS for Windows versi 17. Data disajikan dalam bentuk tekstular, grafikal, dan tabular.

3.4.4. Interpretasi Data

Interpretasi data dilakukan secara deskriptif. Hasil yang didapatkan dari responden adalah sebagai berikut:

1. Bilateral (+) : bila terdapat tendo P. Longus pada kedua lengan 2. Unilateral kanan (-) : bila tidak terdapat tendo P. Longus pada lengan kanan 3. Unilateral kiri (-) : bila tidak terdapat tendo P. Longus pada lengan kiri 4. Bilateral (-) : bila tidak terdapat tendo P. Longus pada kedua lengan

3.4.5. Pelaporan Hasil

Pelaporan hasil penelitian disusun dalam bentuk laporan hasil penelitian untuk selanjutnya dipresentasikan di hadapan pembimbing dan penguji.


(33)

BAB IV

HASIL dan PEMBAHASAN

Setelah dilakukan analisa univariat dari hasil penelitian Prevalensi Ketiadaan Otot P. Longus Pada Mahasiswa Program Studi Pendidikan Dokter FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2010 diperoleh gambaran sebagai berikut:

4.1. Studi Pendahuluan

Studi pendahuluan telah dilakukan oleh peneliti di Laboratorium Anatomi FKIK UIN Syarif Hidayatullah dengan sampel lima kadaver. Telah teridentifikasi tiga dari lima kadaver berjenis kelamin laki-laki dan sisanya berjenis kelamin perempuan. Hasil studi pendahuluan menunjukkan seluruh kadaver memiliki otot P. Longus pada kedua lengannya.

4.2. Karakteristik Responden 4.2.1. Usia Responden

Tabel 4.1. Distribusi usia pada responden

usia Frekuensi Persentase

18 tahun 5 4.0%

19 tahun 16 12.8%

20 tahun 55 44.0%

21 tahun 46 36.8%

22 tahun 2 1.6%

23 tahun 1 0.8%

Total 125 100.0

Berdasarkan tabel di atas didapatkan hasil bahwa rata-rata dari usia seluruh responden adalah 20,2 tahun. Usia tidak akan mempengaruhi data, karena terbentuknya otot P. Longus telah sempurna sejak lahir. Hanya saja, diameter dan ketebalan pada tiap orang mungkin dapat berbeda, tergantung seberapa sering otot ini digunakan. Jika semakin sering digunakan, maka ukuran otot ini akan bertambah.


(34)

4.2.2 Jenis Kelamin Responden

Gambar 4.1. Distribusi Jenis Kelamin pada responden

Berdasarkan gambar di atas didapatkan hasil bahwa responden terbanyak adalah responden yang berjenis kelamin perempuan sebanyak 81 responden (62,8%). Pada penelitian ini jumlah antara laki-laki dan perempuan tidak disamaratakan seperti halnya pada penelitian-penelitian sebelumnya. Peneliti tidak menyamaratakan jumlah laki-laki dan perempuan karena pada penelitian sebelumnya, jenis kelamin tidak terlalu mempengaruhi hasil secara signifikan (*).

4.2.3 Sebaran Suku Responden


(35)

Sebelumnya suku responden yang peneliti dapatkan adalah 18 suku yang berbeda. Suku Aceh, Batak, Betawi, Bugis, Jambi, Jawa, Lampung, Madura, Medan, Melayu, Padang dan Sunda, yang kemudian peneliti gabungkan menjadi Indonesia Barat untuk mempermudah pengolahan dan penulisan data. Suku Bali, Bugis, Makassar, Lombok, yang kemudian peneliti gabungkan menjadi Indonesia Tengah untuk mempermudah pengolahan dan penulisan data. Suku Papua dan Gorontalo, yang kemudian peneliti menggabungkannya menjadi Indonesia Timur untuk mempermudah pengolahan dan penulisan data.

Berdasarkan gambar di atas didapatkan hasil bahwa responden terbanyak adalah responden yang bersuku di Indonesia Bagian Barat yaitu 118 responden (94,4%). Peneliti tidak menyamaratakan antara ketiga suku karena jumlah responden dari suku Indonesia Timur dan Indonesia Tengah berjumlah sangat sedikit bila dibandingkan dengan Indonesia Barat

4.3. Frekuensi Ketiadaan Palmaris Longus

Ketiadaan P. Longus dinilai dengan menggunakan 5 jenis uji, antara lain uji standard (uji schaeffer), dan jika tidak tampak maka dilakukan keempat uji lainnya. Hasil yang didapatkan adalah, sebagai berikut:

Tabel 4.2 Distribusi frekuensi otot Palmaris Longus Palmaris

Longus

Unilateral Bilateral (-) Bilateral (+) Total Kiri (-) Kanan (-)

Perempuan 4 (4,9%) 2 (2,4%) 1 (1,2%) 74 (91,3%) 81 Laki-laki 0 (0%) 0 (0%) 0 (0%) 44 (100%) 44 Keseluruhan

Populasi 4(3,2%) 2(1,6%) 1(0,8%) 118(94,4%) 125 Total

Ketiadaan Palmaris

Longus

6 (4,8%) 1 (0,8%) - 7 (5,6%)

Berdasarkan tabel di atas didapatkan hasil bahwa responden yang memiliki ketiadaan otot P. Longus hanya responden yang berjenis kelamin perempuan


(36)

sebanyak 7 responden (5,6%). Hal ini bukan membuktikan bahwa jenis kelamin perempuan merupakan salah satu faktor resiko ketiadaan otot P. Longus. Kemungkinan karena jumlah laki-laki yang lebih sedikit dari perempuan, belum ditemukan ketiadaan P. Longus pada responden laki-laki.

Gambar 4.3. Distribusi Suku pada responden yang tidak memiliki otot Palmaris Longus pada salah satu atau kedua lengannya

Berdasarkan gambar di atas ketiadaan otot P. Longus lebih banyak terjadi pada suku Indonesia Barat, sedangkan pada suku Indonesia Timur tidak terdapat ketiadaan otot P. Longus. Hasil ini bukan membuktikan bahwa suku Indonesia Barat merupakan salah satu faktor resiko ketiadaan otot P. Longus. Hal ini mungkin terjadi karena peneliti tidak menyamaratakan jumlah suku responden, dengan jumlah responden dari suku Indonesia Barat lebih banyak dibandingkan Indonesia Tengah dan Indonesia Timur.

Tabel 4.3. Perbandingan Distribusi frekuensi otot Palmaris Longus Populasi

Kategori

Sisi Tubuh Jumlah Sisi

India Kiri > kanan Unilateral > Bilateral Yoruba Kiri > kanan Unilateral > Bilateral Cina Kiri > kanan Unilateral > Bilateral

Malaysia - Unilateral > Bilateral

Nigeria - Bilateral > Unilateral

PSPD FKIK UIN Kiri > kanan Unilateral > Bilateral Jika dibandingkan dengan penelitian sebelumnya di Negara India, dan Yoruba dan Cina penelitian ini menunjukkan hasil yang mirip, yaitu ketiadaan


(37)

otot P. Longus pada sisi tubuh kiri lebih banyak dibandingkan dengan sisi kanan, dan ketiadaan unilateral lebih banyak bila dibandingkan dengan bilateral.

4.4. Keterbatasan Penelitian

Penelitian ini mempunyai keterbatasan yang dapat mempengaruhi hasil penelitian. Keterbatasan-keterbatasan tersebut, yaitu:

1. Ras tidak bisa peneliti teliti karena Indonesia merupakan campuran dari beberapa Ras, oleh karena itu peneliti menggunakan Suku untuk diteliti. 2. Cara pengambilan sampel menyebabkan penelitian ini tidak bisa

menggambarkan prevalensi di Indonesia, juga belum dapat mencari hubungan antara ketiadaan otot P. Longus dengan jenis kelamin dan suku.


(38)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN 5.1.Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan bahwa:

 Prevalensi ketiadaan Palmaris Longus adalah sebesar 5,6% pada Mahasiswa UIN syarif hidayatullah jakarta.

 Keseluruhan dari populasi yang memiliki ketiadaan otot Palmaris Longus adalah perempuan.

 Suku terbanyak yang memiliki ketiadaan otot Palmaris Longus adalah suku Indonesia Barat.

 Ketiadaan otot Palmaris Longus unilateral lebih banyak daripada ketiadaan otot Palmaris Longus bilateral.

 Ketiadaan otot Palmaris Longus unilateral kiri lebih banyak daripada unilateral kanan

6.2. Saran

1. Untuk penelitian selanjutnya, diharapkan untuk dilakukan dengan sampel yang lebih luas. Saran ini dicetuskan agar populasi sampel dapat lebih menggambarkan prevalensi ketiadaan tendo Palmaris Longus di Indonesia. 2. Untuk penelitian selanjutnya diharapkan dapat dilakukan dengan menghubungkan dengan beberapa faktor-faktor yang masih belum dapat dibuktikan dengan penelitian sekarang. Faktor-faktor tersebut antara lain, suku, jenis kelamin dan keturunan.


(39)

DAFTAR PUSTAKA

Carroll CM, Pathak I, Irish J, Neligan PC. 2000. Reconstruction of total lower lip and chin defects using the composite radial forearm–palmaris longus tendon free flap. Arch Facial Plast Surg 2(1): 53-6. Tersedia:

http:/www.ncbi.nih.gov/pubmed/10925425?dopt=Citation (15 September 2010)

Kayode AO, Olamide AA, Blessing OI, et al. 2008. Incidence of Palmaris Longus

Muscle Absence in Nigerian Population: 1-4. Tersedia:

www.scielo.cl/pdf/ijmorphol/v26n2/art09.pdf (16 September 2010) GO Mbaka, AB Ejiwunmi. 2007. Prevalence of palmaris longus absence – a

study in the Yoruba Population: 1-4. Tersedia:

www.ums.ac.uk/umj078/078(2)090.pdf (15 September 2010)

Nigro RO. 2001. Anatomy of the Flexor Retinaculumof The Wrist and The Flexor

Carpiradialis: 1-5. Tersedia: www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/11280159

(17 September 2010)

Oomman RA, Rajarajeshwari. 2002. Palmaris Longus-Upside Down: 1-3. Tersedia:

medind.nic.in/jae/t02/i2/jaet02i2p232.pdf (14 September 2010) P Agarwal. 2005. Absence of the Palmaris Longus in Indian Population:1-4.

Tersedia: www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC2856399/ (15 September 2010)

SA Roohi, L Choon-Sian, A Shalimar, et al. 2007. A Study on the Absence of

Palmaris Longus in a Multiracial Population: 1-3. Tersedia:

www.morthoj.org/2007v1n1/absence_Palmaris_Longus.pdf (19 September 2010)

SJ Sebastin, Aymeric YTL, HB Wong. 2006. Clinical Assessment of Absence of the Palmaris Longus and its Association With Other Anatomical

Anomalies – A Chinese Population: 1-5. Tersedia:

www.annals.edu.sg/pdf/35VolNo4200605/V35N4p249.pdf (15 September 2010)

Snell RR. 2000. Anatomi Klinik untuk Mahasiswa Kedokteran. edisi ke-6. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran. halaman 470-1, 480-2, 519

ST Canale , K Daugherty, L Jones. 2003. Campbell’s Operative Orthopaedics. 10th ed. Philadelphia: Elsevier Mosby. P 3454-5, 3472, 3497-9, 3632 Thompson NW, BJ Mockford, GW Cran. 2001. Absence of the Palmaris Longus

Muscle: a population study : 1-3. Tersedia:

www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/.../pdf/ulstermedj00053-0025.pdf (15 September 2010)

Wehbe MA. 1995. Tendon Graft Donor Site: 1-4. Tersedia:


(40)

Lampiran 1. Informed Consent dan Hasil Metode Penemuan Tendo Palmaris Longus

No. Kuesioner :

PERSETUJUAN SETELAH PENJELASAN

(INFORMED CONSENT)

Saya telah mendapatkan penjelasan secara rinci dan mengerti mengenai Riset Prevalensi Ketiadaan otot Palmaris Longus yang dilakukan oleh Felais Hedianto Pradana, Mahasiswa program studi pendidikan dokter angkatan 2007 FKIK UIN Syarif Hidayatullah. Saya mengerti bahwa partisipasi saya dilakukan secara sukarela.

Pernyataan bersedia diwawancara dan diperiksa. Tangerang, __ September 2010


(41)

I. IDENTITAS RESPONDEN Umur _____ tahun _____ bulan

Jenis kelamin 1. Laki-laki 2. Perempuan Suku

Ayah Ibu

1. Indonesia Barat 2. Indonesia Tengah 3. Indonesia Timur

1. Indonesia Barat 2. Indonesia Tengah 3. Indonesia Timut II. HASIL METODE

Uji Schaeffer Uji Thompson Uji Mishra I Uji Mishra II Uji Pushpakumar


(42)

(43)

Lampiran 3. Output SPSS

-Pada keseluruhan populasi Mahasiswa PSPD FKIK UINSH : 125 Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk Statistic df Sig. Statistic df Sig.

umur .234 125 .000 .861 125 .000


(44)

Statistics

seks suku tendon umur

N Valid 125 125 125 125

Missing 0 0 0 0

Mean 1.65 1.07 1.09 20.22

Median 2.00 1.00 1.00 20.00

Mode 2 1 1 20

Std. Deviation .480 .316 .402 .867

Seks

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid laki-laki 44 35.2 35.2 35.2

perempuan 81 64.8 64.8 100.0


(45)

suku

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Indonesia Barat 118 94.4 94.4 94.4

Indonesia Tengah 5 4.0 4.0 98.4

Indonesia Timur 2 1.6 1.6 100.0

Total 125 100.0 100.0

tendon

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid ada bilateral 118 94.4 94.4 94.4

tidak ada pada sisi unilateral kiri

4 3.2 3.2 97.6

tidak ada pada sisi unilateral kanan

2 1.6 1.6 99.2

tidak ada bilateral 1 .8 .8 100.0

Total 125 100.0 100.0

umur

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 18 5 4.0 4.0 4.0

19 16 12.8 12.8 16.8

20 55 44.0 44.0 60.8

21 46 36.8 36.8 97.6

22 2 1.6 1.6 99.2

23 1 .8 .8 100.0


(46)

(47)

(48)

-Pada keseluruhan populasi Mahasiswa PSPD FKIK UINSH yang memiliki ketiadaan otot Palmaris Longus: 7 orang

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk Statistic df Sig. Statistic df Sig.

umur .185 7 .200* .967 7 .877

a. Lilliefors Significance Correction


(49)

(50)

Statistics

seks suku tendon umur

N Valid 7 7 7 7

Missing 0 0 0 0

Mean 2.00 1.14 2.57 20.29

Median 2.00 1.00 2.00 20.00

Mode 2 1 2 20a

Std. Deviation .000 .378 .787 1.604

a. Multiple modes exist. The smallest value is shown

seks

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent


(51)

suku

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Indonesia Barat 6 85.7 85.7 85.7

Indonesia Tengah 1 14.3 14.3 100.0

Total 7 100.0 100.0

tendon

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent Valid tidak ada pada sisi

unilateral kiri

4 57.1 57.1 57.1

tidak ada pada sisi unilateral kanan

2 28.6 28.6 85.7

tidak ada bilateral 1 14.3 14.3 100.0

Total 7 100.0 100.0

umur

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 18 1 14.3 14.3 14.3

19 1 14.3 14.3 28.6

20 2 28.6 28.6 57.1

21 2 28.6 28.6 85.7

23 1 14.3 14.3 100.0


(52)

(53)

(1)

-Pada keseluruhan populasi Mahasiswa PSPD FKIK UINSH yang memiliki ketiadaan otot Palmaris Longus: 7 orang

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk Statistic df Sig. Statistic df Sig.

umur .185 7 .200* .967 7 .877

a. Lilliefors Significance Correction


(2)

(3)

Statistics

seks suku tendon umur

N Valid 7 7 7 7

Missing 0 0 0 0

Mean 2.00 1.14 2.57 20.29

Median 2.00 1.00 2.00 20.00

Mode 2 1 2 20a

Std. Deviation .000 .378 .787 1.604 a. Multiple modes exist. The smallest value is shown


(4)

suku

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Indonesia Barat 6 85.7 85.7 85.7

Indonesia Tengah 1 14.3 14.3 100.0

Total 7 100.0 100.0

tendon

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent Valid tidak ada pada sisi

unilateral kiri

4 57.1 57.1 57.1

tidak ada pada sisi unilateral kanan

2 28.6 28.6 85.7

tidak ada bilateral 1 14.3 14.3 100.0

Total 7 100.0 100.0

umur

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 18 1 14.3 14.3 14.3

19 1 14.3 14.3 28.6

20 2 28.6 28.6 57.1

21 2 28.6 28.6 85.7

23 1 14.3 14.3 100.0


(5)

(6)

Dokumen yang terkait

Korelasi kemampuan akademik mahasiswa terhadap penyelesaian studi di program studi pendidikan fisika

0 6 65

Pengetahuan, sikap, dan perilaku mahasiswa program studi pendidikan dokter UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tentang makanan cepat saji ( fast food) tahun 2009

0 21 71

Prevalensi Otomikosis pada Mahasiswi PSPD FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan Faktor yang Mempengaruhi

2 26 58

Prevalensi Miopia Dan Faktor – Faktor Yang Mempengaruhinya Pada Mahasiswa Program Studi Pendidikan Dokter UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2011

0 6 59

Pustakawan Akademik dan Feasilibitas Pengembangan Insitutional Repository (Studi Kasus di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta)

0 11 17

Hubungan Obesitas Terhadap Kadar Malondialdehid (MDA) Plasma pada Mahasiswa Program Studi Pendidikan Dokter UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2013

3 34 88

Perilaku pencarian informasi dosen jurusuan komunikasi fakultas ilmu dakwah ilmu komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dalam memenuhi kebutuhan berdakwah

0 12 0

Pengaruh self-regulated learning dan dukungan sosial terhadap prokrastinasi akademik mahasiswa psikologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

0 21 0

Hubungan antara kebiasaan menggunakan tas punggung berat dan kejadian Low back pain (LBP) pada mahasiswa Program Studi Pendidikan Dokter FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

6 60 62

Institutional Repository UIN Syarif Hidayatullah Jakarta: Gambaran Berpikir Kritis Dalam Problem Based Learning (PBL) Mahasiswa Keperawatan FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta AGIL MAIZAR FKIK

0 0 96