Museum Budaya Tabot dan Wahana Festival Tabot di Kota Bengkulu - Diponegoro University | Institutional Repository (UNDIP-IR)

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Tabot berasal dari kata Tabut ya g berasal dari bahasa Arab At-tabutu ya g berarti peti ya g
terbuat dari kayu.
Namun menurut pengertian umum di daerah Kota Bengkulu, Tabot adalah sebuah miniatur
bangunan yangmenyerupai pagoda atau menara masjid yang bertingkat-tingkat terbuat dari rangka
kayu dan bambu.1
Pada prosesi upacara Tabot, miniatur bangunan yang disebut Tabot ini diarak dalam upacara
peringatan terjadinya perang Karbala Irak pada bulan Muharram tahun 61 Hijriyah (681 M), upacara
ini dalam rangka mengenang peristiwa gugurnya cucu Nabi Muhammad SAW yaitu Imam Husein bin
Ali bi Abi Thalib ya g juga erupaka I a Ketiga kau “yi ah. 2
Namun dengan perkembangan zaman, upacara Tabot telah dipengaruhi oleh unsur budaya lokal
yang berasal dari kehidupan masyarakat Bengkulu. Perlahan-lahan terjadi fenomena pergeseran
upacara Tabot dari ritual murni ke seni pertunjukan. Sehingga sekarang pemerintah membuat
serangkai acara festival Tabot setiap tanggal 1 hingga 10 Muharram. Selain menggelar upacara ritual,
biasanya juga dimeriahkan oleh pertunjukkan seni, pameran kriya, pasar rakyat, serta lomba-lomba
seperti lomba delman hias, rebana, tari tabot, dan beragam acara seni lainnya yang dilakukan di
Lapangan Merdeka.3
Acara festival Tabot hanya terjadi sekali setahun, dan tentu saja wisatawan yang berkunjung ke
Kota Bengkulu tidak hanya datang pada acara festival Tabot, banyak wisatawan yang datang di luar

jadwal festival Tabot. Wisatawan yang datang ke Kota Bengkulu diluar jadwal festival Tabot tidak
akan mengerti mengenai Tabot karena tidak ada tempat yang memamerkan atau menunjukkan
budaya tersebut atau dapat dikatakan tidak ada museum yang menjelaskan tentang Tabot. Padahal
Tabot sudah diusulkan masuk dalam daftar warisan dunia ke United Nations Educational, Scientific
and Cultural Organization (UNESCO) oleh Pemerintah Provinsi Bengkulu4. Selain itu terdapat rencana
pemindahan festival Tabot yang biasanya diselenggarakan di Lapangan Merdeka ke daerah Pantai
Panjang oleh pemerintah setempat. Pada tahun ini (2017), Pemerintah Provinsi Bengkulu sedang
mengadakan penertiban di daerah Pantai Panjang , karena acara nasional festival Tabot tahun 2017
akan dilaksanankan di Pantai Panjang.5
Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa dibutuhkan suatu tempat dimana wisatawan
dapat mempelajari upacara Tabot yang sesungguhnya tanpa harus datang pada saat festival Tabot,
yaitu sebuah museum. Selain itu dibutuhkan suatu tempat dimana festival Tabot dapat dilaksanakan
dengan lancar di daerah Pantai Panjang. Untuk dapat memenuhi kebutuhan tersebut penulis
e ga bil judul Museu Budaya Tabot dan Wahana Festival Tabot di Kota Be gkulu sebagai
1

Dahri, H. (2009). Tabot (Jejak Cinta Keluarga Nabi di Bengkulu). Jakarta: Pemikat Citra.
Armstrong, K. (2002). Islam Sejarah Singkat. Yogyakarta: Jendela.
3
Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Kota Bengkulu. (2015). Festival Tabot. Kota Bengkulu: Dinas Pariwisata

dan Ekonomi Kreatif Kota Bengkulu.
4
Redaksi Bengkulu. (2013, Oktober 24). Tabot Diusulkan Masuk Daftar Warisan Dunia. Dipetik Maret 03, 2017,
dari Redaksi Bengkulu Online: http://www.bengkuluonline.com/2013/10/tabot-diusulkan-masuk-daftarwarisan-dunia.html
5
Radar Bengkulu. (2017, Februari 17). Tabot di Pantai Panjang, Segera Ditata Bagus. Dipetik Maret 07, 2017,
dari Radar Bengkulu: http://www.radarbengkuluonline.com/2017/02/17/tabot-pantai-panjang-segera-ditatabagus/
2

1

tugas akhir. Museum Budaya Tabot ini tidak hanya mempertunjukkan hasil dan proses Budaya Tabot
namun juga memfasilitasi pelaksanaan festival Tabot di Kota Bengkulu.

1.2 Tujuan dan Sasaran
1.2.1 Tujuan
Tujuan dari pembuatan Museum Budaya Tabot dan Wahana Festival Tabot adalah sebagai
tempat untuk mempelajari dan menunjukkan Budaya Tabot di Bengkulu dan menunjang budaya
tabut untuk masuk daftar warisan dunia, serta menunjang kebutuhan fasilitas saat Festival Tabot
di daerah Pantai Panjang Kota Bengkulu.


1.2.2 Sasaran
Sasaran dari pembuatan Museum Budaya Tabot dan Wahana Festival Tabot adalah untuk
mendukung sektor pariwisata yang ada di Kota Bengkulu.

1.3 Manfaat
Manfaat dari pembuatan desain Museum Budaya Tabot dan Wahana Festival Tabot ini adalah
sebagai berikut:
1. Menambah media pembelajaran mengenai Budaya Tabot di Kota Bengkulu.
2. Desain dapat digunakan oleh pemerintah setempat untuk diwujudkan guna menambah
pariwisata di Kota Bengkulu.
3. Jika diwujudkan Museum Budaya Tabot dan Wahana Festival Tabot akan menambah
pemasukan ekonomi daerah dan mendukung naiknya sektor pariwisata di Kota Bengkulu.

1.4 Lingkup Perencanaan
Ruang lingkup perencanaan dan perancangan Museum Budaya Tabot dan Wahana Festival Tabot
Kota Bengkulu adalah bangunan yang lebih terfokus pada kegiatan media komunitas visual
(pameran) mengenai Tabot dan menambahkan fasilitas yang akan mendukung kegiatan pada festival
Tabot.


1.5 Sistematika Pembahasan
Sistematika pembahasan dalam penyusunan Landasan Program Perencanaan dan Perancangan
Program Arsitektur adalah sebagai berikut :
BAB I
Pendahuluan
Menguraikan Latar Belakang, Tujuan dan Manfaat, Ruang Lingkup, Metode,
Sistematika Pembahasan, dan Alur Pikir.
BAB II Metodologi
Berisi metode yang digunakan yang menjelaskan alasan dan bagaimana metode
tersebut digunakan.
BAB III Diskusi
Berisi tentang kajian teori, pengertian museum dan budaya tabot, pelaku kegiatan,
kegiatan dan aktivitas, standar ruang, modul dan utilitas, penekanan desain, dan
studi banding. Serta tentang tinjauan lokasi dan perencanaan besaran ruang
Museum Budaya Tabot.
BAB IV Kesimpulan
Berisi kesimpulan mengenai hal-hal yang sudah dibahas di Landasan Program
Perencanaan dan Perancangan Arsitektur.

2


1.6 Alur Pikir
AKTUALITA
 Acara festival Tabot hanya terjadi sekali setahun yaitu pada tanggal 1-10 Muharram.
Sehingga wisatawan yang datang selain hari Festival Tabot tidak dapat mengerti
mengenai Tabot.
 Terdapat rencana pemindahan festival Tabot yang biasanya diselenggarakan di Lapangan
Merdeka ke daerah Pantai Panjang oleh pemerintah setempat.
 Sering terjadi gempa di Kota Bengkulu.
URGENSI
 Belum terdapat tempat yang menjelaskan dan memamerkan mengenai Budaya Tabot
padahal sudah diusulkan masuk dalam daftar warisan dunia. Sehingga dibutuhkan
museum mengenai Budaya Tabot agar wisatawan yang datang ke Bengkulu dilain hari
Festival Tabot dapat mengerti mengenai Tabot.
 Belum terdapat fasilitas yang menunjang kegiatan Festival Budaya Tabot di daerah Pantai
Panjang.
 Lokasi merupakan lokasi rawan gempa.
ORIGINALITAS
 Merencanakan Museum Budaya Tabot dan Wahana Festival Tabot yang dapat
melambangkan budaya Tabot dari luar dan dalam dan memiliki struktur yang antigempa.


F
E

Tujuan
Tujuan dari pembuatan Museum Budaya Tabot dan wahana Festival Tabot adalah
sebagai tempat untuk mempelajari dan menunjukkan Budaya Tabot di Bengkulu,
serta menunjang kebutuhan fasilitas saat Festival Tabot di daerah Pantai Panjang
Kota Bengkulu dan merupakan bangunan tahan gempa.
Sasaran
Sasaran dari pembuatan Museum Budaya Tabot dan Wahana Festival Tabot adalah
untuk mendukung sektor pariwisata yang ada di Kota Bengkulu.

E
D

B
A

TINJAUAN MUSEUM BUDAYA TABOT

Studi Pustaka

Landasan Teori

Standar perencanaan dan perancangan

TINJAUAN WAHANA FESTIVAL TABOT

C

Studi Lapangan

Studi Kasus : Festival Tabot

K

Studi Lapangan

Studi Kasus : Museum Provinsi Bengkulu
Studi Banding


Museum Gunung Merapi

Monumen Yogya Kembali

Analisa pelaku, aktivitas, fasilitas Museum
Budaya Tabot

Analisa pelaku, aktivitas, fasilitas Festival Tabot

Penjelasan mengenai organisasi ruang, lahan lokasi, aspek arsitektural, aspek kinerja dan aspek teknis
Museum Budaya Tabot dan Wahana Festival Tabot

Kesimpulan Program Dasar Perencanaan Dan Perancangan Arsitektur
Persyaratan Perencanaan Dan Perancangan, Konsep Dasar Perencanaan Dan Perancangan,
Site Terpilih Dan Program Ruang.

Bagan Bahasan dan Alur Pikir
Sumber :Analisa Penulis, 2017


3

Dokumen yang terkait

ANALISIS KOMPARATIF PENDAPATAN DAN EFISIENSI ANTARA BERAS POLES MEDIUM DENGAN BERAS POLES SUPER DI UD. PUTRA TEMU REJEKI (Studi Kasus di Desa Belung Kecamatan Poncokusumo Kabupaten Malang)

23 307 16

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

DEKONSTRUKSI HOST DALAM TALK SHOW DI TELEVISI (Analisis Semiotik Talk Show Empat Mata di Trans 7)

21 290 1

MANAJEMEN PEMROGRAMAN PADA STASIUN RADIO SWASTA (Studi Deskriptif Program Acara Garus di Radio VIS FM Banyuwangi)

29 282 2

MOTIF MAHASISWA BANYUMASAN MENYAKSIKAN TAYANGAN POJOK KAMPUNG DI JAWA POS TELEVISI (JTV)Studi Pada Anggota Paguyuban Mahasiswa Banyumasan di Malang

20 244 2

PERANAN ELIT INFORMAL DALAM PENGEMBANGAN HOME INDUSTRI TAPE (Studi di Desa Sumber Kalong Kecamatan Wonosari Kabupaten Bondowoso)

38 240 2

Analisis Sistem Pengendalian Mutu dan Perencanaan Penugasan Audit pada Kantor Akuntan Publik. (Suatu Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik Jamaludin, Aria, Sukimto dan Rekan)

136 695 18

DOMESTIFIKASI PEREMPUAN DALAM IKLAN Studi Semiotika pada Iklan "Mama Suka", "Mama Lemon", dan "BuKrim"

133 700 21

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

PENERAPAN MEDIA LITERASI DI KALANGAN JURNALIS KAMPUS (Studi pada Jurnalis Unit Aktivitas Pers Kampus Mahasiswa (UKPM) Kavling 10, Koran Bestari, dan Unit Kegitan Pers Mahasiswa (UKPM) Civitas)

105 442 24