Analisis Sifat Pemesinan Tiga Jenis Kayu Kemenyan (Styrax spp)

PENDAHULUAN

Latar Belakang
Kayu merupakan hasil hutan dari sumber kekayaan alam yang memiliki
manfaat sangat bernilai bagi manusia. Kebutuhan kayu akan terus meningkat
seiring dengan meningkatnya pertumbuhan manusia. Kayu dibutuhkan manusia
dalam banyak penggunaan, diantaranya sebagai komponen struktur rumah,
jembatan, peralatan rumah tangga, alat-alat olahraga, komponen kapal serta
komponen peralatan kesenian.Mandang dan Pandit (1997) mengemukakan bahwa
di Indonesia tumbuh lebih kurang 4.000 jenis pohon.Pusat Penelitian dan
Pengembangan Hasil Hutan sudah menyimpan contoh kayu kurang lebih 3.323
jenis pohon yang mencakup 785 marga dari 106 suku.Pohon yang kayunya
dikenal sampai saat ini diperkirakan 400 jenis, tercakup dalam 198 marga dan 68
suku.
Pemanfaatan kayu oleh masyarakat sampai sekarang pada umumnya
terbatas pada kayu dari spesies yang telah dikenal dan berkualitas tinggi.Syafi’i
(1998) dalam Rahmawati (2006) mengemukakan bahwa kebutuhan kayu olahan
sebagai kontruksi selalu meningkat, namun ketersediaan kayu gergajian bermutu
baik dan ukuran yang relatif besar semakin langka ditemui di pasaran disebabkan
menipisnya produk kayu hutan alam.Diperkirakan potensi kayu dan luas hutan
alam di Indonesia semakin menyusut serta diameter kayu semakin kecil.Hal ini

membuktikan bahwa sebenarnya daya dukung hutan tidak dapat memenuhi
kebutuhan kayu karena potensi hutan yang terus berkurang.

Universitas Sumatera Utara

Salah satusolusi untuk menanggulangi masalah ini adalah pemanfaatan
kayu-kayu dari pohon sumber getah yang tidak berproduksi lagi.Salah satu jenis
kayu tersebut adalah kayu kemenyan (Styrax Spp.), sehingga pohon kemenyan
yang tidak menghasilkan getah lagi dapat dimanfaatkan secara optimal dan tetap
menjaga kelestarian hutan.
Kemenyan merupakan tanaman penghasil getah yang memiliki potensi
yang cukup besar.Pohon kemenyan memiliki nilai ekonomi penting, hal ini dapat
dilihat dari luas kebun kemenyan yang terdapat di beberapa daerah di Sumatera
Utara, utamanya daerah Tapanuli.Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Sumatera
Utara (2014) menunjukkan bahwa Tapanuli Utara memiliki kebun kemenyan
terluas di Sumatera Utara yaitu 16.212 ha dengan produksi 3.800 ton sedangkan
jumlah keseluruhan kebun kemenyan di Sumatera Utara pada tahun 2014
mencapai 22.898 ha dengan produksi 4.999 ton.
Dengan potensi yang cukup besar tersebut, kayu kemenyan tentu saja
dapat dimanfaatkan untuk industri perkayuan.Agar dapat dimanfaatkan, terlebih

dahulu kayu kemenyan harus diketahui sifat dasar yang memudahkan dalam
pengerjaannya.Salah satu sifat tersebut adalah kemudahan untuk dikerjakan
dengan mesin (sifat pemesinan kayu). Purnawati dkk (2012) menambahkan dalam
memanfaatkan suatu jenis kayu, pengetahuan akan sifat dasar dan sifat
pengolahan kayu sangat diperlukan dalam rangka tujuan pemanfaatan yang paling
optimal.
Tujuan pengujian sifat pemesinan kayu adalah untuk mendapatkan
gambaran mengenai mutu kayu olahan sebagai hasil interaksi antara kayu dengan
berbagai mesin yang digunakan di dalam pengerjaannya.Atas dasar pemikiran

Universitas Sumatera Utara

tersebut, maka dilakukan penelitian dengan judul “Analisis Sifat Pemesinan Tiga
Jenis Kayu Kemenyan (Styrax spp.)”.

Tujuan Penelitian
Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Menganalisis cacat-cacat pemesinan kayu kemenyan bulu, toba dan
durame.
2. Menentukan kelas pemesinan kayu kemenyan bulu, toba dan durame.


Manfaat Penelitian
Dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi ilmiah
mengenai sifat-sifat pemesinan kayu kemenyan sebagai alternatif bagi penyediaan
bahan baku industri meubel yang berkualitas.

Universitas Sumatera Utara