Analisis Pengaruh Retailing Mix Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen Pada Gerai Alfamart MU City Medan

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Seiring dengan perkembangan dunia bisnis yang terjadi seperti saat ini,
para pelaku bisnis dituntut untuk memiliki strategi agar tetap dapat bertahan
dalam menghadapi persaingan bisnis, terutama dalam menghadapi para
kompetitor yang memiliki bisnis sejenis, misalnya antar pelaku bisnis ritel.
Seperti yang telah diketahui bahwa bisnis ritel merupakan salah satu bisnis
yang sedang berkembang pesat dewasa ini. Bisnis ritel merupakan salah satu
sektor yang memiliki prospektif peluang besar dimasa sekarang maupun
dimasa yang akan datang. Menurut Master Card, Indonesia merupakan negara
dengan pertumbuhan penjualan ritel tertinggi setelah Cina, Indonesia berada
diposisi kedua bersama Hongkong.
Secara umum, bisnis ritel adalah kegiatan usaha menjual berbagai produk
(barang atau jasa) untuk dikonsumsi langsung atau tidak langsung. Dalam mata
rantai perdagangan, bisnis ritel merupakan bagian terakhir dari proses distribusi
suatu produk dan bersentuhan langsung dengan konsumen. Bisnis ritel di
Indonesia sudah ada sejak era sebelum tahun 1960-an, yaitu ritel tradisional
yang terdiri atas perdagangan independent. Lalu kemudian setelah tahun 1960
mengalami perkembangan secara modern dengan format departement store
(mass merchandises) yang pertama di Indonesia yaitu “Sarinah” yang terletak

di Jl. MH Thamrin Jakarta. Setelah itu bisnis ritel di Indonesia semakin
berkembang dengan format mini market, supermarket, dan hypermarket, serta
pertumbuhan dengan format cash and carry.

1
Universitas Sumatera Utara

Bisnis ritel di Indonesia sudah diatur oleh pemerintah sesuai dengan
keputusan Presiden RI No. 112/Tahun 2007, yaitu dikatakan bahwa Format
Pasar Swalayan dikategorikan sebagai berikut:

Ciri-ciri/kategori

Tabel: 1.1
Format Pasar Swalayan
Mini Market
Super Market

Hyper Market


Produk

Kebutuhan rumah

Kebutuhan rumah

Kebutuhan rumah

tangga, makanan,

tangga, makanan,

tangga, makanan,

dan termasuk

dan termasuk

dan termasuk


kebutuhan harian

kebutuhan harian

kebutuhan harian,
textile, fashion,
furniture, dll

Jumlah produk

< 5000 item

5000-25000 item

>25000 item

Luas gerai

< 400 m2


400-5000 m2

>5000 m2

Area parkir

Terbatas

Sedang

Sangat besar

(memadai)
Potensi penjualan Maksimal 200 juta 200 juta-10 miliar
Contoh

Alfamart,

Alfamidi, Giant


>10 miliar
Carrefour, Macan

Indomaret,

Yaohan, Toserba

SmartShop, dan

Yogya, Sri Ratu,

banyak

dll

minimarket yang
dikelola individu
perorangan
lainnya
Sumber: Keputusan Presiden RI No. 112/Tahun 2007, diolah


2
Universitas Sumatera Utara

Kemajuan bisnis ritel yang ada di Indonesia diakibatkan karena adanya
perkembangan usaha manufaktur serta peluang pasar yang cukup terbuka yang
disebabkan oleh adanya dampak dari lajunya kondisi ekonomi masyarakat.
Perkembangan ini mengakibatkan perubahan yang mempengaruhi kehidupan
masyarakat, sehingga konsumen bebas memilih produk yang diinginkan sesuai
dengan kebutuhannya serta bebas memutuskan tempat pembeliannya.
Peritel sebagai pihak yang menawarkan berbagai produk kepada
konsumen harus dapat menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi
konsumen dalam pembelian. Salah satu unsur strategi pemasaran yang bisa
diterapkan oleh usaha ritel yaitu bauran pemasaran eceran (retailing mix).
Menurut Ma’ruf (2006:113) retailing mix adalah kombinasi dari faktor-faktor
ritel yang dipergunakan untuk memuaskan kebutuhan pelanggan dan
mempengaruhi keputusan mereka untuk membeli, karena maju dan
berkembangnya suatu ritel ditentukan oleh banyaknya jumlah konsumen yang
berkunjung dan jumlah barang yang dibeli oleh konsumen pada ritel tersebut.
Salah satu bisnis ritel modern yang sudah berkembang di Indonesia saat

ini adalah Alfamart. Alfamart didirikan pada tahun 1989 oleh Djoko Susanto
dan keluarga PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk (Alfamart/ Perseroan). Pada
tahun 2002 gerai Alfaminimart membawa nama baru yaitu Alfamart. Sampai
saat ini Alfamart merupakan minimarket yang sudah menjamur di seluruh
Indonesia (mulai dari desa sampai kota), dan merupakan salah satu usaha ritel
yang terdepan dengan menyediakan barang-barang kebutuhan pokok dengan
harga yang terjangkau, tempat belanja yang nyaman, serta lokasi yang mudah
dijangkau. Oleh karena itu, ritel modern Alfamart sudah sangat terkenal dan

3
Universitas Sumatera Utara

tidak asing lagi bagi seluruh penduduk di Indonesia. Begitu juga dengan
kehadiran gerai Alfamart yang berlokasikan di Jalan Jala Raya Komp. Medan
Utara City Blok-B No 39-50 Kelurahan Besar (Kampung Besar), Kecamatan
Medan Labuhan dengan memberikan beragam macam kelebihan dalam
berbelanja serta dengan jarak yang sangat dekat dengan pelanggan tentu
menjadi daya tarik bagi masyarakat yang berada di sekitar gerai Alfamart MU
City Medan dalam berbelanja.
Pada gerai ritel modern seperti Alfamart, penerapan strategi retailing mix

memiliki pengaruh besar terhadap keputusan pembelian konsumen. Penelitian
ini dilatarbelakangi oleh timbulnya fenomena persaingan antar kompetitor ritel
yang sejenis, bahkan para kompetitor berani bersaing dengan jarak lokasi gerai
yang begitu dekat. Oleh karena itu, peritel harus mampu mengimplementasikan
strategi bersaing agar lebih dekat dengan konsumen untuk mengatasi ancaman
dari pesaing serta memperkuat posisi dalam persaingan. Selain itu peneliti
ingin mengetahui strategi retailing mix manakah yang berpengaruh paling
dominan terhadap keputusan pembelian sehingga dapat memberikan masukan
kepada gerai Alfamart MU City Medan untuk bisa mengembangkan strategistrateginya guna mempertahankan hubungan yang baik dengan pelanggan,
serta memperbaiki strategi yang kurang tepat.
Berdasarkan uraian tersebut, peneliti tertarik melakukan penelitian
dengan judul “Analisis Pengaruh Retailing Mix Terhadap Keputusan
Pembelian Konsumen Pada Gerai Alfamart MU City Medan”.

4
Universitas Sumatera Utara

1.2 Rumusan Masalah
1 Apakah variabel retailing mix yang terdiri dari lokasi, produk, harga,
promosi, suasana toko, dan pelayanan berpengaruh signifikan secara

parsial dan simultan terhadap keputusan pembelian konsumen pada gerai
Alfamart MU City Medan?
2 Variabel retailing mix manakah yang paling berpengaruh terhadap
keputusan pembelian konsumen pada gerai Alfamart MU City Medan?

1.3 Tujuan Penelitian
1 Untuk mengetahui pengaruh secara parsial dan simultan variabel retailing
mix yang terdiri dari lokasi, produk, harga, promosi, suasana toko, dan
pelayanan terhadap keputusan pembelian konsumen pada gerai Alfamart
MU City Medan.
2 Untuk mengetahui variabel retailing mix mana yang paling berpengaruh
terhadap keputusan pembelian konsumen pada gerai Alfamart MU City
Medan.

1.4 Manfaat Penelitian
1 Manfaat riset bagi Peneliti, penelitian ini diharapkan bermanfaat untuk
menambah wawasan dan ilmu pengetahuan peneliti tentang pengaruh
retailing mix terhadap keputusan pembelian pada gerai Alfamart MU
City Medan.


5
Universitas Sumatera Utara

2 Manfaat riset bagi

Pemilik Usaha, penelitian diharapkan dapat

memberikan kontribusi berupa masukan yang berguna bagi gerai
Alfamart MU City Medan.
3 Manfaat riset bagi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik dan Program
Studi Ilmu Administrasi Niaga/Bisnis, penelitiaan ini diharapkan dapat
dijadikan bahan masukan bagi fakultas dan jurusan untuk menjadi bahan
referensi tambahan bagi mahasiswa/i di masa mendatang.

6
Universitas Sumatera Utara