Pengaruh Retailing Mix Terhadap Keputusan Pembelian Gerai Alfamidi Jalan Setia Budi 1 Medan

(1)

1

KONSUMEN GERAI ALFAMIDI JALAN SETIA BUDI 1 MEDAN

SKRIPSI

Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana (S1) pada Program Studi Ilmu Administrasi Niaga/Bisnis

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara

Disusun Oleh :

110907015 TRY ASTUTI

PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NIAGA/BISNIS FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN


(2)

2

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NIAGA/BISNIS

HALAMAN PENGESAHAN

Hasil Skripi ini telah disetujui untuk dipertahankan dan diperbanyak oleh: Nama : Try Astuti

NIM : 110907015

Program Studi : Ilmu Administrasi Niaga/Bisnis

Judul : PENGARUH RETAILING MIX TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN GERAI ALFAMIDI JALAN SETIA BUDI 1 MEDAN

Medan, Juni 2015

Pembimbing Ketua Program Studi

Ihsan Effendi, S.E, M.Si

195908161986111001

Prof. Dr. Marlon Sihombing, MA

Dekan

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

196805251992031002 Prof. Dr. Badaruddin, M.Si


(3)

i

KONSUMEN GERAI ALFAMIDI JALAN SETIA BUDI 1 MEDAN Nama : Try astuti

NIM : 110907015

Program Studi : Ilmu Administrasi Niaga/Bisnis Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Pembimbing : Ihsan Effendi, S.E, M.Si

Bauran pemasaran merupakan sebuah langkah pemasaran bagi keberhasilan perusahaan, baik yang bergerak dalam bidang produksi barang maupun jasa. Alfamiidi Jalan Setia Budi 1 Medan merupakan salah satu gerai ritel modern yang bergerak dalam jual beli barang yang perlu memperhatikan variabel-variabel bauran pemasaran untuk mengambil keputusan pembelian. Maju dan berkembanganya suatu usaha ritel modern ditentukan oleh banyaknya jumlah konsumen yang berkunjung dan jumlah barang yang dibeli oleh konsumen. Dengan penerapan strategi bauran pemasaran yang tepat diharapkan tujuan organisasi dapat tercapai dan dapat meningkatkan laba perusahaan.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh bauran pemasaran yang terdiri dari lokasi, produk, harga, promosi, suasana toko, dan pelayanan secara parsial terhadap keputusan pembelian konsumen gerai Alfamidi Jalan Setia Budi 1 Medan dan juga mengetahui variabel yang paling berpengaruh terhadap keputusan pembelian konsumen gerai Alfamidi Jalan Setia Budi 1 Medan.

Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan pendekatan survei yang berusaha untuk mengetahui bagaimana pengaruh bauran pemasaran terhadap keputusan pembelian konsumen gerai Alfamidi Jalan Setia Budi 1 Medan. Teknik pengumpulan data yaitu dengan metode kuesioner dan dokumentasi. Untuk pengujian instrumen menggunakan uji validitas, reliabilitas, dan uji asumsi klasik. Sedangkan untuk teknik analisis data menggunakan metode regresi linear berganda dan uji t karena variabel yang digunakan lebih dari dua variabel.

Hasil penelitian dari uji t menunjukkan bahwa variabel lokasi (X1), harga (X3), dan suasana toko (X5) mempunyai pengaruh terhadap keputusan pembelian (Y), sedangkan produk (X2), promosi (X4), dan pelayanan (X6) tidak berpengaruh secara signifikan terhadap keputusan pembelian (Y).Variabel yang paling berpengaruh adalah variabel suasana toko (X5), yaitu 45,56%, kemudian variabel lokasi (X1), yaitu 29,92%, variabel harga (X3) 29,70%, variabel promosi (X4) 21,43%, variabel produk (X2) 14,13%, dan variabel pelayanan (X6) 11,28%. Nilai Adjust R Square sebesar 0,610 yang berarti besarnya pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat adalah 61% dan sisanya 39% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak termasuk pada penelitian ini.

Kata Kunci: lokasi, produk, harga, promosi, suasana toko, pelayanan, keputusan pembelian


(4)

ii

ON ALFAMIDI AT JALAN SETIA BUDI 1 MEDAN Name : Try Astuti

NIM : 110907015

Department : Business Department

Faculty : Faculty Of Political And Social Science Advisor : Ihsan Effendi, S.E, M.Si

Retailing Mix is one step of marketing for a succesful company, both in the field production of good or service. Alfamidi at Jalan Setia Budi 1 Medan is one of modern retail which required to pay attention many variables of retailing mix in taking decision. A modern retail has progress and developed certainly by many consumers that come and many products were sold out. With the great strategic of retailing mix, it is to be hoped the aim of this organization can be reached and can get more advantage.

The aim of this research is to determine the influences of location, product, price, promotion, atmosphere store, and service partially on purchasing decision on Alfamidi at Jalan Setia Budi 1 Medan and also to analyze the dominant factors that effects purchasing decision on Alfamidi at Jalan Setia Budi 1 Medan.

This research is quantitative with survey approach which tried to know how the influences of retailing mix to consumer’s decision on Alfamidi at Jalan Setia Budi 1 Medan. The technique of gathered data there are questionnaire and documentation. To test instrument used validities test, reliabilities test, and classical assumtion test. While the technique of data analysis used double linier regency and t test because variable which is used is more than two variables.

The result of t test is known that partially location (X1), price (X3), and store atmophere (X5) have effect to bound variable. While product (X2), promotion (X3), and service (X6) do not influence significantly. The most dominant variable which has influence is store atmosphere variable (X5), is 45,56%, then the location variable (X1) is 29,92%, price variable (X3) is 29,70%, promotion variable (X4) is 21,43%, product variable (X2) is 14,13% and service variable (X6) is 11,28%. Adjusted R Square value is 0,610, it means significant level of free variable to bound variable is 61% and while the rest 39% was explained by other variables outside of the six variables used in this research.

Keywords: location, product, price, promotion, store atmosphere, service, consumer’s decision


(5)

iii

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Alhamdulillah puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat melaksanakan penelitian dan menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Shalawat beriring salam tak lupa penulis persembahkan kepada Nabi Muhammad s.a.w yang senantiasa menjadi tauladan bagi umat Islam dan sebagai penyempurna akhlak umat manusia dan membawa kabar bahagia bagi orang-orang yang beriman.

Adapun skripsi ini berjudul Pengaruh Retailing Mix Terhadap Keputusan PembelianKonsumen Gerai Alfamidi Jalan Setia Budi 1 Medan. Skripsi ini disusun untuk menyelesaikan program Strata 1 (S-1) di Program Studi Administrasi Niaga/Bisnis Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih memiliki banyak kekurangan, baik dari segi pembahasan maupun penyusunan. Untuk itu, penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun sehingga dapat memberikan manfaat dan dorongan bagi peningkatan kemampuan penulis di masa yang akan datang.

Skripsi ini penulis persembahkan untuk kedua orang tua penulis, Ayahanda Alm. Sudarminto dan Ibunda Sumarsih. Penulis mengucapkan terima kasih atas doa, harapan, cinta, kasih sayang, dan pengertian, baik moril ataupun materi yang telah diberikan kepada penulis. Kasih sayang, cinta, dan perngorbanan yang telah diberikan selama ini tidak akan pernah dapat tergantikan.Nasihat kedua orang tua serta motivasi yang selalu diberikan membuat penulis selalu semangat untuk mengerjakan skripsi ini.

Pada kesempatan ini penulis juga ingin mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu, membimbing, dan mengarahkan penulis dalam menyelesaikan skripsi ini, yaitu kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Badaruddin, M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Prof. Dr. Marlon Sihombing, M.A selaku Ketua Program Studi Ilmu Administrasi Niaga/Bisnis Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak M. Arifin Nasution, S.Sos, M.Si selaku Sekretaris Program Studi Ilmu Administrasi Niaga/Bisnis Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

4. Bapak Ihsan Effendi, S.E, M.Si selaku Dosen Pembimbing yang telah memberikan bimbingan dan masukan-masukan yang berharga dalam penyelesaian skripsi ini.

5. Bapak/Ibu Staf Pengajar di Program Studi Ilmu Administrasi Niaga/Bisnis Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara yang telah berjasa dalam memberikan ilmu, nasihat serta arahan kepada


(6)

iv

penulis selama penulis menimba ilmu di Program Studi Ilmu Administrasi Niaga/Bisnis Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

6. Ibu Siswati S.Sos, M.SP dan Bapak Farid, SH yang telah memberikan arahan dan dukungan serta membantu penulis dalam urusan administrasi selama perkuliahan hingga selesai di Program Studi Ilmu Administrasi Niaga/Bisnis Universitas Sumatera Utara.

7. Untuk kedua saudara kandung penulis, Abangda Guntur Gunawan S.T dan Kakanda Endang Wirdhaningsih S.E serta kakak ipar penulis Kakanda Evi Lestari SE yang telah banyak membantu memberikan dukungan dan semangat kepada penulis dalam menyelsaikan skripsi ini.

8. Bapak Tri Gunawandan Ibu Christin M. Damanik dari Alfamidi DC Tanjung Morawa yang telah membantu penulis dalam memberikan informasi sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

9. Bapak Leman Suhendra selaku Kepala Toko gerai Alfamidi Jalan Setia Budi 1 Medan yang telah memberikan waktu dan tempat kepada penulis sehingga penulis dapat melakukan penelitian dan menyelesaikan skripsi ini.

10. Untuk seluruh Mahasiswa/i Program Studi Ilmu Administrasi Niaga/Bisnis Stambuk 2011 yang telah memberikan kenangan indah selama 4 tahun perkuliahan, dan khusus kepada sahabat-sahabat penulis Syahdiani Citra Indraswari, Rahmi Isnaini, Fira Novitas Sari, Nicho Adhi Putra, Indra Yudha Kudadiri, dan Ikhsan Dian Nugraha yang telah memberikan dukungan dan masukan dalam penulisan skripsi ini.

11. Untu saudara/i penulis di industri musik Hiphop, V.A.T SLIDE, ONE VOICE, TINIFLA, dan #MEDANRAP2010 yang telah memberikan dukungan kepada penulis untuk dapat menyelesaikan skripsi ini.

12. Untuk sahabat-sahabat penulis, Anggi Handayani, Syuhada Cokroningrat, Rofiqah Azmi, Bintang Geovani, Maya Claudya Melani dan Wina Syahwinda Yanti yang telah memberikan dukungan dan semangat kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

13. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu oleh penulis yang telah banyak membantu dan memberikan pertolongan doa secara tulus dan ikhlas kepada penulis.

Semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat terutama kepada instansi terkait, yaitu Program Studi Ilmu Administrasi Niaga/Bisnis Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara, diri pribadi, serta pihak-pihak yang berkepentingan dengan topik yang sama. Segala kritik dan saran atas skripsi ini tentunya akan sangat bermanfaat untuk penyempurnaan selanjutnya.

Medan, Juni 2015 Penulis


(7)

v

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

ABSTRACT ... ii

KATA PENGANTAR ...iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... x

LAMPIRAN...xi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 10

1.3 Tujuan Penelitian ...10

1.4 Manfaat Penelitian ...10

BAB II KERANGKA TEORI 2.1 Definisi Ritel ………...12

2.2 Pemasaran Ritel dan Bauran Pemasaran Ritel ………... 13

2.2.1 Pengertian Pemasaran Ritel ... 13

2.2.2 Pengertian Bauran Pemasaran Ritel ……….... 13

2.2.3 Klasifikasi Variabel Bauran Pemasaran Ritel ... 13

2.3 Keputusan Pembelian ... 21

2.3.1 Pengertian Keputusan Pembelian ... 21

2.3.2 Struktur Keputusan Pembelian ... 22

2.3.3 Tahapan Keputusan Pembelian ………... 24

2.4 Hubungan Bauran Pemasaran dengan Keputusan Pembelian ... 24

2.5 Kerangka Konseptual ... 25

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Bentuk Penelitian ... 27

3.2 Lokasi Penelitian ... 27

3.3 Waktu Penelitian ………... 28

3.4 Populasi dan Sampel ... 28

3.4.1 Populasi ... 28

3.4.2 Sampel ... 29

3.5 Definisi Konseptual ... 30

3.6 Definisi Operasional ... 31

3.7 Teknik Pengumpulan Data ……….... 34

3.8 Teknik Pengukuran Skor ………...34

3.9 Teknik Analisis Data ………...35

3.9.1 Uji Instrumen ……….... 35

3.9.2 Analisis Regresi Linear Berganda ... 36


(8)

vi

3.9.3.1 Uji Normalitas ... 38

3.9.3.2 Multikolinearitas ... 39

3.9.3.3 Heteroskedastisitas ... 39

3.9.3.4 Autokorelasi ... 40

3.9.3.5 Linearitas ...40

3.9.4 Analisa Koefisien Determinasi R² ……….... 41

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN 4.1 Deskripsi Lokasi Penelitian ... 42

4.1.1 Gambaran Umum Perusahaan ... 42

4.1.2 Sejarah Singkat PT Midi Utama Indonesia ... 42

4.1.3 Visi, Misi, Dan Budaya PT Midi Utama Indonesia ... 45

4.1.3.1 Struktur Organisasi ... 46

4.1.3.2 Deskripsi Tugas dan Tanggung Jawab ... 46

4.1.3.3 Logo Perusahaan ... 53

4.2 Penyajian Data ... 53

4.2.1 Gambaran Umum Responden ... 54

4.2.1.1 Gambaran Umum Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 54

4.2.1.2 Gambaran Umum Responden Berdasarkan Usia ... 55

4.2.1.3 Gambaran Umum Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir Responden ... 55

4.2.1.4 Gambaran Umum Responden Berdasarkan Pekerjaan Responden ... 56

4.2.1.5 Gambaran Umum Responden Berdasarkan Pendapatan Per Bulan Responden ... 57

4.2.2 Deskripsi Data Variabel Penelitian ... 57

4.2.2.1 Deskripsi Pendapat Responden Mengenai Variabel Lokasi (X1) ... 58

4.2.2.2 Deskripsi Pendapat Responden Mengenai Variabel Produk (X2) ... 60

4.2.2.3 Deskripsi Pendapat Responden Mengenai Variabel Harga (X3) ... 62

4.2.2.4 Deskripsi Pendapat Responden Mengenai Variabel Promosi (X4) ... 64

4.2.2.5 Deskripsi Pendapat Responden Mengenai Variabel Suasana Toko (X5) ... 67

4.2.2.6 Deskripsi Pendapat Responden Mengenai Variabel Pelayananan (X6) ... 70

4.2.2.7 Deskripsi Pendapat Responden Mengenai Variabel Keputusan Pembelian (X7) ... 73


(9)

vii

4.2.3 Uji Instrumen ... 74

4.2.3.1 Uji Validitas ... 74

4.2.3.2 Uji Reliabilitas ... 76

4.3 Analisis Data ... 77

4.3.1 Analisis Regresi Berganda ... 77

4.3.2 Uji Asumsi Klasik ... 80

4.3.2.1 Uji Normalitas ... 80

4.3.2.2 Multikolinearitas ... 81

4.3.2.3 Heteroskedastisitas ... 82

4.3.2.4 Autokorelasi ... 83

4.3.3 Analisis Koefisien Determinasi ... 84

4.3.4 Pembahasan ... 85

BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan ...97

5.2 Saran ... 98


(10)

viii

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Rencana Penulisan Skripsi ... 27

Tabel 3.2 Populasi Target dan Populasi Terjangkau ... 28

Tabel 3.3 Definisi Operasional Variabel dan Indikator ... 31

Tabel 4.1 Distribusi Jenis Kelamin Responden ... 55

Tabel 4.2 Distribusi Usia Responden ... 55

Tabel 4.3 Distribusi Pendapatan Terakhir Responden ... 56

Tabel 4.4 Distribusi Pekerjaan Rsponden ... 56

Tabel 4.5 Distribusi Pendapatan Per Bulan Responden ... 57

Tabel 4.6 Lokasi Gerai Alfamidi Jalan Setia Budi 1 Medan Yang Strategis... 58

Tabel 4.7 Lokasi Gerai Alfamidi Jalan Setia Budi 1 Medan Yang Mudah Dijangkau ...58

Tabel 4.8 Tempat Parkir Gerai Alfamidi Jalan Setia Budi 1 Medan Yang Luas Dan Aman ... 59

Tabel 4.9 Kelengkapan Variasi dan Jenis Produk Yang Ditawarkan Gerai Alfamidi Jalan Setia Budi 1 Medan ... 60

Tabel 4.10 Produk Yang Ditawarkan Gerai Alfamidi Jalan Setia Budi 1 Medan Merupakan Kebutuhan Sehari-Hari ... 60

Tabel 4.11 Kesesuaian Produk Yang Ditawarkan Gerai Alfamidi Jalan Setia Budi 1 Medan Dengan Harga Yang Dicantumkan ... 61

Tabel 4.12 Harga Yang Ditawarkan Gerai Alfamidi Jalan Setia Budi 1 Medan Dapat Bersaing Dengan Kompetitor ... 62

Tabel 4.13 Harga Produk Di Gerai Alfamidi Jalan Setia Budi 1 Medan Yang Terjangkau ...62

Tabel 4.14 Terdapat Diskon Harga Pada Periode Tertentu ... 63

Tabel 4.15 Harga Yang Ditawarkan Gerai Alfamidi Jalan Setia Budi 1 Medan Sesuai Dengan Kualitas Produk ... 64

Tabel 4.16 Kelengkapan Katalog Promosi Yang Disesuaikan Oleh Gerai Alfamidi Jalan Setia Budi 1 Medan ... 65

Tabel 4.17 Warna Gerai Alfamidi Jalan Setia Budi 1 Medan Yang Mencolok ... 65

Tabel 4.18 Adanya Kegiatan Atau Event Tertentu Yang Dilaksanakan Gerai Alfamidi Jalan Setia Budi 1 Medan Untuk Meningkatkan Promosi ... 66

Tabel 4.19 Desain Interior Yang Menarik Di Dalam Gerai Alfamidi Jalan Setia Budi 1 Medan ... 67

Tabel 4.20 Pencahayaan Yang Baik Di Dalam Gerai Alfamidi Jalan Setia Budi 1 Medan ... 68

Tabel 4.21 Penataan Musik Yang Menarik Di Dalam Gerai Alfamidi Jalan Setia Budi 1 Medan ... 68


(11)

ix

Tabel 4.22 Keteraturan Penataan Display Barang Di Dalam Gerai

Alfamidi Jalan Setia Budi 1 Medan ... 69

Tabel 4.23 Jarak Yang Lebar Di Dalam Gerai Alfamidi Jalann Setia Budi 1 Medan ... 69

Tabel 4.24 Ketepatan Karyawan Gerai Alfamidi Jalan Setia Budi 1 Medan Dalam Menghitung Harga ... 70

Tabel 4.25 Karyawan Gerai Alfamidi Jalan Setia Budi 1 Medan Memiliki Kemampuan Yang Baik Dalam Menanggapi Komplain Dari Konsumen ...71

Tabel 4.26 Keramahan Karyawan Gerai Alfamidi Jalan Setia Budi 1 Medan Dalam Melayani Konsumen ...70

Tabel 4.27 Proses Transaksi Pembayaran yang Cepat ... 72

Tabel 4.28 Konsumen Rutin Membeli Produk Di Gerai Alfamidi Jalan Setia Budi 1 Medan ... 72

Tabel 4.29 Konsumen Memutuskan Membeli Suatu Produk Pada Saat Berada Di Gerai Alfamidi Jalan Setia Budi 1 Medan ... 74

Tabel 4.30 Hasil Uji Validitas Instrumen ... 75

Tabel 4.31 Hasil Pengujian Realibilitas ... 76

Tabel 4.32 Hasil Analisis Regresi Linear Berganda ... 78

Tabel 4.33 Kontribusi Masing-Masing Variabel Bebas Terhadap Variabel Terikat ...79

Tabel 4.34 Hasil Uji Normalitas ... 80

Tabel 4.35 Hasil Uji Multikolinearitas ... 81

Tabel 4.36 Hasil Uji Heteroskedastisitas ... 82

Tabel 4.37 Hasil Uji Durbin Watson ... 83

Tabel 4.38 Hasil Koefisien Determinasi ... 84


(12)

x

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Kerangka Konseptual ... 24 Gambar 4.1 Struktur Organisasi PT Midi Utama Indonesia (Alfamidi)... 46 Gambar 4.2 Logo PT Midi Utama Indonesia (Alfamidi) ... 53


(13)

xi LAMPIRAN

Lampiran 1 : Kuesioner Penelitian

Lampiran 2 : Tabulasi Data Jawaban Responden Lampiran 3 : Hasil Uji Validitas

Lampiran 4 : Hasil Uji Reliabilitas

Lampiran 5 : Hasil Uji Regresi Linear Berganda, Uji t, dan Koefisien Determinasi

Lampiran 6 : Hasil Uji Normalitas, Multikolinearitas, dan Autokorelasi Lampiran 7 : Hasil Uji Heteroskedastisitas


(14)

i

KONSUMEN GERAI ALFAMIDI JALAN SETIA BUDI 1 MEDAN Nama : Try astuti

NIM : 110907015

Program Studi : Ilmu Administrasi Niaga/Bisnis Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Pembimbing : Ihsan Effendi, S.E, M.Si

Bauran pemasaran merupakan sebuah langkah pemasaran bagi keberhasilan perusahaan, baik yang bergerak dalam bidang produksi barang maupun jasa. Alfamiidi Jalan Setia Budi 1 Medan merupakan salah satu gerai ritel modern yang bergerak dalam jual beli barang yang perlu memperhatikan variabel-variabel bauran pemasaran untuk mengambil keputusan pembelian. Maju dan berkembanganya suatu usaha ritel modern ditentukan oleh banyaknya jumlah konsumen yang berkunjung dan jumlah barang yang dibeli oleh konsumen. Dengan penerapan strategi bauran pemasaran yang tepat diharapkan tujuan organisasi dapat tercapai dan dapat meningkatkan laba perusahaan.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh bauran pemasaran yang terdiri dari lokasi, produk, harga, promosi, suasana toko, dan pelayanan secara parsial terhadap keputusan pembelian konsumen gerai Alfamidi Jalan Setia Budi 1 Medan dan juga mengetahui variabel yang paling berpengaruh terhadap keputusan pembelian konsumen gerai Alfamidi Jalan Setia Budi 1 Medan.

Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan pendekatan survei yang berusaha untuk mengetahui bagaimana pengaruh bauran pemasaran terhadap keputusan pembelian konsumen gerai Alfamidi Jalan Setia Budi 1 Medan. Teknik pengumpulan data yaitu dengan metode kuesioner dan dokumentasi. Untuk pengujian instrumen menggunakan uji validitas, reliabilitas, dan uji asumsi klasik. Sedangkan untuk teknik analisis data menggunakan metode regresi linear berganda dan uji t karena variabel yang digunakan lebih dari dua variabel.

Hasil penelitian dari uji t menunjukkan bahwa variabel lokasi (X1), harga (X3), dan suasana toko (X5) mempunyai pengaruh terhadap keputusan pembelian (Y), sedangkan produk (X2), promosi (X4), dan pelayanan (X6) tidak berpengaruh secara signifikan terhadap keputusan pembelian (Y).Variabel yang paling berpengaruh adalah variabel suasana toko (X5), yaitu 45,56%, kemudian variabel lokasi (X1), yaitu 29,92%, variabel harga (X3) 29,70%, variabel promosi (X4) 21,43%, variabel produk (X2) 14,13%, dan variabel pelayanan (X6) 11,28%. Nilai Adjust R Square sebesar 0,610 yang berarti besarnya pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat adalah 61% dan sisanya 39% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak termasuk pada penelitian ini.

Kata Kunci: lokasi, produk, harga, promosi, suasana toko, pelayanan, keputusan pembelian


(15)

ii

ON ALFAMIDI AT JALAN SETIA BUDI 1 MEDAN Name : Try Astuti

NIM : 110907015

Department : Business Department

Faculty : Faculty Of Political And Social Science Advisor : Ihsan Effendi, S.E, M.Si

Retailing Mix is one step of marketing for a succesful company, both in the field production of good or service. Alfamidi at Jalan Setia Budi 1 Medan is one of modern retail which required to pay attention many variables of retailing mix in taking decision. A modern retail has progress and developed certainly by many consumers that come and many products were sold out. With the great strategic of retailing mix, it is to be hoped the aim of this organization can be reached and can get more advantage.

The aim of this research is to determine the influences of location, product, price, promotion, atmosphere store, and service partially on purchasing decision on Alfamidi at Jalan Setia Budi 1 Medan and also to analyze the dominant factors that effects purchasing decision on Alfamidi at Jalan Setia Budi 1 Medan.

This research is quantitative with survey approach which tried to know how the influences of retailing mix to consumer’s decision on Alfamidi at Jalan Setia Budi 1 Medan. The technique of gathered data there are questionnaire and documentation. To test instrument used validities test, reliabilities test, and classical assumtion test. While the technique of data analysis used double linier regency and t test because variable which is used is more than two variables.

The result of t test is known that partially location (X1), price (X3), and store atmophere (X5) have effect to bound variable. While product (X2), promotion (X3), and service (X6) do not influence significantly. The most dominant variable which has influence is store atmosphere variable (X5), is 45,56%, then the location variable (X1) is 29,92%, price variable (X3) is 29,70%, promotion variable (X4) is 21,43%, product variable (X2) is 14,13% and service variable (X6) is 11,28%. Adjusted R Square value is 0,610, it means significant level of free variable to bound variable is 61% and while the rest 39% was explained by other variables outside of the six variables used in this research.

Keywords: location, product, price, promotion, store atmosphere, service, consumer’s decision


(16)

1 A. Latar Belakang

Dewasa ini perkembangan dunia bisnis semakin pesat, ditandai dengan makin besarnya antusiasme dan agresifitas para pelaku ekonomi baik di sektor industri, jasa maupun perdagangan. Industri Ritel yang tumbuh pesat dewasa ini merupakan hasil dari meningkatnya beragam hasil produksi yang dikemas dan ditata dalam rupa yang yang lebih menarikdan juga keperluan konsumen terhadap barang meningkat baik dalam kualitas maupun kuantitas.Peluang inilah yang ditangkap oleh pemodal asing yang demikan agresif membangun jaringan ritel di kota-kota besar di Indonesia.

Di sektor perdagangan terutama perdagangan eceran (retail) banyak bermunculan dengan berbagai model seperti minimarketsupermarket, dan hypermart. Munculnya berbagai jenis usaha ritel ini mengakibatkan adanya persaingan yang semakin ketat.Hal ini dikarenakan jumlah pelaku bisnis yang semakin lama semakin meningkat. Oleh karena itu perusahaan perlu merancang suatu strategi pemasaran untuk memenangkan persaingan.

Salah satu unsur strategi pemasaran yang bisa diterapkan oleh usaha ritel yaitu bauran pemasaran eceran (retailing mix). Ma’ruf (2006:113) retailing mix adalah kombinasi dari faktor-faktor ritel yang dipergunakan untuk memuaskan kebutuhan pelanggan dan mempengaruhi keputusan mereka untuk membeli. Dalam stategi pemasaran eceran yang semakin kompetitif, perusahaan harus mampu menganalisis berbagai aspek yang berhubungan dengan lingkungan baik intern maupun ekstern. Karena dengan melihat kondisi yang ada pada saat


(17)

2

meliputi produk, harga,promosi, pelayanan, lokasi dan suasana toko. Bauran pemasaran inilah yang akan mempengaruhi keputusan pembelian konsumen.

Di Indonesia, saat ini pertumbuhan usaha ritel atau eceran sangat pesat. Dalam periode enam tahun terakhir, dari tahun 2007–2012, jumlah gerai ritel modern di Indonesia mengalami pertumbuhan rata-rata 17,57% per tahun. Pada tahun 2007, jumlah usaha ritel di Indonesia masih sebanyak 10.365 gerai, kemudian pada tahun 2011 mencapai 18.152 gerai tersebar di hampir seluruh kota di Indonesia. Pertumbuhan jumlah gerai tersebut tentu saja diikuti dengan pertumbuhan penjualan.

PT Sumber Alfaria Trijaya, Tbk adalah suat bidang sehari-hari, dengan nama unggulan Alfa. Sebagai upaya untuk dapat mencakup pangsa pasar yang lebih luas lagi, Alfa meluncurkan Alfamart menyediakan frozen food seperti daging segar serta sayuran dan buah segar lebih banyak, sementara Alfamart dan Indomaret tidak menjual sayuran segar dan daging serta ayam frozen. Dan Alfa Express dengan konsep “Convienence Store” menciptakan pelayanan customer yang cepat dan nyaman dengan dibukanya gerai 24 jam, menyediakan barang yang siap saji (misalnya sosis panggang, hot dog, coffee, cup noodle, beef burger, pop corn, juice) yang disajikan dan dapat dinikmati di tempat.


(18)

3

Konsep Alfamidi dikembangkan untuk menyesuaikan perubahan belanja konsumen dari belanja bulanan menjadi belanja mingguan dan belanja ke gerai yang terdekat. Alfamidi dikembangkan sebagai konsep“supermarket mini” yang menempati luas area penjualan dari 200 - 400 meter persegi, dimana sekitar 20% luasnya digunakan untuk memajang produk fresh-food (buah, sayur dan makanan beku). Bauran produk yang dijual di gerai Alfamididilengkapi dengan produk-produk fresh-food, sepertibuah, sayur mayur, dan daging olahan atau makanan beku yang dibutuhkan oleh masyarakat serta tidak dijumpai di gerai minimarket-minimarket yang sudah ada.

Alfamidi adalah jaringan barang kebutuhan hidup lainnya. Lebih dari 200 produk makanan dan barang kebutuhan hidup lainnya tersedia dengan harga bersaing dan memenuhi kebutuhan konsumen sehari-hari. Saat ini Alfamidi sudah memiliki lebih dari 500 gerai di di berbagai wilayah, salah satunya di daerah Setia Budi Medan.Di sepanjang Jalan Setia Budi Medan, terdapat beberapa gerai selain gerai Alfamidi Jalan Setia Budi 1 Medan. Di ruas jalan sebelah kanan ada dua gerai Indomaret, satu gerai Rajawali Mart, dua gerai Alfamart, dan satu gerai Alfamidi Setia Budi 2 Medan. Di ruas jalan sebelah kiri ada empat gerai Indomaret, satu gerai Bina Swalayan, dan satu gerai Surya Swalayan.

Pada gerai ritel modern seperti Alfamidi, penerapan strategi retailing mix memiliki pengaruh yang besar terhadap keputusan pembelian pelanggan.Penelitian ini dilatarbelakangi oleh timbulnya fenomena persaingan


(19)

4

antar penyedia barang dan jasa ritel modern. Maju dan berkembangnya suatu ritel modern ini ditentukan oleh banyaknya jumlah konsumen yang berkunjung dan jumlah barang yang dibeli oleh konsumen pada ritel modern tersebut.Perusahaan juga harus mampu mengimplementasikan strategi bersaing agar lebih dekat dengan konsumen untuk mengatasi ancaman dalam persaingan dan memperkuat posisi dalam persaingan.Selain itu peneliti ingin mengetahui strategi manakah yang berpengaruh paling dominan terhadap keputusan pembelian sehingga dapat memberikan masukan kepada Alfamidi untuk bisa mengembangkan strategi-strateginya, mempertahankan hubungan yang baik dengan pelanggan, dan memperbaiki kekurangan-kekurangan yang ada.

Lokasi yang dipilih oleh suatu gerai sangat menentukan tingkat kunjungan yang akan berbelanja. Gerai Alfamidi Jalan Setia Budi 1 Medan yang menjadi lokasi penelitian memiliki lokasi yang strategis yang dapat dilihat dengan jelas dari tipe jalan dan memiliki layanan parkir yang luas dan aman. Selain itu, gerai Alfamidi Jalan Setia Budi 1 Medan juga memberikan kemudahan akses transportasi bagi pengguna kendaraan seperti roda dua, angkutan umum, dan mobil. Gerai Alfamidi Jalan Setia Budi 1 Medan berada disekitar permukiman warga, tempat perkuliahan dan berada di ruas jalan sebelah kiri yang merupakan arus jalan pulang bagi mereka yang bertempat tinggal di Perumahan Pemda, Perumnas Simalingkar, Ngumban Surbakti, Flamboyan Raya, dan Jamin Ginting.

Bauran produk yang dijual di Alfamidi mencapai 7.000 SKU (Stock Keeping Unit) dan dilengkapi dengan produk-produk fresh-food, seperti buah, sayur mayur, dan daging olahan atau makanan beku yang dibutuhkan oleh masyarakat. Gerai Alfamidi Jalan Setia Budi 1 Medan ini terdiri atas


(20)

5

beranekaragam produk yang dijual dan produk yang ditawarkan juga memiliki kualitas baik. Produk yang ditawarkan juga merupakan kebutuhan sehari-hari. Penataan produk di gerai ini juga ditata dengan rapi agar mudah dicari oleh konsumen.

Harga yang ditawarkan Gerai Alfamidi Jalan Setia Budi 1 Medanterjangkau dan disesuaikan dengan kualitas produk. Gerai Alfamidi ini juga memberikan penawaran diskon dan harga khusus untuk periode tertentu, misalnya pada Hari Besar atau weekend.

Promosi yang ditawarkan Gerai Alfamidi Jalan Setia Budi 1 Medan, diantaranya promosi spesial khusus untuk member Alfamidi, promosi potongan harga untuk produk-produk tertentu, promosi lewat media cetak dan media elektronik, melakukan program bundling terhadap produk tertentu, dan mengadakan event di bidang seni ataupun menjadi sponsorship di event-event tertentu.

Suasana Toko, Luas gerai Alfamidi adalah 200-400m². Luasnya bangunan ini memberikan kemudahan bagi konsumen dalam melakukan pemilihan produk yang akan dibeli dan memberikan kenyamanan bagi konsumen selama berbelanja. Plang merek gerai Alfamidi Jalan Setia Budi 1 Medan juga berukuran cukup besar sehingga memudahkan masyarakat untuk mengetahui keberadaan gerai tersebut dan menarik minat konsumen untuk berbelanja di gerai Alfamidi Jalan Setia Budi 1 Medan.

Pelayanan eceran bertujuan memfasilitasi para konsumen pada saat berbelanja di setiap gerai.Karyawan Alfamidi memberikan pelayanan terbaik kepada para konsumennya, diantaranya mereka mampu menanggapi komplain dari konsumen dengan cepat, bersedia membantu konsumen yang mengalami


(21)

6

kebingungan, dan ramah dalam melayani konsumen.Alfamidi juga merupakan salah satu gerai yang buka 24 jam, tujuannya adalah untuk memberikan kemudahan dan kenyamanan berbelanja oleh konsumen yang sibuk bekerja sehingga hanya memiliki waktu di atas waktu normal kebanyakan orang. Karyawan Alfamidi juga menjaga kebersihan gerai dan kerapian seragam yang digunakan agar memberikan kenyamanan kepada konsumen. Alfamidi juga memberikan pelayanan seperti, fasilitas parkir yang luas, fasilitas debit ATM dan fasilitas lebih dari satu mesin kasir untuk memberikan kenyamanan kepada konsumen dan menghindari antrian saat melakukan pembayaran.

Peneliti mengambil beberapa referensi dari jurnal ataupun penelitian terdahulu terkait dengan penelitian ini. Diantaranya adalah:

Pricilia Adji (Universitas Kristen Petra, 2013) tentang “Pengaruh Retail Mix Terhadap Keputusan Pembelian Mahasiswa UK Petra Di Circle K Siwalankerto Surabaya”. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa pengaruh dari Retail Mix (customer service, store design & display, communication mix, location, merchandise assortment, dan pricing) terhadap keputusan pembelian Mahasiswa UK Petra di Circle K Siwalankerto Surabaya serta mengetahui faktor mana yang berpengaruh dominan terhadap keputusan pembelian di toko ritel tersebut. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa UK Petra Surabaya yang pernah melakukan pembelian di Circle K Siwalankerto Surabaya. Sedangkan sampel dalam penelitian ini adalah mahasiswa UK Petra yang pernah melakukan pembelian di Circle K Siwalankerto Surabaya dalam 3 bulan terakhir. Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah non probability sampling. Metode pengambilan sampel yang digunakan adalah


(22)

7

purposive sampling. Hasil dari penelitian ini adalah Retail Mix (customer service, store design & display, communication mix, location, merchandise assortment, dan pricing) secara simultan berpengaruh signifikan terhadap Keputusan Pembelian Mahasiswa UK Petra di Circle K Siwalankerto Surabaya. Variabel customer service merupakan variabel yang memiliki pengaruh paling dominan terhadap Keputusan Pembelian Mahasiswa UK Petra di Circle K Siwalankerto Surabaya.

Fadly (Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Unmul, 2014) tentang “Pengaruh Retailing Mix Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen Studi Kasus Pada Minimarket Eramart di Kota Samarinda). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui variabel Retailing Mix terhadap Keputusan Pembelian Konsumen Studi Kasus Pada Minimarket Eramart di Kota Samarinda. Teknik pengumpulan data yaitu dengan metode kuesioner dan wawancara. Teknik analisa data yang digunakan menggunakan metode regresi linier berganda, dengan Uji F dan uji t. Hasil dari penelitian ini adalah keenam variabel yang meliputi lokasi, produk, harga, promosi, suasana toko dan pelayanan berpengaruh terhadap keputusan pembelian di Minimarket Eramart. Terdapat tiga variabel yang secara parsial berpengaruh secara signifikan terhadap keputusan pembelian di Minimarket Eramart yaitu variabel harga, suasana toko, dan pelayanan.

Dewa Ayu Dewiasih (Universitas Pendidikan Ganesha, 2014) tentang Pengaruh Bauran Pemasaran Eceran (Retailing Mix) terhadap Keputusan Pembelian Pada Minimarket Indomaret Dewi Sartika Utara. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh produk, harga, promosi, pelayanan, lokasi, dan suasana toko secara parsial terhadap keputusan pembelian pada


(23)

8

MinimarketIndomaret Dewi Sartika Utara dan untuk mengetahui pengaruh bauran pemasaran eceran (retailing mix) secara simultan terhadap keputusan pembelian pada Minimarket Indomaret Dewi Sartika Utara. Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah metode survei dengan menggunakan kuesioner sebagai sumber data. Hasil dari penelitian ini adalah bauran pemasaran eceran (retailing mix) dari segi produk, harga, pelayanan, lokasi, dan suasana toko berpengaruh signifikan secara parsial terhadap keputusan pembelian pada Minimarket Indomaret Dewi Sartika Utara, sedangkan variabel promosi tidak berpengaruh secara signifikan secara parsial terhadap keputusan pembelian.

Putri Taruli Simanjuntak (Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara, 2015) tentang Pengaruh Bauran Pemasaran Retail Terhadap Loyalitas Pelanggan Pada Carrefour Citra Garden Medan Studi Kasus Pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh Bauran Pemasaran Ritel Terhadap Loyalitas Pelanggan Pada Carrefour Citra Garden Medan.Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa Fakultas Ekonomi USU dimulai dari stambuk 2008 sampai 2012 yang berjumlah 5647 orang.Teknik pengambilan sampel menggunakan metode purposive sampling.Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara simultan bauran pemasaran yang terdiri dari variabel produk, harga,lokasi, promosi, desain toko, dan pelayanan eceran berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap loyalitas pelanggan Carrefour Citra Garden Medan.Walaupun secara simultan variabel bauran pemasaran berpengaruh secara positif dan signifikan, secara parsial tidak semua variabel bauran pemasaran yang


(24)

9

berpengaruh secara positif. Variabel harga secara parsial memiliki pengaruh negative terhadap loyalitas pelanggan.

Renita Ariani Hutagalung (Jurusan Manajemen Fakultas Ekoomi Universitas Sumatera Utara, 2010) tentang Pengaruh Bauran Pemasaran Eceran(Retailing Mix) Terhadap Citra Merek Hypermart Sun Plaza Medan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis pengaruhBauran Pemasaran Eceran (Retailing Mix) Terhadap Citra Merek Hypermart SunPlaza Medan. Penelitian ini menggunakan model Regresi LinearBerganda. Metode analisis dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif dan analisisstatistik. Pengujian hipotesis dilakukan dengan uji statistik, yaitu Uji F dan Uji t. Hasilpenelitian menunjukkan bahwa lokasi, merchandise, harga, promosi, atmosfer dalamgerai, dan retail service secara bersama-sama berpengaruh secara signifikan terhadapniat pembelian ulang di Hypermart Sun Plaza Medan. Pengujian hipotesis secara parsialmenunjukkan bahwa harga adalah variabel yang paling dominan mempengaruhi citramerek dengan tingkat korelasi 63,39%.

Berdasarkan uraian tersebut, peneliti tertarik melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Retailing Mix Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen Gerai Alfamidi Jalan Setia Budi 1 Medan”.


(25)

10 B. Rumusan Masalah

1. Apakah variabel retailing mix yang terdiri dari lokasi, produk, harga, promosi, suasana toko, dan pelayanan berpengaruh signifikan secara parsial terhadap keputusan pembelian konsumen pada gerai Alfamidi Jalan Setia Budi 1 Medan?

2. Variabel retailing mix manakah yang paling berpengaruh terhadap keputusan pembelian konsumen pada gerai Alfamidi Jalan Setia Budi 1 Medan?

C. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui pengaruh secara parsial variabel retailing mix yang terdiri dari lokasi, produk, harga, promosi, suasana toko, dan pelayanan terhadap keputusan pembelian konsumen pada gerai Alfamidi Jalan Setia Budi 1 Medan.

2. Untuk mengetahui variabel retailing mix mana yang paling berpengaruh terhadap keputusan pembelian konsumen pada gerai Alfamidi Jalan Setia Budi 1 Medan.

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Manfaat riset bagi Peneliti, penelitian ini diharapkan bermanfaat untuk menambah wawasan dan ilmu pengetahuan peneliti tentang pengaruh retailing mix terhadap keputusan pembelian pada gerai Alfamidi di Jalan Setia Budi 1 Medan.


(26)

11

2. Manfaat riset bagi Pemilik Usaha, penelitian diharapkan dapat memberikan kontribusi berupa masukan yang berguna bagi gerai Alfamidi di Jalan Setia Budi 1 Medan.

3. Manfaat riset bagi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik dan Program Studi Ilmu Administrasi Niaga/Bisnis, penelitiaan ini diharapkan dapat dijadikan bahan masukan bagi fakultas dan jurusan untuk menjadi bahan referensi tambahan bagi mahasiswa/i di masa mendatang.


(27)

12 BAB II

KERANGKA TEORI 2.1 Definisi Ritel

Eceran atau disebut pula ritel (bahasa Inggris: retail) adalah salah satu cara pemasaran produk meliputi semua aktivitas yang melibatkan penjualan barang secara langsung ke konsumen akhir untuk penggunaan pribadi dan bukan bisnis. Ritel juga merupakan perangkat dari aktivitas-aktivitas bisnis yang melakukan penambahan nilai terhadap produk-produk dan layanan penjualan kepada para konsumen untuk penggunaan atau konsumsi perorangan maupun keluarga.Organisasi ataupun seseorang yang menjalankan bisnis ini disebut pula sebagai pengecer. Pada prakteknya pengecer melakukan pembelian barang ataupun produk dalam jumlah besar dari produsen, ataupun pengimport baik secara langsung ataupun melalui grosir, untuk kemudian dijual kembali dalam jumlah kecil.Pengertian ritel menurut para ahli:

a. Menurut Kotler dan Armstrong

Ritel (usaha eceran) adalah semua aktivitas yang terlibat dalam menjual barang atau jasa secara langsung kepada konsumen akhir untuk pemakaian pribadi bukan bisnis.

b. Menurut Berman

Usaha eceran terdiri dari aktiitas-aktivitas bisnis yang terlibat dalam penjualan barang atau jasa ke konsumen untuk penggunaan pribadi, keluarga, atau rumah tangga. Ini merupakan tahap terakhir dari proses distribusi.


(28)

13

2.2 Pemasaran Ritel dan Bauran Pemasaran Ritel 2.2.1 PengertianPemasaran Ritel

Utami (2006) menyatakan bahwa “pemasaran ritel adalah semua kegiatan yang terlibat dalam penjualan produk atau jasa secara langsung kepada konsumen akhir untuk penggunaan pribadi dan bukan penggunaan bisnis”. Para peritel berupaya memuaskan kebutuhan konsumen dengan mencari kesesuaian antara produk-produk yang dimilikinya dengan harga, tempat, dan waktu yang diinginkan pelanggan.

Dengan demikian ritel adalah kegiatan akhir dalam jalur distribusi yang menghubungkan produsen dengan konsumen. Untuk menjangkau pasar sasaran yang telah ditetapkan, maka setiap perusahaan perlu mengelola kegiatan pemasaranya dengan baik.

2.2.2 Pengertian Bauran Pemasaran Ritel

Bauran pemasaran ritel merupakan variabel-variabel yang dapat memuaskan dan dapat mempengaruhi keputusan pembelian mereka (konsumen) (Beneke, 2011:31). Kotler (2000) mendefinisikan bahwa “bauran pemasaran adalah kelompok kiat pemasaran yang digunakan perusahaan untuk mencapai sasaran pemasarannya dalam pasar sasaran”.

2.2.3 Klasifikasi Variabel Bauran Pemasaran Ritel

Menurut Ma’ruf (2005:114) tentang bauran ritel (retailing mix) terdiri dari lokasi, produk, harga, promosi, suasana toko, dan pelayanan ritel.


(29)

14 1. Lokasi

Lokasi adalah faktor yang sangat penting dalam bauran pemasaran ritel (retailing mix). Pada lokasi yang tepat, sebuah gerai akan lebih sukses dibandingkan gerai lainnya yang berlokasi kurang strategis, meskipun keduanya menjual produk yang sama.Lokasi merupakan salah satu faktor penting dalam mendirikan toko, maka dari itu lokasi perusahaan yang tepat akan menentukan keunggulan pelayanan dan servis terhadap pelanggan, menghemat biaya dan menurunkan harga jual, mudah dalam mendapatkan suplai barang dan mudah dalam memperluas area perusahaan. Lokasi akan mempengaruhi jumlah dan jenis konsumen yang akan tertarik untuk datang ke lokasi yang strategis, mudah dijangkau oleh sarana transportasi yang ada, serta kapasitas parkir yang cukup memadai bagi konsumen. Pada umumnya konsumen akan memilih toko yang paling dekat agar dapat menghemat waktu dan tenaga. Panduan dalam memilih lokasi usaha ritel yang baik menurut Guswai (2009) adalah sebagai berikut:

a. Terlihat (visible)

Lokasi usaha ritel yang baik adalah harus terlihat oleh banyak orang yang lalu lalang di lokasi tersebut.

b. Lalu lintas yang padat (heavy traffic)

Semakin banyak lokasi usaha ritel dilalui orang, maka semakin banyak orang yang tahu mengenai usaha ritel tersebut.

c. Arah pulang ke rumah (direction to home)

Pada umumnya, pelanggan berbelanja di suatu toko ritel pada saat pulang ke rumah. Sangat jarang orang berbelanja pada saat akan berangkat kerja.


(30)

15 d. Fasilitas umum (public facilities)

Lokasi usaha ritel yang baik adalah dekat dengan fasilitas umum seperti terminal angkutan umum, pasar, atau stasiun kereta. Fasilitas umum tersebut bisa menjadi pendorong bagi sumber lalu lalang calon pembeli atau pelanggan untuk kemudian berbelanja di toko ritel. Hal ini disebut dengan impulsive buying atau pembelian yang tidak direncanakan.

e. Biaya akuisisi (acquisition cost)

Biaya merupakan hal yang harus dipertimbangkan dalam berbagai jenis usaha. Pemilik usaha ritel harus memutuskan apakah akan membeli suatu lahan atau menyewa suatu lokasi tertentu. Pemilik usaha ritel ini hendaknya melakukan studi kelayakan dari sisi keuangan untuk memutuskan suatu lokasi usaha ritel tertentu.

f. Peraturan/perizinan (regulation)

Dalam menentukan suatu lokasi usaha ritel harus juga mempertimbangkan peraturan yang berlaku. Hendaknya pemilik usaha ritel tidak menempatkan usahanya pada lokasi yang memang tidak diperuntukan untuk usaha, seperti taman kota dan bantaran sungai.

g. Akses (access)

Akses merupakan jalan masuk dan keluar menuju lokasi. Akses yang baik haruslah memudahkan calon pembeli atau pelanggan untuk sampai ke suatu usaha ritel. Jenis-jenis hambatan akses bisa berupa perubahan arus lalu lintas atau halangan langsung ke lokasi toko, seperti pembatas jalan.


(31)

16 h. Infrastruktur (infrastructure)

Infrastruktur yang dapat menunjang keberadaan suatu usaha ritel, antara lain lahan parkir yang memadai, toilet, dan lampu penerangan. Hal tersebut dapat menunjang kenyamanan pelanggan dalam mengunjungi suatu toko ritel.

i. Potensi pasar yang tersedia (captive market)

Pelanggan biasanya akan memilih lokasi belanja yang dekat dengan kediamannya. Menetapkan lokasi usaha ritel yang dekat dengan pelanggan akan meringankan usaha peritel dalam mencari pelanggan.

j. Legalitas (legality)

Untuk memutuskan apakah membeli atau menyewa sebuah lokasi untuk menempatkan usaha, pemilik usaha ritel harus memastikan bahwa lokasi tersebut tidak sedang memiliki masalah hukum (sengketa). Segala perjanjian jual beli maupun sewa-menyewa hendaknya dilakukan di hadapan notaris. Pihak notaris akan memeriksa kelengkapan dokumen sebelum melakukan pengesahan jual beli ataupun sewa-menyewa.

2. Produk

Produk merupakan semua yang ditawarkan ke pasar untuk diperhatikan, diperoleh dan digunakan atau dikonsumsi untuk dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan yang berupa fisik, jasa, orang, organisasi dan ide.Produk merupakan hasil dar atau barang yang dibeli perusahaan untuk dijual kembali kepada konsumen akhir. Variasi produk terbagi atas tiga yaitu:


(32)

17 a. Product Item

Macam produk tertentu yang mempunyai fungsi sendiri dalam daftar penjualan.

b. Product Line

Sekelompok produk yang berhubungan erat satu sama lain untuk memenuhi kebutuhan tertentu, yang digunakan bersama, dijual kepada kelas konsumen yang sama, disalurkan melalui saluran distribusi tertentu atau yang termasuk dalam kelas harga tertentu.

c. Product Mix

Komposisi dari produk yang dibuat atau dijual oleh suatu perusahaan.

3. Harga

Harga adalah satu-satunya unsur dalam berbagai unsur bauran pemasaran ritel yang akan mendatangkan laba bagi peritel. Penentuan harga yang tepat akan sangat mendukung tercapainya tujuan perusahaan. Harga merupakan elemen dari bauran pemasaran yang bersifat fleksibel, dimana suatu saat harga akan stabil dalam waktu tertentu tetapi dalam seketika harga dapat juga meningkat atau menurun dan juga merupakan satu-satunya elemen yang menghasilkan pendapatan dari penjualan.

Harga juga merupakan sejumlah uang yang harus dibayar oleh pengguna untuk mendapatkan produk. Dengan kata lain seseorang akan membeli barang kita jika pengorbanan yang dikeluarkan (uang dan waktu) sesuai dengan manfaat yang diperoleh dari prouksi tersebut (Moenroe, 1990).Prinsip penetapan harga barang dapat juga diterapkan dalam penetapan harga jasa. Secara singkat prinsip-prinsip penetapan harga menurut Zeithaml dan Bitner (1996) adalah sebagai berikut:


(33)

18

a. Perusahaan harus mempertimbangkan sejumlah faktor dalam menetapkan harganya, yang mencakup: pemilihan tujuan penetapan harga, menentukan tingkat permintaan, prakiraan biaya, menganalisis harga yang ditetapkan dan produk yang ditawarkan pesaing, pemilihan metode penetapan harga, dan menentukan harga akhir.

b. Perusahaan tidak selalu harus berupaya mencari profit maksimum melalui penetapan harga. Sasaran lain yang bisa mereka capai adalah mencakup survival, memaksimumkan penerimaan sekarang, memaksimumkan pertumbuhan penjualan, memaksimumkan penguasaan (skimming) pasar dan kepemimpinan produk atau kualitas.

c. Parapemasar hendaknya memahami seberapa responsif permintaan terhadap perubahan harga. Untuk mengevaluasi sensitifitas harga, para pemasar bisa menghitung elastisitas permintaan.

d. Berbagai jenis biaya harus dipertimbangkan dalam menetapkan harga, termasuk di dalamnya adalah biaya langsung dan tidak langsung, biaya tetap dan biaya variabel, biaya tidak langsung yang bisa dilacak, dan biaya-biaya yang teralokasi. Bila suatu produk atau jasa harus mendatangkan keuntungan bagi perusahaan, harga harus mampu menutup semua biaya mencakup mark-upnya.

e. Harga-harga para pesaing akan mempengaruhi tingkat permintaan barang dan jasa yang ditawarkan peruasahaan dan karenanya harus dipertimbangkan dalam proses penetapan harga.

f. Berbagai cara penetapan yang ada mencakup mark-up, sasaran perolehan, nilai yang bisa diterima, going rate, sealed-bid, dan harga psikologis.


(34)

19

g. Setelah menetapkan struktur harga, perusahaan menyesuikan harganya dengan menggunakan harga geografis, diskon harga, harga promosi, dan harga diskrimiasi, serta harga bauran produk.

4. Promosi

Alma (2005:144) menyatakan bahwa promosi adalah sejenis komunikasi yang memberikan penjelasan yang menyakinkan calon konsumen tentang barang dan jasa. Promotion mix merupakan kombinasi dari beberapa unsur promosi, yang terdiri dari iklan (advertising), promosi penjualan (sales promotion), personal selling, dan publisitas (Public Relations).

a. Periklanan (Advertising)

Periklanan merupakan salah satu bentuk kegiatan promosi yang sering dilakukan perusahaan melalui komunikasi non individu dengan sejumlah biaya seperti iklan melalui media masa, perusahaan iklan, lembaga non laba, individu-individu yang membuat poster dan sebagainya. Periklanan dilakukan untuk memasarkan produk baru, memasuki segmen pasar yang baru atau yang tidak terjangkau oleh salesman maupun personal selling.

b. Personal selling

Personal selling adalah kegiatan promosi yang dilakukan antar individu yang sering bertemu muka yang ditujukan untuk menciptakan, memperbaiki, menguasai atau mempertahankan hubungan pertukaran yang saling menguntungkan kedua belah pihak.


(35)

20 c. Promosi penjualan

Promosi penjualan adalah salah satu bentuk kegiatan promosi dengan menggunakan alat peraga seperti: peragaan, pameran, demonstrasi, hadiah, contoh barang dan sebagainya.

d. Publisitas

Publisitas merupakan kegiatan promosi yang hampir sama dengan periklanan yaitu melalui media masa tetapi informasi yang diberikan tidak dalam bentuk iklan tetapi berupa berita. Biasanya lembaga yang dipublisitaskan tidak mengeluarkan biaya sedikitpun tetapi bisa merugikan kalau lembaga yang dipublisitaskan diberitakan kejelekannya.

5. Suasana Toko

Store atmosphere merupakan salah satu bagian dari bauran eceran yang akan memberikan nilai lebih bagi konsumen. Menghadapi persaingan yang semakin kompetitif, pengecer harus mampu memberikan kenyamanan suasana lingkungan toko, karena keputusan pembelian konsumen bisa datang dari penciptaan store atmosphere yang baik. Suasana toko mempunyai arti penting bahwa kemampuan sebuah toko dalam mendesain toko dengan baik akan membuat barang menjadi menarikdan kemungkinan konsumen membeli barang semakin besar.

Pengaruh bagian depan toko (eksterior bangunan) hendaknya tidak diremehkan karena ini merupakan bagian pertama dari toko yang dilihat oleh pelanggan, sedangkan di dalam toko (interior bangunan), tampilan, penempatan posisi barang dagangan, warna dinding, gaya pencahayaan yang digunakan dan


(36)

21

musik juga memberikan kontribusi atau sumbangan untuk meningkatkan pembelian konsumen.

6. Pelayanan

Pelayanan bertujuan memfasilitasi para pembeli saat mereka berbelanja di toko. Hal-hal yang dapat memfasilitasi pada pembeli terdiri atas layanan pelanggan, personal selling, layanan transaksi berupa cara pembayaran yang mudah, dan fasilitas-fasilitas yang mendukung seperti tempat mengganti pakaian, toilet, dan telepon umum.Pelayanan mempunyai arti bahwa untuk membangun pelanggan yang loyal dan membangun keunggulan kompetitif dengan menyediakan customer service yang baik.

2.3 Keputusan Pembelian

2.3.1 Pengertian Keputusan Pembelian

Untuk mendapatkan gambaran mengenai keputusan pembelian, berikut ini akan dikemukakan definisi mengenai keputusan pembelian menurut para ahli. Menurut Kotler (2007;223) Keputusan Pembelian yaitu: “beberapa tahapan yang dilakukan oleh konsumen sebelum melakukan keputusan pembelian suatu produk”. Sedangkan menurut Chapman dan Wahlers (1999: 176) Keputusan Pembelian adalah: “sebagai keinginan konsumen untuk membeli suatu produk. Konsumen akan memutuskan produk yang akan dibeliberdasarkan persepsi terhadap produk tersebut berkaitan dengan kemampuan produk tersebut dalam memenuhi kebutuhannya”.Beberapa peranan dalam keputusan pembelian menurut Philip Kotler (2007:225): 1) Initiator; 2) Influencer; 3) Decider; 4) Buyer; 5) User. Beberapa peranan dalam keputusan pembelian tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:


(37)

22

1. Initiator: Individu yang mempunya inisiatif pembelian barang tertentu yang mempunyai kebutuhan atau keinginan tetapi tidak mempunyai wewenang untuk melakukan sendiri.

2. Influencer : Individu yang mempunyai pengaruh keputusan untuk membeli baik secara sengaja atau tidak sengaja.

3. Decider: Individu yang memutuskan membeli atau tidak, apa yang akan dibeli, bagaimana membelinya, kapan dan dimana membelinya.

4. Buyer : Individu yang melakukan transaksi pembelian sesungguhnya. 5. User : Individu yang menggunakan produk atau jasa yang dibeli.

2.3.2 Struktur Keputusan Pembelian

Menurut Kotler (2000:109) setiap keputusan pembelian mempunyai struktur sebanyak tujuh komponen. Komponen-komponen tersebut antara lain : 1) Keputusan tentang jenis produk; 2) Keputusan tentang bentuk produk; 3) Keputusan tentang merek; 4) Keputusan tentang penjualan; 5) Keputusan tentang jumlah produk; 6) Keputusan tentang waktu pembelian; 7) Keputusan tentang cara pembayaran.Komponen-komponen tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Keputusan tentang jenis produk

Konsumen dapat mengambil keputusan pembelian suatu produk atau menggunakan uangnya untuk tujuan lain. Dalam hal ini, perusahaan harus memusatkan perhatiannya kepada orang-orang yang berminat membeli suatu produk serta alternatif lain yang mereka pertimbangkan.


(38)

23 2. Keputusan tentang bentuk produk

Konsumen dapat mengambil keputusan pembelian dalam suatu produk. Keputusan tersebut menyangkut pula ukuran, mutu, corak, dan sebagainya. Dalam hal ini, perusahaan harus melakukan riset pemasaran untuk mengetahui kesukaan konsumen tentang produk yang bersangkutan agar dapat memaksimalkan daya tarik mereknya.

3. Keputusan tentang merek

Konsumen harus mengambil keputusan tentang merek mana yang akan dibeli. Setiap merek memiliki perbedaan-perbedaan tersendiri. Dalam hal ini, perusahaan harus mengetahui bagaimana konsumen harus memilih sebuah merek dalam melakukan pembeliannya, merek yang sudah dikenal memiliki nama akan memudahkan konsumen dalam mengambil keputusannya.

4. Keputusan tentang penjualnya

Konsumen harus mengambil keputusan dimana produk tersebut akan dibeli. Dalam hal ini, produsen, pedagang besar, dan pengecer harus mengetahui bagaimana konsumen menyukai barang tersebut.

5. Keputusan tentang jumlah produk

Konsumen dapat mengambil keputusan tentang seberapa banyak produk yang akan dibelinya pada suatu saat. Dalam hal ini, perusahaan harus mempersiapkan banyaknya produk sesuai dengan keinginan yang berbeda-beda dari para pembelinya.


(39)

24 6. Keputusan tentang waktu pembelian

Konsumen dapat mengambil keputusan tentang kapan ia harus melakukan pembelian. Masalah ini menyangkut tersedianya uang untuk membeli produk. Oleh karena itu perusahaan harus dapat mengukur waktu produksi dan kegiatan pemasaran.

7. Keputusan tentang cara pembayaran

Konsumen harus mengambil keputusan tentang metode atau cara pembayaran produk yang akan dibeli, secara tunai ataupun kredit.

2.3.3 Tahapan Keputusan Pembelian

Kotler (2005:204) mengemukakan ada lima tahapan keputusan pembelian yaitu; (1) pengenalan masalah yaitu proses membeli dengan pengenalan masalah atau kebutuhan, pembeli menyadari suatu perbedaan antara keadaan sebenarnya dengan keadaan yang diinginkan, (2) pencarian informasi yaitu mencari banyaknya informasi yang dimiliki sehubungan dengan kebutuhan, (3) evaluasi alternatif yaitu informasi yang didapat dari calon pembeli digunakan untuk memperoleh gambaran yang lebih jelas mengenai alternatif-alternatif yang dihadapi, (4) keputusan pembelian berarti konsumen benar-benar membeli produk yang ditawarkan oleh perusahaan, (5) perilaku setelah pembelian yaitu konsumen merasakan kepuasan ataupun ketidak puasan yang dapat mempengaruhi perilakunya.

2.4 Hubungan Bauran Eceran (Retailing Mix) dengan Keputusan Pembelian Para pengecer mengembangkan strategi-strategi pemasaran dengan mempertimbangkan sasaran dan rencana strategi perusahaan secara menyeluruh.


(40)

25

Hal ini merupakan tujuan dari pengecer untuk mencakup lebih banyak orang datang, penjualan produk tertentu yang lebih tinggi, citra yang lebih berskala tinggi, atau kesadaran publik yang ditingkatkan tentang operasi eceran. Bauran eceran merupakan suatu kombinasi dari faktor-faktor yang digunakan retail untuk memuaskan kebutuhan pelanggan dan mempengaruhi keputusan pembelian.

Pengecer memakai unsur-unsur bauran eceran (Retailing mix) untuk mencapai tujuan perusahaan berkaitan dengan orientasi perusahaan dan asumsinya mengenai perilaku konsumen serta bagaimana konsumen membuat keputusan pembelian. Dengan demikian strategi yang dapat digunakan oleh pengecer adalah unsur-unsur bauran eceran (Retailingmix). Dengan memahami perilaku konsumen serta bagaimana konsumen membuat keputusan pembelian maka pengkombinasian unsur-unsur bauran eceran (Retailing mix) yang tepat oleh pengecer diharapkan akan dapat menarik pasar sasaran melalui pembelian oleh konsumen.

2.5 Kerangka Konseptual

Bisnis ritel merupakan keseluruhan aktivitas penjualan barang atau jasa secara langsung kepada konsumen yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan pribadinya dan bukan digunakan untuk keperluan bisnis atau diproses lebih lanjut. Setiap perusahaan yang melakukan penjualan secara lansgung kepada konsumen akhir baik produsen, grosir, maupun pengecer dapat dikatakan bertindak dalam bisnis ritel atau eceran. Pengelolaan bisnis tidak sekedar hanya membuka toko dan mempersiapkan barang-barang yang lengkap tetapi lebih dari itu. Pengelolaan bisnis ritel harus melihat dan mengikuti perkembangan teknologi agar dapat berhasil dan mempunyai keunggulan bersaing (Thoyib, 1998;1).


(41)

26

Bauran pemasaran sangat berperan penting dalam kesuksesan sebuah perusahaan yang dapat berdampak baik bagi bertambahnya pelanggan serta meningkatnya laba perusahaan. Bauran pemasaran yang dipaparkan pada penelitian ini diantaranya lokasi, produk, harga, promosi, suasana toko, dan pelayanan. Berdasarkan uraian tersebut, maka dapat dikatakan bauran pemasaran merupakan faktor penting yang dapat mempengaruhi proses keputusan pembelian. Dengan demikian dapat digambarkan dalam kerangka konseptual sebagai berikut:

H3 H2 H1

H4

H5 H6

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual

Lokasi (X1)

Produk (X2)

Harga (X3)

Promosi (X4)

Suasana Toko (X5)

Pelayanan (X6)

Keputusan Pembelian (Y)


(42)

27 BAB 3

METODE PENELITIAN 3.1 Bentuk Penelitian

Desain riset yang digunakan dalam riset ini yaitu kausal (sebab akibat) dan menggunakan wawancara langsung dengan alat bantu kuesioner kepada responden untuk memperoleh data yang dibutuhkan. Penelitian kausal digunakan karena penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh antara satu variabel dengan variabel lainnya. Hubungan sebab akibat dari penelitian ini adalah mengungkatkan pengaruh retailing mix yang terdiri dari lokasi, produk, harga, promosi, suasana toko, dan pelayanan ritel terhadap keputusan pembeliangerai Alfamidi Jalan Setia Budi 1 Medan.

Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan pendekatan survei yang berusaha untuk mengetahui bagaimana pengaruh retailing mix terhadap keputusan pembelian konsumen gerai Alfamidi Jalan Setia Budi 1 Medan.

3.2 Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian ini berada di gerai Alfamidi Jalan Setia Budi 1 Medan.Pemilihan lokasi dilakukan secara sengaja(purposive) dengan mempertimbangkan bahwa gerai Alfamidi Jalan Setia Budi 1 Medan ini memiliki prospek yang cukup besar untuk meningkatkan keputusan pembelian konsumen dengan cara memberikan kenyamanan dan pelayanan terbaik kepada setiap konsumen.


(43)

28 3.3 Waktu Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan selama dua minggu (terhitung empat belas hari dari hari Senin sampai hari Minggu).

Tabel 3.1

Rencana Penulisan Skripsi

No Kegiatan Februari Maret April Mei Juni

1. Penelitian Pendahuluan

(Pra Penelitian)

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

2. Penyusunan Proposal 3. Seminar Proposal

4. Penelitian

5. Penyusunan Skripsi 6. Bimbingan

Skripsi 7. Sidang Skripsi

(Meja Hijau)

3.4 Populasi dan Sampel 3.4.1 Populasi

Populasi penelitian merupakan seluruh elemen atau unsur yang akan diamati atau diteliti (Juliandi 2013:126).Adadua macam populasi (Nana Syaodih Sukmadinata, 2009), yaitu:

a. Populasi Target

Populasi target adalah populasi yang dengan alasan yang kuat (reasonable) memiliki kesamaan karakteristik dengan populasi terukur. Populasi target merupakan populasi yang telah ditentukan sesuai dengan permasalahan penelitian, dan hasil penelitian dari populasi tersebut ingin disimpulkan.


(44)

29

b. Populasi Terjangkau (accessable population)

Populasi terukur adalah populasi yang secara ril dijadikan dasar dalam penentuan sampel dan secara langsung menjadi lingkup sasaran keberlakuan kesimpulan.

Tabel 3.2

Populasi Target dan Populasi Terjangkau Populasi Konsumen rutin gerai Alfamidi di Medan.

Populasi Target Konsumen rutin gerai Alfamidi Jalan Setia Budi 1 Medan.

Populasi Terjangkau

Konsumen rutin gerai Alfamidi Jalan Setia Budi 1 Medan yang berbelanja minimal tiga kali (akumulasi biaya setiap pembelian minimal Rp 20.000)dalam jangka waktu dua minggu (dari hari Senin sampai hari Minggu) dan periode waktu dari pukul 12.00-00.00 WIB. Periode waktu ini ditetapkan karena pada pukul 12.00-00.00 WIB merupakan waktu yang ramai pengunjung atau konsumen di gerai Alfamidi Jalan Setia Budi 1 Medan.

3.4.2 Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi (Sugiyono 2011:62). Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah non probability sampling, dimana semua populasi tidak memiliki peluang yang sama untuk menjadi responden dan pengambilan sampel didasarkan pada pertimbangan peneliti (Simamora, 2004, p.197). Metode


(45)

30

pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive sampling yaitu teknik pengambilan sampel yang dilakukan karena pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2010, p.122).

Penelitian ini menggunakan sampel sebanyak 100 responden yang didasarkan pada jumlah responden yang melakukan pembelian sebanyak tiga kali (akumulasi biaya setiap pembelian minimal Rp 20.000) dalam jangka waktu dua minggu (dari hari senin sampai hari Minggu) dan dalam periode waktu 12.00-00.00 WIB.

3.5 Definisi Konseptual 1. Keputusan Pembelian

Keputusan Pembelian adalah keinginan konsumen untuk membeli produk berdasarkan persepsi terhadap produk tersebut berkaitan dengan kemampuan produk tersebut dalam memenuhi kebutuhannya.

2. Lokasi

Lokasi adalah faktor penting dalam mendirikan sebuah usaha. Pada lokasi yang tepat, sebuah usaha akan lebih sukses dibandingkan usaha lainnya yang berlokasi kurang strategis, meskipun keduanya menjual produk yang sama.

3. Produk

Produk adalah semua yang ditawarkan ke pasar untuk diperhatikan, diperoleh dan digunakan atau dikonsumsi untuk dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan.


(46)

31 4. Harga

Harga adalah sejumlah uang yang harus dibayar oleh pengguna untuk mendapatkan produk.

5. Promosi

Promosi adalah sejenis komunikasi yang memberikan penjelasan yang meyakinkan calon konsumen tentang barang dan jasa.

6. Suasana Toko

Kemampuan sebuah toko dalam mendesain toko dengan baik yang akan membuat barang menjadi menarik dan kemungkinan konsumen membeli barang semakin besar.

7. Pelayanan

Bertujuan untuk memfasilitasi para pembeli saat mereka berbelanja di toko.

3.6 Definisi Operasional

Variabel yang dapat didefinisikan secara operasional dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Variabel dependen (Y) adalah variabel yang dipengaruhi atau menjadi akibat karena adanya variabel bebas. Dilambangkan dengan huruf Y. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah Keputusan Pembelian (Y). 2. Variabel Independen (X) adalah variabel yang mempengaruhi atau

menjadi sebab perubahan atau timbulnya variabel dependen (Variabel terikat). Dilambangkan dengan huruf X. Variabel independen dalam penelitian ini adalah Lokasi (X1), Produk (X2), Harga (X3), Promosi (X4), Suasana Toko (X5), dan Pelayanan (X6).


(47)

32 Tabel 3.3

Definisi Operasional Variabel dan Indikator

No. Variabel Definisi Operasional Variabel

Indikator VARIABEL DEPENDEN

1. Keputusan Pembelian (Y)

Proses pemilihan apakah melakukan pembelian atau tidak berdasarkan alternatif pilihan yang ada.

1. Konsumen rutin membeli produk di gerai Alfamidi Jalan Setia Budi 1 Medan. 2. Konsumen memutuskan

membeli suatu produk pada saat berada di gerai Alfamidi Jalan Setia Budi 1 Medan.

VARIABEL INDEPENDEN

1. Lokasi (X1) Keputusan yang dibuat perusahaan berkaitan dengan dimana operasi dan stafnya akan ditempatkan.

1. Lokasi gerai Alfamidi Jalan Setia Budi 1 Medan yang strategis.

2. Lokasi gerai Alfamidi Jalan Setia Budi 1 Medan yang mudah dijangkau. 3. Tempat parkir gerai

Alfamidi Jalan Setia Budi 1 Medan yang luas dan aman. 2. 3 Produk (X2) Harga (X3) Sesuatu yang ditawarkan oleh perusahaan kepada calon konsumennya untuk digunakan.

Jumlah uang yang dibebankan kepada seseorang untuk mendapatkan produk

1. Kelengkapan variasi dan jenis produk yang

ditawarkan gerai Alfamidi Jalan Setia Budi 1 Medan. 2. Produk yang ditawarkan

gerai Alfamidi Jalan Setia Budi 1 Medan merupakan kebutuhan sehari-hari. 3. Kesesuaian jenis produk

yang ditawarkan gerai Alfamidi Jalan Setia Budi 1 Medan dengan harga yang dicantumkan. 1. Harga yang ditawarkan

gerai Alfamidi Jalan Setia Budi 1 Medan dapat bersaing dengan kompetitor.

2. Harga produk di gerai Alfamidi Jalan Setia Budi 1 Medan yang terjangkau.


(48)

33

No Variabel Definisi Operasional Variabel

Indikator

3. Terdapat diskon harga pada periode tertentu. 4. Harga yang ditawarkan

gerai Alfamidi Jalan Setia Budi 1 Medan sesuai dengan kualitas produk. 4. Promosi (X4) Kegiatan yang

dilakukan oleh perusahaan dalam mengkomunikasikan kelebihan-kelebihan dari produk yang dipasarkannya dan membujuk konsumen untuk membeli di gerai tersebut.

1. Kelengkapan katalog promosi yang disediakan oleh gerai Alfamidi Jalan Setia Budi 1 Medan. 2. Warna gerai Alfamidi

Jalan Setia Budi 1 Medan yang mencolok.

3. Adanya kegiatan atau event yang dilaksanakan grai Alfamidi Jalan Setia Budi 1 Medan untuk

meningkatkan promosi. 5. Suasana Toko (X5) Karakteristik dari

sebuah toko yang digunakan untuk membangun sebuah citra dan menarik minat minat konsumen untuk membeli.

1. Desain interior yang menarik di dalam gerai Alfamidi Jalan Setia Budi 1 Medan.

2. Pencahayaan yang baik di dalam gerai Alfamidi Jalan Setia Budi 1 Medan. 3. Penataan musik yang

menarik di dalam gerai Alfamidi Jalan Setia Budi 1 Medan.

4. Keteraturan penataan display barang di gerai Alfamidi Jalan Setia Budi 1 Medan.

5. Jarak yang lebar di dalam gerai Alfamidi Jalan Setia Budi 1 Medan.

6. Pelayanan (X6) Tindakan yang menjadi salah satu strategi pemasaran untuk meningkatkan citra baik dari perusahaan tersebut.

1. Ketepatan karyawan gerai Alfamidi Jalan Setia Budi 1 Medan dalammenghitung harga.

2. Karyawan gerai Alfamidi Jalan Setia Budi 1 Medan memiliki kemampuan yang baik dalam menanggapi komplain dari konsumen.


(49)

34 3.7 Teknik Pengumpulan Data

Penelitian menggunakan sumber data primer yang diperoleh langsung dari lokasi penelitian berupa data-data mengenai persepsi responden mengenai variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini. Teknik pengumpulan data primer pada penelitian ini dilakukan dengan cara menyebarkan kuesioner (angket) dan pengamatan (observasi) pra penelitian. Angket atau kuesioner disebarkan kepada 100 responden yang melakukan pembelian minimal tiga kali (akumulasi biaya setiap pembelian minimal Rp 20.000) dalam jangka waktu dua minggu (dari hari Senin sampai hari Minggu) dan periode waktu 12.00-00.00 WIB.

3.8 Teknik Pengukuran Skor

Teknik pengukuran skor yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala likert, yaitu untuk mengukur sikap, pendapat, persepsi seseorang atau kelompok orang tentang fenomena sosial. (Juliandi 2013:72).Jawaban setiap item instrumen memilki skor dari setiap instrumennya yakni:

1. Sangat Setuju (SS) : Skor 5

2. Setuju (S) : Skor 4

3. Cukup Setuju (CS) : Skor 3 4. Tidak Setuju (TS) : Skor 2 5. Sangat Tidak Setuju (STS) : Skor 1

No. Variabel Definisi Operasional Variabel

Indikator

3. Keramahan karyawan gerai Alfamidi Jalan Setia Budi 1 Medan dalam melayani konsumen.

4. Proses transaksi pembayaran yang cepat


(50)

35 3.9 Teknis Analisis Data

3.9.1 Uji Instrumen

Sebelum melakukan pengambilan data melalui kuesioner, terlebih dahulu dilakukan pengujian validitas dan reliabilitas terhadap daftar pertanyaan yang digunakan. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan 20 (dua puluh) orang diluar sampel yang telah ditetapkan sebelumnya.

a. Uji Validitas

Menurut Juliandi (2013:79) Uji Validitas yakni dengan cara menguji sejauh mana ketepatan atau kebenaran suatu instrumen sebagai alat ukur variabel penelitian. Jika instrumen benar atau valid maka hasil pengkuran kemungkinan akan benar. Teknik statistik yang dapat digunakan adalah korelasi sebagai berikut:

�= N.∑xy−(∑x)(∑y)

�{N.∑x2−(∑ �)}2{N.y2−(y)2 }

Keterangan :

r = koefisien korelasi

n = jumlah responden uji coba x = skor tiap item

y = skor seluruh item responden uji coba

Pengujian akan dilakukan dengan menggunakan bantuan Software statistik. Umumnya dalam penelitian sosial nilai � yang dipilih adalah 0,005. Jika nilai sig >� 0,05 maka suatu item instrumen yang diuji korelasinya valid.


(51)

36 b. Uji Reliabilitas

Tujuan pengujian reliabilitas adalah untuk melihat apakah instrumen penlitian memerlukan instrumen yang handal dan dapat dipercaya (Juliandi, 2013:83). Untuk menguji reliabilitas, peneliti dapat menggunakan teknik half, yaitu mengkolerasikan skor genap dengan skor ganjil kemudian memasukkan nilai kolerasi (r) yang diperoleh ke dalam rumus Spearman Brown:

�� 2�

1 +�

Keterangan :

ri = nilai koefisien reliabilitas r = nilai korelasi

Jika nilai koefisien reliabilitas (spearman brown) > 0,6 maka instrumen memilki reliabilitas yang baik/reliable/terpercaya. Dan sebaliknya, jika nilai koefisien reliabilitas (spearman brown) < 0,6 maka instrumen tidak dipercaya.

3.9.2 Analisis Regresi Linear Berganda

Menurut Malhotra (2004, p.502), analisa regresi adalah prosedur statistik untuk menganalisa hubungan antara variabel dependen dan variabel independen. Rumus yang dapat digunakan sebagai perhitungan analisa regresi linear berganda adalah sebagai berikut:

Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + b5X5 + b6X6 (1)

Keterangan:

Y = keputusan pembelian (dependen) a = konstanta


(52)

37 X2 = produk(independen)

X3 = harga(independen) X4 = promosi(independen) X5 = suasana toko(independen) X6 = pelayanan(independen) b1 = koefisien regresi X1 b2 = koefisien regresi X2 b3 = koefisien regresi X3 b4 = koefisien regresi X4 b5 = koefisien regresi X5 b6 = koefisien regresi X6 Pengujian Parsial (Uji t)

Uji t merupakan metode pengujian dalam statistik yang digunakan untuk menguji besarnya pengaruh semua variabel bebas secara parsial terhadap variabel terikat. Uji t dalam penelitian ini berguna untuk menguji apakah variabel lokasi(X1), produk(X2), harga(X3), promosi(X4), suasana toko(X5), dan pelayanan(X6) berpengaruh secara parsial terhadap keputusan pembelian konsumen (Y) di gerai Alfamidi Jalan Setia Budi 1 Medan.Langkah-langkah melakukan Uji t adalah sebagai berikut:

a. Perumusan Hipotesis Nol (Ho) dan hipotesis alternatifnya (Ha)

1. H0 = Variabel Lokasi tidak berpengaruh terhadap Keputusan Pembelian Ha = Variabel Lokasi memiliki pengaruh terhadap Keputusan Pembelian 2. H0 = Variabel Produk tidak berpengaruh terhadap Keputusan Pembelian Ha = Variabel Produk memiliki pengaruh terhadap Keputusan Pembelian


(53)

38

3. H0 = Variabel Harga tidak berpengaruh terhadap Keputusan Pembelian Ha = Variabel Harga memiliki pengaruh terhadap Keputusan Pembelian 4. H0 = Variabel Promosi tidak berpengaruh terhadap Keputusan Pembelian

Ha = Variabel Promosi memiliki pengaruh terhadap Keputusan Pembelian 5. H0 = Variabel Suasana Toko tidak berpengaruh terhadap Keputusan

Pembelian

Ha = Variabel Suasana Toko memiliki pengaruh terhadap Keputusan Pembelian

6. H0 = Variabel Pelayanan tidak berpengaruh terhadap Keputusan Pembelian Ha = Variabel Pelayanan memiliki pengaruh terhadap Keputusan

Pembelian

b. Menentukan nilai kritis (ttabel)

Dipilih level of significant (α) = 5% (0,05) Derajat bebas pembagi (df) = n – k – 1 c. Penentuan kriteria penerimaan dan penolakan

H0 ditolak dan Ha diterima apabila thitung > ttabel H0 diterima dan Ha ditolak apabila thitung < ttabel

3.9.3 Uji Asumsi Klasik 3.9.3.1 Uji normalitas

Uji normalitas adalah pengujian dalam sebuah model regresi, variabel dependent, variabel independent atau keduanya mempunyai distribusi normal ataukah tidak. Model regresi yang baik adalah distribusi data normal atau mendekati normal. Uji normalitas dimaksudkan untuk mengetahui apakah residual yang diteliti berdistribusi normal atau tidak. Metode yang digunakan


(54)

39

untuk menguji normalitas adalah dengan menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov. Jika nilai signifikansi dari hasil uji Kolmogorov-Smirnov ≥ 0,05, maka terdistribusi normal dan sebaliknya terdistribusi tidak normal.

3.9.3.2 Uji Multikolinearitas

Uji Multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi ditemukan adanya korelasi antar variable bebas (independent variable). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel bebas, karena jika hal tersebut terjadi maka variabel-variabel tersebut tidak orthogonal atau terjadi kemiripan. Variabel orthogonal adalah variabel bebas yang nilai korelasi antar sesama variabel bebas bernilai nol. Uji ini untuk menghindari kebiasaan dalam proses pengambilan keputusan mengenai pengaruh parsial masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen. Untuk mendeteksi apakah terjadi masalah multikolinearitas dapat dketahui dengan Variance Inflation Factor (VIF) dan Tolerance. Pedoman suatu model regresi yang bebas multikolinearitas menurut Santoso (2002:206) adalah sebagai berikut:

a. Mempunyai nilai VIF disekitar angka 1 b. Mempunyai angka tolerance mendekati 1

3.9.3.3 Uji Heteroskedastisitas

Heteroskedastisitas muncul apabila kesalahan atau residual dari model yang diamati tidak memiliki varians yang konstan dari satu observasi ke observasi lain, artinya setiap observasi mempunyai reliabilitas yang berbeda akibat perubahan dalam kondisi yang melatar belakangi tidak terangkum dalam spesifikasi model. Heteroskedastisitas diuji dengan menggunakan uji koefisien korelasi Rank Spearman yaitu mengkorelasikan antara absolut residual hasil


(55)

40

regresi dengan semua variabel bebas. Bila signifkansi hasil korelasi lebih kecil dari 0.05 (5%) maka persamaan regresi tersebut mengandung heteroskedastisitas dan sebaliknya berarti non heteroskedastisitas atau homoskedastisitas. Heteroskedastisitas diuji dengan menggunakan uji dengan menggunakan uji koefisien korelasi Rank Spearman yaitu mengkorelasikan antara absolut residual hasil regresi dengan semua variabel bebas.

3.9.3.4 Uji Autokorelasi

Tujuannya untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi linier berganda ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1 (sebelumnya). Jika terjadi korelasi, maka terjadi autokorelasi.

U

ntuk mendeteksi ada tidaknya autokorelasi, melalui metode tabel Durbin-Watson yang dapat dilakukan melalui program SPSS, dimana secara umum dapat diambil patokan yaitu:

a. Jika angka D-W dibawah -2, berarti autokorelsi positif. b. Jika angka D-W diatas +2, berarti autokorelasi negatif.

c. Jika angka D-W diantara -2 sampai dengan +2, berarti tidak ada autokorelasi.

4 Uji Linearitas

Pengujian linearitas dilakukan untuk mengetahui model yang dibuktikan merupakan model linear atau tidak. Uji linearitas dilakukan dengan menggunakan curve estimate, yaitu gambaran hubungan liniear antara variabel X dengan variabel Y. Jika nilai signifikansi f ≤ 0,05, maka variabel X tersebut memiliki hubungan linear dengan Y.


(56)

41 3.9.4 Analisa Koefisien Determinasi R²

Koefisien determinasi berganda adalah teknik analisis yang digunakan untuk mengetahui pengaruh dari variabel bebas terhadap variabel terikat. Menurut Malhotra (2004, p.515), rumus koefisien determinasi berganda adalah sebagai berikut:

R² = �����

���

Keterangan :

R² = koefisien determinasi berganda SSReg = Regression sum of squares SSy = Total sum of squares

Nilai R² bervariasi dari 0 sampai 1, yang artinya jika R²= 1 maka variabel bebas memberikan pengaruh terhadap variabel terikat, namun jika R² = 0 maka variabel bebas tidak memberikan pengaruh terhadap variabel terikat. Semakin R² semakin tinggi atau mendekati 1, maka model yang digunakan semakin baik.


(57)

42 BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN

4.1 Deskripsi Lokasi Penelitian

Penelitian ini akan membahas secara ringkas tentang gambaran umum perusahaan, gambaran umum responden, analisis indeks jawaban responden pervariabel independen dan dependen.

4.1.1 Gambaran Umum Perusahaan

4.1.1.1. Sejarah Singkat PT Midi Utama Indonesia (Alfamidi)

Perseroan didirikan pada bulan Juni 2007 oleh keluarga Djoko Susanto yang telah berkecimpung dalam industri ritel sejak tahun 1960-an. Perseroan didirikan dengan nama PT Midimart Utama, dengan gerai pertama “Alfamidi” di Jl. Garuda, Jakarta Pusat. Bulan Juni 2008 PT. Midimart Utama berubah namanya menjadi PT. Midi Utama Indonesia. Pada bulan September 2008 dibuka pusat distribusi tanggal kebutuhan toko-toko di wilayah Jakarta. PT. Midi Utama Indonesia mencatatkan saham perdananya pada Bursa Efek Indonesia dengan kode saham MIDI pada tanggal

Alfamidi dengan tagline “Belanja Puas Harga Hemat” diposisikan untuk dapat memberikan pelayanan dan pengalaman belanja pelanggan agar terpenuhi kebutuhannya dan dengan harga yang hemat.Alfamidi sebagai “Gerai Komunitas”, berlokasi di wilayah pemukiman agar dapat melayani dengan cepat dan mudah dijangkau masyarakat dari rumah. Sebagai gerai komunitas, Alfamidi


(58)

43

juga mengajak masyarakat sekitar gerai untuk dapat berusaha atau berdagang dengan menempati area depan samping gerai. Pada akhir tahun 2007, Perseroan memiliki 3 gerai Alfamidi di Jabodetabek dan 1 Distribution Center (DC) di Serpong. Dalam perkembangannya pada bulan April 2008 nama Perseroan berubah menjadi PT Midi Utama Indonesia.

Pada akhir tahun 2008, Perseroan telah berhasil mengoperasikan Distribution Center (DC) di Surabaya dan mengoperasikan 60 gerai Alfamidi di Jabodetabek dan Surabaya.Pada akhir tahun 2009, Perseroan telah mempunyai 2 Distribution Center (DC) dan mengoperasikan 121 gerai Alfamidi dan 35 gerai Alfaexpress. Pada tahun 2010 Perseroan mengoperasikan DC Bekasi, sehingga pada akhir tahun 2010 Perseroan telah mempunyai 3 Distribution Center (DC), mengoperasikan 248 gerai Alfamidi dan 161 gerai Alfaexpress.

Guna mewujudkan visi PT Midi Utama Indonesia Tbk (Perseroan) menjadi “jaringan ritel yang menyatu dengan masyarakat, mampu memenuhi harapan dan kebutuhan pelanggan serta memberikan kualitas pelayanan yang terbaik”, Direksi dan manajemen serta seluruh karyawan Perseroan berkomitmen penuh memberikan kontribusi yang terbaik bagi pemegang saham, pemasok maupun masyarakat sekitarnya dengan memberikan prima dan variasi produk yang dapat menjawab kebutuhan konsumen dengan harga yang kompetitif.

Sejalan dengan misi dan nilai Perseroan, Perseroan menerapkan Tata Kelola Perusahaan yang Baik (Good Corporate Governance/GCG) secara konsisten. Perseroan percaya bahwa dengan menerapkan prinsip-prinsip transparansi, akuntabilitas, tanggung jawab, kemandirian dan kewajaran dalam pengelolaan Perseroan akan meningkatkan kinerja, daya saing, dan eksistensi


(59)

44

Perseroan serta membawa manfaat yang signifikan bagi Perseroan dan juga para pemangku kepentingan.

Tahun 2012 merupakan tahun yang patut dibanggakan bagi Perseroan. Untuk 5 (lima) tahun berturut-turut sejak berdiri pada tahun 2007, Perseroan berhasil membukukan pertumbuhan pendapatan bersih dan laba komprehensif di atas 40% setiap tahun. Pendapatan bersih pada tahun 2012 adalah sebesar Rp 3,87 triliun, meningkat sebesar Rp 1,29 triliun atau sebesar 49,87% dari Rp 2,58 triliun pada tahun 2011. Peningkatan pendapatan bersih tersebut diikuti oleh peningkatan laba komprehensif sebesar 42,31% atau sebesar Rp 13,38 miliar dari Rp 31,62 miliar pada tahun 2011 menjadi Rp 45 miliar pada tahun 2012.

Menyadari bahwa salah satu kunci pertumbuhan di industri ritel adalah pertumbuhan jumlah toko, Perseroan sampai saat ini sudah memiliki lebih dari 500 gerai di yang tersebar di berbagai wilayah. Dari sisi pelayanan, Perseroan terus berusaha meningkatkan kepuasan pelanggan dan mempertahankan pengunjung setia. Untuk mempermudah pelanggan, Perseroan menyediakan berbagai macam pilihan metode pembayaran, yaitu tunai, voucher, kartu debit, kartu kredit, dan kartu prepaid dari macam-macam bank penerbit. Kemudian, jasa pembayaran cicilan motor, jasa pengiriman uang juga telah dilayani oleh Perseroan dan kedepannya akan terus ditambah dengan layanan pembayaran utilitas seperti listrik dan telepon.


(1)

130

Correlations

Lokasi Produk Harga Promosi

Suasana Toko Pelaya nan Keputusa n Pembelia

n Residual Spearman'

s rho

Lokasi Correlation Coefficient

1.000 .299** .460** .432** .400** .377** .540** .066 Sig.

(2-tailed)

. .003 .000 .000 .000 .000 .000 .513

N 100 100 100 100 100 100 100 100

Produk Correlation Coefficient

.299** 1.000 .427** .267** .295** .304** .358** -.013 Sig.

(2-tailed)

.003 . .000 .007 .003 .002 .000 .897

N 100 100 100 100 100 100 100 100

Harga Correlation Coefficient

.460** .427** 1.000 .194 .348** .449** .556** .052 Sig.

(2-tailed)

.000 .000 . .054 .000 .000 .000 .610

N 100 100 100 100 100 100 100 100

Promos i

Correlation Coefficient

.432** .267** .194 1.000 .398** .425** .399** -.052 Sig.

(2-tailed)

.000 .007 .054 . .000 .000 .000 .604

N 100 100 100 100 100 100 100 100

Suasan a Toko

Correlation Coefficient

.400** .295** .348** .398** 1.000 .216* .673** .012 Sig.

(2-tailed)

.000 .003 .000 .000 . .031 .000 .907

N 100 100 100 100 100 100 100 100

Pelayan an

Correlation Coefficient

.377** .304** .449** .425** .216* 1.000 .265** .010 Sig.

(2-tailed)

.000 .002 .000 .000 .031 . .008 .923

N 100 100 100 100 100 100 100 100

Keputu san Pembeli an Correlation Coefficient

.540** .358** .556** .399** .673** .265** 1.000 .600** Sig.

(2-tailed)

.000 .000 .000 .000 .000 .008 . .000

N 100 100 100 100 100 100 100 100

Residu al

Correlation Coefficient

.066 -.013 .052 -.052 .012 .010 .600** 1.000 Sig.

(2-tailed)

.513 .897 .610 .604 .907 .923 .000 .

N 100 100 100 100 100 100 100 100

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). *. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).


(2)

131

LAMPIRAN 8


(3)

(4)

(5)

(6)