Tinjauan Yuridis Penerapan Manajemen Risiko Pada Bank Sumut Yang Melakukan Pemberian Kredit Pemilikan Rumah (Studi Pada Bank Sumut)

8

ABSTRAK
*Syarifah
**Rabiatul Syahriah, SH.M.Hum
*** Puspa Melati Hasibuan, SH.M.Hum
Rumah adalah kebutuhan primer bagi sebagian besar keluarga baik yang
tinggal di pedesaan maupun di perkotaan dalam hubungannya dengan pemenuhan
kebutuhan primer. Hal tersebut tidak semua orang mampu membeli secara tunai.
Untuk itu mereka membutuhkan bantuan dari lembaga keuangan yang bergerak
dalam bidang penyaluran kredit perumahan. Berdasarkan uraian tersebut maka
diajukan beberapa permasalahan bagaimana proses perjanjian kredit kepemilikan
rumah pada PT. Bank Sumut, bagaimana manajemen risiko pada kredit
kepemilikan rumah pada PT. Bank Sumut dan bagaimana akibat hukum
wanprestasi perjanjian kredit kepemilikan rumah pada PT. Bank Sumut.
Metode penelitian yang di lakukan adalah adalah bersifat deksriptif
analisis mengarah pada penelitian yuridis normatif dan studi lapangan pada
PT. Bank Sumut.
Hasil penelitian dan pembahasan menjelaskan proses perjanjian kredit
kepemilikan rumah pada PT. Bank Sumut dimulai dari permohonan debitur.
Dengan adanya pemrohonan debitur tersebut maka pihak bank selaku kreditur

memberikan syarat-syarat permohonan kredit kepemilikan rumah. Dan
selanjutnya berkas tersebut dipelajari secara seksama oleh bank untuk
memberikan kredit kepemilikan rumah atau menolaknya. Penerapan manajemen
risiko pada Kredit kepemilikan rumah pada PT. Bank Sumut dilakukan
berdasarkan Surat Edaran Bank Indonesia dan yang terakhir adalah Surat Edaran
Bank Indonesia No. 15/40/DKMP tanggal 24 September 2013 perihal Penerapan
Manajemen Risiko pada Bank yang Melakukan Pemberian Kredit atau
Pembiayaan Pemilikan Properti. Inti dari Surat Edaran BI adalah penetapan rasio
loan to value (LTV) untuk kredit pemilikan rumah (KPR), yaitu rasio antara nilai
kredit yang dapat diberikan oleh bank terhadap agunan aset/objek yang didanai
pada saat awal pemberian kredit ditetapkan maksimal 70%. Akibat hukum
wanprestasi perjanjian kredit kepemilikan rumah pada PT. Bank Sumut adalah
dilakukannya Penyelamatan kredit melalui upaya penjadwalan kembali
(rescheduling) kredit sebelum dilakukan upaya-upaya hukum oleh pihak bank.
Hal ini merupakan upaya yang paling dominan dilakukan. Apabila jalan ini tidak
selesai maka dilakukan upaya-upaya hukum diantaranya memberikan somasi,
penjualan agunan untuk pelunasan piutang yang terjadi berdasarkan kesepakatan
pihak bank dengan debitur dan sebagai langkah terakhir apabila bank mengalami
kesulitan penanganan terhadap kredit bermasalah maka penyelesaiannya akan
diserahkan kepada Kantor Pelayanan Piutang dan Lelang Negara (KP2LN).

Kata Kunci: Manajemen Risiko, Kredit, Rumah
* Masiswa Departemen Hukum Keperdataan Fakultas Hukum USU
** Dosen Pembimbing I Departemen Hukum Keperdataan Fakultas Hukum USU
*** Dosen Pembimbing II Departemen Hukum Keperdataan Fakultas Hukum USU

Universitas Sumatera Utara