Tinjauan Yuridis Terhadap Fasilitas Keringanan Bea Masuk Bahan Baku Bagi Kegiatan Investasi Asing Dalam Pembangunan Infrastruktur Pekerjaan Umum

BAB II
PENYELENGGARAAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR DI
BIDANG PEKERJAAN UMUM

A. Latar Belakang Pembangunan Infrastruktur di Bidang Pekerjaan
Umum
Pembangunan adalah usaha atau rangkaian usaha pertumbuhan atau
perubahan yang berencana dan dilakukan secara sadar oleh suatu bangsa, negara,
dan pemerintah menuju modernitas dalam rangka pembangunan bangsa.
Pembangunan harus tetap berjalan, hal ini menyangkut kelangsungan dari suatu
proses berbngsa dan bernegara. Pendanaan yang dilakukan oleh pemerintah dan
pengusaha lokal belum dapat menunjang pembangunan secara keseluruhan, oleh
karena itu diperlukan sumber pendanaan lain untuk kelangsungan roda
pembangunan. 26
Setiap aktivitas pembangunan akan mengalami trade-off yaitu situasi
dimana di dalam proses pembangunan akan kehilangan suatu aspek dengan alasan
tertentu untuk memperoleh aspek lain dengan kualitas yang berbeda sebagai
pilihan yang diambil. Hal ini dimaksudkan di satu sisi pembangunan mewujudkan
pertumbuhan ekonomi, namun di sisi lain pembangunan bisa menurunkan kualitas
lingkungan. Hal ini menjadi catatan pembangunan dalam Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Nasional (RPJMN) periode 2010-2014 merupakan penjabaran

dari Visi, Misi, dan Program Presiden yang penyusunannya berpedoman pada

26

Faisal Santiago, Op. Cit., hlm. 105.

2424
Universitas Sumatera Utara

Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN), yang memuat strategi
pembangunan nasional, kebijakan umum, program kementerian/lembaga dan
lintas kementerian/lembaga, kewilayahan dan lintas kewilayahan, serta kerangka
ekonomi makro yang mencakup gambaran perekonomian secara menyeluruh
termasuk arah kebijakan fiskal dalam rencana kerja yang berupa kerangka regulasi
dan kerangka pendanaan yang bersifat indikatif. 27 RPJMN 2010-2014 adalah
pedoman bagi Pemerintah Pusat/Daerah, masyarakat, dan dunia usaha dalam
melaksanakan pembangunan dalam rangka mencapai tujuan bernegara yang
tercantum dalam Pembukaan Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945. Pelaksanaan pembangunan infrastruktur yang dijalankan di
Indonesia mengacu pada konsep pembangunan untuk pencapaian pertumbuhan

ekonomi yang tinggi dan kurang memperhatikan aspek lingkungan. Pembangunan
sangat tergantung pada keberlanjutan sumber daya alam dan lingkungan hidup.
Dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang tahun 2005 sampai dengan tahun
2024 disebutkan bahwa salah satu misi pembangunan adalah mewujudkan
Indonesia yang asri dan lestari, dan pembangunan infrastruktur akan mengarah
pada konsep peningkatan pelayanan bagi peningkatan kualitas lingkungan di masa
depan.
Infrastruktur memiliki peran sebagai mediator antara sistem ekonomi dan
sosial dalam tatanan kehidupan manusia dengan lingkungan alam menjadi sangat
penting. Infrastruktur yang kurang berfungsi akan memberikan dampak yang
besar bagi manusia sebaliknya infrastruktur yang terlalu berlebihan untuk
27

Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan
Nasional Pasal 4.

25
Universitas Sumatera Utara

kepentingan manusia tanpa memperhitungkan kapasitas daya dukung lingkungan

akan merusak alam yang pada hakekatnya akan merugikan manusia termasuk juga
makhluk hidup yang lain.
Pembangunan ekonomi sendiri haruslah didukung oleh pembangunan
hukum karena antara keduanya saling menunjang, dimana pembangunan ekonomi
hanya dapat tercapai apabila ada kepastian hukum. Antara hukum dan ekonomi
merupakan dua sistem dari sistem kemasyarakatan yang berinteraksi satu sama
lain. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Bagir Manan, salah satu konsep dari
globalisasi adalah meletakkan segala kegiatan dan hubungan ekonomi pada peran
masyarakat. Berdasarkan konsep ini, maka kesiapan materi hukum harus, di satu
pihak diarahkan pada mempersiapkan masyarakat untuk menjadi pelaku ekonomi
yang utama termasuk hubungan-hubungan ekonomi global. Di pihak lain,
mengurangi atau meniadakan aturan-aturan hukum yang memberikan kewenangan
kepada administrasi negara. Pada saat ini, yang terpenting adalah kesiapan aturan
hukum yang dapat lebih memberdayakan masyarakat/pelaku usaha agar menjadi
pelaku ekonomi yang mandiri, mampu bersaing dengan pelaku ekonomi lain. 28
Pembangunan harus tetap berjalan dikarenakan hal ini menyangkut
kelangsungan dari suatu proses berbangsa dan bernegara. Pendanaan yang
dilakukan oleh pemerintah dan pengusaha lokal belum dapat menunjang
pembangunan secara keseluruhan, oleh karena itu diperlukan sumber pendanaan
untuk kelangsungan roda pembangunan. Indonesia sekarang ini masuk dalam

kondisi negara yang sedang berkembang, sehingga pembangunan masih perlu dan
28

Bagir Manan, Pembangunan dan Pembangunan Ekonomi nasional dalam Globalisasi.
Makalah dalam Seminar Tentang Pendekatan Ekonomi dalam Pengembangan Sistem Hukum
Nasional Dalam Rangka Globalisasi (Bandung: Fakultas Hukum Unpad, 30 April 1998).

26
Universitas Sumatera Utara

banyak yang harus dilaksanakan di segala bidang. Sejak terjadinya krisis ekonomi
sejak tahun 1998 pembangunan di Indonesia sedikit atau bahkan dapat dijalankan
oleh karena kondisi tersebut. Seperti diketahui kondisi keuangan bangsa belum
pulih sampai saat ini, sehingga banyak pembangunan yang sudah dirancang atau
dijalankan menjadi terbengkalai. Salah satu sumber pendapatan yang diharapkan
untuk melanjutkan pembangunan tersebut adalah dengan cara mengundang
investor asing atau dikenal dengan penanaman modal asing.
Infrastruktur pekerjaan umum mempunyai peran strategis dalam
peningkatan kesejahteraan masyarakat, memberi kontribusi dalam pertumbuhan
ekonomi, serta bagi peningkatan kualitas lingkungan hidup. Infrastruktur seperti

prasarana air bersih, sanitasi dan drainase akan meningkatkan kualitas lingkungan
masyarakat. Demikian juga penyediaan permukiman yang layak huni serta
prasarana pengendalian banjir dan prasarana jalan yang terpelihara baik akan
meningkatkan kualitas lingkungan. 29 Selain itu dalam proses pembangunan
infrastruktur hendaknya memperhatikan atau tidak rusaknya lingkungan misalnya
pembangunan jalan yang mengubah fungsi lahan tanam/resapan air menjadi beton
dan pembangunan waduk/bendungan yang mengubah alur sungai alami, tipe
Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sampah yang open dumping dan dapat
mencemari air tanah dan lingkungan sekitar. Hal ini mesti diupayakan
penanganan dampaknya. Sementara itu, terkait dengan fenomena perubahan iklim,
infrastruktur juga berperan dalam upaya mitigasi dan adaptasi terhadap dampak

29

Istimawan Dipohusod, Manajemen Proyek Pekerjaan Umum (Yogyakarta: Kanisius,
1996), hlm. 35.

27
Universitas Sumatera Utara


yang ditimbulkan oleh perubahan iklim terhadap lingkungan seperti banjir,
kekeringan, longsor, dan lain-lain.
Sesuai dengan tugas dan fungsi Kementerian Pekerjaan Umum,
infrastruktur dalam lingkup pekerjaan umum meliputi infrastruktur jalan, sebagai
prasarana distribusi lalu-lintas barang dan manusia maupun sebagai prasarana
pembentuk struktur ruang wilayah, infrastruktur sumber daya air, sebagai
prasarana untuk mendukung penyimpanan dan pendistribusian air maupun
prasarana untuk pengendalian daya rusak air, infrastruktur cipta karya pada
kawasan perkotaan dan perdesaan, sebagai pendukung kualitas kehidupan dan
penghidupan masyarakat yang mencakup pelayanan transportasi lokal, pelayanan
air minum dan sanitasi lingkungan, termasuk penanganan persampahan,
penyediaan drainase untuk mengatasi genangan dan pengendalian banjir,
penanganan air limbah domestik, serta penataan ruang dalam menata struktur dan
pemanfaatan serta pengendalian tata ruang wilayah nasional.
Pembangunan infrastruktur mempunyai peran vital dalam mewujudkan
pemenuhan hak dasar rakyat seperti pangan, sandang, papan, rasa aman,
pendidikan, kesehatan dan lain-lain. Infrastruktur adalah modal esensial
masyarakat yang memegang peranan penting dalam mendukung ekonomi, sosialbudaya, dan kesatuan dan persatuan yang mengikat dan menghubungkan antar
daerah yang ada di Indonesia. Bagi Indonesia penanaman modal memiliki peranan
penting dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi dalam satu wilayah. Hal ini

dimaksudkan untuk menghimpun dan menggerakkan modal serta guna menggali
potensi sumber daya daerah yang akan meningkatkan laju pertumbuhan ekonomi

28
Universitas Sumatera Utara

dan menciptakan pemerataan pembangunan. Penanaman modal memberikan
keuntungan kepada semua pihak, tidak hanya bagi investor saja, tetapi juga bagi
perekonomian negara tempat modal itu ditanamkan serta bagi negara asal para
investor.
Infrastruktur yang sering disebut pula prasarana dan sarana fisik, di
samping memiliki keterkaitan yang sangat kuat dengan kesejahteraan sosial dan
kualitas lingkungan juga terhadap proses pertumbuhan ekonomi suatu wilayah
atau region. Hal tersebut dapat ditunjukkan dengan indikasi bahwa wilayah yang
memiliki

kelengkapan

sistem


infrastruktur

yang

berfungsi

lebih

baik

dibandingkan dengan wilayah lainnya mempunyai tingkat kesejahteraan sosial
dan kualitas lingkungan serta pertumbuhan ekonomi yang lebih baik pula.
Sebaliknya, keberadaan infrastruktur yang kurang berfungsi dengan baik
mengakibatkan problem sosial dan lingkungan. 30 Dalam konteks ekonomi,
infrastruktur merupakan modal sosial masyarakat yaitu barang-barang modal
esensial sebagai tempat bergantung bagi perkembangan ekonomi dan merupakan
prasyarat agar berbagai aktivitas masyarakat dapat berlangsung. Dengan kata lain,
infrastruktur merupakan katalisator di antara proses produksi, pasar dan konsumsi
akhir.
Keberadaan infrastruktur memberikan gambaran tentang kemampuan

berproduksi masyarakat dan tingkat kesejahteraan masyarakat. Dengan demikian,
pertumbuhan ekonomi yang tinggi tidak mungkin dicapai apabila tidak ada
ketersediaan infrastruktur yang memadai atau kunci bagi perkembangan ekonomi.

30

Robert J. Kodoatie, Loc. Cit., hlm. 9.

29
Universitas Sumatera Utara

Secara tidak langsung, pembangunan infrastruktur pekerjaan umum dan
permukiman akan mendukung produktivitas sektor ekonomi lainnya sehingga
mendorong pertumbuhan ekonomi dan peningkatan kondisi sosial-budaya
kehidupan masyarakat melalui efek berganda. Sedangkan secara langsung terkait
sektor konstruksi, infrastruktur pekerjaan umum juga akan menciptakan
kesempatan kerja dan usaha. Oleh karena itu, keberadaan infrastruktur yang baik
akan dapat mendorong terciptanya stabilitas berbagai aspek dalam masyarakat
guna menunjang laju pembangunan nasional. Keberadaan infrastruktur telah
terbukti berperan sebagai instrumen bagi pengurangan kemiskinan, pembuka

daerah terisolasi, dan mempersempit kesenjangan antarwilayah. Dengan
demikian, investasi infrastruktur baik dari pemerintah maupun swasta dan
masyarakat perlu terus didorong guna meningkatkan pertumbuhan ekonomi sektor
riil, penyerapan tenaga kerja guna mengurangi pengangguran dan kemiskinan,
serta menumbuhkan investasi sektor lainnya.

B. Landasan Hukum Pembangunan Infrastruktur di Bidang Pekerjaan
Umum
Penyelenggaraan infrastruktur Pekerjaan Umum telah tertuang dalam
sejumlah peraturan, seperti Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang
Penataan Ruang (selanjutnya disebut sebagai UU Penataan Ruang), UndangUndang Nomor 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air (selanjutnya disebut
sebagai UU Sumber Daya Air), Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2004 tentang
Jalan (selanjutnya disebut sebagai UU Jalan), maupun Undang-Undang Nomor 28
Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung Selanjutnya disebut sebagai UU

30
Universitas Sumatera Utara

Bangunan Gedung). Sumber daya air dikategorikan sebagai infrastruktur keairan,
misalnya sistem air bersih, irigasi, drainase, pengendalian banjir, dan

sebagainya. 31 Bahkan didalam Undang-Undang Perumahan Permukiman yang
dikeluarkan pada tahun 1992, telah diamanatkan pengawasan dan pengendalian
lingkungan hidup terkait dengan pembangunan dan penataan Perumahan
Permukiman. Dari regulasi-regulasi tersebut, penyelenggaraan infrastruktur
pekerjaan umum diharapkan dapat menjaga kualitas lingkungan selain juga
mengurangi dampak buruk yang terjadi, terutama terhadap pembangunan
infrastruktur pekerjaan umum dalam skala menengah dan besar. Hal ini karena
didalam penyelenggaraan pembangunan infrastruktur skala menengah dan besar,
singgungan terhadap faktor lingkungan sangat rentan terjadi, sehingga diperlukan
suatu dokumen pengelolaan lingkungan agar dapat menekan seminimal mungkin
dampak besar dan negatif yang timbul karena pembangunan infrastruktur.
Salah satu peraturan yang dikeluarkan oleh Kementerian Pekerjaan Umum
terkait dengan pengelolaan dan pengendalian lingkungan adalah Peraturan
Menteri Pekerjaan Umum Nomor 10/PRT/M/2008 tentang Penetapan Jenis
Rencana Usaha dan/atau Kegiatan Bidang Pekerjaan Umum yang Wajib
Dilengkapi dengan Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Upaya
Pemantauan Lingkungan Hidup. Peraturan Menteri ini merupakan tambahan dari
Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 11 Tahun 2006 tentang Jenis Usaha
dan/atau Kegiatan yang Wajib Dilengkapi dengan Analisis Mengenai Dampak
Lingkungan.

31

Ibid., hlm. 122.

31
Universitas Sumatera Utara

Implementasi kebijakan pembangunan infrastruktur pekerjaan umum yang
berwawasan lingkungan tersebut sepenuhnya harus didukung oleh pengembangan
dan penelitian teknologi terapan yang berwawasan lingkungan dalam setiap
pelaksanaan pembangunan infrastruktur pekerjaan umum dan permukiman harus
menjadi komitmen seluruh pelaku pembangunan bidang pekerjaan umum.
Pemerintah perlu menyelenggarakan perencanaan dengan mantap, termasuk
menetapkan kebijakan pelaksanaan dan pengawasan yang efektif, sehingga
tercapai tujuan pembangunan nasional sebagai konsekuensi adanya kegiatan
penanaman modal di Indonesia. Dengan pendekatan ini, maka investor dapat
diarahkan ke prioritas pembangunan. Untuk menyatukan antara kepentingan
investor dengan negara-negara penerima modal harus disadari tidak mudah.
Artinya, apabila negara penerima modal terlalu ketat dalam menentukan syarat
penanaman modal investor, mungkin saja para investor tidak akan datang lagi
bahkan bagi investor yang sudah ada pun bisa jadi akn merelokasikan
perusahaannya. Dalam penanaman modal secara langsung, pihak investor
langsung terlibat dalam kegiatan pengelolaan usaha dan bertanggung jawab secara
langsung apabila terjadi suatu kerugian. 32
Kepastian dan perlindungan hukum serta rasa aman sangat diperlukan para
investor akan menanamkan investasinya. Tanpa adanya hal tersebut maka akan
mustahil para investor mau menanamkan modalnya di suatu negara. Setiap
investor khususnya investor asing selalu menanyakan tentang kepastian hukum
dan perlindungan hukum serta rasa aman tersebut. Negara penerima modal juga
32

N. Rosyidah Rakhmawati, Hukum Penanaman Modal Indonesia dalam Menghadapi
Era Global (Malang: Bayumedia Publishing, 2003), hlm. 11.

32
Universitas Sumatera Utara

selalu mengatakan bahwa negaranya siap menjamin kepastian, perlindungan
hukum, serta rasa aman tersebut. Bidang-bidang usaha yang terbuka untuk
investasi merupakan bidang usaha yang diperkenankan untuk dilakukan investasi,
baik untuk investasi domestik maupun investasi asing. Biasanya dalam
penanaman investasi, khususnya investasi asing ada beberapa bidang usaha yang
tidak diperkenankan sama sekali untuk dilakukan investasi dan ada juga bidang
usaha yang diwajibkan untuk melakukan kerja sama antara modal asing dengan
modal domestik.
Pelaku usaha memerlukan syarat esensial ketika berbisnis dan prasyarat
bagi setiap transaksi bisnis, yaitu adanya kepastian hukum (legal certainty). 33
Ketidakpastian hukum dapat terjadi dalam berbagai bentuk. Kebijakan atau
peraturan perundang-undangan yang bertentangan dengan peraturan di atasnya,
atau aturan yang dibuat tidak mengindahkan peraturan atau tidak mencabut
peraturan sebelumnya untuk aspek yang sama. Terkadang juga peraturan dibuat
berlaku surut, proses pengambilan keputusan pejabat negara yang tidak konsisten
dan tidak transparan. Semua hal tersebut membuat pengusaha atau investor
merasa berada di persimpangan jalan, menimbulkan perasaan tidak adanya
kepastian hukum dan ketidakpastian usaha. 34

33

Ningrum Natasya Sirait, “Mencermati Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999 Dalam
Memberikan Kepastian Hukum Bagi Pelaku Usaha”, Jurnal Hukum Bisnis, Volume 22, Yayasan
Perigembangan Hukum Bisnis, Jakarta, 2003, hlm. 60.
34
Ridwan Khairandy, “Peranan Perusahaan Penanaman Modal Asing Joint Venture dalam
Ahli Teknologi di Indonesia”, Jurnal Hukum Bisnis, Volume 22 Nomor 5, Yayasan
Pengembangan Hukum Bisnis, Jakarta, 2003, hlm. 51.

33
Universitas Sumatera Utara

C. Peran Pemerintah Dalam Pembangunan Infrastruktur di Bidang
Pekerjaan Umum
Pembangunan pada hakekatnya adalah serangkaian usaha dan kebijakan
yang bertujuan untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat, memperluas
lapangan kerja, meratakan hasil-hasil pembangunan, kesempatan kerja, dan
distribusi pendapatan, meningkatkan hubungan ekonomi regional, serta mengatur
dan mengarahkan dengan bijaksana pergeseran kegiatan ekonomi antar sektor. 35
Sesuai dengan defenisi dalam Pasal 1 ayat 5 UU Pemerintahan Daerah urusan
pemerintahan adalah kekuasaan pemerintahan yang menjadi kewenangan Presiden
yang pelaksanaannya dilakukan oleh kementerian negara dan penyelenggara
Pemerintahan Daerah untuk melindungi, melayani, memberdayakan, dan
menyejahterakan masyarakat. Urusan pemerintah absolut tertulis dalam Pasal 10
ayat 1 Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah
meliputi dalam bidang politik luar negeri, pertahanan, keamanan, yustisi, moneter
dan fiskal nasional, dan agama. 36
Kewenangan bidang lain meliputi kebijakan tentang perencanaan nasional
dan pengendalian pembangunan nasional secara makro, dana perimbangan
keuangan, sistem administrasi negara dan lembaga perekonomian negara,
pembinaan dan pemberdayaan sumber daya manusia, pendayagunaan sumber
daya alam serta teknologi tinggi yang strategis, konservasi, dan standardisasi
nasional. Adapun kewenangan pemerintah terkait dengan infrastruktur dalam
bidang pekerjaan umum antara lain adalah:
35

N. Rosyidah Rakhmawati, Op. Cit., hlm. 41.
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah Pasal 10 ayat 1.

36

34
Universitas Sumatera Utara

1.

Penetapan standar prasarana dan sarana kawasan terbangun dan sistem
manajemen konstruksi.

2.

Penetapan standar pengembangan konstruksi bangunan sipil dan arsitektur.

3.

Penetapan standar pengembangan prasarana dan sarana wilayah yang terdiri
atas pengairan, bendungan besar, jembatan dan jalan beserta simpulsimpulnya serta jalan bebas hambatan.

4.

Penetapan persyaratan untuk penentuan status, kelas, dan fungsi jalan.

5.

Pengaturan dan penetapan status jalan nasional. 37
Peyelenggaraan

urusan

pemerintahan

absolut

pemerintah

pusat

melaksanakan sendiri atau melimpahkan wewenang kepada instansi vertikal yang
ada di daerah atau gubernur sebagai wakil Pemerintah Pusat berdasarkan asas
dekonsentrasi. Urusan pemerintahan wajib yang berkaitan dengan pelayanan dasar
meliputi pendidikan, kesehatan, pekerjaan umum dan penataan ruang, perumahan
rakyat dan kawasan permukiman, ketenteraman, ketertiban umum, dan
pelindungan masyarakat dan sosial. 38
Kementerian

Pekerjaan

Umum

yang

mempunyai

tupoksi

untuk

menjalankan pemerintahan di bidang pekerjaan umum hendaknya dapat
mengembangkan suatu wilayah melalui pembangunan infrastruktur. Oleh karena
itu, pembangunan infrastruktur seharusnya dilakukan konsisten berbasis penataan
ruang. Berbagai kebijakan penataan ruang hendaknya dijadikan sebagai pedoman
yang mensinergikan dimensi sektoral dan dimensi wilayah dari pembangunan.
Dalam rangka meningkatkan peluang investasi di bidang sumber daya air, maka
37

Robert J. Kodoatie, Op. Cit., hlm. 52.
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah Pasal 12 ayat 1.

38

35
Universitas Sumatera Utara

sebagaimana diatur dalam UU Sumber Daya Air dan PerPres Nomor 67 Tahun
2005 tentang Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha dalam Penyediaan
Infrastruktur. Kementerian Pekerjaan Umum merupakan salah satu Kementerian
yang memiliki peran vital dalam penyediaan dan pengelolaan infrastruktur bagi
Indonesia. Supaya infrastruktur yang menjadi tanggungjawabnya dapat dikelola
dengan baik, sumber daya manusia di Kementerian Pekerjaan Umum perlu
ditingkatkan kemampuannya dan koordinasi yang baik.
Langkah konkrit pelaksanaan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004
tentang Perbendaharaan Negara dan fokus pembangunan sebagaimana yang
dimanatkan oleh Rencana Pembangunan Nasional, Pemerintah telah menetapkan
PP Nomor 1 Tahun 2008 tentang Investasi Pemerintah yang menggantikan PP
Nomor 8 Tahun 2007. Dalam perkembangannya sesuai kebutuhan pelaksanaan
regulasi beberapa pasal PP Nomor 1 Tahun 2008 telah dirubah melalui PP Nomor
49 Tahun 2011 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 1 Tahun
2008 tentang Investasi Pemerintah. Penerbitan PP Nomor 1 Tahun 2008
memberikan perluasan cakupan investasi yang lebih luas Investasi Pemerintah
tidak hanya dalam bentuk KPS/PPP, melainkan investasi dalam bentuk surat
berharga maupun investasi langsung.
Keberadaan PP Nomor 1 Tahun 2008 tidak berdiri sendiri, karena sebelum
dan sesudahnya ditetapkannya PP Nomor 1 Tahun 2008 telah ditetapkan beberapa
peraturan perundang-undangan yang terkait dengan investasi pemerintah yang
berperan dalam pembangunan infrastruktur, terutama dalam bidang pekerjaan
umum. Kebijakan investasi langsung seperti kebijakan penyertaan modal,

36
Universitas Sumatera Utara

pemberian pinjaman, dukungan pemerintah, pembiayaan infrastruktur, fasilitas
penanaman modal, fasilitas pajak, pemberian insentif penanaman modal di daerah,
serta pemberian jaminan dan subsidi bunga dalam rangka percepatan penyediaan
air minum. 39 Selain itu untuk mendukung kebijakan pemerintah dan mempercepat
pertumbuhan investasi di Indonesia, pemerintah telah membentuk lembagalembaga yang memiliki tugas sebagai fasilitator kegiatan investasi infrastruktur
dan telah menetapkan kebijakan pengadaan tanah yang baru yang diharapkan
dapat memberikan jaminan atau kepastian bagi investor untuk pengadaan tanah
bagi pembangunan infrstruktur terkhusus dalam bidang pekerjaan umum.

D. Penyelenggaraan Pembangunan Infrastruktur di Bidang Pekerjaan
Umum
Sistem infrastruktur menjadi pendukung utama dalam sistem sosial dan
sistem ekonominya, oleh karena itu setiap perancangan masing-masing sistem
infrastruktur maupun keseluruhannya harus dilakukan dalam konteks keterpaduan
dan menyeluruh. Sistem infrastruktur yang terbagi menjadi bermacam-macam
subsistem mengakibatkan sistem infrastruktur menjadi begitu kompleks. Tahapan
mulai

dari

studi,

perencanaan,

pembangunan,

pemanfaatan,

sekaligus

pemeliharaan merupakan proses yang perlu dilakukan untuk membuat sistem
infrastruktur yang terpadu dan menyeluruh. Sistem infrastruktur juga merupakan
proses dengan keterlibatan berbagai aspek, interdisiplin, dam multisektoral.

39

Ade Gunawan, Op. Cit., hlm. 15.

37
Universitas Sumatera Utara

Sesuai dengan Rencana Strategis Kementerian Pekerjaan Umum tahun
2010 sampai dengan tahun 2014, arah kebijakan umum pembangunan
infrastruktur bidang pekerjaan umum adalah:
1.

Pembangunan infrastruktur sesuai dengan arahan Rencana Tata Ruang
Wilayah dan pembangunan berkelanjutan di kawasan strategis, tertinggal,
perbatasan, daerah terisolir untuk mengurangi kesenjangan wilayah, daerah
rawan bencana serta meningkatkan kualitas lingkungan perumahan dan
permukiman dan cakupan pelayanan dasar bidang pekerjaan umum dan
permukiman untuk mewujudkan kesejahteraan rakyat yang berkeadilan dan
inklusif.

2.

Pembangunan infrastruktur sesuai dengan arahan Rencana Tata Ruang
Wilayah dan pembangunan berkelanjutan melalui peningkatan keandalan
sistem di kawasan pusat produksi dan ketahanan pangan guna mendukung
daya saing dan mendorong industri konstruksi untuk mewujudkan
pembangunan ekonomi yang berkualitas.

3.

Pembinaan penyelenggaraan infrastruktur melalui optimasi peran pelayanan
publik bidang pekerjaan umum dan permukiman untuk mendukung otonomi
daerah dan penerapan prinsip-prinsip perbaikan tata kelola pemerintahan serta
mendukung reformasi birokrasi dan mewujudkan good governance.
Pembangunan infrastruktur dalam bidang pekerjaan umum mempunyai

peran meningkatkan kesejahteraan rakyat dan kehidupan sosial budaya, terutama
mewujudkan pemenuhan hak dasar rakyat, seperti pangan, sandang, papan, rasa
aman, kesehatan, mengurangi kemiskinan, pembukaan daerah terisolasi, dan

38
Universitas Sumatera Utara

mempersempit kesenjangan antarwilayah, serta menjadi katalisator diantara
proses produksi, pasar dan konsumsi akhir. Peranan investasi telah terbukti dalam
mewujudkan pencapaian sasaran prioritas pembangunan nasional pada tahap
pertama Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Indonesia periode
2009-2014 dimana dalam hal ini visi dan misi pemerintah dirumuskan dan
dijabarkan lebih operasional ke dalam program sebelas prioritas nasional. Salah
satu prioritas nasional tersebut adalah iklim investasi dan usaha bertujuan untuk
sejumlah tantangan yang dihadapi oleh bangsa dan negara di masa mendatang.
Pemerintah menomorsatukan pembangunan infrastruktur oleh karena
ketersediaan infrastruktur bidang pekerjaan umum memiliki kontribusi yang
sangat signifikan bagi pembangunan masyarakat. Beberapa proyek infrastruktur
strategis yang masuk dalam program percepatan tender, serta berada dibawah
kewenangan Kementerian Pekerjaan Umum, diantaranya adalah pembangunan
jalan tol. Selain itu, dalam bidang jalan tol misalnya Kementerian Pekerjaan
Umum telah berhasil menjalankan perannya sebagai katalis dalam perwujudan
kebijakan pembangunan jalan tol. Misalnya pada ruas Becakayu (Bekasi TimurCawang-Kampung Melayu) sepanjang 21 km dengan total investasi Rp. 5,74
Trilyun, ruas tol ini tengah dibangun melalui skema sindikasi pembiayaan jalan
tol yang melibatkan Departemen Keuangan, BPJT, PT BNI (Bank Negara
Indonesia) sebagai agen fasilitas kredit pembangunan jalan tol dan satu
perusahaan sekuritas.

39
Universitas Sumatera Utara

Kementerian Pekerjaan Umum diharapkan juga dapat memainkan peran
yang lebih besar dengan memanfaatkan infrastructure fund yang telah diterbitkan
melalui PP Nomor 66 Tahun 2007. Infrastructure fund dimaksudkan sebagai
lembaga yang menyalurkan dana khusus untuk percepatan pembangunan
infrastruktur pada tahun 2008 ini. Peran Kementerian Pekerjaan Umum tentunya
akan besar dalam operasionalisasi infrastructure fund yang dapat dikategorikan
sebagai salah satu kebijakan strategis untuk percepatan proyek pembangunan
infrastruktur. 40 Melalui skema infrastructure fund, maka lembaga yang akan
dibentuk akan mengkaji dan menguji kelayakan berbagai proyek yang ditawarkan
oleh pemerintah pusat dan daerah sebelum ditawarkan kepada investor. Lembaga
ini juga dapat menyeleksi kelayakan calon investor yang ingin menggarap proyekproyek infrastruktur sebelum diberikan bantuan dananya sebagai modal awal.
Data Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) menunjukkan,
realisasi investasi hingga Maret 2014 baik PMDN maupun PMA banyak diserap
oleh kawasan Indonesia Barat. Sepuluh provinsi yang mampu menyerap investasi
PMDN terbesar adalah Jakarta, Banten, Jawa Barat, Sumatera Selatan, Jawa
Timur, Kalimantan Timur, Kalimantan Barat, Sumatera Utara, dan Lampung.
Sedangkan sepuluh provinsi yang berhasil menggaet investasi PMA terbesar
adalah Jakarta, Jawa Barat, Kalimantan Timur, Jawa Timur, Papua, Sulawesi
Selatan, Maluku Utara, Kalimantan Selatan, Banten dan Sulawesi Tengah. Meski
demikian, BKPM menyarankan pemberian fasilitas ini harus dengan batasan
tertentu agar efektif.

40

Robert J. Kodoatie, Op. Cit., hlm. 59.

40
Universitas Sumatera Utara

Kepala BKPM mengaku, kesenjangan pembangunan antara wilayah timur
dan barat Indonesia bisa ditekan melalui pemberian fasilitas ini. Wilayah
Indonesia timur itu fasilitas infrastrukturnya terbatas sekali. Jadi, agar ada yang
mau investasi skala besar, misalnya di Papua atau NTB, sebagai daya tariknya
bisa diberikan pembebasan keringana bea masuk bahan baku bagi kegiatan
investasi. Demikian disampaikan oleh kepala BKPM. 41
Upaya yang diperlukan dalam meningkatkan investasi bidang pekerjaan
umum

melalui

pengembangan

investasi

(infrastruktur)

berbasis

pada

pengembangan wilayah dan penataan ruang menjadi instrumen dasar dalam
melakukan sinkronisasi pembangunan sektoral yang berkualitas dan infrastruktur
yang dinamis. Pengembangan investasi melalui pengembangan infrastruktur
hendaknya diarahkan pada perwujudan struktur ruang dan pola ruang untuk
mendukung perwujudan ruang wilayah nasional. Hal ini dimaksudkan untuk dapat
meningkatkan fungsionalisasi kota-kota pusat kegiatan nasional, kota-kota
kawasan andalan, dan kota-kota pusat kegiatan strategis nasional.
Khusus untuk kota-kota prioritas, investasi melalui pengembangan
infrastruktur dimaksudkan untuk mendorong adanya keterkaitan kota-desa yang
saling sinergis dan menguntungkan, jalan (termasuk jalan bebas hambatan) untuk
mendorong akses ke outlet (bandara dan pelabuhan) dari kota dan kawasan
prioritas, serta mendorong pembukaan daerah terisolir melalui jalan lintas pulau,

41

Damy Renjaan, “Analisa Makro Atas Dampak Penerapan Kebijakan Pemberiuan
Keringanan Bea Masuk di Indonesia”, http://damianus-renjaan.blogspot.co.id/archive.html/
(diakses pada tanggal 17 Oktober 2015).

41
Universitas Sumatera Utara

dan infrastruktur penyediaan air baku dan air bersih melalui pengelolaan wilayah
sungai nasional terutama untuk melayani kota dan kawasan prioritas.
Kebijakan pengembangan infrastruktur jalan (bidang bina marga)
diarahkan

pada

peningkatan

efektivitas

kinerja

jaringan

jalan

dengan

memprioritaskan pada penanganan yang memberikan daya pengungkit yang
paling besar, pemeliharaan jalan, peningkatan kapasitas dan kondisi jalan,
pembangunan jalan baru, dan pembangunan jalan tol. Pemerintah mempunyai
komitmen untuk memperbaiki kondisi jalan, khususnya untuk jalan-jalan yang
mengalami rusak berat. Pembangunan jalan baru hendaknya diarahkan untuk
mengembangkan jaringan yang dapat memperluas aksesibilitas wilayah, terutama
pada daerah terpencil. Selain itu, diharapkan adanya pembangunan jalan baru
menghubungkan wilayah-wilayah baru, baik sebagai jalan perintis maupun
sebagai jalan penghubung antar provinsi, perbatasan. 42
Bidang cipta karya kebijakan pengembangan program diarahkan pada
peningkatan pelayanan infrastruktur di pulau-pulau kecil terpencil, daerah terisolir
dan perbatasan, penyelenggaraan pembangunan infrastruktur permukiman yang
layak huni dan berkelanjutan, peningkatan penyehatan lingkungan permukiman
baik di perkotaan maupun di perdesaan, serta peningkatan produktivitas fungsi
kawasan perkotaan dan revitalisasi kawasan bersejarah, pariwisata, dan ruang
terbuka hijau. 43

42

Ibid., hlm. 269.
Ibid., hlm. 115.

43

42
Universitas Sumatera Utara