Analisis Psikologis Tokoh Utama Arisa Morishige Dalam Komik “Limit” Karya Keiko Suenobu Keiko Suenobu No “Limit” No Manga Ni Okeru Arisa Morishige To Iu Shuujinkou No Shinrigakutekina Bunseki

BAB I

PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang Masalah
Sastra adalah karya seni yang dikarang menurut standar bahasa kesusastraan, penggunaan
kata-kata yang indah, gaya bahasa, dan gaya bercerita yang menarik (Zainuddin, 1992:99).
Istilah sastra hendaknya dibatasi pada seni sastra yang bersifat imajinatif, artinya segenap
kejadian dan peristiwa yang dikemukakan dalam sastra bukanlah pengalaman jiwa atas yang
sesungguhnya tetapi merupakan sesuatu yang dibayangkan saja (Rene Wellek dalam Badrun
1983:16).
Pada dasarnya karya sastra memiliki karya yang bersifat fiksi dan non fiksi. Karya sastra
yang bersifat fiksi seperti novel, cerpen, komik, dan essai. Sedangkan yang bersifat non fiksi
berupa puisi, lagu, dan drama.
Sekarang ini banyak karya sastra yang membahas tentang tindakan ijime atau pembullyan,
Pengertian Ijime dan Konsep Ijime Jepang - Istilah ijime berasal dari kata ijimeru yang memiliki
arti

harfiah

sebagai


tindakan

mengusik,

menggoda,

menganiaya

(http://puramoz.blogspot.com/2013/12/pengertian-ijime-dan-konsep-ijime.html).

dan

menyakiti

Kata tersebut

kemudian berkembang menjadi sebuah istilah sosial yang digunakan untuk menggambarkan
salah satu bentuk tindakan penganiayaan yang terjadi dalam masyarakat Jepang. Ijime biasanya
terjadi di dalam konteks sekolah, berhubungan dengan teman sebaya baik pelaku maupun

korbannya.

Universitas Sumatera Utara

Berbeda dengan tindakan agresif lain yang melibatkan serangan yang dilakukan hanya
dalam satu kali kesempatan dan dalam waktu yang pendek. Ijime biasanya terjadi secara
berkelanjutan selama jangka waktu yang cukup lama, sehingga korban secara terus-menerus
berada dalam keadaan cemas dan terintimidasi. ijime dapat berbentuk tindakan langsung maupun
tindakan tidak langsung. Ijime langsung mencakup pelecehan fisik terhadap korbannya,
sementara ijime tidak langsung terdiri atas berbagai strategi yang menyebabkan targetnya
terasing dan terkucil secara sosial.
Jenis karya sastra yang paling diminati pada saat ini salah satunya adalah komik. Komik
adalah suatu bentuk seni yang menggunakan gambar-gambar tidak bergerak yang disusun
sedemikian rupa sehingga membentuk jalinan cerita. Biasanya, komik dicetak pada kertas dan
dilengkapi dengan teks. Komik dapat diterbitkan dalam berbagai bentuk, mulai dari koran,
majalah, hingga berbentuk buku sendiri.
Dalam sebuah karya sastra terdapat dua unsur yang berpengaruh dalam karya sastra
tersebut yaitu unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik. (Wellek dan Warren dalam Farida, 2013:3)
Unsur intrinsik adalah unsur-unsur yang membangun karya sastra itu sendiri atau dapat juga
dikatakan unsur-unsur yang secara langsung membangun cerita. Unsur-unsur yang dimaksud

adalah tema plot, latar, penokohan, bahasa, sudut pandang cerita dan lain-lain. Sedangkan yang
dimaksud dengan unsur ekstrinsik adalah unsur-unsur yang terdapat diluar karya sastra itu tetapi
tidak secara langsung mempengaruhi karya tersebut. Unsur-unsur yang dimaksud adalah
kebudayaan, sosial, politik, psikologi, agama dan lain-lain.
Unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik ini juga terdapat dalam karya sastra fiksi berupa
komik. Salah satu unsur pembangun fiksi di komik yang akan ditelaah adalah tokoh. Tokoh
adalah para pelaku yang terdapat dalam sebuah fiksi. Dalam mendeskripsikan tokoh, pengarang

Universitas Sumatera Utara

memiliki kebebasan dalam menampilkan tokoh-tokoh cerita sesuai keinginannya, bagaimanapun
perwatakan, permasalahan yang dihadapi, kondisi psikologi, dan lain-lain.
Tokoh dalam karya sastra adalah sosok yang benar-benar mengambil peran dalam cerita
tersebut. Jika dibandingkan, jika dalam naskah tersebut akan dimainkan atau difilmkan, sosok
tersebut membutuhkan aktor atau pemain. Berdasarkan fungsi tokoh dalam cerita, tokoh dapat
dibedakan menjadi dua, yaitu tokoh sentral dan tokoh bawahan.
Psikologi sastra fokus pada aspek kejiwaan, artinya dengan memusatkan perhatian pada
tokoh dapat mengungkap gejala-gejala psikologi baik yang tersembunyi atau yang
disembunyikan oleh pengarang.
Manusia sebagai makhluk hidup yang berakal akan selalu menemukan masalah dalam

hidupnya, dan masalah yang dihadapi memiliki jalan keluar. Dalam proses menemukan jalan
keluar tersebut sering kali manusia mengalami “depresi” yang tanpa disadari sering dialami
dalam menjalani kehidupan sehari-hari. Lalu Aaron Beck dalam Wilkinson (1995:35)
mengatakan bahwa depresi adalah suatu pengalaman yang menyakitkan ataupun suatu perasaan
tidak ada harapan lagi. Rasa sedih yang berlebihan, memperburuk keadaan serta memelihara
kondisi kesedihan tersebut sehingga tertekan merupakan penyebab utama depresi. Dapat
dikatakan bahwa seseorang yang memiliki pandangan negatif terhadap dirinya, lingkungan, dan
masa depan, kemungkinan lebih mudah menderita penyakit depresi dari pada orang yang
memiliki pandangan lebih positif.
Komik LIMIT karya Keiko Suenobu merupakan komik psikologis yang menceritakan
tentang tokoh-tokoh yang menderita depresi. Dalam Komik LIMIT terdapat enam tokoh utama
yaitu Arisa Morishige, Mizuki Konno, Haru Ichinose, Chikage Usui, Chieko Kamiya, dan

Universitas Sumatera Utara

Haruaki Hinata. Keenam tokoh itu mempunyai karakter serta kondisi kejiwaan yang menarik
untuk diteliti dengan ilmu bantu psikoanalisis. Di sini penulis hanya menekankan pada tokoh
Arisa Morishige.
Arisa Morishige adalah seorang remaja yang berusia 15 tahun yang duduk di salah satu
SMA di Tokyo, Jepang, disekolahnya ia adalah seorang siswi yang selalu di bully, pada saat

sekolahnya mengumumkan bahwa akan ada perkemahan, maka harus ada perwakilan salah satu
dari masing-masing kelas untuk mengambil nomor keberangkatan, teman sekelas Arisa sepakat
bahwa perwakilan dari kelas mereka adalah Arisa. Teman sekelasnya sangat menghawatirkan
mereka mendapatkan urutan terakhir karena waktunya yang berdekatan dengan jadwal ujian
mereka, dan ternyata pada saat pengambilan nomor urut keberangkatan, kelas merekalah yang
mendapatkan nomor urutan terakhir. Lalu karena hal tersebut Arisa menjadi bahan bully-an
dikelasnya.
Arisa tidak pernah melawan apapun pada saat dia dibully oleh teman-teman sekelasnya.
Ternyata dibalik diamnya itu dia memendam rasa dendam yang besar kepada teman-teman
sekelasnya. Lalu pada saat arisa dan teman sekelasnya dalam perjalanan menuju keperkemahan,
bus yang mereka tumpangi mengalami kecelakaan, yang selamat dari kecelakaan ini hanya enam
orang lima diantara nya adalah wanita dan satu orang laki-laki, dan salah satunya adalah Arisa
Morishige.
Pada saat Arisa sedang mencoba menyelamatkan diri, ia mendapatkan sebuah arit. Arisa
menggunakan arit itu untuk menguasai mereka semua yang selamat, Arisa menjadikan temantemannya tersebut budaknya, dan ia juga membuat hubungan diantara mereka menjadi semakin
rumit dan perpecahan di antara mereka juga semakin runcing. Arisa menjadikan dirinya sebagai
penguasa dan yang lain nya sebagai budak. Walau Arisa terus menganggap dirinya sebagai

Universitas Sumatera Utara


penguasa diantara yang lain, tetapi kelima siswi yang selamat lainnya tidak tinggal diam,
mereka juga melawan terhadap apa yang Arisa perintahkan, dan mereka juga berniat untuk
merebut arit dari tangan Arisa untuk bisa bertahan hidup dan sambil terus mencari bantuan untuk
bisa selamat dari kecelakaan itu.
Lalu sampai satu dari mereka meninggal dunia karena tidak bisa bertahan hidup, sejak itu
suasana di antara mereka semakin rumit dan yang lainnya juga mengalami banyak hambatan dan
rintangan dalam bertahan hidup di dalam hutan, karena Arisa bisa menyakiti mereka kapan pun.
Beban psikologis yang dirasakan Arisa bukan hanya dirasakannnya di sekolah tetapi juga
dikeluarga, orang tua Arisa selalu bertengkar di rumah, ayahnya selalu memukuli ibunya, karena
itu juga Arisa jadi membenci lelaki, dan pada saat setelah kecelakaan itu terjadi dia selalu mau
menyingkirkan salah seorang teman lelakinya yang juga selamat. Karena Arisa menganggap
apabila ada laki-laki disekelilingnya maka dia akan kalah dan dia tidak bisa menjadi penguasa
diantara mereka lagi.
Berdasarkan uraian di atas, penulis merasa tertarik untuk mengetahui bagaimana
psikologi tokoh utama dan apa yang menyebabkan dia mengalami beban psikologi tersebut.
Untuk itu penulis membahasnya di dalam skripsi dengan judul “Analisis Psikologi Tokoh Utama
Arisa Morishige Dalam Komik LIMIT Karya Keiko Suenobu”.

1.2. Rumusan Masalah
Arisa Morishige adalah tokoh utama yang digambarkan oleh Keiko Suenobu sebagai

anak perempuan yang mengalami beban psikologis. Beban psikologis yang dialami oleh Arisa
adalah depresi yang salah satunya diakibatkan oleh perlakuan ijime dari lingkungan dan
pembullyan yang mengakibatkan adanya rasa dendam yang besar dan adanya sebuah perasaan

Universitas Sumatera Utara

yang mendorongnya untuk terus menyakiti orang lain demi untuk memuaskan keinginan dan
dendamnya saja. Dan Arisa juga mengalami banyak tekanan dari keluarga, karena keluarga
Arisa merupakan keluarga yang tidak harmonis.
Beban psikologis yang dialami oleh Arisa dimulai ketika ia duduk dibangku SMA, dia
adalah sosok remaja yang selalu diam dan tidak suka bersosialisasi dengan temannya, yang
dikerjakannya setiap hari hanyalah menyendiri sambil membuat manga dan berimajinansi
dengan khayalannya. Arisa juga termasuk anak yang kurang cantik dan tidak pintar di sekolah
dia kerapkali di bully oleh temannya yang lain, tetapi perlakuan teman sekelasnya tidak pernah
dibalas Arisa. Walau tidak membalas dan melawan bukan berarti dia tidak dendam terhadap
teman-temannya, pada saat perkemahan sekolah dilaksanakan bus yang ditumpangi oleh Arisa
dan teman sekelasnya mengalami kecelakaan. Pada saat itu, seorang siswi yang kerapkali
membully Arisa meninggal dunia. Arisa sangat senang atas meninggalnya siswi tersebut, dari
kejadian ini yang selamat ada 6 orang, dan yang salah satunya adalah Arisa, dari keenam siswi
yang selamat ada dua orang yang juga kerap melakukan pembullyan, disinilah Arisa mulai

berniat membalaskan dendamnya pada siswi-siswi tersebut.
Banyak peristiwa dalam komik ini yang menceritakan tentang penyakit depresi yang
dialami oleh Arisa. Tindakan abnormal yang ditimbulkan dari penyakit depresi Arisa merupakan
dorongan alam bawah sadar yang dipicu oleh peristiwa dimasa lalu. Hal inilah yang
menggambarkan kondisi psikologis tokoh utama Arisa Morishige dalam komik LIMIT karya
Keiko Suenobu.
Berdasarkan uraian di atas, maka masalah penelitian ini dirumuskan dalam bentuk
pertanyaan sebagai berikut:

Universitas Sumatera Utara

1. Bagaimanakah Keiko Suenobu dalam menggambarkan kondisi psikologis tokoh
utama Arisa Morishige dalam komik LIMIT ini melalui pendekatan psikologi Aaron
Beck?
2. Bagaimana beban psikologis yang dialami oleh tokoh utama Arisa Morishige dalam
komik LIMIT?

1.3. Ruang Lingkup Pembahasan
Dari permasalahan-permasalahan yang ada maka penulis menganggap perlu adanya
pembatasan ruang lingkup dalam komik LIMIT karya Keiko Suenobu dalam 6 edisi sebanyak

720 halaman dari tahun 2002-2011 dalam Bahasa Indonesia. Hal ini dimaksudkan agar masalah
penelitian tidak terlalu luas dan berkembang jauh, sehingga penulis dapat terarah dan terfokus.

Dari permasalahan-permasalahan yang ada maka penulis menganggap perlu adanya
pembatasan ruang lingkup dalam pembahasan. Dari komik LIMIT tersebut dari masing-masing
permasalahan penulis mengambil masing-masing 3 contoh dari cuplikan yang menunjukkan
bahwa adanya gejala depresi pada tokoh. Hal ini dimaksudkan agar masalah penelitian tidak
terlalu luas dan berkembang jauh, sehingga penulis dapat terarah dan terfokus.
Dalam analisis ini, penulis memfokuskan pembahasan pada tokoh utama Arisa Morishige
dalam komik LIMIT khususnya masalah psikologi yang dikaitkan dengan teori Aaron Beck
tentang depresi yang mengenai pandangan negatif tentang diri sendiri, pandangan negatif tentang
lingkungan, dan pandangan negatif tentang masa depan yang dialami manusia. Agar pembahasan
jelas dan analisis yang valid, maka penulis menjelaskan sebelum bab pembahasan mengenai

Universitas Sumatera Utara

definisi komik, setting LIMIT, psikoanalisa Aaron Beck, definisi dan studi semiotik dan biografi
pengarang.

1.4. Tinjauan Pustaka dan Kerangka Teori

1.4.1. Tinjauan Pustaka
Sastra menurut Rene Wellek dalam Badrun (1983:16) bahwa sastra hendaknya dibatasi
pada seni sastra yang bersifat imajinatif, artinya segenap kejadian atau peristiwa yang
dikemukakan dalam karya sastra bukanlah pengalaman jiwa atas peristiwa yang sesungguhnya
tetapi merupakan sesuatu yang dibayangkan saja.
Karya sastra pada umumnya merupakan hasil imajinasi dari seorang pengarang. Seperti
yang diungkapkan oleh Wellek dan Warren (2002:81) karya sastra pada hakekatnya merupakan
sebuah hasil imajinasi dari seorang pengarang.
Di dalam karya sastra fiksi terdapat dua unsur yaitu unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik.
Kedua unsur ini juga terdapat dalam komik. Salah satu unsur intrinsik yang akan ditelaah adalah
tokoh.
Tokoh menurut Aminudin (2002:79) adalah pelaku yang mengemban peristiwa dalam
cerita fiksi sehingga peristiwa itu mampu menjalin suatu cerita. Arti tokoh secara umum adalah
para pelaku yang terdapat dalam sebuah cerita fiksi. Tokoh dalam fiksi merupakan ciptaan
seorang pengarang, jadi pengarang memiliki kebebasan dalam menciptakan watak tokohnya.
Penulis menggunakan pendekatan semiotik karena adanya tekanan batin dari tokoh utama
yang mengalami penyakit depresi dan ingin memuaskan keinginannya untuk membalas
perlakuan kurang menyenangkan temannya terhadap Arisa dimasa lalu. Setelah mendapatkan

Universitas Sumatera Utara


tanda tersebut, penulis melakukan analisis dengan pendekatan psikologis yang berupa
psikoanalisis khususnya teori Aaron beck.
(Dakir 1993:12) Psikologi adalah ilmu yang mempelajari tentang jiwa dan mental itu
secara langsung karena sifatnya abstrak, tetapi psikologi membatasi pada manifestasi dan
ekspresi dari jiwa atau mental tersebut yakni berupa tingkah laku dan proses atau kegiatannya,
sehingga psikologi dapat didefisinikan sebagai ilmu pengetahuan yang mempelajari tingkah laku
dan proses mental.
Banyak faktor yang mendukung timbulnya depresi yang merupakan perpaduan dari
beberapa aspek yang saling mendukung yang meliputi biologis, psikologis, sosial, lingkungan
dan adanya dorongan dari pihak lain. Terkadang dalam mencari suatu penyebab terjadinya
depresi sangat lah sulit, namun ada penyebab yang paling banyak menyebabkan depresi, antara
lain:
1. Karena kehilangan, kehilangan merupakan faktor utama yang mendasari depresi,
kehilangan dapat dibagi menjadi 4 lagi, yang pertama yaitu kehilangan abstrak yang
dimaksudkan kehilangan abstrak adalah kehilangan harga diri, kehilangan kasih sayang,
harapan maupun kehilangan sebuah ambisi, dua adalah kehilngan sesuatu yang konkrik
yaitu kehilangan mobil, binatang kesayangan, dan juga kehilangan orang-orang yang
disayang. Ketiga kehilangan yang bersifat khayal yaitu merasa tidak disukai dan
diguncing banyak orang, yang keempat adalah kehilangan sesuatu yan belum tentu hilang,
misalnya takut tidak lulus masuk keperguruan tinggi ataupun takut tidak lulus ujian.
2. Reaksi terhadap stress, 85% depresi ditimbulkan stress dalam hidup.
3. Terlalu lelah atau capek. Karena banyak kekurangan tenaga baik fisik maupun emosi.
4. Mendapat perilaku yang kurang menyenangkan dari lingkungan.

Universitas Sumatera Utara

Orang yang mengalami depresi biasaanya mengalami perasaan yang berubah-ubah dan
sulit dikendalikan. Berbagai perasaan seperti putus asa, kehilangan harapan, sedih, cemas, rasa
bersalah, apatis dan marah.
Banyak orang yang mengatakan bahwa perasaan yang sedih lebih merupakan akibat dari
suatu depresi. Seseorang yang mempunyai pandangan negatif pada dirinya sendiri, orang lain,
dunia, dan masa depannya, berkemungkinan lebih mudah mengalami gangguan depresi dari pada
orang yang mempunyai pandangan hidup yang positif.

Kognitif depresi dapat dibagi menjadi tiga yaitu:
1. Pikiran, misalnya “ saya telah gagal membahagiakan orang tua saya”. “saya akan
membalaskan dendam saya”
2. Harapan, misalnya “ saya tidak bahagia hidup didunia, kecuali aku mempunyai keluarga
yang damai”.
3. Distosi, misalnya menarik kesimpulan tanpa ada bukti “tidak ada gunanya aku pulang
karena tidak ada yang mengharapkan aku selamat”
Dalam

(http://scribd.com/com/doc/49313688/PENDEKATAN-TERAPI-KONITIF.html)

Aaron beck juga menghubungkan perkembangan depresi dengan adopsi dari cara berpikir secara
negatif. Konsep ini dikenal juga dengan aspek segitiga, aspek segitiga tersebut adalah:
a. Pandangan negatif tentang diri sendiri
Memandang sendiri sebagai tidak berharga, penuh kekurangan, tidak dapat dicintai, tidak
dapat diharapkan, dan kurang memiliki keterampilan yang dibutuhkan untuk mencapai
kebahagiaan.

Universitas Sumatera Utara

b. Pandangan negatif tentang lingkungan
Memandang lingkungan sebagai pemaksa tuntutan dan dorongan yang berlebihan dan
memberikan hambatan yang tidak mungkin bisa diatasi sehingga terus-menerus mengalami
kegagalan dan tidak diharapkan oleh lingkungan.
c. Pandangan negatif tentang masa depan
Memandang masa itu tanpa harapan dan juga meyakini bahwa dirinya tidak mempunyai
kekuatan untuk mengubah hal itu menjadi yang lebih baik. Pandangan seperti ini hanyalah
memandang bahwa hanya akan mendapatkan kegagalan dan mendapatkan hal buruk atau
kejadian buruk yang sama dengan masa lalu. Dan mempunyai kesedihan yang tidak pernah
berakhir.
Dalam komik LIMIT digambarkan oleh Keiko Suenobu tentang tekanan batin seorang
anak perempuan yang mendapatkan perlakuan yang tidak menyenangkan dan pembullyan. Dari
perlakuan teman-temannya itu menyebabkan ia mengalami beban psikologi yaitu depresi dalam
dirinya yang berpengaruh terhadap karakter serta kepribadiannya.

1.4.2. Kerangka Teori
Meneliti suatu karakter dalam diri sebuah tokoh melalui karya sastra berarti harus
menggunakan teori sastra. Dalam menganalisis tokoh dalam komik ini, maka penulis akan
menggunakan pendekatan psikologi sastra Aaron Beck dan teori semiotik.
Psikologi sastra merupakan suatu pendekatan yang mempertimbangkan segi-segi
kejiwaan dan menyangkut batiniah manusia. Melalui tinjauan psikologi akan terlihat fungsi dan

Universitas Sumatera Utara

peran sastra adalah untuk menghidangkan citra manusia yang seadil-adilnya dan sehiduphidupnya atau untuk memancarkan bahwa karya sastra pada hakikatnya bertujuan untuk
melukiskan kehidupan manusia (Andre Hardjana, 1985:66).
Psikologi sastra sebagai cabang ilmu sastra yang mendekati sastra dari sudut psikologi.
Perhatiannya dapat diarahkan kepada pengarang, dan pembaca (psikologi komunikasi sastra)
atau kepada teks itu sendiri (Hartoko dan B. Rahmanto, 1986:126).
Dalam psikologi sastra ada beberapa tokoh psikologi terkemuka seperti Aaron Beck,
Sigmund Freud, Carl Gustav Jung dan Mortimer Adler yang telah memberikan inspirasi tentang
misteri tingkah laku manusia melalui teori-teori psikologi. Namun Aaron Beck yang
mendeskripsikan depresi sebagai salah satu jenis dari tingkah laku psikologi yang dapat dialami
manusia.
Dengan menggunakan teori psikologi Aaron Beck tersebut, maka penulis dapat
menganalisis kondisi psikologi tokoh utama Arisa Morishige dalam komik LIMIT yang
berkaitan dengan aspek yang dikenal dengan aspek segitiga, yaitu Pandangan negatif terhadap
diri sendiri, pandangan negatif tentang lingkungan dan pandangan negatif tentang masa depan.
Untuk mengetahui adanya beban psikologis tokoh utama Arisa Morishige dalam komik
LIMIT, penulis menggunakan teori semiotik. Dengan teori ini penulis akan menganalisa tandatanda atau indeksikal perilaku tokoh utama Arisa Morishige yang memiliki tekanan batin,
sehingga dengan pendekatan semiotik ini penulis akan mengetahui dan menunjukkan masalah
psikologi yang dialami oleh tokoh utama Arisa Morishige berdasarkan teori Aaron Beck.
Semiotik adalah pendekatan yang menitik beratkan soal kebahasaan dengan penumpuan
kepada mencari dan memahami makna menerusi sistem lambang dan perlambangan dalam teks.
Semiotik adalah ilmu atau metode analisis untuk mengkaji tanda (Hoed dalam Nurgiyantoro

Universitas Sumatera Utara

1995:2). Asas kepada kritikan ini ialah kepercayaan bahwa makna bahasa ditandai dengan
sistem lambang dan perlambangan. Lambang dan perlambangan ini pula mempunyai hubungan
dengan psikologi manusia dalam sebuah masyarakat. Oleh karena itu, analisis ini akan
menjelaskan tentang kondisi psikologis tokoh utama dalam komik ini.
Teori Peirce dalam Nurgiyantoro (1995:41) mengatakan bahwa sesuatu itu dapat disebut
sebagai tanda jika ia mewakili sesuatu yang lain. Sebuah tanda yang disebutnya sebagai
representamen haruslah mengacu pada suatu yang disebut dengan objek. Jadi jika sebuah tanda
mewakili acuannya, hal ini adalah fungsi utama tanda. Misalnya anggukan kepala mewakili
persetujuan atau gelengan kepala mewakili ketidaksetujuan.

1.5. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1.5.1. Tujuan Penelitian
Sebelum melakukan sebuah penelitian maka harus diketahui terlebih dahulu apa tujuan
penelitian. Hal ini dikarenakan supaya tidak mengalami kesulitan untuk meneliti sebuah masalah.
Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mendeksripsikan bagaimana pemikiran Keiko Suenobu terhadap kondisi
psikologis tokoh utama Arisa Morishige dalam komik LIMIT sebagai akibat dari
tindakan ijime dan konflik keluarga ?
2. Untuk mendeskripsikan bagaimana beban psikologis yang di alami oleh tokoh utama
Arisa Morishige dalam komik LIMIT karya Keiko Suenobu berdasarkan pendekatan
psikologi Aaron Beck ?
1.5.2. Manfaat Penelitian

Universitas Sumatera Utara

Manfaat dari penelitian ini adalah :
1. Bagi penulis dan pembaca dapat menambah pengetahuan mengenai konsep psikologi dari
teori Aaron Beck yang terkandung dalam komik “LIMIT”.
2. Dapat dijadikan referensi bagi pembaca apabila ingin melakukan penelitian dengan topik
yang sejenis yang berhubungan dengan bidang kesusastraan Jepang.
3. Bagi pembaca, penelitian ini bermanfaat sebagai bahan penunjang untuk Departemen
Sastra Jepang Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara, guna memperkaya
bahasa penelitian dan sumber bacaan.

1.6. Metode Penelitian
Dalam melakukan sebuah penelitian, sangatlah dibutuhkan metode dalam pengerjaan.
Metode yang digunakan dalam sebuah penelitian akan mempermudah peneliti dalam melakuakan
penelitiannya. Metode juga digunakan sebagai penunjang dalam sebuah penelitian. Dengan
adanya metode dalam sebuah penelitian maka akan dapat memperlancar proses penelitian
tersebut.
Dalam penulisan skripsi ini, penulis menggunakan metode penelitian deskriptif dan studi
kepustakaan. Metode deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status sekelompok manusia,
suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran ataupun suatu kelas peristiwa pada masa
sekarang. Tujuan penelitian deskriptif adalah membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara
sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena
yang diselidiki.

Universitas Sumatera Utara

Penelitian deskriptif mempelajari masalah-masalah dalam masyarakat, serta situasisituasi tertentu termasuk tentang hubungan, kegiatan-kegiatan, sikap-sikap, pandanganpandangan, serta proses-proses yang sedang berlangsung dan pengaruh-pengaruh dari suatu
fenomena.
Selain menggunakan metode penelitian deskriptif dalam pengumpulan data penelitian
dalam skripsi ini, penulis juga menggunakan teknik pengumpulan data dan studi kepustakaan
(Library Research). Adapun teknik pengumpulan data dengan metode tersebut dilakukan dengan
cara mempelajari, mendalami, dan mengutip teori-teori atau konsep-konsep dari sejumlah
sumber, baik buku, jurnal, artikel, dan berbagai situs internet. Dengan kata lain studi kepustakaan
adalah pengumpulan data dengan membaca buku-buku atau referensi yang berkaitan dengan
tema penulisan. Data yang diperoleh dari referensi tersebut akan dianalisis untuk mendapatkan
kesimpulan dan saran.
Karena yang akan diteliti dalam Skripsi ini adalah kondisi psikologis tokoh utama Arisa
Morishige yang dihubungkan dengan kondisi kejiwaan, maka metode atau pendekatan utama
yang digunakan dalam penulisan Skripsi ini adalah pendekatan psikologi Aaron Beck. Sebuah
teori psikologi yang paling dominan dalam analisis karya sastra. Pendekatan psikologi Aaron
Beck merupakan suatu sistem yang dinamis dari psikologi yang mencari akar-akar tingkah laku
manusia didalam motivasi dan konflik yang tidak disadari. Selain pendekatan psikologi sastra,
penulis akan menggunakan teori semiotik untuk meneliti tanda-tanda yang digunakan Keiko
Suenobu dalam menggambarkan karakter dan kondisi kejiwaan tokoh utama.

Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

Higuchi Tachibana No Sakuhin No “M To N No Shouzou”To Iu Manga Ni Okeru Shujinkouno Shinrigakutekina Bunseki

2 47 67

Otsu Ichi No “Goth” To Iu Manga Ni Okeru Shujinkou No Shinriteki Na Bunseki

1 56 62

Analisis Ijime Dalam Komik Life Karya Keiko Suenobu.Keiko Suenobu No Sakuhin No “Life” Manga No Ijime No Bunseki Ni Tsuite

4 75 76

Analisis Psikologis Tokoh Utama Dalam Novel “1 Liter Of Tears” Karya Aya Kito Aya Kito No Sakuhin No “1 Rittoru Namida” To Iu Shosetsu Ni Okeru Shujinko No Shinrigakutekina Bunseki

4 68 81

Analisis Aspek Sosiologis Tokoh Gals Dalam Komik “Gals!” Karya Mihona Fuji = Mihona Fuji No Sakuhin No “Gals!” To Iu Manga Ni Okeru Gyaru No Shujinkou No Shakaigakuteki No Bunseki Ni Tsuite

0 59 62

Analisis Psikologis Tokoh Utama Arisa Morishige Dalam Komik “Limit” Karya Keiko Suenobu Keiko Suenobu No “Limit” No Manga Ni Okeru Arisa Morishige To Iu Shuujinkou No Shinrigakutekina Bunseki

0 6 70

Analisis Psikologis Tokoh Utama Arisa Morishige Dalam Komik “Limit” Karya Keiko Suenobu Keiko Suenobu No “Limit” No Manga Ni Okeru Arisa Morishige To Iu Shuujinkou No Shinrigakutekina Bunseki

0 0 8

Analisis Psikologis Tokoh Utama Arisa Morishige Dalam Komik “Limit” Karya Keiko Suenobu Keiko Suenobu No “Limit” No Manga Ni Okeru Arisa Morishige To Iu Shuujinkou No Shinrigakutekina Bunseki

0 0 6

Analisis Psikologis Tokoh Utama Arisa Morishige Dalam Komik “Limit” Karya Keiko Suenobu Keiko Suenobu No “Limit” No Manga Ni Okeru Arisa Morishige To Iu Shuujinkou No Shinrigakutekina Bunseki

0 0 21

Analisis Psikologis Tokoh Utama Arisa Morishige Dalam Komik “Limit” Karya Keiko Suenobu Keiko Suenobu No “Limit” No Manga Ni Okeru Arisa Morishige To Iu Shuujinkou No Shinrigakutekina Bunseki

0 0 2