Gambaran pH Kulit Anak Penderita Leukemia yang Mendapat Kemoterapi di RSUP Haji Adam Malik Medan

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Leukemia atau lebih dikenal kanker darah atau sumsum tulang merupakan
pertumbuhan sel-sel abnormal tidak terkontrol (sel neoplasma) yang berasal dari
mutasi sel normal. Adanya pertumbuhan sel neoplasma ini ditandai dengan
perbanyakan secara tidak normal atau transformasi maligna dari sel-sel pembentuk
darah di sumsum tulang dan jaringan limfoid yang umumnya terjadi pada leukosit,
pertumbuhan sel-sel abnormal ini mengganggu fungi normal dari organ-organ vital
dan dapat menyebar ke seluruh tubuh.1
Leukemia mempunyai sifat khas proliferasi tidak teratur atau akumulasi sel
darah putih dalam sumsum tulang, menggantikan elemen sumsum tulang normal.
Ada dua masalah terkait dengan sel leukemia yaitu adanya pembentukan berlebihan
dari leukosit, kedua adanya sel-sel abnormal atau imatur dari sel darah putih
sehingga fungsi dan strukturnya tidak normal. Produksi leukosit yang sangat
meningkat akan menekan elemen sel darah yang lain seperti penurunan produksi
eristrosit mengakibatkan anemia, trombosit menjadi menurun mengakibatkan
trombositopenia dan leukopenia dimana sel darah putih yang normal menjadi
sedikit. Adanya trombositopenia mengakibatkan mudahnya terjadi perdarahan dan
keadaan leukopenia menyebabkan mudahnya terjadi infeksi. Sel-sel kanker darah

putih juga dapat menginvasi pada sumsum tulang periosteum yang dapat
mengakibatkan tulang menjadi rapuh dan nyeri tulang. Disamping itu infiltrasi

1
Universitas Sumatera Utara

2

keberbagai organ seperti otak, ginjal, hati, limpa, kelenjar limfe menyebabkan
pembesaran dan gangguan pada organ terkait.1,2
Menurut data Union for International Cancer Control (UICC), setiap tahun
terdapat sekitar 176.000 anak yang didiagnosis leukemia, yang mayoritas berasal
dari negara berpenghasilan rendah dan menengah.3 Sementara itu, di Indonesia
terdapat sekitar 11.000 kasus leukemia anak setiap tahunnya, dan terdapat sekitar
650 kasus kanker anak di Jakarta.4
Acute Leukemia pada anak mencapai 97% dari semua leukemia pada anak
yang terdiri dari 2 tipe yaitu : Acute Lymphoblastic Leukemia (ALL) 82% dan Acute
Myeloblastic Leukemia (AML) 18%. ALL adalah kanker yang sering terjadi pada
anak. Kasus baru ALL per tahun terjadi sebanyak kurang lebih 3.000 kasus di
Amerika, 5.000 kasus di Eropa dan diperkirakan 2.000-3.000 kasus di Indonesia.

Puncak kejadian ALL pada usia 2-5 tahun. Di Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP)
Haji Adam Malik, Medan, pada tahun 2009 terdapat 101 anak yang menderita Acute
leukemia (27,8%), tahun 2010 terdapat 89 anak (24,4%), tahun 2011 terdapat 84
anak (23,1%), dan tahun 2012 terdapat 90 anak (24,7%).4,5
Terdapat berbagai cara telah dilakukan untuk dapat mengobati penyakit ini,
salah satunya dengan cara kemoterapi. Kemoterapi merupakan jenis pengobatan
yang menggunakan obat-obatan untuk membunuh sel-sel neoplasma. Pengobatan
semacam ini telah digunakan sejak tahun 1950-an. Di lain pihak terdapat efek
samping yang ditimbulkan oleh obat-obat kemoterapi yang tidak hanya membunuh
sel-sel leukemia tetapi juga menyerang sel-sel normal.1

Universitas Sumatera Utara

3

Banyak efek samping dan toksisitas dari kemoterapi yang dapat dilihat pada
kulit, adneksa, dan membran mukosa pasien yang menjalani kemoterapi. Penderita
kanker pasca kemoterapi rentan terkena berbagai masalah kulit. Di antaranya, kulit
kering, erupsi obat alergi, fotosensitivitas, hiperpigmentasi, kelainan kuku, dan
kelainan rambut.1,2

Kulit merupakan lapisan terluar penutup tubuh yang mempunyai fungsi
sebagai sawar terhadap segala bentuk/macam trauma dari luar baik fisik (trauma
mekanik, cedera termal, radiasi), maupun kimiawi (agen destruktif, zat aktif,
xenobiotik, alergen) dan biologis (bakeri, virus dll). Unsur utama dari fungsi
pertahanan kulit adalah untuk mempertahankan homeostasis dengan mencegah
kehilangan air yang tidak terkendali, ion dan protein serum dan melindungi kulit
dari organisme lingkungan. Sawar epidermis, dibentuk oleh pembentukan lipid
bilayer antara korneosit dari stratum korneum (Sk). Lipid disekresikan melalui
badan lamelar yang berada pada keratinosit stratum granulosum (Sg). Lipid yang
disekresi tidak membentuk permeabilitas sawar yang efektif sampai dibentuk
menjadi lipid bilayer. Keasaman pH dari permukaan kulit sangat penting untuk
fungsi pertahanan sawar epidermal dan untuk pembentukan dan pemeliharaan
integritas/kohesi epidermis. pH netral adalah penyebab tertundanya pemulihan
sawar epidermal yang rusak. Peran pH dikonfirmasi oleh normalisasi proses
pemulihan sawar pada pH yang asam. Nilai pH yang tinggi juga mendukung
perkembangan patogen pada permukaan kulit.5,6
Berdasarkan efek samping kemoterapi terhadap kulit dan pentingnya
peranan sawar kulit, belum ditemukan data mengenai gambaran pH permukaan

3

Universitas Sumatera Utara

4

kulit pada anak leukemia yang mendapat kemoterapi. Oleh karena itu, peneliti ingin
mengetahui bagaimana gambaran pH permukaan kulit pada anak leukemia yang
mendapat kemoterapi, yang pada akhirnya menjadi dasar gangguan pada sawar
kulit tersebut. Penelitian ini merupakan penelitian pendahulu, untuk mengetahui
efek kemoterapi terhadap pH kulit.

1.2 Rumusan Masalah
Bagaimana gambaran pH kulit pada anak penderita leukemia yang mendapat
kemoterapi ?
1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1 Tujuan umum
Untuk mengetahui gambaran pH kulit pada anak penderita leukemia yang
mendapat kemoterapi.
1.3.2 Tujuan khusus
1. Untuk mengetahui pH kulit pada anak penderita leukemia yang mendapat
kemoterapi berdasarkan tipe leukemianya.

2. Untuk mengetahui pH kulit pada anak penderita leukemia yang mendapat
kemoterapi berdasarkan lamanya (fase kemoterapi), dan jenis kemoterapi.
3. Untuk mengetahui penyakit kulit penyerta (perubahan pada kulit) pada anak
penderita leukemia yang mendapat kemoterapi.
4. Mengetahui karakteristik demografi (Usia, jenis kelamin dan masa gestasi)
pasien leukemia yang mendapat kemoterapi

Universitas Sumatera Utara

5

1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1 Institusi pendidikan
Hasil penelitian ini dapat menambah khasanah pengetahuan mengenai
efek samping kemoterapi terhadap kulit, sehingga dapat mengantisipasi
efek tersebut pada umumnya dan pH pada khususnya.
1.4.2 Institusi kesehatan
Dapat meningkatkan strategi pelayanan kesehatan kulit pada pasien anak
penderita leukemia yang mendapat kemoterapi.
1.4.3 Masyarakat

Dapat memberikan pemahaman bagi masyarakat mengenai efek samping
kemoterapi terhadap kulit dan pentingnya perawatan kulit pada pasien anak
penderita leukemia yang mendapat kemoterapi.
1.4.4 Pengembangan penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi data pendukung dan data
untuk penelitian-penelitian selanjutnya.

Universitas Sumatera Utara