Gambaran pH Kulit Anak Penderita Leukemia yang Mendapat Kemoterapi di RSUP Haji Adam Malik Medan Chapter III V

31

BAB 3
METODE PENELITIAN

3.5 Rancangan Penelitian
Penelitian ini adalah merupakan penelitian deskriptif observasional dengan
rancangan potong lintang (cross sectional).

3.5 Waktu dan Tempat Penelitian
Rancangan penelitian direncanakan dilaksanakan mulai bulan November 2015,
dan pelaksanaan penelitian direncanakan mulai bulan Maret 2016 sampai
sampel terpenuhi, bertempat di ruangan rawat inap Rindu B4 RSUP H.Adam
Malik Medan.

3.5 Populasi dan Sampel Penelitian
3.3.1 Populasi target
Pasien anak leukemia yang mendapat kemoterapi di RSUP Haji Adam
Malik, Medan
3.3.2 Populasi terjangkau
Pasien anak leukemia yang mendapat kemoterapi yang dirawat di Rindu B4

RSUP Haji Adam Malik, Medan dimulai sejak bulan Maret 2016.
3.3.3 Sampel
Populasi terjangkau yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi.

31
Universitas Sumatera Utara

32

3.4 Kriteria Inklusi dan Eksklusi
Kriteria inklusi:
Pasien anak leukemia yang mendapat kemoterapi dan orang tua pasien
mengizinkan pasien ikut serta dalam penelitian.
Kriteria eksklusi:
Pasien menderita kelainan kulit generalisata (Iktiosis, nekrolisis epidermal
toksik, dermatitis atopi, netherton’s syndrome)

3.5 Besar Sampel

n 


Z (20.5-α / 2 ) p( 1  p)
d2

Dimana :
Z (1α / 2) = deviat baku alpha utk α = 0,05 maka nilai baku normalnya 1,96

P = proporsi anak penderita leukemia = 0,247 (24,7 %)
d = Tingkat ketepatan absolut (presisi) yang masih bisa ditolerir (ditetapkan
peneliti) sebesar 0,15

Maka sampel minimal untuk penelitian ini sebanyak 32 orang.

3.6 Cara Pengambilan Sampel Penelitian
Sampel penelitian diambil dengan tehnik consecutive sampling

3.7 Variabel Penelitian
1. Pasien anak leukemia yang mendapat kemoterapi
2. pH kulit


Universitas Sumatera Utara

33

3.8 Definisi Operasional
3.8.1 Kemoterapi
adalah terapi yang menggunakan obat anti kanker.
Alat ukur

: standard pengobatan kanker

Pengukur

: dokter penanggung jawab pasien

Hasil ukur:

: jenis obat kemoterapi yang terdiri dari 2, 4 dan 6 obat

(methotrexate, vincristine, doxorubicine, L-asparaginase, cytarabine,

cytocine arabinose, hydroxiurea, leucovorine dan merkaptopurine)
Skala ukur

: nominal

3.8.2 Fase kemoterapi
adalah lamanya pasien mendapatkan kemoterapi yang terdiri dari induksi,
konsolidasi, pemeliharaan, dan reinduksi.
Alat ukur

: rekam medis

Pengukur

: dokter penanggung jawab Pasien

Hasil ukur

: lamanya mendapat kemoterapi


Skala ukur

: nominal

3.8.3 Pasien Leukemia
Adalah pasien yang memiliki gangguan pertumbuhan sel darah putih yang
didiagnosis leukemia oleh dokter penanggung jawab pasien
Alat ukur

: anamnesis, femeriksaan fisik dan laboratorium

Pengukur

: dokter penanggung jawab pasien

Hasil ukur

: diagnosis penyakit leukemia ( ALL, AML dan CML)

Skala ukur


: nominal

Universitas Sumatera Utara

34

3.8.4 pH kulit
adalah kadar keasaman atau basa pada kulit yang didapat melalui
pemeriksaan menggunakan pH meter
a.

Alat ukur

: pH meter (Skincheck, Hanna Instruments model HI

99181N, USA)
Pengukur

: peneliti dan pembimbing


Hasil ukur:

: nilai pH

Skala ukur

: rasio

3.9 Alat dan Cara Kerja
3.9.1 Alat dan Bahan
b.

Satu unit alat pH meter ( Skincheck, Hanna Instruments model HI
99181N, USA)

c.

Kassa


3.9.2 Cara kerja
Pasien yang telah mendapat izin dari orang tuanya dan menandatangani
inform consent selanjutnya dilakukan :
1. Pencatatan data dasar :
a. Pencatatan data dasar dilakukan oleh peneliti di ruang rawat inap rindu
B4 RSUP Haji Adam Malik Medan.
b. Pencatatan data dasar meliputi idenditas pasien [(nama,alamat, jenis
kelamin, masa gestasi, riwatat diagnosis leukemia (tipe), riwayat
kemoterapi (jenis dan fase)], pemeriksaan fisik dan dermatologis.

Universitas Sumatera Utara

35

2. Pemeriksaan nilai pH kulit neonatus
a. Syarat sebelum dilakukan pengukuran pH :
- Orang tua subjek dimanta untuk memnadikan subjek atau pasien
diminta untuk mandi dengan bersih menggunakan sabun dan tidak
menggunakan kosmetik atau preparat topikal apapun pada volar lengan
bawah pasien. minimal 4 jam setelah subjek mandi.

- Pengukuran dilakukan pada suhu kamar air conditionered stabil dan
konstan (20oC) dengan kelembapan 40% dan subjek dikondisikan
minimal 20 menit.
- Bila daerah volar tidak memungkinkan untuk diperiksa, Pemeriksaan
dapat dilakukan pada daerah lengan, tungkai atas atau perut subjek.
b. Pengukuran nilai pH kulit diperiksa dengan menggunakan pH meter
(Skincheck, Hanna Instruments,HI 99181N, USA). Elektroda pH
dikalibrasi sebelum pengukuran masing-masing subjek dengan dua larutan
buffer standard pada nilai pH 7.0 dan 4.0. Kemudian elektroda dibilas
dengan air sebelum pengukuran.
c. Subjek dipersiapkan. Bagian volar lengan bawah dibersihkan dengan
kassa. Buka tutup pelindung elektroda. Sambungkan elektroda ke pH
meter. Tekan tombol ON untuk menghidupkan. Letakkan ujung elektroda
pada permukaan kulit yang datar. Tunggu sampai pembacaan stabil dan
hasil didapat. Kemudian elektroda dibersihkan dengan air, dan tutup
kembali dengan menggunakan pelindung elektroda.

Universitas Sumatera Utara

36


3.10 Kerangka Operasional

Pasien anak leukemia yang
mendapat kemoterapi yang
memenuhi kriteria inklusi dan
eksklusi

Pencatatan data dasar

Pengukuran pH Kulit

Pengumpulan data dan
tabulasi data

Analisis data secara
deskriptif

Gambar 3.1 Diagram kerangka operasional


Universitas Sumatera Utara

37

3.11. Pengolahan Data
Data-data yang terkumpul kemudian diolah dan selanjutnya disajikan dalam
bentuk tabel distribusi frekuensi dan dianalisis secara deskriptif.
3.12. Etika Penelitian
Penelitian ini sudah memperoleh persetujuan dari Komite Etik Kesehatan
Fakultas Kedokteran Sumatera Utara dengan nomor surat: 222/KOMET/FK
USU/2016

Universitas Sumatera Utara

38

BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN

Penelitian ini melibatkan 32 orang subjek penelitian dengan leukemia yang
sedang menjalani kemoterapi. Seluruh subjek penelitian telah menjalani anamnesis,
pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan dermatologi. Selanjutnya dilakukan
pemeriksaan terhadap kadar pH kulit. Data-data yang terkumpul kemudian
dimasukkan sebagai variabel dan diolah secara statistik.
4.1

Karakteristik subjek Penelitian
Karakteristik subjek dalam penelitian ini ditampilkan berdasarkan distribusi

kelompok usia, jenis kelamin, berat badan, masa gestasi dan tipe leukemia.
4.1.1 Karakteristik berdasarkan kelompok usia
Tabel 4.1 Distribusi subjek penelitian berdasarkan kelompok usia
Usia
(tahun)
1-5
6-10
11-15
16-18
Total

Pasien kemoterapi
n
8
12
11
1
32

%
25,0
37,5
34,4
3,1
100

Mean = 8,81 tahun
Standard deviasi = 4,231
Nilai minimum = 2 tahun
Nilai maksimum = 17 tahun

38
Universitas Sumatera Utara

39

Berdasarkan tabel 4.1 dapat dilihat bahwa berdasarkan usia pasien leukemia
yang mendapat kemoterapi terbanyak adalah pada kelompok usia 6-10 tahun yaitu
sebanyak 12 orang (37,5%). Rata-rata usia pasien adalah 8,81 tahun, dengan usia
termuda adalah 2 tahun dan usia tertua adalah 17 tahun.
Pada penelitian nasional yang dilakukan oleh National Cancer Institute di
Amerika Serikat, didapatkan laporan bahwa leukemia merupakan penyakit
keganasan tertingi yang terjadi pada anak dengan usia dibawah 15 tahun.36
Penelitian Chandrayani seluruh pasien leukemia anak di Rumah Sakit Kanker
Dharmais, didapatkan jumlah penderita leukemia anak terbanyak adalah usia 2-5
tahun dengan jumlah 24 penderita (46,2%).37 Pada penelitian yang dilakukan oleh
Sulastriana et al di RSUP H. Adam Malik Medan, berdasarkan karakteristik usia
pasien dengan leukemia akut adalah pasien dengan usia 0-4 tahun yang memiliki
frekuensi terbanyak yaitu 64 pasien (36,8%) diikuti dengan usia 5-9 tahun sebanyak
59 pasien (33,9%).38 Penelitian yang dilakukan oleh Fridayenti et al di RSUD arifin
Achmad Provinsi Riau berdasarkan karakteristik pasien leukemia anak, didapati
leukemia paling banyak terjadi pada kelompok usia 5-9 tahun sebanyak 19 pasien
(39,6%).39

Universitas Sumatera Utara

40

4.1.2 Karakteristik berdasarkan jenis kelamin
Tabel 4.2 Distribusi subjek penelitian berdasarkan jenis kelamin
Pasien kemoterapi

Jenis Kelamin
n

%

Laki-laki
Perempuan

20
12

62,5
37,5

Total

32

100

Berdasarkan tabel 4.2 dapat dilihat bahwa berdasarkan jenis kelamin
frekuensi pasien leukemia terbanyak adalah laki-laki yaitu sebanyak 20 orang
(62,5%), dan perempuan sebanyak 12 orang (37,5%). Pada penelitian Chandrayani
di RSK Dharmais didapatkan jumlah penderita leukemia berdasarkan jenis kelamin
laki-laki merupakan yang terbanyak, dengan jumlah 40 penderita (76,9%).37
Penelitian lain oleh Rachmawati di RSUD DR Moewardi juga melaporkan angka
yang lebih tinggi pada laki-laki yaitu sebanyak 8 orang (53%).40 Penelitian yang
dilakukan oleh Wolley et al di RSUP Prof. Dr. R. D Kandou Manado didapatkan
jumlah pasien laki- laki adalah terbanyak yaitu 18 (58,1%).41

4.1.3 Karakteristik berdasarkan masa gestasi
Tabel 4.3 Distribusi subjek penelitian berdasarkan masa gestasi
Masa gestasi
Riwayat lahir aterm
Riwayat lahir preterm
Total

Pasien kemoterapi
n

%

29

90,6

3

9,4

32

100

Universitas Sumatera Utara

41

Berdasarkan tabel 4.3, frekuensi masa gestasi terbanyak pada anak dengan
leukemia adalah yang dengan riwayat lahir aterm, yaitu 29 orang (90,6%), dan yang
dengan riwayat preterm didapatkan 3 orang (9,4%). Belum ditemukan penelitian
lain yang meneliti mengenai gambaran masa gestasi pada pasien yang mendapat
kemoterapi. Penelitian ini dilatarbelakangi oleh ketertarikan peneliti untuk melihat
pengaruh riwayat kelahiran terhadap pH kulit. Penelitian oleh Oksuzyan et al
melaporkan bahwa dalam penyesuaian antara berat lahir dan masa gestasi, anakanak dengan riwayat besar-masa-kehamilan memiliki peningkatan risiko untuk
menderita leukemia dibandingkan dengan anak-anak dengan riwayat kecil-masakehamilan.42
4.1.4 Karakteristik berdasarkan tipe leukemia
Tabel 4.4 Distribusi subjek penelitian berdasarkan tipe leukemia
Tipe Leukemia
ALL
CML
AML
Total

Pasien kemoterapi
n

%

27

84,4

1

3,1

4

12,5

32

100

Berdasarkan tabel 4.4, pada distrbusi sampel berdasarkan tipe leukemia
didapatkan bahwa tipe ALL merupakan tipe leukemia tersering dengan jumlah
penderita 27 orang (84,4%), diikuti oleh tipe AML dengan jumlah penderita 4 orang
(12,5%), dan CML dengan jumlah penderita 1 orang (3,1%). Menurut penelitian
nasional oleh National Cancer Institute di Amerika Serikat, ALL merupakan jenis
kanker tersering yang menyerang anak-anak, dimana pada pasien berusia 15-19

Universitas Sumatera Utara

42

tahun insidensi ALL dua kali lipat lebih tinggi dari AML.36 berdasarkan data yang
diterbitkan oleh WHO menunjukkan insidensi ALL terjadi sebanyak 80% dari
seluruh tipe leukemia pada anak usia 0-14 tahun di beberapa negara berkembang.45
Pada penelitian Chandrayani di Rumah Sakit Kanker Dharmais didapatkan jenis
leukemia terbanyak pada anak adalah ALL (65,4%), diikuti oleh AML (19,2%),
dan CML (15,4%).37 Penelitian simamora di RSUP Haji Adam Malik Medan
didapati proporsi penderita leukemiaterbanyak adalah ALL sebanyak 141 (87%)
dan yang terendah adalah CML sebanyak 4 orang (2,5%).45

4.2 Gambaran penyakit kulit penyerta
Tabel 4.5 Distribusi subjek penelitian berdasarkan penyakit kulit penyerta
Penyakit kulit penyerta
Alopesia
Milliaria
Hiperpigmentasi
Tidak ada
Total

Pasien kemoterapi
n

%

4

12,5

2

6,3

1

3,1

25

78,1

32

100

Berdasarkan tabel 4.5, distribusi frekuensi penderita leukemia berdasarkan
penyakit kulit penyerta didapatkan alopesia merupakan penyakit kulit penyerta
yang paling banyak dijumpai, dengan jumlah 4 orang (12,5%). Sebagian besar
sampel tidak memiliki penyakit kulit penyerta (25 orang, 78,1%).

Universitas Sumatera Utara

43

Cardoza et al dalam penelitiannya tentang manifestasi kulit pada
penggunaan kemoterapi pada anak melaporkan bahwa alopesia terjadi pada 52,3%
sampel yang mengalami manifestasi kulit, dan miliaria terjadi pad 7,7% sampel. 43
Penelitian yang dilakukan oleh Robert et al mengenai reaksi kulit terhadap
kemoterapi kelainan kulit yang didapati adalah mukositis, alopesia, reaksi
hipersensitivitas, hiperpigmentasi, folikulitis dan onikodistrofi.21
Pada penelitian yang dilakukan oleh Gill et al juga didapati beberapa
penyakit kulit yang terjadi selama kemoterapi antara lain alopesia, hand foot
syndrome, neutrophilic eccrine hidradenitis, hiperpigmentasi, xerosis, onikolosis,
erupsi akneiformis, eritema toksikum, mukosisitis, dan reaksi hipersensitivitas. Hal
yang sama juga ditemukan pada penelitian Evan et al, alopesia merupakan
manifestasi kulit tersering yang terjadi pada ssat kemoterapi diikuti hiperpigmentas
dan hand foot syndrome.24

4.3 Gambaran pH kulit berdasarkan tipe leukemia
Tabel 4.6 Distribusi pH berdasarkan tipe leukemia

Mean ± SD

ph
Nilai
minimum

Nilai
maksimum

6,28±0,58
5,9±0
6,5±0,50

5,3
5,9
6,1

7,4
5,9
7,2

Tipe leukemia
ALL
CML
AML

Berdasarkan tabel 4.6, rata-rata distribusi pH kulit berdasarkan tipe
leukemia ALL adalah 6, 28 dengan standar deviasi 0,58, rata-rata distribusi pH kulit
berdasarkan tipe leukemia CML adalah 5,9 dengan standar deviasi 0, dan rata-rata

Universitas Sumatera Utara

44

distribusi pH kulit berdasarkan tipe leukemia AML adalah 6,5 dengan standar
deviasi 0,50. Hoeger et al dalam penelitiannya melaporkan bahwa pH kulit normal
pada anak-anak berusia > 4 minggu berkisar antara 5,0-5,5. Rata-rata pH pada hasil
penelitian ini lebih tinggi dari kisaran pH normal untuk anak-anak.46 Di Indonesia,
telah dilaporkan bahwa rentang pH kulit normal anak dengan usia 1 bulan-14 tahun
adalah 4,76-5,067.47

4.4 Gambaran pH kulit berdasarkan fase kemoterapi dan jenis kemoterapi
4.4.1 Gambaran pH Kulit berdasarkan fase kemoterapi
Tabel 4.7 Distribusi pH berdasarkan fase kemoterapi
pH
Fase kemoterapi
Mean ±SD
1-5 minggu (n=20)
6-10 minggu (n=8)
11-15 minggu (n=4)

6,13±0,49
6,32±0,51
7,12±0,36

Nilai
minimum

Nilai
maksimum

5,3
5,6
6,6

6,9
7,1
7,4

Berdasarkan tabel 4.7, rata-rata distribusi pH kulit pada fase 1-5 minggu (20
sampel) adalah 6,13 dengan standar deviasi 0,49, pada fase 6-10 minggu rata-rata
pH kulit adalah 6,32 dengan standar deviasi 0,51, dan pada fase 11-15 minggu ratarata pH kulit adalah 7,12 dengan standar deviasi 0,36. Menurut Haedary et al
sebagian besar dampak kemoterapi pada kulit tergantung pada dosis dan
peningkatan interval kemoterapi yang digunakan. 20

Universitas Sumatera Utara

45

4.4.2 Gambaran pH Kulit berdasarkan jenis kemoterapi
Tabel 4.8 Distribusi pH berdasarkan jenis kemoterapi
pH
Jenis kemoterapi
Mean ±SD
2 obat
4 obat
6 obat

5,98±0,44
6,28±0,55
6,63±0,56

Nilai
minimum

Nilai
maksimum

5,3
5,6
5,6

6,8
7,1
7,4

Berdasarkan tabel 4.8, rata-rata distribusi pH kulit berdasarkan jenis
kemoterapi 2 obat adalah 5,98 dengan standar deviasi 0,44, dengan penggunaan 4
obat didapatkan rata-rata pH kulit 6,28 dengan standar deviasi 0,55, dan dengan
penggunaan 6 obat didapatkan rata-rata pH kulit 6,63 dengan standar deviasi 0,56.
Wohlrab et al menyatakan bahwa efek nonspesifik dari obat-obatan
kemoterapi terhadap epitel kulit dan jaringan disekitarnya dapat diamati pada
sekitar 30% pasien kanker, tanpa memandang jenis kankernya. Faktor yang
berperan dalam munculnya efek tersebut adalah regimen dan kombinasi kemoterapi
yang digunakan.48
Webster et al menyatakan bahwa jenis, konsentrasi, dan dosis kemoterapi
merupakan faktor-faktor penentu dalam toksisitas kulit pada perjalanan pemberian
kemoterapi. Obat-obatan kemoterapi dan metabolitnya akan diekskresikan melalui
kelenjar keringat yang akan menyebabkan efek toksik langsung dalam
akumulasinya pada stratum korneum, khususnya di kulit plantar dan palmar. 49
Seringkali efek yang ditimbulkan oleh obat-obatan kemoterapi terhadap sawar kulit

Universitas Sumatera Utara

46

dengan cara mengganggu fungsi proliferasi dan diferensiasi keratinosit
interfolikuler dan sel punca epidermal.50

Universitas Sumatera Utara

47

BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
1. pH kulit rata-rata pada ALL adalah 6,28±0,58, pada CML adalah 5,9, dan
pada AML adalah 6,5±0,50. Dimana pH kulit ditemukan meningkat pada
ALL dan AML.
2. pH kulit dengan lama penggunaan kemoterapi 1-5 minggu adalah
6,13±0,49, pada 6-10 minggu adalah 6,32±0,51, dan pada 11-15 minggu
adalah 7,12±0,36. Berdasarkan hasil tersebut didapatkan, semakin lama
kemoterapi semakin tinggi pH kulit.
3. pH kulit rata-rata berdasarkan penggunaan 2 jenis obat adalah 5,98±0,44,
pada 4 jenis obat 6,28±0,55, dan pada 6 jenis obat 6,63±0,56. Hasil tersebut
menunjukkan semakin banyak jenis obat yang digunakan maka akan
semakin tinggi pH kulit.
4. Penyakit kulit penyerta terbanyak adalah alopesia dengan jumlah 4 orang
(12,5%)
5. Karakteristik subjek Penelitian terbanyak Berdasarkan kelompok usia
adalah 6-10 tahun yaitu sebanyak 12 orang (37,5%), jenis kelamin
terbanyak adalah laki-laki yaitu 20 orang (62,5%), masa gestasi terbanyak
adalah lahir aterm 29 orang (90,6%), dan tipe leukemia terbanyak adalah
tipe ALL dengan jumlah penderita 27 orang (84,4%).

5.2 Saran
1. Perlu dilakukan penelitian lanjutan secara longitudinal dengan jumlah
sampel yang lebih banyak dan waktu yang lebih lama.
2. Perlunya perawatan kulit khusus untuk pasien-pasien yang sedang
menjalani kemoterapi, mengingat terdapatnya peningkatan pH kulit pada
penggunaan kemoterapi.

47
Universitas Sumatera Utara

48

3. Kepada ahli terkait agar mempertimbangkan perubahan pH kulit dalam
pemilihan jenis dan lama penggunaan kemoterapi pada pasien-pasien
leukemia.

Universitas Sumatera Utara