Efektivitas Media CD Pembelajaran Intera

PROPOSAL PENELITIAN
“Efektivitas Media CD Pembelajaran Interaktif Bangun Ruang terhadap
Prestasi Belajar Siswa Kelas VIII MTs N Rongkop”

Oleh :
Imam Prasetyo
2012004057

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SARJANAWIYATA TAMANSISWA
YOGYAKRTA
2015

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sebagaimana pendidikan pada umumnya, telah diketahui bahwa
pendidikan merupakan suatu kegiatan yang universal dalam kehidupan
manusia. Dimanapun di dunia ini termasuk masyarakat, disanalah terdapat

pendidikan. Meskipun pendidikan merupakan gejala umum dalam setiap
kehidupan masyarakat, namun perbedaan filsafat dan pandangan hidup yang
dianut oleh masing-masing bangsa atau masyarakat menyebabkan adanya
perbedaan penyelenggaraan termasuk perbedaan sistem pendidikan. Dengan
adanya penyelenggaraan pendidikan tentunya suatu bangsa akan memperoleh
pengetahuan, pemahaman dan perubahan tingkah laku sesuai dengan
kebutuhan.
Pendidikan mutlak dibutuhkan dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara. Kemajuan suatu bangsa berbanding lurus dengan kemajuan
pendidikannya. Sehingga kualitas suatu bangsa dapat dilihat dari tingkat
kemajuan pendidikan yang dicerminkan dengan pesatnya perkembangan
IPTEK, ekonomi, sosial budaya dan bidang-bidang lainnya.
Matematika merupakan salah satu disiplin ilmu yang memegang
peranan penting dalam kemajuan suatu bangsa, khususnya dalam bidang
perkembangan teknologi. Salah satu tujuan pembelajaran matematika adalah
melatih cara berpikir dan bernalar dalam menarik kesimpulan, misalnya
melalui

kegiatan


penyelidikan,

eksperimen,

menunjukan

kesamaan,

perbedaan, konsisten, dan inkonsisten. Terbentuknya kemampuan bernalar
pada diri siswa tersebut tercermin melalui kemampuan berpikir logis,
analistis, sistematis, kristis, kreatif, serta kemampuan bekerja sama.
Kompetensi tersebut diperlukan agar siswa dapat memiliki kemampuan
memperoleh, mengelola, memanfaatkan informasi untuk bertahan hidup pada
keadaan yang selalu berubah, tidak pasti, dan komperatif (Standar Isi
Matematika, Permendiknas No.22 tahun 2006).

Meski memiliki tujuan yang konkret, namun pada kenyataannya
banyak peserta didik yang kurang suka dengan mata pelajaran matematika.
Sehingga siswa cenderung malas dan tidak termotivasi dalam mempelajari
matematika. Hal tersebut mengakibatkan masalah utama dalam pendidikan

matematika yaitu menurunnya prestasi belajar mata pelajaran matematika dan
berkurangnya minat siswa. Rata-rata alasan peserta didik kurang berminat
dalam mempelajari matematika dikarenakan materi dalam mata pelajaran
matematika cenderung abstrak dan siswa tidak mampu menangkap tujuan dari
materi tersebut.
Salah satu materi matematika yang tergolong abstrak sehingga
membuat siswa berpikir lebih keras untuk memecahkan persoalan yaitu
materi bangun ruang. Meski pada dasarnya materi bangun ruang dapat
ditemukan dalam kehidupan sehari-hari namun pada kenyataannya jika siswa
mendapatkan tugas yang berkaitan dengan bangun ruang, siswa cenderung
kesulitan

dalam

mengeksplorasi

kemampuan

yang


dimiliki

untuk

menyelesaikan masalah tersebut sehingga siswa terkadang frustasi dan tidak
memiliki semangat untuk menyelesaikan masalah.
Dalam hal seperti itu tugas guru untuk meningkatkan semangat dan
motivasi siswa sangatlah penting dan dibutuhkan. Banyak langkah dan
metode yang dapat ditempuh untuk mengembalikan semangat dan motivasi
siswa. Dimana metode yang digunakan seharusnya tidak monoton melainkan
harus kreatif dan inovatif agar siswa menjadi aktif dalam pembelajaran.
Satu alternatif yang bermanfaat dalam masalah bangun ruang yaitu
menggunakan media pembelajaran. Alternatif tersebut menyumbang besar
untuk

meningkatkan

semangat

dan


motivasi

siswa

dalam

proses

pembelajaran. Dalam menggunakan media pembelajaran siswa terlibat aktif
dalam pembelajaran, sehingga siswa akan lebih mudah memahami
pembelajaran karena lebih fokus dalam proses pembelajaran. Penyampaian
materi melalui media pembelajaran akan membantu siswa dalam memahami
konsep materi pelajaran yang diajarkan. Dengan adanya media pembelajaran
siswa tahu akan tujuan dan manfaat dari materi yang disampaikan. Setelah

tahu akan manfaat dan kegunaan dalam kehidupan sehari-hari siswa lebih
semangat, sehingga pemahaman konsep akan lebih matang.
Perkembangan multimedia terakhir ini mengalami perkembangan
pesat dan mempunyai kemampuan mengintegrasikan teks, grafis, audio,

visual, animasi dan video yang memberikan kesan baik serta dapat
difungsikan sebagai media pembelajaran. Media pembelajaran berbasis
multimedia memberikan sarana komunikasi antara peserta didik dengan
media pembelajaran yang dapat dijadikan sumber yang lebih praktis dan
diharapkan dapat menumbuhkan semangat dan motivasi peserta didik. Dari
perkembangan tersebut kini banyak ditemukan media pembelajaran berbasis
multimedia berbentuk sofhware CD pembelajaran.
Berdasarkan hal tersebut, penulis berinisiatif mengadakan penelitian
yang berjudul “Efektivitas Media CD Pembelajaran Interaktif Bangun Ruang
terhadap Prestasi Belajar Siswa Kelas VIII MTs N Rongkop” dengan tujuan
agar memudahkan siswa dalam proses pembelajaran, karena pada zaman
yang sudah maju ini siswa tidak terlalu tertarik denga membaca

buku.

Dengan adanya media ini penulis berharap agar siswa dapat semakin mudah
mempelajari matematika khususnya bangun tiga dimensi. Dalam makalah ini
penulis membahas tentang bangun tiga dimensi, jenis-jenis bangun tiga
dimensi.
B. Identifikasi Masalah

Dari latar belakang yang telah diuraikan diatas dapat diidentifikasikan
masalah mendasar, yaitu
1. Ada kemungkinan bahwa media CD pembelajaran interaktif bangun
ruang mempengaruhi tingkat prestasi siswa dalam belajar bangun ruang
siswa kelas VIII MTs N Rongkop. Sehingga perlu diadakan penelitian
mengenai pengaruh media CD pembelajaran interaktif bangun ruang
terhadap prestasi belajar siswa dalam materi bangun ruang.
2. Ada kemungkinan bahwa media CD pembelajaran interaktif bangun
ruang mampu meningkatkan motivasi dan semangat siswa dalam
belajar bangun ruang. Sehingga perlu diadakan penelitian mengenai

pengaruh media CD pembelajaran interaktif bangun ruang terhadap
motivasi belajar siswa dalam materi bangun ruang.
3. Ada kemungkinan bahwa media CD pembelajaran interaktif bangun
ruang akan mampu mempengaruhi keaktifan dan kemandirian siswa
dalam belajar bangun ruang. Sehingga perlu diadakan penelitian
mengenai pengaruh media CD pembelajaran interaktif terhadap
keaktifan dan kemandirian siswa dalam belajar bangun ruang.
C. Pembatasan Masalah
Dari identifikasi masalah yang telah diuraikan agar pembahasan dalam

penelitian tidak meluas maka peneliti membatasi pembahasan masalah pada
pengaruh media CD pembelajaran interaktif bangun ruang terhadap tingkat
prestasi siswa dalam belajar bangun ruang siswa kelas VIII MTs N Rongkop.
D. Rumusan Masalah
Dari identifikasi masalah tersebut maka dapat dirumuskan beberapa
masalah, yaitu
1. Apakah

media

CD

pembelajaran

interaktif

bangun

ruang


mempengaruhi tingkat prestasi siswa dalam belajar bangun ruang
siswa kelas VIII MTs N Rongkop?
2. Seberapa besar pengaruh media CD pembelajaran interaktif bangun
ruang terhadap prestasi belajar dalam belajar bangun ruang siswa
kelas VIII MTs N Rongkop?

E. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini yaitu
1. Mengetahui pengaruh media CD pembelajaran interaktif bangun
ruang terhadap tingkat prestasi siswa dalam belajar bangun ruang
siswa kelas VIII MTs N Rongkop.

2. Mengetahui besar pengaruh media CD pembelajaran interaktif bangun
ruang terhadap tingkat prestasi siswa dalam belajar bangun ruang
siswa kelas VIII MTs N Rongkop.
F. Manfaat Penelitian
Diantara manfaat yang dapat dicapai dari penelitian ini yaitu
1. Manfaat teoritis
Secara umum dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat
meningkatkan mutu dalam pembelajaran matematika dan mampu

mengubah pola pembelajaran yang menganut konsep konvensional
seperti ekspositori, drill, dan ceramah menjadi sebuah pembelajaran
bermakna yang menuntut siswa aktif dan kreatif dalam pembelajaran
sehingga siswa bebas mengeksplore semua pengetahuan yang
dimiliki.
2. Manfaat praktis
a. Bagi guru
1) Guru dapat menambah kreatifitas dan keaktifan siswa
dalam proses pembelajaran.
2) Memberikan masukan kepada guru untuk kreatif dalam
memilih

metode

pembelajaran

lingkungan kelas yang aktif.
3) Menjadi
sarana
untuk


guna

menciptakan

mempermudah

proses

pembelajaran.
b. Bagi siswa
1) Memberi alternatif berpikir dalam belajar bangun ruang.
Sehingga siswa dapat memahami konsep dari sebuah
materi.
2) Meningkatkan motivasi dan semangat belajar siswa.
3) Melatih siswa untuk belajar mandiri.
c. Bagi sekolah
1) Memberikan laporan mengenai perkembangan siswa
dalam belajar bangun ruang.
2) Menjadi
sarana
untuk

meningkatkan

pembelajaran guna meningkatkan mutu sekolah.
d. Bagi peneliti lanjutan

proses

Dapat menjadi wacana dan informasi bagi peneliti lain serta
dapat digunakan sebagai perbandingan dengan penelitian yang
lain.

BAB II
LANDASAN TEORI
A. Kajian Teori
1. Media pembelajaran
a. Pengertian Media Pembelajaran
Kata Media berasal dari bahasa latin dan merupakan
bentuk jamak dari kata medium yang sacara harafiah berarti
perantara. Metode adalah perantara atau pengantar pesan dari
pengirim ke penerima pesan (Arief S. Sadiman, 2012 : 6).
Dalam (Arief S. Sadiman, 2012 : 7) dijelaskan bahwa
Assosiasi Teknologi dan Komunikasi Pendidikan (Association of
Education and Communication Technology / AECT) di Amerika,
membatasi media sebagai segala bentuk dan saluran yang
digunakan orang untuk menyalurkan informasi. Gagne (1970)
menyatakan bahwa media adalah berbagai jenis komponen dalam
lingkungan siswa yang dapat merangssangnya untuk dapat
belajar. Sementara itu Briggs (1970) berpendapat bahwa media
adalah segala alat fisik yang dapat menyajikan pesan serta
merangsang siswa untuk belajar. Media hendaknya dapat
dimanipulasi, didengar, dilihat dan dibaca. Apapun batasan yang
dibuat tetap ada persamaan diantara batasan tersebut yaitu bahwa
media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk
menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga dapat
merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan minat serta perhatian
siswa sedemikian rupa sehingga proses belajar terjadi.
b. Manfaat Media Pembelajaran
Menurut Nana Sudjana (2007 : 2) menyatakan bahwa
manfaat media pembelajaran terhadap proses pembelajaran yaitu
1) Pengajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga
dapat menumbuhkan motivasi.
2) Bahan pengajaran akan lebih jelas maknanya sehingga
dapat lebih dipahami oleh para siswa, dan memungkinkan
siswa menguasai tujuan pembelajaran.

3) Metode pengajaran akan lebih bervariasi, tidak semata-mata
komunikasi verbal melalui penuturan-penuturan guru,
sehingga siswa tidak bosan dan guru tidak kehabisan
tenagaa.
4) Siswa lebih banyak melakukan kegiatan belajar, sebab tidak
hanya mendengarkan uraian guru, tetapi juga melakukan
aktivitas

lain

seperti

memahami,

melakukan,

dan

mendemonstrasikan.
c. Kriteria Media Pembelajaran
Menurut Nana Sudjana (2007 : 2) menyatakan bahwa
dalam memilih media pembelajaran kriteria yang harus
diperhatikan yaitu
1) Ketepatan dengan tujuan pembelajaran, maksudnya media
pengajaran dipilih atas dasar tujuan-tujuan instruksional
yang telah ditetapkan.
2) Dukungan terhadap isi bahan pelajaran, maksudnya bahan
pelajaran

yang

bersifat

fakta,

prinsip,

konsep

dan

generalisasi sangat memerlukan bantuan media agar lebih
mudah dipahami siswa.
3) Kemudahan memperoleh media, maksudnya media yang
diperlukan mudah diperoleh, setidak-tidaknya mudah dibuat
oleh guru pada waktu mengajar.
4) Keterampilan guru dalam menggunakan media, maksudnya
apapun jenis media yang diperlukan syarat utamanya yaitu
guru

harus

dapat

menggunakannya

dalam

proses

pembelajaran. Nilai dan manfaat yang diharapkan tidak
pada medianya, tetapi dampak dari penggunaan oleh guru
pada saat terjadi interaksi dalam proses pembelajaran.
5) Tersedia waktu untuk menggunakannya, sehingga media
tersebut bermanfaat bagi siswa dalam proses pembelajaran.
6) Sesuai dengan taraf berpikir siswa, maksudnya memilih
media untuk pendidikan dan pengajaran harus sesuai
dengan taraf berpikir siswa, sehingga makna yang
terkandung didalamnya dapat dipahami oleh para siswa.

2. Prestasi belajar
Prestasi belajar terbentuk dari prestasi dan belajar. Dua kata
tersebut memiliki arti yang berbeda. Menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia prestasi adalah hasil yang telah dicapai dari apa yang telah
dilakukan atau dikerjakan. Sedangkan menurut Mas’ud Hasan Abdul
Dahar bahwa prestasi adalah apa yang telah dapat diciptakan, hasil
pekerjaan, hasil yang menyenangkan hati yang diperoleh dengan jalan
keuletan kerja.
Menurut Ernest R. Hilgard dalam (Sumardi Suryabrata,
1984:252) belajar merupakan proses perbuatan yang dilakukan dengan
sengaja, yang kemudian menimbulkan perubahan, yang keadaannya
berbeda dari perubahan yang ditimbulkan oleh lainnya. Sifat
perubahannya relatif permanen, tidak akan kembali kepada keadaan
semula. Tidak bisa diterapkan pada perubahan akibat situasi sesaat,
seperti perubahan akibat kelelahan, sakit, mabuk, dan sebagainya.
Sedangkan Pengertian Belajar menurut Gagne dalam bukunya The
Conditions of Learning 1977, belajar merupakan sejenis perubahan
yang diperlihatkan dalam perubahan tingkah laku, yang keadaaannya
berbeda dari sebelum individu berada dalam situasi belajar dan sesudah
melakukan tindakan yang serupa itu. Perubahan terjadi akibat adanya
suatu pengalaman atau latihan. Berbeda dengan perubahan serta-merta
akibat refleks atau perilaku yang bersifat naluriah. Kesimpulan yang
bisa diambil dari kedua pengertian di atas, bahwa pada prinsipnya,
belajar adalah perubahan dari diri seseorang.
(http://belajarpsikologi.com/pengertian-belajar-menurut-ahli/)
Menurut Sutratinah Tirtonegoro (1984 : 4), Prestasi belajar
merupakan penilaian hasil usaha kegiatan belajar yang dinyatakan
dalam bentuk symbol angka, huruf maupun kalimat yang dapat
mencerminkan hasil yang sudah dicapai oleh setiap anak didik dalam
periode tertentu. Menurut Siti Partini (1980 : 49), Prestasi belajar
adalah hasil yang dicapai oleh seseorang dalam kegiatan belajar.
Dari uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa prestasi
belajar yaitu hasil dari kemampuan yang telah dicapai siswa setelah

melakukan proses pembelajaran dalam kurun waktu tertentu baik
berupa perubahan tingkah laku, pengetahuan, dan keterampilan yang
dinilai dan diwujudkan dalam bentuk angka atau sebuah pernyataan.
Prestasi belajar dapat diukur dengan mengadakan evaluasi hasil
belajar terhadap siswa setelah siswa tuntas dalam mempelajari suatu
sub bab dalam proses pembelajaran. Disamping untuk mengukur
seberapa besar pemahaman dan pengetahuan siswa dalam mempelajari
sub bab tersebut, evaluasi hasil belajar juga bertujuan untuk
menyempurnakan metode-metode pembelajaran yang telah diterapkan.
Dalam penelitian ini prestasi belajar diukur dengan
menggunakan tes pada pokok bahasan bangun ruang. Tes akan
diberikan setelah proses pembelajaran mengenai bangun ruang telah
selesai dibahas.
3. Hakikat matematika
a. Definisi matematika
Kata "matematika" berasal dari bahasa Yunani Kuno
(máthēma), yang berarti pengkajian, pembelajaran, ilmu yang
ruang lingkupnya menyempit, dan arti teknisnya menjadi
pengkajian matematika. Kata sifatnya adalah (mathēmatikós),
berkaitan dengan pengkajian, atau tekun belajar, yang lebih
jauhnya

berarti

matematis.

Sedangkan

menurut

Riedesel,

Matematika adalah kumpulan kebenaran dan aturan, matematika
bukanlah sekedar berhitung. Matematika merupakan sebuah
bahasa, kegiatan pembangkitan masalah dan pemecahan masalah,
kegiatan menemukan dan mempelajari pola serta hubungan.
Menurut Prof. Dr. Andi Hakim Nasution, matematika adalah ilmu
struktur, urutan (order), dan hubungan yang meliputi dasar-dasar
perhitungan, pengukuran, dan penggambaran bentuk objek.
Menurut Suwarsono, Matematika adalah ilmu yang memiliki sifat
khas yaitu objek bersifat abstrak, menggunakan lambang-lambang
yang tidak banyak digunakan dalam kehidupan sehari-hari, dan
proses berpikir yang dibatasi oleh aturan-aturan yang ketat.

b. Objek kajian matematika
Menurut Gagne, secara garis besar ada 2 macam objek
yang dipelajari siswa dalam matematika, yaitu objek-objek
langsung (direct objects) dan objek-objek tak langsung (indirect
objects).
1) Objek-objek langsung
a) Fakta
(abstrak),
konvensi(kesepakatan)
memperlancar

berupa
dalam

konvensi-

matematika

pembicaraan-pembicaraan

untuk
dalam

matematika, seperti lambang-lambang. Di dalam
matematika, fakta merupakan sesuatu yang harus
diterima,

tanpa

pembuktian

karena

merupakan

kesepakatan.
b) Konsep adalah ide abstrak yang dapat digunakan untuk
menggolongkan atau mengklasifikasikan sekumpulan
objek, apakah objek tertentu merupakan contoh konsep
atau bukan. Suatu konsep yang berada dalam lingkup
matematika

disebut sebagai konsep matematika.

Operasi/keterampilan

matematika

adalah

operasi-

operasi dan prosedur-prosedur dalam matematika yang
merupakan suatu proses untuk mfencari suatu hasil
tertentu. Sebagai contoh misalnya “penjumlahan”,
“perkalian”, “gabungan”, “irisan dan sebagainya.
c) Prinsip (abstrak) adalah objek matematika yang
komplek. Prinsip adalah suatu pernyataan bernilai
benar, yang memuat dua konsep atau lebih dan
menyatakan hubungan antara konsep-konsep tersebut.
2) Objek tak langsung
Objek-objek tak langsung dari pembelajaran
matematika

meliputi

kemampuan

berfikir

logis,

kemampuan memecahkan masalah, kemampuan berfikir
analitis, sikap positif terhadap matematika, ketelitian,

ketekunan, kedisiplinan dan hal–hal lain yang secara
implisit akan dipelajari jika siswa mempelajari matematika.
(http://autonartist.wodpress.com)
B. Kajian Penelitian Yang Relevan
Dalam penelitian ini, peneliti membandingkan dengan penelitian
terdahulu yang berkaitan dengan media CD pembelajaran interaktif yaitu
penelitian oleh Achmad Ihfan Rifa’i, 2012, “Efektifitas Media Pembelajaran
CD E-Learning SMA Matematika Dilengkapi Metode Diskusi dan Presentasi
Terhadap Minat Belajar dan Kemampuan Berpikir Kritis Peserta Didik
SMA”
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Achmad Ihfan Rifa’i,
didapat beberapa kesimpulan yaitu
1. Pembelajaran matematika di kelas X MAN LAB UIN Yogyakarta yang
menggunakan media pembelajaran CD E-Learning SMA matematika
dilengkapi metode diskusi dan presentasi lebih efektif dibandingkan
dengan menggunakan metode konvensional ditinjau dari minat belajar.
2. Pembelajaran matematika di kelas X MAN LAB UIN Yogyakarta yang
menggunakan media pembelajaran CD E-Learning SMA matematika
dilengkapi metode diskusi dan presentasi tidak lebih efektif
dibandingkan dengan menggunakan metode konvensional ditinjau dari
kemampuan berpikir kritis.
Berdasarkan uraian diatas terdapat kesamaan dan perbedaan dari
penelitian, diantaranya yaitu

Perbandingan
Perbedaan

Penelitian Terdahulu
 Variabel yang diteliti
yaitu minat belajar
dan berpikir kritis.
 Objek yang diteliti
yaitu siwa kelas X
MAN

LAB

UIN

Yogyakarta
 Teknik analisis data

Penelitian Sekarang
 Variabel yang diteliti
yaitu prestasi belajar.
 Objek
yaitu

yang
siwa

diteliti
MTs

N

Rongkop kelas VIII.
 Teknik

analisis

data

menggunakan

uji

menggunakan uji t.

anava.
 Menggunakan media pembelajaran CD e-learning.
 Menentukan pengaruh media pembelajaran dengan

Persamaan

menggunakan jenis penelitian eksperimen.
 Materi yang dibahas adalah bangun ruang.
C. Kerangka Berpikir
Materi bangun ruang merupakan materi yang cukup rumit bagi siswa
karena materi bangun ruang bersifat abstrak dan membutuhkan penalaran
yang cukup tinggi untuk memahami setiap konsep-konsepnya. Siswa harus
mampu membayangkan dan mengkonversikan dari bentuk gambar kedalam
sebuah angan-angan hingga terbentuk semirip mungkin dengan bangun yang
terdapat dalam gambar namun dalam bentuk nyata. Sehingga tidak heran
bahwa hasil dari belajar siswa rata-rata rendah dimateri bangun ruang.
Terkadang seorang gurupun merasa kesulitan untuk memotivasi siswa dan
merubah pola pikir siswa agar tidak terpacu dengan rumus namun
memperhatikan

apa

yang

diketahui

dan

mengembangkannya

untuk

memcahkan masalah yang ada. Namun karena terbatasnya waktu dalam
pembelajaran terkadang guru hanya yang penting melaksanakan pembelajaran
dan menyampaikan rumus-rumus saja tanpa memperhatikan siswa itu paham
atau betul mengenai bangun ruang.
Dari uraian tersebut, penulis memiliki gagasan untuk membuat agar
siswa mampu belajar mandiri khususnya dalam materi bangun ruang dan
mampu memahami makna dari bangun ruang melalui media CD
pembelajaran interaktif. Dengan menggunakan media pembelajaran CD
pembelajaran interaktif, diharapkan siswa mampu mempelajari sendiri materi
bangun ruang karena dalam media CD pembelajaran merupakan media
pembelajaran yang dapat memberikan umpan balik terhadap siswa serta
dilengkapi dengan beberapa animasi yang akan membantu siswa untuk
memahami materi-materi bangun ruang. Dari hal tersebut penulis mengangkat

masalah mengenai efektivitas media CD pembelajaran interaktif bangun
ruang terhadap prestasi belajar siswa kelas VIII mts n rongkop.
D. Hipotesis
Berdasarkan kerangka berpikir tersebut, maka hipotesis penelitian yang
diambil yaitu pembelajaran bangun ruang menggunakan media CD
pembelajaran interaktif lebih efektif dalam meningkatkan prestasi belajar
terhadap mata pelajaran bangun ruang siswa kelas VIII MTs N Rongkop.

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan di MTs N Rongkop di desa Pringombo,
kecamatan Rongkop, kabupaten Gunungkidul. Penelitian dilaksanakan pada
bulan Desember 2015 sampai Mei 2016.
B. Jadwal Penelitian
Penelitian direncanakan berlangsung selama enam bulan dimulai pada
Desember 2015 sampai Mei 2016. Adapun jadwal pelaksanaannya sebagai
berikut.
No

Kegiatan
I

1.

Persiapan

2.

Pengumpulan data

3.

Penyusunan data

4.

Analisis data

5.

Penyusunan laporan

II

Bulan
III
IV

V

VI











C. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Menurut Sugiyono (2015 : 117) menyatakan bahwa populasi
adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas : obyek atau subjek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.
Sehingga dalam penelitian ini, populasinya yaitu seluruh kelas VIII
MTs N Rongkop yang terdiri dari empat kelas yaitu kelas VIII A, VIII
B, VIII C, dan VIII yang terdiri dari 128 siswa.
2. Sampel

Menurut Sugiyono (2015 : 118) menyatakan bahwa sampel
adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut. Jadi, sampel diambil dari populasi yang telah
ditentukan secara random dalam jumlah tertentu dan tidak boleh
seluruh populasi diambil sebagai sampel.
Dalam penelitian ini sampel yang digunakan terdiri dari dua
kelas yaitu kelas VIII A sebagai kelas eksperimen dan kelas VIII B
sebagai kelas kontrol.
3. Teknik Sampling
Dikarenakan dalam kenaikan kelas di MTs N Rongkop dari
kelas VIII ke kelas VIII diadakan perombakan kelas yaitu berupa
pemerataan proporsi siswa yang berprestasi dan kurang berprestasi
dalam jumlah yang sama tiap kelas. Dari hal tersebut maka teknik
sampling yang digunakan yaitu simple random sampling. Menurut
Sugiyono (2015 : 120) dikatakan simple random sampling karena
pengambilan anggota sampel dari populasi dilakukan secara acak
tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi tersebut serta
data dianggap sudah homogen.
D. Variabel Penelitian
Dalam penelitian ini terdapat satu variabel terikat dan satu variabel
bebas, yaitu
1. Variabel terikat.
Dalam penelitian ini yang menjadi variabel terikat (variabel
yang dipengaruhi) yaitu prestasi belajar.
2. Variabel bebas.
Dalam penelitian ini yang menjadi variabel bebas (variabel
yang mempengaruhi) yaitu media CD pembelajaran interaktif bangun
ruang.
E. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini yaitu menggunakan
metode tes. Metode tes digunakan untuk mengumpulkan data prestasi belajar
untuk mengetahui sejauh mana pemahaman siswa dalam memahami bangun

ruang. Teknik pengumpulan data ini didapat dari kelas kontrol dan kelas
eksperimen setelah siswa mempelajari bangun ruang.
F. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian yaitu suatu alat bantu yang digunakan oleh
peneliti dalam kegiatan mengumpulkan data dengan tujuan agar kegiatan
tersebut menjadi sistematis dan mempermudah pengumpulan datanya. Ada
tiga macam instrumen penelitian yaitu tes, angket dan wawancara. Dalam
penelitian ini, dalam mengumpulkan data penulis menggunakan instrumen
tes.
G. Uji Coba Instrumen
1. Uji validitas tes
Suatu instrumen dikatakan valid jika isi dari instrumen tersebut
merupakan sampel yang representatif dari keseluruhan isi yang akan
diukur. Langkah-langkah agar validitas suatu tes tinggi maka langkah
yang dapat diambil yaitu
a) Mengidentifikasi bahan-bahan yang telah diberikan beserta tujuan
instruksionalnya.
b) Membuat kisi-kisi dari soal tes yang akan diujikan
c) Menyusun soal tes beserta kunci jawabannya
d) Menelaah soal tes sebelum diujikan.
(Budiyono, 2003 : 58-59)
Untuk menilai apakah soal telah valid atau belum valid maka
soal akan diteliti oleh pihak yang lebih berwenang atau validator untuk
menilai seberapa besar validitas dari soal tersebut. Dalam penelitian ini,
soal akan mempunyai validitas isi jika 50% dari pihak yang berwenang
atau validator setuju dengan semua indikator yang dijadikan kriteria
dalam validasi.
2. Daya beda butir
Daya beda yaitu kemampuan suatu butir item tes untuk dapat
membedakan antara siswa berkemampuan tinggi dengan siswa yang
berkemampuan rendah. (Anas Sudijono, 20013 : 385). Untuk mencari
daya beda dapat menggunakan rumus
B
B
D=P A −PB Dimana P A = A dan P B= B
JA
JB
Dimana

D

PA
PB
BA

benar

= indeks daya beda
= proporsi kelompok atas yang menjawab benar
= proporsi kelompok bawah yang menjawab benar
= banyaknya siswa kelompok atas yang menjawab

BB

=

banyaknya

siswa

kelompok

bawah

yang

menjawab benar
JA
JB

= banyaknya siswa kelompok atas
= banyaknya siswa kelompok bawah
(Anas Sudijono, 2013 : 389-390)
Dalam penelitian ini, tes yang dipakai adalah tes yang memiliki

daya beda lebih dari 0.50 ( D > 0.50).
3. Tingkat kesukaran uji
Menurut Nurgiyantoro (1995 : 138-139) tingkat kesukaran
adalah tingkat pernyataan untuk seberapa mudah atau sulit butir soal
bagi siswa yang sedang dalam penelitian. Butir soal dapat dinyatakan
sebagai butir soal yang baik apabila butir soal tidak terlalu sukar dan
tidak terlalu mudah dengan kata lain tingkat kesukaran item itu sedang
atau cukup.
TK=

p
n

Dimana
TK = Tingkat kesukaran
p = banyaknya siswa menjawab benar
n = banyaknya siswa pada kedua kelompok
(Anas Sudijono, 2013 : 370)
Dalam penelitian ini, butir soal yang digunakan adalah butir soal
yang memiliki tingkat kesukaran antara 0.30 – 0.75.
4. Reliabilitas tes
Menurut Sumadi Suryabrata (2004: 28) reliabilitas menunjukkan
sejauhmana hasil pengukuran dengan alat tersebut dapat dipercaya.
Hasil pengukuran harus reliabel dalam artian harus memiliki tingkat
konsistensi dan kemantapan. Karena tes berbentuk uraian maka untuk
menguji reabilitas menggunakan rumus KR-20, yaitu
s 2t −∑ pi . q i
n
r=
n−1
s 2t

( )(

Dimana

)

R = indeks reabilitas tes
N = banyaknya butir tes
2
= variansi total
st
pi
= proporsi subyek yang menjawab benar pada butir ke-

i
qi

= 1− pi
(Budiyono, 2003 : 69)
Dalam penelitian, instrumen soal dikatakan reliabel jika lebih

dari 0.70.
H. Teknik Analisis Data
1. Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah sampel
penelitian ini berdistribusi normal atau tidak. Pada penelitian ini,
metode yang digunakan untuk uji normalitas adalah metode Lilifors,
dengan rumus swbagai berikut.
L=Maks ⎹ F ( z i ) −s ( zi ) ⎹
Dengan
F ( zi )
s ( zi )

= P≤ z i ; Z N (0,1)
= proporsi cacah Z ≤ z i , terhadap seluruh z

Sebuah sampel berdistribusi normal dengan kriteria jika
Lhitung < Ltabel . (Budiyono, 2013 : 170)

2. Uji Homogenitas
Uji homogenitas digunakan untuk mengetahui apakah populasi
penelitian mempunyai variansi yang sama atau tidak. Dalam penelitian
ini, metode yang digunakan untuk mengetahui variansi populasi sama
atau tidak menggunakan metode harley.
variansi terbesar
Fmaks =
variansi terkecil
Dengan

x

∑ ¿2

¿
¿
N
∑ x 2−¿
¿
Variansi ( SD 2 )=¿
Kriteria pengujiannya yaitu dengan mengambil taraf signifikansi
5% dengan ketentuan jika

Fhitung < F tabel

maka populasi tersebut

memiliki variansi yang sama atau homogen. ( Budiyono, 2013 : 190)
3. Uji Hipotesis
Pengujian hipotesis pada penelitian ini menggunakan uji t.
Syarat uji t yaitu jika populasi dari penelitian tersebut berdistribusi
normal dan homogen. berikut formula untuk statistik uji t
( X´ 1− X´ 2 )−d 0
t=
t( n1+ n2−2)
1 1
Sp
+
n1 n2
( n1−1 ) S12 +(n2−1)S22
2
dengan S p =
n1+ n2−2
Dimana
= rata-rata nilai tes pada kelompok eksperimen
X´ 1
´X 2
= rata-rata nilai tes pada kelompok kontrol
d0
= selisih rata-rata antara kelompok eksperimen



dengan
Kontrol
Sp
= akar dari S p2
= variansi kelompok eksperimen
S 12
2
= variansi kelompok kontrol
S2
n1
= jumlah siswa pada kelompok eksperimen
n2
= jumlah siswa pada kelompok kontrol
(Budiyono, 2004 : 150)
Untuk mengambil kesimpulan dari hasil perhitungan, penulis
mengambil taraf signifikansi 5% dan dengan kriteria jika

t hitung