T1__BAB VI Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Analisis Wacana Kritis Sara Mills pada Video Blog Bayu Skak: Studi Kasus pada Video Blog Bayu Skak Episode Arek Lanang dan Arek Wedok T1 BAB VI

BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
Secara garis besar berdasarkan analisis yang telah dilakukan, maka
penelitian ini menghasilkan kesimpulan bahwa pada dasarnya video blog
Bayu Skak yang berjudul Arek Lanang dan Arek Wedok cenderung untuk
menampilkan citra yang negatif mengenai sosok perempuan. Hal itu
nampak dari beberapa scene yang terdapat di dalam video, dimana scenescene tersebut menampilkan kelemahan dan sifat negatif dari perempuan
tanpa menampilkan satupun sisi positif yang dimiliki oleh perempuan.
Selain itu, posisi perempuan dalam video hanya ditempatkan sebagai objek
cerita (yang diceritakan). Sedangkan posisi subjek (pencerita) ditempati
oleh Bayu Skak sebagai narator cerita. Sehingga, dapat dipahami bahwa
perempuan yang hadir dalam video blog tersebut ditampilkan berdasarkan
atas cara pandang dari Bayu Skak sebagai vlgger yang sekaligus berperan
sebagai narator cerita.
Posisi Bayu Skak sebagai vlogger memiliki peranan yang besar
dalam pembuatan vlognya yang berjudul Arek Lanang dan Arek Wedok.
Ideologi Patriarki yang dianutnya membuat Bayu Skak cenderung
menampilkan perempuan dari sisi-sisi negatifnya. Hal tersebut nampak
dari bagaimana cara Bayu Skak menampilkan perempuan dalam vlogvlognya. Tidak hanya dalam vlog Arek Lanang dan Arek Wedok, namun
juga pada beberapa vlog Bayu Skak lainnya yang mengangkat isu tentang

perempuan. Melalui vlog-vlog tersebut, nampak bahwa Bayu Skak ingin
menyampaikan realitas yang dilihat dari kaca pemikirannya, dimana lakilaki memiliki kelebihan atau sisi positif yang lebih banyak dari pada
perempuan.
Melalui cerita yang ditampilkan dalam video blog Arek Lanang
dan Arek Wedok, maka secara garis besar yang pertama perempuan
direpresentasikan sebagai makhluk dengan tingkat irasionalitas dan

emosional yang tinggi, dimana ia lebih sering ditampilkan dengan
mengedepankan perasaan serta emosinya dibandingkan dengan akal
sehatnya. Representasi perempuan yang kedua adalah superioritas
perempuan dengan citra negatifnya. Dalam hal ini, Bayu Skak
menempatkan perempuan pada posisi superior dimana secara emosional
perempuan lebih berkuasa dibandingkan dengan laki-laki. Namun, melalui
posisi superioritasnya itulah justru kelemahan perempuan semakin
dimunculkan sehingga menimbulkan citra yang negatif pada perempuan
dalam vlog tersebut. Yang ketiga adalah perempuan dengan sifat
inkonsistennya. Beberapa scene dalam video menampilkan sosok
perempuan yang tidak bisa menepati atau melanggar apa yang menjadi
keputusannya sendiri dalam waktu yang relatif sangat singkat.
Penentuan bagaimana posisi penonton ditempatkan di dalam video

juga menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi terbentuknya
representasi perempuan yang negatif. Penempatan posisi penonton
berhubungan dengan bagaimana penyebutan atau penyapaan kepada
penonton yang dilakukan secara tidak langsung melalui proses mediasi
dan kode budaya di dalam video. Dengan mengikuti kisah yang
meceritakan tentang beberapa kelemahan dan sisi negatif dari perempuan
yang ditampilkan dalam video, penonton dituntun untuk memposisikan
dirinya seolah-olah memiliki pemikiran yang serupa dengan sosok narator
dalam video.
6.2 Saran
Sehubungan dengan penelitian terhadap video blog Bayu Skak
yang berjudul Arek Lanang lan Arek Wedok yang telah dilakukan, maka
saran-saran yang dapat peneliti berikan adalah sebagai berikut:
1. Bagi Bayu Skak dan comedy vlogger lainnya, isu perempuan memang
merupakan topik yang menarik untuk diangkat menjadi bahan dari
konten sebuah vlog. Namun yang harus dipahami adalah vlog yang
akan diunggah pada akun media sosial apa saja, nantinya akan menjadi
konsumsi bagi publik. Apapun dan bagaimana pesan yang dikemas di

dalam vlog akan diterima oleh masyarakat luas. Sehingga, kebenaran

yang dikontruksi dalam video merupakan kebenaran yang akan
dipahami oleh khalayak. Tidak semua khalayak mampu berfikir kritis
dan melek terhadap media. Tentu saja hal ini akan mempengaruhi pola
pikir masyarakat luas mengenai pemahaman gender dalam kehidupan
sehari-hari dan di lingkungan sekitar. Apabila isu perempuan yang
diangkat hanya menampilkan sisi buruk perempuan dari sudut pandang
laki-laki,

maka

representasi

perempuan

yang

diterima

oleh


khalayakpun menjadi seperti demikian. Begitu pula sebaliknya. Jadi
alangkah lebih baik apabila konten dalam vlog tidak hanya
mengutamakan sisi untuk memberikan hiburan bagi khalayak, namun
juga memperhitungkan sisi edukasi dan sarana pemberian informasi.
2. Bagi khalayak atau penonton, mengikuti kemajuan zaman dan
perekembangan teknologi merupakan salah satu hal yang penting.
Seperti fenomena munculnya vlogger dan vlog yang cukup marak.
Namun, kita sebagai penonton harus menyadari bahwa tidak semua hal
yang ditampilkan dalam vlog-vlog tersebut merupakan hal yang harus
diterima. Selain menikmati hiburan yang disajikan oleh para comedy
vlogger , kita harus mampu berfikir secara kritis terhadap pesan-pesan

yang terkandung di dalam vlog. Sehingga kitapun bisa menjadi
khalayak yang cerdas dan kritis.

Dokumen yang terkait

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

PENILAIAN MASYARAKAT TENTANG FILM LASKAR PELANGI Studi Pada Penonton Film Laskar Pelangi Di Studio 21 Malang Town Squere

17 165 2

FREKWENSI PESAN PEMELIHARAAN KESEHATAN DALAM IKLAN LAYANAN MASYARAKAT Analisis Isi pada Empat Versi ILM Televisi Tanggap Flu Burung Milik Komnas FBPI

10 189 3

SENSUALITAS DALAM FILM HOROR DI INDONESIA(Analisis Isi pada Film Tali Pocong Perawan karya Arie Azis)

33 290 2

Analisis Sistem Pengendalian Mutu dan Perencanaan Penugasan Audit pada Kantor Akuntan Publik. (Suatu Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik Jamaludin, Aria, Sukimto dan Rekan)

136 695 18

DOMESTIFIKASI PEREMPUAN DALAM IKLAN Studi Semiotika pada Iklan "Mama Suka", "Mama Lemon", dan "BuKrim"

133 700 21

PEMAKNAAN MAHASISWA TENTANG DAKWAH USTADZ FELIX SIAUW MELALUI TWITTER ( Studi Resepsi Pada Mahasiswa Jurusan Tarbiyah Universitas Muhammadiyah Malang Angkatan 2011)

59 326 21

Representasi Nasionalisme Melalui Karya Fotografi (Analisis Semiotik pada Buku "Ketika Indonesia Dipertanyakan")

53 338 50

PENERAPAN MEDIA LITERASI DI KALANGAN JURNALIS KAMPUS (Studi pada Jurnalis Unit Aktivitas Pers Kampus Mahasiswa (UKPM) Kavling 10, Koran Bestari, dan Unit Kegitan Pers Mahasiswa (UKPM) Civitas)

105 442 24

STRATEGI KOMUNIKASI POLITIK PARTAI POLITIK PADA PEMILIHAN KEPALA DAERAH TAHUN 2012 DI KOTA BATU (Studi Kasus Tim Pemenangan Pemilu Eddy Rumpoko-Punjul Santoso)

119 459 25