T1__Full text Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Evaluasi Program Bimbingan dan Konseling di SMA Negeri 3 Salatiga Tahun Ajaran 20162017 T1 Full text
                                                                                ‘
EVALUASI PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING
DI SMA NEGERI 3 SALATIGA TAHUN AJARAN 2016/2017
ARTIKEL TUGAS AKHIR
Oleh
W. Budhi Wicaksono
132012602
PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA
SALATIGA
2017
EVALUASI PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING DI
SMA NEGERI 3 SALATIGA TAHUN AJARAN 2016/2017
Oleh: W. Budhi Wicaksono
(Program Studi Bimbingan dan Konseling-FKIP-UKSW)
Dr. Yari Dwikurnaningsih, M. Pd.
(Program Studi Bimbingan dan Konseling-FKIP-UKSW)
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi pelaksanaan program bimbingan dan
konseling di SMA Negeri 3 Salatiga yang ditinjau dari evaluasi context, evaluasi
input, evaluasi process dan evaluasi product. Sumber data pada penelitian ini
adalah guru bimbingan dan konseling, kepala sekolah, siswa dan dokumentasi.
Jenis penelitian ini yaitu kualitatif dengan model evaluasi CIPP (Context, Input,
Process, Product). Teknik pengumpulan data meliputi teknik observasi,
dokumentasi dan wawancara. Analisis data menggunakan teknik analisis data
deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menunjukan bahwa pada masing-masing
aspek yaitu: (1) Context: di SMA Negeri 3 Salatiga sudah melakukan identifikasi
kebutuhan dengan beberapa instrumen, namun penyebaran instrumen belum
maksimal; (2) Input: secara keseluruhan aspek input sudah sesuai dengan
ketentuan, hanya pada sub komponen sarana prasana perlu dilengkapi; (3)
Process: secara keseluruhan implementasi program berjalan sesuai dengan
prosedur pelaksanaan; (4) Product: penilaian hasil pelayanan dari pelanggan atau
siswa berdampak positif pada masing-masing siswa, sesuai dengan kebutuhan
siswa dan dianggap sudah memenuhi tujuan program bimbiang konseling.
Kata Kunci: Evaluasi, Program Bimbingan dan Konseling, model CIPP
yang diberikan optimal. Persiapan
yang
PENDAHULUAN
Bimbingan Konseling yang
dilaksanakan
atau
dipraktikan
dimaksud
adalah
meliputi
perencanaan yang merupakan fungsi
dasar atau fundamental. Setelah
sebagai upaya untuk membantu
dilaksanakan
perencanaan
individu-individu yang memerlukan
diperlukan pengorganisasian yang
bantuan diperlukan adanya berbagai
merupakan fungsi organik kedua.
persiapan-persiapan agar pelayanan
Kemudian
pengarahan
atau
penggerak yang merupakan fungsi
layanan sudah dilaksanakan dan
fundamental sebagai tindak lanjut
mengetahui
fungsi
Dari
perencanaan
dan
bagaimana
beberapa
hasilnya.
model
evaluasi
pengorganisasian. Terakhir adalah
peneliti memilih model evaluasi
pengawasan
harus
CIPP. Model CIPP adalah model
dilaksanakan oleh seorang manajer
evaluasi yang memandang program
dan merupakan fungsi yang terakhir.
yang
Dan kesemuanya tersebut terangkum
sistem (Stufflebeam 2003)
dalam
yang
manajemen
bimbingan
dievaluasi
sebagai
Pengadaan
sebuah
program
konseling. Sama halnya dengan
bimbingan konseling di sekolah
Mashudi (2013) yang mengatakan
dapat
bahwa kedudukan evaluasi dalam
siswa. Melalui layanan Bimbingan
manajemen
ada
fungsi
dan koseling pada siswa dibentuk
manajemen
yang
dari
mengenal diri dan lingkungannya,
empat
berasal
membantu
guru
maupun
klarifikasi paling awal dari fungsi-
serta
fungsi manajerial yaitu: planning,
Bimbingan diperlukan siswa untuk
organizing, leading, dan controlling.
menciptakan
Manajemen bertujuan untuk
mempermudah
mencapai
tujuan
perencanaan
masa
situasi
yang
depan.
dapat
menstimulirnya memahami diri dan
lingkungan
sehingga
ia
mampu
yang dalam hal ini manajemen
membuat pilihannya secara bijak
Bimbingan
Konseling
bertujuan
dan
mempermudah
mencapai
Dengan demikian, maka bimbingan
tujuan bimbingan konseling yang
dan konseling seharusnya diterapkan
dilaksanakan dalam sekolah atau
dan dilaksanakan secara proaktif
instansi pendidikan yang dimaksud.
oleh guru pembimbing atau konselor
Sepaham dengan pendapat Sugiyo
sesuai dengan jangka kerja yang
(2012) yang menyatakan dengan
telah ditetapkan, dalam hal ini
proses tersebut agar mencapai tujuan
melaksanakan bimbingan pribadi,
serta
kegiatan
bimbingan sosial, bimbingan belajar
bimbingan dan konseling untuk
dan bibingan jabatan atau karir.
mengetahui apakah semua kegiatan
Yang tentu saja sesuai dengan
untuk
mengevaluasi
tepat
dimasa
mendatang.
kondisi atau keadaan siswa yang
dalam
membutuhkan.
Berkaitan
Salah satu peran penting
dengan
Undang-
sekolah
pendidikan
yaitu
kususnya
bimbingan
di
dan
Undang Sistim Pendidikan Nasional
konseling, maka perlu dibahas dan
no 20 tahun 2003 pasal 3 bertujuan
dikaji pengertian bimbingan dan
untuk
potensi
konseling. Bimbingan adalah proses
peserta didik agar menjadi manusia
pemberian bantuan yang dilakukan
yang beriman dan bertakwa kepada
oleh orang yang ahli kepada sorang
Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak
atau beberapa individu, baik anak-
mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,
anak, remaja, maupun dewasa; agar
mandiri, dan menjadi warga negara
orang
yang demokratis serta bertanggung
mengembangkan
jawab,
proses
dirinya sendiri dan mandiri; dengan
pendidikan di sekolah siswa kadang
memanfaatkan kekuatan individu
mengalami
yang dapat
dan sarana yang ada dan dapat
menghambat prestasi belajar dan
dikembangkan; berdasarkan norma-
pengembangan diri. Masalah yang
norma yang berlaku, (Prayitno dan
muncul dalam proses belajar siswa
Amti,
dapat
Konseling adalah kegiatan di mana
berkembangnya
walaupun
dalam
masalah
menimbulkan
gangguan
yang
berbagai
dimanifestasikan
semua
yang
dibimbing
kemampuan
2004:99).
fakta
dapat
Sedangkan
dikumpulkan
dan
dalam berbagai macam tingkah laku
semua pengalaman siswa difokuskan
seperti membolos, datang terlambat,
pada masalah tertentu untuk diatasi
tidak menyelesaikan tugas yang
sendiri oleh yang bersangkutan,
pada gilirannya siswa tersebut akan
dimana ia diberi bantuan pribadi dan
tinggal kelas. Dengan demkian,
langsung dalam pemecahan masalah
untuk
yang
itu. Konselor tidak memecahkan
dihadapi siswa diatas perlu adanya
masalah untuk klien. Konseling
bantuan layanan bimbingan dan
harus ditujukan pada perkembangan
konseling yang prima.
yang progresif dari individu untuk
LANDASAN TEORI
memecahkan
mengatasi
masalah
masalah-masalahnya
sendiri tanpa bantuan. (Jones dalam
Prayitno
Dapat
dan
Amti,
dimaknai
2004:100).
bimbingan dan
dengan cara mengumpulkan data
secara
sistematis,
menarik
konseling adalah proses bantuan
kesimpulan atas dasar data yang
yang diberikan oleh individu yang
diperoleh
berkompoten
mengadakan
dalam
bidang
secara
objektif,
penafsiran
dan
bimbingan kepada orang lain dalam
merencanakan
memecahkan masalah kehidupannya
perbaikan,
pengembangan
dengan wawancara dan dengan cara
pengarahan
staf.
yang sesuai dengan keadaan.
pendapat
Setiap bimbingan konseling
di
sekolah
pastinya
langkah-langkah
Dari
tersebut,
disimpulkan
dan
beberapa
maka
bahwa
dapat
evaluasi
memiliki
program bimbingan dan konseling
program untuk mempermudah guru
merupakan suatu kegiatan yang
melakukan layanan dan membantu
sangat penting, karena berdasarkan
siswa secara mendalam. Program
hasil evaluasi itulah dapat diambil
tersebut perlu adanya evaluasi demi
suatu kesimpulan apakah kegiatan
perbaikan untuk kemajuan layanan
yang telah dilakukan itu mencapai
bimbingan dan konseling di sekolah.
sasaran
Yusuf (dalam Tohirin, 2009:60)
efektif dan efesien atau tidak, serta
mengemukakan
apakah
bahwa
evaluasi
program bimbingan dan konseling
merupakan
terhadap
proses
program
kegiatan
tersebut
perlu
diteruskan atau tidak.
Tujuan program bimbingan
penilaian
keberhasilan
yang diharapkan secara
dan
konseling
menurut
Hastuti
yang
(dalam Sukardi, 2008:86) memiliki
pengumpulan
dua macam tujuan yaitu tujuan
data, pengolahan data serta analisis
umum dan tujuan khusus. Tujuan
data yang akan dijadikan dasar
umum bertujuan sebagai berikut: (1)
untuk membuat keputusan. Senada
Mengetahui
dengan Yusuf, Prasetyo (2010:50)
bimbingan
mengemukakan
evaluasi
subjek yang telah memanfaatkan
pelaksanaan program bimbingan dan
layanan bimbingan dan konseling;
konseling adalah usaha penelitian
(2) Mengetahui tingkat efesiensi dan
bimbingan
dan
konseling
dilakukan
melalui
kemajuan
dan
program
konseling
atau
efektifitas
strategi
pelaksanaan
konselor
dalam
melakukan
program bimbingan dan konseling
perbaikan tata kerja mereka dalam
yang
memahami
telah
dilaksanakan
dalam
dan
memenuhi
kurun waktu tertentu; (3) Secara
kebutuhan tiap-tiap siswa; (4) Untuk
operasional
mengetahui
evaluasi
penyelenggaraan
pelaksanaan
dalam
bagian-bagian
program
manakah dari program bimbingan
bimbingan dan konseling ditujukan
yang perlu diadakan perbaikan-
untuk meneliti
perbaikan; (5) Untuk mendorong
pelaksanaan
secara
program
berkala
bimbingan
semua
personil
bimbingan
dan
dan konseling, mengetahui jenis
konseling agar bekerja lebih giat
layanan yang sudah atau belum
dalam mengembangkan program-
dilaksanakan
dan
program bimbingan dan konseling di
diadakan
perbaikan
pengembangan,
atau
dan
perlu
dan
sekolah.
Untuk
mengetahui
sampai sejauh mana keterlibatan
dan
semua
bimbingan
pihak
dalam
menunjang
usaha
keberhasilan
mencapai
terlaksananya
tujuan
program
dan konseling dengan
baik, maka pelaksanaannya harus
pelaksanaan program bimbingan dan
dikelola
konseling. Berikutnya adalah tujuan
mungkin selaras dengan pinsip-
khusus yaitu, (1) Untuk mengetahui
prinsip suatu program. Gibson dan
jenis-jenis layanan bimbingan dan
Mitchell (dalam Prasetyo, 2010:80)
konseling apakah sudah ada atau
mengemukakan
belum diberikan kepada siswa di
yang
sekolah
penyelenggaraan
(madrasah);
(2)
Untuk
seefisien
harus
dan
seefektif
beberapa
prinsip
diperankan
dalam
evaluasi
mengetahui aspek-aspek lain apakah
pelaksanaan program bimbingan dan
yang perlu dimasukkan kedalam
konseling yaitu evaluasi yang efektif
program bimbingan dan konseling
menuntut
untuk
yang
tujuan-tujuan program, memerlukan
diberikan; (3) Untuk membantu
kriteria pengukuran yang jelas dan
kepala sekolah (madrasah), guru-
hendaknya
guru termasuk pembimbing atau
berkesinambungan,
perbaikan
layanan
pengenalan
terencana
terhadap
dan
evaluasi
melibatkan berbagai unsur yang
aspek program yang perlu dievaluasi
professional.
dimulai
Beralih
dasar
atau
acuan
Lingkup
penyusunan program lalu proses
evaluasi program bimbingan dan
penyusunan program dengan melihat
konseling
bagaimana program bimbingan dan
di
pada
dari
sekolah
menurut
Tohirin (2009:53) yakni evaluasi
konseling
peserta didik (input), evaluasi jenis
kurikulum layanan.
ini
dimulai
dari
layanan
diwujudkan
dan
Setelah mengetahui aspek
pengumpulan data pada saat peserta
yang
didik diterima oleh sekolah yang
dilakukanlah pelaksanaan program.
bersangkutan.
Program yang dilaksanakan tidak
Kedua
adalah
perlu
dievaluasi
maka
evaluasi program yang menurut
sembarangan
Prayitno (2004:59) dikelompokkan
terdapat
menjadi beberapa kegiatan layanan
Seperti menurut Surya (2006:40)
yaitu layanan kepada peserta didik,
dalam
guru, kepala sekolah, dan orang tua
terhadap
siswa atau masyarakat. Selanjutnya
bimbingan dan konseling di sekolah
adalah
yang
harus melalui prosedur- prosedur
dievaluasi yakni proses pelayanan
evaluasi yang terbagi menjadi dua,
bimbingan dan konseling secara
yang pertama adalah identifikasi
keseluruhan dari mulai perencanaan
tujuan yang akan dicapai dalam
hingga pelaksanaan. Terakhir adalah
program
evaluasi hasil, yang dimaksudkan
bimbingan
evaluasi terhadap hasil pelaksanaan
Melakukan
layanan bimbingan dan konseling
tujuan yang ingin dicapai sangatlah
ditujukan pada pencapaian tujuan
penting karena memberikan arah
program baik jangka pendek, jangka
terhadap
menengah maupun jangka panjang.
dilaksanakan,
Berbicara tentang program, perlu
melakukan evaluasi tetap mengacu
diperhatikan aspek-aspek yang perlu
pada tujuan yang telah ditetapkan.
dievaluasi. Menurut Surya (2006:32)
Kedua yaitu pengembangan rencana
evaluasi
proses
dilakukan
prosedur
tetapi
didalamnya.
mengadakan
evaluasi
pelaksanaan
program
pelaksanaan
dan
konseling.
identifikasi
pekerjaan
layanan
terhadap
yang
artinya
akan
selama
evaluasi program bimbingan dan
Wakil kepala sekolah, Koordinator
konseling. Pengembangan rencana
bimbingan dan konseling, Konselor
evaluasi
sekolah,
merupakan
langkah
Guru
mata
pelajaran,
lanjutan setelah menetapkan tujuan
Personil sekolah lainnya, Siswa dan
yang
Untuk
teman terdekatnya, Orang tua dan
melakukan
masyarakat, Para ahli atau lembaga-
ingin
dicapai.
merancang
program
pendekatan
adalah
penting
dalam
bagian
yang
mengetahui
lembaga terkait.
METODE
kebutuhan peserta didik (sasaran
program).
Pendekatan
Penelitian yang dilakukan
evaluasi
adalah penelitian kualitatif, yaitu
pelaksanaan program bimbingan dan
metode penelitian yang meneliti
konseling dapat dilakukan dengan
kondisi
berbagai cara dan kegiatan. Macam-
peneliti adalah sebagai instrumen
macam
kunci
metode
metode
yang
objek
alamiah,
(Sugiyono,
dimana
2010:15).
digunakan untuk menyelenggarakan
Penelitian kualitatif lebih bersifat
evaluasi
program
deskriptif. Penelitian ini juga lebih
bimbingan dan konseling antara lain
mengutamakan pada proses daripada
metode survei, metode observasi,
hasil. Metode kualitatif digunakan
metode eksperimental, dan metode
untuk
studi kasus (Sukardi 2008) .
mendalam dan memiliki makna.
pelaksanaan
Untuk
yang
tepat
melakukan
yang
Menurut Sugiyono (2010:15) teknik
dalam
pengumpulan data pada penelitian
program
ini dilakukan secara triangulasi dan
akurat
evaluasi
data
data
mendapatkan
dan
mendapatkan
bimbingan dan konseling, maka
analisis
diperlukan
Triangulasi
memiliki
arti
relevan. Adapun sumber data yang
menggunakan
berbagai
teknik
perlu dihubungi, sangat bergantung
pengumpulan data secara gabungan.
pada jenis data atau informasi yang
Yakni
diperlukan.
wawancara,
sumber
Menurut
data
yang
Prayitno
(2004:33) sumber data yang dapat
dihubungi, yaitu Kepala sekolah,
data
bersifat
gabungan
dokumentasi.
deduktif.
dari
teknik
observasi
dan
Penelitian ini menggunakan
identifikasi
personil,
pola
atau
dana,
unit
model penelitian CIPP Evaluation
metode,
Model yang dikembangkan oleh
organisasi
Stuefflebeam
Process evaluation, Evaluasi proses
di
Ohio
State
anggaran
dan
bahan
material.
University. Model CIPP ini adalah
diarahkan
model evaluasi yang paling sering
kegiatan yang dilaksanakan di dalam
digunakan.
program sudah terlaksana sesuai
Sebagaimana
yang
pada
seberapa
jauh
dijelaskan oleh Guili Zhang, dkk
rencana.
Dalam
penelitian
(2011),
evaluation
evaluasi
proses
berfokus
in
implementasi
“the
program
CIPP
belongs
improvement
/
the
accountability
hambatan
program
pelaksanaan
ini,
pada
dan
program.
category and is one of the most
Product evaluation, evaluasi produk
widely applied evaluation models”.
diarahkan
CIPP
menunjukkan
ini
terdiri
dari
empat
pada
hal-hal
yang
perubahan
yang
komponen yakni context evaluation,
terjadi pada masukan, dalam hal ini
evaluasi konteks adalah upaya untuk
adalah peserta didik. Hal ini dapat
menggambarkan
dilakukan
dan
merinci
dengan
lingkungan, kebutuhan yang tidak
identifikasi
terpenuhi, populasi dan sampel yang
dan konseling.
dilayani, dan tujuan program. Dalam
melihat
pelayanan
hasil
bimbingan
Penelitian ini dilakukan di
konteks
SMA Negeri 3 Salatiga. Adapun
diarahkan pada tujuan, kebutuhan,
sumber dalam penelitian ini adalah
masalah dan peluang keberhasilan
guru bimbingan dan konseling SMA
program bimbingan dan koseling.
Negeri 3 Salatiga, kepala sekolah
Input evaluation, Evaluasi masukan
SMA Negeri 3 Salatiga, siswa SMA
ditujukan pada kemampuan awal
Negeri 3 Salatiga dan dokumen.
peserta didik dan sekolah yang
Fokus
meliputi perekrutan peserta didik,
implementasi
guru, dan sarana prasarana yang
dan konseling di SMA Negeri 3
disediakan.
Salatiga yang meliputi perencanaan,
penelitian
ini,
evaluasi
Pada
penelitian
ini
evaluasi masukan berfokus pada
proses
penelitian
dan
ini
progam
evaluasi
adalah
bimbingan
program
bimbingan dan konseling. Teknik
pokok, memfokuskan pada hal-hal
penelitian
ini
yang penting, dicari tema dan
observasi,
polanya dan membuang yang tidak
dalam
meliputi
penelitian
teknik
wawancara,
dan
dokumentasi.
perlu.
Selanjutnya
adalah
ujikeabsahan
proses
data,
Uji keabsahan ini bertujuan
Reduksi
data
berpikir
memerlukan
merupakan
sensitif
yang
kecerdasan
dan
untuk memastikan kevalidan data
kedalaman wawasan yang tinggi.
yang didapatkan. Sehingga hasil
Dalam
penelitian
diperhatikan
ini
dapat
dipertanggungjawabkan
secara
mereduksi
tujuan
penelitian
ini
dilakukan
penyajian
data.
dengan
penelitian
menggunakan
triangulasi
dan
ini,
metode
harus
awal
dari
penelitian. Selain data reduksi dalam
ilmiah. Uji keabsahan data yang
dalam
data
dimaksudkan
menggunakan
Penyajian
untuk
data
menemukan
pengecekan
makna dari kata-kata yang diperoleh
konfirmasi oleh ahli yang dalam hal
kemudian disusun secara sistematis
ini
dan logis sehingga mudah dipahami.
adalah
para
penelitian.
pembimbing
Menurut
Moleong
Teknik analisis data yang terakhir
(2010) menyatakan bahwa teknik
yaitu penarikan kesimpulan dan
triangulasi
verifikasi.
merupakan
teknik
Penarikan
kesimpulan
pemeriksaan keabsahan data yang
adalah
memanfaatkan sesuatu yang lain di
dilakukan dan merupakan pokok
luar
dari
data
pengecekan
itu
untuk
atau
keperluan
pembanding
kegiatan
hasil
terakhir
penelitian.
yang
Penarikan
kesimpulan merupakan jawaban dari
terhadap dua data tersebut. Teknik
rumusan
triangulasi yang digunakan dalam
dirumuskan
penelitian ini terdapat tiga macam
diharapkan merupakan temuan baru
yaitu,
yang sebelumnya belum pernah ada.
triangulasi data, triangulasi
masalah
sejak
yang
telah
awal
metode, dan triangulasi sumber.
Penelitian ini menggunakan
HASIL DAN PEMBAHASAN
teknik analisis data reduksi yang
Komponen Context
berarti merangkum, memilih hal-hal
Evaluasi Tujuan Program
dan
Tujuan merupakan pedoman/arah
dalam
yang harus dipatuhi oleh semua
kompetensi. Tujuan dalam program
petugas bimbingan dan konseling di
bimbingan dan konseling terdiri dari
sekolah agar program bimbingan
tujuan utama dan tujuan yang sudah
dan
telah
diturunkan dalam berbagai layanan.
tercapai.
Berdasarkan dengan hasil penelitian,
penelitian
tujuan utama program bimbingan
konseling
yang
direncanakan
dapat
Berdasarkan
hasil
pencapaian
diketahui bahwa dalam perumusan
dan
tujuan dikaji dari berbagai produk
Salatiga yaitu “Membantu siswa
hukum
tujuan
dalam menyelesaikan masalah dan
pendidikan secara umum maupun
mengembangkan diri baik bidang
tujuan pendidikan di sekolah terkait.
belajar, sosial, pribadi, dan karir”.
Penyusunan
program
Di samping itu, penentuan tujuan
bimbingan dan konseling tidak dapat
program bimbingan dan konseling
semaunya
melainkan
juga diarahkan pada pencapaian
mengacu pada tujuan pendidikan
kompetensi yang harus dikuasai oleh
yang telah ditetapkan dalam UU
peserta didik. Tujuan yang bersifat
Nomor
agar
konkrit
arah
diperoleh dari turunan tujuan utama
pelaksanaan pendidikan yang sudah
program bimbingan dan konseling.
diatur oleh pemerintah. Hal tersebut
Tujuan program tersebut juga dapat
sesuai
bersifat sasaran apabila tujuan yang
yang
memuat
tujuan
sendiri,
20
Tahun
menyelaraskan
dengan
2003
dengan
pendapat
Sugiyo
konseling
dan
SMA
standar
dapat
terukur
ini
diharapkan
tujuan bimbingan dan konseling
konkrit
bersifat kompetibel dengan tujuan
konkrit dan kuantitatif misalnya
pendidikan. Tujuan yang dimaksud
seperti siswa dapat mengentaskan
dalam bentuk sejumlah kompotensi
masalah yang dihadapi, atau klien
yang harus dikuasi peserta didik,
dapat menunjukkan rasa bahagia dan
maka segala aktivitas bimbingan dan
merasa puas setelah memperoleh
konseling harus selalu diarahkan
layanan konseling. Selain itu, tujuan
untuk
prioritas
peserta
didik
dengan
pada
diukur
3
(2011:16) mengemukakan bahwa
membantu
dapat
Negeri
ciri
secara
pragmatis,
masing-masing
tingkatan (kelas X, XI, XII) dirasa
dalam memperoleh data identifikasi
sudah sesuai dengan
kebutuhan
yang lebih sesuai dengan kondisi di
Berdasarkan
lapangan. Berdasarkan hal tersebut
penelitian diketahui bahwa tujuan
maka sub komponen identifikasi
prioritas tersebut telah dituangkan
kebutuhan
dalam
bimbingan
sasaran
layanan.
berbagai
jenis
layanan
dalam
dan
program
konseling
perlu
bimbingan dan konseling di SMA
mendapat perhatian khusus.
Negeri 3 Salatiga.
Evaluasi Masalah Program
Evaluasi Identifikasi Kebutuhan
Masalah
Berdasarkan hasil penelitian dapat
terkadang menjadi suatu hambatan
dikatakan
dalam proses pelaksanaan program.
identifikasi
kebutuhan
dalam
siswa masih kurang karena telah
Dari
melakukan asesmen dari berbagai
bahwa
sumber. Selain itu identifikasi juga
bimbingan
digunakan
Negeri
untuk
belakang
melihat
munculnya
latar
kebutuhan
hasil
suatu
penelitian
masalah
dalam
dan
3
keterbatasan
program
diketahui
program
konseling SMA
Salatiga
waktu
adalah
menjalankan
siswa tersebut. Terdapat beberapa
program. Hal tersebut dikarenakan
bagian yang perlu diperbaiki dan
terdapat administrasi atau kegiatan
ditingkatkan kembali pada kegiatan
yang tak terduga sehingga menyita
identifikasi kebutuhan. Identifikasi
waktu yang sudah direncanakan.
kebutuhan
dilakukan
Selain itu waktu libur yang cukup
kepada seluruh siswa agar diperoleh
banyak terlebih pada semester dua
data kebutuhan yang sesuai dengan
yang membuat guru dan siswa
kondisi seluruh siswa. Agar kegiatan
khususnya kelas X dan XI harus
identifikasi tidak memakan waktu
menunda
yang lama diperlukannya siasat yang
temuan tersebut perlu diwaspadai
tepat
dan
seharusnya
untuk
meminimalisir
penggunaan
waktu
bimbingan
dan
Penggunaan
berbagai
oleh
unit
dicari
layanan.
cara
Berdasarkan
pemecahannya
sehingga tidak berdampak pada saat
konseling.
pelaksanaan
instrumen
dengan masalah keterbatasan waktu
dalam identifikasi akan membantu
mengarah
program.
kepada
Terkait
terhambatnya
suatu
kegiatan
pelayanan
yang
konseling di SMA Negeri 3 Salatiga
sudah terprogram namun terkendala
memiliki
kelemahan
jadwal yang tidak pasti. Dengan
keterbatasan
waktu.
penanganan yang tepat harapannya
kelebihan dan kelemahan tersebut
masalah
dapat
ini
tidak
akan
simpulkan
pada
Berdasarkan
jika
program
mengakibatkan tidak terlaksananya
bimbingan dan konseling sudah
program bimbingan dan konseling
memiliki peran tersendiri di sekolah
Evaluasi Peluang Program
yang
Menurut
Mitchell
siswa tetapi karena keterbatasan
(2011:584), evaluasi program adalah
waktu dikhawatirkan pelaksanaan
untuk menyediakan yang paling
program tidak dapat terjadwal secara
bermakna, maka ia harus dilakukan
pasti sesuai dengan porgram yang
dengan
sudah disusun
Gibson
dan
semangat
positif,
memang
dibutuhkan
oleh
dimaksudkan untuk memfasilitasi
Evaluasi Komponen Input
program dan menyoroti kekuatan
Evaluasi Personel Bimbingan dan
serta
Konseling
kelemahannya.
Dapat
perlu
Berdasarkan hasil penelitian, kepala
dan
sekolah sebagai peran supervisi
kelemahan program bimbingan dan
telah dilaksanakan. Selain peran
konseling sehingga program dapat
supervisi,
berjalan secara optimal. Melihat
berperan dalam memotivasi dan
kekuatan program bimbingan dan
mendukung peningkatan pelayanan
konseling di SMA Negeri 3 Salatiga
bimbingan
dan
konseling.
yaitu
Berdasarkan
hasil
penelitian
disimpulkan
bahwa
diketahuinya
kekuatan
yaitu
pendidikan
peserta
sebagai
yang
didik
memfasilitasi
untuk
mengembangkan
program
senantiasa
diri,
dapat
kepala
sekolah
juga
diketahui bahwa kepala sekolah
sudah
cukup
berperan
dalam
supervisi bimbingan dan konseling.
dikatakan program bimbingan dan
Dapat
konseling memiliki peran tersendiri
pengawas dan kepala sekolah dalam
dalam
Di
program bimbingan dan konseling
samping itu program bimbingan dan
telah memberikan kontribusi dalam
pendidikan
sekolah.
dikatakan
bahwa
peran
ketercapaian
program
bimbingan
guna mengembangkan potensinya.
dan konseling.
Keanekaragaman
Hasil penelitian di SMA Negeri 3
dimiliki
Salatiga diketahui bahwa terdapat 2
Salatiga termasuk dalam sasaran
orang guru senior dan 2 orang guru
utama pelayanan bimbingan dan
junior. Diketahui bahwa semua guru
konseling
di
bimbingan
dapat
disimpulkan
dan
konseling SMA
siswa
SMA
penyelenggaraan
belakang
bimbingan
bimbingan
dan
dan
yang
Negeri
sekolah.
Negeri 3 Salatiga memiliki latar
S1
potensi
3
Sehingga
bahwa
pelayanan
konseling
tidak
konseling. Diketahui bahwa masing-
hanya diberikan kepada siswa yang
masing
dan
dianggap bermasalah saja tetapi
konseling SMA Negeri 3 Salatiga
kepada seluruh siswa yang miliki
setiap tahun mengampu kurang lebih
potensi yang berbeda-beda untuk
300 siswa setiap tahunnya. Beban
dioptimalkan.
kerja guru bimbingan dan konseling
Evaluasi Anggaran Dana
SMA Negeri 3 Salatiga berdasarkan
Bimbingan dan konseling SMA
Peraturan
Menteri
Negeri 3 Salatiga memperoleh dana
Pendidikan Nasional dan Kepala
operasional layanan bimbingan dan
Badan Kepegawaian Negara Nomor
konseling
03/V/PB/2010 dan Nomor 14 Tahun
layanan.
2010,
tidak
operasional tersebut membuktikan
proporsional. Terlalu banyak siswa
adanya dukungan kepala sekolah
asuh bisa menjadi salah satu faktor
dalam
penyebab kurang optimal dan tidak
bimbingan dan konseling di sekolah.
meratanya layanan bimbingan dan
Dukungan kepala sekolah tersebut
konseling yang diberikan.
dapat
Berdasarkan
dokumentasi
kesadaran sekolah terhadap peran
penelitian, diketahui bahwa 1.010
bimbingan dan konseling di sekolah.
siswa merupakan pelanggan yang
Hal ini sejalan dengan pendapat
memiliki hak untuk memperoleh
Gibson dan Mitchell (2011:599)
pelayanan bimbingan dan konseling
yang
guru
dapat
bimbingan
bersama
dikatakan
hasil
pada
setiap
kegiatan
Tersedianya
dana
kegiatan
dimaknai
pelayanan
sebagai
mengemukakan
suatu
bahwa
anggaran
memampukan
program
yang
secara
logis
dan
apapun untuk mendukung lebih
menyenangkan dan dapat dilakukan
baiknya layanan yang diberikan
oleh anggota organisasi. Pembagian
untuk
menurut
tugas dalam organisasi bimbingan
Mitchell
dan
publik.
pendapat
Sejalan
Gibson
dan
konseling
mengacu
kepada
(2011:599) bahwa pada penelitian
prinsip “the right man on the right
ini
place”. Adanya pengorganisasian
anggaran
berjalan
mendukung
bendahara
untuk
melalui
yang
Adanya
bimbingan
program
sekolah.
tepat,
pengaturan
dan
petugas
konseling
lebih
kemampuan
dan
dukungan dana operasional tersebut
sesuai
diharapkan
layanan
karakteristik pribadinya sehingga
dapat
tidak akan terjadi tumpang tindih.
bimbingan
kegiatan
dan
konseling
dengan
berjalan dengan baik. Hambatan
Berdasarkan
yang
dengan
diketahui bahwa bimbingan dan
dikelolanya anggaran bimbingan dan
konseling SMA Negeri 3 Salatiga
konseling oleh bendahara sekolah
sudah memiliki struktur organiasi
adalah sulitnya pengajuan anggaran
dan memiliki pembagian tugas yang
kegiatan
spesifik
mungkin
layanan
muncul
dengan
dana
hasil
pada
penelitian
masing-masing
tertentu, karena anggaran setiap
pelaksana bimbingan dan konseling.
kegiatan layanan akan di anggarkan
Selain itu terdapat pula pembagian
oleh bendahara sekolah bukan pihak
tugas antar guru bimbingan dan
bimbingan dan konseling.
konseling
Evaluasi Unit Organisasi
kemampuan masing-masing. Dapat
Organisasi bimbingan dan konseling
disimpulkan perlunya pemeliharaan
terdiri dari berbagai personel yang
dan peningkatan pola komunikasi
memiliki
tanggung
yang sudah terjalin baik dengan
jawabnya masing-masing. Sugiyo
warga sekolah guna memperoleh
(2011:32) mengemukakan bahwa
keberhasilan
pembagian
bimbingan dan konseling.
peran
dan
pekerjaan
merupakan
kegiatan dalam membagi beban
kerja
kedalam
aktivitas-aktivitas
sesuai
dalam
dengan
pelayanan
Evaluasi Sarana Prasarana
Prasarana pokok yang diperlukan
ruangan sebaiknya tidak tembus
ialah
pandang.
ruang
bimbingan
dan
Depdiknas
(2007:73)
konseling yang cukup memadai.
menyebutkan bahwa jenis ruangan
Ruang bimbingan dan konseling
bimbingan
hendaknya
menyimpan
diperlukan meliputi: (1) ruang kerja,
instrumen
(2), ruang administrasi/ data, (3)
dapat
segenap
perangkat
dan
konseling
yang
bimbingan dan konseling, himpunan
ruang
data serta informasi lainnya. Ruang
ruang bimbingan dan konseling
bimbingan
juga
kelompok, (5) ruang biblio terapi,
berbagai
(6) ruang relaksasi/ desensitisasi,
dan
konseling
hendaknya
memuat
informasi
seperti
pendidikan,
informasi
jabatan,
kegiatan
konseling
individual,
(4)
dan (7) ruang tamu.
Berdasarkan
hasil
penelitian
ekstrakurikuler dan sebagainya. Hal
diketahui bahwa ruang bimbingan
yang harus diperhatikan ruangan
dan
bimbingan dan konseling hendaknya
Salatiga
nyaman, sehingga guru bimbingan
nyaman. Jika dilihat dari ruang
dan konseling betah dan giat untuk
layanan,
bekerja
konseling SMA Negeri 3 Salatiga
sebab
merupakan
kesuksesan
kenyamanan
modal
utama
pelayanan
terselenggara. Hal ini
dengan
temuan
itu
konseling
SMA
dalam
ruang
Negeri
kondisi
dapat
dikatakan
belum
yang
karena
belum
memiliki
didukung
Rahmawati
cukup
bimbingan
bagi
3
dan
lengkap
ruang
layanan ruang relaksasi. Kekurangan
lainnya
terletak
pada
pembatas
(2013:132) bahwa sarana prasana
setiap ruangan konseling kelompok
pelayanan bimbingan dan konseling
dan individu yang kurang memadai,
termasuk
personal
selain itu gabungan antara ruang
yang
tamu dan ruang kerja guru sedikit
menghambat pelayanan bimbingan
tidak layak yang seharusnya ruangan
dan konseling di sekolah. Jumlah
tersebut
ruang bimbingan dan konseling
penunjang pelayanan yang dimiliki
disesuaikan dengan kebutuhan jenis
oleh SMA Negeri 3 Salatiga sudah
layanan dan jumlah ruangan. Antar
cukup memadai. Namun masih ada
dengan
faktor
kategori
non
tinggi
terpisah.
Kelengkapan
beberapa kelengkapan yang dirasa
menggunakan
perlu untuk ditambah yaitu perlu
Pemilihan
ditambah papan pola dan komputer.
bimbingan dan konseling hendaknya
Berdasarkan hal tersebut maka sub
menyesuaikan
komponen
terbaru agar berjalan selaras dengan
bimbingan
sarana
dan
prasana
konseling
SMA
pola
pola
layanan.
dalam
dengan
implementasi
layanan
kurikulum
kurikulum
yang
Negeri 3 Salatiga kurang optimal.
digunakan sekolah. Pada saat ini
Ruang bimbingan dan konseling
sekolah
SMA Negeri 3 Salatiga hendaknya
2013 yang diatur pada Pasal 1
perlu
direnovasi
Peraturan Menteri Pendidikan dan
syarat
ruangan
sesuai
dengan
bimbingan
dan
menerapkan
Kebudayaan Nomor 81 A Tahun
konseling agar tercipta suasana yang
2013
nyaman bagi guru bimbingan dan
Kurikulum
konseling
Implementasi
maupun
siswa
yang
kurikulum
tentang
Implementasi
menyebutkan
kurikulum
pada
memperoleh layanan. Di samping itu
sekolah dasar/madrasah ibtidaiyah
juga diperlukan penataan ruangan
(SD/MI),
secara tepat agar ruangan dapat
pertama/madrasah
meningkatkan
(SMP/MTs),
kinerja
guru
sekolah
menengah
tsanawiyah
sekolah
menengah
bimbingan dan konseling.
atas/madrasah aliyah (SMA/MA),
Evaluasi Pola atau Metode
dan
Berdasarkan
kejuruan/madrasah aliyah kejuruan
hasil
penelitian
sekolah
diketahui bahwa unit bimbingan dan
(SMK/MAK)
konseling SMA Negeri 3 Salatiga
bertahap
masih menggunakan pola 17 plus
2013/2014.
dan
K13
dalam
pelayanan
dan
konseling.
bimbingan
menengah
dilakukan
mulai
tahun
secara
pelajaran
Penggunaan pola 17 plus dan K13
dalam
layanan
bimbingan
dan
konseling SMA Negeri 3 Salatiga
Evaluasi Komponen Process
dikarenakan SMA Negeri 3 Salatiga
Evaluasi
masih
Bimbingan dan Konseling
dalam
transisis
untuk
Kredibilitas
Guru
Hasil identifikasi pada komponen
dengan kompetensi profesional yang
input
dan
ditandai dengan penguasaan dan
konseling diketahui bahwa 3 orang
penyelenggaraan layanan bimbingan
guru berlatar pendidikan S1 BK dan
dan konseling yang berorientasi
1 orang guru berlatar belakang
pada kesanggupan dan kemampuan
pendidikan S2 psikologi, sedangkan
praktik secara langsung.
jika dilihat dari pengalaman bekerja
Evaluasi Waktu Pelaksanaan
diketahui
dapat
Diketahui bahwa bimbingan dan
dikategorikan guru senior dan 2
konseling di SMA Negeri 3 Salatiga
orang guru dapat dikategorikan guru
memiliki jam masuk kelas dan jam
junior. Berdasarkan hal tersebut,
di luar kelas.
dapat
bimbingan
personel
2
bimbingan
orang
dikatakan
guru
bimbingan
dan
Alokasi untuk
kelompok
tidak
konseling SMA Negeri 3 Salatiga
dialokasikan karena dilaksanakan
sudah memiliki guru bimbingan dan
pada jam istrirahat atau setelah
konseling
pulang
yang
melaksanakan
dalam
mampu
kegiatan
program
untuk
layanan
bimbingan
dan
sekolah.
implementasi
merupakan
bimbingan dan konseling akan dapat
kegiatan
lebih
sehingga
jika
didukung
kurikulum
2013,
pelayanan bimbingan dan konseling
konseling. Namun, kredibilitas guru
dipercaya
Berdasarkan
salah
satu
pengembangan
bentuk
diri
penyelenggaraan
dengan bukti berupa kesanggupan
pelayanan bimbingan dan konseling
melaksanakan
dalam
dapat dilaksanakan di dalam kelas
program bimbingan dan konseling.
maupun di luar kelas. Jika dicermati
Hal ini sejalan dengan kompetensi
lebih mendalam, alokasi waktu yang
profesional yang dijelaskan dalam
sudah dijalankan oleh pihak sekolah
Peraturan
Pendidikan
dengan peraturan yang ada sudah
Nasional Nomor 27 Tahun 2008
cukup sesuai karena di SMA Negeri
tentang
Kualifikasi
3 Salatiga memiliki alokasi waktu
Kompetensi
untuk tatap muka atau jam pelajaran
kegiatan
Menteri
Standar
Akademik
dan
Konselor.
Kredibilitas
guru
bimbingan dan konseling ini terkait
walaupun hanya satu jam pelajaran.
Pada
luar
jam
pelajaran
guru
bimbingan dan konseling masih
Evaluasi
menyediakan waktu untuk siswa
Daya Sesuai Kegunaan
yang
berkonsultasi
Evaluasi pemanfaatan sumber daya
permasalahan siswa. Pengamatan
merupakan evaluasi yang dilakukan
yang
untuk
ingin
didapat
peneliti
ditempat
Pemanfaatan
Sumber
mengetahui
apakah
menunjukan bahwa guru bimbingan
penggunaan fasilitas baik berupa
dan konseling bersedia melakukan
sarana prasarana maupun anggaran
konsultasi di luar jam pelajaran.
operasional sesuai dengan fungsi
Evaluasi Perangkat Layanan
dan kegunaannya dalam pelayanan
Perangkat layanan yang dimaksud
bimbingan dan konseling. Berikut
adalah kelengkapan format satuan
merupakan
layanan
pemanfaatan
yang
berisi
prosedur
hasil
evaluasi
sumber
daya:
(1)
operasional layanan, bahan materi,
Sarana Prasarana, guru bimbingan
media dan format penilaian layanan.
dan
Pada setiap layanan bimbingan dan
menoptimalkan penggunaan sarana
konseling
prasarana
di
sekolah,
guru
konseling
sudah
untuk
berusaha
mendukung
bimbingan dan konseling dituntut
kelancaran layanan bimbingan dan
untuk
konseling.
mempersiapkan
RPL
(2)
Anggaran
(Rancangan Pelaksanaan Layanan)
berdasarkan
dalam bentuk satuan layanan dan
anggaran
bahan materi. Berdasarkan hasil
sekolah sudah dimanfaatkan sebaik-
penelitian
baiknya.
diketahui
bahwa
data
dana,
yang
wawancara
disediakan
oleh
perangkat layanan pada program
Evaluasi Hambatan yang Muncul
bimbingan dan konseling di SMA
Hambatan yang muncul pada saat
Negeri 3 Salatiga dapat dikatakan
pelaksanaan
sudah sesuai. Bahan materi layanan
implikasi dari masalah program
yang disiapkan sudah sesuai dengan
pada
hasil
kekurangan pada komponen input.
identifikasi
dan
prioritas
kebutuhan dan metode klasikal yang
Dari
digunakan.
bahwa
dalam
program
komponen
hasil
merupakan
context
penelitian
hambatan
yang
pelaksanaan
dan
diketahui
muncul
program
bimbingan dan konseling di SMA
anggota stafnya untuk memuaskan
Negeri 3 Salatiga antara lain: (1)
para pelanggan. Oleh karena itu
keterbatasan
layanan bimbingan dan konseling
waktu
pelaksanaan
program; (2) terdapat pihak-pihak
juga
yang kurang mendukung layanan;
pelanggannya
(3) terlalu disibukan oleh masalah
Berdasarkan
administrasi;
diketahui
belum
(4)
fasilitas
optimal;
(5)
yang
banyaknya
harus
memuaskan
yaitu
hasil
penelitian
bahwa
bimbingan
dan
siswa.
pelayanan
konseling SMA
layanan yang bersifat insidental
Negeri 3 Salatiga dinilai baik oleh
sehingga
siswa.
sering
mengganggu
Melihat hasil peneltian,
layanan yang sudah terprogram.
dapat
Berbagai
bimbingan dan konseling sudah
hambatan
tersebut
kepada
kurang
optimalnya pelayanan
bimbingan
berdampak
dikatakan
memenuhi
tujuan
Evaluasi
hambatan
Membandingkan
program
layanan
program
bimbingan dan konseling.
dan konseling. Melihat berbagai
pelaksanaan
jika
Hasil
dengan
Tujuan,
yang muncul, dapat dikatakan usaha
Kebutuhan, dan Komponen Program
penanganan yang dilakukan oleh
Lainnya
bimbingan
dan
Arikunto
konseling SMA
dan
Jabar
Negeri 3 Salatiga sudah cukup baik.
(2009:49) program layanan adalah
Evaluasi Komponen Product
sebuah
Evaluasi
Hasil
Layanan
dari
kesatuan
bertujuan
kegiatan
untuk
yang
memenuhi
kebutuhan pihak tertentu sehingga
Siswa
Bimbingan
dan
merupakan
bentuk
konseling
layanan
sub
merasa puas sesuai dengan tujuan
program.
Keberhasilan
sitem pendidikan dimana seharusnya
bimbingan
mengacu
hanya menuju kepada ketercapaian
pelanggan.
kepada
Seperti
kepuasan
yang
tujuan
dan
program
tetapi
konseling
juga
tidak
kepada
dikemukakan Sallis dalam Sugiyo
pemenuhan kebutuhan pelanggan
(2011:46) bahwa sebagai bentuk
layanan bimbingan dan konseling.
layanan harus mendorong semua
Jika dikaji dari hasil layanan dengan
tujuan program diketahui bahwa
a
Aspek
context:
sudah
hasil layanan sudah sesuai dengan
dilakukan
tujuan
identifikasi kebutuhan siswa,
program
bimbingan
dan
evaluasi
konseling. Kesesuaian hasil dengan
namun
tujuan tersebut membuktikan bahwa
menggunakan
pelayanan sudah berjalan seperti
belum
yang
menyeluruh pada siswa.
direncanakan
dan
diprogramkan sehingga kebutuhan
b
identifikasi
yang
instrumen
dilakukan
secara
Aspek Input: sub komponen
dan masalah siswa dipenuhi secara
input identifikasi personil,
tepat. Sub komponen hasil layanan
pola atau metode, anggaran
dari
dana, organisasi sudah sesuai
siswa
yang
dibandingkan
context,
sudah
dengan
input,
sesuai
dengan
komponen
process
yang
prasarana
dapat
ruangan
program
yang
bahwa
diperoleh
hasil
sudah
penunjang
sesuai bahkan lebih dari pelaksanaan
perogram yang sudah dilakukan. Hal
ini
berarti
bahwa
tetapi
pada identifikasi sarana dan
memiliki kategori cukup sesuai,
disimpulkan
ketentuan,
masih
dan
terdapat
kelengkapan
layanan
yang
kurang memadai.
c
Aspek process: dari setiap
sub
pelaksanaan
komponen
process,
program sudah efektif melihat hasil
implementasi program sesuai
layanan yang diperoleh, komponen
dengan prosedur pelaksanaan
product memperoleh hasil yang
program
lebih
konseling walaupun masih
baik
daripada
ketiga
bimbingan
dan
komponen lainnya.
terdapat beberapa hambatan
PENUTUP
dalam pelaksanaan program.
Kesimpulan yang dapat ditarik dari
penelitian
“evaluasi
program
d
Aspek product: ditinjau dari
pelanggan yaitu siswa, hasil
bimbingan dan konseling di SMA
pelayanan
Negeri 3 Salatiga tahun ajaran
konseling di SMA Negeri 3
2016/2017”
Salatiga mempunyai dampak
yang
dilihat
dari
beberapa aspek. Diantaranya yaitu:
bimbingan
dan
positif karena banyak siswa
yang
terbantu
layanan
dengan
bimbingan
konseling. Selain itu layanan
bimbingan dan konseling di
SMA
Negeri
sudah
3
Salatiga
memenuhi
program
tujuan
bimbingan
dan
konseling. Kesesuaian hasil
dengan tujuan membuktikan
bahwa
pelayanan
sudah
seperti
yang
berjalan
direncanakan
dan
diprogramkan.
Dapat
diartikan
juga
bahwa
kebutuhan
dan
masalah
siswa dipenuhi dengan tepat.
DAFTAR RUJUKAN
Depdiknas. (2007). Rambu-rambu Penyelenggaraan Bimbingan dan Konseling Dalam
Jalur Pendidikan Formal. Jakarta: Dirjen PMPTK.
Mashudi, F. (2013). Panduan Evaluassi dan Supervisi Bimbingan dan Konseling.
Jogjakarta: Divapress.
Moleong, L. J. (2010). Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Prasetyo. (2010). Penilaian BK. Parung: Naskah Bahan Ajar BK.
Prayitno. (2004). Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling . Jakarta: Rineka Cipta.
R. L Gibson dan Marianne H Mitchell. (2011). Bimbingan dan Konseling (Edisi IndonesiaEdisi Ke tujuh). Yogyakarta: Pustaka Belajar.
Rahmawati, S. (2013). Faktor Determinan Kesenjangan Antara Pprogram Bimbingan
Konseling dan pelaksanaannya Di SMP Negeri Se-Kota Semarang Tahun 20112012. Jurnal Skripsi Universitas Negeri Semarang.
Stufflebeam, D. L. (2003). The CIPP Model for Evaluation. The article Presented at 2003
annual conference of the oregon program evaluator Network (OPEN).
Sugiyo. (2012). Manajemen Bimbingan dan Konseling di Sekolah. Semarang: Widya
Karya.
Tohirin. (2009). Bimbingan dan Konseling Di Sekolah dan Madrasah. Jakarta: Rajawali.
                                            
                EVALUASI PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING
DI SMA NEGERI 3 SALATIGA TAHUN AJARAN 2016/2017
ARTIKEL TUGAS AKHIR
Oleh
W. Budhi Wicaksono
132012602
PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA
SALATIGA
2017
EVALUASI PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING DI
SMA NEGERI 3 SALATIGA TAHUN AJARAN 2016/2017
Oleh: W. Budhi Wicaksono
(Program Studi Bimbingan dan Konseling-FKIP-UKSW)
Dr. Yari Dwikurnaningsih, M. Pd.
(Program Studi Bimbingan dan Konseling-FKIP-UKSW)
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi pelaksanaan program bimbingan dan
konseling di SMA Negeri 3 Salatiga yang ditinjau dari evaluasi context, evaluasi
input, evaluasi process dan evaluasi product. Sumber data pada penelitian ini
adalah guru bimbingan dan konseling, kepala sekolah, siswa dan dokumentasi.
Jenis penelitian ini yaitu kualitatif dengan model evaluasi CIPP (Context, Input,
Process, Product). Teknik pengumpulan data meliputi teknik observasi,
dokumentasi dan wawancara. Analisis data menggunakan teknik analisis data
deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menunjukan bahwa pada masing-masing
aspek yaitu: (1) Context: di SMA Negeri 3 Salatiga sudah melakukan identifikasi
kebutuhan dengan beberapa instrumen, namun penyebaran instrumen belum
maksimal; (2) Input: secara keseluruhan aspek input sudah sesuai dengan
ketentuan, hanya pada sub komponen sarana prasana perlu dilengkapi; (3)
Process: secara keseluruhan implementasi program berjalan sesuai dengan
prosedur pelaksanaan; (4) Product: penilaian hasil pelayanan dari pelanggan atau
siswa berdampak positif pada masing-masing siswa, sesuai dengan kebutuhan
siswa dan dianggap sudah memenuhi tujuan program bimbiang konseling.
Kata Kunci: Evaluasi, Program Bimbingan dan Konseling, model CIPP
yang diberikan optimal. Persiapan
yang
PENDAHULUAN
Bimbingan Konseling yang
dilaksanakan
atau
dipraktikan
dimaksud
adalah
meliputi
perencanaan yang merupakan fungsi
dasar atau fundamental. Setelah
sebagai upaya untuk membantu
dilaksanakan
perencanaan
individu-individu yang memerlukan
diperlukan pengorganisasian yang
bantuan diperlukan adanya berbagai
merupakan fungsi organik kedua.
persiapan-persiapan agar pelayanan
Kemudian
pengarahan
atau
penggerak yang merupakan fungsi
layanan sudah dilaksanakan dan
fundamental sebagai tindak lanjut
mengetahui
fungsi
Dari
perencanaan
dan
bagaimana
beberapa
hasilnya.
model
evaluasi
pengorganisasian. Terakhir adalah
peneliti memilih model evaluasi
pengawasan
harus
CIPP. Model CIPP adalah model
dilaksanakan oleh seorang manajer
evaluasi yang memandang program
dan merupakan fungsi yang terakhir.
yang
Dan kesemuanya tersebut terangkum
sistem (Stufflebeam 2003)
dalam
yang
manajemen
bimbingan
dievaluasi
sebagai
Pengadaan
sebuah
program
konseling. Sama halnya dengan
bimbingan konseling di sekolah
Mashudi (2013) yang mengatakan
dapat
bahwa kedudukan evaluasi dalam
siswa. Melalui layanan Bimbingan
manajemen
ada
fungsi
dan koseling pada siswa dibentuk
manajemen
yang
dari
mengenal diri dan lingkungannya,
empat
berasal
membantu
guru
maupun
klarifikasi paling awal dari fungsi-
serta
fungsi manajerial yaitu: planning,
Bimbingan diperlukan siswa untuk
organizing, leading, dan controlling.
menciptakan
Manajemen bertujuan untuk
mempermudah
mencapai
tujuan
perencanaan
masa
situasi
yang
depan.
dapat
menstimulirnya memahami diri dan
lingkungan
sehingga
ia
mampu
yang dalam hal ini manajemen
membuat pilihannya secara bijak
Bimbingan
Konseling
bertujuan
dan
mempermudah
mencapai
Dengan demikian, maka bimbingan
tujuan bimbingan konseling yang
dan konseling seharusnya diterapkan
dilaksanakan dalam sekolah atau
dan dilaksanakan secara proaktif
instansi pendidikan yang dimaksud.
oleh guru pembimbing atau konselor
Sepaham dengan pendapat Sugiyo
sesuai dengan jangka kerja yang
(2012) yang menyatakan dengan
telah ditetapkan, dalam hal ini
proses tersebut agar mencapai tujuan
melaksanakan bimbingan pribadi,
serta
kegiatan
bimbingan sosial, bimbingan belajar
bimbingan dan konseling untuk
dan bibingan jabatan atau karir.
mengetahui apakah semua kegiatan
Yang tentu saja sesuai dengan
untuk
mengevaluasi
tepat
dimasa
mendatang.
kondisi atau keadaan siswa yang
dalam
membutuhkan.
Berkaitan
Salah satu peran penting
dengan
Undang-
sekolah
pendidikan
yaitu
kususnya
bimbingan
di
dan
Undang Sistim Pendidikan Nasional
konseling, maka perlu dibahas dan
no 20 tahun 2003 pasal 3 bertujuan
dikaji pengertian bimbingan dan
untuk
potensi
konseling. Bimbingan adalah proses
peserta didik agar menjadi manusia
pemberian bantuan yang dilakukan
yang beriman dan bertakwa kepada
oleh orang yang ahli kepada sorang
Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak
atau beberapa individu, baik anak-
mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,
anak, remaja, maupun dewasa; agar
mandiri, dan menjadi warga negara
orang
yang demokratis serta bertanggung
mengembangkan
jawab,
proses
dirinya sendiri dan mandiri; dengan
pendidikan di sekolah siswa kadang
memanfaatkan kekuatan individu
mengalami
yang dapat
dan sarana yang ada dan dapat
menghambat prestasi belajar dan
dikembangkan; berdasarkan norma-
pengembangan diri. Masalah yang
norma yang berlaku, (Prayitno dan
muncul dalam proses belajar siswa
Amti,
dapat
Konseling adalah kegiatan di mana
berkembangnya
walaupun
dalam
masalah
menimbulkan
gangguan
yang
berbagai
dimanifestasikan
semua
yang
dibimbing
kemampuan
2004:99).
fakta
dapat
Sedangkan
dikumpulkan
dan
dalam berbagai macam tingkah laku
semua pengalaman siswa difokuskan
seperti membolos, datang terlambat,
pada masalah tertentu untuk diatasi
tidak menyelesaikan tugas yang
sendiri oleh yang bersangkutan,
pada gilirannya siswa tersebut akan
dimana ia diberi bantuan pribadi dan
tinggal kelas. Dengan demkian,
langsung dalam pemecahan masalah
untuk
yang
itu. Konselor tidak memecahkan
dihadapi siswa diatas perlu adanya
masalah untuk klien. Konseling
bantuan layanan bimbingan dan
harus ditujukan pada perkembangan
konseling yang prima.
yang progresif dari individu untuk
LANDASAN TEORI
memecahkan
mengatasi
masalah
masalah-masalahnya
sendiri tanpa bantuan. (Jones dalam
Prayitno
Dapat
dan
Amti,
dimaknai
2004:100).
bimbingan dan
dengan cara mengumpulkan data
secara
sistematis,
menarik
konseling adalah proses bantuan
kesimpulan atas dasar data yang
yang diberikan oleh individu yang
diperoleh
berkompoten
mengadakan
dalam
bidang
secara
objektif,
penafsiran
dan
bimbingan kepada orang lain dalam
merencanakan
memecahkan masalah kehidupannya
perbaikan,
pengembangan
dengan wawancara dan dengan cara
pengarahan
staf.
yang sesuai dengan keadaan.
pendapat
Setiap bimbingan konseling
di
sekolah
pastinya
langkah-langkah
Dari
tersebut,
disimpulkan
dan
beberapa
maka
bahwa
dapat
evaluasi
memiliki
program bimbingan dan konseling
program untuk mempermudah guru
merupakan suatu kegiatan yang
melakukan layanan dan membantu
sangat penting, karena berdasarkan
siswa secara mendalam. Program
hasil evaluasi itulah dapat diambil
tersebut perlu adanya evaluasi demi
suatu kesimpulan apakah kegiatan
perbaikan untuk kemajuan layanan
yang telah dilakukan itu mencapai
bimbingan dan konseling di sekolah.
sasaran
Yusuf (dalam Tohirin, 2009:60)
efektif dan efesien atau tidak, serta
mengemukakan
apakah
bahwa
evaluasi
program bimbingan dan konseling
merupakan
terhadap
proses
program
kegiatan
tersebut
perlu
diteruskan atau tidak.
Tujuan program bimbingan
penilaian
keberhasilan
yang diharapkan secara
dan
konseling
menurut
Hastuti
yang
(dalam Sukardi, 2008:86) memiliki
pengumpulan
dua macam tujuan yaitu tujuan
data, pengolahan data serta analisis
umum dan tujuan khusus. Tujuan
data yang akan dijadikan dasar
umum bertujuan sebagai berikut: (1)
untuk membuat keputusan. Senada
Mengetahui
dengan Yusuf, Prasetyo (2010:50)
bimbingan
mengemukakan
evaluasi
subjek yang telah memanfaatkan
pelaksanaan program bimbingan dan
layanan bimbingan dan konseling;
konseling adalah usaha penelitian
(2) Mengetahui tingkat efesiensi dan
bimbingan
dan
konseling
dilakukan
melalui
kemajuan
dan
program
konseling
atau
efektifitas
strategi
pelaksanaan
konselor
dalam
melakukan
program bimbingan dan konseling
perbaikan tata kerja mereka dalam
yang
memahami
telah
dilaksanakan
dalam
dan
memenuhi
kurun waktu tertentu; (3) Secara
kebutuhan tiap-tiap siswa; (4) Untuk
operasional
mengetahui
evaluasi
penyelenggaraan
pelaksanaan
dalam
bagian-bagian
program
manakah dari program bimbingan
bimbingan dan konseling ditujukan
yang perlu diadakan perbaikan-
untuk meneliti
perbaikan; (5) Untuk mendorong
pelaksanaan
secara
program
berkala
bimbingan
semua
personil
bimbingan
dan
dan konseling, mengetahui jenis
konseling agar bekerja lebih giat
layanan yang sudah atau belum
dalam mengembangkan program-
dilaksanakan
dan
program bimbingan dan konseling di
diadakan
perbaikan
pengembangan,
atau
dan
perlu
dan
sekolah.
Untuk
mengetahui
sampai sejauh mana keterlibatan
dan
semua
bimbingan
pihak
dalam
menunjang
usaha
keberhasilan
mencapai
terlaksananya
tujuan
program
dan konseling dengan
baik, maka pelaksanaannya harus
pelaksanaan program bimbingan dan
dikelola
konseling. Berikutnya adalah tujuan
mungkin selaras dengan pinsip-
khusus yaitu, (1) Untuk mengetahui
prinsip suatu program. Gibson dan
jenis-jenis layanan bimbingan dan
Mitchell (dalam Prasetyo, 2010:80)
konseling apakah sudah ada atau
mengemukakan
belum diberikan kepada siswa di
yang
sekolah
penyelenggaraan
(madrasah);
(2)
Untuk
seefisien
harus
dan
seefektif
beberapa
prinsip
diperankan
dalam
evaluasi
mengetahui aspek-aspek lain apakah
pelaksanaan program bimbingan dan
yang perlu dimasukkan kedalam
konseling yaitu evaluasi yang efektif
program bimbingan dan konseling
menuntut
untuk
yang
tujuan-tujuan program, memerlukan
diberikan; (3) Untuk membantu
kriteria pengukuran yang jelas dan
kepala sekolah (madrasah), guru-
hendaknya
guru termasuk pembimbing atau
berkesinambungan,
perbaikan
layanan
pengenalan
terencana
terhadap
dan
evaluasi
melibatkan berbagai unsur yang
aspek program yang perlu dievaluasi
professional.
dimulai
Beralih
dasar
atau
acuan
Lingkup
penyusunan program lalu proses
evaluasi program bimbingan dan
penyusunan program dengan melihat
konseling
bagaimana program bimbingan dan
di
pada
dari
sekolah
menurut
Tohirin (2009:53) yakni evaluasi
konseling
peserta didik (input), evaluasi jenis
kurikulum layanan.
ini
dimulai
dari
layanan
diwujudkan
dan
Setelah mengetahui aspek
pengumpulan data pada saat peserta
yang
didik diterima oleh sekolah yang
dilakukanlah pelaksanaan program.
bersangkutan.
Program yang dilaksanakan tidak
Kedua
adalah
perlu
dievaluasi
maka
evaluasi program yang menurut
sembarangan
Prayitno (2004:59) dikelompokkan
terdapat
menjadi beberapa kegiatan layanan
Seperti menurut Surya (2006:40)
yaitu layanan kepada peserta didik,
dalam
guru, kepala sekolah, dan orang tua
terhadap
siswa atau masyarakat. Selanjutnya
bimbingan dan konseling di sekolah
adalah
yang
harus melalui prosedur- prosedur
dievaluasi yakni proses pelayanan
evaluasi yang terbagi menjadi dua,
bimbingan dan konseling secara
yang pertama adalah identifikasi
keseluruhan dari mulai perencanaan
tujuan yang akan dicapai dalam
hingga pelaksanaan. Terakhir adalah
program
evaluasi hasil, yang dimaksudkan
bimbingan
evaluasi terhadap hasil pelaksanaan
Melakukan
layanan bimbingan dan konseling
tujuan yang ingin dicapai sangatlah
ditujukan pada pencapaian tujuan
penting karena memberikan arah
program baik jangka pendek, jangka
terhadap
menengah maupun jangka panjang.
dilaksanakan,
Berbicara tentang program, perlu
melakukan evaluasi tetap mengacu
diperhatikan aspek-aspek yang perlu
pada tujuan yang telah ditetapkan.
dievaluasi. Menurut Surya (2006:32)
Kedua yaitu pengembangan rencana
evaluasi
proses
dilakukan
prosedur
tetapi
didalamnya.
mengadakan
evaluasi
pelaksanaan
program
pelaksanaan
dan
konseling.
identifikasi
pekerjaan
layanan
terhadap
yang
artinya
akan
selama
evaluasi program bimbingan dan
Wakil kepala sekolah, Koordinator
konseling. Pengembangan rencana
bimbingan dan konseling, Konselor
evaluasi
sekolah,
merupakan
langkah
Guru
mata
pelajaran,
lanjutan setelah menetapkan tujuan
Personil sekolah lainnya, Siswa dan
yang
Untuk
teman terdekatnya, Orang tua dan
melakukan
masyarakat, Para ahli atau lembaga-
ingin
dicapai.
merancang
program
pendekatan
adalah
penting
dalam
bagian
yang
mengetahui
lembaga terkait.
METODE
kebutuhan peserta didik (sasaran
program).
Pendekatan
Penelitian yang dilakukan
evaluasi
adalah penelitian kualitatif, yaitu
pelaksanaan program bimbingan dan
metode penelitian yang meneliti
konseling dapat dilakukan dengan
kondisi
berbagai cara dan kegiatan. Macam-
peneliti adalah sebagai instrumen
macam
kunci
metode
metode
yang
objek
alamiah,
(Sugiyono,
dimana
2010:15).
digunakan untuk menyelenggarakan
Penelitian kualitatif lebih bersifat
evaluasi
program
deskriptif. Penelitian ini juga lebih
bimbingan dan konseling antara lain
mengutamakan pada proses daripada
metode survei, metode observasi,
hasil. Metode kualitatif digunakan
metode eksperimental, dan metode
untuk
studi kasus (Sukardi 2008) .
mendalam dan memiliki makna.
pelaksanaan
Untuk
yang
tepat
melakukan
yang
Menurut Sugiyono (2010:15) teknik
dalam
pengumpulan data pada penelitian
program
ini dilakukan secara triangulasi dan
akurat
evaluasi
data
data
mendapatkan
dan
mendapatkan
bimbingan dan konseling, maka
analisis
diperlukan
Triangulasi
memiliki
arti
relevan. Adapun sumber data yang
menggunakan
berbagai
teknik
perlu dihubungi, sangat bergantung
pengumpulan data secara gabungan.
pada jenis data atau informasi yang
Yakni
diperlukan.
wawancara,
sumber
Menurut
data
yang
Prayitno
(2004:33) sumber data yang dapat
dihubungi, yaitu Kepala sekolah,
data
bersifat
gabungan
dokumentasi.
deduktif.
dari
teknik
observasi
dan
Penelitian ini menggunakan
identifikasi
personil,
pola
atau
dana,
unit
model penelitian CIPP Evaluation
metode,
Model yang dikembangkan oleh
organisasi
Stuefflebeam
Process evaluation, Evaluasi proses
di
Ohio
State
anggaran
dan
bahan
material.
University. Model CIPP ini adalah
diarahkan
model evaluasi yang paling sering
kegiatan yang dilaksanakan di dalam
digunakan.
program sudah terlaksana sesuai
Sebagaimana
yang
pada
seberapa
jauh
dijelaskan oleh Guili Zhang, dkk
rencana.
Dalam
penelitian
(2011),
evaluation
evaluasi
proses
berfokus
in
implementasi
“the
program
CIPP
belongs
improvement
/
the
accountability
hambatan
program
pelaksanaan
ini,
pada
dan
program.
category and is one of the most
Product evaluation, evaluasi produk
widely applied evaluation models”.
diarahkan
CIPP
menunjukkan
ini
terdiri
dari
empat
pada
hal-hal
yang
perubahan
yang
komponen yakni context evaluation,
terjadi pada masukan, dalam hal ini
evaluasi konteks adalah upaya untuk
adalah peserta didik. Hal ini dapat
menggambarkan
dilakukan
dan
merinci
dengan
lingkungan, kebutuhan yang tidak
identifikasi
terpenuhi, populasi dan sampel yang
dan konseling.
dilayani, dan tujuan program. Dalam
melihat
pelayanan
hasil
bimbingan
Penelitian ini dilakukan di
konteks
SMA Negeri 3 Salatiga. Adapun
diarahkan pada tujuan, kebutuhan,
sumber dalam penelitian ini adalah
masalah dan peluang keberhasilan
guru bimbingan dan konseling SMA
program bimbingan dan koseling.
Negeri 3 Salatiga, kepala sekolah
Input evaluation, Evaluasi masukan
SMA Negeri 3 Salatiga, siswa SMA
ditujukan pada kemampuan awal
Negeri 3 Salatiga dan dokumen.
peserta didik dan sekolah yang
Fokus
meliputi perekrutan peserta didik,
implementasi
guru, dan sarana prasarana yang
dan konseling di SMA Negeri 3
disediakan.
Salatiga yang meliputi perencanaan,
penelitian
ini,
evaluasi
Pada
penelitian
ini
evaluasi masukan berfokus pada
proses
penelitian
dan
ini
progam
evaluasi
adalah
bimbingan
program
bimbingan dan konseling. Teknik
pokok, memfokuskan pada hal-hal
penelitian
ini
yang penting, dicari tema dan
observasi,
polanya dan membuang yang tidak
dalam
meliputi
penelitian
teknik
wawancara,
dan
dokumentasi.
perlu.
Selanjutnya
adalah
ujikeabsahan
proses
data,
Uji keabsahan ini bertujuan
Reduksi
data
berpikir
memerlukan
merupakan
sensitif
yang
kecerdasan
dan
untuk memastikan kevalidan data
kedalaman wawasan yang tinggi.
yang didapatkan. Sehingga hasil
Dalam
penelitian
diperhatikan
ini
dapat
dipertanggungjawabkan
secara
mereduksi
tujuan
penelitian
ini
dilakukan
penyajian
data.
dengan
penelitian
menggunakan
triangulasi
dan
ini,
metode
harus
awal
dari
penelitian. Selain data reduksi dalam
ilmiah. Uji keabsahan data yang
dalam
data
dimaksudkan
menggunakan
Penyajian
untuk
data
menemukan
pengecekan
makna dari kata-kata yang diperoleh
konfirmasi oleh ahli yang dalam hal
kemudian disusun secara sistematis
ini
dan logis sehingga mudah dipahami.
adalah
para
penelitian.
pembimbing
Menurut
Moleong
Teknik analisis data yang terakhir
(2010) menyatakan bahwa teknik
yaitu penarikan kesimpulan dan
triangulasi
verifikasi.
merupakan
teknik
Penarikan
kesimpulan
pemeriksaan keabsahan data yang
adalah
memanfaatkan sesuatu yang lain di
dilakukan dan merupakan pokok
luar
dari
data
pengecekan
itu
untuk
atau
keperluan
pembanding
kegiatan
hasil
terakhir
penelitian.
yang
Penarikan
kesimpulan merupakan jawaban dari
terhadap dua data tersebut. Teknik
rumusan
triangulasi yang digunakan dalam
dirumuskan
penelitian ini terdapat tiga macam
diharapkan merupakan temuan baru
yaitu,
yang sebelumnya belum pernah ada.
triangulasi data, triangulasi
masalah
sejak
yang
telah
awal
metode, dan triangulasi sumber.
Penelitian ini menggunakan
HASIL DAN PEMBAHASAN
teknik analisis data reduksi yang
Komponen Context
berarti merangkum, memilih hal-hal
Evaluasi Tujuan Program
dan
Tujuan merupakan pedoman/arah
dalam
yang harus dipatuhi oleh semua
kompetensi. Tujuan dalam program
petugas bimbingan dan konseling di
bimbingan dan konseling terdiri dari
sekolah agar program bimbingan
tujuan utama dan tujuan yang sudah
dan
telah
diturunkan dalam berbagai layanan.
tercapai.
Berdasarkan dengan hasil penelitian,
penelitian
tujuan utama program bimbingan
konseling
yang
direncanakan
dapat
Berdasarkan
hasil
pencapaian
diketahui bahwa dalam perumusan
dan
tujuan dikaji dari berbagai produk
Salatiga yaitu “Membantu siswa
hukum
tujuan
dalam menyelesaikan masalah dan
pendidikan secara umum maupun
mengembangkan diri baik bidang
tujuan pendidikan di sekolah terkait.
belajar, sosial, pribadi, dan karir”.
Penyusunan
program
Di samping itu, penentuan tujuan
bimbingan dan konseling tidak dapat
program bimbingan dan konseling
semaunya
melainkan
juga diarahkan pada pencapaian
mengacu pada tujuan pendidikan
kompetensi yang harus dikuasai oleh
yang telah ditetapkan dalam UU
peserta didik. Tujuan yang bersifat
Nomor
agar
konkrit
arah
diperoleh dari turunan tujuan utama
pelaksanaan pendidikan yang sudah
program bimbingan dan konseling.
diatur oleh pemerintah. Hal tersebut
Tujuan program tersebut juga dapat
sesuai
bersifat sasaran apabila tujuan yang
yang
memuat
tujuan
sendiri,
20
Tahun
menyelaraskan
dengan
2003
dengan
pendapat
Sugiyo
konseling
dan
SMA
standar
dapat
terukur
ini
diharapkan
tujuan bimbingan dan konseling
konkrit
bersifat kompetibel dengan tujuan
konkrit dan kuantitatif misalnya
pendidikan. Tujuan yang dimaksud
seperti siswa dapat mengentaskan
dalam bentuk sejumlah kompotensi
masalah yang dihadapi, atau klien
yang harus dikuasi peserta didik,
dapat menunjukkan rasa bahagia dan
maka segala aktivitas bimbingan dan
merasa puas setelah memperoleh
konseling harus selalu diarahkan
layanan konseling. Selain itu, tujuan
untuk
prioritas
peserta
didik
dengan
pada
diukur
3
(2011:16) mengemukakan bahwa
membantu
dapat
Negeri
ciri
secara
pragmatis,
masing-masing
tingkatan (kelas X, XI, XII) dirasa
dalam memperoleh data identifikasi
sudah sesuai dengan
kebutuhan
yang lebih sesuai dengan kondisi di
Berdasarkan
lapangan. Berdasarkan hal tersebut
penelitian diketahui bahwa tujuan
maka sub komponen identifikasi
prioritas tersebut telah dituangkan
kebutuhan
dalam
bimbingan
sasaran
layanan.
berbagai
jenis
layanan
dalam
dan
program
konseling
perlu
bimbingan dan konseling di SMA
mendapat perhatian khusus.
Negeri 3 Salatiga.
Evaluasi Masalah Program
Evaluasi Identifikasi Kebutuhan
Masalah
Berdasarkan hasil penelitian dapat
terkadang menjadi suatu hambatan
dikatakan
dalam proses pelaksanaan program.
identifikasi
kebutuhan
dalam
siswa masih kurang karena telah
Dari
melakukan asesmen dari berbagai
bahwa
sumber. Selain itu identifikasi juga
bimbingan
digunakan
Negeri
untuk
belakang
melihat
munculnya
latar
kebutuhan
hasil
suatu
penelitian
masalah
dalam
dan
3
keterbatasan
program
diketahui
program
konseling SMA
Salatiga
waktu
adalah
menjalankan
siswa tersebut. Terdapat beberapa
program. Hal tersebut dikarenakan
bagian yang perlu diperbaiki dan
terdapat administrasi atau kegiatan
ditingkatkan kembali pada kegiatan
yang tak terduga sehingga menyita
identifikasi kebutuhan. Identifikasi
waktu yang sudah direncanakan.
kebutuhan
dilakukan
Selain itu waktu libur yang cukup
kepada seluruh siswa agar diperoleh
banyak terlebih pada semester dua
data kebutuhan yang sesuai dengan
yang membuat guru dan siswa
kondisi seluruh siswa. Agar kegiatan
khususnya kelas X dan XI harus
identifikasi tidak memakan waktu
menunda
yang lama diperlukannya siasat yang
temuan tersebut perlu diwaspadai
tepat
dan
seharusnya
untuk
meminimalisir
penggunaan
waktu
bimbingan
dan
Penggunaan
berbagai
oleh
unit
dicari
layanan.
cara
Berdasarkan
pemecahannya
sehingga tidak berdampak pada saat
konseling.
pelaksanaan
instrumen
dengan masalah keterbatasan waktu
dalam identifikasi akan membantu
mengarah
program.
kepada
Terkait
terhambatnya
suatu
kegiatan
pelayanan
yang
konseling di SMA Negeri 3 Salatiga
sudah terprogram namun terkendala
memiliki
kelemahan
jadwal yang tidak pasti. Dengan
keterbatasan
waktu.
penanganan yang tepat harapannya
kelebihan dan kelemahan tersebut
masalah
dapat
ini
tidak
akan
simpulkan
pada
Berdasarkan
jika
program
mengakibatkan tidak terlaksananya
bimbingan dan konseling sudah
program bimbingan dan konseling
memiliki peran tersendiri di sekolah
Evaluasi Peluang Program
yang
Menurut
Mitchell
siswa tetapi karena keterbatasan
(2011:584), evaluasi program adalah
waktu dikhawatirkan pelaksanaan
untuk menyediakan yang paling
program tidak dapat terjadwal secara
bermakna, maka ia harus dilakukan
pasti sesuai dengan porgram yang
dengan
sudah disusun
Gibson
dan
semangat
positif,
memang
dibutuhkan
oleh
dimaksudkan untuk memfasilitasi
Evaluasi Komponen Input
program dan menyoroti kekuatan
Evaluasi Personel Bimbingan dan
serta
Konseling
kelemahannya.
Dapat
perlu
Berdasarkan hasil penelitian, kepala
dan
sekolah sebagai peran supervisi
kelemahan program bimbingan dan
telah dilaksanakan. Selain peran
konseling sehingga program dapat
supervisi,
berjalan secara optimal. Melihat
berperan dalam memotivasi dan
kekuatan program bimbingan dan
mendukung peningkatan pelayanan
konseling di SMA Negeri 3 Salatiga
bimbingan
dan
konseling.
yaitu
Berdasarkan
hasil
penelitian
disimpulkan
bahwa
diketahuinya
kekuatan
yaitu
pendidikan
peserta
sebagai
yang
didik
memfasilitasi
untuk
mengembangkan
program
senantiasa
diri,
dapat
kepala
sekolah
juga
diketahui bahwa kepala sekolah
sudah
cukup
berperan
dalam
supervisi bimbingan dan konseling.
dikatakan program bimbingan dan
Dapat
konseling memiliki peran tersendiri
pengawas dan kepala sekolah dalam
dalam
Di
program bimbingan dan konseling
samping itu program bimbingan dan
telah memberikan kontribusi dalam
pendidikan
sekolah.
dikatakan
bahwa
peran
ketercapaian
program
bimbingan
guna mengembangkan potensinya.
dan konseling.
Keanekaragaman
Hasil penelitian di SMA Negeri 3
dimiliki
Salatiga diketahui bahwa terdapat 2
Salatiga termasuk dalam sasaran
orang guru senior dan 2 orang guru
utama pelayanan bimbingan dan
junior. Diketahui bahwa semua guru
konseling
di
bimbingan
dapat
disimpulkan
dan
konseling SMA
siswa
SMA
penyelenggaraan
belakang
bimbingan
bimbingan
dan
dan
yang
Negeri
sekolah.
Negeri 3 Salatiga memiliki latar
S1
potensi
3
Sehingga
bahwa
pelayanan
konseling
tidak
konseling. Diketahui bahwa masing-
hanya diberikan kepada siswa yang
masing
dan
dianggap bermasalah saja tetapi
konseling SMA Negeri 3 Salatiga
kepada seluruh siswa yang miliki
setiap tahun mengampu kurang lebih
potensi yang berbeda-beda untuk
300 siswa setiap tahunnya. Beban
dioptimalkan.
kerja guru bimbingan dan konseling
Evaluasi Anggaran Dana
SMA Negeri 3 Salatiga berdasarkan
Bimbingan dan konseling SMA
Peraturan
Menteri
Negeri 3 Salatiga memperoleh dana
Pendidikan Nasional dan Kepala
operasional layanan bimbingan dan
Badan Kepegawaian Negara Nomor
konseling
03/V/PB/2010 dan Nomor 14 Tahun
layanan.
2010,
tidak
operasional tersebut membuktikan
proporsional. Terlalu banyak siswa
adanya dukungan kepala sekolah
asuh bisa menjadi salah satu faktor
dalam
penyebab kurang optimal dan tidak
bimbingan dan konseling di sekolah.
meratanya layanan bimbingan dan
Dukungan kepala sekolah tersebut
konseling yang diberikan.
dapat
Berdasarkan
dokumentasi
kesadaran sekolah terhadap peran
penelitian, diketahui bahwa 1.010
bimbingan dan konseling di sekolah.
siswa merupakan pelanggan yang
Hal ini sejalan dengan pendapat
memiliki hak untuk memperoleh
Gibson dan Mitchell (2011:599)
pelayanan bimbingan dan konseling
yang
guru
dapat
bimbingan
bersama
dikatakan
hasil
pada
setiap
kegiatan
Tersedianya
dana
kegiatan
dimaknai
pelayanan
sebagai
mengemukakan
suatu
bahwa
anggaran
memampukan
program
yang
secara
logis
dan
apapun untuk mendukung lebih
menyenangkan dan dapat dilakukan
baiknya layanan yang diberikan
oleh anggota organisasi. Pembagian
untuk
menurut
tugas dalam organisasi bimbingan
Mitchell
dan
publik.
pendapat
Sejalan
Gibson
dan
konseling
mengacu
kepada
(2011:599) bahwa pada penelitian
prinsip “the right man on the right
ini
place”. Adanya pengorganisasian
anggaran
berjalan
mendukung
bendahara
untuk
melalui
yang
Adanya
bimbingan
program
sekolah.
tepat,
pengaturan
dan
petugas
konseling
lebih
kemampuan
dan
dukungan dana operasional tersebut
sesuai
diharapkan
layanan
karakteristik pribadinya sehingga
dapat
tidak akan terjadi tumpang tindih.
bimbingan
kegiatan
dan
konseling
dengan
berjalan dengan baik. Hambatan
Berdasarkan
yang
dengan
diketahui bahwa bimbingan dan
dikelolanya anggaran bimbingan dan
konseling SMA Negeri 3 Salatiga
konseling oleh bendahara sekolah
sudah memiliki struktur organiasi
adalah sulitnya pengajuan anggaran
dan memiliki pembagian tugas yang
kegiatan
spesifik
mungkin
layanan
muncul
dengan
dana
hasil
pada
penelitian
masing-masing
tertentu, karena anggaran setiap
pelaksana bimbingan dan konseling.
kegiatan layanan akan di anggarkan
Selain itu terdapat pula pembagian
oleh bendahara sekolah bukan pihak
tugas antar guru bimbingan dan
bimbingan dan konseling.
konseling
Evaluasi Unit Organisasi
kemampuan masing-masing. Dapat
Organisasi bimbingan dan konseling
disimpulkan perlunya pemeliharaan
terdiri dari berbagai personel yang
dan peningkatan pola komunikasi
memiliki
tanggung
yang sudah terjalin baik dengan
jawabnya masing-masing. Sugiyo
warga sekolah guna memperoleh
(2011:32) mengemukakan bahwa
keberhasilan
pembagian
bimbingan dan konseling.
peran
dan
pekerjaan
merupakan
kegiatan dalam membagi beban
kerja
kedalam
aktivitas-aktivitas
sesuai
dalam
dengan
pelayanan
Evaluasi Sarana Prasarana
Prasarana pokok yang diperlukan
ruangan sebaiknya tidak tembus
ialah
pandang.
ruang
bimbingan
dan
Depdiknas
(2007:73)
konseling yang cukup memadai.
menyebutkan bahwa jenis ruangan
Ruang bimbingan dan konseling
bimbingan
hendaknya
menyimpan
diperlukan meliputi: (1) ruang kerja,
instrumen
(2), ruang administrasi/ data, (3)
dapat
segenap
perangkat
dan
konseling
yang
bimbingan dan konseling, himpunan
ruang
data serta informasi lainnya. Ruang
ruang bimbingan dan konseling
bimbingan
juga
kelompok, (5) ruang biblio terapi,
berbagai
(6) ruang relaksasi/ desensitisasi,
dan
konseling
hendaknya
memuat
informasi
seperti
pendidikan,
informasi
jabatan,
kegiatan
konseling
individual,
(4)
dan (7) ruang tamu.
Berdasarkan
hasil
penelitian
ekstrakurikuler dan sebagainya. Hal
diketahui bahwa ruang bimbingan
yang harus diperhatikan ruangan
dan
bimbingan dan konseling hendaknya
Salatiga
nyaman, sehingga guru bimbingan
nyaman. Jika dilihat dari ruang
dan konseling betah dan giat untuk
layanan,
bekerja
konseling SMA Negeri 3 Salatiga
sebab
merupakan
kesuksesan
kenyamanan
modal
utama
pelayanan
terselenggara. Hal ini
dengan
temuan
itu
konseling
SMA
dalam
ruang
Negeri
kondisi
dapat
dikatakan
belum
yang
karena
belum
memiliki
didukung
Rahmawati
cukup
bimbingan
bagi
3
dan
lengkap
ruang
layanan ruang relaksasi. Kekurangan
lainnya
terletak
pada
pembatas
(2013:132) bahwa sarana prasana
setiap ruangan konseling kelompok
pelayanan bimbingan dan konseling
dan individu yang kurang memadai,
termasuk
personal
selain itu gabungan antara ruang
yang
tamu dan ruang kerja guru sedikit
menghambat pelayanan bimbingan
tidak layak yang seharusnya ruangan
dan konseling di sekolah. Jumlah
tersebut
ruang bimbingan dan konseling
penunjang pelayanan yang dimiliki
disesuaikan dengan kebutuhan jenis
oleh SMA Negeri 3 Salatiga sudah
layanan dan jumlah ruangan. Antar
cukup memadai. Namun masih ada
dengan
faktor
kategori
non
tinggi
terpisah.
Kelengkapan
beberapa kelengkapan yang dirasa
menggunakan
perlu untuk ditambah yaitu perlu
Pemilihan
ditambah papan pola dan komputer.
bimbingan dan konseling hendaknya
Berdasarkan hal tersebut maka sub
menyesuaikan
komponen
terbaru agar berjalan selaras dengan
bimbingan
sarana
dan
prasana
konseling
SMA
pola
pola
layanan.
dalam
dengan
implementasi
layanan
kurikulum
kurikulum
yang
Negeri 3 Salatiga kurang optimal.
digunakan sekolah. Pada saat ini
Ruang bimbingan dan konseling
sekolah
SMA Negeri 3 Salatiga hendaknya
2013 yang diatur pada Pasal 1
perlu
direnovasi
Peraturan Menteri Pendidikan dan
syarat
ruangan
sesuai
dengan
bimbingan
dan
menerapkan
Kebudayaan Nomor 81 A Tahun
konseling agar tercipta suasana yang
2013
nyaman bagi guru bimbingan dan
Kurikulum
konseling
Implementasi
maupun
siswa
yang
kurikulum
tentang
Implementasi
menyebutkan
kurikulum
pada
memperoleh layanan. Di samping itu
sekolah dasar/madrasah ibtidaiyah
juga diperlukan penataan ruangan
(SD/MI),
secara tepat agar ruangan dapat
pertama/madrasah
meningkatkan
(SMP/MTs),
kinerja
guru
sekolah
menengah
tsanawiyah
sekolah
menengah
bimbingan dan konseling.
atas/madrasah aliyah (SMA/MA),
Evaluasi Pola atau Metode
dan
Berdasarkan
kejuruan/madrasah aliyah kejuruan
hasil
penelitian
sekolah
diketahui bahwa unit bimbingan dan
(SMK/MAK)
konseling SMA Negeri 3 Salatiga
bertahap
masih menggunakan pola 17 plus
2013/2014.
dan
K13
dalam
pelayanan
dan
konseling.
bimbingan
menengah
dilakukan
mulai
tahun
secara
pelajaran
Penggunaan pola 17 plus dan K13
dalam
layanan
bimbingan
dan
konseling SMA Negeri 3 Salatiga
Evaluasi Komponen Process
dikarenakan SMA Negeri 3 Salatiga
Evaluasi
masih
Bimbingan dan Konseling
dalam
transisis
untuk
Kredibilitas
Guru
Hasil identifikasi pada komponen
dengan kompetensi profesional yang
input
dan
ditandai dengan penguasaan dan
konseling diketahui bahwa 3 orang
penyelenggaraan layanan bimbingan
guru berlatar pendidikan S1 BK dan
dan konseling yang berorientasi
1 orang guru berlatar belakang
pada kesanggupan dan kemampuan
pendidikan S2 psikologi, sedangkan
praktik secara langsung.
jika dilihat dari pengalaman bekerja
Evaluasi Waktu Pelaksanaan
diketahui
dapat
Diketahui bahwa bimbingan dan
dikategorikan guru senior dan 2
konseling di SMA Negeri 3 Salatiga
orang guru dapat dikategorikan guru
memiliki jam masuk kelas dan jam
junior. Berdasarkan hal tersebut,
di luar kelas.
dapat
bimbingan
personel
2
bimbingan
orang
dikatakan
guru
bimbingan
dan
Alokasi untuk
kelompok
tidak
konseling SMA Negeri 3 Salatiga
dialokasikan karena dilaksanakan
sudah memiliki guru bimbingan dan
pada jam istrirahat atau setelah
konseling
pulang
yang
melaksanakan
dalam
mampu
kegiatan
program
untuk
layanan
bimbingan
dan
sekolah.
implementasi
merupakan
bimbingan dan konseling akan dapat
kegiatan
lebih
sehingga
jika
didukung
kurikulum
2013,
pelayanan bimbingan dan konseling
konseling. Namun, kredibilitas guru
dipercaya
Berdasarkan
salah
satu
pengembangan
bentuk
diri
penyelenggaraan
dengan bukti berupa kesanggupan
pelayanan bimbingan dan konseling
melaksanakan
dalam
dapat dilaksanakan di dalam kelas
program bimbingan dan konseling.
maupun di luar kelas. Jika dicermati
Hal ini sejalan dengan kompetensi
lebih mendalam, alokasi waktu yang
profesional yang dijelaskan dalam
sudah dijalankan oleh pihak sekolah
Peraturan
Pendidikan
dengan peraturan yang ada sudah
Nasional Nomor 27 Tahun 2008
cukup sesuai karena di SMA Negeri
tentang
Kualifikasi
3 Salatiga memiliki alokasi waktu
Kompetensi
untuk tatap muka atau jam pelajaran
kegiatan
Menteri
Standar
Akademik
dan
Konselor.
Kredibilitas
guru
bimbingan dan konseling ini terkait
walaupun hanya satu jam pelajaran.
Pada
luar
jam
pelajaran
guru
bimbingan dan konseling masih
Evaluasi
menyediakan waktu untuk siswa
Daya Sesuai Kegunaan
yang
berkonsultasi
Evaluasi pemanfaatan sumber daya
permasalahan siswa. Pengamatan
merupakan evaluasi yang dilakukan
yang
untuk
ingin
didapat
peneliti
ditempat
Pemanfaatan
Sumber
mengetahui
apakah
menunjukan bahwa guru bimbingan
penggunaan fasilitas baik berupa
dan konseling bersedia melakukan
sarana prasarana maupun anggaran
konsultasi di luar jam pelajaran.
operasional sesuai dengan fungsi
Evaluasi Perangkat Layanan
dan kegunaannya dalam pelayanan
Perangkat layanan yang dimaksud
bimbingan dan konseling. Berikut
adalah kelengkapan format satuan
merupakan
layanan
pemanfaatan
yang
berisi
prosedur
hasil
evaluasi
sumber
daya:
(1)
operasional layanan, bahan materi,
Sarana Prasarana, guru bimbingan
media dan format penilaian layanan.
dan
Pada setiap layanan bimbingan dan
menoptimalkan penggunaan sarana
konseling
prasarana
di
sekolah,
guru
konseling
sudah
untuk
berusaha
mendukung
bimbingan dan konseling dituntut
kelancaran layanan bimbingan dan
untuk
konseling.
mempersiapkan
RPL
(2)
Anggaran
(Rancangan Pelaksanaan Layanan)
berdasarkan
dalam bentuk satuan layanan dan
anggaran
bahan materi. Berdasarkan hasil
sekolah sudah dimanfaatkan sebaik-
penelitian
baiknya.
diketahui
bahwa
data
dana,
yang
wawancara
disediakan
oleh
perangkat layanan pada program
Evaluasi Hambatan yang Muncul
bimbingan dan konseling di SMA
Hambatan yang muncul pada saat
Negeri 3 Salatiga dapat dikatakan
pelaksanaan
sudah sesuai. Bahan materi layanan
implikasi dari masalah program
yang disiapkan sudah sesuai dengan
pada
hasil
kekurangan pada komponen input.
identifikasi
dan
prioritas
kebutuhan dan metode klasikal yang
Dari
digunakan.
bahwa
dalam
program
komponen
hasil
merupakan
context
penelitian
hambatan
yang
pelaksanaan
dan
diketahui
muncul
program
bimbingan dan konseling di SMA
anggota stafnya untuk memuaskan
Negeri 3 Salatiga antara lain: (1)
para pelanggan. Oleh karena itu
keterbatasan
layanan bimbingan dan konseling
waktu
pelaksanaan
program; (2) terdapat pihak-pihak
juga
yang kurang mendukung layanan;
pelanggannya
(3) terlalu disibukan oleh masalah
Berdasarkan
administrasi;
diketahui
belum
(4)
fasilitas
optimal;
(5)
yang
banyaknya
harus
memuaskan
yaitu
hasil
penelitian
bahwa
bimbingan
dan
siswa.
pelayanan
konseling SMA
layanan yang bersifat insidental
Negeri 3 Salatiga dinilai baik oleh
sehingga
siswa.
sering
mengganggu
Melihat hasil peneltian,
layanan yang sudah terprogram.
dapat
Berbagai
bimbingan dan konseling sudah
hambatan
tersebut
kepada
kurang
optimalnya pelayanan
bimbingan
berdampak
dikatakan
memenuhi
tujuan
Evaluasi
hambatan
Membandingkan
program
layanan
program
bimbingan dan konseling.
dan konseling. Melihat berbagai
pelaksanaan
jika
Hasil
dengan
Tujuan,
yang muncul, dapat dikatakan usaha
Kebutuhan, dan Komponen Program
penanganan yang dilakukan oleh
Lainnya
bimbingan
dan
Arikunto
konseling SMA
dan
Jabar
Negeri 3 Salatiga sudah cukup baik.
(2009:49) program layanan adalah
Evaluasi Komponen Product
sebuah
Evaluasi
Hasil
Layanan
dari
kesatuan
bertujuan
kegiatan
untuk
yang
memenuhi
kebutuhan pihak tertentu sehingga
Siswa
Bimbingan
dan
merupakan
bentuk
konseling
layanan
sub
merasa puas sesuai dengan tujuan
program.
Keberhasilan
sitem pendidikan dimana seharusnya
bimbingan
mengacu
hanya menuju kepada ketercapaian
pelanggan.
kepada
Seperti
kepuasan
yang
tujuan
dan
program
tetapi
konseling
juga
tidak
kepada
dikemukakan Sallis dalam Sugiyo
pemenuhan kebutuhan pelanggan
(2011:46) bahwa sebagai bentuk
layanan bimbingan dan konseling.
layanan harus mendorong semua
Jika dikaji dari hasil layanan dengan
tujuan program diketahui bahwa
a
Aspek
context:
sudah
hasil layanan sudah sesuai dengan
dilakukan
tujuan
identifikasi kebutuhan siswa,
program
bimbingan
dan
evaluasi
konseling. Kesesuaian hasil dengan
namun
tujuan tersebut membuktikan bahwa
menggunakan
pelayanan sudah berjalan seperti
belum
yang
menyeluruh pada siswa.
direncanakan
dan
diprogramkan sehingga kebutuhan
b
identifikasi
yang
instrumen
dilakukan
secara
Aspek Input: sub komponen
dan masalah siswa dipenuhi secara
input identifikasi personil,
tepat. Sub komponen hasil layanan
pola atau metode, anggaran
dari
dana, organisasi sudah sesuai
siswa
yang
dibandingkan
context,
sudah
dengan
input,
sesuai
dengan
komponen
process
yang
prasarana
dapat
ruangan
program
yang
bahwa
diperoleh
hasil
sudah
penunjang
sesuai bahkan lebih dari pelaksanaan
perogram yang sudah dilakukan. Hal
ini
berarti
bahwa
tetapi
pada identifikasi sarana dan
memiliki kategori cukup sesuai,
disimpulkan
ketentuan,
masih
dan
terdapat
kelengkapan
layanan
yang
kurang memadai.
c
Aspek process: dari setiap
sub
pelaksanaan
komponen
process,
program sudah efektif melihat hasil
implementasi program sesuai
layanan yang diperoleh, komponen
dengan prosedur pelaksanaan
product memperoleh hasil yang
program
lebih
konseling walaupun masih
baik
daripada
ketiga
bimbingan
dan
komponen lainnya.
terdapat beberapa hambatan
PENUTUP
dalam pelaksanaan program.
Kesimpulan yang dapat ditarik dari
penelitian
“evaluasi
program
d
Aspek product: ditinjau dari
pelanggan yaitu siswa, hasil
bimbingan dan konseling di SMA
pelayanan
Negeri 3 Salatiga tahun ajaran
konseling di SMA Negeri 3
2016/2017”
Salatiga mempunyai dampak
yang
dilihat
dari
beberapa aspek. Diantaranya yaitu:
bimbingan
dan
positif karena banyak siswa
yang
terbantu
layanan
dengan
bimbingan
konseling. Selain itu layanan
bimbingan dan konseling di
SMA
Negeri
sudah
3
Salatiga
memenuhi
program
tujuan
bimbingan
dan
konseling. Kesesuaian hasil
dengan tujuan membuktikan
bahwa
pelayanan
sudah
seperti
yang
berjalan
direncanakan
dan
diprogramkan.
Dapat
diartikan
juga
bahwa
kebutuhan
dan
masalah
siswa dipenuhi dengan tepat.
DAFTAR RUJUKAN
Depdiknas. (2007). Rambu-rambu Penyelenggaraan Bimbingan dan Konseling Dalam
Jalur Pendidikan Formal. Jakarta: Dirjen PMPTK.
Mashudi, F. (2013). Panduan Evaluassi dan Supervisi Bimbingan dan Konseling.
Jogjakarta: Divapress.
Moleong, L. J. (2010). Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Prasetyo. (2010). Penilaian BK. Parung: Naskah Bahan Ajar BK.
Prayitno. (2004). Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling . Jakarta: Rineka Cipta.
R. L Gibson dan Marianne H Mitchell. (2011). Bimbingan dan Konseling (Edisi IndonesiaEdisi Ke tujuh). Yogyakarta: Pustaka Belajar.
Rahmawati, S. (2013). Faktor Determinan Kesenjangan Antara Pprogram Bimbingan
Konseling dan pelaksanaannya Di SMP Negeri Se-Kota Semarang Tahun 20112012. Jurnal Skripsi Universitas Negeri Semarang.
Stufflebeam, D. L. (2003). The CIPP Model for Evaluation. The article Presented at 2003
annual conference of the oregon program evaluator Network (OPEN).
Sugiyo. (2012). Manajemen Bimbingan dan Konseling di Sekolah. Semarang: Widya
Karya.
Tohirin. (2009). Bimbingan dan Konseling Di Sekolah dan Madrasah. Jakarta: Rajawali.