BAHAN KIMIA YANG DAPAT MEMBAHAYAKAN MANU

BAHAN KIMIA YANG DAPAT MEMBAHAYAKAN MANUSIA DAN IKAN
Kimia berbahaya bagi manusia:
1. Arsen :
Kadar maksimum yang masih diperbolehkan dalam air 0,05 mg/l. dikenal sebagai
racun; Chronic effect, bersifat karsinogenik dengan melalui kontak dengan Arsen
atau melalui makanan (Food intake)
2. Barium :
Kadar maksimum yang masih diperbolehkan dalam air 1,5 mg/l. Dikenal sebagai
bahan kimia yang bersifat toxis terhadap hati, aliran darah, nervous.
3. Cadmium :
kadar maksimum yang masih diperbolehkan dalam air 0,01 mg/l. Sebagai racun
yang akut bagi manusia melalui makanan.
4. Chromium :
Kadar maksimum yang masih diperbolehkan dalam air 0,05 mg/l. Karsinogenic
pada pernafasan. Bersifat komulatif dalam daging tikus pada kadar mg/l.
5. Lead (Timah Hitam) :
Kadar maksimum yang masih diperbolehkan dalam air 0,05 mg/l. Dikenal
sebagai racun dengan melalui makanan, air, udara dan menghisap rokok.
6. Mercury (Air Raksa) :
Kadar maksimum yang masih diperbolehkan dalam air minum 0,002 mg/l.
Dikenal sebagai racun pada pekerja dan ikan. Terdapat dalam air alam kurang

dari 1 mg/l. Terdapat dalam makanan 10 – 70 mg/l.
7. Nitrate (Nitrat) :
Kadar maksimum yang masih diperbolehkan dalam air minum 10 mg/l. Air sumur
dengan kandungan 15 - 250 mg/l menyebabkan Methemogloinemia pada bayi
yang disebabkan karena susu yang dicampur dengan air tsb.
8. Selenium :
Kadar maksimum yang masih diperbolehkan dalam air minum 0,01 mg/l. dikenal
sebagai racun ayng berhubungan dengan pekerjaan dan menyebabkan
keracunan pada anak bila lebih dari 3 - 4 mg/kg makanan masuk.
9. Silver (Perak) :
Kada maksimum yang masih diperbolehkan dalam air minum 0,05 mg/l. dapat
menyebabkan penyakit Argria, warna kulit yang kelabu kebiru biruan, mata.
10. Sulfate :
konsentrasi maksimum yang masih diperbolehkan dalam air 250 mg/l.
Menyebabkan Laxative apabila kadarnya berupa magnesium dan Sodiums.
11. Besi :
Konsentrasi maksimum yang masih diperbolehkan dalam air 0,3 mg/l. Besi
berguna untuk metabolisne tubuh manusia. Nilai ambang rasa 2 mg/l,
menimbulkan warna, menyebabkan timbulnya koloidal yang berwarna dalam air.
12. Tembaga :

Konsentrasi maksimum yang diperbolehkan dalam air 1 mg/l. Penting untuk
metabolisme. Menyebabkan air mempunyai rasa tertentu. Nilai ambang rasa 1 -5
mg/l.
13. Chlorida :
Konsentrasi maksimum yang diperbolehkan dalam air 250 mg/l. Kadar yang
berlebihan menyebabkan air menjadi asin rasanya. rasa asin akan bertambah
akibat adanya limbah yang mencemari air.
14. Fluor :
Kekurangan Fluor dalam air dapat menyebabkan caries gigi. Dan kelebihan Fluor
menyebabkan penyakit Fluoresis. Kadar di dalam air minum 1 - 2 mg/l.
Kimia berbahaya bagi ikan serta lingkugannya:
1. AMONIA

(NH3), diukur dengan satuan part per million (ppm), adalah sebagai acuan
utama tingkat kesehatan bio-converters (perubahan dari satu sistem ke
sistem yang lain). Amonia seharusnya tidak terdeteksi di dalam kolam yang
memiliki bio-converter yang sehat. Idealnya, jumlah kandungan Amonia adalah
nol. Ketika Amonia terlarut di dalam air, senyawa ini mengalami ionisasi secara
parsial tergantung pada pH dan temperatur. Amonia yang terionisasi ini disebut
sebagai Amonium dan tidak beracun bagi ikan. Turunnya pH dan temperatur

dapat meningkatkan proses ionisasi yang menyebabkan kadar Amonium
meningkat sehingga tingkat racun menurun. Sebagai panduan secara garis
besar, untuk air dengan temperatur 70F (21C), sebagian besar koi diharapkan
dapat bertoleransi pada kadar Amonia di level 1 ppm jika pH nya 7, atau dapat
bertahan pada kada Amonia 10 ppm pada pH 6 pada temperatur yang sama.
Pada pH 8 dengan temperatur yang sama, maka kadar Amonia yang hanya 0,1
ppm dapat sangat berbahaya bagi ikan koi.
Perlengkapan test Amonia secara garis besar terbagi menjadi dua tipe
test. Keduanya dapat membaca kadar total Amonia dan Amonium, jadi tanpa
mengetahui temperatur dan pH, tingkat racun tidak dapat diidentifikasi. Yang
terbaik adalah kadar Amonia nol. Test tipe pertama adalah dengan metoda
Nessler yang pada umumnya menggunakan tetes dengan acuan chart warna.
Test metoda Nessler dapat mendetekasi kandungan Amonia/Amonium bebas dan
juga Amonia/Amonium yang terikat secara kimia dengan senyawa anti-Ammonia.
Tipe kedua yaitu test Silicylate yang memiliki dua tahapan. Tipe test ini
menggunakan cairan, pill atau serbuk yang juga dibandingkan dengan acuan
chart warna. Test ini memakan waktu yang agak lama untuk mengukur kadar
Amonia/Amonium bebas. Oleh karena hanya Amonia bebas yang dapat
berpengaruh pada ikan, test Nessler pada kondisi tertentu menghasilkan data
yang misleading, tapi dapat memberikan informasi lain untuk keperluan tertentu.

Perlengkapan test yang disarankan harus dapat mendeteksi kadar Amonia pada
kisaran 0 – 1 ppm, khusunya untuk kolam dengan pH di atas 7. Rentang
pengukuran, 0 – 5 ppm, akan sangat berguna, khusunya untuk kolam dengan
tingkat pH di bawah 7. Sebuah perlengkapan test Amonia disarankan untuk
dimiliki.
Efek Amonia:
Amonia dapat memutus transfer oksigen dari insang ke darah dan dapat
menyebabkan kerusakan insang yang lama dan tiba-tiba. Mucous yang
memproduksi membran dapat rusak, sehingga mengurangi lapisan lendir luar
dan merusak permukaan intestinal dalam. Biasanya, ikan akan terlihat malas dan
bernafas dengan mulut yang berada di permukaan air.
Sumber Amonia:
Amonia merupakan senyawa gas yang awalnya dilepaskan dari insang ikan
sebagai kotoran dari hasil pencernaan protein. Sumber lain Amonia dengan
jumlah lebih sedikit dihasilkan dari reaksi bakteri pada kotoran padat dan urea
(urin).
Kontrol Amonia:
Amonia dapat dicerna oleh bakteri di dalam bio-converter dan beberapa di
antaranya secara langsung di assimilasi oleh alga di kolam. Bakteri Nitrosomonas
mengkonsumsi Amonia dan menghasilkan Nitrite sebagai kotoran. Proses ini

dapat terjadi di dinding kolam atau di dalam bio-converter. Jumlah Amonia dapat
meningkat secara tiba-tiba di dalam bio-converter sampai koloni bakteri tumbuh
dan dapat menerima tambahan material Amonia untuk dicerna. Ini dapat terjadi
sebagai akibat dari penambahan ikan yang banyak ke dalam kolam atau ketika
musim panas di saat temperatur air meningkat. Aktivitas ikan dapat lebih
meningkat sangat tajam karena kenaikan temperatur dibandingkan dengan
aktivitas bakteri. Sebuah bio-converter menjadi terhalangi secara parsial oleh

karena limbah dan atau pembentukan channel yang menembus media sehingga
dapat menurunkan keefektifan bio-converter tersebut yang dapat berakibat
kadar Amonia meningkat.
Penanganan Amonia:
Penanganan secara kimia untuk mengurangi kadar racun akibat adanya
Amonia tersedia secara komersial dengan berbagai macam merk. Penanganan
ini, pada umumnya menggunakan senyawa Formaldehyde yang dapat
membentuk ikatan kimia dengan Amonia sehingga mencegah dampak buruk ke
ikan. Akan tetapi, hal ini tidak dapat menghilangkan kandungan Amonia di dalam
kolam. Namun bio-converter dapat menghilangkan kadar Amonia. Walaupun
pada umumnya produk-produk tersebut menggunakan dosis 50ml untuk 100
gallon (sekitar 400L) untuk mengikat sampai 1 ppm Amonia, pastikan dan check

petunjuk penggunaannya sebelum digunakan. Catatan bahwa tipe perlengkapan
test Nessler masih akan dapat mendeteksi keberadaan Amonia yang terikat ini
sampai bakteri yang ada di dalam bio-converter mekonsumsinya. Jika sebuah
kolam memiliki bio-converter yang sehat, pengikat Amonia (Ammonia binding
treatment) secara kimia tidak dibutuhkan sama sekali.
Ketika Amonia terdeteksi (asumsi pH sekitar 7.5):
Tingkatkan level aerasi sampai maksimum. Tambahkan suplemen udara jika
mungkin.
Hentikan pemberian pakan pada ikan di dalam kolam yang telah establis,
turunkan porsi makan setengahnya jika memulai memasang bio-converter baru
di kolam.
Check kemungkinan bio-converter untuk dibersihkan.
Pada level Amonia di 0.1 ppm, lakukan penggantian 10% air. Untuk level Amonia
1 ppm, lakukan penggantian air 25%. Hati-hati: Jika air yang ditambahkan
memiliki pH lebih dari angka di atas, penggantian air dapat memperburuk
masalah.
Penanganan secara kimia diperlukan jika level Amonia berlipat.
Pertimbangkan untuk memindahkan ikan jika level Amonia telah mencapai 2.5
ppm.
Jika bio-converter baru digunakan, matikan penggunaan UV sterilizer, Ozone

generator dan alat foam fractionation (Protein skimmers).
Lakukan test dalam interval 12 sampai 24 jam.
Pada kondisi darurat, turunkan pH secara kimiawi sampai setengah unit (tidak di
bawah 6.0).
2. NITRITE (NO2-N)
Nitrite adalah ukuran kimia kedua untuk menilai tingkat kesehatan bio-converter.
Nitrite seharusnya tidak boleh terdeteksi di dalam kolam yang memiliki bioconverter sempurna. Maka kondisi ideal dan normal untuk Nitrite adalah nol.
Kandungan Nitrite yang rendah pada kondisi Amonia tinggi memperlihatkan
bahwa Amonia-Nitrite bio-converter belum berperan sempurna, akan tetapi jika
kandungan Amonia rendah dengan kandungan Nitrite tinggi, menunjukkan
bakteri pengkonversi Nitrite-Nitrate belum aktif bekerja. Perlengkapan test
tersedia dalam bentuk pill, bubuk, atau droplet dengan panduan chart warna.
Perlengkapan test yang disarankan memiliki kisaran bacaan antara 0 – 4 ppm.
Sebuah test perlengkapan Nitrite test dibutuhkan oleh para pemelihara kolam.
Sumber Nitrite:
Nitrite dihasilkan dari bakteri authotrophic Nitrosomonas yang menggabungkan
Oksigen dan Amonia di dalam bio-converter dan di dinding kolam. Sama halnya
seperti Amonia, kandungan Nitrite dapat meningkat secara tiba-tiba di dalam
bio-converter sampai bakteri berkembang dan dapat menerima tambahan
material Nitrite baru. Hal ini dapat terjadi oleh karena adanya banyaknya

penambahan ikan baru di kolam atau terjadi ketika musim panas di mana suhu

meningkat. Meningkatnya aktivitas ikan oleh karena naiknya temperatur dapat
meningkatkan kadar Nitrite lebih cepat karena reaksi bakteri yang lambat.
Sebuah bio-converter dapat rusak sebagian oleh karena racun atau channeling
media yang mengurangi tingkat keefektifitasannya, sehingga kandungan Nitrite
meningkat.
Efek Nitrite:
Nitrite merupakan pembunuh yang tidak terlihat. Air kolam dapat terlihat baik
tapi Nitrite tidak dapat terlihat. Hal ini dapat mengakibatkan kematian,
khususnya pada ikan kecil, walaupun pada konsentrasi di bawah 0.25 ppm.
Nitrite merusak sistem syaraf, hati, limpa, dan ginjal ikan. Bahkan pada
konsentrasi yang sangat rendah pada selang waktu yang agak lama dapat
memberikan kerusakan yang lama. Intensitas tinggi dalam waktu singkat “spike”
yang biasanya dapat terjadi ketika baru memasang bio-converter yang tidak
terdeteksi menyebabkan masalah yang akan terlihat sebulan kemudian. Indikasi
umum terhadap ikan yang terkena lonjakan Nitrite secara tiba-tiba di waktu
sebelumnya adalah pada penutup insang yang melengkung keluar di tepinya.
Penutup insang tersebut tidak dapat tertutup rata pada badan ikan.
Kontrol Nitrite:

Cara untuk mengontrol kandungan Nitrite adalah dengan menjaga kesehatan
bio-converter. Di dalam media, bakteri Nitrobacter menyatukan oksigen dengan
Nitrite untuk mengubahnya menjadi Nitrate yang relatif lebih tidak berhaya.
Bakteri Nitrobacter mendapatkan lebih sedikit energi dari proses pengubahan
Nitrite dibandingkan dengan bakteri Nitrosomonas pada proses Amonia menjadi
Nitrite. Maka dari itu, bakteri Nitrobacter agak sulit dan lambat tumbuh dan
menjadi yang pertama bermasalah di dalam bio-converter. Penggantian air dapat
mengurangi konsentrasinya sesaat sejumlah persentasi air yang digantikan.
Penambahan garam dapat membantu untuk mengurangi tingkat keracunan
secara signifikan untuk sementara waktu, tapi tidak untuk jangka waktu yang
panjang.
Ketika kandungan Nitrite di atas 0.25 ppm di dalam kolam:
Maksimumkan tingkat aerasi. Untuk kandungan Nitrite di atas 1 ppm, tambahkan
suplemen udara jika mungkin.
Berhenti pemberian pakan pada ikan di kolam yang telah establis, kurangi
jumlah pemberian pakan sampai setengahnya di kolam yang memiliki bioconverter baru.
Matikan UV sterilizer, Ozon generator, dan foam fraksionation (Protein skimmer).
Untuk Nitrite di bawah 1 ppm, lakukan penggantian 10% air dan tambahkan
0.5kg garam setiap 400 liter air yang digantikan.
Untuk Nitrite di antara 1 sampai 2 ppm, lakukan penggantian 25% air dan

tambahkan 1kg garam setiap 400 liter air yang digantikan.
Untuk Nitrite di atas 3 ppm, lakukan penggantian 50% air dan tambahkan 1.5kg
garam setiap 400 liter air yang digantikan.
Ulangi test 24 jam kemudian.
Untuk level Nitrite di atas 4 ppm, usahakan untuk memindahkan ikan.
3. NITRATE (NO3-N)
Nitrate adalah pentunjuk ketiga untuk menilai tingkat kesehatan bio-converter.
Nitrate diproduksi oleh bakteri authotropic yang mengkombinasikan Oksigen
dengan Nitrite di dalam bio-converter dan beberapa di dinding kolam.
Kandungan Nitrate nol dan Nitrite yang tidak nol mengindikasikan bakteri
pengkonversi Nitrite-Nitrate belum bekerja. Perlengkapan test yang tersedia
adalah dalam bentuk dual droplet atau pill dengan panduan chart warna.
Perlengkapan test yang disarankan memiliki kisaran ukuran 0 -200 ppm. Sebuah
perlengkapan test Nitrate lebih ideal untuk dimiliki, tapi tidak terlalu penting.
Pada sebuah kolam yang telah establis dengan maintenance rutin termasuk

penggantian air 5% – 10% setiap 2 atau 4 minggu, pada umumnya memiliki
kandungan Nitrate sekitar 50 – 100 ppm. Konsentrasi Nitrate sampai 200 ppm
masih dapat diterima.
Amonia dan Nitrite sangat beracun bagi ikan, sedangkan Nitrate lebih

bersahabat. Beberapa artikel menyatakan bahwa tingginya kandungan Nitrate
dapat mengurangi warna koi, tapi beberapa di antaranya menyatakan
sebaliknya, bahwa tingginya kandungan Nitrate justru dapat mencerahkan
warna. Namun demikian, beberapa artikel yang berbeda menyatakan bahwa
tingginya kandungan Nitrate dapat menstimulasi aktivitas ikan untuk
berkembang biak. Jika konsentrasi Nitrate menjadi tinggi, bakteri pengkonversi
Nitrite-Nitrate (Nitrobacter) mungkin tidak dapat bekerja secara efektif yang
mengakibatkan naikknya kandungan Nitrite.
Nitrate adalah hasil akhir dari lingkaran proses nirtifikasi dan sangat
dibutuhkan oleh tanaman untuk hidup. Hal ini tercermin kenapa tanaman di
taman dapat tumbuh dengan subur oleh karena disirami dengan air buangan
dari kolam (dengan asumsi bahwa kolam tidak diberikan banyak garam).
Catatan bahwa perbedaan yang sangat mencolok di dalam ukuran untuk
mengukur Nitrate (200 ppm) yang berbeda untuk Amonia dan Nitrite yang
memiliki level 1 – 4 ppm. Dengan asumsi bahwa bio-converter telah
mengkonversikan 1 ppm ekuivalen Amonia menjadi 1 ppm ekuivalen Nitrite dan
kemudia menjadi 1 ppm ekuivalen Nitrate per hari, maka akan dibutuhkan 100
hari atau 3 bulan untuk mencapai kadar Nitrate menjadi 100 ppm (akan lebih
lama lagi jika penggantian air dilakukan). Konsentrasi Nitrate secara alami
sangat dikontrol oleh penggantian air dan sedikit dipengaruhi oleh besarnya
konsumsi tumbuhan/alga.