MAKALAH BIOLOGI SISTEM PEREDARAN DARAH S (1)

MAKALAH BIOLOGI
“SISTEM PEREDARAN DARAH, SISTEM PERNAPASAN DAN SISTEM
SARAF PADA MANUSIA”
Dosen Mata Kuliah: Rosman Yunus, Drs. H., M.A.

DISUSUN OLEH: FISKA FADILA NUR FIKRI
NPM: 201541500143

FAKULTAS TEKNIK MATEMATIKA dan ILMU PENGETAHUAN ALAM
(FTMIPA)
PROGRAM STUDI S1PENDIDIKAN BIOLOGI
UNIVERSITAS INDRAPRASTA PGRI
JAKARTA 2015
Kampus B. Jl. Raya Tengah, Kelurahan Gedong, Pasar Rebo, JakartaTimur.
Telp. (021)87797409

BAB I
SISTEM PEREDARAN DARAH MANUSIA
1. Struktur dan Fungsi Darah
a. Plasma Darah
Plasma darah merupakan cairan darah yang berwarna kekuning –

kuningaan, yang mengandung 91 % air , sari – sari makanan, garam –
garam mineral, sisa- sisa metabolisme ,dan protein darah: albumin,
globulin, dan fibrinogen. Fungsi plasma darah untuk mengatur tekanan
osmosis darah, membawa zat – zat makanan ke seluruh tubuh,dan
mengangkut sisa metabolisme
dari jaringan tubuh.
Didalam plasma darah terdapat antibody, macam antibodi berdasarkan
cara kerja nya:
1. antibodi yang menggumpalkan antigen -> presipitin
2. antibodi yang menguraikan antigen-> lisin
3. antibodi yang menawarkan racun-> antitoksin
b. Sel- sel darah
Sel – sel darah terdiri dari 3 bagian, yaitu :
1. Sel darah merah ( eritrosit) :
Eritrosit merupakan bagian utama dari darah. Jumlahnya pada
pria dewasa sekitar 5 juta/cc dan pada wanita dewasa sekitar 4,5
juta/cc. Bentuknya bikonkaf, serta berwarna merah disebabkan oleh
hemoglobin (mengandung protein, zat besi, dan globin ). Oksigen
terikat pada Hb ketika darah melewati paru – paru kemudian eritrosit
bergeraak ke jaringan tubuh dan melepas oksigen yang selanjutnya

berdifusi ke dalam sel tubuh.

Gambar 1.1 Eritrosit
2. Sel darah putih ( leukosit )
Leukosit bentuknya tidak tetap, memiliki inti, dapat bergerak secara
ameboid,dapat menembus dinding pembuluh darah atau bersifat
diapeidesis dan Leukosit bersifat fagosit (pemakan benda asing atau
kuman yang masuk ke dalam tubuh). Setiap 1mm3 mengandung kirakira 6000-9000 sel darah putih. Leokosit terdiri dari dua macam yakni :
2 | Page

a. Granulosit : merupakan sel darah putih yang mempunyai sitoplasma
dengan berbutir – butir spesifik dan inti umumnya relative besar.
Terdiri atas neutrofil, eosinofil, basofil.
1. Neutrofil berguna untuk menjaga masuknya bakteri . Jumlahnya
mencapai 65%-75% dari jumlah seluruh leukosit.
2. Eosinofil jumlahnya sekitar 1% - 3% dari leukosit. Jumlah eosinofil
akan meningkat apabila terjadi reaksi alergi dan infeksi oleh
cacaing, misalnya oleh cacing trichinella.
3. Basofil jumlahnya paling sedikit dibandingkan sel darah putih
lainnya ( 0,5%). Basofil mengandung heparin yang berdifusi

kedalam darah untuk mencegah pembekuan darah.
b.Agranulosit : merupakan sel darah putih yang sitoplasmanya tidak
bergranula. Terdiri dari dua yaitu :
 Monosit : merupakan leukosit dengan ukuran terbesar, monosit
dapat membesar menjadi makrofag (sel besar yang bersifat
memekan) . Monosit sangat penting untuk mempertahankan
tubuh terhadap infeksi yang bersifat kronis, seperti TBC dan
typus.
 Limfosit dibedakan menjadi dua yaitu
- Limfosit B bergerak tetap di sum sum tulang belakang.
- Limfosit T bergerak menuju kelenjar timus

Gambar 1.2 Leukosit
3. Keping darah ( trombosit)
Trombosit berbentuk tidak beratur dan tidak berinti. Dalam keadan
normal 1mm3 jumlahnya kurang lebih 200 rb – 300rb butir trombosit .
Trombosit berperan sebagai proses pembekuan darah.
Proses pembekuan darah adalah sebagai berikut:

3 | Page


2. Alat Transportasi Pada Manusia
a. Jantung
Jantung terletak dalam rongga dada dilindungi oleh rangka dada yaitu
tulang dada, tulang iga, dan tulang belakang. Jantung terletak dalam dada
bersama dengan paru
terdapat diantaranya. Posisi jantung berada agak sebelah kiri dari tulang
dada. Fungsi jantung adalah untuk mempompa darah ke seluruh tubuh.
Bagian-Bagian Jantung :
1. Jantung dibagi dua bagian yaitu kanan dan kiri yang masing pula
yaitu atrium dan ventrikel .
2. Jantung bagian kanan berhubungan dengan fungsi pertukaran gas
oksigen dan karbondioksida di paru-paru dimana jantung kananlah
yang memompa darah ke paru-paru.
3. Sedangkan jantung kiri berhubungan dengan fungsi peredaran
darah ke seluruh tubuh karena jantung kiri yang memompa darah ke
seluruh tubuh.
4. Atrium kanan jantung menerima aliran darah balik dari seluruh
tubuh. Atrium kiri jantung menerima darah dari paru-paru. Ventrikel
kanan memompa darah ke paru-paru, sedangkan ventrikel kiri

memompa darah ke seluruh tubuh.
5. Katup jantung . Pada masing-masing bagian jantung, atrium dan
ventrikel dipisahkan oleh suatu katup yang berfungsi mencegah
baliknya aliran darah dari ventrikel ke atrium yang secara normal
darah mengalir dari atrium ke ventrikel.

4 | Page

Gambar 1.3 Bagian-Bagian Jantung

5 | Page

Cara Kerja Jantung
Pada saat berdenyut, setiap ruang jantung mengendur dan terisi
darah (disebut diastol). Selanjutnya jantung berkontraksi dan memompa
darah keluar dari ruang jantung (disebut sistol). Kedua serambi
mengendur dan berkontraksi secara bersamaan, dan kedua bilik juga
mengendur dan berkontraksi secara bersamaan. Darah yang kehabisan
oksigen dan mengandung banyak karbondioksida (darah kotor) dari
seluruh tubuh mengalir melalui dua vena berbesar (vena kava) menuju ke

dalam serambi kanan. Setelah atrium kanan terisi darah, dia akan
mendorong darah ke dalam bilik kanan. Darah dari bilik kanan akan
dipompa melalui katup pulmoner ke dalam arteri pulmonalis, menuju ke
paru-paru . Darah akan mengalir melalui pembuluh yang sangat kecil
(kapiler) yang mengelilingi kantong udara di paru-paru, menyerap oksigen
dan melepaskan karbondioksida yang selanjutnya dihembuskan. Darah
yang kaya akan oksigen (darah bersih) mengalir di dalam vena pulmonalis
menuju ke serambi kiri. Peredaran darah di antara bagian kanan jantung,
paru-paru dan atrium kiri disebut sirkulasi pulmoner. Darah dalam serambi
kiri akan didorong menuju bilik kiri, yang selanjutnya akan memompa
darah bersih ini melewati katup aorta masuk ke dalam aorta (arteri
terbesar dalam tubuh). Darah kaya oksigen ini disediakan untuk seluruh
tubuh, kecuali paru-paru.
b. Pembuluh Darah
Pembuluh darah terdiri dari tiga macam :
1. Pembuluh nadi (arteri), yaitu pembuluh yang mengangkut darah dari
jantung ke seluruh tubuh. Letaknya agak kedalam dari permukaan
tubuh . Pembuluh ini dibedakan menjadi aorta, arteri dan arteriole.
Karakterisik pembuluh ini adalah:
 elastik dan tebal sehngga mampu menahan tekanan darah yang

berasal dari jantung.
 Denyutnya terasa pada tubuh tertentu yaitu di pergelangan tangan
atau leher.
 Pembuluh ini mempunyai satu katup yang letaknya dekat dengan
jantung yang berfungsi menjaga darah agar tidak mengalir kembali
ke dalam bilik jantung.
Pembuluh nadi memilki tiga bagian :
- Aorta ( nadi utama ) : letaknya berpangkal pada bilik kiri dan kanan
jantung dan berfungsi mengangkut darah bersih yang kaya oksigen.
- Arteri : berasal dari bilik kanan yang bertugas membawa darah yang
terkontaminasi karbondiokisda dari setiap bagian tubuh menuju
paru – paru.
- Arteriole : pembuluh nadi yang terkecil
2. Pembuluh balik (vena), yaitu pembuluh yang mengangkut darah dari
seluruh organ tubuh menuju ke jantung.
Pembuluh vena terdiri dari dua macam yaitu:
- pembuluh vena kava anterior adalah pembuluh balik yang berasal
dari bagian atas tubuh
6 | Page


-

pembuluh vena kava pulmonalis adalah pembuluh balik yang
berasal dari bagian bawah tubuh.

Karakteristik pembuluh ini adalah :
- Dindingnya tipis dan elastic dengan lubang pembuluh lebih besar dari
arteri
- Banyak terdapat katup untuk menegah darah tidak mengalir kembali.
- Banyak mengandung karbondioksida kecuali vena pulmonalis
- Terletak didekat permukaan tubuh

Gambar 1.4 Perbedaan Arteri dan Vena
3. Pembuluh kapiler, yaitu pembuluh halus yang menghubungkan arteriole
dengan venule. Pada pembuluh inilah terjadi pertukaran oksigen dari
darah dengan karbondioksida jaringan. Pembuluh ini berada di ujung
yang berada di paling akhir dari pembuluh arteri. Jaringan pembuluh
darah kapiler membentuk suatu anyaman rumit di mana setiap mili
meter dari suatu jaringan memiliki kurang lebih sekitar 2000 kapiler
darah.


7 | Page

Gambar 1.5 Pembuluh Arteri, Vena, dan Kapiler.

8 | Page

3. Sistem Peredaran Darah Manusia
Sistem peredaran darah manusia ada dua jenis, yaitu :
a. Peredaran darah kecil ( peredaran pulmonalis ) :
Peredaran darah ini membawa darah tidak beroksigen dari jantung
melalui arteri pulmonalis ke paru-paru dan kembali ke jantung melalui
vena pulmonalis.

Ventrikel kanan → arteri pulmonalis → paru-paru → vena
pulmonalis → atrium kiri.
Atau dapat di singkat menjadi : jantung → paru-paru → jantung
b. Peredaran Darah Besar (peredaran sistemik )
Peredaran darah ini membawa darah beroksigen dari jantung melalui
aorta ke seluruh bagian tubuh dan kembali ke jantung.

Ventrikel kiri → aorta → arteri → arteriola → kapiler → venula →
vena → vena cava superior+vena cava superior → atrium kanan.
Atau dapat disingkat : jantung → seluruh tubuh → jantung

Gambar 1.6 Sistem Peredaran Darah Manusia
4. Gangguan pada system peredaran darah
a. AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome )
Merupakan kelainan (kerusakan) system kekebalan tubuh secara
meluas. Gejala AIDS diawali dari kelelahan, lemah , penurunan berat
badan, demam, diare kronis, napas pendek, dan kelainan sel limfosit
( jumlah dan fungsinya menurun). Peyebab AIDS adalah virus HIV.
(Human Immuno Deficiency Virus).
Peyakit AIDS umumnya menyerang laki heteroseksual, dan
penderita hemophilia yang mengalami kesalahan pad a pengobatan.
Penularan penyakit ini dapat melalui hubungan seks bebas, transfusi
9 | Page

darah, menggunakan jarum suntik bekas penderita, dan ibu hami yang
penderita AIDS kepada janin dikandungnya.


10 | P a g e

b. Leukimia ( kanker darah ):
Penyakit ini terjadi karena sela darah putih membelah
memperbanyak diri ) secara tidak terkendali sehinhha jumlahnya
meningkat pesat dan kemudian memakan sel darah merah. Pada
penderita leukemia, jumlah sel darah putih biasanya mencapai
200.000/mm³
c. Leukopenia
Leukopenia adalah penyakit menurunnya jumlah sela darah putih
karena infeksi kuman tifus sehingga sel dara putih dapat menurun
hingga 3000/ mm³
d. Sklerosis
Sklerosis adalah penyakit pengerasan pada dinding arteri akibat
endapan senyawa lemak atau zat kapur .Bila endapan berupa senyawa
lemak disebut
endapan senyawa zat kapur disebut dengan hipertensi dan penyakit
ginjal yang kronis.
e. Serangan Jantung ( Heart attack)
Penyakit ini disebabkan karena kurangnya suplai darah ke otot
jantung. Suplai darah yang kurang umumnya karena pembuuh darah
mengalami arteriokolorosis sehingga otot jantung mengalami gangguan
bahka n dapat menyebabkan jantung berhenti detaknya dan akhirnya
menimbulkan kematian.
f. Anemia
Adalah penyakit kekurangan jumlah sel darah merah atau
kekurangan hemoglobin yang membawa oksigen sehinga darah tidak
mampu membawa oksigen yang cukup untuk tubuh. Macam anemia
adalah sebagai berikut :
 Anemia Pernisiosa: disebabkan karena makanan yang kurang
mengandung vitamin B12 atau karena dinding lambung tidak
dapat menghasilkan zat yang dapat menyerap vitamin B12.
Penyakit ini ditandai dengan rendahnya sel darah merah. Penyakit
ini dapat diobati dengan menambah asupan vitamin B12 ke
dalam tubuh baik melalui suntikan ataupun makanan yang
mengandung vitamin B12.
 Anemia Sel Sabit: merupakan penyakit keturunan. Jika orang
yang terkena penyakit ini pergi ke daerah yang kadar oksigennya
rendah seperti di gunung, maka eritrosit yang tadinya berbentuk
cakram bikontraf berubah menjadi bentuk sabit. Hal ini terjadi
karena kristal hemoglobin mengendap.
g. Thalasemia
Merupakan penyakit keturunan karena adanya kelainan darah yaitu
adanya sel darah merah yang tidak normal. Penyebab penyakit ini
adalah kegagalan gen dalam memproduksi protein penyusun
hemoglobin secara lengkap. Talasemia mengakibatkan transportasi
oksigen keseluruh tubuh terganggu. Thalasemia dapat diatasi dengan
transfusi darah secara berkala setiap satu bulan sekali atau transfusi
sumsum tulang belakang.
11 | P a g e

h. Hemofilia : penyakit darah sukar membeku akibat faktor keturunan.
i.

Hipertensi : adalah penyakit tekanan darah tinggi bila nilai ambang
tekanan sistolik140-200 mmHg atau lebih, dan nilai ambang tekanan
diastolik sekitar 90-110 mmHg atau lebih.

j. Hipotensi : adalah penyakit tekaan darah rendah ,bila tekanan sistolik
dibawah 100 mmHg.
k. Varises : adalah penyakit membesarnya pembuluh darah vena akibat
tidak lancarnya aliran darah menuju jantung . Varises umumnya
dijumpai pada kaki.
l.

Ambeien : merupakan suatu keadaan pembuluh darah di sekitar anus
melebar. Penyakit ini disebabkan karena trlalu lama duduk, sehingga
menyebabkan pembuluh darah pada anus membesar atau ada kelainan
pada pembuluh darah sehingga aliran darah tertahan.

12 | P a g e

BAB II
SISTEM PERNAPASAN MANUSIA
2.1 Bagian-bagian Saluran Pernafasan pada Manusia

Pernafasan atau respirasi mempunyai arti:
- proses pengambilan O2, pengeluaran CO2 dan penggunaan energi
yang dihasilkan oleh tubuh
- pertukaran gas antara sel dengan lingkungannya
- reaksi enzimatis, sebab dalam proses tersebut ada satu enzim yang
memegang peranan penting yaitu sitokrom (enzim pernafasan)
Urutan pernapasan:
Hidung →
Laring →
Bronkiolus → Paru-paru

Batang Tenggorokan (Trakea) →

Bronkus →

Bagian-Bagian Saluran Pernapasan Pada Manusia:
Sistem pernapasan mamalia khususnya manusia terdiri dari bagian
saluran udara dan bagian pernapasan.

a. Bagian saluran udara terdiri dari :
 Hidung (nasus)
 Tekak (pharynx)
 Jakun (larynx)
 Tenggorok (trachea)
 Cabang tenggorok (bronkhus)
 Ranting tenggorok (bronkhiolus)
b. Bagian pernapasan
Merupakan tempat terjadinya pengambilan O2 oleh darah dan
pelepasan CO2 oleh darah. Bagian pernapasan terdiri dari :
 Bronkhioli respiratori
 Kantung alveolus/ dukti alveoli
 Alveolus
Organ pernafasan utama adalah paru-paru (pulmo).

13 | P a g e

Gambar 2.1 Saluran Pernapasan
2.2 Struktur Histologi dari Bagian-bagian Saluran Pernafasan
a. Hidung
Hidung adalah bagian yang paling menonjol di wajah, yang
berfungsi menghirup udara pernafasan, menyaring udara,menghangatkan
udara pernafasan, juga berperan dalam resonansi suara.
Rongga hidung (cavum nasi) memiliki sepasang lubang didepan
untuk masuk udara, disebut nares; dan sepasang lubang di belakang
untuk menyalurkan udara yang dihirup masuk ke tenggorokan, disebut
choanae. Rongga hisung sepasang kiri kanan, dibatasi di tengan oleh
sekat yang dibina atas tulang rawan dan tulang.
Dinding rongga ditunjang oleh tulang rawan dan tulang. Lantai, di
depan terdiri dari tulang langit-langit, di belakang berupa langit-langit
lunak. Atap juga ditunjang oleh tulang rawan sebagian dan sebagian lagi
oleh tulang. Dari tiap dinding ada tiga tonjolan tulang ke rongga hidung,
disebut conchae.
Rongga hidung dibagi atas 4 daerah :
1. Vestibula.
2. Atrium.
3. Daerah pembauan.
4. Daerah pernapasan.

Vestibula adalah bagian depan rongga, atrium adalah bagian tengah.
Daerah pembauan berada pada conchae yang atas, sedangkan daerah
pernapasan terletak pada dua conchae yang bawah.

14 | P a g e

Rongga hisung dilapisi oleh tunica mukosa. Kecuali di bagian depan
vestibula sampai ke nares. Di sini dilapisi oleh kulit yang strukturnya sama
dengan kulit wajah. Epidermis dibina atas jaringan epitel berlapis
menanduk, ada bulu, kelenjar minyak bulu, dan kelenjar peluh. Pada
vestibula itu ada bulu yang keras, disebut vibrissae.
Tunica mukosa sendiri dibina atas jaringan epitel berlapis semu bersilia.
Di daerah pembauan epitel bersilia itu memiliki struktur dan fungsi
khusus, yaitu sabagai indera bau. Diantara sel epitel batang bersilia
tersebar banyak sel goblet. Pada lamina propria banyak terdapat simpul
vena, simpul limfa dan kelenjar lendir. Tak ada bulu, kelenjar minyak bulu
maupun kelenjar peluh. Kelenjar lendir itu di sebut kelenjar Bowman.
Tunica mukosa melekat ketat ke periosteum atau perichondrium di
bawahnya.
Sekeliling rongga hidung ada empat rongga berisi udara yang
berhubungan dengannya, disebut sinus paranasal. Keempat sinus itu
berada pada tulang-tulang berikut : 1). Frontal; 2). Maxilla; 3). Ethmoid; 4)
sphenoid. Sinus dilapisi oleh tunica mucosa juga, seperti yang melapisi
rongga hidung. Hanya saja lebih tipis dan sel-selnya lebih kecil-kecil serta
sedikit mengandung kelenjar lendir. Lamina propria tidak terliahat dengan
jelas.
b. Tekak ( pharynx )
Daerah simpangan saluran napas dan saluran makan. Dibedakan atas tiga
daerah
 Daerah hidung (naso-pharynx)
Merupakan bagian pertama pharynx kebawah, dilanjutkan dengan
bagian oral organ ini yaitu oro-pharynx.
 Daerah mulut (oro-pharynx)
 Daerah jakun (laryngeo-pharynx)
Di daerah mulut lapisan muscularis-mucosa dari tunica mucosa
digantikan oleh serat elastis yang rapat dan tebal. Tunica submucosa
hanya ada didinding daerah hidung dan dekat ke kerongkongan. Di
tempat lain tunica mukosa melekat langsung ke gumpal otot lurik sekitar
leher. Lapisan serat elastis yang ada pada bagian bawah tunica mucosa
itu berpaut rapat dan berjalin dengan jaringan interstisial otot.
Lamina propria tunica mucosa terdiri dari jaringan ikat rapat yang
berisi jala serat elastis yang halus. Di daerah mulut dan jakun tunica
mukosa dilapisi oleh jaringan epitel berlapis banyak dan mengelupas,
sedang atapnya dibina atas jaringan epitel batang berlapis bersilia,
dengan banyak sel goblet. Pada lamina propria, dibawah lapisan serat
elastis, banyak terdapat kelenjar lendir.
c. Jakun ( Larynx )
15 | P a g e

Gerbang trakea ini ditunjang oleh beebrapa keping tulang rawan
hialain dan elastis, jaringan ikat, serat otot lurik, dan dilapisi sebelah
kelumen oleh tunica mucosa. Tunica mucosa itu memiliki kelenjar lendir.
Keping tulang rawan yang menunjang jakun ialah:
1. Tiroid
2. Krikoid

tunggal

3. Epiglotis
4. Aritenoid
5. Kornikulat

sepasang

6. Kuneiform
Permukaan depan dan sebelah belakang epiglotis dan pita suara
diselaputi epitel berlapis mengelupas. Didaerah lain yaitu dasar epiglotis,
trakea dan bronkhus, epitel itu bersilia.
Pada tunica mucosa banyak sel goblet. Kelenjar lendir disini
tergolong jenis tubulo-acinus. Sedikit kuncup rasa terdapat tersebar pada
bagian bawah epiglotis.
Pita suara berisi ligamen tiro-aritenoid, yang mengandung serat
elastis dan dibagian sisisnya silengkapi serat otot lurik tiro-aritenoid.
Ditengah ditutup dengan tunica mucosa yang tipis dari epitel berlapis
mengelupas.
d. Tenggorok ( Trakhea )
Saluran nafas ini menghubungkan larynx dengan paru. Histologi
dinding tenggorok dapat dibedakan atas tiga lapis, yaitu tunica mucosa,
tunica muscularis, tunica adventitia.
Permukaan kelumen diselaputi tunica mucosa, dengan epitel batang
berlapis semu dan bersilia, menumpu pada lamina basalis yang tebal.
Pada selaput epitel banyak terdapat sel goblet. Lamina propria berisi
banyak serat elastis dan kelenjar lendir yang kecil-kecil. Kelenjar terletak
sebelah atas lapisan serat elastis. Dibagian posterior tenggorok kelenjar
itu menerobos masuk tunica muscularis. Pada lamina propria terdapat
pula pembuluh darah dan pembuluh limfa. Tunica muscularis sendiri
sangat tipis dan tidak terlihat dengan jelas.
Tunica adventitia juga tidak terlihat secara jelas, dan berintegrasi
dengan jaringan penunjang yang terdiri dari tulang rawan dibawahnya.
Tulang rawan di bawah tunica adventitia itu tersusun dalam bentuk
cincin-cincin hialin bentuk huruf C. Cincin inilah yang menunjang
tenggorok pada sebelah samping dan ventral. Sedangkan dibagian dorsal
tenggorok, ditempat itu adalh bagian terbuka cincin, terdapat serat otot
polos yang susunannnya melintang terhadap poros tenggorok. Serat otot
16 | P a g e

itu melekat kepada kedua ujung cincin, dan berfungsi untuk mengecilkan
diameter tenggorok. Jika otot kendur, diameter tenggorok kembali
sempurna.
Diantara cincin bersebelahan terdapat serat fibroelastis. Dengan
struktur cincin yang tak bulat penuh ini maka tenggorok dapat meregang
(membesar) untuk menyalurkan lebih banyak udara ke dalam paru. Di
sebelah luar cincin terdapat jaringan ikat yang berisi banyak serat elastis
dan retikulosa.
e. Cabang Tenggorok
Ini adalah percabangan tenggorok menuju paru kiri-kanan, disebut
bronkhus. Tiap bronkhus bercabang membentuk cabang kecil, dan tiap
cabang bronkhus ini membentuk banyak ranting.
Histologi dinding bronkhus sama dengan trachea, yaitu terdiri dari :
tunica mucosa, tunica muscularis, tunica adventitia. Cabang yang sudah
berada dalam jaringan paru histologi dindingnya banyak berubah. Cincin
tulang rawan hilang, digantikan oleh keping tulang rawan, yang
susunannya tidak teratur dan menunjang seluruh keliling saluran.
Tunica mucosa pada cabang dan ranting bronkhis yang besar,
memiliki epitel bentuk batang bersilia, sedangkan pada ranting yang kecil
epitel berubah jadi kubus dan tak bersilia. Ada lamina basalis tebal,
membatasi jaringan epitel dari lamina propria terkandugng banyak serat
elastis, dan sedikit serat kolagen dan retikulosa. Di bawah lamina propria
erdapat tunica muscularis-mucosa.
Kelenjar lendir terkandung dalam tunica mucosa dan tunica
submucosa.
Tunica adventitia mengandung serat jaringan ikat, sedikit jaringan
lemak, dan dibawahnya terdapat keping tulang rawan yang susunannya
tak teratur. Lapis terluar terdiri dari mesothelium, sebagai penerusan
selaput dalam pleura.
f. Paru
Cabang bronkhi masuk ke dalam paru (pulmo). Paru ada sepasang
kiri-kanan, terdiri dari lima lobi. Tiap lobus oleh septa yang terdiri dari
jaringan ikat terbagi-bagi atas banyak lobulli. Masing-masing lobulus
dimasuki oleh satu bronkhiolus. Di dalamnya bronkhiolus bercabangcabang kecil berbentuk bronkhiolus ujung, dan berakhir pada bronkhiolus
pernapasan. Dalam lobulli terkandung pula pembuluh darah, pembuluh
limfa, urat saraf, dan jaringan ikat. Pada banyak tempat sepanjang cabang
dan ranting bronkhus terdapat nodus limfa menempel pada dinding.
Sebelah luar arah ke rongga pleura paru diselaputi oleh penerusan
selaput dalam pluera.
g. Bronkhiolus
17 | P a g e

Bronkhus bercabang berkali-kali sampai jadi ranting kecil. Ranting
bronkhus itu bercabang halus berbentuk bronkhiolus . Bronkhiolus
bercabang lagi membentuk ranting, disebut bronkhiolus ujung.
Bronkhiolus ujung ini berakhir pada bronkhiolus pernapasan.
Tunica mucosa pada bagian ini memiliki epitel kubus yang tak
bersilia.
Di bawah tunica adventitia tidak ada lagi keping tulang rawan.
Lapisan ini mengandung mesothelium sebagai penerusan selaput dalam
pleura.
Bronkhiolus Pernapasan
Ini adalah bagian ujung bronkhiolus, saluran pendek yang dilapisi
sel epitel bersilia. Sel itu di pangkal bentuk batang, makin ke ujung makin
rendah sehingga menjadi kubus dan siliapun hilang. Di bawah lapisan
epitel ada serat kolagen bercampur serat elastis dan otot polos. Di sini tak
ada lagi keping tulang rawan maupun kelenjar lendir. Lendir di sini
dihasilkan oleh sel goblet yang hanya terdapat dibagian pangkal
bronkhiolus. Sebagai gantinya ada sel Clara berbentuk benjolan yang
menonjol ke lumen. Sel ini menggetahkan surfaktan untuk melumasi
permukaan dalam saluran.
Bronkhiolus
pernapasan
membentuk saluran alveoli.

bercabang-cabang

secara

radial

Saluran alveoli
Ini adalah saluran yang tipis dan dindingnya terputus-putus. Saluran
ini bercabang-cabang, tiap cabang berujung pada kantung alveoli. Dinding
saluran alveoli pada mulutnya kekantung alveoli dibina atas berkas serat
elastis, kolagen dan otot polos.
Kantung alveoli dan alveolus
Kantung alveoli berpangkal pada saluran alveoli. Tiap kantung
memiliki dua atau lebih alveoli.
Alvelus adalah unit terkecil paru-paru, berupa gembungan bentuk
polihedral, terbuka pada satu sisi, yaitu muara ke kantung alveoli.
Dindingnya terdiri dari selapis sel epitel gepeng yang tipis sekali. Dinding
alveolus dililit pembuluh kapiler yang bercabang-cabang dan yang
beranastomosis. Di luar kapiler ada anyaman serat retikulosa dan elastis.
Antara alveoli bersebelahan ada sekat. Sekat itu terdiri dari dua
lapis sel apitel dari kedua sel epitel terdapat serat elastis, kolagen, kapiler,
dan fibroblast.
Epitel alveolus dibatasi dari endotel kapiler oleh lamina basalis yang
tipis. Ada pula sel epitel yang berbentuk bundar atau kubus, berada pada
dinding alveolus, disebut sel sekat atau sel alveolus besar.
18 | P a g e

Diperkirakan sel ini mensekresikan lendir. Ia memiliki mikrovilli dan
mebentuk kompleks pertautan dengan sel epitel alveolus yang gepeng
dan yang lebih kecil. Sel alveolus gepeng itulah dengan endotel kapiler
yang melilitnya yang membina membaran pernapasan.
Membran pernapasan berarti disusun atas : membran sel epitel
alveolus, sitoplasma sel epitel elveolus, membran sel alveolus, lamina
basalis, membarab sel endotel kapiler, sitoplasma sel endotel kapiler,
membran sel endotel kapiler. Yang tujuh lapis ini sangat tipis. Karena itu
kaluar-masuk gas pernapasan antara lumen alveolus dan lumen kapiler
sangat mudah dan cepat.
Di dinding alveoli sering ditemukan fagosit atau makrofag. Karena
lazimnya sel ini berisi butiran maka disebut dengan sel debu. Sel ini
banyan di temukan pada perokok.

Gambar 2.2 Fungsi Saluran Pernapasan
2.3 Mekanisme Pernapasan
Pada awalnya kita menghirup udara melalui rongga hidung yang
kemudian melewati tekak dan pangkal tenggorok kemudian terus ke
tenggorokan. Tenggorok bentuknya seperti pipa yang kuat, terletak di
depan kerongkongan, melalui leher sampai mencapai rongga dada
sebelah atas. Dinding tenggorok diperkuat oleh beberapa cincin rawan
yang pada bagian belakangnya terbuka. Dalam rongga dada, tenggorok
bercabang dua yaitu tenggorok kanan dan kiri yang masing-masing
cabang memasuki paru-paru kanan dan paru-paru kiri.

19 | P a g e

Kedua cabang tenggorok tersebut mempunyai ranting-ranting
seperti pada pohon. Pada ranting-rantingnya yang terakhir terdapat
gelembung-gelembung paru-paru yang amat kecil dan amat tipis
dindingnya. Gelembung-gelembung itu hanya dapat dilihat dengan
mikroskop. Dalam dindingnya mengalir darah melalui pembuluhpembuluh kapiler, sehingga mudah terjadi pertukaran gas dari darah ke
udara yang terdapat dalam gelembung paru-paru dan sebaliknya. Darah
tersebut mengambil zat pembakar (oksigen) dan mengeluarkan
karbondioksida.
Antara permukaan paru-paru yang juga dilapisi oleh selaput paruparu visceral dan dinding rongga selaput paru-paru terdapat celah yang
sempit yang berisikan sedikit cairan. Sekat dada khususnya jantung tidak
terletak tepat ditengah-tengah rongga dada, tetapi agak ke kiri, sehingga
menyebabkan paru-paru kiri lebih kecil dari paru-paru kanan. Isi rongga
dada dapat diperbesar berkat pengaruh otot-otot pengangkatan iga-iga,
kontraksi sekat rongga badan yang melengkung ke atas. Paru-paru
mengikuti perluasan rongga dada maka terhisaplah udara melalui saluran
pernapasan yang telah diuraikan di atas. Bila tenaga-tenaga yang
melapangkan dada berhenti bekerja, maka kekenyalan dinding dada dan
paru-paru menyebabkan penyempitan rongga dada kembali. Pada waktu
tersebut iga-iga menurun kembali, sekat rongga badan melengkung lagi
ke atas, sehingga kelebihan udara didesak keluar dari paru-paru. Proses
tersebut terjadi bila kita menghembuskan nafas (mengeluarkan nafas).
Proses pernafasan berlangsung melalui 2 tahap, yaitu :
- inspirasi: yaitu menghirup gas masuk ke paru-paru
- ekspirasi, yaitu menghembuskan gas keluar ke lingkungan

Gambar 2.3 Proses Inspirasi dan Ekspirasi
Mekanisme pernapasan pada manusia
a.
Pernafasan dada :
Otot antara tulang rusuk berkontraksi maka tulang rusuk terangkat
sehingga volume rongga dada membesar. Akibatnya tekanan udara di
20 | P a g e

paru-paru mengecil sehingga udara luar mempunyai tekanan lebih
besar masuk ke dalam paru-paru, maka terjadilah inspirasi.
Bila otot antartulang rusuk relaksasi maka tulang rusuk tertekan
sehingga rongga dada mengecil. Akibatnya tekanan udara di paru-paru
membesar sehingga udara keluar, maka terjadilah ekspirasi.
b.
Pernafasan perut :
Diafragma berkontraksi sehingga mendatar maka rongga dada
membesar. Keadaan ini menyebabkan tekanan udara di paru-paru
mengecil sehingga udara luar masuk dan terjadilah inspirasi.
Bila otot diafragma relaksasi maka rongga dada mengecil,
akibatnya tekanan di paru-paru membesar sehingga udara keluar
maka terjadilah ekspirasi.
Frekuensi Pernapasan :
Cepat atau lambatnya manusia bernapas ditentukan oleh faktor:
1. Umur (lebih cepat usia muda)
2. Jenis kelamin (lebih cepat laki-laki)
3. Suhu tubuh (lebih cepat saat panas)
4. Posisi tubuh (semakin lelah, semakin banyak oksigen
dibutuhkan)

yang

Volume udara pernafasan :
- Udara pernafasan /tidal volume (UP) : udara yang masuk atau
keluar sebanyak 500 cc saat inspirasi atau ekspirasi biasa. Setelah
menghembuskan 500 cc tersebut (ekspirasi biasa) masih tersisa
2500 cc lagi di paru-paru.
- Udara komplementer (UK) : udara sebanyak 1500 cc yang masih
dapat dihirup lagi dengan cara inspirasi yang maksimum setelah
inspirasi biasa.
- Udara cadangan (UC) : udara sebanyak 1500 cc yang dapat
dihembuskan lagi pada ekspirasi maksimum dengan mengerutkan
otot perut kuat-kuat.
- Udara residu /udara sisa (UR) : udara sebanyak 1000 cc yang tidak
dapat dihembuskan lagi dan menetap di paru-paru.
- Kapasitas vital paru-paru (KVP) : volume udara yang dapat
dikeluarkan dari paru-paru melalui penghembusan nafas sekuatkuatnya, setelah melakukan penarikan nafas sedalam-dalamnya.
- Volume total paru-paru (VTP) : keseluruhan udara yang dapat di
tampung oleh paru-paru. Volume total paru-paru adalah kapasitas
vital paru-paru ditambah udara residu (VTP = KVP + UR).
Reaksi pernafasan :
C6H12O6 + 6O2 →
6CO2 + 6H2O + energi (38
ATP)
Oksigen yang masuk ke dalam tubuh hanya sedikit yang dapat disimpan
dalam tubuh, yaitu berupa oksimioglobin (dalam otot) dan sebagai
okihemoglobin (dalam darah).
2.4 Kelainan Pernapasan Pada Manusia
21 | P a g e

Sistem peredaran oksigen yang diperlukan oleh tubuh manusia bisa
mengalami gangguan atau kelainan disertai penjelasan pengertian atau
definisi singkat yaitu seperti :
1. Kelainan/Gangguan/Penyakit Saluran Pernapasan









Penyempitan saluran pernafasan akibat asma atau bronkitis. Bronkis
disebabkan oleh bronkus yang dikelilingi lendir cairan peradangan
sedangkan asma adalah penyempitan saluran pernapasan akibat
otot polos pada saluran pernapasan mengalami kontraksi yang
mengganggu jalan napas.
Sinusitis, adalah radang pada rongga hidung bagian atas.
Renitis, adalah gangguan radang pada hidung.
Pembengkakan kelenjar limfe pada sekitar tekak dan hidung yang
mempersempit jalan nafas. Penderita umumnya lebih suka
menggunakan mulut untuk bernapas.
Pleuritis, yaitu merupakan radang pada selaput pembungkus paruparu atau disebut pleura.
Bronkitis, adalah radang pada bronkus.

2. Kelainan/Gangguan/Penyakit Dinding Alveolus




Pneumonia / Pnemonia, adalah suatu infeksi bakteri diplococcus
pneumonia yang menyebabkan peradangan pada dinding alveolus.
Tuberkolosis / TBC, merupakan penyakit yang disebabkan oleh baksil
yangmengakibatkan bintil-bintil pada dinding alveolus.
Masuknya air ke alveolus.

3. Kelainan/Gangguan/Penyakit Sistem Transportasi Udara



Kontaminasi gas CO / karbon monoksida atau CN / sianida.
Kadar haemoglobin / hemoglobin yang kurang pada darah sehingga
menyebabkan tubuh kekurangan oksigen atau kurang darah alias
anemia.

4. Gangguan sistem pernafasan :
 Asfiksi : ganguan dalam penangkutan O2 ke jaringan atau
gangguanpenggunaan O2 oleh jaringan
 Difteri : penyakit daluran pernafasan bagian atas karena infeksi
bacteri Corynebacterium diphtheriae
 Pneumoniae : radang dinding aleolus yang disebabkan oleh infeksi
bacteri Diplococcus pneumonia
 Tonsilitis : radang pada faring yang di sebabkan oleh bacteri pada
tonsil.
 Faringitis : radang pada faring yang disebabkan oleh bacteri atau
viris tertentu.
 Asma : gangguan pernafasan dengan gejala sukar bernafas, bunyi
mendesak dan batuk yang disebabkan alergi, psikis ataun karena
penyakit menurun.
 Kanker paru-paru : akibat sering merokok
22 | P a g e

 Emfisema : gangguan pernafasan karena alveoli menjadi luas secara
berlebihan, akibat terjadi penggembungan paru-paru secara
berlebihan.
 Polip pada hidung dan amandel membesar pada tekak sehingga
pemasukan
udara
terganggu,
sehingga
penderita
sering
membiarkan mulutnya terbuka.

23 | P a g e

BAB III
SISTEM SARAF MANUSIA
Sistem saraf adalah sistem koordinasi (pengaturan tubuh) berupa
penghantaran impul saraf ke susunan saraf pusat, pemrosesan impul
saraf dan perintah untuk memberi tanggapan rangsangan. Unit terkecil
pelaksanaan kerja sistem saraf adalah sel saraf atau neuron. Sistem saraf
sangat berperan dalam iritabilitas tubuh. Iritabilitas memungkinkan
makhluk hidup dapat menyesuaikan diri dan menanggapi perubahanperubahan yang terjadi di lingkungannya. Jadi, iritabilitas adalah
kemampuan menanggapi rangsangan.
Sistem saraf termasuk sistem saraf pusat dan sistem saraf perifer
(sistem saraf tepi). Sistem saraf pusat terdiri dari otak dan sumsum tulang
belakang dan sistem saraf perifer terdiri atas sistem saraf somatik dan
sistem saraf otonom. Sistem saraf mempunyai tiga fungsi utama, yaitu
menerima informasi dalam bentuk rangsangan atau stimulus; memproses
informasi yang diterima; serta memberi tanggapan (respon) terhadap
rangsangan.
1. Struktur Saraf
Sistem saraf pada manusia terdiri dari sel saraf yang biasa disebut
dengan neuron dan sel gilial. Neuron berfungsi sebagai alat untuk
menghantarkan impuls (rangsangan) dari panca indra menuju otak dan
kemudian hasil tanggapan dari otak akan dikirim menuju otot.
Sedangkan sel gilial berfungsi sebagai pemberi nutrisi pada neuron.
a. Sel Saraf (Neuron)
Unit terkecil penyusun sistem saraf adalah sel saraf atau bisa juga
disebut neuron. Sel saraf adalah sebuah sel yang berfungsi untuk
menghantarkan impuls (rangsangan). Setiap satu sel saraf (neuron)
terdiri atas tiga bagian utama yang berupa badan sel saraf, dendrit, dan
akson. Berikut adalah gambar dan bagian-bagian struktur sel saraf
(neuron) beserta penjelasannya:

24 | P a g e

Gambar 3.1 Struktur Saraf
1. Dendrit adalah serabut sel saraf pendek dan bercabang-cabang.
Dendrit merupakan perluasan dari badan sel. Dendrit berfungsi
untuk menerima dan mengantarkan rangsangan ke badan sel.
2. Badan Sel adalah bagian yang paling besar dari sel saraf. Badan sel
berfungsi untuk menerima rangsangan dari dendrit dan
meneruskannya ke akson. Badan sel saraf mengandung inti sel dan
sitoplasma.
3. Nukleus adalah inti sel saraf yang berfungsi sebagai pengatur
kegiatan sel saraf (neuron).
4. Neurit (Akson) adalah tonjolan sitoplasma yang panjang (lebih
panjang daripada dendrit), berfungsi untuk menjalarkan impuls saraf
meninggalkan badan sel saraf ke neuron atau jaringan lainnya.
Jumlah akson biasanya hanya satu pada setiap neuron.
5. Selubung Mielin adalah sebuah selaput yang banyak mengandung
lemak yang berfungsi untuk melindungi akson dari kerusakan.
Selubung mielin bersegmen-segmen. Lekukan di antara dua segmen
disebut nodus ranvier.
6. Sel Schwann adalah jaringan yang membantu menyediakan
makanan untuk neurit (akson) dan membantu regenerasi neurit
(akson).
7. Nodus ranvier berfungsi untuk mempercepat transmisi impuls saraf.
Adanya nodus ranvier tersebut memungkinkan saraf meloncat dari
satu nodus ke nodus yang lain, sehingga impuls lebih cepat sampai
pada tujuan.
8. Sinapsis adalah pertemuan antara ujung neurit (akson) di sel saraf
satu dan ujung dendrit di sel saraf lainnya. Pada setiap sinapsis
terdapat celah sinapsis. Pada bagian ujung akson terdapat kantong
yang disebut bulbus akson. Kantong tersebut berisi zat kimia yang
25 | P a g e

disebut neurotransmiter. Neurotransmiter dapat berupa asetilkolin
dan kolinesterase yang berfungsi dalam penyampaian impuls saraf
pada sinapsis.
Sel-sel saraf (neuron) bergabung membentuk jaringan saraf. Ujung
dendrit dan ujung akson lah yang menghubungkan sel saraf satu dan
sel saraf lainnya. Menurut fungsinya, ada tiga jenis sel saraf yaitu:
1. Sel saraf sensorik adalah sel saraf yang mempunyai fungsi
menerima rangsang yang datang kepada tubuh atau panca indra,
dirubah menjadi impuls (rangsangan) saraf, dan meneruskannya ke
otak. Badan sel saraf ini bergerombol membentuk ganglia, akson
pendek, dan dendritnya panjang.
2. Sel saraf motorik adalah sel saraf yang mempunyai fungsi untuk
membawa impuls saraf dari pusat saraf (otak) dan sumsum tulang
belakang menuju otot. Sel saraf ini mempunyai dendrit yang pendek
dan akson yang panjang.
3. Sel saraf penghubung adalah sel saraf yang banyak terdapat di
dalam otak dan sumsum tulang belakang. Neuron (sel saraf)
tersebut berfungsi untuk menghubungkan atau meneruskan impuls
(rangsangan) dari sel saraf sensorik ke sel saraf motorik.
b. Sel Glial
Sel Glial berfungsi diantaranya untuk memberi nutrisi pada sel saraf.
Macam-macam neuroglia diantaranya adalah astrosit, oligodendrosit,
mikroglia, dan makroglia.
2. Sistem Saraf Pusat
Pusat saraf berfungsi memegang kendali dan pengaturan terhadap
kerja jaringan saraf hingga ke sel saraf. Sistem saraf pusat terdiri atas
otak besar, otak kecil, sumsum lanjutan (medula oblongata), dan
sumsum tulang belakang (medula spinalis). Otak terletak di dalam
tulang tengkorak, sedangkan sumsum tulang belakang terletak di
dalam ruas-ruas tulang belakang.
Tiga materi esensial yang ada pada bagian sumsum tulang belakang
serta otak antara lain, yaitu:
1. Substansi grissea atau bagian materi kelabu yang terbentuk dari
badan sel.
2. Substansi alba atau bagian materi putih yang terbentuk dari serabut
saraf.
3. Jaringan ikat atau sel-sel neuroglia yang ada di dalam system saraf
pusat tepatnya di antara sel-sel saraf yang ada.
Selain itu, pada sistem saraf pusat terdapat juga Jembatan
varol (ponds varoli) yang tersusun atas serabut saraf yang
menghubungkan otak kecil bagian kiri dan kanan, juga menghubungkan
otak besar dengan sumsum tulang belakang. Jembatan varol berfungsi
menghantarkan rangsang dari kedua bagian serebelum.

26 | P a g e

Gambar 3.2 Sistem Saraf Pusat
a. Otak Besar (serebrum)
Otak besar wujudnya kenyal, lunak, ada banyak lipatan, serta
berminyak. Otak besar dikelilingi oleh cairan serebrospinal yang
berfungsi memberi makan otak dan melindungi otak dari guncangan. Di
dalam otak besar terdapat banyak pembuluh darah yang berfungsi
memasok oksigen ke otak besar.
Bila otak besar pada laki-laki beratnya kira-kira 1,6 kg sedangkan
bagi perempuan berat otak besar yang di miliki kira-kira adalah 1,45 kg.
Jadi otak laki-laki yang lebih berat dikarenakan ukurannya yang juga
lebih besar di bandingkan dengan otak wanita. Namun kecerdasan yang
dimiliki masing-masing orang baik laki-laki maupun perempuan tidak
tergantung dengan berat otak yang mereka miliki. Tapi yang mengukur
dan menentukn tingkat kecerdasan yang ada pada otak yaitu yang
jumlah hubungan antar saraf satu dengan lainnya itu dalam jumlah
banyak.
b. Otak Kecil (serebelum)
Otak Kecil terletak di bagian belakang kepala dan dekat leher.
Fungsi utama otak kecil adalah sebagai pusat koordinasi gerakan otot
yang terjadi secara sadar, keseimbangan, dan posisi tubuh. Jika terjadi
rangsangan yang membahayakan, gerakan sadar yang normal tidak
mungkin dilaksanakan. Otak kecil merupakan pusat keseimbangan.
Apabila terjadi gangguan (kerusakan) pada otak kecil maka semua
gerakan otot tidak dapat dikoordinasikan.
c. Sumsum Lanjutan (medulla oblongata)
Sumsum lanjutan (sumsum sambung) atau medula oblongata
terletak di persambungan antara otak dengan tulang belakang. Fungsi
sumsum lanjutan adalah untuk mengatur suhu tubuh, kendali muntah,
pengatur beberapa gerak refleks (seperti batuk, bersin, dan berkedip),
27 | P a g e

dan pusat pernapasan. Selain itu, sumsum lanjutan berperan untuk
mengantarkan impuls yang datang menuju otak. Sumsum sambung pun
mempengaruhi refleks fisiologi, seperti jantung, tekanan darah, volume,
respirasi, pencernaan, dan sekresi kelenjar pencernaan.
d. Sumsum Tulang Belakang (medulla spinalis)
Sumsum tulang belakang atau medula spinalis berada di dalam
tulang belakang. Sumsum tulang belakang terbagi menjadi dua lapisan,
yaitu lapisan luar yang berwarna putih dan lapisan dalam yang
berwarna kelabu. Sumsum tulang belakang dilindungi oleh tulang
belakang atau tulang punggung yang keras. Tulang punggung terdiri
dari 33 ruas. Fungsi utamanya adalah sebagai pusat gerak refleks.
Di dalam sumsum tulang belakang, terdapat saraf sensorik,
motorik, dan saraf penghubung. Fungsi saraf-saraf tersebut adalah
sebagai pengantar impuls dari otak dan ke otak.
Sumsum tulang belakang memiliki fungsi penting dalam tubuh.
Fungsi tersebut antara lain menghubungkan impuls dari saraf sensorik
ke otak dan sebaliknya, menghubungkan impuls dari otak ke saraf
motorik; memungkinkan menjadi jalur terpendek pada gerak refleks.

Skema gerak biasa adalah: impuls (rangsangan) > saraf sensorik > otak
> saraf motorik > otot > gerakan
Skema gerak refleks adalah: impuls (rangsangan) > saraf sensorik >
sumsum tulang belakang > saraf motorik > otot > gerak refleks
3. Sistem Saraf Tepi
Sistem saraf tepi terdiri atas sistem saraf sadar (saraf kranial) dan
sistem saraf tak sadar (sistem saraf otonom)

1. Sistem Saraf Sadar (Saraf Kranial)
Sistem saraf sadar adalah saraf yang mengatur gerakan yang
dilakukan secara sadar, di bawah kendali kesadaran kita,
contohnya tangan kita sadar bergerak untuk mengambil gelas.
Sistem saraf sadar (kraniospinal) meliputi sistem saraf kepala
(kranial) dan sistem saraf tulang belakang ( spinal). Sistem saraf
kepala disusun oleh 12 pasang saraf yang keluar dari otak. Saraf
kepala terutama berhubungan dengan reseptor dan efektor untuk
daerah kepala.

28 | P a g e

Gambar 3.3 Saraf kranial dan letaknya

Sistem saraf spinal disusun oleh 31 pasang saraf yang keluar dari
sumsum tulang belakang. Saraf tulang punggung melayani
reseptor dan efektor lain (selain reseptor dan efektor yang disarafi
oleh otak) [baca : Sistem Saraf Pusat (Otak dan Sumsum Tulang
Belakang)]. Berdasarkan asalnya, saraf tersebut dibedakan atas 8
pasang saraf leher, 12 pasang saraf punggung, 5 pasang saraf
pinggang, 5 pasang saraf pinggul, dan 1 pasang saraf ekor.
Pada tubuh manusia dijumpai adanya pleksus (gabungan), yaitu
beberapa urat saraf bersatu membentuk jaringan urat saraf. Ada 3
macam pleksus yaitu sebagai berikut:
1.

Pleksus servikalis, merupakan gabungan urat saraf leher yang
memengaruhi bagian leher, bahu, dan diafragma.

2.

Pleksus brakialis, yaitu gabungan urat saraf lengan atas yang
memengaruhi bagian tangan

3.

Pleksus lumbo sakralis, adalah gabungan urat saraf punggung
dan pinggang yang memengaruhi bagian pinggul dan kaki.

2. Sistem Saraf Tak Sadar (Saraf Otonom)
Bermacam-macam sistem saraf yang telah dibahas sebelumnya
merupakan sistem saraf sadar [baca : Perbedaan Gerak Sadar dan
29 | P a g e

Gerak Refleks]. Di samping sistem saraf sadar, kita memeliki
sistem saraf tak sadar atau otonom, yang bekerja secara
otomatis, tidak di bawah kehendak saraf pusat, contohnya adalah
denyut jantung, gerak alat pencernaan, dan pengeluaran keringat.
Sistem saraf ini terletak khusus di sumsum tulang belakang
[baca : Perjalanan Impuls Saraf]. Susunan saraf otonom terdiri
atas
susunan
sarafsimpatetik dan
saraf parasimpatetik.
Perbedaan struktur antara saraf simpatetik dan parasimpatetik
terletak pada posisi ganglion. Saraf simpatetik memiliki ganglion
yang terletak di sepanjang tulang punggung yang menempel pada
sumsum tulang belakang sehingga memiliki serabut preganglion
pendek dan memiliki serabut postganglion yang panjang.
Sebaliknya, saraf parasimpatetik memiliki serabut praganglion
yang panjang karena ganglion menempel pada organ yang
dibantu efektor dan memiliki serabut postganglion pendek.
Serabut praganglion yang dimaksud adalah serabut saraf yang
keluar dari ganglion.
a. Sistem saraf simpatetik
Sistem saraf simpatetik terletak di depan ruas tulang belakang
dan berhubungan serta bersambung dengan sumsum tulang
belakang melalui serabut saraf.
b. Sistem saraf parasimpatetik
susunan saraf parasimpatetik berupa jaringan susunan saraf yang
berhubungan dengan ganglion-ganglion yang tersebar di seluruh
tubuh. Fungsi susunan saraf parasimpatetik merupakan kebalikan
dari fungsi saraf simpatetik.

30 | P a g e

Gambar 3.4 Sistem Saraf Simpatik dan Saraf Parasimpatik
4. Penyakit Pada Sistem Saraf
a. Encephalitis
Encephalitis (Yunani: encekphalos (otak) dan itis (peradangan)) adalah
peradangan otak. Peradangan otak ini dapat melibatkan pula struktur
terkait lainnya. encephalomyelitis adalah peradangan otak dan sumsum
tulang belakang, dan meningoencephalitis adalah peradangan otak dan
“meninges” (membran yang menutupi otak). Penyebab encephalitis
paling sering adalah karena infeksi mikroorganisme atau zat-zat kimia
seperti timbal, arsen, merkuri (air raksa), dll.
b. Stroke
Kelayuan tiba-tiba otak akibat dari berkurangnya secara drastis aliran
darah ke suatu bagian otak atau akibat pendarahan dalam otak.
Keadaan ini berdampak antara lain kelumpuhan sementara atau
menetap pada satu atau kedua sisi tubuh, kesulitan berkata-kata atau
makan, dan lenyapnya koordinasi otot. Merokok, kolestrol tinggi,
diabetes, penuaan, dan kelainan turunan adalah faktor utama
penyebab stroke.
31 | P a g e

32 | P a g e

c. Alzheimer
Penyakit alzheimer ditandai oleh kerusakan sel saraf dan sambungan
saraf di kulit otak dan kehilangan massa otak yang cukup besar. Gejala
khas pertama yang muncul adalah pikun. Ketika makin buruk,
kehilangan ingatan si penderita juga makin parah. Keterampilan
bahasa, olah pikir, dan gerak turun drastis. Emosi jiwa dan suasana hati
jadi labil. Penderita cenderung rentan dan lebih peka terhadap stres.
Mudah terombang-ambing antara marah, cemas, atau tertekan. Pada
tahap lebih lanjut, penderita kehilangan responsibilitas dan mobilitas
serta kontrol terhadap fungsi tubuh.
d. Gegar Otak
Kehilangan sementara fungsi otak yang disebabkan oleh luka relatif
ringan pada otak dan tak selalu berkaitan dengan ketidaksadaran.
Orang yang kena gegar otak mungkin tak ingat apa yang terjadi sesaat
sebelum atau setelah luka. Gejala gegar otak antara lain cadel
berbicara, kebingunan berat, koordinasi otot terganggu, sakit kepala,
pusing, dan mual.
e. Epilepsi
Epilepsi adalah kelainan kronik yang dicirikan oleh serangan mendadak
dan berulang-ulang yang disebabkan oleh impils berlebihan sel-sel saraf
dalam otak. Serangan dapat berupa sawan, hilang kesadaran beberapa
saat, gerak atau sensasi aneh bagian tubuh, tingkah laku aneh, dan
gangguan emosional. Serangan epilepsi umumnya berlangsung hanya
1-2 menit. Kemudian diikuti oleh kelemahan, kebingungan, atau
kekurangtanggapan.
f. Narkolepsi
Narkolepsi adalah gangguan tidur yang ditandai dengan serangan tidur
tiba-tiba dan tak terkendali di siang hari, dengan gangguan tidur di
malam hari. Penderita bisa mendadak tertidur di mana saja dan kapan
saja bahkan saat berdiri atau berjalan. Tidur berlangsung beberapa
detik atau menit dan bahkan lebih dari sejam.
g. Afasia
Afasia adalah kerusakan dalam pengungkapan dan kepahaman bahasa
yang disebabkan oleh kerusakan lobus frontal dan temporal otak. Afasia
bisa disebabkan oleh luka kepala, tumor, stroke, atau infeksi.
h. Dementia
Kemunduran kapasitas intelektual – yang kronis dan biasanya kian
memburuk – yang berkaitan dengan kehilangan sel saraf secara meluas
dan penyusutan jaringan otak. Dementia paling biasa terjadi di
kalangan lansia meskipun dementia ini dapat menyerang segala usia.
Kondisi dementia dimulai dengan hilangnya ingatan, yang mula-mula
tampak sebagai ketidakingatan atau kelupaan sederhana. Ketika
memburuk, lingkup kehilangan ingatan meluas hingga penderita tak
lagi ingat akan keterampilan, sosial, dan hidup yang paling dasar
sekalipun.

33 | P a g e

DAFTAR PUSTAKA
https://ceppyndutz.files.wordpress.com/2010/06/darah-ipa-21.pdf
https://www.google.com/url?
sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=1&cad=rja&uact=8&ved=0CB
wQFjAAahUKEwj6p5j3zazIAhWJkY4KHSEaCHY&url=https%3A%2F
%2Fanugrahjuni.files.wordpress.com%2F2010%2F11%2Fsistempernafasan-manusia.doc&usg=AFQjCNGXBaQU3Ou_-EtPRrtvhir193I_w&bvm=bv.104317490,d.dGo
http://hedisasrawan.blogspot.co.id/2013/04/sistem-saraf-padamanusia.html
http://softilmu.blogspot.co.id/2015/04/sistem-saraf-tepi-kranialotonom.html

34 | P a g e