Dokumen Gambaran Umum Wilayah 1

BAB 3
GAMBARAN
UMUM
3.1.

BATASAN ADMINSTRASI KABUPATEN BANDUNG

Secara geografis, Kabupaten Bandung merupakan salah satu kabupaten yang berada di
Provinsi Jawa barat. Tofografi sebagian besar di wilayah Kabupaten Bandung merupakan
pegunungan atau daerah perbukitan dengan ketinggian di atas permukaan laut yang
bervariasi dari 500 - 1.800 m. Kabupaten Bandung terletak pada 6o 49' - 7o 18' Lintang
Selatan dan di antara 107o 14' - 107o 56' Bujur Timur, dengan luas wilayah Kabupaten
Bandung 176.238,67 Ha.
Batas-batas Kabupaten Bandung :




Sebelah Utara

: Kabupaten Bandung Barat, Kota Cimahi dan Kota Bandung


Sebelah Selatan

: Kabupaten Cianjur dan Kabupaten Garut



Sebelah Barat

: Kabupaten Bandung Barat

Sebelah Timur

: Kabupaten Sumedang dan Garut



Berdasarkan peraturan daerah Kabupaten Bandung Nomor 23 Tahun 2008 tentang
Rencana Tata Ruang Kabupaten Bandung Tahun 2007 Sampai Dengan Tahun 2027
Kabupaten Bandung terdiri dari 31 kecamatan yang terbagi ke dalam 8 wilayah

pengembangan adapun kecamatan serta luas wilayah administratif masing-masing
kecamatan dapat dilihat pada Tabel berikut :

3|1

Tabel 3.1
Luas Daerah Kabupaten Bandung Menurut Kecamatan Tahun 2012
Luas
No.

Wilayah Pengembangan

Kecamatan
Ha

1

WP Soreang

2


WP Baleendah

3

WP Banjaran

4

WP Majalaya

5

WP Cicalengka

6

WP Cileunyi

7


WP Cimenyan Cilengkrang
WP MargaasihMargahayu

8

1 Kec. Soreang
2 Kec. Kutawaringin
3 Kec. Katapang
4 Kec. Rancabali
5 Kec. Pasirjambu
6 Kec. Ciwidey
1 Kec. Baleendah
2 Kec. Dayeuhkolot
3 Kec. Bojongsoang
1 Kec. Banjaran
6 Kec. Pangalengan
3 Kec. Cangkuang
4 Kec. Cimaung
5 Kec. Arjasari

6 Kec. Pameungpeuk
1 Kec. Majalaya
2 Kec. Ciparay
3 Kec. Pacet
4 Kec. Kertasari
5 Kec. Paseh
6 Kec. Ibun
7 Kec. Solokan Jeruk
1 Kec. Cicalengka
2 Kec. Nagrek
3 Kec. Cikancung
1 Kec. Cileunyi
2 Kec. Rancaekek
1 Kec. Cilengkrang
2Kec. Cimenyan
1 Kec. Margahayu
2 Kec. Margaasih

Kabupaten Bandung


%

Jumlah
Desa/
Kelurahan

2.550,68
4.730,26
1.572,46
14.837,00
2.3957,64
4.846,92
4.155,54
1.102,91
2.781,22
4.291,79
19.540,93
2.461,06
5.500,02
6.497,79

1.462,32
2.536,46
4.617,57
9.193,96
15.207,36
5.102,9
5.456,51
2.400,66
3.599,23
4.930,29
4.013,63
3.157,51
4.524,83
3.011,94
5.308,33
1.054,33
1.834,49

1,45
2,68

0,89
8,42
13,59
2,75
2,36
0,63
1,58
2,44
11,09
1,40
3,12
3,69
0,83
1,44
2,62
5,22
8,63
2,90
3,10
1,36

2,04
2,80
2,28
1,79
2,57
1,71
3,01
0,60
1,04

10
11
7
5
10
7
8
6
6
11

13
7
10
11
6
11
14
13
7
12
12
7
12
6
9
6
13
6
9
5

6

176.238,67

100,00

276

Sumber : RTRW Kabupaten Bandung Tahun 2007 – 2027; RPJPD Kabupaten Bandung Tahun 2005 – 2025.

3|2

3.2.
3.2.1

KARAKTERISTIK FISIK DASAR
Topografi

Sebagian besar wilayah Kabupaten Bandung adalah pegunungan. Di antara puncakpuncaknya adalah: Sebelah Utara terdapat Gunung Bukittunggul (2.200 m), Gunung
Tangkubanperahu (2.076 m) di perbatasan dengan Kabupaten Purwakarta (keduanya kini
termasuk dalam wilayah Kabupaten Bandung Barat). Sedangkan di selatan terdapat
Gunung Patuha (2.334 m), Gunung Malabar (2.321 m), serta Gunung Papandayan (2.262
m) dan Gunung Guntur (2.249 m), kedua-duanya di perbatasan dengan Kabupaten Garut.
Secara umum kondisi topografi Kabupaten Bandung terdiri dari 2 (dua) unit topografi,
yaitu daerah Lereng/Punggung Bukit, Lembah/DAS.

3|3

Penyusunan Fakta dan Analisa Fisik,
Sosial, dan Ekonomi Untuk RTRW
Gambar 3.1
Peta Administrasi Wilayah
Kab. Bandung

Gambar 3.2
Peta Curah Hujan Kab. Bandung

3.2.2. Iklim
Kabupaten Bandung beriklim tropis yang dipengaruhi oleh iklim muson dengan curah
hujan rata-rata tahunan bervariasi antara 2.000 mm – 4.500 mm. Curah hujan rata-rata
bulanan yang relatif paling basah (lebih dari 2000 mm) terjadi pada bulan November
hingga April, sedangkan curah hujan rata-rata bulanan yang relatif kering (di bawah 2.000
mm) terjadi pada bulan Mei hingga Oktober. Untuk wilayah utara Kabupaten Bandung
sebagain besar curah hujannya 2.000 mm sedangkan untuk wilayah selatan Kabupaten
Bandung mayoritas curah hujan nya antara 2.500 – 3.000 mm.

3.2.3. Hidrologi

Dari segi Hidrologi, Kabupaten Bandung terdiri dari 3 kategori yaitu Akuifer Dengan Aliran
Melalui Ruang Antar Butir, Akuifer Dengan Aliran Melalui Celah dan Ruang Antar Butir,
dan Akuifer Dengan Aliran Melalui Rekahan, Kekar, Saluran, dan Rongga.

3.2.4. Geologi

Kabupaten Bandung terletak dalam Cekungan Bandung, Cekungan Bandung merupakan
cekungan morfologis posisi cekungan ini berada pada volcanic arc dan mengisi lembah
yang terbentuk diantara dua jalur pegunungan (intra-montane basin) dengan basement
yang masih merupakan Cekungan Bogor. Cekungan Bandung merupakan suatu cekungan
yang dikelilingi kompleks pegunungan Tangkuban Perahu disebelah utara, sedangkan
dibagian selatan oleh kompleks pegunungan Patuha-Malabar. Dibagian barat cekungan,
muncul sederatan intrusi andesit dan dasit yang membentuk punggung-punggung tak
teratur. Kompleks pegunungan Krenceng, dan Gunung Mandalawangi membatasi
cekungan ini disebelah timur.
Cekungan Bandung dan sekitarnya tersusun oleh batuan gunung api, sehingga sumber
daya geologinya yang berupa energi, lingkungan, dan mineral juga berasal dari kegiatan
gunung api. Sumber daya energi yang sudah dimanfaatkan dan melewati tahap eksplorasi
adalah energi air (PLTA Saguling) dan panas bumi (Lapangan Darajat, Kamojang, WayangWindu, dan Patuha).
Untuk geologi pada Kabupaten Bandung ini terdiri dari 2 yaitu Endapan Permukaan dan
Batuan Sedimen dan Batuan Gunungapi.

3|6

Gambar 3.3
Peta Hidrologi Kab. Bandung

Gambar 3.4
Peta Geologi Kab. Bandung

3.2.5. Kemiringan Lereng

Berdasarkan pembagian kelas kemiringan lahan, dapat diketahui bahwa lokasi Kabupaten
Bandung berada pada daerah pegunungan maka kemiringnya lereng sangat bervariasi,
untuk Kabupaten Bandung sendiri kemiringan di bagi kedalam 4 kategori yaitu :
 Datar (0-8%)

 Landai (8-15%)

 Agak Curam (15-25%)
 Curam (25-45%)

 Sangat Curam (>45%)

3.2.6. Jenis Tanah

Jenis tanah di Kabupaten Bandung terdapat 7 (tujuh) klasifikasi tanah utama yaitu:
regosol, andosol, grumusol, mediteran, podsolik merah-kekuningan dan podsolik merah
kuning. Dimana jenis tanah yang paling dominan Asosiasi Andosol Coklat dan Regosol
Coklat.
1. aluvial

5. Grumusol

2. Glei

6. Mediteran

3. Regosol

7. podsolik merah-kekuningan

4. Andosol








Aluvial ialah tanah muda yang berasal dari hasil pengendapan. Sifatnya tergantung
dari asalnya yang dibawa oleh sungai. Tanah aluvial yang berasal dari gunung api
umumnya subur karena banyak mengandung mineral. Tanah ini sangat cocok untuk
persawahan.
Regosol, belum jelas menampakkan pemisahan horisonnya. Tanah regosol terdiri
dari: regosol abu vulkanik, bukit pasir, batuan sedimen, tanah ini cukup subur. Jenis
tanah latosol terdiri dari ; latosol merah kuning, cokelat kemerahan, cokelat, cokelat
kekuningan. Tanah ini cocok dimanfaatkan untuk pertanian padi, palawija, kelapa,
dan tebu.
Grumusol atau Margalit, terdiri dari beberapa macam; grumusol pada batu kapur,
grumusol pada sedimen tuff, grumusol pada lembah-lembah kaki pegunungan,
grumusol endapan aluvial. Kesuburan cukup, dimanfaatkan untuk pertanian padi, dan
tebu.
Andosol, jenis tanah andosol terbentuk dari bahan tuf vulkan intermedier sampai
masam. Bentuk wilayahnya bergunung-gunung. Tanah ini mempunyai solum yang
dalam, tekstur tanah sedang, struktur remah, konsistensi gembur. Tanah ini bereaksi
agak masam sampai masam, kandungan bahan organik tinggi, kesuburan (S,P,K)
sedang. Tanah ini terdapat di semua kerucut Vulkan muda dan tua, umumnya jenis
tanah ini ditemui di wilayah dengan ketinggian lebih dari 900 mdpl.
3|9

Gambar 3.5
Peta Jenis Tanah Kab. Bandung

3.2.7. Rawan Bencana

Morfologi wilayah Kabupaten Bandung terdiri atas: wilayah datar/landai, perbukitan dan
pegunungan dengan kemiringan lereng antara 0 – 8 %, 8 – 15 % hingga di atas 45 %.
Kondisi alam tersebut menyebabkan Kabupaten Bandung rentan dengan bencana alam,
baik berupa banjir, longsor, erosi dan lain sebagainya.
Pemanfaatan lahan yang tidak sesuai dengan ketentuan, terutama dalam pemanfaatan
lahan untuk pertanian di daerah perbukitan dengan kemiringan tertentu serta alih fungsi
lahan (dari hutan menjadi lahan pertanian) menyebabkan terjadinya pergerakan tanah
(longsor), erosi dan sedimentasi serta bertambahnya lahan kritis di Kabupaten
Bandung.Tingginya alih fungsi lahan dari pertanian menjadi permukiman juga
menyebabkan terganggunya sistem jaringan irigasi dan drainase. Dampak perubahan
guna lahan yang terjadi di Kabupaten Bandung adalah timbulnya genangan dan kejadian
banjir di beberapa titik terutama wilayah permukiman seperti banjir di Cieunteung –
Baleendah, Dayeuhkolot serta Jalan terusan Kopo. Di beberapa tempat terutama daerah
perkotaan di Kabupaten Bandung, saluran irigasi berubah fungsi menjadi saluran
drainase. Sementara untuk penanganan limpasan air ke badan jalan, telah diupayakan
pembangunan saluran drainase di 14 ruas jalan sepanjang 6.494,56 m, yang selanjutnya
perlu perhatian terkait pemeliharaan saluran tersebut agar limpasan air ke badan jalan
dapat diminimalkan.
Kondisi lingkungan yang kurang baik di daerah hulu, terutama terkait dengan fungsi
resapan air, menyebabkan sedimentasi dan banjir di daerah hilir.Hal tersebut diperparah
dengan makin tingginya tingkat alih fungsi lahan menjadi permukiman serta perilaku
masyarakat yang kurang baik dalam menjaga lingkungan (terutama terkait dengan
pengelolaan sampah).

3.3.

PENGGUNAAN LAHAN

Penggunaan lahan Kabupaten Bandung terdiri atas kawasan lindung, budidaya
pertanaian, budidaya non pertanian dan lainnya. Untuk kawasan selatan Kabupaten
bandung di dominasi oleh kawasan budidaya yaitu kawasan hutan yang meliputi Kec.
Pangalengan, Kec. Pasirjambu, Kec. Kertasari dan Kec. Rancabali, sedangkan untuk
kawasan utara Kabupaten Bandung Terdiri dari kawasan Budidaya non pertanian.
Untuk pemanfatan ruang yang paling dominan hutan dengan presentase sebesar
21,410% dan yang paling sedikit pemanfaatan lahan nya yaitu lahan yang Sementara
tidak diusahakan yaitu sebesar 980 Ha atau 0,556%.

3 | 11

Tabel 3.2
Pemanfaatan Ruang Kabupaten Bandung Tahun 2010

No
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.

Pemanfaatan Ruang

Luas Area

Tegal/Kebun
Ladang/Huma
Perkebunan PBS/PTP
Ditanami Pohon/Hutan Rakyat
Tambak
Kolam/Empang
Pengembalaan/Padang rumput
Sementara tidak diusahakan
Pekarangan yang ditanami pertanian
Rumah/Bangunan/Halaman
Hutan negara
Rawa-rawa
Lainnya/jalan/sungai/tandus
Sawah
Jumlah

Persentase

20.901 Ha
12.650 Ha
27.350 Ha
6.132 Ha
- Ha
980 Ha
376 Ha
8 Ha
6.381 Ha
18.090 Ha
37.733 Ha
- Ha
9.426 Ha
36.212 Ha

11,859%
7,178%
15,519%
3,479%
0%
0,556%
0,213%
0,005 %
3,621%
10,264%
21,410%
0%
5,348%
20,547%

176.238,67 Ha

100%

Sumber : RPJPD Kab. Bandung Tahun 2005-2025, Dinas Pertanian, Perkebunan dan Kehutanan, 2010.

3.4.

KARAKTERISTIK SUMBER DAYA MANUSIA

3.4.1. Jumlah Penduduk
Jumlah penduduk merupakan modal dasar pembangunan yang harus dikelola secara baik
guna mendapatkan hasil yang maksimal dalam proses pembangunan. Di samping itu
jumlah penduduk juga dapat menimbulkan ekses pembangunan, bila terjadi kesenjangan
dalam pengelolaannya. Oleh karena itu penanganan jumlah penduduk harus diimbangi
dengan penekanan terhadap laju pertumbuhan penduduk agar terdapat keseimbangan.

3 | 12

Tabel 3.3
Jumlah Penduduk Kabupaten Bandung Tahun 2010

No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31

Kecamatan
Ciwidey
Rancabali
Pasirjambu
Cimaung
Pengalengan
Kertasari
Pacet
Ibun
Paseh
Cikancung
Cicalengka
Nagreg
Rancaekek
Majalaya
Solokanjeruk
Ciparay
Baleendah
Arjasari
Banjaran
Cangkuang
Pamengpeuk
Katapang
Soreang
Kutawaringin
Margaasih
Margahayu
Dayeuhkolot
Bojongsoang
Cileunyi
Cilengkrang
Cimenyan
Kabupaten Bandung

Luas (ha)

Jumlah Penduduk (jiwa)

4.846,92
14.837,00
23.957,64
5.500,02
19.540,93
15.207,36
9.193,96
5.456,51
5.102,90
4.013,63
3.599,23
4.930,29
4.524,83
2.536,46
2.400,66
4.617,57
4.155,54
6.497,79
4.291,79
2.461,06
1.462,32
1.572,46
2.550,68
4.730,26
1.834,49
1.054,33
1.102,91
2.781,22
3.157,51
3.011,94
5.308,33

72.450
47.351
79.333
72.308
138.268
65.276
100.246
75.048
118.324
81.160
108.049
48.704
164.633
150.342
76.890
149.572
220.762
90.162
113.280
63.747
68.755
107.679
103.054
88.359
132.280
119.742
112.790
101.628
159.794
45.843
102.714

176.238,67

3.178.543

Sumber : Kabupaten Bandung Dalam angka 2010

Jumlah penduduk di Kabupaten Bandung pada tahun 2010 menurut data BPS Kabupaten
Bandung sebanyak 3.178.543 jiwa dengan kepadatan penduduk sebesar 19 jiwa/ha.
Dimana Kecamatan Baleendah dengan jumlah penduduk sebanyak 220.762 jiwa
3 | 13

sedangkan untuk jumlah penduduk yang paling rendah berada pada Kecamatan
Cilengkrang dengan jumlah penduduk sebesar 45.843 jiwa.

3.4.2. Kepadatan Penduduk dan Sebaran Penduduk
Kepadatan penduduk di Kabupaten Bandung merupakan perbandingan antara jumlah
penduduk dengan luas wilayah perencanaan. Tingkat kepadatan Kabupaten Bandung
Tahun 2010 adalah 18 jiwa/ha, dimana Kecamatan terpadat berada di Kecamatan
Margahayu sebesar 114 jiwa/ha. Sedangkan untuk Kecamatan dengan kepadatan
penduduk paling rendah berada pada kecamatan Rancabali dan Kecamatan Pasirjambu,
Hal ini terjadi disebabkan oleh mobilitas penduduk yang cukup tinggi karena penduduk
lebih terkonsentrasi di pusat perkotaan Kabupaten dengan keaneka ragaman penyediaan
sarana dan prasarananya. Untuk lebih jelasnya mengenai kepadatan penduduk dan
penyebaran penduduk dapat dilihat pada tabel berikut:

3 | 14

Gambar 3.6
Peta Landuse Kab. Bandung

Tabel 3.4
Jumlah dan Kepadatan Penduduk Kabupaten Bandung Tahun 2010
N0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31

Kecamatan
Ciwidey
Rancabali
Pasirjambu
Cimaung
Pengalengan
Kertasari
Pacet
Ibun
Paseh
Cikancung
Cicalengka
Nagreg
Rancaekek
Majalaya
Solokanjeruk
Ciparay
Baleendah
Arjasari
Banjaran
Cangkuang
Pamengpeuk
Katapang
Soreang
Kutawaringin
Margaasih
Margahayu
Dayeuhkolot
Bojongsoang
Cileunyi
Cilengkrang
Cimenyan

Kabupaten Bandung

Luas (ha)

Jumlah Penduduk (jiwa)

Kepadatan Penduduk
(Jiwa/ha)

4.846,92
14.837,00
23.957,64
5.500,02
19.540,93
15.207,36
9.193,96
5.456,51
5.102,90
4.013,63
3.599,23
4.930,29
4.524,83
2.536,46
2.400,66
4.617,57
4.155,54
6.497,79
4.291,79
2.461,06
1.462,32
1.572,46
2.550,68
4.730,26
1.834,49
1.054,33
1.102,91
2.781,22
3.157,51
3.011,94
5.308,33

72.450
47.351
79.333
72.308
138.268
65.276
100.246
75.048
118.324
81.160
108.049
48.704
164.633
150.342
76.890
149.572
220.762
90.162
113.280
63.747
68.755
107.679
103.054
88.359
132.280
119.742
112.790
101.628
159.794
45.843
102.714

15
3
3
13
7
4
11
14
23
20
30
10
36
59
32
32
53
14
26
26
47
68
40
19
72
114
102
37
51
15
19

176.238,67

3.178.543

18

Sumber : Suseda Kabupaten Bandung Tahun 2010

3.4.3. Struktur Penduduk
Struktur penduduk yang akan dibahas yaitu struktur penduduk berdasarkan jenis
kelamin, struktur umur, mata pencaharian dan ketenagarkerjaan.
A.

Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis kelamin
Berdasarkan data yang tersedia Badan Pusat Statistik pada Tahun 2011 untuk
komposisi jenis kelamin, maka antara jenis kelamin laki-laki dan perempuan hampir
memiliki keseimbangan, dimana laki-laki sebanyak 128.726 jiwa (50,36%) dan

3 | 16

perempuan sebesar 126.886 jiwa (49,64%). Adapun sex ratio dari jenis kelamin ini
adalah sebesar 101,45. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 3.5
Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin
Kabupaten Bandung Tahun 2010

Jumlah Penduduk (jiwa)
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31

Kecamatan
Ciwidey
Rancabali
Pasirjambu
Cimaung
Pengalengan
Kertasari
Pacet
Ibun
Paseh
Cikancung
Cicalengka
Nagreg
Rancaekek
Majalaya
Solokanjeruk
Ciparay
Baleendah
Arjasari
Banjaran
Cangkuang
Pamengpeuk
Katapang
Soreang
Kutawaringin
Margaasih
Margahayu
Dayeuhkolot
Bojongsoang
Cileunyi
Cilengkrang
Cimenyan
Jumlah

Luas (ha)

Laki-laki

Perempuan

Sex ratio

4.846,92
14.837,00
23.957,64
5.500,02
19.540,93
15.207,36
9.193,96
5.456,51
5.102,90
4.013,63
3.599,23
4.930,29
4.524,83
2.536,46
2.400,66
4.617,57
4.155,54
6.497,79
4.291,79
2.461,06
1.462,32
1.572,46
2.550,68
4.730,26
1.834,49
1.054,33
1.102,91
2.781,22
3.157,51
3.011,94
5.308,33

37.149
24.129
40.863
37.029
69.863
33.281
52.276
38.619
61.278
42.132
55.336
24.406
83.225
77.897
39.364
77.123
114.472
46.290
58.390
33.116
35.439
56.121
53.427
46.056
68.799
60.830
57.982
53.308
83.489
23.708
53.226

35.877
23.571
39.095
35.981
68.980
32.433
48.840
37.157
58.292
40.090
53.775
23.459
83.235
73.658
38.193
73.888
109.852
44.743
56.085
31.847
34.127
53.618
50.961
43.488
65.611
59.545
55.352
50.668
80.606
22.912
50.986

104
102
105
103
101
103
107
104
105
105
103
104
100
106
103
104
104
103
104
104
104
105
105
106
105
102
105
105
104
103
104

176.238,67

1.638.623

1.576.925

104

Sumber : Kabupaten Bandung Dalam Angka 2011

3 | 17

B.

Penduduk Berdasarkan Kelompok Umur
Struktur umur penduduk diperlukan untuk mengetahui potensi usia produktif
sebagai potensi tenaga kerja serta mengetahui tingkat ketergantungan kelompok
usia tidak produktif terhadap kelompok usia produktif. Berdasarkan struktur
penduduk menurut kelompok umurnya, maka dapat ditentukan kelompok penduduk
yang dominan, dengan kategori:
a) 0-14

: Non Produktif

b) 15-64 : Produktif
c) > 64

: Non produktif

Berdasarkan struktur umur, maka Kabupaten Bandung memiliki usia produktif
sebanyak 2.064.639 jiwa (umur produktif 15 - 64 Tahun) dan non produktif sebesar
1.001.098 jiwa (umur 0 – 14 dan 64+ Tahun). Dari kondisi tersebut maka rasio beban
tanggungan yang paling tinggi yakni sebesar 48.49. Dalam hal ini, setiap 100 orang
penduduk usia produktif menanggung beban hampir 49 orang usia tidak produktif.
Tabel 3.6
Jumlah Penduduk Berdasarkan Kelompok Umur

No
1
2
3

Umur
0-14 Tahun
15-64 Tahun
65+ Tahun

Jumlah Penduduk

Keterangan

98.8564
2.064.639
125.340

Non Produktif
Produktif
Non produktif

Sumber : Kabupaten Bandung Dalam Angka 2011

C.

Struktur Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian
Berdasarkan jenis mata pencaharian yang ada di Kabupaten Bandung, maka
Penduduk Kabupaten Bandung sebagian besar penduduknya bermata pencaharian
di bidang pertanian. Data Kabupaten Bandung Dalam Angka Tahun 2011
mengungkapkan bahwa sebesar 177.936 jiwa penduduk bekerja di sektor pertanian,
sektor lainnya yang dominan antara industri pengolahan, perdagangan dan jasa.

3.5.

KARAKTERISTIK PEREKONOMIAN

Pembangunan bidang ekonomi dapat dipandang sebagai pijakan dasar yang sangat
fundamental dalam kaitannya dengan aspek-aspek pembangunan lainnya. Representasi
pembangunan ekonomi diantaranya dapat ditunjukkan dalam bentuk pertumbuhan
ekonomi, struktur perekonomian, distribusi pendapatan perkapita, maupun ketersediaan
infrastruktur lainnya.

3 | 18

Struktur perekonomian Kabupaten Bandung dicerminkan oleh data mengenai Produk
Domestik Regional Bruto (PDRB). Dengan demikian, akan terlihat gambaran
perekonomian Kabupaten Bandung, baik secara struktur maupun perkembangan sektorsektornya. Kontribusi suatu sektor dalam menghasilkan Produk Domestik Regional Bruto
(PDRB) dapat menggambarkan peran sektor tersebut dalam kegiatan ekonomi suatu
wilayah. Jika membandingkan kontribusi setiap sektor terhadap PDRB Kabupaten
Bandung selama lima Tahun terakhir (2006 - 2010) menunjukkan bahwa masih besarnya
pengaruh sektor primer dalam perekonomian di Kabupaten Bandung khususnya sektor
pertanian.

3 | 19

Tabel 3.7
Nilai dan Kontribusi Sektor dalam PDRB Kabupaten Bandung Tahun 2006 - 2010
Atas Dasar Harga Konstan
Tahun
No

Sektor

1

Pertanian/Agriculture

2

Pertambangan dan
Penggalian/Mining and
Quarrying
Industry
Pengolahan/Manufacturi
ng Industry
Listrik, Gas dan Air
Bersih/Electricity Gas and
Water Supply
Bangunan/Konstruksi/Co
nstruction
Perdagangan, Hotel dan
Restoran/Trade, Hotel
and Restourant
Pengangkutan dan
Komunikasi /Transport
and Communication
Keuangan, Persewaan
dan Jasa Perusahaan/
Jasa-jasa/Services

3

4

5
6

7

8
9

Total

2006

2007

2008

2009

2010

Nilai
1.338.248,71

%
7,59

Nilai
1.371.807,74

%
7,34

Nilai
1.424.992,98

%
7,24

Nilai
1.502.003,39

%
7,32

Nilai
1. 602.050,01

%
7,37

234.570,64

1,33

245.205,27

1,31

255.888,73

1,30

269.782,12

1,31

282.922,47

1,30

10.838.753,39

61,44

11.478.643,51

61,44

12.110.396,65

61,56

12.519327,64

60,98

13.173.587,93

60,61

323.121,39

1,83

344.912,14

1,85

361.439,39

1,84

376.034,30

1,83

396.026,30

1,82

312.842,65

1,77

327.475,13

1,75

339.547,36

1,73

355.614,56

1,73

381.103,63

1,75

2.625.092,43

14,88

2.819.715,80

15,09

2.994.763,36

15,22

3.211.263,99

15,64

3.474.795,78

15,99

717.582,16

4,07

765.192,41

4,10

795.218,84

4,04

843.661,61

4,11

892.448,05

4,11

393.169,22

2,23

419.515,28

2,25

436.277,89

2,22

451.138,21

2,20

474.864,56

2,18

856.789,53

4,86

911.462,79

4,88

955.207,67

4,86

1.000.817,32

4,87

1.056.862,46

4,86

17.640.170,09

100

18.683.930,07

100

19.674.494,55

100

20.527.539,56

100

21.734.661,19

100

Sumber : RPJPD Kab. Bandung Tahun 2005-2025, Dinas Pertanian, Perkebunan dan Kehutanan, 2010.

Tabel 3.8
Nilai dan Kontribusi Sektor dalam PDRB Kabupaten Bandung Tahun 2006 sampai dengan 2010
atas Dasar Harga Berlaku

No

Sektor

1
2

Pertanian/Agriculture
Pertambangan dan
Penggalian/Mining and
Quarrying
Industry
Pengolahan/Manufact
uring Industry
Listrik, Gas dan Air
Bersih/Electricity Gas
and Water Supply
Bangunan/Konstruksi/
Construction
Perdagangan, Hotel
dan Restoran/Trade,
Hotel and Restourant
Pengangkutan dan
Komunikasi/Transport
and Communication
Keuangan, Persewaan
dan Jasa Perusahaan/
Jasa-jasa/Services

3

4

5
6

7

8
9

Total

%
7,40
1,26

Tahun
2008
Nilai
2.728.755,88
468.303,80

20.154.147,70

60,49

1,78

588.412,88

506.056,81

1,72

4.432.799,58

2006
Nilai
2.228.624,62
368.568,14

%
7,57
1,25

2007
Nilai
2.465.321,20
419.179,42

%
7,19
1,22

2009
Nilai
3.013.007,10
526.035,13

%
7,36
1,28

2010
Nilai
3.471.661,92
580.783,81

%
7,53
1,26

17.876.119,11

60,74

23.275.745,49

60,79

24.721.851,70

60,00

27.471.535,02

59,60

524.707,23

1,77

642.658,74

1,68

674.520,69

1,65

741.188,33

1,61

571.271,13

1,71

648.394,06

1,69

696.720,83

1,70

764.990,68

1,66

15,06

5.112.043,54

15,34

6.005.197,92

15,68

6.780.385,10

16,56

7.796.200,55

16,91

1.360.838,71

4,62

1.566.528,90

4,70

1.783.920,50

4,61

1.795.161,77

4,38

1.933.148,22

4,19

634.303,86

2,16

721.566,11

2,17

792.877,54

2,07

820.502,95

2,00

898.354,49

1,95

1.499.027,98

5,09

1.721.159,87

5,17

1.936.315,52

5,06

2.173.715,40

5,05

2.434.375,72

5,28

29.431.046,06

100

33.319.630, 76

100

38.282.169,45

100

41.201.900,67

100

46.092.238,72

100

Sumber : RPJPD Kab. Bandung Tahun 2005-2025, Dinas Pertanian, Perkebunan dan Kehutanan, 2010.

3.6.

KARAKTERSITIK SUMBER DAYA BUATAN

3.6.1. Karateristik Sarana

Sarana yang ada di Kab. Bandung terdiri dari sarana sosial dan sarana. Sarana yang
berupa sarana peribadatan, sarana pemerintahan, sarana pendidikan serta sarana
lainnya yang ada di Kab. Bandung tersebar merata untuk memenuhi kebutuhan akan
pendidikan penduduk Kabupaten Bandung.
A.

Sarana Pendidikan
Keadaan pendidikan suatu wilayah dapat menjadi indikator kesiapan penduduk dalam
menerima perkembangan ilmu dan teknologi. Jangkauan pelayanan fasilitas
pendidikan Kab. Bandung dapat dilihat dari jumlah sarana pendidikan berdasarkan
tingkatannya, serta penyebaran wilayahnya.

Tabel 3.9
Jumlah Sarana Pendidikan Di Kabupaten Bandung Tahun 2010
TK/
No

SD/

SMP/

SMK

Sekolah
Luar
Biasa

Pondok
Pesantren

Madrasah
Diniyah

1
1
2
3
2
3
3
3
4
1
7
8
2
3
10
4
5
1
1
5
2
1
5
2
1
4

4
2
2
1
2
1
5
6
1
3
1
2
2
1
1
2
2
1
2
-

10
5
6
3
8
4
33
18
17
23
22
6
4
14
8
15
5
2
4
5
2
7
15
18
15
4
1
3
24

10
11
20
54
63
34
145
29
24
83
9
11
6
169
48
53
11
89
61
10
34
50
17
66
16
9
15
5
15

SMA/

Kecamatan
SEDERAJAT

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29

Ciwidey
Rancabali
Pasirjambu
Cimaung
Pengalengan
Kertasari
Pacet
Ibun
Paseh
Cikancung
Cicalengka
Nagreg
Rancaekek
Majalaya
Solokanjeruk
Ciparay
Baleendah
Arjasari
Banjaran
Cangkuang
Pamengpeuk
Katapang
Soreang
Kutawaringin
Margaasih
Margahayu
Dayeuhkolot
Bojongsoang
Cileunyi

17
12
25
46
81
22
51
19
25
9
36
21
49
42
20
62
76
35
45
22
18
37
40
29
46
38
28
41
50

37
34
45
35
69
52
72
54
65
46
52
36
69
78
45
71
66
63
48
22
30
36
40
51
54
48
58
35
57

11
7
16
12
15
6
25
13
18
9
15
8
18
16
9
28
19
16
17
8
10
10
12
14
11
13
15
13
21

6
3
2
4
5
4
16
4
8
4
7
3
6
12
3
15
9
10
8
3
4
2
5
6
5
6
5
5
7

3 | 22

TK/
No

SD/

SMP/

SMK

Sekolah
Luar
Biasa

Pondok
Pesantren

Madrasah
Diniyah

SMA/

Kecamatan
SEDERAJAT

30
31

Cilengkrang
Cimenyan
Jumlah

26
38

20
48

4
12

1
5

-

1

1
9

1
36

1106

1536

421

183

84

42

311

1204

Sumber : Kabupaten Bandung dalam angka tahun 2011.

Kabupaten Bandung pada Tahun 2010 memiliki sarana pendidikan dari tingkatan
Taman Kanak-kanak (TK) hingga Sekolah Lanjutan Tingkat Atas. Secara keseluruhan,
terdapat 1.106 TK, 1.536 Sekolah Dasar, 421 Sekolah Lanjutan Pertama, serta 183
Sekolah Lanjutan Atas dan 84 Kejuruan. Dari data tersebut, dapat diukur bagaimana
tingkat pelayanan fasilitas pendidikan bagi penduduk Kab. Bandung.

B.

Sarana Peribadatan
Penyediaan masjid di Kabupaten Bandung dapat dikatakan telah mampu memenuhi
kebutuhan yang ada. Sedangkan untuk gereja, wihara, dan pura, jumlah yang tersedia
masih dibawah jumlah kebutuhan. Namun jika dilihat dari perbandingan jumlah
penduduk yang menganut agama Islam dengan agama lain, jumlah tempat ibadah
selain tempat ibadah untuk umat selain Islam seperti gereja, wihara, dan pura, jumlah
kebutuhan tempat-tempat ibadah tersebut seharusnya tidak sebesar angka perkiraan
ini. Hal ini kemungkinan terjadi karena standar yang digunakan kurang tepat. Untuk
mencapai angka yang lebih signifikan, dalam menentukan kebutuhan tempat ibadah
gereja, wihara, dan pura, dapat disesuaikan dengan komposisi jumlah penduduk
menurut agama yang dianut. Lebih jelasnya, jumlah sarana peribadatan dapat dilihat
pada tabel di bawah ini;
Tabel 3.10
Jumlah dan Sebaran Sarana Peribadatan
Kabupaten Bandung Tahun 2010
Sarana Peribadatan
No

Kecamatan
Masjid

1
2
3
4
5
6
7
8
9

Ciwidey
Rancabali
Pasirjambu
Cimaung
Pengalengan
Kertasari
Pacet
Ibun
Paseh

198
109
179
191
259
125
234
155
161

Surau/
Langgar
215
137
184
96
293
155
317
514
510

Gereja
Kristen
1
0
0
0
2
0
0
0
0

Gereja
Katholik
0
1
0
0
0
0
0
0
0

Pura
0
0
0
0
0
0
0
0
0

Vihara/
Klenteng
0
0
0
0
0
0
0
0
0

3 | 23

Sarana Peribadatan
No

Kecamatan
75
180
76
164
202
100
259
229
281
242
112
128
160
207
187
173
108
121
103
165
76
189

Surau/
Langgar
272
405
137
568
378
290
402
239
96
102
94
35
58
130
285
291
129
65
113
318
71
38

Gereja
Kristen
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
3
0
0
0
1

Gereja
Katholik
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
1
0
0
0
0

5148

6937

8

3

Masjid
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31

Cikancung
Cicalengka
Nagreg
Rancaekek
Majalaya
Solokanjeruk
Ciparay
Baleendah
Arjasari
Banjaran
Cangkuang
Pamengpeuk
Katapang
Soreang
Kutawaringin
Margaasih
Margahayu
Dayeuhkolot
Bojongsoang
Cileunyi
Cilengkrang
Cimenyan
Jumlah

0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0

Vihara/
Klenteng
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0

1

1

Pura

Sumber : Kabupaten Bandung dalam angka tahun 2011.

C.

Sarana Kesehatan
Kondisi sarana kesehatan di Kab. Bandung bisa dikatakan cukup lengkap.
Ketersediaan praktek dokter, puskesmas sampai dengan rumah sakit terdapat di Kab.
Bandung. Selain itu tedapat juga sarana layanan pengobatan seperti balai Poliklinik
dan puskesmas pembantu lain terdapat di sana. Keberadaan rumah sakit yang
terdapat di kawasan perkotaan cukup membantu melayani masyarakat, antara lain
Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD). Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel
sebaran jumlah sarana kesehatan yang ada di Kab. BandungTahun 2010.

3 | 24

Tabel 3.11
Jumlah dan Sebaran Sarana Kesehatan
Kabupaten Bandung Tahun 2010
Tahun
No
1
2
3
4
5
6
7

Sarana Kesehatan
Rumah sakit Daerah
Rumah Sakit Swasta
Jumlah Rumah Sakit AD/AU/
AL/POLRI
Puskesmas
Pustu
Poliklinik
Posyandu
Jumlah

2006

2007

2008

2009

2010

2
3
1

2
3
1

2
4
1

3
2
1

3
2
0

61
70
304

61
72
304

61
71
318

61
69
317

61
85
309

441

443

457

453

460

Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung (Profil Kesehatan Tahun 2006-2010)

3.6.2. Karakteristik Prasarana
A. Kondisi Jaringan Jalan
Informasi mengenai jaringan jalan Kabupaten Bandung mencakup kondisi jaringan
jalan di wilayah Kabupaten Bandung sebagai gambaran umum, dari keseluruhan
panjangan jalan yang ada di Kabupaten Bandung yakni 1.155,35 km; sebanyak 355,57
km (30,78%) kondisi jalan keadaan baik, sebanyak 235,19 km (20,36%) kondisi jalan
rusak ringan, sebanyak 319,01 km (27,61%) kondisi jalan rusak sedang serta sebanyak
245,58 km (21,26%) jalan dalam keadaan rusak berat. Dari sisi kualitas jalan, kondisi
eksisting menunjukkan bahwa kondisi yang ada cukup merata. Untuk lebih detail
mengenai data panjang jalan di Kabupaten Bandung berdasarkan kondisi dapat dilihat
pada Tabel 3.12.

Tabel 3.12
Proporsi Jaringan Jalan Kabupaten di Kabupaten Bandung Berdasarkan Kondisi
Tahun 2006 - 2010
Panjang Jalan (km)
No.

Uraian

1.
2.
3.
4.
5.

Kondisi Baik
Kondisi Rusak Ringan
Kondisi Rusak Sedang
Kondisi Rusak Berat
Jalan secara

2006

2007

2008

2009

2010

459,89
359,65
246,27
161,23
1.227,04

295,10
438,42
301,85
191,66
1.227,03

317,72
316,22
274,06
246,55
1.154,55

395,56
207,49
338,96
213,35
1.155,35

355,57
235,19
319,01
245,58
1.155,35
3 | 25

Panjang Jalan (km)
No.

Uraian
keseluruhan
Poporsi Kondisi Baik
(%)
Poporsi Kondisi
Rusak Ringan (%)
Poporsi Kondisi
Rusak Sedang (%)
Poporsi Kondisi
Rusak Berat (%)

2006

2007

2008

2009

2010

37,48

24,05

27,52

34,24

30,78

29,31

35,73

27,39

17,96

20,36

20,07

24,60

23,74

29,34

27,61

13,14

15,62

21,35

18,47

21,26

Sumber : RPJP Daerah Kabupaten Bandung Tahun 2005 - 2025.

B. Kondisi Air bersih
Pelayanan air minum untuk penduduk Kabupaten Bandung diselenggarakan oleh
PDAM Tirta Raharja yang saat ini melayani 3 wilayah adminitrasi yaitu Kabupaten
Bandung, Kota Cimahi dan Kabupaten Bandung barat. Di Kabupaten Bandung
terdapat 6 (enam) cabang/unit pelayanan. Perusahaan Daerah Air Minum Tirta
Raharja Kabupaten Bandung adalah satu-satunya Badan Usaha Milik Daerah (BUMD),
yang mempunyai tugas memberikan pelayanan air bersih untuk masyarakat
Kabupaten Bandung, yang didirikan berdasarkan Peraturan Daerah (PERDA) Nomor :
XVII tahun 1977 dan disahkan dengan keputusan Gubernur Kepala Daerah Tingkat I
Jawa Barat No. 510/HK/011/SK/77 serta diubah terakhir kalinya melalui Peraturan
Daerah Nomor 5 tahun 2005.
Jumlah penduduk yang terlayani oleh PDAM Tirta Raharja sekitar 763.184 jiwa
dengan jumlah rumah tangga 831.988. Apabila melihat dari kondisi masih rendahnya
cakupan air minum kepada penduduk Kabupaten Bandung, maka pemerintah daerah
perlu mengambil kebijakan untuk meningkatkan cakupan penduduk yang dapat
terlayani air minum.

Tabel 3.13
Jumlah Proporsi Rumah Tangga yang Mendapatkan Akses Air Bersih
Di Kabupaten BandungTahun 2006 - 2010
No

Uraian

2006

1.

Jumlah rumah
tangga yang
mendapatkan akses
air bersih
Jumlah rumah
tangga

2.

2007

2008

2009

2010

645.006

746.481

669.368

832.806

763.184

757.594

782.127

816.832

885.674

831.988
3 | 26

No

Uraian

2006

3.

Persentase rumah
tangga berakses air
bersih

85,14

2007

2008

95,44

2009

81,95

94,03

2010
91,73

Sumber : RPJP Daerah Kabupaten Bandung Tahun 2005 – 2025.

C. Irigasi
Panjang total jaringan irigasi Kabupaten Bandung pada tahun 2010 sepanjang
1.084,15 km (panjang saluran primer 77,76 km, panjang saluran sekunder 136,00 km
dan panjang saluran tersier 870,39 km). Bangunan terdiri dari Bangunan Utama (
Bangunan Bendung ) sebanyak 443 buah dan Bangunan Air ( Bangunan Sadap, Bagi
Sadap dan Pelengkap) sebanyak 1.015 buah. Angka ini tidak meningkat bila
dibandingkan tahun 2009 maupun 2008.
Adapun luas lahan budidaya pada tahun 2010 36.739,75 ha (sumber hasil pendataan
ulang, SDAPE, 2010). Berikut secara lengkap disajikan data mengenai gambaran
jaringan irigasi di Kabupaten Bandung.
Tabel 3.14
Kondisi Jaringan Irigasi di Kabupaten Bandung Tahun 2010
Kondisi eksisiting saluran irigasi
No.

Uraian
Baik

Rusak Berat

Rusak Ringan

Total

1.

Jaringan Primer

47,281 km (60,8%)

15,55 km (20%)

14,931 km (19,2%)

77,764 km

2.

Jaringan Tersier

609,30 km (70 %)

87,10 km (10 %)

173,99 km (20 %)

870,39 km

3.

Bangunan Utama

141 bh (31,8 %)

178 bh (40,1%)

124 bh (28,1%)

443 bh

4.

Bangunan Air

431 bh (42,49%)

215 bh (21,2 %)

369 bh (36,3%)

1.015 bh

Sumber : RPJP Daerah Kabupaten Bandung Tahun 2005 – 2025.

3 | 27

Dokumen yang terkait

EFEKTIVITAS PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG PERTOLONGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN (P3K) TERHADAP SIKAP MASYARAKAT DALAM PENANGANAN KORBAN KECELAKAAN LALU LINTAS (Studi Di Wilayah RT 05 RW 04 Kelurahan Sukun Kota Malang)

45 393 31

PENGALAMAN KELUARGA DALAM MERAWAT ANGGOTA KELUARGA DENGAN GANGGUAN JIWA (SKIZOFRENIA) Di Wilayah Puskesmas Kedung Kandang Malang Tahun 2015

28 256 11

STUDI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA EMPIRIS PADA PASIEN RAWAT INAP PATAH TULANG TERTUTUP (Closed Fracture) (Penelitian di Rumah Sakit Umum Dr. Saiful Anwar Malang)

11 138 24

STUDI PENGGUNAAN SPIRONOLAKTON PADA PASIEN SIROSIS DENGAN ASITES (Penelitian Di Rumah Sakit Umum Dr. Saiful Anwar Malang)

13 140 24

Analisis Pertumbuhan Antar Sektor di Wilayah Kabupaten Magetan dan Sekitarnya Tahun 1996-2005

3 59 17

Improving the Eighth Year Students' Tense Achievement and Active Participation by Giving Positive Reinforcement at SMPN 1 Silo in the 2013/2014 Academic Year

7 202 3

Pengaruh kualitas aktiva produktif dan non performing financing terhadap return on asset perbankan syariah (Studi Pada 3 Bank Umum Syariah Tahun 2011 – 2014)

6 101 0

Pengaruh Atribut Produk dan Kepercayaan Konsumen Terhadap Niat Beli Konsumen Asuransi Syariah PT.Asuransi Takaful Umum Di Kota Cilegon

6 98 0

Implementasi Program Dinamika Kelompok Terhada Lanjut Usia Di Panti Sosial Tresna Werdha (Pstw) Budi Mulia 1 Cipayung Jakarta Timur

10 166 162

Pengaruh Etika Profesi dan Pengalaman Auditor Terhadap Audit Judgment (Penelitian pada Kantor Akuntan Publik di Wilayah Bandung yang Terdaftar di BPK RI)

24 152 62