Bab_IV_V._31-7-07.doc 137KB Mar 29 2010 04:41:35 AM

(1)

BAB IV

HASIL ANALISA DAN PEMBAHASAN

A. Sejarah Berdiri Perum Pegadaian

1. Sejarah berdirinya Perum. Pegadaian

Lembaga kredit dengan sisten gadai pertama kali hadir di bumi nusantara pada saat VOC berkuasa, adapun institusi yang menjalankan usaha ini adalah Banh Van Leching. Band ini didirikan melalui surat keputusan Gubernur Jendral Van Imhoff tanggal 28 agustus 1746 dengan modal sebesar (f 7.500.000) yang terdiri dari modal VOC 2/3 dan sisanya milik swasta. Tahun 1800 POC bubar dan kekuasaan di Indonesia diambil alih oleh Belanda, semasa pemerintahan Deandels dikeluarkan peraturan tentang macam barang yang dapat diterima sebagai jaminan gadai seperti perhiasan, kain, dan lain-lain.

Tahun 1811 kekuasan di Indonesia diambil alih oleh Inggris-Rafles selaku penguasa mengeluarkan peraturan dimana setiap orang yang dapat mendirikan Bank Van Learning asal mendapat izin penguasa setempat, yang disebut Lisentiestelsel. Lisentiestelsel ini ternyata tidak menguntungkan pemerintah. Tahun 1811 Lisentiestelsel di hapuskan, dan diganti dengan Pachstelsel yang dapat didirikan oleh anggota masyarakat umum dengan syarat sanggup membayar sewa dengan tinggi kepada pemerintah. Tahun 1816 Belanda kembali menguasai Indonesia,


(2)

Pachstelsel makin berkembang, namun berdasarkan penelitian pemerintah ternyata banyak Pachstelsel yang melakukan perbuatan sewenang-wenang, seperti menaikan suku bunga, memiliki barang jaminan yang kadaluarsa karena tidak melelangnya, membayar uang kelebihan kepada yang berhak.

Dengan adanya kekurangan tersebut tahun 1870 Pachstelsel dihapuskan dan diganti lagi dengan Licentiestelsel, dengan maksud untuk mengurangi pelanggaran yang merugikan masyarakat umum dan pemerintah. Usaha ini tidak berhasil, karena ternyata penyelewengan masih berjalan tanpa menghiraukan peraturan pemerintah sehingga timbul kehendak pemerintah untuk menguasai sendiri badan usaha ini. Tahun 1900 diadakan penelitian untuk meksud tersebut dan berkesimpulan bahwa badan usaha tersebut cukup menguntungkan. Maka didirikan Pilot Project di Suka Bumi, atas keberhasilan proyek ini dikeluarkan STBL No. 131 tanggal 1 April 1901 sebagai Pegadaian Negeri pertama di Indonesia, tanggal 1 april inilah kemudian dijadikan hari lahirnya pegadaian.

Pada mulanya uang pinjaman yang diberiakan kepada peminjam berjumlah f 300 dan tidak dikenakan ongkos administratif. Karena pegadaian negeri ini semakin berkembang dengan baik maka dikeluarkan peraturan monopoli, diantaranya STBL No. 749 tahun 1914 dan STBL No. 28 tahun 1921. sanksi terhadap pelanggaran peraturan monopoli diatur dalam kitab undang-undang hukum pidana pasal 509. berdasarkan STBL No.266 tahun 1930. Pegadaian Negeri dijadikan perusahaan Negara seperti


(3)

yang dimaksudkan dalam pasal 2 pada Indonesia Bedrijvenwet STBL No. 419 tahun 1927. Proklamasi kemerdekaan RI mengakibatkan pengalihan penguasaan terhadap Pegadaian Negara, yaitu kepada Pemerintahan RI melalui Peraturan Pemerintah No.176 tahun 1961, maka tanggal 1 Januari 1967 Pegadaian Negara dijadikan Perusahaan Negara dan berada dalam lingkup Departemen Keuangan. Perusahaan Pegadaian Negara ini mengalami kerugian, untuk itu dikeluarkan instruksi Presiden No. 17 tahun 1969, Undang-undang No.9 tahun 1969 dan Peraturan Pemerintah No.17 tahun 1969 dan pelaksanaannya. Menurut surat keputusan Menteri Keuangan RI No.Kep.664/MK/9/1969,yang mulai berlaku 1 Mei 1969, perusahaan pegadaian negara menjadi jawatan pegadaian.

Berdasarkan Peraturan Pemerintah No.10 tahun 1990, Perjan Pegadaian diubah menjadi perusahaan umum Pegadaian, dengan status PERUM Pegadaian diharapkan mampu mengelola usahanya secara profesional, berwawasan bisnis oriental tanpa meninggalkan misinya yaitu pertama turut melaksanakan dan menunjang pelaksanaan dan kebijaksanaan dan program pemeritah dibidang ekonomi dan pembangunan nasional pada umumnya melalui penyaluran uang pinjaman atas dasar hukum gadai, kedua mencegah timbulnya praktek ijon, pegadaian gelap, riba dan pinjaman tidak wajar lainnya. Kantor cabang mengadakan transaksi dengan para nasabah, melaksanakan pencatatan dan selanjutnya mengirimkan laporannya ke kantor daerah. Sedangkan kantor daerah diberi


(4)

otorisasi penuh untuk mengelola dan mengawasi setiap operasional cabang oleh kantor pusat.

Begitu juga dengan keberadaan kantor Cabang Perum. Pegadaian di Klampis Madura ini, salah satu dasar pertimbangan didirikannya kantor Cabang Klampis adalah memenuhi kebutuhan pasar masyarakat setempat dalam hal pemberian jasa gadai kredit yang nota bene adalah masyarakat nelayan selain pedagang dan sebagainya.

B. Struktur Organisasi dan Deskripsi Perum. Pegadaian Cabang Klampis 1. Struktur Organisasi Perum Pegadaian Cabang Klampis

Struktur organisasi merupakan pembagian fungsi dalam suatu organisasi, pembagian tersebut akan memisahkan secara formal masing-masing komponen yang ada sesuai dengan tugas dan tanggung jawab serta menunjukan hubungan komponen yang satu dengan yang lainya dalam rangka mencapai tujuan perusahaan yang telah ditetapkan. Dengan adanya struktur organisasi yang baik, diharapkan suatu system kerja dapat berjalan dengan lancer sehingga memberikan stabilitas dan kontinyunitas usaha yang baik pula yang memungkinkan organisasi tersebut tetap berlangsung walaupun anggotanya silih berganti. Berikut adalah struktur organisasi dari Perum. Pegadaian Cabang Klampis:


(5)

Gambar 1

Struktur Organisasi Perum. Pegadaian Cabang Klampis

Sumber : Pedoman Organisasi Kantor Cabang Perum. Pegadaian. Tahun 2007 2. Deskripsi Kerja

Secara garis besar uraian tugas dari masing-masing jabatan yang terdapat di Perum. Pegadaian adalah sebagai berikut :

a. Manajer Cabang

1) Memimpin dan mengkoordinasi seluruh kegiatan perusahaan. 2) Bertanggung jawab atas maju mundurnya perusahaan yang

dipimpin

3) Membina bawahan untuk menunjang kelancaran perusahaan.

4) Menyusun program kerja cabang agar pelaksanaan sesuai dengan misi perusahaan

Manajer Cabang Drs. Helmi Yahya

Penaksir M. Agus S.J, SE Hadi Suprayitno

Kasir : Rachmat Salasi

Penyimpan : Drs. Helmi A

Bagian Gudang : Bapri Nirin

Penjaga Khoiri SH Marhatim Rokip


(6)

b. Penaksir

1) Semua barang yang akan digunakan sebagai barang jaminan oleh nasabah dalam mengambil kredit.

2) Menetapkan uang pinjaman yang akan diberikan dengan ketentuan yang ada.

3) Mengisi surat bukti kredit (SBK) 4) Menetapkan cicilan bunga pinjaman. c. Kasir

1) mengeluarkan surat bukti kredit uang pinjaman yang tertera.

2) Menerima pelunasan uang pinjaman pembayaran sewa modal, cicilan uang pinjaman serta penerimaan lainnya.

3) Mencatat pada buku kredit yang sesuai dengan nomor SBK dan sudah diparaf oleh penaksir.

4) Membubuhkan surat terima pada SBK untuk semua jenis golongan sebagai tanda telah diterima uang pinjaman oleh nasabah.

5) Melakukan pembayaran kredit pada nasabah, uang titipan, retribusi, ongkos dan biaya operasional cabang.

d. Penyimpan

1) Menerima barang yang telah ditaksir atau dinilai harga barang tersebut dan menempatkan dengan rapi guna menghemat tempat


(7)

2) Menyimpan kedalam gudang dengan baik dan berurutan sesuai dengan SBK dan bulan kredit guna mempermudah ditemukan kembali barang jaminan yang akan dilunasi.

3) Menghitung jumlah barang jaminan baik yang masuk dan keluar gudang setiap hari.

e. Bagian gudang

1) Secara berkala memeriksa keadaan gudang peyimpanan barang jaminan selain barag kantong sesuai dengan ketentuan yang berlaku untuk menjamin keamanan dan keutuhan barang jaminan

2) Merawat, memelihara, membersihkan barang jaminan dari debu, air dan kotoran lainnya agar barang jaminan tetap dalam keadaan baik dan aman

3) Mengeluarkan barang jaminan dari gudang penyimpanan untuk keperluan penebusan, pemeriksaan oleh atasan atau keperluan lain 4) Melaporkan pertanggung jawaban pelaksanaan tugas pekerjaan

dalam rangka serah terima jabatan

5) Mencatat dan mengadministrasikan mutasi

(penambahan/pengurangan) barang jaminan yang menjadi tanggung jawabnya.

f. Penjaga

1) Menggamankan harta perusahaan dan nasabah dalam lingkungan kantor dan sekitarnya


(8)

3. Produk Yang Dijalankan Oleh Perum. Pegadaian Cabang Klampis Dalam melakukan pelayanannya terhadap mesyarakat secara luas. Perum Pegadaian secara umum mengeluarkan produk yang meliputi: a. Jasa Gadai

Jasa gadai adalah usaha layanan kepada masyarakat berupa pinjaman berdasarkan hukum gadai dengan anggunan bergerak seperti perhiasan (emas, berlian, batu bara), barang elektronik (tape, TV, VCD, audio dll), kendaraan bermotor dengan prosedur pelayanan yang mudah, aman dan cepat.

b. Jasa Taksiran

Jasa taksiran ditawarkan oleh Perum. Pegadaian kepada masyarakat dengan tujuan untuk melindungi masyarakat dari kemungkinan pemalsuan para penjual barang-barang perhiasan emas permata. Jasa taksiran ini juga dapat dimanfaatkan oleh masyarakat yang ingin mengetahui seberapa besar nilai sesuangguhnya dari barang yang dimiliki seperti emas, berlian, batu permata dan lain-lain. Biaya yang dibebankan kepada pelanggan sejak tahun 1993 adalah 1% dari taksiran harga barang tersebut, dengan catatan minimal sebesar Rp. 500.000 (lima artus ribu rupiah) dan setinggi-tingginya Rp. 5.000 (lima ribu rupiah) untuk setiap potong.


(9)

c. Jasa Titipan

Jasa titipan adalah fasilitas semacam safe deposit box yang ditawarkan oleh Pegadaian kepada masyarakat dengan maksud untuk melindungi surat-surat dan atau barang-barang lainnya bila pemiliknya meninggalkan rumah, misal menunaikan ibadah haji, pergi keluar kota dan lain-lain atau menghendaki perlindungan yang lebih aman dibanding dengan disimpan dirumah. Usaha ini memberikan nilai lebih atas keberadaan Pegadaian ditengah masyarakat. Adapun tarif jasa titipan yang diberlakukan kepada masyarakat adalah :

Tabel 2 Tarif Jasa Titipan

Waktu K1 K2 G1 G2 G3

2 minggu 1,500 2,000 2,500 2,000 1,000

1 bulan 2,000 2,500 3,000 2,500 1,500

2 bulan 3,900 4,900 5,900 4,900 2,900

3 bulan 5,800 7,200 3,700 7,200 4,300

4 bulan 7,600 9,500 11,400 9,500 5,700

5 bulan 9,400 11,700 14,100 11,700 7,000

6 bulan 11,100 13,900 16,700 13,900 8,300

7 bulan 12,800 16,000 19,200 16,000 9,600

8 bulan 14,400 18,000 21,600 18,000 10,800

9 bulan 15,900 19,900 23,900 19,900 11,900

10 bulan 17,500 21,300 26,200 21,800 13,100

11 bulan 18,400 23,700 28,400 23,700 14,200

12 bulan 20,000 25,500 30,600 25,500 15,000

Sumber : Perum. Pegadaian Cabang Klampis, Tahun 2007 Keterangan :

K1 : Dokumen dan surat berharga


(10)

G1 : Barang ukuran besar, sepeda motor, TV 24” keatas dan sebagainya

G2 : Barang ukuran medium, TV 24” kebawah dan barang elektronik lainnya

G3 : Barang ukuran kecil, barang elektronik, mesin ketik dan lain-lain d. KREASI (Kredit Jaminan Fidusia)

KREASI (Kredit Jaminan Fidusia) adalah pinjaman (kredit) dalam jangka waktu tertentu dengan menggunakan konstruksi penjaminan kredit secara jaminan fidusia, yang diberikan oleh pedrum. Pegadaian kepada pengusaha mikro dan pengusaha kecil yang membutuhkan dana untuk keperluan pengembangan usahanya. Jaminan fidusia adalah hak jaminan atas benda dengan ketentuan bahwa benda yang kepemilikannya dialihkan tersebut tetap berada dalam penguasaan pemilik benda, sebagai anggunan bagi pelunasan utang tetentu (undang-Undang No. 42 tahun 1999 tentang fidusia pasal 1 angka 2) e. KRASIDA (Kredit Angsuran Sistem Gadai)

KRASIDA adalah bentuk layanan pemberian pinjaman kepada masyarakat menengah kebawah yang mempunyai usaha mikro dan kecil untuk pembiayaan kegiatan usahanya atas dasar hukum gadai yang pelunasannya diangsur setiap bulan sesuai jangka waktu pinjaman.


(11)

C. Hasil Penelitian

1. Sistem Pengelolaan Pegadaian

Seperti diketahui bahwa Pegadaian adalah salah satu perusahaan BUMN yang bergerak dibidang keuangan yakni pemberian kredit dalam bentuk fidusia. Sistem pengelolaan keuangan dan pengelolaan organisasi Perum. Pegadaian dalam memberikan kredit kepada masyarakat berbeda dengan koperasi atau lembaga keuangan lainnya. Pada Perum Pegadaian, calon nasabah atau nasabah yang akan mengajukan kredit harus membawa barang agunan atau barang yang akan dijadikan jaminan kepada Perum Pegadaian. Disamping calon nasabah tersebut juga harus memenuhi beberapa persyaratan administrasi yang telah ditetapkan dan ditentukan oleh Perum Pegadaian.

Langkah-langkah prosedur permintaan dan pemberian kredit gadai dilaksanakan oleh nasabah, penaksir, kasir, petugas tata usaha dan petugas gudang. Pertama kali calon nasabah/nasabah mengisi formulir permintaan kredit (FPK) yang telah tersedia dimeja administrasi dengan melampirkan foto copy KTP/identitas lainnya disertai dengan barang jaminan (BJ) yang akan digadai setelah itu, penaksir akan melakukan taksiran terhadap barang jaminan yang akan digadai terakhir nasabah akan menerima resi yang berisi tentang sejumlah uang yang diterima dan jenis barang yang digadai serta tanggal jatuh tempo, lihat flow chart berikut :


(12)

Gambar 2

Flow Chart Pengajuan Kredit Cepat Aman (KCA) pada Perum. Pegadaian

Sumber : Perum. Pegadaian Cabang Klampis Tahun 2007

2. Cara pemberian Kredit Cepat Aman (KCA) pada PERUM Pegadaian Cabang Klampis Bangkalan

Perhitungan atau penyaluran gadai ini didasarkan atas BJ yang akan dijaminkan atau dianggunkan ke Pegadaian, yakni berupa emas, elektronik, dan sepeda motor. Untuk anggunan emas dengan nilai 24 krat/5 gram mempunyai taksiran (97,3% X Rp. 140.000 = Rp. 136.220 X 5 gram = Rp. 681.000).

Berdasarkan nilai taksiran maka anggunan ini termasuk golongan C yaitu 88% X Rp. 681.000 = Rp. 599.280 dengan biaya administrasi sebesar Nasabah

Pengisian Aplikasi Permintaan

Kredit (FPK) Disertai Fotocopy KTP/identitas lainya

Penandatangan Surat Bukti Kredit (SBK) oleh nasabah

Penaksir

Memeriksa kelengkapan kebenaran pengisian FPK

dan BJ yang dijaminkan

Penaksir

Menghitung nilai taksiran barang yang dijaminkan dan besarnya

uang pinjaman (UP) Kasir menerima dan

mencocokan SBK dengan FPK dan menyiapkan dan melakukan pembayaran UP sesuai dengan jumlah yang tercantum pada SBK Penerimaan UP


(13)

Rp. 5.000, maka uang pinjaman yang diterima oleh nasabah adalah sebesar Rp. 594.280.

Sedangkan untuk barang anggunan seperti barang elektronik (TV Sharp 21”) dengan nilai pasar Rp. 1.500.000 mendapatkan uang pinjaman sebesar Rp. 853.000 dan untuk anggunan berupa sepeda motor sejenis Supra X dengan nilai pasar sebesar Rp. 12.500.000 nasabah akan mendapatkan uang pinjaman sebesar Rp. 8.208.750.

Artinya bahwa nilai pasar dari barang yang akan dijadikan anggunan selalu lebih rendah dari uang pinjaman yang diterima oleh nasabah hal tersebut dilakukan sebagai salah satu usaha Pegadaian untuk mengurangi tingkat kerugian bila nanti barang tersebut tidak ditebus oleh nasabah. Selengkapnya lihat tabel berikut :

Tabel 3

Proses Pemberian Gadai Kredit KCA

Nama Nilai

(Rp)

Taksiran (Rp)

Golongan (Rp)

Administrasi (Rp)

Pinjaman (Rp)

Emas 24 karat/ 5 gram 681.000 599.280 5.000 594.280

TV Sharp 21” 1.500.000 975.000 858.000 5.000 853.000

Sepeda Motor Supra X

12.500.000 9.375.000 8.250.000 41.250 8.208.750 Sumber : Perum. Pegadaian Cabang Klampis

3. Prosedur pelunasan kredit KCA pada PERUM Pegadaian Cabang Klampis Bangkalan

Mekanisme atau prosedur pelunasan gadai pada Kredit Cepat Aman (KCA) berbeda pada saat awal nasabah datang dan mengajukan


(14)

permohonan kredit pada Perum. Pegadaian. Adapun alur atau flow chart dari pelunasan gadai kredit pada KCA sebagai berikut :

Gambar 3

Flow Chart Pelunasan Gadai Kredit Cepat Aman (KCA) pada Perum. Pegadaian

4. Proses pelunasan Gadai kredit KCA pada PERUM Pegadaian Cabang Klampis Bangkalan

Proses pelunasan gadai untuk barang anggunan berupa emas, elektronik dan sepeda motor berbeda. Pada pelunasan barang anggunan seperti emas yang mempunyai nilai pinjaman sebesar Rp. 594.280 termasuk dalam golongan C1 dengan tingkat bunga sebesar 1,625% dalam tempo 15 hari. Sewa modal untuk 1 bulan pertama sebesar Rp. 594.280 X Nasabah

Penyerahan SBK asli, dan menyiapkan sejumlah

uang yang akan dibayarkan untuk melunasi kredit gadai

Administrasi Membuat reakpitulasi

Pelunasan dan mencocokan dengan Buku

Penaksir Menerima, memeriksa

kebenaran SBK dan melakukan perhitungan biaya yang harus dibayar oleh nasabah dengan cara :

Bagian Peyimpanan Mengambil BJ ke gudang dengan

mencocokan SBK bagian dalam (D) dengan SBK yang menepel di Kasir menerima dan

mencocokan SBK dengan Slip Pelunasan dan besarnya biaya yang

Penerimaan BJ Oleh nasabah

Penaksir

Menerbitkan dan menyerahkan slip pelunasan (SP) kepada Pembayaran biaya

pelunasan gadai kredit di


(15)

1,625% = Rp. 19.314. Untuk 2 bulan sebesar Rp. 38.826. Sewa modal maksimal sebelum dilelang adalah Rp. 77.256 atau selama 4 bulan.

Sementara pada anggunan berupa barang elektronik dan sepeda motor pada umumnya mempunyai prinsip yang sama dalam perhitungannya. Sewa modal maksimal yang dikenakan kepada nasabah selama 4 bulan merupakan batas jatuh tempo untuk melunasi barang yang digadaikannya. Selengkapnya lihat tabel berikut :

Tabel 4

Proses Pelunasan Gadai

Nama Pinjaman

(Rp)

Golongan (Rp)

1 bulan (Rp)

2 bulan (Rp)

3 bulan (Rp)

4 bulan (Rp)

Emas 594.280 C1 = 1,625% 19.314 38.826 57.942 77.256

TV Sharp 21” 853.000 C1 = 1,625% 27.722 55.445 83.167 110.890 Sepeda Motor Supra X 8.208.750 C2 = 1,625% 266.785 533.570 800.353 1.067.140 Sumber : Perum. Pegadaian Cabang Klampis 2007

5. Prosedur dan mekanisme pelelangan kredit KCA pada PERUM Pegadaian Cabang Klampis Bangkalan

Pelelangan dilakukan terhadap Barang Jaminan (BJ) yang sudah melewati batas tanggal jatuh tempo dan tidak ditebus atau dilunasi oleh nasabah. Ketentuan lelang dalam Perum. Pegadaian telah diatur dan ditentukan selengkapnya lihat gambar 4 berikut


(16)

Gambar 4

Flow Chart Pelelangan Barang Jaminan Gadai Kredit Cepat Aman (KCA)

pada Perum. Pegadaian

Sumber : Perum. Pegadaian Cabang Klampis 2007 Pelaksana

Lelang Pelaksana

Lelang

Menyiapkan berita acara penyerahan BJ yang akan dilelang dengan dilampiri daftar BJ yang

akan dilelang, formulir lelang disertai BJ Menyiapkan berita acara

penyerahan BJ yang akan dilelang dengan dilampiri daftar BJ yang

akan dilelang, formulir lelang disertai BJ

Selesai lelang, pembuatan Berita Acara lelang (BAL) Selesai lelang, pembuatan Berita Acara lelang (BAL)

Mencocokan dengan keadaan fisik BJ yang akan dilelang, menetapkan harga penjualan

lelang sesuai ketentuan Mencocokan dengan keadaan

fisik BJ yang akan dilelang, menetapkan harga penjualan

lelang sesuai ketentuan

Penjualan harga lelang didasarkan atas penawaran harag

tertinggi dan disetujui oleh pelaksana lelang Penjualan harga lelang didasarkan atas penawaran harag

tertinggi dan disetujui oleh pelaksana lelang

Perhitungan penetapan harga penjualan lelang :

Apabila taksiran baru lebih rendah dari UP - SIM penuh, maka harga min. lelang harus sebesar UP+SIM

Apabila taksiran baru lebih tinggi dari UP - SIM penuh, maka harga min.lakunya lelang sebesar UP maks. Berdasarkan taksiran baru+SM penuh berdasarkan UP baru Setiap BJ yang telah laku dilelang, Pembeli dikenakan biaya lelang sebesar 9% dan 0,7% dana sosial

Perhitungan penetapan harga penjualan lelang :

Apabila taksiran baru lebih rendah dari UP - SIM penuh, maka harga min. lelang harus sebesar UP+SIM

Apabila taksiran baru lebih tinggi dari UP - SIM penuh, maka harga min.lakunya lelang sebesar UP maks. Berdasarkan taksiran baru+SM penuh berdasarkan UP baru Setiap BJ yang telah laku dilelang, Pembeli dikenakan biaya lelang sebesar 9% dan 0,7% dana sosial

Membayar biaya lelang oleh sipemenang lelang sesuai dengan persetujuan pelaksana

lelang dibagian kasir

Membayar biaya lelang oleh sipemenang lelang sesuai dengan persetujuan pelaksana


(17)

D. Pembahasan Hasil Penelitian

1. Rincian Data Nasabah Menurut Profesi

Pada bagian ini diuraikan tentang peroleh jumlah nasabah dan jumlah gadai yang didasarkan atas profesi nasabah pada Pegadaian Cabang Klampis. Selengkapnya dapat dilihat pada tabel 5 berikut :

Tabel 5

Jumlah Nasabah Berdasarkan Profesi Pada Perum. Pegadaian Cabang Klampis N

o.

Th Profesi

Petani Nelayan Pedagang Industri Karyawan Lain-Lain Jml

1 2004 6746 6526 566 66 137 1423 15,464

2 2005 6810 7195 1654 49 134 1386 17,228

3 2006 5389 6310 1622 40 102 2603 16,066

Sumber : Perum. Pegadaian Cabang Klampis 2007

Berdasarkan tabel diatas, dapat diketahui bahwa pada tahun 2004 nasabah terbesar Perum Pegadaian Cabang Klampis memiliki profesi sebagai Petani (6746 orang) dan nelayan (6526 orang).

Pada tahun 2005, nasabah terbesar Perum Pegadaian Cabang Klampis berpindah kepada profesi nelayan (7195 orang) dan petani (6810 orang). Secara umum jumlah nasabah Perum Pegadaian Cabang Klampis mengalami kenaikan (17.228 : 15.464 × 100%) yaitu sebesar 11,1%.

Pada tahun 2006 nasabah terbesar Perum Pegadaian Cabang Klampis memiliki profesi tetap sebagai nelayan (6310 orang) dan petani (5389 orang). Secara umum jumlah nasabah Perum Pegadaian Cabang


(18)

Klampis mengalami penurunan (16066 : 17228 × 100%) yaitu sebesar 9,3%

2. Perkembangan usaha Pegadaian Cabang Klampis

Perkembangan usaha pegadaian dapat diketahui dari jumlah penyaluran gadai yang diberikan kepada nasabah, selain itu jumlah pelunasan gadai merupakan bukti prosedur gadai tepat untuk dilaksanakan. Untuk mengetahui kondisi tersebut maka secara lengkap dapat dilihat pada tabel 6 sebagai berikut:

Tabel 6

Perkembangan Usaha Perum Pegadaian Cabang Klampis

Tahun Penyaluran Gadai % Pelunasan % Pelelangan %

2004 10,753,263,300 - 9,869,688,600

-23,200,30

0

-2005 10,855,880,000 0,9 10,324,146,000 4,60 29,689,000 27,97 2006 12,368,976,500 13,93 12,003,090,500 16,26 51,765,500 74,36 Pada tahun 2006 penyaluran gadai pada Perum Pegadaian Cabang Klampis mengalami kenaikan sebesar 13,93% dari tahun sebelumnya yaitu tahun 2005. Pelunasan mengalami kenaikan sebesar 16,26% dari tahun 2005, dan juga pelelangan mengalami kenaikan prosentse yaitu sebesar 27,97% menjadi 74,36% pada tahun 2006. kondisi tersebut membuktikan bahwa telah terjadi penurunan perkembangan usaha pada Perum Pegadaian


(19)

Cabang Klampis, hal ini dibuktikan dengan adanya peningkatan tingkat prosentase pelelangan yang terjadi.

3. Jumlah Gadai Yang Tidak Terbayarkan

Pada tabel 7 ini diuraikan tentang gadai yang tidak dibayar yang terdapat di Perum. Pegadaian Cabang Klampis.

Tabel 7

Penyaluran Gadai Pada Tahun 2004 – Tahun 2006 Pada Perum. Pegadaian Cabang Klampis Bangkalan

Tahun

Penyaluran

gadai Pelunasan Pelelangan Gadai Tidak % Kerugian

(Rp) (Rp) (Rp) Dibayar (Rp)

2004 10,753,263,300 9,869,688,600 23,200,300 860,374,400 8% 2005 10,855,880,000 10,324,146,000 29,689,000 502,045,000 4,6% 2006 12,368,976,500 12,003,090,500 51,765,500 314,120,500 1,2%

Jumlah 33,978,119,800 32,196,925,100 104,654,800 1,676,539,900 4,9% Sumber : Perum. Pegadaian Cabang Klampis Tahun 2007

Berdasarkan tabel diatas, dapat diketahui bahwa kredit yang tidak dibayar (tingkat kerugian) selama tahun 2004 yaitu sebesar 8% dari jumlah kredit yang disalurkan kepada nasabah. Tetapi terjadi penurunan tingkat kerugian sebesar 1,2% pada tahun 2004. puncaknya yaitu pada tahun 2006 Perum Pegadaian Cabang Klampis mengalami penurunan tingkat kerugian (kredit yang tidak dibayar) sebesar 1,2%

Secara umum selama periode 2004-2006 (tiga tahun), tingkat kerugian yang diperoleh Perum Pegadaian Cabang Klampis hanya sebesar 4,9% saja dari total kredit yang disalurkan kepada nasabahnya. Hal ini


(20)

tentu menunjukkan bahwa jumlah kredit yang tidak terbayarkan menalami penurunan untuk setiap tahunnya


(21)

BAB V

KESIMPULAN DAN IMPLIKASI

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian maka peneliti dapat menarik beberapa kesimpulan, yaitu:

1. Berdasarkan profesinya, nasabah yang paling banyak atau sering mendapatkan kredit gadai adalah kalangan Nelayan. Hal ini mengindikasikan bahwa kredit gadai yang diberikan Perum Pegadaian Cabang Klampis kebanyakan digunakan untuk pembiayaan kelengkapan Nelayan (biaya pembelian jaring ikan, pemeliharaan dan pembelian perahu dan lain sebagainya.

2. Kinerja Perum Pegadaian Cabang Klampis pada

tahun 2005-2006 masih belum baik, karena penyaluran kredit mengalami peningkatan tetapi tidak diimbangi oleh pelelangan yang menurun, tetapi kinerjua Perum Pegadaian Cabang Klampis sudah baik pada tahun 2006, hal ini dapat dilihat dari penyaluran kreditnya, Perum Pegadaian Cabang Klampis telah berhasil menyalurkan kredit gadainya lebih besar dari 10% dari tahun sebelumnya.

B. Implikasi


(22)

Diharapkan Perum Pegadaian Cabang Klampis dapat mempertahankan kinerja yang sudah baik ini untuk eksistensinya. Keberhasilan ini bukan selalu ada kesempurnaan, maka Perum Pegdaian Cabang Klampis harus selalu melakukan evaluasi terhadap kinerjanya 2. Peneliti Selanjutnya

Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai tambahan wawasan untuk melakukan penelitian selanjutnya yang berkaitan dengan analisis pemberian kredit gadai, dan sebaiknya peneliti selanjutnya menambah periode waktu dan menambah variabel yang akan diteliti.


(1)

D. Pembahasan Hasil Penelitian

1. Rincian Data Nasabah Menurut Profesi

Pada bagian ini diuraikan tentang peroleh jumlah nasabah dan jumlah gadai yang didasarkan atas profesi nasabah pada Pegadaian Cabang Klampis. Selengkapnya dapat dilihat pada tabel 5 berikut :

Tabel 5

Jumlah Nasabah Berdasarkan Profesi Pada Perum. Pegadaian Cabang Klampis N

o.

Th Profesi

Petani Nelayan Pedagang Industri Karyawan Lain-Lain Jml

1 2004 6746 6526 566 66 137 1423 15,464

2 2005 6810 7195 1654 49 134 1386 17,228

3 2006 5389 6310 1622 40 102 2603 16,066

Sumber : Perum. Pegadaian Cabang Klampis 2007

Berdasarkan tabel diatas, dapat diketahui bahwa pada tahun 2004 nasabah terbesar Perum Pegadaian Cabang Klampis memiliki profesi sebagai Petani (6746 orang) dan nelayan (6526 orang).

Pada tahun 2005, nasabah terbesar Perum Pegadaian Cabang Klampis berpindah kepada profesi nelayan (7195 orang) dan petani (6810 orang). Secara umum jumlah nasabah Perum Pegadaian Cabang Klampis mengalami kenaikan (17.228 : 15.464 × 100%) yaitu sebesar 11,1%.

Pada tahun 2006 nasabah terbesar Perum Pegadaian Cabang Klampis memiliki profesi tetap sebagai nelayan (6310 orang) dan petani (5389 orang). Secara umum jumlah nasabah Perum Pegadaian Cabang


(2)

Klampis mengalami penurunan (16066 : 17228 × 100%) yaitu sebesar 9,3%

2. Perkembangan usaha Pegadaian Cabang Klampis

Perkembangan usaha pegadaian dapat diketahui dari jumlah penyaluran gadai yang diberikan kepada nasabah, selain itu jumlah pelunasan gadai merupakan bukti prosedur gadai tepat untuk dilaksanakan. Untuk mengetahui kondisi tersebut maka secara lengkap dapat dilihat pada tabel 6 sebagai berikut:

Tabel 6

Perkembangan Usaha Perum Pegadaian Cabang Klampis

Tahun Penyaluran Gadai % Pelunasan % Pelelangan % 2004 10,753,263,300 - 9,869,688,600

-23,200,30

0

-2005 10,855,880,000 0,9 10,324,146,000 4,60 29,689,000 27,97 2006 12,368,976,500 13,93 12,003,090,500 16,26 51,765,500 74,36

Pada tahun 2006 penyaluran gadai pada Perum Pegadaian Cabang Klampis mengalami kenaikan sebesar 13,93% dari tahun sebelumnya yaitu tahun 2005. Pelunasan mengalami kenaikan sebesar 16,26% dari tahun 2005, dan juga pelelangan mengalami kenaikan prosentse yaitu sebesar 27,97% menjadi 74,36% pada tahun 2006. kondisi tersebut membuktikan bahwa telah terjadi penurunan perkembangan usaha pada Perum Pegadaian


(3)

Cabang Klampis, hal ini dibuktikan dengan adanya peningkatan tingkat prosentase pelelangan yang terjadi.

3. Jumlah Gadai Yang Tidak Terbayarkan

Pada tabel 7 ini diuraikan tentang gadai yang tidak dibayar yang terdapat di Perum. Pegadaian Cabang Klampis.

Tabel 7

Penyaluran Gadai Pada Tahun 2004 – Tahun 2006 Pada Perum. Pegadaian Cabang Klampis Bangkalan

Tahun

Penyaluran

gadai Pelunasan Pelelangan Gadai Tidak % Kerugian

(Rp) (Rp) (Rp) Dibayar (Rp)

2004 10,753,263,300 9,869,688,600 23,200,300 860,374,400 8% 2005 10,855,880,000 10,324,146,000 29,689,000 502,045,000 4,6% 2006 12,368,976,500 12,003,090,500 51,765,500 314,120,500 1,2%

Jumlah 33,978,119,800 32,196,925,100 104,654,800 1,676,539,900 4,9% Sumber : Perum. Pegadaian Cabang Klampis Tahun 2007

Berdasarkan tabel diatas, dapat diketahui bahwa kredit yang tidak dibayar (tingkat kerugian) selama tahun 2004 yaitu sebesar 8% dari jumlah kredit yang disalurkan kepada nasabah. Tetapi terjadi penurunan tingkat kerugian sebesar 1,2% pada tahun 2004. puncaknya yaitu pada tahun 2006 Perum Pegadaian Cabang Klampis mengalami penurunan tingkat kerugian (kredit yang tidak dibayar) sebesar 1,2%

Secara umum selama periode 2004-2006 (tiga tahun), tingkat kerugian yang diperoleh Perum Pegadaian Cabang Klampis hanya sebesar 4,9% saja dari total kredit yang disalurkan kepada nasabahnya. Hal ini


(4)

tentu menunjukkan bahwa jumlah kredit yang tidak terbayarkan menalami penurunan untuk setiap tahunnya


(5)

BAB V

KESIMPULAN DAN IMPLIKASI

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian maka peneliti dapat menarik beberapa kesimpulan, yaitu:

1. Berdasarkan profesinya, nasabah yang paling banyak atau sering mendapatkan kredit gadai adalah kalangan Nelayan. Hal ini mengindikasikan bahwa kredit gadai yang diberikan Perum Pegadaian Cabang Klampis kebanyakan digunakan untuk pembiayaan kelengkapan Nelayan (biaya pembelian jaring ikan, pemeliharaan dan pembelian perahu dan lain sebagainya.

2. Kinerja Perum Pegadaian Cabang Klampis pada tahun 2005-2006 masih belum baik, karena penyaluran kredit mengalami peningkatan tetapi tidak diimbangi oleh pelelangan yang menurun, tetapi kinerjua Perum Pegadaian Cabang Klampis sudah baik pada tahun 2006, hal ini dapat dilihat dari penyaluran kreditnya, Perum Pegadaian Cabang Klampis telah berhasil menyalurkan kredit gadainya lebih besar dari 10% dari tahun sebelumnya.

B. Implikasi


(6)

Diharapkan Perum Pegadaian Cabang Klampis dapat mempertahankan kinerja yang sudah baik ini untuk eksistensinya. Keberhasilan ini bukan selalu ada kesempurnaan, maka Perum Pegdaian Cabang Klampis harus selalu melakukan evaluasi terhadap kinerjanya 2. Peneliti Selanjutnya

Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai tambahan wawasan untuk melakukan penelitian selanjutnya yang berkaitan dengan analisis pemberian kredit gadai, dan sebaiknya peneliti selanjutnya menambah periode waktu dan menambah variabel yang akan diteliti.