PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN STRATEGI CROSSWORD PUZZLE PADA MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL KELAS V MINU MIFTAHUL HUDA GRESIK.

(1)

MIFTAHUL HUDA GRESIK

SKRIPSI Oleh :

ELLYANA KHAKIMAH NIM: D77212094

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPELSURABAYA FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH 2016


(2)

(3)

(4)

iv

Mengesahkan, Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universita Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya

Dekan,

Prof. Dr. H. Ali Mudlofir, M.Ag NIP. 196311161989031003

Penguji I,

Drs. Munawir, M.Ag NIP.196508011992031005

Penguji II,

Wahyuniati, M.Si NIP.198504292011012010

Penguji III,

Zudan Rosyidi. SS. MA. NIP.198103232009121004

Penguji IV,

Dr. Hj.Jauharoti Alfin, S.Pd. M.Si NIP.197306062003121001


(5)

(6)

Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah UIN Sunan Ampel Surabaya. Zudan Rosydi, M.A

Kata Kunci: Motivasi Belajar IPS, Strategi Crossword Puzzle, Kedatangan Belanda dan Jepang ke Indonesia.

Latar belakang penulisan ini adalah kurang adanya motivasi yang timbul dari siswa, terlihat ketika proses belajar mengajar berlangsung siswa terlihat lemas, lesu, mengantuk, malas mencatat materi, dan bahkan ada yang memilih mengobrol dengan temannya saat guru menerangkan pelajaran. Untuk mengatasi hal tersebut, penulis mengambil pembelajaran melalui strategi Crossword Puzzle

pada mata pelajaran IPS materi Kedatangan Belanda dan Jepang ke Indonesia. Permasalahan yang dikaji dalam peelitian ini adalah Bagaimana penerapan strategi Crossword Puzzle dalam meningkatkan motivasi belajar siswa pada mata pelajaran IPS materi kedatangan Belanda dan Jepang ke Indonesia di kelas V MINU Miftahul Huda Gresik, dan yang kedua bagaimana peningkatan motivasi belajar siswa kelas V mata pelajaran IPS materi kedatangan Belanda dan Jpang ke Indonesia di MINU Miftahul Huda Gresik setelah diterapkan strategi Crossword Puzzle?

Penelitian tindakan kelas ini menggunakan metode kualitatif dan metode kuantitatif yang dikenal dengan metode kombinasi. Jadi metode kombinasi adalah metode penulisan yang menggabungkan antara dua metode yaitu kualitatif dan metode kuantitatif. Model penelitian kelas yang digunakan dalam penulisan ini adalah model Kurt Lewn. Data kuantitatif yang digunakan penulis di analisis diskriptif dan yang kualitatif dianalisis menggunakan rumus rata-rata dan prosentase.

Berdasarkan latar belakan diatas maka penulis melakukan tindakan dengan menggunakan strategi Crossword Puzzle. Strategi tersebut adalah cara yang digunakan penulis utuk meningkatkan motivasi yang dimiliki oleh peserta didik. Sedangkan teknik pengumpulan data serta alat yang digunakan penulis untuk mengukur tingkat motivasi siswa adalah angket, lembar observasi siswa dan guru serta dokumentasi swlama proses belajar mengajar.

Berdasarkan hasil dari semua komponen dan teknik pengumpulan data dari siklus I dan siklus II mengalami peningkatan. Dimulai dari aktivitas siswa yang pada siklus I meningkat hingga 1% dengan rata-rata pada siklus I adalah 93% dan siklus II adalah 94%. Sedangkan hasil dari aktivitas guru pada siklus I adalah 94% dan pada siklus II adalah 97%. Prosentase motivasi belajar jega meningkat yang pada silus I 69% menjadi 74% pada siklus II.


(7)

ii

HALAMAN PERSETUJUAN... vi

HALAMAN PENGESAHAN... vii

ABSTRAK ... viii

KATA PENGANTAR ... ix

DAFTAR ISI... xi

DAFTAR GAMBAR ... xiv

DAFTAR TABEL... xv

DAFTAR DIAGRAM... xvi

DAFTAR LAMPIRAN ... BAB I PENDAHULUAN... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 8

C. Tindakan yang Dipilih... 9

D. Tujuan Penelitian ... 9

E. Lingkup Penelitian ... 10

F. Manfaat Penelitian ... 11

BAB II KAJIAN TEORI ... 13

A. Motivasi Belajar ... 13

1. Pengertian Motivasi Belajar... 13

2. Teori Motivasi Belajar ... 14

3. Indikator Adanya Motivasi Belajar ... 15

B. Strategi PembelajaranCrossword Puzzle... 18

1. Pengertian Strategi ... 18


(8)

iii

4. Karakteristik Pembelajaran IPS di SD/MI ... 26

D. Materi IPS Kedatangan Belanda dan Jepang ke Indonesia ... 27

1. Kedatangan Bangsa Belanda... 29

2. Kedatangan Bangsa Jepang... 30

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS... 33

A. Metode Penelitian... 33

B. Setting Penelitian dan Karakteristik Subjek Penelitian... 37

C. Variabel Penelitian ... 38

D. Rencana Tindakan ... 38

E. Data dan Cara Pengumpulan... 43

F. Indikator Kinerja ... 58

G. Tim Peneliti ... 59

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANNYA ... 60

A. Hasil Penelitian Persiklus... 60

1. Siklus I ... 60

2. Siklus II ... 74

B. Peningkatan Motivasi Siswa pada Siklus I dan Siklus II ... 86

BAB V PENUTUP... 107

A. Kesimpulan ... 107

B. Saran... 108 DAFTAR PUSTAKA


(9)

(10)

v

Tabel 3.2: Pedoman Wawancara Siswa ...45

Tabel 3.3: Format Panduan Observasi Aktivitas Siswa ...47

Tabel 3.4: Skala Prosentase Hasil Observasi Siswa ...49

Tabel 3.5: Observasi Aktivitas Guru ...49

Tabel 3.6: Skala Prosentase Hasil Observasi Guru ...52

Tabel 3.7: Butir-butir Angket ...53

Tabel 3.8: Kriteria Tingkat Keberhasilan Belajar ...58

Tabel 4.1: Nama-nama Anggota Kelompok ...62

Tabel 4.2: Hasil Nilai Tes Tulis Siklus I ...68

Tabel 4.3: Skor Perolehan Hasil Observasi Aktivitas Guru ...69

Tabel 4.4: Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I ...71

Tabel 4.5: Nama-nama Anggota Kelompok ...78


(11)

vi

Gambar 4.2: Siswa Menyimak ketika Guru Memberikan Materi ... 64

Gambar 4.3: Antusias Setiap Kelompok Ketika Menjawab Soal ... 66

Gambar 4.4: Siswa Secara Individu Mengerjakan SoalCrossword Puzzle ... 67

Gambar 4.5: Siswa Memperhatikan Ketika Guru Menyampaikan Materi ... 66

Gambar 4.6: Antusias Setiap Kelompok Menjawab SoalCrossword Puzzle .. 79


(12)

vii

Diagram 4.2: Tingkat Motivasi Siswa Indikator 2 dari Siklus I dan II ...95

Diagram 4.3: Tingkat Motivasi Siswa Indikator 3 dari Siklus I dan II...98

Diagram 4.4: Tingkat Motivasi Siswa Indikator 4 dari Siklus I dan II... 100

Diagram 4.5: Tingkat Motivasi Siswa Indikator 5 dari Siklus I dan II... 103

Diagram 4.6: Tingkat Motivasi Siswa Indikator 6 dari Siklus I dan II... 105


(13)

BAB I PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Motivasi merupakan salah satu kegiatan berbahasa tulis yang bersifat reseptif. Disebut reseptif karena dengan membaca, seseorang akan dapat memperoleh informasi, memperoleh ilmu, dan pengetahuan serta pengalaman-pengalaman baru. Semua yang diperoleh melalui bacaan itu akan memungkinkan orang tersebut dapat mempertinggi daya pikir, mempertajam pandangan, dan memperluas wawasan. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa kegiatan membaca merupakan kegiatan yang sangat diperlukan oleh siapapun yang ingin maju dan meningkatkan diri. Oleh karena itu, membaca merupakan salah satu kebutuhan manusia di zaman teknologi informasi ini. Atas dasar itu, membaca termasuk ke dalam salah satu aspek keterampilan berbahasa yang diajarkan pada jenjang pendidikan dasar dan menengah.1

Motivasi sebagai stimulus di dalam diri seseorang atau kondisi psikologis yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu demi tercapainya suatu tujuan. Sedangkan motivasi belajar merupakan keseluruhan daya penggerak di dalam diri anak yang mampu menimbulkan kesemangatan atau kegairahan belajar. Siswa yang tidak memiliki motivasi belajar tidak akan mungkin melakukan aktivitas belajar. Dan belajar akan terwujud apabila ada motivasi belajar dari dalam diri siswa, selain motivasi belajar dari dalam

1


(14)

siswa, motivasi belajar dari luar diri siswa juga perlu di bangkitkan oleh guru dengan cara menginformasikan tujuan pembelajaran, memberi dorongan, memberi rangsangan, mengevaluasi dan umpan balik, selain itu guru juga harus mampu membangkitkan ingatan siswa terhadap materi pelajaran yang telah di ajarkan.

Keterampilan membaca pada umumnya diperoleh dengan cara mempelajarinya di sekolah. Khusus untuk sekolah dasar (SD) kelas awal, kegiatan membaca diarahkan agar siswa mampu memahami dan melafalkan kalimat. Untuk mencapai maksud tersebut, guru dituntut untuk mampu membantu siswa mengembangkan kemampuan membaca mereka. Tugas utama guru yang utama adalah menggabungkan dasar-dasar kemampuan membca yang sangat diperlukan siswa agar mereka dapat mengikuti proses pembelajaran selanjutnya.

Pembelajaran membaca di SD mempunyai peranan penting dalam pembelajaran Bahasa Indonesia. Melalui pembelajaran membaca, guru dapat mengembangkan nilai-nilai moral, kemampuan bernalar, dan kreatifitas anak didik. Kemampuan membaca selalu ada dalam setiap tema pembelajaran. Hal tersebut menunjukkan pentingnya penguasaan kemampuan membaca, karena kemampuan membaca merupakan salah satu standar kemampuan berbahasa dan sastra indonesia yang harus dicapai dalam jenjang pendidikan, termasuk di jenjang sekolah dasar. Kemampuan membaca menjadi dasar yang utama tidak hanya bagi pengajaran bahasa itu sendiri, tetapi juga bagi pengajaran mata pelajaran yang lain.


(15)

Tujuan akhir membaca adalah memahami isi bacaan, tetapi kenyataan yang ada belum semua siswa dapat mencapai tujuan tersebut. Banyak anak yang dapat membaca lancar suatu bahan bacaan tetapi tidak memahami isi bahan bacaan tersebut. Membaca pemahaman merupakan salah satu aspek kemampuan berbahasa yang harus dikuasi oleh siswa sekolah dasar terutama pada kelas lanjut. Melalui kegiatan ini siswa dapat memperoleh informasi secara aktif reseptif.

Masalah keterampilan memahami isi bacaan juga terjadi di MI Roudlotul Banat Sepanjang Sidoarjo. Berdasarkan hasil wawancara dengan wali kelas V, banyak siswa kelas V yang masih belum bisa memahami isi bacaan dengan benar. Masalah tersebut dibuktikan dengan hasil memahami siswa kelas V ketika guru memberikan tugas untuk memahami isi bacaan, masih banyak yang belum memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Data yang didapatkan menunjukkan terdapat 7 anak mampu memahami isi bacaan dengan menyebutkan tokoh cerita dengan benar, tema cerita dengan tepat, latar dalam cerita dengan benar, dan amanat dalam cerita sesuai. Sehingga mereka mendapat nilai diatas KKM dengan rata-rata nilai 80,5. Adapun 11 anak mendapatkan nilai dibawah KKM yaitu dengan rata-rata nilai 57 karena mereka memahami isi bacaan dengan menyebutkan tokoh cerita yang kurang benar, tema cerita kurang tepat, latar cerita kurang benar, dan amanat dalam cerita kurang sesuai.2

2


(16)

Berdasarkan analisis peneliti terhadap nilai evaluasi hasil belajar siswa membaca pemahaman pada mata pelajaran bahasa indonesia kelas V MI Roudlotul Banat, masalah mendasar disebabkan oleh beberapa faktor, baik faktor guru maupun dari siswa sendiri. Faktor-faktor tersebut misalnya, metode dan metode pembelajaran yang dilakukan oleh guru masih konvensional, guru hanya memberikan bahan bacaan kemudian menugaskan siswa untuk membaca dalam hati kemudian mengerjakan tugas yang telah diberikan, hal ini diberikan secara berulang-ulang dalam setiap pembelajaran membaca, sehingga siswa kurang termotivasi dalam mengikuti pembelajaran. Selain itu minat baca siswa rendah, bahkan cenderung ramai tidak disiplin.

Sebagai upaya untuk meningkatkan keterampilan membaca pemahaman siswa kelas V MI Roudlotul Banat Sepanjang Sidoarjo dapat dilakukan dengan menggunakan metode Cooperative Integrated Reading And Composition

(CIRC). Hal ini dikarenakan metode Cooperative Integrated Reading And

Composition (CIRC) merupakan salah satu metode yang dapat diterapkan

untuk meningkatkan kemampuan berbahasa anak terutama dalam membaca pemahaman. Metode ini bersifat kooperatif sehingga dapat meningkatkan kerjasama antar siswa, semua siswa dibimbing dan diarahkan untuk aktif dan kreatif sehingga waktu pembelajaran menjadi lebih efektif dan efisien. Hasil penelitian tentang pembelajaran struktur cerita mengidentifikasikan bahwa CIRC bisa meningkatkan hasil belajar siswa yang rendah. Disamping itu, berdasarkan pada beberapa hasil penelitian, siswa juga bisa membuat dan menjelaskan prediksi tentang bagaimana masalah bisa diselesaikan dan


(17)

meringkaskan unsur-unsur utama suatu cerita kepada unsur cerita yang lain. Kedua kegiatan ini dimaksudkan untuk meningkatkan keterampilan membaca pemahaman siswa.

Adanya kejenuhan siswa dalam pembelajaran yang diberikan membuat motivasi belajar siswa berkurang karena siswa merasa bosan dengan pembelajaran yang diberikan. Hal ini menjadikan peneliti mencoba menerapkan suatu strategi Crossword Puzzle untuk membuat motivasi siswa menjadi lebih menigkat. Strategi pembelajaran ini dapat mengkondisikan siswa untuk terbiasa menemukan, mencari, mendiskusikan sesuatu yang berkaitan dengan pengajaran. Dalam strategi pembelajaran crossword puzzle siswa lebih aktif dalam memecahkan masalah sedang guru berperan sebagai pembimbing atau memberikan petunjuk cara memecahkan masalah itu.

Berdasarkan uraian latar belakang diatas maka peneliti akan melakukan penelitian tentang Peningkatan Motivasi Belajar Siswa Dengan Menggunakan Strategi Crossword Puzzle Pada Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial Kelas V MINU Miftahul Huda Gresik.

Strategi Crossword Puzzle termasuk salah satu strategi pembelajaran yang membuat siswa akan mempelajari sesuatu yang rumit serta siswa akan berpikir bagaimana metode crossword puzzle (teka-teki silang) ini dapat terjawab dengan benar dan tepat.

Hasil dari penelitian-penelitian terdahulu antara lain: Pertama, penelitian dari Dini Rialistya dengan judul Peningkatan Prestasi Pembelajaran IPS kelas IV MI Sukerojo 02 Kecamatan Suruh


(18)

Kabupaten Semarang dengan Menggunakan Strategi Pembelajaran Crossword Puzzle. Dalam penelitian ini, materi yang diambil adalah komponen-komponen pada peta. Pada kegiatan awal pembelajaran, peneliti yang juga bertindak sebagai guru menjelaskan tentang bagaimana proses pembelajaran dengan strategi crossword puzzle (teka-teki silang. Pada kegiatan inti, peneliti menggunakan media gambar berupa peta. Untuk menjelaskan komponen-komponen yang ada dalam peta. Pada kegiatan akhir, peneliti memberi evaluasi berupa test tulis. Tes tulis yang diberikan peneliti berupa soal Crossword Puzzle (teka-teki silang) pada masing-masing siswa untuk mengetahui peningkatan prestasi yang dicapai oleh siswa. Pada penelitian ini, disimpulkan bahwa strategi pembelajaran Crossword Puzzle dapat meningkatkan prestasi pembelajaran IPS pokok bahasan peta pada siswa kelas IV MI Sukorejo 02 Kec. Suruh, Kab. Semarang. Hal ini dibuktikan dari hasil rekapitulasinilai siswa kelas IV MI Sukorejo 02 Kec. Suruh, Kab. Semarang, yang mencapai KKM dari siklus I yaitu 36,4%. Siklus II 63,6% sampai 100% pada siklus III.3

Kedua, penelitian dari Lu’luk Il Jannah yang berjudul Peningkatan

hasil Belajar IPS Materi PeranAnggota Keluarga Dengan Strategi Crossword Puzzle Pada Siswa Kelas II MI Roudlotul Ulum Sidoarjo. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas II MI Roudlotul Ulum Sidoarjo sebanyak 19 siswa. Adapun hasil dari penelitian ini adalah pada siklus I diperoleh tingkat ketuntasan hasil belajar secara klasikal yaitu 13 orang siswa

3

Dini Rialistya, Peningkatan Prestasi Pembelajaran IPS kelas IV MI Sukerojo 02 Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang, (Semarang:2010)


(19)

(68%) yang mencapai tingkat ketuntasan belajar dengan nilai rata-rata 84. Sedangkan pada siklus II diperoleh tingkat ketuntasan hasil belajar secara klasikal sebanyak 18 orang siswa (95%) yang mencapai tingkat ketuntasan belajar dengan nilai rata-rata 88. Dengan demikian maka dapat dikatakan kegiatan pembelajaran dengan menggunakan strategi Crossword Puzzle dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas II MI Roudlotul Ulum Sidoarjo pada mata pelajaran IPS.4

Ketiga,penelitian yang dilakukan oleh Lyna Rosyidah yang berjudul

Pengaruh Metode Crossword Puzzle Terhadap Minat Belajar Siswa Dalam Pembelajaran IPS Kelas V Di MIN Sucenjuru Tengah Bayan Purworejo. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas V MIN Sucenjuru Tengah Bayan sebanyak 27 orang siswa. Adapun hasil dari penelitian ini adalah pada siklus I diperoleh tingkat ketuntasan hasil belajar secara klasikal yaitu 16 orang siswa (59%) yang mencapai tingkat ketuntasan belajar dengan nilai rata-rata 67. Sedangkan pada siklus II diperoleh tingkat ketuntasan hasil belajar secara klasikal sebanyak 26 orang siswa (96%) yang mencapai tingkat ketuntasan belajar dengan nilai rata-rata 82,2. Dengan demikian maka dapat dikatakan kegiatan pembelajaran dengan menggunakan strategi

Crossword Puzzle dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas II MI

Roudlotul Ulum Sidoarjo pada mata pelajaran IPS.5

4

Lu’luk Il Jannah, Peningkatan hasil Belajar IPS Materi PeranAnggota Keluarga Dengan Strategi Crossword Puzzle Pada Siswa Kelas II MI Roudlotul Ulum Sidoarjo, (Surabaya: UIN Sunan Ampel, 2015)

5

Lyna Rosyidah, Pengaruh Metode Crossword Puzzle Terhadap Minat Belajar Siswa Dalam Pembelajaran IPS Kelas V Di MIN Sucenjuru Tengah Bayan Purworejo, Skripsi, (Yogyakarta: UIN Sunan Kalijaga, 2012)


(20)

Kelebihan dari strategi Crossword Puzzle ini adalah dapat meningkatkan kemampuan berpikir siswa dan membuat siswa belajar berkonsentrasi. Sedangkan kelemahan dari strategi ini adalah dapat menimbulkan kesulitan bagi siswa yang kurang akan tingkat kemampuannya dan kurang akan minat serta partisipasinya dalam mata pelajaran.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut:

1. Bagaimana penerapan strategi Crossword Puzzle dalam meningkatkan motivasi belajar siswa pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial di kelas V MINU Miftahul Huda Manyar Gresik ?

2. Bagaimana peningkatan motivasi belajar siswa kelas V mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial di MINU Miftahul Huda Manyar Gresik setelah diterapkan strategi crossword puzzle?

C. Tindakan yang Dipilih

Tindakan yang dipilih untuk pemecahan masalah yang dihadapi dalam pembelajaran IPS materi usaha-usaha persiapan kemerdekaan Indonesia melalui strategi crossword puzzle. Dengan strategi ini diharapkan dapat meningkatkan motivasi belajar siswa. Strategi crossword puzzle memberikan variasi baru pada proses pembelajaran siswa. Melalui strategi ini, siswa akan belajar untuk berkonsentrasi dalam memecahkan masalah. Diharapkan siswa


(21)

mampu mengingat materi yang telah disampaikan oleh guru dan mengikuti pembelajaran dengan semangat. Sehingga, strategi ini mampu menumbuhkan rasa percaya diri siswa, membuat suasana kelas lebih nyaman, dan mengusir kebosanan dalam belajar.

D. Tujuan Penelitian

Tujuan yang hendak dicapai peneliti dalam penelitian ini adalah : 1. Menjelaskan penerapan strategi Crossword Puzzle dalam meningkatkan

motivasi belajar siswa pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial kelas V MINU Miftahul Huda Manyar Gresik.

2. Mengetahui peningkatan motivasi belajar siswa kelas V mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial di MINU Miftahul Huda Manyar Gresik pada pembelajaran setelah diterapkan strategi Crossword Puzzle.

E. Lingkup Penelitian

Agar penelitian ini bisa tuntas dan terfokus, sehingga hasil peelitiannya akurat, dan permasalahan di atas akan dibatasi pada hal-hal dibawah ini : 1. Subjek penelitian adalah pada siswa kelas V MINU Miftahul Huda Manyar

Gresik semester Genap tahun ajaran 2015/2016.

2. Tindakan yang diambil dalam penelitian ini adalah strategi pembelajaran crossword puzzle, pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial materi kedatangan Belanda dan Jepang ke Indonesia.

3. Standar Kompetensi : Menghargai peranan tokoh pejuang dan masyarakat dalam mempersiapkan kemerdekaan Indonesia


(22)

4. Kompetensi Dasar : Mendeskripsikan perjuangan para tokoh pejuang pada masa penjajahan Belanda dan Jepang

F. Manfaat Penelitian

Manfaat secara umum yaitu :

1. Proses belajar mengajar Ilmu Pengetahuan Sosial di MINU Miftahul Huda Manyar Gresik akan menjadi lebih menarik dan menyenangkan. 2. Ditemukannya metode pembelajaran baru yang tepat (tidak

konvensional), tetapi bersifat variatif. Manfaat secara khusus yaitu :

1. Bagi Siswa

a. Bermanfaat bagi siswa untuk lebih aktif dalam proses belajar mengajar Ilmu Pengetahuan Sosial dan berfikir kritis dan kreatif. b. Keberanian siswa dalam mengungkapkan ide, pendapat, pertanyaan

dan saran meningkat.

c. Meningkatkan motivasi belajar siswa khususnya mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial sehingga dapat mengubah perolehan prestasi belajar yang lebih baik.

2. Bagi Guru

Dapat memberikan masukan bagi para guru IPS dan guru mata pelajaran lain, bahwa dengan penerapan metode Crossword Puzzle dapat mengatasi masalah rendahnya motivasi belajar siswa. Disamping itu hasil


(23)

penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan bagi sesama guru IPS untuk meningkatkan mutu pembelajaran di kelasnya.

3. Bagi Peneliti

Menambah ilmu pengetahuan yang dimiliki peneliti dan merupakan sarana untuk mengaplikasikan ilmu yang telah diperoleh selama proses perkuliahan.


(24)

12 BAB II KAJIAN TEORI

A. Motivasi Belajar

1. Pengertian Motivasi Belajar

Istilah motivasi berasal dari kata motif yang dapat diartikan sebagai kekuatan yang terdapat dalam diri individu, yang menyebabkan individu tersebut bertindak atau berbuat.1 A. W. Bernard memberikan pengertian

bahwa motivasi adalah fenomena yang dilibatkan dalam perangsangan tindakan kearah tujuan-tujuan tertentu. Pendapat yang sama disampaikan Mc. Donald bahwa motivasi adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan muculnya feeling dan didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan.2

Motivasi sebagai proses interal yang mengaktifkan, menuntun, dan mempertahankan perilaku dari waktu ke waktu.3 Motivasi akan menyebabkan terjadinya suatu perubahan energi yang ada pada manusia, sehingga akan mengarah dengan gejala kejiwaan, perasaan dan emosi yang kemudian bertindak melakukan sesuatu karena adanya tujuan kebutuhan atau keinginan. Motivasi dapat juga dikatakan serangkaian usaha untuk menyediakan kondisi-kondisi tertentu, sehingga seseorang ingin

1 Dr. Hamzah B. Uno, M.Pd. Teori Motivasi dan Pengukurannya. (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2011)

Hal 3

2 A. M. Sadirman, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,

2011). Hal 73


(25)

melakukan sesuatu, dan bila tidak suka maka akan berusaha untuk mengelak perasaan tidak suka itu.

Motivasi dan belajar merupakan dua hal yang saling mempengaruhi. Belajar merupakan perbuatan tingkah laku secara relative permanen dan secara potensial terjadi sebagai hasil dari praktik atau penguatan yang dilandasi tujuan untuk mencapai tujuan tertentu.

Dapat disimpulkan bahwa motivasi belajar adalah segala sesuatu yang ditujukan untuk mendorong atau memberikan semangat kepada peserta didik yang melakukan kegiatan belajar agar menjadi lebih giat lagi dalam belajarnya untuk memperoleh prestasi yang lebih baik. Motivasi memiliki peranan yang khas dalam membangun gairah siswa untuk merasa senang dan semangat dalam setiap proses pembelajaran yang diterima.

2. Teori Motivasi Belajar

Motivasi dapat dianggap sebagai dorongan untuk memuaskan kebutuhan, seperti kebutuhan pangan, perumahan, cinta, dan pemeliharaan diri yang positif. Terkait hal ini salah satu teori motivasi yaitu hierarki kebutuhan Maslow. Hierarki itu didasarkan pada anggapan bahwa pada waktu orang telah memuaskan satu tingkat kebutuhan tertentu, maka akan mempunyai keinginan untuk bergeser ketingkat yang lebih tinggi. Maslow mengemukakan ada dua kebutuhan yakni kebutuhan defisiensi dan kebutuhan pertumbuhan.4


(26)

Kebutuhan defisiensi yang didalamnya terdapat fisiologi, keselamatan, cinta, dan harga diri adalah kebutuhan yang penting bagi kesejahteraan fisik dan psikologis. Kebutuhan ini harus dipuaskan, tetapi begitu sudah terpuaskan, motivasi orang untuk memuaskannya akan hilang. Selanjutnya kebutuhan pertumbuhan seperti kebutuhan untuk mengetahui dan memahami sesuatu, kebutuhan estetika, serta kebutuhan aktualisasi diri. Aktualisasi diri didefinisikan keinginan menjadi apapun yang sanggup diraih seseorang. Pada kebutuhan pertumbuhan seseorang mempunyai motivasi yang lebih besar karena pada kebutuhan manusia tidak akan merasa puas.

3. Faktor yang Mempengaruhi Motivasi Belajar

Terjadinya suatu proses belajar timbul suatu aktivitas pengalaman belajar . Ada dua faktor yang dapat mempengaruhi minat belajar siswa yaitu:5

a. Faktor Internal

1) Faktor fisiologi, yang meliputi: kondisi fisik dan kondisi panca inderanya.

2) Faktor psikologi, yang meliputi: bakat, minat, kecerdasan, motivasi, dan kemampuan kognitif.

b. Faktor Eksternal

1) Faktor lingkungan, yang meliputi: lingkungan alam dan lingkungan sosial.


(27)

2) Faktor instrumental, yang meliputi: kurikulum/bahan pelajaran, guru/pengajar, saran dan fasilitas, serta administrasi/manajemen

4. Indikator Adanya Motivasi Belajar

Adapun indikator yang dapat digunakan untuk mengukur tingkat motivasi seseorang antara lain:

a. Adanya hasrat dan keinginan berhasil

Hasrat dan keinginan berhasil dalam belajar dan dalam kehidupan sehari-hari pada umumnya disebut motivasi berprestasi, yaitu motif untuk berhasil dalam melakukan suatu tugas dan pekerjaan atau motif untuk memperoleh kesempurnaan. Motif semacam ini merupakan unsur kepribadian dan perilaku manusia, sesuatu yang berasal dari “dalam” diri manusia yang bersangkutan.

Motif berprestasi adalah motif yang dapat dipelajari, sehingga motif itu dapat diperbaiki dan dikembangkan melalui proses belajar. Seseorang mempunyai motif berprestasi tinggi cenderung untuk berusaha menyelesaikan tugasnya secara tuntas, tanpa menunda-nunda pekerjaannya. Penyelesaian tugas semacam ini bukanlah dorongan dari luar diri, melainkan upaya pribadi.

b. Adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar

Penyelesaian suatu tugas tidak selamanya dilatar belakangi oleh motif berprestasi atau keinginan untuk berhasil, kadang kala seorang individu menyelesaikan suatu pekerjaan sebaik orang yang memiliki


(28)

motif berprestasi tinggi, justru karena dorongan menghindari kegagalan yang bersumber pada ketakutan akan kegagalan itu.

Seorang anak didik mungkin tampak bekerja dengan tekun karena kalau tidak dapat menyelesaikan tugasnya dengan baik maka dia akan mendapat malu dari pengajarnya, atau di olok-olok temannya, atau bahkan di hukum orang tua. Dari keterangan diatas tampak bahwa “keberhasilan” anak didik tersebut disebabkan oleh dorongan atau rangsangan dari luar dirinya.

c. Adanya harapan dan cita-cita dimasa yang akan datang

Teori harapan didasarkan pada keyakinan bahwa orang dipengaruhi oleh perasaan sendiri tentang gambaran hasil tindakan yang dilakukan.6 Contohnya orang yang mengiginkan kenaikan pangkat akan menunjukkan kinerja yang baik kalau mereka menganggap kinerja yang tinggi diakui dan dihargai dengan kenaikan pangkat.

d. Adanya penghargaan daam belajar

Seperti dalam teori kebutuan Maslow, kebutuhan akan penghargaan. Dalam kaitannya dengan belajar, percaya diri dan harga diri maupun kebutuhan akan pengakuan orang lain sangat bermanfaat dan menyediakan sesuatu yang dapat dicapai.7

Pernyataan verbal atau penghargaan dalam bentuk lainnya terhadap perilaku yang baik atau hasil belajar anak didik yang baik

6 Hamzah B. Uno. Teori Motivasi dan Pengukurannya. (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2011) Hal 47 7 Hamzah B. Uno. Teori Motivasi dan Pengukurannya. (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2011) Hal 42


(29)

merupakan cara paling mudah dan efektif untuk meningkatkan motif belajar anak didik kepada hasil belajar yang kebih baik. Pernyataan seperti “bagus”, “hebat”, dan lain-lain disamping akan menyenangkan siswa, pernyataan verbal seperti itu juga mengandung makna interaksi dan pengalaman pribadi yang langsung anatara siswa dan guru, dan penyampaian konkret, sehingga merupakan suatu persetujuan pengakuan sosial, apalagi kalau penghargaan verbal itu diberikan di depan orang banyak.

e. Adanya kegiatan yang menarik dalam belajar

Baik simulasi maupun permainan merupakan salah satu proses yang sangat menarik bagi siswa. Suasana yang menarik menyebabkan proses belajar menjadi bermakna. Sesuatu yang bermakna akan selalu diingat, dipahami, dan dihargai.

f. Adanya lingkungan belajar yang kondusif

Pada umumnya motif dasar yang bersifat pribadi muncul dalam tingkatan individu setelah dibentuk oleh lingkungan. Oleh karena itu motif individu untuk melakukan sesuatu misalnya untuk belajar dengan baik, dapat dikembangkan, diperbaiki, atau diubah melalui belajar dan latihan, dengan perkataan lain melalui pengaruh lingkungan. Lingkungan belajar yang kondusif salah satu faktor pendorong belajar anak didik, dengan demikian anak didik mampu memperoleh bantuan yang tepat dalam mengatasi kesulitan atau masalah dalam belajar


(30)

B. Strategi Pembelajaran Crossword Puzzle

1. Pengertian Strategi

Strategi dapat dirtikan sebagai suatu upaya yang dilakukan oleh seseorang atau organisasi untuk sampai pada tujuan.8 Dalam kamus besar

Bahasa Indonesia, strategi adalah rencana yang cermat mengenai kegiatan untuk mencapai sasaran khusus (yang diinginkan).9

Apabila dihubungkan dengan pembelajaran, strategi adalah cara yang dipilih untuk menyampaikan materi pelajaran dalam lingkungan pengajaran tertentu, yang meliputi sifat, lingkup dan urutan kegiatan yang dapat memberikan pengalaman belajar pada siswa. Strategi pembelajaran tidak hanya terbatas pada proses kegiatan, tetapi juga termasuk didalamnya materi atau paket pengajarannya.

Strategi pembelajaran terdiri atas semua komponen materi dalam pembelajaran dan pengajaran juga prosedur yang digunakan untuk membantu siswa mencapai tujuan pembelajaran tertentu. Dengan kata lain, strategi pembelajaran juga merupakan pemilihan jenis latihan tertentu yang cocok dengan tujuan yang akan dicapai.

2. Strategi Crossword Puzzle

Crossword Puzzle (teka-teki silang) merupakan salah satu strategi pembelajaran yang dikembangkan dari strategi active learning. Strategi ini diklasifikasikan pada active learning bagian keempat yaitu tentang “bagaimana agar belajar tidak terlupakan”. Menjadikan pembelajaran tidak

8 Hamdani, Strategi Belajar Mengajar, (Bandung: Pustaka Setia, 2011), 18

9 Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Gramedia Pustaka


(31)

terlupakan membuat siswa selalu mengingat (menyimpan) apa yang telah mereka pelajari. Strategi Crossword Puzzle (teka-teki silang) ini dapat menjadi strategi peninjauan kembali yang menarik bagi siswa dan membantu mengingat (menyimpan) pembelajaran yang telah diterima siswa.10

Crossword Puzzle atau Teka-teki Silang atau disingkat TTS adalah suatu perminan dimana kita harus mengisi ruang-ruang kosong (berbentuk kotak putih) dengan huruf-huruf yang membentuk sebuah kata berdasarkan petunjuk yang diberikan. Petunjuknya bisa dibagi kedalam kategori mendatar dan menurun tergantung posisi kata-kata yang harus diisi.

Crossword Puzzle (teka-teki silang) merupakan kotak-kotak isian yang bersilang antara jajaran kotak-kotak yang menurun dan mendatar. Jawaban atas isian harus pas dan sesuai dengan jumlah kotak yang tersedia. Untuk menyelesaikan permainan ini, keseluruhan kotak yang berwarna putih harus terisi dengan kata-kata yang tersedia dalam kumpulan kata yang ada. Secara spesifik Crossword Puzzle mengharuskan siswa untuk memasukkan kata yang bersesuaian dengan panjang kotak yang tersedia secara berkesinambungan sampai selruh kotak terisi penuh. Aturan pengisian kata-kata tersebut berhubungan dengan penyamaan jumlah kotak dengan jumlah karakter pada kata dan pengisian kata-kata ke dalam kotak pada Crossword Puzzle secara berkesinambungan. Pengisian

10 Mel Silberman, Active Learning: 101 Metode Pembelajaran Aktif, terj Sarjuli (Yogyakarta:


(32)

ini berdasarkan pertanyaan, pernyataan ataupun permasalahan yang diberikan, pada penelitian ini adalah tentang pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial.

Crossword Puzzle (teka-teki silang) termasuk dalam jenis permainan dan banyak digunakan dalam selingan di majalah ataupun koran yang biasanya hanya dilakukan untuk mengisi waktu luang, tetapi sekaligus untuk mengasah otak. Crossword Puzzle (teka-teki silang) yang semula hanya untuk mengisi waktu luang, dapat digunakan untuk latihan soal-soal bagi siswa. Dengan harapan dapat menarik perhatian siswa dan meningkatkan motivasi siswa dalam pembelajaran IPS. Crossword Puzzle

merupakan salah satu permainan yang dapat digunakan sebagai strategi pembelajaran yang baik dan menyenangkan tanpa kehilangan esensi belajar yang sedang berlangsung, bahkan dapat melibatkan partisipasi siswa secara aktif sejak awal.

Prosedur penerapan strategi Crossword Puzzle (teka-teki silang) yaitu:11

a. Mencurahkan gagasan (brainstorming) beberapa istilah atau nama-nama kunci yang berkaitan dengan pelajaran studi yang telah diselesaikan.

b. Menyusun crossword puzzle (teka-teki silang) sederhana, yang mencakup item-item sebanyak yang didapat. Hitamkan kotak-kotak yang tidak diperlukan. Jika terlalu sulit membuat crossword puzzle

11 Mel Silberman, Active Learning: 101 Metode Pembelajaran Aktif, terj Sarjuli (Yogyakarta:


(33)

(teka-teki silang), maka diselingi dengan item-item menyenangkan, yang tidak berkaitan dengan pelajaran.

c. Membuat contoh-contoh item silang dengan menggunakan diantara macam-macam berikut ini:

1) Definisi Pendek.

2) Kategori yang sesuai dengan item. 3) Contoh.

4) Lawan kata

d. Membagikan crossword puzzle (teka-teki silang) kepada siswa baik secara individual maupun kelompok.

e. Menentukan batasan waktu. Berikan hadiah kepada individu atau tim dengan benda yang paling konkrit.

Kelebihan Strategi Pembelajaran Crossword Puzzle adalah sebagai berikut:12

a. Untuk mengukur tingkat kemampuan siswa b. Melibatkan partisipasi siswa secara langsung

c. Menciptakan suasana pembelajaran yang menyenangkan

Dengan demikian guru akan mengetahui seberapa jauh tingkat pemahaman dan pengetahuan siswa tentang materi yang telah disampaiakn. Hal ini menjadi bahan evaluasi bagi guru apakah tujuan pembelajaran telah tercapai atau belum.

12 Variningtyas Sepzyana, Kelebihan dan Kelemahan Strategi pembelajaran Crossword Puzzle

dalam http://www.referensimakalah.com/2013/01/strategi-pembelajaran-crossword- puzzle.html diakses 8 Maret 2016


(34)

Kelemahan Strategi Pembelajaran Crossword Puzzle adalah sebagai berikut:

a. Menimbulkan sedikit kesulitan bagi siswa yang memiliki kemampuan rendah.

b. Partisipasi siswa dalam mata pelajaran kurang maksimal. c. Membutuhkan persiapan instrumen yang lama

Kelemahan pada strategi pembelajaran crossword puzzle, masih dapat diatasi atau diminimalkan. Bagi siswa yang kurang akan tingkat kemampuannya, siswa diharuskan belajar di rumah terlebih dahulu sebelum proses pembelajaran. Sehingga sebelum mendapatkan penjelasan materi dari guru, siswa telah mempunyai gambaran atau telah menguasai materi pelajaran.

Dari keseluruhan pemaparan mengenai strategi maka dapat disimpulkan bahwa strategi crossword puzzle (teka-teki silang) adalah strategi pembelajaran untuk meninjau ulang materi-materi yang telah disampaikan. Peninjauan ulang materi ini dilakukan pada menit-menit terakhir. Peninjauan ini berguna untuk memudahkan siswa dalam mempertimbangkan informasi dan menemukan cara-cara untuk menyimpannya dalam otak. Strategi ini dapat membantu memudahkan siswa dalam belajar karena dalam crossword puzzle (teka-teki silang) siswa tidak hanya belajar melainkan bisa sambil bermain.


(35)

C. Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) di SD/MI 1. Definisi Mata Pelajaran IPS di SD/MI

Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan salah satu mata pelajaran yang diberikan di SD/MI. IPS mengkaji seperangkat peristiwa, fakta, konsep, dan generalisasi yang berkaitan dengan isu sosial. Pada jenjang SD/MI mata pelajaran IPS memuat materi Geografi, Sejarah, dan Ekonomi. Pembelajaran tersebut disajikan di sekolah mulai dari kelas rendah sampai kelas atas.

Pembelajaran IPS dapat diartikan sebagai serangkaian kegiatan pembelajaran disekolah yang mempelajari isu-isu sosial yang berkembang di masyarakat yang memuat keadaan geografis, perkembangan sejarah dan kegiatan ekonomi masyarakat. Pembelajaran IPS akan terus berkembang karena kehidupan masyarakat global selalu mengalami perubahan. Oleh karena itu pembelajaran IPS dirancang untuk mngembangkan pengetahuan, pemahaman, dan kemampuan analisis terhadap kondisi sosial masyarakat dalam memasuki kehidupan bermasyarakat yang dinamis.

Pembelajaran IPS disusun secara sistematis, komprehensif, dan terpadu dalam proses pembelajaran menuju kedewasaan dan keberhasilan dalam kehidupan di masyarakat. Pembelajaran di SD/MI merupakan suatu proses pembelajaran yang dapat memahami serta mengembangkan ilmu sosial yang dapat dipelajari di jenjang berikutnya. Pembelajaran IPS di


(36)

SD/MI diharapkan peserta didik akan memperoleh pemahaman yang lebih luas dan lebih mendalam pada ilmu yang berkaitan.13

2. Tujuan Pembelajaran IPS di SD/MI

Setiap mata pelajaran yang tercantum dalam kurikulum, telah ditentukan tujuan yang harus dicapai oleh mata pelajaran tersebut dalam Proses Belajar Mengajar (PBM). Tujuan ini disebut tujuan kurikuler yang merupakan penjabaran lebih lanjut dari Tujuan Institusional dan Tujuan Pendidikan Nasional.

Tujuan kurikuler yang dimaksud adalah tujuan pendidikan IPS. Secara keseluruhan tujuan pembelajaran IPS di SD/MI adalah sebagai berikut :

a. Membekali siswa dengan pengetahuan sosial yang berguna dalam kehidupannya kelak di masyarakat.

b. Membekali siswa dengan kemampuan mengidentifikasi, menganalisis dan menyusun alternative pemecahan masalah sosial yang terjadi dalam kehidupan masyarakat.

c. Membekali siswa dengan kemampuan berkomunikasi dengan sesama warga masyarakat dan berbagai keilmuan serta bidang keahlian.

d. Membekali siswa dengan kesadaran, sikap mental yang positif dan keterampilan terhadap pemanfaatan lingkungan hidup yang menjadi bagian dari kehidupan tersebut.

13 Wahid Murni, dkk., Evaluasi Pembelajaran Kompetensi dan Praktik, (Yogyakarta: Nuha Litera,


(37)

e. Membekali siswa dengan kemampuan mengembangkan pengetahuan dan keilmuan IPS sesuai dengan perkembangan kehidupan, masyarakat, ilmu pengetahuan dan teknologi.

Dan kurikulum IPS tahun 2006 bertujuan siswa memiliki kemampuan sebagai berikut :14

a. Mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat dan lingkungannya

b. Memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis dan kritis, rasa ingin tahu, inkuiri, memecahkan masalah, dan keterampilan dalam kehidupan sosial.

c. Memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan kemanusiaan.

d. Memiliki kemampuan berkomunikasi, berkerjasama, dan berkompetisi dalam masyarakat yang majemuk, di tingkat local, nasional, dan global.

3. Ruang Lingkup Pembelajaran IPS di SD/MI

Secara umum, ruang lingkup pembelajaran IPS untuk SD/MI mencakup aspek-aspek sebagai berikut :15

a. Manusia, tempat dan lingkungan. b. Waktu keberlanjutan dan perubahan. c. Sistem sosial dan budaya.

d. Perilaku ekonomi dan kesejahteraan masyarakat.

14 Sardijiyo, dkk., Pendidikan IPS di SD, (Jakarta: Universitas Terbuka, 2008), 28-29 15 Sardijiyo, dkk., Pendidikan IPS di SD, (Jakarta: Universitas Terbuka, 2008), 29


(38)

e. Sikap berbangsa dan bernegara.

Lima aspek tersebut merupakan unsur-unsur yang terdapat dalam ruang lingkup pada pembelajaran IPS secara umum. Unsur-unsur tersebut berlaku dalam setiap pembelajaran IPS SD/MI atau jenjang di atasnya.

4. Karakteristik Pembelajaran IPS di SD/MI

Pembelajaran IPS di Sd/MI memiliki karakteristik masing-masing sesuai aspek yang menjadi pembelajaran. Akan tetapi satu hal yang menjadi kesamaan yaitu ruang lingkup yang di pelajarinya adalah manusia dalam kontak sosialnya atau manusia sebagai anggota masyarakat. Pembelajaran IPS pada umumnya memiliki karakteristik, antara lain :16 a. Kerangka kerja IPS lebih menekankan pada bidang praktis tentang

peristiwa gejala dan masalah sosial dari pada teoritis keilmuan.

b. Dalam pembelajaran objek studinya, IPS menekankan pada keterpaduan aspek-aspek yang terpisah satu sama lain.

c. Kerangka kerja IPS berlandaskan ilmu-ilmu sosial sebagai induknya dan menjadikan ilmu-ilmu sosial tersebut sebagai sumber materinya. d. Pada pengajaran IPS masyarakat menjadi sumber materi, objek studi,

dan sekaligus menjadi ruang lingkup pembelajarannya.

e. Dalam melaksanakan kerjanya pembelajaran IPS menerapkan pendekatan terhadap kehidupan sosial masyarakat.

f. Pembelajaran IPS dapat dilaksanakan mulai tingkat dasar sampai perguruan tinggi.


(39)

Karakteristik pembelajaran IPS tersebut menjadi pedoman setiap guru dalam pembelajaran IPS. Meskipun pada umumnya pembelajaran IPS berkaitan dengan isu-isu sosial terus berkembang sesuai dengan arus globalisasi akan tetapi karakteristik-karakteristik pembelajaran IPS tersebut tidak lepas dari kontak yang dipelajari dalam pembelajaran IPS.

D. Materi IPS Kedatangan Belanda dan Jepang ke Indonesia

Pernahkah kamu melihat rempah-rempah? Jika belum, bertanyalah kepada ibumu apa yang dimaksud dengan rempah-rempah. Sejak abad 15, bangsa Eropa selalu memburu rempah-rempah dari wilayah timur terutama Indonesia, Sri Lanka, dan India.

Bangsa Eropa pada mulanya mendapatkan rempah-rempah dari pedagang Arab. Para pedagang itu melewati jalur Konstantinopel dan Alexandria. Selanjutnya, oleh para pedagang Italia dibawa ke Laut Tengah. Jalur perdagangan ini tidak berlangsung lama. Pada tahun 1096–1291 terjadi perang antara kerajaan-kerajaan Nasrani di Eropa dengan kerajaan-kerajaan Islam di Asia Barat. Perang ini disebut Perang Salib. Perang Salib berlangsung selama 200 tahun. Perang sudah berhenti, namun kebencian di antara dua kelompok masih ada. Keadaan ini tetap berlangsung sampai abad 15. Hal ini berakibat Kerajaan Turki berhasil menguasai Konstantinopel. Pelabuhannya pun ditutup bagi orang-orang Eropa. Sejak penutupan tersebut, orang- orang Eropa berusaha mendapatkan rempah-rempah secara langsung.


(40)

Dalam upayanya mencari sumber rempah-rempah, bangsa-bangsa Eropa didasari oleh beberapa faktor.

1. Semakin mahalnya harga rempah-rempah.

2. Keuntungan berdagang rempah-rempah cukup tinggi.

3. Ditutupnya pelabuhan Konstantinopel bagi pedagang-pedagang Eropa sejak jatuh ke tangan Turki.

Tahukah kamu negara mana saja yang menjadi sumber rempah-rempah? Salah satu negara sumber rempah-rempah adalah Indonesia. Indonesia merupakan daerah tujuan utama mereka. Bangsa-bangsa Eropa berusaha menemukan Indonesia. Hal ini didasari oleh mutu rempah-rempah Indonesia yang bagus. Harganya pun cukup murah. Selain itu, orang Indonesia dikenal sangat ramah.

Orang-orang Eropa mengadakan penjelajahan samudra dengan semangat 3 G :

 Gold atau emas yaitu usaha untuk memperoleh rempah-rempah yang saat itu merupakan barang dagangan yang sangat berharga.

 Glory yaitu semangat untuk mencari kejayaan.

 Gospel yaitu semangat untuk menyebarkan agama.


(41)

Sebagaimana bangsa Eropa, Belanda juga ingin menikmati keuntungan berdagang rempah-rempah. Mereka mencari daerah sumber rempah-rempah. Sebelumnya, Belanda mendapatkan rempah-rempah di Lisabon. Kemudian dijual kembali ke Eropa. Dari hasil perdagangan ini Belanda mendapat keuntungan yang besar. Namun, pada tahun 1585 Lisabon (Portugis) menjadi daerah kekuasaan Spanyol. Sementara Spanyol saat itu bermusuhan dengan Belanda. Oleh karena itu, Spanyol tidak mengizinkan Belanda berdagang di Lisabon.

Meskipun demikian, semangat Belanda untuk mencari daerah penghasil rempah- rempah semakin berkobar. Pada tahun 1595, berangkatlah rombongan pertama dipimpin Cornelis de Houtman. Mereka menuju daerah penghasil rempah-rempah yaitu Indonesia.

Setahun kemudian tepatnya 1596, Cornelis de Houtman mendarat pertama kali di Banten. Kedatangan mereka disambut baik oleh rakyat. Namun semakin lama rombongan Cornelis de Houtman mulai menunjukkan sikap kasar dan sombong. Rakyat Banten marah dan mengusirnya. Keadaan semakin tegang karena Belanda tidak bersedia membayar lada yang dibelinya. Mereka justru memusuhi rakyat Banten.

Pelayaran pertama Belanda tersebut tidak mengalami kesuksesan. Belanda kehilangan banyak anggota rombongan. Belanda hanya mendapat sedikit rempah- rempah. Namun demikian, pelayaran tersebut menjadi penunjuk jalur pelayaran ke Indonesia.


(42)

Pada tahun 1598, Belanda kembali mengirim rombongan dipimpin oleh Jacob van Neck. Rombongan ini memiliki misi yang sama. Sikap Jacob Van Neck dan rombongan yang ramah membuat rakyat Banten menerima dengan baik. Pelayaran inimendapatkan hasil yang memuaskan. Mereka kembali dengan kapal yang penuh rempah-rempah. Belanda merasakan keuntungan yang besar. Hal ini mendorong rombongan yang lain ikut mengadakan perjalanan ke Indonesia.

2. Kedatangan Bangsa Jepang

Jepang merupakan negara industri yang mulai berkembang. Untuk mengembangkan Industrinya, Jepang melakukan ekspansi ke negara-negara tetangganya. Misalnya Korea, Cina, dan kawasan Asia Pasifik. Tujuan Jepang menguasai negara-negara Asia Pasifik adalah sebagai berikut.

a. Mendapatkan SDA untuk bahan baku industri. b. Mendapatkan tempat pemasaran hasil industri. c. Tempat penanaman modal.

Padahal seluruh wilayah tersebut sudah dikuasai negara-negara Sekutu (negara imperialis tua). Akhirnya Jepang bergabung dengan negara fasis yaitu Jerman dan Italia. Mereka membentuk kelompok sentral (negara imperialis muda). Jepang mengobarkan Perang Asia Pasifik (Perang Asia Timur Raya). Jepang menyerang pangkalan militer AS di Pearl Harbour (Hawai) tanggal 7 Desember 1941.


(43)

Jepang terus melakukan serangan terhadap pasukan Inggris. Jepang berhasil menguasai Malaysia yang merupakan daerah kekuasaan Inggris. Dari Malaysia, Jepang menguasai Myanmar. Jepang juga berhasil menguasai pusat pertahanan Sekutu yang terpenting setelah Pearl Harbour, yaitu Filipina.

Bulan Januari 1942, Jepang meneruskan perjalanan ke Indonesia. Jalur yang ditempuh yaitu Tarakan dan Banjarmasin di Kalimantan. Jepang berusaha menghancurkan Jawa sebagai pusat pertahanan Sekutu. Sekutu merupakan gabungan dari Belanda, AS, Inggris, dan Australia. Jepang mendarat di Jawa yaitu di Teluk Banten, Eretan (Jawa Barat), dan Kranggan (Jawa Tengah).

Pada tanggal 4 Maret 1942, Sekutu memberikan serangan balasan tetapi gagal. Jepang terus bergerak hingga berhasil menguasai Bandung. Pada tanggal 5 Maret 1942 Jepang berhasil menguasai Jakarta dan Bogor. Pada tanggal 8 Maret 1942 di Kalijati, kekuasaan atas Indonesia beralih ke tangan Jepang. Dalam serah terima kekuasaan tersebut, Sekutu (Belanda) diwakili H. Ter Poorten dan Jepang diwakili Hitosyi Umamura. Sejak saat itu, dimulailah kekuasaan Jepang di Indonesia.


(44)

BAB III

PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS

A. Metode Penelitian

Metode penelitian merupakan cara atau prosedur yang sistematis dan terorganisasi untuk menyelidiki suatu masalah tertentu dengan maksud mendapatkan informasi untuk digunakan sebagai solusi atau jawaban atas masalah yang diteliti.1

Metode yang digunakan dalam penelitian adalah penelitian tindakan kelas. Kata penelitian tindakan kelas berasal dari bahasa inggris Classroom Action

Research, yang berarti penelitian tindakan kelas.

PTK meliputi tiga kata yaitu “penelitian”, “tindakan”, dan “kelas”. Penelitian adalah kegiatan mencermati suatu objek, menggunakan aturan metodologi tertentu untuk memperoleh data atau informasi yang bermanfaat bagi peneliti atau orang-orang yang berkepentingan dalam rangka peningkatan kualitas diberbagai bidang. Tindakan adalah suatu gerak kegiatan yang sengaja dilakukan dengan tujuan tertentu yang dalam pelaksanaannya berbentuk rangkaian periode/siklus kegiatan. Sedangkan kelas adalah sekelompok

1

Ulber Silalahi. Metode Penelitian Social. (Bandung: Andgota Ikapi, 2010) , 12


(45)

siswa/mahasiswa yang dalam waktu yang sama dan tempat yang sama menerima pelajaran yang sama dari seorang guru/dosen yang sama.2

Menurut Suyanto dalam Masnur, PTK adalah suatu bentuk penelitian yang bersifat reflektif dengan melakukan tindakan-tindakan tertentu agar dapat memperbaiki atau meningkatkan praktik-praktik pembelajaran di kelas secara profesional.3

Dari pengertian diatas maka penelitian tindakan kelas adalah penelitian tindakan yang dilaksanakan oleh guru di dalam kelas dalam rangka memecahkan masalah sampai itu dapat dipecahkan.

Dalam pelaksanaannya penelitian tindakan kelas ini menggunakan metode Kurt Lewin. Metode Kurt Lewin merupakan metode yang selama ini menjadi acuan pokok dari berbagai metode action research, terutama classroom action

research (CAR). Lewin adalah orang pertama yang memperkenalkan action

research, konsep pokok action research menurut Lewin terdiri dari empat tahap

penting yaitu (1) perencanaan (planning), (2) aksi atau tindakan (acting), (3) observasi (observing), dan (4) refleksi (reflecting). Hubungan antara keempat komponen tersebut menunjukkan sebuah siklus. 4

2

Ekawarna, Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: Referensi, 2013), 4. 3

Masnur Muslich, Melaksanakan PTK itu mudah (Classroom Action Research), cet. Ke-2, (Jakarta: Bumi Aksara, 2009), 9.

4

Ekawarna, penelitian Tindakan kelas (Edisi Revisi), (Jakarta: Referensi (GP Press Group, 2013), 3-19.


(46)

Apabila digambarkan dalam bentuk visualisasi, maka metode Kurt Lewin akan tergambar dalam bagan Seperti berikut:

Dan seterusnya

Gambar 3.1 Model PTK Kurt Lewin

Metode penelitian tindakan kelas yang digunakan adalah metode penelitian kombinasi. Metode penelitian ini mengkombinasikan atau menggabungkan antara metode penelitian kualitatif dan metode kuantitatif. Metode kualitatif dan kuantitatif digunakan bersama-sama dalam penelitian, sehingga diperoleh data yang komperhensif, valid, reliabel, dan obyektif.5

5

Sugiono, Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Methods), (Bandung: Alfabeta, 2013), 19.

Identifikasi

Perencanaan

Refleksi Tindakan

Observasi

Siklus I

Siklus II Perencanaan


(47)

B. Setting Penelitian dan Karakteristik Subyek Penelitian 1. Setting Penelitian

a. Tempat penelitian : MI Roudlotul Banat Taman Sidoarjo

b. Waktu Penelitian : Penelitian ini akan dilaksanakan pada awal semester genap yaitu pada bulan Maret 2016

2. Subyek Penelitian

Sebagai subyek dalam penelitian ini adalah siswa kelas V MI Roudlotul Banat Sepanjang Sidoarjo tahun ajaran 2015/2016 dengan jumlah siswa sebanyak 18 siswa, 8 siswa laki-laki dan 10 siswa perempuan.

C. Variabel Penelitian

Variabel yang menjadi sasaran dalam PTK ini adalah meningkatkan keterampilan membaca pemahaman dengan menerapkan Metode Cooperative

Integrated Reading and Composition (CIRC) pada mata pelajaran Bahasa

Indonesia kelas V. Di samping variabel tersebut masih ada beberapa variabel yang lain yaitu:

1. Variabel input : siswa kelas V MI Roudlotul Banat Sepanjang Sidoarjo tahun ajaran 2015-2016.

2. Variabel proses : penerapan metode Cooperative Integrated Reading and

Composition (CIRC).


(48)

D. Rencana Tindakan

Penelitian tindakan kelas ini menggunakan model penelitian dari Kurt Lewin. Model penelitian tindakan kelas menurut Lewin terdiri dari empat tahap kegiatan yaitu : tahap membuat rencana tindakan, melaksanakan tindakan, mengadakan pengamatan atau observasi, mengadakan refleksi.6

Pada penelitian tindakan kelas ini, peneliti melakukan dengan 2 siklus, sebagai berikut:

1. Siklus I

a. Perencanaan (planning)

Pada tahap perencanaan ini, kegiatan yang harus dilakukan peneliti antara lain:

1) Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) materi pelajaran dengan materi bahasa Indonesia mengidentifikasi unsur cerita (tokoh, tema, latar, amanat)

2) Mempersiapkan sumber pembelajaran berupa bahan bacaan yang berhubungan dengana materi.

3) Mempersiapkan lembar kerja siswa.

4) Menyusun dan menyiapkan pedoman observasi pelaksanaan pembelajaran dan lembar observasi. Pedoman observasi digunakan untuk mencatat hasil pengamatan terhadap pelaksanaan pembelajaran

6


(49)

serta digunakan untuk mencatat segala perilaku dan aktivitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung.

5) Menyusun dan menyiapkan pedoman wawancara untuk mempermudah peneliti dalam mengetahui respon siswa dan guru terhadap pembelajaran yang sedang dilaksanakan.

6) Menyusun dan mempersiapkan lembar evaluasi siswa. b. Tindakan (action)

Pada pertemuan ini peneliti menggunakan konsep belajar kelompok melalui metode pembelajaran Cooperative Integrated Reading and

Composition (CIRC) . Prosedur pelaksanaannya adalah menerapkan

tindakan mengacu pada RPP dan skenario pembelajaran. Meliputi kegiatan awal, kegiaatan inti, dan kegiatan penutup. Selain itu, pada kegiatan ini peneliti juga melakukan penelitian terhadap siswa. Dibawah ini adalah RPP selama pembelajaran dalam siklus I berlangsung:

Tabel 3.1

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus I

Kegiatan Waktu

a.Kegiatan Pendahuluan

1) Guru mengucapkan salam 2) Guru menanyakan kabar siswa

3) Siswa berdo’a dengan dipimpin oleh ketua kelas 4) Guru memberikan ice breaking untuk

membangkitkan semangat siswa dengan melakukan tepuk merah 3x, kuning 2x, dan hijau 1x.

5) Guru melakukan apersepsi dengan mengaitkan materi sebelumnya dan mengaitkan materi hari ini


(50)

dengan pengalaman yang dimiliki

6) Guru mengajukan pertanyaan awal untuk menggali kemampuan awal siswa. “Siapa yang pernah membaca cerita rakyat?”, “cerita apa yang pernah kalian baca?”

7) Guru menginformasikan materi yang akan dipelajari yaitu tentang mengidentifikasi unsur-unsur cerita.

8) Guru menyampaikan tujuan dan kompetensi yang ingin dicapai dalam pembelajaran.

b.Kegiatan Inti

1) Siswa menyimak penjelasan guru mengenai membaca pemahaman.

2) Guru melakukan umpan balik kepada siswa

3) Siswa dibagi menjadi 3 kelompok heterogen beranggotakan 5-6 orang secara acak.

4) Guru memberikan bacaan cerita kepada setiap kelompok.

5) Siswa bekerjasama saling membacakan cerita untuk mengidentifikasi unsur-unsur yang terdapat dalam cerita.

6) Masing-masing kelompok membacakan hasil diskusinya di depan kelas dan kelompok yang lain memberi tanggapan.

7) Guru memberikan penguatan terhadap jawaban dari setiap kelompok

8) Guru melakukan penilaian atas jumlah skor yang diperoleh setiap kelompok.

9) Guru memberikan soal evaluasi individu mengenai materi mengidentifikasi unsur-unsur cerita.

55 Menit

c.Kegiatan Penutup

1) Guru bersama siswa memberikan kesimpulan atas materi hari ini.

2) Siswa yang belum jelas diberikan kesempatan untuk bertanya.

3) Siswa dan Guru membaca do’a atau hamdalah untuk mengakhiri kegiatan pembelajaran

4) Guru mengucapkan salam.


(51)

c. Observasi (observation)

Observasi atau pengamatan dalam penelitian ini dilakukan selama proses pembelajaran di kelas berlangsung. Observasi dilaksanakan untuk mengamati setiap proses dan perkembangan yang terjadi pada peserta didik. Observasi dilakukan oleh peneliti sesuai dengan pedoman observasi yang telah dibuat.

d. Refleksi

Pada tahap ini peneliti menganalisis seluruh tindakan yang dilakukan, meliputi hasil diskusi siswa mengenai unsur-unsur cerita, hasil soal evaluasi individu siswa, observasi, dan wawancara. Peneliti juga mendiskusikan dengan guru baik tentang kekurangan maupun ketercapaian. Jika ternyata hasil yang diperoleh belum berhasil maka akan dilakukan siklus selanjutnya.

2. Siklus II

Kegiatan yang dilakukan pada siklus kedua dimaksudkan sebagai perbaikan dari siklus pertama. Tahapan pada siklus kedua identik dengan siklus pertama yaitu dengan perencanaan (planning), dilanjutkan dengan tindakan (action), observasi (observation), dan refleksi (reflection). Pada tahap ini dilakukan refleksi terhadap siklus I dan siklus II. Selain itu juga dilakukan diskusi dengan guru kolaborator untuk mengevaluasi agar dapat dibuat kesimpulan atas pelaksanaan pembelajaran Bahasa Indonesia melalui


(52)

penerapan metode Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) dalam meningkatkan keterampilan membaca pemahaman siswa setelah melaksanakan rangkaian kegiatan mulai dari siklus I sampai siklus II.

E.Data dan Cara Pengumpulan 1. Data

Data adalah semua keterangan seseorang yang dijadikan responden maupun yang berasal dari dokumen-dokumen baik dalam bentuk statistik atau dalam bentuk lainnya guna keperluan penelitian yang dimaksud.7

Dalam penelitian, data yang diperlukan ada dua macam, yaitu: a. Data Kualitatif

Data kualitatif merupakan data yang berhubungan dengan kategorisasi, karakteristik berwujud pertanyaan atau berupa kata-kata. Adaapun yang termasuk dalam data kualitatif pada penelitian ini, meliputi:

1) Materi yang disampaikan dalam Penelitian Tindakan Kelas 2) Metode yang dipakai dalam Penelitian Tindakan Kelas b. Data Kuantitatif

Data kuantitatif merupakan data yang berwujud angka-angka. Adapun yang termasuk dalam data kuantitatif pada penelitian ini, meliputi: 1) Data jumlah siswa kelas V

2) Data presentase ketuntasan minimal

7


(53)

3) Data nilai siswa

4) Data prosentase aktivitas guru dan siswa 2. Cara pengumpulan data

Teknik pengumpulan data yang diambil atau dilakukan peneliti adalah teknik tes, observasi, dokumentasi, wawancara. Teknik pengumpulan data tersebut dilakukan oleh peneliti diupayakan agar mendapatkan data yang valid, maka peneliti melakukan pengumpulan data dengan cara diantaranya sebagai berikut:

a. Tes

Tes adalah cara yang digunakan untuk pengukuran dan penilaian di bidang pendidikan.8 Tes juga diartikan serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan, intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok.9

Dari kedua pengertian tersebut dapat disimpulkan tes merupakan cara yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan, dan kemempuan individu atau kelompok. Tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah bertujuan untuk mengukur keterampilan membaca pemahaman. Peneliti menggunakan tes berupa pemberian soal-soal tertulis untuk dikerjakan siswa secara individu.

8

Anas Sudjiono, Pengantar statistik Pendidikan, (Jakarta: Rajawali Press, 2005) , 67. 9


(54)

Berikut ini merupakan kisi-kisi penilaian dan kisi-kisi soal Mengidentifikasi unsur-unsur cerita pada tabel.

Tabel 3.2 Kisi-kisi Penilaian

Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia Bentuk soal : Pilihan Ganda,uraian Kelas/Semester : V/II Jumlah soal : 11 butir

No.

Unsur yang Hendak

diukur

Indikator Bentuk Penilaian

Teknik Penilaian

Instrumen Penilaian 1. Pemahaman Mengidentifikasi

unsur-unsur cerita

Pilihan Ganda

Tes Tulis Butir Soal (10)

2. Keterampilan Menceritakan kembali cerita yang dibacanya dengan bahasa tulis

Uraian Tes Tulis Butir Soal (1 butir)

Tabel 3.3 Kisi-kisi Soal

No Indikator

Kompetensi Indikator Butir Soal

Bentuk Penilaian

Nomor

Soal Skor 1. Sisawa mampu

mengidentifikasi unsur-unsur cerita  Menyebutkan unsur-unsur cerita  Menyebutkan

tokoh dalam cerita  Menjelaskan watak

tokoh dalam cerita  Menjelaskan tema

cerita

 Menyebutkan latar dalam Cerita

Pilihan Ganda


(55)

 Menjelaskan amanat cerita 2. Siswa mampu

menuliskan kembali cerita yang telah dibacanya

dengan bahasa tulis

 Menuliskan

kembali isi cerita dalam bentuk tulisan

Uraian 11 50

b. Observasi

Pengamatan atau observasi adalah suatu teknik yang dilakukan dengan cara mengadakan pengamatan secara teliti serta pencatatan secara sistematis. Teknik observasi bertujuan untuk mengumpulkan data, referensi, peristiwa, tindakan, dan proses yang seang dilakukan dalam penelitian.

Observasi yang dilakukan dalam penelitian tindakan kelas ini berupa kegiatan pengamatan terhadap seluruh proses pembelajaran yang dilaksanakan dalam mencatatnya. Observasi dilakukan untuk mengetahui persiapan, perhatian, keaktifan, dan keterampilan membaca pemahaman siswa dalam pembelajaran berlangsung dengan menggunakan metode CIRC.

Hasil observasi digunakan untuk mengetahui proses dan dampak pembelajaran, dan perlakuan untuk menata langkah-langkah perbaikan agar lebih efektif dan efisien untuk tahapan berikutnya. Hal-hal yang diamati dalam penelitian ini meliputi:


(56)

1) Aktivitas guru pada proses pembelajaran dengan menggunakan metode

Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC).

2) Aktivitas siswa pada proses pembelajaran dengan menggunakan metode

Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC)

Tabel 3.4

Lembar Obserbvasi Aktifitas Guru

Aspek yang Diamati Ya Tidak

a. Kegiatan Pendahuluan

1) Guru mengucapkan salam 2) Guru menanyakan kabar siswa

3) Guru meminta salah satu siswa memimpin berdo’a

4) Guru mengabsen siswa

5) Guru mengaitkan pembelajaran hari ini dengan pembelajaran sebelumnya

6) Guru memotivasi siswa dengan mengajak tepuk warna.

7) Guru menginformasikan materi yang akan dipelajarkan yaitu tentang mengidentifikasi unsur-unsur cerita.

8) Guru menjelaskan tujuan pembelajaran. b.Kegiatan Inti

9) Guru menyampaikan penjelasan singkat tentang materi unsur-unsur cerita.

10)Guru menjelaskan mengenai langkah-langkah membaca pemahaman

11)Guru melakukan umpan balik kepada siswa 12)Guru membentuk siswa menjadi beberapa

kelompok

13)Guru memberikan soal cerita dan lembar kerja kepada siswa

14)Guru berkeliling mengecek kegiatan diskusi siswa

15)Guru memberikan penguatan kepada siswa yang menyampaikan hasil diskusinya


(57)

16)Guru melakukan penilaian terhadap hasil diskusi siswa

Kegiatan Penutup

17)Guru memberikan soal evaluasi individu

18)Guru memberikan kesimpulan mengenai materi yang telah dipelajari

19)Guru meminta salah satu siswa untuk memimpin berdo’a

20)Guru mengucapkan salam penutup.

Tabel 3.5

Lembar Observasi Aktifitas Siswa

Aspek yang Diamati Ya Tidak

a. Kegiatan Pendahuluan

1) Siswa menjawab salam dari guru

2) Siswa menjawab pertanyaan kabar dari guru 3) Siswa berdo’a dengan baik

4) Siswa mengkomunikasikan kehadiran kepada guru

5) Siswa memperhatikan guru melakukan apersepsi 6) Siswa semangat saat diajak guru tepuk warna 7) Siswa memperhatikan guru menginformasikan

materi yang akan dipelajarkan yaitu tentang mengidentifikasi unsur-unsur cerita.

8) Siswa mendengarkan saat guru menjelaskan tujuan pembelajaran.

b. Kegiatan Inti

9) Siswa mendengarkan guru menyampaikan penjelasan singkat tentang materi mengidentifikasi unsur-unsur cerita

10) siswa mendengarkan penjelasan guru mengenai membaca pemahaman

11) siswa menjawab pertanyaan dari guru 12) siswa membentuk kelompok


(58)

14) siswa saling membacakan cerita dalam kelompoknya

15) siswa bekerjasama menjawab soal diskusi 16) siswa menyampaikan hasil diskusi didepan

kelas

c. Kegiatan Penutup

17)siswa mengerjakan soal secara individu dengan batasan waktu yang telah ditentukan oleh guru 18)siswa membuat kesimpulan tentang materi

yang telah dipelajari 19)siswa berdo’a

20)siswa menjawab salam.

c. Dokumentasi

Dokumentasi adalah pengumpulan, pemilihan, pengolahan, dan penyimpanan informasi di bidang pengetahuan.10

Dokumentasi pada penelitian ini adalah absensi, data nilai, dan gambar-gambar yang dibutuhkan selama proses pembelajaran berlangsung. d. Wawancara

Pertemuan langsung yang direncanakan antara pewawancara dan yang diwawancarai untuk saling bertukar pikiran, guna memberikan atau menerima informasi tertentu yang diperlukan dalam penelitian.

Wawancara ini digunakan untuk memperoleh data tentang kendala siswa dalam belajar, hasil belajar siswa, media yang digunakan guru dalam pembelajaran. Instrumen yang digunakan adalah panduan wawancara.

10


(59)

Tabel 3.6

Panduan wawancara penelitian pada guru mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas V MI Roudlotul Banat Sepanjang Sidoarjo

No Tujuan Penelitian Wawancara Guru

1. Dapat mengetahui proses pembelajaran sebelum adanya pemberian metode CIRC mata pelajaran Bahasa

Indonesia materi

mengidentifikasi unsur-unsur cerita

a. Bagaimana proses pembelajaran Bahasa Indonesia saat materi mengidentifikasi unsur-unsur cerita?

b. Bagaimana antusias siswa saat materi tersebut di ajarkan? c. Metode apakah yang anda

gunakan pada saat materi tersebut?

2. Dapat mengetahui penerapan metode CIRC dalam meningkatkan keterampilan membaca pemahaman siswa pada mata pelajaran Bahasa

Indonesia materi

Mengidentifikasi unsur-unsur cerita

a. Bagaimana aktifitas siswa saat mengikuti pembelajaran dengan metode CIRC?

3. Dapat mengetahui peningkatan keterampilan membaca pemahaman materi Mengidentifikasi unsur-unsur cerita pada siswa setelah metode CIRCdi terapkan?

a. Bagaimana peningkatan keterampilan membaca pemahaman siswa setelah adanya penerapan metode CIRC?

Tabel 3.7

Panduan wawancara penelitian kepada siswa kelas V MI Roudlotul Banat Sepanjang Sidoarjo

No. Tujuan Penelitian Daftar Wawancara Siswa 1. Dapat mengetahui proses

pembelajaran sebelum adanya pemberian metode CIRC mata pelajaran Bahasa Indonesia materi Mengidentifikasi unsur-unsur cerita

a. Apa yang kamu lakukan saat guru memberikan penjelasan materi Mengidentifikasi unsur-unsur cerita?

b. Apa yang kamu lakukan sebelum pelajaran dimulai?


(60)

c. Apa yang kamu harapkan dari materi Mengidentifikasi unsur-unsur cerita?

d. Apa yang kamu lakukan saat berdiskusi dengan teman kelompok?

e. Bagaimana cara guru anda mengajarkan materi Mengidentifikasi unsur-unsur cerita?

f. Bagaimana kelas yang kondusif menurut kamu? 2. Dapat mengetahui penerapan

metode CIRC dalam meningkatkan keterampilan membaca pemahaman siswa pada mata pelajaran Bahasa

Indonesia materi

Mengidentifikasi unsur-unsur cerita

a. Bagaimana pendapatmu tentang cara guru menerangkan materi Mengidentifikasi unsur-unsur cerita? Apakah kamu memahaminya?

3. Dapat mengetahui

peningkatan keterampilan membaca pemahaman materi Mengidentifikasi unsur-unsur cerita pada siswa setelah metode CIRC diterapkan.

a. Apa yang kamu lakukan saat guru memberikan penjelasan materi Mengidentifikasi unsur-unsur cerita?

b. Apa yang kamu lakukan sebelum pelajaran di mulai? c. Apa yang kamu harapkan dari

materi Mengidentifikasi unsur-unsur cerita?

d. Apa yang kamu lakukan saat berdiskusi dengan teman kelompok?

e. Bagaimana cara guru anda mengajarkan materi Mengidentifikasi unsur-unsur cerita?

f. Bagaimana kelas yang kondusif menurut kamu?


(61)

3. Teknis Analisi Data

Pada penelitian tindakan kelas ini, digunakan analisis deskripsi kualitatif, yaitu suatu metode penelitian yang bersifat menggambarkan kenyataan atau fakta sesuai dengan data yang diperoleh dengan tujuan untuk mengetahui hasil belajar yang dicapai siswa juga untuk mengetahui respon siswa terhadap kegiatan serta aktivitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung.11

a. Analisis prosentase Aktifitas Guru dan Siswa

Data tentang aktivitas siswa dianalisis dengan menghitung presentase aktivitas siswa untuk setiap indikator. Rumus menghitung presentase aktivits siswa untuk tiap-tiap indikator adalah :

X1

S1 = x 100% N

Keterangan :

S1 : Presentase aktivitas guru/siswa X1 : Banyak aktivitas guru/siswa N : Jumlah aktivitas secara keseluruhan b. Analisis Hasil Tes

Analisis ini dihitung dengan menggunakan statistik sederhana yaitu, 1) Untuk menilai ulangan atau tes formatif

11

Zainal Aqib, Penelitian Tindakan Kelas Untuk Guru, SD, SLB, TK, (Bandung: CV Yrama Widya, 2009), 40,


(62)

Peneliti melakukan penjumlahan nilai yang diperoleh siswa yang selanjutnya dibagi dengan jumlah siswa yang berada di kelas tersebut sehingga diperoleh rata-rata tes formatif yang dapat dirumuskan :12

Ʃx X =

ƩN

X = Nilai rata-rata

Ʃx = Jumlah semua nilai siswa ƩN = Jumlah siswa

2) Untuk ketuntasan belajar

Adapun untuk menghitung presentase ketuntasan belajar digunakan rumus sebagai berikut.13

Ʃ siswa yang tuntas belajar

P = x 100%

Ʃ siswa

Analisis ini dilakukan pada tiap siklus ditahap refleksi. Hasil analisis ini digunakan sebagai bahan refleksi untuk melakukan perencanaan lanjut dalam siklus selanjutnya. Hasil penilaian yang telah diperoleh tersebut dikelompokkan ke dalam bentuk penskoran nilai siswa. Berdasarkan petunjuk pelaksanaan belajar mengajar, bahwa

12 Nana Sudjana, Penelitian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: RR, 1989), 109. 13

Haris Supatno, Pendidikan dan Pelatihan Profesi Guru/PLPG 2008, (Surabaya: Departemen UNESA, 2008), 185,


(63)

tingkat pencapaian untuk hasil belajar adalah 75%. Dengan kriteria tingkat keberhasilan belajar yang dikelompokkan ke dalam lima kategori berikut:

Tabel 3.8

Kriteria Tingkat Keberhasilan Belajar Tingkat Kberhasilan (%) Arti

90 – 100 % Sangat Baik

70 – 89 % Baik

50 – 69 % Cukup Baik

0 – 49 % Tidak Baik

F. Indikator Kinerja

Indikator kinerja adalah suatu kriteria yang digunakan untuk melihat tingkat keberhasilan dari kegiatan PTK dalam meningkatkan atau memperbaiki PBM dikelas. Indikator kinerja harus realistik dan data dapat diukur (jelas cara pengukurannya)14

Metode pembelajaran Cooperative Integrated Reading and Composition

(CIRC) dapat meningkatkan keterampilan membaca pemahaman pada siswa

kelas III MI Roudlotul Banat dengan indikator sebagai berikut:

14


(64)

a. Setelah penelitian ini dilakukan diharapkan keterampilan siswa pada pelajaran bahasa indonesia meningkat. Diukur dari presentase ketingkatan belajar siswa sebelum menggunakan metode pembelajaran Cooperative Integrated Reading

and Composition (CIRC) dan sesudah menggunakan metode pembelajaran

Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC).

b. Meningkatnya prosentase ketuntasan belajar ≥ 80%.

c. Meningkatnya jumlah siswa yang berhasil mencapai KKM 75,00. G.Tim Peneliti dan Tugasnya

Penelitian ini dilakukan oleh peneliti dan berkolaborasi dengan guru mata pelajaran Bahasa Indonesia, tugas peneliti adalah melakukan tindakan dalam penelitian, sedangkan guru saling bekarja sama membantu pelaksanaan kegiatan penelitian maupun sagala hal yang bersangkutan dengan penelitian tersebut. Peneliti

Nama : Siti Arofah

Nim : D97212108

Jabatan : Mahasiswi Prodi PGMI UIN Sunan Ampel Surabaya

Tugas :

1. Menyusun perencanaan pembelajaran, instrumen penilaian, lembar observasi. 2. Menilai instrumen berupa naskah wawancara kepada siswa dan guru

kolaborator sebelum dan sesudah kegiatan. 3. Melakukan diskusi dengan guru kolaborator


(65)

4. Pelaksana kegiatan pembelajaran 5. Menyusun hasil penelitian Guru kelas

Nama : Rifa’i, S. Pd

Jabatan : Guru Kelas V MI Roudlotul Banat Sidoarjo

Tugas :

1. Bertanggung jawab mengamati pelaksanaan penelitian 2. Observer dalam penelitian


(66)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian Persiklus

Pada bab ini dipaparkan hasil penelitian “Peningkatan Keterampilan Membaca Pemahaman Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Melalui Strategi Crossword Puzzle Hasil penelitian ini akan dijelaskan per siklus, dalam setiap siklus terdiri empat langkah pokok yaitu perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi.

1. Siklus I

Siklus I terdiri dari empat tahap, yaitu perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi.

a. Perencanaan Siklus I

1) Menentukan waktu bersama guru mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas V yang ditetapkan tanggal 23 Maret 2016 dengan waktu 2 x 35 menit dan menentukan metode yang akan digunakan dalam siklus dengan strategi Crossword Puzzle.

2) Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran. RPP yang sudah disusun kemudian divalidasikan kepada dosen sebagi validator, yaitu Bapak Sulthon Mas’ud, M. Pd.I Setelah dokumen RPP divalidasi, RPP siap ditunjukkan kepada guru mata pelajaran untuk dipelajari. RPP kemudian dipergunakan sebagai perangkat pembelajaran dari tindakan yang akan dilakukan.


(67)

3) Membuat lembar kerja dan instrumen penilaian tes tulis. Lembar kerja dan instrumen penilaian tes tulis yang sudah disusun kemudian di validasikan kepada dosen sebagai validator.

4) Mempersiapkan instrumen panduan wawancara guru dan siswa. Wawancara dilakukan sebelum dan sesudah siklus. Adapun daftar pertanyaan dibuta oleh peneliti sebelum melakukan wawancara. 5) Menyusun dan mempersiapkan instrumen lembar observasi.

Observasi dilakukan terhadap guru dan siswa selama proses pembelajaran berlangsung. Lembar observasi yang disiapkan meliputi observasi aktivitas guru dan siswa yang sudah divalidasi oleh dosen.

b. Tindakan

Tahap pelaksanaan merupakan implementasi dari RPP yang dirancang sebelumnya. Peneliti diberi wewenang untuk melaksanakan kegiatan dan guru sebagai observer sekaligus pendamping dalam kegiatan penelitian disekolah.

Pada tahap pendahuluan siswa dikondisikan oleh guru mata pelajaran Bahasa Indonesia sehingga peneliti langsung membuka pertemuan dengan mengucapkan salam dan menanyakan kabar siswa yang biasanya digunakan oleh guru mata pelajaran Bahasa Indonesia dengan sapaan “bagaimana kabar anak-anak hari ini?” Dengan serentak mereka menjawab “Alhamdulillah, luar biasa, tetap semangat, Allahu


(68)

Akbar”. Berdo’a sebelum pembelajaran dimulai juga dilakukan oleh siswa dengan dipimpin oleh salah satu perwakilan siswa dari kelas V.

Gambar 4.1

Kegiatan awal pembelajaran1

Pada kegiatan inti guru memberikan penjelasan tentang unsur-unsur cerita yang akan diidentifikasi dalam setiap kelompok. Dilanjutkan dengan guru membagi kelas menjadi tiga kelompok dengan cara berhitung satu sampai tiga yang dimulai dari tempat duduk depan samping kanan. Siswa yang menyebutkan angka yang sama berkumpul menjadi satu kelompok. Satu kelompok terdiri 6 anak. Berikut ini adalah tabel pembagian nama-nama kelompok :

Tabel 4.1

Nama-Nama Kelompok Siklus I

No Kelompok Anggota Kelompok

1 I Achmad Zidan

Aulia Safira Dewi Febriana Susanti Syifa’ur Rochmania Vidia Maulida K

1

Pada gambar 4.1 guru sedang melakukan kegitan mulai dari mengucapkan salam, menanyakan

kabar siswa, dan berdo’a bersama-sama serta mengabsen kehadiran siswa, yang kemudian dilanjutkan dengan kegiatan awal lainnya.


(69)

M. Rengga Firmansyah 2 II M. Arief Prasetyo

Jakfar Amjad Lailatul Istiqomah Rosyidatul Hasanah Chalimatus Sa’diyah M. Iklil Al Bari’i 3 III Anggana Adi Farhat

Septian Achmadi Wahyudi Risqia Zulfa Zakinah B Najiyah Abidah Nurina Dzawata S.

Setelah berkumpul dengan kelompoknya masing-masing, guru memberikan bacaan cerita kepada masing-masing kelompok beserta dengan lembar kegiatan siswa. Kelompok satu yang terdiri dari Syifa, Aulia, Santi, Vidia, Zidan, dan Rengga mendapat cerita Kera dan Kura-Kura. Sedangkan kelompok dua yang terdiri dari Arif, Jakfar, Pras, Isti, Rosyida, dan Halimah mendapat cerita Batu Menangis. Dan kelompok tiga yang terdiri dari Angga, Riski, Septian, Zulfa, Caca, dan Najiyah mendapat cerita Malin Kundang. Masing-masing kelompok saling membacakan cerita untuk mengidentiikasi unsur-unsur cerita yang ada di dalamnya (tokoh, tema, latar, dan amanat) sesuai dengan yang terdapat pada lembar kegiatan siswa.


(70)

Gambar 4.2 Siswa aktif berdiskusi2

Setelah melakukan kerja kelompok guru menginstruksikan setiap kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusi yang telah dilakukan. Kelompok satu dipresentasikan oleh Syifa dengan suara yang keras dan lantang. Kelompok dua dipresentasikan oleh Rosyida dengan suara keras dan lantang juga, ada beberapa tanggapan karena tidak banyak dari siswa-siswi yang sudah mengetahui cerita yang diidentifikasi oleh kelompok dua yaitu Batu Menangis. Sedangkan kelompok tiga diwakilkan oleh Najiyah, tidak ada tanggapan karena pada saat presentasi suara tidak keras sehingga banyak yang tidak dengar, namun ketika guru memberikan penguatan banyak siswa-siswi yang memberikan tanggapan karena cerita malin kundang hampir semua siswa mengetahuinya.

Guru mempersilahkan siswa jika ada yang bertanya tentang hal yang belum diketahui oleh siswa. Kesempatan tersebut diambil oleh beberapa siswa sehingga menunjukkan pembelajaran dikelas selalu aktif. Guru bersama siswa saling memberikan tanggapan dan membuat kesimpulan tentang unsur-unsur intrinsik cerita.

2

Para siswa kelas V MI Roudlotul Banat terlihat aktif ketika berdiskusi mengidentifikasi unsur-unsur cerita.


(1)

Diagram 4.6

Tingkat Motivasi Indikator 6 siklus I dan II

Berdasarkan penjelasan diatas maka dapat disimpulkan indikator-indikator motivasi sebagian tercapai dengan dibuktikan adanya peningkatan motivasi belajar siswa yang diketahui melalui angket dan lembar observasi yang digunakan peneliti. Hasil akhir yang diperoleh adalah pada siklus I nilai rata-rata dari

prosentase jawaban “ya” yang diperoleh adalah 69% dan pada siklus II nilai

rata-rata dari prosentase jawaban “ya” yang diperoleh adalah 74% dan terjadi kenaikan sekitar 5%. Berikut diagram yang menggambarkan kenaikan tingkat motivasi dalam semua indikator.

0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80% 90%

Iya Kadang-kadang Tidak

Siklus I Siklus II


(2)

92

Diagram 4.7

Hasil Prosentase dari semua indikator 0%

10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80%

Siklus I Siklus II

Iya

Kadang-kadang Tidak


(3)

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti pada saat pembelajaran, dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Penggunaan strategi Crossword Puzzle dalam proses pembelajaran IPS materi kedatangan Belanda dan Jepang ke Indonesia di MINU Miftahul Huda Gresik dapat meningkatkan motivasi siswa. Hal ini dibuktikan dengan hasil prosentase dari perhitungan angket serta lembar observasi yang dilakukan oleh guru dan siswa. Hasil perhitungan angket pada siklus I adalah 69% dan hasil yang diperoleh pada siklus II adalah 74% jadi terjadi kenaikan sekitar 5%.

2. Aktivitas observasi guru dan siswa juga mengalami peningkatan dari siklus I ke siklus II dengan perolehan skor sebagai berikut pada siklus I skor yang diperoleh pada saat observasi siswa adalah 71 dengan rata-rata kelas 93% dan skor maksimal 76 sedangkan pada siklus II memperoleh skor 72 dengan rata-rata kelas 94% dan skor maksimal 76. Untuk observasi guru pada siklus I memperoleh skor 108 dengan rata-rata kelas 94% dan skor maksimal 116. Sedangkan siklus II memperoleh skor 111 dengan rata-rata kelas 97% dan skor maksimal 116.

3. Melakukan proses pembelajaran dengan menggunakan strategi Crossword Puzzle memberikan dampak yang positif bagi peningkatan motivasi siswa.


(4)

98

Dengan dibuktikan hasil angket yang mencapai indikator-indikator motivasi.

B. Saran

Dengan pembuktian bahwa strategi Crossword Puzzle dapat meningkatkan motivasi siswa, maka beberapa saran yang dapat disampaikan antara lain: 1. Dalam kegiatan belajar mengajar guru diharapkan menjadi pembelajaran

dengan menggunakan strategi Crossword Puzzle sebagai suatu alternatif pembelajaran dalam mata pelajaran IPS maupun mata pelajaran yang lain untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa.

2. Untuk melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan strategi

Crossword Puzzle memerlukan persiapan yang cukup sehingga guru

mampu menentukan topic yang benar-benar bisa diterapkan dalam strategi ini.

3. Untuk penelitian yang lebih lanjut mengenai pembelajaran kedatangan Belanda dan Jepang ke Indonesia dapat dilakukan dengan strategi yang lain atau strategi yang sama dengan melakukan perbaikan-perbaikan agar diperoleh hasil yang lebih baik.


(5)

Arikunto, Suharsimi. 2009.Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: Bumi Aksara) Arikunto, Suharsimi. 2011.Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: Bumi Aksara) Arikunto, Suharsimi. 2002.Prosedur Penelitian, (Jakarta: Rineka Cipta)

B. Uno, Hamzah. 2011. Teori Motivasi dan Pengukurannya, (Jakarta: PT Bumi Aksara.

E. Slavin, Robert. 2011.Psikologi Pendidikan, (Jakarta: PT Indeks) Hamdani. 2011.Strategi Belajar Mengajar, (Bandung: Pustaka Setia)

Harsanto, Radno. 2011.Pengelolaan Kelas yang Dinamis. (Yogyakarta: Kanisius) Hasibuan, Malayu S.P. 1996. Organisasi dan Motivasi Dasar Peningkatan

Produktivitas, (Jakarta: Bumi Aksara)

Ishaq, Isjoni., 2006.Pendidikan Sebagai Investasi Masa Depan, (Jakarta: Yayasan Obor Indonesia)

Junaedi, Baihaqi. 2009. Evaluasi Pembelajaran MI, (Surabaya: PT. Revka Petra Media)

Kunandar. 2010. Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas sebagai Pengembangan Profesi Guru, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada)

Kurnianto, Rido, dkk. 2009. Penelitian Tindakan Kelas, (Surabaya: LAPIS PGMI)

Mulyasa. 2012. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosdakarya)

Murni, Wahid dkk. 2010. Evaluasi Pembelajaran Kompetensi dan Praktik, (Yogyakarta: Nuha Litera)

Sadirman A. M., 2011. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada)


(6)

Sapriya. 2012.Pendidikan IPS, (Bandung: Rosda Karya)

Sardijiyo, dkk. 2008.Pendidikan IPS di SD, (Jakarta: Universitas Terbuka)

Sarwono, Jonathan. 2010. Pintar Menulis Karangan Ilmiah, (Yogyakarta: CV Andi offset, 2010)

Silberman, Mel. 2009. Active Learning: 101 Metode Pembelajaran Aktif, terj Sarjuli, (Yogyakarta: Pustaka Madani)

Sugiono. 2013. Metode Penelitian Kombinasi (mix mettode), (Bandung: Alfabeta. CV)

Wiriatmaja, Rochiati. Metode Penelitian Tindakan Kelas, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya)

http://www.referensimakalah.com/2013/01/strategi-pembelajaran-crossword puzzle.htmldiakses pada tanggal 8 Maret 2016


Dokumen yang terkait

Upaya peningkatan minat belajar fiqih melalui strategi pembelajaran crossword puzzle di MTS Islamiyah Ciputat: penelitian tindakan kelas di MTs Islamiyah Ciputat

10 57 183

PENINGKATAN KEMAMPUAN VOCABULARY SISWA DENGAN MENGGUNAKAN CROSSWORD PUZZLE PADA MATA PELAJARAN Peningkatan Kemampuan Vocabulary Siswa Dengan Menggunakan Crossword Puzzle Pada Mata Pelajaran Bahasa Inggris Kelas IV SD Negeri 2 Karanglo Polanharjo Klaten T

1 2 17

PENINGKATAN KEMAMPUAN VOCABULARY SISWA DENGAN MENGGUNAKAN CROSSWORD PUZZLE PADA MATA PELAJARAN Peningkatan Kemampuan Vocabulary Siswa Dengan Menggunakan Crossword Puzzle Pada Mata Pelajaran Bahasa Inggris Kelas IV SD Negeri 2 Karanglo Polanharjo Klaten T

0 1 12

PENINGKATAN MINAT BELAJAR MATA PELAJARAN BAHASA JAWA DENGAN MENGGUNAKAN STRATEGI PEMBELAJARAN Peningkatan Minat Belajar Mata Pelajaran Bahasa Jawa Dengan Menggunakan Strategi Pembelajaran Crossword Puzzle Pada Siswa Kelas IV SD Negeri 3 Mejobo, Kudus Tah

0 1 16

PENINGKATAN MINAT BELAJAR MATA PELAJARAN BAHASA JAWA DENGAN MENGGUNAKAN STRATEGI PEMBELAJARAN Peningkatan Minat Belajar Mata Pelajaran Bahasa Jawa Dengan Menggunakan Strategi Pembelajaran Crossword Puzzle Pada Siswa Kelas IV SD Negeri 3 Mejobo, Kudus Tah

0 1 14

PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR MELALUI STRATEGI Peningkatan Motivasi Belajar Melalui Strategi Jigsaw Pada Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial Siswa Kelas IV SD Negeri 2 Sribit Tahun Pelajaran 2012/2013.

0 2 11

PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR MELALUI STRATEGI Peningkatan Motivasi Belajar Melalui Strategi Jigsaw Pada Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial Siswa Kelas IV SD Negeri 2 Sribit Tahun Pelajaran 2012/2013.

0 1 15

PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR MELALUI PENGGUNAANMETODE INQUIRY PADA MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN Peningkatan Motivasi Belajar Melalui Penggunaan Metode Inquiry Pada Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial Siswa Kelas IV SDN 1 Bowan, Delanggu, Klaten Tah

0 0 13

PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS V MINU NGINGAS WARU PADA MATERI TUMBUHAN HIJAU DENGAN MENGGUNAKAN METODE EKSPERIMEN.

0 0 90

PENINGKATAN HASIL BELAJAR DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK LEARNING CELL MATA PELAJARAN IPS MATERI KOPERASI PADA SISWA KELAS IV MI MIFTAHUL HUDA DAHANREJO KEBOMAS GRESIK.

0 1 118