PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS V MINU NGINGAS WARU PADA MATERI TUMBUHAN HIJAU DENGAN MENGGUNAKAN METODE EKSPERIMEN.

(1)

PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR

SISWA KELAS V MINU NGINGAS WARU

PADA MATERI TUMBUHAN HIJAU

DENGAN MENGGUNAKAN METODE EKSPERIMEN

SKRIPSI

Oleh:

NURI WAHIDATUS SOLIHAH

NIM. D07212028

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH


(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

ABSTRAK

Nuri Wahidatus Solihah, Peningkatan motivasi belajar siswa kelas V MINU Ngingas Waru pada materi tumbuhan hijau dengan menggunakan metode eksperimen.

Kata kunci: Peningkatan motivasi belajar, Ilmu Pengetahuan Alam, Metode eksperimen

Dalam yang pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam khususnya pada materi tumbuhan hijau guru menggunakan metode ceramah, dari hasil pengamatan peneliti siswa terlihat kurang termotivasi karena merasa bosan dan mengantuk. Dari hasil angket pra siklus yang telah dibagikan kepada siswa diketahui hanya 28% dari 29 siswa yang memiliki motivasi belajar sangat tinggi. Berdasarkan permasalahan tersebut peneliti menerapkan metode eksperimen untuk meningkatkan motivasi belajar siswa. Peneliti memilih metode eksperimen dikarenakan metode tersebut mampu memberikan bukti kongkrit tentang materi yang sedang dipelajari dan mampu memberikan rasa penasaran kepada siswa sehingga siswa merasa tertarik.

Tujuan dilakukannya penelitian ini diantaranya: (1) mengetahui penerapan metode eksperimen pada materi tumbuhan hijau untuk meningkatkan motivasi belajar siswa kelas V MINU Ngingas Waru; (2) mengetahui peningkatan motivasi belajar siswa kelas V di MINU Ngingas Waru setelah diterapkannya metode eksperimen pada materi tumbuhan hijau.

Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas model Kurt Lewin. Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus, setiap siklus terdiri dari empat tahapan yaitu perencanaan, tindakan, observasi, refleksi. Sebelum diadakannya siklus peneliti mengadakan pra siklus. Teknik pengumpulan data dengan cara wawancara, observasi, angket dan dokumentasi.

Dari hasil penelitian yang didapatkan yaitu: (1) penerapan pelaksanaan metode eksperimen pengamatan aktivitas guru pada siklus I sebesar 78% meningkat menjadi 97% pada siklus II, sedangkan untuk pengamatan aktivitas siswa pada siklus I memperoleh persentase 70% menjadi 94% pada siklus II, termasuk kategori sangat baik; (2) peningkatan motivasi belajar siswa dari tahap pra siklus sebesar 28% kategori motivasi rendah mengalami peningkatan, pada tahap siklus I menjadi 76% kategori motivasi tinggi, kemudian pada tahap siklus II meningkat mencapai 93% kategori motivasi sangat tinggi. Kesimpulan penelitian ini adalah metode eksperimen dapat meningkatkan motivasi belajar siswa kelas V MINU Ngingas Waru pada materi tumbuhan hijau mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam.


(7)

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ... i

HALAMAN JUDUL... ii

HALAMAN MOTTO ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

LEMBAR PERSETUJUAN SKRIPSI... v

LEMBAR PENGESAHAN TIM PENGUJI SKRIPSI ... vi

ABSTRAK ... vii

KATA PENGANTAR ... viii

DAFTAR ISI... xi

DAFTAR TABEL... xiii

DAFTAR GAMBAR ... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ... xv

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... 1

B. Rumusan Masalah... 4

C. Tindakan Penelitian... 4

D. Tujuan Penelitian Tindakan ... 5

E. Lingkup Penelitian... .. 5

F. Manfaat Penelitian ... 6

G. Definisi Operasional... 7

BAB II KAJIAN TEORI A. Motivasi Belajar ... 9

1. Pengertian Motivasi Belajar... 9

2. Teori Motivasi... 10

3. Fungsi Motivasi... 13

4. Indikator Motivasi Belajar ... 14

5. Manfaat Motivasi Belajar... 14

6. Prinsip-Prinsip Motivasi Belajar ... 15

7. Macam-Macam Motivasi ... 16

8. Bentuk-Bentuk Motivasi di Sekolah ... 19

B. Metode Eksperimen ... 20


(8)

2. Langkah-langkah Metode Eksperimen ... 20

3. Kelebihan Metode Eksperimen ... 21

4. Kelemahan Metode Eksperimen ... 22

C. Materi Ilmu Pengetahuan Alam ... 22

1. Pengertian Ilmu Pengetahuan Alam... 22

2. Tujuan Pembelajaran IPA ... 23

3. Ruang Lingkup Pembelajaran IPA... 24

4. Materi Tumbuhan Hijau ... 24

D. Penelitian Terdahulu yang Relevan dengan Tema Peningkatan Motivasi Belajar melalui Metode Eksperimen ... 25

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian... 28

B. Setting Penelitian dan Karakteristik Subjek Penelitian... 30

C. Variabel yang Diteliti... 31

D. Rencana Tindakan ... 31

E. Data dan Teknik Pengumpulan ... 36

F. Indikator Kinerja... 44

G. Tim Peneliti dan Tugasnya... 45

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum ... 48

B. Hasil Penelitian ... 52

C. Pembahasan... 71

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 77

B. Saran ... 78

DAFTAR PUSTAKA ... 79

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ... 81

RIWAYAT HIDUP... 82


(9)

DAFTAR TABEL

Tabel

Halaman

3.1 Pedoman Wawancara Guru... 40

3.2 Pedoman Wawancara Siswa ... 41

3.3 Kisi-kisi Angket Motivasi Belajar ... 42

3.4 Pedoman Penskoran Angket Motivasi ... 43

3.5 Kategori Motivasi Belajar ... 44

3.6 Kerangka Tabel Hasil Angket Siswa Sebelum Tindakan ... 45

3.7 Kerangka Tabel Hasil Angket Siswa Sesudah Tindakan ... 45

4.1 Rekapitulasi Angket Motivasi Belajar Pra Siklus ... 55

4.2 Rekapitulasi Angket Motivasi Belajar Siklus I... 62

4.3 Rekapitulasi Angket Motivasi Belajar Siklus II... 69

4.4 Rekapitulasi Aktivitas Guru Dan Siswa... 72


(10)

DAFTAR GAMBAR

Gambar

Halaman

2.1 Hierarki Kebutuhan Maslow ... 11

3.1 Siklus PTK Model Kurt Lewin ... 29

4.1 Denah Lokasi MINU Ngingas ... 49

4.2 Guru Menyiapkan Siswa Sebelum Memulai Pembelajaran... 58

4.3 Siswa Melakukan Percobaan... 59

4.4 Guru Memberikan Penguatan Kepada Siswa... 59

4.5 Siswa Melakukan Percobaan... 66

4.6 Diagram Hasil Observasi Guru dan Siswa... 72


(11)

DAFTAR LAMPIRAN

1. Lembar wawancara guru sebelum dilakukan tindakan 2. Lembar wawancara guru setelah dilakukan tindakan 3. Lembar wawancara siswa sebelum dilakukan tindakan 4. Lembar wawancara siswa setelah dilakukan tindakan 5. Lembar observasi aktifitas guru

6. Lembar observasi aktifitas siswa 7. Instrumen butir angket

8. Butir angket

9. Hasil angket motivasi belajar siswa pra siklus 10. Rencana pelaksanaan pembelajaran siklus I 11. Materi pembelajaran

12. Lembar kerja kelompok 13. Penilaian tes

14. Tugas individu

15. Rubrik penilaian diskusi kelompok

16. Hasil angket motivasi belajar siswa siklus I 17. Rencana pelaksanaan pembelajaran siklus II

18. Lembar hasil wawancara guru sebelum dilakukan tindakan 19. Lembar hasil wawancara guru setelah dilakukan tindakan 20. Lembar hasil wawancara siswa sebelum dilakukan tindakan 21. Lembar hasil wawancara siswa setelah dilakukan tindakan 22. Hasil angket motivasi belajar siswa siklus II

23. Foto pelaksanaan pembelajaran

24. Lembar hasil observasi aktifitas guru siklus I 25. Lembar hasil observasi aktifitas siswa siklus I 26. Lembar hasil observasi aktifitas guru siklus II 27. Lembar hasil observasi aktifitas siswa siklus II


(12)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan cabang ilmu pendidikan yang

mempelajari tentang alam, termasuk di dalamnya zoologi, botani, fisika, kimia,

geologi, dan lain-lain. Pelajaran IPA diajarkan pada jenjang sekolah salah

satunya jenjang sekolah dasar. Salah satu materi yang dipelajari yaitu materi

tentang Tumbuhan Hijau.1

Tumbuhan hijau memiliki peranan yang penting bagi kelangsungan hidup

makhluk hidup di bumi yakni kemampuan tumbuhan hijau dalam

berfotosintesis. Dari hasil fotosintesis tumbuhan hijau mampu menghasilkan

oksigen yang berguna untuk pernapasan bagi manusia dan hewan, tumbuhan

hijau juga menghasilkan karbohidrat yang dapat dinikmati manusia dan hewan

sebagai sumber makanan bagi mereka.

Mengingat pentingnya manfaat dari mempelajari materi tersebut, peserta

didik diharapkan mampu mempelajari materi IPA dengan baik. Sebagaimana

tujuan pendidikan nasional yang termuat dalam Undang-Undang Republik

Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

Pendidikan pasal 3 menyebutkan bahwa:2

Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam

1

Tim Penulis LAPIS-PGMI,Pembelajaran IPA MI, (Surabaya: Aprinta, 2009), hal. 1-10.

2

Tim Redaksi Fokusmedia, Sistem Pendidikan Nasional, (Bandung: Fokusmedia, 2006),


(13)

2

rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Untuk mencapai tujuan diatas, guru memiliki peranan yang penting dalam

proses pembelajaran. Guru yang mampu mengarahkan dan menyampaikan

materi kepada peserta didik dan peserta didik mampu memahaminya dengan

baik. Tidak hanya dalam jangka waktu pendek namun juga dalam jangka waktu

yang lama dan mampu menerapkan ilmu yang telah diperoleh dalam kehidupan

sehari-hari.

Sebagaimana hasil wawancara dan pengamatan yang dilakukan oleh

peneliti bahwa peserta didik kurang adanya motivasi dalam mempelajari

pelajaran IPA materi Tumbuhan Hijau. Peserta didik terlihat kurang aktif saat

pembelajaran dan kurang adanya ketertarikan pada materi yang sedang

dipelajari. Hal ini dapat disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya yaitu: (1)

selama pembelajaran berlangsung bersifat teacher centered yaitu pembelajaran

hanya berpusat pada guru, (2) kurang adanya bukti kongkrit yang dapat

dimengerti oleh peserta didik terutama saat mempelajari reaksi fotosintesis

sehingga peserta didik kurang termotivasi dengan materi yang diajarkan.

Dari 29 siswa kelas V MINU Ngingas Waru Sidoarjo hanya 28% peserta


(14)

3

Tumbuhan Hijau, yaitu pada kompetensi dasar memahami cara tumbuhan

membuat makanan.3

Pada anak-anak tingkatan usia sekolah dasar sifat-sifat khas yaitu berpikir

atas dasar pengalaman yang kongkrit, mereka belum dapat membayangkan

hal-hal yang abstrak, misalnya membayangkan proses respirasi, sintesis vitamin

pada tanaman, atau sirkulasi darah dalam tubuh. Berdasarkan kenyataan itu

dalam pembelajaran IPA perlu dirancang dan dilaksanakan suatu metode

pembelajaran yang memungkinkan peserta didik dapat melihat, berbuat

sesuatu, terlibat dalam proses belajar, dan mengalami secara langsung hal-hal

yang dipelajari.4

Meninjau berbagai pertimbangan di atas untuk meningkatkan motivasi

peserta didik dalam mempelajari IPA, peneliti berupaya memberikan alternatif

yang cocok yaitu menggunakan metode eksperimen. Dikarenakan dengan

menggunakan metode eksperimen peserta didik mampu memahami

konsep-konsep fotosintesis pada tumbuhan yang hanya dipelajari secara teori menjadi

pembelajaran yang bersifat kongkrit atau nyata. Metode ini sesuai dengan

karakter peserta didik pada tingkat sekolah dasar. Peserta didik dapat melihat,

berbuat sesuatu, terlibat dalam proses belajar, dan mengalami secara langsung

hal-hal yang dipelajari.

Berdasarkan uraian diatas, peneliti melakukan penelitian tindakan kelas

dengan judul“PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS V

3

Hasil angket pra siklus yang dibagikan kepada siswa kelas V MINU Ngingas Waru. 4


(15)

4

MINU NGINGAS WARU PADA MATERI TUMBUHAN HIJAU

DENGAN MENGGUNAKAN METODE EKSPERIMEN.

B. Rumusan Masalah Penelitian

Berdasarkan latar belakang di atas maka peneliti dapat merumuskan

masalah seperti berikut:

1. Bagaimana penerapan metode eksperimen pada materi tumbuhan hijau

untuk meningkatkan motivasi belajar siswa kelas V MINU Ngingas Waru

-Sidoarjo?

2. Bagaimana peningkatan motivasi belajar siswa kelas V di MINU Ngingas

Waru - Sidoarjo setelah diterapkannya metode eksperimen pada materi

tumbuhan hijau?

C. Tindakan Penelitian

Tindakan yang dipilih untuk mengatasi permasalahan rendahnya motivasi

dalam mempelajari mata pelajaran IPA materi tumbuhan hijau dengan

menerapkan metode eksperimen pada peserta didik kelas V MINU Ngingas

Waru Sidoarjo yang dilakukan dengan 2 siklus yang setiap siklusnya terdiri

dari perencanaan (planning), pelaksanaan tindakan (acting), observasi


(16)

5

D. Tujuan Penelitian Tindakan

Berdasarkan rumusan masalah di atas dapat menentukan tujuan penelitian

sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui penerapan metode eksperimen pada materi tumbuhan

untuk meningkatkan motivasi belajar siswa kelas V MINU Ngingas Waru

- Sidoarjo?

2. Untuk mengetahui peningkatan motivasi belajar siswa kelas V di MINU

Ngingas Waru - Sidoarjo setelah diterapkannya metode eksperimen pada

materi tumbuhan hijau?

E. Lingkup Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, peneliti membahas tentang

peningkatan motivasi belajar peserta didik kelas V MINU Ngingas Waru pada

mata pelajaran IPA materi Tumbuhan Hijau. Adapun standar kompetensi,

kompetensi dasar, dan indikator yang akan dibahas sebagai berikut:

1. Standar Kompetensi : Memahami cara tumbuhan hijau membuat

makanan.

2. Kompetensi Dasar : Mengidentifikasi cara tumbuhan hijau membuat

makanan.

3. Indikator:

a. Menyebutkan bagian tumbuhan hijau yang digunakan untuk membuat


(17)

6

b. Menjelaskan fungsi bagian tumbuhan hijau yang digunakan untuk

membuat makanan.

c. Menjelaskan proses tumbuhan hijau membuat makanan dengan bantuan

cahaya matahari.

F. Manfaat Penelitian

Ditinjau dari segi penggunaannya, penelitian ini memiliki manfaat secara

umum dan khusus:

1. Manfaat secara umum

a. Kegiatan belajar mengajar IPA di MINU Ngingas Waru – Sidoarjo

menjadi lebih menarik dan menyenangkan.

b. Ditemukannya metode pembelajaran baru yang tepat dan inovatif, yang

dapat digunakan untuk guru ketika mengajar.

2. Manfaat secara khusus

a. Bagi peserta didik, lebih mudah menerima dan memahami materi yang

disampaikan oleh guru. Dan dapat meningkatkan keaktifan peserta

didik untuk lebih aktif dan berpartisipasi dalam berlangsungnya proses

pembelajaran.

b. Bagi guru, guru mendapat variasi metode baru yang dalam pelaksanaan

pembelajaran nantinya dapat diterapkan sehingga peserta didik menjadi


(18)

7

c. Bagi penulis, penulis mendapatkan pengetahuan dan wawasan lebih

dalam untuk menulis karya ilmiah serta landasan yang kuat dalam

mengajarkan mata pelajaran IPA materi Tumbuhan Hijau.

G. Definisi Operasional

Dalam penelitian ini peneliti memberikan penjelasan mengenai kata kunci

yang terdapat dalam judul penelitian ini dengan tujuan menghindari

kesalahpahaman dalam mengartikannya. Istilah yang peneliti jelasakan sebagai

berikut:

1. Peningkatan

Adalah proses, perbuatan, cara meningkatkan usaha.5

2. Motivasi belajar

Adalah dorongan internal dan eksternal pada siswa-siswa yang sedang

belajar untuk mengadakan perubahan tingkah laku, pada umumnya dengan

beberapa indikator atau unsur yang mendukung.6

3. Ilmu Pengetahuan Alam

Adalah suatu kumpulan teori pengetahuan yang sistematis meliputi

gejala-gejala alam melalui metode ilmiah seperti observasi dan eksperimen yang

menuntut memiliki sikap ilmiah seperti rasa ingin tahu, jujur, terbuka, dan

sebagainya.7

5

Tim Prima Pena,Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta: Gitamedia Press), hal.762.

6

Hamzah B. Uno, Teori Motivasi dan Pengukurannya, (Jakarta: Bumi Aksara, 2011), hal.23.

7


(19)

8

4. Tumbuhan Hijau

Tumbuhan adalah Bio segala yang hidup, mempunyai akar, batang, daun,

berbunga, berbuah.8 Sedangkan tumbuhan hijau adalah tumbuhan yang

memiliki klorofil (zat hijau daun) dan mampu melakukan proses

fotosintesis.

5. Metode Eksperimen

Adalah cara penyajian pelajaran, di mana siswa melakukan percobaan

dengan mengalami dan membuktikan sendiri sesuatu yang dipelajari.9

Berdasarkan uraian di atas disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan

peningkatan motivasi belajar materi tumbuhan hijau dengan menggunakan

metode eksperimen adalah suatu proses yang dilakukan untuk meningkatkan

motivasi belajar peserta didik ketika mempelajari materi tumbuhan hijau

dengan menggunakan metode eksperimen. Dengan menggunakan metode

eksperimen memberi kesempatan siswa untuk melakukan sebuah percobaan

yang mampu memberikan pemahaman secara konkrit tentang materi yang

sedang dipelajari. Secara berkelompok siswa melakukan percobaan dan

berdiskusi dengan kelompoknya tentang kesimpulan percobaan yang

dilakukan.

8

Save M. Dagun, Kamus Besar Ilmu Pengetahuan, (Jakarta: Lembaga Pengkajian

Kebudayaan Nusantara, 1997), hal.1158. 9

Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), hal.84.


(20)

BAB II

KAJIAN TEORI

A. Motivasi Belajar

1. Pengertian Motivasi Belajar

Motivasi berasal dari bahasa Latin movere yang berarti gerak atau

dorongan untuk bergerak. Memberikan motivasi dapat berarti memberikan

dorongan untuk bergerak melakukan sesuatu yang hendak dicapai.

Motivasi adalah proses internal yang mengaktifkan, menuntun, dan

mempertahankan perilaku dari waktu ke waktu.10 A.W. Bernard

mengemukakan motivasi sebagai fenomena yang dilibatkan dalam

perangsangan tindakan ke arah tujuan-tujuan tertentu yang sebelumnya

kecil atau tidak ada gerakan sama sekali ke arah tujuan-tujuan tertentu.

Sementara Abraham Maslow mendefinisikan motivasi adalah sesuatu yang

bersifat konstan (tetap), tidak pernah berakhir, berfluktuasi dan bersifat

kompleks, dan hal itu kebanyakan merupakan karakteristik universal pada

setiap kegiatan organisme.11

Motivasi dapat diartikan sebagai suatu dorongan kehendak yang

menyebabkan seseorang melakukan suatu perbuatan untuk mencapai

tujuan tertentu.12

10

Robert E. Slavin,Psikologi Pendidikan: Teori dan Praktik, (Jakarta: PT. Indeks, 2011), hal.135.

11

Purwa Atmaja Prawira, Psikologi Pendidikan dalam Perspektif Baru, (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2014), hal.320

12


(21)

10

2. Teori Motivasi

Seseorang akan melakukan suatu aktivitas apabila didorong oleh

adanya faktor-faktor kebutuhan biologis, insting, unsur-unsur kejiwaan

yang lain serta adanya pengaruh perkembangan manusia. Faktor-faktor

tersebut tidak dapat dipisahkan dari persoalan kebutuhan, baik kebutuhan

biologis maupun psikologis. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa

motivasi akan selalu berkaitan dengan kebutuhan. Karena seseorang akan

melakukan sesuatu apabila merasa butuh. Ketika seseorang dalam keadaan

tidak seimbang, tidak serasi atau rasa ketegangan yang menuntut suatu

kepuasan maka akan timbul kebutuhan. Kalau sudah seimbang dan

terpenuhi pemuasannya berarti tercapailah suatu kebutuhan yang

diinginkan. Keadaan yang tidak seimbang atau adanya rasa tidak puas

tersebut maka diperlukannya suatu motivasi. Apabila kebutuhan tersebut

telah terpenuhi dan terpuaskan maka aktivitas tersebut akan berkurang dan

sesuai dengan dinamika kebutuhan manusia akan timbullah kebutuhan

baru lainnya.13

Sesuai dengan kebutuhan tersebut, Maslow menciptakan sebuah

hierarki kebutuhan. Hierarki tersebut didasarkan pada anggapan bahwa

apabila seseorang telah memuaskan satu tingkat kebutuhan tertentu, maka

mereka akan bergeser ke tingkat yang lebih tinggi.

13

A.M. Sardiman, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rajawali Press, 2012), hal.78.


(22)

11

Maslow m

berikut ini.14

a. Kebutuhan f

Kebutuha

makanan, pe

Kebutuhan

sumber ke

kebutuhan

kekurangan m

b. Kebutuhan a

Maslow

manusia be

keamanan di

perhatian da

14

Putra Atmaja P Ruzz Media, 2013), hal.33

11

Gambar 2.1 Hierarki Kebutuhan Maslow

mengemukakan lima tingkat kebutuhan sepe

uhan fisiologis

butuhan fisiologis harus dipuaskan agar tetap

n, perumahan, pakaian, udara untuk bernapas,

uhan fisiologis terletak di posisi paling bawah ka

kehidupan termasuk sumber dari aktualisasi

n fisiologis individu terganggu, misaln

an maka kebutuhan-kebutuhan yang lain menja

uhan akan rasa aman

slow mengungkapkan yang dimaksud disini ada

berupa keinginan untuk dapat mempertahanka

n diri. Ketika kebutuhan fisiologis seseorang t

n dapat diarahkan kepada kebutuhan akan ke

Prawira, Psikologi Pendidikan dalam Perspektif Bar l.333.

aktualisasi

diri

terkenal

cinta kasih

rasa aman

kebutuhan fisiologis

11 w

perti pada gambar

tap hidup, seperti

s, dan sebagainya.

karena merupakan

sasi diri. Apabila

lnya mengalami

njadi gagal.

adalah kebutuhan

nkan ketertiban dan

g telah dipuaskan,

n keamanan. Pada


(23)

12

umumnya orang-orang menginginkan hidupnya nyaman, teratur,

diperlakukan dengan adil, tertib, aman dan tentram. Untuk memenuhi

keinginan tersebut berbagai upaya dilakukan seperti mendaftarkan diri

ke asuransi jiwa, asuransi kesehatan, menabungkan uangnya dan

membeli rumah dan tanah.

c. Kebutuhan akan cinta dan kasih

Kebutuhan akan cinta dan kasih dibuktikan dengan adanya jalinan

cinta dan kasih atau hubungan-hubungan yang akrab dengan orang lain,

baik dilakukan dengan individu maupun kelompok.

d. Kebutuhan akan terkenal

Kebutuhan terkenal baik terkenal akan dirinya, namanya, hartanya,

kepandaian, maupun hubungannya dengan orang lain. Kebutuhan akan

keterkenalan ini oleh Maslow disebut sebagai self-esteem dan the

esteem needs. Pertama, self esteem, self-respect, self-regard, dan

self-evaluation, semuanya berkaitan dengan harga diri, kehormatan

seseorang atau kelompok. Kedua, berhubungan dengan respek dari

pihak lain sebagai status, reputasi, kesuksesan, dan kegagalan sosial.

e. Kebutuhan aktualisasi diri

Kebutuhan aktualisasi diri merupakan kebutuhan yang tertinggi

tingkatannya dalam hierarki kebutuhan. Jika kebutuhan ini dapat

terpenuhi dengan baik, seseorang dapat melaksanakan kodratnya dalam


(24)

13

Menurut Maslow, orang-orang yang dapat mengaktualisasikan

dirinya dengan baik adalah mereka yang dapat menerima dirinya sendiri

dan orang lain, menunjukkan spontanitasnya dalam tingkatan yang

tinggi, menunjukkan persepsi yang efisien terhadap realitas dan

penerimaan, berorientasi pada pusat masalah, mempunyai privatisasi

dan pengejaran, mengapresiasi kebutuhan pokok dalam hidup dengan

memelihara kesegaran dan kesenangan, pada waktu tertentu mempunyai

mistisme. Mereka juga mengidentifikasi dengan kemanusiaan,

membangun hubungan interpersonal yang dalam dengan orang lain,

berwawasan demokratis, memegang teguh perbedaan antara tujuan dan

cara, mereka mempunyai rasa humor tinggi, kreatif, dan non-konformis.

Setiap tingkat diatas hanya dapat dibangkitkan apabila tingkat motivasi

dibawahnya telah terpenuhi. Apabila guru menginginkan siswanya belajar

dengan baik, maka harus dipeuhi tingkat yang terendah sampai tertinggi.

Anak yang merasa lapar, merasa tidak aman, tidak mendapatkan cinta

kasih, tidak diterima sebagai anggota masyarakat di kelas tentu tidak akan

dapat belajar dengan baik.

3. Fungsi Motivasi

Menurut S. Nasution, motivasi memiliki fungsi sebagai berikut:15

a. Mendorong manusia untuk berbuat, jadi sebagai penggerak atau motor

yang melepaskan energi.

b. Menentukan arah perbuatan, yakni ke arah tujuan yang hendak dicapai.

15


(25)

14

c. Menyeleksi perbuatan, yakni menentukan perbuatan-perbuatan apa

yang harus dijalankan yang serasi guna mencapai tujuan itu, dengan

menyampingkan perbuatan-perbuatan yang tak bermanfaat bagi tujuan

itu. Seorang yang betul-betul bertekad menang dalam pertandingan, tak

akan menghabiskan waktunya bermain kartu sebab tidak serasi dengan

tujuan.

4. Indikator Motivasi Belajar

Indikator yang dapat digunakan untuk mengukur tingkat motivasi

seseorang antara lain:16

a. Adanya hasrat dan keinginan belajar

b. Adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar

c. Adanya harapan dan cita-cita dimasa yang akan datang

d. Adanya penghargaan dalam belajar

e. Adanya kegiatan yang menarik dalam belajar

f. Adanya lingkungan belajar yang kondusif

5. Manfaat Motivasi Belajar

Adapun manfaat motivasi di dalam belajar di antaranya sebagai

berikut:17

a. Memberikan dorongan semangat kepada siswa atau mahasiswa untuk

rajin belajar dan mengatasi kesulitan belajar.

16

Hamzah B. Uno, Teori Motivasi dan Pengukurannya, (Jakarta: Bumi Aksara, 2011), hal.23.

17


(26)

15

b. Mengarahkan kegiatan belajar siswa atau mahasiswa kepada suatu

tujuan tertentu yang berkaitan dengan masa depan dan cita-cita.

c. Membantu siswa atau mahasiswa untuk mencari suatu metode belajar

yang tepat dalam mencapai tujuan belajar yang diinginkan.

6. Prinsip-prinsip Motivasi Belajar

Motivasi belajar memiliki beberapa prinsip diantaranya:18

a. Kebermaknaan. Para siswa akan bermotivasi dalam mempelajari

sesuatu jika hal-hal yang dipelajarinya itu mengandung makna baginya.

b. Pre rekuisit. Para siswa akan lebih bergairah mempelajari sesuatu yang

baru jika mereka telah memiliki semua pre rekuisit sebelumnya.

c. Modelling. Para siswa akan lebih bergairah mempelajari tingkah laku

yang baru jika kepada mereka disajikan model perbuatan (a model

performance) yang dapat mereka menyaksikannya sendiri serta dapat

menirunya.

d. Komunikasi terbuka. Para siswa akan lebih bergairah mempelajari

sesuatu, jika pelajaran itu distruksisasikan sedemikian rupa sehingga

memungkinkan mereka meneliti, mengoreksi secara terbuka terhadap

hal-hal yang sedang diajarkan.

e. Novelty. Siswa akan lebih termotivasi belajar, jika penyajian pelajaran

dilaksanakan secara menarik dan bervariasi.

18

Oemar Hamalik, Metodologi Pengajaran Ilmu Pendidikan, (Bandung: Mandar Maju,


(27)

16

f. Aktif dalam latihan. Siswa akan lebih bermotivasi dalam belajar, jika

mereka diikutsertakan secara aktif dalam kegiatan latihan guna

mencapai tujuan-tujuan instruksional.

g. Latihan terbagi. Siswa akan lebih terangsang motivasi belajarnya, jika

latihan dilaksanakan dalam jadwal-jadwal waktu yang singkat tetapi

sering dilakukan selama periode waktu tertentu.

h. Fading. Siswa akan lebih bermotivasi belajar, jika pemompaan

instruksional secara sistematik dan sedikit demi sedikit dikurangi.

i. Kondisi belajar yang menyenangkan. Siswa akan lebih bermotivasi

dalam belajar, jika diciptakan kondisi-kondisi yang menyenangkan.

7. Macam-macam Motivasi

a. Motivasi dilihat dari dasar pembentukannya terdiri dari:19

1) Motif-motif bawaan

Yang dimaksud dengan motif bawaan adalah motif yang dibawa

sejak lahir, jadi motivasi itu ada tanpa dipelajari. Sebagai contoh

misalnya: dorongan untuk makan, dorongan untuk minum,

dorongan untuk bekerja, untuk beristirahat, dorongan seksual.

Motif-motif ini seringkali disebut motif-motif yang disyaratkan

secara biologis. Relevan dengan ini, maka Arden N. Frandsen

memberi istilah jenis motifPhysiological drives.

19

A.M. Sardiman, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rajawali Press, 2012), hal.86.


(28)

17

2) Motif-motif yang dipelajari

Maksudnya motif-motif yang timbul karena dipelajari. Sebagai

contoh: dorongan untuk belajar suatu cabang ilmu pengetahuan,

dorongan untuk mengajar sesuatu di dalam masyarakat. Motif-motif

ini seringkali disebut dengan motif-motif yang diisyaratkan secara

sosial. Sebab manusia hidup dalam lingkungan sosial dengan

sesama manusia yang lain, sehingga motivasi itu terbentuk.

Frandsen mengistilahkan dengan affiliative needs. Sebab justru

dengan kemampuan berhubungan, kerja sama di dalam masyarakat

tercapailah suatu kepuasan diri. Sehingga manusia perlu

mengembangkan sifat-sifat ramah, kooperatif, membina hubungan

baik dengan sesama, apalagi orang tua dan guru. Dalam kegiatan

belajar-mengajar, hal ini dapat membantu dalam usaha mencapai

prestasi.

b. Jenis motivasi menurut pembagian dari Woodworth dan Marquis

sebagai berikut:20

1) Motif atau kebutuhan organis, meliputi misalnya: kebutuhan untuk

minum, makan, bernapas, seksual, berbuat dan kebutuhan untuk

beristirahat. Ini sesuai dengan jenis Physiological drives dari

Frandsen seperti telah disinggung di depan.

2) Motif-motif darurat. Yang termasuk dalam jenis motif ini antara

lain: dorongan untuk menyelamatkan diri, untuk berusaha, untuk

20


(29)

18

memburu. Jelasnya motivasi jenis ini timbul karena rangsangan dari

luar.

3) Motif-motif objektif. Dalam hal ini menyangkut kebutuhan untuk

melakukan eksplorasi, melakukan manipulasi, untuk menaruh

minat. Motif-motif ini muncul karena dorongan untuk dapat

menghadapi dunia luar secara efektif.

c. Motivasi jasmaniah dan rohaniah21

Ada beberapa ahli yang menggolongkan jenis motivasi itu menjadi

dua jenis yakni motivasi jasmaniah dan motivasi rohaniah. Yang

termasuk motivasi jasmaniah seperti misalnya: refleks, insting otomatis,

nasfsu. Sedangkan yang termasuk motivasi rohaniah adalah kemauan.

d. Motivasi intrinsik dan ekstrinsik22

1) Motivasi intrinsik

Yang dimaksud dengan motivasi intrinsik adalah motif-motif

yang menjadi aktif atau berfungsinya tidak perlu dirangsang dari

luar, karena dalam diri setiap individu sudah ada dorongan untuk

melakukan sesuatu.

2) Motivasi ekstrinsik

Motivasi ekstrinsik adalah motif-motif yang aktif dan berfungsi

karena adanya perangsang dari luar.

21

Ibid, hal.88 22


(30)

19

8. Bentuk-bentuk motivasi di sekolah

Terdapat beberapa bentuk dan cara untuk menumbuhkan motivasi

dalam kegiatan belajar di sekolah, diantaranya:23

a. Memberi angka

b. Hadiah

c. Saingan

d. Hasrat untuk belajar

e. Ego-involvement

f. Sering memberi ulangan

g. Mengetahui hasil

h. Kerja sama

i. Tugas yang menantang

j. Pujian

k. Teguran dan kecaman

l. Sarkasme dan celaan

m. Hukuman

n. Standar atau taraf inspirasi

o. Minat

p. Susana yang menyenangkan

q. Tujuan yang diakui dan diterima baik oleh murid

23


(31)

20

B. Metode Eksperimen

1. Pengertian Metode Eksperimen

Metode eksperimen merupakan metode yang siswanya mencoba

mempraktikkan suatu proses setelah mengamati apa yang telah

didemonstrasikan oleh demonstrator. Metode percobaan adalah metode

pemberian kesempatan kepada anak didik secara perorangan atau kelompok

untuk dilatih melakukan suatu proses atau percobaan.24

2. Langkah-langkah Metode Eksperimen

Langkah-langkah pelaksanaan pembelajaran metode eksperimen:25

a. Percobaan awal, pembelajaran diawali dengan melakukan percobaan

yang didemonstrasikan guru atau dengan mengamati fenomena alam.

Demonstrasi ini menampilkan masalah-masalah yang berkaitan

dengan materi fisika yang akan dipelajari.

b. Pengamatan merupakan kegiatan siswa saatu guru melakukan

percobaan. Siswa diharapkan untuk mengamati dan mencatat

peristiwa tersebut.

c. Hipotesis awal; siswa dapat merumuskan hipotesis sementara

berdasarkan hasil pengamatannya.

d. Verifikasi; kegiatan untuk membuktikan kebenaran dari dugaan awal

yang telah dirumuskan dan dilakukan melalui kerja kelompok. Siswa

diharapkan merumuskan hasil percobaan dan membuat kesimpulan,

24

Mangun Sigit Wardoyo, Penelitian Tindakan Kelas, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2013), hal.50.

25

Jumanta Hamdayama, Model dan Metode Pembelajaran Kreatif dan Berkarakter,


(32)

21

selanjutnya dapat dilaporkan hasilnya. Aplikasi konsep; setelah siswa

merumuskan dan menemukan konsep, hasilnya diaplikasikan dalam

kehidupannya. Kegiatan ini merupakan pemantapan konsep yang telah

dipelajari.

e. Evaluasi; merupakan kegiatan akhir setelah selesai satu konsep.

Penerapan pembelajaran dengan metode eksperimen akan membantu

siswa untuk memahami konsep. Pemahaman konsep dapat diketahui

apabila siswa mampu mengutarakan secara lisan, tulisan, maupun

aplikasi dalam kehidupannya. Dengan kata lain, siswa memiliki

kemampuan untuk menjelaskan, menyebutkan, memberikan contoh,

dan menerapkan konsep terkait dengan pokok bahasan.

3. Kelebihan metode eksperimen

Kelebihan dari metode eksperimen adalah sebagai berikut:26

a. Metode ini dapat membuat anak didik lebih percaya atas kebenaran atau

kesimpulan berdasarkan percobaannya sendiri daripada hanya

menerima kata guru atau buku.

b. Anak didik dapat mengembangkan sikap untuk mengadakan studi

eksplorasi (menjelajahi) ilmu dan teknologi.

c. Dengan metode ini akan terbina manusia yang dapat membawa

terobosan-terobosan baru dengan penemuan sebagai hasil percobaan

yang diharapkan dapat bermanfaat bagi kesejahteraan hidup manusia.

26

Mangun Sigit Wardoyo, Penelitian Tindakan Kelas, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2013), hal.51.


(33)

22

4. Kelemahan metode eksperimen

Adapun kelemahan dari metode eksperimen yaitu:27

a. Tidak cukupnya alat-alat yang mengakibatkan tidak setiap anak didik

berkesempatan mengadakan eksperimen.

b. Jika eksperimen memerlukan jangka waktu yang lama, anak didik

harus menanti untuk melanjutkan pelajaran.

c. Metode ini lebih sesuai untuk menyajikan bidang-bidang ilmu dan

teknologi.

C. Materi Ilmu Pengetahuan Alam 1. Pengertian Ilmu Pengetahuan Alam

Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan bagian dari Ilmu

Pengetahuan atau Sains yang semula berasal dari bahasa Inggris science.

Kata science berasal dari kata dalam Bahasa Latin yaitu scientia yang

artinya saya tahu. Science terdiri dari social sciences (ilmu pengetahuan

sosial) dan natural science (ilmu pengetahuan alam).28

Menurut H.W. Fowler, IPA adalah pengetahuan yang sistematis dan

dirumuskan, yang berhubungan dengan gejala-gejala kebendaan dan

didasarkan terutama atas pengamatan dan deduksi. Sedangkan Wahyana

menjelaskan IPA adalah suatu kumpulan pengetahuan tersusun secara

sistematik, dan dalam penggunaannya secara umum terbatas pada

gejala-gejala alam. Dari penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa IPA

27

Ibid, hal.51. 28


(34)

23

merupakan suatu kumpulan teori pengetahuan yang sistematis meliputi

gejala-gejala alam melalui metode ilmiah seperti observasi dan eksperimen

yang menuntut memiliki sikap ilmiah seperti rasa ingin tahu, jujur,

terbuka, dan sebagainya.29

2. Tujuan Pembelajaran IPA

Dalam Permendiknas No.22 Tahun 2006 mengenai Standar Isi, mata

pelajaran IPA bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai

berikut:

a. Memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa

berdasarkan keberadaan, keindahan dan keteraturan alam ciptaan-Nya.

b. Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep IPA

yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

c. Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif dan kesadaran tentang

adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan,

teknologi dan masyarakat.

d. Mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar,

memecahkan masalah dan membuat keputusan.

e. Meningkatkan kesadaran untuk berperan serta dalam memelihara,

menjaga dan melestarikan lingkungan alam.

f. Meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan segala

keturunannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan.

29


(35)

24

g. Memperoleh bekal pengetahuan, konsep dan keterampilan IPA sebagai

dasar untuk melanjutkan pendidikan ke SMP/MTs.

3. Ruang Lingkup Pembelajaran IPA

Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) disebutkan

ruang lingkup bahan kajian IPA meliputi aspek-aspek berikut ini:

a. Makhluk hidup dan proses kehidupan, yaitu manusia, hewan,

tumbuhan dan interaksinya dengan lingkungan, serta kesehatan.

b. Benda/materi, sifat-sifat dan kegunaannya meliputi: cair, padat, dan

gas.

c. Energi dan perubahannya meliputi: gaya, bunyi, panas, magnet, listrik,

cahaya, dan pesawat sederhana.

d. Bumi dan alam semesta meliputi: tanah, bumi, tata surya, dan

benda-benda langit lainnya.

4. Materi Tumbuhan Hijau

a. Fotosintesis adalah proses pembuatan makanan pada tumbuhan dengan

bantuan cahaya.

b. Reaksi fotosintesis:

Air + Karbon dioksida >Karbohidrat + Oksigen

c. Stomata (mulut daun) merupakan tempat masuknya karbondioksida dan

keluarnya oksigen pada tumbuhan.

d. Tempat penyimpanan cadangan makanan pada tumbuhan diantaranya:

1) Umbi


(36)

25

2) Batang

Contoh: tebu dan sagu.

3) Biji

Contoh: kacang merah dan kacang tanah.

4) Buah

Contoh: jeruk, mangga dan apel.

e. Manfaat tumbuhan hijau bagi manusia dan hewan:

1) Sebagai sumber makanan

2) Bahan penyedap rasa

3) Sebagai bahan obat-obatan

4) Sebagai sandang

f. Rantai makanan adalah peristiwa makan dan dimakan pada suatu urutan

tertentu.

Contoh: padi (produsen)→ tikus (konsumen I) → ular (konsumen II)

→ elang(konsumen III)→ pengurai.

D. Penelitian Terdahulu yang Relevan dengan Tema Peningkatan Motivasi Belajar melalui Metode Eksperimen

Beberapa peneliti telah melakukan penelitian tentang peningkatan motivasi

belajar melalui metode eksperimen, sebagai berikut:

1. Hamamah, dengan judul Peningkatan Motivasi Belajar Peserta Didik

menggunakan Metode Eksperimen Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar


(37)

26

siklus dengan prosentase 46,97% mengalami peningkatan pada siklus I

menjadi 66,66% dan pada siklus II mencapai 83,32%.30

2. Maryatun, melakukan penelitian berjudul Penerapan Strategi Pembelajaran

Eksperimen untuk Meningkatkan Motivasi dan Prestasi Belajar IPA Siswa

Kelas IIISemester I MI Ma’arif Bligo 2 Ngluwar Magelang di tahun 2014.

Dari penelitian yang dilakukan berhasil mengalami peningkatan dari

58,125% meningkat pada siklus I mencapai 95,25% dan pada siklus II

mencapai 100%.31

3. Devi Nur’aini, penelitian yang dilakukan berjudul Peningkatan Motivasi

Belajar Siswa menggunakan Metode Eksperimen pada Pembelajaran IPA

Kelas VB SDN Tambakrejo Kabupaten Purworejo tahun 2013. Pada siklus

I motivasi belajar sebesar 59,26% dan meningkat pada siklus II mencapai

74,43%.32

4. Endah Wahyuni, dengan judul penelitian Peningkatan Motivasi Belajar

IPA melalui Metode Eksperimen pada Siswa Kelas IV SDN 03 Sukolilo

pada Semester Genap tahun ajaran 2012/2013. Pada penelitian tersebut

peningkatan prosentase motivasi belajar pada awalnya hanya 45%

30

Hamamah, Peningkatan Motivasi Belajar Peserta Didik menggunakan Metode

Eksperimen Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar, Universitas Tanjung Pura, 2014. 31

Maryatun,Penerapan Strategi Pembelajaran Eksperimen untuk Meningkatkan Motivasi

dan Prestasi Belajar IPA Siswa Kelas III Semester I MI Ma’arif Bligo 2 Ngluwar Magelang, UIN Sunan Kalijaga, 2014.

32Devi Nur’aini, Peningkatan Motivasi Belajar Siswa menggunakan Metode Eksperimen pada Pembelajaran IPA Kelas VB SDN Tambakrejo Kabupaten Purworejo, Universitas Negeri Yogyakarta, 2013.


(38)

27

mengalami peningkatan menjadi 60% pada siklus I dan pada siklus II

berhasil mencapai 76%.33

33

Endah Wahyuni, Peningkatan Motivasi Belajar IPA melalui Metode Eksperimen pada

Siswa Kelas IV SDN 03 Sukolilo pada Semester Genap tahun ajaran 2012/2013, Universitas Muhammadiyah Surakarta, 2013.


(39)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Peneliti menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau

Classroom Action Research. Menurut Hopkins, penelitian tindakan kelas

adalah penelitian yang mengkombinasikan prosedur penelitian dengan tindakan

substantif, suatu tindakan yang dilakukan dalam disiplin inkuiri, atau usaha

seseorang untuk memahami apa yang sedang terjadi, sambil terlibat dalam

sebuah proses perbaikan dan perubahan.34 Sedangkan Kemmis menjelaskan

bahwa penelitian tindakan kelas adalah sebuah bentuk inkuiri reflektif yang

dilakukan secara kemitraan mengenai situasi sosial tertentu (termasuk

pendidikan) untuk meningkatkan rasionalitas dan keadilan dari kegiatan

praktek sosial atau pendidikan mereka, pemahaman mereka mengenai

kegiatan-kegiatan praktek pendidikan ini, dan situasi yang memungkinkan

terlaksanakannya kegiatan praktek ini.35

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) selain berfungsi sebagai upaya perbaikan

mutu dan kualitas proses pembelajaran juga berfungsi untuk meningkatkan

kemampuan dan keterampilan bagi guru. Dengan menggunakan Penelitian

Tindakan Kelas (PTK) guru dapat menambah wawasan pengetahuannya,

memecahkan permasalahan yang dihadapinya di kelas, memilih metode dan

34

Rochiati Wiriaatmadja, Metode Penelitian Kelas, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2007), hal.11

35


(40)

29

model pembelajaran yang cocok dan menerapkannya di kelas. Melakukan

refleksi mencari kekurangan dan memperbaiki pada kesempatan berikutnya.

Pada pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini, peneliti

menggunakan model Kurt Lewin. Model Kurt Lewin dipilih oleh penulis

karena apabila pada awal pelaksanaan terdapat kekurangan, maka peneliti bisa

mengulang kembali dan memperbaiki pada siklus-siklus selanjutnya sampai

tujuan yang diinginkan tercapai. Jika sampai pada siklus pertama dan siklus

kedua belum berhasil, maka peneliti melanjutkan ke siklus berikutnya. Pada

model Kurt Lewin satu siklus terdiri atas empat langkah pokok, yaitu: (1)

Perencanaan (planning), tindakan (acting), observasi (observing), dan refleksi

(reflecting).36

Gambar 3.1. Siklus PTK Model Kurt Lewin

36

Tim Penulis LAPIS-PGMI, Penelitian Tindakan Kelas, (Surabaya: Aprinta, 2009),

hal.5-12

Identifikasi masalah

Perencanaan

Tindakan Refleksi

Observasi

Perencanaan

ulang SIKLUS II

SIKLUS I


(41)

30

Model ini menggambarkan sebuah spiral dari beberapa siklus kegiatan.

Bagian dasar dari kegiatan ini terdiri dari mengidentifikasi masalah, menyusun

perencanaan pada tindakan pertama, mengimplementasikan langkah tindakan

pertama, mengevaluasi dan melakukan perbaikan untuk menyusun perencanaan

ulang pada tahap selanjutnya. Dari siklus yang pertama inilah peneliti

mengetahui adanya kesalahan kemudian mengembangkannya dalam spiral ke

perencanaan langkah tindakan kedua. Apabila dalam implementasi yang kedua

masih terdapat kesalahan atau kekurangan maka dapat diperbaiki, kemudian

secara spiral dilanjutkan dengan perencanaan ketiga dan seterusnya.

B. Setting Penelitian dan Karakteristik Subjek Penelitian

1. Setting Penelitian

Setting penelitian meliputi:

a. Tempat penelitian : MINU Ngingas Waru

b. Waktu penelitian : Semester ganjil

c. Siklus penelitian : Penelitian tindakan kelas dilaksanakan dalam 2

siklus untuk mengetahu peningkatan motivasi belajar siswa dengan

menggunakan metode eksperimen kelas V mata pelajaran Ilmu

Pengetahuan Alam (IPA) materi tumbuhan hijau.

2. Karakteristik Subjek Penelitian

Peneliti mengambil subjek penelitian siswa kelas V MINU Ngingas


(42)

31

C. Variabel yang Diteliti

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan tiga variabel yaitu:

1. Variabel Input : Siswa kelas V semester I MINU Ngingas Waru

2. Variabel Proses : Penerapan metode eksperimen dalam materi tumbuhan

hijau

3. Variabel Output : Peningkatan motivasi belajar materi tumbuhan hijau

D. Rencana Tindakan

Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode Penelitian Tindakan

Kelas (PTK) dengan model Kurt Lewin. Pada setiap siklus meliputi empat

komponen yaitu: (1) perencanaan, (2) pelaksanaan atau tindakan, (3)

pengamatan, (4) refleksi.

Model Kurt Lewin dipilih oleh penulis karena apabila pada awal

pelaksanaan terdapat kekurangan, maka peneliti bisa mengulang kembali dan

memperbaiki pada siklus-siklus selanjutnya sampai tujuan yang diinginkan

tercapai. Jika sampai pada siklus pertama dan siklus kedua belum berhasil,

maka peneliti melanjutkan ke siklus berikutnya.

1. Pra Siklus

Pada tahapan pra siklus, peneliti mengidentifikasi masalah dengan

melakukan pengamatan yaitu:

a. Melakukan pengamatan terhadap proses kegiatan belajar mengajar.

b. Melakukan wawancara terhadap guru pengajar.


(43)

32

2. Siklus I

a. Perencanaan

Pada tahap perencanaan, beberapa kegiatan yang harus dilakukan

peneliti adalah:

1) Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).

2) Mempersiapkan sarana pendukung yang diperlukan saat

pelaksanaan pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) materi

Tumbuhan Hijau dengan menggunakan metode eksperimen, terdiri

dari 1 gelas berisi air panas, 1 gelas berisi larutan iodin, 2 helai

daun yang berwarna hijau dengan bagian tengahnya dililit dengan

kertas aluminium dan sudah terkena sinar matahari selama 24 jam.

3) Mempersiapkan instrumen untuk menganalisis data mengenai

proses dan hasil tindakan, diantaranya lembar aktivitas guru dan

siswa, angket motivasi belajar siswa dan lembar kerja siswa.

b. Tindakan

Pada tahap ini peneliti mengimplementasikan rencana yang telah

disusun dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) pada

pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) materi Tumbuhan Hijau

dengan menggunakan metode eksperimen di kelas V MINU Ngingas


(44)

33

c. Observasi

Pada tahap ini, peneliti dibantu dengan guru melakukan observasi

atau pengamatan terhadap penerapan metode eksperimen materi

tumbuhan hijau kelas V MINU Ngingas Waru sesuai dengan pedoman

observasi yang dipersiapkan. Observasi dilakukan untuk mengamati

proses kegiatan belajar mengajar di kelas dan perkembangan apa saja

yang terjadi pada siswa. Dalam melakukan pengisian lembar aktivitas

guru, peneliti dibantu oleh guru selaku pengawas dalam pelaksanaan

pembelajaran. Lembar aktivitas siswa diisi oleh peneliti ketika

pembelajaran berlangsung. Peneliti mengolah data hasil motivasi

belajar siswa pada pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) materi

Tumbuhan Hijau dengan menggunakan metode eksperimen.

d. Refleksi

Tahap ini yang dilakukan peneliti adalah:

1) Mencatat hasil observasi yang telah dilakukan

2) Mengevaluasi hasil dari observasi

3) Melakukan analisis terhadap hasil pembelajaran jika pada siklus ini

belum menunjukkan keberhasilan maka perlu diadakan siklus

selanjutnya.

4) Mencatat segala kelemahan dan kekurangan pada siklus pertama

untuk dijadikan sebagai bahan penyusunan rancangan pada siklus


(45)

34

3. Siklus II

a. Perencanaan

Tahap ini peneliti melakukan berbagai tindakan diantaranya:

1) Mengidentifikasi masalah

2) Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran siklus II berdasarkan

kekurangan pada siklus I dan menentukan solusi atas masalah.

3) Melakukan pengembangan dari siklus I.

4) Mempersiapkan sarana pendukung yang diperlukan saat

pelaksanaan pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) materi

Tumbuhan Hijau dengan menggunakan metode eksperimen, terdiri

dari 1 gelas berisi air panas, 1 gelas berisi larutan iodin, 2 helai

daun yang berwarna hijau dengan bagian tengahnya dililit dengan

kertas aluminium dan sudah terkena sinar matahari selama 24 jam.

5) Mempersiapkan instrumen untuk menganalisis data mengenai

proses dan hasil tindakan, diantaranya lembar aktivitas guru dan

siswa, angket motivasi belajar siswa dan lembar kerja siswa.

b. Tindakan

Pada tahap ini peneliti melaksanakan pembelajaran Ilmu

Pengetahuan Alam materi tumbuhan hijau kelas V sesuai dengan RPP

dari hasil siklus I (terlampir 19).

c. Observasi

Pada tahap ini mendapat perlakuan yang sama seperti pada siklus


(46)

35

observasi atau pengamatan terhadap penerapan metode eksperimen

materi tumbuhan hijau kelas V MINU Ngingas Waru sesuai dengan

pedoman observasi yang dipersiapkan. Observasi dilakukan untuk

mengamati proses kegiatan belajar mengajar di kelas dan

perkembangan apa saja yang terjadi pada siswa. Dalam melakukan

pengisian lembar aktivitas guru, peneliti dibantu oleh guru selaku

pengawas dalam pelaksanaan pembelajaran. Lembar aktivitas siswa

diisi oleh peneliti ketika pembelajaran berlangsung. Peneliti mengolah

data hasil motivasi belajar siswa pada pembelajaran Ilmu Pengetahuan

Alam (IPA) materi Tumbuhan Hijau dengan menggunakan metode

eksperimen.

d. Refleksi

Pada tahap ini, peneliti melakukan refleksi mengenai pelaksanaan

siklus I dan siklus II serta mengevaluasi dan menyimpulkan bersama

guru mengenai pelaksanaan pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam

materi Tumbuhan Hijau dengan menggunakan metode eksperimen

dalam meningkatkan motivasi belajar mata pelajaran Ilmu Pengetahuan

Alam setelah diterapkannya rencana pelaksanaan pembelajaran siklus I

dan siklus II.

E. Data dan Teknik Pengumpulan

1. Sumber Data


(47)

36

a. Siswa

Untuk mendapatkan data tentang motivasi belajar siswa selama

proses kegiatan belajar mengajar.

b. Guru

Untuk melihat tingkat keberhasilan peningkatan motivasi belajar

pada mata pelajaran ilmu pengetahuan alam materi tumbuhan hijau

kelas V MINU Ngingas Waru.

2. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut:

a. Wawancara

Menurut Hopkins dalam Rochiati, wawancara adalah suatu cara

untuk mengetahui situasi tertentu di dalam kelas dilihat dari sudut

pandang yang lain.37 Tujuan dari dilakukannya wawancara adalah

untuk mendapatkan informasi dari narasumber terhadap pertanyaan

yang diberikan oleh pewawancara.

Wawancara terbagi dalam tiga bentuk terdiri dari:38

1) Wawancara terstruktur yaitu apabila pewawancara sudah

menyiapkan bahan wawancara terlebih dahulu sebelum wawancara

dilakukan.

37

Rochiati Wiriaatmadja, Metode Penelitian Kelas, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2007), hal.117

38


(48)

37

2) Wawancara setengah terstruktur yaitu apabila pewawancara sudah

menyiapkan bahan untuk wawancara namun tidak langsung fokus

ke pertanyaan atau hanya menuliskan topiknya saja.

3) Wawancara tidak terstruktur yaitu topik wawancara ditentukan oleh

orang yang akan diwawancarai bukan dari pewawancara.

Dalam penerapannya, teknik ini digunakan untuk memperoleh data

yang kaitannya dengan sikap atau pendapat siswa saat pembelajaran

Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) materi Tumbuhan Hijau kelas V di

MINU Ngingas Waru sebelum diterapkannya metode eksperimen. Dari

hasil wawancara peneliti dapat menemukan gambaran tentang motivasi

siswa sebelum dan sesudah dilakukan penerapan metode eksperimen.

b. Observasi

Observasi adalah proses pengambilan data dalam penelitian di

mana peneliti atau pengamat melihat situasi penelitian.39 Tujuan dari

dilakukan observasi ini adalah untuk mengumpulkan data yang

diperlukan untuk menjawab masalah tertentu.

Wardani membagi observasi menjadi empat jenis terdiri dari:40

1) Observasi terbuka yaitu apabila pengamat melakukan penelitian

tidak menggunakan lembar observasi namun hanya menggunakan

teknik-teknik tertentu untuk merekam hasil observasi.

2) Observasi terfokus yaitu apabila pengamat melakukan penelitian

hanya terfokus pada ruang lingkup tujuan penelitiannya.

39

Tim Penulis LAPIS-PGMI, Penelitian Tindakan Kelas, (Surabaya: Aprinta, 2009),

hal.7-15 40


(49)

38

3) Observasi terstruktur yaitu ketika pengamat melakukan penelitian,

ia cukup memberikan tanda centang (√) pada instrumen lembar

observasi yang telah ia siapkan sebelumnya.

4) Observasi sistematik, observasi ini hampir sama dengan observasi

terstruktur hanya saja lebih rinci dalam kategori yang diamati.

Dalam mengamati aktivitas guru dan siswa, peneliti menggunakan

lembar observasi. Aktivitas guru yang diamati yaitu mencakup

persiapan sebelum dilaksanakannya pembelajaran, kegiatan dalam

proses mengajar yang mengacu pada metode eksperimen. Untuk siswa

yaitu meliputi aktivitas siswa ketika proses pembelajaran berlangsung

dan penerapan metode eksperimen.

c. Angket

Angket merupakan sejumlah daftar pertanyaan dengan tujuan

mendapatkan informasi dari responden atau sumber yang diinginkan.

Wawancara dilakukan secara lisan, sedangkan angket dilakukan secara

tertulis. Angket terdiri atas beberapa bentuk diantaranya:41

1) Angket terstruktur, yaitu angket yang menyediakan beberapa

kemungkinan jawaban.

2) Angket tak berstruktur, yaitu bentuk angket yang memberikan

jawaban secara terbuka.

Angket ditujukan kepada 29 siswa yang terdiri dari 13 siswa

laki-laki dan 16 siswa perempuan. Angket diberikan setelah pembelajaran

41

Zainal Arifin, Evaluasi Pembelajaran, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya: 2013), hal.166


(50)

39

berakhir. Sebelum mengisi angket, guru menginformasikan kepada

siswa bahwa hasil angket tidak mempengaruhi nilai akademik. Jumlah

instrumen pada penelitian ini tergantung pada variabel penelitian yang

telah ditetapkan. Dari variabel tersebut kemudian dikembangkan

menjadi indikator. Menyusun beberapa pernyataan dari indikator yang

telah ditentukan.

d. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan laporan tertulis tentang suatu peristiwa

yang isinya terdiri dari penjelasan dan pemikiran terhadap peristiwa

tersebut. Dokumentasi dapat berupa surat, dokumen resmi dan foto.

Dalam penelitian ini peneliti mengumpulkan data-data dari sekolah

sebagai data pelengkap.

3. Instrumen pengumpulan data

Instrumen yang digunakan dalam penelitian sesuai dengan teknik

pengumpulan data yang dilakukan sebagai berikut:

a. Wawancara : Lembar wawancara

Berikut ini pedoman wawancara yang digunakan.

Tabel 3.1

Pedoman Wawancara Guru

No. Tujuan Penelitian Wawancara Guru

1. Dapat mengetahui proses

pembelajaran sebelum adanya pemberian metode eksperimen mata pelajaran IPA materi tumbuhan hijau.

a. Bagaimana proses

pembelajaran IPA ketika mempelajari materi tumbuhan hijau?

b. Bagaimana motivasi belajar

siswa ketika mempelajari materi tumbuhan hijau?


(51)

40

No. Tujuan Penelitian Wawancara Guru

gunakan ketika mempelajari materi tumbuhan hijau?

d. Kendala apa saja yang

dihadapi ketika menyampaikan materi tumbuhan hijau?

2. Dapat mengetahui penerapan

metode eksperimen dalam meningkatkan motivasi belajar siswa pada mata pelajaran IPA materi tumbuhan hijau.

a. Bagaimana aktifitas siswa

ketika mengikuti pembelajaran IPA materi tumbuhan hijau dengan menggunakan metode eksperimen?

3. Dapat mengetahui peningkatan

motivasi belajar siswa pada mata pelajaran IPA materi tumbuhan hijau setelah diterapkan metode eksperimen.

a. Bagaimana peningkatan

motivasi belajar siswa setelah diterapkan pembelajaran dengan menggunakan metode eksperimen?

Tabel 3.2

Pedoman Wawancara Siswa

No. Tujuan Penelitian Wawancara Siswa

1. Dapat mengetahui proses

pembelajaran sebelum adanya pemberian metode eksperimen mata

pelajaran IPA materi tumbuhan hijau.

a. Metode apa saja yang digunakan

dalam pembelajaran IPA materi tumbuhan hijau?

b. Bagimana tanggapan kamu

mengenai pembelajaran dengan metode ceramah?

c. Bagaimana perasaan kamu ketika

mempelajari IPA materi tumbuhan hijau?

d. Apakah kamu memahami materi

yang disampaikan guru?

e. Bagaimana suasana kelas kamu

ketika proses pembelajaran IPA materi tumbuhan hijau

berlangsung?

2. Dapat mengetahui

penerapan metode eksperimen dalam meningkatkan motivasi belajar siswa pada mata

a. Bagaimana pendapat kamu tentang

cara guru menerangkan materi tumbuhan hijau?

b. Apakah kamu memahami apa yang


(52)

41

No. Tujuan Penelitian Wawancara Siswa

pelajaran IPA materi tumbuhan hijau.

c. Apa yang kamu ketahui tentang

metode eksperimen?

3. Dapat mengetahui

peningkatan motivasi belajar siswa pada mata pelajaran IPA materi tumbuhan hijau setelah diterapkan metode eksperimen.

a. Bagaimana perasaan kamu ketika

pembelajaran dengan

menggunakan metode eksperimen?

b. Metode manakah yang lebih kamu

sukai dalam pembelajaran IPA materi tumbuhan hijau? Ceramah ataukah eksperimen?

b) Observasi : Lembar observasi (terlampir 5 dan 6)

c) Angket : Butir-butir angket (terlampir 8)

Untuk mempermudah dalam pembuatan butir-butir angket, maka dibuat

kisi-kisi angket yang disajikan dalam tabel berikut:

Tabel 3.3

Kisi-kisi Angket Motivasi Belajar

Variabel Indikator

Nomor

Pernyataan Jumlah

Soal Positif Negatif

Motivasi belajar mata pelajaran IPA materi tumbuhan hijau dengan menggunakan metode eksperimen siswa kelas V MINU

Ngingas Waru

Adanya hasrat dan

keinginan belajar 1 2 2

Adanya dorongan dan

kebutuhan dalam belajar 3 4 2

Adanya harapan dan cita-cita dimasa yang akan datang

5 6 2

Adanya penghargaan

dalam belajar 7 8 2

Adanya kegiatan yang

menarik dalam belajar 9 10 2

Adanya lingkungan


(53)

42

d) Dokumentasi : Foto pelaksanaan pembelajaran dengan

menggunakan metode eksperimen.

4. Teknik analisis data

Dalam penelitian ini didapatkan data kualitatif dan kuantitatif. Data

yang diperoleh kemudian dikumpulkan dan dianalisis secara deskriptif,

yaitu sebagai berikut:

a) Data kualitatif dalam penelitian ini, yaitu gambaran tentang

pelaksanaan pembelajaran mata pelajaran ilmu pengetahuan alam

materi tumbuhan hijau dengan menggunakan metode eksperimen siswa

kelas V MINU Ngingas Waru, yang berkaitan dengan aktifitas siswa

ketika pembelajaran berlangsung, keaktifan siswa dan respon siswa

dapat dianalisis secara kualitatif.

b) Data kuantitatif dalam penelitian ini, data yang diperoleh yaitu hasil

angket siswa dianalisis secara statistik deskriptif menggunakan

persentase. Berikut ini ketentuan penskoran angket motivasi:42

Tabel 3.4

Pedoman Penskoran Angket Motivasi

Jenis respon Sangat

sering Sering

Kadang-kadang Kurang

Tidak Pernah

Respon positif 5 4 3 2 1

Respon negatif 1 2 3 4 5

42

Hamzah B. Uno, Teori Motivasi dan Pengukurannya, (Jakarta: Bumi Aksara, 2011), hal.74.


(54)

43

Adapun cara menghitung skor akhir angket siswa sebagai berikut:43

Sedangkan untuk mengetahui skor akhir rata-rata kelas,

menggunakan penghitungan sebagai berikut:44

Untuk mengetahui persentase motivasi belajar hasil kuesioner

siswa, digunakan rumus:45

Keterangan:

p = persentase perolehan

x= jumlah siswa memperoleh nilai ≥ 80

n = jumlah siswa

Hasil persentase dapat dikategorikan sebagai berikut:

Tabel 3.5 Kategori Motivasi Belajar

Persentase yang Diperoleh Keterangan

80 % 100% Sangat Tinggi

43

Zainal Arifin, Evaluasi Pembelajaran, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya: 2013), hal.224.

44

Burhan Nurgiyantoro, Penilaian Dalam Pengajaran Bahasa dan Sastra, (Yogyakarta: BPFE, 2001), hal. 361.

45

Zainal Arifin, Evaluasi Pembelajaran, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya: 2013), hal.232.


(55)

44

Persentase yang Diperoleh Keterangan

60% < 80% Tinggi

40% < 60% Sedang

20% < 40% Rendah

0% < 20% Sangat Rendah

Tabel 3.6

Kerangka Tabel Hasil Angket Siswa Sebelum Tindakan

No. Nama Skor Kategori

1. 2. 3. 4.

Jumlah Rata-rata

Tabel 3.7

Kerangka Tabel Hasil Angket Siswa Sesudah Tindakan

No. Nama Skor Kategori

1. 2. 3. 4.

Jumlah Rata-rata

F. Indikator Kinerja

Indikator kinerja adalah suatu kriteria yang digunakan untuk mengetahui


(56)

45

atau memperbaiki proses pembelajaran di kelas. Indikator harus realistik dan

dapat diukur (jelas cara mengukurnya).46

Adapun indikator kinerja dalam penelitian ini sebagai berikut:

1. Meningkatnya prosentase aktivitas guru mencapai ≥90% termasuk dalam

kategori sangat baik.

2. Meningkatnya prosentase aktivitas siswa belajar secara aktif dalam

kategori sangat baik yaitu mencapai ≥90%.

3. Meningkatnya motivasi belajar siswa kategori sangat tinggi yaitu dengan

persentase 80%-100% dari 29 siswa.

Diukur dari motivasi belajar siswa sebelum diterapkannya metode

eksperimen dan setelah diterapkannya perbaikan dengan menggunakan

metode eksperimen. Hasilnya dilihat dari hasil angket yang diberikan kepada

siswa mengenai motivasi belajar siswa dalam pelaksanaan pembelajaran

setelah adanya perbaikan pembelajaran dalam mata pelajaran ilmu

pengetahuan alam materi tumbuhan hijau dengan menggunakan metode

eksperimen kelas V MINU Ngingas Waru. Penelitian dikatakan berhasil

apabila ketiga indikator keberhasilan diatas dapat tercapai.

G. Tim Peneliti dan Tugasnya

Penelitian tindakan kelas ini dilakukan dengan cara kolaboratif antara guru

kelas dengan mahasiswa sebagai peneliti. Selain menjadi kolaborator guru juga

berperan sebagai observator bersama-sama dengan peneliti dalam pelaksanaan

46


(57)

46

pembelajaran di kelas. Guru dan peneliti bertanggung jawan penuh atas

terlaksananya penelitian tindakan kelas ini, mereka juga terlibat sepenuhnya

dalam setiap proses pada tiap-tiap siklusnya. Berikut ini tim peneliti dalam

penelitian ini adalah:

1. Guru kolaborasi

a. Nama lengkap : Mafiono, S.Pd.SD

b. Jabatan : Guru mata pelajaran IPA kelas V

c. Tugas :

1) Bertanggung jawab dalam pelaksanaan kegiatan

2) Observer pelaksanaan pembelajaran IPA dengan menggunakan

metode eksperimen

2. Peneliti

a. Nama lengkap : Nuri Wahidatus Solihah

b. NIM : D07212028

c. Fakultas : Fakultas Tarbiyah dan Keguruan

d. Jurusan : Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah

e. Tugas :

1) Bertanggung jawab atas kelancaran pelaksanaan kegiatan.

2) Menyusun RPP, instrumen penilaian, dan angket.

3) Melaksanakan penelitian tindakan kelas.

4) Mendeskripsikan hasil observasi PTK.


(58)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Madrasah Ibtidaiyah Nahdlatul Ulama Ngingas Waru

Gambaran umum mengenai Madrasah Ibtidaiyah Nahdlatul Ulama

Ngingas Waru penulis cantumkan, mengingat keterkaitan antara sekolahan

dengan penelitian yang dilakukan oleh penulis.

Data mengenai gambaran umum Madrasah Ibtidaiyah Nahdlatul Ulama

Ngingas Waru ini diperoleh dari dokumen-dokumen data di sekolahan meliputi

antara lain:

1. Letak Geografis

Madrasah Ibtidaiyah Nahdlatul Ulama Ngingas Waru terletak di

Jalan Ngingas Selatan No. 53 Ngingas Kecamatan Waru Kabupaten

Sidoarjo Propinsi Jawa Timur. Lokasi sekolahan terletak di tengah

pemukiman penduduk, di daerah tersebut merupakan home industri besi.

Kalau di sebelah timur terdapat perumahan penduduk, sebelah selatan

terdapat perumahan penduduk, sebelah barat terdapat perumahan

penduduk, kemudian sebelah utara yaitu jalan untuk menuju ke Tropodo,

sehingga MINU Ngingas sangat strategis. Kemudian bila ke Jl. A. Yani

Waru hanya berjarak kurang lebih 1,2 km. Dan jauh dari tempat-tempat

ibadah, misalnya masjid dan musholla.

Berikut denah lokasi Madrasah Ibtidaiyah Nahdlatul Ulama


(59)

49

U

Jl. Kol Sugiono ke Wedoro

Pabrik Soda Balai Desa Koperasi WBP Jl Ngingas Selatan ke Tropodo

MINU Ngingas

Gambar 4.1

Denah Lokasi MINU Ngingas

2. Sejarah Berdirinya

Pada tahun 1950 pemerintah mencanangkan Undang-undang

Kewajiban Belajar di seluruh Indonesia yang akan direalisasikan pada

tahun 1960. Sedangkan diketahui pada tahun 1950 Indonesia kekurangan

guru 168.000 orang dan ini akan lebih meningkat lagi dengan adanya

kewajiban belajar yang akan dimulai tahun 1960. Diperkirakan pada

tahun 1960 kekurangan guru akan mencapai 207.000. Sedangkan

Sekolah Guru tiap tahunnya hanya menghasilkan kurang lebih 4.000


(60)

50

Untuk mengantisipasi hal tersebut, Pada 01 Agustus 1950

Pemerintah menyelenggarakan suatu jenis pendidikan guru secara

istimewa, yaitu Kursus Pengantar Kewajiban Belajar yang tujuannya

untuk mendidik calon guru sebanyak-banyaknya.

Berangkat dari keprihatinan tersebut, Pada tahun 1962 Nyai

Nafsiah mewakafkan tanahnya untuk madrasah. Dan 2 tahun kemudian

barulah didirikan sekolah yang pengurusnya diserahkan kepada H.

Masrur Arif.

Selama kepengurusan H. Masrur Arif perluasan lahan dan

pendirian bangunan baru terus dilakukan. Tanah sebagian besar wakaf

dari Nyai Nafsiah dan dana pembiayaan berasal dari H. Masrur Arif,

Tokoh masyarakat desa ngingas, Serta bantuan tenaga dari warga sekitar

sekolah selama pembangunan tersebut.

Pada saat berdiri, MINU Ngingas bernama MI Darul Ulum. Karena

untuk sistem pendidikan yang berdasar pada ajaran NU maka pada tahun

1979 MI Darul Ulum namanya dirubah menjadi MI Nahdlatul Ulama

Ngingas.

Dan pada tahun 1979 itu juga, Bapak H. Yusuf (Ngingas) membeli

tanah dari Bapak Ribun dan kemudian diwakafkan untuk sekolahan

MINU yang lokasinya adalah bagian depan sebelah barat.

Sejak tahun 2003 kepengurusan MI Nahdlatul Ulama Ngingas


(61)

51

Karena semakin banyaknya warga yang ingin mendaftarkan

anaknya untuk sekolah di MINU Ngingas, Sedangkan jumlah kelas yang

ada belum memadai, Maka di kepengurusan Drs. H. Masnuh inilah

dilakukan perluasan bangunan sekolah bagian depan & belakang. Dan

sampai saat ini terus-menerus secara bertahap dilakukan renovasi untuk

memberikan kenyamanan bagi siswa MINU Ngingas dalam kegiatan

belajar.

Demikianlah perjalanan sejarah perkembangan MI Nahdlatul

Ulama Ngingas sampai uraian ini ditulis.

3. Visi dan Misi

a. Visi

Terwujudnya manusia yang beriman, berwawasan keilmuan,

keterampilan dan berakhlaq mulia.

b. Misi

1) Menumbuhkan kesadaran dan pengalaman ajaran Islam

Ahlussunnah Wal Jamaah.

2) Melaksanakan kegiatan pembelajaran secara efektif, kondusif,

dan mengikuti perkembangan global.

3) Melaksanakan kegiatan pembelajaran secara kreatif, kritis,

terbuka, dan berwawasan keilmuan.

4) Menanamkan wawasan kebangsaan, kemandirian, dan berjiwa


(62)

52

4. Tujuan

Tujuan pendidikan di Madrasah Ibtidaiyah Nahdlatul Ulama

Ngingas adalah membentuk anak didik yang beriman dan bertakwa

kepada Allah SWT, berperilaku sesuai dengan skor akhir-skor akhir

akhlaqul karimah, memiliki pemikiran yang kreatif, inovatif, kooperatif,

kompetitif, demokratis islami, bertanggung jawab, serta mandiri.

B. Hasil Penelitian

Pada bab ini dipaparkan hasil penelitian “Peningkatan Motivasi Belajar Siswa Kelas V MINU Ngingas Waru pada Materi Tumbuhan Hijau dengan

Menggunakan Metode Eksperimen”. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan

dalam 2 siklus, namun dalam penelitian ini terdapat tahap pra siklus. Dalam

tahap pra siklus bertujuan untuk mengukur motivasi awal siswa ketika

pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam materi tumbuhan hijau sebelum

menggunakan metode eksperimen. Pada hasil penelitian ini akan dijelaskan per

siklus, dimana pada setiap siklus terdiri empat langkah pokok yaitu

perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Subjek penelitian pada siswa

kelas V Madrasah Ibtidaiyah Nahdlatul Ulama Ngingas Waru dengan jumlah

29 siswa.

Penelitian dilakukan dengan menerapkan metode eksperimen untuk

meningkatkan motivasi belajar siswa kelas V Madrasah Ibtidaiyah Nahdlatul

Ulama Ngingas Waru pada pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam materi


(63)

53

peneliti menggunakan angket motivasi belajar siswa sebelum dilaksanakannya

siklus (angket pra siklus) dan melakukan wawancara kepada guru dan siswa.

Sedangkan data selama pelaksanaan belajar mengajar di kelas diperoleh dari

lembar observasi, yaitu lembar observasi guru dan siswa. Berikut ini akan

dijelaskan secara rinci tiap siklus, namun sebelum menjelaskan hasil penelitian

siklus I dan siklus II peneliti melakukan pra siklus sebagaimana dijelaskan

berikut ini.

1. Pra Siklus

Pra siklus dilaksanakan pada tanggal 16 Desember 2015, peneliti

melakukan wawancara terhadap guru kelas V yang merupakan guru pada

mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam. Guru mengungkapkan bahwa

selama ini proses pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam di Madrasah

Ibtidaiyah Nahdlatul Ulama Ngingas Waru, metode yang banyak

digunakan adalah menggunakan metode ceramah. Selain itu, peneliti juga

melakukan wawancara dengan beberapa siswa kelas V. Siswa tersebut

menjelaskan bahwa kurang adanya praktik dan pembelajaran secara

konkrit yang mampu menambah pemahaman dan pengetahuan siswa.

Peneliti membagikan angket kepada 29 siswa untuk memperoleh

data tentang motivasi peserta didik sebelum dilakukannya tindakan.

Adapun hasil motivasi belajar siswa pada pra siklus dapat dilihat

dilampiran 9.

Skor akhir angket siswa dihitung dengan menggunakan rumus:


(64)

54

Sedangkan untuk mengetahui skor akhir rata-rata kelas,

menggunakan penghitungan sebagai berikut:

= 72

Untuk mengetahui persentase motivasi belajar hasil kuesioner

siswa dalam satu kelas, digunakan rumus:

28% Keterangan:

p = persentase perolehan

x = jumlah siswa memperoleh skor akhir ≥80

n = jumlah siswa

Tabel 4.1

Rekapitulasi Angket Motivasi Belajar Pra Siklus

No. Uraian Hasil Pra Siklus

1. Persentase angket motivasi belajar siklus

I 28%

2. Jumlah siswa dengan kategori motivasi

sangat tinggi 8 siswa


(65)

55

Dari tabel 4.1 di atas dapat diketahui bahwa motivasi belajar siswa

kelas V pada pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam dengan menerapkan

metode eksperimen memiliki motivasi belajar yang rendah yaitu 28%

dengan jumlah siswa yang memiliki skor akhir motivasi ≥80% sebanyak 8

siswa dari 29 siswa. Perolehan rata-rata skor akhir angket seluruh kelas

72. Dari perolehan persentase tersebut menunjukkan motivasi belajar

siswa termasuk kategori rendah.

Rendahnya motivasi belajar siswa pada saat proses pembelajaran

ilmu pengetahuan alam khususnya pada materi tumbuhan hijau ini dapat

terjadi dikarenakan kurang adanya inovasi dalam metode pembelajaran,

hal inilah yang memungkinkan membuat sebagian besar siswa merasa

jenuh dan bosan. Akibatnya siswa merasa kurang tertarik dan termotivasi

ketika pembelajaran. Hal ini juga dapat dilihat banyak siswa yang

mengantuk, bergurau sendiri dengan temannya sehingga membuat kelas

menjadi gaduh ketika pembelajaran berlangsung.

Berdasarkan hal tersebut maka perlu diadakannya suatu tindakan

perbaikan dalam pembelajaran IPA sehingga siswa dapat lebih

termotivasi dalam belajar dan mencapai target yang dikehendaki yakni

persentase motivasi belajar ≥80%.

2. Siklus I

a. Perencanaan

Berdasarkan observasi awal tentang masalah rendahnya


(1)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

75

Namun pada siklus I ini masih belum dikatakan berhasil dikarenakan persentase yang didapat masih dibawah indikator keberhasilan yang ditentukan. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya keadaan kelas yang kurang terkendali dikarenakan guru kurang menyiapkan siswa dengan baik sebelum pembelajaran dimulai. Metode yang diberikan cukup membuat menarik pembelajaran walaupun terdapat beberapa siswa yang tetap saja bergurau, hal ini terlihat dari sikap penasaran apa yang akan terjadi terhadap percobaan yang dilakukan. Mengetahui hal tersebut maka peneliti perlu mengadakan perbaikan pada siklus selanjutnya.

Pada siklus II ini, peneliti membagikan angket motivasi siswa seusai pembelajaran dengan menggunakan metode eksperimen. Adapun hasil angket yang didapat sebesar 93%, dengan rata-rata 92, sebanyak 27 anak mendapatkan skor angket ≥80. Melihat hasil ini dapat dikatakan penelitian yang dilakukan meningkatkan motivasi belajar siswa dengan menggunakan metode eksperimen berhasil dikarenakan hasil yang didapat di atas atau lebih dari indikator keberhasilan yang ditentukan.

Pembelajaran pada siklus II motivasi siswa terlihat sangat baik. Hal ini dibuktikan dengan perhatian siswa ketika guru memberikan penjelasan. Siswa mengerjakan dengan baik tugas yang diberikan oleh guru sehingga mendapatkan skor akhir yang memuaskan. Ketika melakukan percobaan secara berkelompok siswa mengamati hal-hal yang terjadi dengan seksama dan menuliskan hasil pengamatan pada lembar kerja yang disediakan. Siswa aktif bertanya kepada guru mengenai hal yang belum mereka


(2)

76

ketahui, tidak hanya bertanya siswa juga menjawab dengan tepat pertanyaan yang diberikan oleh guru. Siswa terlihat lebih paham dan mengerti dengan materi pelajaran yang diberikan, mengetahui bahwa tumbuhan hijau melakukan fotosintesis.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa penerapan metode eksperimen dapat meningkatkan motivasi belajar siswa kelas V MINU Ngingas Waru – Sidoarjo dalam mata pelajaran ilmu pengetahuan alam materi tumbuhan hijau.


(3)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari kegiatan pelaksanaan pembelajaran yang dilaksanakan dalam dua siklus dan berdasarkan seluruh pembahasan dan analisis yang telah dilakukan dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Penerapan metode eksperimen pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam materi tumbuhan hijau di kelas V MINU Ngingas Waru telah dilaksanakan dengan baik. Hal ini dapat dilihat pada pengamatan aktivitas guru mengalami peningkatan pada siklus I sebesar 78% menjadi 97% pada siklus II. Sedangkan untuk pengamatan aktivitas siswa pada siklus I memperoleh prosentase 70% dan mengalami peningkatan mencapai 94% kategori sangat baik.

2. Peningkatan motivasi belajar siswa kelas V di MINU Ngingas Waru pada mata pelajaran ilmu pengetahuan alam mengalami peningkatan. Dibuktikan dengan hasil angket yang dibagikan kepada siswa, pada tahap pra siklus motivasi belajar siswa terhitung sebesar 28%, rata-rata skor angket dalam satu kelas 72, dengan sejumlah 8 anak kategori motivasi sangat tinggi. Pada tahap siklus I mengalami peningkatan mencapai 76%, dengan rata-rata 85 sebanyak dan 22 siswa termasuk kategori motivasi sangat tinggi. Pada siklus II motivasi belajar siswa meningkat menjadi 93% tergolong motivasi


(4)

✁8

sangat tinggi dengan rata-rata 92, sebanyak 27 siswa mendapatkan skor angket di atas 80 kategori motivasi sangat tinggi.

B. Saran

Dengan pembuktian bahwa metode eksperimen dapat meningkatkan motivasi belajar siswa kelas V di MINU Ngingas Waru, maka beberapa saran yang dapat disampaikan antara lain:

1. Dalam pelaksanakan pembelajaran, guru hendaknya menggunakan berbagai macam metode. Sehingga siswa tidak merasa bosan dan jenuh. 2. Dalam pembelajaran ilmu pengetahuan alam, metode eksperimen sangat

cocok diterapkan dalam pelaksanaan pembelajaran. Hendaknya guru menggunakan metode ini. Metode ini mampu membantu siswa mengingat materi pada memori jangka panjangnya dikarenakan siswa mencari tahu dan membuktikannya sendiri.

3. Dalam pelaksanaan pembelajaran, guru hendaknya memperkaya diri dengan ice breaking, karena ice breaking mampu membuat suasana kelas menjadi menyenangkan dan siswa termotivasi dalam belajar.


(5)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

✂9

DAFTAR PUSTAKA

A.M. Sardiman. 2012. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. (Jakarta: Rajawali Press).

Ali Akbar Navis. 2013. Rahasia Menjadi Pendidikan Jempolan Sekaligus Motivator Ulung dalam Hitungan Menit. (Jogjakarta: Ar Ruz Media). Asih Widi Wisudawati dan Eka Sulistyowati. 2014. Metodologi Pembelajaran

IPA. (Jakarta: Bumi Aksara).

Burhan Nurgiyantoro. 2001. Penilaian Dalam Pengajaran Bahasa dan Sastra, (Yogyakarta: BPFE).

Devi Nur’aini. 2013. Peningkatan Motivasi Belajar Siswa menggunakan Metode

Eksperimen pada Pembelajaran IPA Kelas VB SDN Tambakrejo Kabupaten Purworejo. Skripsi. Universitas Negeri Yogyakarta.

Endah Wahyuni. 2013. Peningkatan Motivasi Belajar IPA melalui Metode Eksperimen pada Siswa Kelas IV SDN 03 Sukolilo pada Semester Genap tahun ajaran 2012/2013. Skripsi. Universitas Muhammadiyah Surakarta. Hamamah. 2014. Peningkatan Motivasi Belajar Peserta Didik menggunakan

Metode Eksperimen Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar. Skripsi. Universitas Tanjung Pura.

Hamzah B. Uno. 2011. Teori Motivasi dan Pengukurannya. (Jakarta: Bumi Aksara).

Jumanta Hamdayama. 2014. Model dan Metode Pembelajaran Kreatif dan Berkarakter. (Bogor: Ghalia Indonesia).

Mangun Sigit Wardoyo. 2013. Penelitian Tindakan Kelas. (Yogyakarta: Graha Ilmu).

Maryatun. 2014. Penerapan Strategi Pembelajaran Eksperimen untuk

Meningkatkan Motivasi dan Prestasi Belajar IPA Siswa Kelas III Semester I MI Ma’arif Bligo 2 Ngluwar Magelang. Skripsi. UIN Sunan Kalijaga.

Mulyasa. 2009. Penelitian Tindakan Sekolah. (Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya).

Ngalimun. 2014. Strategi dan Model Pembelajaran. (Yogyakarta: Aswaja Pressindo).

Oemar Hamalik. 1989. Metodologi Pengajaran Ilmu Pendidikan. (Bandung: Mandar Maju).

Purwa Atmaja Prawira. 2014. Psikologi Pendidikan dalam Perspektif Baru. (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media).


(6)

80

Robert E. Slavin. 2011. Psikologi Pendidikan: Teori dan Praktik. (Jakarta: PT. Indeks).

Rochiati Wiriaatmadja. 2007. Metode Penelitian Kelas. (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya).

Rusman. 2011. Model-model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme

Guru. (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada).

Samsu Somadayo. 2013.Penelitian Tindakan Kelas. (Yogyakarta: Graha Ilmu). Save M. Dagun. 1997. Kamus Besar Ilmu Pengetahuan. (Jakarta: Lembaga

Pengkajian Kebudayaan Nusantara).

Sudjana. 1988.Evaluasi Hasil Belajar. (Bandung: Pustaka Martiana).

Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain. 2010. Strategi Belajar Mengajar. (Jakarta: Rineka Cipta).

Thursan Hakim. 2000.Belajar Secara Efektif. (Jakarta: Puspa Swara).

Tim Penulis LAPIS-PGMI. 2009.Pembelajaran IPA MI. (Surabaya: Aprinta). Tim Penulis LAPIS-PGMI. 2009. Penelitian Tindakan Kelas. (Surabaya:

Aprinta).

Tim Redaksi Fokusmedia. 2006. Sistem Pendidikan Nasional. (Bandung: Fokusmedia).

Trianto. 2013.Model Pembelajaran Terpadu. (Jakarta: Bumi Aksara).


Dokumen yang terkait

Penerapan metode eksperimen untuk meningkatkan motivasi belajar pembelajaran IPA materi tumbuhan hijau pada siswa kelas V MI Miftahul Huda Setrohadi.

0 0 89

PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR MATA PELAJARAN MATEMATIKA MELALUI MODEL SOMATIC AUDITORY VISUALIZATION INTELLECTUALLY PADA SISWA KELAS V MINU NGINGAS WARU SIDOARJO.

0 0 128

PENINGKATAN PEMAHAMAN MATERI ISRA’ MIRAJ NABI MUHAMMAD PADA MATA PELAJARAN SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM MELALUI MODEL COURSE REVIEW HOREY KELAS IV DI MINU NGINGAS WARU SIDOARJO.

1 2 88

PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR SKI MATERI PERISTIWA AKHIR HAYAT RASULULLAH MELALUI STRATEGI TEAM QUIZ PADA SISWA KELAS VA MINU BERBEK WARU SIDOARJO.

0 3 112

UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR AL-QUR'AN HADITS MELALUI METODE STIR THE CLASS DI KELAS IV MINU NGINGAS SIDOARJO.

4 17 77

IMPLEMENTASI MEDIA PAPAN FLANEL UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGHAFAL KOSAKATA BAHASA INGGRIS MATERI PROFESSION KELAS II MINU NGINGAS WARU.

0 3 81

PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN STRATEGI CROSSWORD PUZZLE PADA MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL KELAS V MINU MIFTAHUL HUDA GRESIK.

0 0 108

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN PICTURE AND PICTURE UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA KELAS V MINU NGINGAS WARU SIDOARJO.

0 0 108

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMAHAMI MUFRADAT MATA PELAJARAN BAHASA ARAB MELALUI MODEL MAKE A MATCH SISWA KELAS V MINU NGINGAS WARU SIDOARJO.

0 0 97

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMAHAMI TATA CARA IBADAH HAJI MENGGUNAKAN METODE NHT : NUMBERED HEAD TOGETHER KELAS V MINU WARU 1 SIDOARJO.

0 2 110