Komunikasi antar anggota Kelompok Tani dalam pemanfaatan air sungai di Desa Babadan Kecamatan Ngrambe Kabupaten Ngawi.

(1)

(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

ABSTRAK

Ridwan Wahyudi, B96213108. Komunikasi Antar Anggota Kelompok Tani Dalam Pemanfaatan Air Sungai Di Desa Babadan Kecamatan Ngrambe Kabupaten Ngawi. Jurusan Komunikasi, Program Studi Ilmu Komunikasi, Fakultas Dakwah dan Komunikasi, UIN Sunan Ampel Surabaya.

Kata Kunci: Komunikasi, Kelompok Tani, Pemanfaatan Air Sungai

Ada dua rumusan masalah yang dikaji dalam skripsi ini, yaitu (1) Bagaimanakah komunikasi antar anggota kelompok tani yang terjadi dalam pemanfaatan air sungai, (2) Apa faktor pendukung dan penghambat dalam proses komunikasi antar anggota kelompok tani yang terjadi di Desa Babadan Kecamatan Ngrambe Kabupaten Ngawi.

Skripsi ini menggunakan jenis penelitian kualitatif dengan pendekatan riset deskriptif dengan menggunakan gagasan bales menunjukkan bahwa suatu kelompok kerja atau tugas (task group) berhadapan dengan dua jenis masalah atau hambatan yang terjadi pada kelompok petani.

Hasil penelitian ini ditemukan bahwa: (1) Komunikasi antar anggota kelompok tani diwarnai dengan permasalahan dan keteganngan antar anggotanya. (2) Penerapan komunikasi kelompok yang dipakai anggota dalam proses pemanfaatan air sungai menggunakan interaksi komunikasi verbal. (3) Komunikasi yang dilakukan antar anggota kelompok tani sangat bergantung pada proses interaksi antar petani maupun kelompok tani. (4) Keputusan yang diambil ketika masalah pembagian air yang kurang merata maka ditambah jatah giliran yang semula hanya 4 hari dalam satu minggu ditambah menjadi 6 hari. Adapun hambatan yang ditemui adalah : (a) Mencuri aliran air yang bukan jatahnya, dan membuat petani lain marah-marah karena oknum petani tersebut. Hal ini akan berdampak negatif dan mengganggu hubungan komunikasi kelompok antar petani dengan petani lainya, (b) keika sawah yang digarap di Desa Babadan bukan pemilik sawahnya sendiri melainkan digarap oleh orang lain yang berasal dari luar desa bahkan ada yang dari orang luar daerah. Hal itu menjadi faktor penghambat komunikasi antar anggota kelompok tani.

Adapun rekomendasi peneliti meliputi dua hal, yakni: (1) Saran untuk Kelompok Petani di Desa Babadan Kecamatan Ngrambe Kabupaten Ngawi agar tetap mempertahankan rasa kekeluargaan. (2) Peneliti selanjutnya dapat meneliti, mengkaji dan memperdalam kembali mengenai kelompok Tani yang lain.


(7)

DAFTAR ISI

Halaman PERNYATAAN KEASLIAN ... .I

PERSETUJUAN PEMBIMBING ... .II

PENGESAHAN ... .III MOTTO ... .IV PERSEMBAHAN ... .V KATA PENGANTAR ... .VI ABSTRAK ... .IX DAFTAR ISI ... ..X DAFTAR TABEL ...XIII DAFTAR BAGAN ...XIV

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 5

C. Tujuan Penelitian ... 6

D. Manfaat Penelitian ... 6

E. Kajian Penelitian Terdahulu ...7

F. Definisi Konsep ... 8

1. Komunikasi Antar Anggota Kelomp...8

2. Pemanfaatan Air Sungai ...11

G. Kerangka Pikir Penelitian ...12

H. Metode Penelitian... 15


(8)

2. Subyek, Obyek dan Lokasi Peneltian ...17

3. Jenis dan Sumber Data ...18

4. Tahap-tahap Penelitian ...24

5. Teknik Pengumpulan Data ...25

I. Sistematika Pembahasan ... .30

BAB II KOMUNIKASI ANTAR ANGGOTA KELOMPOK TANI DALAM PEMANFAATAN AIR SUNGAI A. Kajian Pustaka 1. Komunikasi ... 33

2. Komunikasi Internal ... 36

a. Definisi Komunikasi Internal...36

b. Tujuan Komunikasi Internal ...37

3. Komunikasi Antar Kelompok ...37

4. Unsur-unsur Komunikasi ...38

5. Tujuan Komunikasi ...40

6. Komunikasi Kelompok ...41

7. Pemanfaatan Air Sungai ...65

B. Kajian Teori ...68

1. Teori Interaksi Simbolis ...68

BAB III PENYAJIAN DATA A. Deskripsi, Subyek, Obyek Dan Lokasi Penelitian 1. Subyek Penelitian ... 71

2. Obyek Penelitia ... .76

3. Lokasi Penelitian ... .76

B. Deskripsi Data Penelitian 1. Komunikasi Internal Kelompok Tani ... .77

2. Komunikasi Antar Anggota Kelompok Tani ... .79

3. Komunikasi Anggota Kelompok Tani ...80


(9)

b. Kelumpukan “Rapat Anggota” ...83 c. Pemeliharaan Dan Pemanfaatan Air Sungai ...85 d. Bancakan Atau Tasyakuran Petani ...96 BAB IV ANALISIS DAN TEMUAN PENELITIAN

A. Analisis Data ... 101 B. Temuan Penelitian ...104 1. Komunikasi Antar Anggota Kelompok Tani di Desa Babadan Kecamatan Ngrambe Kabupaten Ngawi ...105 2. Faktor Pendukung dan Penghambat Komunikasi Antar Anggota Kelompok Tani di Desa Babadan Kecamatan Ngrambe Kabupaten Ngawi ...113 C. Konfirmasi Temuan Dengan Teori ...115 BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ... 119 B. Rekomendasi ... 121

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(10)

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 : Daftar Informan ... 17 Tabel 3.1 : Anggota Kelompok Mekar Tani ...21 Tabel 3.2 : Anggota Kelompok Sri Widodo ...23


(11)

DAFTAR BAGAN


(12)

BAB I PENDAHULUAN

A.

Latar Belakang Masalah

Komunikasi merupakan suatu kebutuhan bagi manusia. Manusia tidak dapat hidup sendiri dan pasti membutuhkan orang lain. Sejak lahir manusia selalu berkomunikasi dengan orang lain, hal itu membuktikan bahwa manusia membutuhkan orang lain. Aktivitas kita sehari-hari selalu mengandung komunikasi, dimana komunikasi adalah suatu interaksi, proses simbolik yang menghendaki orang-orang mengatur lingkungannya dan membangun hubungan antara sesama dan menguatkan tingkah laku dan sikap melalui pertukaran informasi untuk merubah sikap atau perilaku orang lain.1

Manusia dapat saling berbagi rasa, pikiran, ide dan gagasan berdasarkan pengalaman yang mereka miliki. Pengalaman ini disebut materi yang dimiliki oleh komunikator untuk dibagikan kepada orang lain. Pada tahap selanjutnya pesan diterjemahkan oleh penerima berdasar kerangka pengalaman yang dimilikinya menurut konvensi budaya yang menjadi latar belakangnya.2 Komunikasi adalah suau proses penting dalam kehidupan sosial, budaya, politik. Komunikasi

1

Lukita Komala. Ilmu Komunikasi Perspektif, Proses, dan Konteks. (Padjajaran: Widya, 2009) Hal. 73


(13)

merupakan suatu proses dimana terjadi pertukaran informasi antara manusia dengan manusia yang lain dalam kehidupan sosial bermasyarakat.

Komunikasi merupakan suatu proses yang universal, yang merupakan pusat dari seluruh sikap, perilaku,dan tindakan yang terampil dari manusia. Dalam lingkup penelitian ini komunikasi kelompok adalah satu bentuk interaksi antara kelompok dalam memenuhi kebututuhan bersama dalam kehidupan masyarakat. Untuk mempelajari dan memiliki bersama diperlukan komunikasi, sedangkan komunikasi memerlukan kode-kode dan lambang-lambang yang harus dipelajari bersama dan dimiliki bersama.

Proses komunikasi pada hakikatnya adalah proses penyampaian pikiran atau perasaan oleh seseorang (komunikator) kepada orang lain (komunikan). Pikiran merupakan gagasan, informasi, opini, dan lain-lain yang muncul dari benaknya. Usaha-usaha sistematis untuk memahami tingkah laku komunikasi antara individu-individu dalam kelompok juga merupakan hal yang baru. Perhatian besar teradap proses-proses kelompok yang terjadi pada tahap permulaan.

Dalam teorori komunikasi antarpribadi hubungan yang dijalin para komuniikator membuat prediksi terhadap satu sama lain atas dasar data psikologis. Masing-masing mengerti bagaimana pihak lainya bertindak logis. Pada hubungan komunikasi antarpribadi situasinya adalah sangat berbeda. Tidak seorang pun, tidak ada kelompok manusia yang secara langsung mempengaruhi peraturan-peraturan yang telah ada. Para


(14)

komunikator dengan bebas menentukan pola-pola yang cocok untuk kebutuhan mereka.

Menurut Ralph Linton masyarakat merupakan sekelompok manusia yang telah hidup dan bekerja sama cukup lama, sehingga mereka dapat mengatur diri mereka dan menganggap diri mereka sebagai satu kesatuan sosial. Dalam hal ini masyarakat yang bermata pencaharian sebagai petani menjadi sebuah kelompok besar dalam masyarakat yang mayoritas pekerjaan mereka sebagai petani. Komunikasi yang terjalin antar petani yang terjadi antara beberapa kelompok ini sangat berpengaruh terhadap bagaimana mereka dapat memenuhi kebutuhanya dengan cukup, dalam kasus ini air sungai adalah suatu objek vital dari sebuah pertanian. Peran sungai dalam pemenuhan kebutuhan petani sangatlah penting

Menurut definisi ilmiah sungai adalah hasil dari hujan yang turun ke permukaan tanah, mengalir ke tempat-tempat yang lebih rendah dan setelah mengalami bermacam-macam perlawanan akibatgaya berat, akhirnya melimpah ke danau atau laut. Suatu alur panjang di atas permukaan bumi tempat mengalirnya air yang berasal dari hujan disebut alur sungai. Melalui keterangan ilmiah diatas tentu bagaimana aliran sungai bermanfaat pada keberlangsungan kehidupan manusia. Jadi pengambangan dan pemanfaatan sungai harus dilakukan dengan sebaik mungkin dengan melibatkan beberapa unsur di dalamnya, termasuk kelompok petani yang sangat memerlukan air sebagai irigasi di ladang atau persawahanya.


(15)

Perencanaan dan pengembangan sungai diperlukan untuk menjamin ketersediaan air sungai khusunya pada musim kemarau sehingga tetap mampu mengairi sawah-sawah para petani yang ada di sepanjang alirannya. Pada konteks komunikasi kelompok petani dalam pemanfaatan air sungai adalah bagiamana mereka mengkoordinir aliran-aliran sungai yang ada agar supaya sawah-sawah atau ladang yang mereka miliki tetap basah dan tidak kering sehingga tanaman yang mereka tanam dapat tumbuh dengan baik. Dalam kasus ini tak jarang banyak terjadi konflik-konflik antara sekelompok petani yang mereka tidak memiliki jatah untuk mangairi sawah mereka karena ada pihak-pihak lain yang bertindak sesuai dengan kesepakatan yang sudah disetujui sejak awal, misalnya ketika air yang harusnya malam ini mengalir ke aliran blok A, namun ada orang-orang yang dengan sengaja di tengah sepinya malam mencuri air tersebut dengan cara membelokan aliran air ke blok B. Pada kasus ini peran komunikasi sagat penting bagaimana para petani dapat secara rata menikmati manfaat aliran sungai yang ada khususnya pada saat musim kemarau yang secara langsung mengurangi jumlah ketersediaan air sungai tersebut.

Dari uraian diatas mendorong penulis untuk mengkaji dan meneliti lebih dalam tentang bagaimana komunikasi kelompok antar petani dalam pemanfaatan air sungai di Desa Babadan Kecamatan Ngrambe Kabupaten Ngawi Jawa Timur yang menimbulkan suatu permasalahan yang menjadi penyebab terjadinya ketidak ratanya aliran air yang di perlukan dalam irigasi sawah-sawah petani tersebut melalui pendekatan komunikasi


(16)

kelompok serta komunikasi antarpribadi dan interpersonal serta untuk mengetahui bagaimana hambatan yang terjadi dalam proses komunikasi kelompok petani tersebut.

Dari beberapa uraian diatas dapat diuraikan hal yang menarik untuk diteliti adalah komunikasi yang terjadi antar anggota kelompok tani yang terjadi sehingga menimbulkan masalah dilapangan yang mempengaruhi proses komunikasi yang terjadi dikalangan petani sehingga interaksi yang terjadi tidak berjalan sesuai dengan nilai dan norma yang menjadi kesepakatan bersama. Karena pada saat terjadi masalah semua anggota atau semua petani dikumpulkan untuk memperoleh hasil atau kesepakatan bersama namun ketika beberapa waktu terjadi kembali masalah atau konflik antar petani sehingga menghambat proses aplikasi komunikasi antar anggota dilapangan.

B.

Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut :

1. Bagaimanakah komunikasi antar anggota kelompok tani yang terjadi dalam pemanfaatan air sungai?

2. Apa faktor pendukung dan penghambat dalam proses komunikasi antar anggota kelompok tani yang terjadi di Desa Babadan Kecamatan Ngrambe Kabupaten Ngawi?


(17)

Berpijak pada latar belakang dan fokus masalah diatas, maka tujuan studi ini adalah untuk mendapatkan pengetahuan deskriptif kualitatif tentang :

1. Memahami komunikasi antar anggota kelompok tani dalam pemanfaatan air sungai di Desa Babadan Kecamatan Ngrambe Kabupaten Ngawi.

2. Memahami faktor pendukung dan penghambat dalam komunikasi antar anggota kelompok tani di Desa Babadan Kecamatan Ngrambe Kabupaten Ngawi.

D.

Manfaat Penelitian

Setiap penelitian diharapkan memiliki manfaat. Manfaat tersebut bisa bersifat teoritis dan praktis. Untuk penelitian kualitatif, manfaat penelitian lebih bersifat teoritis yaitu untuk pengembangan ilmu, namun juga tidak menolak manfaat praktisnya untuk memecahkan masalah. Bila peneliti kualitatif dapat menemukan teori, maka akan berguna untuk menjelaskan, memprediksikan dan mengendalikan suatu gejala.3

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah : 1. Secara Teoritis

Dari hasil penelitian ini di harapkan dapat memberikan sumbangan ilmiah dalam bidang ilmu komunikasi dan sebagai bahan pertimbanganbagi prodi ilmu komunikasi untuk bahan bacaan dan referensi bagi semuapihak.

3

Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif dan R&D. (Bandung:Alfabeta, 2008), hal. 291


(18)

2. Secara Praktis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menegembangkan studi Ilmu Komunikasi di Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Sunan Ampel Surabaya itu sendiri. Dan juga dapat menambah pemahaman masyarakat. Sedangkan untuk peneliti sendiri diharapkan hasil penelitian ini dapat memberikan daya kritis dan nalar serta mempertajam pengetahuan dan pengalaman bermasyarakat.

E.

Kajian Penelitian Terdahulu

Penulis mengambil karya dari M. Teguh Alimudin Mahasiwa Ilmu Komunikasi UIN Sunan Ampel Surabaya 2015. Dimana kesamaan dengan skripsi ini adalah dari judul beserta rumusan masalah yaitu Komunikasi Antar Kelompok Suporter Sepak Bola Di Jawa Timur.

Komunikasi kelompok yang ada disini adalah kelompok suporter sepak bola yang ada di Jawa Timur yaitu, Bonek dan Aremania yang bertujuan untuk mengetahui Komunikasi yang dilakukan antar kordinator dengan anggota maupun antar sesama anggota suporter membuat peneliti ingin meneliti pola komunikasi dalam kelompok tersebut. Apalagi bila melihat kembali Image kekerasan dan rusuh yang terlanjur melekat dalam kelompok tersebut serta keanekaragaman latar belakang membuat peneliti ingin mengetahui proses komunikasi yang terjadi antar supporter bola khususnya Bonek dan Aremania.

Persamaan dari penelitian terdahulu adalah pada peneletian ini adalah bagaimana peneliti mengkaji masalah yaitu komunikasi kelompok yang terjadi pada lingkup suporter sepak bola di Jawa Timur.


(19)

1. Komunikasi Antar Anggota Kelompok Tani

Komunikasi antar anggota kelompok adalah interaksi tatap muka dari tiga individu atau lebih dengan tujuan yang sudah diketahui sebelumnya seperti berbagai informasi, pemeliharaan diri, pemecahan masalah, yang anggota-anggotanya dapat mengingat karakteristik pribadi anggota kelompok lainnya dengan tepat. Komunikasi kelompok terdapat berbagai informasi, pemecahan masalah, menjaga hubungan antar anggota. Seorang anggota kelompok bila telah bergantung dengan kelompok ia bukan sosok individu melainkan bagian dari kelompoknya.4

Bentuk komunikasi kelompok sangat bermacam-macam. Mulai dari keluarga,tetangga, kawan-kawan, atau kelompok-kelompok lainya. Dengan demikian komuikasi kelompok biasanya merujuk pada komunikasi pada kelompok keci yang bersifat tatap muka. Komunikasi kelompok memfokuskan pembahasanya pada interaksi di antara kelompok kecil dan melibatkan komunikasi antarpribadi.

Bentuk komunikasi kelompok yang terjadi antar petani di desa Babadan menunjukan bebagai kondisi yaang terjadi secara langsung dilapangan. Bentuk tindakan pengelolaan sumberdaya air bermacan-macam. Bentuk tindakan yang bagaimana yang harus dilakukan dengan cara menemukan satu pokok permasalahan yang ada. Apakah masalah yang ada untuk irigasi sawah, pembangkit listrik atau untuk lahan pertanian tambak masyarakat.5

4

Wiryanto. Pengantar Ilmu Komunikasi. (Jakarata: Gramedia Widiasarana Indonesia, 2004), Hlm. 13


(20)

Dengan air sungai manusia dapat melakukan kegiatan irigasi yang berguna untuk mengairi persawahanya baik secara individu maupun kelompok. Pemanfataan air sungai memang perlu pengawasan oleh instansi terkait dikarenakan bila tidak dalam pengawasan maka akan terjadi masalah di dalam kelompok masyarakat tersebut yang sama-sama membutuhkan air sebagai sarana irigasi sawah mereka.

Tujuan pemanfatan sumberdaya air adalah untuk mengetahui kuantitas, kualitas, ketersediaan, cara pemanfaatan secara optional dan lestari. Air merupakan sumberdaya yang dapat diperbaharui, oleh karena itu air adalah sumberdaya yang harus mendapatkan perhatian serius.6

Sungai merupakan peranan yang sangat penting bagi perkembangan peradaban manusia diseluruh dunia ini khususnya di Indonesia, yakni dengan menyediakan daerah-daerah subur yang umunya terletak di lembah-lembah dan sungai serta sumber ai sebagai kehidupan yang paling utama bagi kehidupan manusia dan hewan. 7

Salah satu pemanfatan air sungai adalah sebagai irigasi atau pengairan bagi persawahan masyarakat. Dengan irigasi lahan persawahan yang umunya terletak didaerah-daerah lembah atau lereng pegunungan diharapkan dapat memberikan manfaat bagi tumbuh kembangnya tanaman khususnya adalah tanaman padi di Desa Babadan Kecamatan Ngrambe Kabupaten Ngawi.

6 Ruslin Anwar. Pengembangan Sumber Daya Air (Jakarta: UB Press, 2013) Hal. 14

7 Suyono Sosrodarsono. Perbaikan dan Pengaturan Sungai (Jakarta: PT Pradnya Paramita, 2001) Hal. 6


(21)

Kondisi atau letak geografis dari lahan persawahan yang dimiliki oleh beberapa kelompok petani di Desa Babadan berada di daerah dataran tinggi di pegenungan lawu. Sehingga air sungai sangat dibutuhkan ketika datang masa kemarau panjang untuk irigasi sawah dan ladang yang telah digarap dari masa tanam hingga menjelang panen, khususnya pada tanaman padi.

Irigasi adalah pemberian air pada suatu lahan untuk menunjang curah hujan yang tidak cukup, agar tersedia lengas tanah bagi pertumbuhan tanaman. Lahan yang baik untuk irigasi adalah lahan yang sesuai untuk pertanian dengan persedian air yang cukup.8

Masalah yang terjadi pada proses pemanfaatan air sungai ini terjadi pada saat kemarau panjang yang biasanya terjadi pada bulan juni-september. Pada saat itu aliran sungai sangat kecil, namun banyak petani yang menanam padi pada bulan-bulan maret sampai april sehingga pada bulan setelah itu air sangat sedikit jumlahnya karena ada aturan giliran seminggu hanya 3 kali gilir. Namun giliran itu dirasa sangat kurang karena luas wilayah sawah dan banyaknya kebutuhan air yang dieperlukan oleh petani. Berkaitan dengan masalah tersebut terkadang terjadi masalah atau konflik antara petani di dalam kelompoknya masing-masing yang disebabkan karena rebutan air dan jatah giliran air. Konflik yang terjadi adalah cek-cok antara petani yang bermula pada pencurian air di tengah malam. Air yang seharusnya mengalir di blok mekar tani dengan sengaja di


(22)

alihkan ke blok sri widodo, hal tersebut memicu terjadinya gesekan antara kelompok petani. Masalah ini yang akan di bahas pada penelitian ini.

Selain dipengaruhi oleh faktor cuaca dan kandungan unsur hara di dalam tanah, tanaman hanya dapat hidup dengan subur apabila ia memperoleh cukup air. Pemberian air yang mencukupi merupakan faktor penting bagi pertumbuhan tanaman. Fasilitas irigasi yang memadai bukan saja akan meningkatkan hasil produksi pertanian dan tingkat pendapatan pertaniannya, tetapi juga perekonomian masyarakat secara keseluruhan.

2. Pemanfaatan Air Sungai

Sungai yaitu aliran air alami yang membawa air dari pegunungan ke lautan.9 Sungai dapat mengubah permukaan daratan serta mengukir lembah dan jurang sepanjang lapisan batuan yang dilewatinya.

Bentuk tindakan pengelolaan sumberdaya air bermacan-macam. Bentuk tindakan yang bagaimana yang harus dilakukan dengan cara menemukan satu pokok permasalahan yang ada. Apakah masalah yang ada untuk irigasi sawah, pembangkit listrik atau untuk lahan pertanian tambak masyarakat.10

Dengan air sungai manusia dapat melakukan kegiatan irigasi yang berguna untuk mengairi persawahanya baik secara individu maupun kelompok. Pemanfataan air sungai memang perlu pengawasan oleh instansi terkait dikarenakan bila tidak dalam pengawasan maka akan terjadi masalah

9

Ibid, Ruslin Anwar, Hal. 2


(23)

di dalam kelompok masyarakat tersebut yang sama-sama membutuhkan air sebagai sarana irigasi sawah mereka.

Tujuan pemanfatan sumberdaya air adalah untuk mengetahui kuantitas, kualitas, ketersediaan, cara pemanfaatan secara optional dan lestari. Air merupakan sumberdaya yang dapat diperbaharui, oleh karena itu air adalah sumberdaya yang harus mendapatkan perhatian serius.11

G.

Kerangka Pikir Penelitian

Kerangka pikir dalam penelitian ini untuk memudahkan dalam meneliti. Dalam sebuah kerangka pikir penelitian di gambarkan bagaimana proses pengambilan masalah atau fenomena yang terjadi pada masyarakat dengan menghubungkan dengan teori yang sesuai dengan penjabaran yang dilakukan oleh peneliti untuk mencari hasil dalam sebuah penelitian. Kerangka pikir penelitian juga digunakan untuk menembangkan atau melahirkan teori-teori baru dalam komunkasi yang terjadi pada masyarakat. Berikut adalah bentuk kerangkat pikir yang telah dibuat :


(24)

Bagan I.I

Kerangka Pikir Penelitian

Dari bagan di atas menjelaskan bahwa komunikasi kelompok petani didesa Babadan melalui beberapa tahapan komunikasi.

Mengambil gagasan Bales, model yang dikemukakan Barry Collins dan Harold Guetzkow ini menunjukkan bahwa suatu kelompok kerja atau tugas (task group) berhadapan dengan dua jenis masalah atau hambatan, yaitu hambatan kerja dan hambatan interpersonal. Hambatan kerja (task

obstacles) adalah kesulitan-kesulitan yang ditemui oleh kelompok dalam

menangani tugas atau pekerjaannya, misalnya merencanakan kegiatan atau

Kesepakatan Antar

Anggota Kelompok

Tani

Anggota Kelompok Tani

Sri Widodo

Anggota Kelompok Tani

Mekar Tani

Mediator


(25)

menyetujui suatu kebijakan, dan lain sebagainya. Dalam mengatasi hambatan kerja ini, anggota kelompok harus menangani masalah yang dihadapi dengan cara menganalisis situasi, menyarankan solusi serta mempertimbangkan sejumlah alternatif.Jika kelompok harus mengambil keputusan, maka anggota kelompok tidak saja harus mempertimbangkan keputusan yang sebaiknya diambi, tetapi juga mereka harus bekerja secara efektif dengan anggota kelompok lainnya. Bila dua atau lebih anggota bersama-sama mengatasi sesuatu masalah, maka muncul hambatan interpersonal (interpersonal obstacles). Hambtan mencakup kebutuhan untuk membuat gagasan atau ide agar dapat dapat dipahami dengan jelas oleh anggota lain, kebutuhan untuk mengatasi konflik, kebutuhan untuk mengola perbedaan dan seterusnya.12

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan Teori Interaksi Simbolis (symbolic interactionism). Teori Interaksi Simbolis adalah bagaimana makna muncul sebagai hasil interaksi di antara manusia baik secara verbal maupun nonverbal. Melalui aksi dan respons yang terjadi, kita memberikan makna ke dalam kata-kata atau tindakan, dan karenanya kita dapat memahami suatu peristiwa dengan cara-cara tertentu.

Menurut paham interaksi simbolis, individu berinteraksi dengan individu lainya sehingga menghasilkan suatu ide tertentu mengenai diri sendiri.13

12 Morrisan. Teori Komunikasi Individu Hingga Massa (Jakarta: Ghalia Indonesia,2009) Hal. 338 13 Ibid, Morrisan, Hal. 110


(26)

H.

Metode Penelitian

1. Pendekatan Dan Jenis Peneltian

Dalam penelitian yang mengangkat tentang komunikasi kelompok petani akan menggunakan jenis metode pengkajian dengan pendekatan kualitatif dengan tipe atau jenis riset (deskriptif). Penelitian kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa perkataan atau lisan yang diarahkan pada latar belakang dan individu secara holistik. Penelitian kualitatif bertujuan untuk menjelaskan fenomena dengan sedalam-dalamnya melalui pengumpulan data sedalam-dalamnya. Riset ini tidak mengutamakan besarnya populasi atau sampling bahkan populasi atau samplingnya sangat terbatas.

Riset ini bersifat subjektif dan hasilnya lebih kasuistik bukan untuk digeneralisasikan. Dengan riset ini dapat dibuat bersamaan atau sesudah riset. Desain dapat berubah atau disesuaikan dengan perkembangan riset.14 Penelitian deskriptif ini ditujukan untuk:

1) Mengumpulkan informasi actual secara rinci yang melukiskan gejala yang ada.

2) Mengidentifikasi masalah atau memeriksa kondisi dan praktek-praktek yang berlaku.

3) Membuat perbandingan atau evaluasi.

14

Rachmat Kriyantono. Teknik Praktis Riset Komunikasi (Jakarta: Kencana Prenada Media Group,2009) Hal. 56


(27)

4) Menentukan apa yang dilakukan orang lain dalam menghadapi masalah yang sama dan belajar dari pengalaman mereka untuk menetapkan rencana dan keputusan pada waktu yang akan datang.15

Peneliti memilih jenis penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif karena mengingat penelitian Komunikasi kelompok petani di Desa Babadan yang membutuhkan pendalaman secara personal dan lebih mendalam dengan berbagai wawancara untuk mengetahui situasi sebenarnya. Yakni dengan metode wawancara mendalam (Depth

Interviews). Metode riset ini peneliti melakukan kegiatan wawancara

tatapmuka secara mendalam dan terus-menerus (lebih dari satu kali) untuk menggali informasi dari responden.

Selain (Depth Interviews) peneliti juga menggunakan wawancara semistruktur (Semistructure Interview) yakni dengan menyediakan daftar pertanyaan tertulis tapi memungkinkan untuk menanyakan pertanyaan-pertanyaan secara bebas, yang terkait dengan permasalahan. Atau wawancara ini biasa disebut dengan wawancara terarah atau wawancara bebas terpimpin. Artinya wawancara akan dilakukan secara bebas,tapi terarah dengan tetap berada pada jalur pokok permasalahan yang akan ditanyakan dan telah disiapkan terlebih dahulu.16

15

Jalaluddin Rakhmat, Metode Penelitian Komunikasi (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1984) Hal. 25

16


(28)

2. Subyek, Obyek dan Lokasi Penelitian

a. Subyek Peneltian

Dalam hal ini, subyek penelitian adalah ketua dan anggota dari Kelompok Petani Desa Babadan. Yang mana anggota-anggota yang dipilih sebagai informan adalah anggota yang berpengaruh besar dalam peranan pemanfaatn air sungai, yaitu :

Tabel I.I Daftar Informan

b. Obyek Penelitian

Obyek penelitian disini adalah proses komunikasi kelompok antar petanis. Proses Komunikasi adalah jalannya proses komunikator kepada


(29)

komunikan, maka dengan adanya objek tersebut diharapkan akan diketahui bagaimana komunikasi Antar Anggota kelompok Tani Didesa Babadan Kecamatan Ngrambe Kabupaten Ngawi.

c. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian diambil di Ngawi. Sebagai daerah peneltitanya adalah di Desa Babadan Kecamatan Ngrambe Kabupaten Ngawi Jawa Timur.

3. Jenis Dan Sumber Data

a. Jenis Data

Jenis data yang digunakan ada dua macam data primer dan data sekunder. Data primer di peroleh dari hasil (wawancara

semistruktur) yang dilakukan pada anggota Kelompok Petani Desa

Babadan dilanjutkan dengan wawancara yang dilakukan secara mendalam dengan mengunakan pertanyaan-pertanyaan yang sifatnya terbuka dan berkembang, serta adanya observasi sebelumnya. Sedangkan data sekunder diperoleh berdasarkan dari bahan bacaan atau disebut data penunjang berupa bukti dan catatan data yang telah disusun. Dan adanya studi keperpustakaan yaitu kumpulan data, buku, karya ilmiah dan lain-lain.

b. Sumber Data

Sumber data yang digunakan ada dua macam data primer dan data skunder. Data primer sendiri merupakan sumber data penelitian yang diperoleh peneliti secara langsung dari sumber asli, dan tidak


(30)

melalui media perantara. Data primer dapat berupa opini subyek secara individu dan kelompok, kejadian, kegiatan, hasil penguji dan hasil observasi. Sedangkan sumber data skunder merupakan sumber data penelitian yang diperoleh peneliti secara tidak langsung atau melalui media perantara. Sehingga penelitian dapat menyelesaikan suatu penelitian dengan baik, karena didukung oleh data-data yang mendukung dari buku-buku yang sudah di publikasikan.

Menurut Lofland, sumber data utama dalam penelitian kualitatif adalah kata-kata dan tindakan, selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-lain.17 Kesemuanya itu akan saling melengkapi hasil penelitian yang ada. Kata-kata dan tindakan akan digunakan dalam wawancara dengan informan. Sehingga kita tidak hanya mendapatkan kata-kata dari informan, tapi juga akan mengetahui tingkah laku informan, hal ini akan memperjelas dan mempertegas perkataan. Selain itu, tindakan juga dapat digunakan dalam pengamatan lapangan, sehingga mendapatkan data yang lebih lengkap. Dokumen berupa foto-foto, data-data tertulis juga dapat digunakan untuk memperjelas penelitian.

Dalam penelitian ini sumber data dibagi menjadi dua, yaitu: a. Data primer

17

Lexy Moleong, Metode Penelitian Kualitatif. (Bandung: PT. Remaja Rosda Karya. 2007) Hal 157


(31)

Data primer diperoleh dari informasi yang diberikan oleh informan yang bersangkutan. Misalnya pernyataan yang diberikan oleh ketua kelompok tani beserta jajaran yang berada disalamnya dala kegiatan pemanfaatan air sungai di Desa Babadan Kecamatan Ngrambe Kabupaten Ngawi.

Dalam data primer yang dapat diambil dari hasil wawancara dan observasi yang dilakukan oleh peneiti adalah diperoleh informasi mengenai jumlah anggota atau kelompok yang ada di Desa Babadan tersebut. Informasi yang diperoleh didapatkan dengan cara meawancarai secara langsung sehingga dapat diketahui bahwa ada kelompok tani dan keanggotaanya yang memiliki hubungan antar anggota sehingga membuat interaksi yang terjadi secara lansung dilapangan.

1. Kelompok Tani Mekar Tani

Kelompok tani ini beranggotakan 20 orang yang semua wilayah atau lahannya ditanami oleh tanaman padi. Kelompok petani ini dipimpin oleh Sugihartono, yang luas wilayahnya sekitar 12,5 Ha yang lumayan luas yang menuntut pengairan sawah yang banyak. Dalam kelompok petani ini masing-masing sawah digarap atau dikerjakan langsung oleh pemilik lahan langsung tanpa melibatkan orang lain untuk mengerjakannya. Dengan susunan anggota sebagai berikut :


(32)

Tabel 1.2

Anggota Kelompok Mekar Tani

No Nama Jenis Usaha Luas Tanam

Anggota Produktif (Ha)

1 Tumin Budi Daya Padi 0,25 ha

2 Suparti Budi Daya Padi 0,25 ha

3 Banuri Budi Daya Padi 0,25 ha

4 Aris Budi Daya Padi 2 ha

5 Suratmi Budi Daya Padi 0,25 ha

6 Sarjono Budi Daya Padi 0,25 ha

7 Yatin Budi Daya Padi 0,75 ha

8 Anik Budi Daya Padi 0,25 ha

9 Yanto Budi Daya Padi 0,25 ha

10 Sofyan Budi Daya Padi 0,25 ha

11 Joko HS Budi Daya Padi 2 ha

12 Suratman Budi Daya Padi 0,25 ha

13 Joko Budi Daya Padi 0,25 ha

14 Pardi Budi Daya Padi 1 ha

15 Kabul Budi Daya Padi 0,25 ha

16 Sugihartono Budi Daya Padi 2 ha

17 Sukimin Budi Daya Padi 1,25 ha

18 Slamet Budi Daya Padi 0,25 ha

19 Suripto Budi Daya Padi 0,25 ha

20 Karlan Budi Daya Padi 0,25 ha

Total

12,5 ha

Dalam kelompok tani ini diberikan jadwal giliran air pada hari senin dan selasa dalam satu minggu. Waktu dua hari itu non-stop air mengalir langsung dari bendungan atau DAM sungai menuju ke aliran sawah mereka. Sehingga jika selama dua hari tersebut air tidak bisa


(33)

mengairi sawah tidak merata maka akan di lanjut minggu depannya lagi dan begitu seterusnya.18

2. Kelompok Tani Sri Widodo

Kelompok tani yang memiliki sedikit lahan dari pada kelompok tani sebelumya. Karena luas keseluruhan lahannya hanya sekitar 4,5 Ha saja. Sehingga jumlah anggotanya lebih sedikit hanya 15 orang. Dalam kelompok tani ini banyak beberapa sawah dikerjakan bukan pemilik sawahnya langsung melainkan oleh orang lain yang bukan pemilinya. Karana sawah yang sudah dijual tahunan atau digarap orang lain dengan sistem bagi untung.

Sistem ini biasa terjadi karena pemilik sawah yang sudah lansia dan anak-anaknya yang tidak mau meneruskan menggarap sawah milik orang tuanya tersebut, sehingga mereka lebih memilih untuk menjual atau memberikan kesempatan orang lain untuk menggarapnya. Profil anggota lengkap kelompok tani ini adalah sebagai berikut :

Tabel 1.3

Daftar Anggota Kelompok Sri Widodo

18 Wawancara Sungihartono, Selaku Ketua Kelompok Tani Mekar Tani, Hari Senin 13 Februari 2017 Pukul 09.00 WIB


(34)

No

Nama Jenis Usaha Luas Tanam

Anggota Produktif (Ha)

1 Gunari Budi Daya Padi 0,40 ha

2 Heri P Budi Daya Padi 0,30 ha

3 Suminah Budi Daya Padi 0,35 ha

4 Suprapto Budi Daya Padi 0,25 ha

5 Sajianto Budi Daya Padi 0,30 ha

6 Sikan Budi Daya Padi 0,35 ha

7 Kariyo R Budi Daya Padi 0,30 ha

8 Jariyah Budi Daya Padi 0,33 ha

9 Wasidi Budi Daya Padi 0,30 ha

10 Kasno Budi Daya Padi 0,35 ha

11 Mardiyono Budi Daya Padi 0,35 ha

12 Sastro Diharjo Budi Daya Padi 0,35 ha

13 Sukatmi Budi Daya Padi 0,35 ha

14 Sutomo Budi Daya Padi 0,30 ha

15 Evan Hadi S Budi Daya Padi 0,25 ha

Total

4, 53 ha

Dalam kelompok ini ditentukan bahwa hari giliran mereka adalah 2 hari juga yaitu hari rabu dan kamis dalam seminggu, untuk sistemnya sama yaitu dengan giliran satu minggu namun karena luas lahan yang dimiliki oleh kelompok tani Sri


(35)

Widodo ini tidak terlalu luas maka air yang di gilir dalam waktu 2 hari itu sudah dirasa cukup.19

b. Data Sekunder

Data sekunder merupakan data yang berasal dari hasil dokumentasi yang dilakukan oleh peneliti, misalnya foto kegiatan pertanian. Data ini sebagai pelengkap atau pendukung adanya data utama atau informasi yang telah diperoleh oleh peneliti dilokasi penelitian yaitu di Desa Babadan Kecamatan Ngrambe Kabupaten Ngawi.

4. Tahap-tahap Penelitian a. Memahami Latar Penelitian

Peneliti memahami lokasi penelitian dengan mengidentifikasi khalayak yang akan dijadikan penelitian. Sesuai dengan permasalahan yang diangkat dalam penelitian, maka dipilih lokasi penelitian yang digunakan sebagai sumber data. Selain didasarkan pada rekomendasi-rekomendasi dari pihak yang terkait juga melihat dari keragaman masyarakat yang berada di sekitar tempat yang menempatkan perbedaan dan kemampuan potensi yang dimilikinya.

b.Memasuki Lapangan

Peneliti terlebih dulu akan mengurus perizinan dari pihak yang bersangkutan. Dengan perizinan yang dikeluarkan akan mengurangi

19 Wawancara Gunari, Selaku Ketua Kelompok Tani Sri widodo, Hari Senin 13 Februari 2017 Pukul 15.00 WIB


(36)

sedikitnya ketertutupan lapangan atas kehadiran kita sebagai peneliti. Dan ketika mensosialisasikan diri di lapangan, ada hal penting lainnya yang yaitu menentukan patner kerja yang dapat memberikan informasi banyak tentang keadaan lapangan.

c. Mengumpulkan Data

Peneliti terjun secara langsung ke lapangan untuk mengumpulkan sejumlah informasi dan data-data yang dibutuhkan.

5. Teknik Pengumpulan Data

Dalam pengumpulan data ini, peneliti menggunakan beberapa teknik antara lain:

a. Observasi

Observasi merupakan kegiatan dengan menggunakan pancaindera, bisa penglihatan, penciuman, pendengaran, untuk memperoleh informasi yang diperlukan untuk menjawab masalah penelitian. Hasil observasi berupa aktivitas, kejadian, peristiwa, objek, kondisi atau suasana tertentu, dan perasaan emosi seseorang. Dalam kegiatan obsevasi ini dapat dilakukan dengan cara menyusuri wilayah perairan sungai yang dijadikan warga sebagai irigasi persawahan mereka, sehingga dapat diperoleh informasi secara real sesuai fakta yang ada dilapangan.

Dalam kegiatan yang dilakukan adalah dengan melihat kondisi maasalah yang terjadi secara langsung di lapangan. Sebagai contoh observasi yang dilakukan oleh peneliti meliputi


(37)

keadaan yang dilakukan didalam kelompok serta diluar kelompok petani. Salah satu obeservasi yang dilakukan didalan kelompok adalah meneliti bagaimana komunikasi yang terajadi didalam kelompok yang berubungan dengan anggota kelompok masing-masing untuk memperoleh informasi dengan benar. Sedangkan obeservasi yang dilakukan diluar kelompok adalah dengan melihat kondisi dilapangan dimana petani saling berinteraki secara langsung serta dengan menelaah bagaimana masalah-masalah yang terjadi dilapangan.

b. Wawancara Menurut Lexy,20 wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu .percakapan ini dilakukan oleh dua pihak, yaitu

pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan

terwawancara (interview) yang memberikan jawaban atas

pertanyaan itu.

Dalam teknik ini, peneliti mewawancarai ketua komunitas dan anggota tersebut untuk mencari informasi bagaimana proses komunikasi kelompok serta faktor pendukung dan penghambat sehingga terbentuknya kohesi kelompok.

Dalam kegitan wawancara ini peneliti mendatangi narasumber yang tentunya sangat berkaitan dengan masalah yang sedang di teliti saat ini. Kegiatan wawancara tentunya banyak

20


(38)

mendapatkan data yang banyak karena narasumber yang dipilih tentu sudah pengalaman di bidangnya.

Teknik wawancara yang akan dilakukan adalah dengan ngobrol atau bertanya-tanya seputar pengairan sawah di desa tersebut. Sehingga dapat diperoleh infrmasi sebanyak mungkin yang berhubungan dengan komunikasi kelompok petani masing-masing. Dalam kegiatan wawancara diharapkan dapat menemukan berbagai masalah yang timbul, cara untuk memperoleh hasl wawancara dengan datang langsung kepada informan yang terkait untuk mencari dan mengamati bagaimana proses komunikasi kelompok yang terjadi antar petani.

c. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan teknik pengumpulan data berdasarkan pencarian data berupa cetakan, catatan harian, buku-buku, foto-foto dan lain sebagainya.

6. Teknik Analisis Data

Analisis data dalam penelitian ini menggunakan model alir Miles dan Huberman, sebagaimana dikutip oleh Imam Suprayogo,21 tahap analisis data dimulai dari reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan atau verifikasi.

21

Imam Suprayogo, Metodologi Penelitian Sosial Agama (Bandung: PT Remadja Rosdakarya, 2001) Hal. 193-195


(39)

a. Reduksi Data

Reduksi diartikan sebagai proses pemilihan, pemusatan perhatian pada penyederhanaan, pengabstrakan, transformasi data kasar, yang muncul dari catatan-catatan lapangan. Reduksi data juga dilakukan dengan membuat ringkasan, mengkode, menelusur tema, membuat gugus-gugus, membuat partisi, menulis memo dan sebagainya. Reduksi ini terus berlanjut sesudah penelitian lapangan sampai laporan akhir tersusun.

b. Penyajian Data

Penyajian data adalah menyajikan sekumpulan informasi yang tersusun yang memberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan.

c. Penarikn Kesimpulan atau Verifikasi

Dari permulaan pengumpulan data, maka akan dimulai dengan mencari arti, pola-pola, penjelasan, konfigurasi-konfigurasi yang mungkin, alur sebab akibat, dan proposisi. Kesimpulan “final” mungkin tidak muncul sampai pengumpulan data berakhir, bergantung besarnya kumpulan catatan lapangan, pengkodeannya, penyimpanan, dan metode pencarian ulang yang digunakan. Kesimpulan-kesimpulan juga diverivikasi selama kegiatan berlangsung. Verifikasi juga dilakukan dengan meninjau ulang pada catatan-catatan lapangan.


(40)

7. Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data

Untuk membuktikan bahwasannya penelitian dapat dipertanggung jawabkan dari segala segi maka diperlukan teknik keabsahan data. Adapun teknik keabsahan data yang digunakan oleh penulis adalah:

a. Metode Triangulasi

Yakni usaha mengecek keabsahan data atau mengecek keabsahan temuan riset. Metode triangulasi dapat dilakukan dengan menggunakan lebih dari satu teknik pengumpulan data untuk mendapatkan yang sama. Dalam hal ini peneliti melakukan kroscek dari data yang dipilih baik itu melaui wawancara atau dokumen yang ada. Teknik pemeriksaan ini merupakan triangulasi dengan sumber data yakni membandingkan dan mengecek baik derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan cara yang berbeda dalam metode kualitatif yang dilakukan.17 Peneliti melakukan

validitas dengan membandingkan data wawancara dengan pengamatan dan dokumen-dokumen yang terkait. Selain itu membandingkan apa yang dikatakan secara umum dengan apa yang dikatakan secara pribadi.

b. Diskusi dengan teman sejawat

Peneliti mendiskusikan hasil penelitian dengan teman sejawat yang sama-sama meneliti komunikasi kelompok sebuah komunitas. Peneliti berdiskusi tentang segala hal mengenai


(41)

penelitian yang peneliti lakukan. Dengan berdiskusi dengan teman sejawat maka akan memberikan masukan-masukan kepada peneliti sehingga pada akhirnya peneliti merasa mantap dengan hasil penelitiannya. Teknik ini dilakakukan dengan cara mengekspos hasil sementara atau hasil akhir yang diperoleh dalam bentuk diskusi analitik dengan rekan-rekan sejawat.

c. Kecukupan Referensi

Kecukupan referensi tersebut berupa bahan-bahan yang tercatat yang digunakan sebagai patokan untuk menguji sewaktu diadakan analisis penafsiran data. Jika alat elektronik tidak tersedia cara lain sebagai pembanding kritik masih dapat digunakan. Misal: adanya informasi yang tidak direncanakan, kemudian disimpan sewaktu mengadakan pengujian, informasi demikian dapat dimanfaatkan sebagai penunjangnya.

I. SISTEMATIKA PEMBAHASAN BAB I : PENDAHULUAN

Dalam bab pendahuluan peneliti memberikan gambaran tentang konteks penelitian yang hendak diteliti. Setelah itu menentukan fokus penelitian dalam penelitian tersebut. Serta menyertakan tujuan dan manfaat penelitian. Peneliti juga menjelaskan definisi konsep, metode penelitian yang peneliti gunakan dalam penelitian yang antara lain tentang pendekatan dan jenis penelitian, subjek penelitian, lokasi penelitian, jenis dan sumber data, tahap-tahap penelitian, teknik pengumpulan data, teknik analisis data,


(42)

serta teknik pemeriksaan keabsahan data. Dalam bab 1 ini juga menjelskan sistematika pembahasan.

BAB II : KERANGKA TEORITIS

Pada bab ini menguraikan penjelasan tentang kerangka teoritik yang meliputi pembahasan kajian pustaka dan kajian teoritik yang berkaitan dengan komunikasi kelompok petani dalam pemanfaatn air sungai di Desa Babadan Kecamatan Ngrambe Kabupaten Ngawi.

Membahas juga tentang pelaku komunikasi, unsur-unsur komunikasi, tujuan komunikasi, tingkatan komunikasi, hambatan komunikasi, pengertian komunikasi, karateristik komunikasi kelompok, fungsi komunikasi kelompok, dan bentuk-bentuk komunikasi kelompok. BAB III : PENYAJIAN DATA

Pada bab ini membahas tentang latar kelompok tani yang ada di Desa Babadan dan program kegiatan apa yang dilakukan sebagai bentuk pemanfaatan air sungai tersebut..

BAB IV : ANALISIS DATA

Pada bab ini membahas tentang bentuk komunikasi kelompok petani tersebut, membahas komunikasi yang dipakai dalam proses pemanfaatan air sungai, dan faktor pendukung dan penghambat komunikasi kelompok. BAB V : PENUTUP

Bab ini merupakan bab terakhir dalam penulisan skripsi yang nantinya akan memuat kesimpulan dan saran. Pada bagian akhir dari


(43)

penelitian skripsi, penulis menyajikan daftar pustaka yang menjadi referensi dalam penulisan skripsi ini dan lempiran-lampiran yang terkait.


(44)

BAB II

KOMUNIKASI ANTAR ANGGOTA KELOMPOK TANI DALAM PEMANFAATAN AIR SUNGAI

A. Kajian Pustaka

1. Komunikasi

Istilah komunikasi dalam bahasa inggrisnya disebut dengan

(communication) berasal dari kata (communi)s yang berati sama atau sama

maknanya atau pengertian bersama, dengan maksud untuk mengubah pikiran sikap, perilaku, penerima dan melaksanakan apa yang diinginkan komunikator. Sama halnya dengan pegeertian tersebut, Astrid Susant mengemukakan perkataan komunikasi berasal dari kata (communicare) yang dalam bahasa latinya mempunyai arti berpartisipasi atau memberitahukan , menyampaikan pesan, informasi, pikiran, perasaan, gagasan, dan pendapat yang dilakukan seseoran kepada orang lain dengan mengharapkan jawaban, tanggapan atau arus balik (feedback). Kata

communis berarti milik bersama atau berlaku dimana-mana.

Komunikasi adalah usaha penyampaian pesan antar manusia.1 Chery dalam stuart, (1993) mendefinisikan komunikasi berpangkal paerkataan latin communis yang artinya membuat kebersamaan atau membangun

1


(45)

kebersamaan antara dua orang atau lebih. Komunikasi juga berasal dari kata dari bahasa latin (communico) yang artinya membagi.2

Wilbur Schram menyatakan komunikasi sebagai suatu proses berbagi

(sharing proces), Schram menguraikannya demikian : “komunikasi berasal

dari bahasa latin yang berarti umum (common) atau bersama”.Dari uraian Schram diatas dapat disimpulkan bahwa sebuah komunikasi yang efektif adalah komunikasi yang berhasil melahirkan kebersamaan, kesepahaman antara sumber dengan penerimanya.3

Sebuah definisi singkat dibuat oleh Harold D Laswell bahwa cara yang tepat untuk meneramgkan suatu tindakan komunikasi adalah menjawab pertanyaan “siapa yang menyampaikan, apa yang disampaiakan, melalui saluran apa, kepada siapa dan apa pengaruhnya”.4

Paradigma Laswell di atas mrenunjukan bahwa komunikasi meliputi lima unsur yakni :

1. Sumber (Source)

2. Komunikator ( communicator, surce, sender ) 3. Pesan ( message )

4. Media ( chanel )

5. Komunikan ( communicant, receiver, recipient )

2

H. Hafied Cangara, Pengantar Ilmu Komunikasi (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2007) Hal. 18

3 Tommy Suprapto, Pengantar Teori Komunikasi ( Yogykarta: Media Persindo, 2006 ) Hal. 5 4 H. Hafied Cangara, Pengantar Ilmu Komunikasi ( Jakarta: PT. Raja Graindo Persada, 2007) Hal. 19


(46)

6. Efek ( effect, impact, influence)

Jadi pada dasarnya Laswell menyatakan bahwa komunikasi adalah proses penyampaiaan pesan oleh komunikator kepada komunikan melalui media yang menimbulkan efek tertentu.5

Proses komunikasi pada hakikatnya adalah proses penyampaiaan atau perasaan oleh seorang (Komunikator) kepada orang lain (Komunikan). Kegiatan komunikasi tidak hanya informatif, yakni agar orang lain tahu tetapi juga bersifat persuasif, yaitu agar orang lain bersedia menerima suatu paham atau keyakinan melekukan suatu perbuatan atau kegiatan dan lain-lain. Perasaan bisa berupa keyakinan, kepastian, keraguan, kekhawatiran, kemarahan, kegairahan, dan sebagainya yang muncul dari lubuk hati seseorang. Adakalanya seseorang menyampaikan buah pikirannya kepada orang lain tanpa menempatkan perasaan tertentu. Pada saat lain seseorang menyampaikan perasaanya kepada orang lain tanpa pemikiran. Tidak jarang pula seseorang menyampaikan pikirannya disertai perasaan tertentu, disadari atau tidak disadari.

Komunikasi akan berhasil apabila pikiran disampaikan dengan menggunakan perasaan yang disadari; sebaliknya kominikasi akan gagal jika sewaktu menyampaikan pikiran, perasaan, yang tidak terkontrol.6

5 Onong Uchana, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek ( Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2007) Hal. 10


(47)

Dari beberapa uraian diatas maka penulis menyimpulkan bahwa komunikasi merupakan suatu proses pengoperan atau pemindahan lambang-lambang informasi (pesan) dari komunikator kepada komunikan agar tujuan yang diinginkan tercapai.

2. Komunikasi Internal

a. Definisi Komunikasi Internal

Komunikasi internal sebagai fungsi komunikasi yang secara khusus dirancang untuk membangun dan membina untuk menciptakan komitmen yang dimiliki bersama yang akan bermanfaat bagi keberlangsungan suatu kelompok atau sistem yang ada yang telah disepakati.

Dalam pengertian yang lain adalah komunikasi internal adaah menciptakan suasana hormat atau saling menjaga hubungan dengan baik dalam satu kelompok tertentu. Pertukaran gagasan diantara para anggota kelompok yang terjadi diharapkan mampu membangun serta memberikan dampk positif bagi keberlangsungan hak dan kewajiban yang dibentuk untuk kepentingan bersama sesama anggota kelompok.

Komunikasi internal berkaitan dengan pencapaian efektifitas dalam proses komunikasi kerja dan membawa harmoni dalam organisasi atau kelompok. Salah satu fungsi komunikasi internal yang lain adalah semua anggota menrima dan menyelesaikan masalah yang ada dengan membicarakan berbagai masalah yang ada di dalam organisasi atau kelompok.


(48)

b. Tujuan Komunikasi Internal

Ruslan (1999) mengatakan bahwa tujuan dari komunikasi internal adalah :

 Sebagai sarana komunikasi internal secara timbal balik yang dipergunakan dalam suatu organisasi/kelompok.

 Untuk menghilangkan kesalahpahaman/hambatan yang terjadi antar angota kelompok/organisasi.

 Sebagai saluran atau sarana dalam upaya menjelaskan tentang kebijakan, peraturan dan ketatakerjaan dalam sebuah komunikasi.

 Sebagai sarana atau alat komunikasi internal untuk menyampaikan keinginan-keinginan atau sumbang saran kepada organisasi/kelompok.

3. Komunikasi Antar Kelompok

Komunikasi kelompok (group communication) berarti komunikasi yang berlangsung antara seseorang komunikator dengan sekelompok orang yang jumlahnya lebih dari dua orang.7 Komunikasi kelompok

lebih tertarik pada deskripsi dan analisa proses diskusi daripada merumuskan bermacam persyaratan untuk meningkatkan efektivitas suatu diskusi daripada merumuskan bermacam-macam persyaratan untuk meningkatkan efektivitas suatu diskusi kelompok. Selain itu

7 Onong Uchjana E, Ilmu Teori dan Filsafat Komunikasi (Bandung: PT. Citra Aditya Bakti, 2003) Hal. 75


(49)

komunikasi kelompok juga merupakan proses komunikasi yang berlangsung 3 orang atau lebih secara tatap muka dimana anggota-anggotanya saling berinteraksi satu sama lain. Tidak ada jumplah batasan anggota yang pasti, 2-3 orang atau 20-30 orang. Komunikasi kelompok dengan sendirinya melibatkan pula komunikasi antar pribadi. Komunikasi kelompok terjadi dalam suasana yang lebih berstruktur di mana para pesertanya lbih cenderung dilakukan secara sengaja dan pada umumnya pesertanya lebih sadar akan peranan dan tanggung jawab mereka masing-masing.

4. Unsur-unsur Komunikasi

Dari pengertian komunikasi sebagaimana diuraikan di atas, tampak adanya sejumlah komponen dan unsur yang di cakup dan merupakan persyaratan terjadinya komunikasi. Dalam bahasa komunikasi komponen atau unsur adalah sebagai berikut:

A. Source (sumber)

Sumber adalah dasar yang digunakan dalam penyampaiaan pesan dan digunakan dalam rangka memperkuat pesan itu sendiri. Sumber dapat berupa orang, lembaga, buku, ide, peristiwa dan sejenisnya.

B. Komunikator

Komunikator dapat berupa individu yang sedang bericara, menulis, kelompok orang, lembaga dan sejenisnya. Dalam


(50)

komunikator menyampaikan pesan kadang-kadang komunikator dapat menjadi komunikan sebaliknya komunikan menjadi komunikator

C. Pesan

Pesan adalah keseluruhan dari apa yang dsampaikan oleh komunikator. Pesan dapat disampaikan dengan cara tatap muka atau melalui media komunikasi. Isinya bisa berupa pengetahuan, hiburan, informaasi, nasihat atau propaganda. Syarat-syarat pesan harus memenuhi: umum, jelas serta gamblang.

D. Chanel (saluran/media)

Saluran komunikasi selalu menyampaikan pesan yang dapat diterima melaui indera manusia secara langsung maupun menggunakan media. Media yang dimaksud disini adalah alat yang di gunakan untuk memindahkan pesan yang berupa perasaan, penglihatan, serta suara sebagai bentuk komunikasi antarpribadi.

Berbeda dalam komunikasi massa yang menggunakan teknologi atau alat penyebar/media seperti buku, surat kabar, majalah, radio, televisi. 8

E. Penerima (komunikan)


(51)

Penerima adalah pihak yang menjadi sasaran pesan yang dikirim oleh sumber. Penerima bisa terdiri dari satu orang atau lebih, bisa dalam bentuk kelompok, partai atau negara. Komunikan mempunyai sebagai penerjemah lambang-lambang pada pesan yang disampaikan.

Penerima adalah elemen penting, dalam proses komunikasi, karena dialah yang menjadi sasaran dari komunikasi. Komunikan haruslah mengikuti dan menyelesaikan diri dengan proses komunikasi agar tidak terjadi hambatan-hambatan sehingga tercapai pada tujuan komunikasi. Komunikasi akan berhasil baik jika pesan yang disampaikan sesuai dengan rangka dan pengetahuan dan lingkup pengalaman komunikan.

F. Efek (Pengaruh)

Efek adalah hasil akhir suatu komunikasi, yakni sikap dan tingkah laku orang, sesuai atau tidak dengan yang diharapkan. Pengaruh bisa juga diartikan perubahan dan penguatan sebagai akibat dari penerimaan pesan.

Yang merupakan efek dalam proses belajar-mengajar adalah hasil dari apa yang diajukan oleh kelompok petani satu dengan lainya yang memunculkan pesan yang ditangkap yang tentunya menyebabkan perubahan tingkah laku pada komunikan tersebut.


(52)

Pada umumnya komunikasi mempunyai beberapa tujuan antara lain : a. Mengubah sikap (to change the attitude)

b. Mengubah opini/pendapat/pandangan (to change the opinion) c. Mengubah perilaku (to change the behavior)

d. Mengubah masyarakat (to change the society)9

6. Komunikasi Kelompok

a. Pengertian Komunikasi Kelompok

Komunikasi kelompok adalah komuunikasi antara seseorang dengan sekelompok orang dalam situasi tatap muka. Kelompok ini bisa kecil, dapat juga besar, tetapi beberapa jumlah orang yang termasuk kelompok kecil dan berapa jumlahnya yang termasuk kelompok besar tidak ditentukan dengan perhitungan secara eksak, dengan ditentukan berdasarkan berdasarkan ciri dan sifat komunikan dalam hubungannya dengan proses komunikasi. Oleh karena itu, dalam komunikasi kelompok dibedakan antara komunikasi kelompok kecil dan komunikasi kelompok besar.10

Komunikasi kelompok (group communication) berarti komunikasi yang berlangsung antara seseorang komunikator dengan sekelompok orang yang jumlahnya lebih dari dua orang.11 Komunikasi kelompok lebih tertarik pada deskripsi dan

9 Onong Uchjana, Ilmu Teori dan Filsafat Komunikasi,... Hal. 55 10 Onong Uchjana, Ilmu Teori dan Filsafat Komunikasi,... Hal. 126 11 Onong Uchjana, Ilmu Teori dan Filsafat Komunikasi,... Hal. 75


(53)

analisa proses diskusi daripada merumuskan bermacam persyaratan untuk meningkatkan efektivitas suatu diskusi daripada merumuskan bermacam-macam persyaratan untuk meningkatkan efektivitas suatu diskusi kelompok. Selain itu komunikasi kelompok juga merupakan proses komunikasi yang berlangsung 3 orang atau lebih secara tatap muka dimana anggota-anggotanya saling berinteraksi satu sama lain. Tidak ada jumplah batasan anggota yang pasti, 2-3 orang atau 20-30 orang. Komunikasi kelompok dengan sendirinya melibatkan pula komunikasi antar pribadi. Komunikasi kelompok terjadi dalam suasana yang lebih berstruktur di mana para pesertanya lbih cenderung dilakukan secara sengaja dan pada umumnya pesertanya lebih sadar akan peranan dan tanggung jawab mereka masing-masing.12

Dalam sudut pandang lain kelompok adalah pengembangan struktur relasi internal di antara para anggota melalui pertukaran dan pengembangan nilai, norma, status, dan peranan yang struktur internalnya bisa formal maupun informal. Kelompok adalah kumpulan orang-orang yang bersatu karena mempunyai identitas yang sama diantara masyarakat lain yang tinggal di tempat yang sama.13

12 Alvin A . Goldberg Carl E. Larson, Komunikasi Kelompok (Jakarta: UI PRESS, 1985) Hal. 7 13 Alo Liliweri, Sosiologi dan Komunikasi Organisasi (Jakarta: Bumi Aksara, 2014) Hal. 19


(54)

Kelompok adalah sekumpulan orang yang mempunyai tujuan bersama yang berinteraksi satu sama lain untuk mencapai tujuan bersama, mengenal satu sama lainnya, dan memandang mereka sebagai bagian dari kelompok tersebut. Kelompok ini misalnya adalah keluarga, kelompok diskusi, kelompok pemecahan masalah, atau suatu komite yang tengah mengadakan rapat untuk mengambil keputusan. Dalam komunikasi kelompok, juga melibatkan komunikasi antar pribadi. Karena itu kebanyakan teori komunikasi antarpribadi berlaku juga bagi komunikasi kelompok. Sifat-sifat komunikasi kelompok sebagai berikut:

a. Kelompok berkomunikasi melalui tatap muka b.Kelompok memiliki sedikit partisipan

c.Kelompok bekerja dibawah arahan seorang pemimpin d.Kelompok membagi tujuan atau sasaran bersama; e.Anggota kelompok memiliki pengaruh atas sama lain.

Karena jumlah komunikan itu menimbulkan konsekuensi, jenis ini diklasifikasikan menjadi komunikasi kelompok kecil dan kelompok komunikasi besar. Dasar pengklasifikasiannya bukan julah yang dihitung secara matematis, melainkan kesempatan komunikan dalam menyampaikan tanggapannya.

Komunikasi merupakan hal yang megikat kesatuan organisasi. Kemudian, komunikasi membantu anggota-anggota organisasi mencapai tujuan individu dan juga organisasi, mengoordinasikan aktivitas organisasi,


(55)

dan ikut memainkan peran dalam hampir semua tindakan organisasi yang relevan.14

Proses komunikasi kelompok yang terjadi pada kelompok petani ini adalah verbal dan non verbal, serta komunikasi kelompok melalui undangan untuk bermusyawarah di Balai Desa dengan dipimpin kepala Desa dan beberapa anggota kelompok tani tersebut. Komunikasi verbal diantaranya percakapan antara petani yaang terjadi dilapangan atau disawah yang melibatkan beberapa orang yang berasal dari dua kelompok tersebut hal yang dibicarakan sering menyangkut masalah air. Komunikasi non verbal adalah ketika seorang petani yang emosi karena air yang seharusnya mengalir ke aliran sawahnya di curi oleh petani lain sehingga memicu emosi sehingga membuat hubungan antara petani tidak harmonis.

1. Komunikasi Kelompok Kecil

Robert F. Bales dalam bukunya, Interaction Proces Analysis, mendefinisikan kelompok kecil sebagai :

“Sejumlah orang yang terlibat dalam interaksi satu sama lain dalam suatu pertemuan yang bersifat tatap muka (face to face) dimana setiap peserta mendapat kesan atau penglihatan antara satu sama lainnya yang cukup kentara, sehingga dia- baik pada saat timbulnya pertanyaan maupun sesudahnya-dapat memberikan tanggapan kepada masing-masing sebagai perseorangan.”15

Berdasarkan hal itu kita dapat mengatakan bahwa komunikasi kelompo kecil adalah suatu kelompok individu yang dapat mempengaruhi satu sama

14 John Ivancevich, Perilaku dan Manajemen Organsasi (Jakarta : Erlangga, 2006) Hal. 115 15 Onong Uchjana, Ilmu Teori dan Filsafat Komunikasi,... Hal. 127


(56)

lain, memperoleh beberapa kepuasan satu sama lain, berinteraksi untuk beberapa tujuan, mengambil peranan, teriakat satu sama lain dan berkomunikasi tatap muka. Jika salah satu komponen ini hilang individu yang terlibat tidaklah berkomunikasi dalam kelompok kecil.

Dalam komunikasi kelompok kecil komunikator menunjukan pesannya kepada orang lain/benak pikiran komunikan, misalnya kuliah, ceramah,diskusi, rapat dan sejenisnya. Dalam situasi komunikasi seperti itu logika berperan penting. Komunikan akan dapat menilai logis tidaknya uraian komunikator.

Ciri yang kedua dari komunikasi kecil ialah bahwa prosesnya berlangsung secara diologis, tidak linear melainkan sirkular. Umpan balik terjadi secara verbal. Komunikan dapat menanggapi uraian komunikator, bisa bertanya jika tidak mengerti, dapat menyanggah bila tidak setuju, dan lain sebagainya. Dalam kehidupan sehari-hari begitu banyak jenis komunikasi kelompok kecil, antara lain, seperti telah dijelaskan diataas. 16

1. Tujuan Komunikasi Kelompok Kecil a) Tujuan personal

Alasan orang untuk mengikuti kelompok dapat dibedakan atas empat kategori utama yaitu untuk hubungan social, penyaluran, dan belajar.

(1) Hubungan sosial


(57)

Kita sering terlibat dalam komunikasi kelompok kecil agar dapat bergaul dengan orang lain. Misalnya minum kopi bersama-sama, pesta atau tempat orang berkumpul bersama-sama dan bercakap-cakap satu sama lain. Bila kita berkumpul pada kelompok kecil untuk tujuan hubungan sosial, tujuan kita adalah memperkuat hubungan interpersonal dan menaikkan kesejahteraan kita. Kelompokkelompok yang demikian memenuhi kebutuhan interpersonal kita untuk kasih sayang dan merasa di ikut sertakan.17

(2) Penyaluran

Kelompok kecil memberiak kemungkinan untuk menyalurkan perasaan kita, termasuk perasaan kecewa, perasaan takut, keluhan, maupun harapan dan keinginan kita. Bila kita mempunyai satu kesempatan membiarkan orang lain mengetahui perasaan kita tentang sesuatu, kita sering merasa lega atau bebas dari ketegangan. Tujuan ini biasa dilakukan dalam suasana yang mendukung adanya pertukaran pikiran atau pertengkaran sengit atau dalam diskusi keluarga dimana keterbukaan diri adalah tepat.18 (3) Kelompok terapi

17 Arni Muhammad,Komunikasi Organisasi (Jakarta, Bumi Aksara, 2011) Hal. 183 18 Ibid, Arni Muhammad, Hal. 183


(58)

Biasanya digunakan untuk membantu orang menghilangkan sikap-sikap mereka, atau tingkah laku dalam beberapa aspek kehidupan mereka.

(4) Belajar

Alasan umum orang mengikuti kelompok kecil adalah belajar dari orang lain. Belajar terjadi dalam bermacam-macam setting.Asumsi yang mendasari belajar kelompok adalah ide dari dua arah.

b) Tujuan yang berhubungan dengan pekerjaan (1) Pebuatan Keputusan

Orang-orang yang berkumpul bersama-sama dalam kelompok untuk membuat keputusan mengenai sesuatu. Mendiskusikan alternatif dengan orang lain membantu orang memutuskan mana pilihan terbaik untuk kelompok.

(2) Pemecahan Masalah

Masalah yang mereka usahakan menyelesaikan mencakup bagaimana menyempurnakan produksi, bagaimana menyempurnakan hubungan yang kurang baik.19 A) Kelompok Kecil Sebagai Suatu Sistem

Kelompok kecil merupakan organisasi kecil yang mempunyai empat komponen dasar yaitu input atau masukan proses,output atau hasil dari balikan. Masukan ,


(59)

merupakan materi mentah dalam kelompok kecil seperti orang, informasi yang digunakan kelompok untuk berinteraksi. Orang atau anggota kelompok adalah masukan karena tiap orang dalam kelompok membawa kualitas tertentu seperti kepribadian, umur, kesehatan, pengetahuan, sikap, nilai dan kemampuan memecahkan masalah. Proses, menunjukkan kepada semua proses internal yang terjadi dalam kelompok selama diskusi. Hasil, merupakan keputusan atau penyelesaian yang dicapai oleh kelompok.Balikan, berisi respon yang mengikat system bersama. Balikan memberikan masukan untuk pertemuan kelompok masa akan datang.

B) Karakteristik Kelompok Kecil

Ada beberapa karakteristik dari kelompok kecil, yang pertama, mempermudah pertemuan ramah tamah, yang kedua adalahpersonaliti kelompok. Bila sekelompok orang datang bersama maka mereka membentuk identitas sendiri yang menjadikan personality kelompok, karakteristik yang ketiga adalah kekompakan, yaitu daya tarikan anggota kelompok satu sama lain dan keinginan mereka untuk bersatu, karakteristik yang ke empat adalah komitmen terhadap tugas.20Aktifitas individu lainnya dalam kelompok


(60)

yang dekata hubungannya dengan komitmen adalah motivasi.Karakteristik yang kelima adalah besarnya kelompok, kelihatannya cukup sederhn tapi besarnya kelompok itu mempunyai beberapa pencabangan penting dalam kelompok. Kemudian norma kelompok, adalah aturan dan pedoman yang digunakan oleh sekelompok itu sendiri, maupun beberapa factor eksternal di luar kelompok. Saling bergantung sama lain. Yang paling penting anggota kelompok tergantung satu sama lain untuk beberapa tingkatan tertentu, dan paling kurang pada seorang lainnya.21 C) Variabel Kunci Kelompok Kecil

Ada beberapa factor yang mempengaruhi komunikasi kelompok kecil, diantaranya adalah variable yang berhubungan dengan input kelompok dan proses

transformasi kelompok. Beberapa diantara factor kunci tersebut akan dibicarakan pada bagian berikut ini:22 (1) Peranan Berdasarkan Fungsi

Para peneliti kelompok yang dinamis mengidentifikasi dua peranan utama dari anggota kelompok yaitu peranan tugas dan peranan untuk pemeliharaan. Peranan tugas berhubungan dengan

21 Ibid, Arni Muhammad, Hal. 186 22 Ibid, Arni Muhammad, Hal. 185-188


(61)

penyelesaian tujuan yang segera dari kelompok, seperti membuat keputusan, meyelesaikan masalah atau merencanakan suatu proyek. Pemeliharaan berhubungan denngan perasaan anggota kelompok. Kelompok mungkin gagal memperhitungkan kebutuhan sosioemosional yang sangat halus yang dapat mempersulit interaksi dalam kelompok.23

(2) Tingkah Laku Tugas

a. Mengambil inisiatif, seperti menentukan apakah masalah yang akan dibahas, menentuka aturan dalam komunikasi kelompok dan mengembangkan ide. b. Memberikan dan mencari informasi misalnya bertanya atau memberikan pendapat

c. Mencari dan memberikan pendapat seperti bertanya dan memberikan pendapat.

d. Mengolaborasi dan menjelaskan, seperti memberikan informasi tambahan tentang saran dan ide tertentu.

e. Orientasi dan ringkasan seperti meninjau kembali pokok-pokok penting dalam usahan memberikan pengarahan/bimbingan dalam diskusi.


(62)

f. Mengecek apakah kelompok sudah siap untuk membuat keputusan.

(3) Tingkah Laku Pemeliharaan

a. Mengharmoniskan kelompok seperti menyelesaikan pebedaan dan mengurangi ketegangan komunikasi kelompok, kadang-kadang dengan membuat humor.

b. Mencari jalan tengah, seperti menawarkan jalan tengah pada isu atau perubahan posisi.

c. Memberikan sokongan dan semangat seperti mengahargai, setuju, meneriam kontribus yang lain. d. Menjaga lalu lintas komunikasi seperti, mempermudah interaksi diantara anggota.

e. Menentukan standart dan tes seperti pengecekan kemajuan kelompok, perasaan orang, norma kelompok, kesukaran menilai jalannya komunikasi kelompok.

2. Kepemimpinan

Yang erat hubungannya dengan peranan yang bersifat fungsi dalam kelompok adalah konsep kepemimpinan.Kita biasa percaya bahwa pemimpin yang baik mempunyai sifat-sifat tertentu, seperti bertanggung jawab, mempunyai kemapuan yang lebih, mempunyai status yang tinggi, jujur dan percaya pada diri sendiri.Pemimpin


(63)

mempermudah interaksi kelompok dan menggerakkan anggota kelompok untuk menyelesaikan tugas-tugas kelompok.24

Dalam kebanyakan kelompok kecil, satu orang berperan sebagi pemimpin. Dalam kelompok lain, kepemimpinan bias dipegang oleh beberapa orang. Lebih lanjut, sang pemimpin bisa ditunjuk atau secara otomatis muncul dalam proses perkembangan komunikasi kelompok. Berdasarkan preposisi Smith ini kelihatan bahwa suatu organisasi seharusnya menggunakan jaringan komunikasi sentralis bila masalah yang akan diselesaikan sederhana dan bila mencari seorang pemimpin. Tetapi bila masalahnya komplek organisasi haruslah menggunakan jaringan desntralisasi dan juga bila menginginkan fleksibilitas dan moral yang tinggi.

Analisis jaringan komunikasi dapat membantu dalam menentukan apakah struktur organisasi mebiarkan arus komunikasi yang efektif dan koordinasi unit-unit yang tergantung satu sama lainnya. Analisis jaringan juga dapat menunjukkan apakah kelompok kerja terlalu besar atau terlalu kurang terpadu untuk bekerja secara efektif. Kelompok yang terisolasi dari system dan hubungan dengan system hanya melalui seri hubungan langsung dapat diidentifiaksi dan sumber-sumber komunikasi yang lebih besar dapat dipusatkan pada area ini.


(64)

Kelompok juga dipengaruhi oleh susunan ruangan dan jarak secara fisik dari anggota kelompok. Studi mengenai ini dinamakan ekologi.Steinzor mempelajari efek susunan dengan ruangan pada interaksi kelompok. Dia menemukan bahwa orang akan berbicara banyak terhadap orang yang langsung dihadapan mereka daripada orang yang duduk disebelahnya bila pimpinan kelompok ada. Tetapi bila tidak ada pimpinan kelompok maka hal yang sebaliknya yang terjadi. Sommer menemukan bahwa pimpinan kelompok kecil cenderung duduk pada posisi kepala dan orang yang menduduki posisi kepala lebih banyak berpartisipasi dari pada orang yang duduk pada posisi samping. Orang yang tinggi nilai dominannya cenderung duduk pada pusat jaringan dan lebih banyak bicara.

3. Pemecahan Masalah dan Pembuatan Keputusan

Dalam keadaan tertentu kelompok lebih baik melakukan tugas dari pada individu , seperti tugas-tugas yang mempunyai pembagian kerja dan membawa hasil bersama. Menurut Marier (1967), komunukasi kelompok kecil ini memiliki kekuatan dan kelemahan tertentu.Kekuatanya adalah sebagai berikut:25

a. Lebih besar pengetahauan dan informasi yang diperoleh. Kelompok lebih banyak mengetahui dari pada individu. b. Jumlah pendekatan lebih banyak terhadap masalah yan akan dipecahkan.


(65)

c. Partisipasi dalam penyelesaian masalah menambah penerimaan penyelesaian masalah.

d. Pemahaman yang lebih baik tehadap keputusan kelompok. Pembuat keputusan tidaklah perlu menyiarkan keputusan yang dibuat, karena mereka yang membuat bersama.

Sedangkan kelemahan dari komunikasi kecil adalah sebagai berikut:

(1) Tekanan sosial (2) Valensi penyelesaian (3) Dominasi individual

(4) Konflik dari tujuan kedua yaitu memenangkan argumentasi.

4. Kepatuhan Akan Norma Kelompok

Yang dimaksud dengan norma adalah satu set asumsi atau harapan yang dipegang oleh anggota kelompok atau oraganisasi mengenai tingkah laku yang benar atau yang salah, baik atau buruk, cocok atau tidak cocok, diizinkan atau tidak diizinkan. Kelompok dapat meneapkan secara eksplisit dan implicit norma-norma mereka. Kelompok kerja juga menetapkan norma mengenai penampilan, lamanya rapat, topic yang akan dibahas, tingkat formalitas dalam rapat, tipe strategi pembuatan keputusan danbahkan bahasa yang digunakan dalam rapat.26


(66)

Ada variable-variabel kunci yang mempengaruhi tingkat kepatuhan dalam kelompok, diantaranya adalah sebagai berikut :

a. Sifat kepribadian yang mungkin mempengarui anggota untuk kelompok untuk patuh.

b. Variabel dalam kelompok yang mempengarhi kepatuahan.

c. Tekanan luar yang mempengaruhi kepatuhan. 5. Konflik

Organisasi yang sempurna, sehat tidaklah bebas dari konflik. Konflik jika ditangani secara pantas dapat diarahkan pada penyesuaian yang efektif dan tepat. Applbaum (1973) mengatakan bahwa ada hal-hal terntentu yang dapat menimbulkan konflik dalam organisasi seperti hal berikut:27

a. Anggota kelompok bekerja terlalu dekat dan saling tergantung satu sama lain.

b. Anggota kelompok mempunyai kreativitas yang sangat berbeda.

c. Anggota kelompok mempunyai nilai dan kebutuhan yang berbeda.


(67)

6. Besar kelompok beberapa penemuan yang berkenaan dengan jumlah kelompok dalam komunikasi kelompok kecil adalah sebagai berikut:28

a. Kualitas pekerja dan produktivitas kelompok, berhubunga dengan positif dengan besar kelompok dibawah beberapa kondisi tertentu. Bila tidak ada kondisi tertentu maka jumlah kelompok yang kecil yang lebih superior.

b. Kelompok yang lebih kecil memperlhatakan ekspresi ketidak setujuan dan ketidakpasan yang lebih banyak dari pada kelompok yang besar. Juga memberikan kesempatan kepada individu berinteraksi dan memperlihatkan tingkah laku kepemimpinan.

c. Ketika besar kelompok bertambah maka kekompakan kelompok berkurang.

d. Kelompok yang lebih besar cenderung lebih memenuhi norma kelompok.

e. Anggota kelompok yang besar dalam pemecahan masalah sering merasa tidak puas dengan jumlah waktu yang tersedia untuk diskusi, kesempatan berpatisipasi, dan rapat kelompok serta keputusan yang dibuat.

Suatu situasi komunikasi dinilai sebagai komunikasi kelompok kecil (small group communication) apabila situasi


(68)

komunikasi situasi seperti itu dapa di ubah menjadi komunikasi antar pesona denga setiap komunikan. Dengan kata lain perktaan, antara komunikator dengan setiap komunikan dapat terjadi dialog atau tanya jawab. Dibandingkan dengan komunikasi antar pesona, komunikasi kelompok kecil kurang efektif dala mengubah sikap, pendapat, dan perilaku komunikan tidak mungkin dikuasai seperti halnya pada komunikan komunikasi antarpesona. Dibandingkan dengan komunikasi kelompok besar, komunikasi kelompok kecil lebih bersifat rasional. Ketika menerima suatu pesan dari komunikator, komunikan menanggapinya dengan lebih banyak menggunakan pikiran daripada perasaan.

2.Komunikasi Kelompok Besar

Suatu situasi dinilai sebagai komunikasi kelompok besar ( large

group communication) jika antara komunikator dan komunikan sukar

terjadi komunikasi antarpesona. Kecil kemungkinan untuk terjadi dialog seperti pada komunikasi kelompok kecil. Pada situasi seperti ini komunikan menerima pesan yang disampaikan komunikator lebih bersifat emosional. Lebih-lebih jika komunikan heterogen atau beragam.

Kelompok besar adalah sekelompok komunikan yang karena jumlahnya yang banyak dalam situasi komunikasi hampir tidak terdapat kesempatan untuk memberikan tanggapan secara verbal, ditujukan


(69)

kepada afeksi (perasaan) komunikan dan prosesnya berlangsung secara linear.

Faktor yang mempengaruhi efektifitas komunikasi kelompok 1. Faktor situasional karakteristik kelompok:29

a. Ukuran kelompok. b. Tujuan kelompok. c. Jaringan komunikasi. d. Kohesi kelompok. e. Kepemimpinan.

2. Faktor personal karakteristik kelompok: a. Kebutuhan interpersonal. b. Tindak komunikasi c. Peranan

3.Proses Komunikasi Kelompok

Proses komunikasi pada dasarnya sama dengan komunikasi pada umumya, komponen dasar yang digunakan dalam berkomunikasi adalah komunikan, komunikator (sender), pesan (message), media (channel) dan respon (efec). Akan tetapi dalam komunikasi kelompok proses komunikasi berlangsung secara tatap muka, dengan lebih mengintensifkan tentang komunikasi dengan individu antar individu dan individu dengan personal structural (formal). Ketika seluruh orang yang terlibat dalam komunitas atau kelompok tersebut berkomunikasi di


(1)

BAB V PENUTUP

A. Simpulan

Kelompok tani merupakan kelompok kecil yang dinaungi Desa Babadan Kecamatan Ngrambe Kabupaten Ngawi karena komuniksi antar anggota kelompok tani adalah bagaimana suatu kumpulan individu yang dapat mempengaruhi satu sama lain, memperoleh beberapa kepuasan satu sama lain, berinteraksi untuk beberapa tujuan, mengambil peranan terikat satu sama lain dan berkomunikasi tatap muka dalam meningkatkan kesejahteraan bersama serta mewujudkan keadlian bagi seluruh anggota.

Dari hasil penelitian dan pembahasan mengenai “komunikasi antar anggota kelompok tani dalam pemanfaatan air sungai di Desa Babadan Kecamatan Ngrambe Kabupaten Ngawi” maka penulis dapat menarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Penerapan komunikasi kelompok yang dipakai anggota dalam proses pemanfaatan air sungai menggunakan interaksi komunikasi verbal. Dalam komunikasi verbal yang terjadi membawa dampak yang baik kepada hubungan antara kelompok tani. Meski terjadi banyak masalah namun hal itu dapat diselesaikan dengan cara bertatap muka langsung dan berkumpul dengan mediasi aparat desa setempat untuk memberikan solusi yang dapat diterima oleh kedua kelompok.


(2)

120 2. Komunikasi yang dilakukan antar anggota kelompok tani sangat bergantung pada proses interaksi antar petani maupun kelompok tani yang lain. Apabila interaksi simbolis yang terjadi mempunyai makna yang baik maka hubungan yang dijalin juga semakin baik namun apabila makna yang muncul atas suatu peristia dinilai merugikan pihak lain maka akan mempengaruhi proses komunikasi yang dijalin dengan baik sebelumnya.

3. Keputusan yang diambil ketika masalah pembagian air yang kurang merata maka ditambah jatah giliran yang semula hanya 4 hari dalam satu minggu ditambah menjadi 6 hari. Hal ini bertujuan agar air irigasi dapat mengalir merata ke sawah-sawah petani sehingga dapat meminimalisir masalah yang timbul di antara anggota kelompok tani tersebut. Sehingga proses komunikasi dapat berjalan dengan harmonis antar individu maupun kelompok.

4. Faktor hambatan bukan berarti terhentinya komunikasi yang sedang terjadi, tetapi ada hal yang menyebabkan tujuan komunikasi itu tidak tercapai. Adapun hambatan yang sering dijumpai adalah :

a). Berdasarkan pengamatan penulis, ada beberapa petani yang berperilaku menyimpang yakni mencuri aliran air yang bukan jatahnya, dan membuat petani lain marah-marah karena oknum petani tersebut. Hal ini akan berdampak negatif dan mengganggu hubungan komunikasi kelompok antar petani dengan petani lainya.


(3)

b). Hambatan yang lain yang membuat masalah diatas muncul adalah tidak adanya bendungan atau waduk di sekitar Kecamatan Ngrambe sehingga tidak ada sistem penampungan air yang terpadu untuk irigasi sawah sehingga air yang ada disungai menjadi perebutan atau menjadi hal sangat sensitif dalam hubungan antar masyarakat.

c). Dari pengamatan peneliti hambatan yang terakhir adalah keika sawah yang digarap di Desa Babadan bukan pemilik sawahnya sendiri melainkan digarap oleh orang lain yang berasal dari luar desa bahkan ada yang dari orang luar daerah. Hal itu menjadi faktor penghambat komunikasi antar anggota kelompok tani. Karena pada dasarnya komunikasi memerlukan bahasa atau media yang digunakan untuk menyampaikan pesan, namun karena ada beberapa petani yang tidak bisa bahasa jawa jadi komunikasi yang terjadi kurang efektif.

B. Rekomendasi

Setelah pengolahan data, analisis hingga yang terakhir rekomendasi. Rekomendasi ini diharapkan bisa dijadikan sebagai masukan bagi pihak-pihak yang memiliki kepentingan terhadap penelitian ini adapun rekomendasi yang disebut sebagai berikut:

1. Saran untuk anggota kelompok tani di Desa Babadan Kecamatan Ngrambe Kabupaten Ngawi agar tetap mempertahankan rasa kekeluargaan agar dapat menciptakan kondisi masyarakat yang


(4)

122 harmonis, serta tetap manjaga tradisi-tradisi atau budaya agar dapat terus memberikan dampak positif bagi keberlangsungan kehidupan yang selanjutnya.

2. Saran untuk peneliti selanjutnya :

a. Penelusuran data lebih mendalam perlu dilakukan untuk memperoleh data yang lebih lengkap dan akurat.

b. Dalam melakukan penelitian hendaknya peneliti untuk lebih komunikatif terhadap subyek peneliti, hal ini dikarenakan untuk memudahkan peneliti mengumpulkan data yang lebih lengkap dan akurat.

c. Hendaknya peneliti selanjutnya dapat meneliti, mengkaji dan memperdalam kembali mengenai kelompok Petani yang lain. Karena peran penelitian ini masih belum memberikan hasil maksimal dan mendapatkan informasi yang valid dalam kelompok penyandang tersebut.

3. Saran untuk Prodi Ilmu Komunikasi :

a. Agar terus meningkatkan mutu pendidikan ilmu komunikasi, sebab ilmu komunikasi ini sedang banyak diminati dan juga sedang berkembang pesat di dunia.

b. Agar terus menambah fasilitas atau alat-alat praktek komunikasi yang baru, sehingga memudahkan mahasiswa untuk belajar dan siap terjun ke lapangan.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Anwar Ruslin. 2013. Pengembangan Sumber Daya Air. Malang: UB Press Alvin A . Goldberg Carl E. Larson. 1985. Komunikasi Kelompok. Jakarta:

UI PRESS

Arni Muhammad. 2011. Komunikasi Organisasi. Jakarta: Bumi Aksara Alo Liliweri. 2014. Sosiologi dan Komunikasi Organisasi. Jakarta: Bumi

Aksara

Dumairy. 1992. Ekonomika Sumberdaya Air. Yogyakarta: BPFE

Hadiati Nikmah. 2012. Ilmu Komunikasi Sebuah Pengantar. Pasuruan: Lunar Media

Hafied Cangara. 2007. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada

John Ivancevich. 2006. Perilaku dan Manajemen Organsasi. Jakarta : Erlangga

Kriyantono Rachmat. 2009. Teknik Praktis Riset Komunikasi. Jakarta: Kencana Prenada Media

Lukita Komala.2009. Ilmu Komunikasi Perspektif, Proses, dan Konteks. Padjajaran: Widya

Morrisan. 2009. Teori Komunikasi Individu Hingga Massa. Jakarta: Ghalia Indonesia

Moleong Lexy. 2007. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosda Karya

Rakhmat Jalaludin. 1984. Metode Penelitian Komunikasi . Bandung: Remaja Rosdakarya

Sosrodarsono. 2001. Perbaikan dan Pengaturan Sungai. Jakarta: PT Pradnya Paramita

Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta


(6)

Suprayogo Imam. 2001. Metodologi Penelitian Sosial Agama. Bandung: PT Remadja Rosdakarya

Soyomukti Nurani. 2010. Pengantar Ilmu Komunikasi. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media

Tommy Suprapto. 2016. Pengantar Teori Komunikasi. Yogykarta: Media Persindo

Uchana Onong. 1986. Dinamika Komunikasi.Bandung: Remaja Karya Uchjana Onong. 2003. Ilmu Teori dan Filsafat Komunikasi. Bandung: PT.

Citra Aditya Bakti

Uchjana Onong. 2007. Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya

Wiryanto,. 2004. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: Gramedia Widiasarana Indonesia

https://prezi.com/sfup8qpvsxbi/komunikasi-kelompok-besar/

http://tanahmenangis,wordpress.com/2013/10/07/pengertian-petani-dalam-perspektfif-sosiologis/


Dokumen yang terkait

Strategi Pengembangan Kelompok Tani Kecamatan Pegajahan Kabupaten Serdang Bedagai

16 102 68

Studi Keanekaragaman Makrozoobenthos Di Aliran Sungai Belawan Kecamatan Pancur Batu Dan Kecamatan Sunggal Kabupaten Deli Serdang

0 58 80

PENDAPATAN DAN KESEJAHTERAAN PETERNAK KAMBING PE ANGGOTA DAN NON ANGGOTA KELOMPOK TANI DI DESA SUNGAI LANGKA KECAMATAN GEDUNG TATAAN KABUPATEN PESAWARAN

6 83 115

Pemanfaatan Sumber-Sumber Agraria Lokal dalam Mendukung Ekonomi Keluarga (Studi Kasus di Desa Mendiro, Kecamatan Ngrambe, Kabupaten Ngawi Propinsi Jawa Timur)

0 11 3

PERANAN PENYULUH PERTANIAN DALAM PENGEMBANGAN GABUNGAN KELOMPOK TANI (GAPOKTAN) DI DESA TEMPURAN KECAMATAN PARON KABUPATEN NGAWI

0 15 88

Hubungan efektivitas komunikasi antar pribadi dengan tingkat partisipasi petani dalam kelompok tani di Kecamatan Karanganyar Kabupaten Karanganyar

3 17 77

PENYUSUNAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DESA (Studi Kasus di Desa Ngrambe Kecamatan Ngrambe Penyusunan Anggaran Pendapatan Dan Belanja Desa (Studi Kasus Di Desa Ngrambe Kecamatan Ngrambe Kabupaten Ngawi 2013).

1 5 14

PENDAHULUAN Penyusunan Anggaran Pendapatan Dan Belanja Desa (Studi Kasus Di Desa Ngrambe Kecamatan Ngrambe Kabupaten Ngawi 2013).

0 1 10

PENYUSUNAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DESA (Studi Kasus di Desa Ngrambe Kecamatan Ngrambe Penyusunan Anggaran Pendapatan Dan Belanja Desa (Studi Kasus Di Desa Ngrambe Kecamatan Ngrambe Kabupaten Ngawi 2013).

0 1 13

INVENTARISASI DURIAN (DURIO ZIBENTHINUS MURR.) DI DESA GIRIHARJO, KECAMATAN NGRAMBE, KABUPATEN NGAWI.

0 0 15