Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Mesin Pencetak Kue Lidah Kucing T1 612010702 BAB IV

(1)

30

BAB IV

PENGUJIAN DAN ANALISA SISTEM

4.1 Pengujian Sistem Elektronik

Subbab ini akan membahas tentang pengujian dari sistem elektronik yang telah direalisasikan. Pengujian akan dilakukan pada setiap modul elektronik yang digunakan antara lain pengujian Motor AC , pengujian driver motor dan motor DC, pengujian limit switch , pengujian sensor infra merah dan pengujian sensor

thermocouple dan penguat instrumentasi.

4.1.1 Pengujian Motor AC

Pengujian Motor Pencampur dilakukan dengan menggunakan tegangan 220 volt. Hasil pengujian diperoleh motor AC dapat berputar dan bekerja dengan baik.

Gambar 4.1. Pengujian Motor AC 4.1.2 Pengujian Driver Motor dan Motor DC

Pengujian Driver motor dilakukan dengan cara memberikan tegangan 12 volt (menggunakan Power Supply) pada kaki picuan relay (driver motor) dan pada output driver dihubungkan pada motor DC. Jika salah satu kaki picuannya dipicu maka motor DC akan berputar karena terdapat beda potensial. Jika keduanya


(2)

dipicu ataupun tidak dipicu maka motor tidak akan bergerak sama sekali karena tidak ada beda potensial. Hasil pengujian ditunjukkan pada Tabel 4.1.

Tabel 4.1. Pengujian Driver Motor

Relay 1 Relay 2 Arah Putaran

0 0 Tidak Berputar

0 1 Ke kanan

1 0 Ke kiri

1 1 Tidak Berputar

Dari hasil pengujian Tabel 4.1 menunjukkan modul driver motor dapat berjalan dengan baik. Untuk pengujian motor DC dilakukan menggunakan catu daya 12 volt dan 5 volt. Pada masing tegangan akan dicatat nilai RPM(Rotation

Per menit). Hasil dari pengujian ditunjukkan pada Tabel 4.2.

Tabel 4.2. Pengujian Motor DC

Tegangan RPM

5 49

12 95


(3)

Gambar 4.3. Pengujian motor DC 4.1.3 Pengujian Limit Switch

Tabel 4.3. Pengujian Limit Switch Pengujian Hasil LED

Ditekan LED nyala Tidak ditekan LED mati

Pengujian limit switch dilakukan dengan cara melihat LED masukan pada PLC. Jika pada saat limit switch ditekan maka LED masukan (X5) pada PLC akan menyala. Hasil pengujian ditunjukkan pada Tabel 4.3. Pada hasil pengujian menunjukkan limit switch dapat berkerja dengan baik.


(4)

4.1.4 Pengujian Modul Sensor Inframerah (BYT-30DDT)

Untuk pengujian sensor Infra merah akan dilihat nilai tegangan dan nyala LED dari sensor tersebut saat diberi halangan dan tanpa halangan. Hasil pengujian ditunjukkan pada Tabel 4.4. Dari hasil pengujian pada Tabel 4.4 menunjukkan bahwa modul sensor infra merah dapat bekerja dengan baik.

Tabel 4.4. Pengujian Modul Sensor Infra Merah Pengujian Tegangan

Keluaran(volt) LED

Tanpa halangan 22 Mati

halangan 0 Nyala

Gambar 4.5. BYD-30DDT saat ada halangan


(5)

4.1.5 Pengujian Sensor Thermocouple dan Penguat Instrumentasi

Tabel 4.5. Pengujian Modul Thermocouple dan Penguat Instrumentasi Suhu

(0C)

Vout Penguat

(mV)

Hasil Decimal Prosentasi kesalahan(%) Pengujian Hitung

30 87 340 285 19,271

11,896 6,689 4,584 3,205 2,477 2,337 1,911 0,675 1,060 0,194 0,396 0,318 0,036 1,122 0,459 0,978 0,963 1,500 0,170 0,420 1,495 0,213 1,331

33 212 612 694

36 331 1012 1084

39 451 1410 1477

42 577 1830 1890

45 701 2240 2296

48 825 2640 2703

51 944 3034 3093

54 1.065 3466 3489

57 1.195 3874 3915

60 1.310 4284 4292

63 1.434 4680 4698

66 1.548 5056 5072

69 1.681 5510 5507

72 1.818 5890 5956

75 1.920 6320 6291

78 2.065 6700 6766

81 2.167 7032 7100

84 2.290 7616 7503

87 2.424 7956 7942

90 2.553 8330 8365

93 2.680 8650 8781

96 2.814 9240 9220,

99 3.022 9770 9901

Rata – rata kesalahan themocouple dan penguat

instrumentasi 4,246

Pengujian dilakukan dengan cara memanaskan thermocouple menggunakan solder dan mengamati hasil – hasil dari pengujian menggunakan komputer dan 2 buah fluke. Pengujian keluaran sensor thermocouple dan penguat instrumentasi dilakukan dengan tahapan sebagai berikut:

1. Keluaran Thermocouple dihubungkan dengan fluke yang dapat melihat suhu dari thermocouple secara langsung.

2. Keluaran penguat dihubungkan fluke yang digunakan untuk mengukur tegangan.


(6)

3. Solder dipanaskan dan didekatkan pada ujung thermocouple.

4. Kemudian dicatat nilai tegangan pada range suhu 300C -990C dengan selisih 30C.

Untuk pengukuran nilai decimal dari analog input PLC dilakukan dengan tahapan sebagai berikut:

1. Keluaran thermocouple dihubungkan dengan fluke yang bisa melihat suhu thermocouple secara langsung.

2. Solder dipanaskan dan ditempelkan pada ujung thermocouple.

3. Lihat nilai register ID100 pada program XCP-pro, kemudian dicatat nilai decimal pada range suhu 300C -990C dengan selisih 30C.

Hasil pengukuran keluaran sensor thermocouple dan nilai decimal masukan analog ditunjukkan pada Tabel 4.5. bentuk grafik suhu terhadap tegangan ditunjukan pada Gambar 4.7. Pada Tabel 4.5 didapatkan nilai rata – rata kesalahan themocouple dan instrumentasi 4,26%.


(7)

Gambar 4.8. Grafik Suhu thermocouple terhadap tegangan 4.2 Pengujian Sistem Mekanik

Subbab ini akan membahas tentang pengujian dari sistem mekanik yang telah dirancang dan direalisasikan. Pengujian akan dilakukan pada setiap tahapan proses yaitu pencampuran , penuangan, pencetakan dan pengovenan. Proses pengujian Alat Pencetak kue lidah kucing dilakukan selama 2 kali. Pada setiap tahapan proses akan dilakukan pengujian beberapa kali kecuali dalam proses pencampuran adonan.

Pengujian sistem ini menggunakan komposisi bahan lidah kucing sebagai berikut:

1. 1000 gram mentega

2. 30 kuning telur (diambil kuningnya saja) 3. 10 telur

4. 1000 gram gula

5. 1000 gram tepung terigu

0 500 1000 1500 2000 2500 3000 3500

0 10 20 30 40 50 60 70 80 90100110

T e g a n g a n Suhu

Grafik Keluaran Thermocouple


(8)

4.2.1 Pengujian Pencampuran Adonan

Gambar 4.9. Pengujian Pencampur Adonan

Langkah- langkah pengujian pada proses pencampuran adonan yaitu, mentega dimasukkan terlebih dahulu. Ditunggu sampai mengembang kemudian semua telur dimasukkan. Setelah itu gula dimasukkan sedikit demi sedikit sampai habis kemudian dilanjutkan dengan memasukan tepung sedikit demi sedikit sampai habis.

Pengujian proses ini berjalan dengan baik. Dari 4 kali proses pengujian,semua bahan dapat tercampur dan menjadi adonan lidah kucing. Tabel percobaan dapat dilihat pada Tabel 4.6.

Tabel 4.6. Pengujian Proses pencampur adonan Pengujian Hasil Pengujian

I Tercampur rata II Tercampur rata III Tercampur rata IV Tercampur rata


(9)

4.2.2 Pengujian Penuangan Adonan

Setelah proses pencampuran selesai dilanjutkan proses penuangan adonan. Pada tahapan ini adonan yang sudah dicampur akan dituang ke wadah yang lain(bukan box pencetak adonan) agar pengujian bisa dilakukan berulang kali.

Dari berulang kali percobaan proses penuang adonan mengalami kegagalan yang disebabkan oleh mekanik pencampur adonan saat berhenti pada titik yang ditentukan terbentur rangka penyangga pencampur adonan sehingga titik berhenti dari pencampur adonan harus dinaikkan. Bentuk wadah dari adonan juga menyebabkan penuangan tidak tertuang dengan baik. Pada proses ini operator perlu membantu proses penuangan.

4.2.3 Pengujian Pencetakan Adonan

Gambar 4.10. Pengujian Pencetak adonan

Pada hasil Pengujian 1 terjadi kegagalan dalam pencetakan. Kegagalan tersebut dikarenakan setelah mencetak adonan tidak mau terpotong sendiri, yang menyebabkan adonan tercecer di antara lubang loyang. Sehingga pada mekanik ujung pencetak adonan ditambahkan mekanik pemotong adonan (lihat Gambar 3.19 ).


(10)

Pada pengujian ke- 2 dan 3 mengalami kegagalan karena adonan tidak bisa keluar pada ujung pencetak. Adonan tidak keluar disebabkan karena desain dari box pencetak yang tidak ada tutup pada masing – masing extruder sehingga adonan tidak dapat didorong secara optimal. Pada pengujian ke-4 adonan sudah keluar tetapi pemotong adonan tidak bisa memotong adonan karena adonan lidah kucing terlalu kental dan lengket.

Gambar 4.10. Pengujian Pencetak adonan 4.2.4 Pengujian Pengovenan Adonan


(11)

Setelah loyang diisi adonan (proses pencetakkan adonan) dan pintu oven sudah terbuka (suhu oven mencapai suhu 1000 C), kemudian loyang diambil secara manual dan dimasukkan ke dalam oven oleh operator.

Pada pengujian 1-4 tidak dilakukan pengujian dikarenakan kegagalan dalam proses pencetakan adonan. Akan tetapi pada tahap ini dilakukan pengujian terhadap oven. Pada pengujian ini pintu tidak mau terbuka karena suhu tidak pernah mencapai 1000C. Pada saat diturunkan suhunya menjadi sekitar 500C (nilai desimal yang terdeteksi sekitar 3000) pintu oven mau terbuka. Hasil pengujian ditunjukkan pada Tabel 4.9.


(1)

3. Solder dipanaskan dan didekatkan pada ujung thermocouple.

4. Kemudian dicatat nilai tegangan pada range suhu 300C -990C dengan selisih 30C.

Untuk pengukuran nilai decimal dari analog input PLC dilakukan dengan tahapan sebagai berikut:

1. Keluaran thermocouple dihubungkan dengan fluke yang bisa melihat suhu thermocouple secara langsung.

2. Solder dipanaskan dan ditempelkan pada ujung thermocouple.

3. Lihat nilai register ID100 pada program XCP-pro, kemudian dicatat nilai decimal pada range suhu 300C -990C dengan selisih 30C.

Hasil pengukuran keluaran sensor thermocouple dan nilai decimal masukan analog ditunjukkan pada Tabel 4.5. bentuk grafik suhu terhadap tegangan ditunjukan pada Gambar 4.7. Pada Tabel 4.5 didapatkan nilai rata – rata kesalahan themocouple dan instrumentasi 4,26%.


(2)

Gambar 4.8. Grafik Suhu thermocouple terhadap tegangan

4.2 Pengujian Sistem Mekanik

Subbab ini akan membahas tentang pengujian dari sistem mekanik yang telah dirancang dan direalisasikan. Pengujian akan dilakukan pada setiap tahapan proses yaitu pencampuran , penuangan, pencetakan dan pengovenan. Proses pengujian Alat Pencetak kue lidah kucing dilakukan selama 2 kali. Pada setiap tahapan proses akan dilakukan pengujian beberapa kali kecuali dalam proses pencampuran adonan.

Pengujian sistem ini menggunakan komposisi bahan lidah kucing sebagai berikut:

1. 1000 gram mentega

2. 30 kuning telur (diambil kuningnya saja) 3. 10 telur

4. 1000 gram gula

5. 1000 gram tepung terigu

0 500 1000 1500 2000 2500 3000 3500

0 10 20 30 40 50 60 70 80 90100110

T e g a n g a n Suhu

Grafik Keluaran Thermocouple


(3)

4.2.1 Pengujian Pencampuran Adonan

Gambar 4.9. Pengujian Pencampur Adonan

Langkah- langkah pengujian pada proses pencampuran adonan yaitu, mentega dimasukkan terlebih dahulu. Ditunggu sampai mengembang kemudian semua telur dimasukkan. Setelah itu gula dimasukkan sedikit demi sedikit sampai habis kemudian dilanjutkan dengan memasukan tepung sedikit demi sedikit sampai habis.

Pengujian proses ini berjalan dengan baik. Dari 4 kali proses pengujian,semua bahan dapat tercampur dan menjadi adonan lidah kucing. Tabel percobaan dapat dilihat pada Tabel 4.6.

Tabel 4.6. Pengujian Proses pencampur adonan Pengujian Hasil Pengujian

I Tercampur rata

II Tercampur rata

III Tercampur rata


(4)

4.2.2 Pengujian Penuangan Adonan

Setelah proses pencampuran selesai dilanjutkan proses penuangan adonan. Pada tahapan ini adonan yang sudah dicampur akan dituang ke wadah yang lain(bukan box pencetak adonan) agar pengujian bisa dilakukan berulang kali.

Dari berulang kali percobaan proses penuang adonan mengalami kegagalan yang disebabkan oleh mekanik pencampur adonan saat berhenti pada titik yang ditentukan terbentur rangka penyangga pencampur adonan sehingga titik berhenti dari pencampur adonan harus dinaikkan. Bentuk wadah dari adonan juga menyebabkan penuangan tidak tertuang dengan baik. Pada proses ini operator perlu membantu proses penuangan.

4.2.3 Pengujian Pencetakan Adonan

Gambar 4.10. Pengujian Pencetak adonan

Pada hasil Pengujian 1 terjadi kegagalan dalam pencetakan. Kegagalan tersebut dikarenakan setelah mencetak adonan tidak mau terpotong sendiri, yang menyebabkan adonan tercecer di antara lubang loyang. Sehingga pada mekanik ujung pencetak adonan ditambahkan mekanik pemotong adonan (lihat Gambar 3.19 ).


(5)

Pada pengujian ke- 2 dan 3 mengalami kegagalan karena adonan tidak bisa keluar pada ujung pencetak. Adonan tidak keluar disebabkan karena desain dari box pencetak yang tidak ada tutup pada masing – masing extruder sehingga adonan tidak dapat didorong secara optimal. Pada pengujian ke-4 adonan sudah keluar tetapi pemotong adonan tidak bisa memotong adonan karena adonan lidah kucing terlalu kental dan lengket.

Gambar 4.10. Pengujian Pencetak adonan

4.2.4 Pengujian Pengovenan Adonan


(6)

Setelah loyang diisi adonan (proses pencetakkan adonan) dan pintu oven sudah terbuka (suhu oven mencapai suhu 1000 C), kemudian loyang diambil secara manual dan dimasukkan ke dalam oven oleh operator.

Pada pengujian 1-4 tidak dilakukan pengujian dikarenakan kegagalan dalam proses pencetakan adonan. Akan tetapi pada tahap ini dilakukan pengujian terhadap oven. Pada pengujian ini pintu tidak mau terbuka karena suhu tidak pernah mencapai 1000C. Pada saat diturunkan suhunya menjadi sekitar 500C (nilai desimal yang terdeteksi sekitar 3000) pintu oven mau terbuka. Hasil pengujian ditunjukkan pada Tabel 4.9.