Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Ketepatan Waktu Suntik Kembali Bagi Akseptor KB Suntik 3 Bulan di Puskesmas Sidorejo Lor Salatiga T1 462007055 BAB II

(1)

8

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Keluarga Berencana (KB)

Menurut WHO pengertian keluarga berencana adalah tindakan yang membantu individu atau pasangan suami istri untuk mendapatkan objektif tertentu, menghindari kelahiran yang tidak diinginkan, mendapatkan kelahiran yang memang diinginkan, mengatur interval diantara kehamilan, mengontrol waktu saat kelahiran dalam hubungan dengan suami istri dan menentukan jumlah anak dalam keluarga. Program keluarga berencana dimaksudkan untuk membantu pasangan dan perorangan dalam mencapai tujuan reproduksinya secara bertanggung jawab dalam rangka membangun keluarga kecil berkualitas. KB artinya mengatur jumlah anak sesuai kehendak dan menentukan sendiri kapan ingin hamil lagi. Bila memutuskan untuk tidak segera hamil sesudah menikah (BKKBN, 2002).

Upaya meningkatkan pelayanan KB diusahakan dengan perbaikan penyediaan metode kontrasepsi dengan mempertimbangkan adanya perbedaan kebutuhan pada pasangan dan pribadi berdasarkan usia, paritas, prevensi besarnya keluarga serta wanita dan pria yang mendapat informasi tentang KB yang aman dan efektif sehingga


(2)

9

memungkinkan akseptor untuk memilih alat kontrasepsi yang tepat. Peningkatan mutu pelayanan KB menekankan pemberian informasi dan kualitas hubungan interpersonal yang baik agar klien dapat memilih metode yang efektif, terjangkau, aman dan cocok (Propenas, 2004).

Paradigma baru program KB ini sangat menekankan pentingnya menghormati hak-hak reproduksi sebagai upaya integral dalam meningkatkan kualitas keluarga. Hak-hak reproduksi didalamnya meliputi hak pria dan wanita untuk memperoleh informasi dan mempunyai akses terhadap berbagai metode keluarga berencana yang mereka pilih aman, efektif, terjangkau (Propenas, 2004).

2.2 Kontrasepsi

Kontrasepsi berasal dari dua kata yaitu kontra yang berarti mencegah dan konsepsi yang berarti pertemuan antara sel telur dengan sel sperma yang mengakibatkan kehamilan. Cara kerja tersebut pada umumnya untuk mengusahakan agar tidak terjadi ovulasi, melumpuhkan sperma atau menghalangi pertemuan sel telur dengan sperma (Depkes, 2003).

Kontrasepsi merupakan cara untuk mengatur kehamilan yang cukup efektif setelah program KB dilaksanakan. Menurut (Cunning Ham, dkk 1995), bila pasangan usia subur tidak menggunakan kontrasepsi dalam hubungan seks mereka,


(3)

10

sekitar 90% wanitanya akan hamil dalam waktu 1 tahun. Di Indonesia alat kontrasepsi yang telah dikembangkan menjadi program Pil, Suntik, IUD, dan Implant serta kontrasepsi pria (BKKBN, 2003).

Pemakaian kontrasepsi yang rasional diupayakan untuk menyelamatkan ibu dan anak akibat melahirkan pada usia muda dan dalam rangka merencanakan pembentukan keluarga kecil, bahagia sejahtera, terbagi atas tiga masa usia produksi: 1. Masa menunda kehamilan bagi PUS (Pasangan Usia Subur)

dengan istri usia dibawah 20 tahun dianjurkan untuk menunda kehamilannya.

2. Masa kehamilan periode usia 20-35 tahun merupakan usia yang paling baik untuk melahirkan. Memiliki anak 2 orang dengan jarak kelahiran 3-4 tahun.

3. Masa mengakhiri kesuburan periode diatas 35 tahun sebaiknya mengakhiri setelah memiliki 2 orang anak atau lebih (BKKBN, 2001).

Menurut (Wiknjosastro, 2003) syarat kontrasepsi yang ideal adalah dapat dipercaya, tidak menimbulkan efek yang mengganggu kesehatan, daya kerja dapat diatur menurut kebutuhan, tidak memerlukan motivasi secara terus-menerus, mudah pelaksanaannya, murah harganya dan dapat diterima penggunaannya oleh pasangan yang bersangkutan.


(4)

11

Tujuan dari pelayanan kontrasepsi adalah untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dalam ber-KB yang bermutu yaitu aman, mempunyai efektifitas yang tinggi, cocok dan terjangkau sehingga memberikan kepuasan kepada masyarakat. Pelayanan kontrasepsi merupakan bentuk kegiatan KB yang paling esensial. Kegiatan ini mempunyai andil langsung dalam upaya pengaturan (pembatasan) tingkat kelahiran (BKKBN, 2002).

2.3 KB Suntik 3 Bulan

Kontrasepsi suntikan adalah cara untuk mencegah kehamilan dengan melalui suntikan hormonal yang Depo Medroksi Progesteron Asetat (DMPA). Kontrasepsi hormonal jenis KB suntik 3 bulan semakin banyak dipakai karena kerjanya efektif, pemakaian praktis dan aman.

Kontrasepsi hormonal DMPA (Depo Medroksi Progesteron Asetat) diberikan dalam suntikan tunggal 150 mg/ml secara intramuscular (IM) setiap 12 minggu (Baziad, 2002).


(5)

12

2.3.1 Cara Kerja KB Suntik 3 bulan

KB suntik 3 bulan bekerja dengan cara yaitu mencegah ovulasi, mengentalkan lender serviks sehingga menurunkan kemampuan penetrasi sperma, mencegah pertemuan sel telur dan sperma (Depkes, 2003). Kontrasepsi suntik memiliki efektifitas yang tinggi dengan 0,3 kehamilan per 100 perempuan, jika penyuntikannya dilakukan secara teratur sesuai jadwal yang telah ditentukan.

2.3.2 Keuntungan dan Kekurangan Kontrasepsi Suntik 3 Bulan

Menurut Depkes, (2003) kontrasepsi suntik memiliki beberapa keuntungan jika menggunakan kontrasepsi tersebut yaitu: sangat efektif, pencegahan kehamilan jangka panjang, tidak berpengaruh pada hubungan suami-istri, tidak memiliki pengaruh terhadap Air Susu Ibu (ASI)

Kontrasepsi suntik sangat efektif mencegah kehamilan, tapi sering ditemukan gangguan haid pada akseptor, yaitu: a. Siklus haid yang memendek atau memanjang

b. Menstruasi tidak teratur seperti, perdarahan yang banyak atau sedikit, perdarahan tidak teratur atau perdarahan bercak, tidak haid sama sekali


(6)

13

c. Klien sangat tergantung pada jadwal pelayanan kesehatan/KB untuk kembali melakukan penyuntikan kembali

d. Tidak dapat dihentikan sewaktu-waktu sebelum suntikan selanjutnya

e. Terjadi peningkatan berat badan

(BKKBN, 2001)

2.3.3 Cara Pemakaian Kontrasepsi Suntik 3 Bulan

Kontrasepsi suntikan DMPA diberikan setiap 3 bulan dengan cara disuntik intramuscular di daerah pantat. Apabila suntikan diberikan terlalu dangkal, penyerapan kontrasepsi suntikan akan lambat dan tidak bekerja segera secara efektif. Periode tenggang waktu atau waktu kelonggaran (grace period) selama 2 minggu untuk akseptor DMPA yang disuntik ulang setiap 3 bulan. Bila klien tidak dapat kembali pada jadwal yang telah ditentukan, suntikan dapat diberikan 2 minggu sebelum jadwal. Suntikan bisa juga diberikan 2 minggu setelah jadwal yang ditetapkan, asal saja tidak terjadi kehamilan. Tenaga kesehatan sebaiknya memberikan instruksi pada klien suntikan kembali setiap 12 minggu untuk DMPA.

Pemakaian metode kontrasepsi suntikan perlu mempertimbangkan indikasi maupun kontraindikasinya. Indikasi kontrasepsi suntikan yaitu: digunakan bagi


(7)

14

perempuan yang menghendaki kontrasepsi jangka panjang dan yang memiliki efektifitas tinggi, perempuan yang telah banyak anak tetapi belum menghendaki tubektomi, perempuan yang sering lupa menggunakan pil kontrasepsi. Kontraindikasi pada perempuan usia >35 tahun yang merokok, perempuan dengan keganasan payudara, perempuan dengan perdarahan vagina (Depkes , 2003) 2.3.4 Waktu Mulai Menggunakan Kontrasepsi Suntik

Kontrasepsi suntik digunakan sesuai aturan penyuntikan, yaitu: (BKKBN, 2001)

a. Penyuntikan dilakukan pada 7 hari pertama siklus haid b. Pada perempuan yang tidak haid, injeksi pertama dapat

diberikan setiap saat, jika perempuan tersebut tidak hamil. Selama 7 hari setelah suntikan tidak boleh melakukan hubungan seksual

c. Ibu melahirkan dapat melakukan suntik KB setelah 42 hari d. Ibu yang mengalami keguguran dapat melakukan suntik

KB kembali segera atau dalam waktu 7 hari

e. Bila perempuan sedang menggunakan jenis kontrasepsi lain dan ingin menggantinya dengan jenis kontrasepsi suntikan yang lain lagi, kontrasepsi suntikan yang akan diberikan dimulai pada saat jadwal kontrasepsi suntikan yang sebelumnya


(8)

15

2.3.5 Informasi Yang Perlu Disampaikan Kepada Akseptor

Suntik

Akseptor yang menggunakan kontrasepsi suntik diberikan pengarahan oleh tenaga kesehatan. Informasi ini akan sangat berguna bagi akseptor dalam menentukan kontrasepsi yang tepat dan indikasi yang mungkin muncul setelah menggunakan kontrasepsi. Berikut ini beberapa hal yang akseptor harus ketahui, yaitu:

1) Pemberian kontrasepsi suntikan sering menimbulkan gangguan haid (amenorea). Gangguan haid ini biasanya bersifat sementara dan sedikit sekali mengganggu kesehatan

2) Peningkatan berat badan, sakit kepala, dan nyeri payudara. Efek-efek samping ini jarang, tidak berbahaya dan cepat hilang

3) Akseptor mendapatkan penjelasan terutama bagi perempuan usia muda yang ingin menunda kehamilan, atau bagi perempuan yang merencanakan kehamilan berikutnya dalam waktu dekat, karena terlambat kembalinya kesuburan

4) Setelah suntikan dihentikan, haid tidak segera datang. Haid baru datang kembali pada umumnya setelah 6 bulan


(9)

16

5) Selama tidak haid tersebut dapat saja terjadi kehamilan. Bila setelah 3-6 bulan tidak juga haid, akseptor harus kembali ke dokter atau tempat pelayanan kesehatan untuk dicari penyebab tidak haid tersebut

6) Bila klien tidak dapat kembali pada jadwal yang telah ditentukan, suntikan dapat diberikan 2 minggu sebelum jadwal. Dapat juga suntikan diberikan 2 minggu setelah jadwal ditetapkan, asal saja tidak terjadi kehamilan. Klien tidak dibenarkan melakukan hubungan seksual selama 7 hari atau menggunakan metode kontrasepsi lainya selama 7 hari. Bila perlu dapat juga menggunakan kontrasepsi darurat

7) Bila akseptor misalnya sedang menggunakan salah satu kontrasepsi suntikan dan kemudian meminta untuk digantikan dengan kontrasepsi suntikan yang lain, sebaiknya jangan dilakukan. Andai kata terpaksa juga dilakukan, kontrasepsi yang diberikan tersebut diinjeksi sesuai dengan jadwal suntikan dari kontrasepsi hormonal yang sebelumnya

8) Bila akseptor lupa jadwal suntikan, suntikan dapat segera diberikan, jika diyakini perempuan tersebut tidak hamil


(10)

17

2.3.6 Peringatan Bagi Pemakai Kontrasepsi Suntik

Kontrasepsi suntik dapat menimbulkan beberapa efek samping yang mungkin dirasakan oleh akseptor. Hal ini bisa dianggap wajar, tapi apabila berlangsung terus menerus lebih baik konsultasi dengan dokter. Efek samping tersebut antara lain sebagai berikut: (BKKBN, 2001)

a. Setiap terlambat haid harus dipikirkan adanya kemungkinan kehamilan

b. Nyeri abdomen bawah yang berat kemungkinan gejala kehamilan ektopik terganggu

c. Timbulnya abses atau perdarahan tempat injeksi

d. Sakit kepala migrain, sakit kepala berulang yang berat atau kaburnya penglihatan

e. Perdarahan berat yang 2 kali lebih panjang dari masa haid atau 2 kali lebih banyak dalam satu periode masa haid Bila terjadi hal-hal yang disebutkan diatas, hubungi segera tenaga kesehatan atau klinik

2.3.7 Ketepatan Waktu Untuk Suntik Kembali

Tepat berarti betul, lurus, tidak ada selisih sedikitpun. Waktu adalah ukuran rentetan saat yang tertentu (Depdikbud, 2002). Suntik kembali adalah suntik ulang yang dilakukan oleh akseptor KB suntik. Menurut pengertian di atas dapat


(11)

18

disimpulkan bahwa ketepatan waktu untuk suntik kembali adalah ukuran rentetan saat tertentu untuk suntik ulang yang dilakukan oleh akseptor KB suntik.

2.3.8 Faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan Dalam KB Suntik

Kontrasepsi KB suntik akan sangat membantu program pemerintah untuk mewujudkan keluarga kecil yang bahagia dan sejahtera. Ada beberapa faktor yang menentukan keberhasilan dalam penggunaan KB suntik (BKKBN, 2001) yaitu:

a. Faktor Pengetahuan

Pengetahuan yang baik dapat mempengaruhi akseptor untuk memilih alat kontrasepsi yang baik untuk dirinya. Pengetahuan mempunyai pengaruh sebagai motivasi awal bagi seseorang dalam berperilaku maupun tingkat pendidikan.

b. Faktor Ekonomi

Tingkat pendapatan suatu keluarga ditentukan oleh pekerjaan keluarga. Bila tingkat ekonomi sudah mencukupi maka bisa melaksanakan KB secara tepat untuk menekan kelahiran dan menjadikan keluarga kecil yang makmur.


(12)

19

c. Faktor Pelayanan Kesehatan

Tujuan pelayanan kontrasepsi adalah untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dalam melaksanakan KB yang bermutu. Masyarakat mengetahui tempat pelayanan kesehatan yang dekat dari tempat tinggal dan bermutu sehingga dapat memberikan kepuasan kepada masyarakat.

d. Faktor Kesibukan/Pekerjaan

Jaman sekarang para istri banyak yang sudah menjadi wanita karir atau bekerja, karena terlalu sibuk bekerja ibu tersebut lupa seharusnya kembali ke pelayanan kesehatan untuk melaksanakan KB atau suntikan kembali. Faktor tersebut menyebabkan keterlambatan untuk melakukan suntikan kembali. Keluarga diharapkan aktif untuk saling mendukung dan mengingatkan agar akseptor tepat waktu dalam melakukan penyuntikan kembali.


(1)

14

perempuan yang menghendaki kontrasepsi jangka panjang

dan yang memiliki efektifitas tinggi, perempuan yang telah

banyak anak tetapi belum menghendaki tubektomi,

perempuan yang sering lupa menggunakan pil kontrasepsi.

Kontraindikasi pada perempuan usia >35 tahun yang

merokok, perempuan dengan keganasan payudara,

perempuan dengan perdarahan vagina (Depkes , 2003)

2.3.4 Waktu Mulai Menggunakan Kontrasepsi Suntik

Kontrasepsi suntik digunakan sesuai aturan

penyuntikan, yaitu: (BKKBN, 2001)

a. Penyuntikan dilakukan pada 7 hari pertama siklus haid

b. Pada perempuan yang tidak haid, injeksi pertama dapat

diberikan setiap saat, jika perempuan tersebut tidak hamil.

Selama 7 hari setelah suntikan tidak boleh melakukan

hubungan seksual

c. Ibu melahirkan dapat melakukan suntik KB setelah 42 hari

d. Ibu yang mengalami keguguran dapat melakukan suntik

KB kembali segera atau dalam waktu 7 hari

e. Bila perempuan sedang menggunakan jenis kontrasepsi

lain dan ingin menggantinya dengan jenis kontrasepsi

suntikan yang lain lagi, kontrasepsi suntikan yang akan

diberikan dimulai pada saat jadwal kontrasepsi suntikan


(2)

15

2.3.5 Informasi Yang Perlu Disampaikan Kepada Akseptor

Suntik

Akseptor yang menggunakan kontrasepsi suntik

diberikan pengarahan oleh tenaga kesehatan. Informasi ini

akan sangat berguna bagi akseptor dalam menentukan

kontrasepsi yang tepat dan indikasi yang mungkin muncul

setelah menggunakan kontrasepsi. Berikut ini beberapa hal

yang akseptor harus ketahui, yaitu:

1) Pemberian kontrasepsi suntikan sering menimbulkan

gangguan haid (amenorea). Gangguan haid ini biasanya

bersifat sementara dan sedikit sekali mengganggu

kesehatan

2) Peningkatan berat badan, sakit kepala, dan nyeri

payudara. Efek-efek samping ini jarang, tidak berbahaya

dan cepat hilang

3) Akseptor mendapatkan penjelasan terutama bagi

perempuan usia muda yang ingin menunda kehamilan,

atau bagi perempuan yang merencanakan kehamilan

berikutnya dalam waktu dekat, karena terlambat

kembalinya kesuburan

4) Setelah suntikan dihentikan, haid tidak segera datang.


(3)

16

5) Selama tidak haid tersebut dapat saja terjadi kehamilan.

Bila setelah 3-6 bulan tidak juga haid, akseptor harus

kembali ke dokter atau tempat pelayanan kesehatan untuk

dicari penyebab tidak haid tersebut

6) Bila klien tidak dapat kembali pada jadwal yang telah

ditentukan, suntikan dapat diberikan 2 minggu sebelum

jadwal. Dapat juga suntikan diberikan 2 minggu setelah

jadwal ditetapkan, asal saja tidak terjadi kehamilan. Klien

tidak dibenarkan melakukan hubungan seksual selama 7

hari atau menggunakan metode kontrasepsi lainya selama

7 hari. Bila perlu dapat juga menggunakan kontrasepsi

darurat

7) Bila akseptor misalnya sedang menggunakan salah satu

kontrasepsi suntikan dan kemudian meminta untuk

digantikan dengan kontrasepsi suntikan yang lain,

sebaiknya jangan dilakukan. Andai kata terpaksa juga

dilakukan, kontrasepsi yang diberikan tersebut diinjeksi

sesuai dengan jadwal suntikan dari kontrasepsi hormonal

yang sebelumnya

8) Bila akseptor lupa jadwal suntikan, suntikan dapat segera


(4)

17

2.3.6 Peringatan Bagi Pemakai Kontrasepsi Suntik

Kontrasepsi suntik dapat menimbulkan beberapa efek

samping yang mungkin dirasakan oleh akseptor. Hal ini bisa

dianggap wajar, tapi apabila berlangsung terus menerus lebih

baik konsultasi dengan dokter. Efek samping tersebut antara

lain sebagai berikut: (BKKBN, 2001)

a. Setiap terlambat haid harus dipikirkan adanya

kemungkinan kehamilan

b. Nyeri abdomen bawah yang berat kemungkinan gejala

kehamilan ektopik terganggu

c. Timbulnya abses atau perdarahan tempat injeksi

d. Sakit kepala migrain, sakit kepala berulang yang berat atau

kaburnya penglihatan

e. Perdarahan berat yang 2 kali lebih panjang dari masa haid

atau 2 kali lebih banyak dalam satu periode masa haid

Bila terjadi hal-hal yang disebutkan diatas, hubungi segera

tenaga kesehatan atau klinik

2.3.7 Ketepatan Waktu Untuk Suntik Kembali

Tepat berarti betul, lurus, tidak ada selisih sedikitpun.

Waktu adalah ukuran rentetan saat yang tertentu (Depdikbud,

2002). Suntik kembali adalah suntik ulang yang dilakukan


(5)

18

disimpulkan bahwa ketepatan waktu untuk suntik kembali

adalah ukuran rentetan saat tertentu untuk suntik ulang yang

dilakukan oleh akseptor KB suntik.

2.3.8 Faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan Dalam KB Suntik

Kontrasepsi KB suntik akan sangat membantu program

pemerintah untuk mewujudkan keluarga kecil yang bahagia

dan sejahtera. Ada beberapa faktor yang menentukan

keberhasilan dalam penggunaan KB suntik (BKKBN, 2001)

yaitu:

a. Faktor Pengetahuan

Pengetahuan yang baik dapat mempengaruhi

akseptor untuk memilih alat kontrasepsi yang baik untuk

dirinya. Pengetahuan mempunyai pengaruh sebagai

motivasi awal bagi seseorang dalam berperilaku maupun

tingkat pendidikan.

b. Faktor Ekonomi

Tingkat pendapatan suatu keluarga ditentukan oleh

pekerjaan keluarga. Bila tingkat ekonomi sudah mencukupi

maka bisa melaksanakan KB secara tepat untuk menekan


(6)

19

c. Faktor Pelayanan Kesehatan

Tujuan pelayanan kontrasepsi adalah untuk

memenuhi kebutuhan masyarakat dalam melaksanakan

KB yang bermutu. Masyarakat mengetahui tempat

pelayanan kesehatan yang dekat dari tempat tinggal dan

bermutu sehingga dapat memberikan kepuasan kepada

masyarakat.

d. Faktor Kesibukan/Pekerjaan

Jaman sekarang para istri banyak yang sudah

menjadi wanita karir atau bekerja, karena terlalu sibuk

bekerja ibu tersebut lupa seharusnya kembali ke

pelayanan kesehatan untuk melaksanakan KB atau

suntikan kembali. Faktor tersebut menyebabkan

keterlambatan untuk melakukan suntikan kembali.

Keluarga diharapkan aktif untuk saling mendukung dan

mengingatkan agar akseptor tepat waktu dalam melakukan


Dokumen yang terkait

HUBUNGAN ANTARA EFEK SAMPING KB DENGAN SKOR KECEMASAN AKSEPTOR KB SUNTIK 3 BULAN DI Hubungan antara efek samping kb dengan skor kecemasan akseptor kb suntik 3 bulan di puskesmas kebonsari madiun.

0 0 15

HUBUNGAN ANTARA EFEK SAMPING KB DENGAN SKOR KECEMASAN AKSEPTOR KB SUNTIK 3 BULAN DI Hubungan antara efek samping kb dengan skor kecemasan akseptor kb suntik 3 bulan di puskesmas kebonsari madiun.

1 3 15

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Ketepatan Waktu Suntik Kembali Bagi Akseptor KB Suntik 3 Bulan di Puskesmas Sidorejo Lor Salatiga

0 0 19

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Ketepatan Waktu Suntik Kembali Bagi Akseptor KB Suntik 3 Bulan di Puskesmas Sidorejo Lor Salatiga T1 462007055 BAB I

0 0 7

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Ketepatan Waktu Suntik Kembali Bagi Akseptor KB Suntik 3 Bulan di Puskesmas Sidorejo Lor Salatiga T1 462007055 BAB IV

0 0 22

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Ketepatan Waktu Suntik Kembali Bagi Akseptor KB Suntik 3 Bulan di Puskesmas Sidorejo Lor Salatiga T1 462007055 BAB V

0 0 3

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Ketepatan Waktu Suntik Kembali Bagi Akseptor KB Suntik 3 Bulan di Puskesmas Sidorejo Lor Salatiga

0 1 8

View of PENGETAHUAN AKSEPTOR KB SUNTIK 3 BULANAN TENTANG EFEK SAMPING KB SUNTIK 3 BULANAN DI PUSKESMAS II KEMBARAN PURWOKERTO

0 0 7

Perbedaan Lama Waktu Kembali Hamil pada KB Suntik 1 Bulan dengan KB Suntik 3 Bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Daya Murni Kabupaten Tulang Bawang Barat Lampung

0 0 6

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGGINYA PENGGUNAAN KB SUNTIK PADA AKSEPTOR KB SUNTIK DI BIDAN PRAKTEK SWASTA WILAYAH PLERET BANTUL YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI - FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGGINYA PENGGUNAAN KB SUNTIK PADA AKSEPTOR KB SUNTIK DI BI

0 1 11