Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Ketepatan Waktu Suntik Kembali Bagi Akseptor KB Suntik 3 Bulan di Puskesmas Sidorejo Lor Salatiga T1 462007055 BAB II
8
BAB IITINJAUAN PUSTAKA
2.1 Keluarga Berencana (KB)
Menurut WHO pengertian keluarga berencana adalah tindakan yang membantu individu atau pasangan suami istri untuk mendapatkan objektif tertentu, menghindari kelahiran yang tidak diinginkan, mendapatkan kelahiran yang memang diinginkan, mengatur interval diantara kehamilan, mengontrol waktu saat kelahiran dalam hubungan dengan suami istri dan menentukan jumlah anak dalam keluarga. Program keluarga berencana dimaksudkan untuk membantu pasangan dan perorangan dalam mencapai tujuan reproduksinya secara bertanggung jawab dalam rangka membangun keluarga kecil berkualitas. KB artinya mengatur jumlah anak sesuai kehendak dan menentukan sendiri kapan ingin hamil lagi. Bila memutuskan untuk tidak segera hamil sesudah menikah (BKKBN, 2002).
Upaya meningkatkan pelayanan KB diusahakan dengan perbaikan penyediaan metode kontrasepsi dengan mempertimbangkan adanya perbedaan kebutuhan pada pasangan dan pribadi berdasarkan usia, paritas, prevensi besarnya keluarga serta wanita dan pria yang mendapat informasi tentang KB yang aman dan efektif sehingga
(2)
9
memungkinkan akseptor untuk memilih alat kontrasepsi yang tepat. Peningkatan mutu pelayanan KB menekankan pemberian informasi dan kualitas hubungan interpersonal yang baik agar klien dapat memilih metode yang efektif, terjangkau, aman dan cocok (Propenas, 2004).Paradigma baru program KB ini sangat menekankan pentingnya menghormati hak-hak reproduksi sebagai upaya integral dalam meningkatkan kualitas keluarga. Hak-hak reproduksi didalamnya meliputi hak pria dan wanita untuk memperoleh informasi dan mempunyai akses terhadap berbagai metode keluarga berencana yang mereka pilih aman, efektif, terjangkau (Propenas, 2004).
2.2 Kontrasepsi
Kontrasepsi berasal dari dua kata yaitu kontra yang berarti mencegah dan konsepsi yang berarti pertemuan antara sel telur dengan sel sperma yang mengakibatkan kehamilan. Cara kerja tersebut pada umumnya untuk mengusahakan agar tidak terjadi ovulasi, melumpuhkan sperma atau menghalangi pertemuan sel telur dengan sperma (Depkes, 2003).
Kontrasepsi merupakan cara untuk mengatur kehamilan yang cukup efektif setelah program KB dilaksanakan. Menurut (Cunning Ham, dkk 1995), bila pasangan usia subur tidak menggunakan kontrasepsi dalam hubungan seks mereka,
(3)
10
sekitar 90% wanitanya akan hamil dalam waktu 1 tahun. Di Indonesia alat kontrasepsi yang telah dikembangkan menjadi program Pil, Suntik, IUD, dan Implant serta kontrasepsi pria (BKKBN, 2003).Pemakaian kontrasepsi yang rasional diupayakan untuk menyelamatkan ibu dan anak akibat melahirkan pada usia muda dan dalam rangka merencanakan pembentukan keluarga kecil, bahagia sejahtera, terbagi atas tiga masa usia produksi: 1. Masa menunda kehamilan bagi PUS (Pasangan Usia Subur)
dengan istri usia dibawah 20 tahun dianjurkan untuk menunda kehamilannya.
2. Masa kehamilan periode usia 20-35 tahun merupakan usia yang paling baik untuk melahirkan. Memiliki anak 2 orang dengan jarak kelahiran 3-4 tahun.
3. Masa mengakhiri kesuburan periode diatas 35 tahun sebaiknya mengakhiri setelah memiliki 2 orang anak atau lebih (BKKBN, 2001).
Menurut (Wiknjosastro, 2003) syarat kontrasepsi yang ideal adalah dapat dipercaya, tidak menimbulkan efek yang mengganggu kesehatan, daya kerja dapat diatur menurut kebutuhan, tidak memerlukan motivasi secara terus-menerus, mudah pelaksanaannya, murah harganya dan dapat diterima penggunaannya oleh pasangan yang bersangkutan.
(4)
11
Tujuan dari pelayanan kontrasepsi adalah untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dalam ber-KB yang bermutu yaitu aman, mempunyai efektifitas yang tinggi, cocok dan terjangkau sehingga memberikan kepuasan kepada masyarakat. Pelayanan kontrasepsi merupakan bentuk kegiatan KB yang paling esensial. Kegiatan ini mempunyai andil langsung dalam upaya pengaturan (pembatasan) tingkat kelahiran (BKKBN, 2002).2.3 KB Suntik 3 Bulan
Kontrasepsi suntikan adalah cara untuk mencegah kehamilan dengan melalui suntikan hormonal yang Depo Medroksi Progesteron Asetat (DMPA). Kontrasepsi hormonal jenis KB suntik 3 bulan semakin banyak dipakai karena kerjanya efektif, pemakaian praktis dan aman.
Kontrasepsi hormonal DMPA (Depo Medroksi Progesteron Asetat) diberikan dalam suntikan tunggal 150 mg/ml secara intramuscular (IM) setiap 12 minggu (Baziad, 2002).
(5)
12
2.3.1 Cara Kerja KB Suntik 3 bulanKB suntik 3 bulan bekerja dengan cara yaitu mencegah ovulasi, mengentalkan lender serviks sehingga menurunkan kemampuan penetrasi sperma, mencegah pertemuan sel telur dan sperma (Depkes, 2003). Kontrasepsi suntik memiliki efektifitas yang tinggi dengan 0,3 kehamilan per 100 perempuan, jika penyuntikannya dilakukan secara teratur sesuai jadwal yang telah ditentukan.
2.3.2 Keuntungan dan Kekurangan Kontrasepsi Suntik 3 Bulan
Menurut Depkes, (2003) kontrasepsi suntik memiliki beberapa keuntungan jika menggunakan kontrasepsi tersebut yaitu: sangat efektif, pencegahan kehamilan jangka panjang, tidak berpengaruh pada hubungan suami-istri, tidak memiliki pengaruh terhadap Air Susu Ibu (ASI)
Kontrasepsi suntik sangat efektif mencegah kehamilan, tapi sering ditemukan gangguan haid pada akseptor, yaitu: a. Siklus haid yang memendek atau memanjang
b. Menstruasi tidak teratur seperti, perdarahan yang banyak atau sedikit, perdarahan tidak teratur atau perdarahan bercak, tidak haid sama sekali
(6)
13
c. Klien sangat tergantung pada jadwal pelayanan kesehatan/KB untuk kembali melakukan penyuntikan kembalid. Tidak dapat dihentikan sewaktu-waktu sebelum suntikan selanjutnya
e. Terjadi peningkatan berat badan
(BKKBN, 2001)
2.3.3 Cara Pemakaian Kontrasepsi Suntik 3 BulanKontrasepsi suntikan DMPA diberikan setiap 3 bulan dengan cara disuntik intramuscular di daerah pantat. Apabila suntikan diberikan terlalu dangkal, penyerapan kontrasepsi suntikan akan lambat dan tidak bekerja segera secara efektif. Periode tenggang waktu atau waktu kelonggaran (grace period) selama 2 minggu untuk akseptor DMPA yang disuntik ulang setiap 3 bulan. Bila klien tidak dapat kembali pada jadwal yang telah ditentukan, suntikan dapat diberikan 2 minggu sebelum jadwal. Suntikan bisa juga diberikan 2 minggu setelah jadwal yang ditetapkan, asal saja tidak terjadi kehamilan. Tenaga kesehatan sebaiknya memberikan instruksi pada klien suntikan kembali setiap 12 minggu untuk DMPA.
Pemakaian metode kontrasepsi suntikan perlu mempertimbangkan indikasi maupun kontraindikasinya. Indikasi kontrasepsi suntikan yaitu: digunakan bagi
(7)
14
perempuan yang menghendaki kontrasepsi jangka panjang dan yang memiliki efektifitas tinggi, perempuan yang telah banyak anak tetapi belum menghendaki tubektomi, perempuan yang sering lupa menggunakan pil kontrasepsi. Kontraindikasi pada perempuan usia >35 tahun yang merokok, perempuan dengan keganasan payudara, perempuan dengan perdarahan vagina (Depkes , 2003) 2.3.4 Waktu Mulai Menggunakan Kontrasepsi SuntikKontrasepsi suntik digunakan sesuai aturan penyuntikan, yaitu: (BKKBN, 2001)
a. Penyuntikan dilakukan pada 7 hari pertama siklus haid b. Pada perempuan yang tidak haid, injeksi pertama dapat
diberikan setiap saat, jika perempuan tersebut tidak hamil. Selama 7 hari setelah suntikan tidak boleh melakukan hubungan seksual
c. Ibu melahirkan dapat melakukan suntik KB setelah 42 hari d. Ibu yang mengalami keguguran dapat melakukan suntik
KB kembali segera atau dalam waktu 7 hari
e. Bila perempuan sedang menggunakan jenis kontrasepsi lain dan ingin menggantinya dengan jenis kontrasepsi suntikan yang lain lagi, kontrasepsi suntikan yang akan diberikan dimulai pada saat jadwal kontrasepsi suntikan yang sebelumnya
(8)
15
2.3.5 Informasi Yang Perlu Disampaikan Kepada AkseptorSuntik
Akseptor yang menggunakan kontrasepsi suntik diberikan pengarahan oleh tenaga kesehatan. Informasi ini akan sangat berguna bagi akseptor dalam menentukan kontrasepsi yang tepat dan indikasi yang mungkin muncul setelah menggunakan kontrasepsi. Berikut ini beberapa hal yang akseptor harus ketahui, yaitu:
1) Pemberian kontrasepsi suntikan sering menimbulkan gangguan haid (amenorea). Gangguan haid ini biasanya bersifat sementara dan sedikit sekali mengganggu kesehatan
2) Peningkatan berat badan, sakit kepala, dan nyeri payudara. Efek-efek samping ini jarang, tidak berbahaya dan cepat hilang
3) Akseptor mendapatkan penjelasan terutama bagi perempuan usia muda yang ingin menunda kehamilan, atau bagi perempuan yang merencanakan kehamilan berikutnya dalam waktu dekat, karena terlambat kembalinya kesuburan
4) Setelah suntikan dihentikan, haid tidak segera datang. Haid baru datang kembali pada umumnya setelah 6 bulan
(9)
16
5) Selama tidak haid tersebut dapat saja terjadi kehamilan. Bila setelah 3-6 bulan tidak juga haid, akseptor harus kembali ke dokter atau tempat pelayanan kesehatan untuk dicari penyebab tidak haid tersebut6) Bila klien tidak dapat kembali pada jadwal yang telah ditentukan, suntikan dapat diberikan 2 minggu sebelum jadwal. Dapat juga suntikan diberikan 2 minggu setelah jadwal ditetapkan, asal saja tidak terjadi kehamilan. Klien tidak dibenarkan melakukan hubungan seksual selama 7 hari atau menggunakan metode kontrasepsi lainya selama 7 hari. Bila perlu dapat juga menggunakan kontrasepsi darurat
7) Bila akseptor misalnya sedang menggunakan salah satu kontrasepsi suntikan dan kemudian meminta untuk digantikan dengan kontrasepsi suntikan yang lain, sebaiknya jangan dilakukan. Andai kata terpaksa juga dilakukan, kontrasepsi yang diberikan tersebut diinjeksi sesuai dengan jadwal suntikan dari kontrasepsi hormonal yang sebelumnya
8) Bila akseptor lupa jadwal suntikan, suntikan dapat segera diberikan, jika diyakini perempuan tersebut tidak hamil
(10)
17
2.3.6 Peringatan Bagi Pemakai Kontrasepsi SuntikKontrasepsi suntik dapat menimbulkan beberapa efek samping yang mungkin dirasakan oleh akseptor. Hal ini bisa dianggap wajar, tapi apabila berlangsung terus menerus lebih baik konsultasi dengan dokter. Efek samping tersebut antara lain sebagai berikut: (BKKBN, 2001)
a. Setiap terlambat haid harus dipikirkan adanya kemungkinan kehamilan
b. Nyeri abdomen bawah yang berat kemungkinan gejala kehamilan ektopik terganggu
c. Timbulnya abses atau perdarahan tempat injeksi
d. Sakit kepala migrain, sakit kepala berulang yang berat atau kaburnya penglihatan
e. Perdarahan berat yang 2 kali lebih panjang dari masa haid atau 2 kali lebih banyak dalam satu periode masa haid Bila terjadi hal-hal yang disebutkan diatas, hubungi segera tenaga kesehatan atau klinik
2.3.7 Ketepatan Waktu Untuk Suntik Kembali
Tepat berarti betul, lurus, tidak ada selisih sedikitpun. Waktu adalah ukuran rentetan saat yang tertentu (Depdikbud, 2002). Suntik kembali adalah suntik ulang yang dilakukan oleh akseptor KB suntik. Menurut pengertian di atas dapat
(11)
18
disimpulkan bahwa ketepatan waktu untuk suntik kembali adalah ukuran rentetan saat tertentu untuk suntik ulang yang dilakukan oleh akseptor KB suntik.2.3.8 Faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan Dalam KB Suntik
Kontrasepsi KB suntik akan sangat membantu program pemerintah untuk mewujudkan keluarga kecil yang bahagia dan sejahtera. Ada beberapa faktor yang menentukan keberhasilan dalam penggunaan KB suntik (BKKBN, 2001) yaitu:
a. Faktor Pengetahuan
Pengetahuan yang baik dapat mempengaruhi akseptor untuk memilih alat kontrasepsi yang baik untuk dirinya. Pengetahuan mempunyai pengaruh sebagai motivasi awal bagi seseorang dalam berperilaku maupun tingkat pendidikan.
b. Faktor Ekonomi
Tingkat pendapatan suatu keluarga ditentukan oleh pekerjaan keluarga. Bila tingkat ekonomi sudah mencukupi maka bisa melaksanakan KB secara tepat untuk menekan kelahiran dan menjadikan keluarga kecil yang makmur.
(12)
19
c. Faktor Pelayanan KesehatanTujuan pelayanan kontrasepsi adalah untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dalam melaksanakan KB yang bermutu. Masyarakat mengetahui tempat pelayanan kesehatan yang dekat dari tempat tinggal dan bermutu sehingga dapat memberikan kepuasan kepada masyarakat.
d. Faktor Kesibukan/Pekerjaan
Jaman sekarang para istri banyak yang sudah menjadi wanita karir atau bekerja, karena terlalu sibuk bekerja ibu tersebut lupa seharusnya kembali ke pelayanan kesehatan untuk melaksanakan KB atau suntikan kembali. Faktor tersebut menyebabkan keterlambatan untuk melakukan suntikan kembali. Keluarga diharapkan aktif untuk saling mendukung dan mengingatkan agar akseptor tepat waktu dalam melakukan penyuntikan kembali.
(1)
14
perempuan yang menghendaki kontrasepsi jangka panjangdan yang memiliki efektifitas tinggi, perempuan yang telah
banyak anak tetapi belum menghendaki tubektomi,
perempuan yang sering lupa menggunakan pil kontrasepsi.
Kontraindikasi pada perempuan usia >35 tahun yang
merokok, perempuan dengan keganasan payudara,
perempuan dengan perdarahan vagina (Depkes , 2003)
2.3.4 Waktu Mulai Menggunakan Kontrasepsi Suntik
Kontrasepsi suntik digunakan sesuai aturan
penyuntikan, yaitu: (BKKBN, 2001)
a. Penyuntikan dilakukan pada 7 hari pertama siklus haid
b. Pada perempuan yang tidak haid, injeksi pertama dapat
diberikan setiap saat, jika perempuan tersebut tidak hamil.
Selama 7 hari setelah suntikan tidak boleh melakukan
hubungan seksual
c. Ibu melahirkan dapat melakukan suntik KB setelah 42 hari
d. Ibu yang mengalami keguguran dapat melakukan suntik
KB kembali segera atau dalam waktu 7 hari
e. Bila perempuan sedang menggunakan jenis kontrasepsi
lain dan ingin menggantinya dengan jenis kontrasepsi
suntikan yang lain lagi, kontrasepsi suntikan yang akan
diberikan dimulai pada saat jadwal kontrasepsi suntikan
(2)
15
2.3.5 Informasi Yang Perlu Disampaikan Kepada AkseptorSuntik
Akseptor yang menggunakan kontrasepsi suntik
diberikan pengarahan oleh tenaga kesehatan. Informasi ini
akan sangat berguna bagi akseptor dalam menentukan
kontrasepsi yang tepat dan indikasi yang mungkin muncul
setelah menggunakan kontrasepsi. Berikut ini beberapa hal
yang akseptor harus ketahui, yaitu:
1) Pemberian kontrasepsi suntikan sering menimbulkan
gangguan haid (amenorea). Gangguan haid ini biasanya
bersifat sementara dan sedikit sekali mengganggu
kesehatan
2) Peningkatan berat badan, sakit kepala, dan nyeri
payudara. Efek-efek samping ini jarang, tidak berbahaya
dan cepat hilang
3) Akseptor mendapatkan penjelasan terutama bagi
perempuan usia muda yang ingin menunda kehamilan,
atau bagi perempuan yang merencanakan kehamilan
berikutnya dalam waktu dekat, karena terlambat
kembalinya kesuburan
4) Setelah suntikan dihentikan, haid tidak segera datang.
(3)
16
5) Selama tidak haid tersebut dapat saja terjadi kehamilan.Bila setelah 3-6 bulan tidak juga haid, akseptor harus
kembali ke dokter atau tempat pelayanan kesehatan untuk
dicari penyebab tidak haid tersebut
6) Bila klien tidak dapat kembali pada jadwal yang telah
ditentukan, suntikan dapat diberikan 2 minggu sebelum
jadwal. Dapat juga suntikan diberikan 2 minggu setelah
jadwal ditetapkan, asal saja tidak terjadi kehamilan. Klien
tidak dibenarkan melakukan hubungan seksual selama 7
hari atau menggunakan metode kontrasepsi lainya selama
7 hari. Bila perlu dapat juga menggunakan kontrasepsi
darurat
7) Bila akseptor misalnya sedang menggunakan salah satu
kontrasepsi suntikan dan kemudian meminta untuk
digantikan dengan kontrasepsi suntikan yang lain,
sebaiknya jangan dilakukan. Andai kata terpaksa juga
dilakukan, kontrasepsi yang diberikan tersebut diinjeksi
sesuai dengan jadwal suntikan dari kontrasepsi hormonal
yang sebelumnya
8) Bila akseptor lupa jadwal suntikan, suntikan dapat segera
(4)
17
2.3.6 Peringatan Bagi Pemakai Kontrasepsi SuntikKontrasepsi suntik dapat menimbulkan beberapa efek
samping yang mungkin dirasakan oleh akseptor. Hal ini bisa
dianggap wajar, tapi apabila berlangsung terus menerus lebih
baik konsultasi dengan dokter. Efek samping tersebut antara
lain sebagai berikut: (BKKBN, 2001)
a. Setiap terlambat haid harus dipikirkan adanya
kemungkinan kehamilan
b. Nyeri abdomen bawah yang berat kemungkinan gejala
kehamilan ektopik terganggu
c. Timbulnya abses atau perdarahan tempat injeksi
d. Sakit kepala migrain, sakit kepala berulang yang berat atau
kaburnya penglihatan
e. Perdarahan berat yang 2 kali lebih panjang dari masa haid
atau 2 kali lebih banyak dalam satu periode masa haid
Bila terjadi hal-hal yang disebutkan diatas, hubungi segera
tenaga kesehatan atau klinik
2.3.7 Ketepatan Waktu Untuk Suntik Kembali
Tepat berarti betul, lurus, tidak ada selisih sedikitpun.
Waktu adalah ukuran rentetan saat yang tertentu (Depdikbud,
2002). Suntik kembali adalah suntik ulang yang dilakukan
(5)
18
disimpulkan bahwa ketepatan waktu untuk suntik kembaliadalah ukuran rentetan saat tertentu untuk suntik ulang yang
dilakukan oleh akseptor KB suntik.
2.3.8 Faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan Dalam KB Suntik
Kontrasepsi KB suntik akan sangat membantu program
pemerintah untuk mewujudkan keluarga kecil yang bahagia
dan sejahtera. Ada beberapa faktor yang menentukan
keberhasilan dalam penggunaan KB suntik (BKKBN, 2001)
yaitu:
a. Faktor Pengetahuan
Pengetahuan yang baik dapat mempengaruhi
akseptor untuk memilih alat kontrasepsi yang baik untuk
dirinya. Pengetahuan mempunyai pengaruh sebagai
motivasi awal bagi seseorang dalam berperilaku maupun
tingkat pendidikan.
b. Faktor Ekonomi
Tingkat pendapatan suatu keluarga ditentukan oleh
pekerjaan keluarga. Bila tingkat ekonomi sudah mencukupi
maka bisa melaksanakan KB secara tepat untuk menekan
(6)
19
c. Faktor Pelayanan KesehatanTujuan pelayanan kontrasepsi adalah untuk
memenuhi kebutuhan masyarakat dalam melaksanakan
KB yang bermutu. Masyarakat mengetahui tempat
pelayanan kesehatan yang dekat dari tempat tinggal dan
bermutu sehingga dapat memberikan kepuasan kepada
masyarakat.
d. Faktor Kesibukan/Pekerjaan
Jaman sekarang para istri banyak yang sudah
menjadi wanita karir atau bekerja, karena terlalu sibuk
bekerja ibu tersebut lupa seharusnya kembali ke
pelayanan kesehatan untuk melaksanakan KB atau
suntikan kembali. Faktor tersebut menyebabkan
keterlambatan untuk melakukan suntikan kembali.
Keluarga diharapkan aktif untuk saling mendukung dan
mengingatkan agar akseptor tepat waktu dalam melakukan