Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Ketepatan Waktu Suntik Kembali Bagi Akseptor KB Suntik 3 Bulan di Puskesmas Sidorejo Lor Salatiga T1 462007055 BAB IV

(1)

37

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Karakteristik Responden

Subyek penelitian dalam penelitian ini adalah akseptor KB suntik yang pernah suntik ulang minimal 2 kali penyuntikan sebanyak 38 orang. Di dalam penelitian ini terdapat 8 parameter yang ditanyakan kepada responden yaitu: lama menjadi akseptor, pengalaman penggunaan jenis KB selain KB suntik, jumlah anak ibu, pendidikan terakhir ibu, pekerjaan ibu, jarak rumah ke puskesmas, umur ibu, dan penghasilan keluarga. Selain itu, tingkat pengetahuan ibu mengenai KB suntik juga ditanyakan dalam bentuk pertanyaan tertulis melalui kuesioner.

4.1.1 Lama Menjadi Akseptor KB Suntik

Penelitian dilakukan mengenai lama menjadi akseptor KB suntik dari awal penyuntikan sampai penyuntikan kembali di bulan Januari 2012. Jumlah dan persentase responden dapat dilihat pada gambar 4.1 di bawah ini:


(2)

38

Gambar 4.1. Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Menjadi Akseptor KB Suntik

Gambar 4.1 menunjukkan bahwa mayoritas responden adalah akseptor KB dengan masa kepesertaan 0-4 tahun (89%), hanya 4 orang (11%) yang telah lebih dari 4 tahun. 4.1.2 Penggunaan Alat KB Selain KB Suntik

Responden yang menggunakan KB suntik dikategorikan menjadi 2 yaitu hanya KB suntik dan pernah selain KB suntik. Jumlah dan persentase responden dapat dilihat pada gambar 4.2 berikut ini:

Gambar 4.2. Karakteristik Responden Berdasarkan Penggunaan Alat KB Selain KB Suntik

34 89% 4 11%

0-4 tahun 5-19 tahun

22 58% 16

42% Hanya KB

suntik Selain KB suntik


(3)

39

19

50% 16

42% 3 8%

1 anak 2 anak 3 anak

Berdasarkan gambar di atas menunjukkan bahwa kebanyakan responden adalah pengguna KB suntik 3 bulan tanpa jenis KB yang lain. Ada 16 responden (42%) yang pernah menggunakan jenis KB selain KB suntik. Berdasarkan hasil wawancara, responden menggunakan KB suntik 3 bulan karena jangka waktu pemakaian yang cukup lama untuk melakukan penyuntikan kembali. Selain itu, penggunaan KB suntik 3 bulan juga lebih ekonomis.

4.1.3 Jumlah Anak Ibu

Pada penelitian ini jumlah anak responden dibagi menjadi 3 yaitu 1 anak, 2 anak, dan 3 anak. Jumlah dan persentase responden dapat dilihat pada gambar di bawah ini:

Gambar 4.3. Karakteristik Responden Berdasarkan Jumlah Anak Ibu

Gambar 4.3 terlihat bahwa mayoritas responden memiliki 1 orang anak dan hanya 3 responden (8%) yang memiliki 3 orang anak.


(4)

40

4.1.4 Pendidikan Ibu

Responden memiliki tingkat pendidikan yang berbeda-beda dan dikategorikan menjadi 4 yaitu SD, SLTP, SLTA dan Perguruan Tinggi (gambar 4.4).

Gambar 4.4. Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Ibu

Gambar 4.4 menunjukkan paling banyak responden berpendidikan SMA sebanyak 22 orang (58%), dan paling sedikit berpendidikan SD serta Perguruan Tinggi masing-masing sebanyak 3 orang (8%).

4.1.5 Pekerjaan Ibu

Pada penelitian ini karakteristik responden berdasarkan pekerjaan dikategorikan menjadi 2 yaitu sebagai ibu rumah tangga, dan bekerja. Jumlah dan persentase responden dapat di lihat pada gambar 4.5. di bawah ini:

3 8%

10 26%

22 58%

3

8% SD

SMP

SMA

Perguruan Tinggi


(5)

41

Gambar 4.5. Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan

Berdasarkan gambar 4.5 dapat dilihat bahwa responden yang bekerja jumlahnya lebih banyak jika dibandingkan dengan responden ibu rumah tangga, hanya ada 9 akseptor (24%) dengan status bekerja.

4.1.6 Jarak Rumah Ke Puskesmas

Subyek penelitian bertempat tinggal di wilayah kerja puskesmas Sidorejo Lor Salatiga. Berdasarkan jarak rumah ke puskesmas dibagi 2 yaitu 1-2 km dan 2,5-4 km. Gambar 4.6 menunjukkan karakteristik responden berdasarkan jarak.

29 76% 9

24%

Ibu Rumah Tangga Bekerja


(6)

42

Gambar 4.6. Karakteristik Responden Berdasarkan Jarak

Rumah Ke Puskesmas Sidorejo Lor Salatiga Gambar 4.6 menunjukkan bahwa jarak rumah responden ke puskesmas mempunyai jumlah yang sama yaitu responden dengan jarak rumah ke puskesmas 1–2 km dan jarak 2,5–4 km jumlahnya berimbang masing-masing 50%.

4.1.7 Umur Ibu

Umur responden dibagi menjadi 2 yaitu usia produktif dengan umur 23-35 tahun, dan usia tidak produktif 36-48 tahun. Gambar 4.7 menunjukkan jumlah dan persentase umur responden.

19 50% 19

50%

1-2 km 2,5-4 km


(7)

43

Gambar 4.7. Karakteristik Responden Berdasarkan Umur Ibu

Gambar 4.7 menunjukkan mayoritas responden yang berumur 23-35 tahun 74%, sisanya responden dengan umur 36-48 tahun hanya 26%.

4.1.8 Penghasilan Keluarga

Berdasarkan UMR (Upah Minimum Regional) kota Salatiga maka penghasilan keluarga dikategorikan menjadi 2,

yaitu ≤900.000 dan >900.000. Jumlah dan persentase responden dapat dilihat pada gambar di bawah ini yaitu:

Gambar 4.8. Karakteristik Responden Berdasarkan Penghasilan Keluarga

28 74% 10

26%

23-35 tahun 36-48 tahun

14 37% 24

63%

≤ 900.000 > 900.000


(8)

44

Gambar 4.8 menunjukkan bahwa mayoritas responden berpenghasilan lebih dari 900.000,00. Responden dengan penghasilan keluarga kurang dan sama dengan 900.000,00 sebanyak 14 akseptor (37%).

4.1.9 Pengetahuan Akseptor Tentang KB Suntik

Pengukuran pengetahuan akseptor tentang KB suntik dilakukan dengan memberikan kuesioner sebagai alat ukur. Kuesioner tersebut menanyakan beberapa hal mengenai KB suntik meliputi pengertian, cara kerja, jenis, dan efek samping. Pengetahuan akseptor tentang KB suntik dibagi menjadi 3 yaitu: baik (84%-100%), cukup (67%-83%), dan kurang (≤ 66%).

Berdasarkan hasil kuesioner yang disebarkan kepada para responden diperoleh kategori seperti tertera pada gambar di bawah ini:

Gambar 4.9. Pengetahuan Akseptor Tentang KB Suntik 18

47.4% 18

47.4% 2

5.2% Pengetahuan

Baik

Pengetahuan Cukup Pengetahuan Kurang


(9)

45

Gambar 4.9 menunjukkan pengetahuan akseptor tentang KB suntik. Responden memiliki pengetahuan baik dan cukup sebanyak 18 responden (47,4%) dan hanya 2 responden (5,2%) pengetahuannya kurang.

Berdasarkan wawancara pada waktu penelitian diperoleh beberapa faktor yang mempengaruhi pengetahuan responden mengenai KB suntik, diantaranya:

1. Pendidikan

Akseptor yang memiliki tingkat pendidikan lebih tinggi ternyata belum menjamin akseptor tersebut bersikap sesuai dengan tingkat pengetahuan yang dimiliki.

2. Informasi

Informasi yang jelas dari tenaga kesehatan atau sumber informasi yang lain memberikan pengetahuan yang jelas tentang KB suntik.

3. Pengalaman

Pengalaman mempengaruhi pengetahuan tentang KB suntik. Pengalaman akseptor tentang KB suntik berasal dari pengalaman pribadi atau pengalaman akseptor lain.


(10)

46

4.1.10 Ketepatan Waktu Suntik Kembali

Pada kartu KB dapat dilihat ketepatan waktu untuk suntik ulang pada kunjungan kedua dan seterusnya. Ketepatan waktu suntik kembali merupakan hal yang penting supaya tidak terjadi kehamilan. Kategori ketepatan waktu suntik kembali digolongkan menjadi 2 yaitu tepat waktu dan tidak tepat waktu, seperti pada gambar di bawah ini:

Gambar 4.10. Distribusi Frekuensi Ketepatan Waktu Untuk Suntik Kembali

Gambar 4.10. menunjukkan bahwa sebagian besar responden tidak tepat waktu suntik kembali (58%). Dalam penelitian ini dilakukan wawancara mengenai hal-hal yang dapat menyebabkan ketidaktepatan dalam melakukan suntik kembali, diantaranya adalah faktor-faktor sebagai berikut:

22 58% 16

42% Tidak Tepat


(11)

47

1. Akseptor lupa jadwal kapan untuk melakukan suntik

kembali

Saat penelitian telah dilakukan wawancara mengenai ketidaktepatan waktu suntik kembali. Sebagian besar akseptor tidak memperhatikan jadwal yang telah diberikan oleh petugas dalam kartu KB dalam melakukan penyuntikan kembali.

2. Kesibukan akan pekerjaan sehari-hari

Akseptor berasal dari berbagai golongan masyarakat yang memiliki pekerjaan yang bermacam-macam. Pekerjaan dapat menyita waktu, sehingga tidak memungkinkan pergi ke puskesmas untuk melakukan suntik kembali.

4.2 Analisis Karakteristik Responden

Delapan parameter yang ditanyakan pada responden yaitu lama menjadi akseptor, pengalaman penggunaan jenis KB selain KB suntik, jumlah anak ibu, pendidikan terakhir ibu, pekerjaan ibu, jarak rumah ke puskesmas, umur ibu, penghasilan keluarga. Parameter tersebut dihubungkan dengan ketepatan waktu suntik kembali di Puskesmas Sidorejo Lor Salatiga.


(12)

48

4.2.1 Lama Menjadi Akseptor KB Suntik Dan Ketepatan Waktu

Suntik Kembali

Gambar 4.11. Analisis Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Menjadi Akseptor KB Suntik

Gambar 4.11 menunjukkan hubungan lamanya menjadi akseptor KB suntik dengan ketidaktepatan waktu suntik kembali. Akseptor KB suntik dengan kepesertaan 0,5-4 tahun yang tidak tepat dalam penyuntikan kembali sebesar 56% (19 akseptor) dan yang tepat dalam penyuntikan kembali 44% (15 akseptor). Akseptor dengan kepersertaan 5-19 tahun yang tidak tepat dalam penyuntikan kembali sebanyak 100% (4 akseptor) dan tidak ada akseptor yang tepat dalam melakukan suntik kembali.

Ketidaktepatan penyuntikan kembali dari akseptor KB suntik dengan lama kepersertaan selama 5-19 tahun ada 4

0% 20% 40% 60% 80% 100%

0,5-4tahun

5-19tahun 56%

100%

44%

0%

Per

sen

tase

Lama menjadi akseptor KB

Tidak Tepat Tepat


(13)

49

akseptor, berturut-turut terdiri dari 2 orang ( kepersertaan 5 tahun), 1 orang (kepersertaan 8 tahun) dan 1 orang (kepersertaan 19 tahun). Semakin lama akseptor memakai KB suntik ada kecenderungan semakin tidak tepat dalam melakukan penyuntikan kembali (gambar 4.11).

4.2.2 Penggunaan Alat KB Selain KB Suntik Dengan Ketepatan Suntik Kembali

Gambar 4.12. Analisis Karakteristik Responden Berdasarkan Penggunaan Alat KB Selain KB Suntik

Gambar 4.12. menunjukkan bahwa berdasarkan penggunaan alat KB selain KB suntik dengan ketidaktepatan waktu suntik kembali, akseptor yang pernah menggunakan selain KB suntik 3 bulan paling banyak 59% yang tidak tepat. Akseptor yang menggunakan hanya KB suntik 3 bulan 56% tidak tepat dalam melakukan penyuntikan kembali.

0% 20% 40% 60% 80% 100%

Selain KB

Suntik Hanya KB Suntik 59%

56%

41% 44%

Per

sen

tase

Penggunaan KB

Tidak Tepat Tepat


(14)

50

Akseptor yang pernah menggunakan selain KB suntik maupun hanya KB suntik ternyata tidak mempengaruhi ketepatan waktu untuk suntik kembali.

4.2.3 Jumlah Anak Ibu Dengan Ketepatan Suntik Kembali

Gambar 4.13. Analisis Karakteristik Responden Berdasarkan Jumlah Anak Ibu

Gambar 4.13. menunjukkan bahwa mayoritas responden yang tidak tepat waktu adalah responden yang memiliki 2 anak (69%) dan responden memiliki 3 anak (67%). Hasil penelitian menunjukkan akseptor yang memiliki anak lebih dari 1 lebih tidak tepat dibandingkan akseptor yang hanya mempunyai 1 anak. Faktor kesibukan orang tua dapat mempengaruhi ketidaktepatan suntik kembali. Akseptor yang memiliki anak lebih dari satu mempunyai kesibukan lebih besar jika dibandingkan dengan akseptor dengan satu anak.

0% 20% 40% 60% 80% 100%

1 anak

2 anak

3 anak 47%

69%

67% 53%

31% 33%

p

e

rsen

tase

Jumlah anak

Tidak Tepat Tepat


(15)

51

Akseptor yang memiliki lebih dari 1 anak cenderung tidak tepat saat melakukan waktu suntik kembali.

4.2.4 Pendidikan Ibu Dengan Ketepatan Suntik Kembali

Gambar 4.14. Analisis Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Ibu

Gambar 4.14. menunjukkan bahwa mayoritas responden yang tidak tepat waktu suntik kembali adalah responden lulusan Perguruan Tinggi sebanyak 67% dan yang paling sedikit lulusan SD sebanyak 33%.

Dalam penelitian semakin tinggi pendidikan semakin tidak tepat dalam suntik kembali. Hasil penelitian berlawanan dengan teori Nursalam dan Siti Priyani (2002) yang mengatakan bahwa pada umumnya pengetahuan seseorang dipengaruhi oleh pendidikan yang pernah diterima, semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang maka semakin baik pula tingkat pengetahuannya. Akseptor yang mempunyai

0% 20% 40% 60% 80% 100%

SD SMP

SMA PT

33%

60% 59% 67% 67%

40% 41%

33%

Per

sen

tase

Pendidikan Ibu

Tidak Tepat Tepat


(16)

52

pendidikan semakin tinggi tidak menjamin ketepatan untuk suntik kembali. Akseptor yang tidak tepat dalam suntik kembali dipengaruhi oleh faktor-faktor lain.

4.2.5 Pekerjaan Ibu Dengan Ketepatan Suntik Kembali

Gambar 4.15. Analisis Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan Ibu

Gambar 4.15. menunjukkan mayoritas responden berdasarkan pekerjaan terhadap ketidaktepatan waktu suntik kembali adalah responden bekerja sebanyak 67% dan sebagai ibu rumah tangga sebanyak 55%.

Pekerjaan dapat berpengaruh terhadap ketidaktepatan akseptor untuk melakukan suntik kembali. Data menunjukkan bahwa akseptor yang bekerja cenderung tidak tepat dalam suntik kembali karena faktor kesibukan, terikat dengan jam kerja dan pekerjaan yang banyak.

0% 20% 40% 60% 80% 100%

Ibu Rumah

Tangga Bekerja

55% 67%

45%

33%

P

er

sen

tase

Pekerjaan Ibu

Tidak Tepat Tepat


(17)

53

Pekerjaan memerlukan waktu dan tenaga untuk menyelesaikan berbagai jenis pekerjaan masing-masing dianggap penting dan memerlukan perhatian dan waktu (Notoatmojo, 2003). Ada kesesuaian antara teori dan hasil penelitian, bahwa pekerjaan memerlukan waktu yang banyak sehingga mengganggu ketepatan waktu suntik kembali. 4.2.6 Jarak Rumah Ke Puskesmas Dengan Ketepatan Suntik

Kembali

Gambar 4.16. Analisis Karakteristik Responden Berdasarkan Jarak Rumah Ke Puskesmas

Gambar 4.16. menunjukkan bahwa responden yang tidak tepat waktu suntik kembali sebanyak 58% yang berjarak 1-2 km dan 2.5-4 km.Dalam penelitian ini jarak terdekat 1 km dan jarak terjauh 4 km. Jarak tidak berpengaruh terhadap ketidaktepatan. Jarak 1-4 km masih temasuk jarak yang dekat dan seluruh responden dalam penelitian ini memiliki jarak 0-4

0% 20% 40% 60% 80% 100%

1-2 km

2.5-4 km 58%

58% 42%

42%

Per

sen

tase

Jarak Rumah

Tidak Tepat Tepat


(18)

54

km, yang mana jarak ini masih jangkauan wilayah puskesmas Sidorejo Lor Salatiga.

Jarak 0-4 km dari rumah akseptor ke Puskesmas Sidorejo Lor Salatiga masih bisa ditempuh tanpa menggunakan alat transportasi. Hal ini dapat disebabkan karena jarak jangkauan yang hampir seragam dari seluruh responden.

4.2.7 Umur Ibu Dengan Ketepatan Suntik Kembali

Gambar 4.17. Analisis Karakteristik Responden Berdasarkan Umur Ibu

Pada gambar 4.17 menunjukkan bahwa mayoritas responden berumur 36-48 tahun yang tergolong usia tidak produktif dengan jumlah ketidaktepatan suntik kembali sebanyak 90%. Responden yang tidak tepat suntik kembali di usia produktif (23-35 tahun) sebesar 46%.

Usia tidak produktif (36-48 tahun) merupakan kelompok usia yang rentan dan lebih beresiko terjadi komplikasi ketika

0% 20% 40% 60% 80% 100%

23-35Tahun

36-48Tahun 46%

90% 54%

10%

Per

sen

tase

Umur Ibu

Tidak Tepat Tepat


(19)

55

terjadi kehamilan. Untuk mencegah kehamilan dianjurkan lebih tepat waktu dalam melakukan suntik kembali. Usia yang produktif (23-35 tahun) merupakan kelompok usia yang rentan dan lebih beresiko terjadinya kehamilan.

Nursalam (2001) mengatakan bahwa kematangan individu dapat dilihat langsung secara objektif dengan periode umur, sehingga berbagai proses pengalaman, pengetahuan, keterampilan, kemandirian terkait sejalan dengan bertambahnya umur individu.

Hasil penelitian menunjukkan usia tidak produktif lebih banyak yang tidak tepat suntik kembali. Ada beberapa faktor yang diduga menyebabkan tidak tepat suntik kembali pada usia tidak produktif, antara lain:

1. Lupa akan jadwal suntik kembali

Menurut Abu Ahmadi (2003), daya ingat seseorang dipengaruhi oleh umur. Kemampuan mengingat akan semakin menurun ketika umur semakin bertambah sehingga mempengaruhi ketepatan untuk suntik kembali. 2. Kurang mengerti akan komplikasi resiko kehamilan di usia

tidak produktif.

Usia tidak produktif memiliki resiko lebih besar pada kesehatan ibu dan bayi. Ketepatan suntik kembali memiliki peran penting untuk menghindari terjadi kehamilan. Faktor


(20)

56

ketidaktahuan akseptor akan resiko kehamilan dapat menjadi penyebab ketidaktepatan suntik kembali.

4.2.8 Penghasilan Keluarga Dengan Ketepatan Suntik Kembali

Gambar 4.18. Analisis Karakteristik Responden Berdasarkan Penghasilan

Gambar 4.18. menunjukkan bahwa responden berdasarkan penghasilan keluarga dengan ketepatan waktu penyuntikan kembali yang berpenghasilan keluarga kurang dari dan atau sama dengan 900.000 sebesar 50%.

Keluarga dengan penghasilan di bawah ≤ 900.000 termasuk keluarga miskin dan lebih mementingkan keperluan lain yang lebih prioritas dibandingkan suntik kembali. Keluarga menengah keatas (penghasilan lebih dari 900.000) lebih banyak yang tidak tepat dalam melakukan penyuntikan kembali (63%). Dalam hal ini penghasilan memiliki kaitan terhadap ketidaktepatan dalam melakukan penyuntikan kembali. Peneliti menduga ada faktor lain yang lebih

0% 20% 40% 60% 80% 100%

<= 900.000

> 900.000 50% 50% 63%

37%

P

er

sen

tase

Penghasilan Keluarga

Tidak Tepat Tepat


(21)

57

menentukan ketepatan waktu suntik kembali, misal faktor pekerjaan.

4.2.9 Hubungan Peran Pengetahuan Akseptor Tentang KB Suntik Dengan Ketepatan Waktu Untuk Suntik Kembali

Pengetahuan akseptor tentang suntik KB dengan ketepatan waktu untuk suntik kembali dikategorikan menjadi 3 bagian yaitu baik (84%-100%), cukup (67%-83%), dan

(≤ 66%).

Tabel 4.1.

Hitung Silang Antara Pengetahuan Akseptor dengan Ketepatan Waktu Suntik Kembali

di Puskesmas Sidorejo Lor Salatiga Januari 2012

No. Pengetahuan

Akseptor

Ketepatan Waktu Suntik Kembali

Total

Tidak Tepat Tepat

F % F % F %

1. Kurang 2 5.2% 0 0% 2 5.2%

2. Cukup 9 23.7% 9 23.7% 18 47.4%

3. Baik 11 28.9% 7 18.4% 18 47.4%

Data menunjukkan bahwa akseptor yang memiliki pengetahuan baik merupakan akseptor yang paling dominan tidak menepati waktu suntik kembali (39.5%). Hasil uji Chi

Square (tabel 4.3) menunjukkan bahwa akseptor yang

memiliki pengetahuan baik ternyata tidak tepat saat melakukan suntik kembali.


(22)

58

pengetahuan akseptor tentang KB suntik tidak berpengaruh terhadap ketepatan waktu untuk suntik kembali.

Tabel 4.2.

Uji Chi Square Peran Pengetahuan Akseptor Tentang Suntik

KB dengan Ketepatan Waktu Untuk Suntik Kembali di Puskesmas Sidorejo Lor Salatiga

Januari 2012

Value Df Asymp. Sig (2 sided)

Pearson Chi Square 3,974 2 0,137

N 38 -

-Nilai Chi-Squarehitung (3,974) < Chi-Squaretabel (5,991) atau nilai probabilitas pada tabel di atas adalah 0,137 (>0,05), untuk responden (N) sebanyak 38 akseptor. Berdasarkan uji

chi-square dapat dikatakan bahwa waktu suntik kembali dan pengetahuan tidak memiliki hubungan yang signifikan.

Notoadmodjo (2003) menyatakan seseorang yang memiliki tingkat pengetahuan yang tinggi belum menjamin seseorang tersebut bersikap sesuai dengan pengetahuan yang tinggi yang dimiliki, perbedaan disebabkan oleh adanya sistem kepribadian, pengalaman, dan adat istiadat yang dipegang oleh individu tersebut.


(1)

53

Pekerjaan memerlukan waktu dan tenaga untuk

menyelesaikan berbagai jenis pekerjaan masing-masing

dianggap penting dan memerlukan perhatian dan waktu

(Notoatmojo, 2003). Ada kesesuaian antara teori dan hasil

penelitian, bahwa pekerjaan memerlukan waktu yang banyak

sehingga mengganggu ketepatan waktu suntik kembali.

4.2.6 Jarak Rumah Ke Puskesmas Dengan Ketepatan Suntik Kembali

Gambar 4.16. Analisis Karakteristik Responden Berdasarkan Jarak Rumah Ke Puskesmas

Gambar 4.16. menunjukkan bahwa responden yang

tidak tepat waktu suntik kembali sebanyak 58% yang berjarak

1-2 km dan 2.5-4 km.Dalam penelitian ini jarak terdekat 1 km

dan jarak terjauh 4 km. Jarak tidak berpengaruh terhadap

ketidaktepatan. Jarak 1-4 km masih temasuk jarak yang dekat

dan seluruh responden dalam penelitian ini memiliki jarak 0-4 0%

20% 40% 60% 80% 100%

1-2 km

2.5-4 km 58%

58% 42%

42%

Per

sen

tase

Jarak Rumah

Tidak Tepat Tepat


(2)

54

km, yang mana jarak ini masih jangkauan wilayah puskesmas

Sidorejo Lor Salatiga.

Jarak 0-4 km dari rumah akseptor ke Puskesmas

Sidorejo Lor Salatiga masih bisa ditempuh tanpa

menggunakan alat transportasi. Hal ini dapat disebabkan

karena jarak jangkauan yang hampir seragam dari seluruh

responden.

4.2.7 Umur Ibu Dengan Ketepatan Suntik Kembali

Gambar 4.17. Analisis Karakteristik Responden Berdasarkan Umur Ibu

Pada gambar 4.17 menunjukkan bahwa mayoritas

responden berumur 36-48 tahun yang tergolong usia tidak

produktif dengan jumlah ketidaktepatan suntik kembali

sebanyak 90%. Responden yang tidak tepat suntik kembali di

usia produktif (23-35 tahun) sebesar 46%.

Usia tidak produktif (36-48 tahun) merupakan kelompok

usia yang rentan dan lebih beresiko terjadi komplikasi ketika 0%

20% 40% 60% 80% 100%

23-35Tahun

36-48Tahun 46%

90% 54%

10%

Per

sen

tase

Umur Ibu

Tidak Tepat Tepat


(3)

55

terjadi kehamilan. Untuk mencegah kehamilan dianjurkan

lebih tepat waktu dalam melakukan suntik kembali. Usia yang

produktif (23-35 tahun) merupakan kelompok usia yang

rentan dan lebih beresiko terjadinya kehamilan.

Nursalam (2001) mengatakan bahwa kematangan

individu dapat dilihat langsung secara objektif dengan periode

umur, sehingga berbagai proses pengalaman, pengetahuan,

keterampilan, kemandirian terkait sejalan dengan

bertambahnya umur individu.

Hasil penelitian menunjukkan usia tidak produktif lebih

banyak yang tidak tepat suntik kembali. Ada beberapa faktor

yang diduga menyebabkan tidak tepat suntik kembali pada

usia tidak produktif, antara lain:

1. Lupa akan jadwal suntik kembali

Menurut Abu Ahmadi (2003), daya ingat seseorang

dipengaruhi oleh umur. Kemampuan mengingat akan

semakin menurun ketika umur semakin bertambah

sehingga mempengaruhi ketepatan untuk suntik kembali.

2. Kurang mengerti akan komplikasi resiko kehamilan di usia

tidak produktif.

Usia tidak produktif memiliki resiko lebih besar pada

kesehatan ibu dan bayi. Ketepatan suntik kembali memiliki


(4)

56

ketidaktahuan akseptor akan resiko kehamilan dapat

menjadi penyebab ketidaktepatan suntik kembali.

4.2.8 Penghasilan Keluarga Dengan Ketepatan Suntik Kembali

Gambar 4.18. Analisis Karakteristik Responden Berdasarkan Penghasilan

Gambar 4.18. menunjukkan bahwa responden

berdasarkan penghasilan keluarga dengan ketepatan waktu

penyuntikan kembali yang berpenghasilan keluarga kurang

dari dan atau sama dengan 900.000 sebesar 50%.

Keluarga dengan penghasilan di bawah ≤ 900.000

termasuk keluarga miskin dan lebih mementingkan keperluan

lain yang lebih prioritas dibandingkan suntik kembali.

Keluarga menengah keatas (penghasilan lebih dari 900.000)

lebih banyak yang tidak tepat dalam melakukan penyuntikan

kembali (63%). Dalam hal ini penghasilan memiliki kaitan

terhadap ketidaktepatan dalam melakukan penyuntikan

kembali. Peneliti menduga ada faktor lain yang lebih 0%

20% 40% 60% 80% 100%

<= 900.000

> 900.000 50% 50% 63%

37%

P

er

sen

tase

Penghasilan Keluarga

Tidak Tepat Tepat


(5)

57

menentukan ketepatan waktu suntik kembali, misal faktor

pekerjaan.

4.2.9 Hubungan Peran Pengetahuan Akseptor Tentang KB Suntik Dengan Ketepatan Waktu Untuk Suntik Kembali

Pengetahuan akseptor tentang suntik KB dengan

ketepatan waktu untuk suntik kembali dikategorikan menjadi 3

bagian yaitu baik (84%-100%), cukup (67%-83%), dan

(≤ 66%).

Tabel 4.1.

Hitung Silang Antara Pengetahuan Akseptor dengan Ketepatan Waktu Suntik Kembali

di Puskesmas Sidorejo Lor Salatiga Januari 2012

No. Pengetahuan Akseptor

Ketepatan Waktu Suntik Kembali

Total Tidak Tepat Tepat

F % F % F %

1. Kurang 2 5.2% 0 0% 2 5.2%

2. Cukup 9 23.7% 9 23.7% 18 47.4%

3. Baik 11 28.9% 7 18.4% 18 47.4%

Data menunjukkan bahwa akseptor yang memiliki

pengetahuan baik merupakan akseptor yang paling dominan

tidak menepati waktu suntik kembali (39.5%). Hasil uji Chi

Square (tabel 4.3) menunjukkan bahwa akseptor yang

memiliki pengetahuan baik ternyata tidak tepat saat


(6)

58

pengetahuan akseptor tentang KB suntik tidak berpengaruh

terhadap ketepatan waktu untuk suntik kembali.

Tabel 4.2.

Uji Chi Square Peran Pengetahuan Akseptor Tentang Suntik KB dengan Ketepatan Waktu Untuk Suntik Kembali

di Puskesmas Sidorejo Lor Salatiga Januari 2012

Value Df Asymp. Sig (2 sided) Pearson Chi Square 3,974 2 0,137

N 38 -

-Nilai Chi-Squarehitung (3,974) < Chi-Squaretabel (5,991)

atau nilai probabilitas pada tabel di atas adalah 0,137 (>0,05),

untuk responden (N) sebanyak 38 akseptor. Berdasarkan uji

chi-square dapat dikatakan bahwa waktu suntik kembali dan

pengetahuan tidak memiliki hubungan yang signifikan.

Notoadmodjo (2003) menyatakan seseorang yang

memiliki tingkat pengetahuan yang tinggi belum menjamin

seseorang tersebut bersikap sesuai dengan pengetahuan

yang tinggi yang dimiliki, perbedaan disebabkan oleh adanya

sistem kepribadian, pengalaman, dan adat istiadat yang


Dokumen yang terkait

HUBUNGAN ANTARA EFEK SAMPING KB DENGAN SKOR KECEMASAN AKSEPTOR KB SUNTIK 3 BULAN DI Hubungan antara efek samping kb dengan skor kecemasan akseptor kb suntik 3 bulan di puskesmas kebonsari madiun.

0 0 15

HUBUNGAN ANTARA EFEK SAMPING KB DENGAN SKOR KECEMASAN AKSEPTOR KB SUNTIK 3 BULAN DI Hubungan antara efek samping kb dengan skor kecemasan akseptor kb suntik 3 bulan di puskesmas kebonsari madiun.

1 3 15

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Ketepatan Waktu Suntik Kembali Bagi Akseptor KB Suntik 3 Bulan di Puskesmas Sidorejo Lor Salatiga

0 0 19

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Ketepatan Waktu Suntik Kembali Bagi Akseptor KB Suntik 3 Bulan di Puskesmas Sidorejo Lor Salatiga T1 462007055 BAB I

0 0 7

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Ketepatan Waktu Suntik Kembali Bagi Akseptor KB Suntik 3 Bulan di Puskesmas Sidorejo Lor Salatiga T1 462007055 BAB II

0 0 12

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Ketepatan Waktu Suntik Kembali Bagi Akseptor KB Suntik 3 Bulan di Puskesmas Sidorejo Lor Salatiga T1 462007055 BAB V

0 0 3

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Ketepatan Waktu Suntik Kembali Bagi Akseptor KB Suntik 3 Bulan di Puskesmas Sidorejo Lor Salatiga

0 1 8

Perbedaan Lama Waktu Kembali Hamil pada KB Suntik 1 Bulan dengan KB Suntik 3 Bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Daya Murni Kabupaten Tulang Bawang Barat Lampung

0 0 6

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGGINYA PENGGUNAAN KB SUNTIK PADA AKSEPTOR KB SUNTIK DI BIDAN PRAKTEK SWASTA WILAYAH PLERET BANTUL YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI - FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGGINYA PENGGUNAAN KB SUNTIK PADA AKSEPTOR KB SUNTIK DI BI

0 1 11

STUDI PENGALAMAN AKSEPTOR KB TENTANG PEMAKAIAN KB SUNTIK 3 BULAN DI PUSKESMAS PALLANGGA KABUPATEN GOWA TAHUN 2017

0 0 134