BAB III ARAHAN KEBIJAKAN DAN RENCANA STRATEGIS INFRASTRUKTUR BIDANG CIPTAKARYA - DOCRPIJM 7d432a432b BAB IIIBAB III. ARAHAN KEBIJAKAN INFRASTRUKTUR BIDANG CIPTAKARYA

  R P I J M   B I D A N G   C I P T A   K A R Y A   K O T A   K E N D A R I  |  2015-­‐2019    

BAB III ARAHAN KEBIJAKAN DAN RENCANA STRATEGIS INFRASTRUKTUR BIDANG CIPTAKARYA

  

3.1. Arahan Kebijakan Pembangunan Bidang Cipta Karya dan Arahan

Penataan Ruang

  Berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 15 Tahun 2015 tentang Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, tugas Ditjen Cipta Karya adalah menyelenggarakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang pengembangan kawasan permukiman, pembinaan penataan bangunan, pengembangan sistem penyediaan air minum, pengembangan sistem pengelolaan air limbah dan drainase lingkungan serta persampahan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang- undangan. Dalam melaksanakan kegiatan pembangunan, proses perencanaan perlu diselenggarakan dengan mengacu kepada amanat perundangan (Undang-Undang, Peraturan Pemerintah, dan Peraturan Presiden), baik spasial maupun sektoral. Selain itu, perencanaan pembangunan infrastruktur Bidang Cipta Karya juga memperhatikan kondisi eksisting, isu strategis, serta potensi daerah.

  Dalam pelaksanaan pembangunan Infrastruktur keciptakayaan, Ditjen cipta Karya menggunakan tiga strategi pendekatan yaitu membangun sistem, memfasilitasi pemerintah daerah provinsi, kota dan kabupaten, serta memberdayakan masyarakat melalui program- program pemberdayaan masyarakat. Untuk memahami strategi pendekatan pembangunan bidang ciptakarya dapat disajikan pada Tabel 3.1 berikut.

  

R P I J M   B I D A N G   C I P T A   K A R Y A   K O T A   K E N D A R I

 |  2015-­‐2019    

Tabel 3.1 Pendekatan Pembangunan Bidang Cipta karya

  Pendekatan Strategi Pelaksanaan

  Membangun Sistem

  1. Pembangunan Infrastruktur Permukiman Skala Regional (TPA Regional atau SPAM Regional)

  2. Pembangunan Infrastruktur Permukiman pada kawasan strategis (kawasan perbatasan, KSN, PKN, WPS) atau kawasan khusus (kawasan kumuh perkotaan, kawasan nelayan, kawasan rawan air/perbatasan/pulau terluar)

  3. Mendorong penyusunan Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan sebagai alat sinergisasi seluruh sektor dalam menata kawasan

  Fasilitasi Pemda

  1. Pendampingan penyusunan NSPK daerah antara lain Perda Bangunan Gedung, SK Kumuh, dsb.

  2. Penyusunan Rencana Penanganan Kawasan/Induk Sektoral seperti Strategi Sanitasi Kota (SSK), Rencana Induk Sistem Pengembangan Air Minum (RISPAM), dan Rencana Penataan Bangunan dan Lingkungan (RTBL).

  3. Pembangunan Indrastruktur Permukiman Skala kawasan seperti fasilitasi PDAM, fasilitasi kota hijau dan kota pusaka, penanganan kumuh perkotaan, serta penataan bangunan dan lingkungan.

  Pemberdayaan

  1. Pembangunan Infrastruktur Permukiman Berbasis Masyarakt melalui kegiatan Pamsimas,

  Masyarakat Sanimas, dan P2KP.

  2. Bantuan Penyusunan Rencana Kerja Masyarakat Sumber: Renstra Bidang Cipta karya Kementerian PU dan Perumahan Rakyat,

  2015-2019

  R P I J M   B I D A N G   C I P T A   K A R Y A   K O T A   K E N D A R I  |  2015-­‐2019    

  

3.1.1. Arahan Pembangunan Bidang Cipta Karya, berisikan arahan

pembangunan berdasarkan Perpres 2 Tahun 2015 tentang RPJMN 2015-2019 dan Renstra Ditjen Cipta Karya 2015-2019

  Mengacu pada Peraturan Presiden (Perpres No. 2) Tahun 2015 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional bahwa sistem perencanaan pembangunan nasional merupakan satu kesatuan tata cara perencanaan pembangunan untuk menghasilkan rencana-rencana pembangunan dalam jagka panjang, jangka menengah dan tahunan. Salah satu nrma strategi pembangunan nasional yang perlu diterapkan untuk mendapatkan perhatian dalam hal pembangunan bidang keciptakaryaan adalah segala aktivitas pembangunan yang dilakukan tidak boleh merusak, menurunkan daya dukung lingkungan dan keseimbangan ekosistem. Mengacu pada sasaran utama serta analisis yang hendak dicapai serta mempertimbangkan lingkungan strategis dan tantangan-tantangan yang akan dihadapi bangsa Indonesia kedepan, maka arah kebijakan umum pembangunan nasional 2015-2019 diantaranya adalah mempercepat pembangunan infrastruktur untuk pertumbuhan dan pemerataan. Pembangunan infrastruktur diarahkan untuk memperkuat konektivitas nasional untuk mencapai keseimbangan pembangunan, mempercepat penyediaan infrastruktur perumahan dan kawasan permukiman (air minum dan sanitasi) serta infrastruktur kelistrikan, menjamin ketahanan air, pangan dan energi untuk mendukung ketahanan nasional, dan mengembangkan sistem transportasi massal perkotaan. Kesemuanya dilaksanakan secara terintegrasi dan dengan meningkatkan peran kerjasama pemerintah-swasta.

  Tujuan dalam Rencana Strategis Direktorat Jenderal Cipta Karya merupakan penjabaran visi dan sasaran strategis yang hendak dicapai dalam rangka mencapai sasaran nasional yang tertuang dalam RPJMN 2015-2019. Selain itu, tujuan Direktorat Jenderal Cipta Karya merupakan penjabaran dari tujuan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat yaitu menyelenggarakan infrastruktur Pekerjaan Umum dan

  R P I J M   B I D A N G   C I P T A   K A R Y A   K O T A   K E N D A R I  |  2015-­‐2019    

  Perumahan Rakyat dengan tingkat kondisi ketersediaan, keterpaduan, serta kualitas dan cakupan pelayanan yang produktif dan cerdas, berkeselamatan, mendukung kesehatan masyarakat, menyeimbangkan pembangunan, memenuhi kebutuhan dasar, serta berkelanjutan yang berasaskan gotong royong guna mencapai masyarakat yang lebih sejahtera.”.

  Berdasarkan arahan tersebut, tujuan Direktorat Jenderal Cipta Karya 2015-2019 adalah penyelenggaraan dukungan layanan infrastruktur dasar permukiman yang berkualitas dengan prinsip “infrastruktur untuk semua” melalui pembangunan yang terpadu, inklusif dan berkelanjutan.

3.1.2. Arahan Penataan Ruang

  Sesuai dengan amanat Pasal 20 Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang, Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN) merupakan pedoman untuk penyusunan rencana pembangunan jangka panjang nasional; penyusunan rencana pembangunan jangka menengah nasional; pemanfaatan ruang dan pengendalian pemanfaatan ruang di wilayah nasional; mewujudkan keterpaduan, keterkaitan dan keseimbangan perkembangan antarwilayah provinsi serta keserasian antarsektor; penetapan lokasi dan fungsi ruang untuk investasi; penataan ruang kawasan strategis nasional; dan penataan ruang wilayah provinsi dan kabupaten/kota.

  Uraian berikut ini akan menjelaskan tentang kebijakan dan strategi penataan ruang wilayah nasional dengan mengacu pada Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional.

A. Tujuan, Kebijakan dan Strategi Penataan Ruang Wilayah Nasional

1. Penataan ruang wilayah nasional bertujuan untuk mewujudkan :

  a. ruang wilayah nasional yang aman, nyaman, produktif, dan berkelanjutan;

  R P I J M   B I D A N G   C I P T A   K A R Y A   K O T A   K E N D A R I  |  2015-­‐2019    

  b. keharmonisan antara lingkungan alam dan lingkungan buatan;

  c. keterpaduan perencanaan tata ruang wilayah nasional, provinsi, dan kabupaten/kota; d. keterpaduan pemanfaatan ruang darat, ruang laut, dan ruang udara, termasuk ruang di dalam bumi dalam kerangka Negara Kesatuan

  Republik Indonesia;

  e. keterpaduan pengendalian pemanfaatan ruang wilayah nasional, provinsi, dan kabupaten/kota dalam rangka pelindungan fungsi ruang dan pencegahan dampak negatif terhadap lingkungan akibat pemanfaatan ruang; f. pemanfaatan sumberdaya alam secara berkelanjutan bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat; g. keseimbangan dan keserasian perkembangan antarwilayah;

  h. keseimbangan dan keserasian kegiatan antarsektor; dan i. pertahanan dan keamanan negara yang dinamis serta integrasi nasional.

  Untuk mewujudkan tujuan tersebut ditempuh kebijakan dan strategi penataan ruang wilayah nasional yang meliputi kebijakan dan strategi pengembangan struktur ruang dan pola ruang.

2. Kebijakan dan Strategi Pengembangan Struktur Ruang

  Kebijakan pengembangan struktur ruang meliputi peningkatan akses pelayanan perkotaan dan pusat pertumbuhan ekonomi wilayah yang merata dan berhierarki; serta peningkatan kualitas dan jangkauan pelayanan jaringan prasarana transportasi, telekomunikasi, energi dan sumberdaya air yang terpadu dan merata di seluruh wilayah nasional. Strategi untuk peningkatan akses pelayanan perkotaan dan pusat pertumbuhan ekonomi wilayah adalah sebagai berikut : a. Menjaga keterkaitan antarkawasan perkotaan, antara kawasan perkotaan dan kawasan perdesaan, serta antara kawasan perkotaan dan wilayah di sekitarnya;

  R P I J M   B I D A N G   C I P T A   K A R Y A   K O T A   K E N D A R I  |  2015-­‐2019    

  b. Mengembangkan pusat pertumbuhan baru di kawasan yang belum terlayani oleh pusat pertumbuhan;

c. Mengendalikan perkembangan kota-kota pantai; dan

  d. Mendorong kawasan perkotaan dan pusat pertumbuhan agar lebih kompetitif dan lebih efektif dalam pengembangan wilayah di sekitarnya. Strategi untuk peningkatan kualitas dan jangkauan pelayanan jaringan prasarana adalah sebagai berikut : a. meningkatkan kualitas jaringan prasarana dan mewujudkan keterpaduan pelayanan transportasi darat, laut dan udara; b. mendorong pengembangan prasarana telekomunikasi terutama di kawasan terisolasi; c. meningkatkan jaringan energi untuk memanfaatkan energi terbarukan dan tak terbarukan secara optimal serta mewujudkan keterpaduan sistem penyediaan tenaga listrik;

  d. meningkatkan kualitas jaringan prasarana serta mewujudkan keterpaduan sistem jaringan sumberdaya air; dan e. meningkatkan jaringan transmisi dan distribusi minyak dan gas bumi, serta mewujudkan sistem jaringan pipa minyak dan gas bumi nasional yang optimal.

3. Rencana Struktur Ruang Wilayah Nasional

  Sistem Perkotaan Nasional

  Sistem perkotaan nasional terdiri atas PKN, PKW dan PKL. PKN, PKW dan PKL dapat berupa kawasan megapolitan, kawasan metropolitan, kawasan perkotaan besar, kawasan perkotaan sedang atau kawasan perkotaan kecil. Selain sistem perkotaan nasional tersebut juga dikembangkan PKSN untuk mendorong perkembangan kawasan perbatasan negara. Pusat Kegiatan Nasional (PKN) adalah kawasan perkotaan yang berfungsi untuk melayani kegiatan skala internasional, nasional, atau beberapa provinsi. Pusat Kegiatan Wilayah (PKW) adalah kawasan perkotaan yang berfungsi untuk melayani kegiatan

  R P I J M   B I D A N G   C I P T A   K A R Y A   K O T A   K E N D A R I  |  2015-­‐2019    

  skala provinsi atau beberapa kabupaten/kota. Pusat Kegiatan Lokal (PKL) adalah kawasan perkotaan yang berfungsi untuk melayani kegiatan skala kabupaten/kota atau beberapa kecamatan. Sedangkan Pusat Kegiatan Strategis Nasional (PKSN) adalah kawasan perkotaan yang ditetapkan untuk mendorong pengembangan kawasan perbatasan negara.

4. Tujuan Penataan Ruang Wilayah Provinsi Sulawesi Tenggara

  Tujuan penataan ruang wilayah Provinsi Sulawesi Tenggara dirumuskan berdasarkan visi dan misi, rencana pembangunan daerah serta karakteristik dan isu strategis tata ruang wilayah provinsi. Atas dasar tersebut, maka rumusan tujuan penataan ruang wilayah Provinsi Sulawesi Tenggara adalah untuk mewujudkan tatanan ruang wilayah Provinsi Sulawesi Tenggara yang berbasis pada sektor pertanian dalam arti luas, pertambangan serta kelautan dan perikanan terkait pariwisata guna mendukung peningkatan taraf hidup masyarakat dengan mempertimbangkan pertumbuhan ekonomi yang merata di seluruh wilayah provinsi serta menjaga kelestarian dan daya dukung lingkungan hidup dalam rangka mencapai pembangunan yang berkelanjutan. Kebijakan yang ditempuh untuk mewujudkan penataan ruang wilayah provinsi adalah : a. menata dan mengalokasikan sumberdaya lahan secara proporsional melalui berbagai pertimbangan pengelolaan sumberdaya alam secara berkelanjutan di sektor unggulan pertanian, pertambangan serta kelautan dan perikanan; b. meningkatkan aksesibilitas dan pengembangan pusat-pusat kegiatan sektor terhadap pusat-pusat kegiatan nasional, wilayah dan lokal melalui pengembangan struktur ruang secara terpadu;

  c. menetapkan pola ruang secara proporsional untuk mendukung pemanfaatan sumberdaya alam secara optimal, seimbang dan berkesinambungan;

  R P I J M   B I D A N G   C I P T A   K A R Y A   K O T A   K E N D A R I  |  2015-­‐2019    

  d. menetapkan kawasan strategis dalam rangka pengembangan sektor unggulan dan pengembangan sosial ekonomi secara terintegrasi dengan wilayah sekitar; dan

  e. pengembangan sumberdaya manusia yang mampu mengelola sektor unggulan secara profesional dan berkelanjutan.

  Untuk mewujudkan penataan ruang wilayah provinsi Sulawesi Tenggara tentu tidak terlepas dari dukungan penataan ruang wilayah kabupaten/ kota yang ada. Kota Kendari sebagai pusat Ibu Kota Provinsi Sulawesi Tenggara yang ditetapkan sebagai Pusat Kegiatan Nasional (PKN), Pusat Kegiatan Wilayah (PKW) dan Pusat Kegiatan Lokal (PKL) tercantum dalam rencana pengembangan sistem perkotaan. Adapun rencana pengembangan sistem perkotaan dapat dlihat pada Tabel 3.2 berikut.

Tabel 3.2 Rencana Pengembangan Sistem Perkotaan di Kota Kendari,

  Tahun 2016 No.

  Pusat Kegiatan Standar Infrastruktur Minimal Lokasi Fungsi Utama

  1 Pusat Kegiatan Nasional (PKN)

  Transportasi : bandara pusat penyebaran sekunder, dan/atau pelabuhan nasional/utama tersier dan/atau terminal penumpang tipe A dan jalan nasional Ekonomi: Pasar Induk Antar Wilayah, Perbankan Nasional dan/atau Internasional, Pusat Ekspor dan Impor

  • Pintu primer transportasi udara regional-nasional
  • Pusat transportasi laut (umum) regional-nasional
  • Pusat transportasi laut barang kontainer regional- nasional
  • Pusat transportasi laut (fery) regional
  • Pusat jasa transportasi darat regional – nasional
  • Pusat jasa pariwisata regional- nasional-global

  Kesehatan: Rumah Sakit Umum Tipe A Pendidikan: Universitas/ Akademi

  Kota Kendari • Pusat pemerintahan kota dan provinsi R P I J M   B I D A N G   C I P T A   K A R Y A   K O T A   K E N D A R I  |  2015-­‐2019    

  Pusat Standar Infrastruktur No.

  Lokasi Fungsi Utama Kegiatan Minimal jasa

  • Pusat pendidikan tinggi regional-nasional
  • Pusat jasa keuangan regional-nasional
  • Pusat koleksi dan distribusi perdagangan regional-nasional jasa
  • Pusat kesehatan regional
    • – nasional Kota Bau-

  • Pusat pemerintahan bau kota
  • Pintu sekunder transportasi udara regional-nasional
  • Pusat transportasi laut (umum) regional-nasional
  • Pusat transportasi laut (fery) regional
    • nasional

    >Pusat jasa transportasi darat regional – nasional
  • Pusat jasa pariwisata regional- nasional
  • Pusat jasa pendidikan tinggi regional-nasional
  • Pusat jasa keuangan regional-nasional
  • Pusat koleksi dan distribusi perdagangan regional-nasional
  • Pusat jasa kesehatan regional
R P I J M   B I D A N G   C I P T A   K A R Y A   K O T A   K E N D A R I  |  2015-­‐2019    

  Pusat Standar Infrastruktur No.

  Lokasi Fungsi Utama Kegiatan Minimal

  • Pusat distribusi BBM regional- nasional (Terminal Transit BBM)

  2 Pusat Unaaha § Pusat § Transportasi: bandara Kegiatan pemerintahan pusat penyebaran

  Wilayah kabupaten tersier, dan/atau

  (PKW) jasa pelabuhan § Pusat transportasi darat regional/pengumpan regional – nasional primer, dan/atau jasa terminal penumpang § Pusat pariwisata regional tipe B, jalan nasional, jasa jalan provinsi § Pusat pendidikan tinggi § Ekonomi: pasar induk regional-nasional regional, perbankan jasa regional dan/atau § Pusat keuangan regional- nasional, pusat ekspor nasional dan impor

  § Pusat koleksi dan § Kesehatan: Rumah distribusi Sakit Umum Tipe B perdagangan § Pendidikan: Perguruan regional Tinggi D3

  § Pusat koleksi dan distribusi komoditi pertanian tanaman pangan, perkebunan dan perikanan jasa § Pusat kesehatan regional Lasolo pelayanan

  § Pusat pemerintahan kecamatan jasa

  § Pusat transportasi darat regional – nasional jasa

  § Pusat pariwisata regional

  • nasional jasa § Pusat
R P I J M   B I D A N G   C I P T A   K A R Y A   K O T A   K E N D A R I  |  2015-­‐2019    

  Pusat Standar Infrastruktur No.

  Lokasi Fungsi Utama Kegiatan Minimal pendidikan tinggi regional jasa § Pusat keuangan regional- nasional

  § Pusat koleksi dan distribusi perdagangan regional

  § Pusat koleksi dan distribusi komoditi pertanian, perkebunan dan perikanan jasa

  § Pusat kesehatan regional Raha § Pusat pemerintahan kabupaten sekunder § Pintu transportasi udara regional-nasional

  § Pusat transportasi laut (umum) regional - nasional jasa

  § Pusat transportasi darat regional § Pusat transportasi laut (fery) regional jasa

  § Pusat pariwisata regional jasa § Pusat pendidikan tinggi regional-nasional jasa § Pusat keuangan regional- nasional

  § Pusat koleksi dan distribusi perdagangan regional

  § Pusat koleksi dan distribusi komoditi pertanian, R P I J M   B I D A N G   C I P T A   K A R Y A   K O T A   K E N D A R I  |  2015-­‐2019    

  Pusat Standar Infrastruktur No.

  Lokasi Fungsi Utama Kegiatan Minimal perkebunan dan perikanan jasa § Pusat kesehatan regional Kolaka

  § Pusat pemerintahan kabupaten Kawasan

  § Pusat Industri Pertambangan sekunder

  § Pintu transportasi udara regional-nasional § Pusat transportasi laut (umum) regional - nasional jasa § Pusat transportasi darat regional

  § Pusat transportasi laut (fery) regional jasa § Pusat pariwisata regional jasa

  § Pusat pendidikan tinggi regional-nasional jasa

  § Pusat keuangan regional- nasional § Pusat koleksi dan distribusi perdagangan regional § Pusat koleksi dan distribusi komoditi pertanian, perkebunan dan perikanan jasa § Pusat kesehatan regional Pasarwajo

  § Pusat pemerintahan kabupaten Pusat transportasi laut (umum) regional Pusat transportasi laut R P I J M   B I D A N G   C I P T A   K A R Y A   K O T A   K E N D A R I  |  2015-­‐2019    

  Pusat Standar Infrastruktur No.

  Lokasi Fungsi Utama Kegiatan Minimal (fery) regional Pusat jasa transportasi darat regional Pusat jasa pariwisata regional Pusat jasa pendidikan tinggi regional Pusat jasa keuangan regional-nasional Pusat koleksi dan distribusi perdagangan regional Pusat koleksi dan distribusi komoditi pertanian, perkebunan dan perikanan

  Pusat jasa kesehatan regional Wangi-wangi § Pusat pemerintahan kabupaten

  Pintu sekunder transportasi udara regional-nasional Pusat transportasi laut (umum) regional- nasional

  Pusat transportasi laut (fery) regional Pusat jasa transportasi darat regional Pusat jasa pariwisata regional – nasional

  • internasional Pusat jasa pendidikan tinggi regional-
  • nasional internasional Pusat jasa keuangan regional-nasional Pusat koleksi dan distribusi perdagangan regional- nasional Pusat koleksi dan
R P I J M   B I D A N G   C I P T A   K A R Y A   K O T A   K E N D A R I  |  2015-­‐2019    

  Pusat Standar Infrastruktur No.

  Lokasi Fungsi Utama Kegiatan Minimal distribusi komoditi rumput laut dan perikanan regional-nasional

  Pusat jasa kesehatan regional Latao pelayanan § Pusat pemerintahan kecamatan

  Pusat jasa transportasi darat regional Pusat jasa keuangan regional-nasional Pusat koleksi dan distribusi perdagangan regional

  Pusat koleksi dan distribusi komoditi perkebunan, perikanan dan kehutanan Pusat jasa kesehatan regional

  3 Pusat Lasusua § Transportasi : terminal § Pusat

Kegiatan penumpang tipe C, pemerintahan

Lokal jalan provinsi, jalan kabupaten (PKL) kabupaten Pusat transportasi laut : pasar, (umum) regional-

  § Ekonomi perbankan regional nasional dan/atau nasional Pusat transportasi laut (fery) regional -

  § Kesehatan : Rumah Sakit Umum Tipe C nasional : Pusat jasa transportasi § Pendidikan

  SMA/Kejuruan darat regional – nasional Pusat jasa pariwisata regional Pusat jasa pendidikan tinggi regional Pusat jasa keuangan regional-nasional Pusat koleksi dan distribusi perdagangan regional- nasional R P I J M   B I D A N G   C I P T A   K A R Y A   K O T A   K E N D A R I  |  2015-­‐2019    

  Pusat Standar Infrastruktur No.

  Lokasi Fungsi Utama Kegiatan Minimal Pusat koleksi dan distribusi komoditi perkebunan dan perikanan

  Pusat jasa kesehatan Andoolo § Pusat pemerintahan kabupaten Pusat pelayanan umum lokal Pusat jasa dan perdagangan lokal Pusat koleksi dan distribusi komoditi pertanian, perkebunan, peternakan dan perikanan Torobulu

  § Pusat pemerintahan kecamatan Pusat kawasan industri pertambangan

  Pusat transportasi laut (umum) regional Pusat transportasi laut (fery) regional Pusat jasa transportasi darat regional - nasional Pusat koleksi dan distribusi perdagangan regional Pusat pelayanan umum regional Kasipute

  § Pusat pemerintahan kabupaten Pusat jasa transportasi darat regional Pusat pelayanan R P I J M   B I D A N G   C I P T A   K A R Y A   K O T A   K E N D A R I  |  2015-­‐2019    

  Pusat Standar Infrastruktur No.

  Lokasi Fungsi Utama Kegiatan Minimal umum lokal Pusat jasa dan perdagangan local Pusat koleksi dan distribusi komoditi pertanian, perkebunan, peternakan dan perikanan Buranga

  § Pusat pemerintahan kabupaten Pusat jasa transportasi darat regional Pusat jasa pariwisata regional Pusat jasa pendidikan tinggi regional Pusat jasa keuangan regional-nasional Pusat koleksi dan distribusi perdagangan regional Pusat koleksi dan distribusi komoditi perkebunan dan perikanan Pusat jasa kesehatan regional Kulisusu

  § Pusat pemerintahan kecamatan Pusat pelayanan umum lokal Pusat jasa dan perdagangan lokal Lakudo

  § Pusat pemerintahan kecamatan Pusat jasa transportasi darat regional Pusat pelayanan umum lokal Pusat jasa dan R P I J M   B I D A N G   C I P T A   K A R Y A   K O T A   K E N D A R I  |  2015-­‐2019    

  Pusat Standar Infrastruktur No.

  Lokasi Fungsi Utama Kegiatan Minimal perdagangan lokal Asera

  § Pusat pemerintahan kecamatan Pusat kawasan industri pertambangan

  Pusat transportasi laut (umum) regional Pusat jasa transportasi darat regional Pusat jasa pariwisata regional Pusat jasa pendidikan tinggi regional Pusat jasa keuangan regional-nasional Pusat koleksi dan distribusi perdagangan regional

  Pusat koleksi dan distribusi komoditi pertanian, perkebunan dan perikanan Pusat jasa kesehatan regional Wanggudu

  § Pusat pemerintahan kabupaten Pusat jasa transportasi darat regional Pusat pelayanan umum lokal Pusat jasa dan perdagangan lokal Pusat koleksi dan distribusi komoditi pertanian dan perkebunan R P I J M   B I D A N G   C I P T A   K A R Y A   K O T A   K E N D A R I  |  2015-­‐2019    

3.1.3. Arahan Wilayah Pengembangan Strategis

A. Arahan kebijakan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional

  Salah satu tantangan pokok dalam mewujudkan visi pembangunan 2015-2019 adalah terbatasnya ketersediaan infrastruktur untuk mendukung peningkatan kemajuan ekonomi. Untuk itu, ketersediaan infrastruktur permukiman harus ditingkatkan untuk mendukung agenda pembangunan nasional yang tercantum dalam Nawacita seperti membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah dan desa dalam kerangka negara kesatuan, serta meningkatkan produktivitas rakyat dan daya saing ekonomi. Oleh karena itu, salah satu arahan kebijakan umum RPJMN 2015-2019 adalah mempercepat pembangunan infrastruktur untuk pertumbuhan dan pemerataan.

  Pembangunan infrastruktur diarahkan untuk memperkuat konektivitas nasional untuk mencapai keseimbangan pembangunan, mempercepat penyediaan infrastruktur dasar (perumahan, air bersih, sanitasi dan listrik). Adapun sasaran pokok yang ingin dicapai pada tahun 2019 terkait pembangunan perumahan dan kawasan permukiman adalah terpenuhinya kebutuhan dasar masyarakat untuk bertempat tinggal pada hunian layak yang disukung oleh prasarana, sarana utilitas yang memadai, meliputi akses terhadap air minum dan sanitasi yang layak dan terjangkau dan diprioritaskan dalam rangka meningkatkan standar hidup penduduk 40 persen terbawah. Sasaran pembangunan kawasan permukiman yang tercantum dalam RPJMN 2015-2019 adalah sebagai berikut:

  a. Tercapainya pengentasan permukiman kumuh perkotaan menjadi 0 persen;

  R P I J M   B I D A N G   C I P T A   K A R Y A   K O T A   K E N D A R I  |  2015-­‐2019    

  b. Tercapainya 100 persen pelayanan air minum bagi seluruh penduduk Indonesia; c. Optimalisasi penyediaan layanan air minum;

  d. Peningkatan efisiensi layanan air minum dilakukan melalui penerapan prinsip jaga air, hemat air dan simpan air secara nasional;

  e. Penciptaan dokumen perencanaan infrastruktur permukiman yang mendukung; f. Meningkatnya akses penduduk terhadap sanitasi layak (air limbah domestik, sampah dan drainase lingkungan) menjadi 100 persen pada tingkat kebutuhan dasar;

  g. Meningkatnya keamanan dan keselamatan bangunan gedung termasuk keserasiannya terhadap lingkungan.

B. Arahan Rencana Pengembangan Wilayah dan Indikasi Program di

35 WPS

  Keterpaduan pembangunan bidang Cipta Karya diarahkan untuk mendukung pengembangan wilayah pada Wilayah Pengembangan Strategis (WPS). WPS merupakan wilayah-wilayah yang dipandang memerlukan prioritas pembangunan yang didukung keterpaduan penyelenggaraan infrastruktur dan meningkatkan peran serta seluruh stakeholder. Dalam Renstra Kementerian PU-PR 2015- 2019 telah ditetapkan

  35 WPS yang merepresentasikan keseimbangan pembangunan antar wilayah dan mereflksikan amanat NAWACITA yaitu pembangunan wilayah dimulai dari pinggiran dan perwujudan konektivitas dan keberpihakan terhadap maritim. Untuk lebih jelasnya peta wilaya pengembangan strategis kementerian PUPR 2015-2019 dapat dilihat pada 3.1 berikut.

Gambar 3.1 Peta Wilayah Pengembangan Strategis Kementerian PUPR 2015-2019

  R P I J M   B I D A N G   C I P T A   K A R Y A   K O T A   K E N D A R I  |  2015-­‐2019    

  Sumber: Rencana Strategis Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Tahun 2015-2019

  Selanjutnya untuk pembangunan infrastruktur Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat akan dilakukan secara terpadu melalui:

  

pertama, dengan pengembangan 16 Kawasan Srategis Pariwisata Nasional

  Prioritas (KSPNP) yang terdiri dari Pulau Sumatera (KSPNP Danau Toba dsk); Pulau Jawa (KSPNP: Kep Seribu dsk, Kota Tua-Sunda Kelapa dsk, Borobudur dsk, dan BromoTengger- Semeru dsk); Pulau Bali- Nusa Tenggara (KSPNP: Kintamani-Danau Batur dsk, Menjangan- Pemuteran dsk, Kuta-Sanur-Nusa Dua dsk, Rinjani dsk, Pulau Komodo dsk, dan Ende- Kelimutu dsk); Pulau Kalimantan (KSPNP Tanjung Puting dsk); Pulau Sulawesi (KSPNP: Toraja dsk, Bunaken dsk, dan Wakatobi dsk); dan Kepulauan Maluku (KSPNP Raja Ampat dsk).

  

Kedua, diterpadukan dengan program pengembangan 22 Kawasan Industri

  Prioritas (KIP), yaitu Pulau Sumatera (KIP: Kuala Tanjung, Sei Mangkei, dan Tanggamus); Pulau Jawa (KIP: Tangerang, Cikarang, Cibinong, Karawang, Bandung, Cirebon, Tuban, Surabaya, dan Pasuruan); Kalimantan (KIP: Batulicin,

  R P I J M   B I D A N G   C I P T A   K A R Y A   K O T A   K E N D A R I  |  2015-­‐2019    

  Ketapang, dan Landak); Pulau Sulawesi (KIP: Palu, Morowali, Bantaeng, Bitung, dan Konawe); Kepulauan Maluku (KIP Buli /Halmahera Timur); dan Pulau Papua (KIP Teluk Bintuni).

  

Ketiga, diterpadukan dengan program Pengembangan Perkotaan KSN, PKW

  dan PKSN/ Kota Perbatasan yang terdiri dari Pulau Sumatera (9 PKN, 58 PKW, 4 PKSN); Pulau Jawa-Bali (12 PKN, 35 PKW); Kepulauan Nusa Tenggara (2 PKN, 10 PKW, 3 PKSN); Pulau Kalimantan (5 PKN, 25 PKW, 10 PKSN); Pulau Sulawesi (5 PKN, 27 PKW, 2 PKSN); Kepulauan Maluku (2 PKN,11 PKW, 4 PKSN); dan Pulau Papua (3 PKN, 11 PKW, 3 PKSN).

  

Keempat, diterpadukan dengan program pengembangan Tol Laut

  sebanyak 24 buah (pelabuhan hub dan pelabuhan feeder) yang meliputi Pulau Sumatera (Malahayati, Belawan, Kuala Tanjung, Teluk Bayur, Panjang, Batu Ampar, Jambi: Talang Duku, dan Palembang: Boom Bar); Pulau Jawa (Tanjung Priok, Tanjung Perak, dan Tanjung Emas); Pulau Kalimantan (Sampit, Banjarmasin, Samarinda, Balikpapan: Kariangau, dan Pontianak); Pulau Bali dan Nusa Tenggara (Kupang); Pulau Sulawesi (Makasar, Pantoloan, Kendar dan Bitung); Kepulauan Maluku (Ternate: A. Yani dan Ambon); dan Pulau Papua (Sorong dan Jayapura). Untuk lebih jelasnya data 35 wilayah pengembangan strategis (WPS) dapat disajikan pada Tabel 3.3 berikut ini.

Tabel 3.3 Daftar 35 Kelompok Wilayah Pengembangan Strategis

  Kelompok WPS WPS

  WPS Pusat Pertumbuhan Merak-Bakauheni-Bandar Lampung- Terpadu Palembang-Tanjung Api-Api; Metro

  Medan-Tebing Tinggi-Dumai-Pekanbaru; Jakarta-Bandung-Cirebon-Semarang; Malang-Surabaya Bangkalan; Yogyakarta- Solo-Semarang; Balikpapan-Samarinda-

  WPS Pertumbuhan Terpadu Ternate-Sofifi-Morotai; Ambon-Seram Kemaritiman

  R P I J M   B I D A N G   C I P T A   K A R Y A   K O T A   K E N D A R I  |  2015-­‐2019    

  Jayapura-Merauke WPS Pusat Pertumbuhan Wisata dan Hinterland

  5 Kawasan Perkotaan Metropolitan

  1 Pembangunan Kawasan Metropolitan baru di luar Pulau Jawa – Bali

   No Pembangunan Sasaran 2019 Arahan Kebijakan

Tabel 3.4 Sasaran pembangunan Perkotaan Nasional RPJMN 2015 - 2019

  Oleh karena itu, Ditjen Cipta Karya diberi mandat untuk turut berkontribusi dalam pencapaian sasaran pembangunan perkotaan nasional sesuai RPJMN 2015-2019 sebagaimana ditampilkan pada Tabel 3.4 berikut.

  Tahun 2015-2019 Salah satu isu strategis dalam pembangunan infrastruktur permukiman adalah isu urbanisasi. Hal ini hal ini disebabkan dengan semakin besarnya jumlah penduduk yang tinggal di perkotaan, maka dibutuhkan infrastruktur perkotaan yang handal untuk menunjang kegiatan sosial ekonomi penduduk perkotaan.

  Kupang-Atambua Sumber: Rencana Strategis Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat

  Pulau Lombok WPS Pertumbuhan Baru dan Perbatasan

  Sabang-Banda Aceh-Langsa WPS Pusat Pertumbuhan Baru, Hinterland dan Perbatasan

  WPS Pusat Pertumbuhan Terpadu Kemaritiman

  Hinterland

  Denpasar-Padang Bay WPS Pusat Pertumbuhan SedangBerkembang dan

  WPS Konektivitas dan Pusat Pertumbuhan Wisata

  Sibolga-Padang-Bengkulu; Yogyakarta- Prigi-Blitar-Malang; Banjarmasin- Batulicin- Palangkaraya; Ketapang-Pontianak- Singkawang-Sambas; Gorontalo- Bolaang Mongondow;Palu-Banggai; Sorong- Manokwari; Manokwari-Bintuni

  WPS Pusat Pertumbuhan SedangBerkembang

  Jakarta-Bogor-Ciawi-Sukabumi; Surabaya-Pasuruan-Banyuwangi

  WPS Konektivitas Keseimbangan Pertumbuhan Terpadu

  Batam-Bintan-Karimun; Jambi-Palembang-Bangka Belitung (Pangkal Pinang)

  Pusat investasi dan penggerak pertumbuhan ekonomi bagi wilayah sekitarnya R P I J M   B I D A N G   C I P T A   K A R Y A   K O T A   K E N D A R I  |  2015-­‐2019    

   No Pembangunan Sasaran 2019 Arahan Kebijakan

  guna mempercepat pemerataan pembangunan di luar Jawa

  2 Peningkatan peran dan

  7 Kawasan Pusat kegiatan fungsi sekaligus Perkotaan berskala global guna perbaikan manajemen Metropolitan meningkatkan daya pembangunan di yang sudah ada saing dan kontribusi Kawasan Perkotaan ekonomi Metropolitan yang sudah ada

  3 Optimalisasi kota

  20 Kota Otonom Pengendali (buffer) otonom berukuran Sedang arus urbanisasi ke sedang di Luar Jawa Pulau Jawa yang sebagai PKN/PKW dan diarahkan sebagai penyangga urbanisasi di pusat pertumbuhan Luar Jawa ekonomi bagi wilayah sekitarnya serta menjadi percontohan (best

  practices)

  perwujudan kota berkelanjutan

  4 Pembangunan 10 Kota

  10 Kota Baru Kota mandiri dan Baru Publik Publik terpadu di sekitar kota atau kawasan perkotaan metropolitan di luar Pulau Jawa – Bali yang diperuntukkan bagi masyarakat berpenghasilan menengah ke bawah serta diarahkan sebagai pengendali (buffer) urbanisasi di kota atau kawasan perkotaan metropolitan di luar Pulau Jawa-Bali R P I J M   B I D A N G   C I P T A   K A R Y A   K O T A   K E N D A R I  |  2015-­‐2019    

   No Pembangunan Sasaran 2019 Arahan Kebijakan

  5 Memperkuat pusat- 39 pusat peningkatan pusat pertumbuhan pertumbuhan keterkaitan perkotaan sebagai Pusat Kegiatan diperkuat dan perdesaan Wilayah (PKW) atau perannya bertujuan Pusat Kegiatan Lokal menghubungkan (PKL) keterkaitan fungsional antara pasar dan kawasan produksi.

  Sumber: Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2015-2019

3.1.4. Arahan Rencana Pembangunan Daerah

  Penyusunan Visi, misi, kebijakan dan program RPJMD Kota Kendari disusun sebagai penjabaran dari visi dan misi pasangan Walikota dan Wakil Walikota terpilih. Visi dan misi tersebut kemudian dijabarkan dalam bentuk dokumen perencanaan dengan memperhatikan kondisi, gambaran umum daerah serta kebijakan pengembangan pembangunan Kota Kendari.

  Penetapan visi dan misi RPJMD adalah untuk menjembatani harapan yang ingin dicapai pada visi dan misi yang ditetapkan dalam Perda No. 10 Tahun 2001 dengan kondisi yang ingin dicapai dalam kurun waktu 5 (lima) tahun masa jabatan Walikota dan Wakil Walikota terpilih.

  Visi

  Visi jangka panjang Kota Kendari, berdasarkan Peraturan Daerah (PERDA) Kota Kendari Nomor 10 Tahun 2001 adalah “Mewujudkan

  Kota Kendari Tahun 2020 Sebagai Kota Dalam Taman yang Bertaqwa, Maju, Demokratis dan Sejahtera”, sedangkan Visi Walikota

  dan Wakil Walikota Kendari adalah “Terwujudnya Kota Kendari

  Tahun 2017 sebagai Kota bersih dan Hijau yang Berakhlak, Maju, Demokratis dan Sejahtera”. Misi

  R P I J M   B I D A N G   C I P T A   K A R Y A   K O T A   K E N D A R I  |  2015-­‐2019    

  Untuk mendukung visi yang telah ditetapkan maka dijabarkan beberapa Misi yang dapat mendukung penjabaran visi tersebut. Misi merupakan pernyataan yang menetapkan tujuan instansi pemerintah dan sasaran yang ingin dicapai. Adapun Misi Kota Kendari adalah sebagai berikut:

  Misi Lingkungan, Mempertahankan dan meningkatkan kualitas, a.

  keseimbangan dan keserasian lingkungan kota yang indah sejuk sehat dan lestari;

  Misi Sosial Kemasyarakatan, mendukung penciptaan suasana b.

  kehidupan masyarakat kota yang agamais, aman, rukun, damai dan harmonis serta mendorong pemberdayaan lembaga kemasyarakatan untuk semakin berperan dalam pembangunan kota;

  Misi Pelayanan Prima, mengembangkan sistem pelayanan yang prima c.

  bagi masyarakat secara adil, cepat, dan transparan, terjangkau (layak harga), mandiri dan dapat dipertanggungjawabkan (accountable);

  Misi Perekonomian, mendorong pertumbuhan perekonomian kota d.

  yang berbasis pada ekonomi kerakyatan serta menciptakan iklim yang kondusif bagi pelaksanaan investasi sesuai potensi daerah.

  Misi Profesionalisme Aparat, mengembangkan kualitas sumberdaya e.

  aparat yang profesional, bermoral dan berdedikasi tinggi dalam menjalankan tugas dan pelayanan.

  Misi Kepemerintahan Yang Baik (Good Governance), menciptakan f.

  tatanan pemerintahan yang bersih, demokrasi, berwibawa dan bertanggungjawab.

  R P I J M   B I D A N G   C I P T A   K A R Y A   K O T A   K E N D A R I  |  2015-­‐2019  

   

  1. Strategi Pembangunan

  Strategi pembangunan daerah adalah pilihan-pilihan strategis yang menjadi payung kebijakan dalam mengimplementasikan program kepala daerah. Strategi pembangunan diperlukan agar setiap program dan kegiatan dapat dilaksanakan secara efektif dan efisien. Proses penentuan strategi pembangunan dilakukan dengan menganalisis isu-isu pokok yang berkembang secara sistematis, melalui identifikasi berbagai faktor-faktor dalam lingkungan internal dan eksternal.

  Analisis lingkungan ini menggunakan pendekatan SWOT analysis (Strength, Weakness, Oppurtunity, Threat) yang mengidentifikasikan Kekuatan, Kelemahan, Peluang dan Ancaman yang dimiliki/dialami Pemerintah Kota Kendari.

  Strategi pembangunan yang digunakan mengatasi permasalahan pembangunan Kota Kendari selama tahun 2013-2017 untuk mencapai visi dan misi adalah berpijak pada kerangka “3 – 4 – 5”.Kerangka “3 – 4 – 5”, adalah suatu strategi pendekatan pembangunan yang komprehensif dan berjenjang, dengan memfokuskan manusia sebagai pusat dan awal dari orientasi pembangunan (3), kemudian dilanjutkan dengan pembangunan dan pengembangan kelembagaan di tingkat lingkungan (4) dan selanjutnya harapan sasaran di tingkat kota (5).

  Untuk mengimplementasikan kerangka tersebut maka ditetapkan beberapa strategi sebagai berikut: Strategi Pengembangan Sumberdaya Manusia a. Strategi Pengembangan Kelembagaan Masyarakat b. Strategi Pengembangan Sektor-Sektor Strategis c.

  2. Arah dan Kebijakan serta Agenda Pembangunan

  Dalam rangka pencapaian Visi dan Misi Kota Kendari, maka ditetapkan beberapa kebijakan umum dan kebijakan khusus sebagai perencanaan menengah yang diharapkan menjadi landasan bagi tahap pembangunan lima tahun ke depan.

  R P I J M   B I D A N G   C I P T A   K A R Y A   K O T A   K E N D A R I  |  2015-­‐2019  

   

  Berdasarkan pokok-pokok Prioritas Pembangunan Daerah yang diuraikan di atas, maka Arah Kebijakan Umum Pemerintah Kota Kendari Tahun 2013- 2017 adalah sebagai berikut:

  a. Meningkatkan Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Lingkungan yang berkelanjutan (Environment).

  b. Meningkatkan Fungsi Kota Kendari sebagai Kota Pelayanan Skala Regional dan terpenuhinya tingkat kebutuhan masyarakat (Environment, Employment, Engagement).

  c. Meningkatkan Derajat Kesehatan Masyarakat sesuai dengan Visi Indonesia Sehat 2010 (Equity dan Engagement).

  d. Meningkatkan Kualitas Pelayanan dan Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah serta Pelestarian Nilai-Nilai Budaya (Ethic, Employment dan Equity).

  e. Meningkatkan Rasa Aman, Sikap Hidup yang tertib dan disiplin bagi seluruh masyarakat (Ethic, Engagement).

  f. Menegakkan Prinsip-Prinsip Kepemerintahan yang baik (good

  governance) dan Penegakkan Supremasi Hukum (Ethic, Equity dan Engagement).

  g. Meningkatkan Iklim Usaha yang kondisif dan adil bagi semua pelaku usaha dalam mengembangkan perekonomian kota yang berbasis ekonomi kerakyatan, pengentasan kemiskinan dan pengangguran (Environment, Employment, Engagement dan Equity).

  h. Meningkatkan kapasitas kelembagaan dan aparatur daerah (Ethic dan Engagement). Selain kebijakan umum, dalam RPJMD juga ditetapkan sejumlah kebijakan khusus yang diarahkan untuk percepatan pembangunan Kota Kendari dalam lima tahun kedepan. Kebijakan khusus tersebut dirangkum dalam sebuah Program Unggulan Strategis, yang penjelasannya sebagai berikut: a. Program Peningkatan Kualitas Moral, Akhlak, dan Disiplin.

  Kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan adalah: 1) Pengajian Eksekutif 2) Pengentasan buta baca Al-Quran

  R P I J M   B I D A N G   C I P T A   K A R Y A   K O T A   K E N D A R I  |  2015-­‐2019  

   

  3) Gerakan shalat fardhu berjamaah 4) Keluarga sakinah. 5) Intensifikasi Majelis Taklim 6) Karakter Building masyarakat 7) Pemberdayaan dan Peningkatan Kesejahteraan RT/RW/Imam 8) Mesjid/Pendeta b. Program peningkatan sarana dan prasarana dasar perkotaan.

  Kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan adalah: 1) Lanjutan Pembangunan jalan lingkar luar (outer ring road). 2) Penuntasan Pembangunan Jembatan Talia-Bungkutoko 3) Penanganan Drainase Kota Secara Komprehensif dan Terintegrasi. 4) Pembangunan dan Pembukaan jaringan Jalan dan Jembatan Baru. 5) Penuntasan Pengaspalan Jalan Wilayah Kota 6) Pengaspalan Jalan Dalam Lingkungan Perumahan. 7) Optimalisasi Operasional PDAM Tirta Anoa Kendari.

  8) Perbaikan dan Pemasangan Jaringan Distribusi dari Tempat Penampungan ke Pelanggan.

c. Program peningkatan pengelolaan DAS dan Teluk Kendari.

  1) Normalisasi Sungai dalam Wilayah Kota Kendari. 2) Lanjutan pembangunan jaringan irigasi di Kawasan Labibia dan Amohalo.

d. Program pengelolaan sampah dan kebersihan.

  1) Menjaga Kota Kendari tetap bersih secara konsisten

  2) Optimalisasi program Bougenville City

  e. Program penataan perumahan, permukiman, dan prasarana sosial dan pendidikan 1) Implementasi dari Perda RTRW. 2) Pembangunan Kawasan Pemuda dan Olahraga yang Terintegrasi 3) Memfasilitasi Terwujudnya Sultra culture center (Pusat Budaya

  Sulawesi Tenggara) 4) Peningkatan SDM Melalui Pelatihan dan Beasiswa Pendidikan (cerdas triple –h Kota Kendari).

  R P I J M   B I D A N G   C I P T A   K A R Y A   K O T A   K E N D A R I  |  2015-­‐2019  

   

  5) Perwujudan Kota Layak Anak dan Keberpihakan Gender 6) Rehabilitasi, Peningkatan dan Pembangunan Sarana dan Prasarana Pendidikan Tingkat SD, SMP, dan SMA/SMK.