Rencana Program Investasi Jangka Menengah Kota Sorong

  GAMBARAN UMUM KOTA SORONG

  Sorong. Selanjutnya berdasarkan Undang-Undang no. 45 Tahun 1999 Kota Administratif Sorong ditingkatkan statusnya rnenjadi daerah otonom sebagai Kota Sorong. Kemudian pada tanggal

  12 Oktober 1999 bertempat di Jakarta dilaksanakan pelantikan Pejabat Walikota Sorong Drs. J.

  A. Jumame dan selanjutnya secara resmi Kota Sorong terpisah dari Kabupaten Sorong pada tanggal 28 Februari 2000.

  B a b

  I I B a b

  I I

  Kota Sorong disamping sebagai Kota persinggahan dan pintu gerbang Provinsi Papua, Kota Sorong juga sebagai Kota I ndustri, Perdagangan dan Jasa. Perpaduan nilai-nilai

  G A M B A R A N U M U M G A M B A R A N U M U M

  peninggalan sejarah dan keaslian alami serta keunikan Kota Sorong yang memiliki Water Front View atau Kota dengan pemandangan laut serta perpaduan panorama, bentangan alam Pulau

  K O T A S O R O N G K O T A S O R O N G

  Waigeo, Batanta dan Salawati yang merupakan satu gugusan kepulauan Raja Ampat. Serta

DMI NI STRASI

2.1 A

  fasilitas jasa pelayanan umum, yang cukup lengkap memberikan kesan dan daya tarik kepada

  ROFI L

  I LAYAH

2.1.1 P W

  pengunjung yang ingin mendapatkan pengalaman baru setelah berwisata ke Kota Sorong Kong ama Sorong berasal dari kata soren. Soren dalam bahasa Biak Numfor yang terkenal dengan NNGPM (Nederlands Neauw Guinea Petroleum Matschcapeij) atau kota yang berarti laut yang dalam dan bergelombang. Kata Soren digunakan pertama kali penuh dengan sisa-sisa Peninggalan sejarah bekas perusahaan minyak milik Belanda. oleh suku Biak Numfor yang berlayar pada zaman dahulu dengan perahu-

  Perusahaan NNGPM muI ai melakukan aktivitas pengeboran minyak bumi di Sorong sejak perahu layar dari satu pulau ke pulau lain hingga tiba dan menetap di Tahun 1935. Peninggalan bersejarah perusahaan tersebut adalah Pelabuhan Eksport Minyak

  N

  Kepulauan Raja Ampat. Suku Biak Numfor inilah yang memberi nama " Daratan Maladum" dengan Bumi, beberapa tangki penampung minyak, rumah tinggal karyawan, bekas barak karyawan. sebutan SOREN yang kemudian dilafalkan oleh para pedagang Thionghoa, Misionaris clad Eropa, Bekas sekolah teknik (Voc School). Maluku dan Sanger Talaut dengan sebutan Sorong.

RI ENTASI

  I LAYAH

  2.1.2 O W

  Kota Sorong dikenal dengan istilah Kota Minyak sejak masuknya para surveyor minyak Secara geografis, Kota Sorong berada pada koordinat 131°51’ BT dan 0° 54’ LS dengan bumi dari Belanda pada tahun 1908. Kota Sorong terkenal sebagai salah satu kota dengan 2 luas wilayah 1.105 km . Wilayah kota ini berada pada ketinggian 3 meter dari permukaan laut

  Atribut peninggalan sejarah Heritage Nederlands Neuw Guinea Maschcapeij (NNGPM) atau kota dan suhu udara minimum di Kota Sorong sekitar 23,1° C dan suhu udara maximum sekitar 33, yang penuh dengan sisa-sisa peninggalan sejarah bekas perusahaan minyak milik Belanda. Kota 7 °C. Curah hujan tercatat 2.911 mm. Curah hujan cukup merata sepanjang tahun. Tidak Sorong sangatlah strategis karena merupakan pintu keluar masuk Provinsi Papua dan Kota terdapat bulan tanpa hujan, banyaknya hari hujan setiap bulan antara 9 - 27 hari. Kelembaban Persinggahan. Kota Sorong juga rnerupakan Kota industri, perdagangan dan jasa, karena Kota udara rata-rata tercatat 84 % . Sorong dikelilingi oleh Kabupaten-Kabupaten yang mempunyai Sumber Daya Alam yang sangat

  Batas-batas geografis Kota Sorong adalah sebagai berikut : potensial sehingga membuka peluang bagi investor dalam maupun luar negeri untuk

  Sebelah Barat : Selat Dampir

  • menanamkan modalnya.
  • Sebelah Utara : Distrik Makbon & Selat Dampir Kota Sorong pada mulanya merupakan salah satu kecamatan yang dijadikan pusat
  • Sebelah Timur : Distrik Makbon pemerintahan Kabupaten Sorong. Namun daI am perkembangannya telah mengalami perubahan
  • Sebelah Selatan : Distrik Aimas, Kabupaten Sorong dan Distrik Salawati sesuai Peraturan Pemerintah No. 31 Tahun 1996 tanggal 3 Juni 1996 menjadi Kota Administratif

  Kabupaten Raja Ampat Sumber : RTRW Kota Sorong 2012

  • Kelurahan Klademak
  • Kelurahan Remu Utara
  • Kelurahan Kialigi
  • Kelurahan Kampung Baru
  • Kelurahan Malawei

  3 Kawasan Sempadan Sungai 570,31 5,7031 1,59

  Keadaan topografi Kota Sorong sangat bervariasi terdiri dari pegunungan, lereng, bukit - bukit dan sebagian adalah dataran rendah, sebelah t imur di kelilingi hutan lebat yang merupakan hutan lindung dan hutan wisata. Pola pemanfaatan ruang Kota sorong meliputi penggunaan lahan untuk hutan lindung sebesar 35,63% , hutan mangrove sebesar 2,98% , sempadan sungai sebesar 1,59% , hutan wisata sebesar 0,34% , pemerintahan sebesar 0,05% , perdagangan & jasa sebesar 0,57% , pariwista sebesar 0,36% , industri sebesar 0,24% , permukiman sebesar 10,98% , pertanian sebesar 5,87% , olahraga & pendidikan tinggi sebesar 0,08% , serta lahan cadangan sebesar 41,32% .

  Secara lebih jelas pola pemanfaatan ruang Kota Sorong dapat dilihat pada tabel dan gambar berikut ini.

  Tabel 2.2.

  Penggunaan Lahan Kota Sorong Tahun 2012 No Jenis Kegiatan

  Luas Proporsi Ha Km 2 %

  1 Kawasan Hutan Lindung 12775,04 127,7504 35,63

  2 Kawasan Hutan Mangrove 1068,51 10,6851 2,98

  4 Kawasan Hutan Wisata 120,82 1,2082 0,34

  5 Sorong Utara 200,14 18,11 Jumlah Total 1.105 100

  5 Kawasan Pemerintahan 16,98 0,1698 0,05

  6 Kawasan Perdagangan & Jasa 205,58 2,0558 0,57

  7 Kawasan Pariwisata 127,69 1,2769 0,36

  8 Kawasan Industri 87,36 0,8736 0,24

  9 Kawasan Permukiman 3935,58 39,3558 10,98

  10 Kawasan Pertanian 2104,29 21,0429 5,87

  11 Kawasan Olahraga & Pendidikan Tinggi 29,72 0,2972 0,08

  Sumber: Kota Sorong dalam angka (2005)

  4 Sorong Kepulauan 200,10 18,11

  • Kelurahan Remu Selatan - Kelurahan Malanu - Kelurahan Klasaman -
  • Kelurahan Klawuyuk
  • Kelurahan Malaingkedi

  3. Distrik Sorong Barat membawahi :

  GAMBARAN UMUM KOTA SORONG

  Luas Kota Sorong adalah 1.105 Km 2 terdiri dari 4 Distrik dan 20 Kelurahan yaitu :

  1. Distrik Sorong membawahi :

  2. Distrik Sorong Timur membawahi :

  Kelurahan Klagete

  • Kelurahan Klawasi
  • Kelurahan Rufei
  • Kelurahan Tanjung Kasuari
  • >Kelurahan S
  • Kelurahan Klabala
  • Kelurahan Dum Timur -

  4. Distrik Kepulauan membawahi :

  3 Sorong 200,32 18,13

  Kelurahan Dum Barat

  Tabel 2.1

  Luas Wilayah Kota Sorong Menurut Distrik

  No. Distrik Luas Area ( Km 2 ) Rasio Terhadap Total ( % )

  1 Sorong Barat 254,15

  23

  2 Sorong Timur 250,29 22,65

  • Kelurahan Soap
  • Kelurahan Raam

  12 Lahan Cadangan 14814,83 148,1483 41,32 Jumlah 35856,71 358,5671 100

  GAMBARAN UMUM KOTA SORONG Persentase Penggunaan Lahan Kota Sorong Tahun 2012 35,63%

  Sorong Timur 250,29 62.811 250,95 Sorong 200,32 51.958 259,375 Sorong Kepulauan 200,10 7.786 38,91 Sorong Utara 200,14 Data Masih tergabung

  Berdasarkan data dari Dinas Tenaga Kerja Kota Sorong, jumlah pencari kerja yang belum ditempatkan sampai akhir tahun 2005 tercatat 12.732 orang. Sementara pencari kerja yang terdaftar tahun ini 8.047 orang. Dengan demikian akumulasi jumlah pencari kerja pada tahun 2005 sebanyak 20.779 orang. Dari jumlah tersebut baru 2.487 orang yang ditempatkan. Dilihat dari tingkat pendidikannya sebagian besar pencari kerja berpendidikan SLTA Dari total pencari kerja 26,28 % berpendidikan SLTA 18,26 % Sarjana Muda dan 16,23 % Sarjana.

  2.2.2 T ENAGA K ERJA Data ketenagakerjaan semakin dibutuhkan terutama untuk evaluasi dan perencanaan pembangunan di bidang ketenagakerjaan seperti perkembangan penduduk usia kerja, penduduk pencari kerja dan lowongan kerja. Penduduk usia kerja adalah penduduk berusia 15 tahun atau lebih. Penduduk usia kerja Kota Sorong tahun 2005 sebanyak 88.382 jiwa.

  Jumlah 80420 71113 1515333 113.0881 Sumber : Kota Sorong dalam angka (2005)

  Sorong Barat 15.523 13.453 28.976 115.3835 Sorong Timur 33.419 32.755 62.811 102.0258 Sorong 27.336 21.213 51.958 128.8648 Sorong Kepulauan 4.099 3.687 7.786 111.1633 Sorong Utara 200,14 Data Masih tergabung

  Distrik Laki-Laki Perempuan Jumlah Sex Ratio

  Penduduk Menurut Jenis Kelamin, Distrik dan Sex Ratio

  Tabel 2.4

  Dari data kependudukan di atas maka Kota Sorong dapat digolongkan kepada Kelas Kota Sedang, dimana berdasar kriteria BPS mengenai kelas kota, Kota Sedang adalah Kota dengan jumlah penduduk antara 100.000 sampai 500.000 jiwa.

  Jumlah 1.105 151.533 137.13 Sumber : Kota Sorong dalam angka (2005)

  Kecamatan Luas Daerah (Km 2 ) Penduduk Kepadatan per Km 2 Sorong Barat 254,15 28.976 114,01

  0,34% 0,05% 0,57% 2,98%

  Penduduk Kota Sorong dan Kepadatannya menurut Distrik

  Tabel 2.3.

  Jumlah Penduduk Kota Sorong pada tahun 2005 tercatat 151.533 jiwa (Proyeksi P4B 2003). Komposisi penduduk Kota Sorong tergolong penduduk muda. Prosentase penduduk pada kelompok umur muda lebih besar daripada kelompok umur tua. Pada kelompok umur 0-4 tahun tercatat 12,5 % sedangkan pada kelompok umur 75 tahun atau lebih tercatat 0,31 %.

  Fasilitas penunjang wisata lainnya adalah taman rekreasi pantai Tanjung Kasuari dengan pesona pasir putihnya, Pulau Raam, Pulau Soop dan Pulau Doom yang terkenal dengan pantainya yang indah. Juga pulau Dofior yang terdapat Tugu Selamat Datang di Kota Sorong dengan menggunakan bahasa Moi (suku asli di Kota Sorong) yang ramah dan bersahabat menyambut pengunjung yang datang di Kota Sorong. Juga tembok Dofior yang terkenal dengan pemandangan panorama lout dan keindahan alam menjelang senja.

  Keadaan permukaan Kota Sorong yang terdiri dari gunung, buki-bukit dan dataran yang rendah yang ditandai dengan jurang, dan wilayah ini dialiri sungai-sungai sedang, kecil seperti sungai Rufei, sungai Klabala, sungai Duyung, sungai Remu, sungai Klagison, sungai Klawiki, sungai Klasaman dan sungai Klabtin.

  Keadaan geologi Kota Sorong terdapat hamparan galian golongan C seperti batu gunung, batu kaI i, sirtu, pasir, tanah urug dan kerikil. Sedangkan jenis tanah yang terdapat di Kota Sorong adalah tanah latosal putih yang terdapat di pinggiran pantai Tanjung Kasuari dan tanah fudsolik merah kuning yang terdapat dihamparan seluruh kawasan Distrik Sorong Timur.

Gambar 2.1 Persentase Penggunaan Lahan Tahun 2012

  Kaw asan Hutan Lindung Kaw asan Hutan Mangrove Kaw asan Sempadan Sungai Kaw asan Hutan Wisata Kaw asan Pemerintahan Kaw asan Perdagangan & Jasa Kaw asan Pariw isata Kaw asan Industri Kaw asan Permukiman Kaw asan Pertanian Kaw asan Olahraga & Pendidikan Tinggi Lahan Cadangan

  0,08% 41,32% 1,59%

  0,36% 0,24% 10,98% 5,87%

2.2 P ENDUDUK

2.2.1 J UMLAH DAN P ERTUMBUHAN P ENDUDUK

  GAMBARAN UMUM KOTA SORONG Tabel 2.5

  4 Jok Kursi

  17 46 594 759 Jumlah Total 2214 3108 1762 2232 147 224 229 309 3600 4807

  Sumber : Kota Sorong dalam angka (2005)

  Jumlah Pencari Kerja Menurut Tingkat Pendidikan di Kota Sorong

  9 10 10.117 60.830

  Perkembangan dalam sektor perdagangan t elah memberi andil cukup besar dalam pembangunan bahkan ada komoditi yang telah menjadi komoditi ekspor sejak tahun 1998. Realisasi nilai ekspor telah mencapai 112.246.216.86 US$ . Negara-negara tujuan ekspor tersebut antara lain adalah Jepang, Taiwan dan Cina dengan komoditi andalan hasil olahan perikanan. Dengan jumlah perusahaan pengekspor berjumlah 20 perusahaan.

  Tabel 2.6

  Posisi kelompok I ndustri Sedang dan Kulit di Kota Sorong

  No Jenis Industri Unit Usaha Tenaga Kerja Investasi Rp (000) Produksi

  1 Konveksi

  4 10 35.874 355.544

  2 Sol Sepatu

  12 12 12.500 26.500

  3 Penjahit Pakaian 36 117 209.470 350.450

  2 1 60.000 200.000

  33

  5 Modeste

  8 21 8.440 58.900

  6 Kasur Kapuk

  2 5 24.500 60.750

  7 Karet Busa

  1 8 1.000.000 72.500

  8 Biro reklame

  11 11 10.084 106.200

  9 Sablon

  4 9 7.086 54.813

  10 Reparasi Alat Pendingin

  4 14 32.582 82.000

  11 Reparasi Elektronik

  59

  7 Sarjana 426 391 218 473

  12 Reparasi Arloji

  14 96 159

  No Tingkat Pendidikan Belum ditempatkan Tahun Lalu Terdaftar Tahun ini Ditempatkan Tahun ini Dihapuskan Tahun ini Belum ditempatkan Tahun ini

  Papua Non Papua Papua

  Non Papua Papua Non

  Papua Papua Non Papua

  Papua Non Papua

  1 Tidak/Belum Tamat SD 104

  93

  18 35 - -

  32

  16 90 112

  2 Sekolah Dasar 95 149

  19 24 - -

  18

  3 SMTP Umum 201 292 189

  8 14 664 946

  98

  5

  8

  13 5 372 377

  4 SMTA Umum 526 902 429 445

  38 47 103 162 814 1188

  5 SMTA Kejuruan 584 786 469 603

  45

  71

  38 52 970 1266

  6 Sarjana Muda/ DIII 278 495 420 504

  26

  39

  7 15 34.550 24.400

2.3 E KONOMI

  Berdasarkan jumlah tenaga kerjanya industri pengolahan dalam 4 (empat) kelompok yaitu, industri besar, industri sedang, industri kecil dan industri kerajinan Rumah Tangga. Pada tahun 2003 terdapat 107 unit usaha sektor industri pengolahan pangan yang mampu menyerap 1.039 tenaga kerja. Total investasi pada sektor ini mencapai 9,65 % miliar rupiah dengan nilai produksinya sebesar 16,02 miliar rupiah. Sedangkan untuk kelompok industri sandang dan kulit di Kota Sorong mampu menyerap 335 tenaga kerja pada 142 unit usaha. Total investasi pada sektor ini mencapai 1,72 miliar rupiah dengan total nilai produksinya sebesar 2,12 rnilar rupiah. Dan pada kelompok industri logam, mesin dan kimia non fasilitas di Kota Sorong terdapat 116 unit usaha yang mampu menyerap tenaga kerja sebesar 1.017 orang. Total investasi pada sektor ini mencapai 11,80 miliar rupiah, sedangkan nilai produksinya sebesar 1,79 miliar rupiah.

  13 Salon Kecantikan

  38 89 272.134 641.200

  14 Anyaman

  4 4 880 26.500

  J u m l a h 142 335 1.718.17 2.120.587 Sumber : Dinas Perindustrian & Perdagangan Kota Sorong

  2.3.1 K EUANGAN D AERAH

  Realisasi penerimaan daerah kota Sorong pada tahun 2005 meningkat dibandingkan dengan tahun 2004. Pada tahun 2005, realisasi penerimaan daerah kota Sorong mencapai 274 Milyar rupiah, sedangkan pada tahun 2004 hanya 264 Milyar rupiah. Dilihat dari sisi pengeluaran, pengeluaran terbesar daerah kota Sorong diperuntukkan bagi pengeluaran belanja barang sebesar 104 Milyar rupiah selamatahun 2005. Pengeluaran daerah terbesar berikutnya adalah diperuntukkan bagi belanja biaya pegawai yang mencapai 80 Miliar rupiah.

  Kondisi Perekonomian Daerah Sektor industri pengolahan merupakan salah satu sektor yang memberikan kontribusi terbesar dalam pembangunan perekonomian Kota Sorong. Hal ini dapat terlihat dari sumbangan sektor industri pengolahan total PDRB Kota Sorong yang mencapai 26,22 % pada tahun 2002.

  GAMBARAN UMUM KOTA SORONG

  Realisasi Penerimaan Daerah Kota Sorong Produk Domestik Nasional Bruto Atas Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha Tabel 2.7.

  Tabel 2.8.

  dalam Jutaan Rupiah

  Nilai (Rp) No. Jenis Penerimaan No. Lapangan Usaha 2004 2005 (000)

  1 Pertanian, Peternakan, Kehutanan dan

  1 Pendapatan Asli Daerah 14.385.000

  166,965.45 201,485.09 Perikanan

  2 Pendapatan transfer Dana Perimbangan 212.801.000

  2 Pertambangan dan Penggalian 13,521.17 15,5177.62

  3 Industri Pengolahan 201,817.27 217,627.90

  3 Transfer Pemerintah Pusat Lainnya 31.834.000

  4 Listrik dan Air Minum 15,997.33 19,291.97

  4 Transfer Pemerintah Provinsi 15.750.000

  5 Bangunan 111,345.55 127,088.45

  6 Perdagangan, Hotel dan restaurant 316,525.33 363,306.96

  Jumlah Total 274.770.000

  7 Pengangkutan dan Komunikasi 197,185.29 242,752.60

  Sumber: Bagian Keuangan Setda Kota Sorong

  8 Keuangan, Persewaan dan Jasa 63,459.76 77,819.55

  Perusahaan

  9 Jasa-jasa 139,865.00 165,661.89

  RODUK OMESTI K EGI ONAL RUTO

2.3.2 P D R B

  PDRB 1,226,682.14 1,430,212.03

  Produk Domestik Regional Bruto merupakan dasar pengukuran atas nilai tambah yang

  Sumber : Kota Sorong dalam angka (2005)

  dihasilkan akibat adanya berbagai aktivitas ekonomi dalam suatu wilayah. Data PDRB tersebut

ASI LI TAS MUM DAN OSI AL

  2.4 F U S

  menggambarkan kemampuan suatu daerah dalam mengelola sumberdaya alam dan sumberdaya

ASI LI TAS ENDI DI KAN

  2.4.1 F P manusia yang dimiliki.

  Dalam upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia, pendidikan mempunyai Nilai Nominal PDRB kota Sorong pada tahun 2005 adalah 758 Milyar Rupiah. Jumlah peranan sangat penting. Salah satu masalah yang bisa menjadi penghalang dalam tersebut menunjukkan kenaikan dibandingkan dengan tahun 2004 yang mencapai 665 Milyar pembangunan adalah rendahnya kualitas sumber daya manusia. Oleh karena itu pembangunan rupiah atau naik sebesar 13,99 % . di sektor pendidikan ditempatkan pada prioritas yang utama. Berbagai program pembinaan pendidikan yang dilaksanakan sejak awal telah membawakemajuan, terlihat dengan adanya

  Dilihat dari peran sektor dalam pembentukan perekonomian kota Sorong, sector industry peningkatan partisipasi pada semua jenjang pendidikan. Jumlah fasilitas pendidikan yang terus pengolahan dan sektor perdagangan, hotel dan restoran merupakan dua sektor yang memberikan ditingkatkan dan peningkatan mutu tenaga pengajar yang terus menerus dilakukan baik melalui kontribusi terbesar dalam pembentukan PDRB kota Sorong. Sektor I ndustri Pengolahan penataran guru, penyetaraan Diploma I I , penyediaan buku, aI at peraga dan alat ketrampilan. menyumbang sekitar 23,24 % terhadap PDRB total dan 19,65 % disumbangkan oleh perdagangan, hotel dan restoran.

  Kesejahteraan guru juga harus ditingkatkan secara bertahap. Adapun, jumlah gedung sekolah di Kota Sorong pada tahun ajaran 2003/ 2004 sebanyak 144 gedung sekolah yang terdiri dari 32 Laju pertumbuhan ekonomi kota Sorong pada tahun 2004 dan 2005 masing-masing 7,38

  TK, 68 SD, 22 SLTP, 16 SLTA Umum dan 6 SLTA Kejuruan dan 10 Perguruan Tinggi. Jumlah % dan 7,49 % . Dengan laju pertumbuhan tersebut pendapatan per kapita penduduk kota Sorong guru TK coda Tahun ajaran 2003/ 2004 berjumlah 100 guru dengan 1.614 murid. Dengan berturut-turut tahun 2004 dan 2005 adalah Rp. 4.844.426,36 dan Rp. 5.345.934, 25 atau naik demikian beban kerja guru TK pada Tahun ajaran 2003/ 2004 adalah 19 murid per satu guru.

  10,35 % .

  Disisi lain jumlah guru SD bertambah. Penambahan guru SD ini ternyata mampu mengimbangi penambahan murid SD yang jumlah setiap tahunnya dipastikan akan terus bertambah. Hal ini dapat dilihat dad beban kerja guru SD turun dad 30 murid per satu guru pada tahun 2000/ 2001 menjadi 24 murid per satu guru. Begitu juga terjadi pada guru SLTP dan SLTA Kejuruan maupun Umum. Jumlah Perguruan Tinggi di Kota Sorong sebanyak 10 yang terdiri dari 2

  GAMBARAN UMUM KOTA SORONG

  Perguruan Tinggi Kedinasan dan 8 Perguruan Tinggi Swasta. Jumlah tenaga pengajar dosen Data Pengelolaan Sampah di Kota Sorong Tabel 2.9. sebanyak 351 orang yang terdiri dari 118 dosen tetap dan 233 dosen tidak tetap, jumlah

  NO. URAIAN SATUAN BESARAN mahasiswa sebanyak 4.396 orang.

  I. Data Pengumpulan Sampah Meski perkembangan pendidikan baik Sekolah Negeri maupun Swasta di Kota Sorong

  1. Nama pengelola : Subdin Kebersihan, mengalami kenaikan dari tahun ke tahun, namun tetap masih mengalami berbagai kendala.

  Kebakaran dan Pertamanan Kota Sorong

  2. Sistem : integrated system Berbagai kendalan tersebut diantaranya adalah :

  3. Jumlah penduduk Jiwa 174.145

  4. Asumsi produksi sampah Lt/hr 522.435 terbatasnya kesadaran masyarakat, 3

  • m /hari 522,44

  fasilitas pendidikan 3

  • 5.Jumlah sampah m /hari 169

  6. Jumlah pelayanan

  • belum semopurnanya manajemen pendidikan yang ada

  7. Cakupan layanan geografis Ha 59.670

  • terbatasnya tenaga pengajar yang berkualitas

  8. Cakupan layanan penduduk Jiwa 94.038

  • 9. Ilegal dumping : -

  kurangnya koordinasi antar dinas/ instansi terkait dalam penanganan masalah pendidikan

  II. Data TPA terbatasnya dana pendidikan yang ada. 3

  • 1. Jumlah pelayanan TPA m /hari -

  2. Nama TPA : TPA Sorong Makbon

ARANA DAN RASARANA ERKOTAAN

2.5 S P P

  3. Status TPA : -

OMPONEN ERSAMPAHAN

2.5.1 K P

  4. Luas TPA Ha 3

  10

  • 5. Kapasitas m /hari

  Berdasarkan data dari Dinas Pekerjaan Umum dan Permukiman dan prasarana Wilayah

  7. Sistem :-

  8. Jarak ke permukiman

  • Km

  Kota Sorong menunjukkan bahwa pada selama tahun 2001 produksi sampah sebanyak 169

  • 9. Incenerator Unit

  10. Nama pengelola : - m³ / hari. Lokasi TPA berada di jalan Sorong-Makbon meliputi luas lahan 10 ha.

  III. Data Peralatan TPA

  • 1. Bulldozer Unit

  2. Back hoe Unit -

  Unit

  • 3. Loader

  Unit

  • 4. Shovel

  Sumber: Cipta Karya Dep PU (2006)

  Dengan asumsi timbulan sampah untuk kota sedang sebesar 3 liter/ orang/ hari, maka kebutuhan komponen persampahan Kota Sorong disajikan dalam tabel berikut.

  Kebutuhan Komponen Sampah Kota Sorong Tabel 2.10.

  Jumlah Timbulan Perkiraan Timbulan Sampah yang Selisih Penduduk Sampah Sampah Total Terangkut (m3/hr) (jiwa) Kota Sedang (m3//hr) (m3/hr) (lt/org/hr)

  174.145 3 522,44 115,12 407,32

  Sumber: Cipta Karya Dep PU (2006)

  GAMBARAN UMUM KOTA SORONG

  19.10

  No Keadaan Jalanan Status Jalan Jalan Negara Jalan Propinsi Jalan Kab/Kota 2004 2005 2004 2005 2004 2005

  Panjang Jalan Kota Sorong

  Tabel 2.12

  Panjang jalan di Kota Sorong pada tahun 2005 mencapai 200,2 Km, terjadi penambahan panjang ruas jalan dibandingkan tahun sebelumnya seluas 6,2 % . Menurut jenis permukaan, bentangan jalan beraspal sepanjang 135,28 Km, kerikil sepanjang 19,10 Km, dan jalan tanah sepanjang 45,13 Km. Sementara itu dilihat dari kondisi jalan, jalan dalam kondisi baik sepanjang 53,20 Km, jalan dalam kondisi sedang sepanjang 84,48 Km dan jalan dalam kondisi rusak sepanjang 62,52 Km.

  Jalan merupakan salah satu prasarana transportasi yang penting guna memperlancar kegiatan perekonomian. Dengan makin meningkatnya usaha pembangunan maka akan menuntut peningkatan pembangunan jalan untuk memudahkan mobilitas penduduk dan memperlancar lalu lintas barang dari satu daerah ke daerah lain.

  2.5.3 K OMPONEN J ALAN

2.5.2 K OMPONEN D RAI NASE

  18

  18

  17 17 135.28 135.28

  2 Kerikil - - - -

  19.10

  45.13

  3 Tanah - - - -

  1 Aspal

  14.13

  4 Tidak Dirinci - - - -

  0.70

  0.70 Total

  18 17 200.20

  II Kondisi Jalan

  Sesuai dengan standar kota sedang, yaitu tingkat timbulan sampah sebanyak 3 liter/ orang/ hari, Kota Sorong dengan jumlah penduduk 174.145 jiwa, menghasilkan 522,44 m 3 / hr timbulan sampah. Jumlah ini didapatkan dari jumlah penduduk dikalikan 3/ 1000 (m 3 / hr). Namun Kota Sorong baru dapat mengelola sebanyak 115,12 m 3 / hr. Sehingga banyaknya sampah yang belum terlayani adalah 407,32 m 3 / hr.

Tabel 2.11. Data Drainase di Kota Sorong

  Saluran drainase di Kota Sorong terdiri dari jaringan drainase saluran tertutup dan saluran drainase terbuka. Adapun panjang saluran yang telah dibangun di Kota Sorong adalah saluran primer dengan panjang 2.500 km dan saluran sekunder dengan panjang 11.600km. Maka total panjang saluran di Kota Sorong yang telah dibangun adalah 14.100 km. Namun dari kondisi yang sudah ada belum mampu mengatasi masalah banjir dan aluran pembuangan

  Pelayanan angkutan sampah yang tidak memadai ini membuat sampah yang dihasilkan oleh masyarakat Kota Sorong dibuang dengan berbagai cara yang dianggap termudah sesuai dengan kondisi lingkungan.

  Untuk mengangkat sampah tersebut ke loaksi TPA Sub Dinas Kebersihan, Kebakaran dan Pertamanan Kota Sorong memiliki 8 unit truck pengangkat sampah dengan kapasitasdaya angkut 6-10 m³ / unit dan 5 unit arm roll truck serta 30 unit kontainer.

  I Jenis Permukaan

NO. URAIAN SATUAN BESARAN

  Sumber: Cipta Karya Dep PU (2006)

  51

  Total

  18

  18

  17 17 200.20 200.20

  III Kelas Jalan

  1 Kelas I - - - - - -

  2 Kelas II

  18 18 - - - -

  3 Kelas III - -

  17

  17

  4 Kelas III A - - - -

  51

  39.02

  5 Kelas III B - - - -

  79

  79

  6 Kelas III C - - - -

  41

  41

  7 Tidak Dirinci - - - -

  29.2

  29.2 Total

  18

  18

  17 17 200.2 200.21 Sumber: Kota Sorong dalam Angka (2005)

  I. Data Saluran Drainase

  5 Tidak dirinci

  39.02

  4. Frekuensi genangan /tahun -

  1 Baik

  3. Lama genangan Jam -

  2. Tinggi genangan m -

  1. Luas genangan Ha -

  II. Data Genangan

  8. Kondisi saluran rusak % -

  7. Kondisi saluran sedang % -

  6. Kondisi saluran baik % -

  5. Panjang saluran tersier Km -

  39

  4. Panjang saluran sekunder Km

  3. Panjang saluran primer Km 176

  2. Total panjang saluran Km 215

  1. Curah hujan mm/th 2.911

  4 Rusak Berat - - - -

  8

  17

  17

  53.20

  55.75

  2 Sedang

  10

  10

  84.48

  82.13

  3 Rusak - - - -

  23.50

  23.20

  8