HUBUNGAN BIMBINGAN GURU DI KELAS, MINAT BELAJAR DAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI SISWA

HUBUNGAN BIMBINGAN GURU DI KELAS, MINAT BELAJAR DAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI SISWA

  Studi Kasus : Siswi kelas XI SMA STELLA DUCE 2 SKRIPSI

  Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Akuntansi

  Oleh : Fransiskus Ardhi Eka Siwi NIM : 061334001 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

  

HALAMAN PERSEMBAHAN

KARYAKU INI AKAN KUPERSEMBAHKAN KEPADA: TUHAN YESUS KRISTUS dan KELUARGA KUDUS ATAS BERKAT DAN RAHMATNYA KEPADAKU AYAH DAN IBU ATAS PENGORBANAN DAN KASIH SAYANG TERHADAPKU ORANG YANG AKU KASIHI DARI KEBERSAMAAN,DAN DUKUNGAN YANG DIBERIKAN ALMAMATERKU

  MOTTO ”JANGANLAH MENUNTUT SAJA, AKAN TETAPI BERSYUKURLAH JUGA

DENGAN SEGALA YANG TELAH DIBERIKAN

BAIK MAUPUN BURUK PEMBERIAN ITU.”

  (By Ardhi Inazuma Foudre)

  

ABSTRAK

HUBUNGAN BIMBINGAN GURU DI KELAS, MINAT BELAJAR DAN

MOTIVASI BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI

SISWA

  

Studi Kasus: Siswi kelas XI SMA STELLA DUCE 2

Program Studi Pendidikan Akuntansi

Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan

Universitas Sanata Dharma

  

Fransiskus Ardhi Eka Siwi

061334001

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) hubungan antara bimbingan

guru di kelas dengan prestasi belajar akuntansi siswa; (2) hubungan antara minat

belajar siswa dengan prestasi belajar akuntansi siswa; (3)hubungan antara

motivasi belajar siswa dengan prestasi belajar akuntansi siswa.

  Penelitian dilaksanakan pada bulan April-Juli 2010. Populasi dalam

penelitian ini adalah siswi kelas XI SMA STELLA DUCE 2 berjumlah 84 siswa

dengan menggunakan teknik random sampling, diambil sampel 54 siswa. Data

dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner dan dokumentasi serta dianalisis

dengan korelasi product moment pearson.

  Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) tidak ada hubungan antara

bimbingan guru di kelas dengan prestasi belajar akuntansi siswa (ρ = 0.446); (2)

tidak ada hubungan antara minat belajar siswa dengan prestasi belajar akuntansi

siswa (ρ = 0.269); (3) tidak ada hubungan antara motivasi belajar siswa dengan

pretasi belajar akuntansi siswa (ρ = 0.100)

  

ABSTRACT

THE RELATIONSHIP OF TEACHERS’ GUIDANCE AT CLASSROOM,

STUDENTS’ LEARNING INTEREST, AND STUDENTS’ LEARNING

MOTIVATION AND STUDENTS’ ACHIEVEMENT ON LEARNING

  

ACCOUNTING

A Case Study on the Eleventh Grade Students of STELLA DUCE 2 SENIOR

HIGH SCHOOL

  

Accounting Department

Teachers Training and Education Faculty

Sanata Dharma University

Fransiskus Ardhi Eka Siwi

  

061334001

This research aims to know: (1) the relationship between teachers’

guidance at classroom and students’ achievement on learning accounting; (2) the

relationship between students’ learning interest and students’ achievement on

learning accounting; (3) the relationship between students’ learning motivation

and students’ achievement on learning accounting.

  The research was carried out from April to July 2010. The population of

this research was 84 eleventh grade students of STELLA DUCE 2 Senior High

School. Random sampling technique as the samples was applied to take 54

students. Data were collected by applying a questionnaire and documentation and

analyzed by product moment pearson analysis.

  The result of the research shows that: (1) there is no relationship between

teachers’ guidance at classroom and students’ achievement on learning accounting

(ρ = 0.446); (2) there is no relationship between students’ learning interest and

students’ achievement on learning accounting (ρ = 0.269); (3) there is no

relationship between students’ learning motivation and students’ achievement on

learning accounting (ρ = 0.100)

  DAFTAR ISI Halaman

  1 B. Batasan Masalah………………………………………………………………

  F. Hipotesis Penelitian ………………………………………………………….. 24

  E. Kerangka Teoritik …………………………………………………………… 22

  D. Bimbingan Guru……………………………………………………………… 20

  C. Minat Belajar Akuntansi……………………………………………………… 16

  8 B. Motivasi Belajar Akuntansi ………………………………………………….. 14

  A. Prestasi Belajar Akuntansi ……………………………………………………

  6 BAB II KAJIAN PUSTAKA

  5 F. Sistematika Penelitian ………………………………………………………..

  5 E. Manfaat Penelitian ……………………………………………………………

  5 D. Tujuan Masalah……………………………………………………………….

  4 C. Rumusan Masalah …………………………………………………………….

  BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah………………………………………………………

  HALAMAN JUDUL ………………………………………………………………… i

  DAFTAR LAMPIRAN …………………………………………………………....... xvii

  

DAFTAR ISI ………………………………………………………………………… xiii

DAFTAR TABEL ………………………………………………………………….... xv

  KATA PENGANTAR ................................................................................................. x

  ABSTRACT .................................................................................................................. ix

  ABSTRAK ....................................................................................................................viii

  ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ……………………………….. vii

  LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA

  PERNYATAAN KEASLIAN KARYA …………………………………………….. vi

  HALAMAN MOTTO ………………………………………………………………… v

  HALAMAN PERSEMBAHAN ……………………………………………………… iv

  

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ....................................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN …………………………………………………...….. iii

  BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian ……………………………………………………………… 25 B. Jadwal Penelitian ……………………………………………………………. 25 C. Subyek dan Obyek Penelitian ……………………………………………….. 26 D. Populasi dan Sampel …………………………………………………………. 26 E. Metoda Pengumpulan Data ………………………………………………….. 27 F. Data yang Diperlukan………………………………………………………… 28 G. Variabel Penelitian dan Pengukurannya…………………………………….... 28 H. Pengujian Kuesioner ………………………………………………………… 30

  BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Deskrisi Data….……………………………………………………………… 39 B. Teknik Analisis Data…………………………………………………………. 42 C. Pembahasan………………………………………..………………………..... 46 BAB V KESIMPULAN, KETERBATASAN PENELITIAN DAN SARAN A. Kesimpulan…………………………………………………………………… 52 B. Keterbatasan Penelitian………………………………………………………. 53 C. Saran………………………………………………………………………….. 53 DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………………….. 55

  LAMPIRAN

  DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Kisi-Kisi Kuesioner Bimbingan Guru Di Kelas…………………………. 28Tabel 3.2 Kisi-Kisi Kuesioner Minat Belajar………………………………………. 29Tabel 3.3 Kisi-Kisi Kuesioner Motivasi Belajar…………………………………… 29Tabel 3.4 Skala Likert……………………………………………………………… 29Tabel 3.5 Output Validitas Variabel Bimbingan Guru Di Kelas……………………. 32Tabel 3.6 Output Validitas Variabel Minat Belajar………………………………… 32Tabel 3.7 Output Validitas Variabel Motivasi Belajar …………………………….. 33Tabel 3.8 Reliabilitas……………………………………………………………….. 34Tabel 3.9 Output Reliabilitas Variabel Bimbingan Guru Di Kelas………………… 35Tabel 4.0 Output Reliabilitas Variabel Minat Belajar……………………………… 35Tabel 4.1 Output Reliabilitas Variabel Motivasi Belajar…………………………… 35Tabel 4.2 Output Normalitas ………………………………………………………. 36Tabel 4.3 Pedoman untuk Memberikan Intepretasi r….……………………………. 38Tabel 4.4 Deskripsi Prestasi Belajar ……………………………………………… 39Tabel 4.5 Deskripsi Bimbingan Guru ……………………………………………… 40Tabel 4.6 Deskripsi Minat Belajar Siswa ………………………………………… 41Tabel 4.7 Deskripsi Motivasi Belajar………………………………………………. 42Tabel 4.8 Output Hasil Uji Hipotesis Bimbingan Guru Di Kelas dengan Prestasi Belajar Akuntansi Siswa………………………………………………… 43Tabel 4.9 Output Hasil Uji Hipotesis Minat Belajar dengan Prestasi Belajar Akuntansi Siswa ………………………………………………………… 44Tabel 5.0 Output Hasil Uji Hipotesis Motivasi Belajar dengan Prestasi Belajar Akuntansi Siswa ………………………………………………………… 45

DAFTAR LAMPIRAN

  

Lampiran 1 Kuesioner penelitian ..…………………………………………………. 57

Lampiran 2 Data Induk Penelitian ………………………………………………….. 63

Lampiran 3 Data Distribusi Penelitian……………………………………………… 76

Lampiran 4 Uji Validitas Dan Reliabilitas …………………………………………. 80

Lampiran 5 Uji Normalitas ……………………..…………………………………. 85

Lampiran 6 Uji Product Moment Pearson…………………………………..…….…86

Lampiran 7 Tabel ProductMoment………………….……………………………….88

Lampiran 8 Surat Ijin Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan kebutuhan yang mutlak bagi pembangunan

  masyarakat suatu Negara. Pendidikan merupakan dasar bagi perkembangan pembangunan nasional harus didukung oleh manusia cerdas, terampil, berbudi pekerti dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Sekolah merupakan lembaga pendidikan yang memiliki peranan penting bagi pembinaan generasi muda untuk berpartisipasi dalam proses terjadinya perubahan tertentu dengan cara bertindak yang tepat dan selaras dengan situasi yang dihadapinya. Proses perubahan tersebut mengalami perbuatan belajar. Proses perbuatan belajar ini banyak sekali aspek- aspeknya, seperti latar belakang timbulnya belajar, jenis dan bentuk- bentuk belajar, dan faktor yang mempengaruhi perbuatan belajar yang efisien. Belajar membawa suatu perubahan terhadap individu yang melakukannya, perubahan itu tidak hanya mengenai jumlah pengetahuan melainkan juga berbentuk percakapan, sikap, pengertian, pengharapan, minat, penyesuaian diri, pendeknya mengenal aspek-aspek organisasi pribadi seseorang.

  Dalam pendidikan, seseorang belajar dengan berusaha mengembangkan dirinya agar dapat berdiri sendiri dan mandiri dalam pencapaian prestasi belajar ada dua faktor yaitu faktor dari luar dan faktor dari dalam diri siswa itu sendiri. Faktor dari dalam adalah segala sesuatu yang mempengaruhi individu dalam mencapai prestasi belajar, sebagai contoh adalah kondisi fisik, minat dan motivasi. Maksud dari kondisi fisik di sini adalah jika seseorang mengalami cepat lelah ataupun sedang sakit maka dia tidak dapat berkonsentrasi dalam mengikuti proses pembelajaran dan mengakibatkan prestasi belajarnya menjadi kurang baik. Selain itu minat dan motivasi pun juga berpengaruh karena tanpa minat seseorang tidak akan menikmati proses pembelajaran dengan nyaman sehingga prestasinya pun menjadi kurang baik atau maksimal. Sedangkan faktor yang berasal dari luar adalah segala sesuatu yang berasal dari luar individu siswa, sebagai contoh adalah lingkungan yang bersifat sosial. Oleh karena kita hidup dalam suatu komunitas dan lingkungan baik di lingkungan keluarga, sekolah, maupun masyarakat maka pengaruh positif maupun negatif dari lingkungan di sekitar kita, dapat berpengaruh terhadap pencapaian prestasi belajar.

  Prestasi belajar tidak dapat dipisahkan dengan kegiatan belajar, karena suatu prestasi yang meningkatkan itu merupakan bukti keberhasilan proses belajar para siswa. Semakin optimal para siswa dalam belajar maka akan meningkat prestasi belajarnya. Usaha belajar dapat berhasil dan mencapai tujuannya apabila peserta didik mendapat dukungan dengan adanya dukungan maka peserta didik mempunyai semangat.

  Agar prestasi siswa meningkat, maka siswa harus belajar dengan giat serta mendapat bimbingan dari guru untuk mengembangkan minat yang ada pada dirinya, dengan minat tersebut maka siswa akan termotivasi untuk belajar. Dengan bimbingan guru, minat belajar dan motivasi belajar, siswa dapat mengikuti pelajaran dengan baik dalam kelas, ikut aktif dalam kegiatan belajar mengajar. Semakin banyak siswa yang aktif dalam kelas, semakin tinggi kemungkinan prestasi belajar yang dicapainya.

  Akan tetapi bimbingan dari guru belum tentu dapat mengembangkan minat belajar dan motivasi belajar. Hal ini bisa terjadi jika guru dalam pemberian bimbingan hanya menggunakan metode ceramah dan kurang memperhatikan perkembangan siswa dalam mengikuti pelajaran. Siswa yang mulanya berminat mengikuti pelajaran menjadi kurang antusias dalam pembelajaran sehingga hal ini bisa mempengaruhi prestasi belajar siswa. Maka dari itu pengaruh bimbingan guru di kelas, minat belajar dan motivasi dipilih untuk diteliti pengaruhnya terhadap prestasi belajar. Oleh karena merupakan bagian dari faktor-faktor yang menentukan keberhasilan siswa dalam belajar. Keberhasilan belajar akan nampak dalam prestasi belajar yang diraih. Sebagai alat untuk melihat prestasi belajar siswa, biasanya digunakan evaluasi atau tes belajar. Dengan evaluasi atau tes dapat mengukur kemampuan siswa sampai dimana siswa itu telah menguasai suatu pelajaran.

  Kemampuan intelektual siswa sangat menentukan keberhasilan siswa seseorang dalam belajar maka perlu dilakukan suatu evaluasi, tujuannya untuk mengetahui prestasi yang diperoleh siswa setelah proses belajar mengajar berlangsung. Hasil dari evaluasi dapat memperlihatkan tentang tinggi atau rendahnya prestasi belajar siswa.

  Prestasi belajar akuntansi kurang baik karena kurangnya bimbingan guru di kelas, minat belajar dan motivasi belajar siswa dalam mempelajari akuntansi. Berdasarkan pada uraian latar belakang tersebut maka penulis mengambil judul “HUBUNGAN BIMBINGAN GURU DI KELAS, MINAT BELAJAR DAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI SISWA”

B. Batasan Masalah

  Dalam skripsi ini penulis mengambil studi kasus di SMA STELLA DUCE 2 karena SMA STELLA DUCE 2 telah mendapatkan gelar juara dalam berbagai lomba yang berhubungan dengan mata pelajaran akuntansi. Nilai ujian nasional SMA STELLA DUCE 2 pun tidak pernah kurang dari nilai B.

  Melihat prestasi tersebut, penulis ingin menggali faktor-faktor apa saja yang berpengaruh terhadap prestasi belajar akuntansi siswa. Penulis membatasi masalah pada hubungan bimbingan guru di kelas, minat belajar dan motivasi belajar dengan prestasi belajar akuntansi siswa kelas XI

SMA STELLA DUCE 2.

  C. Rumusan Masalah Berdasarkan identifikasi permasalahan pada latar belakang di atas maka dapat dirumuskan permasalahan penelitian sebagai berikut.

  1. Apakah ada hubungan antara bimbingan guru di kelas dengan prestasi belajar akuntansi siswa?

  2. Apakah ada hubungan antara minat belajar dengan prestasi belajar akuntansi siswa?

  3. Apakah ada hubungan antara motivasi belajar dengan prestasi belajar akuntansi siswa? D. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut.

  1. Mendapatkan informasi tentang ada tidaknya hubungan bimbingan

guru di kelas dengan prestasi belajar akuntansi siswa.

  2. Mendapatkan informasi tentang ada tidaknya hubungan minat belajar dengan prestasi belajar akuntansi siswa.

  3. Mendapatkan informasi tentang ada tidaknya hubungan motivasi belajar dengan prestasi belajar akuntansi siswa.

E. Manfaat Penelitian Manfaat dari penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut.

1. Bagi Guru dan Siswa

  Untuk memperoleh gambaran mengenai pengaruh bimbingan guru di kelas, minat belajar dan motivasi belajar terhadap prestasi belajar akuntansi siswa sehingga hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai masukkan.

  2. Bagi Universitas Sanata Dharma Hasil penelitian ini dapat menambah perbendaharaan bacaan khusus mengenai pendidikan.

  3. Bagi Penulis Untuk menambah pengalaman dan pengetahuan dan dapat menerapkan teori yang diperoleh di bangku kuliah.

F. Sistematika Penulisan Dalam penulisan ini, sistematika yang digunakan sebagai berikut .

  BAB I PENDAHULUAN Dalam bab ini diuraikan tentang latar belakang masalah, batasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian dan sitematika penulisan. BAB II KAJIAN PUSTAKA Dalam bab ini diuraikan tentang hal-hal yang berhubungan dengan permasalahan yang diangkat oleh peneliti, serta kerangka teoritik dan hipotesis penelitian.

  BAB III METODOLOGI PENELITIAN Dalam bab ini diuraikan tentang jenis penelitian, jadwal penelitian, pengukuran variabel penelitian, pengujian kuesioner, teknik analisis data dan sumbangan variabel bebas terhadap variabel terikat.

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN Dalam bab ini diuraikan tentang deskripsi data, teknik analisis data, dan pembahasan. BAB V KESIMPULAN, KETERBATASAN PENELITIAN DAN SARAN Dalam bab ini diuraikan tentang kesimpulan, keterbatasan penelitian, dan saran.

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Prestasi Belajar Akuntansi

  1. Prestasi Menurut Dewa Ketut (1988:51) bahwa “prestasi merupakan suatu bukti keberhasilan usaha yang dicapai. Sedangkan tes prestasi adalah tes yang mengukur prestasi yang dimaksudkan adalah sebagai alat untuk mengungkapkan kemampuan aktual sebagai hasil belajar.” Jadi dalam usaha mengetahui suatu hasil belajar sangat ditentukan oleh adanya evaluasi suatu hasil belajar yang dicapai oleh siswa, evaluasi ini yang dimaksudkan untuk melihat sejauh mana proses belajar tercapai.

  2. Belajar Winkel (1983:150) menyebutkan belajar adalah suatu proses mental yang mengarah kepada penguasaan pengetahuan, kecakapan/skill, kebiasaan atau sikap yang semuanya diperoleh, disimpan dan dilaksanakan sehingga menimbulkan tingkah laku yang merupakan hasil dari belajar.

  Dalam metode belajar dan kesulitan-kesulitan belajar Oemar Hamalik (1983:21) menyebutkan bahwa belajar adalah merupakan integrasi dari pada berbagai pandangan tentang belajar, yaitu ilmu jiwa a. Ilmu jiwa daya Manusia terdiri dari berbagai daya upaya seperti daya pikir, mengingat, dan mengenal. Belajar disini dapat diartikan usaha melatih daya-daya itu agar berkembang.

  b. Ilmu jiwa asosiasi Manusia terdiri dari asosiasi dari berbagai tanggapan yang masuk ke dalam jiwa kita. Jadi belajar di sini artinya membentuk hubungan-hubungan stimulus respon dan melatih hubungan- hubungan itu agar bertalian erat.

  c. Ilmu jiwa gestalt atau organisme Jiwa manusia terdiri dari satu keseluruhan yang bulat dan berstruktur sehingga manusia beraktivitas, berinteraksi dengan lingkungan. Jadi belajar di sini artinya mengalami, berbuat, bereaksi, berpikir secara kritis.

  Winkel (1996:162) mengatakan bahwa “prestasi belajar adalah suatu bukti keberhasilan belajar atau kemampuan seseorang siswa dalam melakukan kegiatan belajarnya sesuai dengan bobot yang dicapainya.” Sedangkan menurut S. Nasution (1996:17) prestasi belajar adalah kesempurnaan yang dicapai seseorang dalam berfikir, merasa dan berbuat. Prestasi belajar dikatakan sempurna apabila memenuhi tiga aspek yakni: kognitif, affektif dan psikomotor, sebaliknya dikatakan prestasi kurang memuaskan jika seseorang belum

  Berdasarkan pengertian di atas, maka dapat dijelaskan bahwa prestasi belajar merupakan tingkat kemanusiaan yang dimiliki siswa dalam menerima, menolak dan menilai informasi-informasi yang diperoleh dalam proses belajar mengajar. Prestasi belajar seseorang sesuai dengan tingkat keberhasilan sesuatu dalam mempelajari materi pelajaran yang dinyatakan dalam bentuk nilai atau rapor setiap bidang studi setelah mengalami proses belajar mengajar.

  Menurut Roestiyah (1982:159), terdapat faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar yaitu :

a. Faktor Internal

  Fakor internal adalah faktor yang timbul dari dalam anak itu sendiri. Diantaranya sebagai berikut.

  1. Tujuan belajar siswa.

  Tujuan yang samar-samar tidak realistis akan menjadi penghalang atas kemajuan belajarnya. Bukan kemajuan yang akan diperolehnya melainkan kegagalan atau kekecewaan yang akan didapat.

  2. Minat terhadap bahan pelajaran.

  Dalam mengikuti pelajaran di sekolah lanjutan setiap siswa hendaknya mempunyai minat terhadap pelajaran yang sedang diikutinya. Kurangnya minat belajar berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa.

  3. Kesehatan Badan yang sehat akan lebih menguntungkan bagi setiap orang dan merupakan faktor pendukung belajar.

  4. Kecakapan mengikuti pelajaran Cakap mengikuti pelajaran apabila siswa mengerti hal yang diajarkan oleh guru.

b. Faktor Eksternal

  Kemajuan belajar siswa juga dipengaruhi lingkungan yang ada disekitarnya. Faktor eksternal dapat dikelompokan menjadi beberapa hal sebagai berikut.

  1. Yang datang dari sekolah Faktor yang mempengaruhi kemajuan belajar tidak saja bersumber dari diri sendiri dan dari keluarga akan tetapi dapat juga bersumber dari sekolah antara lain; menciptakan kondisi belajar, cara memberi pelajaran dan perpustakaan sekolah.

  2. Yang datang dari lingkungan keluarga Kita mengetahui sebagian besar waktu belajar dilaksanakan di rumah, karena itu aspek-aspek kehidupan keluarga turut mempengaruhi belajar siswa antara lain; suasana keluarga, pengertian orang tua, dan keadaan sosial ekonomi orang tua.

3. Yang datang dari masyrakat

  Beberapa aspek dalam kehidupan masyarakat yang dapat mengganggu kelancaran belajar antara lain; cara hidup

lingkungan, teman bergaul dan media massa.

3. Akuntansi

  Kata “Accounting” berasal dari kata kerja to account yang artinya “memperhitungkan” atau “mempertanggungjawabkan”. Ada beberapa definisi akuntansi yang diberikan secara sederhana, secara sedang, dan ada pula yang secara luas. Menurut Moechtar (1989:2) definisi yang telah luas pemakaiannya adalah yang diberikan oleh The American Accounting Association (AAA) adalah “Accounting is the process of identifying, measuring, and communicating information.” Yang artinya akuntansi adalah proses pengidentifikasi, pengukuran, pengkomunikasian informasi ekonomi untuk memungkinkan memperoleh pertimbangan-pertimbangan dan keputusan-keputusan yang tepat bagi para pemakai informasi itu.

  Menurut Hadibroto (1978:2) definisi akuntansi yang diberikan Paul Grady dalam penelitian yang dilakukan oleh American Institut Of Certified Public Accountant adalah “Accounting is the body of knowledge and function with systematic originating, authenticating, recording, classifying, summarizing, analyzing, interpreting supplying of dependable and significant information covering transactions and which are in part at least, of financial character, required for the

  submitted, there on to meet fudiciary and other responsibilities.” Yang artinya akuntansi adalah akuntansi keseluruhan pengetahuan dan fungsi yang berhubungan dengan penciptaan, pengesahan, pencatatan, pengelompokan, pengolahan, penyimpulan, penganalisisan, penafsiran, dan penyajian informasi yang dapat dipercaya dan penting artinya, secara sistematik mengenai transaksi-transaksi yang sedikit-dikitnya bersifat finansiil dan yang diperlukan oleh pimpinan operasi suatu badan untuk laporan-laporan yang harus diajukan mengenai hal tadi guna memenuhi pertanggungjawaban yang bersifat keuangan atau lainnya.

  Dilihat dari ketiga definisi tersebut maka prestasi belajar akuntansi adalah suatu hasil yang diperoleh siswa sebagai akibat belajar akuntansi. Dalam usaha untuk memperoleh suatu hasil belajar sangat ditentukan oleh adanya evaluasi terhadap pelajaran akuntansi. Agar prestasi belajar akuntansi mengalami kenaikan dapat didukung oleh situasi proses pembelajaran yang baik, dalam hal ini kemampuan seorang guru dalam menciptakan suasana belajar yang baik sangat diperlukan.

  Pemilihan teknik pengajaran yang bervariasi tentu saja menuntut kesiapan seorang guru yang lebih banyak dan tersedianya fasilitas- fasilitas penunjang yang memadai, dengan demikian siswa merasa betah dan bersemangat dalam mengikuti proses pembelajaran dalam meningkat. Namun bukan hanya hal itu saja, mata pelajaran akuntansi merupakan mata pelajaran yang menuntut seorang siswa untuk lebih berpartisipatif aktif dalam proses pendidikan, karena dalam pembelajaran tidak hanya guru saja yang harus aktif.

B. Motivasi Belajar Akuntansi

  Dalam kegiatan belajar mengajar, dikenal adanya motivasi belajar yaitu keseluruhan daya penggerak psikis di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar-mengajar, menjamin kelangsungan kegiatan belajar dan memberikan arah pada kegiatan

belajar itu demi tercapainya suatu tujuan. (Winkel, 1989:92)

Motivasi belajar memegang peranan penting dalam memberi gairah, semangat dan rasa senang dalam belajar sehingga yang mempunyai motivasi tinggi mempunyai energi yang banyak untuk melaksanakan kegiatan belajar. Maka dari itu motivasi belajar penting bagi guru dan siswa. (Dimyati, 1994: 85). Bila motivasi disadari oleh siswa, maka sesuatu pekerjaan, dalam hal ini tugas belajar akan terselesaikan dengan baik. Guru juga mempunyai tugas untuk mengubah siswa tak berminat menjadi bersemangat belajar. Mengubah siswa cerdas yang acuh menjadi bersemangat.

  Motivasi belajar terbagi atas dua bentuk (Winkel, 1983:27) yaitu:

  1. Motivasi ekstrinsik : bentuk motivasi yang di dalamnya aktivitas belajar dimulai dan diteruskan berdasarkan suatu program yang

  2. Motivasi intrinsik : bentuk motivasi yang di dalamnya aktivitas belajarnya di mulai dan diteruskan berdasarkan suatu dorongan secara mutlak berkaitan dengan aktivitas belajar. Siswa yang memiliki motivasi ini akan memiliki tujuan menjadi orang yang terdidik, yang berpengetahuan, yang ahli dalam bidang studi tertentu. Jadi motivasi itu muncul dari kesadaran diri sendiri dengan tujuan secara esensial bukan sekedar symbol atau seremonial.

  Selain itu ada beberapa unsur yang mempengaruhi motivasi belajar. Menurut Dimyati (1994:97) unsur-unsur motivasi belajar tersebut adalah : 1. cita-cita/aspirasi siswa; 2. kemampuan siswa; 3. kondisi siswa; 4. kondisi lingkungan siswa; 5. unsur-unsur dinamis dalam belajar dan pembelajaran; 6. upaya guru dalam membelajarkan siswa.

  Jadi motivasi bagi pelajar dapat mengembangkan aktivitas dan inisiatif, dapat mengarahkan dan memelihara ketekunan dalam melakukan kegiatan belajar. Maka dari itu dengan motivasi belajar akuntansi yang tinggi, siswa akan merasa senang belajar akuntansi dan terdorong untuk belajar giat serta mendapatkan suatu prestasi yang

C. Minat Belajar Akuntansi

  Minat secara sederhana berarti kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu hal. Minat dapat mempengaruhi pencapaian hasil belajar siswa dalam bidang- bidang studi tertentu. Menurut Hornby (1974:45), Wayan (1981:124), Kartini Kartono(1980:109) minat pada hakekatnya merupakan perhatian, keinginan, rasa suka dan rasa terikat dengan sesuatu obyek walaupun tidak ada yang menyuruh. Minat mengandung unsur keinginan, baik keinginan untuk memiliki maupun keinginan untuk mengetahui obyek yang diingini (Walgito, 1982:133). Keinginan merupakan usaha aktif menuju pelaksanaan suatu tujuan. Minat juga mengandung unsur rasa suka atau rasa senang terhadap suatu obyek. Sebagai contoh seseorang yang suka akan pelajaran akuntansi maka orang itu akan merasa senang membaca dan mengerjakan sesuatu yang berhubungan dengan akuntansi. Menurut Winkel (1989:105) diartikan sebagai kecenderungan subyek yang menetap, untuk merasa tertarik pada bidang studi/pokok bahasan tertentu dan senang mempelajari materi tersebut.

  Oleh karena minat adalah merupakan suatu perasaan atau sikap maka keberadaannya dan kekuatannya hanya dapat diduga. Menurut Sukardi (1988:63) ada tiga cara yang digunakan untuk menentukan minat.

1. Minat yang diekspresikan/ekspressed interest yaitu seseorang dapat mengungkapkan minat atau pilihannya dengan kata tertentu.

  Contoh : Seseorang mengatakan bahwa dirinya suka belajar akuntansi.

  2. Minat yang diwujudkan/manifest interest yaitu seseorang dapat mengekspresikan minat bukan melalui kata-kata tetapi melalui tindakan atau perbuatan, ikut serta berperan aktif dalam suatu aktivitas tertentu. Contoh : Siswa yang aktif dalam kegiatan drama.

  3. Minat yang diinvestariskan/inventoried interest yaitu seseorang dapat diukur minatnya dengan menjawab terhadap sejumlah pertanyaan tertentu atau urutan pilihannya untuk kelompok aktivitas tertentu.

  Menurut Winkel (1989:105) faktor-faktor pendorong minat sebagai berikut:

1. drive determinant, dorongan untuk mempertahankan hidup;

2. dorongan keadaan, yang mana keadaan itu ditimbulkan oleh dorongan determinant di atas; 3. kegiatan mencapai tujuan, komponen ini dilandasi oleh komponen dorongan determinant dan dorongan keadaan. Tercapainya tujuan individu;

  4. mengendurnya dorongan karena tujuan telah tercapai, serta keinginan dan kebutuhan telah tercapai; 5. efek mengendurnya dorongan semula karena munculnya dorongan lain yang baru, menghendaki pemuasnya.

  Kemampuan komponen itu bekerja berhubungan atau berkelanjutan dari yang pertama hingga yang terakhir, sebagai landasan tumbuhnya minat seseorang untuk bertindak atau memusatkan perhatiannya kedalam suatu hal. (Sukardi, 1988:183)

  Minat berhubungan dengan kecenderungan individu untuk memusatkan perhatian dan meningkatkan aktivitas mental dan kegiatan kepada suatu obyek. Minat selalu berhubungan dengan kemampuan, kebutuhan, pengalaman pada diri individu. Jadi minat bertujuan kepada suatu obyek yang banyak sangkut pautnya dengan individu.

  Minat seseorang dapat diukur melalui kegiatan-kegiatan yang sering dilakukan dan melalui pernyataan senang atau tidak senang terhadap suatu obyek. Super dan Crites yang dikutip Wilis (1989:33) mengemukakan bahwa ada 4 cara untuk mengetahui minat seseorang, yaitu : 1. melalui pertanyaan-pertanyaan mengenai hal-hal yang disenangi dan yang tidak disenangi; 2. melalui pengamatan mengenai hal-hal yang sering dilakukan.

  3. melalui test obyektif;

  Menurut Nurkancana (1983:225) ada pun keberhasilan atau kegagalan dalam belajar sangat dipengaruhi oleh faktor minat. Faktor- faktor minat itu meliputi :

  1. Perkembangan fisik dan mental, minat tumbuh bersamaan dengan perkembangan fisik dan mental pada waktu mencapai kematangan minat stabil.

  2. Kesempatan belajar, minat tumbuh dari rumah namun karena luasnya lingkup sosial, anak menjadi tertarik pada minat orang di luar rumah.

  

3. Pengaruh orang tua, orang tua mempengaruhi sikap anak.

  4. Hubungan guru dengan murid.

  5. Penerimaan kelompok oleh teman sebaya.

  6. Keberhasilan akademis.

  7. Lingkungan sosial.

  Oleh sebab itu pengajaran akuntansi mulai diajarkan di sekolah SMU maupun SMK. Seorang siswa yang ingin benar-benar bisa dan memahami benar pelajaran akuntansi harus mempunyai minat karena dengan mempunyai minat belajar akuntansi yang tinggi, kemungkinan siswa itu akan berhasil. Tanpa adanya minat dan keinginan untuk belajar, maka siswa tidak akan bisa menguasai akuntansi. Untuk itu perlu adanya cara untuk membangkitkan minat siswa dalam belajar akuntansi yaitu :

  1. membangkitkan adanya suatu kebutuhan tentang mata pelajaran akuntansi; 2. menghubungkan dengan persoalan yang ada; 3. memberikan kesempatan untuk mendapatkan hasil yang baik; 4. menggunakan berbagai macam bentuk mengajar yang membuat siswa tetap semangat.

  Dengan minat belajar akuntansi yang tinggi akan didapatkan prestasi belajar yang baik dan memuaskan. Dengan demikian yang dimaksud minat dalam penelitian ini adalah perhatian, keinginan, rasa

suka dan rasa tertarik siswa terhadap mata pelajaran akuntansi.

D. Bimbingan Guru

  Menurut Dewa Ketut (1988:8) bimbingan adalah bantuan yang diberikan oleh seseorang kepada orang lain dalam menetapkan pilihan dan penyesuian diri, serta di dalam memecahkan masalah-masalah. Bimbingan berarti pemberian bantuan kepada seseorang atau kepada sekelompok orang dalam membuat pilihan-pilihan secara bijaksana dalam mengadakan penyesuaian diri terhadap tuntutan-tuntutan hidup. Bantuan itu bersifat psikologis yang artinya dengan bantuan itu seseorang akhirnya dapat mengatasi sendiri masalah yang dihadapinya (Winkel, 1991:17). Bimbingan ditinjau dari arti-arti seperti di atas, menunjukan dua hal (Dewa, 1983:63) yaitu memberikan informasi dan Menuntun atau mengarahkan ke arah suatu tujuan.

  Dengan bimbingan di kelas diartikan suatu proses bantuan kepada anak didik yang dilaksanakan secara terus-menerus supaya anak didik dapat menemukan cara belajar yang efisien dan efektif.

  Selain itu belajar merupakan suatu kegiatan pengajaran di sekolah, maka wajiblah para siswa dibimbing agar mencapai tujuan belajar.

  Tujuan bimbingan belajar secara umum adalah membantu siswa agar mendapat penyesuaian yang baik di dalam situasi belajar, sehingga setiap siswa dapat belajar dengan efisien sesuai dengan kemampuan

yang dimilikinya, dan mencapai perkembangan yang optimal.

  Tujuan bimbingan belajar secara terperinci menurut Dewa Ketut (1983:79) adalah sebagai berikut: 1. mencarikan cara-cara yang efisisen dan afektif bagi anak didik; 2. menunjukan cara-cara mempelajari sesuatu dan menggunakan buku pelajaran; 3. menunjukkan cara-cara menghadapi kesulitan dalam bidang studi.

  Dengan bimbingan belajar diharapkan para siswa dapat melakukan penyesuaian yang baik dalam situasi belajar yang optimal sesuai potensi, bakat, minat, motivasi serta kemampuan yang ada.

  Dalam hal itu, guru sebagai pengelola pembelajaran dituntut untuk memiliki kemampuan mengelola seluruh proses kegiatan pembelajaran dengan menciptakan kondisi belajar sedemikian rupa sehingga setiap murid dapat belajar dengan baik. Sedangkan dengan mengikuti prestasi belajar yang telah dicapai siswa. Guru sebagai pembimbing dituntut untuk memberikan pendekatan kepada siswa yang mengalami kesulitan dalam setiap proses pembelajaran berlangsung.

  Bimbingan yang dimaksud disini adalah bimbingan yang diberikan oleh seorang guru yang menjadi seorang pendidik sekaligus menjadi pembimbing. Bimbingan dalam hal ini dapat dikatakan sebagai kegiatan menuntun anak didik belajar, serta membantu anak didik dalam mengatasi masalah, sebagai contoh bimbingan dalam menemukan cara belajar yang tepat. Bimbingan dalam penelitian ini adalah bimbingan yang dilakukan guru dalam membantu siswa untuk lebih mendalami suatu materi khususnya akuntansi. Bimbingan itu sendiri bertujuan untuk meningkatkan prestasi belajar siswa bagi yang kurang mampu dalam menguasai bidang studi akuntansi.

E. Kerangka Teoritik

1. Hubungan bimbingan guru di kelas dengan prestasi belajar akuntansi siswa.

  Bimbingan adalah bantuan yang diberikan guru kepada siswa dalam hal pelajaran. Bimbingan yang diberikan guru kepada murid tentu mempunyai maksud yang baik. Sedangkan prestasi belajar merupakan tingkat kemanusiaan yang dimiliki siswa dalam menerima, menolak mengajar. Dengan bimbingan dari guru siswa menjadi berminat dalam belajar, sehingga prestasi siswa dapat baik. Hal ini dapat membuktikan adanya pengaruh bimbingan guru di kelas terhadap prestasi belajar akuntansi.

  

2. Hubungan minat belajar dengan prestasi belajar akuntansi.

Dokumen yang terkait

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SISWA TENTANG PROFESIONALISME GURU DAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR MATA DIKLAT AKUNTANSI

0 5 107

HUBUNGAN PERSEPSI SISWA TENTANG KOMPETENSI GURU DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA DENGAN PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI DI SMK SINAR HUSNI MEDAN T.P 2014/2015.

0 5 26

HUBUNGAN MINAT DAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA SMK RAKSANA 2 MEDAN T.P. 2014/2015.

0 4 25

HUBUNGAN ANTARA BIMBINGAN BELAJAR WAKTU LUANG DAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS V HUBUNGAN ANTARA BIMBINGAN BELAJAR WAKTU LUANG DAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR NEGERI KEDUNG WADUK 4 KECAMATA

0 1 15

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SISWA TENTANG PROFESIONALISME GURU DAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR MATA HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SISWA TENTANG PROFESIONALISME GURU DAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR MATA DIKLAT AKUNTANSI SISWA JURUSAN AKU

0 0 18

HUBUNGAN MOTIVASI OLAHRAGA, MINAT BELAJAR DAN CARAMENGAJAR DI SEKOLAH DENGAN PRESTASI BELAJAR HUBUNGAN MOTIVASI OLAHRAGA, MINAT BELAJAR DAN CARA MENGAJAR DI SEKOLAH DENGAN PRESTASI BELAJAR OLAHRAGA SISWA SMP.

0 1 18

PENDAHULUAN HUBUNGAN MOTIVASI OLAHRAGA, MINAT BELAJAR DAN CARA MENGAJAR DI SEKOLAH DENGAN PRESTASI BELAJAR OLAHRAGA SISWA SMP.

0 1 10

HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR, IKLIM KELAS, DAN PERSEPSI SISWA TENTANG KOMPETENSI GURU DENGAN PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI

0 0 188

HUBUNGAN ANTARA BIMBINGAN GURU AKUNTANSI, MOTIVASI BELAJAR AKUNTANSI, DAN DUKUNGAN TEMAN SEKELAS DENGAN PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI

0 0 173

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR, DISIPLIN BELAJAR, DAN LINGKUNGAN BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI SISWA

0 0 160