N IL A I-N IL A I SPIR IT U A L D A N SO SIA L DI D AL A M M A JE L IS D Z IK IR T A H L IL DI R W . 07 K E L U R A H A N S ISW O D IP U R A N K E C A M A T A N B O Y O L A L I K A B U P A T E N B O Y O L A L I T A H U N 2007 SK R IPSI Diajukan Untuk Meme

  07TD1010832.01 N IL A I-N IL A I SPIR IT U A L D A N SO SIA L DI D AL A M M A JE L IS D Z IK IR T A H L IL DI R W . 07 K E L U R A H A N S ISW O D IP U R A N K E C A M A T A N B O Y O L A L I K A B U P A T E N B O Y O L A L I T A H U N 2007 SK R IPSI Diajukan Untuk Memenuhi Kewajiban dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata I Dalam Ilmu Tarbiyah NIM : 111 00 022 JU R U S A N T A R B IY A H P R O G R A M ST U D I P E N D ID IK A N A G A M A ISL A M SE K O L A H T IN G G I A G A M A IS L A M N E G E R I (ST AIN ) S A L A T IG A

  

DEKLARASI

  Dengan penuh kejujuran dan tanggung jawab, peneliti menyatakan bahwa skripsi ini tidak berisi materi yang peraah ditulis oleh orang lain atau pernah diterbitkan. Demikian juga skripsi ini tidak berisi satupun pikiran-pikiran orang lain, kecuali informasi yang terdapat dalam referensi yang dijadikan bahan rujukan.

  Apabila di kemudian hari temyata terdapat materi atau pikiran-pikiran orang lain di luar referensi yang peneliti cantumkan, maka peneliti sanggup mempertanggung jawabkan kembali keaslian skripsi ini di hadapan sidang munaqosah skripsi.

  Demikian deklarasi ini dibuat oleh penulis untuk dapat dimaklumi.

  Salatiga, 26 Juli 2007 Penulis, Drs. Ahmad Sulthoni, M.Pd DOSEN STAIN SALATIGA

NOTA PEMBIMBING

  Lamp : 3 eksemplar Hal : Naskah skripsi

  Saudara Makin Kepada

  Yth. Ketua STAIN Salatiga di Salatiga

  Assalam u'alaikunu Wr. Wb.

  Setelah kami meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya, maka bersama ini, kami kirimkan naskah skripsi saudara: Nama : MAKIN

  NIM : 111 00 022 Jurusan / Progdi : Tarbiyah / Pendidikan Agama Islam

  NILAI-NILAI SPIRITUAL DAN SOSIAL DI DALAM

  Judul :

  M AJELIS DZIKIR TA H LIL RW 07 KALURAHAN SISWODIPURAN KECAMATAN BOYOLALI KABUPATEN BOYOLALI TAHUN 2007

  Dengan ini kami mohon skripsi Saudara tersebut di atas supaya segera dimunaqosyahkan. Demikian agar menjadi perhatian.

  W assalamu'alaikum, Wr, Wb

  Salatiga, 25 Juni 2007 Pembimbing Website :

P E N G E S A H A N

  Skripsi Saudara : MAKIN dengan Nomor Induk Mahasiswa : 111 00 022 yang berjudul: "NILAI-NILAI SPIRITUAL DAN SOSIAL DI DALAM MAJELIS DZIKIR DAN TAHLIL DI RW. 07 KELURAHAN SISWODIPURAN KECAMATAN BOYOLALI KABUPATEN BOYOLALI TAHUN 2007”, Telah dimunaqasahkan dalam sidang panitia ujian Jurusan Tarbiyah Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga pada hari: Senin, 01 Oktober 2007 yang bertepatan dengan tanggal 19 Ramadban 1428 H dan telah diterima sebagai bagian dari syarat-syarat untuk memperoleh gelar Saijana dalam Ilmu Tarbiyah.

  01 Oktober 2007 M Salatiga, ----------------------------------

  19 Ramadhan 1428 H Drs. Ahmad Sulthoni. M.Pd MOTTO

  

<Demi masa. Sesunggudnya mannsia itu 6enar~6enar derada daCam

Perugian, decnaR orang-orang yang 6eriman dan mengerjalign

am at sated dan nasedat menasedati supaya mentaati tedenaran

dan nasedat menasedati supaya menetapi desadaran.

  

(Q S A t'A sdr) PERSEMBAHAN

  

Skripsi in i penults persem6afif{gn

untut{:

1. (Bapal^dan Ibukp terfionnat

  2. Istri dan anakjtii tercinta

3. %a({a(^dan Jfidikj^u tersayang

4. J4[m am aterSTyiIN Sa[atiga

KATA PENGANTAR

  1 Assalamu'alaikum wr. wb

  Dengan mengucapkan rasa syukur kehadirat Allah SWT, atas segala rahmat dan kenikmatan yang telah dilimpahkan kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang beijudul "NILAI-NILA1 SPIRITUAL DAN SOSIAL DI DALAM MAJELIS DZIKIR DAN TAHLIL DI RW. 07

  KALURAHAN SISWODIPURAN KECAMATAN BOYOLALl KABUPATEN BOYOLALI TAHUN 2007".

  Mengingat kemampuan penulis masih belum sempurna, maka di dalam penyusunan skripsi ini mungkin akan ditemui banyak kekurangan. Oleh karena itu penulis dengan rendah hati dan tangan terbuka menerima masukan dan saran- saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan skripsi ini.

  Adapun yang menjadi tujuan penyusunan skripsi ini adalah untuk memenuhi salah satu syarat dalam memperoleh Gelar Saijana Pendidikan Agama Islam dalam Jurusan Tarbiyah Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga.

  Selama penulisan skripsi ini penulis banyak mendapat bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, maka bersamaan dengan selesainya skripsi ini perkenankanlah penulis menghanturkan rasa terima kasih terutama kepada yang terhormat :

  1. Drs. Imam Sutomo, M.Ag selaku Ketua STAIN Salatiga.

  2. Drs. Miftahuddin, M.Ag, selaku Pembatu Ketua Bid. Kemahasiswaan

  3. Drs. Fathurrahman. M.Pd selaku ketua program studi Pendidikan Agama Islam.

  4. Drs. Ahmad Sulthoni, M.Pd selaku dosen pembimbing dalam penulisan skripsi ini yang telah memberikan bimbingan dengan penuh perhatian dan kesabaran.

  5. Bapak dan Ibu Dosen yang dengan tulus mendidik dan memberikan jasanya dalam menuntut ilmu di STAIN Salatiga.

  6. Bapak, Ibu terkasih yang selalu mendoakanku

  7. Istri dan anakku tersayang yang selalu menjadi inspirator dalam setiap langkahku.

  8. Kakak dan adikku tercinta

  9. Ketua dan segenap pengurus majelis 'ilmi dan dzikir RYV. 07 Kalurahan Siswodipuran Boyolali

  10. PakDe di DOT.COM yang telah membantu menyelesaikan tulisan skripsi saya.

  Akhirnya penulis hanya dapat berdoa kepada Allah SWT, semoga semua amal baik dan bantuan yang telah diberikan kepada penulis senantiasa mendapat balasan yang berlipat ganda dan selalu mendapatkan hidayah serta ridho dari-Nya. Amin.

  Wassalamu'alaikum wr. wb Salatiga, 26 Juli 2007

  Penulis M a k i n

  N1M : 111 00 022

  D A F T A R IS I

  

  BAB I PENDAHULUAN

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  1. Manfaat Bagi Pelaku atau Jamaah Majelis Dzikir

  

  BAB III METODOLOGI PENELITIAN

  

  

  

  

   BAB IV ANALISIS DATA HASIL PENELITIAN

  A. Data Keadaan Majelis Dzikir Tahlil RW. 07 Kelurahan Siswodipuran Kecamatan Boyolali Kabupaten Boyolali

   B. Nilai-Nilai Spiritual Majelis Dzikir Tahlil RW. 07

   C. Nilai-Nilai Sosial Majelis Dzikir Tahlil RW. 07 Kelurahan Siswodipuran Kecamatan Boyolali Kabupaten Boyolali

   D. Manfaat Majelis Dzikir Tahlil RW. 07 Kelurahan Siswodipuran Kecamatan Boyolali Kabupaten Boyolali

  

  

  

   DAFTAR PUSTAKA DAFTAR RIWAYAT HIDUP LAMPIRAN-LAMPIRAN

  

DAFTAR TABEL

  TABELI Daftar Nama-nama Anggota Majelis Dzikir dan Tahlil di

  34 RW. 07 Kalurahan Siswodipuran, Kecamatan Boyolali, Kabupaten Boyolali Tahun 2007

  TABEL 11 Daftar Nama-Nama Responden

  37

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di Indonesia yang hampir dihuni 90% umat Islam telah membudaya,

  dan terbentuk secara kultural kelompok-kelompok dzikir. Kelompok- kelompok ini biasa disebut majelis tahlil atau disebut juga majelis dzikir tahlil.

  Acara yang sering dilaksanakan sering disebut dengan tahlilan (bahasa Jawa). Acara-acara seperti ini biasanya dilaksanakan di masjid, musholla, ataupun di rumah-rumah penduduk yang menjadi anggotanya.

  Kegiatan serupa juga dilaksanakan sebagian masyarakat apabila ada anggota masyarakat yang meninggal dunia. Keluarga, tetangga dan handaitaulan serta relasi berkumpul di rumah duka untuk mengucapkan belasungkawa dan ikut berduka cita. Ritual yang biasanya menyertainya yaitu membaca al-Qur’an, dzikir, tahlil, tasbih, tahmid, istigfar, dan masih banyak lagi ritual lainnya. Secara umum ritual tersebut dimaksudkan sebagai do’a dan sarana mendo’akan orang yang meninggal agar mendapatkan ampunan dari Allah SWT.

  Penyelenggaraan do’a bersama itu baik secara rutin atau ketika ada orang yang meninggal disebut dengan upacara tahlil atau tahlilan. Walaupun sebenamya arti tahlil itu sendiri adalah bacaan lailahaillallah. Budaya tahlil sudah berlangsung lama dan turun temurun. Umat Islam diperintahkan Allah

  2

  dan Rasulullah supaya banyak-banyak dzikir yakni menyebut nama Allah dengan lisan dan dengan hati, baik ketika siang atau malam.

  Firman Allah dalam al-Qur’an surat al-Ahzab 41-42 :

  “Hai orang-orang yang beriman ingatlah Allah sebanyak-banyaknya

dan tasbihlah memuji Allahpagi-pagidanpetang-petang”

  Ayat ini jelas memerintahkan kepada seluruh orang mukmin pria dan wanita, tua maupun muda supaya dzikir mengingat Allah banyak-banyak, baik ketika pagi-pagi atau petang. Dan juga diperintahkan supaya banyak membaca tasbih (subhanallah) dan tahmid (alhamdulillah) serta takbir (Allahuakbar) setiap waktu.

  “Dan ingatlah Tuhanmu banyak-banyak dan tasbihlah di waktu petang danpagi”.

  QS. Ali Imron : 41) Banyak manfaat yang didapat para ahli dzikir tahlil ini baik batiniyah maupun lahiriyah. Manfaat batiniyah diantaranya adalah sebagai ikhtiar bertaubat kepada Allah SWT baik yang masih hidup dan bermanfaat bagi yang telah meninggalkan dunia. Kedua, merekatkan tali persaudaraan antara sesama dan penyambung silaturahmi. Ketiga, untuk selalu mengingatkan diri sendiri dan seluruh jamaah bahwa akhir kehidupan adalah kematian yang takkan terlewatkan satu jiwapun di dunia ini. Keempat, ditengah hiruk-pikuk 1

  2 1 Ibid., him. 30.

  3

  dunia ini, manusia yang selalu bergelut dengan materi dan duniawi tentu memerlukan kesejukan ruhani.3 Penulis sedikit mengulas kegiatan orang-orang dahulu dan juga masih ada saat sekarang di daerah penulis atau daerah lain. Jikalau ada orang yang meninggal para kerabat datang untuk berbelasungkawa namun setelah malam datang justru berjudi, ada yang minum-minum dan hal-hal yang berbau mistik dan musyrik, tetapi dengan pelan dan pasti para pemuka agama dan tokoh masyarakat di daerah penulis mencoba untuk merubah perilaku itu dengan mengajak berdzikir dan berdo’a baik untuk diri sendiri maupun yang meninggal dunia supaya mendapat ampunan dari Allah SWT. Seperti yang telah dicontohkan oleh para auliya’ terdahulu dengan budaya dan tradisi Indonesia yang sama sekali tidak mengenal Islam temyata dengan kecerdasan. ilmu dan spirit, semua kegiatan itu bisa dihiasai dengan nilai-nilai Islam, yang tentunya nilai-nilai yang tidak bertentangan dengan syariat Islam, al-Qur’an dan Sunah nabi. Berpegang pada hadis Rasulullah yang diriwayatkan dari Abu Said Al-Khudri;

  Dari Abi Said al-Khudri ia berkata : Rasulullah SAW bersabda : Dan tidaklah berkumpul suatu kaum sambil menyebut asma Allah SWT kecuali mereka akan dikelilingi para malaikat, Allah SWT a/can melimpahkan rahmat

  4 kepada mereka, memberikan ketenangan hati dan memujinya dihadapan makhlukyang ada di sisi-Nya”. (Shohih Muslim : 4868)4

  Dalam hadis riwayat Imam Muslim, Nabi bersabda : . \ ^ \ (pi—

  

ojcS'

  ...» p ^

  “Tidaklah berkumpul suatu kaum (umat Islam) pada suatu majelis disitu dengan dzikir kepada Allah melainkan para malaikat meliputinya dan menurunkan rahmat kepada mereka dan orang-orang yang ikut di dalam majelis dzikir tersebut disebut di sisi Allah

  ”

  (HR. Muslim: 1568)5

  Dari ayat-ayat al-Qur’an dan hadis nabi di atas jelaslah bahwa majelis dzikir sangat jelas landasan dan perintahnya untuk semua umat muslim yang taat baik untuk pribadi, jamaah majelis dan masyarakat.

  Lalu, mengapa penulis mengambil sampel di Desa Siswodipuran tepatnya jamaah dzikir tahlil RW. 07, Kelurahan Siswodipuran. Penulis Sangat tertarik dengan kegiatan dzikir tahlil di kampung ini. Pertama, penulis melihat ada semangat luar biasa dari anggota jamaah ini yang notabene mereka masih pas-pasan ilmu keagamaan. Kedua, dari unsur keyakinan sebenarnya sangat komplek karena dikampung ini umat Islam yang taat, yang tidak taat (KTP) dan juga pemeluk agama lain sangat rukun dan semangat sosialnya sangat tinggi. Yang ketiga, dari sudut organisasi keummatan Siswodipuran memang sangat komplek, ada yang NU dan juga Muhammadiyah, namun di Majelis dzikir Tahlil mereka dapat menyatukan visi dan misi baik spiritual maupun sosial. Yang terakhir atau keempat,

  5

  majelis dzikir tahlil ini berdiri tahun 2000, dengan latar belakang menghapus kemusyrikan, kemaksiatan dan menambah volume silaturahmi antara sesama jamaah dan juga warga di luar jamaah.

  Berangkat dari penjelasan latar belakang dan permasalahan diatas, penulis menentukan judul “Nilai-nilai Spiritual dan Sosial Di Dalam

  Majelis Dzikir dan Tahlil di RW. 07 Kelurahan Siswodipuran Kecamatan Boyolali, Kabupaten Boyolali”.

B. Penegasan Istilah

  Untuk dapat diketahui maksud dan istilah dari judul Skripsi penulis, agar tidak terjadi penafsiran yang salah, maka penulis dapat menguraikan beberapa istilah:

  1. Nilai-nilai spiritual yaitu sifat-sifat penting yang berada dalam perbuatan yang mengandung kadar manfaat bagi kemanusiaan yang dilandasi rasa ikhlas secara batiniyah.

  2. Nilai-nilai sosial yakni sifat-sifat atau perbuatan yang mempunyai kadar muatan manfaat bagi kemanusiaan yang di dasari rasa sosial kemasyarakatan secara lahiriyah.

  3. Majelis berasal bahasa Arab majelis-majelis yang berarti rapat, majelis.0 Majelis dzikir tahlil adalah tempat atau majelis untuk menyebut nama Allah atau mengingat kepada-Nya dengan membaca tasbih, tahmid, takbir dan tahlil atau lainnya yang dibuatkan untuk dibaca dari al-Qur’an dan 6

  6

  hadist Nabi Muhammad SAW. Sedangkan tahlil (tahlilan) adalah sebuah ritual dzikir, pembacaan kalimat thoyibah (bacaan yang baik berupa al- Qur’an, sholawat dan dzikir). Penyebutan ritual dengan istilah tahlilan dilatar belakangi adanya bacaan dzikir yaitu kalimat tauhid

  (Lailaahaillallahj

  yang menjadi inti di dalamnya. Sehingga dilihat dari aspek materialnya tahlilan adalah dzikir dengan rangkaian bacaan yang disusun secara khusus.7

  Jadi maksud dari judul skripsi pada tulisan ini yaitu "nilai-nilai spiritual dan sosial di dalam majelis dzikir dan tahlil di RW 07 Kelurahan Siswodipuran Kecamatan Boyolali, Kabupaten Boyolali Tahun 2007" adalah secara spiritual mengandung muatan apa saja dalam majelis dzikir tahlil yang berguna bagi kemanusiaan secara utuh dan hams di landasi secara ikhlas, sedangkan secara sosial majelis dzikir tahlil mempunyai muatan manfaat apa bagi masyarakat secara utuh yang bisa di rasakan secara lahiriyah khususnya bagi warga RW 07 Kelurahan Siswodipuran.

  C. Rumusan Masalah Sebagai basic question atau pokok permasalahan dalam penelitian ini, adalah :

  1. Nilai-nilai spiritual apa saja yang terkandung di dalam majelis dzikir tahlil?

  2. Nilai-nilai sosial apa saja yang terkandung di dalam majelis dzikir tahlil?

  3. Apa manfaat nilai-nilai tersebut bagi jamaah dan masyarakat?

  7 D. Tujuan Penelitian

  Mengacu pada pokok rumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian ini adalah :

  1. Untuk mengetahui nilai-nilai spiritual apa yang terkandung di dalam majelis dzikir tahlil.

  2. Untuk mengetahui nilai-nilai sosial apa yang terkandung di dalam majelis dzikir tahlil.

  3. Untuk mengetaui manfaat apa yang dapat diambil oleh jamaah, keluarga dan masyarakat.

E. Manfaat Hasil Penelitian

  Hasil penelitian ini diharapkan bisa memberikan informasi yang jelas tentang pesan-pesan moril apa saja yang terkandung di dalam majelis dzikir tahlil, adakah manfaatnya baik lahiriyah maupun batiniyah bagi para jamaah dan juga sosial masyarakat.

  Dari informasi tersebut diharapkan dapat memberikan manfaat secara praktis maupun secara teoritis, yakni:

  1. Secara praktis

  a. Peneliti dapat mengetahui manfaat apa yang terkandung di dalam majelis dzikir tahlil baik secara spiritual maupun sosial.

  b. Masyarakat dapat mengambil pelajaran dari penelitian. Majelis dzikir tahlil bisa sebagai media untuk bertaubat kepada Allah menyambung silaturahim, amar ma’ruf nahi munkar, media dakwah dan

  8

  2. Secara teoritis Lembaga dalam hal ini STAIN Salatiga apabila temyata hasil penelitian ini baik dan dianggap dapat menyumbangkan khasanah ilmu pengetahuan akan membantu menciptakan mahasiswa atau lulusan yang ahli ritual dan sosiaL

F. Metode Penelitian

  Metode yang akan digunakan dalam penelitian ini ialah :

  1. Sumber Data Penelitian ini menggunakan 2 (dua) jenis data yang berasal dari sumber yang berbeda : a. Data Primer

  Yaitu data-data yang berasal langsung dari sumber data utama, yaitu majelis dzikir tahlil RW. 07 Kelurahan Siswodipuran, Kecamatan Boyolali, Kabupaten Boyolali mengenai nilai-nilai spiritual dan sosial yang terkandung didalamnya.

  b. Data Sekunder Yaitu data-data yang berasal dari bahan-bahan pustaka antara lain mencakup buku-buku literatur, artikel ilmiah, serta dokumen-dokumen tertulis yang bersinggungan dengan obyek penelitian, disamping itu juga data dari orang/kelompok di luar jamaah.

  9

  2. Teknik Pengumpulan Data

  a. Penggunaan kuesioner atau angket Kuesioner atau angket adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya atau hal-hal yang ia ketahui.8 Angket disini digunakan sebagai metode pokok untuk memperoleh informasi tentang nilai-nilai spiritual dan sosial di dalam majelis dzikir dan tahlil.

  Pembagian angket kepada responden setelah mendapat ijin dari ketua / imam majelis sebelum dikerjakan penulis menjelaskan maksud dengan cara pengisian angket. Pengisian angket memakai 2 cara :

  1) . Angket bersifat tertutup, artinya responden tinggal memiiih jawaban yang telah disediakan yang sesuai dengan pribadinya.

  2) . Angket anomin, maksudnya responden bebas mengemukakan pendapatnya.

  b. Observasi, yaitu dengan mengadakan pengamatan secara langsung mengenai apa yang terjadi dan menyangkut obvek penelitian. kemudian mengadakan pencatatan dari fenomena-fenomena yang diselidiki. Dalam hal ini majelis Dzikir Tahlil RW 0 7 Kelurahan Siswodipuran Kabupaten Boyolali.

  10

  c. Wawancara Wawancara atau interview adalah suatu bentuk komunikasi verbal, jadi semacam percakapan yang bertujuan untuk memperoleh informasi.9 Disini penulis mengumpulkan data dengan cara mengadakan tanya jawab secara langsung dengan responden terutama pada informan yang banyak mengetahui tentang masalah-masalah yang diteliti. Dalam hal ini penulis mengadakan wawancara dengan imam majelis, majelis/jamaah dzikir tahlil, dan juga masyarakat sebagai efek pendamping sosial.

  3. Populasi dan Sampel

  a. Populasi Yaitu jumlah keseluruhan dari satuan-satuan atau individu-individu yang dijadikan sebagai obyek penelian. Dalam hal ini adalah jamaah majelis dzikir tahlil RW. 07 Kelurahan Siswodipuran Kecamatan Boyolali, Kabupaten Boyolali.

  b. Sampel Dalam pengambilan sampel sebagai obyek dalam penelitian ini penulis menggunakan teknik sampling, yaitu :

  "Cara menentukan sampel yang jumlahnya sesuai dengan ukuran yang akan dijadikan sumber data sebenarnya, dengan memperhatikan sifat-sifat penyebaran populasi, agar diperoleh sampel yang representatif atau benar-benar mewakili populasi.” 10

  11 Sampel yang diambil adalah beberapa anggota majelis dzikir tahlil,

  dilakukan dengan teknik non random sampling, dalam hal ini memakai purposive sampling menurut pertimbangan : “ ..... purposeive sampling, dimana peneliti cenderung memilih

  informant

  yang dianggap tahu dan dapat dipercaya untuk menjadi sumber data yang mantap dan mengetahui masalahnya secara dalam ...........”n

  4. Teknik Analisis Data Dalam penelitian ini penulis menggunakan teknik analisis data secara kualitatif, sebab data yang terkumpul bersifat monografis, atau berwujud keterangan-keterangan yang digambarkan dengan kata-kata atau kalimat yang kemudian dipisah-pisahkan menurut kategori untuk memperoleh kesimpulan.11

  12 G. Sistematika Skripsi Rangkaian laporan penelitian disusun dengan sistematika penulisan sebagai berikut:

  Bab I Menguraikan latar belakang masalah, penegasan istilah, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, metode penelitian dan sistematika penulisan skripsi.

  Bab II Menjelaskan secara diskriptif nilai-nilai spiritual dan sosial di dalam majelis dzikir dan tahlil, termasuk uraian, tujuan dan fungsi atau manfaatnya.

  Bab III Metodologi penelitian yang meliputi : menentukan variabel, teknik pengumpulan data, menentukan sumber data, populasi

  12 dan sampel serta tehnik analisis data.

  Bab IV Memaparkan dan menganalisis nilai-nilai spiritual dan sosial di dalam majelis dzikir tahlil yang dikaitkan dengan manfaat serta berdampak apa bagi setiap anggota jamaahnya dan juga bagi masyarakat sebagai pesan moril dari keberadaan majelis ini. Merupakan bagian akhir penulisan yang tercakup didalamnya

  Bab V kesimpulan, saran-saran dan kata pengantar.

BAB II LANDASAN TEORI A. Konsep Agama Tentang Majelis Dzikir dan Tahlil Nabi Muhammad SAW mengajarkan manusia agar percaya akan kasih

  sayang Tuhan Yang Maha Esa dan Rahmat-Nya kepada mereka. Beliau ajarkan kepada mereka bahwa Allah lebih sayang dan baik haii dari seorang ibu yang menyusui anaknya. Kenapa mereka menjauh dan lari dan-Nya ? Hanya dengan berdzikir kepada Allah akan menjadikan hati kita benci kepada dosa dan teijaga dari kesesatan.1 2

  1. Pengertian Majelis Dzikir Tahlil Dzikir secara lughoh berasal dari kata j £ i . J j yang artinya menyebut atau mengingat. Sedangkan menurut istilah "Dzikir maksudnya bacaan, puji-pujian, dan lain-lain sebutan yang tidak mengandung permintaan”. Tahlil, artinya; pengucapan kalimat

  V' All V. Tahlilan, artinya; bersama-sama melakukan do'a bagi orang (keluarga, teman, dsb) yang sudah meninggal dunia, semoga dixerima amalnya dan diampuni dosanya oleh Allah SWT. yang sebelum do'a diucapkan beberapa kalimat thoyibah (kalimat-kalimat yang bagus. yang agung), berwujud hamdalah, sholawat, tasbih, beberapa avat suci Al-

  Qur’an dan tidak ketinggalan “Laailaahaillallah" (Tahlil), yang kemudian

  

1 Muhammad Al-Ghozali, Berdoa dan Berdzikir, terj. Fannu al Dzikri waJ-du’a, Grafindo. Jakarta, 2000, him. 205 dominan menjadi nama dari kegiatan itu seharusnya, menjadi tahlil atau tahlilan.3 “Sedangkan majelis bermakna, pertemuan (kumpulan) orang banyak, rapat, sidang”.4

  Terdapat diflnisi yang lain tentang dzikir Allah berfirman dalam hadis Qudsi:

  / / / ✓ / > " s yfm ^ / # / / / / / / / is&ue. 'Si jjU'

  / / / “Wahai anak Adam! Apabila engkau ingat pada-Ku dalam keadaan sunyi sepi, a/cu akan ingat pula kepadamu dalam keadaan sunyi sepi. Dan apabila engkau ingat kepada-Ku di tengah khalayak ramai Aku akan ingat pula kepadamu ditengah khalayak

  • * ramai yang lebih baik dari tempat engkau ingat kepada-Ku.”*

   7 Kata-kata dzakartani berasal dari kata “dzikir” yang dimaksudkan

  dengan dzikir ialah : mengagungkan-Nya, mensucikan-Nya, mengucapkan Allah-Allah, mengucapkan tasbih (subhanallah) dan melakukan puji kepada-Nya dengan segala macam dan cara.8

  M. Ali Usman A. Dahlan dan M.D Dahlan dalam “Hadis Qudsi firman Allah yang tidak dicantumkan dalam Al-Qur’an pola pembinaan akhlak muslim” mengatakan:

  “Dzikir itu ada dua cara : a), dzikir dengan hati dan b). dzikir dengan lisan. Masing-masing dari keduanya terbagi kepada dua, yaitu :

  3 Muhyidin Abdushomad, Op.Cit, him XII

  4 Depdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, Jakarta, 1995, him. 615 a. dzikir dalam arti ingat dari yang tadinya lupa dan b. dzikir dalam arti kekal ingatannya.9 a. Dzikir dengan lisan berarti menyebut nama-Nya berulang kali, sifat- sifatnya berulang kali, atau pujian-pujian kepada-Nya.10 Untuk dapat kekal dan senantiasa melakukannya, hendaklah dibiasakan atau dilaksanakan berkali-kali dan berulang kali, dengan melatih dan membiasakan lidah untuk tetap mengucapkan dzikir diharapkan terns ke hati.

  b. Dzikir kepada Allah dengan hati, ialah menghadirkan kebesaran dan keagungan-Nya di dalam diri dan jiwanya sendiri, sehingga mendarah daging. Tak ada yang diingatnya kecuali Allah, tak ada nafas yang dihembuskan kecuali dengan lafadz Allah serta ingat akan kebesaran dan keagungan-Nya.

  Sesuai dengan bahasan tulisan ini adalah majelis dzikir tahlil yaitu fokus pada majelis yang berarti kumpulan orang banyak yang melakukan dzikir tahlil sesuai dengan hadis qudsi di atas yang berbunyi “Malain

  khoirin ”, 'Dan yang dimaksud dengan “Malain khoirin ” yaitu kumpulan orang banyak yang lebih baik, lebih utama.11

  Hadis Qudsi ini mendorong hamba-hamba-Nya untuk menggemarkan melakukan dzikrullah secara terus-menerus, baik sendirian

  9 Ibid.

  10 Ibid. maupun bersama-sama. Allah SWT senantiasa sangat dekat kepada hamba-Nya yang selalu dzikir kepada-Nya.

  Jadi dapat diambil kesimpulan, “pada dasamya majelis tahlil adalah hanya sebuah nama atau sebutan bagi sebuah acara dzikir dan do’a bersama, hakikatnya sama saja dengan majelis dzikir. Dikatakan majelis dzikir karena sejumlah orang yang berkumpul bersama untuk munajat kepada Allah dengan berdzikir kepada-Nya, yaitu membaca kalimat- kalimat thoyibah seperti tahmid, takbir, tahlil, tashih, asma’ul husna, sholawat dan lainnya.5

  Dikatakan majelis Tahlil atau Tahlilan adalah karena sejumlah orang berkumpul bersama untuk munajat kepada Allah dengan berdzikir kepadanya, dengan memperbanyak bacaan ^ V' All V dan dibaca pula

  tasbih, tahmid, takbir, asmaul husna, sholawat

  dan Al-Qur'an. Maka jelas bahwa majelis tahlil sama dengan majelis dzikir hanya istilahnya yang berbeda, sedang hakikatnya sama.6

  2. Aspek-aspek Dzikir dan Tahlil Terdapat tiga aspek yang terkandung di dalam majelis dzikir dan tahlil.

  a. Aspek ritual/ spiritual Dalam kehidupan manusia, seseorang akan dihadapkan pada fenomena-fenomena yang mau tidak mau akan dialaminya, baik dari

5 Sufyan Raji Abdullah, Amaliyah Sunah yang dinilai bid,ah, Pustaka Al-Riyadh, Jakarta, 2006,

  aspek fisik maupun aspek psikis. Perubahan fisik dan psikis yang dialami oleh setiap manusia itu tentu saja akan membawanya menuju kearah kematangan mental. Ia akan bersikap dan berperilaku secara dewasa dalam segala hal yang mencerminkan nilai-nilai agama dan

  10 norma-norma yang berlaku dalam masyarakat. Setiap agama terdiri atas lima aspek yaitu aspek ritual, mistikal, idiologikal, intelektual dan sosial. Aspek ritual (praktek agama) yaitu sejauh mana seseorang melaksanakan kewajiban ibadah ritual. Dzikir tahlil merupakan ritual ibadah penghambaan diri kepada Allah dan wujud syukur atas nikmat-nikmat Allah yang telah diberikan-Nya kepada setiap manusia. Sebab pada hakikatnya semua mahkluk di dunia ini adalah hamba Allah, dan nikmal diberikan kepada setiap makhluk tanpa terkecuali. Hanya saja ada manusia yang enggan mendekat, mengingat dan bersyukur kepada Allah dan ada yang selalu ingat dan bersyukur kepada Allah atas segala nikmat yang diberikan- Nya.

  Aspek mistikal (pengalaman ghaib) yaitu sejauh mana pengalaman-pengalaman spektakuler yang pemah dialami atau kekuatan supranatural apa yang pernah datang dari Tuhan dan pengalaman-pengalaman lainnya. Aspek intelektual (pengetahuan agama) yaitu sejauh mana seseorang mempelajari ajaran agama, minimum untuk keperluan ibadah sehari-hari. Aspek sosial yaitu link dengan Tuhan apabila dilakukan dengan harapan, ketergantungan akan Allah Yang Agung, Maha Berbelas Kasihan dan dengan keihklasan hati dan jiwa.

  b. Aspek Sosial Di samping aspek ritual yang dapat dirasakan langsung hanya oleh pelaku dalam hal ini jamaah majelis dzikir tahlil, terdapat nilai- nilai sosial yang dapat diperoleh dan dirasakan tidak hanya bagi pelaku, majelis/ jamaah, maupun juga oleh masyarakat luas baik itu seagama maupun lain agama, baik itu satu organisasi yang senang ritual dzikir tahlil ataupun yang tidak senang.

  Beberapa aspek atau nilai sosial yang terdapat di dalam majelis dzikir adalah: 1) Ukhuwah islamiyah

  Seorang mukmin seharusnya tidak perlu ragu terhadap kasih sayang dan kekuasaan Allah SWT. Keberadaan kelompok- kelompok dzikir tahlil yang sangat menjamur sampai pelosok- pelosok desa memang sangat dirasakan manfaatnya oleh masyarakat yang juga dapat menggunakan jasa jamaah apabila ada keluarga atau tetangga yang meninggal untuk mendo’akannya, dan itu berarti ukhuwah islamiyah akan semakin kuat di kalangan masyarakat.

  2) Menyambung silaturohim Majelis dzikir tahlil biasanya diadakan di masjid, mushola, atau setiap ada handai taulan yang meninggal dunia, tetapi di kalangan jamaah sendiri juga mengadakan majelis dzikir tahlil secara anjangsana dari rumah ke rumah setiap anggota. Itu dimaksudkan bisa menyambung tali silaturohim antar anggota majelis dzikir tahlil.

  3) Kepedulian sosial Berarti majelis dzikir tahlil juga mengajarkan orang untuk gemar bershodaqoh, baik dengan harta, tenaga ataupun dengan bacaan dzikir dan doa itu sendiri.

  c. Aspek kebersamaan Dzikir secara berjamah, termasuk di dalamnya membaca surat yasin dan tahlil. Dilihat dari aspek kebersamaan lebih menampakkan persatuan umat muslim, dibandingkan sendiri-sendiri. Dan ini sekaligus salah satu contoh manfaat jamaah yaitu syiar Islam lebih nampak dalam kehidupan.16 Di dalam majelis dzikir tahlil tidak akan nampak perbedaan baik sosial ekonomi, tata cara perlakuan dan sebagainya. Jamaah hanya akan di bedakan oleh kesungguhan dan keikhlasannya.

B. Hakikat dan Keutamaan Dzikir Tahlil

  1. Hakikat Dzikir Tahlil Dengan membersihkan hati, mampu meretas keterikatan dari segala sesuatu selain Allah dengan cara mengosongkan hati dari kecintaan pada dunia serta menghilangkan segenap pikiran buruk dan tidak baik. Inilah buah dan hasil dari mengingat Allah. Manakala cahaya dari hasil mengingat-Nya masuk ke dalam hati, maka hatipun kosong dari kesedihan dan kedukaan dunia serta dipenuhi dengan kecintaan pada Allah saja. Cahaya dari mengingatnya mengubah hati menjadi lampu >ang bersinar terang. Jika tidak demikian, menurut ungkapan Jalaludin Rumi, haii ini tidak lain dan tidak bukan hanyalah sekedar “sebuah botol berisi air

  sen ? }1 \

  “Hati orang yang kosong dari cahaya sama sekali bukan hath jika tidak ada ruh, maka tak ada bagian menjadi keseluruhan. Botol yang tidak mengandung cahaya kehidupan, jangan menyebumya lampu, ia hanyalah sebuah botol berisi air seni.“ 1

  7

  18 Hati orang yang lalai kepada Allah hanyalah sekedar riembok atau dinding dari sebuah ruangan”, dan hati seorang yang mengingat .Allah adalah objek pencerahan Ilahi.19. Itulah sebabnya para sufi terkemuka memandang dzikir atau mengingat Allah sangat penting untuk membersihkan hati. Yang demikian itu bukanlah pendapat personal mereka, melainkan ditandaskan oleh Al-Qur’an dan hadis Nabi. Pertama-

17 Mir Valiudin, Dzikir dam Kontemplasi dalam Tasawuf Pustaka Hidayah, 1997 89

  tama, lihat bagaimana Al-Qur’an menekankan pentingnya Berdzikir atau mengingat Allah ini.20 Orang-orang mukmin dianjurkan :

  “Wahai orang-orang beriman! Berdzikirlah dan ingatlah nama Allah dengan dzikir sebanyak-banyaknya. Dan bertasbihlah kepada-Nya di waktu pagi dan petang”(Q.S.

  Al-Ahzab. 41-42)21 Menurut mujahid, makna “mengingat” Allah adalah apa saja yang tidak bisa dilupakan dalam keadaan bagaimanapun. Ini sama dengan yad- dasyt atau “terus-menerus mengingat” sebagaimana kaum sufi besar menyebut kebiasaan ini.22

  Selanjutnya Al-Qur’an menyatakan

  “Maka ingatlah Aku. Pasti Aku akan mengingatmu. Dan bersyukurlah kepada-Ku, dan jangan kamu menging/cari rahmat- Ku.

  (A1 Baqoroh : 152)23 Mengomentari makna ayat di atas, Syeh Abdul-Aziz mengatakan : menurut makna ayat ini, barang siapa mengingat Allah dengan segenap anggota tubuh, hati dan lidahnya serta pada saat yang sama bekerja mencari nafkah kehidupan, maka ia akan digolongkan ke dalam orang- orang yang senantiasa mengingat Allah. Dengan demikian, semua orang muslim yang mematuhi segenap perintah Allah dan menjauhi segala

20 Ibid.

  

21 Al-Qur’an Terjemah. Mujamma A1 Malik Fahd Li thiba’at A1 M ushaf As Syarif 1420 H/ 200 M, him 674 sesuatu yang dilarang oleh-Nya akan dipandang sebagai orang-orang yang mengingat Allah. Dan mereka yang bertindak bertentangan dan syari’ah akan dipandang sebagai orang-orang yang melampaui batas dan pemberontak, sekalipun siang malam mereka mungkin mengamalkan praktek-praktek sufi atau berdzikir.24

  2. Fadhilah dan Keutamaan Majelis Dzikir Tahlil Dalam kitab Ihya’ Ulumuddin, imam Ghozali mengatakan :

  • * l ) j l l y i f e j Cifc Joe / / V — / / / / / / <" ' ' , "
  • 4 i *

    • T . (j*_P ^ " * / / / / / /

      “Maka tidak ada ibadah yang lebih tinggi pahalanya setelah membaca Al-Q ur’an selain dzikir dan berdo’a degan ihklas kepada Allah.”

      (Ihya’ Ulumuddin 1/ 295).25 2

      6 Dalam riwayat Ahmad ditambahkan : “Dan Allah lebih cepat

      memberi ampunan” Di sini dzikir berarti menghadap Allah dengan

      kemauan yang tinggi dan Allah akan menerimanya. Rasulullah memiliki kalimat-kalimat yang sangat terang bercahaya sehingga dapat di jadikan pertunjuk.

      “Barang siapa yang mengucapkan Laailaa haillallah (Tiada Tuhan selain Allah) dengan ihklas karena Allah, ia akan masuk syurga” sahabat bertanya kepadanya; Bagaimana mengucapkannya dengan ikhlas ? Beliau

      24 Mir Valiudin op.cit., him. 9 1 - 9 2

      25 Sirajudin Abbas, 40 Masalah Aganta, Pustaka Tarbiyah, Jakarta, 2005, him. 28

      dari neraka. Allah berfirman, apakah mereka pernah melihat neraka? Para malaikal herkata, tidak Tuhanku, mereka tidak pernah melihat neraka. Allah berfirman, Bagaimana seandainya mereka pernah melihat neraka? Para malaikat berkata, jika mereka melihat neraka, mereka berlari sekuat tenaga darinya dan sangai takut kepadanya. Allah Ta ’ala berfirman, Aku bersaksi kepada kalian bahwa Aku mengampuni mereka. Salah satu malaikat berkata, diantara mereka terdapat si fulan yang bukan termasuk dari mereka. Orang tersebut datang guna memenuhi kebutuhannya. Allah berfirman, mereka semua satu teman duduk dan teman duduk mereka tidak celaka karena mereka.29

      Dari penjelasan-penjelasan di atas baik dari A1 Qur’an dan Hadis Nabi dapat diketahui bahwa majelis dzikir tahlil memiliki beberapa fadhilah atau keutamaan diantaranya adalah :

      1. Turunnya ketenangan j iwa.

      2. Diliputi rahmat dari Allah baik jamaah majelis ataupun yang ikut duduk di majelis.

      3. Para malaikat mengelilingi mereka.

      4. Allah menyebut mereka di mahluk yang ada di samping Nya.

      Keempat hal tersebut diperuntukkan bagi orang-orang yang berkumpul untuk dizikir kepada Allah ta’ala, Abu Hurairah dan Abu Sa’id AL Khudri ra meriwayatkan di dalam hadits Shahih Muslim Nabi Muhammad SAW bersabda:

      “Sesungguhnya orang-orang yang berdzikir kepada Allah mempunyai empat hal; ketenangan turun kepada mereka, mereka diliputi rahmat, malaikat mengelilingi mereka, dan Allah akan menyebutkan mereka diantara para malaikat yang ada disisinya. ”

      (H.R. Muslim 2675)30 c. Pendidikan beritual dan bersosial Dalam hal ini masyarakat akan merasakan manfaat majelis dzikir tahlil dalam hal pendidikan ritual dan sosial, sebab kita hidup tidak sendiri, kita punya keluarga, tetangga dan warga masyarakat yang selalu berinteraksi. Dzikir tahlil disamping bermanfaat bagi diri sendiri juga mengandung rasa kasih sayang atau kasih mengasihi antar warga, contoh apabila ada warga yang meninggal jamaah akan mengumpulkan dana untuk menyumbang seihlasnya, bantuan kain kaffan, selain itu keluarga jamaah dapat menggunakan jasa majelis dzikir tahlil untuk mendoakan keluarga yang meninggal. Dan bantuan yang lain sekedamya, di mana jamaah dapat belajar untuk saling berbagi dan berkasih sayang.

      Setiap anggota jamaah dzikir tahlil khususnya, maupun warga masyarakat pada umumnya wajib memberikan pengertian dan pendidikan kepada anak, istri atau suami, bahwa hidup tidak bisa sendiri bahkan disaat nyawa diambil sang kholik pun kita masih membutuhkan orang lain.

    BAB III METODOLOGI PENELITIAN Sebagai upaya untuk mendapatkan hasil penelitian yang dinilai maksimal

      diperlukan beberapa langkah atau metode penelitian. Dalam hal ini untuk mencari data dan jawaban tentang nilai-nilai spiritual dan sosial di dalam majelis dzikir dan tahlil di RW. 07 Kelurahan Siswodipuran, Kecamatan Boyolali, Kabupaten Boyolali yang kemudian untuk ditarik sebuah kesimpulan.

    A. Menentukan Variabel

      Di dalam bahasan ini obyek penelitian ataupun variabelnya adalah nilai-nilai spiritual dan nilai-nilai sosial di dalam majelis dzikir dan tahlil, serta adakah manfaat majelis dzikir dan tahlil bagi anggota majelis dan masyarakat. Dalam bahasan ini adalah masyarakat RW. 07 Kelurahan Siswodipuran, Kecamatan Boyolali, Kabupaten Boyolali, variabel ini disebut variabel kualitatif.

    B. Teknik Pengumpulan Data

      Di dalam penelitian ini yakni mengenai nilai-nilai spiritual dan sosial di dalam majelis dzikir dan tahlil yang kebanyakan anggota majelis adalah bapak-bapak yang sudah berumur, maka penulis memilih teknik pengumpulan data dengan metode interview atau wawancara. Ini dikarenakan agar responden lebih merasa dihargai, dihormati dan data yang diperoleh benar-benar valid dan bisa dipertanggungajwabkan.

      Wawancara atau interview adalah suatu bentuk komunikasi verbal, jadi semacam percakapan yang bertujuan untuk memperoleh data dengan cara mengadakan tanya jawab secara langsung dengan responden terutama pada informan yang banyak mengetahui obyek penelitian. Dalam hal ini imam majelis, sebagian pengurus majelis, dan juga beberapa anggota majelis serta beberapa warga atau pemuka masyarakat di RW. 07 Kelurahan Siswodipuran, Kecamatan Boyolali, Kabupaten Boyolali.

      Mengingat responden banyak yang sudah tua dan juga ada sebagian yang masih agak muda maka penulis menggunakan metode “interview bebas” (unguided interview), di mana pewawancara bebas menanyakan apa saja, tetapi tetap mengacu pada data apa yang akan dikumpulkan. Di dalam pelaksanananya penulis / pewawancara tidak membawa pedoman (ancer-

      ancer)

      apa yang akan ditanyakan. Kebaikan metode ini adalah responen tidak menyadari sepenuhnya bahwa ia sedang di interview. Dengan demikian suasananya akan lebih santai karena hanya omong-omong biasa. Dan pada kenyataannya penulis sering mewawancarai responden di tempat pengajian, di waning makan, di masjid dan terkadang di rumah responden.

    C. Sumber Data

      Di dalam penelitian ini penulis menggunakan dua sumber data yaitu :

      1. Data Primer Yaitu data-data yang berasal langsung dari sumber data utama, yakni majelis dzikir tahlil RW. 07 Kelurahan Siswodipuran, Kecamatan

      2. DataSekunder Yaitu data-data yang berasal langsung dari bahan-bahan pustaka yang mencakup buku-buku literatur, artikel ilmiah, serta dokumen- dokumen tertulis yang bersinggungan dengan kelompok di luar jamaah.

    D. Populasi dan Sampel

      1. Popualsi Yaitu jumlah keseluruhan dari satuan-satuan atau individu yang dijadikan obyek penelitian. Dalam hal ini adalah jamaah majelis dzikir tahlil RW. 07 Kelurahan Siswodipuran, Kecamatan Boyolali, Kabupaten Boyolali. Berikut ini adalah nama-nama anggota majelis dzikir dan tahlil di RW. 07 Kelurahan Siswodipuran, Kecamatan Boyolali, Kabupaten Boyolali tahun 2007.

      

    TABELI

    DAFTAR NAMA-NAMA ANGGOTA MAJELIS DZIKIR DAN TAHLIL

    DI RW. 07 KELURAHAN SISWODIPURAN, KECAMATAN BOYOLALI,

    KABUPATEN BOYOLALI TAHUN 2007

      No N a m a Usia Alamat Status di dalam Majelis

      1 Suhardi, SE

      49 RT. 03 Penanggungjawab

      2 Suparjo

      64 RT. 02 Penas ihat

      3 Bantu Sunaryo

      73 RT. 05 Penasihat

      4 Slamet Suroto

      61 RT. 04 Ketua Keluarga

      5 Fikri Kamal

      45 RT. 03 Ketua Majelis

      Status di dalam No N a m a Usia Alamat Majelis 7 Tri Wahyu. D.

      40 RT. 02 Sekretaris I 8 Darmono, S.Pd.

      40 RT. 04 Sekretaris II

      9 Suminto

      42 RT. 04 Bendaharal

      10 Widodo

      42 RT. 05 Bendaharall

      11 Muh Edy Ismail

      46 Koplak Seksi Dakwah 12 Saebani, S.Ag.

      38 Koplak Seksi Dakwah 13 Edy Purwanto, S.Ag.

      46 Rancah Seksi Dakwah

      14 Juneidi. MZ

      48 Belakan Seksi Dakwah

      15 N ut Haryanto

      38 RT. 02 Seksi Perlengkapan

      16 Sugimin

      38 Rancah Seksi Perlengkapan

      17 Nur Maksudi

      35 RT. 02 Seksi Perlengkapan

      I

      18 H. Mudzakir

      58 RT. 01 Anggota

      19 Misran Sujoko

      63 RT. 01 Anggota Sunarto

      20

      45 RT. 01 Anggota

      21 Sunardi

      45 RT. 01 Anggota

      22 Subagiyono

      48 RT. 01 Anggota

      23 Hadi Ramelan

      62 RT. 01 Anggota

      24 Binen

      46 RT. 01 Anggota

      25 Joko Sarwidi

      41 RT. 01 Anggota

      26 Susanto Darmo

      62 RT. 01 Anggota

      27 Muhtar Hadi

      63 RT. 03 Anggota

      No N a m a Usia Ala mat Status di dalam Majelis

      30 RT. 02 Anggota

      53 Rt. 05 Anggota

      40 Agus Winarno

      46 Rt. 05 Anggota

      41 Indro Yuliarto

      43 RT. 02 Anggota

      42 H. Sabar Santo so

      63 RT. 02 Anggota

      43 Saryadi

      44 Sumadi

Dokumen yang terkait

E N G A R U H M O D E L P E M B E L A JA R A N P R O B L E M B A S E D L E A R N IN G D A N M E D IA A N IM A S I G A M B A R T E R H A D A P A K T IV IT A S D A N H A S IL B E L A JA R S IS WA

0 8 19

E N I N G K A T A N H A S I L B E L A J A R M E N U L I S K A L I M A T E F E K T I F D A L A M P A R A G R A F A R G U M E N T A S I M E L A L U I K E G I A T A N P E E R C O R R E C T I O N P A D A S I S W A K E L A S X 1 S M A N E G E R I R A M B I P U

0 2 17

E V A L U A S I T E R H A D A P P E L A K S A N A A N R U JU K A N B E R JE N JA N G K A S U S K E G A WA T D A R U T A N M A T E R N A L D A N N E O N A T A L P A D A P R O G R A M JA M P E R S A L D I P U S K E S M A S K E N C O N G T A H U N 2012

0 2 19

H U B U N G A N A N T A R A P R O F E S I O N A L I S M E P E G A W A I D E N G A N K U A L I T A S P E L A Y A N A N P E N E R B I T A N K T P D A N K K D I K A N T O R K E C A M A T A N G A M B I R A N K A B U P A T E N B A N Y U W A N G I

0 6 22

H U B U N G A N T I N G K A T P E N G E T A H U A N I B U T E N T A N G D A M P A K K E C E L A K A A N P A D A B A L I T A D I R U M A H D E N G A N T I N D A K A N P E N C E G A H A N K E C E L A K A A N D I W I L A Y A H P O S Y A N D U A L A M A N D A

0 4 19

I D E N T I F I K A S I P E N G A R U H L O K A S I U S A H A T E R H A D A P T I N G K A T K E B E R H A S I L A N U S A H A M I N I M A R K E T W A R A L A B A D I K A B U P A T E N J E M B E R D E N G A N S I S T E M I N F O R M A S I G E O G R A F I S

0 3 19

I N V E S T A S I B I D A N G E N E R G I M I N Y A K D A N G A S B U M I P E R U S A H A A N M U L T I N A S I O N A L P E T R O C H I N A D I I N D O N E S I A

0 4 16

K E A N E K A R A G A M A N JE N I S I K A N D I B L O K B E D U L S E G O R O A N A K T A M A N N A S I O N A L A L A S PU R WO

0 2 17

R E S P O N TA N A M A N C A B E M E R A H T E R H A D A P P U P U K N K M A J E M U K YA N G D I A P L I K A S I K A N S E C A R A L A N G S U N G M E L A L U I TA N A M A N

0 0 10

P E M B IN A A N 0 R 4 N G T U A P E N G A R U H N Y A TERHADAP AKHLAK REMAJA DI DESA K A L IY O S O K E L U R A H A N K U T O W i N A N G U N K E C A M A T A N T I N G K I R K O T A S A L A T IG A T A H U N 2008

0 0 111