INOVASI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI MADRASAH IBTIDAIYAH KABUPATEN MAGELANG (STUDI MULTI SITUS PADA MI AL-ISLAM TONOBOYO BANDONGAN, MI AL- FALAH KALIANGKRIK DAN MIN KRINCING SECANG TAHUN 2014-2015)

  

INOVASI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

DI MADRASAH IBTIDAIYAH KABUPATEN MAGELANG

(STUDI MULTI SITUS PADA MI AL-ISLAM TONOBOYO

BANDONGAN, MI AL- FALAH KALIANGKRIK DAN MIN

KRINCING SECANG TAHUN 2014-2015)

  

Disusun oleh

  

ISLAMIYAH

NIM.MI.13.023

  Tesis diajukan sebagai pelengkap persyaratan Untuk gelar Magister Pendidikan Islam

PROGRAM PASCASARJANA

  

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGRI (IAIN) SALATIGA

2015

  ABSTRAK

Inovasi Pembelajaran Agama Islam di Madrasah Ibtidaiyah di Kabupaten

Magelang (Studi Multi situs Madrasah Ibtidaiyah Al Islam Tonoboyo Bandongan,

Madrasah Ibtidaiyah Al Falah Kaliangkrik, dan Madrasah Ibtidaiyah Negeri

  ”

  Secang) tahun ajaran 2014- 2015

  Madrasah Ibtidaiyah didirikan masyarakat sebagai lembaga pendidikan Islam dipercaya sebagai lembaga pendidikan tafaquhudin. Setelah lahir SKB tiga menteri tahun 1975 semakin mengokohkan kedudukan madrasah sebagai lembaga pendidikan tingkat dasar yang secara formal sejajar dengan sekolah dasar. Dengan muatan kurikulumnya 70% pendidikan umum dan 30% pendidikan agama.

  Namun dalam kenyataanya animo masyarakat terhadap madrasah ibtidaiyah rendah. Mereka lebih suka memasukkan anaknya ke sekolah dasar dengan alasan pendidikan umumnya lebih maju. Sedangkan di MI serba tanggung, pendidikan umumnya tidak matang dan pendidikan agamanya tidak matang.

  Padahal dalam kenyataanya madrasah ibtidaiyah juga melakukan beberapa inovasi untuk mempertahankan eksistensinya, terutama inovasi dalam pendidikan agama Islam. Sehingga peneliti terusik klebih jauh untuk melakukan penelitian lebih jauh tentang inovasi pembelajaran agama Islam yang dilakukan madrasah ibtidaiyah.

  Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui cara madrasah ibtidaiyah di Kabupaten Magelang dalam melakukan inovasi pembelajaran Pendidikan Agama Islam,mengetahui implementasi inovasi pembelajaran Pendidikan agama Islam dan implikasinya terhadap lembaga pendidikan madrasah ibtidaiyah di Kabupaten Magelang pada tahun 2014/2015.

  Adapun Pendekatan Penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif.Teknik pengumpulan data yang penulis lakukan adalah teknik wawancara, observasi dan angket.

  Hasil penelitian ini adalah: (1) Madrasah ibtidaiyah di Kabupaten Magelang (MI Al-Islam Tonoboyo Bandongan, MI Al- Falah Kaliangkrik dan MIN Krincing Secang) dalam melakukan inovasi pembelajaran Pendidikan Agama Islam dimulai dengan melakukan inovasi pada Kurikulum yang digunakan dengan menggunakan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Berkarakter atau disingkat KTSP Berkarakter. (2) implementasi inovasi pembelajaran Pendidikan Agama Islam yang dilakukan tidak hanya inovasi pembelajaran yang dilakukan di dalam kelas tetapi juga pembelajaran pendidikan yang dilakukan diluar kelas. Di samping itu juga melalui pembiasaan setiap hari,penerapan pelaksanaan ajaran Islam dalam

  (3)

  kehidupan sehari- hari. Hal itu merupakan penerapan inovasi pembelajaran

  

Sebagai implikasi dari inovasi pembelajaran pendidikan agama Islam yang dilakukan

madrasah ibtidaiyah tersebut adalah semakin kuatnya kepercayaan masyarakat untuk

menitipkan anaknya di madrasah ibtidaiyah.

  

ABSTRACT

Title: The innovation of Islamic Education Learning at Madrasah Ibtidaiyah in

Magelang Rgency (Multi Situs Study at The Al Islam Islamic Elementaary School

in Tonoboyo Bandongan, Al Falah Islamic Elementary School in Kaliangkrik, and

State Islamic Elementary Schol inf Krincing Secang) on 2014- 2015

  The background of the problem is the moslem society prefer enter the children in the elementary school to enter the children in the Islamic elementary school. Actually the Islamic elementary school that innovate the Islamic education learning to defense their excistence.

  The aim of this research are to know how the Islamic elementary School in Magelang Regency innovate Islamic education learning , implementation of Islamic education learning innovation and the implication to Islamic elementary school in Magelang Rgency on 2014/2015.

  The approach of this research is qualitative approach , qualitative description method by observe the research object and interview to the headmaster of islamic elementery school and the teachers. The researcher collect their data by interview methode, document methode and document methode. So the analis data methode don’t use statistic but use discriptive analitic.

  The conclusion of this research are the islamic elementary schools in Magelang regency start innovation of curiculum which known by “ Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Berkarakter”. The implementation of the innovation of islamic education learning is the learning don’t only in the classroom but also outside the classroom such as in the mosque or in the school environment. Besides by aplication Islamic education habits everyday. The impication of the Islamic education learning is the society more interest and believe to take the children study in Islamic elementary school in Magelang Regency.

  PRAKATA

  Segala puji bagi Allah SWT,Yang Maha Pemurah dan Maha Penyayang kepada seluruh umat-Nya yang telah melimpahkan taufik serta hidayah-Nya.

  Sholawat dan salam semoga senantiasa terlimpahkan kepada Nabi Muhammad SAW, yang telah merubah zaman kegelapan (jahiliah) menjadi zaman yang terang benderang dengan manusia yang berakhlak melalui ajaran agama Islam yang dibawanya, serta syafaatnya senantiasa kita harapkan di hari kiamat kemudian.

  Atas pancaran ilmu-Nya yang dianugerahkan sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis yang berjudul “Inovasi Pembelajaran Agama Islam di Madrasah Ibtidaiyah di Kabupaten Magelang (Studi Multi situs Madrasah Ibtidaiyah Al Islam Tonoboyo Bandongan, Madrasah Ibtidaiyah Al Falah Kaliangkrik, dan Madrasah Ibtidaiyah Negeri Secang) tahun ajaran 2014- 2015)”,

   dengan baik, dan lancar. Semua ini tidak lain adalah atas pertolongan dari Allah SWT.

  Selanjutnya pada kesempatan ini penulis ucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada:

  1. Bapak Dr. Rahmad Haryadi, M.Pd selaku Rektor IAIN Salatiga.

  2. Bapak Dr. H. Zakiyuddin, M.Ag, selaku Direktur Program Pascasarjana Institut Agama Islam Negeri Salatiga.

  3. Bapak Dr.Imam Sutomo, M.Ag.. selaku pembimbing yang penuh dengan keihlasan, kesabaran dan kejelian untuk memberikan bimbingan dan

  4. Seluruh dosen dan karyawan Program Pascasarjana IAIN Salatiga yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan dan pelayanan kepada penulis.

  5. Bpk. Rozib Sulistio, M.Pd.I (Kepala MI Al-Islam dan guru-guru MI Al- Islam Tonoboyo), Bapak Fadhoil, S.Ag. (Kepala Al-Falah Kaliangkrik beserta guru ), Bapak Drs. Tahsin, M.Pd.I selaku Kepala MIN Krincing Secang beserta seluruh dewan guru, karyawan dan peserta didiknya yang telah memberikan kesempatan dan bantuan demi terselesainya penelitian kepada penulis.

  6. Seluruh pihak yang telah terlibat dalam penyusunan tesis ini.

  Penulis meyadari bahwa semua itu adalah kekurangan dari diri pribadi penulis, dengan ini mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari seluruh pembaca untuk menjadi yang lebih baik.

  Penulis berharap semoga Tesis ini memberikan kemanfaatan dan kemaslahatan khususnya pada diri pribadi penulis dan pembaca serta dalam ilmu pendidikan secara umum. Amin ya robbal’alamin.

  Salatiga, 19 Agustus 2015 Penulis, Islamiyah, S.Ag.

  NIM M .I 13.023

  PERSEMBAHAN 1.

  Kedua orang tuaku, yang telah membesarkan dan mendidikku hingga aku dewasa; 2. Suami dan buah hatiku yang selalu menyayangi dan memotivasi aku; 3. Rekan- rekan guru madrasah ibtidaiyah di Kabupaten Magelang dan rekan- rekan guru pada umumnya.

  4. Kepada teman-teman PPs IAIN salatiga angkatan 2013 yang saya cintai.

  5. Seluruh pembaca yang budiman.

  DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................................. i

HALAMAN PENGESAHAN .................................................................................... ii

HALAMAN PERNYATAAN .. ................................................................................. iii

ABSTRAK....................................................................................................... ........... iv

KATA PRAKATA ..................................................................................................... vi

MOTTO............................................................................................................ ........... vii

PERSEMBAHAN................................................................................................ viii

DAFTAR ISI .............................................................................................................. ix

DAFTAR TABEL........................................................................................................ xii

BAB I PENDAHULUAN ...........................................................................................

  1 A.

  1 Latar Balakang Masalah ............................................................

  B.

  6 Rumusan Masalah. .....................................................................

  C.

  7 Tujuan dan manfaat penelitian ....................................................

  D.

  8 Kajian Pustaka ............................................................................

  E.

  Metode Penelitian ....................................................................... 12 F. Sistematika Penulisan ................................................................ 22 BAB II KAJIAN TEORI ............................................................................................

  24 A.

  Pendidikan Agama islam di Madrasah Ibtidaiyah .................. 24 1.

  Sejarah Madrasah setelah SKB tiga Menteri. .................... 24 2. Pendidikan Agama islam .................................................. 28 B. Inovasi Pembelajaran pendidikan Agama Islam di Madrasah Ibtidaiyah ..............................................................................

  35 1. Pengertian Inovasi ..................................................... 35 2.

  Inovasi Kurikulum.............. ...................................... 35 3. Kurikulum Tingkat Satuan pendidikan Berkarakter. 36 4. Kurikulum 2013....................................................... 42 5. Inovasi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam di MI 43

  BAB III HASIL PENELITIAN PENELITIAN ............................................. A. Gambaran MI Al-Islam Tonoboyo Bandongan............ ............... . 55

  1. Sejarah Berdirinya MI Al- Islam Tonoboyo.............................. 55

  2. Visi, Misi dan Tujuan MI Al-Islam Tonoboyo....................... 56

  3. Kondisi Obyektif Madrasah....................................................... 59

  a. Kondisi Obyektif Bangunan.....................................................59

  b. Fasilitas yang Dimiliki..............................................................60

  c. Tenaga kependidikan................................................................60

  d. Keadaan Siswa.........................................................................61

  B. Gambaran obyek MI Al-Islam Tonoboyo 1.

  Kegiatan Pembelajaran di MI Al-Islam Tonoboyo............. 62 2. Penilaian Pengembangan Diri MI Al-Islam Tonoboyo....... ..67.

  a.

  KKM mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam MI Al- IslamTonoboyo ........................................................68 b. Kriteria kenaikan Kelas dan.Kelulusan...................................69

  C. Gambaran Umum MI Al-Falah Kaliangkrik

  1. Sejarah berdirinya MI Al-Falah kaliangkrik...................................71

  2. Visi, Misi dan Tujuan MI Al-Falah Kaliangkrik.............................74

  3. Kondisi Obyektif Madrasah a.

  .Sarana dan Prasarana .............................................................75 b.

  Keadaan Siswa ................................................................ 76 c. Tenaga kependidikan ....................................................... 76 d.

  Identitas Madrasah a. Gambaran Obyek MI Al-Falah 1. Muatan dan Struktur Kurikulum .............................................

  79

  3. Penilaian Pembelajaran PAI di MI Al-Falah ............................

  83 a. KKM Mapel PAI di MI Al-Falah ............................... 84 b.

  Kriteria Kegiatan Pengembangan Diri ....................... 84 E. Gambaran Umum MIN Krincing 1.

  Sejarah Berdirinya MIN Krincing Secang ...................... . 84 2. Visi, Misi dan Tujuan Madrasah ...................................... 89 3. Kondisi Obyektif Madrasah a.

  Sarana dan Prasarana MIN Krincing .......................... 91 b.

  Keadaan Siswa .......................................................... 92 F. Gambaran Obyek Penelitia MIN Krincing............................. 93 1.

  MuatanKurikulum MIN Krincing Secang........................... 93 2. Kegiatan Pembelajaran PAI di MIN Krincing Secang ...... 97

  BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Inovasi Pembelajaran PAI di MI Kabupaten Magelang ............... 109 B. Implementasi Inovasi Pembelajaran PAI di MI Kabupaten Magelang ........................................................................................ 129 C. Implikasi Inovasi Pembelajaran PAI di MI Kabupaten Magelang.. 144 BAB V PENUTUP .............................................................................................145 1. Simpulan................................................................................................... 145 2. Saran.........................................................................................................152 DAFTAR PUSTAKA............................................................................ 154 LAMPIRAN.............................................................................................157 BIOGRAFI PENULIS............................................................................ 165

  

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

  2.3 KKM Mapel PAI MI AL-Falah Kaliangkrik ..........................................90

  3.4 Pengaturan Beban Belajar di MIN Krincing..........................................105

  3.3 Struktur Kurikulum MIN Krincing Secang ........................................104

  3.2 Penilaian Kegiatan Pengembangan Diri MIN Krincing ........................107

  3.1 Jadwal Kegiatan Pengembangan Diri di MIN Krincing Secang..... ... 106

  2.5 Alokasi Waktu Kegiatan Pengembangan Diri MI al-Falah Kaliangkrik...............................................................................................90

  2.4 Alokasi Waktu Kegiatan Pengembangan Diri MI al-Falah Kaliangkrik...............................................................................................90

  2.2 Struktur Kurikulum PAI MI Al-Falah Kaliangkrik... ..............................81

  1.1 S

  2.1 Tenaga Kependidikan MI Al-Falah Kaliangkrik... .................................81

  1.6 KKM Mapel PAI MI Al-Islam semester gena ..................................... .71

  1.5 Kriteria Ketuntasan Minimum Mapel PAI MI Al-Islam ....................... 70

  1.4 Penilaian Kegiatan Pengembangan Diri MI Al-Islam..............................69

  1.3 Jadwal Kegiatan Pengembangan Diri MI Al-Isla....................................68

  1.2 Nama Guru dan Karyawan MI Al-Islam Tonoboyo ...............................61

  arana dan prasarana MI Al-Islam Tonoboyo................................... ....60

  3.5 KKM Mata Pelajaran di MIN Krincing Secang ....................................105

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Lembaga Pendidikan Islam bisa dikategorikan lembaga industri mulia (noble Industry ) karena mengemban misi ganda yaitu profit dan sosial. Profit untuk

  mencapai keuntungan, ini dapat dicapai dengan efisiensi dan efektivitas dana bisa tercapai, sehingga pemasukan (income) lebih besar dari biaya operasional.

  Misi sosial untuk mewariskan dan menginternalisasikan nilai-nilai luhur. Kedua misi ini dapat dicapai secara maksimal apabila lembaga pendidikan Islam tersebut memiliki modal human-capital dan social capital yang memadai serta keefektifan efisiensi yang tinggi. Itulah sebabnya mengelola lembaga pendidikan Islam tidak hanya dibutuhkan profesionalisme yang

  

1

  tinggi tetapi juga niat yang suci termasuk di dalamnya menginovasi pelaksanaan pembelajaran agama Islam.

  Pada dasarnya pendidikan Islam menekankan bimbingan bukan pengajaran yang mengandung otoritatif pihak pelaksana pendidikan (guru) dengan bimbingan sesuai ajaran-ajaran Islam. Maka anak didik mempunyai ruang gerak untuk mengaktualisasikan segala potensi yang dimilikinya. Guru

  2 berfungsi sebagai fasilitator petunjuk jalan ke arah penggalian potensi anak.

1 Sutiah dkk, Manajemen Pendidikan Aplikasinya dalam Penyusunan Rencana Pengembangan Sekolah/ Madrasah , Jakarta: Pernada media Group, 2009, 5.

  Perkembangan teknologi dan informasi yang cepat dalam berbagai aspek kehidupan termasuk dalam bidang pendidikan merupakan upaya menjembatani masa sekarang dan masa yang akan datang dengan memperkenalkan pembaharuan-pembaharuan yang lebih mengarah pada efektivitas dan efisiensi. Kebutuhan akan layanan kepada peserta didik dan perbaikan kesempatan belajar bagi mereka telah menjadi pendorong utama timbulnya pembaharuan pendidikan. Oleh karena itu lembaga pendidikan harus mampu mengantisipasi perkembangan tersebut dengan terus menerus mengupayakan suatu program yang sesuai perkembangan anak, perkembangan zaman, situasi dan kondisi peserta didik.

  Madrasah ibtidaiyah sebagai satu bagian dari lembaga pendidikan Islam yang merupakan lembaga pendidikan Islam tertua di Indonesia setelah pondok pesantren yang didirikan oleh para tokoh masyarakat sebagai lembaga pendidikan untuk memahami agama Islam. Masyarakat pada umumnya memasukkan anaknya ke lembaga pendidikan madrasah ibtidaiyah dengan tujuan agar mereka dapat memahami agama, terampil membaca al-Qur’an dan berakhlak mulia dan menjadi anak yang soleh dan sholehah.

  Madrasah ibtidaiyah yang sebelum terbit SKB tiga menteri menerapkan kurikulum pendidikan agama 70% dan pendidikan umum 30%, maka sejak turun SKB tiga menteri berubah menjadi 70% pelajaran umum dan 30% pelajaran agama walaupun secara tersirat diharapkan agar madrasah

  3

  ibtidaiyah menerapkan pendidikan agama 100% dan pendidikan umum 100%.

  Sehingga dari situlah mulai timbul pro kontra dari para tokoh pendiri tentang keberadaan madrasah sebagai lembaga tafaquhuddin. Dengan berubahnya kurikulum pendidikan agama mereka meragukan lembaga pendidikan Islam sebagai lembaga yang mencetak generasi muda yang menguasai agama Islam. Kemudian mereka mendirikan madrasah diniyah. Namun di sisi yang lain sebagian dari mereka lega karena keberadaan madrasah ibtidaiyah diakui sejajar dengan sekolah dasar sebagai lembaga pendidikan formal di Indonesia.

  Dalam perjalanannya berdasarkan kebijakan pemerintah banyak madrasah ibtidaiyah swasta yang dijadikan madrasah ibtidaiyah negeri. Namun banyak pula madrasah ibtidaiyah yang mempertahankan eksistensinya sebagai madrasah ibtidaiyah swasta di bawah naungan sebuah yayasan. Sehingga obyek penelitian yang penulis teliti adalah madrasah ibtidaiyah negeri dan swasta.

  Namun, berdasarkan fenomena yang ada banyak orang tua atau masyarakat yang enggan memasukkan anaknya ke madrasah ibtidaiyah.

  Mereka lebih memilih memasukkan anaknya ke sekolah dasar. Madrasah ibtidaiyah hanya dijadikan alternatif kedua bila anaknya tidak diterima di sekolah dasar, barulah dimasukkan ke madrasah ibtidaiyah. Hal itu terjadi karena anggapan masyarakat agar anaknya bisa menguasai pendidikan umum harus masuk ke sekolah dasar sedangkan di madrasah ibtidaiyah hanya mengajarkan agama saja.

  Padahal sejak tahun 1994 lembaga pendidikan madrasah ibtidaiyah sudah merupakan sekolah dasar yang bercirikan Islam. Dalam pendikan umum, kurikulum pendidikan umum sama dengan kurikulum di sekolah dasar, Sedangkan dalam pendidikan agama Islam lebih banyak dalam materinya maupun alokasi waktunya. Ketika ada pembaharuan kurikulum dari kurikulum berbasis kompetensi, kurikulum Tingkat Satuan pendidikan sampai kurikulum 2013 madrasah ibtidiyah juga melakukan hal tersebut baik itu dalam materi pendidikan umum maupun pendidikan agama Islam.

  Ada juga sebagian masyarakat berasumsi bahwa belajar di madrasah ibtidaiyah serba tanggung. Mata pelajaran umumnya tidak matang, pendidikan agamanya juga dianggap tidak matang. Padahal berdasarkan fenomena yang ada, banyak madrasah ibtidaiyah yang melakukan inovasi untuk meningkatkan mutu pembelajarannya misalnya dengan memberikan jam tambahan di luar jam pelajaran seperti mengambil guru dari lembaga pendidikan pesantren atau alumninya untuk meningkatkan pembelajaran agama Islam. Melakukan kegiatan sholat berjamaah dan rangkaiannya. Melakukan kegiatan peringatan hari besar Islam seperti Maulid Nabi dan kegiatan Qurban di sekolah.

  Untuk meningkatkan kualitas pembelajaranya madrasah ibtidaiyah telah memenuhi kualisi akademik dalam mengajar seperti berijazah S.1 pendidikan, banyaknya guru yang mengikuti work shop atau pelatihan untuk meningkatkan kualitas pembelajarannya dan memenuhi standar nasional pendidikan dengan nilai akreditasi B mendekati A.

  Disamping itu berdasarkan evaluasi yang dilakukan oleh Dinas Pendidikan Nasional Kabupaten Magelang tahun 2011 peringkat tertinggi ujian nasional juga diraih siswa Madrasah Ibtidaiyah Al-Huda Donorejo Mertoyudan. Bahkan ada salah satu siswa Madrasah Ibtidaiyah Al-Huda

  4 Mertoyudan yang memperoleh peringkat 10 tingkat propinsi.

  Untuk itulah penulis ingin mengetahui lebih jauh tentang pembaharuan atau inovasi yang telah dilakukan lembaga pendidikan madrasah ibtidaiyah terutama dalam melakukan inovasi dalam pembelajaran agama Islam. Untuk mengfokuskan permasalahan, madrasah ibtidaiyah yang akan penulis teliti adalah madrasah ibtidaiyah yang berada di Kabupaten Magelang.

  Adapun yang menjadi subyek penelitiannya adalah Madrasah Ibtidaiyah Al Islam Tonoboyo Kecamatan Bandongan di Kabupaten Magelang, Madrasah Ibtidaiyah Al Falah di Kecamatan Kaliangkrik dan Madrasah Ibtidaiyah Negeri Secang. Dengan demikian penulis mengambil judul penelitian “ Inovasi Pembelajaran Agama Islam di Madrasah Ibtidaiyah di

  Kabupaten Magelang ( Studi Situs Madrasah Ibtidaiyah Al Islam Tonoboyo

  

Bandongan, Madrasah Ibtidaiyah Al Falah Kaliangkrik, dan Madrasah

Ibtidaiyah Negeri Secang) tahun ajaran 2014- 2015

B. Rumusan dan Batasan Masalah 1. Batasan Masalah

  Dari latar belakang masalah tersebut lembaga pendidikan Islam yaitu madrasah ibtidaiyah dihadapkan pada berbagai permasalahan seperti animo masyarakat yang lebih suka memasukkan anaknya ke sekolah dasar, di satu sisi kita membutuhkan generasi yang mempunyai dan mengamalkan nilai- nilai luhur berdasarkan ajaran Islam untuk mempersiapkan diri dalam menghadapi perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang terjadi pada masa yang akan datang. Lembaga madrasah Ibtidaiyah sebagai sekolah dasar yang bercirikan Islam harus mampu mengatasi permasalahan di atas. Untuk itu diperlukan inovasi atau pembaharuan yang dilakukan oleh madrasah ibtidaiyah terutama dalam pembelajaran agama Islam untuk mengembalikan kepercayaan masyarakat bahwa madrasah juga mampu memberikan pendidikan umum kepada peserta didik tetapi juga mampu menanamkan nilai- nilai luhur agama Islam dengan beberapa inovasi yang dilakukan.

2. Rumusan Masalah

  Berdasarkan batasan masalah yang dikemukakan di atas, maka masalah- masalah itu dapat dirumuskan berupa pertanyaan- pertanyaan sebagai berikut:

1. Bagaimana cara madrasah ibtidaiyah melakukan inovasi pembelajaran

2. Bagaimana cara mengimplementasikan inovasi pembelajaran agama

  Islam di Kabupaten Magelang pada tahun 2014/ 2015 3. Apa implikasi dari pelaksanaan inovasi pembelajaran Agama Islam pada madrasah ibtidaiyah di Kabupaten Magelang.

C. Signifikansi Penelitian 1.

  Tujuan Penelitian Adapun penelitian ini kami lakukan dengan dengan tujuan untuk 1.

  Mengetahui cara madrasah ibtidaiyah melakukan inovasi pembelajaran dalam pendidikan agama Islam

2. Mengetahui implementasi inovasi pembelajaran agama Islam di

  Kabupaten Magelang pada tahun 2014/ 2015 3. Apa implikasi dari inovasi pembelajaran agama Islam yang telah dilakukan madrasah ibtidaiyah di kabupaten magelang pada tahun

  2014/2015

  2. Manfaat Penelitian Manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini dapat dibedakan menjadi dua yaitu: a)

  Manfaat teoritis Secara teoritis penelitian ini bermanfaat untuk menyempurnakan penelitian yang telah dilakukan sebelumnya tentang cara madrasah lembaga pendidikan yang lain. Terutama dalam melakukan inovasi pembelajaran agama Islam pada umumnya dan inovasi pembelajaran agama Islam pada lembaga pendidikan madrasah ibtidaiyah secara lebih spesifiknya.

  b) Manfaat Praktis

  Secara praktis penelitian ini bermanfaat untuk 1.

  Guru-guru dan guru-guru agama Islam pada khususnya untuk menerapkan inovasi pembelajaran agama Islam yang dilakukan madrasah ibtidaiyah.

  2. Pengelola madrasah ibtidaiyah dan sekolah pada umumnya dapat menerapkan inovasi pembelajaran Agama Islam ini sehingga eksistensinya diakui oleh masyarakat.

3. Kepala sekolah sebagai manager sekolah dapat memasukkan inovasi pembelajara agama Islam ini dalam kurikulum sekolahnya.

  D.

  Kajian Pustaka Kajian pustaka ini meliputi dua hal yaitu penelitian terdahulu dan kerangka teori. Sebenarnya telah ada penelitian tentang inovasi pembelajaran agama Islam, misalnya:

5 Muhammad Ali Sadikin dalam tesisnya menyimpulkan bahwa inovasi

  guru sangat penting agar peserta didik bisa mengikuti pembelajaran agama Islam dengan menggunakan metode yang bervariasi.

  Kalau dalam tesis di atas hanya menyoroti inovasi yang perlu dilakukan guru dalam pembelajaran PAI dengan memilih metode yang tepat, maka penelitian yang akan penulis lakukan lebih dari itu, yaitu inovasi yang dilakukan oleh sebuah lembaga pendidikan madrasah ibtidaiyah untuk mempertahankan eksistensi mutu kelembagaannya.

  6 Tesis yang ditulis oleh Hidayad dalam penelitiannya yang menggunakan

  pendekatan kualiatif dan analisa datanya menggunakan analisa deskriptif menyimpulkan bahwa kegiatan pembelajaran Pendidikan Agama Islam di luar jam pelajaran merupakan kegiatan untuk mengaktualisasikan pembelajaran Agama Islam di dalam jam pembelajaran Agama Islam dan sebagai faktor pendukung dan merupakan kurikulum yang tersembunyi.

  Berbeda dengan fenomena yang peneliti temui, kegiatan pembelajaran agama Islam di luar jam pelajaran di madrasah ibtidaiyah yang penulis teliti merupakan kurikulum yang sudah terstruktur dan terencana di dalam melakukan inovasi pembelajaran Agama Islam dan sebagai penyempurna kegiatan Pembelajaran Agama Islam di dalam jam pelajaran. 5 Muhammad Ali Sadikin, Inovasi Guru dalam Penggunaan Metode dan Bahan Ajar

  

Pembelajaran Pendidikan Agama Islam di Sekolah Dasar Nasima Semarang, Semarang: Program

Pascasarjana IAIN Walisongo Semarang, 2013, 3- 21. 6 Hidayad, Pembelajaran Agama Islam sebagai Laboratorium Sosial Pendidikan Agama

7 Akhri Isti’anah dalam tesisnya dengan menggunakan pendekatan

  kuantitatif dan analisa datanya menggunakan korelasi parsial korelasi bivarian dengan variabel bebas Peran Tenaga Pendidik dan Desain Pembelajaran PAI dan variabel terikatnya adalah motivasi masyarakat menyimpulkan bahwa peran tenaga pendidik dan desain Pembelajaran dan Motivasi Masyarakat di MIN Sumberejo sangat baik dengan angka 62,5% dan Desain Pembelajaran PAI 64,9% dan motivasi masyarakat 52,7%. Sedangkan di MIN Mlangen peran tenaga pendidik 71,1% dan Desain Pembelajaran 50% Motivasi Masyarakat 55,9%. Hubungan peran tenaga pendidik dan desain pembelajaran PAI dengan motivasi masyarakat di MIN Sumberejo sangat baik dengan interval 16 presentasi 52,7%. Sedangkan di MIN Mlangen hubungan peran tenaga pendidik dan desain pembelajaran PAI dengan motivasi masyarakat baik dengan interval 16 dan presentasi 55, 9%.

  Apabila dengan penelitian kuantitatif saja dapat kita lihat bahwa dengan guru yang profesional dalam mengembangkan desain pembelajaran Pendidikan Agama Islam bisa meningkatkan motivasi masyarakat untuk memasukkan anaknya ke lembaga pendidikan madrasah ibtidaiyah maka inovasi dalam pembelajaran agama Islam diharapkan bisa meningkatkan motivasi masyarakat untuk memasukkan anaknya ke madrasah ibtidaiyah.

  Oleh karena itu penelitian yang penulis lakukan untuk bisa menyempurnakan penelitian sebelumnya dengan menggunakan pendekatan kualitatif. 7 Akhri Isti’anah, Desain Pembelajaran Pendidikan Agama Islam dengan Motivasi

8 Muchamad Arifin dalam dalam tesisnya dengan fokus penelitiannya

  mengenai manajemen Pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SDIT Assalamah dan SDI Assalamah dengan subyek penelitiannya kepala sekolah, wakil kepala sekolah bagian kurikulum dan siswa dengan menggunakan metode observasi, wawancara dan dokumentasi dalam mengumpulkan datanya penelitian yang digunakan menggunakan pendekatan kualitatif dan analisa datanya menggunakan analisa diskriptif menunjukkan hasil bahwa manajemen pembelajaran agama Islam di SDIT Assalamah dengan SDI Istiqomah berbeda dalam perencanaan program yang dijalankan.

  Dalam struktur kurikulum, perencanaan, dan jumlah jam pertemuan dalam satu minggu di SDIT Assalamah 35 menit perjam. Pembelajaran PAI di SDIT Assalamah dimulai kelas 5-6. Kurikulum lokal yang menjadi ciri khas adalah khitobah, tahsin, tahfidz, dan tilawah. Sedangkan Pendidikan agama Islam di SDI Istiqomah 105 menit atau tiga jam pertemuan dalam satu minggu mulai kelas 1-6. Adapun yang menjadi ciri khas keunggulan adalah tartil, tahfidz dan khot. Dalam pelaksanaan pembelajaran pendidikan agama Islam di SDIT Assalamah guru PAI mendapat penghargaan yayasan apabila mereka dapat memenuhi rapor guru yang telah ditetapkan yayasan secara holistik sedangkan di SDI Istiqomah guru mendapat penghargaan secara insidentil. Proses pembelajaran di SDIT Assalamah menggunakan proses pembelajaran model

  full day school sedangkan di SDI proses pembelajarannya menggunakan 8 Muchamad Arifin, Manajemen Pembelajaran Pendidikan Agama Islam (Studi

  model sesuai standar yayasan. Dari diskripsi di atas Muchamad Arifin menyimpulkan bahwa kepala sekolah, guru PAI, wakil kepala sekolah bagian kurikulum harus bersinergi dalam melakukan manajemen pembelajaran PAI secara profesional.

  Kalau penelitian yang dilakukan Muchamad Arifin adalah manajemen pembelajaran PAI di sekolah dasar Islam sedangkan yang akan penulis teliti adalah inovasi yang dilakukan madrasah ibtidaiyah dalam pembelajaran agama Islam. Antara inovasi pembelajaran pendidikan agama Islam dengan manajemen pembelajaran agama Islam ini juga saling berkaitan sehingga diharapkan penelitian yang kami lakukan ini bisa melengkapi penelitian yang telah dilakukan sebelumnya.

  Dari penelitian-penelitian yang telah ada di atas dapat kita lihat penelitian yang telah dilakukan adalah inovasi dalam metode dan bahan ajarnya.

  Sedangkan yang berkaitan dengan pembelajaran pendidikan agama Islam membahas tentang desain dan manajemen pembelajarannya. Adapun yang akan penulis teliti adalah tentang inovasi pembelajaran agama Islam. Dengan demikian antara desain pembelajaran, manajemen pembelajaran ini saling berhubungan diharapkan penelitian ini bisa melengkapi penelitian yang telah dilakukan sebelumnya.

  E.

  Metode Penelitian 1.

  Jenis Penelitian

  Penelitian yang penulis lakukan ini merupakan jenis penelitian lapangan atau Field Research. Pengumpulan datanya dikumpulkan di lapangan yaitu di lembaga pendidikan dasar madrasah ibtidaiyah. Penelitian ini penulis mulai dengan mengadakan observasi di lapangan untuk mengetahui kegiatan inovasi yang dilakukan madrasah ibtidaiyah di Madrasah Ibtidaiyah Al Islam Tonoboyo Bandongan, Madrasah Ibtidaiyah Al- Falah Kaliangkrik dan Madrasah Ibtidaiyah Negeri Krincing Secang.

2. Pendekatan Penelitian

  Adapun pendekatan penelitian yang penulis gunakan adalah menggunakan pendekatan kualitatif. Penelitian kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data diskriptif berupa kata-kata tertulis

  9 atau lesan dari orang-orang dan perilaku yang diamati.

  Menurut teori penelitian kualitatif, agar penelitiannya dapat betul- betul berkualitas, data yang dikumpulkan harus lengkap, yaitu data primer dan data sekunder. Data primer adalah data dalam bentuk verbal atau kata- kata yang diucapkan secara lesan, gerak-gerik atau atau perilaku yang dilakukan subjek yang dapat dipercaya, dalam hal ini subjek penelitian yang berkenaan dengan variabel yang diteliti. Data sekunder adalah data 9 yang diperoleh dari dokumen-dokumen grafis (tabel, catatan, notulen

  Lexy, J Moeloeng, Metode Penelitian Kualitatif, Bandung: PT Remaja Rosyada, 1993, 3. rapat, SMS, ) foto-foto, film, rekaman video, atau benda-benda lain yang

  10 dapat memperkaya data primer.

  Karena obyek yang akan penulis teliti tentang inovasi pembelajaran agama Islam di MI Al-Islam Tonoboyo Bandongan, MI Al- Falah Kaliangkrik, MIN Secang, maka data primernya penulis peroleh dari hasil wawancara terhadap kepala madrasah, guru- guru dan siswa serta pengamatan yang penulis lakukan terhadap kepala madrasah maupun guru-guru yang ada di MI Al-Islam Tonoboyo bandongan, MI Al-Falah Kaliangkrik serta MIN Krincing Secang. Adapun data sekundernya bisa penulis cari lewat KTSP berkarakter yang telah dibuat oleh MI Al- Islam Tonoboyo, MI Al-Falah Kaliangkrik dan MIN Secang. Selain itu juga foto-foto tabel atau catatan yang berkaitan dengan inovasi pembelajaran agama Islam baik yang berada di MI Al Islam Tonoboyo Bandongan, MI Al-Falah Kaliangkrik dan MIN Krincing Secang.

  Dalam aspek pola pikir, penelitian kualitatif menggunakan pola pikir induktif. Pola pikir induktif adalah menarik kesimpulan dari hal- hal yang khusus menuju ke hal-hal yang umum. Penelitian kualitatif bertujuan menyusun konsep berdasarkan hasil analisa data empiris. Penelitian Kualitatif menggunakan desain tidak lengkap terbuka untuk perubahan.

10 Lexy, J Moeloeng, Metode Penelitian Kualitatif, Bandung: PT Remaja Rosyada, 1993, 3.

  Dalam aspek strateginya, penelitian kualitatif memahami dan mencari makna di balik tingkah laku yang nampak pada subjek penelitian.

  Penelitian kualitatif menggunakan analisa diskriptif kualitatif. Penelitian kualitatif fokus penelitiannya pada proses dan makna di balik kejadian.

3. Subyek dan Lokasi Penelitian

  Karena permasalahan yang akan teliti tentang inovasi pembelajaran agama Islam di Kabupaten Magelang maka yang menjadi subyek penelitiannya adalah guru-guru di MI Al-Islam Tonoboyo Bandongan, MI Al-Falah Kaliangkrik dan MIN Krincing Secang. Sedangkan lokasi penelitiannya bukan semua madrasah ibtidaiyah penulis teliti. Akan tetapi penulis mengambil sampel tiga madrasah yang ada di Magelang. Ketiga madrasah tersebut telah merupakan salah satu bagian dari madrasah unggulan yang ditunjuk Kementrian Agama Kabupaten Magelang. Yang dimaksud madrasah unggulan di sini yaitu madrasah yang menyusun sendiri Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Berkarakter dari masing- masing tim madrasah yang disetujui oleh dewan guru, komite sekolah dan disyahkan oleh Kepala Mapenda Kabupaten Magelang. Madrasah unggulan tersebut diambil dari setiap kecamatan satu madrasah swasta dan lima Madrasah Ibtidaiyah Negeri.

  MI Al-Islam Tonoboyo yang berada di kecamatan Bandongan mewakili madrasah yan berdekatan dengan lokasi lembaga pendidikan pesantren. Di dekat MI Al Islam Tonoboyo yang hanya berseberangan dengan jalan raya terdapat Sekolah Dasar Negeri I Tonoboyo.

  MI Al-Falah Kaliangkrik yang berdiri sebelum lahir lembaga pendidikan Pondok Pesantren Damarjati berdiri. Setelah Pondok Pesantren Damarjati berdiri, maka banyak siswa belajar di madrasah tersebut. Dalam pembelajaran agama Islam berdiri sendiri tidak melibatkan ustadz yang ada di pondok pesantren.

  MIN Secang merupakan salah satu Madrasah Ibtidaiyah Negeri dari lima Madrasah Ibtidaiyah Negeri yang ada di Kabupaten Magelang. MIN Secang di lintas jalan raya propinsi antara Magelang-Semarang. Letaknya berjauhan dengan Sekolah Dasar Negeri.

  Ketiga madrasah ibtidaiyah yang tersebut di atas peneliti anggap bisa mewakili madrasah ibtidaiyah unggulan yang ada di Kabupaten Magelang dalam melakukan inovasi pembelajaran agama Islam di Kabupaten Magelang. Inovasi pembelajaran agama Islam yang termuat di dalam KTSP Berkarakter itu tidak hanya inovasi pembelajaran agama Islam dalam kegiatan Pembelajaran yang ada di dalam kelas tetapi juga inovasi pembelajaran agama Islam yang ada di luar jam pelajaran sebagaimana yang sudah tertuang dalam KTSP berkarakter. Adapun kurun waktu yang penulis lakukan yaitu dari proses pembuatan KTSP berkarakter dalam pembelajaran Agama Islam yang dibuat tahun 2014 dan implikasinya. Oleh karena itu lokasi yang penulis pilih untuk melakukan penelitian yaitu di Madrasah Ibtidaiyah Al- Islam Tonoboyo Bandongan.

  Madrasah Ibtidaiyah Al-Falah Kaliangkrik dan Madrasah Ibtidaiyah Negeri Krincing Secang. Adapun inovasi pembelajaran agama Islam yan akan penulis teliti adalah sejak dibuatnya KTSP berkarakter yaitu dari tahun 2014 sampai dengan tahun 2015.

4. Teknik Pengumpulan Data

  Dalam penelitian kualitatif ini penulis menggunakan berbagai prosedur pengumpulan data dalam rangka menegaskan wawasan yang sedang dikembangkan dan menjamin kepercayaan data yang dikumpulkan. Metode yang tepat bagi penelitian kualitatif adalah campuran berbagai sumber data dan berbagai metode. Sumber data dapat berupa manusia, benda, situasi, kejadian, penampilan dan perilaku orang ( atau makhluk lain seperti hewan), dan berbagai bentuk tulisan,gambar, grafik, serta bentuk- bentuk grafis lainnya. Maka dalam mengumpulkan data ini penulis menggunakan sumber data primer dari pelaku inovasi pembelajaran agam Islam itu sendiri maupun data-data sekunder seperti foto-foto, catatan dan tabel, hasil rekaman atau dokumen lain yang berkaitan dengan inovasi pembelajaran Agama Islam.

  Metode yang digunakan juga harus bermacam- macam , yaitu angket, wawancara, pengamatan, pencermatan, dan lain- lain. Dengan yang dikaji semakin jelas. Dalam penelitian apapun sebenarnya prinsip triangulasi sangat penting. (tri = tiga, angulasi = sudut ). Ada dua cara yang dilakukan oleh peneliti dalam melakukan triangulasi, yaitu: 1.

  Triangulasi dengan sumber yang sama tetapi dengan metode yang berbeda

  2. Triangulasi dengan metode yang sama tetapi sumber data berbeda.

  Dengan adanya triangulasi diharapkan sekurang- kurangnya ada tiga langkah yang dilakukan oleh peneliti, yaitu:

  1. Mencemati data apa yang masih memerlukan tambahan informasi agar hasil penelitian yang dilakukan bertambah kualitasnya.

  2. Menentukan apakah dalam triangulasi tersebut harus dilakukan dengan memperbanyak sumber data atau memperbanyak metode.

  3. Melakukan pengumpulan data secara lebih hati- hati dan cermat agar pekerjaannya tidak sia-sia dan hanya menambah waktu saja.

  Oleh karena itu dalam mengumpulkan data penulis menggunakan berbagai metode, diantaranya:

1. Metode Wawancara.

  Metode wawancara disebut juga metode interview yaitu pengajuan pertanyaan secara lesan kepada sumber data dan dilakukan secara

  11

  sistematis dan berlandaskan pada tujuan penelitian. Dalam hal ini peneliti melakukan interview terpimpin yaitu pewawancara mempersiapkan questioner yang akan diajukan kepada informan

  12

  tetapi penyampaiannya secara bebas. Dalam melakukan penelitian ini penulis melakukan wawancara kepada kepala sekolah, guru, wali murid siswa atau tokoh masyarakat berkaitan dengan inovasi pembelajaran agama Islam yang telah dilakukan madrasah ibtidaiyah negeri maupun swasta.

  Adapun instrumen yang peneliti gunakan untuk melakukan wawancara pedoman wawancara adalah daftar pertanyaan yang sudah penulis siapkan 2.

  Metode Observasi Dalam mengumpulkan data-data penulis berusaha melakukan pengamatan langsung terhadap kegiatan inovasi pembelajaran agama

  Islam baik dalam pelaksanaannya maupun dalam managemen pengelolaannya.

3. Metode Dokumentasi

  Dalam mengumpulkan data-data, penulis juga menggunakan 11 dokumen-dokumen yang berkaitan berkaitan dengan penelitian yang

  Winarno Surachmad, Penelitian ilmiah Dasar, Metode dan Tekhnik, Bandung : Tarsito, 1990, 162. ada di Madrasah Ibtidaiyah al-Islam Tonoboyo Bandongan, Madrasah Ibtidaiyah Al- Falah Kaliangkrik maupun yang ada di Madrasah Ibtidaiyah Negeri Secang. Adapun dokumen- dokumen itu misalnya tentang foto- foto yang berkaitan dengan inovasi pembelajaran pendidikan agama Islam, KTSP Berkarakter, Data Emis lembaga, pendidik maupun siswa.

  Di samping itu peneliti juga mengkaji beberapa literatur atau buku yang berkaitan dengan inovasi pembelajaran Pendidikan Agama Islam di madrasah ibtidaiyah.

5. Analisis Data

  Analisa data memiliki fungsi untuk menjawab permasalahan penelitian yaitu bagaimana pelaksanaan inovasi pembelajaran pendidikan agama Islam di madrasah ibtidaiyah sehingga bisa menambah wawasan bagi para guru agama Islam pada umumnya dan guru Agama Islam pada madrasah ibtidaiyah pada umumnya.

  Mengingat dalam penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif maka analisa data dimulai dari lapangan dengan menggunakan analisis deskriptif yaitu mendeskripsikan dan menganalisa data semua

  13 hal yang menjadi fokus penelitian. Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan analisa data non statistik, yaitu menganalisa data yang digambarkan dengan kata-kata, menguraian serta mengadakan penafsiran data-data yang diperoleh.

  Adapun metode berfikir yang peneliti gunakan adalah metode induktif yaitu berangkat dari faktor-faktor khusus kemudian faktor- faktor itu ditarik generalisasi yang bersifat umum.

  Dalam penelitian ini triangulasi data dilakukan. Triangulasi yang dimaksud di sini adalah mengamati data hasil wawancara dengan hasil pengamatan.

  a.

  Reduksi Data Reduksi data diartikan sebagai proses pemilihan, pemusatan perhatian pada penyederhanaan pengabstrakan dan transformasi data-data kasar yang muncul dari catatan-catatan yang tertulis di lapangan. Reduksi data bukan suatu hal yang terpisah dari analisa data.

  b.

Dokumen yang terkait

MI ISTIQOMAH SAMBAS: PROFIL MADRASAH UNGGUL DI KABUPATEN PURBALINGGA MI ISTIQOMAH SAMBAS: PROFILE OF SUPERIOR MADRASAH IN PURBALINGGA REGENCY Suprapto

1 0 21

GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SMA BERPRESTASI TAHUN 2012 Bidang INOVASI PEMBELAJARAN BERBASIS AKHLAK MULIA

0 0 9

SUPERVISI PEMBELAJARAN TEMATIK DI MADRASAH IBTIDAIYAH

0 0 21

UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA DI MI KHOIRUL RIDWAN BULAK RUKEM SEMAMPIR SURABAYA SKRIPSI

0 0 14

STRATEGI GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MENINGKATKAN PROSES PEMBELAJARAN AL-ISLAM DI SMA MUHAMMADIYAH 2 SURABAYA

0 4 15

EFEKTIFITAS METODE PORTOFOLIO DALAM PELAKSANAAN SALAT ASAR TEPAT WAKTU SISWA KELAS V MI AL-ISLAM KEMBANGKUNING WINDUSARI MAGELANG TAHUN AJARAN 2007 2008 SKRIPSI

0 0 88

PENINGKATAN PEMAHAMAN DAN PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DENGAN MENGGUNAKAN MULTI MEDIA PEMBELAJARAN SISWA KELAS V III A SMP NEGERI 9 MAGELANG TAHUN PELAJARAN 2007/2008 - Test Repository

0 0 121

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN AGAMA ISLAM DALAM PEMBENTUKAN INSAN KAMIL BAGI SISWA DI MTs MA’ARIF DAMARJATI KALIANGKRIK MAGELANG TAHUN PELAJARAN 2015/2016 - Test Repository

0 0 112

HUBUNGAN PROFESIONALISME GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DENGAN PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SISWA KELAS IV, V, VI SEMESTER II TAHUN PELAJARAN 2013-2014 DI MADRASAH IBTIDAIYAH WONOYOSO KECAMATAN PRINGAPUS KABUPATEN SEMARANG

0 1 88

IMPLEMENTASI PENDIDIKAN HUMANISTIK DAN BEHAVIORISTIK DALAM METODE PEMBELAJARAN AKIDAH AKHLAK PADA MI AL FALAH KALIANGKRIK DAN MI AL ISLAM TONOBOYO BANDONGAN KABUPATEN MAGELANG TAHUN PELAJARAN 20142015

0 0 191