IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN AGAMA ISLAM DALAM PEMBENTUKAN INSAN KAMIL BAGI SISWA DI MTs MA’ARIF DAMARJATI KALIANGKRIK MAGELANG TAHUN PELAJARAN 2015/2016 - Test Repository

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN AGAMA

  

ISLAM DALAM PEMBENTUKAN INSAN KAMIL BAGI

SISWA DI MTs MA’ARIF DAMARJATI KALIANGKRIK

MAGELANG TAHUN PELAJARAN 2015/2016

SKRIPSI

  

Diajukan untuk Memperoleh

Gelar Sarjana Pendidikan Islam

Oleh

MUHAMAD RIDLO

  

NIM 11111172

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA

  

Motto

Orang yang bahagia bukanlah orang yang berada pada lingkungan

tertentu melainkan orang dengan sikap-sikap tertentu

Hugh Downs

  

Tugas saya adalah melakukan apa yang benar. Dan selanjutnya di

tangan Tuhan

Martin Luther King

  Persembahan Dengan segala kerendahan hati, skripsi ini penulis persembahkan kepada 1.

  Orang tuaku tercinta bapak Sunardi dan ibu Isnatun, yang senantiasa mencurahkan kasih sayang, dukungan, dan doa yang tak pernah putus untuk putra-putrinya 2. Kakakku Muqodimah yang selalu mendukungku 3. Bapak Imam Mas Arum yang telah sabar membimbingku dalam penyusunan skripsi ini

  4. Teman-temanku PAI E angkatan 2011yang sama-sama berjuang dan belajar di IAIN Salatiga

  5. Semua pihak yang selalu memberi semangat kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini yang tidak dapat disebutkan satu persatu

6. Pembaca yang budiman

KATA PENGANTAR

  Puji Syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, hidayah dan taufiqnya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Sholawat serta salam penulis haturkan kepada junjungan kita Nabi Agung Muhammad SAW yang telah menuntun umatnya kejalan kebenaran dan keadilan.

  Skripsi ini penulis susun dalam rangka memenuhi tugas dan melengkapi syarat guna untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan. Adapun judul skripsi ini adalah “Implementasi Model Pembelajaran Pendidikan Agama islam Dalam Pembentukan Insan Kamil Bagi Siswa di MTs Ma’arif Damarjati Kaliangkrik Magelang Tahun Pelajaran 2015/2016”. Penulisan skripsi ini dapat selesai tidak lepas dari berbagai pihak yang telah memberikan dukungan moril maupun materiil. Dengan penuh kerendahan hati, penulis mengucapkan terima kasih kepada:

  1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd, selaku rektor IAIN Salatiga.

  2. Bapak Suwardi, M.Pd selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN Salatiga.

  3. Ibu Siti Rukhayati, M.Ag selaku ketua jurusan Pendidikan Agama Islam.

  4. Bapak Imam Mas Arum M. Pd selaku Dosen Pembimbing yang telah membimbing, mengarahkan, dan memberikan masukan dalam penyusunan skripsi ini.

  6. Segenap dosen dan karyawan IAIN Salatiga yang telah memberikan bekal pengetahuan, sehingga penulis dapat menyusun skripsi ini.

  7. Bapak Muh Mufti Kepala MTs Ma’arif Damarjati Kaliangkrik Magelang yang telah mengijinkan penulis mengadakan penelitian dalam rangka menyusun skripsi.

  8. Ibu dan Bapak penulis, yang telah memberikan dukungan dan doa restu atas penyusunan skripsi.

  9. Semua pihak yang ikut serta memberikan motivasi dan dorongan dalam penulisan skripsi.

  Harapan penulis, semoga amal baik dari beliau mendapatkan balasan yang setimpal dan mendapatkan ridho Allah SWT. Akhirnya dengan tulisan ini semoga bisa bermanfaat bagi penulis khususnya dan para pembaca umumnya.

  Salatiga, 07 Agustus 2015 Muhamad Ridlo Abstrak Ridlo, Muhamad. 2015. Implementasi Model Pembelajaran Pendidikan Agama

  Islam dalam Pembentukan Insan bagi Siswa di MTs Ma’arif Damarjati, Kaliangkrik. Skripsi. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Jurusan

  Pendidikan Agama Islam. Salatiga. Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Dosen Pembimbing Imam Mas Arum

  Kata Kunci: model pembelajaran, Pendidikan Agama Islam, Insan Kamil

  Model pembelajaran merupakan suatu acuan yang dijadikan pedoman untuk mencapai tujuan pelaksanaan kegiatan belajar mengajar suatu mata pelajaran di kelas. Begitu pula untuk mata pelajaran Pendidikan Agama Islam juga menggunakan model pembelajaran untuk mencapai tujuan. Adapun tujuan pendidikan Agama Islam secara umum adalah untuk membentuk insan kamil. Berkaitan dengan hal tersebut, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang bagaimana model pembelajaran yang diterapkan di MTs Ma’arif Damarjati Kaliangkrik dalam membentuk insan kamil bagi peserta didik sesuai tingkatan jenjang pendidikannya.

  Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : 1) Bagaimana implementasi model pembelajaran Pendidikan Agama Islam dalam pembentukan insan kamil bagi siswa di MTs

  Ma’arif Damarjati kaliangkrik 2) Apa saja faktor pendukung implementasi model pembelajaran Pendidikan Agama Islam dalam pembentukan insan kamil bagi siswa di MTs Ma’arif Damarjati kaliangkrik 3) Apa saja faktor penghambat implementasi model pembelajaran Pendidikan Agama Islam dalam pembentukan insan kamil bagi siswa di MTs Ma’arif Damarjati kaliangkrik. Metode yang dilakukan dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Teknik pengumpulan data dengan wawancara kepada kepala sekolah, guru PAI, dan peserta didik. Data dikumpulkan berdasarkan catatan lapangan, observasi, dan dokumentasi kemudian data ditranskip menjadi data yang lengkap.

  Hasil penelitian menyimpulkan bahwa: model pembelajaran yang digunakan di MTs Ma’arif Damarjati Kaliangkrik adalah dengan model pembelajaran kontekstual dan inkuiri. Sedangkan metode yang digunakan adalah metode ceramah, tanya jawab dan kontekstual. Dari berbagai macam model pembelajaran yang diterapkan di MTs tersebut, sudah dapat mewujudkan tujuan pembelajaran pendidikan agama Islam untuk membentuk insan kamil bagi peserta didik sesuai tingkat jenjang pendidikannya. Faktor pendukungnya adalah lingkungan yang kondusif, dukungan dari masyarakat, sarana kegiatan keagamaan yang cukup. Faktor penghambatnya adalah sarana prasarana yang belum begitu lengkap, kurangnya ketersediaan air yang kurang mencukupi ketika para peserta didik melakukan sholat berjamaah.

  DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL ................................................................................ i LEMBAR BERLOGO ............................................................................. ii HALAMAN NOTA PEMBIMBING ...................................................... iii PENGESAHAN KELULUSAN ............................................................. iv PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ................................................ v MOTO....................................................................................................... vi PERSEMBAHAN..................................................................................... vii KATA PENGANTAR .............................................................................. viii ABSTRAK.................................................................................................. x DAFTAR ISI .............................................................................................. xi DAFTAR TABEL .................................................................................... xiv DAFTAR LAMPIRAN............................................................................. xv

  BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah .................................................................. 1 B. Fokus Penelitian ............................................................................ 6 C. Tujuan Penelitian ........................................................................... 7 D. Kegunaan Penelitian .................................................................... 7 E. Penegasan Istilah ........................................................................... 8 F. Metode Penelitian .......................................................................... 10

  BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Model Pembelajaran 1. Pengertian Model Pembelajaran...........................................

  20 2. Macam-macam Model Pembelajaran....................................

  22 a. Model Pembelajaran Inkuiri ...........................................

  22 b. Model Pembelajaran Kontekstual...................................

  25 c. Model Pembelajaran Kooperatif....................................

  28 d. Model Pembelajaran Berbasis Masalah .........................

  32 B. Pendidikan Agama Islam 1.

  Pengertian Pembelajaran Pendidikan Agama Islam................ 34 2. Tujuan Pendidikan Agama Islam............................................. 35 3. Fungsi Pendidikan Agama Islam............................................. 38 C. Insan Kamil 1.

  Pengertian Insan Kamil........................................................... 39 2. Tahapan Menuju Insan Kamil ................................................ 41

  BAB III PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN A. Paparan Data Gambaran Umum MTs Ma’arif Damarjati Kaliangkrik 1. Letak Geografis...................................................................... 44 2. Identitas Sekolah ...................................................................

  44 3. Visi dan Misi.................................................................... .....

  45

  5. Keadaan Guru.......................................................................... 47 6.

  Keadaan Peserta Didik............................................................. 49 7. Sarana Prasarana...................................................................... 50 B.

  Temuan Penelitian Deskripsi Kegiatan Belajar Mengajar di MTs Ma’arif Damarjati Kaliangkrik 1.

  Implementasi model pembelajaran agama Islam dalam pembentukan insan kamil a.

  Proses Kegiatan Belajar Mengajar ...................................... 51 b. Kurikulum yang diterapkan ................................................ 52 c. Model Pembelajaran yang Digunakan ................................. 53 d. Implementasi Model Pembelajaran PAI ............................. 60 2. Faktor Pendukung ................................................................... 65 3. Faktor Penmghambat................................................................ 66

  BAB IV PEMBAHASAN A. Implementasi model pembelajaran agama Islam dalam pembentukan insan kamil

  1. Proses Kegiatan Belajar Mengajar .......................................

  68 2. Kurikulum yang diterapkan...................................................

  71 3. Model Pembelajaran yang Digunakan..................................

  72 4. Implementasi Model Pembelajaran PAI...............................

  77 B. Faktor Pendukung ...................................................................

  80

  BAB V PENUTUP A.

  83 Kesimpulan...............................................................................

  B.

  84 Saran......................................................................................... DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN DAFTAR TABEL DAN BAGAN Bagan I Struktur Organisasi Tabel I Daftar Pendidik Tabel 2 Daftar Peserta Didik Tabel 3 Data Sarana

  DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 : Nota Pembimbing Lampiran 2 : Surat Keterangan Bukti Penelitian Lampiran 3 : Lembar Konsultasi Lampiran 4 : Surat Keterangan Kegiatan (SKK) Lampiran 5 : Pedoman Wawancara Lampiran 6 : Verbatin wawancara Lampiran 7 : Dokumentasi Foto Lampiran 8 : Daftar Riwayat Hidup

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan sangatlah penting bagi manusia. Dengan adanya pendidikan

  akan menghindarkan manusia dari tindak kriminal, kebodohan dan akan membentuk generasi muda Indonesia menjadi manusia yang berkepribadian.

  Selain itu dengan pendidikan manusia akan mendapat ilmu yang dapat digunakan sebagai pedoman dalam kehidupan dan orang yang berilmu akan mempunyai kedudukan yang berbeda dengan orang yang tidak menuntut ilmu. Sebagaimana firman Allah SWT dalam QS Az-Zumar ayat 9:

   Artinya : Katakanlah: "Adakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui?" Sesungguhnya orang yang berakallah yang dapat menerima pelajaran.

  Ayat di atas mengandung makna bahwa betapa berbedanya antara orang yang berilmu dengan orang yang tidak berilmu. Dalam ayat tersebut tertulis hanya orang yang berilmu yang dapat menerima pelajaran. Maksudnya adalah dengan mempunyai ilmu orang akan dapat mengerti, memahami dan mengamalkan ilmu yang diterimanya.

  Dalam pendidikan formal Pendidikan Agama Islam merupakan pelajaran adalah upaya sadar dan terencana dalam menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati, mengimani, bertakwa, berahlak mulia, mengamalkan ajaran Islam dari sumber utamanya kitab suci Al-

  Qur’an dan Al-Hadits, melalui kegiatan bimbingan, pengajaran latihan, serta penggunaan pengalaman (Ramayulis, 2008:21). Dalam penjelasan tersebut dapat diketahui bahwa Pendidikan Agama Islam bukan hanya sebatas penyampaian materi, tetapi lebih kepada pengamalan yang dapat membentuk manusia menjadi insan kamil.

  Dalam pelaksanaan pendidikan tentu ada tujuan yang ingin dicapai. Untuk mencapai tujuan pendidikan tentu melalui suatu pembelajaran yang diawali dengan penyusunan model pembelajaran. Dewey mendefinisikan model pembelajaran sebagai:

  “ a plan or pattern that we can use to design face to face teaching in the classroom or tutorial setting and to shape instructional materi al.” (suatu

  rencana atau pola yang dapat kita gunakan untuk merancang tatap muka di kelas atau pembelajaran tambahan di luar kelas dan untuk menajamkan materi pengajaran (Majid, 2012:127).

  Dengan begitu dapat disimpulkan bahwa sebelum melaksanakan pedoman pelaksanaan pembelajaran.

  Ada berbagai model pembelajaran yang dapat digunakan dalam proses belajar mengajar pendidikan agama Islam. Diantaranya adalah model pembelajaran kontekstual, Model pembelajaran inkuiri, model pembelajaran kooperatif dan model pembelajaran berbasis masalah dan lain-lain. Model- disampaikan agar proses pembelajaran lebih bervariasi dan meciptakan suasana belajar yang menyenangkan bagi peserta didik. Akan tetapi realitas yang ada,berbagai model pembelajaran yang ada belum tentu setiap sekolah/madrasah dapat menggunakannya dalam pelajaran PAI.

  Dalam hal ini peneliti tertarik untuk melakukan penelitian di MTs Ma’arif Damarjati Kaliangkrik, Magelang. Madrasah ini mempunyai visi terwujudnya generasi yang cerdas, berakhlakul karimah, berilmu amaliah, dan beramal ilmiah. MTs Ma’arif Damarjati ini juga berada di lingkungan pondok pesantren. Madrasah yang berada di lingkungan pondok pesantren tentu mempunyai karakteristik yang berbeda dengan lainnya. Oleh karena itu peneliti akan meneliti MTs Ma’arif Damarjati kaliangkrik karena beberapa permasalahan yang ada di sana dilihat dari proses pembelajaran, prestasi akademik, latar belakang pendidik dan peserta didik, dan sarana prasarana.

  Pertama, proses pembelajaran. Proses pembelajaran berperan penting dalam pencapaian tujuan pendidikan. Oleh karena itu perlu adanya persiapan sebelum dilaksanakannya pembelajaran agar materi yang disampaikan terwujud. Persiapan awal tersebut diantaranya dengan mempersiapkan model pembelajaran yang tepat sesuai materi yang akan diajarkan. Di MTs Ma’arif Damarjati Kaliangkrik, dalam proses pembelajaran PAI lebih banyak hanya menggunakan ceramah dan pemberian tugas dalam penyampaian materi selama pelaksanaan proses pembelajaran. Padahal setiap materi bisa pembelajaran tidak membosankan. Kurangnya variasi penggunaan model- model pembelajaran itu dikarenakan beberapa faktor diantaranya adalah kurangnya media pembelajaran yang dapat digunakan.

  Kedua, prestasi akademik. Prestasi akademik suatu sekolah/madrasah sering dijadikan sebagai tolok ukur maju atau tidaknya suatu lembaga pendidikan yang bersangkutan. Hal ini dapat dilihat oleh masyarakat umum dari tingkat keberhasilan kelulusan setiap tahunnya dan KKM pada mata pelajarannya. Di MTs Ma’arif Damarjati Kaliangkrik ini, setiap tahun dapat meluluskan seratus persen peserta didiknya. Selain prestasi akademik ada prestasi non akademik. Diantaranya adalah juara 2 karya ilmiah Pergamanas tk. Nasional, juara I Pencak Silat kelas C se kab/kota Magelang, juara 2 MTQ kab. Magelang, juara 2 Hafidz kab. Magelang, dan juara 2 tartil Al-

  Qur’an kab Magelang.

  Ketiga, latar belakang pendidik. Dalam suatu sekolah/madrasah seorang pendidik mempunyai peran penting terlaksananya suatu pendidikan. Sumber daya/ potensi guru yang profesional inilah yang diperlukan untuk mewujudkan yang mempunyai kompetensi sesuai dengan bidang studi yang diajarkannya.

  Guru d i MTs Ma’arif Damarjati Kaliangkrik lebih banyak yang mengampu mata pelajaran sesuai dengan bidang studi yang menjadi keahliannya, walaupun masih ada beberapa pendidik yang mengajar tidak sesuai dengan keahliannya.

  Keempat, latar belakang peserta didik. Keberhasilan suatu lembaga pendidikan tidak hanya ditentukan oleh kualitas pendidik saja. Akan tetapi kualitas peserta didik juga mempunyai peran yang sangat besar dalam pencapaian tujuan pendidikan. Dalam hal ini harus ada kesadaran, kerjasama dan disiplin yang tinggi dari peserta didik. Jika hal itu tidak dapat terwujud maka kemajuan lembaga pendidikan tersebut akan terhambat. Seperti halnya di MTs Ma’arif Damarjati Kaliangkrik, di mana sekolah tersebut berada di lingkungan pesantren. Sekolah yang berada di lingkungan pesantren tentu peserta didiknya berasal dari berbagai daerah yang mempunyai adat, tradisi dan budaya yang berbeda sehingga akan memunculkan suatu sikap yang berbeda pula. Dilihat sepintas peserta didik di MTs tersebut masih ada yang belum memiliki kesadaran akan pentingnya pembelajaran. Hal ini dibuktikan dengan masih adanya peserta didik yang ada di luar sekolah, ketika proses belajar mengajar berlangsung.

  Kelima, sarana prasarana. Sarana dan prasarana juga merupakan faktor pendukung keberhasilan pendidikan. Gedung MTs Ma’arif Damarjati efek kurang baik terutama dalam menciptakan suasana belajar yang kondusif karena jam pelajaran antara peserta didik diantara dua jenjang pendidikan tersebut berbeda. Selain itu, penyediaan media pembelajaran yang mendukung juga kurang memadahi.

  MTs Ma’arif Damarjati Kaliangkrik output yang dihasilkan juga baik. sekolah lain. Banyak lulusan MTs Ma’arif yang diterima di berbagai sekolah negeri baik di SMA, SMK, ataupun MA. Hal ini menunjukan bahwa sekolah tersebut bukanlah sekolah yang mempunyai kualitas rendah.

  Dari uraian di atas muncul permasalahan tentang bagaimana model pembelajaran yang diterapkan di MTs Ma’arif Damarjati Kaliangkrik dalam mewujudkan tujuan pembelajaran PAI yaitu pembentukan insan kamil. Oleh karena itu penulis tertarik untuk mengangkat judul skripsi tentang

  IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN AGAMA ISLAM DALAM PEMBENTUKAN INSAN KAMIL BAGI SISWAMADRASAH TSANAWIYAH MA’ARIF DAMARJATI KALIANGKRIK MAGELANG.

B. Fokus penelitian 1.

  Bagaimanakah implementasi model pembelajaran pendidikan Agama Islam dalam pembentukan insan kamil bagi siswa MTs Ma

  ’arif Kaliangkrik? 2. Apakah faktor pendukung implementasi model pembelajaran Agama

  Islam dalam pembentukan insan kamil bagi siswa MTs Ma’arif Damarjati

  Kaliangkrik? 3. Apakah hambatan implementasi model pembelajaran Agama Islam dalam pembentukan insan kamil bagi siswa MTs

  Ma’arif Damarjati Kaliangkrik? C.

   Tujuan Penelitian

  Adapun yang menjadi tujuan penulis dalam penelitian ini mengacu pada permasalahan tersebut di atas adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui implementasi model pembelajaran Agama Islam dalam pembentukan insan kamil bagi siswa MTs Ma’arif Damarjati Kaliangkrik.

  2. Untuk mengetahui faktor pendukung implementasi model pembelajaran agama Islam dalam pembentukan insan kamil bagi siswa Madrasah Tsanawiyah Ma’arif Damarjati Kaliangkrik.

  3. Untuk mengetahui faktor penghambat implementasi model pembelajaran agama Islam dalam pembentukan insan kamil bagi siswa Madrasah Tsanawiyah Ma’arif Damarjati Kaliangkrik.

D. Kegunaan Penelitian

  Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan informasi tentang penerapan model pembelajaran Pendidikan Agama Islam dalam pembentukan insan kamil bagi siswa sehingga dapat memberikan manfaat sebagai berikut: 1.

  Secara Teoretis a.

  Penelitian ini diharapkan bisa menambah pengetahuan keilmuan dalam ilmu pendidikan dan pembelajaran Pendidikan Agama Islam khususnya di fakultas Tarbiyah IAIN Salatiga b. Memberikan sumbangan ilmiah bagi kaum akademis yang mengadakan penelitian berikutnya maupun mengadakan riset baru tentang penerapan model pembelajaran Agama Islam dalam pembentukan insan kamil bagi siswa.

2. Secara Praktis a.

  Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi baru tentang penerapan model pembelajaran Agama Islam dalam pembentukan insan kamil bagi siswa MTs Ma’arif Damarjati Kaliangkrik Magelang.

  b.

  Penelitian ini diharapkan dapat memberikan saran, sumbangan pemikiran dan sebagai bahan pertimbangan dalam mengimplementasikan model pembelajaran Agama Islam dalam pembentukan insan kamil bagi siswa MTs Ma’arif Damarjati Kaliangkrik Magelang.

E. Penegasan Istilah

  Agar didalam penelitian ini tidak terjadi penafsiran yang berbeda dengan maksud penulis, maka penulis akan menjelaskan istilah-istilah didalam judul ini. Istilah yang perlu penulis jelaskan sebagai berikut: 1.

  Implementasi model pembelajaran Implementasi merupakan kata asing dalam bahasa indonesia yang beranonim dengan kata penerapan, begitupun dalam (KBBI, 2007:427), implementasi berarti “pelaksanaan atau penerapan”. Pengertian lain dari implementasi dikemukakan oleh Schubert (1986) bahwa implementasi merupakan sistem rekayasa.

  Model diartikan sebagai kerangka konseptual yang digunakan sebagai pedoman dalam melakukan konseptual (Majid, 2014:125). Model peserta didik yang menunjukkan adanya interaksi antara unsur-unsur terkait dalam pembelajaran yakni guru, peserta didik dan media termasuk bahan ajar atau materi subyeknya (Poedjiadi, 2010:120).

  Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa implementasi model pembelajaran adalah penerapan suatu rencana atau pengaturan dalam kegiatan pembelajaran yang melibatkan unsur-unsur terkait dalam pembelajaran meliputi guru, peserta didik, media dan materi yang menunjukan adanya interaksi antara beberapa unsur tersebut.

  2. Pendidikan Agama Islam Pendidikan Agama Islam adalah upaya sadar dan terencana dalam menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati, mengimani, bertakwa berakhlak mulia, mengamalkan ajaran agama Islam dari sumber utamanya kitab suci Al-

  Qur’an dan Al-Hadis, melalui kegiatan bimbingan, pengajaran latihan, serta penggunaan pengalaman (Ramayulis, 2008: 21).

  Jadi yang dimaksud implementasi model pembelajaran Agama Islam adalah penerapan suatu rencana atau pola dalam proses pembelajaran yang melibatkan unsur-unsur pembelajaran yaitu guru, peserta didik, media dan materi untuk mengenal, memahami, dan mengamalkan ajaran islam yang bersumber al=Qur’an dan al-Hadis.

  3. Insan kamil Insan kamil Artinya adalah manusia sempurna, berasal dari kata al- memiliki akal, fikiran, dan rasio.Al-kamil yang berarti sempurna. Sehingga setiap manusia yang diciptakan di dunia ini sangatlah berbeda dari makhluk yang lain, yang mampu dalam mewujudkan pemikiran yang bertakwa untuk menuju pada tingkatan insan kamil.

F. Metode Penelitian 1.

  Pendekatan dan Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif adalah suatu prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati (Moleong, 2009:3). Data yang berasal dari naskah, wawancara, catatan, dokumentasi dideskripsikan sehingga dapat memberikan kejelasan terhadap keadaan atau realitas.

  Sedangkan, penelitian ini penulis menggunakan pendekatan deskriptif adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai dari suatu variabel, dalam hal ini variabel mandiri, baik satu variabel atau lebih (independent) tanpa membuat perbandingan atau menghubungkan dengan variabel lain (Hasan, 2006:7). Oleh karena itu peneliti mendeskripsikan dan menginterpretasi problematika implementasi model pembelajaran agama islam dalam pembentukan insan kamil bagi siswa.

2. Kehadiran peneliti

  Kehadiran peneliti yang dimaksud adalah bahwa peneliti sebagai pengamat dalam hal ini tidak sepenuhnya sebagai pemeran serta tetapi tidak melebur dalam arti sesungguhnya (Moleong, 2009: 77). Peneliti ikut berperan serta menjadi pengamat dalam metode pembelajaran dan mengikuti secara pasif kegiatan pembelajaran selama penelitian berlangsung di MTs Ma’arif Damarjati Kaliangkrik.

  3. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian yang dijadikan objek kajian dalam penyusunan skripsi ini adalah di MTs Ma’arif Damarjati Kaliangkrik. Peneliti memilih lokasi tersebut karena ingin mengetahui secara langsung sejauh mana proses pembelajaran dengan menerapkan berbagai model-model pembelajaran yang diterapkan di sekolah tersebut.

  4. Sumber Data Data merupakan suatu fakta atau keterangan dari objek yang diteliti. Menurut Lofland (1984: 47) dalam Moleong, (2007: 157) sumber data utama dalam penelitian kualitatif adalah kata-kata, tindakan, selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen lain (sumber dat tertulis, foto, dan statistik). Sumber data dibedakan menjadi 2 (dua) yaitu: a.

  Data Primer Sumber dan jenis data primer penelitian ini adalah kata-kata dan tindakan subjek serta gambaran ekspresi, sikap dan pemahaman dari subjek yang diteliti sebagai dasar utama melakukan interpretasi data. Data atau informasi tersebut diperoleh secara langsung dari bersedia memberi data atau informasi yang diperlukan. Sedangkan untuk pengambilan data dilakukan dengan bantuan catatan lapangan, bantuan foto atau apabila memungkinkan dengan bantuan rekaman suara handphone. Sementara itu observasi dilakukan dengan melakukan pengamatan secara langsung segala proses pembelajaran di MTs Ma’arif Damarjati Kaliangkrik b. Data Sekunder

  Data sekunder adalah data atau informasi yang diperoleh dari sumber-sumber lain selain data primer. Diantaranya buku-buku literatur, internet, majalah atau jurnal ilmiah, arsip, dokumen pribadi, dan dokumen resmi lembaga-lembaga yang terkait dengan penelitian ini. Data tersebut diantaranya buku-buku referensi. Menurut Mestika Zed (2004: 10) buku-buku referensi ialah koleksi buku yang memuat informasi yang spesifik, paling umum serta paling banyak dirujuk untuk keperluan cepat. Yang termasuk buku-buku referensi diantaranya kamus baik umum atau biografi, buku indeks, buku bibliografi yang berisi informasi buku-buku bidang atau aspek tertentu, dan sebagainya.

5. Prosedur Pengumpulan Data a.

  Metode wawancara (interview) Wawancara adalah proses percakapan dengan maksud untuk mengonstruksi mengenai orang, kejadian, kegiatan, organisasi, pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan orang yang diwawancarai (interviewee) (Bungin, 2011:155).

  Dalam penelitian ini wawancara dilakukan secara mendalam yang diarahkan pada masalah tertentu dengan para informan yang sudah dipilih untuk mendapatkan data yang diperlukan. Teknik wawancara yang digunakan ini dilakukan secara tidak terstruktur, dimana peneliti tidak melakukan wawancara dengan struktur yang ketat kepada informan agar informasi yang diperoleh memiliki kapasitas yang cukup tentang berbagai aspek dalam penelitian ini.

  b.

  Metode obsrvasi atau pengamatan Metode observasi adalah teknik pengumpulan data dengan pengamatan langsung kepada objek penelitian (Surakhmad, 1994:

  164). Metode ini digunakan untuk mengetahui situasi dan kondisi lingkungan MTs Ma’arif Damarjati Kaliangkrik serta para guru yang ada. Pengamatan di sini termasuk juga di dalamnya peneliti mencatat peristiwa dalam situasi yang berkaitan dengan pengetahuan proporsional maupun langsung diperoleh dari data (Moleong, 2007: 174).

  Observasi ini dilakukan dengan melakukan serangkaian pengamatan dengan menggunakan alat indera penglihatan dan pendengaran secara langsug terhadap objek yang diteliti. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan teknik observasi berperan pasif dimana observasi bisa dilakukan secara langsung maupun tidak langsung.

  c.

  Metode dokumentasi Suharsimi Arikunto (2006:158-159), menyatakan bahwa

  “dokumentasi adalah mengumpulkan data dengan cara mencari data mengenai hal-hal yang berupa catatan, buku, surat kabar, prasasti, notulen rapat, agenda”.

  Dokumen- dokumen yang diperlukan dalam penelitian skripsi ini antara lain: data peserta didik, tenaga pendidik dan kependidikan, dan data- data lain yang menunjang penelitian ini.

6. Analisis Data

  Pengertian analisis data menurut Patton (1980) adalah proses mengatur urutan data, mengorganisasikan dalam suatu pola, kategori dan satuan uraian dasar (dalam Hasan, 2006:29). Berdasarkan hasil pengumpulan data, selanjutnya penulis akan melakukan analisa dan pembahasan secara deskriptif. Dengan demikian data yang diperoleh disusun sedemikian rupa sehingga dikaji dan dikupas secara runtut.

  Karena data yang diperoleh itu merupakan data kualitatif maka penulis menggunakan teknik deskriptif kualitatif analisis non statistikal.

  Yang dimaksud dengan analisis deskriptif kualitatif adalah suatu analisis yang telah dibuat peneliti (Arikunto, 2006: 239). Artinya peneliti mencari uraian yang menyeluruh dan cermat tentang implementasi model pembelajaran Agama Islam dalam pembentukan insan kamil bagi siswa di MTs Ma’arif Damarjati Kaliangkrik Magelang.

  Ada 3 kegiatan dalam analisis data yaitu a.

  Reduksi data diperlukan karena banyaknya data dari masing- masing informan yang dianggap tidak relevan dengan fokus penelitian sehingga perlu dibuang atau dikurangi. Reduksi data dilakukan dengan memilih hal- hal pokok yang sesuai dengan fokus penelitian maka akan memberi gambaran yang lebih tajam.

  b.

  Penyajian data adalah deskripsi dari hasil pengamatan di lapangan.

  Dalam penelitian kualitatif penyajian data dengan teks yang bersifat naratif.

  c.

  Verifikasi atau menarik kesimpulan merupakan kegiatan untuk menyimpulkan berbagai hal dari data yang diperoleh selama penelitian yang dapat diuji kebenarannya.

7. Pengecekan Keabsahan Data

  Untuk menjamin keabsahan data temuan yang diperoleh peneliti melakukan beberapa upaya, di samping menanyakan langsung kepada obyek, peneliti juga berupaya mencari jawaban dari sumber lain. Burhan Bungin (2004: 99) menyatakan bahwa: “Keabsahan data dilakukan untuk lapangan, observasi mendalam, triangulasi (menggunakan beberapa sumber, metode, peneliti, dan teori), pembahasan dengan sejawat melalui diskusi, melacak kesesuaian hasil dan pengecek an anggota”.

  Untuk memperoleh keabsahan data tersebut maka tehnik yang digunakan adalalah: a.

  Triagulasi Triangulasi adalah pemeriksaan keabsahan data dengan memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding data itu (Moleong, 2002:178). Hal itu dapat dicapai dengan membandingkan data yang diperoleh dari mengamati dengan hasil wawancara.

  b.

  Menggunakan Bahan Referensi Penggunaan bahan referensi sangat membantu memudahkan peneliti dalam pengecekan keabsahan data, karena dari referensi yang ada dapat digunakan sebagai pendukung hasil observasi yang dilakukan peneliti.

  c.

  Tehnik Member Check Tehnik member check , menurut Lincoln dalam (Moleong,

  2002:221) yaitu dengan mendatangi kembali informasi sambil memperlihatkan data yang sudah diketik pada lembar catatan lapangan yang sudah disusun menjadi paparan data dan temuan penelitian. Serta dikonfirmasikan pada informan apakah maksud informan sudah sesuai apabila ada kesalahan data bisa diluruskan baik isi maupun bahasannya.

8. Tahap-Tahap Penelitian

  Dalam penelitian kualitatif ada beberapa tahap yang perlu dilakukan, yaitu: a.

  Tahap pra lapangan (mempersiapkan rencana penelitian dan memilih objek yang akan diteliti, mengurus permintaan izin, mengamati keadaan lapangan, memilih dan memanfaatkan informasi, mempersiapkan kelengkapan penelitian, memperhatikan etika penelitian).

  b.

  Tahap pekerjaan lapangan (tahap penelitian dilakukan yaitu dengan berperan aktif dalam mengumpulkan data) c.

  Tahap analisis data (menyusun data secara sistematis dari data hasil observasi, wawancara, dan dokumentasi sehingga dapat dengan mudah diinformasikan kepada orang lain).

  d.

  Tahap pelaporan data (tahap penelitian yang sudah diselesaikan. Pada tahap ini data yang diperoleh disusun dalam bentuk laporan)

G. Sistematika Penulisan

  Untuk mempermudah di dalam memperlajari dan memahami pokok bahasan skripsi maka dalam menyusun skripsi ini penulis membagi menjadi lima bab. Adapun sistematikanya sebagai berikut:

  BAB I: Merupakan Pendahuluan yang menjelaskan: Latar Belakang Masalah, Rumusan Masalah, Fokus Penelitian, Tujuan Penelitian, Kegunaan Penelitian, Penegasan Istilah, Metodologi Penelitian yang terdiri dari: Pendekatan dan jenis penelitian Waktu penelitian/kehadiran penelitian, Tempat/lokasi penelitian, Sumber data , Prosedur pengumpulan data, Teknik analisis data, Pengecekan keabsahan data, Tahap-tahap penelitian dan Sistematika Penulisan.

  BAB II: Kajian Pustaka. Dalam bab ini dibahas tentang, Model pembelajaran yang meliputi: Pengertian model pembelajaran, Model- model. Pendidikan Agama Islam yang meliputi: Pengertian Pendidikan Agama Islam, Ajaran dalam Pembelajaran PAI. Insan Kamil yang meliputi: Pengertian insan kamil, Konsep insan kamil menurut Al-

  Qur’an dan Hadist, Ciri-ciri insan kamil. Hubungan pembelajaran PAI dalam pembentukan karakter siswa.

  BAB III: Hasil penelitian yang terdiri dari gambaran umum objek penelitian, terdiri dari : Sejarah singkat MTs M a’arif Damarjati

  Visi dan Misi MTs Ma’arif Damarjati Kaliangkrik, Struktur organisasi di MTs M a’arif Damarjati Kaliangkrik, Daftar guru MTs Ma’arif Damarjati Kaliangkrik, dan hasil penelitian.

  BAB IV: Pembahasan pokok permasalahan dari data hasil temuan- temuan mengenai implementasi model pembelajaran PAI di MT s Ma’arif

  Damarjati Kaliangkrik, Faktor pendukung implementasi model

  Ma ’arif Damarjati Kaliangkrik, faktor penghambat implementasi model pembelajaran PAI dalam pembentukan insan kamil bagi siswa MTs

  Ma’arif Damarjati Kaliangkrik

  BAB V: Bab ini merupakan bab penutup atau bab akhir dari penyusunan skripsi yang penulis susun. Dalam bab ini penulis mengemukakan kesimpulan dari seluruh hasil penelitian, saran-saran ataupun rekomendasi dalam rangka meningkatkan proses pembelajaran di MTs Ma’arif Damarjati Kaliangkrik.

  BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Model Pembelajaran 1. Pengertian Model Pembelajaran Dalam kegiatan belajar mengajar di sekolah, pendidik mempunyai peran penting di dalamnya. Seorang pendidik harus dapat memaksimalkan potensi yang ada pada peserta didik. Oleh karena itu perlu adanya model pembelajaran sebelum diadakanya proses tersebut agar potensi yang ada dapat berkembang. Model dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia diartikan sebagai pola ( contoh, acuan, ragam) dari sesuatu yang akan di buat atau dihasilkan (KBBI, ). Pengertian lain dari model adalah suatu kerangka konseptual yang digunakan sebagai pedoman dalam melakukan suatu kegiatan (Majid, 2014:127). Dari pengertian tentang model di atas dapat disimpulkan bahwa model adalah suatu pola atau kerangka konseptual yang dijadikan pedoman terhadap sesuatu yang akan dihasilkan.

  Pembelajaran adalah suatu kegiatan terencana yang mengkondisikan/merangsang seseorang agar bisa belajar dengan baik agar sesuai dengan tujuan pembelajaran. Kegiatan pembelajaran ini akan bermuara pada dua kegiatan pokok yaitu bagaimana orang dan bagaimana orang melakukan tindakan penyampaian ilmu pengetahuan melalui kegiatan mengajar (Majid, 2014:110). Pengertian lain dari pembelajaran menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah proses, cara, perbuatan, menjadikan orang atau makhluk hidup belajar (Khanifatul, 2013:14). Berdasarkan kedua definisi tersebut dapat dikatakan bahwa pembelajaran adalah proses, cara, dan perbuatan terencana agar seseorang dapat belajar dengan baik dan tujuan dari pelaksanaanya dapat tercapai. Sedangkan pengertian dari model pembelajaran, Joyce dan Weil berpendapat bahwa model pembelajaran adalah suatu rencana atau pola yang dapat digunakan untuk membentuk kurikulum (rencana pembelajaran jangka panjang), merancang bahan-bahan pembelajaran, dan membimbing pembelajaran di kelas atau yang lain (Rusman, 2011:133).

  Dari beberapa pengertian tentang model, pembelajaran dan model pembelajaran yang diuraikan di atas dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran adalah suatu pola atau acuan terencana yang digunakan pembelajaran di dalam kelas atau di luar kelas. Selain itu model pembelajaran juga dijadikan untuk membentuk kurikulum (rencana jangka panjang dan merancang bahan-bahan pembelajaran.

2. Macam-macam Model Pembelajaran

  Ada berbagai macam model pembelajaran yang dapat digunakan a.

  Model Pembelajaran Inkuiri Pembelajaran inkuiri merupakan rangkaian kegiatan pembelajaran yang menekankan pada proses berfikir secara kritis dan analisis untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah yang dipertanyakan (Khanifatul, 2013:21). Definisi lain dari pembelajaran inkuiri adalah strategi pembelajaran yang merangsang, mengajarkan dan mengajak siswa untuk berfikir kritis, analitis, dan sistematis dalam rangka menemukan jawaban secara mandiri dari berbagai permasalahan yang diutarakan.

  Strategi merupakan pembelajaran yang menuntut keterlibatan aktif para siswa untuk menyelidiki dan mencari melalui proses berfikir aktif. Pihak yang mempunyai banyak aktivitas dalam pembelajaran ini adalah siswa (Hartono, 2013:61). Dari kedua uraian di atas tentang pembelajaran inkuiri dapat disimpulkan bahwa pembelajaran inkuiri adalah proses belajar mengajar untuk mengajak siswa kepada cara berfikir kritis, analitis dan sistematis

  Pembelajaran inkuiri pada prinsipnya tidak hanya mengajarkan siswa untuk memahami dan mendalami materi pembelajaran, tetapi juga melatih kemampuan berfikir siswa dengan baik. Siswa yang mempunyai kemampuan untuk menguasai materi pembelajaran dengan baik belum tentu dapat sudah mempunyai kemampuan berfikir dengan benar akan mudah memahami materi pembelajaran (Hartono, 2013:62). Dengan begitu pembelajaran inkuri tujuan utamanya adalah mengajarkan pada siswa untuk dapat berfikir dengan benar dahulu.

  Dalam pembelajaran inkuiri ada beberapa prinsip yang harus diperhatikan oleh guru, antara lain: 1)

  Berorientasi pada pengembangan intelektual. Orientasi pada pembelajaran inkuiri tidak hanya pada hasil belajar tetapi juga berorientasi pada proses belajar. 2)

  Prinsip bertanya. Dalam pembelajaran ini guru berperan sebagai penanya. Selain itu perlu dikembangkan sikap kritis siswa dengan selalu bertanya dan mempertanyakan berbagai fenomena yang sedang dipelajari.

  3) Prinsip interaksi. Belajar adalah proses interaksi, antara guru dan siswa, guru dengan lingkungan, dan siswa dengan lingkungannya. Sebagai sebuah proses interaksi, guru tersebut agar siswa mampu terangsang untuk meningkatkan kualitas berfikirnya.

  4) Belajar untuk berfikir. Pada proses pembelajaran ini belajar tidak hanya mengingat dan menghafal. Namun harus melibatkan semua potensi dari siswa.

  5) Prinsip keterbukaan. Pembelajaran yang baik akan selalu membuka ruang bagi anak untuk mencoba sesuai dengan tingkat perkembangan pemikirannya. Namun guru tetap harus mengawasi dan mengontrol siswa (Hartono, 2013:67).

  Itulah prinsip yang harus diperhatikan oleh guru sebelum menggunakan model pembelajaran tersebut. Adapun langkah- langkah dalam model pembelajaran inkuiri adalah sebagai berikut:

  1) Orientasi. Pada tahap ini guru merangsang dan mengajak siswa untuk berfikir dalam memecahkan suatu masalah (Hartono,

  2013:68). 2)

  Merumuskan masalah. Pada tahap ini siswa diajak memecahkan masalah dengan proses berfikir. Siswa didorong untuk mencari jawaban yang tepat dengan melibatkan kemampuan berfikir (Hartono, 2013:69)

  3) Merumuskan hipotesis. Guru harus melontarkan pertanyaan yang mampu merangsang siswa agar mencari dan menemukan

  4) Mengumpulkan data. Dalam mengumpulkan data ketekunan dan kegigihan siswa mencari informasi diuji. Hal ini juga dipengaruhi oleh pertanyan guru (Hartono, 2013:71).

  5) Menguji hipotesis adalah proses menentukan jawaban yang dianggap diterima sesuai informasi yangdidapat siswa

  6) Merumuskan kesimpulan merupakan proses mendeskripsikan temuan yang diperoleh berlandaskan pada hasil pengujian hipotesis (Hartono, 2013:71-72).

  Dari uraian di atas dapat dikatakan bahwa model pembelajaran inkuiri, tidak hanya berorientasi pada hasil pembelajaran yang baik. Akan tetapi lebih menekankan pada proses agar siswa dapat berfikir kritis, analitis dan sistematis terhadap suatu permasalahan. Dengan begitu, hasil akhir dalam pelaksanaan pembelajaran bukan hanya sebatas nilai pengetahuan yang baik tetapi juga cara berfikir yang baik.

  b.

  Model Pembelajaran kontekstual (Contextual Teaching and

  Learning)

  Model pembelajaran kontekstual merupakan model pembelajaran yang menekankan pada proses keterlibatan siswa secara penuh dalam rangka menemukan materi dan hubungannya dengan realitas kehidupan sosial. Sedangkan menurut Mulyasa, pembelajaran yang menekankan pada keterkaitan antara materi pembelajaran dengan dunia kehidupan peserta didik secara nyata sehingga para peserta didik mampu menghubungkan dan menerapkan kompetensi hasil belajar dalam kehidupan sehari-hari (Hartono, 2013:83). Dengan menekankan keterkaitan antara didapat akan sangat bermanfaat. Karena materi atau pengetahuan yang diperoleh dari sekolah melalui proses pembelajaran benar- benar dapat diimplementasikan dalam kehidupannya.

  Dalam model pembelajaran kontekstual ada juga Prinsip- prinsip yang harus diperhatikan, diantaranya adalah: 1)

  Kontruktivisme adalah landasan berfikir filosofi dalam CTL, yaitu bahwa pengetahuan dibangun oleh manusia sedikit demi sedikit yang hasilnya diperluas melalui konteks yang terbatas (Rusman, 2011:193).

  2) Inkuiri merupakan kegiatan inti dalam CTL, melalui upaya menemukan akan memberikan penegasan bahwa pengetahuan dan keterampilan serta kemampuan lain yang diperlukan bukan hasil dari mengingat seperangkat fakta tetapi merupakan hasil menemukan diri sendiri (Rusman, 2011:194).

  3) Bertanya merupakan strategi utama dalam CTL. Kebiasaan siswa bertanya atau kemampuan guru untuk menggunakan dan produktivitas pembelajaran (Rusman, 2011:195).

  4) Masyarakat belajar maksudnya adalah membiasakan siswa untuk melakukan kerjasama dan memanfaatkan sumber belajar dari teman-teman belajarnya (Rusman, 2011:196).

  5) Pemodelan adalah proses pembelajaran dengan memeragakan sesuatu sebagai contoh yang dapat b ditiru siswa (Hartono,

  2013:94). 6)

  Refleksi adalah proses internalisasi pengalaman dengan cara mengurutkan kembali kejadian sebelumnya dengan penuh makna (Hartono, 2013:95). 7)

  Penilaian nyata adalah proses yang dilakukan guru untuk mengumpulkan informasi tentang perkembangan belajar yang dilakukan siswa (Hartono, 2013::95).

Dokumen yang terkait

PEMBENTUKAN KEPRIBADIAN SISWA MELALUI PEMBELAJARAN AKIDAH AKHLAK DI MTs DZUNNURROIN PAKIS MALANG TAHUN PELAJARAN 2013/2014

0 3 28

PENGARUH IMPLEMENTASI ACTIVE LEARNING DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM TERHADAP PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMA ISLAM SUDIRMAN 2 BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 20062007

0 0 85

USAHA-USAHA GURU AGAMA DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI KELAS II MTs AL MANAR DESA BENER KEC.TENGARAN KAB. SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2006/2007 - Test Repository

0 1 105

HUBUNGAN ANTARA SIKAP HORMAT SISWA TERHADAP GURU DENGAN PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SDN PUCUNGROTO KE C. KAJORAN KAB. MAGELANG TAHUN PELAJARAN 2009/2010 - Test Repository

0 0 87

PENINGKATAN PEMAHAMAN DAN PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DENGAN MENGGUNAKAN MULTI MEDIA PEMBELAJARAN SISWA KELAS V III A SMP NEGERI 9 MAGELANG TAHUN PELAJARAN 2007/2008 - Test Repository

0 0 121

INTEGRASI NILAI-NILAI AGAMA ISLAM DALAM PEMBELAJARAN IPS SEJARAH DI KELAS VIII MTs MA’ARIF WADAS KANDANGAN TEMANGGUNG TAHUN PELAJARAN 20142015

0 8 257

PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM BERIBADAH SISWA TAHUN PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PERILAKU SISWADI SD NEGERI KALIBENING SALATIGA TAHUN PELAJARAN 2014/2015 PERILAKU KALIBENING SALATIGA - Test Repository

0 2 118

MODEL PELAKSANAAN SUPERVISI KLINIS PADA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMP SE-KECAMATAN KEDU KABUPATEN TEMANGGUNG TAHUN PELAJARAN 2014/2015 - Test Repository

0 0 166

IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM BAGI ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DI SLB-C YPPALB MAGELANG TAHUN PELAJARAN 20142015 SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam

0 0 122

MODEL PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA ANAK TUNA GRAHITA DI SEKOLAH LUAR BIASA NEGERI PEMBINA YOGYAKARTA TAHUN PELAJARAN 2012 - Test Repository

0 0 133