MOTIVASI KERJA AKTIVIS DI LEMBAGA SWADAYA MASYARAKAT SERIKAT GERAKAN( SegeraK ) - PANCUR KASIH YANG BERLATAR BELAKANG BUDAYA DAYAK, BERDASARKAN TEORI MOTIVASI ABRAHAM MASLOW Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Psikol

  

MOTIVASI KERJA AKTIVIS

DI LEMBAGA SWADAYA MASYARAKAT SERIKAT GERAKAN

( SegeraK ) - PANCUR KASIH YANG BERLATAR BELAKANG BUDAYA

DAYAK, BERDASARKAN TEORI MOTIVASI ABRAHAM MASLOW

  

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi

Program Studi Psikologi

Oleh:

  

Petronela Ellen Babaro

NIM: 009114004

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

  

2008

  

Untuk mereka yang menemukan kebebasan dalam kejujuran hati.

Untuk mereka yang selalu mencari makna dalam kebenaran. Untuk mereka yang terus berjuang hingga akhir.

Untuk mereka yang percaya pada cinta dan mencintai kehidupan

tanpa takut kehilangan.

  Untuk mereka yang sedang berjalan menuju kebahagiaan. Untuk siapa saja yang pernah merasa membuat keputusan- keputusan keliru, namun tetap berani menjalani hidup.

  

ABSTRAK

Babaro, Petronela Ellen (2008) Motivasi Kerja Aktivis di Lembaga Swadaya

  Masyarakat Serikat Gerakan (SegeraK) – Pancur Kasih yang Berlatar Belakang Budaya Dayak, Berdasarkan Teori Motivasi Abraham

Maslow. Skripsi. Yogyakarta : Fakultas Psikologi, Universitas Sanata

  Dharma Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui motivasi kerja, yang terkait teori

motivasi maslow, yang mendorong individu bekerja sebagai aktivis di SegeraK

Pancur Kasih di Pontianak yang secara umum para aktivisnya berasal dari latar

belakang budaya suku Dayak.

  Teori Motivasi Maslow menjadi teori utama. Hubungan antara budaya

Dayak dengan teori motivasi Maslow terletak pada peran budaya Dayak dalam

pembentukan motivasi kerja individu yang dibahas dalam kerangka teori motivasi

Maslow.

  Penelitian ini menggunakan metode deskripsitif kualitatif. Subyek

penelitian sebanyak lima aktivis dengan menggunakan teknik purposive sampling.

Motivasi kerja para aktivis SegeraK dapat diklasifikasikan sesuai dengan

klasifikasi kebutuhan menurut Maslow. Kebutuhan fisiologis menjadi pendorong

awal mereka bekerja di SegeraK. Ini memberikan landasan bagi terpenuhinya

kebutuhan akan perlindungan dan rasa aman, kebutuhan akan cinta dan rasa

memiliki-dimiliki dan kebutuhan akan penghargaan/ harga diri. Kebutuhan pada

tingkat dasar terpenuhi dengan memadai, sehingga kebutuhan akan aktualisasi diri

juga terpenuhi. Semua motivasi kerja tersebut saling berhubungan satu sama lain

dan terus-menerus mengarahkan kegiatan mereka untuk tetap mengabdikan diri di

SegeraK. Kebutuhan-kebutuhan akan penghargaan/harga diri dan aktualisasi diri

  

memberikan pengaruh yang relatif lebih kuat terhadap motivasi kerja para aktivis

bila dibandingkan dengan kebutuhan-kebutuhan pada tingkat yang lebih rendah.

Budaya Dayak sebagai latar belakang para aktivis mempengaruhi motivasi kerja

mereka khususnya pada kebutuhan akan cinta dan rasa memiliki-dimiliki,

kebutuhan akan harga diri dan kebutuhan akan aktualisasi diri.

  

ABSTRACT

Babaro, Petronela Ellen (2008) The Work Motivation of Activist at Serikat

  Gerakan (SegeraK) – Pancur Kasih Non Government Organization with The Dayak Culture’s Background, Based on Abraham Maslow’s Motivation Theory. Thesis. Yogyakarta : Faculty of Psychology, Sanata Dharma University.

  This research aimed to know the work motivation, which related to

Maslow’s theory of motivation, which encourage a person to work as an activist at

SegeraK – Pancur Kasih, Pontianak, whose most of them have Dayak culture background

  Maslow’s motivation theory becomes the main theory. The relation between

Dayak culture and Maslow’s theory laid on the role of Dayak culture on forming

an individual’s work motivation which discussed in the frame of Maslow’s theory.

  This research used a descriptive-qualitative’s method. There were five activists as subjects research by using the purposive sampling technique.

  The work motivation of SegeraK’s activist can be classified as needs’

classification according to Maslow’s theory. The physiological needs became

their early motivation to work at SegeraK. It gave a structure to the satisfaction of

the safety needs, the belongingness and love needs, and the self-esteem needs.

The basic needs were well-satisfied, so that the self-actualization needs. All of

these work motivations were related to one another and toward their self dedicate

to SegeraK continuously. The needs of self-esteem and self-actualization were

relatively gave more influence to activist’s work motivation in compared to others

lower needs. The Dayak’s culture, as the activist’s background, have influence

their work motivations especially to the belongingness and love needs, the self-

esteem needs, and the self-actualization needs.

  

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur ke hadirat Tri Tunggal Maha Kudus atas segala berkat,

perlindungan, kekuatan dan cinta-Nya yang memampukan penulis untuk

menyelesaikan skripsi ini. Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk

memperoleh gelar sarjana psikologi di Universitas Sanata Dharma.

  Penulis mengalami banyak kesulitan dan kendala selama proses penulisan

skripsi ini, karena itu penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini tak mungkin

dapat terwujud tanpa bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Maka dalam

kesempatan ini penulis ingin mengungkapkan terima kasih yang sebesar-besarnya

kepada :

  

1. Rektor, Wakil Rektor I dan Wakil Rektor II Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta beserta segenap staff dan jajarannya.

  

2. Bpk. P. Eddy Suhartanto, S.Psi, M.Si, selaku Dekan fakultas psikologi

fakultas psikologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

  

3. Bpk. Drs. Hadrianus Wahyudi, M.Si. selaku Dosen Pembimbing Akademik

sekaligus Dosen Pembimbing Skripsi yang telah dengan sabar memberikan waktu, bimbingan dan perbaikan yang berharga dalam penulisan skripsi ini.

  

4. Ibu Sylvia Carolina M.Y.M., S.Psi., M.Si. selaku Ketua Program Studi

fakultas psikologi sekaligus Dosen Penguji II dan Bpk.Minto Istono, S.Psi.,M.Si. selaku Wakaprodi sekaligus Dosen Penguji III.

  

5. Segenap dosen di fakultas psikologi Universitas Sanata Dharma yang tidak

dapat disebutkan satu persatu. Terima kasih atas semua bimbingan, ilmu, pengalaman dan inspirasi selama masa studi penulis.

  

6. Mas Gandung, Mba Nani, Pak Giono, Mas Doni, dan Mas Muji di

sekretariat, ruang baca dan laboratorium fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma. Terima kasih atas segala bantuan dan perhatian yang diberikan. Tuhan memberkati.

  7. Bpk.Drs.AR.Mecer selaku ketua SegeraK-Pancur Kasih.

  8. Segenap keluarga besar SegeraK-Pancur Kasih di Pontianak.

  

9. Segenap staff di LPPM Universitas Sanata Dharma Yogyakarta di Mrican

(yang sering banget ketitipan berkas, khususnya Wiwin yang selalu membantu dengan SMS dan info-nya).

  

10. Papa dan Mama tercinta, terimakasih atas doa, limpahan kasih sayang dan

cinta kalian yang tak terhingga, yang selalu mencintai apapun adanya diriku.

  

11. My beloved Brothers; Agus, Dani, Paul. Thanks for everything, your

supports and love.

  

12. My beloved Sisters – SEMEDI – beserta para suami dan soul-mate mereka ;

‘ate’Ete + mas Didik, Rini’sweetnyet’ + mas Totok, Ulin’na + Wicak, Dini’nyeti’ + “her soon to be Mr.Right”, NokAtut’sapi’ + Dion, Shinta‘black-mimi’ + Didik, Poe’brintix’ + Ucup, Vivi’gajdah’ + Popo, Ica’cicienx’ + mas Yudhi, Ria ’cempluk’ + mas Adi. Thanks for sharing all these years; happinesse and joy, strugles and dignity, tears and smiles, critics and support, kalian adalah matahari-pagi-hujan dan pelangi!

  

13. My Nandan’s Family : Daning & Siska, Danang, Windu’ne’daning,

Shincan’ne’siska, n Robert, thanks for all.

  

14. Semua teman dan sahabat di fakultas psikologi Universitas Sanata Dharma

yang tak dapat disebutkan satu per-satu, khususnya angkatan 2000 kelas A, my best classmates ever! Terima kasih atas hari-hari yang penuh semangat dan inspirasi bersama kalian semua.

  

15. Teman-teman KKN kel.9 angkt.26, juga teman dan sahabat di ds. Jetis-

Bantul; special thanks to Mince …☺

  16. Semua teman-teman di DKD, FORMAKAL, dan KPMKKB di Yogyakarta.

  

17. My beloved friends, sist’ and bro; Siska, Meong, dan Vincent yang menjadi

tempat berbagi semangat, keluh kesah, cerita, dan kesenangan... hehe... Love u all, someday we’ll make our dreams comes true!

  

18. Teman-teman yang pernah berbagi ”rumah” denganku: kost Agatha (kalian

membuat tahun pertama menjadi mudah); kontrakan Jambu Sari (yang berantakan but fun); kost Davita (kak erni, mba rita, ferly, mba nunug, siska, nana, yanti dll…kalian teman-kost paling seru sedunia…hehe); kost Morelia

  (yang penuh kenangan seru, manis, horor sampai tragis) dan akhirnya Kaliwaru (yang adem).

  

19. Morelia Community ; Thesonk, M’Jonk, M’Konk, Tarce, Torce dan Pak

Muhdi, terima kasih…☺ Special thanks to Mas Jars (for everything), Mas Julz (atas bantuan yang sangat besar selama penulisan skripsi ini) Mas

Koch, Mas Men2…Chayo! Chayo! Segera menyusul yaa…Love U All!

  

20. Komunitas Tari Sang Tantra dan segala isinya; Tari, Ayu, Dita, Lisa, Pipink,

Ayu gede, dan teman-teman yang pernah terlibat di dalamnya, terima kasih untuk hari-hari penuh sukacita bersama kalian, I love u all , GBU ☺

  

21. Mas Dewo dan Star Otopia-nya,…semoga Startop jaya terus dan tambah

banyak cabangnya!!

  

23. Tante Maria+Om Ilde dan keluarga, Kak Lusi+Bang Pilin dan keluarga, Kak

Serapin+Bang Anton dan keluarga, Kak Ester dan keluarga, Bang Benyamin dan keluarga, nenek+tante Pupo di surga, dan seluruh keluarga besar Pius Ria Ensoh, serta semua keluarga di pontianak yang tidak mungkin disebutkan satu per-satu. Terima kasih atas doa dan dukungannya.

  

24. Terima kasih tak terhingga pada semua pihak yang telah banyak mendukung

dan membantu penulis selama kuliah dan dalam penyelesaikan skripsi ini yang tidak dapat disebutkan satu per satu.

  Penulis memohon maaf apabila masih banyak kekurangan dan kelemahan

dalam tulisan ini, karena itu kritik dan saran yang diberikan akan sangat berarti

bagi penulis untuk menyempurnakannya.

  Akhirnya, semoga penelitian ini dapat bermanfaat.

  Yogyakarta, Agustus 2008 Penulis

DAFTAR ISI

  

HALAMAN JUDUL………………………………………………….........………i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING…………...……....………….......ii

HALAMAN PENGESAHAN…………………………………………...…….....iii

HALAMAN PERSEMBAHAN…………...…………………..........................…iv

PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI....................................................v

ABSTRAK…………………………………………………….……………….....vi

ABSTRACT...........................................................................................................vii

KATA PENGANTAR…………………………………………………………..viii

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA……………………...………………......xi

DAFTAR ISI……………………………………………..……………………...xii

DAFTAR GAMBAR…………………………………………………………….xv

DAFTAR TABEL……………………………………………….........................xvi

DAFTAR LAMPIRAN………………………………………………………....xvii

  

BAB I PENDAHULUAN………………………………………………………....1

A. Latar Belakang Masalah……………………………………...……...1 B. Rumusan Masalah……………………………………………….......6 C. Tujuan Penelitian…………………………………………………....6 D. Manfaat Penelitian………………………………………………......7

BAB II KAJIAN PUSTAKA……………………………………..……………….8

A. Motivasi Kerja…………………………………….........................…8

  1. Motif……………….............................................................…..8

  2. Motivasi......................................................................................9

  3. Motivasi Kerja..........................................................................11

  B. Teori Motivasi Maslow …………………………………….……...13

  C. Budaya Dayak………………...........................................………....21

  1. Budaya…………………………….........................................21

  2. Suku Dayak………………………..........................................24

  D. SegeraK – Pancur Kasih ………………………………...…...........32

  1. Lembaga Swadaya Masyarakat………...….............................32

  2. Serikat Gerakan (SegeraK ) – Pancur Kasih…………............34

  E. Hubungan antara Budaya Dayak dengan Teori Maslow.…………..38

  

BAB III METODE PENELITIAN……………………………………………….47

A. Metode Penelitian…………………………………………………..47 B. Metode Pengumpulan Data………………………………………...47 C. Subyek Penelitian………………………………...………………...49 D. Rancangan Penelitian…………………………...………………….49

  1. Membuat Pedoman Umum Wawancara……………………..49

  2. Membuat Catatan Observasi Pendahuluan…………….....….50

  3. Pengorganisasian Data…………………………………...…..50

  4. Pengkodean……………………………………………...…...50

  5. Merancang dan Membuat Tabel Analisis ......………….........51

  6. Interpretasi Data………………………...…………………....51

  E. Teknik Analisis Data……………………………...………………..55

  F. Keabsahan Data Penelitian…………………………………………55

  1. Kredibilitas…………………………………………………...55

  2. Transferabilitas…....................................................................57

  3. Dependabilitas………………………………………………..58

  4. Konfirmabilitas…………………………………………...….58

  

BAB IV PENELITIAN, HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN……......59

A. Penelitian...........................................................................................59

  1. Pelaksanaan Penelitian……………………………...………..59

  2. Proses Pengolahan Data..…………………………..………...61

  B. Hasil Penelitian………………………………………………….....62

  1. Tabel Hasil Penelitian………………....................………......62

  2. Deskripsi Hasil Penelitian…………………………………....63

  C. Analisis dan Pembahasan……………………………...………..….72

  1. Analisa Motivasi Kerja Masing-masing Subyek Berdasarkan Aspek Kebutuhan dalam Teori Motivasi Maslow...................72

  2. Motivasi Kerja Aktivis SegeraK Berdasarkan Teori Motivasi Maslow...................................................................................102

  1. Motivasi Kerja Aktivis SegeraK Berdasarkan Aspek Kebutuhan Fisiologis.......................................................103

  2. Motivasi Kerja Aktivis SegeraK Berdasarkan Aspek Kebutuhan Perlindungan dan Rasa Aman.......................105

  3. Motivasi Kerja Aktivis SegeraK Berdasarkan Aspek Kebutuhan Cinta dan Rasa Memiliki-Dimiliki................106

  4. Motivasi Kerja Aktivis SegeraK Berdasarkan Aspek Kebutuhan Penghargaan/ Harga Diri...............................108

  5. Motivasi Kerja Aktivis SegeraK Berdasarkan Aspek Kebutuhan Aktualisasi Diri..............................................110

  3. Motivasi Kerja Aktivis SegeraK dalam Hubungan antara Budaya Dayak dengan Teori Motivasi Maslow.....................111

  

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN…………...................………………119

A. Kesimpulan.....................................................................................119 B. Saran...............................................................................................121

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………..123

  DAFTAR GAMBAR

  

1. Hirarki Motivasi Maslow...........................................................................20

  

2. Skema Penelusuran dalam Penelitian……………………........................46

  

3. Skema Hasil Penelitian……………………………………....................118

  DAFTAR TABEL

  

1. Tabel 1. Pedoman Umum Wawancara dan check-list............................52

  

2. Tabel 2. Rancangan Tabel Analisis........................................................53

  

3. Tabel 3. Verbatim Wawancara Subyek-1.............................................131

  

4. Tabel 4. Verbatim Wawancara Subyek-1.............................................138

  

5. Tabel 5. Verbatim Wawancara Subyek-1.............................................148

  

6. Tabel 6. Verbatim Wawancara Subyek-1.............................................152

  

7. Tabel 7. Verbatim Wawancara Subyek-1.............................................161

  

8. Tabel 8. Tabel Analisa Subyek-1..........................................................170

  

9. Tabel 9. Tabel Analisa Subyek-2..........................................................189

  

10. Tabel 10. Tabel Analisa Subyek-3........................................................211

  

11. Tabel 11. Tabel Analisa Subyek-4........................................................220

  

12. Tabel 12. Tabel Analisa Subyek-4........................................................239

  

13. Tabel 13. Tabel Rekapitulasi Data Primer Subyek-1...........................258

  

14. Tabel 14. Tabel Rekapitulasi Data Primer Subyek-2...........................260

  

15. Tabel 15. Tabel Rekapitulasi Data Primer Subyek-3...........................262

  

16. Tabel 16. Tabel Rekapitulasi Data Primer Subyek-4...........................264

  

17. Tabel 17. Tabel Rekapitulasi Data Primer Subyek-5...........................266

  

18. Tabel 18. Tabel Hasil Penelitian...........................................................268

  DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Catatan Observasi Pendahuluan ………………………...........126

Lampiran 2. Verbatim Wawancara Subyek-1………………………….. .....131

Lampiran 3. Verbatim Wawancara Subyek-2……………………………....138

Lampiran 4. Verbatim Wawancara Subyek-3……………………………....148

Lampiran 5. Verbatim Wawancara Subyek-4……………………………....152

Lampiran 6. Verbatim Wawancara Subyek-5....…………………………....161

Lampiran 7. Tabel Analisa Subyek-1............................................................170

Lampiran 8. Tabel Analisa Subyek-2............................................................189

Lampiran 9. Tabel Analisa Subyek-3............................................................211

Lampiran 10. Tabel Analisa Subyek-4..........................................................220

Lampiran 11. Tabel Analisa Subyek-5..........................................................239

Lampiran 12. Tabel Rekapitulasi Data Primer Subyek-1..............................258

Lampiran 13. Tabel Rekapitulasi Data Primer Subyek-2..............................260

Lampiran 14. Tabel Rekapitulasi Data Primer Subyek-3..............................262

Lampiran 15. Tabel Rekapitulasi Data Primer Subyek-4..............................264

Lampiran 16. Tabel Rekapitulasi Data Primer Subyek-5..............................266

Lampiran 17. Tabel Hasil Penelitian.............................................................268

Lampiran 18. Surat Keterangan Penelitian....................................................274

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dimulai dari suatu pertanyaan; mengapa orang bekerja? Mengapa mereka

  memilih suatu pekerjaan tertentu dan kemudian menjalani rutinitas pekerjaannya dalam waktu yang panjang, bahkan selama sisa hidupnya? Ada banyak hal yang mendorong orang untuk bekerja. Dorongan untuk bekerja ini disebut motivasi kerja atau motif bekerja. Motif yang dimiliki individu dalam bekerja tergantung pada diri masing-masing individu. Namun apapun jenisnya, semua tentu berdasarkan adanya tuntutan untuk memenuhi kebutuhan.

  Menurut As’ad (1987), bekerja mengandung arti melaksanakan suatu tugas yang diakhiri dengan buah karya yang dapat dinikmati oleh manusia yang bersangkutan. Faktor pendorong penting yang menyebabkan manusia bekerja adalah adanya kebutuhan yang harus dipenuhi. Lebih lanjut menurut As’ad, pada hakekatnya orang bekerja tidak saja untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya, tetapi juga untuk mencapai taraf hidup yang lebih baik.

  Sejalan dengan itu, Papu (2002) menegaskan bahwa seiring dengan adanya berbagai kebutuhan individu, maka alasan individu untuk bekerja pun menjadi beragam mengikuti kebutuhan tersebut sehingga pekerjaan memiliki makna tertentu bagi individu. Makna suatu pekerjaan bukan lagi hanya sekedar untuk

memenuhi kebutuhan fisiologis dasar tetapi juga untuk memenuhi kebutuhan-

  

kebutuhan yang lebih tinggi tingkatannya. Dalam sebuah teori tentang motivasi,

yakni ”needs hierarchy theory” oleh Abraham Maslow (yang selanjutnya dalam

tulisan ini akan disebut dengan ”teori motivasi Maslow”), terdapat jawaban

tentang tingkatan kebutuhan manusia tersebut (As’ad, 1987).

  Menurut Maslow (dalam Amirullah & Rindyah Hanafi, 2002) , kebutuhan

manusia tersusun dalam suatu hirarki. Tingkat hirarki yang paling rendah adalah

kebutuhan fisiologis, kemudian secara berurutan disusul oleh kebutuhan akan

perlindungan dan rasa aman, kebutuhan akan cinta dan rasa memiliki-dimiliki,

kebutuhan akan penghargaan/ harga diri, dan yang paling tinggi adalah kebutuhan

akan aktualisasi diri. Kebutuhan pada tingkat/ hirarki yang paling rendah akan

dipenuhi terlebih dahulu setelah itu barulah memenuhi kebutuhan pada tingkat di

atasnya.

  Berkenaan dengan pekerjaan, orang pada umumnya menganggap tujuan

bekerja hanya untuk mencari uang, sehingga semakin besar gaji yang diperoleh

dari suatu pekerjaan semakin tertariklah orang pada pekerjaan itu (Anoraga,

2006). Hal ini karena kebutuhan manusia akan makan, minum, pakaian dan

perumahan akan terpenuhi bila seseorang memiliki uang. Dengan kata lain, uang

adalah segala-galanya. Namun menurut Anoraga (2006), apabila gaji sudah

mencukupi secara sederhana maka gaji bukanlah faktor utama yang dikejar orang

dalam bekerja. Orang lebih cenderung memikirkan tipe pekerjaan, status sosial

pekerjaan dan kesempatan untuk maju walaupun gaji yang diterima relatif rendah.

  Menurut Anoraga (2006), di Indonesia pada umumnya orang tidak senang

dengan tipe pekerjaan yang membangkitkan anggapan tentang status sosial yang

  

rendah. Mereka lebih senang dengan tipe pekerjaan yang bersih, seperti juru ketik

di kantor atau perusahaan, walaupun penghasilannya rendah. Sementara itu, di

Negara-negara Barat, ternyata gaji hanya menduduki urutan ketiga sebagai faktor

yang merangsang orang untuk bekerja. Faktor utama yang memotivasi orang

untuk bekerja adalah rasa aman dan kesempatan untuk naik pangkat dalam

pekerjaannya. Bila demikian yang terjadi, maka motivasi kerja tidak terlepas dari

situasi dan kondisi pekerjaan atau lembaga tempat individu bekerja. Hal ini

sejalan dengan pendapat Maslow (dalam Goble, 1987), dimana tingkah laku

merupakan gabungan sejumlah kebutuhan dasar, kebiasaan-kebiasaan pribadi,

pengalaman di masa lampau, bakat-bakat dan kemampuan pribadi serta

lingkungan sekitar. Maka demikian pulalah yang kiranya berlaku pada motivasi

kerja seseorang. Dengan kata lain motivasi kerja yang dimiliki oleh seorang

individu berkaitan erat dengan sistem kebutuhannya, faktor-faktor kepribadiannya

(intrinsik), dan lingkungan tempat individu hidup dan bekerja. Dalam konteks

penelitian ini, ingkungan tempat individu hidup dan bekerja adalah lembaga atau

organisasi tempat individu mengabdikan dirinya.

  Secara umum lembaga atau organisasi dapat dibagi dalam dua kategori,

yaitu lembaga profit dan lembaga non-profit. Secara singkat, lembaga profit, atau

yang biasa juga dikenal dengan lembaga kapital, bertujuan untuk menghasilkan

keuntungan (profit) bagi dirinya lewat sistem usaha yang dijalankannya, baik itu

dalam sektor produksi maupun jasa-jasa. Contohnya, berbagai usaha yang

berkenaan dengan dunia bisnis, industri dan dana-dana kapital lainnya. Sedangkan

lembaga non-profit biasanya memiliki tujuan utama diluar kepentingan kapital. Lembaga seperti ini biasanya bergerak di bidang sosial kemasyarakatan, politik,

hukum, kebudayaan, konservasi alam dan lingkungan, serta lain sebagainya.

  

Lembaga non-profit merancang dan melaksanakan program-program

pengembangan SDM (Sumber Daya Manusia) dan pengelolaan SDA (Sumber

Daya Alam). Contohnya yaitu berbagai instansi pemerintah dan lembaga-lembaga swadaya masyarakat.

  Terlepas dari perbedaan antara tujuan profit dengan tujuan non-profit, setiap lembaga pasti memerlukan Sumber Daya Manusia, yakni individu-individu yang menjalankan sistemnya. Dalam dunia bisnis dan industri, individu tersebut

dikenal dengan sebutan karyawan atau pekerja. Dalam bidang pemerintahan

disebut pegawai negeri. Sedangkan dalam lembaga swadaya masyarakat, individu

biasanya dikenal dengan sebutan aktivis. Apapun sebutannya, setiap individu

disini menjalankan fungsinya masing-masing dalam sistem. Aktivitas mereka

dalam menjalankan sistem ini disebut ‘kerja’.

  Bekerja menjalankan sistem dalam sebuah lembaga sesuai fungsi masing-

masing mengandung pengertian bahwa para individu tersebut dituntut untuk

bekerja menurut sebuah patron atau pola yang telah ditentukan sebelumnya oleh

sistem. Dengan kata lain, individu dituntut untuk bekerja mencapai tujuan

lembaga. Karenanya secara psikologis, dalam hal motivasi kerja, individu sedikit banyak juga dipengaruhi oleh sistem kerja. Sejalan dengan terjadinya aktivitas kerja dalam sistem juga terciptalah suatu kondisi kerja. Kondisi kerja tercipta

tidak hanya karena adanya bangunan fisik (tempat kerja) tetapi juga karena

interaksi antar individu dalam kegiatan di tempat kerja. Kondisi yang tercipta di

  

tempat kerja juga sifatnya khas pada lembaga yang bersangkutan, karena

merupakan perpaduan yang unik antara karakteristik sistem kerja dengan

kepribadian masing-masing individu di dalamnya. Hal ini senada dengan yang

diungkapkan oleh Anoraga (2006), bahwa secara psikologis, faktor-faktor seperti

pemenuhan kebutuhan ekonomi, tipe pekerjaan dan status sosial, kesempatan

berkarir, dan kondisi kerja merupakan motivator yang mendorong orang untuk

bekerja.

  Berangkat dari pemaparan di atas, peneliti tertarik pada para aktivis di

sebuah LSM, yakni Serikat Gerakan (disingkat ”SegeraK) – Pancur Kasih di

Pontianak (yang untuk seterusnya dalam tulisan ini akan disebut dengan istilah

SegeraK ” saja), secara umum para aktivisnya berasal dari latar belakang budaya

yang sama, yakni budaya suku Dayak. Budaya Dayak mengandung nilai-nilai

yang mengatur bagaimana para anggota masyarakatnya menjalani kehidupan

mereka, termasuk pekerjaan untuk kelangsungan hidup. Dari sini penulis tertarik

untuk menelaah bagaimana kiranya teori Maslow dapat diterapkan dalam

pembahasan motivasi kerja aktivis LSM ini yang situasi dan kondisi pekerjaan

serta kehidupan sosial mereka berlatarbelakangkan budaya Dayak. Selain

memiliki kesamaan latar belakang budaya, para aktivis ini juga berasal dari status

sosial ekonomi menengah ke bawah. Ada sebuah realitas yang tidak dapat

dipisahkan dari diri mereka, yaitu kehidupan masyarakat kecil (tertindas) pada

umumnya (termasuk suku-suku lain di Kalimantan), dan pada khususnya suku

Dayak.

  Oleh karena itu penelitian ini dilakukan untuk mengetahui tentang motivasi kerja yang mendorong individu bekerja sebagai aktivis di SegeraK.

  Pembahasan tentang motivasi kerja para aktivis ini hendak dibahas berdasarkan teori motivasi Maslow. Hubungan antara budaya Dayak dengan teori motivasi Maslow terletak pada peran budaya Dayak dalam pembentukan motivasi kerja individu yang dibahas dalam kerangka teori motivasi Maslow. Adapun teori motivasi Maslow dipilih sebagai dasar pembahasan karena teori ini dapat diterapkan pada hampir seluruh aspek kehidupan manusia, baik pribadi maupun sosial serta dalam berbagai latar belakang budaya yang berbeda.

B. Rumusan Masalah

  Permasalahan pokok dalam penelitian ini dapat dirumuskan dalam pertanyaan berikut: Seperti apakah bentuk motivasi kerja yang terkait teori motivasi Maslow yang mendorong seorang aktivis mengabdikan dirinya di SegeraK?

  C. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui motivasi kerja aktivis SegeraK dalam bekerja berdasarkan teori motivasi Maslow.

D. Manfaat Penelitian

  Melalui penelitian ini, selain untuk menjawab rumusan masalah dan mencapai tujuan, peneliti juga berharap dapat memperoleh manfaat antara lain sebagai berikut:

  1. Manfaat Teoritis Sebagai informasi yang dapat memperkaya wawasan dan pemahaman tentang motivasi kerja serta penyajian fakta dan pengetahuan di bidang psikologi bagi para peneliti maupun civitas akademika pada umumnya.

  2. Manfaat Praktis Bagi SegeraK, agar dapat semakin meningkatkan kualitas sumber daya manusianya.

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Motivasi Kerja 1. Motif Menurut Manulang (2001), kata motif disamakan artinya dengan kata-

  kata motive, dorongan, alasan dan driving force. Motif adalah daya pendorong atau tenaga pendorong yang mendorong manusia untuk bertindak atau suatu tenaga di dalam diri manusia yang menyebabkan manusia bertindak. Dengan kata lain, yang melatarbelakangi individu untuk berbuat mencapai tujuan tertentu atau mengapa timbul tingkah laku seseorang, itulah motif. Pengertian tersebut seperti yang diungkapkan oleh Anoraga (2006) yang juga mengemukakan ciri-ciri motif individu sebagai berikut: a. Motif adalah majemuk.

  Dalam suatu perbuatan sebenarnya tidak hanya mempunyai satu tujuan tertentu tetapi ada beberapa tujuan yang berlangsung secara bersama-sama. Misalnya seorang pekerja yang giat melakukan pekerjaannya karena ingin lekas naik pangkat, sekaligus gaji yang besar, ingin diakui atau dipuji dan sebagainya.

  Motif seseorang seringkali mengalami perubahan. Ini disebabkan karena keinginan manusia yang selalu berubah-ubah sesuai dengan kebutuhan atau kepentingannya. Misalnya, suatu saat seorang karyawan ingin gaji yang lebih besar. Tapi pada waktu yang lain ia menginginkan pimpinan yang baik atau kondisi kerja yang menyenangkan. Dari hal ini dapat dilihat bahwa motif sangat dinamis dan pergerakannya mengikuti kepentingan-kepentingan individu.

  c. Motif berbeda-beda bagi individu.

  Dua orang yang melakukan pekerjaan yang sama ternyata memiliki motif yang berbeda. Misalnya, dua orang yang bekerja pada suatu mesin yang sama dan pada ruang yang sama pula, motivasinya dapat berbeda. Yang seorang menginginkan teman sekerja yang baik, sementara yang lain menginginkan kondisi pekerjaan yang menyenangkan.

  d. Beberapa motif tidak disadari oleh individu.

  Banyak tingkah laku manusia yang tidak disadari oleh pelakunya, sehingga beberapa dorongan yang muncul, lalu karena berhadapan dengan situasi yang kurang menguntungkan, ditekan di bawah sadarnya. Dengan demikian kalau ada dorongan dari dalam yang kuat menjadikan individu yang bersangkutan tidak bisa memahami motifnya sendiri.

  Anoraga (2006) memberi batasan motivasi sebagai suatu proses dimana tingkah laku dipupuk dan diarahkan, sementara motif adalah yang melatarbelakangi tindakan individu. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa motivasi adalah pemberian atau penimbulan motif.

  Menurut Maslow (dalam Goble, 1987), manusia dimotivasikan oleh

sejumlah kebutuhan dasar yang bersifat sama untuk seluruh spesies, tidak

berubah, dan berasal dari sumber genetis atau naluriah. Motivasi mengacu

pada konsep yang digunakan untuk menerangkan kekuatan-kekuatan yang ada

dan bekerja pada diri individu yang menjadi penggerak dan pengarah tingkah

laku individu. Masih menurut Maslow, suatu tindakan atau keinginan sadar

memiliki lebih dari satu motivasi. Dan karena individu merupakan suatu

kesatuan yang padu dan teratur, maka sebagian besar hasrat dan dorongan

(motivasi) yang ada pada seseorang itu saling berhubungan. Dengan kata lain

ketika melakukan suatu tindakan, seluruh pribadinyalah yang digerakkan oleh

motivasi, bukan hanya sebagian dari orangnya. Hal ini memang tidak berlaku

untuk kebutuhan-kebutuhan tertentu yang bersifat fundamental seperti rasa

lapar, namun jelas berlaku untuk kebutuhan-kebutuhan yang lebih kompleks

seperti kebutuhan akan cinta, rasa aman dan harga diri (Maslow dalam Goble,

1987).

  Selanjutnya, ditambahkan oleh Robbins (2002) yang mengemukakan

bahwa kita dapat mendefinisikan motivasi dari sisi perilaku yang ditampilkan

oleh seseorang / individu. Orang-orang yang termotivasi akan melakukan

usaha yang lebih besar daripada yang tidak termotivasi. Dengan demikian,

motivasi juga dapat digunakan untuk menerangkan perbedaan intensitas

tingkah laku. Secara lebih deskriptif, Robbins mendefinisikan motivasi

sebagai keinginan atau dorongan untuk melakukan sesuatu dan menentukan

kemampuan bertindak untuk memuaskan kebutuhan individu.

  Menurut Manulang (2001), motivasi adalah faktor yang mendorong

orang untuk bertindak dengan cara tertentu. Dengan kata lain, motivasi adalah

kondisi mental yang mendorong dilakukannya suatu tindakan (action atau

activity ) dan memberikan kekuatan (energy) yang mengarah kepada pencapaian kebutuhan, memberi kepuasan ataupun mengurangi ketidakseimbangan.

  Dari pemaparan di atas dapat disimpulkan bahwa motivasi adalah faktor-faktor yang menjadi energi/ kekuatan dalam diri individu yang

mendorong dan mengarahkan tingkah lakunya dalam rangka memenuhi

kebutuhan/mencapai tujuan tertentu.

  Menurut Amirullah & Rindyah (2002), motivasi kerja dapat didefinisikan sebagai kondisi yang berpengaruh membangkitkan,

mengarahkan dan memelihara perilaku yang berhubungan dengan dunia kerja.

  Dalam konteks organisasi, Siagian (1995) mendefinisikan motivasi

sebagai daya pendorong yang mengakibatkan seseorang anggota organisasi