Efek hipoglikemik undur-undur darat [Myrmileon sp.] pada tikus putih jantan terbebani glukosa - USD Repository

EFEK HIPOGLIKEMIK UNDUR-UNDUR DARAT

  (Myrmileon sp.) PADA TIKUS PUTIH JANTAN

TERBEBANI GLUKOSA SKRIPSI

  Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.)

  Program Studi Ilmu Farmasi Oleh:

  Andy Francisca Irawan NIM: 048114135

FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2007

EFEK HIPOGLIKEMIK UNDUR-UNDUR DARAT

  (Myrmileon sp.) PADA TIKUS PUTIH JANTAN

TERBEBANI GLUKOSA SKRIPSI

  Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.)

  Program Studi Ilmu Farmasi Oleh:

  Andy Francisca Irawan NIM: 048114135

FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2007

  H A L A M A N P E R S E M B A H A N Whatever you do, work at it with all your heart as working for the L ord not for men.

  (Colossians 3:23) K a r y a k eci l k u i n i k u p er sem ba h k an k ep a d a : T uha n ku

(B a p a k u Y a n g Sem p u r n a , P en u n t u n Ja l a n k u d a n P en gh a r a p a n k u )

Bun da M a r i a (B u n d a Y a n g P a l i n g Set i a ) , , d a n P a pa ku M a m a ku Ci e2ku ”ci e li li ” (K a l i a n k a r u n i a t er i n d a h T u h a n ba gi k u ! ) N en ekku

( Y a n g sel a l u ber sem a n ga t , sem oga sel a l u ber sem a n ga t d a n seh a t )

K elua r ga Besa r K elua r ga A n gka t ku Sem u a Sa ha ba t ku A lm a m a t er ku

KATA PENGANTAR

  Puji dan syukur penulis haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan berkatnya untuk menyelesaikan penelitian dan penulisan skripsi yang berjudul Efek Hipoglikemik Undur-Undur Darat (Myrmileon sp.) pada Tikus Putih Jantan Terbebani Glukosa. Penelitian ini dilakukan untuk memenuhi salah satu syarat tugas akhir untuk mencapai gelar sarjana ilmu Farmasi bidang studi Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

  Penulis telah banyak mendapat bantuan baik moral maupun spiritual dan dukungan yang berupa bimbingan, dorongan, sarana, maupun fasilitas dari berbagai pihak dalam penulisan skripsi ini, oleh karena itu penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:

  1. Ibu Rita Suhadi, M.Si., Apt. selaku Dekan Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan selaku dosen penguji yang telah memberikan masukan dan saran dalam penyusunan skripsi ini.

  2. Bapak Yosef Wijoyo, M.Si., Apt. selaku dosen pembimbing atas bimbingan, waktu, diskusi, dan pengarahan selama penelitian sampai penyusunan skripsi.

  3. Bapak Drs. Mulyono, Apt. selaku dosen penguji yang telah memberikan masukan dan saran dalam penyusunan skripsi ini.

  4. dr. Fenty, M.Kes., Sp.PK. selaku dosen penguj i yang telah memberikan masukan dan saran dalam penyusunan skripsi ini.

  5. Ibu Christine Patramurti, M.Si., Apt.; Bapak Yohanes Dwiatmaka, M.Si.,; Bapak Ipang Djunarko S.Si., Apt.; dan Romo Drs. Petrus Sunu Hardiyanta,

  S.J., S.Si., yang telah memberikan masukan dan saran dalam penyusunan skripsi ini.

  6. Prof. Dr. Jusup Subagja, M.Sc. dan Bapak Sukirno, S.Si. yang telah memberikan masukan dan bantuan dalam mengidentifikasi undur- undur darat (Myrmileon sp.).

  7. Keluargaku tercinta, papaku Benny Irawan Liong, mamaku Yulita Megasari, kakakku Shirly Irawan atas cinta, dan nenekku Ong Siek Nio atas cinta, pengorbanan, dukungan, semangat, dan doanya yang tak pernah berhenti.

  8. Semua guru dan dosenku dari TK hingga kuliah, terima kasih atas segala pengajaran, kesabaran, dan ketekunan kalian.

  9. Mas Heru, Mas Parjiman, Mas Kayat dan Mas Yuwono selaku staf laboratorium Farmakologi Toksikologi dan Boifarmasetika. Terima kasih atas bantuan, dan canda yang diberikan.

  10. Sahabatku Ika Sindu, Hepi, Icka Gravilla, Riris, Niken, Aya, Shella, Naomi, Veevee yang tak pernah lelah menemaniku.

  11. Sahabatku Novi, Nike, Apri, Lala, Yasint a, Andrew, Arif yang selalu memberikan semangat, canda, keceriaan sehingga proses perkuliahan menjadi menyenangkan.

  12. Tintus, Lidia, Acin, Brian, Ari, Fandy, Meri, Mbak Nana, Maduma, Keke, Nur, Sisil, Yudi, Rosa semua teman-teman di Kelas C angkatan 2004 ataupun kelas FKK 2004 yang tidak dapat disebutkan satu persatu. Terima kasih atas kebersamaan, segala suka duka di Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma ini.

  13. Feri, Liza, Rizki, Dika teman penelitian dan seperjuangan yang luar biasa.

  14. Novi, Selvi, Listy, Meta, Maria, Ricka, Indah, Renny, Lia, Lanni, Nike, Yohana, Melisa, Aning, Ratih, Wiwit, Eka, Chicha dan teman-teman kost DEWI lainnya. Terima kasih atas kebersamaan dan kekompakkannya selama ini.

  15. Teman-teman di UKF Dolan-dolan terima kasih atas keceriaan dan kekeluargaannya selama ini.

  16. Teman-teman kecilku Feefee, Biandi, Nyndia, Nana, Edo, Yurico, Arif, dan Edwin yang mencerahkan pikiranku selama liburan.

  17. Teman-teman PKB dan PD yang selalu menguatkan dan meneguhkan pikiran positifku.

  18. Kak Dessi terima kasih atas kerja sama dan bantuannya selama penelitian.

  19. Pihak lain yang tidak dapat disebutkan satu persatu oleh penulis.

  Penulis menyadari masih ada kekurangan dalam penyusunan skripsi ini, maka penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari berbagai pihak demi kemajuan dan kesempurnaan penelitian yang telah dilakukan. Semoga skripsi ini memberikan manfaat bagi kita semua.

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

  Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah. Sejauh pengetahuan penulis belum pernah dilakukan penelitian mengenai efek hipoglikemik undur-undur darat (Myrmileon sp.) pada tikus putih jantan terbebani glukosa.

  

INTISARI

  Jenis penelitian yang dilakukan adalah eksperimental murni dan dikerjakan mengikuti rancangan acak lengkap pola searah. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan 35 ekor tikus yang terdiri atas tujuh kelompok perlakuan. Kelompok I sebagai kontrol negatif diberi perlakua n aquades, kelompok II sebagai kontrol negatif diberi perlakuan CMC 1%, kelompok III diberi perlakuan glibenklamid sebagai kontrol positif dan kelompok IV, V, VI dan

  VII diberi perlakuan undur- undur darat dengan peringkat konsentrasi yang berbeda, semua pemberian dilakukan secara per-oral. Efek hipoglikemik undur- undur darat diuji mengikuti metode uji toleransi glukosa oral (UTGO). Kadar glukosa darah ditetapkan pada menit ke-0 sebelum UTGO dan menit ke-5, 15, 30, 60, 90, 120, 180, 240, dan 300 setelah UTGO dari hewan uji yang sebelumnya telah mendapat pra-perlakuan kontrol negatif, positif, dan undur-undur darat. Data kadar glukosa darah pada tiap kelompok dianalisis secara statistik menggunakan

  0-300

  metode GLM Repeated Measure. Kemud ian AUC diuji dengan Kruskall- Wallis dan dilanjutkan uji Mann-Whitney bertaraf kepercayaan 95%.

  Hasil penelitian menunjukkan adanya undur-undur darat dengan dosis 6,3 mg/kgBB dan konsentrasi 0,63 mg/ml; 1,26 mg/ml; 2,52 mg/ml; dan 5,04 mg/ml memberikan penurunan kadar glukosa darah sebesar 20,47 %; 27,85 %; 20,15 %; 20,41 % terhadap kontrol negatif. Peringkat konsentrasi undur- undur darat sebesar 0,63 mg/ml; 1,26 mg/ml; dan 5,04 mg/ml menunjukkan penurunan kadar glukosa darah secara bermakna terhadap kontrol negatif. Peringkat konsentrasi undur- undur darat sebesar 0,63 mg/ml; 1,26 mg/ml dan 5,04 mg/ml juga menunjukkan penurunan kadar glukosa darah secara bermakna terhadap kontrol positif. Hal ini menunjukkan bahwa undur- undur darat terbukti memiliki efek hipoglikemik tetapi potensi yang dimiliki kecil dibandingkan potensi glibenklamid.

  Kata kunci: undur-undur darat, diabetes mellitus, efek hipoglikemik

  

ABSTRACT

  The research type was the pure experimental and worked by following the complete-random-design of one way-pattern. This research was tested by using thirty five white- male-rat which were divided into seven different treatment groups. The First group was given to the aquadest treatment as the negative control, the second group was given to the CMC 1% as the negative control; while third group as the positive control was given to the glibenclamid a treatment and the rest of the groups were given to undur- undur darat treatment with different concentration given for each group, all of the processes were given through the oral method. The hypoglycemic effect of undur-undur darat was tested by following the Oral Glucose Tolerance Test (UTGO) method. The blood-glucose- contents were taken, at the 0 minutes before the UTGO and also taken at minutes of 5, 15, 30, 60, 90, 120, 180, 240, and 300 after the UTGO, from the tested animal that had been gotten the pre-treatment of the negative control, positive control and undur-undur darat control before. Then the data of blood-glucose- contents was analyzed statistically using GLM Repeated Measure design. The

  0-300

  AUC was statistically analyzed using the Kruskall-Wallis test and then continued by using the Mann-Whitney test with 95 % level of convidence.

  The result of the research showed that the 6,3 mg/kgBB doses of undur- undur darat reduced the concentration blood glucose contents for 20, 47 % of the 0,63 mg/ml concentration given; for 27, 85 % of the 1,26 mg/ml concentration given; for 20, 15 % of the 2,52 mg/ml concentration given; for 20, 41 % of the 5,04 mg/ml concentration given; toward the negative control. The concentration given ranks of 0,63 mg/ml; 1,26 mg/ml; and 5,04 mg/ml which gave the significantly effect in reducing the concentration blood glucose contents towards the negative control. While the given concentration ranks of 0,63 mg/ml; 1,26 mg/ml; and 5,04 mg/ml also gave the significantly effect in reducing the blood- glucose-contents towards the positive control. Thus, it can be concluded that undur- undur darat did prove gives the hypoglycemic effect but just small potensial if compared with glibenclamida.

  Key words: Myrmileon sp., Undur- undur darat, Diabetes Mellitus, Hypoglycemic Effect.

  

DAFTAR ISI

  HALAMAN JUDUL ........................................................................................... ii HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................... iii HALAMAN PENGESAHAN .............................................................................. iv HALAMAN PERSEMBAHAN ........................................................................... v KATA PENGANTAR...........................................................................................vi PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ............................................................... ix

  INTISARI...............................................................................................................x

  

ABSTRACT ............................................................................................................xi

  DAFTAR ISI……………………………………………………………………..xii DAFTAR TABEL………………………………………………………………xvii DAFTAR GAMBAR…………………………………………………………..xix DAFTAR LAMPIRAN………………………………………………………..xx DAFTAR SINGKATAN, ARTI LAMBANG DAN ISTILAH..........................xxi

  

BAB I PENGANTAR ......................................................................................... 1

A. Latar Belakang ............................................................................................... 1

  1. Permasalahan ............................................................................................ 3

  2. Keaslian penelitian.................................................................................... 3

  3. Manfaat penelitian..................................................................................... 4

  a. Manfaat teoritis…………………………..................…………………....4

  b. Manfaat praktis..........................................................................................4

  B. Tujuan Penelitian ............................................................................................ 4

  a. Tujuan Umum............................................................................................4

  b. Tujuan Khusus...........................................................................................4

  

BAB II PENELAAHAN PUSTAKA ................................................................. 5

A. Binatang Undur-undur Darat .......................................................................... 5

  1. Sinonim ..................................................................................................... 5

  2. Taksonomi binatang undur- undur darat .................................................... 5

  3. Morfologi binatang ................................................................................... 6

  B. Transport Glukosa............................................................................................6

  C. Diabetes Melitus ............................................................................................. 9

  1. Definisi...................................................................................................... 9

  2. Gejala……………… ................................................................................ 10

  3. Klasifikasi ................................................................................................. 11

  4. Diagnosis penyakit .................................................................................... 13

  5. Terapi ........................................................................................................ 15

  D. Teknik Uji Diabetik dan Metode Penetapan Kadar Glukosa Darah............... 15

  1. Teknik uji diabetik.....................................................................................15

  2. Metode penetapan kadar glukosa darah.....................................................16

  E. Glibenklamida ................................................................................................. 17

  F. Spektrofotometri ............................................................................................. 18

  G. Keterangan Empiris ......................................................................................... 19

  

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ......................................................... 20

A. Jenis dan Rancangan Penelitian...................................................................... 20 B. Variabel Penelitian.......................................................................................... 20

  b. Pembuatan air halusan undur- undur darat ...………………………...24

  d. Penentuan keseragaman bobot kaplet glibenklamida .........................26

  c. Pembuatan larutan natrium oksalat p.a. 2% b/v...................................26

  b. Pembuatan larutan stok glukosa 10mg/ml ...………………………...26

  a. Pembuatan larutan asam benzoat 0,1% b/v……………………..……26

  3. Preparasi bahan......................................................................................... 26

  d. Penetapan peringkat konsentrasi undur- undur darat............................25

  c. Pasca pengolahan......... .......................................................................24

  a. Pengolahan bahan……………………………………………………24

  1. Variabel utama .......................................................................................... 20

  2. Pembuatan simplisia uji ............................................................................ 24

  1. Determinasi binatang undur-undur darat .................................................. 23

  D. Jalannya Penelitian......................................................................................... 23

  2. Alat penelitian........................................................................................... 23

  1. Bahan penelitian........................................................................................ 21

  C. Bahan dan Alat Penelitian............................................................................... 21

  3. Variabel pengacau tak terkendali…………...…………………………....21

  2. Variabel pengacau terkendali.................................................................... 21

  e. Penentuan dosis glibenklamida ...........................................................27

  f. Pembuatan larutan glibenklamida 0,1125 mg/ml.................................27

  E. Analisis Hasil ..................................................................................................33

  5. Penetapan waktu pemberian undur-undur darat ………………...….……43

  4. Penetapan waktu pemberian larutan glibenklamida ……………………..40

  3. Pembuatan kurva baku …………………………………………………..38

  2. Penetapan panjang gelombang maksimum ……………………………...37

  1. Waktu resapan stabil glukosa ……………………………………………34

  

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................ 34

A. Determinasi Binatang Undur -Undur Darat ................................................... 34 B. Pembuatan simplisia uji dan preparasi bahan ............................................... 34 C. Percobaan Pendahuluan .. ............................................................................... 34

  5. Penetapan kadar glukosa darah................................................................. 31

  4. Percobaan pendahuluan ............................................................................ 28

  f. Pengelompokan dan perlakuan hewan uji ...........................................30

  e. Penetapan waktu pemberian undur-undur darat ..................................29

  d. Penetapan waktu pemberian glibenklamida ........................................28

  c. Pembuatan kurva baku ........................................................................28

  b. Penetapan panjang gelombang maksimum .........................................28

  a. Penetapan waktu resapan stabil larutan glukosa murni .......................28

  D. Efek Hipoglikemik Undur- Undur Darat ....................................................... 45

  

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN .............................................................. 58

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 59

LAMPIRAN ......................................................................................................... 62

BIOGRAFI PENULIS ........................................................................................ 97

  

DAFTAR TABEL

  Tabel I Nilai glukosa plasma puasa dan toleransi glukosa.........................14 Tabel II Diagnosis DM dengan pemberian glukosa oral 100g atau 75 g.....14 Tabel III Isi pereaksi enzim Glucose GOD-PAP..........................................22 Tabel IV Keseragaman bobot tablet..............................................................27 Tabel V Volume pengukuran kadar glukosa darah......................................32 Tabel VI Data hasil penetapan waktu resapan stabil larutan glukosa standar

  ........................................................................................................36 Tabel VII Hubungan kadar dan resapan glukosa pada ? maksimum 502nm.39 300

  −

  Tabel VIII Hasil UTGO dan perhitungan prosentase selisih LDDK larutan glibenklamida................................................................................41 300

  −

  Tabel IX Hasil UTGO dan perhitungan prosentase selisih LDDK air halusan undur- undur darat.............................................................43 300

  −

  Tabel X Data kadar glukosa darah rata-rata dan LDDK setiap kelompok perlakuan.......................................................................46 Tabel XI Hasil analisis GLM Repeated Measure kadar glukosa darah........49 300

  −

  Tabel XII Pengaruh praperlakuan undur-undur darat terhadap LDDK kadar glukosa darah tikus putih jantan dan prosentase perbedaan terhadap kontrol positif dan kontrol negatif..................................51

  Tabel XIII a Hasil analisis homogenitas variansi menggunakan uji Anova One ................................................................................................54

  Way

  300 −

  Tabel XIII b Test Mean LDDK ketujuh kelompok perlakuan dengan uji

  Kruskal-Wallis ...............................................................................55 300

  Tabel XIV Hasil uji Mann-Whitney LDDK glukosa darah tikus putih jantan terbebani glukosa................................................................55

  

DAFTAR GAMBAR

  Gambar 1. Sekresi insulin akibat peningkatan kadar glukosa dalam darah…8 Gambar 2. Insulin memperantarai transport glukosa ke dalam sel…………..9 Gambar 3. Struktur Glibenklamida………………………………………...17 Gambar 4. Reaksi enzimatik antara glukosa dan reagen GOD-PAP………35 Gambar 5. Grafik hubungan resapan glukosa murni 100 mg/dl pada ? 500nm terhadap waktu………………….. ……………...………………36 Gambar 6. Kurva hubungan antara ? dan resapan maksimum glukosa standar selama operating time……………………………………………37 Gambar 7. Kurva baku seri kadar glukosa pada ? maksimum 502 nm selama

  operating time ( pada menit 15-35 )………………….....………..40

  Gambar 8. Diagram penentuan selang waktu pemberian glibenklamida terhadap % selisih LDDK……………….……………………….42 Gambar 9. Diagram penentuan selang waktu pemberian undur-undur darat terhadap LDDK…………………….………………...…………..44 Gambar 10. Kurva hubungan antara waktu sampling dan kadar rata-rata glukosa darah akibat pemberian aquadest, CMC, glibenklamida, dan undur- undur darat………………..…………………………..47 300

  −

  Gambar 11. Diagram LDDK SE glukosa darah masing- masing

  ±

  perlakuan........................................................................................53

  

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Determinasi binatang undur-undur darat..............................

  62 Lampiran 2. Foto undur-undur darat ........................................................

  63 Lampiran 3. Foto air halusan undur- undur darat……..….........................

  64 Lampiran 4. Foto hewan uji percobaan (tikus putih jantan) ......................

  65 Lampiran 5. Foto alat penelitian ................................................................

  66 Lampiran 6. Preparasi bahan ......................................................................

  68 Lampiran 7. Data kadar glukosa darah pada tiap perlakuan dan waktu sampling ............................................................................... 73 Lampiran 8. Hasil uji distribusi data dengan Tes Kolmogorov Smirnov ..

  76 Lampiran 9. Hasil uji GLM Repeated Measure kadar glukosa darah ..

  77 Lampiran 10. Hasil uji Kruskal Wallis ........................................................

  87 Lampiran 11. Hasil uji Mann Whitney ......................................................... 88 Lampiran 13. Hasil uji Anova One Way ...................................................... 94 Lampiran 13. Leaflet GOD-PAP..................................................................

  95

DAFTAR SINGKATAN, ARTI LAMBANG, DAN ISTILAH

  ad libitum : tanpa batas

  Antikoagulan : bekerja untuk mencegah pembekuan darah; berbagai substansi yang menekan, memperlambat atau meniadakan pembekuan darah

  CMC : Carboxy Methyl Cellulosa DM : Diabetes Mellitus

  Geoxalated : darah yang mengandung oksalat sebagai antikoagulan

  GOD–PAP : Glucose Oxidase - Phenol Antipirin atau Glukosa Oksidase Phenol p-aminophenazone

  Herbal : Obat tradisional yang dibuat dengan cara sederhana seperti infusa, dekok, dan sebagainya yang berasal dari simplisia

  Hipoglikemi(k) : penurunan kadar glukosa dalam darah secara abnormal LDDK : Luas Daerah di Bawah Kurva, kadar glukosa dalam darah vs waktu LDDK 300 − : Luas Daerah di Bawah Kurva dari menit ke-0 sampai menit ke-300 ? : panjang gelombang

BAB I PENGANTAR A. Latar Belakang Pada masa modern seperti saat ini, kepraktisan dalam hidup sangat

  ditonjolkan dalam menjalani kehidupan karena waktu yang digunakan dianggap sangat berharga. Untuk menghemat waktu tersebut maka banyak teknologi- teknologi yang berkembang untuk membantu manusia melakukan suatu pekerjaan. Teknologi ini memanjakan manusia sehingga metabolisme tubuh menurun dan menyebabkan menurunnya kondisi kesehatan dan meningkatnya penyakit degeneratif.

  Penyakit degeneratif merupakan penyakit akibat fungsi atau struktur dari jaringan atau organ tubuh yang secara progresif menurun dari waktu ke waktu karena usia atau pilihan gaya hidup yang tidak sehat (Subroto, 2006). Diabetes mellitus merupakan penyakit kronik yang mendunia, dapat menimbulkan komplikasi yang merugikan pada semua organ tubuh dan berbagai macam keluhan. Penyakit yang menjadi ”momok” bagi manusia di seluruh dunia ini, semakin meningkat terutama karena kurangnya kontrol pola hidup dan asupan makanan. Oleh karena itu, penyakit ini perlu diwaspadai mengingat banyaknya komplikasi yang dapat ditimbulkan pada berbagai organ.

  Data epidemiologi menunjukkan jumlah penderita diabetes mellitus di dunia pada tahun 1994 adalah 110,4 juta, diperkirakan pada tahun 2010 akan melonjak dua kali lipat menjadi 239,3 juta. Jumlah penderita kencing manis (diabetes mellitus) di Indonesia sekitar 17 juta orang (8,6 persen dari jumlah penduduk) atau menduduki urutan terbesar ke-4 setelah India, China dan Amerika Serikat (AS), ungkap Menkes Siti Fadilah Supari pada dialog tentang Diabetes memperingatai Hari Lanjut Usia (Lansia) Nasional, di Jakarta, Rabu 22 Juni 2005 (Anonim, 2002).

  Selama ini pengobatan untuk penyakit diabetes mellitus adalah dengan menggunakan obat hipoglikemik oral (OHO), suntikan insulin, diet, ataupun gabungan ketiganya. Banyak obat hipoglikemik oral yang tersedia di pasaran sekarang, tetapi harga yang diberikan pun tidak murah padahal penderita penyakit ini harus mengkonsumsi obat dalam jangka waktu yang panjang sehingga tidak semua masyarakat dapat melakukan pengobatan. Selain itu kondisi masyarakat di desa yang jauh dari kota ataupun tidak adanya jasa apotek membuat pengobatan ini sulit diperoleh. Oleh karena itu, perlu adanya suatu solusi lain untuk pengobatan diabetes mellitus seperti memanfaatkan tanaman obat, hewan, ataupun bahan alam lain yang dapat diperoleh dari lingkungan sekitar, yang telah terbukti dapat berkhasiat sebagai obat hipoglikemik.

  Undur-undur darat merupakan salah satu solusi obat tradisional dari hewan yang oleh masyarakat digunakan untuk menurunkan kadar gula darah pada penderita diabetes. Hewan yang baru dikenal masyarakat dua tahun terakhir ini tampaknya semakin dipercaya oleh masyarakat dan berkembang terus dari pembicaraan di masyarakat, bahkan tak jarang pengalaman orang-orang yang menggunakannya semakin meyakinkan akan manfaat hewan tersebut. Hewan ini sekarang semakin diburu dan dibudidayakan untuk keperluan pengobatan penyakit.

  Untuk lebih memperoleh bukti khasiatnya maka perlu dilakukan penelitian ilmiah. Meski belum diketahui secara pasti kandungan maupun mekanismenya, namun diperkirakan efeknya dapat menurunkan kadar glukosa darah seperti halnya obat hipoglikemik oral. Dengan didapatnya data yang meyakinkan secara ilmiah maka penggunaan undur-undur darat sebagai obat hipoglikemik oral dapat dijamin kebenarannya.

  Penelitian pengaruh undur-undur darat terhadap kadar glukosa darah dapat dilakukan dengan cara mengukur kadar glukosa darah dari hewan uji seperti tikus yaitu dengan memberikan beban glukosa dan diamati pengaruh terhadap toleransi glukosa.

  1. Permasalahan

  Permasalahan yang diangkat penulis pada penelitian ini adalah apakah undur- undur darat memiliki efek hipoglikemik pada tikus putih jantan terbebani glukosa?

  2. Keaslian Penelitian

  Sejauh pene lusuran penulis, penelitian menggunakan undur-undur darat masih jarang dilakukan di Indonesia.

3. Manfaat Penelitian

  a. Manfaat teoritis

  Penelitian ini diharapkan dapat mengembangkan manfaat undur- undur darat sebagai obat tradisional yang berkhasiat sebagai antidiabetes.

  b. Manfaat praktis

  Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran, informasi, dan masukan kepada masyarakat pada umumnya dan khususnya para penderita diabetes mellitus mengenai penggunaan undur-undur darat sebagai obat antidiabetes.

B. Tujuan

  Penelitian ini bertujuan untuk :

  1. Tujuan Umum

  Tujuan penelitian ini secara umum adalah untuk membuktikan kebenaran efek hipoglikemik undur- undur darat.

  2. Tujuan Khusus

  Tujuan penelitian ini secara khusus adalah untuk memperoleh data sebagai bukti adanya efek hipoglikemik akibat pemberian undur-undur darat pada tikus jantan terbebani glukosa.

BAB II PENELAAHAN PUSTAKA A. Binatang Undur-undur Darat 1. Sinonim Berdasarkan Wayne's Word Noteworthy Plant Originally Published In July

  

1997, binatang undur-undur darat memiliki sinonim doodlebug (Armstrong,

2007).

2. Taksonomi binatang undur-undur darat

  Class : Insecta (Insects) Subclass : Myrientomata Section : Pterygota (Winged Insects) Division : Neoptilota Subdivision : Endopterygota Superorder : Neuropteroidea Order : Neuroptera Suborder : Planipennia Family : Myrmeleontidae (Antlions) (Swanson, 2007).

3. Morfologi binatang

  Berbeda dengan serangga lainnya, undur-undur darat mempunyai bentuk tubuh yang teradaptasi untuk membuat lubang di tanah dan pola hidup sebagai . Undur-undur darat mempunyai tubuh yang lebar, datar, kaki yang

  predator

  pendek (sangat cocok untuk berjalan mundur), dan kepala datar dengan mandible yang berbentuk seperti sickle. Bentuk larva tidak menyerupai undur-undur dewasa yaitu serangga yang dapat terbang dengan tubuh yang kecil dan panjang serta sayap terbentang lebar (Anonim, 2008).

B. Transport Glukosa

  Karbohidrat glukosa adalah karbohidrat terpenting dalam kaitannya dengan penyediaan energi di dalam tubuh, hal ini dikarenakan semua jenis karbohidrat baik monosakarida, disakarida, maupun polisakarida yang dikonsumsi manusia akan terkonversi menjadi glukosa di dalam tubuh. Glukosa ini akan berperan sebagai salah satu molekul utama bagi pembentukan energi di dalam tubuh. Glukosa yang telah diserap (diabsorpsi) oleh usus halus kemudian akan

  terdistribusi ke dalam semua sel tubuh melalui aliran darah (Irawan, 2007).

  Glukosa di dalam tubuh selain tersimpan dalam bentuk glikogen di dalam

otot dan hati, juga tersimpan pada plasma darah dalam bentuk glukosa darah

(blood glucose). Di dalam tubuh glukosa berperan sebagai bahan bakar bagi

proses metabolisme, dan sumber energi utama bagi kerja otak. Glukosa digunakan

  

untuk mensintesis molekul ATP (adenosine triphosphate) melalui proses oksidasi.

ATP merupakan molekul- molekul dasar penghasil energi di dalam tubuh. Dalam

kebutuhan seharian, glukosa menyediakan hampir 50-75% dari total kebutuhan

energi tubuh (Irawan, 2007).

  Sekresi insulin oleh sel ß (beta) tergantung oleh 3 faktor utama yaitu kadar

  • glukosa darah, ATP-sensitive K channels dan Voltage-sensitive Calsium

  

Channels sel ß pankreas. Mekanisme kerja faktor- faktor tersebut adalah sebagai

  • berikut: pada keadaan puasa, kadar glukosa darah turun, ATP-sensitive K

  

channels pada membrane sel ß akan terbuka sehingga ion kalium akan

meninggalkan sel ß, dan Ca-channels tertutup, akibatnya kalsium tidak dapat

masuk ke dalam sel ß, dan perangsangan sel ß untuk mensekresi insulin menurun

(Merentek, 2006).

  Pada saat keadaan setelah makan, kadar glukosa darah akan meningkat

dan akan ditangkap oleh sel ß melalui glucose transporter 2 (GLUT2) dan dibawa

ke dalam sel ß. Di dalam sel, glukosa akan mengalami fosforilase menjadi

glukosa-6-fosfat (G6P) dengan bantuan enzim glukokinase. Glukosa-6-fosfat akan

mengalami glikolisis menjadi asam piruvat. Proses glikolisis juga menghasilkan

produk 6-8 ATP. Penambahan ATP ini akan meningkatkan rasio ATP/ADP dan

menutup kanal kalium. Penumpukan kalium dalam sel mengakibatkan

depolarisasi membran sel sehingga membuka kanal kalsium dan kalsium akan

masuk kedalam sel dan insulin akan dilepaskan ke dalam sel (Merentek, 2006).

  Gambar 1. Sekresi insulin akibat peningkatan kadar glukosa dalam darah

(Cartailler, 2004)

  Sekresi insulin pada orang non diabetes meliputi 2 fase, yaitu early peak

(fase 1) yang terjadi dalam 3–10 menit pertama setelah makan. Insulin yang

disekresi pada fase ini adalah insulin yang disimpan dalam sel beta (siap pakai).

Fase 2 atau disebut juga fase lanjut adalah sekresi insulin yang dimulai 20 menit

setelah stimulasi glukosa. Pada fase 1 pemberian glukosa meningkatkan sekresi

insulin untuk mencegah kenaikan kadar glukosa darah, dan kenaikan glukosa

darah selanjutnya akan merangsang fase 2 untuk meningkatkan produksi insulin.

  

Pada diabetes mellitus tipe-2, sekresi insulin pada fase 1 tidak mampu

menurunkan glukosa darah sehingga merangsang fase 2 untuk menghasilkan

insulin lebih banyak, tetapi sudah tidak mampu meningkatkan sekresi insulin

sebagaimana pada orang non diabetes (Merentek, 2006).

  Gambar 2. Insulin memperantarai transport glukosa ke dalam sel (Cartailler, 2004) C. Diabetes Mellitus 1. Definisi

  Diabetes Mellitus adalah penyakit kelainan metabolik glukosa akibat defisiensi atau penurunan efektivitas insulin (adalah hormon yang disekresikan oleh sel ß pada pankreas yang berperan dalam metabolisme glukosa), gangguan metabolik glukosa pada kasus diabetes mellitus akan mempengaruhi metabolisme tubuh yang lain(seperti metabolisme karbohidrat, lemak, protein, dan air) (Wijayakusuma, 2006) dan menghasilkan gangguan mikrovaskuler, dan makrovaskuler (Triptitt dkk, 2005).

  Hiperglikemia timbul karena penyerapan glukosa ke dalam sel terhambat serta metabolismenya diganggu. Dalam keadaan normal, kira-kira lima puluh persen glukosa yang dimakan mengalami metabolisme sempurna menjadi CO dan air, lima persen diubah menjadi glikogen dan kira-kira tiga 2 puluh sampai empat puluh persen diubah menjadi lemak. Pada diabetes mellitus semua proses tersebut terganggu, glukosa tidak dapat masuk ke dalam sel, sehingga energi terutama diperoleh dari metabolisme protein dan lemak.

  Sebenarnya hiperglikemia sendiri relatif tidak berbahaya, kecuali bila hebat hingga darah menjadi hiperosmotik terhadap cairan intrasel. Yang nyata berbahaya adalah glikosuria yang timbul, karena glukosa bersifat diuretik osmotik, sehingga diuresis sangat meningkat disertai hilangnya berbagai elektrolit. Hal inilah yang menyebabkan terjadinya dehidrasi dan hilangnya elektrolit pada penderita diabetes yang tidak diobati (Handoko dan Suharto, 1995).

2. Gejala

  Gejala klasik penyakit diabetes melitus, dikenal dengan istilah trio-P, yaitu poliuria (banyak kencing), polidipsi (banyak minum), dan polipagia (banyak makan).

  a. Poliuria (banyak kencing) merupakan gejala umum pada penderita diabetes melitus. Banyaknya kencing ini disebabkan kadar gula yang berlebihan, sehingga merangsang tubuh untuk berusaha mengeluarkannya melalui ginjal bersama air kencing. Gejala banyak kencing ini terutama menonjol pada waktu malam hari, yaitu saat kadar gula dalam darah relatif tinggi. b. Polidipsi (banyak minum) sebenarnya merupakan akibat (reaksi tubuh) dari banyak kencing tersebut. Untuk menghindari tubuh kekurangan cairan (dehidrasi), maka secara otomatis akan timbul rasa haus atau kering yang menyebabkan timbulnya keinginan untuk terus minum selama kadar gula dalam darah belum terkontrol baik. Sehingga dengan demikian akan terjadi banyak kencing dan banyak minum.

  c. Polifagia (banyak makan) merupakan gejala yang tidak menonjol.

  Terjadinya banyak makan ini disebabkan oleh berkurangnya cadangan gula dalam tubuh meskipun kadar gula dalam darah tinggi. Sehingga dengan demikian tubuh berusaha untuk memperoleh tambahan cadangan gula dari makanan yang diterima. Badan kehilangan 4 kalori untuk setiap gram glukosa yang diekskresi. Polifagia timbul karena perangsangan pusat nafsu makan di hipotalamus oleh kurangnya pemakaian glukosa di kelenjar itu (Lanywati, 2001; Handoko dan Suharto, 1995).

3. Klasifikasi

  Berdasarkan klasifikasi American Diabetes Association/World Health

  Organization (ADA/WHO), diabetes mellitus diklasifikasikan menjadi empat

  tipe berdasarkan penyebab dan proses penyakitnya, yaitu:

  a. diabetes mellitus tipe-1 (insulin dependent diabetes mellitus) Pada tipe I, sel pankreas yang menghasilkan insulin mengalami kerusakan. Akibatnya, sel-sel pada pankreas tidak dapat mensekresi

  β insulin atau jika dapat mensekresi insulin, hanya dala m jumlah kecil. Kerusakan pada sel-sel disebabkan oleh peradangan pada pankreas

  β

  (pankreatitis) yang dapat disebabkan oleh infeksi virus atau akibat endapan-endapan besi dalam pankreas (hemokromatosis atau hemosiderosis). Akibat sel-sel tidak dapat membentuk insulin maka

  β penderita tipe I ini selalu tergantung pada insulin.

  b. diabetes mellitus tipe-2 (non-insulin dependent diabetes) Sel-sel pankreas tidak rusak, walaupun mungkin hanya terdapat

  β

  sedikit yang normal sehingga masih bisa mensekresi insulin, tetapi dalam jumlah yang kecil sehingga tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan tubuh. Pada tipe-2 ini juga disebabkan pasien mengalami resistensi insulin dimana sel-sel pankreas mensekresi insulin dalam jumlah normal

  β

  ataupun lebih banyak tetapi jaringan relatif tidak sensitif pada aksi insulin dan tidak memberikan respon yang seharusnya (Crowley, 2001). Alasan terjadinya respon yang buruk dari jaringan ini tidak diketahui secara pasti, tetapi sepertinya berkaitan dengan obesitas, karena mengurangi sifat respon dari insulin (Crowley, 2001). Biasanya, penderita tipe ini adalah orang dewasa gemuk diatas 40 tahun, tetapi kadang-kadang juga menyerang segala umur.

  c. diabetes mellitus tipe lain Tipe ini disebabkan oleh berbagai kelainan genetik spesifik (kerusakan genetik sel ß pankreas dan kerja insulin), penyakit pada pankreas, obat- obatan, baha n kimia, infeksi, dan lain- lain. d. diabetes mellitus saat kehamilan Diabetes mellitus saat kehamilan merupakan istilah yang digunakan untuk wanita yang menderita diabetes selama kehamilan dan kembali normal sesudah hamil. Banyak wanita yang mengalami diabetes kehamilan kembali normal saat postpartum (setelah kelahiran), tetapi pada beberapa wanita tidak demikian.

  (Wijayakusuma, 2006) 4.

   Diagnosis Penyakit

  Cara dan kriteria diagnosis diabetes melitus adalah sebagai berikut:

  a. Berdasarkan glukosa plasma puasa Glukosa plasma dalam keadaan puasa dibagi atas tiga nilai, yaitu < 100mg/dl, antara > 100 mg/dl sampai < 125 mg/dl, dan =126 mg/dl. Kadar glukosa plasma puasa <110 mg/dl dinyatakan normal, =126 mg/dl adalah diabetes melitus, sedangkan antara 110-126 mg/dl disebut glukosa darah puasa terganggu atau impaired fasting glucose (IFG).

  b. Berdasarkan tes toleransi glukosa oral Sesuai dengan kesepakatan WHO maka tes toleransi glukosa oral harus dilakukan dengan beban 75 gram setelah berpuasa minimal 8 jam.

  Penilaian adalah sebagai berikut: toleransi glukosa normal bila < 140 mg/dl, toleransi glukosa terganggu atau impaired glucose tolerance (IGT) bila kadar glukosa 140 mg/dl - 200 mg/dl, dan kadar glukosa = 200 mg/dl disebut diabetes melitus. Pasien dengan IFG dan IGT secara umum mengacu pada ‘prediabetes’ yang mempunyai resiko besar berkembang menjadi diabetes di masa depan.

  c. HbA 1c Rekomendasi determinasi HbA ini untuk memonitor kontrol glikemik

  1c

  pada pasien diabetes. Karena tidak adanya standar baik dan beberapa negara belum siap untuk mengakses tes ini, maka determinasi HbA 1c tidak direkomendasikan untuk mendiagnosis diabetes sewaktu-waktu.

  § Glukosa plasma puasa Normal < 100 mg/dl (5,6 mmol/L) - Glukosa plasma puasa terganggu - 100 -125 mg/dl (5,6 – 6,9 mmol/L)

Diabetes melitus = - 126 mg/dl (7,0 mmol/L)

  § Hasil tes toleransi glukosa oral, glukosa plasma 2 jam Normal < 140 mg/dl (7,8 mmmol/L) - Toleransi glukosa terganggu 140 - 200 mg/dl (7,8 - 11,1 mmol/L) -

Diabetes melitus 200 mg/dl (11,1 mmol/L)

  • Tabel 1. Nilai glukosa pl asma puasa dan toleransi glukosa

  =

  § Pemberian glukosa oral 100g

Puasa = - 95 mg/dl (5,3 mmol/L)

  • - 1 jam = 180 mg/dl (10 mmol/L)

  • 2 jam = 155 mg/dl (8,6 mmol/L)
  • 3 jam = 140 mg/dl (7,8 mmol/L) § Pemberian glukosa oral 75g

  = 95 mg/dl (5,3 mmol/L) - Puasa

  • 1 jam = 180 mg/dl (10 mmol/L)
  • 2 jam = 155 mg/dl (8,6 mmol/L)

  Tabel 2. Diagnosis DM dengan pemberian glukosa oral 100g atau 75 g

  (DiPiro et al, 2005)