Kohesi antarkalimat dalam rubrik ``Nama dan Peristiwa`` Surat Kabar Harian Kompas edisi Maret 2005 - USD Repository

  KOHESI ANTARKALIMAT DALAM RUBRIK ”NAMA DAN PERISTIWA” SURAT KABAR HARIAN KOMPAS EDISI MARET 2005 Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Strata 1 (S-1) Sastra Indonesia Program Studi Sastra Indonesia Disusun oleh: Karsanto Setio Adi 014114005 Program Studi Sastra Indonesia Jurusan Sastra Indonesia Fakultas Sastra Universitas Sanata Dharma Yogyakarta 2007

HALAMAN PERSEMBAHAN

  P encobaan-pencobaan yang kamu alami ialah pencobaan-

pencobaan biasa, yang tidak melebihi kekuatan manusia. Sebab Allah

setia dan karena itu Ia tidak akan membiarkan kamu dicobai

melampaui kekuatanmu. Pada waktu kamu dicobai Ia akan

mamberikan kepadamu jalan keluar, sehingga kamu dapat

menanggungnya.

  ~1 Korintus 10:13~ J anganlah pernah merasa cukup, belajar tanpa pengorbanan,

menilik tanpa kekaguman, taat tanpa sukacita, bertindak tanpa

semangat ilahi, mengenal tanpa kasih, mengerti tanpa rahmat ilahi.

  ~Santo Bonaventura~ J ika kondisi mengharuskan kita bicara jujur apa adanya, lakukanlah dengan elegan

  ~Khalil Gibran~ K upersembahkan untuk K edua Orang Tuaku dan Adikku

  Y ang senantiasa memberikan semangat dan doa

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

  Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka sebagaimana layaknya karya ilmiah.

  Yogyakarta, 20 Desember 2006 Penulis

  Karsanto Setio Adi

KATA PENGANTAR

  Ungkapan syukur penulis haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala kemurahan berkat dan anugerah-Nya yang dilimpahkan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :

  1. Bapak Drs. Hery Antono, M.Hum selaku dosen pembimbing I yang dengan penuh kesabaran dan perhatian telah memberikan bimbingan dan pengarahan kepada penulis hingga skripsi ini dapat diselesaikan.

  2. Bapak Dr. I. Praptomo Baryadi, M.Hum selaku dosen pembimbing II yang telah membantu penulis dalam proses penyusunan skripsi ini dengan memberikan motivasi dan petunjuk kepada penulis.

  3. Bapak Drs. FX. Santosa, M.S., Bapak Drs. B. Rahmanto, M. Hum., Bapak Drs. P. Ari Subagyo, M.Hum., Ibu Dra. Tjandrasih Adji, M.Hum., Ibu S.E. Peni Adji, M.Hum., atas bimbingannya selama penulis menjalani studi di Universitas Sanata Dharma.

  4. Staf Fakultas Sastra Universitas Sanata Dharma atas pelayanannya dalam bidang administrasi.

  5. Staf Perpustakaan Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan peminjaman buku yang diperlukan penulis baik selama menjalani perkuliahan maupun dalam proses penyusunan skripsi.

  6. Orang tuaku tercinta, Bapak dan Ibu Yusuf Sutardjo, serta adikku, Susantya Kurniawan, terima kasih atas perhatian, dukungan, doa dan berusaha untuk memenuhi semua kebutuhan penulis selama studi di Universitas Sanata Dharma.

  7. Keluarga Besar Kemloko Kranggan, Pak De dan Bu De, Om dan Bulik, Mas dan Mbak, Dik Nana sekeluarga, Agus, Itak, Desi, Yogi yang telah membantu memberikan semangat dan doa selama penulis menempuh studi di Universitas Sanata Dharma.

  8. Semua teman-teman angkatan 2001, terima kasih atas dukungan dan semangat kepada penulis selama belajar di Universitas Sanata Dharma.

  9. Keluarga besar Brojomusti 03, terima kasih atas dukungannya selama ini.

  10. Komunitas Pemuda GKJ Kranggan Pepanthan Ploso, jangan lelah bekerja di ladang Tuhan.

  11. Sahabatku Maria Megayatri, yang telah memberikan dukungan untuk menyelesaikan skripsi ini.

  Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca demi perbaikan skripsi ini

  Yogyakarta, 20 Desember 2006 Penulis

  

ABSTRAK

  Setio Adi, Karsanto, 2007. “Kohesi Antarkalimat dalam Rubrik “Nama dan Peristiwa” Surat Kabar Harian KOMPAS Edisi Maret 2005.” Skripsi Strata 1 (S1). Program Studi Sastra Indonesia. Jurusan Sastra Indonesia, Fakultas Sastra, Universitas Sanata Dharma.

  Dalam skripsi ini dibahas tentang kohesi antarkalimat dalam rubrik “Nama dan Peristiwa” Surat Kabar Harian KOMPAS edisi Maret 2005. Masalah yang akan dibahas dalam penelitiaan ini adalah, kohesi apa saja yang terdapat dalam wacana rubrik “Nama dan Peristiwa”. Tujuan dari penelitian ini adalah mendeskripsikan jenis-jenis kohesi yang terdapat dalam wacana rubrik “Nama dan Peristiwa” Surat Kabar Harian KOMPAS edisi bulan Maret 2005.

  Untuk metode penyediaan data digunakan metode simak. Metode simak adalah metode pengumpulan data yang dilakukan dengan menyimak, yaitu menyimak penggunaan bahasa yang ada. Untuk melaksanakan metode simak tersebut, selanjutnya digunakan teknik catat, yaitu pencatatan pada kartu data yang segera dilanjutkan dengan klasifikasi.

  Dalam analisis data digunakan metode agih, yaitu metode yang alat penentunya merupakan bagian dari bahasa itu sendiri. Teknik dasar yang digunakan adalah, teknik bagi unsur langsung (BUL) dengan membagi satuan lingual datanya menjadi beberapa unsur. Untuk teknik lanjutan digunakan teknik ganti. Teknik ganti dilaksanakan dengan menggantikan unsur tertentu satuan lingual yang bersangkutan dengan unsur tertentu yang lain di luar satuan lingual yang bersangkutan..

  Dalam penyajian hasil analisis data digunakan metode informal, yaitu perumusan hasil analisis data yang dirumuskan dengan kata-kata biasa dalam bentuk bahasa tertulis.

  Dalam rubrik “Nama dan Peristiwa” terdapat kohesi gramatikal, yang dapat dirinci lebih lanjut menjadi penunjukan, penggantian, pelesapan dan perangkaian. Pertama, kohesi penunjukan dibagi menjadi, penunjukan anaforis, yang ditunjukkan dengan kata ini, kata itu, dan kata tersebut. Kedua, kohesi penggantian yang terdiri dari, (i) penggantian persona ketiga dia, (ii) penggantian persona ketiga ia, (iii) penggantian persona ketiga tunggal –nya, (iv) penggantian persona ketiga jamak

  

mereka, Ketiga, kohesi pelesapan, yang ditandai dengan zero atau Ø. Keempat,

  kohesi perangkaian yang dibagi menjadi tujuh kategori, yaitu (i) perangkaian-urutan waktu yang ditunjukkan dengan frase setelah itu, dan konjungsi lalu, kemudian, (ii) perangkaian-ketidakserasian yang ditunjukkan dengan konjungsi padahal , (iii), perangkaian-tambahan (Aditif) yang ditunjukkan dengan frase selain itu, (iv), perangkaian-ringkasan (simpulan) yang ditunjukkan dengan konjungsi jadi, (v), perangkaian-lebih/ tegasan yang ditunjukkan dengan konjungsi bahkan, (vi), perangkaian pertentangan (kontras) yang ditunjukkan dengan konjungsi namun, konjungsi tetapi, konjungsi sedangkan, (vii), perangkaian-sebab akibat yang ditunjukkan dengan konjungsi akibatnya.

  Dalam rubrik “Nama dan Peristiwa” Surat Kabar KOMPAS, ditemukan beberapa kohesi leksikal antara lain, pertama, kohesi pengulangan, kedua kohesi sinonimi, dan ketiga kohesi kolokasi.

  

ABSTRACT

  Setio Adi, Karsanto, 2007. “Cohession among sentence in “Nama dan Peristiwa” column in Kompas Daily Newspaper March 2005 Edition. A Thesis of Undergraduate. Indonesian Letters Study Program. Indonesian Letters Department, Faculty of Letters, Sanata Dharma University.

  This thesis discusses sentence cohesion found in “Nama dan Peristiwa” column in Kompas Daily Newspaper March 2005 edition. The problem that will be discussed in this thesis is what kind of cohesion exist in “Nama dan Peristiwa” column in Kompas Daily Newspaper March 2005 edition. The objective of this research is to describe types of cohesion found in “Nama dan Peristiwa” column in Kompas March 2005 edition.

  To provide the data, observation method is used. In this method, the writer observes the usage of the language in the texts. The technigue used to obtain the data is not technigue; which is done by taking notes on data card, and followed by classification.

  To analyze the data, the writer uses distributional method. In this method, the instrument used to measure the data is part of the language itself. The writer divides the data lingual units into several elements; the writer directly divides the data lingual units into several elements. The following techniques are substitution and extension techniques. Substitution technique is done by substituting related data lingual units with other elements outside the related lingual units.

  In data presentation, the writer uses informal method. In this method the formulation of data analyzes result is written in common language. The cohession found in “Nama dan Peristiwa” column is grammatical cohesion, which can be explained further as: reference, substitution, elliptical, and conjunction. Reference cohesion is divided, anaphoric reference, which indicated by

  

ini, itu and tersebut. Second substitution cohesion consists of (i) third person

  substitution dia; (ii) third person substitution ia, (iii) singular third person substitution

  • –nya, plural third person substitution mereka. elimination cohesion which indicated

  by zero or Ø. Fourth, conjunction cohesion which divided into seven categories, those categories are : (i) time-order conjunction cohesion, which indicated by phrase

  

setelah itu, and conjunction lalu, kemudian, (ii) inharmonious conjunction cohesion,

  that is shown by conjunction padahal, (iii) additive- conjunction which indicated by phrase selain itu, (iv) conclusive – conjunction which shown by conjunction jadi, (v) determinative – conjunction which shown by conjunction bahkan, (vi) contrastive – conjunction that is shown by conjunction namun, tetapi, and sedangkan, (vii) cause

  • – effect – conjunction that is indicated by conjunction akibatnya.

  In “Nama dan Peristiwa” column in Kompas Daily Newspaper March 2005 edition, the writer also finds several lexical cohesion, reiteration cohesion, synonymy cohesion, and collocation cohesion.

  DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i

HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING ........................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN PENGUJI ..................................................... iii

HAL PERSEMBAHAN ................................................................................. iv

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ........................................................ v

KATA PENGANTAR ................................................................................... vi

ABSTRAK ...................................................................................................... viii

ABSTRACT ..................................................................................................... x

DAFTAR ISI .................................................................................................. xii

  BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah .............................................................

  1 1.2 Rumusan Masalah .......................................................................

  6 1.3 Tujuan Penelitian ........................................................................

  6 1.4 Manfaat Hasil Penelitian .............................................................

  6

  1.5 Tinjauan Pustaka ......................................................................... 7 1.6 Landasan Teori ...........................................................................

  8 1.6.1 Pengertian Wacana ............................................................

  8

  1.6.3 Kata ....................................................................................

  12 1.6.4 Kalimat ..............................................................................

  12 1.6.5 Frase ...................................................................................

  12 1.6.6 Konjungsi ...........................................................................

  12 1.6.7 Konstituen ..........................................................................

  12 1.6.8 Proposisi ............................................................................

  12 1.7 Metode dan Teknik Penelitian ....................................................

  13 1.7.1 Metode dan Teknik Pengumpulan Data ............................

  13 1.7.2 Metode dan Teknik Analisis Data .....................................

  13 1.7.3 Metode Pemaparan Hasil Analisis Data ............................

  16 1.8 Sistematika Penyajian .................................................................

  16 BAB II KOHESI DALAM RUBRIK “NAMA DAN PERISTIWA”

   SURAT KABAR HARIAN KOMPAS EDISI MARET 2005 2.1 Pengantar ....................................................................................

  18 2.2 Kohesi Gramatikal ......................................................................

  18 2.2.1 Kohesi Penggantian ...........................................................

  18 2.2.1.1 Penggantian Persona Ketiga Dia ...........................

  18 2.2.1.2 Penggantian Persona Ketiga ia ..............................

  20 2.2.1.3 Penggantian Persona Ketiga Tunggal –nya............

  21

  2.2.1.4 Penggantian Persona Ketiga Jamak mereka........... 23

  2.2.2.1 Kohesi Penunjukan Anaforis ..........................................

  2.2.4.1.3 Perangkaian Urutan Waktu dengan Konjungsi kemudian .............................. 33

  2.2.4.6.1 Perangkaian Pertentangan dengan Konjungsi namun ................................... 39

  2.2.4.6 Perangkaian-Pertentangan (kontras) ...................... 39

  2.2.4.5 Perangkaian-Lebih/ Tegasan ................................. 38

  2.2.4.4 Perangkaian-Ringkasan (simpulan) ....................... 36

  2.2.4.3 Perangkaian-Tambahan (Aditif) ............................ 35

  2.2.4.2 Perangkaian-Ketidakserasian ................................. 34

  2.2.4.1.2 Perangkaian Urutan Waktu dengan Konjungsi lalu........................................ 32

  25

  2.2.4.1.1 Perangkaian Urutan Waktu dengan Frase setelah itu...................................... 31

  31

  30 2.2.4.1 Perangkaian-Urutan Waktu ...................................

  29 2.2.4 Kohesi Perangkaian ...........................................................

  2.2.2.1.3 Penunjukan dengan Kata itu ................... 27 2.2.3 Kohesi Pelesapan ...............................................................

  2.2.2.1.2 Penunjukan dengan Kata ini.................... 26

  2.2.2.1.1 Penunjukan dengan Kata tersebut........... 25

  2.2.4.6.2 Perangkaian Pertentangan dengan

  2.2.4.6.3 Perangkaian Pertentangan dengan Konjungsi sedangkan .............................. 41

  2.2.4.7 Perangkaian sebab-akibat ...................................... 42

  2.3 Kohesi Leksikal .......................................................................... 43

  2.3.1 Kohesi Pengulangan .......................................................... 43

  2.3.1.1 Pengulangan dengan Kata shooting ....................... 43

  2.3.1.2 Pengulangan dengan Kata berdansa ...................... 44

  2.3.2 Kohesi Sinonimi ................................................................ 45

  2.3.2.1 Sinonimi antara Kata kado dan Kata hadiah.......... 45

  2.3.2.2 Sinonimi antara Kata pas dan Kata cocok ............. 46

  2.3.3 Kohesi Kolokasi ................................................................. 46

  2.3.3.1 Kolokasi antara Kata pengadilan dengan Kata jaksa .............................................................. 47

  2.3.3.2 Kolokasi antara Kata menikah dengan Kata melamar ......................................................... 47

  BAB III PENUTUP

  3.1 Kesimpulan ................................................................................. 49

  3.2 Saran ........................................................................................... 51

  

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 52

LAMPIRAN ................................................................................................... 54

BIOGRAFI PENULIS

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

  Dalam kehidupan sehari-hari, manusia tidak dapat terlepas dari kebutuhan berinteraksi. Oleh karena itu diperlukan sarana pendukung, salah satu wujudnya bahasa. Dengan bahasa seseorang dapat menyampaikan sesuatu kepada orang lain. Oleh karena itu, bahasa memiliki fungsi yang penting yaitu sebagai alat komunikasi (Tarigan, 1987:144). Dalam komunikasi dikenal tiga aspek komunikasi yang penting pihak yang berkomunikasi, informasi yang dikomunikasikan, dan alat komunikasi (Alwasilah, 1989:9). Sebagai alat komunikasi bahasa digunakan secara lisan maupun tertulis. Secara lisan, bahasa diwujudkan dalam percakapan, sedangkan secara tertulis bahasa diwujudkan dalam bentuk tulisan misalnya rubrik dalam media cetak.

  Dalam media massa cetak terdapat beberapa wacana, salah satunya adalah wacana rubrik “Nama dan Peristiwa” dalam Surat Kabar Harian Kompas bulan Maret 2005. Menurut Keraf (1982:141-142), wacana insiden (peristiwa) adalah bagian dari wacana narasi nonfiktif yang lebih panjang seperti sejarah, biografi, dan autobiografi.

  Wacana narasi nonfiktif yang berbentuk biografi adalah kisah menarik mengenai suka duka kehidupan dan pengalaman-pengalaman yang merupakan bagian dari kisah dan pengalaman-pengalaman menarik yang telah dialami seseorang (Keraf,1982: 141- 142). Menurut Welseley via Assegaff (1983:56), ada enam jenis karangan khas, yaitu

  (1) karangan khas yang bersifat insani (human interest feature), (2) karangan khas yang bersifat sejarah, (3) karangan khas biografi/ tokoh, (4) karangan khas perjalanan/ traveling, (5) karangan yang bersifat mengajar keahlian “how to do it”, (6) karangan khas yang bersifat ilmiah. Viko (1992:18), menyebut karangan khas biografi/ tokoh dengan istilah biographical and personality feature merupakan karangan khas yang menyangkut riwayat hidup atau kepribadian seseorang atau tokoh terkemuka.

  Untuk menciptakan keutuhan, bagian-bagian wacana harus saling berhubungan. Sejalan dengan pandangan bahwa bahasa itu terdiri dari bentuk (form) dan makna (meaning), hubungan antarbagian wacana dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu hubungan bentuk yang disebut kohesi (cohesion) dan hubungan makna atau hubungan semantis yang disebut koherensi (coherence) (Baryadi, 2002:17). Dalam rubrik “Nama dan Peristiwa” Surat Kabar Harian Kompas Maret 2005, terdapat kalimat-kalimat yang mempunyai hubungan bentuk, misalnya contoh-contoh berikut :

  (1). A. Rudjito, Direktur Utama Bank Rakyat Indonesia, merupakan orang yang sangat rasional B. Meski demikian, bukan berarti ia tidak menyukai hal-hal yang berbau keberuntungan

  (Kompas, 23 Maret 2005)

  (2). A. Sejak pukul 08.00 sampai 19.00 malam, Rabu (2/3) kemarin, bintang sinetron, Diana Pungky (31), masih berada di wilayah Cakung,

  Jakarta Utara

  B. Ia berada di tempat itu untuk pengambilan gambar sinetron Untung Ada Jinny episode ke-88

  (Kompas, 3 Maret 2005) (3). A. Menurut dia, sebenarnya setelah yang kedua itu, sinetron Jinny akan dihentikan

  B. Tetapi, karena peminatnya masih banyak, dilanjutkan lagi dengan munculnya Untung Ada Jinny (Kompas, 3 Maret 2005)

  (4). A. Nanti tempat kos itu akan saya beri nama Lenny kos

  B. Tempat kos itu perlu dirancang dengan baik agar laku dan menyenangkan yang tinggal di situ,” ujarnya (Kompas, 1 Maret 2005)

  (5). A. Saya tidak cukup kenal dunia senirupa Indonesia

  B. Sewaktu di Jerman, ya tentu saya menikmati karya-karya seniman Eropa, seperti misalnya Van Gogh

  Pada contoh (1) di atas, kalimat (1A) dan kalimat (1B) mempunyai hubungan bentuk, antara Rudjito dan ia. Pada contoh (2) di atas, kalimat (2A) dan kalimat (2B)

  

tempat itu. Pada contoh (3) di atas, kalimat (3A) dan kalimat (3B) mempunyai

  hubungan bentuk, yang ditunjukkan dengan kata tetapi. Pada contoh (4) di atas, kalimat (4A) dan kalimat (4B) mempunyai hubungan bentuk, antara tempat kos dengan tempat kos. Pada contoh (5) di atas, kalimat (5A) dan kalimat (5B) mempunyai hubungan bentuk, antara seni rupa dengan seniman.

  Dalam rubrik “Nama dan Peristiwa” Surat Kabar Harian Kompas, juga terdapat koherensi antarkalimat. Koherensi adalah keterkaitan semantis antara bagian- bagian wacana (Baryadi, 2002:29). Di bawah ini merupakan contoh koherensi yang terdapat pada rubrik “Nama dan Peristiwa” Surat Kabar Harian Kompas edisi Maret 2005 :

  (6). A. Walau sibuk shooting, wanita berdarah Sumatera Utara ini masih sempat pula merasa prihatin atas kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM)” Saya pasrah atas kebijakan itu.

  B. Akan tetapi, jangan lagi dong, berat (Kompas, 9 Maret 2005)

  Contoh (6) di atas merupakan koherensi, yang terdiri dari dua kalimat, kalimat (6A) dan (6B). Pada contoh (6) tampak bahwa kalimat kedua dan kalimat pertama memiliki koherensi kontras dan koherensi tersebut ditandai oleh konjungsi akan

  tetapi.

  Adapun dalam penelitian ini, peneliti hanya membahas kohesi antarkalimat yang terdapat dalam rubrik “Nama dan Peristiwa” Surat Kabar Harian Kompas edisi

  Dari pengamatan penulis, wacana “Nama dan Peristiwa” ini merupakan wacana tulis, yang dapat ditemukan atau dijumpai dalam surat kabar harian Kompas.

  Rubrik tersebut berisi peristiwa-peristiwa menarik dan pengalaman-pengalaman pribadi yang dialami tokoh-tokoh terkenal, artis, pejabat negara, dan selebritis luar negeri maupun dalam negeri. Wacana “Nama dan Peristiwa” bertujuan memberikan informasi dan hiburan yang dapat dimanfaatkan oleh pembaca untuk menambah pengetahuan.

  Berdasarkan uraian di atas, peneliti memilih wacana Nama dan Peristiwa sebagai data penelitian dengan alasan, ingin menegetahui beberapa jenis kohesi yang terdapat pada wacana Nama dan Peristiwa.

  1.2 Rumusan Masalah

  Sehubungan dengan latar belakang tersebut, maka satu masalah pokok akan dibahas dalam penelitian ini. Masalah itu adalah Kohesi apa saja yang terdapat dalam wacana rubrik “Nama dan Peristiwa” surat kabar harian Kompas edisi Maret 2005

  1.3 Tujuan Penelitian

  Mendiskripsikan jenis-jenis kohesi yang terdapat dalam wacana rubrik “Nama dan Peristiwa” surat kabar harian Kompas edisi Maret 2005

  1.4 Manfaat Hasil Penelitian

  Memberikan penjelasan tentang jenis-jenis kohesi yang terdapat dalam Rubrik “Nama dan Peristiwa” surat kabar harian Kompas edisi Maret 2005

  1.5 Tinjauan Pustaka

  Halliday dan Hasan (1979:6; via Baryadi, 2002: 17-18) mengemukakan bahwa berdasarkan perwujudan lingualnya kohesi dibedakan menjadi dua jenis, yaitu (i) kohesi gramatikal (grammatical cohesion) dan (ii) kohesi leksikal (lexical

  

cohession). Kohesi gramatikal adalah keterikatan gramatikal antara bagian-bagian

wacana. Kohesi Leksikal adalah keterikatan leksikal antara bagian-bagian wacana.

  Kohesi gramatikal kemudian dapat dirinci lebih lanjut menjadi kohesi penunjukan (reference), kohesi penggantian (substitution), kohesi pelesapan (ellypsis), dan kohesi perangkaian (cunjunction). Berdasarkan arah penunjukannya, kohesi penunjukan dapat dibedakan menjadi dua jenis, (i) penunjukan anaforis (anaphoric reference) dan penunjukan kataforis (cataphoric reference). Kohesi Leksikal dapat dirinci lebih lanjut menjadi kohesi pengulangan (reiteration), kohesi hiponimi (hyponimi), kohesi sinonim (synonimi), kohesi antonimi (antonymi), dan kohesi kolokasi (collocation).

  Dalam skripsi Kusumanthara (2000) yang memuat topik tentang ”Wacana Advertorial dalam Surat Kabar Harian Kompas edisi Januari s.d juni 2004” dijelaskan mengenai struktur, jenis tuturan, kohesi, dan koherensi dalam wacana advertorial. Struktur wacana advertorial terdiri dari lima bagian, yaitu bagian rubrik, bagian judul, bagian awal, bagian tubuh/isi, dan bagian penutup. Ada empat jenis tuturan yang digunakan dalam wacana advertorial, yaitu jenis tuturan deskripsi, eksposisi, argumentasi, dan narasi. Beberapa jenis kohesi ditemukan dalam wacana advertorial yang kemudian dibagi menjadi kelompok kohesi gramatikal dan kohesi leksikal. Sedangkan jenis koherensi yang ditemukan dalam wacana advertorial dikelompokkan menjadi koherensi berpenanda dan koherensi tidak berpenanda.

  Dalam Skripsi Kristanto (2000) yang mengangkat topik tentang ”Kekohesifan dalam Kalimat Majemuk Setara dalam Bahasa Indonesia”. Penelitian tersebut menitik beratkan pada hubungan antara dua konstituen dari dua klausa yang berbeda. Ia menyimpulkan bahwa dalam kalimat majemuk setara unsur pembentuk kekohesifan yang utama adalah perangkaian. Sementara itu, dalam hal penunjukan, konstituen penunjuk selalu menunjuk konstituen tertunjuk yang ada didepannya. Hal tersebut juga terjadi pada hubungan penggantian. Dalam kohesi leksikal, penanda kohesi yang utama adalah pengulangan.

  Dalam Skripsi Fitri (2003) yang mengangkat topik “Kohesi dan Koherensi sentilan untuk membentuk wacana yang kohesif dan koheren. Hal ini dikarenakan upaya itu hanya dilakukan oleh satu pihak saja, yaitu pihak yang mengemukakan pernyataan bagian sentilan atau redaksi. Upaya yang dilakukan oleh bagian sentilan untuk menciptakan wacana yang kohesif adalah dengan referensi, substisusi, elipsis, konjungsi dan leksikal. Pada hubungan referensi, kata penunjuk terdapat pada bagian sentilan, sedangkan konstituen tertunjuk terdapat pada bagian Kutipan Berita.

  Hubungan substitusi melibatkan dua unsur, yaitu unsur pengganti yang terdapat pada bagian sentilan dan unsur terganti yang terdapat pada bagian Kutipan berita.

  Hubungan elipsis terjadi apabila ada dua unsur yang sama sehingga salah satu unsurnya dilesapkan. Unsur yang dilesapkan disebut konstituen nol. Pada hubungan konjungsi, penanda konjungsi terdapat pada bagian sentilan. Sementara itu, hubungan leksikal dalam wacana “Pojok KR” dapat dibedakan menjadi repetisi, sinonim, antonim, hiponim dan kolokasi.Koherensi antara bagian sentilan dapat dibedakan menjadi hubungan sebab-akibat, hubungan perbandingan, hubungan Aditif dan hubungan generik-spesifik. Hubungan antarbagian dalam wacana “Pojok KR” dapat longgar dan rapat.

1.6 Landasan Teori

1.6.1 Pengertian Wacana

  Kata wacana berasal dari kata vacana ‘bacaan’ dalam bahasa Sanskerta. Kata

  

vacana itu kemudian masuk dalam bahasa Jawa Kuna dan bahasa Jawa Baru wacana

  atau wacana atau ‘bicara, kata, ucapan’. Kata wacana dalam bahasa Jawa Baru itu kemudian diserap ke dalam bahasa Indonesia menjadi wacana ’ucapan, percakapan, kuliah’ (Poerwadarminta via Baryadi 2002:1).

  Kata wacana dalam bahasa Indonesia dipakai dalam sebagai pedoman (atau terjemahan) kata discourse dalam bahasa Inggris. Secara etimologis kata discourse itu berasal dari bahasa latin discursus ‘lari kian kemari’. Kata discurrere itu merupakan gabungan dari dis dan currere ‘lari, berjalan kencang(Webster via Baryadi 2002:1).

  Menurut Kridalaksana (1984:208) wacana (discourse) adalah satuan bahasa terlengkap, dalam hierarki gramatikal merupakan satuan gramatikal tertinggi atau terbesar. Hal ini berarti bahwa apa yang disebut wacana mencakup kalimat, gugus kalimat, alinea atau paragraf, penggalan wacana (pasal, subbab, bab atau episode) dan wacana utuh. Hal ini berarti juga bahwa kalimat merupakan satuan gramatikal terkecil dalam wacana, dan dengan demikian kalimat juga merupakan basis pokok pembentukan wacana (Baryadi, 2002:2). Dalam pengertian luas, wacana adalah rentangan ujaran yang berkesinambungan (urutan kalimat-kalimat individu) (Tarigan, 1987:23).

  Wacana adalah organisasi bahasa di atas kalimat atau di atas klausa, dengan perkataan lain unit-unit linguistik yang lebih besar daripada kalimat atau klausa, seperti pertukaran-pertukaran percakapan atau teks-teks tertulis. Secara singkat apa yang disebut teks bagi wacana adalah kalimat bagi ujaran (utterence) (Stubbs via Tarigan, 1987:25).

1.6.2 Kohesi

  Kohesi adalah hubungan antar kalimat di dalam sebuah wacana, baik dalam strata gramatikal maupun dalam strata leksikal tertentu (Gutwinsky, 1976:26, via Tarigan, 1987:96). Berdasarkan perwujudan lingualnya, Halliday dan Hasan (1979:6,

  

via Baryadi, 2002:18) membedakan dua jenis kohesi yaitu, (i) kohesi gramatikal

  (grammatical cohesion) dan (ii) kohesi leksikal (lexical cohesion). Kohesi gramatikal adalah keterikatan gramatikal antara bagian-bagian wacana, sedangkan kohesi leksikal adalah keterikatan leksikal antara bagian-bagian wacana. Dalam kohesi gramatikal dapat dirinci menjadi, kohesi penunjukan (reference), kohesi penggantian (substitution), kohesi pelesapan (ellypsis), dan kohesi perangkaian (conjunction) (Halliday dan Hasan 1979:6, Baryadi 1990:39-50, Ramlan 1993).

  Kohesi penunjukan adalah salah satu jenis kohesi gramatikal yang berupa satuan lingual tertentu yang menunjuk satuan lingual yang mendahului atau mengikutinya (Baryadi, 2002:18). Berdasarkan arah penunjukannya, kohesi penunjukan dapat dibedakan menjadi dua jenis yaitu (i) penunjukan anaforis yang ditandai oleh adanya konstituen yang menunjuk konstituen di sebelah kiri dan (ii) penunjukan kataforis yang ditandai oleh adanya konstituen yang mengacu konstituen di sebelah kanan.

  Kohesi penggantian (Ramlan 1993) atau penyulihan (Kridalaksana, 1978:36- 45) adalah kohesi gramatikal yang berupa penggantian konstituen tertentu dengan konstituen lain. Dalam kohesi ini terlibat dua unsur, yaitu unsur terganti dan unsur pengganti. Bila unsur terganti berupa unsur yang menyatakan orang (persona), unsur pengganti berupa pronomina persona.

  Pelesapan atau “penghilangan” (Ramlan 1993) adalah kohesi gramatikal yang berupa pelesapan (zero) konstituen yang telah disebut.

  Perangkaian adalah kohesi gramatikal yang berwujud konjungsi. Dikatakan oleh Halliday dan Hasan (1979:226-273) dan Ramlan (1993) bahwa perangkaian berbeda dengan jenis kohesi gramatikal yang lain. Perangkaian yang berupa konjungsi menyatakan relasi makna tertentu.

  Sedangkan kohesi leksikal dapat dirinci menjadi kohesi pengulangan (reiteration), sinonim (synonimi), antonimi (antonymi), dan kolokasi (collocation) (Baryadi, 1990:46). Bagian-bagian tersebut akan dirinci sebagai berikut.

  Kohesi pengulangan adalah kohesi leksikal yang berupa pengulangan konstituen yang telah disebut (Baryadi, 2002:25).

  Kohesi sinonimi adalah kohesi leksikal yang berupa relasi makna leksikal yang mirip antara konstituen yang satu dengan konstituen yang lain. Sinonimi ini disebut pula ekuivalensi leksikal (Baryadi, 2002:27).

  Kohesi Antonimi adalah kohesi leksikal yang berupa relasi makna leksikal yang bersifat kontras atau berlawanan antara konstituen yang satu dengan konstituen yang lain (Baryadi, 2002:28).

  Kohesi kolokasi adalah kohesi leksikal yang berupa relasi makna yang berdekatan antara konstituen yang satu dengan konstituen yang lain (Baryadi,

  1.6.3 Kata

  Kata adalah Morfem atau kombinasi morfem yang oleh bahasawan dianggap sebagai satuan terkecil yang dapat diujarkan sebagai bentuk yang bebas (Kridalaksana, 1982: 76).

  1.6.4 Kalimat

  Kalimat adalah Konstruksi gramatikal yang terdiri atas satu atau lebih klausa yang ditata menurut pola yang tertentu, dan dapat berdiri sendiri sebagai satu satuan (Kridalaksana, 1982: 71).

  1.6.5 Frase

  Frase adalah bentuknya merupakan sebuah kelompok kata dan seringkali berfungsi sebagai keterangan predikat untuk keperluan-keperluan tertentu. Misalnya, untuk menyatakan keterangan waktu, keterangan, keterangan sebab, keterangan tempat, dan lain sebagainya (Razak, 1985: 14).

  1.6.6 Konjungsi

  Konjungsi adalah kategori yang berfungsi untuk meluaskan satuan yang lain dalam konstruksi hipotaksis, dan selalu menghubungkan dua satuan lain atau lebih dalam konstruksi (Kridalaksana, 1986:99).

  1.6.7 Preposisi

  Preposisi adalah kategori yang terletak di depan kategori lain (terutama nomina) sehingga terbentuk frase eksosentris direktif (Kridalaksana, 1986: 99).

1.7 Metode dan Teknik Penelitian

  Penelitian ini dilakukan melalui tiga tahap, yakni (i) pengumpulan data, (ii) analisis data, dan (iii) pemaparan hasil analisis data. Berikut akan diuraikan masing- masing tahap dalam penelitian ini.

  1.7.1 Metode dan teknik Pengumpulan Data

  Objek penelitian ini adalah kohesi dan data penelitiannya adalah satuan antarkalimat. Data yang berupa wacana “Nama dan Peristiwa” diambil dari harian

  Kompas bulan Maret tahun 2005.

  Cara yang digunakan untuk menyediakan data penelitian ini adalah metode simak. Menurut Sudaryanto (1993:133), metode simak itu dilakukan dengan menyimak, yaitu menyimak penggunaan bahasa. Untuk melaksanakan metode simak digunakan teknik catat. Teknik ini dapat dilakukan dengan cara pencatatan pada kartu data yang segera dilanjutkan dengan klasifikasi. Sementara itu, kartu data yang digunakan dapat berupa kertas dengan ukuran dan kualitas apapun (Sudaryanto, 1986:5). Selanjutnya, data yang diperoleh dalam penelitian ini diamati, dicatat, dan dianalisis sesuai dengan jenis-jenis kohesi yang ada.

  1.7.2 Metode dan Teknik Analisis Data

  Metode yang digunakan untuk menganalisis data dalam penelitian ini adalah metode agih. Metode agih adalah metode analisis data yang alat penentunya justru bagian dari bahasa yang bersangkutan sendiri (Sudaryanto, 1993:15). Metode dilaksanakan dengan teknik dasar yaitu teknik bagi unsur langsung (BUL) dan teknik

  Teknik ganti dilaksanakan dengan menggantikan unsur tertentu satuan lingual yang bersangkutan dengan ”unsur” tertentu yang lain diluar satuan lingual yang bersangkutan (Sudaryanto, 1993:37). Teknik ini dipakai untuk menganalisis kohesi penggantian, kohesi penunjukan, kohesi pelesapan, dan kohesi sinonimi, dapat dilihat pada contoh data sebagai berikut :

  (7). A. Berliana Febriyanti (31) kebagian peran yang cukup unik dalam film Banyu Biru

  B. Ia hadir sebagai sosok yang mengundang misteri (Kompas, 7 Maret 2005)

  Pada data (7) di atas, merupakan contoh kohesi penggantian. Teknik ganti digunakan untuk menggantikan konstituen ia pada kalimat (7B) dengan konstituen

  

Berliana Febriyanti pada kalimat (7A). Konstituen ia pada kalimat (7B) menunjuk

  konstituen Berliana Febriyanti pada kalimat (7A). Hal tersebut dapat dilihat pada pembuktian sebagai berikut : (7a). A. Berliana Febriyanti (31) kebagian peran yang cukup unik dalam film

  Banyu Biru

  B. Berliana Febriyanti hadir sebagai sosok yang mengundang misteri (8). A. Dari penjualan tiket untuk menonton pertandinagn itu, mereka berhasil mengumpulkan uang sebesar 50.000 dollar Amerika Serikat atau Rp

  460 juta B. Uang sebesar itu seluruhnya bakal mereka sumbangkan untuk korban bencana tsunami (Kompas, 18 Maret 2005)

  Pada contoh (8) di atas, merupakan contoh kohesi penunjukan. Teknik ganti digunakan untuk menggantikan kata itu pada kalimat (8B) dengan kelompok kata

  

50.000 dollar Amerika Serikat atau sekitar Rp 460 juta pada kalimat (8A). Kata itu

  pada kalimat (8B) menunjuk kelompok kata 50.000 dollar Amerika Serikat atau sekitar Rp 460 pada kalimat (8A). Hal tersebut dapat dilihat pada pembuktian sebagai berikut :

  (8a). A. Dari penjualan tiket untuk menonton pertandinagn itu, mereka berhasil mengumpulkan uang sebesar 50.000 dollar Amerika

  Serikat atau sekitar Rp 460 juta

  B. Uang sebesar 50.000 dollar Amerika Serikat atau Rp 460 juta seluruhnya bakal mereka sumbangkan untuk korban bencana tsunami

  (9). A. Diberitakan oleh majalah People, Jennifer Aniston menerima banyak sekali kado ulang tahun B. Bahkan katanya, hadiah sudah mengalir sejak seminggu sebelum acara ulang tahun

  (Kompas, 4 Maret 2005) Pada contoh (9) di atas, merupakan contoh kohesi sinonimi. Teknik ganti pada kalimat (9A). Dengan kata lain kata hadiah pada kalimat (9B) dapat diganti kata

  

kado pada kalimat (9A). Kata hadiah pada kalimat (9B) memiliki makna yang sama

  dengan kata kado pada kalimat (9A). Hal tersebut dapat dilihat pada pembuktian sebagai berikut : (9a). A. Diberitakan oleh majalah People, Jennifer Aniston menerima banyak sekali kado ulang tahun

  B. Bahkan katanya, kado sudah mengalir sejak seminggu sebelum acara ulang tahun

1.7.3 Metode Pemaparan Hasil Analisis Data

  Dalam penelitian bahasa ini, metode pemaparan hasil analisis data yang digunakan bersifat informal. Sudaryanto (1986:62), berpendapat bahwa metode pemaparan hasil analisis data bersifat informal berupa penyajian data yang dirumuskan dengan kata-kata biasa dalam bentuk bahasa tertulis.

1.8 Sistematika Penyajian

  Skripsi ini terdiri dari tiga bab. Bab I berupa pendahuluan. Pendahuluan berisi latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, tinjauan pustaka, landasan teori, metode penelitian, dan sistematika penyajian.

  Latar belakang dalam penelitian ini menguraikan alasan penulis memilih dan melakukan penelitian terhadap kohesi antarkalimat dalam wacana rubrik nama dan peristiwa. Rumusan masalah menjelaskan beberapa jenis kohesi yang terdapat dalam wacana rubrik nama dan peristiwa. Tujuan penelitian mendeskripsikan tujuan dapat diambil dari penelitian ini. Landasan teori berisi teori yang digunakan sebagai landasan penelitian. Metode penelitian memberi penjelasan mengenai pengumpulan data, analisis data, dan pemaparan hasil analisis data yang digunakan penulis dalam penelitian ini. Sistematika penyajian menguraikan urutan hasil penelitian dalam skripsi ini. Bab II berisi uraian pembahasan tentang jenis-jenis kohesi yang mencakup kohesi gramatikal dan kohesi leksikal dalam wacana rubrik “Nama dan Peristiwa”.

  Bab III merupakan bab penutup yang berisi kesimpulan dan saran.

BAB II KOHESI DALAM RUBRIK “NAMA DAN PERISTIWA” SURAT KABAR HARIAN KOMPAS EDISI MARET 2005

  2.1 Pengantar

  Dalam bab ini akan dibahas kohesi yang terdapat dalam rubrik “Nama dan Peristiwa” Surat Kabar Harian Kompas Edisi Maret 2005. Berdasarkan perwujudan lingualnya, kohesi dibedakan menjadi, (i) kohesi gramatikal dan (ii) kohesi leksikal.

  2.2 Kohesi Gramatikal

  Kohesi gramatikal yang terdapat dalam rubrik “Nama dan Peristiwa” dibagi menjadi beberapa jenis, yaitu: kohesi penggantian, penunjukan, pelesapan, dan kohesi perangkaian.

2.2.1 Kohesi Penggantian

  Di bawah ini merupakan contoh kohesi penggantian yang ditunjukkan dengan, penggantian persona ketiga dia, penggantian persona ketiga ia, penggantian persona ketiga tunggal-nya, dan penggantian persona ketiga jamak mereka.

2.2.1.1 Penggantian Persona Ketiga dia

  Di bawah ini beberapa contoh data yang diambil dari rubrik “Nama dan Peristiwa” Surat Kabar Harian KOMPAS edisi Maret 2005 yang merupakan penggantian persona ketiga dia. Kata ganti dia untuk menyatakan diri orang ketiga atau orang yang dibicarakan (Chaer, 1998: 97).

  (10). A. Nama Christine sebetulnya tidak asing lagi di dunia perfilman Perancis

  B. Tahun ini 2002, dia menjadi salah satu juri dalam Festival Film Perancis

  (Kompas, 15 Maret 2005) Pada data (10) di atas terdapat kohesi, yang ditunjukkan oleh persona ketiga

dia pada kalimat (10B) yang manggantikan konstituen Christine pada kalimat (10A).

  Hal tersebut dapat dibuktikan dengan menggantikan konstituen dia pada kalimat (10B) dengan konstituen Christine pada kalimat (5A). Konstituen dia merupakan unsur pengganti, sedangkan konstituen Christine merupakan unsur terganti. Oleh karena itu, dapat dilihat pada pembuktian sebagai berikut :

  (10a). A. Nama Christine sebetulnya tidak asing lagi di dunia perfilman Perancis

  B. Tahun ini 2002, Christine menjadi salah satu juri dalam Festival Film Perancis.