Makalah pancasila sebagai ideologi nasio (4)

KATA PENGANTAR
Puji syukur Alhamdulillah kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan banyak nikmatnya kepada penulis sehingga atas berkat dan rahmat
serta karunia-Nyalah penulis dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul
“Pancasila Sebagai Ideologi Nasional” ini sesuai dengan waktu yang penulis
rencanakan.
Terima kasih penulis sampaikan juga kepada dosen pancasila yang telah
memberikan kesempatan bagi penulis untuk mengerjakan tugas ini, sehingga
penulis menjadi lebih mengerti dan memahami tentang ideologi, tak lupa penulis
juga mengucapkan terima kasih yang sebesar – besarnya kepada seluruh pihak
yang baik secara langsung maupun tidak langsung telah membantu dalam upaya
penyelesaian makalah ini baik mendukung secara moril maupun materil.
Makalah ini disusun dalam rangka memenuhi salah satu syarat penilaian mata
kuliah Pancasila di POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES BANTEN ,
Penyusunan makalah ini tidak berniat untuk mengubah materi yang sudah
tersusun. Namun, hanya lebih pendekatan pada study banding atau
membandingkan beberapa materi yang sama dari berbagai referensi. Dan semoga
bisa memberi tambahan pengetahuan bagi kita semua.
Ibarat pepatah “Tak Ada Gading Yang Tak Retak”, maka begitu pulalah
dengan halnya makalah ini, walaupun penulis telah berusaha semaksimal
mungkin, akan tetapi penulis menyadari bahwa masih banyak terdapat kesalahan,

kekurangan dan kehilapan dalam penulisan makalah ini. Untuk itu, saran dan
kritik tetap penulis harapkan demi perbaikan makalah ini kedepan. Akhir kata
penulis berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Terima Kasih.
Tangerang,25 November 2012

1

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................... i
DAFTAR ISI..................................................................................................... i
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar belakang.......................................................................................... 1
1.2. Rumusan Masalah.....................................................................................
1.3. Tujuan Masalah ........................................................................................
BAB II PEMBAHASAN
2.1. Pengertian Ideologi...................................................................................
2.2. Definisi Ideologi.......................................................................................
2.3. Fungsi ideologi.........................................................................................
2.4. Asal Mula Pancasila.................................................................................

a. Pengertian Asal Mula Pancasila.........................................................
b. Jenis Asal Mula Pancasila...................................................................
2.5. Filsafat Pancasila......................................................................................
2.6. Pancasila Sebagai Ideologi Nasional .......................................................
a.
b.
c.
d.

Pancasila Sebagai Ideologi.................................................................
Klasifikasi Pancasila Sebagai Ideologi Nasional...............................
Dimensi Pancasila Sebagai Ideologi Nasional...................................
Nilai-nilai Pancasila Sebagai Ideologi Nasional................................

BAB III PENUTUP
3.1. Kesimpulan ..............................................................................................
3.2. saran..........................................................................................................
3.3. Daftar Pustaka...........................................................................................

2


BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Setiap bangsa dan negara yang ingin berdiri kokoh kuat, tidak mudah terombangambing oleh kerasnya persoalan hidup berbangsa dan bernegara, sudah tentu perlu
memiliki dasar negara dan ideologi negara yang kokoh dan kuat pula. Tanpa itu,
maka bangsa dan negara akan rapuh, maka dari itu peran ideologi sangat penting
untuk sebuah negara.
Mempelajari Pancasila lebih dalam menjadikan kita sadar sebagai bangsa
Indonesia yang memiliki jati diri dan harus diwujudkan dalam pergaulan hidup
sehari-hari untuk menunjukkan identitas bangsa yang lebih bermartabat dan
berbudaya tinggi. Untuk itulah diharapkan dapat menjelaskan Pancasila sebagai
ideologi nasional, menguraikan pengertian dari ideologi, menunjukkan sikap
positif terhadap Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, serta
menampilkan sikap positif terhadap Pancasila dalam kehidupan bermasyarakat.
Pengetahuan yang diperoleh dalam makalah ini juga dapat dijadikan bekal
keterampilan menganalisis dan bersikap kritis terhadap sikap para penyelenggara
negara yang menyimpang dari cita-cita dan tujuan negara.
B. Rumusn masalah
a. Apa Pengertian ideologi ?

b. Apa definisi ideologi ?
c. Apa saja fungsi ideologi ?
d. Bagaimana filsafah pancasila ?
e. Bagaimana asal mula pancasila ?
f. Ada berapa macam asal mula pancasila ?
g. Apa saja fungsi pancasila sebagai ideologi nasional ?
h. Bagaimana klasifikasi pancasila sebagai ideologi nasional ?
i. Ada berapa dimensi pancasila sebagai ideologi nasional ?
j. Apa saja nilai-nilai pancasila sebagai ideologi nasional ?
C. Tujuan
Tujuan penulisan makalah ini selain sebagai pemenuhan tugas mata kuliah
pancasila, juga sebagai media untuk mempraktekkan ilmu yang telah dipelajari
dan dengan tujuan sebagai berikut :
Mengetahui arti ideologi
Mengetahui asal mula Pancasila

1

Mengetahui Pancasila sebagai ideologi Nasional


BAB II

2

PEMBAHASAN
2.1. Pengertian Ideologi
2.1.1. Arti Ideologi
Ideologi adalah kumpulan ide atau gagasan. Kata ideologi sendiri
diciptakan oleh Destutt de Tracy pada akhir abad ke-18 untuk
mendefinisikan “sains tentang ide“. Ideologi dapat dianggap sebagai visi
yang komprehensif, sebagai cara memandang segala sesuatu (bandingkan
Weltanschauung), secara umum (lihat Ideologi dalam kehidupan sehari hari)
dan beberapa arah filosofis (lihat Ideologi politis), atau sekelompok ide
yang diajukan oleh kelas yang dominan pada seluruh anggota masyarakat.
Tujuan utama dibalik ideologi adalah untuk menawarkan perubahan melalui
proses pemikiran normatif. Ideologi adalah sistem pemikiran abstrak (tidak
hanya sekadar pembentukan ide) yang diterapkan pada masalah publik
sehingga membuat konsep ini menjadi inti politik. Secara implisit setiap
pemikiran politik mengikuti sebuah ideologi walaupun tidak diletakkan
sebagai sistem berpikir yang eksplisit.(definisi ideologi Marxisme).

Ideologi berasal dari bahasa Yunani dan merupakan gabungan dari dua
kata yaitu edios yang artinya gagasan atau konsep dan logos yang berarti
ilmu. Pengertian ideologi secara umum adalah sekumpulan ide, gagasan,
keyakinan dan kepercayaan yang menyeluruh dan sistematis. Dalam arti
luas, ideologi adalah pedoman normative yang dipakai oleh seluruh
kelompok sebagai dasar cita-cita, nila dasar dan keyakinan yang dijunjung
tinggi.
Jadi Ideologi mempunyai arti pengetahuan tentang gagasan-gagasan,
pengetahuan tentang ide-ide, science of ideas atau ajaran tentang pengertianpengertian dasar. Dalam pengertian sehari-hari menurut Kaelan ‘idea’
disamakan artinya dengan cita-cita. Dalam perkembangannya terdapat
pengertian Ideologi yang dikemukakan oleh beberapa ahli. Istilah Ideologi
pertama kali dikemukakan oleh Destutt de Tracy seorang Perancis pada
tahun 1796. Menurut Tracy ideologi yaitu ‘science of ideas’, suatu program
yang diharapkan dapat membawa perubahan institusional dalam masyarakat
Perancis.
Ada beberapa istilah ideologi menurut beberapa para ahli yaitu:

3

1. Destut De Traacy : Istilah ideologi pertama kali dikemukakan oleh destut

de Tracy tahun 1796 yang berarti suatu program yang diharapkan dapat
membawa suatu perubahan institusional dalam masyarakat Perancis.
2. Karl Marx mengartikan Ideologi sebagai pandangan hidup yang
dikembangkan berdasarkan kepentingan golongan atau kelas sosial
tertentu dalam bidang politik atau sosial ekonomi.
3. Gunawan Setiardjo mengemukakan bahwa ideologi adalah seperangkat ide
asasi tentang manusia dan seluruh realitas yang dijadikan pedoman dan
cita-cita hidup.
4. Ramlan Surbakti mengemukakan ada dua pengertian Ideologi yaitu :
1.Ideologi secara fungsional
Ideologi secara fungsional diartikan seperangkat gagasan tentang
kebaikan bersama atau tentang masyarakat dan negara yang dianggap
paling baik. Ideologi secara fungsional ini digolongkan menjadi dua
tipe, yaitu Ideologi yang doktriner dan Ideologi yang pragmatis.
Ideologi yang doktriner bilamana ajaran-ajaran yang terkandung di
dalam Ideologi itu dirumuskan secara sistematis, dan pelaksanaannya
diawasi secara ketat oleh aparat partai atau aparat pemerintah. Sebagai
contohnya adalah komunisme. Sedangkan Ideologi yang pragmatis,
apabila ajaran-ajaran yang terkandung di dalam Ideologi tersebut tidak
dirumuskan secara sistematis dan terinci, namun dirumuskan secara

umum hanya prinsip-prinsipnya, dan Ideologi itu disosialisasikan secara
fungsional melalui kehidupan keluarga, sistem pendidikan, system
ekonomi, kehidupan agama dan sistem politik. Pelaksanaan Ideologi
yang pragmatis tidak diawasi oleh aparat partai atau aparat pemerintah
melainkan dengan pengaturan pelembagaan (internalization), contohnya
individualisme atau liberalisme.
2. Ideologi secara struktural
Ideologi secara struktural diartikan sebagai sistem pembenaran,
seperti gagasan dan formula politik atas setiap kebijakan dan tindakan
yang diambil oleh penguasa. Dengan demikian secara umum dapat
ditarik kesimpulan bahwa Ideologi adalah kumpulan gagasan-gagasan,
ide-ide, keyakinan-keyakinan yang menyeluruh dan sistematis, yang
menyangkut berbagai bidang kehidupan manusia. Notonegoro
sebagaimana dikutip oleh Kaelan mengemukakan, bahwa Ideologi
negara dalam arti cita-cita negara atau cita-cita yang menjadi dasar bagi
suatu sistem kenegaraan untuk seluruh rakyat dan bangsa yang
4

bersangkutan pada hakikatnya merupakan asas kerokhanian yang antara
lain memiliki ciri:

1. Mempunyai derajat yang tertinggi sebagai nilai hidup
kebangsaan dan kenegaraan;
2. Mewujudkan suatu asas kerokhanian, pandangan dunia,
pedoman hidup, pegangan hidup yang dipelihara,
dikembangkan, diamalkan, dilestarikan kepada generasi
berikutnya, diperjuangkan dan dipertahankan dengan kesediaan
berkorban.
Ideologi merupakan cerminan cara berfikir orang atau masyarakat yang
sekaligus membentuk orang atau masyarakat itu menuju cita-citanya. Ideologi
merupakan sesuatu yang dihayati menjadi suatu keyakinan. Ideologi merupakan
suatu pilihan yang jelas membawa komitmen (keterikatan) untuk
mewujudkannya. Semakin mendalam kesadaran ideologis seseorang, maka akan
semakin tinggi pula komitmennya untuk melaksanakannya. Komitmen itu
tercermin dalam sikap seseorang yang meyakini ideologinya sebagai ketentuan
yang mengikat, yang harus ditaati dalam kehidupannya, baik dalam kehidupan
pribadi ataupun masyarakat. Ideologi berintikan seperangkat nilai yang bersifat
menyeluruh dan mendalam yang dimiliki dan dipegang oleh seseorang atau
suatu masyarakat sebagai wawasan atau pandangan hidup mereka. Melalui
rangkaian nilai itu mereka mengetahui bagaimana cara yang paling baik, yaitu
secara moral atau normatif dianggap benar dan adil, dalam bersikap dan

bertingkah laku untuk memelihara, mempertahankan, membangun kehidupan
duniawi bersama dengan berbagai dimensinya. Pengertian yang demikian itu
juga dapat dikembangkan untuk masyarakat yang lebih luas, yaitu masyarakat
bangsa.
Berdasarkan KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia), idiologi memiliki arti
Kumpulan konsep bersistem yang dijadikan asas pendapat (kejadian) yang
memberikan arah dan tujuan untuk kelangsungan hidup; cara berpikir seseorang
atau suatu golangan; Paham, Teori dan Tujuan yang merupakan satu program
sosial politik;
2.1.2 Definisi Ideologi
Definisi memang penting. Itu sebabnya Ibnu Sina pernah berkomentar:
“Tanpa definisi, kita tidak akan pernah bisa sampai pada konsep”

5

Karena itu menurut beliau, sama pentingnya dengan silogisme (baca : logika
berfikir yang benar) bagi setiap proposisi (dalil atau pernyataan) yang kita buat.
Mabda’ secara etimologis adalah mashdar mimi dari kata bada’ayabdau bad’an
wa mabda’an yang berarti permulaan. Secara terminologis berarti pemikiran
mendasar yang dibangun diatas pemikiran-pemikiran (cabang )[dalam AlMausu’ah al-Falsafiyah, entry al-Mabda’]. Al-Mabda’(ideologi) : pemikiran

mendasar (fikrah raisiyah) dan patokan asasi (al-qaidah al-asasiyah) tingkah
laku. Dari segi logika al-mabda’ adalah pemahaman mendasar dan asas setiap
peraturan [lihat catatan tepi kitab Ususun Nahdhah ar-Rasyidah, hal 36]
Selain definisi di atas, berikut ada beberapa definisi lain tentang ideologi:
1. Gunawan Setiardjo : Ideologi adalah kumpulan ide atau gagasan atau
aqidah ‘aqliyyah (akidah yang sampai melalui proses berpikir) yang
melahirkan aturan-aturan dalam kehidupan.
2. Destutt de Tracy: : Ideologi adalah studi terhadap ide – ide/pemikiran
tertentu. 2 april 2004
3. Descartes : Ideologi adalah inti dari semua pemikiran manusia. 5 mei 2004
4. Machiavelli: : Ideologi adalah sistem perlindungan kekuasaan yang
dimiliki oleh penguasa. 1 agustus 2006
5. Thomas H: Ideologi adalah suatu cara untuk melindungi kekuasaan
pemerintah agar dapat bertahan dan mengatur rakyatnya. 23 oktober 2004
6. Francis Bacon:Ideologi adalah sintesa pemikiran mendasar dari suatu
konsep hidup. 5 januari 2007
7. Karl Marx: Ideologi merupakan alat untuk mencapai kesetaraan dan
kesejahteraan bersama dalam masyarakat. 1 mei 2005
8. Napoleon: Ideologi keseluruhan pemikiran politik dari rival–rivalnya. 22
desember 2003
9. Muhammad Ismail: Ideologi (Mabda’) adalah Al-Fikru al-asasi al-ladzi
hubna Qablahu Fikrun Akhar, pemikiran mendasar yang sama sekali tidak
dibangun (disandarkan) di atas pemikiran pemikiran yang lain. Pemikiran
mendasar ini merupakan akumulasi jawaban atas pertanyaan dari mana,
untuk apa dan mau kemana alam, manusia dan kehidupan ini yang
dihubungkan dengan asal muasal penciptaannya dan kehidupan
setelahnya? 24 april 2007
10. Dr. Hafidh Shaleh: Ideologi adalah sebuah pemikiran yang mempunyai ide
berupa konsepsi rasional (aqidah aqliyah), yang meliputi akidah dan solusi
atas seluruh problem kehidupan manusia. Pemikiran tersebut harus
mempunyai metode, yang meliputi metode untuk mengaktualisasikan ide

6

dan solusi tersebut, metode mempertahankannya, serta metode
menyebarkannya ke seluruh dunia. 12 november 2008
11. Taqiyuddin An-Nabhani: Mabda’ adalah suatu aqidah aqliyah yang
melahirkan peraturan. Yang dimaksud aqidah adalah pemikiran yang
menyeluruh tentang alam semesta, manusia, dan hidup, serta tentang apa
yang ada sebelum dan setelah kehidupan, di samping hubungannya dengan
Zat yang ada sebelum dan sesudah alam kehidupan di dunia ini. Atau
Mabda’ adalah suatu ide dasar yang menyeluruh mengenai alam semesta,
manusia, dan hidup. Mencakup dua bagian yaitu, fikrah dan thariqah. 17
juli 2005
Secara garis besar dapat disimpulkan bahwa Ideologi(mabda’) adalah pemikiran
yang mencakup konsepsi mendasar tentang kehidupan dan memiliki metode
untuk merasionalisasikan pemikiran tersebut berupa fakta, metode menjaga
pemikiran tersebut agar tidak menjadi absurd dari pemikiran-pemikiran yang
lain dan metode untuk menyebarkannya.
Sehingga dalam Konteks definisi ideologi inilah tanpa memandang sumber dari
konsepsi Ideologi, maka Islam adalah agama yang mempunyai kualifikasi
sebagai Ideologi dengan padanan dari arti kata Mabda’ dalam konteks bahasa
arab.
Apabila kita telusuri seluruh dunia ini, maka yang kita dapati hanya ada tiga
ideologi (mabda’). Yaitu Kapitalisme, Sosialisme termasuk Komunisme, dan
Islam. Untuk saat ini dua mabda pertama, masing-masing diemban oleh satu atau
beberapa negara. Sedangkan mabda yang ketiga yaitu Islam, saat ini tidak
diemban oleh satu negarapun, melainkan diemban oleh individu-individu dalam
masyarakat. Sekalipun demikian, mabda ini tetap ada di seluruh penjuru dunia.
Sumber konsepsi ideologi kapitalisme dan Sosialisme berasal dari buatan akal
manusia, sedangkan Islam berasal dari wahyu Allah SWT (hukum syara’).
Ibnu Sina mengemukakan masalah tentang ideologi dalam Kitab-nya “Najat”,
dia berkata: “Nabi dan penjelas hukum Tuhan serta ideologi jauh lebih
dibutuhkan bagi kesinambungan ras manusia, dan bagi pencapaian manusia akan
kesempurnaan eksistensi manusiawinya, ketimbang tumbuhnya alis mata, lekuk
tapak kakinya, atau hal-hal lain seperti itu, yang paling banter bermanfaat bagi
kesinambungan ras manusia, namun tidak perlu sekali.”
2.1.3. Fungsi Ideologi

7

Setelah mengetahui pengertian ideologi, kita juga harus mengetahui fungsi
dari ideologi tersebut. Soerjanto Poespowardojo mengemukakan fungsi
ideologi sebagai berikut:
1. Struktur kognitif, yakni keseluruhan pengetahuan yang dapat
merupakan landasan untuk memahami kejadian dalam keadaan alam
sekitarnya.
2. Orientasi dasar, dengan membuka wawasan yang memberikan makna
serta menunjukkan tujuan dalam kehidupan masyarakat.
3. Norma-norma yang menjadi pedoman dan pegangan bagi seseorang.
4. Bekal dan jalan bagi seseorang untuk menentukan identitasnya.
5. Kemampuan yang mampu menyemangati dan mendorong seseorang
untuk menjalankan kegiatan dan mencapai tujuan.
6. Pendidikan bagi seseorang atau masyarakat untuk memahami,
menghayati, serta mempolakan tingkah lakunya sesuai dengan orientasi
dan norma-norma yang terkandung didalamnya.
2.1.4 Pengertian Asal Mula Pancasila
Pancasila sebagai dasar filsafat serta ideologi bangsa dan Negara
indonesia, bukan terbentuk secara mendadak serta bukan hanya diciptakan
oleh seorang sebagai mana yang terjadi pada ideology ideologi lain di dunia.
Namun terbentuknya pancasila melalui proses yang cukup panjang dalam
sejarah bangsa Indonesia.
Oleh karena itu agar kita memiliki pengetahuan yang lengkap tentang
proses terjadinya pancasila , maka secara ilmiah harus ditinjau berdasrkan
proses kausalitas. Maka secara kausalitas asal mula pancasila dibagikan atas
dua macam yaitu : asal mula yang langsung dan asal mula yang tidak
langsung. Adapun pengertian asal mula tersebut adalah sebagai berikut:
a. Pengertian Asal Mula Pancasila
Pancasila sebagai dasar filsafat serta ideology bangsa dan negara
Indonesia bukan terbentuk secara mendadak, namun melalui proses yang
cukup panjang dalam sejarah bangsa Indonesia. Secara kausalitas
Pancasila sebelum disyahkan menjadi dasar filsafat negara dan berasal dari
bangsa Indonesia sendiri, yang berupa adapt istiadat, religius dan
kebudayaan. Kemudian para pendiri negara secara musyawarah, anatara
lain sidang BPUPKI pertama, Piagam Jakarta. Kemudian BPUPKI kedua,
setelah kemerdekaan sebelum sidang PPKI sebagai dasar filsafat negara

8

II.

RI. Asal mula Pancasila dibedakan menjadi 2 macam, yaitu asal mula yang
langsung dan tidak langsung.
I.
Asal Mula Langsung
Asal mula yang langsung terjadinya Pancasila sebagai dasar filsafat
negara, yaitu asal mula yang sesudah dan menjelang Proklamasi
kemerdekaan. Rincian asal mula langsung Pancasila menurut
notonagoro, yaitu :
a. Asal Mula Bahan (Kausa Materialis)
Nilai-nilai yang merupakan unsur-unsur Pancasila digali dari
Bangsa Indonesia yang berupa adat-istiadat, religius. Dengan
demikian pada bangsa Indonesia sendiri yang terdapat dalam
kepribadiandan pandangan hidup.
b. Asal Mula Bentuk (Kausa Formalis)
Bentuk Pancasila dirumuskan dalam Pembukaan UUD 1945. Asal
mulanya adalah Ir. Soekarno, Drs. Moh. Hatta serta anggota
BPUPKI.
c. Asal Mula Karya (Kausa Efisien)
Asal mula dengan menjadikan Pancasila dari calon dasar negara
menjadi dasar negara yang sah.
d. Asal Mula Tujuan (Kausa Finalis)
Tujuannya : untuk dijadikan sebagai dasar negara. Para anggota
BPUPKI dan Soekarno – Hatta yang menentukan tujuan
dirumuskannya Pancasila sebelum ditetapkan oleh PPKI.
Asal Mula Tidak Langsung
Adalah asal mula yang terdapat pada kepribadian serta dalam
pandangan sehari-hari bangsa Indonesia perincian asal mula tidak
langsung :
Unsur-unsur Pancasila tersebut sebelum secara langsung dirumuskan
menjadi dasar filsafat negara. Nilai-nilainya yaitu Ketuhanan,
Kemanusiaan, persatuan, kerakyatan dan keadilan.
Nilai-nilai tersebut terkandung dalam pandangan hidup masyarakat
Indonesia sebelum membentuk negara. Nilai-nilainya yaitu adat istiadat,
kebudayaan dan religius. Nilai-nilai tersebut menjadi pedoman
memecahkan problema.
Asal mula tidak langsung Pancasila pada hakikatnya bangsa Indonesia
sendiri (Kausa Materealis).

2.1.4 Filsafat Pancasila

9

1. Pengertian Filsafat
Bangsa Indonesia mengenal kata filsafat dari bahasa Arab falsafah.
Secara Etimologis kata filsafat berasal dari bahasa yunani Philosophia dan
philoso-Phos. Philos/Philein (shabat/cinta) dan Sophia/sophos
(pengetahuan yang bijaksana / hikmah-kebijaksanaan.) Bertens, 2006.
Menurut Burhanudin Salam (1983), filsafat adalah sistem kebenaran
tentang segala sesuatu yang dipersoalkan sebagai hasil dari pada berfikir
secara radikal, sistematis, dan universal.
2. Landasan Filsafat Pancasila
Kekokohan suatu bangsa tergantung dari keyakinan bangsa tersebut
terhadap nilai-nilai luhur bangsanya. Bagi bangsa Indonesia nilai-nilai
luhur tersebut terkristalisasi dan terakumulasi dalam filsafat Pancasila
yang merupakan karya Bapak Bangsa (Founding Fathers) yang tak ternilai.
Filsafat Pancasila merupakan renungan jiwa yang dalam, berlandaskan
pada ilmu pengetahuan dan pengalaman yang luas yang harmonis sebagai
satu kesatuan yang bulat dan utuh.
1) Landasan Etimologis
Secara etimologis Pancasila berasal dari bahasa Sansakerta yang ditulis
dalam huruf Dewa Nagari . Makna dari Pancasila ada 2(dua). Pertama
panca artinya lima dan Syila (huruf I pendek) artinya baru sendi, Jadi
Pancasyila berarti berbatu sendi yang bersendi lima. Kedua Panca
artinya lima Syiila (huruf I panjang) artinya perbuatan yang senonoh/
normatif Pancasyiila berarti lima perbuatan yang senonoh/normatif,
perilaku yang sesuai dengan norma kesusilaan. (Saidus Syahar 1975)
2) Landasan historis
Secara historis Pancasila dikenal secara tertulis oleh bangsa Indonesia
sejak abad ke XIV pada zaman Majapahit yang tertulis pada 2 (dua)
buku yaitu Sutasoma dan Nagara Kertagama. Buku Sutasoma yang
ditulis oleh Mpu Tantular tercantum dalam Panca Syiila Krama yang
merupakan 5 (lima) pedoman yaitu :
 Tidak boleh melakukan kekerasan
 Tidak boleh mencuri

10





Tidak boleh dengki
Tidak boleh berbohong
Tidak boleh mabuk

Buku Negara Kertagama ditulis oleh Mpu Prapanca tercantum pada sarga 53
bait 2 (dua) sebagai berikut : Yatnag gegwani Pancasyiila kertasangkara
bhiseka karma. Selama berabad-abad bangsa Indonesia tidak mendengar lagi
kata Pancasila, baru pada tanggal 1 Juni 1945 pada rapat Badan Penyelidik
Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) I, yang berlangsung mulai
29 Mei – 1 Juni 1945 kata Pancasila digemakan kembali oleh Bung Krno untuk
memenuhi permintaan ketua BPUPKI dr. Rajiman Wedyodiningrat dasar
Negara Indonesia merdeka. Pancasila yang disampaikan Bung Karno sebagai
Berikut:
 Kebangsaan Indonesia atau nasionalisme,
 Internasionalisme atau Perikemanusiaan,
 Mufakat atau Demokrasi,
 Kesejahteraan Sosial, dan
 Ketuhanan yang Berkebudayaan.
Pancasila menurut Bung Karno dapat diperas menjadi TRISILA, yaitu: Sila
Pertama dan kedua menjadi Sosio Nasionalisme. Sila ke tiga dan keempat
menjadi Sosio Demokrasi dan Ketuhanan. Trisila masih bisa diperas menjadi
EKASILA yaitu GOTONG ROYONG (Wedyodiningrat, 1947)
Pancasila rumusan Bung Karnodikaji anggota panitia lainnya dan
dirumuskan kembali pada tanggal 22 Juni 1945 yang dikenal sebagai PIAGAM
JAKARTA, oleh Muhammad Yamin disebut JAKARTA CHARTER.
Sila-sila Pancasila dalam Piagam Jakarta:
1. Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syare’at Islam bagi pemelukpemeluknya.
2. Perikemanusiaan yang adil dan beradab
3. Persatuan Indonesia
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan dalam
permusyawaratan / perwakilan.
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Piagam Jakarta ini dirumuskan dan ditanda tangani oleh 9 orang yaitu :
1. Ir. Soekarno (Bung Karno)
2. Drs. Mohamad Hatta (Bung Hatta)
3. Mr. A.A Maramis

11

4.
5.
6.
7.
8.
9.

Abikoesno tjokrosoejoso
Abdoel Kahar Moezakir
H. Agoes Salim
Mr. Achmad Soebarjo
Wachid Hasyim
Mr. Mohamad Yamin. (Ismaun, 1978; Kansil, 1968)

Pada waktu diundangkan UUD’45 tanggal 18 Agustus 1945 rumusan
Pancasila Berbeda dengan yang tercantum pada Piagam Jakarta. Rumusan
tersebut menjadi berikut:
1. Ketuhanan Yang Maha Esa
2. Kemanusiaan yang adil dan beradab
3. Persatuan Indonesia
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Perumus Pancasila sebagaimana tercantum dalam pembukaan UUD’45
menurut Prof. Dr. Sri Soemantri S.H. LLM. Dalam ceramahnya pada Pelatihan
Nasional Dosen Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian Pendidikan
Pancasila di Yogyakarta (2002) adalah :
1. Drs. Mohammad Hatta
2. Abikoesno Tjokrosoejoso
3. Kasman Singomedjo
4. Wahid Hasjim
5. Mr. Mochamad Hasan
Dalam perjalanan sejarah bangsa Indonesia, pada bulan Desember 1949
NKRI menjadi Republik Indonesia Serikat (RIS), sebagai hasil dari persetujuan
pemerintah Republik Indonesia dengan Kerajaan Belanda yang dikenal dengan
Konperensi Meja Bundar (KMB), RIS terdiri atas 16 negara bagian. Usia RIS
berakhir pada bulan Mei 1950 NKRI terbentuk kembali.
Mulai tahun 1950 sampai tahun 1959 Indonesia menggunakan Undang-Undang
dasar Sementara Th. 1950 (UUDS ’50) dimana sifat pemerintahannya
Parlementer dan menganut demokrasi Liberal.
Perubahan pemerintahan maupun bentuk Negara. Sifat Konsistensi
mempertahankan Pancasila sebagai Dasar Negara. Sifat kesadaran dari bangsa
Indonesia akan pentingya Pancasila sebagai norma dasar/fundamental
norm/grund norm bagi kokohnya NKRI.
3) Landasan Yuridis

12

Secara yudridis butir-butir Pancasila tercantum pada pembukaan
UUD’45 alinea ke IV, yang diejawantahkan dalam pasal-pasal
UUD’45. Dalam TAP MPR RI No. XVIII/MPR/’98 dikukuhkan
Pancasila sebagai dasar Negara harus konsisten dalam kehidupan
bernegara. Dalam TAP MPR RI No. IV/MPR/’99 diamanatkan agar
visi bangsa Indonesia tetap berlandaskan pada Pancasila.
4) Landasan Kultural
Pancasila yang bersumber dari nilai agama dan nilai budaya bangsa
Indonesia tercermin dari keyakinan akan Kemahakuasaan Tuhan YME
dan kehidupan budaya berbagai suku bangsa Indonesia yang saat kini
masih terpelihara, seperti : Tiap upacara selalu memohon
perlindungan Tuhan YME, gotong royong , asas Musyawarah
mufakat.
Pada masyarakat Padang dalam perilaku kehidupan bermasyarakat
erat terkait dengan nilai agama yang tercermin pada konsep: “ Adat
basandi syara dan syara basandi kitabbullah.” Yang berarti hokum adat
bersendikan syara dan syara bersendikan Al-Quran.
Pada masyarakat Sunda kegiatan kehidupan sudah seharusnya
berpedoman pada tiga aspek yang tidak terpisahkan yaitu:


Elmu tungtut, dunya siar, ibadah tetep lakonan (carilah ilmu,
carilah rizki/ harta dan tetaplah beribadah pada Tuhan YME).
Dalam azas musyawarah mufakat/ demokrasi terungkap pada nilai
tetap dikemukan dengan cara yang santun tanpa orang kehilangan
kehormatan dirinya (Win-win solution). Hal ini tercermin dari
prinsip sebagai berikut.

Hade ku omong goring ku omong (baik atau buruk katakanlah).
Namun harus Caina herang laukna beunang (airnya bersih ikannya
tertangkap/win-win solution)
2.1.5. Pancasila Sebagai Ideologi Nasional
a) Pancasila Ideologi Nasional
Kita semua mengetahuI bahwa pancasila merupakan pedoman hidup
rakyat Indonesia. Tapi, tidak sedikit dari kita mengetahui darimanakah ide

13

Pancasila itu muncul di permukaan bumi indonesia. Lalu apa arti dari
Pancasila sebagai ideologi nasional?
Kumpulan nilai-nilai dari kehidupan lingkungan sendiri dan yang diyakini
kebenarannya kemudian digunakan untuk mengatur masyarakat, inilah yang
disebut dengan ideologi.
Seperti yang dikatakan oleh Jorge Larrain bahwa ideology as a set of beliefs
yang berarti setiap individu atau kelompok masyarakat memiliki suatu
sistem kepercayaan mengenai sesuatu yang dipandang bernilai dan yang
menjadi kekuatan motivasional bagi perilaku individu atau kelompok. Nilainilai itu dipandang sebagai cita-cita dan menjadi landasan bagi cara
pandang, cara berpikir dan cara bertindak seseorang atau suatu bangsa
dalam memecahkan setiap persoalan yang dihadapinya.
Begitu pula dengan pancasila sebagai ideologi nasional yang artinya
Pancasila merupakan kumpulan atau seperangkat nilai yang diyakini
kebenaranya oleh pemerintah dan rakyat Indonesia dan digunakan oleh
bangsa Indonesia untuk menata/mengatur masyarakat Indonesia atau
berwujud Ideologi yang dianut oleh negara (pemerintah dan rakyat)
indonesia secara keseluruhan, bukan milik perseorangan atau golongan
tertentu atau masyarakat tertentu saja, namun milik bangsa Indonesia secara
keseluruhan.
b) Klasifikasi Pancasila Sebagai Ideologi Nasional
Pancasila sebagai ideologi nasional dapat diklasifikasikan melalui :








Dilihat dari kandungan muatan suatu ideologi, setiap ideologi
mengandung di dalamnya sistem nilai yang diyakini sebagai sesuatu
yang baik dan benar. Nilai-nilai itu akan merupakan cita-cita yang
memberi arah terhadap perjuangan bangsa dan negara.
Sistem nilai kepercayaan itu tumbuh dan dibentuk oleh interaksinya
dengan berbagai pandangan dan aliran yang berlingkup mondial dan
menjadi kesepakatan bersama dari suatu bangsa.
Sistem nilai itu teruji melalui perkembangan sejarah secara terusmenerus dan menumbuhkan konsensus dasar yang tercermin dalam
kesepakatan para pendiri negara (the fouding father).
Sistem nilai itu memiliki elemen psikologis yang tumbuh dan dibentuk
melalui pengalaman bersama dalam suatu perjalanan sejarah bersama,

14

sehingga memberi kekuatan motivasional untuk tunduk pada cita-cita
bersama.
 Sistem nilai itu telah memperoleh kekuatan konstitusional sebagai dasar
negara dan sekaligus menjadi cita-cita luhur bangsa dan negara.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa pancasila ideologi nasional
dipahami dalam perspektif kebudayaan bangsa dan bukan dalam perpektif
kekuasaan, sehingga bukan sebagai alat kekuasaan.
c) Dimensi Pancasila Sebagai Ideologi Nasional
Selaku Ideologi Nasional, Pancasila Memiliki Beberapa Dimensi :
1. Dimensi Idealitas
Dimensi Idealitas artinya ideologi Pancasila mengandung harapanharapan dan cita-cita di berbagai bidang kehidupan yang ingin
dicapai masyarakat.
2. Dimensi Realitas
Dimensi Realitas artinya nilai-nilai dasar yang terkandung di
dalamnya bersumber dari nilai-nilai yang hidup dalam masyarakat
penganutnya, yang menjadi milik mereka bersama dan yang tak
asing bagi mereka.
3. Dimensi normalitas
Dimensi normalitas artinya Pancasila mengandung nilai-nilai yang
bersifat mengikat masyarakatnya yang berupa norma-norma atauranaturan yang harus dipatuhi atau ditaati yang sifatnya positif.
4. Dimensi Fleksilibelitas
Dimensi Fleksilibelitas artinya ideologi Pancasila itu mengikuti
perkembangan jaman, dapat berinteraksi dengan perkembangan
jaman, dapat mengikuti perkembangan ilmu dan teknologi, bersifat
terbuka dan demokratis.
d) Nilai-nilai Pancasila sebagai Ideologi
Nilai-nilai Pancasila yang terkandung di dalamnya merupakan nilainilai Ketuhanan, Kemanusiaan, Persatuan, Kerakyatan, dan Keadilan. Nilainilai ini yang merupakan nilai dasar bagi kehidupan kenegaraan, kebangsaan
dan kemasyarakatan. Nilai-nilai Pancasila tergolong nilai kerokhanian yang
didalamnya terkandung nilai-nilai lainnya secara lengkap dan harmonis,
baik nilai material, nilai vital, nilai kebenaran (kenyataan), nilai estetis, nilai
etis maupun nilai religius. Nilai-nilai Pancasila sebagai ideologi bersifat
objektif dan subjektif, artinya hakikat nilai-nilai Pancasila adalah bersifat
universal (berlaku dimanapun), sehingga dimungkinkan dapat diterapkan

15

pada negara lain. Jadi kalau ada suatu negara lain menggunakan prinsip
falsafah, bahwa negara berKetuhanan, berKemanusiaan, berPersatuan,
berKerakyatan, dan berKeadilan, maka Negara tersebut pada hakikatnya
menggunakan dasar filsafat dari nilai-nilai Pancasila.
Nilai-nilai Pancasila bersifat objektif, maksudnya adalah:
1. Rumusan dari sila-sila Pancasila itu sendiri memiliki makna yang
terdalam menunjukkan adanya sifat-sifat yang umum universal dan
abstrak karena merupakan suatu nilai;
2. Inti dari nilai Pancasila akan tetap ada sepanjang masa dalam
kehidupan bangsa Indonesia baik dalam adat kebiasaan, kebudayaan,
kenegaraan maupun dalam kehidupan keagamaan;
3. Pancasila yang terkandung dalam Pembukaan UUD 1945 sebagai
pokok kaidah negara yang mendasar, sehingga merupakan sumber
dari segala sumber hukum di Indonesia.
Sedangkan nilai-nilai Pancasila bersifat subjektif, terkandung maksud
bahwa keberadaan nilai-nilai Pancasila itu bergantung atau terlekat pada
bangsa Indonesia sendiri. Hal ini dapat dijelaskan, karena:
1. Nilai-nilai Pancasila timbul dari bangsa Indonesia, sehingga bangsa
Indonesia sebagai penyebab adanya nilai-nilai tersebut;
2. Nilai-nilai Pancasila merupakan pandangan hidup bangsa Indonesia,
sehingga merupakan jati diri bangsa yang diyakini sebagai sumber nilai
atas kebenaran, kebaikan, keadilan dan kebijaksanaan dalam hidup
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara;
3. Nilai-nilai Pancasila di dalamnya terkandung nilai-nilai kerokhanian,
yaitu nilai kebenaran, keadilan, kebaikan, kebijaksanaan, etis, estetis,
dan nilai religius yang sesuai dengan hati nurani bangsa Indonesia
dikarenakan bersumber pada kepribadian bangsa. Oleh karena nilainilai Pancasila yang bersifat objektif dan subjektif tersebut, maka nilainilai Pancasila bagi bangsa Indonesia menjadi landasan, menjadi dasar
serta semangat bagi segala tindakan atau perbuatan dalam kehidupan
bermasyarakat maupun kehidupan bernegara. Nilai-nilai Pancasila
sebagai sumber nilai bagi manusia Indonesia dalam menjalankan
kehidupan berbangsa dan bernegara, maksudnya sumber acuan dalam
bertingkah laku dan bertindak dalam menentukan dan menyusun tata
aturan hidup berbangsa dan bernegara.Nilai-nilai Pancasila merupakan
nilai-nilai yang digali, tumbuh dan berkembang dari budaya bangsa
Indonesia yang telah berakar dari keyakinan hidup bangsa Indonesia.
Dengan demikian nilai-nilai Pancasila menjadi ideology yang tidak
diciptakan oleh negara melainkan digali dari harta kekayaan rohani,
16

moral dan budaya masyarakat Indonesia sendiri. Sebagai nilai-nilai
yang digali dari kekayaan rohani, moral dan budaya masyarakat
Indonesia sendiri, maka nilai-nilai Pancasila akan selalu berkembang
mengikuti perkembangan masyarakat Indonesia.Sebagai ideologi yang
tidak diciptakan oleh negara, menjadikan Pancasila sebagai ideologi
juga merupakan sumber nilai, sehingga Pancasila merupakan asas
kerokhanian bagi tertib hukum Indonesia, dan meliputi suasana
kebatinan (Geistlichenhintergrund) dari Undang-Undang Dasar 1945
serta mewujudkan cita-cita hukum bagi hukum dasar negara.Pancasila
sebagai sumber nilai mengharuskan Undang-Undang Dasar
mengandung isi yang mewajibkan.
4. pemerintah, penyelenggara negara termasuk pengurus partai dan
golongan fungsional untuk memelihara budi pekerti kemanusiaan yang
luhur dan memegang cita-cita moral rakyat yang luhur.

BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Ideologi mempunyai arti pengetahuan tentang gagasan-gagasan, pengetahuan
tentang ide-ide, science of ideas atau ajaran tentang pengertian-pengertian

17

dasar. Ideologi secara fungsional merupakan seperangkat gagasan tentang
kebaikan bersama atau tentang masyarakat dan negara yang dianggap paling
baik.
Definisi memang penting. Itu sebabnya Ibnu Sina pernah berkomentar:
“Tanpa definisi, kita tidak akan pernah bisa sampai pada konsep”
Karena itu menurut beliau, sama pentingnya dengan silogisme (baca : logika
berfikir yang benar) bagi setiap proposisi (dalil atau pernyataan) yang kita
buat.
Karakteristik ideologi Pancasila merupakan ciri khas yang membedakannya
dengan ideologi yang lain. Karakteristik tersebut yang pertama adalah Tuhan
Yang Maha Esa yang berarti pengakuan bangsa Indonesia akan eksistensi
Tuhan sebagai pencipta dunia dengan segala isinya. Kedua adalah
penghargaan kepada sesama umat manusia apapun suku bangsa dan
bahasanya sesuai dengan Kemanusiaan yang Adil dan Beradab, ketiga adalah
bangsa Indonesia menjunjung tinggi persatuan bangsa, keempat adalah bahwa
kehidupan kita dalam kemasyarakatan dan bernegara berdasarkan atas sistem
demokrasi Pancasila sesuai dengan sila ke empat yaitu kerakyatan yang
dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan.
Kelima adalah Keadilan Sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Nilai-nilai Pancasila yang terkandung di dalamnya merupakan nilai-nilai
Ketuhanan, Kemanusiaan, Persatuan, Kerakyatan, dan Keadilan. Nilai-nilai
ini yang merupakan nilai dasar bagi kehidupan kenegaraan, kebangsaan dan
kemasyarakatan.
Kesimpulan yang bisa ditarik adalah sekalipun pengertian ideologi bervariasi,
tetapi jika dicermati sesungguhnya terkandung inti-inti kesamaan. Kesamaankesamaannya, yakni ideologi adalah prinsip, dasar, arah, dan tujuan dalam
kehidupan. Selain mengetahui pengertian ideologi, kita juga harus
mengetahui fungsi ideologi. Ideologi berfungsi mendasari kehidupan
masyarakat sehingga mampu menjadi landasan, pedoman, dan bekal serta
jalan bagi suatu kelompok, masyarakat, bangsa, dan negara

3.2. Saran
Adapun saran penulis kepada pembaca agar pembaca dapat mengetahui
bahwa pancasila sangat penting sebagai ideologi nasional dan bagi
kehidupan kita, dan agar pembaca dapat melaksanakan atau bisa menerapkan
di kehidupa.
Perlu adanya pembelajaran lebih dalam tentang materi-materi ideologi pada
mata kuliah pancasila pada kampus-kampus di Indonesia.

18

Perlu adanya penelitian atau study banding kedepannya agar memperlengkap
pengetahuan tentang pancasila sebagai ideologi nasional.
Selain dari pada itu, penulis memohon maaf apabila terdapat kesalahan
karena kami masih dalam proses pembelajaran.Dan yang kami harapkan
dengan adanya makalah ini,dapat menjadi wacana yang membuka pola pikir
pembaca dan memberi saran yang sifatnya tersirat maupun tersurat.

DAFTAR PUSTAKA
Gb,Yuono dan Tata Iryanto. 1998.Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia Yang
Disempurnakan. Surabaya: Indah
Haryanto,Agus,Alex Suryanto. 2007. Panduan Belajar Bahasa dan Sastra

19

Indonesia. Tanggerang:ESIS
Kamus Besar Bahasa Indonesia. Edisi ketiga. 2001. Jakarta: Balai Pustaka
Syairbaini, Syahril. Drs.,M.A. 2002. Pendidikan Pancasila di Perguruan Tinggi.
Jakarta: Ghalia Indonesia.
http://wikipedia.com
http://amazoneas.blogspot.com
http://google/kulitpisang
http://id.Wikipedia.org/wiki/ideologi
http://id.Wikipedia.org/wiki/pancasila
http://pikiran-rakyat/cakrawala/sekitarkita.htm
http://www.g-excess.com/id/sejarah-lahirnya-pancasila-sebagai-ideologi-nasional.
http://www.gudangmateri.com/2010/10/pancasila-sebagai-ideologi-negara.html
http://elearning.gunadarma.ac.id/docmodul/pendidikan_pancasila/bab4pancasila_sebagai_ideologi.pdf

20