Penegak Hukum tidak Adil terhadap Anak M

Penegak Hukum tidak Adil
terhadap Anak Menteri dan
Supir Angkot
PENEGAKAN hukum di Indonesia tidak ubahnya sebilah pisau, tajam ke
bawah dan tumpul di atas.
Hal itu tampak dari perlakuan terhadap Jamal bin Syamsuri oleh polisi, yang
bertindak cepat menangkap dan menetapkan pengemudi angkutan kota
(angkot) KWK U-10. Jamal, sebagai tersangka dalam kasus mahasiswi, Annisa
yang meninggal dunia lantaran meloncat dari mobil angkutan umum yang
dikemudikan Jamal.
Ketika berhadapan dengan kasus kecelakaan lalu lintas yang menimpa Rasyid
Rajasa, putra bungsu Menteri Perekonomian, Hatta Rajasa, polisi tampak
´mati langkah´ padahal mengakibatkan dua korban tewas.
Di awal kejadian, polisi bersikap tertutup dalam kasus BMW yang dikemudikan
Rasyid Rajasa dan hingga kini putra dari Ketua Umum Partai Amanat Nasional
(PAN) tersebut tidak ditahan oleh polisi, meskipun berkasnya sudah
dilimpahkan ke kejaksaan untuk segera disidangkan.
Inilah enam perlakuan berbeda dari polisi terhadap Rasyid Rajasa, pengemudi
BMW dengan Jamal bin Syamsuri, anak dari rakyat biasa di negeri ini.
1. Tangkap lalu Ditahan
Jamal bin Syamsuri langsung ditahan oleh Kepolisian Resort (Polres) Jakarta

Barat setelah melaporkan penumpangnya melompat dari mobil angkutan
umum, yang dikendarainya. Hingga saat ini, Jamal masih meringkuk di
tahanan polisi.
Rasyid Rajasa, anak bungsu menteri di kabinet Presiden Susilo Bambang
Yudhoyono (SBY) tidak ditahan polisi, berdalih, menjalani terapi, meskipun
berkasnya sudah dilimpahkan polisi kepada kejaksaan.
2. Pengungkapan Identitas
Terungkapnya kasus yang menimpa mahasiswi Universitas Indonesia (UI),
Annisa Azward terungkap, polisi langsung mengumumkan identitas
pengemudinya, dan langsung ditahan di Polres Jakarta Barat.
Namun saat kecelakaan di Tol Jagorawi yang menewaskan dua orang di tahun
baru 2013, polisi terkesan menutupi identitas pengemudi BMW. Sejak pagi
hingga sore, Polda Metro Jaya menutup rapat identitas dari pengemudi BMW.
Personel polisi, yang mengungkap identitas, Rasyid Rajasa, si anak menteri
dan ketua umum partai, haruslah berpangkat jenderal, yakni Inspektur
Jenderal, Suhardi Alius, yang menjabat Kepala Divisi Hubungan Masyarakat,
Markas Besar Polri.

3. Transparansi Polri
Melihat penumpangnya melompat, Jamal sebagai pengemudi bertindak sigap

menolong korban dan membawanya ke rumah sakit. Namun mahasiswi UI itu
akhirnya meninggal di RS Koja, Jakarta Utara. Polisi pun langsung memeriksa
Jamal di Polres Jakarta Barat dan mengumumkannya kepada pers.
Bagaimana Rasyid Radjasa? Anak Hatta Rajasa ini setelah menabrak mobil
Daihatsu Luxio dan mengakibatkan dua penumpangnya tewas langsung
menghilang. Polisi pun memilih tutup mulut dan hanya menyebut Rasyid
Rajasa sedang dirawat di rumah sakit.
Belakangan baru diketahui oleh pers bahwa Rasyid Rajasa dirawat di ruangan
VIP di RS Pusat Pertamina dan bukan di RS Polri seperti diterapkan para
tersangka kasus kriminal yang ditangani Polri.
4. Mobil Tersangka
Tidak butuh waktu lama bagi polisi, yang langsung menahan mobil yang
dikemudikan Jamal di Polres Jakarta Barat.
Bagaimana mobil BMW milik anak menteri? Ketika BMW X5 warna hitam
menabrak Daihatsu Luxio nomor polisi F 1622 CY di KM 3+400 Tol Jagorawi,
Polda Metro Jaya terkesan menyembunyikan mobil mewah tersebut. Polisi
tidak terbuka soal keberadaan BMW ´maut´ B 272 HR itu.
Bahkan saat dipamerkan di Polda Metro, BMW milik Rasyid ditutupi oleh polisi.
Entahlah apa maksudnya?
5. Lie Detector

Anggota Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) Edi Saputra Hasibuan,
mendorong polisi untuk segera mengungkap kasus tewasnya Annisa Azward,
yang mengusulkan polisi menggunakan Lie Detector untuk mengurai kasus
yang melibatkan Jamal.
Namun Kompolnas memilih bungkam terhadap kasus Rasyid Rajasa, anak
menteri.
6. Petisi dari Publik
Kasus Rasyid Rajasa yang mendapat perlakuan istimewa dari polisi dan
kejaksaan memicu keprihatinan publik. Akibatnya, muncul petisi untuk
menahan, serta mengadili Rasyid Rajasa, sesuai dengan hukum yang
mencerminkan rasa keadilan masyarakat.
Petisi tersebut dimuat dalam situs www.change.org. Situs tersebut memang
dikhususkan untuk memuat petisi-petisi yang dibuat oleh masyarakat.
Penggagas petisi, Muhamad Isnur melalui situs www.change.org menyatakan
pada saat penyidikan, Polda Metro Jaya tidak melakukan penahanan. Setelah
dilimpahkan ke Kejaksaan Tinggi DKI, Kejaksaan pun tidak melakukan
penahanan sama sekali. Padahal nyata akibat perbuatan Rasyid Rajasa telah
mengakibatkan dua orang tewas.

Tentu Pasal yang dikenakan secara memenuhi syarat objektif untuk ditahan

sesuai dengan Pasal 21 KUHAP," kata Muhamad Isnur.
Bagaimana dengan Jamal? Polisi tampak sigap dan transparan mengungkap
kasusnya. Perlakuan tidak adil tersebut mendorong pengacara Hotma
Sitompul melalui LBH Mawar Saron memutuskan membela Jamal, dengan
mengerahkan 22 pengacaranya untuk membantu Jamal.
- See more at: http://berita2bahasa.com/berita/01/14281302-penegak-hukum-tidak-adilterhadap-anak-menteri-dan-supir-angkot-ini-faktanya#sthash.64jNZKB1.dpuf