PENCEMARAN CO YANG DAPAT MEMPENGARUHI

ARTIKEL
PENGELOLAAN KUALITAS LINGKUNGAN
“PENCEMARAN CO YANG DAPAT MEMPENGARUHI KUALITAS UDARA
DI LINGKUNGAN DAN TEKNIK MODEL PREDIKSI POLUSI UDARA”

Dosen Pembimbing:
Dr. NOPI STIYATI P, S. Si, MT

Oleh:
DINA PUSPITA SARI
(H1E114208)

UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI S – 1 TEKNIK LINGKUNGAN
BANJARBARU
2016

PENCEMARAN CO YANG DAPAT MEMPENGARUHI KUALITAS UDARA
DI LINGKUNGAN DAN TEKNIK MODEL PREDIKSI POLUSI UDARA
Dina Puspita Sari

Mahasiswi Teknik Lingkungan, Fakultas Teknik, Universitas Lambung Mangkurat
Email : dinapusii@gmail.com
ABSTRAK
Udara adalah faktor penting dalam kehidupan, namun, di era modern, sejalan
dengan

perkembangan

berkembangnya

pembangunan

transportasi,

telah

fisik

kota


menyebabkan

dan

pusat

kualitas

industri,

udara

serta

mengalami

perubahan. Dari yang mulanya segar, kini, kering dan kotor akibat dari terjadinya
pencemaran udara karena kendaraan transportasi.
Pencemaran udara memberi dampak negatif bagi kesehatan manusia akibat
polutan yang dikeluarkan oleh kendaraan bermotor. Dari beberapa jenis polutan yang

dihasilkan, CO merupakan salah satu polutan yang paling banyak yang dikeluarkan
oleh kendaraan bermotor.
Untuk menentukan persentase CO yang ditimbulkan oleh lalu lintas yaitu dengan
membandingkan hasil perhitungan pemodelan dengan hasil pengukuran udara
ambient. Jumlah polutan CO yang ada di udara, berasal dari kendaraan bermotor.

Nama : Dina Puspita Sari
NIM

: H1E114208

PENDAHULUAN
Udara merupakan faktor yang penting dalam hidup dan kehidupan. Namun pada
era modern ini, sejalan dengan perkembangan pembangunan fisik kota dan pusatpusat industri, serta berkembangnya transportasi, maka, kualitas udara pun mengalami
perubahan yang disebabkan oleh terjadinya pencemaran udara, atau, sebagai
berubahnya salah satu komposisi udara dari keadaan yang normal; yaitu masuknya zat
pencemar (berbentuk gas-gas dan partikel kecil/aerosol) ke dalam udara dalam jumlah
tertentu untuk jangka waktu yang cukup lama, sehingga dapat mengganggu kehidupan
manusia, hewan, dan tanaman.
Di bidang transportasi, khususnya didaerah perkotaan, kemajuan ini terlihat

dengan semakin banyaknya jumlah kendaraan yang ada dan terus bertambah dari
tahun ke tahun. Kemajuan ini juga seiring dengan meningkatnya populasi penduduk
perkotaan, meningkatnya ekonomi masyarakat serta aktivitas kerja yang tinggi.
Meningkatnya ekonomi masyarakat perkotaan juga menjadi salah satu alasan semakin
cepatnya pening-katan jumlah kendaraan bermotor ditambah lagi dengan berbagai
kemudahan yang diberikan dealer untuk dapat memperoleh kendaraan. Aktivitas kerja
masyarakat kota yang tinggi, sangat bergantung pada sarana transportasi.
Tidak seimbangnya pertambahan jumlah kendaraan dengan sarana jalan yang
tersedia, mengakibatkan pada beberapa ruas jalan yang menjadi jalur utama
kendaraan umum terjadi kemacetan. Kemacetan kendaraan bermotor ini memberi
dampak negatif berupa pencemaran udara. Penggunaan bahan bakar minyak yang
dipergunakan sebagai penggerak bagi kendaraan, sistem ventilasi mesin dan yang
terutama adalah buangan dari knalpot hasil pembakaran bahan bakar yang merupakan
pencampuran ratusan gas dan aerosol menjadi penyebab utama keluarnya berbagai
pencemar.
Polutan CO yang dikeluarkan oleh kendaraan bermotor memberi dampak
negatif bagi kesehatan manusia. Karbon monoksida merupakan bahan pencemar
berbentuk gas yang sangat beracun. Kondisi-kondisi tersebut melatar belakangi
berapa besarnya konsentrasi polutan khususnya karbon monoksida yang ditimbulkan
oleh lalu lintas di ruas jalan yang cukup padat.


Nama : Dina Puspita Sari
NIM

: H1E114208

PEMBAHASAN
Pencemaran udara atau perubahan salah satu komposisi udara dari keadaan
normal, mengakibatkan terjadinya perubahan suhu dalam kehidupan manusia.
Pencemaran udara atau perubahan salah satu komposisi udara dari keadaan normal,
mengakibatkan terjadinya perubahan suhu dalam kehidupan manusia. Pembangunan
transportasi yang terus dikembangkan menyusul dengan permintaan pasar, ternyata,
telah mendorong terjadinya bencana pembangunan. Saat ini, kita semua telah
mengetahui bahwa pengaruh polusi udara juga dapat menyebabkan pemanasan efek
rumah kaca (ERK) bakal menimbulkan pemanasan global atau (global warming).
Penelitian ini khusus menyoroti penyumbang pencemaran terbesar di Indonesia;
yaitu oleh kendaraan bermotor. Mengingat, dalam kurun waktu 10 tahun terakhir, telah
terjadi lonjakan jumlah kendaraan bermotor yang sangat pesat, khususnya oleh
pertambahan sepeda motor, yang mencapai 30%. Sekitar lebih kurang 70%
terdistribusi di daerah perkotaan.

Pada rentang 2005, perbandingan antara jumlah sepeda motor dan penduduk di
Indonesia diperkirakan mencapai 1:8. Seterusnya, dari tahun ke tahun, kondisi tersebut
semakin meningkat. Akibatnya, ruas jalan di Indonesia semakin padat. Bukan hanya di
kota-kota besar, bahkan, sampai ke pelosok daerah.
Pada saat ini, transportasi selalu dijadikan alasan utama bagi pencemaran kota.
Kebanyakan orang beranggapan, pencemaran kota yang merusak udara di sekitar kita
adalah merupakan suatu akibat dari kelalaian pemerintah dan produsen yang
mendesain kendaraan bermotornya tidak sesuai dengan peraturan yang telah
ditetapkan. Akibatnya, daerah perkotaan dianggap merupakan salah satu sumber
utama pencemaran udara, dan memegang peranan yang sangat besar dalam masalah
pencemaran udara.
Selanjutnya, dari beberapa penyebab polusi udara yang ada, terbukti, emisi
transportasi adalah sebagai penyumbang pencemaran udara tertinggi, yakni sekitar 85
persen. Hal tersebut tampak dengan jelas, mengingat, sebagian besar kendaraan
bermotor menghasilkan emisi gas buang yang buruk; baik akibat perawatan yang
kurang memadai, atau dari penggunaan bahan bakar dengan kualitas yang kurang
baik (misalnya; kadar timbal yang tinggi).
Emisi gas buang, berupa asap knalpot, adalah akibat terjadinya proses
pembakaran yang tidak sempurna, dan mengandung timbal/timah hitam (Pb),
suspended particulate matter (SPM), oksida nitrogen (NOx), oksida sulfur (SO2),

Nama : Dina Puspita Sari
NIM

: H1E114208

hidrokarbon (HC), karbon monoksida (CO), dan oksida fotokimia (Ox). Selanjutnya,
emisi gas buang yang paling signifikan dari kendaraan bermotor ke atmosfer
berdasarkan massa, adalah gas karbondioksida (CO2), dan uap air (H2O) yang
dihasilkan dari pembakaran bahan bakar yang berlangsung sempurna yang dapat
dicapai dengan tersedianya suplai udara yang berlebih.
Adapun Kondisi metereologi dapat dicari atau diketahui besaran nilainya, karena
data ini telah dianalisa oleh Badan Metereologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG).
Faktor meteorologi yang dapat menyebabkan berubahnya kualitas udara ambien dan
lapisan inversi, seperti kelembaban relatif. Kondisi kelembaban relatif yang berubahubah ini dapat mempengaruhi lapisan inversi yang ada. Lapisan inversi berkaitan
dengan perubahan kondisi kelembaban relatif. Lapisan inversi yang ada akan menutup
aliran udara yang ada di atmosfer sehingga membuat lapisan udara tipis di udara.
Pemantauan kualitas udara digunakan sebagai memprediksi kejadian polusi udara
yang memakai bahan model dispersi udara atmosfer.
Sumber dan Standar Kesehatan Emisi Gas Buang disajikan pada :


Dalam melihat kasus pencemaran udara akibat kendaraan bermotor sebagai
suatu dampak, adalah bukan satu-satunya penyebab yang disalahkan. Akan tetapi,
penggunaannya yang tidak teratur (disorder) adalah yang dapat menimbulkan ”abuse”
bagi lingkungan kita, terutama udara. Singgungan antara transportasi dan lingkungan
juga dapat diungkapkan lewat masalah perilaku manusia terhadap lingkungannya.
Pada umumnya, dari berbagai sektor yang potensial dalam mencemari udara,
maka, sektor transportasi memegang peran yang sangat besar dibanding dengan
sektor yang lainnya. Di kota-kota besar, kontribusi gas buang kendaraan bermotor
sebagai sumber polusi udara mencapai 60-70%, sementara, kontribusi gas buang dari

Nama : Dina Puspita Sari
NIM

: H1E114208

cerobong asap industri hanya berkisar 10-15%, dan sisanya berasal dari sumber
pembakaran lain; misalnya rumah tangga, pembakaran sampah, kebakaran hutan, dan
lain-lain.
Seperti telah disebutkan sebelumnya, penggunaan bahan bakar untuk
kendaraan bermotor dapat mengemisikan zat-zat pencemar seperti CO, NOx, SOx,

debu, hidrokarbon juga timbal. Udara yang tercemar oleh zat-zat tersebut dapat
menyebabkan gangguan kesehatan yang berbeda tingkatan dan jenisnya, tergantung
dari macam, ukuran dan komposisi kimiawinya.
Gangguan tersebut terutama terjadi pada fungsi faal dari organ tubuh seperti
paru-paru dan pembuluh darah, atau menyebabkan iritasi pada mata dan kulit.
Biasanya, pencemaran udara karena partikel debu dapat menyebabkan penyakit
pernapasan kronis seperti bronchitis kronis, emfiesma paru, asma bronchial dan
bahkan kanker paru-paru.
Kadar timbal yang tinggi di udara juga dapat mengganggu pembentukan sel
darah merah. Gejala keracunan dini mulai ditunjukkan dengan terganggunya fungsi
enzim untuk pembentukan sel darah merah, yang pada akhirnya dapat menyebabkan
gangguan kesehatan lainnya; seperti anemia, kerusakan ginjal dan lain-lain, sedang
keracunan Pb bersifat akumulatif.
Keracunan gas CO timbul sebagai akibat terbentuknya karboksi hemoglobin
(COHb) dalam darah. Afinitas CO yang lebih besar dibanding dengan oksigen (O2)
terhadap Hb menyebabkan fungsi Hb untuk membawa oksigen ke seluruh tubuh
menjadi terganggu. Selaras dengan itu, berkurangnya penyediaan oksigen ke seluruh
tubuh, apabila tidak segera mendapat udara segar, akan membuat sesak napas dan
dapat menyebabkan kematian. Sementara, bahan pencemar udara seperti NOx, SOx,
dan H2S dapat merangsang pernapasan yang mengakibatkan iritasi dan peradangan.

Upaya pengendalian pencemaran udara akibat kendaraan bermotor yang
mencakup upaya-upaya pengendalian baik langsung maupun tidak langsung, akan
dapat menurunkan tingkat emisi dari kendaraan bermotor secara efektif antara lain :
1. Mengurangi jumlah mobil lalu lalang. Misalnya dengan jalan kaki, naik sepeda,
kendaraan umum, atau naik satu kendaraan pribadi bersama teman-teman (car
pooling).
2. Selalu merawat mobil dengan saksama agar tidak boros bahan bakar dan asapnya
tidak mengotori udara.
3. Meminimalkan pemakaian AC. Pilihlah AC non-CFC dan hemat energi.
Nama : Dina Puspita Sari
NIM

: H1E114208

4. Memilih bensin yang bebas timbal (unleaded fuel).
Dalam Penelitian adapun alat nya dapat di bagi menjadi 2, antara lain :
1. Pengukuran arus lalu lintas meliputi volume dan komposisi serta kecepatan ratarata masingmasing jenis kendaraan. Untuk pengukuran ini digunakan beberapa alat
bantu dalam pengambilan data di lapangan antara lain alat pencacah (hand tally
counter ), formulir survey, alat tulis, alat ukur panjang (meteran) dan stopwatch.
2. Pengukuran ambien udara CO di lokasi dimana dilakukan pengukuran arus

lalulintas. Pengukuran ambien udara ini terdiri dari 2 bagian yaitu pengambilan
sampling CO di udara dengan menggunakan alat Ecoline 6000 Gas Analyzer dan
pengambilan sampling suhu, kelembaban dan kecepatan angin, menggunakan alat
Intelligent Meter.
Analisis data dilakukan dengan metode pemodelan beban pencemar dari
kendaraan bermotor. Teknik analisis data dilakukan dengan pendekatan kuantitatif
untuk menentukan konsentrasi polutan akibat emisi kendaraan bermotor di udara :
1. Menganalisa komposisi lalu lintas
2. Menormalisasi volume kendaraan ke satuan mobil penumpang (smp)
3. Menghitung laju emisi
4. Menghitung kekuatan emisi
5. Menghitung dispersi
6. Menghitung konsentrasi polutan
7. Membandingkan hasil perhitungan kon-sentrasi polutan dengan baku mutu udara
ambient nasional

Nama : Dina Puspita Sari
NIM

: H1E114208

KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dapat diambil kesimpulan bahwa Pencemaran
udara yang terjadi dapat merubah kualitas udara di Perkotaan menjadi lebih buruk dari
waktu ke waktu. Salah satu dampak kronis dari pencemaran udara adalah penyakit
pernafasan seperti bronkitis dan emphysema, paru, asma bronchial dan bahkan kanker
paru-paru. Adapun sumber polusi akibat industri, dan pembakaran sampah yang dapat
mengakibatkan pencemaran udara di lingkungan sekitar seperti asapnya yang sangat
menggangu. Diketahui pula konsentrasi polutan paling tinggi terjadi pada waktu siang
hari dan keseluruhan konsentrasi polutan CO yang ada di udara, berasal dari
kendaraan bermotor.
Jadi, pencemaran udara dapat menimbulkan dampak terhadap kesehatan
makhluk hidup, ekosistem, maupun iklim atau mengakibatkan terjadinya perubahan
suhu dalam kehidupan manusia.
SARAN
Berdasarkan kesimpulan diatas, maka saran yang dapat diberikan adalah
adanya pembatasan kendaraan terutama bagi angkutan umum yang sangat berpotensi
besar sebagai penyumbang polutan udara, kemudian mengontrol jumlah kendaraan
pribadi, pembatasan usia kendaraan, pembangunan MRT, dan Electronic Road Pricing
(ERP), juga mendesak untuk direalisasikan. Di samping itu, pengaturan lalu lintas,
rambu-rambu, dan tindakan tegas terhadap pelanggaran berkendara benar-benar
dapat diwujudkan, begitu juga uji emisi yang dilakukan secara berkala, serta
penanaman pohon berdaun lebar di pinggir jalan, terutama yang lalu lintasnya padat,
dapat juga mengurangi polusi udara.

Nama : Dina Puspita Sari
NIM

: H1E114208

DAFTAR REFERENSI
Alvinsyah, Achmad Rasyidi, dkk. 2015. “Penentuan Korelasi Perubahan Kelembaban
Relatif terhadap Ketinggian Inversi dan Kualitas Udara Ambiendi Kota Surabaya”
Jurnal Teknik ITS Vol. 4, No. 1
Linna, Sandri Sengkey, dkk. 2011. “Tingkat Pencemaran Udara Co Akibat Lalu Lintas
Dengan Model Prediksi Polusi Udara Skala Mikro” Jurnal Ilmiah Media
Engineering Vol. 1, No. 2 : 119 - 126
Marlita, Devi, dkk. 2014. “Pencemaran Udara Akibat Emisi Gas Buang Kendaraan
Bermotor” Jurnal Manajemen Transportasi & Logistik Vol. 01, No. 03

Nama : Dina Puspita Sari
NIM

: H1E114208