Analisa produk elektroplating as sepeda
ANALISA PRODUK ELEKTROPLATING AS SEPEDA MOTOR DARI HOME INDUSTRY
DI PASURUAN
Darmaliya cahyono(1)
Prodi Teknik Mesin Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (UMSIDA)
Jalan raya gelam 250, Candi-Sidoarjo 61217,Indonesia
Email : [email protected]
ABSTRAK
Home industry logam di Pasuruan salah satunya memroduksi pelapisan benda kerja besi/baja
dengan menggunakan proses elektroplating. Proses elektroplating adalah proses pelapisan
menggunakan prinsip pengendapan logam dengan cara elektrokimia. Spesimen besi atau baja yang
akan dilapisi dijadikan katoda (-) sedangkan logam yang melapisi benda kerja dijadikan sebagai anoda
(+). Kedua elektroda berada dalam larutan elektrolit dan dihubungkan dengan satu daya arus searah
yaitu DC Power Supply. Hasil produk home industry ini banyak dipakai untuk as/cam sepeda motor.
Pengujian proses elektroplating serta uji lainnya, tidak pernah dilakukan, hasil produk hanya dilihat
dengan mata saja. Tujuan penelitian ini menguji produk home industry elektroplating besi yang
dipakai untuk as/cam sepeda motor, ditinjau dari ketebalan yang dihasilkan oleh variasi arus listrik
dan waktu dan selanjutnya akan dilihat tingkat kecepatan laju korosinya. Proses elektroplating
menggunakan campuran bahan elektrolit terdiri dari potas, sinotsic, soda api, britherner dan doctor.
Varian arus yang digunakan yaitu 10A, 15A, dan 20 Ampere dengan tegangan yang diberikan 12Volt.
Uji ketebalan hasil elektroplating mengggunakan Thicknes Coating Gauge (TCG). Uji korosi
menggunakan metode Kehilangan Berat. Metode yang digunakan yaitu korosi basah, dimana benda
kerja di rendam dalam cairan asam khlorida (HCl) dengan lama waktu rendaman 20 detik dan
hasilnya dibandingkan dengan produk pada Home industry sebelum di elektroplating. Ketebalan yang
baik didapat dengan menggunakan arus sebesar 20 A dengan ketebalan 105µm. Besi as/cam sepeda
motor yang telah di proses elektroplating memiliki laju penetrasi korosi lebih rendah dibandingkan
tanpa perlakuan elektroplating
Keywords: Elektroplating, as motor, Thicknes Coating Gauge, laju korosi, home industry logam.
1. PENDAHULUAN
Di dalam Industri Rumah Tangga logam di Pasuruan merupakan tempat industri berjasa
pelapisan logam yang mempunyai nilai jual pasar yang relatif murah. Bahan produk besi mempunyai
lifetime tersendiri untuk bisa bertahan,namun ada pun faktor yang mempengaruhi lifetime pada logam
tersebut menjadi berkurang dikarena kan logam terdapat korosi sehingga, dapat melampaui umur
logam tersebut.
Korosi merupakan proses terjadi - nya degredasi pada matrial sehingga
menimbulkan
dampak – dampak yang ada disekitar yaitu dampak kerugian langsung dan kerugian tidak langsung.
Untuk pelapisan suatu logam juga diperlukan suatu cara pelapisannya untuk dapat dikatakan metode
pelapisan. Ada banyak metode yang digunakan untuk proses pelapisan logam diantara nya yaitu
Elektroplating , anodizing , chrome , coating konversi,elektroless(tanpa listrik), sol-gel dip dan lain –
lain. Dalam penelitian ini metode yang digunakan untuk proses pelapisan timah (zink) terhadap logam
besi adalah metode Elektroplating.
Berdasarkan latar belakang diatas dan karena masih minimnya informasi tentang ketebalan
lapisan dan tingkat kecerahan yang terbentuk dipengaruhi oleh lamanya waktu pelapisan dalam proses
elektroplating dapat dirumuskan suatu permasalahan yaitu Bagaimana hasil ketebalan lapisan dengan
diberikan arus sebesar 10 A, 15 A dan 20 A pada proses electroplating dengan waktu yang sama ?
1. Berapa nilai kekerasan pada benda kerja setelah melewati proses elektroplating ?
2. Bagaimana laju korosi yag terjadi pada hasil lapisan elektroplating yang terbaik ?
2. Dasar Teori
2.1 Elektroplating
merupakan proses pelapisan pada suatu benda terhadap logam lain yang memanfaatkan aliran
listrik dalam cairan elektrolit. Proses elektroplating adalah proses pelapisan menggunakan prinsip
pengendapan logam dengan cara elektrokimia. Spesimen besi atau baja yang akan dilapisi dijadikan
katoda (-) sedangkan logam yang melapisi benda kerja dijadikan sebagai anoda (+). Kedua elektroda
berada dalam larutan elektrolit dan dihubungkan dengan satu daya arus searah yaitu DC Power
Supply. Akan tetapi voltase pada home industri ini memakai besar voltase setara umum,jika voltase
lebih ditingkatkan kembali maka pengaruh pada peningkatan voltase pada proses anosidasi ini,rapat
arus (curent density) akan lebih meningkat secara signifikan begitu pula dengan proses pembentukan
pori – pori pada logam tersebut.
Gambar 2.1 Proses elektroplatig
Elektroplating termasuk proses elektrolisa yan biasanya dilakukan dalam bejana sel
elektrolisa dan sedikit tercelup dua elektrode dan masing - ,asing dihubungkan dengan arus listrik
yang terbagi menjadi dua kutub yaitu kutub positif sebagai anoda dan kutub yang negatif sebagai
katoda.
2. METODOLOGI PENELITIAN
2.1 Flow Chart Pengerjaaan
Mulai
Proses elektroplating
Persiapan spesimen
Pengolahan
pretreatmen
Varian Arus waktu
10 menit
20
Ampere
15
Ampere
10
Ampere
Hasil analisa
Uji
kekerasan
Uji M.O
Uji
Korosi
Analisa
Kesimpulan
Selesai
Gambar 2.2 Flow card
3. Benda kerja
Pada penelitian kali ini bahan baku dipotong sesuai ukuran yang ditetapkan. Dengan tujuan
proses pelapisan tidak terlalu lama dan juga dapat terukur dengan cepat.
Gambar 3.1 Benda Kerja
Sebagai bahan pengukuran spesimen dapat diukur dengan luasan sesuai rumus berikut ini :
Diketahui :
jari – jari ( r ) = 12 mm = 1,2cm
Tinggi
( t ) = 6,5 cm
?? ? ? ? ?? ? ? ? ? ? ? ? ? ??? ? ??
(2.1)
Luas permukaan = 2.3,14. 0,6(0,6+6,5)
= 26,75 cm2
3.1 Pengujian
3.1.1 Uji korosi
Benda uji disini didapat dari percobaan pertama mengggunakan kuat arus dengan besaran
yaitu 20 A,15A dan 10A. Langkah awal yaitu
menghitung berat dari benda kerja tersebut
(penimbangan awal) setelah itu benda uji akan direndam permukaanya pada cairan HCl selama
20detik dan akan di hitung lagi berat dari benda kerja tersebut (penimbangan akhir). Sehingga jumlah
kehilangan berat akibat korosi menggunakan rumus berikut :
“W = Wo – WA
(2.5)
Keterangan :
W
:Selisih berat (gram)
Wo
: Berat
WA
: Berat setelah uj (gram)
sebelum diuji (gram)
Jawab :
a) Spesimen 20 A
W : 56,73 gr – 56,62 gr
W : 11 gr
b) Spesimen 15 A
W : 57,24 gr – 57,10 gr
W : 14 gr
c) Spesimen 10 A
W : 59,81 gr – 59,57 gr
W : 24 gr
Setelah menemukan nilai W pada metode kehilangan berat sehingga rumus laju korosi
Corrosion Penetrattion Rate (CPR) bisa dihitung yang ada pada logam rumus tersebut yaitu :
??
? ??
? ?? ??
? ??
Diketahui :
K : Konstanta laju korosi (8,76) mpy (mils per years)
M : Kehilangan massa (11gr, 14gr dan 24 gr)
A : Luas permukaan (24,87 cm2)
T : Waktu 20 detik = 0,005 jam
D : Densitas (7,87 gr/cm3)
Jawab :
a) Spesimen 20 A
??
? ?? ? ? ? ?
? ? ?? ? ?? ?? ? ? ?? ?? ? ? ???? ?
??
? ? ?? ?
? ?? ?
? ??
C = 98,32 mpy
b) Spesimen 15 A
??
? ?? ? ? ??
? ??
? ? ?? ? ?? ?? ? ? ?? ?? ? ????? ?
??
? ? ? ??
? ?? ?
C = 124,28 mpy
d) Spesimen 10 A
??
? ?? ? ? ??
? ??
? ? ?? ? ?? ?? ? ? ? ???? ????? ?
??
? ? ? ?? ?
? ?? ?
C = 214,53 mpy
Tabel 3.1 Tabel Hasil Laju Korosi
Arus
Laju Korosi
20 A
98,32 mpy
15 A
124,28 mpy
10A
214,53 mpy
3.1.2 Uji Kekerasan.
Pada tahap pengujian kekerasan ini memakai metode vickers memakai indentor piramida
yang ada berbentuk bujur sangkar. dengan menggunakan beberapa macam bahan yaitu mengambil
hasil yang terbaik 20A,15A dan hasil dari industry sendiri. Pada perhitungan rumus vickers dijabarkan
sebagai berikut :
Diketahui :
- matrial keras 980 N.
- I adalah konstanta perbesaran microskop adalah 5x = 0,002
- L= N x I
Agar lebih mudah di ketahui dengan beberapa hasil percobaan penulis menjabar kan sebagai berikut :
Percobaan 1
Hasil dari Home industry
Percobaan 2
setelah dialiri Arus 20 A
Percobaan 3
Setelah dialiri Arus 15 A
Tabel 3.2 Tingkat kekerasan
No.
Benda Kerja
Beban
Tingkat kekerasan
1.
Percobaan 1
980
168,9
2.
Percobaan 2
980
170,2
3.
Percobaan 3
980
193
Tingkat Kekerasan
195
193
190
185
180
175
170
Tingkat Kekerasan
170.2
168.9
165
160
155
Hasil Indust ri
20A
15A
Gambar 3.3 Grafik tingkat kekerasan pada percobaan ke 1,2 dan 3.
3.1.3Microscop Optik
Pada miscroscop optik berfungsi untuk mengetahui struktur permukaan pada sebuah logam
yang mengunakan microscop untuk lebih dekat dengan beberapa varian kedekatan yang agar dapat
mengeahui lebih dalam pada permukaan logam.
Gambar 3.4 Hasil pengujian Thicness Coating Gauge
karena dengan demikian ketebalan lapisan akan berpengaruh pada tingkat korosi yang ada
dan nilai kekuatan yang dihasilkan. PadaGambar diatas menunjukkan lapisan yang menggunakan
arus 10A.
Tabel 3.3 Tingkat ketebalan
No.
Variabel
Tegangan
Lama
Ketebalan
Arus
Konstan
perendaman.
Awal.
Ketebalan Akhir.
1.
10 A
12 V
10 menit
62 µm
84 µm
2.
15 A
12 V
10 menit
62 µm
97 µm
3.
20 A
12 V
10 menit
62 µm
105 µm
120
105
97
100
84
80
10A
60
62
15A
40
20A
20
0
percobaan 1
percobaan 2
Gambar 3.5 Grafik pengukuran ketebalan lapisan.
3.1.4 Thicness Coating Gauge
Sebuah alat ukur untuk mengukur ketebalan lapisan ( juga disebut meter cat ) yang digunakan
untuk mengukur ketebalan film kering sehingga hasil dapat dilihat secara langsung.
Gambar 3.6 Benda kerja dengan kedekatan 100X
Berikut ini adalah tampak permukaan benda kerja sebelum diproses elektroplating yang
terlihat meggunakan Thicknes Coating Gauge dengan kedekatan lensa 100X. benda kerja terdapat
korosi atmosfer dimana korosi ini terdapat pada benda kerja bahan baku besi yang berkontak langsung
terhadap suhu dan udara luar sedangkan posisi benda kerja terbuka (telanjang).
Gambar 3.7 Setelah terlapisi dengan Kedekatan 500X
terdapat perbedaan antara benda kerja sebelum dilapisi dan sesudah dilapisi menggunakan
metode elektroplating. Hal ini tampak lebih baik karena korosi yang menempel sebelum dilapisi
berupa korosi sedangkan benda kerja setelah dilapisi tampak lebih bagus serta benda kerja lebih tahan
terhadap korosi.
Gambar 3.8 Setelah Uji Korosi dengan Kedekatan 500X
Setelah diuji korosi benda kerja terdapat Korosi pelarut selektif yang menyangkut larutnya
komponen pada suatu zat paduan yang biasanya disebut pelarut selektif zat. zat pelarut yang selalu
bersifat anodic terhadap komponen lain walaupun secara visual tampak berubah warna pada
permukaan paduan namun tidak tampak adanya kehilangan materi berupa takik,perubahan
dimensi,retak atau alur.
4. Kesimpulan
Dari data dan percobaan didapatkan beberapa kesimpulan yaitu :
1. Dari hasil percobaan menggunakan kuat arus hasil yang didapat yaitu untuk ketebalan yang
terbaik didapat dengan menggunakan arus sebesar 20 A dengan 12 Volt ketebalan yang
didapata yaitu 105 µm sementara untuk ketebalan terendah yaitu dengan percobaan
menggunakan arus sebesar 10 A didapatkan data sebesar 84 µm. Dari hasil di dapat
kesimpulan bahwa semakin tinggi arus maka ketebalan akan semakin meningkat.
2. Hasil pengujian kekerasan menunjukan bahwa hasil terbaik adalah hasil home indusrty
dengan nilai 168,9,sedangkan hasil yang terburuk setelah percobaan dengan nilai 193hasil
proses elektroplating dengan arus 15A. Dalam pengujian ini dapat disimpulkan bahwa
semakin kecil hasil nilai perhitungan kekerasan dalam metode vickers maka tingkat
kekerasannya semakin
3. Hasil foto mikro dengan menggunakan mikroskop optik yaitu hasil dengan menggunkan
benda kerja sebelm uji korosi, menunjuka bahwa permukaan besi mendapatkan warna yang
baik dan merata di karenakan terbentuknya pori-pori pada proses elekroplating. Sementara
bnda kerja yang telah mengalami uji korosi menunjukan bahwa korosi terbentuk secara cepat
dikarenakan permukaan besi mennjukan korosi dengan ditandai rusaknya struktur permukaan
besi. Dan korosi tersbut merupakan korosi galvanis.
Daftar pustaka
Abu Muntolib,Dedy Arif G.,Dian Novi T.,Didik Subagyo,Edi Wibowo C., Haryo Guntoro. 2006.
Laporan tugas akhir Elektroplating Dekoratif Protektif Dengan Kapasitas Larutan Elektrolit
20L dan Khrom 10L.
Aidil zamri dan rahmat 2006. Pengaruh temperatur pemanasan pada proses tempering terhadap laju
korosi besi tuang kelabu. Juni 2006 Jurnal Teknik Mesin ,volume 3 ( Nomer 1) ISSN : 18298958
Amrin dan Dita Ardilla, 2013Analisis Besi (Fe) dan Alumunium (Al) dalam Tanah lempung Secara
Spektrofotometri Serapan atom. 2013 Prosding Semirata FMIPA Universitas Lampung. hal 17
Bambang wahyu sidarta, Rsoekrisno, priyo tri sutrisno. 2012 pengaruh konsentrasi elektrolit dan
waktu anodisasi terhadap ketahanan aus dan kekerasan pada lapisan oksida paduan. Prosiding
Seminar Nasional Aplikasi Sains dan Teknologi (SNAST) periode III. ISSN :1979-911X
Drs. Hari amanto,Drs. Daryanto. 2003. ILMU BAHAN. Bab 4 pembuatan besi tuang dan besi tempa.
I ketut suwarsana 2008. Pengaruh waktu pelapisan nikel pada tembaga dengan pelapian khorm
dekoratif terhadap tingkat kecerahan dan ketebalan lapisan.
sulistijono,2006. Pengaruh Densitas arus dan konsentrasi Asam Sulfat Terhadap ketebalan dan
kualitas Pewarnaan Lapisan Oksida Pada Anodizing Alumunium. Mei 2006 Jurnal Teknik
Mesin ,volume 2 (Nomer 2 ) Hal.47.
siti marwati,regina Tutik Padmaningrum dan mafuatun stafpengajar FMIPA UNY. Pemanfaaan ion
logam berat tembaga (II), kromium(III), dan seng(II) dalam limbah cair industri Electroplating
untuk pelapisan ogam besi. April 2009, Jurnal penelitian Saintek , Volume 14 (Nomer 1) Hal.
17-40
DI PASURUAN
Darmaliya cahyono(1)
Prodi Teknik Mesin Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (UMSIDA)
Jalan raya gelam 250, Candi-Sidoarjo 61217,Indonesia
Email : [email protected]
ABSTRAK
Home industry logam di Pasuruan salah satunya memroduksi pelapisan benda kerja besi/baja
dengan menggunakan proses elektroplating. Proses elektroplating adalah proses pelapisan
menggunakan prinsip pengendapan logam dengan cara elektrokimia. Spesimen besi atau baja yang
akan dilapisi dijadikan katoda (-) sedangkan logam yang melapisi benda kerja dijadikan sebagai anoda
(+). Kedua elektroda berada dalam larutan elektrolit dan dihubungkan dengan satu daya arus searah
yaitu DC Power Supply. Hasil produk home industry ini banyak dipakai untuk as/cam sepeda motor.
Pengujian proses elektroplating serta uji lainnya, tidak pernah dilakukan, hasil produk hanya dilihat
dengan mata saja. Tujuan penelitian ini menguji produk home industry elektroplating besi yang
dipakai untuk as/cam sepeda motor, ditinjau dari ketebalan yang dihasilkan oleh variasi arus listrik
dan waktu dan selanjutnya akan dilihat tingkat kecepatan laju korosinya. Proses elektroplating
menggunakan campuran bahan elektrolit terdiri dari potas, sinotsic, soda api, britherner dan doctor.
Varian arus yang digunakan yaitu 10A, 15A, dan 20 Ampere dengan tegangan yang diberikan 12Volt.
Uji ketebalan hasil elektroplating mengggunakan Thicknes Coating Gauge (TCG). Uji korosi
menggunakan metode Kehilangan Berat. Metode yang digunakan yaitu korosi basah, dimana benda
kerja di rendam dalam cairan asam khlorida (HCl) dengan lama waktu rendaman 20 detik dan
hasilnya dibandingkan dengan produk pada Home industry sebelum di elektroplating. Ketebalan yang
baik didapat dengan menggunakan arus sebesar 20 A dengan ketebalan 105µm. Besi as/cam sepeda
motor yang telah di proses elektroplating memiliki laju penetrasi korosi lebih rendah dibandingkan
tanpa perlakuan elektroplating
Keywords: Elektroplating, as motor, Thicknes Coating Gauge, laju korosi, home industry logam.
1. PENDAHULUAN
Di dalam Industri Rumah Tangga logam di Pasuruan merupakan tempat industri berjasa
pelapisan logam yang mempunyai nilai jual pasar yang relatif murah. Bahan produk besi mempunyai
lifetime tersendiri untuk bisa bertahan,namun ada pun faktor yang mempengaruhi lifetime pada logam
tersebut menjadi berkurang dikarena kan logam terdapat korosi sehingga, dapat melampaui umur
logam tersebut.
Korosi merupakan proses terjadi - nya degredasi pada matrial sehingga
menimbulkan
dampak – dampak yang ada disekitar yaitu dampak kerugian langsung dan kerugian tidak langsung.
Untuk pelapisan suatu logam juga diperlukan suatu cara pelapisannya untuk dapat dikatakan metode
pelapisan. Ada banyak metode yang digunakan untuk proses pelapisan logam diantara nya yaitu
Elektroplating , anodizing , chrome , coating konversi,elektroless(tanpa listrik), sol-gel dip dan lain –
lain. Dalam penelitian ini metode yang digunakan untuk proses pelapisan timah (zink) terhadap logam
besi adalah metode Elektroplating.
Berdasarkan latar belakang diatas dan karena masih minimnya informasi tentang ketebalan
lapisan dan tingkat kecerahan yang terbentuk dipengaruhi oleh lamanya waktu pelapisan dalam proses
elektroplating dapat dirumuskan suatu permasalahan yaitu Bagaimana hasil ketebalan lapisan dengan
diberikan arus sebesar 10 A, 15 A dan 20 A pada proses electroplating dengan waktu yang sama ?
1. Berapa nilai kekerasan pada benda kerja setelah melewati proses elektroplating ?
2. Bagaimana laju korosi yag terjadi pada hasil lapisan elektroplating yang terbaik ?
2. Dasar Teori
2.1 Elektroplating
merupakan proses pelapisan pada suatu benda terhadap logam lain yang memanfaatkan aliran
listrik dalam cairan elektrolit. Proses elektroplating adalah proses pelapisan menggunakan prinsip
pengendapan logam dengan cara elektrokimia. Spesimen besi atau baja yang akan dilapisi dijadikan
katoda (-) sedangkan logam yang melapisi benda kerja dijadikan sebagai anoda (+). Kedua elektroda
berada dalam larutan elektrolit dan dihubungkan dengan satu daya arus searah yaitu DC Power
Supply. Akan tetapi voltase pada home industri ini memakai besar voltase setara umum,jika voltase
lebih ditingkatkan kembali maka pengaruh pada peningkatan voltase pada proses anosidasi ini,rapat
arus (curent density) akan lebih meningkat secara signifikan begitu pula dengan proses pembentukan
pori – pori pada logam tersebut.
Gambar 2.1 Proses elektroplatig
Elektroplating termasuk proses elektrolisa yan biasanya dilakukan dalam bejana sel
elektrolisa dan sedikit tercelup dua elektrode dan masing - ,asing dihubungkan dengan arus listrik
yang terbagi menjadi dua kutub yaitu kutub positif sebagai anoda dan kutub yang negatif sebagai
katoda.
2. METODOLOGI PENELITIAN
2.1 Flow Chart Pengerjaaan
Mulai
Proses elektroplating
Persiapan spesimen
Pengolahan
pretreatmen
Varian Arus waktu
10 menit
20
Ampere
15
Ampere
10
Ampere
Hasil analisa
Uji
kekerasan
Uji M.O
Uji
Korosi
Analisa
Kesimpulan
Selesai
Gambar 2.2 Flow card
3. Benda kerja
Pada penelitian kali ini bahan baku dipotong sesuai ukuran yang ditetapkan. Dengan tujuan
proses pelapisan tidak terlalu lama dan juga dapat terukur dengan cepat.
Gambar 3.1 Benda Kerja
Sebagai bahan pengukuran spesimen dapat diukur dengan luasan sesuai rumus berikut ini :
Diketahui :
jari – jari ( r ) = 12 mm = 1,2cm
Tinggi
( t ) = 6,5 cm
?? ? ? ? ?? ? ? ? ? ? ? ? ? ??? ? ??
(2.1)
Luas permukaan = 2.3,14. 0,6(0,6+6,5)
= 26,75 cm2
3.1 Pengujian
3.1.1 Uji korosi
Benda uji disini didapat dari percobaan pertama mengggunakan kuat arus dengan besaran
yaitu 20 A,15A dan 10A. Langkah awal yaitu
menghitung berat dari benda kerja tersebut
(penimbangan awal) setelah itu benda uji akan direndam permukaanya pada cairan HCl selama
20detik dan akan di hitung lagi berat dari benda kerja tersebut (penimbangan akhir). Sehingga jumlah
kehilangan berat akibat korosi menggunakan rumus berikut :
“W = Wo – WA
(2.5)
Keterangan :
W
:Selisih berat (gram)
Wo
: Berat
WA
: Berat setelah uj (gram)
sebelum diuji (gram)
Jawab :
a) Spesimen 20 A
W : 56,73 gr – 56,62 gr
W : 11 gr
b) Spesimen 15 A
W : 57,24 gr – 57,10 gr
W : 14 gr
c) Spesimen 10 A
W : 59,81 gr – 59,57 gr
W : 24 gr
Setelah menemukan nilai W pada metode kehilangan berat sehingga rumus laju korosi
Corrosion Penetrattion Rate (CPR) bisa dihitung yang ada pada logam rumus tersebut yaitu :
??
? ??
? ?? ??
? ??
Diketahui :
K : Konstanta laju korosi (8,76) mpy (mils per years)
M : Kehilangan massa (11gr, 14gr dan 24 gr)
A : Luas permukaan (24,87 cm2)
T : Waktu 20 detik = 0,005 jam
D : Densitas (7,87 gr/cm3)
Jawab :
a) Spesimen 20 A
??
? ?? ? ? ? ?
? ? ?? ? ?? ?? ? ? ?? ?? ? ? ???? ?
??
? ? ?? ?
? ?? ?
? ??
C = 98,32 mpy
b) Spesimen 15 A
??
? ?? ? ? ??
? ??
? ? ?? ? ?? ?? ? ? ?? ?? ? ????? ?
??
? ? ? ??
? ?? ?
C = 124,28 mpy
d) Spesimen 10 A
??
? ?? ? ? ??
? ??
? ? ?? ? ?? ?? ? ? ? ???? ????? ?
??
? ? ? ?? ?
? ?? ?
C = 214,53 mpy
Tabel 3.1 Tabel Hasil Laju Korosi
Arus
Laju Korosi
20 A
98,32 mpy
15 A
124,28 mpy
10A
214,53 mpy
3.1.2 Uji Kekerasan.
Pada tahap pengujian kekerasan ini memakai metode vickers memakai indentor piramida
yang ada berbentuk bujur sangkar. dengan menggunakan beberapa macam bahan yaitu mengambil
hasil yang terbaik 20A,15A dan hasil dari industry sendiri. Pada perhitungan rumus vickers dijabarkan
sebagai berikut :
Diketahui :
- matrial keras 980 N.
- I adalah konstanta perbesaran microskop adalah 5x = 0,002
- L= N x I
Agar lebih mudah di ketahui dengan beberapa hasil percobaan penulis menjabar kan sebagai berikut :
Percobaan 1
Hasil dari Home industry
Percobaan 2
setelah dialiri Arus 20 A
Percobaan 3
Setelah dialiri Arus 15 A
Tabel 3.2 Tingkat kekerasan
No.
Benda Kerja
Beban
Tingkat kekerasan
1.
Percobaan 1
980
168,9
2.
Percobaan 2
980
170,2
3.
Percobaan 3
980
193
Tingkat Kekerasan
195
193
190
185
180
175
170
Tingkat Kekerasan
170.2
168.9
165
160
155
Hasil Indust ri
20A
15A
Gambar 3.3 Grafik tingkat kekerasan pada percobaan ke 1,2 dan 3.
3.1.3Microscop Optik
Pada miscroscop optik berfungsi untuk mengetahui struktur permukaan pada sebuah logam
yang mengunakan microscop untuk lebih dekat dengan beberapa varian kedekatan yang agar dapat
mengeahui lebih dalam pada permukaan logam.
Gambar 3.4 Hasil pengujian Thicness Coating Gauge
karena dengan demikian ketebalan lapisan akan berpengaruh pada tingkat korosi yang ada
dan nilai kekuatan yang dihasilkan. PadaGambar diatas menunjukkan lapisan yang menggunakan
arus 10A.
Tabel 3.3 Tingkat ketebalan
No.
Variabel
Tegangan
Lama
Ketebalan
Arus
Konstan
perendaman.
Awal.
Ketebalan Akhir.
1.
10 A
12 V
10 menit
62 µm
84 µm
2.
15 A
12 V
10 menit
62 µm
97 µm
3.
20 A
12 V
10 menit
62 µm
105 µm
120
105
97
100
84
80
10A
60
62
15A
40
20A
20
0
percobaan 1
percobaan 2
Gambar 3.5 Grafik pengukuran ketebalan lapisan.
3.1.4 Thicness Coating Gauge
Sebuah alat ukur untuk mengukur ketebalan lapisan ( juga disebut meter cat ) yang digunakan
untuk mengukur ketebalan film kering sehingga hasil dapat dilihat secara langsung.
Gambar 3.6 Benda kerja dengan kedekatan 100X
Berikut ini adalah tampak permukaan benda kerja sebelum diproses elektroplating yang
terlihat meggunakan Thicknes Coating Gauge dengan kedekatan lensa 100X. benda kerja terdapat
korosi atmosfer dimana korosi ini terdapat pada benda kerja bahan baku besi yang berkontak langsung
terhadap suhu dan udara luar sedangkan posisi benda kerja terbuka (telanjang).
Gambar 3.7 Setelah terlapisi dengan Kedekatan 500X
terdapat perbedaan antara benda kerja sebelum dilapisi dan sesudah dilapisi menggunakan
metode elektroplating. Hal ini tampak lebih baik karena korosi yang menempel sebelum dilapisi
berupa korosi sedangkan benda kerja setelah dilapisi tampak lebih bagus serta benda kerja lebih tahan
terhadap korosi.
Gambar 3.8 Setelah Uji Korosi dengan Kedekatan 500X
Setelah diuji korosi benda kerja terdapat Korosi pelarut selektif yang menyangkut larutnya
komponen pada suatu zat paduan yang biasanya disebut pelarut selektif zat. zat pelarut yang selalu
bersifat anodic terhadap komponen lain walaupun secara visual tampak berubah warna pada
permukaan paduan namun tidak tampak adanya kehilangan materi berupa takik,perubahan
dimensi,retak atau alur.
4. Kesimpulan
Dari data dan percobaan didapatkan beberapa kesimpulan yaitu :
1. Dari hasil percobaan menggunakan kuat arus hasil yang didapat yaitu untuk ketebalan yang
terbaik didapat dengan menggunakan arus sebesar 20 A dengan 12 Volt ketebalan yang
didapata yaitu 105 µm sementara untuk ketebalan terendah yaitu dengan percobaan
menggunakan arus sebesar 10 A didapatkan data sebesar 84 µm. Dari hasil di dapat
kesimpulan bahwa semakin tinggi arus maka ketebalan akan semakin meningkat.
2. Hasil pengujian kekerasan menunjukan bahwa hasil terbaik adalah hasil home indusrty
dengan nilai 168,9,sedangkan hasil yang terburuk setelah percobaan dengan nilai 193hasil
proses elektroplating dengan arus 15A. Dalam pengujian ini dapat disimpulkan bahwa
semakin kecil hasil nilai perhitungan kekerasan dalam metode vickers maka tingkat
kekerasannya semakin
3. Hasil foto mikro dengan menggunakan mikroskop optik yaitu hasil dengan menggunkan
benda kerja sebelm uji korosi, menunjuka bahwa permukaan besi mendapatkan warna yang
baik dan merata di karenakan terbentuknya pori-pori pada proses elekroplating. Sementara
bnda kerja yang telah mengalami uji korosi menunjukan bahwa korosi terbentuk secara cepat
dikarenakan permukaan besi mennjukan korosi dengan ditandai rusaknya struktur permukaan
besi. Dan korosi tersbut merupakan korosi galvanis.
Daftar pustaka
Abu Muntolib,Dedy Arif G.,Dian Novi T.,Didik Subagyo,Edi Wibowo C., Haryo Guntoro. 2006.
Laporan tugas akhir Elektroplating Dekoratif Protektif Dengan Kapasitas Larutan Elektrolit
20L dan Khrom 10L.
Aidil zamri dan rahmat 2006. Pengaruh temperatur pemanasan pada proses tempering terhadap laju
korosi besi tuang kelabu. Juni 2006 Jurnal Teknik Mesin ,volume 3 ( Nomer 1) ISSN : 18298958
Amrin dan Dita Ardilla, 2013Analisis Besi (Fe) dan Alumunium (Al) dalam Tanah lempung Secara
Spektrofotometri Serapan atom. 2013 Prosding Semirata FMIPA Universitas Lampung. hal 17
Bambang wahyu sidarta, Rsoekrisno, priyo tri sutrisno. 2012 pengaruh konsentrasi elektrolit dan
waktu anodisasi terhadap ketahanan aus dan kekerasan pada lapisan oksida paduan. Prosiding
Seminar Nasional Aplikasi Sains dan Teknologi (SNAST) periode III. ISSN :1979-911X
Drs. Hari amanto,Drs. Daryanto. 2003. ILMU BAHAN. Bab 4 pembuatan besi tuang dan besi tempa.
I ketut suwarsana 2008. Pengaruh waktu pelapisan nikel pada tembaga dengan pelapian khorm
dekoratif terhadap tingkat kecerahan dan ketebalan lapisan.
sulistijono,2006. Pengaruh Densitas arus dan konsentrasi Asam Sulfat Terhadap ketebalan dan
kualitas Pewarnaan Lapisan Oksida Pada Anodizing Alumunium. Mei 2006 Jurnal Teknik
Mesin ,volume 2 (Nomer 2 ) Hal.47.
siti marwati,regina Tutik Padmaningrum dan mafuatun stafpengajar FMIPA UNY. Pemanfaaan ion
logam berat tembaga (II), kromium(III), dan seng(II) dalam limbah cair industri Electroplating
untuk pelapisan ogam besi. April 2009, Jurnal penelitian Saintek , Volume 14 (Nomer 1) Hal.
17-40