Culture Fair Cognitive Ability Test dan Numerical Aptitude Test - repository civitas UGM

CULTURE, FAIR
a.i

F

{-

*,

[O GNTII,VE ABIIITY.TEST

'

^1

.0an.

NUMERICA L*rAPTITUDI"TIST";
a

nistrasi dan Nonilo


a

r
':rt
.';
"8"

a

*.---_*
t.

Yt.
,ryi

*,

CULTURE FAIR COGNITIVE ABILITV TEST
daN NUMERICAL APTITUDE TEST

Manual, Administrasi dan Norma

Fathul Himam

PT Bina Ciota Seleksindo

CULTURE FAIR COGNITIVE ABIUTY TEST
dan NUMERICALS APTITUDE TEST

Manual, Administrasi dan Norma

Penulis : Fathul Himam, Ph.D Psikolog
Editor : Dewi Masruroh, M.Psi. Psikolog
Desain Sampul & Tata Letak : Dewi Masruroh, M.Psi. Psikolog

Penerbit

:

PT Bina Cipta Seleksindo


Griya Pen,rita Wisata, Alamanda 9,
Jl. Kaliurang Km. 13,5, Yogyakarta 55581

reVFax: (0274)895877

Cetakan 1, Februari 2017

ISBN : 978-602-61 068-0-3

Hak cipta dilindungi undang-undang.
Dilarang memperbanyak karya tulis ini dalam bentuk dan
dengan cara apapun tanpa ijin tertulis dari penerbit.

Kata Pengantar

Buku Culture Fair Cognitive Ability Test dan Numerical
Aptitude Test: Manual, Administrasi dan Norma ini merupakan

seri pertama dari upaya penulis untuk menyusun dan

menghasilkan alat tes jenis tes kecerdasan yang bersifat
culture fair ala Indonesia. Alat tes yang disusun ada 2 (dua)
macam, yaitu Culture Fair Cognitive Ability Test (CFCAT) dan

Numerical Aptitude Test. Buku ini memuat serangkaian
informasi yang berkenaan dengan kualitas psikometris,
lengkap dengan norma interpretasi hasil, dan penggunaannya
dari kedua alat tes kecerdasan tersebut. Melalui buku manual
ini diharapkan pengguna tes akan mudah dalam memahami

esensi psikometris dari kedua tes ini dan bagaimana
kemungkinan pengembangannya kemudian, serta
memudahkan pengguna untuk menggunakannya secara
praktis untuk tujuan-tujuan seleksi, penempatan pegawai,
evaluasi daya kognitif siswa SLTA ataupun mahasiswa pada

level perguruan tinggi untuk tujuan-tujuan seleksi masuk,
konseling, ataupun tujuan-tujuan lain yang selaras dengan
esensi tes ini.
CFCAT dan Numerical Aptitude Test secara umum

dirancang dengan menggunakan teori Spearman tentang G
Factor dan pengembangannya didasarkan pada upaya untuk
mereduksi pengaruh budaya terhadap hasil tes inteligensi.
Kedua tes kecerdasan ini merupakan jenis tes inteligensi yang

dirancang untuk menghindari adanya pengaruh budaya
lculture-foirl. Harapannya,

CFCAT dan Numerical

Aptitude Test

dapat digunakan untuk mengukur inteligensi individu dari
berbagai latar belakang budaya. Soal dalam tes CFCAT sengaja

diwujudkan dalam bentuk gambar, dengan harapan peserta
tes dari berbagai budaya mempunyai pemahaman yang sama

terhadap soal-soal yang dipaparkan. Sementara soal dalam
Numerical Aptitude Test diwujudkan dalam bentuk angka

dengan penyelesaian soal menggunakan operasi hitung
matematika sederhana (penjumlahan, pengurangan, perkalian

dan pembagian), dengan harapan peserta tes dari berbagai
budaya dapat menyelesaikan soal karena pemahaman konsep
hitung yang dimiliki. Penyusunan bentuk soal CFCAT dan

Numerical Aptitude Test berdasarkan pada model umum
fungsi mental (mental operotionl, yang terdiri dari 5 (lima)
macam fungsi, yaitu: cognition, memory, divergent production,
convergent production, dan evoluation.

Atas terwujudnya model awal dari CFCAT dan
Numerical Aptitude Test ini, penulis memberikan penghargaan
dan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
t. Segenap pimpinan Bina Cipta Seleksindo yang berkenan

2.

3.


memberikan dukungan penuh bagi terbitnya buku ini.
Dewi Masruroh beserta tim penyusun dan pelaksana yang
telah bekerja keras untuk menerjemahkan secara teliti
pemikiran penulis tentang jenis tes yang sifatnya culturefair, serta profesionalitas upaya-upaya yang dilakukan
untuk mengambil data bagi penyusunan norma tes ini,
Para dosen Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada
dan para dosen di Universitas Negeri Yogyakarta, Institute
Seni Indonesia, Universitas lslam Indonesia, Universitas
Ahmad Dahlan, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta,
serta para guru di Madrasah Aliyah Negeri 2 yogyakarta
yang telah memberi ijin para mahasiswa dan siswa didik
pada kelas-kelas yang diampu untuk terlibat sebagai
subyek penelitian.

4.

Pihak-pihak lain yang tidak dapat disebutkan satu persatu
yang telah berperan serta dalam upaya pengembangan
tes ini.


Tiada gading yang tak retak, mudah-mudahan karya
sederhana ini dapat bermanfaat bagi masyarakat banyak,
terutama para professional pengguna alat tes psikologis.
Mudah-mudahan Allah SWT senantiasa memberikan
rahmat dan barokahNya pada kita semua. Aamiin...!

Yogyakarta, Februari 2017
Penulis

Daftar lsi

Kata Pengantar

Daftar lsi
Latar

8e1akan9...............................,,.

...,.,.


1

Culture Fair Cognitive Ability Test

CFAT
..........,.....,......... 9
Bentuk Soal CFAT
............ 9
Hasil Analisis Butir CFAT...........
.......... 15
Reliabilitas CFAT........... ....................... 19
Uji Validitas Konstruk CFAT........,.. ....., 19
Urutan Soal dalam CFAT...,....,., ..........20
Administrasidan Skoring CFAT
.,........ 23
Prosedur Administrasi CFAT.........
......23
Skoring CFAT...........
.........24

Norma Tes CFAT
............24
Kunci Jawaban CFAT
......26
Pengembangan

Numerical Aptitude Test
Pengembangan Numerical Aptitude Test..................... 31

Bentuk Soal Numerical Aptitude Test.............. ............. 32
Hasil Analisis Butir Numerical Aptitude Test ....,.......... 37

Reliabilitas Numerical Aptitude Test ...................,....... 38

Uji Validitas Konstruk Numerical Aptitude Test .......,... 39
Pengembangan Tes Paralel Numerical Aptitude Test

,.

39


Urutan Soal dalam Numerical Aptitude Test ...,....,...... 40
Administrasi dan Skoring Numerical Aptitude Test...... 45
Prosedur Administrasi Numerical Aptitude Test .......... 45
Skoring Numerical Aptitude Test........,.....

46

Norma Tes Numerical Aptitude Test .............

46

Kunci Jawa ban Numerical Aptitude Test ...................... 48

Daftar Tabel

Tabel 1. Hasil Analisis Butir CFCAT Form A..................,......,.
Tabel 2, Hasil Analisis Butir CFCAT Form
Tabel 3. Reliabilitas

B

1.7

.,.,.. 18

CFCAT

......... 19

Tabel 4. Uji Validitas Konstruk cFCAT...........................,,..,... 19
Tabel 5. Urutan Soal pada CFCAT Form A,..................,......... 20
Tabel 6. Urutan Soal pada CFCAT Form 8............................. 21

TabelT. Norma Tes CFCAT Form A dan Form 8.................... 25
Tabel 8. Kunci Jawaban CFCAT Form A,................................ 26
Tabel 9. Kunci Jawaban CFCAT Form

B

............ 27

Tabel 10. Reliabilitas Numerical Aptitude Test..,.................. 38
Tabel 11. Hasil Pengembangan Numerical Aptitude Test .... 11
Tabel 12. Urutan Soal pada Numerical Aptitude Test
Form

A.........

.,............,. 41

Tabel 13. Urutan Soal pada Numerical Aptitude Test
Form

B

..........,.....,..,.,...42

Tabel 14. Urutan Soal pada Numerical Aptitude Test
Form

C

......................... 43

Tabel 15. Norma Tes Numerical Aptitude Test................,.... 47

Tabel 16. Kunci Jawaban Numerical Aptitude Test
Form

A.........

........,....... 48

Tabel 17. KunciJawaban Numerical Aptitude Test
Form

B

.........,............... 49

Tabel 18. KunciJawaban Numerical Aptitude Test
Form

C

.......,................. 50

Daftar Gambar
Gambar L. Model Struktur Inteligensi dari Gui1ford............. 3
Gambar 2. Contoh Bentuk Soal CFCAT Pertama..............,.... i.0
Gambar 3. Contoh Bentuk Soal CFCAT Kedua ......,............,.. i.1
Gambar 4. Contoh Bentuk Soal CFCAT Ketiga ...................... 12
Gambar 5, Contoh Bentuk Soal CFCAT Keempat..,............... 12
Gambar 6, Contoh Bentuk Soal CFCAT Kelima ..................... 16
Gambar 7. Contoh Bentuk Soal Pertama Numerical

Aptitude

Test.......,...,.

...........,........ 33

Gambar 8. Contoh Bentuk Soal Kedua Numerical

Aptitude

Test.,.......,...

.................... 33

Gambar 9. Contoh Bentuk Soal Ketiga Numerical

Aptitude

Test...,.........

..,................. 34

Gambar 10. Contoh Bentuk Soal Keempat Numerical
Aptitude
....,.............,. 34
Gambar 11. Contoh Bentuk Soal Kelima Numerical

Test...,....,,...

Aptitude

Test.............

....,............... 35

TATAR BEUTKANG

Tes inteligensi pada umumnya digunakan dalam proses

penerimaan mahasiswa di institusi pendidikan maupun tes
seleksi karyawan di perusahaan. Tes inteligensi penting

dilakukan karena inteligensi berpengaruh

terhadap
pencapaian prestasi (Hunt, 1997; Laidra, Pullmann, & Allik,
2007; Naglieri & Bornstein, 2003). Hubungan antara inteligensi
dengan prestasi, baik di sekolah maupun di tempat kerja telah
dibuktikan dalam beberapa penelitian (Bertua, Anderson &

& Dweck, 2007;
Azimmudin, 20L3; Deary, Strand, Smith &

Salgado, 2005; Blackwell, Trzesniewski

Chandra

&

Fernandes, 2007; Hough & Oswald, 2000; Kuncel, Hezlett &
Ones, 2004; Koke & Vernon, 2003; Laidra, Pullmann, & Allik,
2007; McMahon, Rose, & Parks, 2004; Naderi, Abdullah, ,Aizan
& Sharir, 2010; Snyder, !999; Watkins, Lei & Canivez , 2007l,.

Tingkat inteligensi seseorang dapat diukur dengan
menggunakan alat tes. Setiap alat tes inteligensi dirancang dan
disusun berdasar pada suatu teori. Berkaitan dengan teori
dasar inteligensi, ada perbedaan pandangan para ahli

mengenai faktor yang menentukan inteligensi. Hal ini
menyebabkan adanya pengelompokan pendekatan teori
inteligensi yaitu pendekatan teori inteligensi klasik dan
kontemporer. Pandangan para ahli mengenai teori inteligensi
klasik mengemukakan bahwa inteligensi ditentukan oleh satu

faktor. Faktor tersebut adalah faktor g lgeneral foctor) dari
Culture Fair Cognitive Ability Test dan Numerical Aptitude Test

Spearman (Ekinci, 20L4), Faktor g terletak di atas kemampuan-

kemampuan

lain yang menyusun inteligensi.

Menurut

Spearman, faktor g berperan dalam menyimpan dan mengikat

kembali suatu informasi, menyusun

konsep-konsep,

menangkap adanya hubungan-hubungan

dan

membuat

kesimpulan, mengolah bahan-bahan dan menyusun suatu
kombinasi baru dari bahan tersebut (Nu/aeni, 2012). Faktor g
mencakup verbol, spotiot visualization, numericol reosoning,
mechanicol reasoning, dan memory (Carroll, 1993).
Berbeda dengan pandangan para ahli yang mendukung
bahwa

teori inteligensi kontemporer, mereka berpendapat

inteligensi tidak cukup bila dijelaskan dengan satu faktor. Hal
ini dikarenakan kemampuan mental individu sangat komplek
sehingga inteligensi ditentukan lebih dari satu faktor (Hunt,
1994). Teori inteligensi yangtergabung dalam teori inteligensi
kontemporer adalah teori dari Thurstone (primory mental

of

obilities theoryl, Guilford (structure
inteltect theoryl,
Sternberg (triorchic intelligence theory\ dan Gardner lmultiple
intelligencel.

Menurut "Frimory Mental Abilities Theory''

dari

Thurstone (1938), inteligensiterdiri dari 7 (tujuh) faktor, yaitu:
memory, verbol, number, word fluency, reosoning, perceptuol,
dan spotial, Memory (Ml,yaitu kemampuan untuk mengingat.

Verbol (V), yaitu kecakapan untuk. menggunakan bahasa.
Number (N'1, yaitu kemampuan untuk beker.ja dengan
bilangan, misalnya kecakapan berhitung. Word fluency (W),
yaitu kelancaran menggunakan kata-kata yang sukar
pengucapannya. Reosoning (R), yaitu faktor yang mendasari
kecakapan untuk berpikir logis; Perceptuol (P), yaitu
kemampuan untuk mengamati dengan cepat dan cermat.
Spotial (S), yaitu kemampuan untuk mengadakan orientasi
dalam ruang.

Culture Fair Cognitive Ability Test dan Numerical Aptitude Test

Berdasarkan "structure

of

lntellect Theory',

dari

Guilford (1967) terdapat 120 macam faktor inteligensi yang
dapat digunakan sebagai dasar untuk membangun pengentan
dan struktur isi kecerdasan. Struktur ini disusun berdasarkan
tiga faktor utama yaitu proses berpikir, isi dan hasil berpikir.
Proses berpikir terdiri dari 5 (lima) faktor, isi terdiri dari 4
(empat) faktor dan hasil berpikir terdiri dari 6 (enam) faktor,
sehingga keseluruhan faktor inteligensinya adalah 5 x 4 x 6
=
120 macam faktor inteligensi (Gambar 1).

Boh|vlo6l -'l
smmtlc I Gonrents
Syrnbolic
I

Flgurul

unl6
cle.sei
R.ltder
syremi

-.1
I

I

I

Tran.iomtion
lnFlicadonr

J

Product

I

Cosnltls
Momry
olvergont

--'l

ptodudtqn

uo|lwgom

Evrluatlq

Mod

e

I

pdudon II

t stru ktu:i[li;r":, r, da ri

M€ntat Oporatlons

J

Gui

tford

Pertama, proses berpikir (mentat operotion) yang
terjadi meliputi 5 (lima) macam proses, yaitu: cognition
(kemampuan mengerti, memahami, menemukan, dan
menjadi sadar akan informasi), memory (kemampuan
menyimpan informasi), divergent production (kemampuan

memberikan berbagai alternatif jawaban berdasarkan
Culture Fair Cognitive Ability Test dan Numerical Aptitude Test

informasi yang diberikan), convergent

production

(kemampuan memberikan satu jawaban untuk kesimpulan
yang logis berdasarkan informasi yang diberikan), dan
evaluation (kemampuan menilai apakah informasi akurat,
konsisten, atau valid).

Kedua,

isi yang dipikirkan (contentl. Terdapat

4

(empat) macam content, yaituf igural(informasi dalam bentuk
gambar), symbolic (informasi dalam bentuk lambang, katakatal, semantlc (informasi dalam bentuk word meoning), dan

behovioral (informasi dalam bentuk interaksi verbal yang
diperoleh melalui penginderaan, ekspresi muka atau suara).
Ketiga, Hasil berpikir lproductl meliputi 6 (enam) jenis hasil,
yaitu unit (item tunggal informasi), classes (kelompok item
yang memiliki sifat-sifat sama), relations (keterkaitan antar

informasi), systems (kompleksitas bagian

saling

berhubungan), tronsformations (perubahan, modifikasi, atau
redefinisi informasi), dan implications (prediksi, kesimpulan,
konsekuensi atau antisipasi pengetahuan).

Pada "Triorchic intelligence Theory'' dari Sternberg
(1985), disebutkan tiga aspek inteligensi, yaitu inteligensi
analitis (analytic intelligence), inteligensi kreatif (creative
intelligence), dan inteligensi praktis (practical intelligencel.
Kemampuan inteligensi analitis dapat dilihat dari kemampuan
menganalisis, menilai, mengevaluasi, membandingkan dan

mempertentangkan sebuah permasalahan. Kemampuan
inteligensi kreatif dapat dilihat dari kemampuan menemukan,
produk.
Kemampuan inteligensi praktis dapat dilihat dari kemampuan
menggunakan, mengimplementasikan dan mempraktikkan
gagasan dan produk dengan baik.

membuat dan menciptakan gagasan atau

Teori "Multiple lntelligence" dari Gardner (1993)
menjelaskan 8 (delapan)tipe inteligensi spesifik yaitu linguistic
Culture Fair Cognitive Ability Test dan Numerical Aptitude Tesl

intelligence (kemampuan menggunakan kata-kata

secara

efektif baik lisan mupun tulisan),

logicol-mothematical
intelligence (kemampuan menggunakan angka-angka secara
efektif dan mencari penyelesaiannya dengan benar), spotiol
intelligence (kemampuan mengamati dan menterjemahkan
dunia visual dan spatial secara akuratl, bodily-kinesthetic

intelligence (kemampuan menggunakan tubuh secara
terampil untuk mengekspresikan gagasan, pemikiran dan
perasaan), musicol intelligence (kemampuan mengamati,
membedakan, dan mengekspresikan bentuk-bentuk musik),
interpersonol intelligence (kemampuan mengerti dan menjadi
peka terhadap suasana hati, keinginan, motivasi, dan perasaan

orang lain), intrapersonol intelligence (kemampuan yang
berhubungan dengan pengenalan tentang diri sendiri dan
kemampuan bertindak secara adaptif berdasar pengenalan
diri itu), dan noturolist intelligence (kemampuan mengenali
dan mengelompokkan flora dan fauna yang dijumpai di
lingkungan).
Tes inteligensi telah dikembangkan oleh beberapa ahli,

namun pada perkembangannya tes inteligensi tersebut
memiliki kelemahan. Salah satu kelemahannya adalah adanya
pengaruh faktor budaya yang mempengaruhi hasil tes.
Beberapa peneliti menemukan bahwa latar belakang sosialbudaya yang berbeda berpengaruh pada kemampuan kognitif
individu (Fagan, 2000; Fagan & Holland, 2002; Fagan &
Holland, 2007; Pilchovit,2073; Van de Vijver & Tanzer, 2004).

Oleh karena itu, beberapa ahli mulai mengembangkan tes

inteligensi yang tidak terlalu terpengaruh budaya.
Berdasarkan hasil penelitian dibuktikan bahwa
pengembangan tes inteligensi yang tidak terlalu terpengaruh

budaya dapat mereduksi faktor budaya terhadap hasil tes
(Naglieri, Rojahn, Matto, & Aquilino, 2005; Naglieri, Rojahn, &

Culture Fair Cognitive Ability Test dan Numerical Aptitude Test

Matto, 2007; Newman, Hanges & Outtz, 2007; Sternberg,
2006).
Fagan (2000) menemukan bahwa perbedaan score lQ
yang didapat oleh sekelompok individu yang mendapatkan tes
inteligensi yang sama dipengaruhi kemampuan mereka dalam

memproses informasi yang diperoleh, sehingga menurutnya
pengembangan tes inteligensi yang tidak terlalu terpengaruh
budaya dimulai dari bentuk pertanyaan yang diajukan dalam
tes. Van de Vijver dan Tanzer (2004) mengemukakan bahwa
faktor perbedaan budaya dapat menyebabkan perbedaan
pemahaman pada item dalam tes. Beberapa peneliti
menyatakan bahwa kemampuan individu dalam memahami
pertanyaan dalam tes inteligensi menjadi salah satu sumber
perbedaan skor hasil tes (Cooper, 2005; Helms, 2007; Hunt &
Carlson, 2007; Newman, Hanges, & Outtz, 2007; Sternberg,
Grigorenko, & Kidd, 2005).
Tes jenis ini ada dua model (Santrock, 2010), yaitu
pertama adalah jenis tes dengan butir soal tidak menggunakan
verbal (kata-kata), misal berupa gambar atau angka; kedua
yaitu tes yang butir soalnya berupa kata atau pernyataan yang
diyakini dipahami oleh individu dari berbagai budaya, misal
"apa perbedaan burung dan anjing?".
Jenis alat ukur intelegensi yang dikembangkan adalah
Culture Fair Cognitive Ability test dan Numeric Aptitude Test.
Kedua alat tes inteligensi ini merupakan jenis tes yang

diharapkan tidak terlalu terpengaruh oleh unsur budaya,
sehingga butir soal dalam kedua alat tes ini sama sekali tidak
mengandung verbal. Butir soal pada alat tes Culture Fair
Cognitive Ability test dibuat dalam bentuk gambar, sedangkan
pada Numeric Aptitude Test bentuk soalnya dibuat dalam
bentuk angka.

Culture Fair Cognitive Ability Test dan Numerical Aptitude Test

DAFTAR PUSTAI(A

Bertua, C., Anderson, N., & Salgado, J.F. (2005). The predictive
validity of cognitive ability test3: A UK meta-analysis.
Journol of Occupationol and Orgonizational Psychology,
78 (3), 387-409,

Blackwell, L. S., Trzesniewski, K. H., & Dweck, C. S, (2007). lmplicit
theories of intelligence predict achievement across an

adolescent transition:

A

longitudinal study and an

intervention. Child Development, 78

(ll,

246-263.

Carroll, J. B. (1993). Humon cognitive abilities: A survey of foctoranolytic studies. New York: Cambridge University Press.

Chandra, ., Azimmudin, S. (2013). Influence of intelligence and
gender on academic achievement of secondary school
students of Lucknow City. lournol of Humonities ond
Sociol Science,

17

, 9-t4.

Cooper, R. S. (2005). Race and lQ: Molecular genetics as Deus ex
machina. Americon Psychologist, 60, 7t-7 6,
Deary, l. J., Strand, S., Smith, P., & Fernandes, C. (2007). Intelligence
and educationa I achievement Elseiver. t ntellige nce, 35 (ll,

t3-21.

Culture Fair Cognitive Ability Test dan Numefcal Aptihrde Test

51

Ekinci, B. (2014). The relationships among Sternberg's triarchic
abilities, Gardne/s multiple intelligences, and academic
achievement.
634.

Fagan,

J. F.

(2000).

So ci o I Be h

ov i or

A theory of

an

d Pe rson o I ity, 42 (41, 525 -

intelligence as processing:

fmplications for society. Psychology, Public Policy, and
1aw,6,168-179
Fagan, J. F., Holland, C. R. (2002). Equal opportunity and racial
differences in lQ. I nte ll ig e nce, 30, 36t-387 .
Fagan, J. F., Holland, C. R. (2007). Racial

equality in intelligence:
Predictions from a theory of intelligence as processing.
I ntelligence, 35, 319-334.

Gardner, H. (1993). Fromes

of Mind: The theory of

multiple

intelligences. New York: Basic Books.

Guilford, J. P. (1967). The nature of humon intelligence. New york:
McGraw-Hill.
Helms, J. E. (2007), lmplementing fairness in racial-group assessment

requires assessment
Psych ol ogi st,

of

individuals.

Americon

62, 1083-1085.

Horn, J., & Cattell, R, B. (1956), Refinement and test ofthe theory of

fluid and crystallized general intelligences. lournol of
Ed ucotiono I P sych

o

logy, 57, 253-27

O.

Hough, L. M., & Oswald, F. L. (2000). Personnel selection: Looking
toward the future remembering the past. Annual Review
of Psychology, 51, 631-664.

Hunt, E. (1997).The status of concept

of

intelligence. Japonese

Psychologicol Reseorch. 39 (1), 1-11.

52

Culture Fair Cognitive Ability Test dan Numerical Aptitude Test

Hunt, E., & Carlson, J. (2007). Considerations relating to the study of

group differences
Psy ch o I ogica

Koke,

L. C.,

I

Sci e nce,

in

Intelligence. Perspectives on

2, 194-213.

Vernon, P. A. (2003). The Sternberg Triarchic Abilities Test
(STAT) as a measure of academic achievement and

general intelligence. Personality ond

lndividual

Diffe rences, 35, 1803-1807.

Kuncel, N. R., Hezlett, S. A.,

&

Ones, D. S. (2004). Academic

performance, career potential, creativity, and job
performance: Can one construct predict them all? Journql
of Personality and Sociol Psychology, 86 (1), 148-161.
Laidra, K., Pullmann, H., & Allik, J. (2007), Personality and intelligence
as predictors of academic achievement: A cross-sectional

study from elementary to secondary school. Personolity
a n d I n d iv id u o l D iffe re n ces, 42(31, 441-45L
McMahon, S. D., Rose, D., & Parks, M. (2004). Multiple intelligences

and reading achievement: An examination of the teele
inventory of multiple intelligences. The Journol of
Expe ri m e nto I E d ucati o n, 7 3, 4t-52.
Naderi, H., Abdullah,R., Aizan, H.T., & Sharir, J, (2010). Intelligence
and academic achievement: An investigation of gender
differences. Life Science lournol,T (1), 83-87.

Naglieri,

J. A., &

Bornstein, B,

T.

(2003). lntelligence

and

achievement: Just how correlated are they? lournol of
P sych oe d ucati o n o

I Asse ss m e nt, 2I, 244-260.

Naglieri, J. A., Rojahn, J., Matto, H., & Aquilino, 5. A. (2005). BlackWhite differences in cognitive processing: A study of the
planning, attention, simultaneous, and successive theory
of intelligence. Journol of Psychologicol Assessment, 23,

146-160.

Cdture Fair Cognitive Ability Test dan Numerical Aptitude Test

53

& Matto, H. (2007). Hispanic and nonHispanic children's performance on PASS cognitive

Naglieri, J. A., Rojahn, J.,

processes and achievement. lntelligence, 35, 568-569,

Newman, D, A., Hanges, P. J., & Outtz, J. L. (2007). Racial groups and
test fairness, considering history and construct validity.
Am e rtcq n Psycholog ist, 62, 1082-1083.

Nur'aeni. (20!21. Tes psikologi: Tes inteligensi dan tes bokot.
Yogyakarta: Universitas Muhammadiyah purwokerto
Press.

Othman, F. (2006). The psychology of individual differences, ond
mental obility. cairo: Al-Ameen press.
P6chov6, A. (2013). The problematic nature

of culture-fair testing:
Training effect differences among Czech and Roma
ch

if

d re

n.

B

a

lti c I o u m o I of P sy ch ol ogy,

t4 (1, Zl,7 9 -9I

Santrock, J.W. (2010). Psikologi pendidikon (2nd ed). Jakarta;
Kencana.

Sternberg, R. J. (1985). lmplicit theories of intelligence, creativity,
and wisdom../ournol of Personolity and Social Psychology,
49,607-627.
Sternberg, R, J. (2006). The Rainbow Project: Enhancing the SAT

through the assessments

of analytical, practical, and

creative skills. I ntelligence, 34, 321-350.
Sternberg, R. J., Grigorenko, E. 1., & Kidd, K. K. (2005). Intelligence,
race, and genetics. American Psychologist, 60, 46-59.
Thurstone, L. L. (1938). Primary mental abilities, Chicago: University
of Chicago Press.

54

Culture Fah Cognitive Ability Test dan Numerical Aptitude Tesl

Van de Vijver, F., & Tanzer, N. K. (2004). Bias and equivalence in
cross-cultural assessment: An overview. Europeon Review
of Applied Psychology,54 (2), 119-135'

Watkins, M. W., Lei, P, W., & Canivez, G' L. (2007)' Psychometric
intelligence and achievement: A cross-lagger panel
analysis. lntelligence, 35, 59-68.

Culhrre Fair Cognitive Ability Test dan Numedcal Aptitude

Test

55