PEMANFATAAN TEKNOLOGI PENGERING GABAH TIPE RESIRKULASI DI DESA CEPOKO SAWIT KECAMATAN SAWIT KABUPATEN BOYOLALI Syahid

  

PEMANFATAAN TEKNOLOGI PENGERING GABAH TIPE RESIRKULASI

DI DESA CEPOKO SAWIT KECAMATAN SAWIT KABUPATEN BOYOLALI

1) 2) 3)

  

Syahid , Subuh Pramono , Yusuf Herlambang

1,2

  Jurusan Teknik Elektro Politeknik Negeri Semarang

3 Jurusan Teknik Mesin Politeknik Negeri Semarang

  Jl. Prof Soedarto, Tembalang, Semarang 50275 Email: syahidkb@gmail.com

  

Abstract

Grain drying is a common general problem faced by farmers in Indonesia. High rainfall in

Indonesia caused problem the grain drying that needs to be given solution. Traditional

drying methods are drying by sun or using the dryer does not provide perfect drying results.

This is due both methods are not able to regulate the temperature, moisture content and

humidity level of the air appropriately. As a result of rice produced are low-quality, easily

broken and crushed during grinding. Drying technology is currently being developed is a

method of drying by recirculation equipped with temperature control so that the machine

can regulate the temperature precisely and the level of moisture and humidity with

precesion. the Result of implementation of the type recirculation dryer tools is the type of

grain dryers recirculating conveyor system; by setting the temperature and moisture content

level.

  Keywords: grain dryers, type of recirculating conveyor, temperature regulation

Abstrak

Pengeringan gabah merupakan masalah yang sering dihadapi petani pada umumnya di

Indonesia. Hal ini disebabkan karena Indonesia memiliki curah hujan yang cukup tinggi

sehingga pengeringan gabah menjadi masalah yang perlu diberikan solusinya. Metode

pengeringan tradisional yaitu dijemur dipanas matahari maupun menggunakan alat

pengering tidak memberikan hasil pengeringan sempurna. Hal ini disebabkan kedua metode

tersebut tidak mampu mengatur temperatur, tingkat kadar air dan kelembaban udara dengan

tepat. Akibatnya beras yang dihasilkan memiliki kualitas rendah, mudah pecah dan hancur

saat digiling. Teknologi pengeringan saat ini yang dikembangkan adalah pengeringan

dengan metode resirkulasi yang dilengkapi dengan pengontrolan suhu mesin sehingga bisa

mengatur temperatur dengan tepat dan tingkat kadar air dan kelembaban udara dengan

tepat.Hasil dari implementasi alat pengering tipe reserkulasi ini adalah pengering gabah

system resirkulasi tipe konveyor; dengan Pengaturan suhu dan tingkat kadar air.

  Kata kunci: pengering gabah, resirkulasi tipe konveyor, pengaturan suhu PENDAHULUAN

  Salah satu Makanan pokok penduduk Indonesia adalah beras. Beras merupakan makanan pokok mayoritas penduduk Indonesia khususnya jawa tengah. Namun produksi beras di Indonesia semakin menurun. Salah satu penghambat produksi beras di Indonesia yaitu permasalahan pada proses pengeringan gabah. Selama ini para petani Indonesia masih melakukan pengeringan secara tradisional, hanya mengandalkan panas matahari untuk mengeringkan gabah hasil panennya sehingga pada saat musim hujan mereka mengalami kesulitan dalam proses pengeringannya. Cuaca yang tidak menentu menyebabkan pengeringan secara tradisional sering tidak dapat dilakukan, dengan demikian gabah tidak dapat kering dan akan menimbulkan kerusakan, sehingga dalam kondisi demikian usaha peningkatan produksi gabah menjadi kurang berguna, oleh karena itu diperlukan alat pengering gabah.

  Boyolali merupakan salah satu lumbung padi di jawa tengah dan juga di Indonesia. Selama ini Di boyolali pengeringan yang dilakukan masih bersifat alami. Pengeringan alami dengan energi matahari mudah dilakukan memang praktis serta biaya operasional yang murah, hanya saja terdapat beberapa kelemahan. Kelemahan mendasar pengeringan alami yaitu banyak tenaga, memerlukan lahan yang sangat luas, mudah terkontaminasi kotoran, tergantung pada cuaca sehingga berakibat gagalnya proses pengeringan. Untuk itu, perlu sekali adanya teknologi pengering buatan yang dapat digunakan kapan saja dengan tetap memperhatikan biaya operasional yang rendah dan mampu menghasilkan kualitas beras yang bagus.

  Pengeringan gabah saat ini masih menggunakan cara tradisional yaitu dijemur diterik matahari. Meskipun secara ekonomi biaya produksinya murah, namun cara ini menghasilkan kualitas gabah giling rendah karena proses pengeringan yang tidak sempurna. Pengeringan menggunakan mesin yang tidak tergantung cuaca diperlukan untuk menjadi altenatif solusi permasalahan pengeringan gabah. Pengontrolan temperatur, tingkat kadar air dan kelembaban yang sesuai menjadi kunci dalam proses pengeringan menggunakan mesin pnegering ini. Untuk itu penerapan teknologi sensor dan pengering yang biaya operasionalnya rendah sangat penting .

  METODOLOGI

  Untuk Mengatasi permasalahan yang dihadapi warga terutama warga desa Cepokosawit kecamatan sawit kabupaten boyolali dilakukan beberapa tahap yaitu : 1.

  Pemetaan permasalahan di lapangan Awal mula yang dilakukan adalah melakukan pemetaan permasalaha dan perencanaan dimana didalamnya terdapat survei dan identifikasi permasalahan yang ada. Dalam pengabdian ini tim menemukan beberapa permasalahan sebagai berikut:

  No Aspek Permasalahan

  1. Produksi dan Alat pengering masih konvensional, faktor cuaca sangat Penjaminan Mutu bermasalah, kualitas beras giling yang dihasilkan rendah dan hancur saat digiling

  2. Manajemen Biaya yang dikeluarkan mitra relatif besar, membutuhkan banyak SDM, tempat, waktu dan faktor cuaca yang sangat berpengaruh

  Dari kedua permasalahan prioritas di atas kemudian dirumuskan metode- metode pendekatan sekaligus sejumlah kegiatan guna menyelesaikan permasalahan- permasalahan tersebut. Metode dan kegiatan tersebut didasarkan pada kebutuhan mitra, kemampuan sumber daya tim pengabdi dan kesepakatan dengan pemilik mitra yang bersangkutan.

2. Membuat solusi dan pemecahan masalah

  Metode kegiatan untuk menyelesaikan persoalan mitra adalah sebagai berikut : No Metode Kegiatan

  1. Desain dan Modifikasi

  a. Survei dan identifikasi Teknologi Pengering Gabah

  b. Penyebaran kuesioner Sistem Resirkulasi Tipe

  c. Tabulasi dan analisa data Konveyor Pneumatik

  d. Membuat model teknologi pengering gabah sistem resirkulasi tipe konveyor e. Membuat desain dan pabrikasi prototype kapasitas 500 kg/hari pengering resirkulasi tipe konveyor pneumatik

  f. Desain dan merekayasa unit-unit pengering resirkulasi tipe konveyor pneumatik yaitu alat penukar panas, blower, konveyor pneumatik, ruang pengering dan tempering, ruang bahan bakar dilengkapi dengan seperangkat akuisisi data

  2. Penataan Penjaminan Mutu

  a. Pengujian sistem untuk mendapatkan data- data laju pengeringan, beban pengeringan, kebutuhan energi dan biaya operasional tiap satuan beban pengeringan b. Evaluasi penerimaan user

  c. Analisa mutu gabah dan beras giling

  d. Pembuatan standar SOP pengering gabah

  3. Pemanfaatan Teknologi

  c. Pembuatan prototipe teknologi pengering Pengering Gabah Sistem gabah sistem resirkulasi tipe konveyor Resirkulasi Tipe Konveyor pneumatik menggunakan jaringan sensor

  d. Pelatihan penggunaan teknologi pengering gabah e. Workshop

  f. Pembinaan mitra

  g. Temu lapang

  h. Pendampingan operasional i. Pendampingan pemeliharaan

HASIL DAN PEMBAHASAN

  Beberapa kegiatan yang sudah dan sedang dilakukan oleh tim pengabdian masyarakat yaitu antara lain : a.

  Diskusi dan kunjungan ke tempat pengabdian Kunjungan dan diskusi dilakukan untuk memperkenalkan tim pengabdian kepada kepala desa, ketua gapoktan dan masyarakat pada umumnya. Kegiatan ini juga dilakukan untuk lebih memperdalam dan mengenal masyarakat setempat sekaligus menggali kebutuhan dan kesiapan masyarakat dalam alih teknologi. Hasil diskusi dengan aparat desa di dokumentasikan seperti gambar 1 di bawah.

  b.

  Penyuluhan Pemanfaatan teknologi pengering kepada masyarakat penyuluhan pemanfaatan teknologi pengering dilakukan dengan tujuan untuk memberikan gambaran dan pengenalan teknologi pengering kepada masyarakat cepokosawit, khususnya kepada gabungan kelompok tani yang ada di desa cepoko sawit. Dokumentasi pelaksanaan penyuluhan seperti gambar 2 di bawah: c.

  Desain dan Pembuatan alat pengering Desain pengering secara garis besar adalah seperti gambar 3 di bawah:

  Gambar 1. diskusi dengan kepala Gambar 2 penyuluhan pemanfaatan desa dan ketua gapoktan desa teknologi pengering cepoko sawit

  Gambar 3 Rancangan Teknologi Pengering Gabah Sistem

  Beberapa solusi yang diberikan oleh tim pengabdian masyarakat adalah: a.

  Perancangan dan pembuatan naskah pelatihan pengoperasian pengering padi b. Perancangan dan pembuatan peralatan pengering padi c. Pemberian pelatihan pengetahuan dan praktek alat pengering padi d. Memberikan arahan dan bimbingan berkelanjutan dalam bentuk pendampingan berkala.

  Hasil yang dicapai dalam kegiatan ini adalah sebagai berikut: a.

  Transfer teknologi dari perguruan tinggi kepada masyarakat b. Pembuatan alat pengering padi yang bisa digunakan oleh masyarakat c. Masyarakat desa dapat mengoperasikan alat pengering padi sehingga diharapkan kualitas hasil panen meningkat

KESIMPULAN DAN SARAN

  Pemanfaatan teknologi pengering padi dapat diimplementasikan untuk masyarakat desa cepoko sawit kecamatan sawit kabupaten boyolali. Pelaksanaan kegiatan ini di awali dengan tahap survey pelaksanaan, desain alat, pembuatan alat, penyuluhan dan tahap pelatihan pengoperasian alat. Peserta yang hadir adalah masyakarat desa cepokosawit dan gabungan kelompok tani desa cepoko sawit.

DAFTAR PUSTAKA

  Amin S. 2012. Dynamic Overlapping Clustering for Wireless Sensor Networks Based- on Particle Swarm Optimization. ITB Journal of Information and Communication Technology Volume 6 Nomor 1 Tahun 2012 halaman 43-62. Budi R., Yanter H. dan Rudy S. 2011. Pengering Gabah Berbahan Bakar Sekam

  Antisipasi Panen pada Musim Hujan. Agroinovasi Nomor 3402 Tahun XLI Edisi 20-26 April 2011. Komuro H., Hosokawa A., editor. 1995. Rice Post-Harvest Technology, The Food Agency. Ministry of Agriculture, Forestry and Fisheries, Japan. Totok P. 2008. Pengaruh Waktu Pengeringan dan Tempering terhadap mutu beras pada pengeringan gabah lapisan tipis. Jurnal Semesta Teknika. Volume 11 Nomor 1 Mei

  2008. Totok P., Kamaruddin A., Armansyah H. T., Leopold N. dan I Made K. D. 2009.

  Simulasi Pengering Gabah Tipe Resirkulasi menggunakan Konveyor Pneumatik. Forum Pascasarjana IPB Volume 32 Nomor 1 Januari 2009.