HUBUNGAN ANTARA TINGKAT KEBUGARAN JASMAN (1)

1
HUBUNGAN ANTARA TINGKAT KEBUGARAN JASMANI DENGAN TINGKAT
KETERAMPILAN DASAR BERMAIN SEPAK TAKRAW SISWA PESERTA
EKSTRAKURIKULER SEPAK TAKRAW
DI SD NEGERI 1 KANDANGAN
Oleh:
Rahman Diputra, M. Pd (Universitas Nusantara PGRI Kediri)
Dhedhy Yuliawan, M. Or (Universitas Nusantara PGRI Kediri)
ABSTRAK
Penelitian ini dilatarbelakangi Belum teridentifikasinya tingkat kebugaran jasmani siswa
yang mengikuti ekstrakurikuler sepaktakraw di SD Negeri 1 Kandangan. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui hubungan antara tingkat kebugaran jasmani siswa yang
mengikuti ekstrakurikuler sepaktakraw di SD Negeri 1 Kandangan.
Penelitian ini merupakan penelitian deskripsi korelasional dengan metode survey
dengan tes kemudian menghubungakan antar variabel. Subjek penelitian ini adalah siswa
peserta ekstrakurikuler sepaktakraw SD Negeri 1 Kandangan sebanyak 22 siswa. Teknik
pengambilan data menggugakan tes yaitu Tes Kesegaran Jasmani Indonesia (TKJI) dan Tes
keterampilan bermain sepaktakraw.
Hasil penelitian diperoleh harga koefisien korelasi antara variabel kebugaran jasmani
(X1) dengan keterampilan bermain sepaktakraw (Y) sebesar 0,520. Keberartian korelasi
diketahui melalui pengujian koefisien korelasi dengan menggunakan r tabel. Hasil tabel r (0,05)

(13) = 0,440. Nilai r hitung > r tabel, dapat disimpulkan koefisien korelasi tersebut memiliki
keberartian, sehingga hubungan antara kedua variabel nyata. Sumbangan relatif (SR)
diperoleh dari perhitungan korelasi rx1y sebesar 55,2%. Dengan demikian harga F hitung > F
tabel, sehingga dapat disimpulkan antara kebugaran jasmani mempunyai hubungan yang
signifikan dengan keterampilan bermain sepaktakraw.
Kata Kunci: Kebugaran Jasmani, Keterampilan Bermain Sepaktakraw

2
RELATIONSHIP BETWEEN THE LEVEL OF PHYSICAL FITNESS LEVEL
PLAYING BASIC SKILLS STUDENTS PARTICIPANTS EXTRACURRICULAR
SEPAKTAKRAW
IN SD NEGERI 1 KANDANGAN
Oleh:
Rahman Diputra, M. Pd (Universitas Nusantara PGRI Kediri)
Dhedhy Yuliawan, M. Or (Universitas Nusantara PGRI Kediri)
ABSTRAK
This research is motivated yet indentified level of physical fitness of students who take extra
sepaktakraw in SD Negeri 1 Kandangan. This study aims to determine the relationship
between the level of physical fitness of students who take extra sepaktakraw in SD Negeri 1
Kandangan.

Thiss tudy is a description of correlational survey method then join the new test between
variables. The subjects were students extracurricular participants sepaktakraw SD Negeri 1
Kandangan as many as 22 students. Data collection techniques menggugakan tests that test
Physical Freshness Indonesia ( TKJI ) and sepaktakraw playing skills tests.
The results were obtained coefficient of correlation between physical fitness variables ( X1 )
with the skills to play sepaktakraw ( Y ) of 0.520 . Significance of correlation is known
through testing by using a correlation coefficient r table. Results table r ( 0.05 ) ( 13 ) =
0.440 . Value r count> r table , it can be concluded that the correlation coefficient has
significance, so that the real relationship between the two variables . The relative contribution
( SR ) is obtained from the correlation calculations rx1y by 55.2 % . Thus the price of the F
count> F table , so it can be concluded between physical fitness has a significant relationship
with sepaktakraw playing skills.
Keyword : Physical Fitness, Sepaktakraw playing skills

3
PENDAHULUAN

Kebugaran
jasmani
adalah

kemampuan tubuh menyesuaikan fungsi
alat tubuhnya dalam batas fisiologi dan
cukup efisien tanpa lelah secara berlebihan
(Suharjana, 2006; 3). Menurut Sadoso
Sumosardjuno (2006: 2), kebugaran
jasmani adalah kemampuan seseorang
untuk menunaikan tugas sehari
hari
dengan mudah, tanpa merasa lelah yang
berlebihan, serta mempunyai cadangan
tenaga
untuk
menikmati
waktu
senggangnya
dan untuk
keperluan
mendadak. Dengan demikian kebugaran
jasmani
adalah

kondisi
fisik
tubuhmelakukan kegiatan atau aktifitas
olahraga sehari hari dengan mudah tanpa
mengalami kelelahan yang berlebihan.
Masalah-masalah yang di hadapi
seorang pelatih atau guru dalam
pembelajaran kegiatan kebugaran jasmani
ekstrakurikuler olahraga di sd antara lain,
(1) tingkat kebugaran siswa kurang baik,
(2) kurangnya alat atau fasilitas di sekolah
tersebut, (3) siswa sulit melakukan gerakan
teknik dasar kegiatan ekstrakurikuler, (4)
kurangnya minat siswa terhadap pelajaran
ekstrakurikuler, (5) kurangnya pelatih atau
pengelola kegiatan yang berkompeten.
Menurut Djoko Pekik Irianto
(2000: 15), kebugaran jasmani
dipengaruhi oleh beberapa faktor,
diantaranya yaitu: 1) Kebiasaan

hidup, maksudnya adalah jika
semakin baik kebiasaan hidup
seseorang, maka akan semakin
baik pula tingkat kesegaran
jasmaninya,
dan
sebaliknya.
Kebiasaan hidup siswa di SD N 1
Kandangan sudah cukup baik, hal
ini dapat dilihat dari faktor
kesehatan dan sarana prasarana
kesehatan yang ada di desa
tersebut,
sehingga
dapat
menciptakan suasana masyarakat
sehat
dan
mau
menjaga

kesehatannya.
2)
Komposisi
makanan,
masudnya
dalam
kehidupan sehari-hari manusia
memerlukan
makanan
guna

4
memacu
pertumbuhan
dan
perkembangan.
Jadi
untuk
memiliki kesegaran jasmani yang
baik maka perlu mengkonsumsi

makanan
yang
mengandung
cukup gizi dan vitamin. Siswa di
SD N 1 Kandangan sudah cukup
baik dalam hal makanan dan
mineral yang dibutuhkan untuk
pertumbuhan. Hal ini dapat dilihat
dari kesehatan siswa yang baik
dengan di dorong oleh gizi yang
cukup
dari
makanan
yang
dikonsumsi,
walaupun
ada
beberapa siswa yang masih perlu
pemberian gizi yang cukup karena
faktor ekonomi keluarga yang

lemah.
3)
Latihan,
yaitu
kebugaran jasmani dapat dicapai
dengan baik apabila seseorang
dapat melakukan latihan dengan
tepat.
Latihan
itu
diperoleh
dengan cara menggabungkan 3
faktor yang terdiri atas intensitas,
frekuensi, dan lama latihan.
Intensitas
latihan
merupakan
dosis latihan yang harus dilakukan
dalam program latihan. Frekuensi
adalah banyaknya hari latihan

dalam satu minggu, sedangkan
lama latihan adalah waktu yang
direncanakan
dalam
menyelesaikan program latihan
sehingga memperoleh hasil yang
diharapkan. Lama latihan dapat
dihitung dengan minggu ataupun
bulan, dan keadaan yang terjadi
di SD N 1 Kandangan sudah
melakukan latihan yang kontinyu
pada kegiatan ekstrakurikuler di
sekolah. Walaupun ketiga faktor
ini memiliki kualitas sendirisendiri,
tetapi
semua
harus
dipertimbangkan
dalam
menyesuaikan kondisi umur saat

latihan.
Tingkat Kebugaran jasmani di SD
Negeri 1 Kandangan selama ini belum
diketahui. Hal ini dikuatkan dengan
pendapat dari guru penjaskes yang

mengatakan bahwa belum pernah diadakan
tes pengukuran (TKJI) pada siswa untuk
kelas 1-6 di SD Negeri 1 Kandangan
dikarenakan kurangnya sarana dan
prasarana untuk melakukan beberapa
instrumen tes yang harus dilakukan dalam
TKJI, yang terdiri dari;1) Lari 50 meter,
yaitu kemampuan siswa untuk menempuh
jarak 50 meter dengan waktu yang
sesingkat-singkatnya untuk mendapatkan
kecepatan yang paling baik. 2) Pull up,
yaitu gantung siku tekuk selama 60 detik
pada tiang dengan sebanyak-banyaknya.
3)Baring

duduk
60
detik,
yaitu
mengangkat tubuh
dalam keadaan
berbaring ke posisi duduk dalam waktu 60
detik dengan sebanyak-banyaknya. 4)
Loncat tegak, yaitu melakukan loncat pada
papan yang ditentukan dengan setinggitingginya. 5) Lari 1000 meter, yaitu
melakukan lari dengan jarak yang
ditentukan dengan waktu secepat-cepatnya.
Kurangnya data TKJI siswa tersebut
dengan sendirinya menyulitkan guru dalam
pencarian bibit atlet yang baik untuk
disesuaikan dengan cabang olahraga yang
akan dipersiapkan untuk mewakili sekolah.
Berdasarkan
observasi
yang
dilakukan di SD Negeri 1 Kandangan,
setiap individu memiliki kebugaran
jasmani dan keterampilan dasar yang
berbeda-beda dalam bermain sepak takraw.
Siswa sudah mampu melakukan pasing
dengan baik terhadap teman yang lain.
Kemampuan servis siswa sudah cukup
baik untuk ukuran siswa SD. Pada sepak
sila sebagian besar siswa yang mengikuti
kegiatan ekstrakurikuler sudah menguasai
walaupun masih ada beberapa siswa yang
masih
kurang
mampu
melakukan
gerakan.Sepak kuda belum bisa dilakukan
oleh sebagian besar siswa peserta
ekstrakurikuler, hanya 2-3 siswa yang
mampu melakukannya.Heading sudah bisa
dilakukan oleh semua siswa, dan
keterampilan teknik dasar smash masih
belum mampu dilakukan karena faktor usia
dan kematangan siswa untuk melakukan
gerakan.Berdasarkan hal tersebut, dalam
kenyataannya, sebagian kecil siswa di SD

5
Negeri 1 Kandangan sudah mengetahui
dan bisa melakukan teknik dalam
melakukan permainan sepaktakraw.Hal ini
karena adanya kegiatan ekstrakurikuler
sepaktakraw, yang diharapkan dapat
mengolah bakat siswa untuk menjadi lebih
baik lagi dalam kemampuan bermain
sepaktakraw untuk kedepannya.
Melalui Penelitian ini menjadi sangat
penting dan layak dilakukan, karena
penilitian ini merupakan penilitian awal
untuk memperoleh informasi mengenai ada
tidaknya
hubungan
antara
tingkat
kebugaran jasmani dengan keterampilan
dasar bermain sepaktakraw siswa peserta
ekstrakurikuler sepaktakraw di SD Negeri
1 Kandangan.
Identifikasi Masalah
Berdasarkan
latar
belakang
masalahdi atas dapat diidentifikasi
beberapa permasalahan sebagai berikut:
1. Belum
teridentifikasinya
tingkat
kebugaran jasmani siswa yang mengikuti
ekstrakurikuler sepaktakraw di SD Negeri
1 Kandangan.
2. Belum
teridentifikasinya
tingkat
keterampilan dasar bermain sepaktakraw
siswa yang mengikuti ekstrakurikuler
sepaktakraw di SD Negeri 1 Kandangan.
3. Belum diketahui ada tidaknya hubungan
antara tingkat kebugaran jasmani dengan
tingkat ketrampilan dasar bermain
sepaktakraw di SD Negeri 1 Kandangan.

Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah,
identifikasi masalah, pembatasan masalah
di atas, maka rumusan masalah yang dapat
diajukan dalam penelitian ini adalah:
“Adakah
hubungan
antara
tingkat
kebugaran
jasmani
dengantingkat
keterampilan dasar bermain sepaktakraw
siswa peserta ekstrakurikuler sepaktakraw
SD Negeri 1 Kandangan?”
Hakikat Kebugaran Jasmani

Menurut
Sadoso
Sumosardjuno
(1989:
2)
kebugaran
jasmani
adalah
kemampuan
seseorang
untuk
menunaikan
tugas
sehari-hari
dengan mudah, tanpa merasa
lelah yang berlebihan, serta
mempunyai
cadangan
tenaga
untuk
menikmati
waktu
senggangnya
dan
untuk
keperluan
yang
mendadak.
Getchell
yang
dikutip
oleh
Suharjana
(2006:
3),
menyebutkan bahwa kebugaran
jasmani
adalah
kemampuan
jantung, pembuluh darah dan otot
untuk berfungsi dengan efisien
dan optimal. Efisien yang optimal
berarti kesehatan yang sangat
menguntungkan yang dibutuhkan
sehari hari dan aktifitas rekreasi.
Menurut Howley dan Franks
(1992:
74),
physical
fitnes:
Striving for optimal physical
quality of life, including obtaining
criterion levels of physical test
scores, and low risk of developing
health
problems.
Maksudnya,
kebugaran jasmani yaitu usaha
untuk mengoptimalkan kualitas
hidup yang lebih baik, memiliki
kriteria yang baik dalam tes
kesegaran jasmani, dan rendah
resiko untuk sakit. Sedangkan
menurut Djoko pekik
Irianto
(2000: 12), kebugaran jasmani
adalah kemampuan seseorang
untuk dapat melakukan kerja
sehari hari secara efisien tanpa
timbul kelelahan yang berlebihan
sehingga masih dapat menikmati
waktu luang.
Dari
beberapa
pendapat
diatas, maka dapat disimpulkan
bahwa kebugaran jasmani adalah
kualitas
seseorang
untuk
melakukan
aktivitas
sesuai
pekerjaanya secara optimal tanpa
menimbulkan problem kesehatan

6
dan kelelahan berlebihan, dan
memiliki
kemampuan
untuk
menyesuaikan
fungsi
alat
tubuhnya dalam batas fisiologi
dengan cukup efisien tanpa lelah
secara berlebihan.
Hakikat Keterampilan

Menurut Sudrajat Prawirasaputra
(2000: 19) menyatakan bahwa penguasaan
keterampilan pada setiap cabang olahraga
berlandaskan
pada
penguasaan
keterampilan dasar. Keterampilan dasar ini,
secara umum menjadi tiga kelompok, yaitu
keterampilan nonlokomotor, keterampilan
lokomotor, dan keterampilan manipulatif.
Dari ketiga keterampilan dasar tersebut
diuraikan sebagai berikut:
a. Keterampilan Nonlokomotor

Keterampilan
nonlokomotor
adalah jenis keterampilan yang
dilakukan
dengan
menggerakan
anggota badan yang melibatkan sendi
dan otot dalam keadaan badan si
pelaku menetap, statis, kaki tetap
menumpu pada bidang tumpu.
Gerakan yang termasuk gerakan
nonlokomotor adalah berdiri tegak
dengan salah satu kaki diangkat,
keterampilan dasar ini termasuk
keterampilan keseimbangan (balance).
Makin tinggi titik berat badan dari titik
bidang
tumpu,
makin
labil
keseimbangan seseorang. Makin kecil
bidang tumpu, juga makin labil posisi
keseimbangan, karena gerakan teknik
dasar sepaktakraw yang dominan
berupa menyepak bola yang dilakukan
dengan salah satu kaki, maka kaki
tumpu harus memiliki kekuatan otot
yang memadai untuk mempertahankan
keseimbangan.
b. Keterampilan Lokomotor
Keterampilan lokomotor adalah
keterampilan untuk menggerakkan
anggota badan dalam keadaan titik

berat badan berpindah dari satu tempat
ke
tempat
lain.
Sepaktakraw
berlangsung dalam sebuah petak
lapangan datar dengan keterampilan
dominan bola dengan kaki, maka
bentuk keterampilan dasar dominan
adalah: (1) berpindah tempat berupa
gerakan melangkah, (2) lari beberapa
langkah, (3) melompat dengan satu
kaki, (4) meloncat dengan dua kaki.
Keterampilan dasar dominan
jenis lokomotor ini harus di dukung
oleh kekuatan, kecepatan, dan power
seperti untuk gerakan melompat.
c. Keterampilan Manipulatif
Keterampilan manipulatif adalah
keterampilan anggota badan, tangan
atau kaki, untuk mengontrol bola.
Keterampilan
manipulatif
yang
dominan dalam sepaktakraw adalah
menyepak bola dengan kaki. Kaki
berperan untuk mengontrol bola
seperti dalam bola voli dengan
menggunakan tangan. Keterampilan
dasar itu tentunya tidak berdiri sendirisendiri. Dalam satu teknik dasar
sepaktakraw misalnya sepak mula,
maka dibutuhkan kemampuan untuk
mempertahankan
keseimbangan
(keterampilan nonlokomotor dan
keterampilan manipulatif). Koordinasi
anggota tubuh dibutuhkan untuk
menampilkan gerak dengan daya dan
alur gerak yang selaras terutama
ayunan kaki penyepak.
Uraian di atas dapat ditarik
kesimpulan
bahwa
keterampilan
diartikan sebagai kompetensi yang
diperagakan oleh seseorang dalam
melaksanakan suatu tugas yang
berkaitan dengan pencapaian suatu
tujuan yang didapat melalui proses
belajar dengan melalui beberapa
tahapan latihan.

7

Hakikat Sepaktakraw

Sepak takraw berasal dari dua kata
yaitu sepak dan takraw. “Sepak” berarti
gerakan menyepak sesuatu dengan kaki,
dengan cara mengayunkan kaki di depan
atau ke sisi (Depdikbud, 1995: 9).
Sedangkan “takraw” berarti bola atau
barang bulat yang terbuat dari anyaman
rotan
(Depdikbud,
1992:
12).Jadi
sepaktakraw adalah sepak raga yang telah
dimodifikasi
untuk
menjadikannya
permainan
yang
kompetitif.Menurut
Sanafiah yang dikutip oleh Poetra
Sentence (2012: 20), sepak takraw adalah
menyepak bola dengan samping kaki, sisi
kaki bagian dalam atau bagian luar kaki
yang
terdiri
dari
tiga
orang
pemain.Menurut Wawan Toech (2011,
dalam http//wawan-toech.blogspot. com),
sepaktakraw adalah jenis olahraga
campuran dari sepakbola dan bolavoli,
dimainkan di lapangan ganda bulutangkis,
dan pemain tidak boleh menyentuh bola
dengan tangan.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas,
maka
dapat
disimpulkan
bahwa
sepaktakraw adalah jenis olahraga
campuran dari sepakbola dan bolavoli
yang dimainkan hanya dengan kaki,
pemain tidak boleh menyentuh bola
dengan tangan, dilakukan di lapangan
ganda bulutangkis dengan permainan yang
kompetitif.
Hakikat Ekstrakurikuler

Kegiatan
ekstrakurikuler
adalah program yang dipilih
peserta didik berdasarkan bakat
dan minat. Yudha M. Saputra,
(1998: 9) berpendapat bahwa
kegiatan ekstrakurikuler adalah
kegiatan di luar jam pelajaran
sekolah biasa, yang dilakukan di
sekolah atau di luar sekolah
dengan tujuan untuk memperluas
pengetahuan siswa, mengenai
hubungan antara mata pelajaran,

menyalurkan minat dan bakat,
serta
melengkapi
pembinaan
manusia seutuhnya. Kegiatan ini
dilakukan berkala atau hanya
dalam waktu-waktu tertentu dan
ikut dinilai.
Terdapat
beberapa
jenis
kegiatan ekstrakurikuler olahraga
yang dilaksanakan di sekolah
yaitu ekstrakurikuler olahraga
antara lain: sepak bola, bola
basket, bola voli dan sepaktakraw.
Disamping
ekstrakurikuler
olahraga terdapat ekstrakurikuler
pramuka, musik, dan masih
banyak
lagi
kegiatan
ekstrakurikuler yang dilaksanakan
di sekolah. Dari beberapa jenis
kegiatan
ekstrakurikuler
mempunyai tujuan yang hampir
sama yaitu untuk meningkatkan
kemampuan, keterampilan dan
pengetahuan siswa mengingat
terbatasnya jam pelajaran yang
disediakan sekolah untuk program
ekstrakurikuler.
Berdasarkan uraian di atas
dapat
disimpulkan
bahwa
kegiatan ekstrakurikuler adalah
kegiatan di luar jam pelajaran
yang dilaksanakan di sekolah
maupun di luar sekolah yang
bertujuan
untuk
menambah
wawasan dan keterampilan siswa
sesuai dengan ekstrakurikuler
yang diikuti oleh siswa.
Kerangka Berpikir
Berdasarkan kajian teoritik di
atas bahwa untuk dapat bermain
sepaktakraw
dengan
baik,
seseorang
dituntut
untuk
mempunyai kebugaran jasmani
yang baik dan keterampilan dasar
dalam
bermain
sepaktakraw.
Kebugaran
jasmani
diartikan
kondisi jasmani yang bersangkut
paut dengan kemampuan dan
kesanggupannya yang berfungsi
dalam melakukan kegiatan secara

8
optimal dan efisien.Keterampilan
yang
dimaksud
adalah
keterampilan
dasar
bermain
sepaktakraw, meliputi: menyepak
dengan menggunakan bagianbagian kaki, memainkan bola
dengan kepala, memainkan bola
dengan
dada
(mendada),
memainkan bola dengan paha
(memaha) dan memainkan bola
dengan telapak kaki (menapak).
Keterampilan tersebut itu antara
satu
dengan
yang
lainnya
merupakan satu-kesatuan yang
tidak terpisahkan. Keterampilan
dasar akan dimiliki dengan baik
apabila berlatih dengan baik dan
kontinyu. Oleh karena itu untuk
mengetahui
seberapa
besar
tingkat kebugaran jasmani dan
keterampilan
bermain
sepaktakraw siswa SD Negeri 1
Kandangan
yang
mengikuti
ekstrakurikuler
sepaktakraw
diperlukan suatu tes keterampilan
sepaktakraw
dimana
letak
kekurangannya
dan
tentunya
akan segera di adakan perbaikan
bila hal itu di perlukan.
Hipotesis Penelitian
Berdasarkan kajian teori dan kerangka
berpikir maka diajukan hipotesis penelitian
sebagai berikut, “Terdapat hubungan yang
signifikasn antara kebugaran jasmani
dengan keterampilan bermain sepak takraw
siswa ekstrakurikuler SD N 1 Kandangan”.
Metode Penelitian
Jenis Dan Desain Penelitian

Penelitian ini adalah penelitian
korelasional.
Penelitian
Korelasional
adalah suatu penelitian yang melibatkan
tindakan
pengumpulan
data
guna
menentukan, apakah ada hubungan dan
tingkat hubungan antara dua variabel atau
lebih. Metode yang digunakan dalam

penelitian ini adalah metode survei. Teknik
yang digunakan dalam pengumpulan data
menggunakan tehnik tes dan pengukuran.
Dalam metode ini peneliti berusaha
menggambarkan dengan sejelas-jelasnya
mengenai hubungan antara tingkat
kebugaran jasmani dengan tingkat
keterampilan dasar bermain sepaktakraw
siswa peserta ekstrakurikuler sepaktakraw
di SD Negeri 1 Kandangan. Dalam
penelitian ini terdapat 2 variabel penelitian,
oleh karena itu menggunakan teknik
hubungan korelasi bivariat. Menurut
Suharsimi
Arikunto
(2010:
314),
“koefisien korelasi bivariat adalah statistik
yang dapat digunakan oleh peneliti untuk
menerangkan keeratan hubungan antara
dua variabel.
Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada
bulan Februari 2015-Maret 2015 di
Sekolah Dasar Negeri 1 Kandangan
Populasi dan Sampel Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah
siswa SD Negeri 1 Kandangan yang
mengikuti
kegiatan
ekstrakurikuler
sepaktakraw. Populasi sebanyak 22 siswa
putra dari kelas V sampai kelas VI yang
mengikuti
kegiatan
ekstrakurikuler
sepaktakraw.
Teknik Pengumpulan Data
1. Data Kebugaran Jasmani

Instrumen
yang
digunakan
adalah TKJI (Tes Kesegaran Jasmani
Indonesia) Untuk Anak Umur 10-12
tahun dengan reliabilitas 0,72 dan nilai
validitas 0,96 untuk siswa putra. Tes
ini merupakan rangkaian tes yang
terdiri atas lima butir tes yaitu: (1) lari
40 meter, (2) gantung siku tekuk, (3)
baring duduk 30 detik, (4) loncat
tegak, (5) lari 600 meter.
2. Data
Takraw

Keterampilan

Bermain

Sepak

9
Instrumen
yang
digunakan
adalah tes keterampilan dasar bermain
sepaktakraw yang disusun oleh M.
Husni Thamrin, dkk. Tes tersebut
terdiri dari sepak mula, sepak sila
,sepak kuda, heading dan smash.
Teknik Analisis Data
Behubungan data yang dinilai adalah
data variabel bebas: kekuatan otot lengan
(x1), dan kelentukan pergelangan tangan
(x2), serta variabel terikat yaitu hasil
smash penuh (Y). Karena data-data ini
berupa angka-angka (kuantitatif) maka
perlu diambil langkah-langkah dalam
menganalisis data, dalam penelitian ini
menggunakan analisis regresi sederhana
dan regresi ganda sedangkan untuk
mempermudah
dan
meminimalisir
kesalahan, pengolahan data menggunakan
sistem komputer yaitu SPSS 10.
Hasil dan Pembahasan

No
1
2

Var
X
Y

χ²
hitung
6,909
2,545

d
k
5
17

χ²
(0,05)(df)
11,04
27,587

Kes
Normal
Normal

Berikut hasil deskriptif data penelitian
yang diperoleh dari analisis Frekuensi:
1. Data Kebugaran Jasmani Siswa SD N 1
Kandangan
Dari hasil analisisi data didapatkan
nilai maksimum sebesar 19 dan nilai
minimum 13. Mean diperoleh sebesar
15,59, dan standar deviasi 1,53. Median
sebesar 15 dan modus sebesar 15.
Selanjutnya data dikategorikan menjadi 5
kategori, yaitu kategori kurang sekali,
kurang, cukup dan baik, baik sekali
berdasarkan tabel klasifikasi TKJI.
Berikut adalah penghitungan norma
tingkat kebugaran jasmani.

2. Data Keterampilan Bermain sepak Takraw
Dari hasil analisisi data didapatkan nilai
maksimum sebesar 240 dan nilai minimum
309. Mean diperoleh sebesar 279,05, dan
standar deviasi 17,64. Median sebesar 283,5
dan modus sebesar 266. Selanjutnya data
dikategorikan menjadi 5 kategori, yaitu
kategori kurang sekali, kurang, cukup dan
baik, baik sekali berdasarkan tabel klasifikasi
keterampilan bermain sepaktakraw. Berikut
adalah penghitungan norma keterampilan
bermain sepaktakraw.

Uji Pra Syarat
Didapatkan χ² hitung dari variabel tingkat
kebugaran jasmani dan keterampilan bermain
sepaktakraw berturut-turut adalah 6,909 dan
2,545. Sedangkan harga χ² dari tabel masingmasing sebesar 11,04 untuk tingkat kebugaran
jasmani, 27,578 untuk keterampilan bermain
sepaktakraw. Karena harga χ² hitung lebih kecil
dari harga χ² tabel, maka hipotesis yang
menyatakan sampel berasal dari populasi
berdistribusi normal diterima. Dengan
demikian
dapat
disimpulkan
bahwa
kenormalan distribusi terpenuhi dan data dapat
dilanjutkan ke analisis berikutnya.

Uji linearitas untuk mengetahui bentuk
regresi antara variabel bebas dan variabel
terikat. Dalam uji ini akan menguji
hipotesis: “bentuk regresi linear”. Untuk
menerima atau menolak hipotesis dengan
membandingkan harga F hitung (Fo)
dengan harga F dari tabel (F t) pada taraf
signifikan α = 0.05 dan derajat kebebasan
yang dipakai. Kriterianya adalah menerima
No

Interva
l

1.

22 – 25

Kategori
Baik
Sekali

Frek
0

Pers
0%
9%

2.
3.
No

18 – 21
Baik
2
14Interval
– 17
Sedang
Kategori
19

14.

325
10 ––13
KeatasKurang
Baik sekali
1

5%
0

0%

25.

5275– 9 324 Kurang Baik 0
Sekali
225 – 274
Sedang
Jumlah
22
175 – 224
Kurang

0%
14

64%

3
4
5

174 –
Kebawah

Jumlah

Sangat
kurang

Frek
86% Pers

8
36%
100%
0

0%

0

0%

22

100%

10
hipotesis apabila harga F hitung lebih kecil
dari harga F tabel. Hasil perhitungan uji
linearitas dapat dilihat pada tabel di bawah
ini:

No

Per. Regresi

F

Df

Ft(0,05)
(dk)

Kesimpulan

1

Ŷ = 117,436 +
0,308X1

2,240

11/2

19,40

Linear

Hasil Analisis Data

Pengujian hipotesis dilakukan untuk
mengetahui hubungan kebugaran jasmani
dengan keterampilan bermain sepaktakraw.
Sebelum melakukan uji hipotesis terlebih
dahulu menentukan persamaan regresi
yang digunakan untuk keperluan prediksi.
Penghitungan regresi prediktor dapat
diketahui dari persamaan garis regresi
yang dinyatakan dengan persamaan:

Y '=a+b1 x 1

Berdasarkan
hasil
perhitungan
analisis regresi berganda menghasilkan
nilai a sebesar 168,256; nilai b1 sebesar
0,217, sehingga diperoleh persamaan garis
regresi ganda tersebut:
Ŷ = 168,256 + 0,217X1
Hipotesis yang berbunyi ”Ada
hubungan
yang
signifikan
antara
kebugaran jasmani terhadap keterampilan
bermain sepaktakraw”. Analisis regresi
sederhana dari variabel kebugaran jasmani
dengan keterampilan bermain sepaktakraw
adalah Ŷ = 117,436 + 0,308X1. Artinya
setiap
variabel
kebugaran
jasmani
dinaikkan satu satuan, maka akan
menaikan harga keterampilan bermain
sepaktakraw sebesar 0,308 kali.
Harga koefisien korelasi antara
variabel kebugaran jasmani (X1) dengan
keterampilan bermain sepaktakraw (Y)
sebesar 0,520. Keberartian korelasi
diketahui melalui pengujian koefisien
korelasi dengan menggunakan r tabel.
Hasil tabel r (0,05)(13) = 0,440. Nilai r hitung
> r tabel, sehingga disimpulkan bahwa
koefisien korelasi tersebut memiliki
keberartian, sehingga hubungan antara

kedua variabel nyata. Sumbangan relatif
(SR)
kebugaran
jasmani
terhadap
keterampilan bermain sepaktakraw yang
diperoleh dari perhitungan korelasi rx1y
sebesar 55,2%. Dengan demikian harga F
hitung > F tabel, sehingga dapat
disimpulkan antara kebugaran jasmani
mempunyai hubungan yang signifikan
dengan keterampilan bermain sepaktakraw.
Pembahasan
Berdasarkan
hasil
perhitungan
diperoleh hubungan antara kebugaran
jasmani dengan keterampilan bermain
sepaktakraw sebagai berikut: Terdapat
hubungan
yang
signifikan
antara
kebugaran jasmani dengan keterampilan
bermain sepaktakraw. Hasil korelasi antara
kebugaran jasmani dengan keterampilan
bermain sepaktakraw nilainya cukup, yaitu
sebesar 0,520, dan berdasarkan pengujian
hipotesis ternyata besarnya hubungan
antara
kebugaran
jasmani
dengan
keterampilan bermain sepaktakraw berarti.
Variabel kebuagaran jasmani memberikan
sumbangan sebesar 19,0%. Pada saat
bermain sepaktakraw, pemain dituntut
untuk dapat menerima bola dan
mengembalikan bola tepat ke sasaran agar
dapat mematikan lawan. Pada saat bermain
sepaktakraw, kecepatan bola sebagian
besar tidak terlalu tinggi sehingga pemain
dapat menerima dan mengembalikan bola
dengan mudah. Kebugaran jasmani
merupakan salah satu kondisi tubuh yang
dipengaruhi
oleh
faktor
beberapa
komponen tubuh itu sendiri.
Kesegaran jasmani merupakan salah
satu komponen tubuh yang dijadikan
sebagai indikator kondisi tubuh dalam
keadaan bugar atau tidak. Kesegeran
jasmani yang baik diharapkan menjadi
modal dasar anak untuk dapat menjalanka
kehidupan sehari-hari dengan penuh
semangat dan tanpa merasakan kelelahan
yang berarti. Didalam kebugran jasmani
terdapat
komponen-kompoenen
yang
mempengaruhi
kebugaran
jasmani
tersebut. Komponen kebugaran jasmani
terdiri dari (1) daya tahan jantung

11
peredaran darah dan paru-paru, (2)
kemampuan adaptasi biokimia, seperti:
jumlah enzymenzym dalam darah dan
konsentrasi asam laktat dalam plasma
darah, (3) bentuk tubuh, (4) kekuatan otot,
(5) tenaga ledak otot, (6) Daya tahan otot,
(7) kecepatan, (8) kelincahan, (9)
kelentukan, (10) kecepatan reaksi, (11)
koordinasi. Dengan demikian kebugaran
jasmani akan menentukan hasil dari
keterampilan bermain sepaktakraw. Hal ini
dikarenakan
untuk
mendapatkan
keterampilan yang baik dibutuhkan hampir
seluruh komponen yang terdapat dalam
kebugaran jasmani.
Karakteristik permainan sepaktakraw
adalah bergerak dari berbagai posisi
dengan mengeluarkan energi yang
dilakukan secara berulang-ulang untuk
dapat mengembalikan bola dari lawan.
dengan gerakan-gerakan yang dibutuhkan
dalam permainan sepatakraw yang bersifat
eksplosif
dan
berubah-ubah
maka
dibutuhkan juga kebugaran jasmani yang
baik. Dapat disimpulkan untuk memiliki
keterampilan bermain sepaktakraw yang
baik maka dibutuhkan kebugaran jasmani
yang baik pula.
Kesimpulan dan Saran
Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data,
deskripsi, pengujian hasil penelitian, dan
pembahasan, dapat diambil kesimpulan
bahwa terdapat hubungan yang positif dan
signifikan antara kebugaran jasmani
dengan keterampilan bermain sepaktakraw.
Implikasi Penelitian
Dengan diketahuinya hubungan
antara
kebugaran
jasmani
dengan
keterampilan bermain sepaktakraw, dapat
digunakan sebagai acuan bahwa dalam
latihan sepaktakraw sebaiknya memilki
kebugaran jasmani yang baik. Dengan
demikian
keterampilan
bermain
sepaktakraw siswa akan semakin baik dan
optimal.

Keterbatasan Penelitian
Penelitian ini telah dilakukan pembatasan
masalah agar penelitian yang dilakukan
lebih fokus. Namun demikian dalam
pelaksanaan di lapangan masih ada
kekurangan atau keterbatasan, yaitu
sebelum terlaksananya pengambilan data
peneliti tidak memperhatikan kondisi fisik
subjek penelitian. Hal itu dikarenakan
peneliti tidak mampu untuk mengontrol
aktivitas yang dilakukan subyek sebelum
pengambilan data.
Saran-saran
Berangkat dari kesimpulan maka
disarankan secara khusus kepada para
pelaku olahraga sepaktakraw (pemain dan
pelatih)
bahwa
agar
kemampuan
bermainya bagus kebugaran jasmani juga
harus bagus.
Bagi peneliti yang akan datang agar
dapat mengadakan penelitian lanjut dengan
menambah jumlah variabel bebas sehingga
akan dapat diperoleh faktor-faktor yang
mempengaruhi keterampilan bermain tenis
meja beserta besarnya pengaruh tersebut.
DAFTAR PUSTAKA

Djoko Pekik Irianto. (2000). Tes
Kebugaran
Jasmani.
Yogyakarta : Andi Offset.
Howley
dan
Franks.
Definition of Physical
Available
online
http://www.answers.com.
pada 28 Oktober 2012.

(1992).
Fitnes.
at
:
Diunduh

Muljono
Wiryoseputro.
(1993).
Kebugaran Jasmani. Jakarta : Rineka
Cipta
Nur Hadi Santoso. ( 1999 ). sumbangan
Status Gizi terhadap Power Otot
Tungkai Putra
dan
Putri
di
Kecamatan Seyegan. Skripsi UNY.
Penjassmabali. (2013). Kebugaran
Jasmani
dalam
Penjas.

12
Available
online
at
:
(www.penjassmabali.wordpre
ss.com : di unduh 30 Januari
2013).
Poetra Sentence. (2012). Pengertian
Sepaktakraw. Available online at :
www.poetrasentence.blogspot.com.
diunduh pada 15 September 2012
Rusli lutan.( 1988). Belajar Keterampilan
Motorik Pengantar Teori dan
Metode. Jakarta: Depdikbud.
Sadoso Sumosardjuno. (2006). Kebugaran
Jasmani
di
Sekolah
Dasar.
Yogyakarta : Andi Offset.
Sugianto dan Sudjarwo. ( 1993).
Perkembangan dan Belajar Gerak.
Jakarta: Depdikbud.
Suharjana. (2006). Tes Kebugaran
Jasmani.
Yogyakarta
;
Universitas
Negeri
Yogyakarta.
Suharsimi
Arikunto.
(2010).
Prosedur Penelitian Suatu
Pendekatan Praktik. Jakarta :
Rineka Cipta.
Suharsono
dan
Sukintaka.
(1983)
Permainan dan Metodik. Jakarta: P
dan K.
Yanuar Kiram Phill. (1992). Belajar
Motorik. Jakarta: Dirjendikti.
Wawan Toech. (2011). Permainan
Sepaktakraw. Available online at
http//wawan-toech.blogspot. com.
diunduh pada 23 September 2012