Chapter II Asuhan Keperawatan Pada Pasien Diabetes Melitus dengan Prioritas Masalah Gangguan Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi di RSUD.Dr. Pirngadi Medan
BAB II
PENGELOLAAN KASUS
A.
Konsep Dasar Ketidak Seimbangan Nutrisi Lebih Kebutuhan Tubuh
Ketidak seimbangan nutrisi lebih dari kebutuhan tubuh menurut Carpenito
(2009) adalah kondisi ketika individu mengalami atau berisiko mengalami
peningkatan berat badan akibat asupan yang melebihi kebutuhan metabolik.
Sementara itu ketidak seimbangan nutrisi lebih dari kebutuhan tubuh
menurut Wilkinson (2006) adalah keadaan individu yang mengalami asupan
nutrisi melebihi kebutuhan metabolik.
1.
Pengkajian
Tahap pengkajian dalam proses keperawatan merupakan proses dinamis
yang terorganisasi (Tarwoto & Wartonah, 2006).
1.1
Batasan Karakteristik
Menurut Wilkinson & Judith (2011), batasan karakteristik ketidak
seimbangan nutrisi lebih dari kebutuhan tubuh secara objektif adalah konsentrasi
asupan makanan di malam hari, pola makan disfungsional (mis., makan sambil
melakukan aktivitas lainnya), makan sebagai respon terhadap pengaruh eksternal,
seperti waktu siang atau situasi sosial. Makan sebagai respon terhadap pengaruh
internal selain rasa lapar (mis., ansietas [marah, depresi, bosan, stres, dan
kesepian]), tingkat aktifitas kurang gerak.
Menurut Carpenito (2009), adapun batasan karakteristik terbagi atas dua,
yaitu: batasan mayor (harus ada), dan batasan minor (mungkin ada).
1.1.1 Batasan Mayor (Harus Ada)
-
Berat badan berlebih (10% diatas berat badan ideal berdasarkan tinggi dan
postur tubuh),
-
Obesitas (20% atau lebih diatas berat badan ideal berdasarkan tinggi dan
postur tubuh)
-
Lipatan kulit trisep lebih dari 15 mm pada pria dan 25 mm pada wanita
Universitas Sumatera Utara
1.1.2 Batasan Minor (Mungkin Ada)
-
Laporan tentang pola makan yang tidak diinginkan
-
Asupan yang melebihi kebutuhan metabolik
-
Pola aktivitas yang tidak aktif
1.2
Komponen Gizi
Menurut Waspadji (2002) komponen gizi pada penderita pasien diabetes
melitus adalah
Karbohidrat
60- 70 %
Protein
10-15 %
Lemak
20-25 %
Kolesterol
< 300 mg/hari
Serat
25 g/hari
Garam
Seperti anjuran untuk orang normal
Pemanis
Dapat digunakan secukupnya
Tabel : Komposisi Zat Gizi (Konsensus PERKENI 1998)
1.2.1 Penentuan Kebutuhan Kecukupan Energi
Sebelum
menghitung
kebutuhan
kalori
seseorang,
pertama
harus
menghitung: dengan Teori RBW (teori berat badan relatif). Adapun cara
menghitung Berat badan relatif seseorang adalah denngan menggunakan rumus:
RBW =
Dimana dengan ketentuan:
�� (��)
�� (�� )−100
x 100%
-
Kurus jika RBW < 90%
-
Normal jika RBW = 90 – 100%
-
Gemuk jika RBW >110% atau -140%
Universitas Sumatera Utara
1.2.2 Menghitung Kebutuhan Kalori
Ada beberapa cara menentukan jumlah kalori yang dibutuhkan seorang
pasien diabetes melitus, yaitu antara lain:
Agus (2004), cara menentukan kalori perhari seseorang adalah dengan cara:
-
Orang kurus BB x 40 – 60 kalori
-
Orang normal BB x 30 kalori
-
Orang gemuk BB x 20 kalori
-
Orang obesitas BB x 10 -15 kalori.
Waspadji (2002), cara mudah menentukan kalori tubuh seseorang adalah
pada tabel, bahwa seseorang dengan berat badan normal yang bekerja santai
memerlukan 30 Kkal/ kg BB idaman. Yang kurus dan bekerja berat memerlukan
40-50 Kkal/ kg BB idaman. Dengan cara ini tidak perlu ditambah-tambahkan lagi.
Kebutuhan Kalori Pasien Diabetes
Dewasa
Kkal/
BB
kerja Kerja sedang
Kerja berat
santai
Gemuk
20-25
30
35
Normal
30
35
40
Kurus
35
40
40 – 50
Dan untuk penentuan kalori lainnya, secara kasar dapat dibuat suatu pegangan
sebagai berikut:
Pasien kurus
2300 – 2500 Kkal
Pasien berat normal
1700 – 2100 Kkal
Pasien gemuk
1300 – 1500 Kkal
Standart diet diabetes melitus dapat dilihat pada Lampiran.
1.3
Faktor Yang Berhubungan
Adapun faktor- faktor yang berhubungan adalah fisiologi, terkait dengan
pengobatan, dan maturasional.
a.
Patofisiologis
Berhubungan dengan perubahan pola kenyang, berhubungan dengan
penurunan indra perasa dan penghidu.
Universitas Sumatera Utara
b.
Terkait Pengobatan
Berhubungan dengan perubahan pola kenyang, sekunder akibat: Medikasi
(kortikosteroid, antihistamin, estrogen),radiasi (penurunan indra perasa dan
penghidu), situasional (Personal, Lingkungan).
Berhubungan dengan risiko peningkatan berat badan lebih dari 12,5-15 kg
saat hamil, berhubungan dengan kurangnya pengetahuan dasar mengenai nutrisi.
c.
Maturasional
Dewasa/ Lansia: berhubungan dengan penurunan pola aktivitas, penurunan
kebutuhan metabolik.
2.
Analisa Data
Analisa data dalam keperawatan adalah kemampuan kognitif dalam
pengembangan daya berfikir dan penalaran yang dipengaruhi oleh latar belakang
ilmu dan pengetahuan, pengalaman, dan pengertian keperawatan.
2.1
Data Subjektif
Menurut Carpenito (2009), pengkajian batasan karakteristik yaitu:
perbandingan berat badan/tinggi badan. berat badan 3 bulan yang lalu, berat badan
ideal, berat badan sekarang dan tinggi badan. Asupan biasa yaitu: diet untuk 24
jam, apakah merupakan pola asupan yang biasa, apakah asupan lima kelompok
makanan dasar sudah mencukupi, apakah asupan cairan sudah mencukupi.
Kaji faktor yang berhubungan yaitu: nafsu makan (biasa, berubah), pola
diet, makanan/ minuman yang tidak disenangi/favorit, praktik diet keagamaan.
Tingkat aktivitas yaitu: pekerjaan, latihan fisik (jenis, frekuensi). Upaya
memperoleh
makanan/mempersiapkan
makanan
pasien
diabetes
melitus:
kemampuan fungsional, transportasi, fasilitas dapur, pendapatan yang adekuat
untuk kebutuhan makanan. Pengetahuan tentang nutrisi : lima kelompak makanan
dasar, asupan karbohidrat, lemak, garam yang direkomendasikan, hubungan
aktivitas dan metabolisme. Faktor risiko fisiologis:
gangguan neurologis,
penyakit kronis (gagal ginjal, penyakit paru obstruksi kronis, HIV, penyakit hati),
hubungan aktivitas dan metabolisme. Kondisi psikososial: penggunaan obat ,
depresi, kondisi rumah tangga (Carpenito, 2009).
Universitas Sumatera Utara
2.2
Data Objektif
Mengkaji batasan karakteristik umum menurut Carpenito (2009) adalah:
penampilan (masa otot, distribusi lemak), tinggi dan berat badan, edema, rambut,
kulit, kuku, mulut, dan gigi. Pengukuran antropometrik, lingkaran lengan bagian
tengah, lingkaran otot lengan bagian tengah, lipatan kulit trisep. Kaji faktor yang
berhubungan: kemampuan untuk mengunyah, menelan, makan.
3.
Rumusan Masalah
Rumusan masalah ini bertujuan untuk mendiskripsikan masalah apa yang
akan dicapai dalam penelitian.
4.
Perencanaan
Rencana asuhan keperawatan adlah petunjuk tertulis yang menggambarkan
secara tepat mengenai rencana tindakan yang dilakukan terhadap klien sesuai
dengan kebutuhannya berdasarkan diagnosis keperawatan.
4.1
Kriteria Hasil
Individu akan menjelaskan mengapa dia berisiko mengalami peningkatan
berat badan. Adapaun indikatornya adalah:
-
Menjelaskan alasan peningkatan asupan pada kondisi defisit pengecapan
atau penciuman
-
Mendiskusikan tentang kebutuhan nutrisi selama kehamilan.
-
Mendiskusikan tentang pengaruh olahraga pada pengontrol berat badan.
4.2
Intervensi
Intervensi NIC: modifikasi perilaku yaitu dengan cara memfasilitasi
perubahan perilaku, manajemen gangguan makan yaitu dengan cara mencegah
dan menangani pembatasan diet yang sangat ketat dan aktivitas berlebihan atau
memasukkan makanan dan minuman dalam jumlah banyak kemudian berusaha
mengeluarkan semuanya, manajemen nutrisi yaitu membantu atau menyediakan
asupan makanan dan cairan dengan diet seimbang, Konseling nutrisi yaitu
memberikan bantuan dengan proses interaktif yang berfokus pada kebutuhan
untuk memodifikasi diet, pemantauan nutrisi yaitu dengan cara mengumpulkan
Universitas Sumatera Utara
dan menganalisis data pasien untuk mencegah atau meminimalkan kurang gizi,
bantuan menurunkan berat badan yaitu memfasilitasi penurunan berat badan dan
lemak tubuh.
4.3
Rasional
-
Kemampuan untuk menurunkan berat badan saat sedang menjalani terapi
kortikosteroid tampaknya bergantung pada pembatasan asupan natrium dan upaya
mempertahankan asupan kalori yang sesuai.
-
Peningkatan aktivitas mendukung upaya penurunan berat badan
-
Individu dengan gangguan penciuman atau pengecapan bisa mengonsumsi
lebih banyak makanan guna memuaskan pengecapan mereka.
Universitas Sumatera Utara
B.
Asuhan Keperawatan Kasus
Pengkajian dalam laporan Karya Tulis Ilmiah ini menggunakan format yang
telah ditentukan seperti berikut ini.
FORMAT PENGKAJIAN PASIEN DI
RUMAH SAKIT UMUM DR.PIRNGADI MEDAN
I.
BIODATA
IDENTITAS PASIEN
II.
Nama
: Tn. A
Jenis Kelamin
: Laki-laki
Umur
: 64 thn
Status Perkawinan
: Menikah
Agama
: Islam
Pendidikan
: SLTP
Pekerjaan
: Wiraswasta
Alamat
: Sidalu-dalu Kabupaten Rokan Hulu, Riau
Tanggal Masuk RS
: 04/06/2014 (22.30)
No. Register
: 00.92.80.68
Ruangan/ kamar
: XII / Asoka I, Bed 21
Golongan darah
:B
Tanggal pengkajian
: 05/06/2014
Tanggal operasi
:-
Diagnosa Medis
: Diabetes Melitus
KELUHAN UTAMA
Pasien mengatakan mual, tubuh lemas, dan adanya luka decubitus pada
kaki, dan nyeri pada daerah pemasangan kateter.
Universitas Sumatera Utara
III. RIWAYAT KESEHATAN SEKARANG:
A.
Provocative/Palliative
1.
Apa Penyebabnya
Pasien mengatakan bahwa luka pada kakinya di akibatkan karena tersiram
air panas, dan tak kunjung sembuh sampai sekarang.
2.
Hal-Hal Yang Memperbaiki Keadaan
Pasien mengatakan,idak ada yang dapat memperbaiki keadaan, karena
pasien juga sulit untuk tidur.
B.
Quantity/Quality
1.
Bagaimana Dirasakan
Yang dirasakan sangat mengganggu, karena luka semakin lebar.
2.
Bagaimana Dilihat
Pasien tampak lemas dan juga seperti menahan rasa sakit pada kaki kirinya.
C.
Region
1.
Dimana Lokasinya
Pada kaki kiri pasien, dari pergelangan kaki hingga setengah dari bagian
betis.
2.
Apakah Menyebar
Ya, luka mulai menyebar ke lutut.
D.
Severity
Pasien mengatakan bahwa penyakitnya sangat mengganggu kegiatannya dan
pekerjaannya.
E.
Time
Rasa sakit pada kakinya sering muncul.
IV. RIWAYAT KESEHATAN MASA LALU
A.
Penyakit yang pernah dialami
Pasien mengatakan bahwa ia ia tidak memiliki riwayat penyakit
B.
Pengobatan/tindakan yang pernah dilakukan
Pasien mengatakan dia tidak pernah mendapatkan tindakan ataupun
pengobatan.
Universitas Sumatera Utara
C.
Pernah dirawat/dioperasi
Pasien tidak pernah di rawat inap
V.
RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA
A.
Orang tua
Orang tua pasien tidak memiliki riwayat penyakit apapun.
B.
Saudara kandung
Saudara kandung pasien tidak memiliki riwayat penyakit apapun.
C.
Penyakit keturunan yang ada
Pasien mengatakan bahwa tidak ada penyakit keturunan.
D.
Anggota keluarga yang meninggal
Kedua orang tua pasien
E.
Penyebab meninggal
Pasien mengatakan bahwa penyebab meninggal disebabkan karena faktor
usia, bukan karena penyakit apapun.
VI. RIWAYAT KEADAAN PSIKOSOSIAL
A.
Persepsi pasien tentang penyakitnya
Pasien mengatakan bahwa semua penyakit yang ada pada dirinya karena
kuasa tuhan.
B.
Konsep diri:
-
Gambaran diri : Pasien mengatakan bahwa tubuhnya lemas.
-
Ideal diri
: Pasien mengatakan bahwa dirinya sangat bersemangat
untuk sembuh
-
Harga diri
: pasien tidak merasakan malu akan penyakitnya
-
Peran diri
: Pasien mengatakan bahwa dia adalah seorang yang masih
memiliki tugas untuk berdakwah
-
Identitas
C.
Keadaan emosi
: Pasien adalah seorang kepala keluarga.
Setelah dilakukannya pengkajian keadaan emosi pasien yang dilihat
terkontrol.
Universitas Sumatera Utara
D.
Hubungan sosial
-
Orang yang berarti: Pasien mengatakan hubungan dengan orang-orang yang
berarti bagi dirinya sangat baik.
-
Hubungan dengan keluarga: Pasien mengatakan hubungan dengan keluarga
bagi dirinya sangat baik.
-
Hubungan dengan orang lain: Pasien mengatakan orang-orang disekitarnya
ramah dan baik serta hubungannya terjalin baik, dan pasien cepat akrab dengan
orang yang baru dikenal.
-
Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain: Tidak ada hambatan
dalam berhubungan dengan orang lain.
E.
Spiritual
-
nilai dan keyakinan
:
pasien
beragama
islam,
biasanya
pasien
melakukan ibadahnya lima kali dalam sehari serta pasien sering berdakwah ke
kota-kota.
-
kegiatan ibadah
: Selama dirawat di rumah sakit, pasien melakukan
ibadah di tempat tidurnya.
VII. PEMERIKSAAN FISIK
A.
Keadaan Umum
: Tn. A tampak lemah
B.
Tanda-tanda vital
-
Suhu Tubuh
: 370C
-
Tekanan Darah
-
Nadi
-
Pernafasan
-
Tb
: 150/100 mmHg
: 80 ���
: 22 ���
: 165 cm
-
Bb
: 75 kg
-
Hasil Gula Darah
: 140 mg/dl (data dari status pasien)
-
Skala Nyeri
:3
C.
Pemeriksaan Head to toe
Kepala dan rambut
-
Bentuk
: Simetris
-
Kulit kepala
: Kurang Bersih.
Universitas Sumatera Utara
Rambut
-
Penyebaran dan keadaan rambut: Rambut kurang rapih dan penyebarannya
merata.
-
Bau
: Sedikit berbau
-
Warna rambut
: warna rambut putih
Wajah
-
Warna kulit
: sawo matang
-
Stuktur wajah
: simetris
Mata
-
Kelengkapan dan kesimetrisan : lengkap dan simetris
-
Palpebra
: tidak ada kelainan
-
Konjungtiva dan sklera
: konjungtiva berwarna merah dan sklera
berwarna putih.
-
Pupil
: isokor
-
Cornea dan iris
: cornea tidak ada kelainan, iris mulai
berwarna putih.
-
Visus
: tidak dilakukannya pemeriksaan visus
-
Tekanan bola mata
: tidak dilakukannya pemeriksaan
Hidung
-
Tulang hidung dan posisi septum nasi : simetris
-
Lubang hidung
: bersih, tidak ada sekret
-
Cuping hidung
: tidak adanya pernafasan cuping
hidung
Telinga
-
Bentuk telinga
: simetris, kiri dan kanan tidak ada kelainan
-
Ukuran telinga
: normal
-
Lubang telinga
: bersih, tidak ada serumen
-
Ketajaman pendengaran
: baik
Universitas Sumatera Utara
Mulut dan faring
-
Keadaan bibir
: mukosa bibir baik (tidak anemis)
-
Keadaan gusi dan gigi
: gusi merah, dan gigi tidak lengkap.
-
Keadaan lidah
: bersih
Leher
-
Posisi trachea
: normal
-
Thyroid
: tidak ada pembengkakan pada thiroid
-
Suara
: suara pasien normal
-
Kelenjar limfe
: tidak ada pembesaran pada kelenjar limfe
-
Vena jugularis
: tidak ada pembengkakan vena jugularis
-
Denyut nadi karotis
: denyut nadi karotis teraba
Pemeriksaan integumen
-
Kebersihan
: kurang bersih
-
Kehangatan
: hangat
-
Warna
: sawo matang
-
Turgor
: turgor kulit baik
-
Kelembaban
: kulit kurang lembab
-
Kelainan pada kulit
: terdapat kelainan pada kulit pasien, yaitu
pada kaki sebelah kiri pasien, terdapat luka decubitus pada kaki.
Pemeriksaan thoraks/dada
-
Inspeksi thoraks
:Bentuk normal, simetris, Pernafasan teratur,
tidak ada gangguan nafas.
-
Pernafasan (frekuensi, irama) : Frekuensi 22x/i, dengan irama teratur
-
Tanda kesulitan bernafas
: Tidak ada tanda kesulitan bernafas
Pemeriksaan Muskoloskeletal Ekstermitas
Simetris, ekstermitas lengkap
Universitas Sumatera Utara
VIII. POLA KEBIASAAN SEHARI-HARI
I.
Pola Makan dan minum
-
Frekuensi makan/hari
: pasien mengatakan makan lebih dari 3x
Sehari, tetapi ada selingan.
-
Nafsu / selera makan
: nafsu makan sehari- hari baik.
-
Nyeri ulu hati
: tidak ada rasa sakit pada ulu hati pasien.
-
Mual dan muntah
: pasien sesekali merasakan mual.
-
Waktu pemberian makan
: pagi pada jam 08.00 wib, siang pada jam
12.00 wib, dan malam jam 18.00 wib.
-
Jumlah dan jenis makanan
: jenis makanan pada pasien adalah MII
(bubur)
-
Waktu pemberian cairan
: pemberian cairan pada pasien diberikan
sesering mungkin.
-
Masalah makan dan minum
: pasien tidak merasakan ada masalah pada
saat makan dan minum.
II.
Perawatan diri / personal hygine
-
Kebersihan tubuh
: kurang, pasien hanya di lap oleh
keluarganya.
-
Kebersihan gigi dan mulut
:gigi tampak kuning, mulut pasien sedikit
bau
-
Kebersihan kuku kaki dan tangan : bersih, pasien mengatakan bahwa dia
sering menggunting kukunya apabila kukunya mulai panjang
III. Pola kegiatan / Aktivitas
-
Aktivitas pasien : pasien selalu melakukan perjalanan jauh untuk berdakwah
dan juga sangat aktif dalam segala hal yang menyangkut tentang agama.
-
Aktivitas ibadah pasien selama di rawat di rumah sakit: pasien melakukan
ibadahnya di tempat tidur pasien.
Universitas Sumatera Utara
IV. Pola eliminasi
1.
BAB
-
Pola BAB
: pasien BAB 2 kali dalam sehari
-
Karakter Feses
: normal
-
Riwayat perdarahan
: tidak ada riwayat pendarahan
-
BAB terakhir
: pasien BAB terakhir pada pukul 05.00 wib
-
Diare
: pasien tidak sedang diare
-
Penggunaan laksatif
: tidak menggunakan laksatif
2.
BAK
-
Pola BAK
: > 6 kali, tetapi yang dilihat pada
kateter urin Tn.A pada pukul 11 siang telah terisi 600 cc.
-
Karakter Urine
: Kuning
-
Nyeri/ rasa terbakar/ kesulitan BAK
: adanya nyeri disebabkan
pemasangan kateter.
-
Riwayat penyakit ginjal/kandung kemih: Tidak ada riwayat sakit ginjal
-
Penggunaan diuretik
: Tidak ada penggunaan diuretik
Universitas Sumatera Utara
ANALISA DATA
No
Data
Etiologi
Masalah
keperawatan
1.
Ds :
Diabetes Melitus
- pasien mengatakan
adanya
tetapi
seimbangan
nutrisi
lebih
dari
mual kadar gula darah 140 kebutuhan tubuh.
rasa
nafsu
ketidak
makan
mg/dl
tidak ada masalah.
berat badan berlebih
Do :
10% dari berat badan
- BB :75 kg
normal.
- TB : 165 cm
- berat badan berlebih
ketidak seimbangan
10% dari berat badan
nutrisi lebih dari
normal
kebutuhan tubuh.
- kadar gula dalam
darah 140 mg/dl
2.
Ds:
Diabetes Melitus
pasien
mengatakan
adanya
rasa
nyeri
Nyeri akut
Nyeri yang
pada kaki yang luka
disebabkan oleh luka
di sebelah kiri.
decubitus pada kaki
sebelah kiri.
Do:
Nyeri akut
- Nyeri skala 3
- Adanya
luka
pada
kaki
- Wajah
tampak
menahan nyeri
Universitas Sumatera Utara
3.
Ds:
pasien
Kerusakan
mengatakan
Diabetes Melitus
Integritas
Kulit
lukanya sudah mulai
menyebar
Adanya luka pada
Do:
- Adanya
kaki
luka
decubitus pada kaki kiri Kerusakan Integritas
- Luka besar mulai dari
pergelangan
Kulit
kaki
hingga setengah dari
bagian betis.
MASALAH KEPERAWATAN
1. Nutrisi, ketidak seimbangan lebih dari kebutuhan tubuh
2. Nyeri akut
3. Kerusakan integritas kulit
DIAGNOSA KEPERAWATAN (PRIORITAS)
1. Nutrisi, ketidak seimbangan lebih dari kebutuhan tubuh b/d Asupan yang
melebihi penggunaan energi.
2. Nyeri akut b/d trauma jaringan
3. Kerusakan integritas kulit: ulkus dekubitus b/d perubahan status metabolik
Universitas Sumatera Utara
PERENCANAAN KEPERAWATAN DAN RASIONAL
Hari/
No.Dx
Perencanaan keperawatan
1
Tujuan:
Tanggal
setelah
dilakukan
asuhan
keperawatan,
diharapkan kebutuhan nutrisi dapat terpenuhi, mual
hilang, asupan nutrisi setara dengan penggunaan
energi.
Kriteria Hasil :
Mual/muntah hilang, dan BB normal, kadar gula darah
normal
Rencana Tindakan
1.
Lakukan
Rasional
hubungan 1. Membina hubungan
terapeutik dengan pasien saling
percaya
antara
dan keluarga pasien
pasien, keluarga pasien
Kaji :
dengan perawat.
2. Kaji riwayat nutrisi, 2.mengetahui
termasuk makanan yang yang
disukai
masuk
nutrisi
kedalam
tubuh pasien
Observasi :
3. Nilai kadar gula darah.
3. Monitor nilai kadar
gula darah pasien.
4. Observasi dan catat 4.Mengetahui
intake
makanan,
serta keseimbangan
nutrisi
observasi kegiatan yang dalam tubuh pasien
dilakukan
5. Anjurkan untuk makan 5. Menyeimbangkan BB
sesuai dengan anjuran.
pasien.
6. Berikan informasi yang 6.Meningkatkan
tepat tentang kebutuhan pengetahuan agar pasien
nutrisi yang berhubungan lebih paham dan menjaga
dengan penyakitnya.
keseimbangan
nutrisi
tubuhnya.
Universitas Sumatera Utara
2
Tujuan: Setelah dilakukan asuhan keperawatan,
diharapkan nyeri berkurang ataupun hilang.
Kriteria Hasil :
- skala nyeri : 0
- wajah tampak tidak sedang menahan nyeri.
Rencana Tindakan
a.
Rasional
Kaji faktor yang a.
Untuk
dapat meningkatkan rasa mengetahui faktor-faktor
apa
nyeri.
saja
yang
dapat
meningkatkan rasa nyeri.
Kaji faktor yang b.
b.
dapat
mengurangi
Untuk
rasa mengetahui faktor-faktor
nyeri.
yang dapat mengurangi
rasa nyeri pada pasien.
Memberikan posisi c.
c.
yang
nyaman
Untuk
kepada memberikan rasa nyaman
kepada pasien.
pasien
Pendidikan Kesehatan:
Berikan pendidikan d.
d.
kesehatan
pengaturan
Meningkatkan
tentang kemampuan
posisi
yang ataupun
keluarga
klien
cara
nyaman untuk mengurangi pemberian posisi yang
nyeri.
nyaman
untuk
mengurangi rasa nyeri
pada pasien.
3
Tujuan :
Setelah dilakukan asuhan keperawatan, diharapkan
kulit dapat sembuh dan kerusakan kulit tidak
menyebar.
Kriteria Hasil :
-
Kulit kembali normal
Universitas Sumatera Utara
-
Kerusakan kulit tidak menyebar.
Rencana Tindakan
a. Kaji
luas
Rasional
luka/ a. Untuk
kerusakan integritas kulit.
besar
mengetahui
luka
penyebaran
dan
yang
mungkin terjadi
b. Memberitahu
kepada b. Mencegah terjadinya
keluarga dan pasien cara penyebaran
menjaga
luka
pada
kebersihan kulit pasien.
didaerah luka agar tidak
menyebar.
c. Menganjurkan kepada c. Mencegah terjadinya
pasien ataupun keluarga luka
untuk sering mengganti menjaga
posisi
pasien
tertekan
dan
kenyamanan
terutama pasien.
pada kaki yang luka agar
tidak bertambah besar.
Universitas Sumatera Utara
PELAKSANAAN KEPERAWATAN
Hari/
No.Dx
Implementasi
Tanggal
Kamis,
Evaluasi (SOAP)
Keperawatan
1.
1. mengajak pasien serta S: pasien mengatakan
keluarga berkomunikasi.
05/06/14
mual.
2. menanyakan makanan
yang disukai oleh pasien.
O:
3. Memantau nilai kadar - k/u : Lemah
gula darah pasien.
- BB :75 kg
melihat jumlah porsi - TB : 165 cm
4.
makan
yang dihabiskan - kadar gula darah: 135
oleh pasien.
mmHg.
5. menganjurkan pasien
makan
dengan A:
sesuai
Masalah
belum
makanan yang seharusnya teratasi
pada
pasien
diabetes
melitus.
P:
Intervensi
6. memberikan pendidikan dilanjutkan.
kesehatan
ataupun
informasi tentang nutrisi
pada
pasien
diabetes
melitus.
Kamis,
05/06/14
2
1.
Menanyakan
pasien
faktor
kepada S : pasien mengatakan
apa
saja nyeri pada kakinya
yang dapat meningkatkan
rasa nyerinya.
2.
Menanyakan
O : pasien tampak lebih
kepada nyaman dengan posisi
pasien faktor apa saja yang yang telah diberikan.
dapat
mengurangi
nyerinya.
3. Memberikan
yang
nyaman
rasa
A
:
Masalah
belum
posisi teratasi
kepada P
:
Intervensi
Universitas Sumatera Utara
pasien
dilanjutkan
memberikan
pendidikan
kesehatan
tentang
pengaturan
posisi
yang
nyaman untuk mengurangi
nyeri
Kamis,
3.
a. Melihat
luas
luka/ S: pasien mengatakan
kerusakan integritas kulit.
05/06/14
b. Memberitahu
jarang mengganti posisi
kepada kaki yang terdapat luka
keluarga dan pasien cara decubitus karena takut
menjaga
kebersihan perbannya rusak.
didaerah luka agar tidak O: tampak luas luka
menyebar.
pada kakinya mulai dari
c. Menganjurkan kepada pergelangan kaki hingga
pasien ataupun keluarga setengah dari betis
untuk sering mengganti A:
posisi
pasien
masalah
belum
terutama teratasi
pada kaki yang luka agar P:Intervensi dilanjutkan
tidak bertambah besar.
Jum’at
06/06/14
1
- memantau nilai kadar S: pasien mengatakan
mualnya
gula darah pasien.
sedikit
- melihat jumlah porsi berkurang
makanan yang dihabiskan O: porsi makan yang
oleh pasien.
-
menganjurkan
makan
sesuai
diberikan habis.
pasien A:
masalah
belum
dengan teratasi
makanan yang seharusnya P: intervensi dilanjutkan.
pada
pasien
diabetes
melitus.
- memberikan pendidikan
kesehatan
ataupun
informasi tentang nutrisi
Universitas Sumatera Utara
pada
pasien
diabetes
melitus.
Jum’at
2
-
Menanyakan
kepada S: pasien mengatakan
pasien faktor apa saja nyeri
06/06/14
pada
kakinya
yang dapat meningkatkan sedikit berkurang
rasa nyerinya.
-
O: skala nyeri 2, pasien
Menanyakan
kepada tetap
mempertahankan
pasien faktor apa saja yang posisi yang dianjurkan
dapat
mengurangi
rasa sebelumnya
nyerinya.
A:
- Memberikan
yang
masalah
belum
posisi teratasi
nyaman
kepada P: intervensi dilanjutkan.
pasien
- memberikan
pendidikan
kesehatan
tentang pengaturan posisi
yang
nyaman
untuk
mengurangi nyeri
Jum’at
06/06/14
3
a. Memberitahu
kepada S:
pasien dapat lebih
keluarga dan pasien cara menjaga
menjaga
kebersihan
kebersihan daerah luka pasien.
didaerah luka agar tidak O: daerah sekitar luka
menyebar.
lebih
b.
sebelumnya.
Menganjurkan
kepada
keluarga
pasien
untuk
ataupun A:
bersih
masalah
dari
belum
sering teratasi
mengganti posisi pasien P: intervensi dilanjutkan.
terutama pada kaki yang
luka agar tidak bertambah
besar.
Universitas Sumatera Utara
PENGELOLAAN KASUS
A.
Konsep Dasar Ketidak Seimbangan Nutrisi Lebih Kebutuhan Tubuh
Ketidak seimbangan nutrisi lebih dari kebutuhan tubuh menurut Carpenito
(2009) adalah kondisi ketika individu mengalami atau berisiko mengalami
peningkatan berat badan akibat asupan yang melebihi kebutuhan metabolik.
Sementara itu ketidak seimbangan nutrisi lebih dari kebutuhan tubuh
menurut Wilkinson (2006) adalah keadaan individu yang mengalami asupan
nutrisi melebihi kebutuhan metabolik.
1.
Pengkajian
Tahap pengkajian dalam proses keperawatan merupakan proses dinamis
yang terorganisasi (Tarwoto & Wartonah, 2006).
1.1
Batasan Karakteristik
Menurut Wilkinson & Judith (2011), batasan karakteristik ketidak
seimbangan nutrisi lebih dari kebutuhan tubuh secara objektif adalah konsentrasi
asupan makanan di malam hari, pola makan disfungsional (mis., makan sambil
melakukan aktivitas lainnya), makan sebagai respon terhadap pengaruh eksternal,
seperti waktu siang atau situasi sosial. Makan sebagai respon terhadap pengaruh
internal selain rasa lapar (mis., ansietas [marah, depresi, bosan, stres, dan
kesepian]), tingkat aktifitas kurang gerak.
Menurut Carpenito (2009), adapun batasan karakteristik terbagi atas dua,
yaitu: batasan mayor (harus ada), dan batasan minor (mungkin ada).
1.1.1 Batasan Mayor (Harus Ada)
-
Berat badan berlebih (10% diatas berat badan ideal berdasarkan tinggi dan
postur tubuh),
-
Obesitas (20% atau lebih diatas berat badan ideal berdasarkan tinggi dan
postur tubuh)
-
Lipatan kulit trisep lebih dari 15 mm pada pria dan 25 mm pada wanita
Universitas Sumatera Utara
1.1.2 Batasan Minor (Mungkin Ada)
-
Laporan tentang pola makan yang tidak diinginkan
-
Asupan yang melebihi kebutuhan metabolik
-
Pola aktivitas yang tidak aktif
1.2
Komponen Gizi
Menurut Waspadji (2002) komponen gizi pada penderita pasien diabetes
melitus adalah
Karbohidrat
60- 70 %
Protein
10-15 %
Lemak
20-25 %
Kolesterol
< 300 mg/hari
Serat
25 g/hari
Garam
Seperti anjuran untuk orang normal
Pemanis
Dapat digunakan secukupnya
Tabel : Komposisi Zat Gizi (Konsensus PERKENI 1998)
1.2.1 Penentuan Kebutuhan Kecukupan Energi
Sebelum
menghitung
kebutuhan
kalori
seseorang,
pertama
harus
menghitung: dengan Teori RBW (teori berat badan relatif). Adapun cara
menghitung Berat badan relatif seseorang adalah denngan menggunakan rumus:
RBW =
Dimana dengan ketentuan:
�� (��)
�� (�� )−100
x 100%
-
Kurus jika RBW < 90%
-
Normal jika RBW = 90 – 100%
-
Gemuk jika RBW >110% atau -140%
Universitas Sumatera Utara
1.2.2 Menghitung Kebutuhan Kalori
Ada beberapa cara menentukan jumlah kalori yang dibutuhkan seorang
pasien diabetes melitus, yaitu antara lain:
Agus (2004), cara menentukan kalori perhari seseorang adalah dengan cara:
-
Orang kurus BB x 40 – 60 kalori
-
Orang normal BB x 30 kalori
-
Orang gemuk BB x 20 kalori
-
Orang obesitas BB x 10 -15 kalori.
Waspadji (2002), cara mudah menentukan kalori tubuh seseorang adalah
pada tabel, bahwa seseorang dengan berat badan normal yang bekerja santai
memerlukan 30 Kkal/ kg BB idaman. Yang kurus dan bekerja berat memerlukan
40-50 Kkal/ kg BB idaman. Dengan cara ini tidak perlu ditambah-tambahkan lagi.
Kebutuhan Kalori Pasien Diabetes
Dewasa
Kkal/
BB
kerja Kerja sedang
Kerja berat
santai
Gemuk
20-25
30
35
Normal
30
35
40
Kurus
35
40
40 – 50
Dan untuk penentuan kalori lainnya, secara kasar dapat dibuat suatu pegangan
sebagai berikut:
Pasien kurus
2300 – 2500 Kkal
Pasien berat normal
1700 – 2100 Kkal
Pasien gemuk
1300 – 1500 Kkal
Standart diet diabetes melitus dapat dilihat pada Lampiran.
1.3
Faktor Yang Berhubungan
Adapun faktor- faktor yang berhubungan adalah fisiologi, terkait dengan
pengobatan, dan maturasional.
a.
Patofisiologis
Berhubungan dengan perubahan pola kenyang, berhubungan dengan
penurunan indra perasa dan penghidu.
Universitas Sumatera Utara
b.
Terkait Pengobatan
Berhubungan dengan perubahan pola kenyang, sekunder akibat: Medikasi
(kortikosteroid, antihistamin, estrogen),radiasi (penurunan indra perasa dan
penghidu), situasional (Personal, Lingkungan).
Berhubungan dengan risiko peningkatan berat badan lebih dari 12,5-15 kg
saat hamil, berhubungan dengan kurangnya pengetahuan dasar mengenai nutrisi.
c.
Maturasional
Dewasa/ Lansia: berhubungan dengan penurunan pola aktivitas, penurunan
kebutuhan metabolik.
2.
Analisa Data
Analisa data dalam keperawatan adalah kemampuan kognitif dalam
pengembangan daya berfikir dan penalaran yang dipengaruhi oleh latar belakang
ilmu dan pengetahuan, pengalaman, dan pengertian keperawatan.
2.1
Data Subjektif
Menurut Carpenito (2009), pengkajian batasan karakteristik yaitu:
perbandingan berat badan/tinggi badan. berat badan 3 bulan yang lalu, berat badan
ideal, berat badan sekarang dan tinggi badan. Asupan biasa yaitu: diet untuk 24
jam, apakah merupakan pola asupan yang biasa, apakah asupan lima kelompok
makanan dasar sudah mencukupi, apakah asupan cairan sudah mencukupi.
Kaji faktor yang berhubungan yaitu: nafsu makan (biasa, berubah), pola
diet, makanan/ minuman yang tidak disenangi/favorit, praktik diet keagamaan.
Tingkat aktivitas yaitu: pekerjaan, latihan fisik (jenis, frekuensi). Upaya
memperoleh
makanan/mempersiapkan
makanan
pasien
diabetes
melitus:
kemampuan fungsional, transportasi, fasilitas dapur, pendapatan yang adekuat
untuk kebutuhan makanan. Pengetahuan tentang nutrisi : lima kelompak makanan
dasar, asupan karbohidrat, lemak, garam yang direkomendasikan, hubungan
aktivitas dan metabolisme. Faktor risiko fisiologis:
gangguan neurologis,
penyakit kronis (gagal ginjal, penyakit paru obstruksi kronis, HIV, penyakit hati),
hubungan aktivitas dan metabolisme. Kondisi psikososial: penggunaan obat ,
depresi, kondisi rumah tangga (Carpenito, 2009).
Universitas Sumatera Utara
2.2
Data Objektif
Mengkaji batasan karakteristik umum menurut Carpenito (2009) adalah:
penampilan (masa otot, distribusi lemak), tinggi dan berat badan, edema, rambut,
kulit, kuku, mulut, dan gigi. Pengukuran antropometrik, lingkaran lengan bagian
tengah, lingkaran otot lengan bagian tengah, lipatan kulit trisep. Kaji faktor yang
berhubungan: kemampuan untuk mengunyah, menelan, makan.
3.
Rumusan Masalah
Rumusan masalah ini bertujuan untuk mendiskripsikan masalah apa yang
akan dicapai dalam penelitian.
4.
Perencanaan
Rencana asuhan keperawatan adlah petunjuk tertulis yang menggambarkan
secara tepat mengenai rencana tindakan yang dilakukan terhadap klien sesuai
dengan kebutuhannya berdasarkan diagnosis keperawatan.
4.1
Kriteria Hasil
Individu akan menjelaskan mengapa dia berisiko mengalami peningkatan
berat badan. Adapaun indikatornya adalah:
-
Menjelaskan alasan peningkatan asupan pada kondisi defisit pengecapan
atau penciuman
-
Mendiskusikan tentang kebutuhan nutrisi selama kehamilan.
-
Mendiskusikan tentang pengaruh olahraga pada pengontrol berat badan.
4.2
Intervensi
Intervensi NIC: modifikasi perilaku yaitu dengan cara memfasilitasi
perubahan perilaku, manajemen gangguan makan yaitu dengan cara mencegah
dan menangani pembatasan diet yang sangat ketat dan aktivitas berlebihan atau
memasukkan makanan dan minuman dalam jumlah banyak kemudian berusaha
mengeluarkan semuanya, manajemen nutrisi yaitu membantu atau menyediakan
asupan makanan dan cairan dengan diet seimbang, Konseling nutrisi yaitu
memberikan bantuan dengan proses interaktif yang berfokus pada kebutuhan
untuk memodifikasi diet, pemantauan nutrisi yaitu dengan cara mengumpulkan
Universitas Sumatera Utara
dan menganalisis data pasien untuk mencegah atau meminimalkan kurang gizi,
bantuan menurunkan berat badan yaitu memfasilitasi penurunan berat badan dan
lemak tubuh.
4.3
Rasional
-
Kemampuan untuk menurunkan berat badan saat sedang menjalani terapi
kortikosteroid tampaknya bergantung pada pembatasan asupan natrium dan upaya
mempertahankan asupan kalori yang sesuai.
-
Peningkatan aktivitas mendukung upaya penurunan berat badan
-
Individu dengan gangguan penciuman atau pengecapan bisa mengonsumsi
lebih banyak makanan guna memuaskan pengecapan mereka.
Universitas Sumatera Utara
B.
Asuhan Keperawatan Kasus
Pengkajian dalam laporan Karya Tulis Ilmiah ini menggunakan format yang
telah ditentukan seperti berikut ini.
FORMAT PENGKAJIAN PASIEN DI
RUMAH SAKIT UMUM DR.PIRNGADI MEDAN
I.
BIODATA
IDENTITAS PASIEN
II.
Nama
: Tn. A
Jenis Kelamin
: Laki-laki
Umur
: 64 thn
Status Perkawinan
: Menikah
Agama
: Islam
Pendidikan
: SLTP
Pekerjaan
: Wiraswasta
Alamat
: Sidalu-dalu Kabupaten Rokan Hulu, Riau
Tanggal Masuk RS
: 04/06/2014 (22.30)
No. Register
: 00.92.80.68
Ruangan/ kamar
: XII / Asoka I, Bed 21
Golongan darah
:B
Tanggal pengkajian
: 05/06/2014
Tanggal operasi
:-
Diagnosa Medis
: Diabetes Melitus
KELUHAN UTAMA
Pasien mengatakan mual, tubuh lemas, dan adanya luka decubitus pada
kaki, dan nyeri pada daerah pemasangan kateter.
Universitas Sumatera Utara
III. RIWAYAT KESEHATAN SEKARANG:
A.
Provocative/Palliative
1.
Apa Penyebabnya
Pasien mengatakan bahwa luka pada kakinya di akibatkan karena tersiram
air panas, dan tak kunjung sembuh sampai sekarang.
2.
Hal-Hal Yang Memperbaiki Keadaan
Pasien mengatakan,idak ada yang dapat memperbaiki keadaan, karena
pasien juga sulit untuk tidur.
B.
Quantity/Quality
1.
Bagaimana Dirasakan
Yang dirasakan sangat mengganggu, karena luka semakin lebar.
2.
Bagaimana Dilihat
Pasien tampak lemas dan juga seperti menahan rasa sakit pada kaki kirinya.
C.
Region
1.
Dimana Lokasinya
Pada kaki kiri pasien, dari pergelangan kaki hingga setengah dari bagian
betis.
2.
Apakah Menyebar
Ya, luka mulai menyebar ke lutut.
D.
Severity
Pasien mengatakan bahwa penyakitnya sangat mengganggu kegiatannya dan
pekerjaannya.
E.
Time
Rasa sakit pada kakinya sering muncul.
IV. RIWAYAT KESEHATAN MASA LALU
A.
Penyakit yang pernah dialami
Pasien mengatakan bahwa ia ia tidak memiliki riwayat penyakit
B.
Pengobatan/tindakan yang pernah dilakukan
Pasien mengatakan dia tidak pernah mendapatkan tindakan ataupun
pengobatan.
Universitas Sumatera Utara
C.
Pernah dirawat/dioperasi
Pasien tidak pernah di rawat inap
V.
RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA
A.
Orang tua
Orang tua pasien tidak memiliki riwayat penyakit apapun.
B.
Saudara kandung
Saudara kandung pasien tidak memiliki riwayat penyakit apapun.
C.
Penyakit keturunan yang ada
Pasien mengatakan bahwa tidak ada penyakit keturunan.
D.
Anggota keluarga yang meninggal
Kedua orang tua pasien
E.
Penyebab meninggal
Pasien mengatakan bahwa penyebab meninggal disebabkan karena faktor
usia, bukan karena penyakit apapun.
VI. RIWAYAT KEADAAN PSIKOSOSIAL
A.
Persepsi pasien tentang penyakitnya
Pasien mengatakan bahwa semua penyakit yang ada pada dirinya karena
kuasa tuhan.
B.
Konsep diri:
-
Gambaran diri : Pasien mengatakan bahwa tubuhnya lemas.
-
Ideal diri
: Pasien mengatakan bahwa dirinya sangat bersemangat
untuk sembuh
-
Harga diri
: pasien tidak merasakan malu akan penyakitnya
-
Peran diri
: Pasien mengatakan bahwa dia adalah seorang yang masih
memiliki tugas untuk berdakwah
-
Identitas
C.
Keadaan emosi
: Pasien adalah seorang kepala keluarga.
Setelah dilakukannya pengkajian keadaan emosi pasien yang dilihat
terkontrol.
Universitas Sumatera Utara
D.
Hubungan sosial
-
Orang yang berarti: Pasien mengatakan hubungan dengan orang-orang yang
berarti bagi dirinya sangat baik.
-
Hubungan dengan keluarga: Pasien mengatakan hubungan dengan keluarga
bagi dirinya sangat baik.
-
Hubungan dengan orang lain: Pasien mengatakan orang-orang disekitarnya
ramah dan baik serta hubungannya terjalin baik, dan pasien cepat akrab dengan
orang yang baru dikenal.
-
Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain: Tidak ada hambatan
dalam berhubungan dengan orang lain.
E.
Spiritual
-
nilai dan keyakinan
:
pasien
beragama
islam,
biasanya
pasien
melakukan ibadahnya lima kali dalam sehari serta pasien sering berdakwah ke
kota-kota.
-
kegiatan ibadah
: Selama dirawat di rumah sakit, pasien melakukan
ibadah di tempat tidurnya.
VII. PEMERIKSAAN FISIK
A.
Keadaan Umum
: Tn. A tampak lemah
B.
Tanda-tanda vital
-
Suhu Tubuh
: 370C
-
Tekanan Darah
-
Nadi
-
Pernafasan
-
Tb
: 150/100 mmHg
: 80 ���
: 22 ���
: 165 cm
-
Bb
: 75 kg
-
Hasil Gula Darah
: 140 mg/dl (data dari status pasien)
-
Skala Nyeri
:3
C.
Pemeriksaan Head to toe
Kepala dan rambut
-
Bentuk
: Simetris
-
Kulit kepala
: Kurang Bersih.
Universitas Sumatera Utara
Rambut
-
Penyebaran dan keadaan rambut: Rambut kurang rapih dan penyebarannya
merata.
-
Bau
: Sedikit berbau
-
Warna rambut
: warna rambut putih
Wajah
-
Warna kulit
: sawo matang
-
Stuktur wajah
: simetris
Mata
-
Kelengkapan dan kesimetrisan : lengkap dan simetris
-
Palpebra
: tidak ada kelainan
-
Konjungtiva dan sklera
: konjungtiva berwarna merah dan sklera
berwarna putih.
-
Pupil
: isokor
-
Cornea dan iris
: cornea tidak ada kelainan, iris mulai
berwarna putih.
-
Visus
: tidak dilakukannya pemeriksaan visus
-
Tekanan bola mata
: tidak dilakukannya pemeriksaan
Hidung
-
Tulang hidung dan posisi septum nasi : simetris
-
Lubang hidung
: bersih, tidak ada sekret
-
Cuping hidung
: tidak adanya pernafasan cuping
hidung
Telinga
-
Bentuk telinga
: simetris, kiri dan kanan tidak ada kelainan
-
Ukuran telinga
: normal
-
Lubang telinga
: bersih, tidak ada serumen
-
Ketajaman pendengaran
: baik
Universitas Sumatera Utara
Mulut dan faring
-
Keadaan bibir
: mukosa bibir baik (tidak anemis)
-
Keadaan gusi dan gigi
: gusi merah, dan gigi tidak lengkap.
-
Keadaan lidah
: bersih
Leher
-
Posisi trachea
: normal
-
Thyroid
: tidak ada pembengkakan pada thiroid
-
Suara
: suara pasien normal
-
Kelenjar limfe
: tidak ada pembesaran pada kelenjar limfe
-
Vena jugularis
: tidak ada pembengkakan vena jugularis
-
Denyut nadi karotis
: denyut nadi karotis teraba
Pemeriksaan integumen
-
Kebersihan
: kurang bersih
-
Kehangatan
: hangat
-
Warna
: sawo matang
-
Turgor
: turgor kulit baik
-
Kelembaban
: kulit kurang lembab
-
Kelainan pada kulit
: terdapat kelainan pada kulit pasien, yaitu
pada kaki sebelah kiri pasien, terdapat luka decubitus pada kaki.
Pemeriksaan thoraks/dada
-
Inspeksi thoraks
:Bentuk normal, simetris, Pernafasan teratur,
tidak ada gangguan nafas.
-
Pernafasan (frekuensi, irama) : Frekuensi 22x/i, dengan irama teratur
-
Tanda kesulitan bernafas
: Tidak ada tanda kesulitan bernafas
Pemeriksaan Muskoloskeletal Ekstermitas
Simetris, ekstermitas lengkap
Universitas Sumatera Utara
VIII. POLA KEBIASAAN SEHARI-HARI
I.
Pola Makan dan minum
-
Frekuensi makan/hari
: pasien mengatakan makan lebih dari 3x
Sehari, tetapi ada selingan.
-
Nafsu / selera makan
: nafsu makan sehari- hari baik.
-
Nyeri ulu hati
: tidak ada rasa sakit pada ulu hati pasien.
-
Mual dan muntah
: pasien sesekali merasakan mual.
-
Waktu pemberian makan
: pagi pada jam 08.00 wib, siang pada jam
12.00 wib, dan malam jam 18.00 wib.
-
Jumlah dan jenis makanan
: jenis makanan pada pasien adalah MII
(bubur)
-
Waktu pemberian cairan
: pemberian cairan pada pasien diberikan
sesering mungkin.
-
Masalah makan dan minum
: pasien tidak merasakan ada masalah pada
saat makan dan minum.
II.
Perawatan diri / personal hygine
-
Kebersihan tubuh
: kurang, pasien hanya di lap oleh
keluarganya.
-
Kebersihan gigi dan mulut
:gigi tampak kuning, mulut pasien sedikit
bau
-
Kebersihan kuku kaki dan tangan : bersih, pasien mengatakan bahwa dia
sering menggunting kukunya apabila kukunya mulai panjang
III. Pola kegiatan / Aktivitas
-
Aktivitas pasien : pasien selalu melakukan perjalanan jauh untuk berdakwah
dan juga sangat aktif dalam segala hal yang menyangkut tentang agama.
-
Aktivitas ibadah pasien selama di rawat di rumah sakit: pasien melakukan
ibadahnya di tempat tidur pasien.
Universitas Sumatera Utara
IV. Pola eliminasi
1.
BAB
-
Pola BAB
: pasien BAB 2 kali dalam sehari
-
Karakter Feses
: normal
-
Riwayat perdarahan
: tidak ada riwayat pendarahan
-
BAB terakhir
: pasien BAB terakhir pada pukul 05.00 wib
-
Diare
: pasien tidak sedang diare
-
Penggunaan laksatif
: tidak menggunakan laksatif
2.
BAK
-
Pola BAK
: > 6 kali, tetapi yang dilihat pada
kateter urin Tn.A pada pukul 11 siang telah terisi 600 cc.
-
Karakter Urine
: Kuning
-
Nyeri/ rasa terbakar/ kesulitan BAK
: adanya nyeri disebabkan
pemasangan kateter.
-
Riwayat penyakit ginjal/kandung kemih: Tidak ada riwayat sakit ginjal
-
Penggunaan diuretik
: Tidak ada penggunaan diuretik
Universitas Sumatera Utara
ANALISA DATA
No
Data
Etiologi
Masalah
keperawatan
1.
Ds :
Diabetes Melitus
- pasien mengatakan
adanya
tetapi
seimbangan
nutrisi
lebih
dari
mual kadar gula darah 140 kebutuhan tubuh.
rasa
nafsu
ketidak
makan
mg/dl
tidak ada masalah.
berat badan berlebih
Do :
10% dari berat badan
- BB :75 kg
normal.
- TB : 165 cm
- berat badan berlebih
ketidak seimbangan
10% dari berat badan
nutrisi lebih dari
normal
kebutuhan tubuh.
- kadar gula dalam
darah 140 mg/dl
2.
Ds:
Diabetes Melitus
pasien
mengatakan
adanya
rasa
nyeri
Nyeri akut
Nyeri yang
pada kaki yang luka
disebabkan oleh luka
di sebelah kiri.
decubitus pada kaki
sebelah kiri.
Do:
Nyeri akut
- Nyeri skala 3
- Adanya
luka
pada
kaki
- Wajah
tampak
menahan nyeri
Universitas Sumatera Utara
3.
Ds:
pasien
Kerusakan
mengatakan
Diabetes Melitus
Integritas
Kulit
lukanya sudah mulai
menyebar
Adanya luka pada
Do:
- Adanya
kaki
luka
decubitus pada kaki kiri Kerusakan Integritas
- Luka besar mulai dari
pergelangan
Kulit
kaki
hingga setengah dari
bagian betis.
MASALAH KEPERAWATAN
1. Nutrisi, ketidak seimbangan lebih dari kebutuhan tubuh
2. Nyeri akut
3. Kerusakan integritas kulit
DIAGNOSA KEPERAWATAN (PRIORITAS)
1. Nutrisi, ketidak seimbangan lebih dari kebutuhan tubuh b/d Asupan yang
melebihi penggunaan energi.
2. Nyeri akut b/d trauma jaringan
3. Kerusakan integritas kulit: ulkus dekubitus b/d perubahan status metabolik
Universitas Sumatera Utara
PERENCANAAN KEPERAWATAN DAN RASIONAL
Hari/
No.Dx
Perencanaan keperawatan
1
Tujuan:
Tanggal
setelah
dilakukan
asuhan
keperawatan,
diharapkan kebutuhan nutrisi dapat terpenuhi, mual
hilang, asupan nutrisi setara dengan penggunaan
energi.
Kriteria Hasil :
Mual/muntah hilang, dan BB normal, kadar gula darah
normal
Rencana Tindakan
1.
Lakukan
Rasional
hubungan 1. Membina hubungan
terapeutik dengan pasien saling
percaya
antara
dan keluarga pasien
pasien, keluarga pasien
Kaji :
dengan perawat.
2. Kaji riwayat nutrisi, 2.mengetahui
termasuk makanan yang yang
disukai
masuk
nutrisi
kedalam
tubuh pasien
Observasi :
3. Nilai kadar gula darah.
3. Monitor nilai kadar
gula darah pasien.
4. Observasi dan catat 4.Mengetahui
intake
makanan,
serta keseimbangan
nutrisi
observasi kegiatan yang dalam tubuh pasien
dilakukan
5. Anjurkan untuk makan 5. Menyeimbangkan BB
sesuai dengan anjuran.
pasien.
6. Berikan informasi yang 6.Meningkatkan
tepat tentang kebutuhan pengetahuan agar pasien
nutrisi yang berhubungan lebih paham dan menjaga
dengan penyakitnya.
keseimbangan
nutrisi
tubuhnya.
Universitas Sumatera Utara
2
Tujuan: Setelah dilakukan asuhan keperawatan,
diharapkan nyeri berkurang ataupun hilang.
Kriteria Hasil :
- skala nyeri : 0
- wajah tampak tidak sedang menahan nyeri.
Rencana Tindakan
a.
Rasional
Kaji faktor yang a.
Untuk
dapat meningkatkan rasa mengetahui faktor-faktor
apa
nyeri.
saja
yang
dapat
meningkatkan rasa nyeri.
Kaji faktor yang b.
b.
dapat
mengurangi
Untuk
rasa mengetahui faktor-faktor
nyeri.
yang dapat mengurangi
rasa nyeri pada pasien.
Memberikan posisi c.
c.
yang
nyaman
Untuk
kepada memberikan rasa nyaman
kepada pasien.
pasien
Pendidikan Kesehatan:
Berikan pendidikan d.
d.
kesehatan
pengaturan
Meningkatkan
tentang kemampuan
posisi
yang ataupun
keluarga
klien
cara
nyaman untuk mengurangi pemberian posisi yang
nyeri.
nyaman
untuk
mengurangi rasa nyeri
pada pasien.
3
Tujuan :
Setelah dilakukan asuhan keperawatan, diharapkan
kulit dapat sembuh dan kerusakan kulit tidak
menyebar.
Kriteria Hasil :
-
Kulit kembali normal
Universitas Sumatera Utara
-
Kerusakan kulit tidak menyebar.
Rencana Tindakan
a. Kaji
luas
Rasional
luka/ a. Untuk
kerusakan integritas kulit.
besar
mengetahui
luka
penyebaran
dan
yang
mungkin terjadi
b. Memberitahu
kepada b. Mencegah terjadinya
keluarga dan pasien cara penyebaran
menjaga
luka
pada
kebersihan kulit pasien.
didaerah luka agar tidak
menyebar.
c. Menganjurkan kepada c. Mencegah terjadinya
pasien ataupun keluarga luka
untuk sering mengganti menjaga
posisi
pasien
tertekan
dan
kenyamanan
terutama pasien.
pada kaki yang luka agar
tidak bertambah besar.
Universitas Sumatera Utara
PELAKSANAAN KEPERAWATAN
Hari/
No.Dx
Implementasi
Tanggal
Kamis,
Evaluasi (SOAP)
Keperawatan
1.
1. mengajak pasien serta S: pasien mengatakan
keluarga berkomunikasi.
05/06/14
mual.
2. menanyakan makanan
yang disukai oleh pasien.
O:
3. Memantau nilai kadar - k/u : Lemah
gula darah pasien.
- BB :75 kg
melihat jumlah porsi - TB : 165 cm
4.
makan
yang dihabiskan - kadar gula darah: 135
oleh pasien.
mmHg.
5. menganjurkan pasien
makan
dengan A:
sesuai
Masalah
belum
makanan yang seharusnya teratasi
pada
pasien
diabetes
melitus.
P:
Intervensi
6. memberikan pendidikan dilanjutkan.
kesehatan
ataupun
informasi tentang nutrisi
pada
pasien
diabetes
melitus.
Kamis,
05/06/14
2
1.
Menanyakan
pasien
faktor
kepada S : pasien mengatakan
apa
saja nyeri pada kakinya
yang dapat meningkatkan
rasa nyerinya.
2.
Menanyakan
O : pasien tampak lebih
kepada nyaman dengan posisi
pasien faktor apa saja yang yang telah diberikan.
dapat
mengurangi
nyerinya.
3. Memberikan
yang
nyaman
rasa
A
:
Masalah
belum
posisi teratasi
kepada P
:
Intervensi
Universitas Sumatera Utara
pasien
dilanjutkan
memberikan
pendidikan
kesehatan
tentang
pengaturan
posisi
yang
nyaman untuk mengurangi
nyeri
Kamis,
3.
a. Melihat
luas
luka/ S: pasien mengatakan
kerusakan integritas kulit.
05/06/14
b. Memberitahu
jarang mengganti posisi
kepada kaki yang terdapat luka
keluarga dan pasien cara decubitus karena takut
menjaga
kebersihan perbannya rusak.
didaerah luka agar tidak O: tampak luas luka
menyebar.
pada kakinya mulai dari
c. Menganjurkan kepada pergelangan kaki hingga
pasien ataupun keluarga setengah dari betis
untuk sering mengganti A:
posisi
pasien
masalah
belum
terutama teratasi
pada kaki yang luka agar P:Intervensi dilanjutkan
tidak bertambah besar.
Jum’at
06/06/14
1
- memantau nilai kadar S: pasien mengatakan
mualnya
gula darah pasien.
sedikit
- melihat jumlah porsi berkurang
makanan yang dihabiskan O: porsi makan yang
oleh pasien.
-
menganjurkan
makan
sesuai
diberikan habis.
pasien A:
masalah
belum
dengan teratasi
makanan yang seharusnya P: intervensi dilanjutkan.
pada
pasien
diabetes
melitus.
- memberikan pendidikan
kesehatan
ataupun
informasi tentang nutrisi
Universitas Sumatera Utara
pada
pasien
diabetes
melitus.
Jum’at
2
-
Menanyakan
kepada S: pasien mengatakan
pasien faktor apa saja nyeri
06/06/14
pada
kakinya
yang dapat meningkatkan sedikit berkurang
rasa nyerinya.
-
O: skala nyeri 2, pasien
Menanyakan
kepada tetap
mempertahankan
pasien faktor apa saja yang posisi yang dianjurkan
dapat
mengurangi
rasa sebelumnya
nyerinya.
A:
- Memberikan
yang
masalah
belum
posisi teratasi
nyaman
kepada P: intervensi dilanjutkan.
pasien
- memberikan
pendidikan
kesehatan
tentang pengaturan posisi
yang
nyaman
untuk
mengurangi nyeri
Jum’at
06/06/14
3
a. Memberitahu
kepada S:
pasien dapat lebih
keluarga dan pasien cara menjaga
menjaga
kebersihan
kebersihan daerah luka pasien.
didaerah luka agar tidak O: daerah sekitar luka
menyebar.
lebih
b.
sebelumnya.
Menganjurkan
kepada
keluarga
pasien
untuk
ataupun A:
bersih
masalah
dari
belum
sering teratasi
mengganti posisi pasien P: intervensi dilanjutkan.
terutama pada kaki yang
luka agar tidak bertambah
besar.
Universitas Sumatera Utara