Chapter II Asuhan Keperawatan Pada Pasien Diabetes Melitus dengan Prioritas Masalah Gangguan Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi di RSUD.Dr. Pirngadi Medan

BAB II
PENGELOLAAN KASUS

A.

Konsep Dasar Ketidak Seimbangan Nutrisi Lebih Kebutuhan Tubuh
Ketidak seimbangan nutrisi lebih dari kebutuhan tubuh menurut Carpenito

(2009) adalah kondisi ketika individu mengalami atau berisiko mengalami
peningkatan berat badan akibat asupan yang melebihi kebutuhan metabolik.
Sementara itu ketidak seimbangan nutrisi lebih dari kebutuhan tubuh
menurut Wilkinson (2006) adalah keadaan individu yang mengalami asupan
nutrisi melebihi kebutuhan metabolik.

1.

Pengkajian
Tahap pengkajian dalam proses keperawatan merupakan proses dinamis

yang terorganisasi (Tarwoto & Wartonah, 2006).


1.1

Batasan Karakteristik
Menurut Wilkinson & Judith (2011), batasan karakteristik ketidak

seimbangan nutrisi lebih dari kebutuhan tubuh secara objektif adalah konsentrasi
asupan makanan di malam hari, pola makan disfungsional (mis., makan sambil
melakukan aktivitas lainnya), makan sebagai respon terhadap pengaruh eksternal,
seperti waktu siang atau situasi sosial. Makan sebagai respon terhadap pengaruh
internal selain rasa lapar (mis., ansietas [marah, depresi, bosan, stres, dan
kesepian]), tingkat aktifitas kurang gerak.
Menurut Carpenito (2009), adapun batasan karakteristik terbagi atas dua,
yaitu: batasan mayor (harus ada), dan batasan minor (mungkin ada).
1.1.1 Batasan Mayor (Harus Ada)
-

Berat badan berlebih (10% diatas berat badan ideal berdasarkan tinggi dan

postur tubuh),
-


Obesitas (20% atau lebih diatas berat badan ideal berdasarkan tinggi dan

postur tubuh)
-

Lipatan kulit trisep lebih dari 15 mm pada pria dan 25 mm pada wanita

Universitas Sumatera Utara

1.1.2 Batasan Minor (Mungkin Ada)
-

Laporan tentang pola makan yang tidak diinginkan

-

Asupan yang melebihi kebutuhan metabolik

-


Pola aktivitas yang tidak aktif

1.2

Komponen Gizi
Menurut Waspadji (2002) komponen gizi pada penderita pasien diabetes

melitus adalah
Karbohidrat

60- 70 %

Protein

10-15 %

Lemak

20-25 %


Kolesterol

< 300 mg/hari

Serat

25 g/hari

Garam

Seperti anjuran untuk orang normal

Pemanis

Dapat digunakan secukupnya

Tabel : Komposisi Zat Gizi (Konsensus PERKENI 1998)

1.2.1 Penentuan Kebutuhan Kecukupan Energi

Sebelum

menghitung

kebutuhan

kalori

seseorang,

pertama

harus

menghitung: dengan Teori RBW (teori berat badan relatif). Adapun cara
menghitung Berat badan relatif seseorang adalah denngan menggunakan rumus:
RBW =
Dimana dengan ketentuan:

�� (��)

�� (�� )−100

x 100%

-

Kurus jika RBW < 90%

-

Normal jika RBW = 90 – 100%

-

Gemuk jika RBW >110% atau -140%

Universitas Sumatera Utara

1.2.2 Menghitung Kebutuhan Kalori
Ada beberapa cara menentukan jumlah kalori yang dibutuhkan seorang

pasien diabetes melitus, yaitu antara lain:
Agus (2004), cara menentukan kalori perhari seseorang adalah dengan cara:
-

Orang kurus BB x 40 – 60 kalori

-

Orang normal BB x 30 kalori

-

Orang gemuk BB x 20 kalori

-

Orang obesitas BB x 10 -15 kalori.
Waspadji (2002), cara mudah menentukan kalori tubuh seseorang adalah

pada tabel, bahwa seseorang dengan berat badan normal yang bekerja santai

memerlukan 30 Kkal/ kg BB idaman. Yang kurus dan bekerja berat memerlukan
40-50 Kkal/ kg BB idaman. Dengan cara ini tidak perlu ditambah-tambahkan lagi.

Kebutuhan Kalori Pasien Diabetes
Dewasa

Kkal/

BB

kerja Kerja sedang

Kerja berat

santai
Gemuk

20-25

30


35

Normal

30

35

40

Kurus

35

40

40 – 50

Dan untuk penentuan kalori lainnya, secara kasar dapat dibuat suatu pegangan

sebagai berikut:
Pasien kurus

2300 – 2500 Kkal

Pasien berat normal

1700 – 2100 Kkal

Pasien gemuk

1300 – 1500 Kkal

Standart diet diabetes melitus dapat dilihat pada Lampiran.
1.3

Faktor Yang Berhubungan
Adapun faktor- faktor yang berhubungan adalah fisiologi, terkait dengan

pengobatan, dan maturasional.

a.

Patofisiologis
Berhubungan dengan perubahan pola kenyang, berhubungan dengan

penurunan indra perasa dan penghidu.

Universitas Sumatera Utara

b.

Terkait Pengobatan
Berhubungan dengan perubahan pola kenyang, sekunder akibat: Medikasi

(kortikosteroid, antihistamin, estrogen),radiasi (penurunan indra perasa dan
penghidu), situasional (Personal, Lingkungan).
Berhubungan dengan risiko peningkatan berat badan lebih dari 12,5-15 kg
saat hamil, berhubungan dengan kurangnya pengetahuan dasar mengenai nutrisi.
c.

Maturasional
Dewasa/ Lansia: berhubungan dengan penurunan pola aktivitas, penurunan

kebutuhan metabolik.

2.

Analisa Data
Analisa data dalam keperawatan adalah kemampuan kognitif dalam

pengembangan daya berfikir dan penalaran yang dipengaruhi oleh latar belakang
ilmu dan pengetahuan, pengalaman, dan pengertian keperawatan.

2.1

Data Subjektif
Menurut Carpenito (2009), pengkajian batasan karakteristik yaitu:

perbandingan berat badan/tinggi badan. berat badan 3 bulan yang lalu, berat badan
ideal, berat badan sekarang dan tinggi badan. Asupan biasa yaitu: diet untuk 24
jam, apakah merupakan pola asupan yang biasa, apakah asupan lima kelompok
makanan dasar sudah mencukupi, apakah asupan cairan sudah mencukupi.
Kaji faktor yang berhubungan yaitu: nafsu makan (biasa, berubah), pola
diet, makanan/ minuman yang tidak disenangi/favorit, praktik diet keagamaan.
Tingkat aktivitas yaitu: pekerjaan, latihan fisik (jenis, frekuensi). Upaya
memperoleh

makanan/mempersiapkan

makanan

pasien

diabetes

melitus:

kemampuan fungsional, transportasi, fasilitas dapur, pendapatan yang adekuat
untuk kebutuhan makanan. Pengetahuan tentang nutrisi : lima kelompak makanan
dasar, asupan karbohidrat, lemak, garam yang direkomendasikan, hubungan
aktivitas dan metabolisme. Faktor risiko fisiologis:

gangguan neurologis,

penyakit kronis (gagal ginjal, penyakit paru obstruksi kronis, HIV, penyakit hati),
hubungan aktivitas dan metabolisme. Kondisi psikososial: penggunaan obat ,
depresi, kondisi rumah tangga (Carpenito, 2009).

Universitas Sumatera Utara

2.2

Data Objektif
Mengkaji batasan karakteristik umum menurut Carpenito (2009) adalah:

penampilan (masa otot, distribusi lemak), tinggi dan berat badan, edema, rambut,
kulit, kuku, mulut, dan gigi. Pengukuran antropometrik, lingkaran lengan bagian
tengah, lingkaran otot lengan bagian tengah, lipatan kulit trisep. Kaji faktor yang
berhubungan: kemampuan untuk mengunyah, menelan, makan.

3.

Rumusan Masalah
Rumusan masalah ini bertujuan untuk mendiskripsikan masalah apa yang

akan dicapai dalam penelitian.

4.

Perencanaan
Rencana asuhan keperawatan adlah petunjuk tertulis yang menggambarkan

secara tepat mengenai rencana tindakan yang dilakukan terhadap klien sesuai
dengan kebutuhannya berdasarkan diagnosis keperawatan.
4.1

Kriteria Hasil
Individu akan menjelaskan mengapa dia berisiko mengalami peningkatan

berat badan. Adapaun indikatornya adalah:
-

Menjelaskan alasan peningkatan asupan pada kondisi defisit pengecapan

atau penciuman
-

Mendiskusikan tentang kebutuhan nutrisi selama kehamilan.

-

Mendiskusikan tentang pengaruh olahraga pada pengontrol berat badan.

4.2

Intervensi
Intervensi NIC: modifikasi perilaku yaitu dengan cara memfasilitasi

perubahan perilaku, manajemen gangguan makan yaitu dengan cara mencegah
dan menangani pembatasan diet yang sangat ketat dan aktivitas berlebihan atau
memasukkan makanan dan minuman dalam jumlah banyak kemudian berusaha
mengeluarkan semuanya, manajemen nutrisi yaitu membantu atau menyediakan
asupan makanan dan cairan dengan diet seimbang, Konseling nutrisi yaitu
memberikan bantuan dengan proses interaktif yang berfokus pada kebutuhan
untuk memodifikasi diet, pemantauan nutrisi yaitu dengan cara mengumpulkan

Universitas Sumatera Utara

dan menganalisis data pasien untuk mencegah atau meminimalkan kurang gizi,
bantuan menurunkan berat badan yaitu memfasilitasi penurunan berat badan dan
lemak tubuh.
4.3

Rasional

-

Kemampuan untuk menurunkan berat badan saat sedang menjalani terapi

kortikosteroid tampaknya bergantung pada pembatasan asupan natrium dan upaya
mempertahankan asupan kalori yang sesuai.
-

Peningkatan aktivitas mendukung upaya penurunan berat badan

-

Individu dengan gangguan penciuman atau pengecapan bisa mengonsumsi

lebih banyak makanan guna memuaskan pengecapan mereka.

Universitas Sumatera Utara

B.

Asuhan Keperawatan Kasus
Pengkajian dalam laporan Karya Tulis Ilmiah ini menggunakan format yang

telah ditentukan seperti berikut ini.

FORMAT PENGKAJIAN PASIEN DI
RUMAH SAKIT UMUM DR.PIRNGADI MEDAN

I.

BIODATA
IDENTITAS PASIEN

II.

Nama

: Tn. A

Jenis Kelamin

: Laki-laki

Umur

: 64 thn

Status Perkawinan

: Menikah

Agama

: Islam

Pendidikan

: SLTP

Pekerjaan

: Wiraswasta

Alamat

: Sidalu-dalu Kabupaten Rokan Hulu, Riau

Tanggal Masuk RS

: 04/06/2014 (22.30)

No. Register

: 00.92.80.68

Ruangan/ kamar

: XII / Asoka I, Bed 21

Golongan darah

:B

Tanggal pengkajian

: 05/06/2014

Tanggal operasi

:-

Diagnosa Medis

: Diabetes Melitus

KELUHAN UTAMA
Pasien mengatakan mual, tubuh lemas, dan adanya luka decubitus pada

kaki, dan nyeri pada daerah pemasangan kateter.

Universitas Sumatera Utara

III. RIWAYAT KESEHATAN SEKARANG:
A.

Provocative/Palliative

1.

Apa Penyebabnya
Pasien mengatakan bahwa luka pada kakinya di akibatkan karena tersiram

air panas, dan tak kunjung sembuh sampai sekarang.
2.

Hal-Hal Yang Memperbaiki Keadaan
Pasien mengatakan,idak ada yang dapat memperbaiki keadaan, karena

pasien juga sulit untuk tidur.
B.

Quantity/Quality

1.

Bagaimana Dirasakan
Yang dirasakan sangat mengganggu, karena luka semakin lebar.

2.

Bagaimana Dilihat
Pasien tampak lemas dan juga seperti menahan rasa sakit pada kaki kirinya.

C.

Region

1.

Dimana Lokasinya
Pada kaki kiri pasien, dari pergelangan kaki hingga setengah dari bagian
betis.

2.

Apakah Menyebar
Ya, luka mulai menyebar ke lutut.

D.

Severity
Pasien mengatakan bahwa penyakitnya sangat mengganggu kegiatannya dan
pekerjaannya.

E.

Time
Rasa sakit pada kakinya sering muncul.

IV. RIWAYAT KESEHATAN MASA LALU
A.

Penyakit yang pernah dialami
Pasien mengatakan bahwa ia ia tidak memiliki riwayat penyakit

B.

Pengobatan/tindakan yang pernah dilakukan
Pasien mengatakan dia tidak pernah mendapatkan tindakan ataupun

pengobatan.

Universitas Sumatera Utara

C.

Pernah dirawat/dioperasi
Pasien tidak pernah di rawat inap

V.

RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA

A.

Orang tua
Orang tua pasien tidak memiliki riwayat penyakit apapun.

B.

Saudara kandung
Saudara kandung pasien tidak memiliki riwayat penyakit apapun.

C.

Penyakit keturunan yang ada
Pasien mengatakan bahwa tidak ada penyakit keturunan.

D.

Anggota keluarga yang meninggal
Kedua orang tua pasien

E.

Penyebab meninggal
Pasien mengatakan bahwa penyebab meninggal disebabkan karena faktor

usia, bukan karena penyakit apapun.

VI. RIWAYAT KEADAAN PSIKOSOSIAL
A.

Persepsi pasien tentang penyakitnya
Pasien mengatakan bahwa semua penyakit yang ada pada dirinya karena

kuasa tuhan.
B.

Konsep diri:

-

Gambaran diri : Pasien mengatakan bahwa tubuhnya lemas.

-

Ideal diri

: Pasien mengatakan bahwa dirinya sangat bersemangat

untuk sembuh
-

Harga diri

: pasien tidak merasakan malu akan penyakitnya

-

Peran diri

: Pasien mengatakan bahwa dia adalah seorang yang masih
memiliki tugas untuk berdakwah

-

Identitas

C.

Keadaan emosi

: Pasien adalah seorang kepala keluarga.

Setelah dilakukannya pengkajian keadaan emosi pasien yang dilihat
terkontrol.

Universitas Sumatera Utara

D.

Hubungan sosial

-

Orang yang berarti: Pasien mengatakan hubungan dengan orang-orang yang

berarti bagi dirinya sangat baik.
-

Hubungan dengan keluarga: Pasien mengatakan hubungan dengan keluarga

bagi dirinya sangat baik.
-

Hubungan dengan orang lain: Pasien mengatakan orang-orang disekitarnya

ramah dan baik serta hubungannya terjalin baik, dan pasien cepat akrab dengan
orang yang baru dikenal.
-

Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain: Tidak ada hambatan

dalam berhubungan dengan orang lain.
E.

Spiritual

-

nilai dan keyakinan

:

pasien

beragama

islam,

biasanya

pasien

melakukan ibadahnya lima kali dalam sehari serta pasien sering berdakwah ke
kota-kota.
-

kegiatan ibadah

: Selama dirawat di rumah sakit, pasien melakukan

ibadah di tempat tidurnya.

VII. PEMERIKSAAN FISIK
A.

Keadaan Umum

: Tn. A tampak lemah

B.

Tanda-tanda vital

-

Suhu Tubuh

: 370C

-

Tekanan Darah

-

Nadi

-

Pernafasan

-

Tb

: 150/100 mmHg
: 80 ���
: 22 ���

: 165 cm

-

Bb

: 75 kg

-

Hasil Gula Darah

: 140 mg/dl (data dari status pasien)

-

Skala Nyeri

:3

C.

Pemeriksaan Head to toe
Kepala dan rambut

-

Bentuk

: Simetris

-

Kulit kepala

: Kurang Bersih.

Universitas Sumatera Utara

Rambut
-

Penyebaran dan keadaan rambut: Rambut kurang rapih dan penyebarannya
merata.

-

Bau

: Sedikit berbau

-

Warna rambut

: warna rambut putih

Wajah
-

Warna kulit

: sawo matang

-

Stuktur wajah

: simetris

Mata
-

Kelengkapan dan kesimetrisan : lengkap dan simetris

-

Palpebra

: tidak ada kelainan

-

Konjungtiva dan sklera

: konjungtiva berwarna merah dan sklera
berwarna putih.

-

Pupil

: isokor

-

Cornea dan iris

: cornea tidak ada kelainan, iris mulai
berwarna putih.

-

Visus

: tidak dilakukannya pemeriksaan visus

-

Tekanan bola mata

: tidak dilakukannya pemeriksaan

Hidung
-

Tulang hidung dan posisi septum nasi : simetris

-

Lubang hidung

: bersih, tidak ada sekret

-

Cuping hidung

: tidak adanya pernafasan cuping
hidung

Telinga
-

Bentuk telinga

: simetris, kiri dan kanan tidak ada kelainan

-

Ukuran telinga

: normal

-

Lubang telinga

: bersih, tidak ada serumen

-

Ketajaman pendengaran

: baik

Universitas Sumatera Utara

Mulut dan faring
-

Keadaan bibir

: mukosa bibir baik (tidak anemis)

-

Keadaan gusi dan gigi

: gusi merah, dan gigi tidak lengkap.

-

Keadaan lidah

: bersih

Leher
-

Posisi trachea

: normal

-

Thyroid

: tidak ada pembengkakan pada thiroid

-

Suara

: suara pasien normal

-

Kelenjar limfe

: tidak ada pembesaran pada kelenjar limfe

-

Vena jugularis

: tidak ada pembengkakan vena jugularis

-

Denyut nadi karotis

: denyut nadi karotis teraba

Pemeriksaan integumen
-

Kebersihan

: kurang bersih

-

Kehangatan

: hangat

-

Warna

: sawo matang

-

Turgor

: turgor kulit baik

-

Kelembaban

: kulit kurang lembab

-

Kelainan pada kulit

: terdapat kelainan pada kulit pasien, yaitu

pada kaki sebelah kiri pasien, terdapat luka decubitus pada kaki.

Pemeriksaan thoraks/dada
-

Inspeksi thoraks

:Bentuk normal, simetris, Pernafasan teratur,
tidak ada gangguan nafas.

-

Pernafasan (frekuensi, irama) : Frekuensi 22x/i, dengan irama teratur

-

Tanda kesulitan bernafas

: Tidak ada tanda kesulitan bernafas

Pemeriksaan Muskoloskeletal Ekstermitas
Simetris, ekstermitas lengkap

Universitas Sumatera Utara

VIII. POLA KEBIASAAN SEHARI-HARI
I.

Pola Makan dan minum

-

Frekuensi makan/hari

: pasien mengatakan makan lebih dari 3x
Sehari, tetapi ada selingan.

-

Nafsu / selera makan

: nafsu makan sehari- hari baik.

-

Nyeri ulu hati

: tidak ada rasa sakit pada ulu hati pasien.

-

Mual dan muntah

: pasien sesekali merasakan mual.

-

Waktu pemberian makan

: pagi pada jam 08.00 wib, siang pada jam
12.00 wib, dan malam jam 18.00 wib.

-

Jumlah dan jenis makanan

: jenis makanan pada pasien adalah MII
(bubur)

-

Waktu pemberian cairan

: pemberian cairan pada pasien diberikan
sesering mungkin.

-

Masalah makan dan minum

: pasien tidak merasakan ada masalah pada
saat makan dan minum.

II.

Perawatan diri / personal hygine

-

Kebersihan tubuh

: kurang, pasien hanya di lap oleh
keluarganya.

-

Kebersihan gigi dan mulut

:gigi tampak kuning, mulut pasien sedikit
bau

-

Kebersihan kuku kaki dan tangan : bersih, pasien mengatakan bahwa dia

sering menggunting kukunya apabila kukunya mulai panjang

III. Pola kegiatan / Aktivitas
-

Aktivitas pasien : pasien selalu melakukan perjalanan jauh untuk berdakwah

dan juga sangat aktif dalam segala hal yang menyangkut tentang agama.
-

Aktivitas ibadah pasien selama di rawat di rumah sakit: pasien melakukan

ibadahnya di tempat tidur pasien.

Universitas Sumatera Utara

IV. Pola eliminasi
1.

BAB

-

Pola BAB

: pasien BAB 2 kali dalam sehari

-

Karakter Feses

: normal

-

Riwayat perdarahan

: tidak ada riwayat pendarahan

-

BAB terakhir

: pasien BAB terakhir pada pukul 05.00 wib

-

Diare

: pasien tidak sedang diare

-

Penggunaan laksatif

: tidak menggunakan laksatif

2.

BAK

-

Pola BAK

: > 6 kali, tetapi yang dilihat pada

kateter urin Tn.A pada pukul 11 siang telah terisi 600 cc.
-

Karakter Urine

: Kuning

-

Nyeri/ rasa terbakar/ kesulitan BAK

: adanya nyeri disebabkan

pemasangan kateter.
-

Riwayat penyakit ginjal/kandung kemih: Tidak ada riwayat sakit ginjal

-

Penggunaan diuretik

: Tidak ada penggunaan diuretik

Universitas Sumatera Utara

ANALISA DATA
No

Data

Etiologi

Masalah
keperawatan

1.

Ds :

Diabetes Melitus

- pasien mengatakan
adanya
tetapi

seimbangan

nutrisi

lebih

dari

mual kadar gula darah 140 kebutuhan tubuh.

rasa
nafsu

ketidak

makan

mg/dl

tidak ada masalah.
berat badan berlebih
Do :

10% dari berat badan

- BB :75 kg

normal.

- TB : 165 cm
- berat badan berlebih

ketidak seimbangan

10% dari berat badan

nutrisi lebih dari

normal

kebutuhan tubuh.

- kadar gula dalam
darah 140 mg/dl

2.

Ds:

Diabetes Melitus

pasien

mengatakan

adanya

rasa

nyeri

Nyeri akut

Nyeri yang

pada kaki yang luka

disebabkan oleh luka

di sebelah kiri.

decubitus pada kaki
sebelah kiri.

Do:
Nyeri akut

- Nyeri skala 3
- Adanya

luka

pada

kaki
- Wajah

tampak

menahan nyeri

Universitas Sumatera Utara

3.

Ds:
pasien

Kerusakan
mengatakan

Diabetes Melitus

Integritas

Kulit

lukanya sudah mulai
menyebar

Adanya luka pada

Do:
- Adanya

kaki
luka

decubitus pada kaki kiri Kerusakan Integritas
- Luka besar mulai dari
pergelangan

Kulit

kaki

hingga setengah dari
bagian betis.

MASALAH KEPERAWATAN
1. Nutrisi, ketidak seimbangan lebih dari kebutuhan tubuh
2. Nyeri akut
3. Kerusakan integritas kulit

DIAGNOSA KEPERAWATAN (PRIORITAS)
1. Nutrisi, ketidak seimbangan lebih dari kebutuhan tubuh b/d Asupan yang
melebihi penggunaan energi.
2. Nyeri akut b/d trauma jaringan
3. Kerusakan integritas kulit: ulkus dekubitus b/d perubahan status metabolik

Universitas Sumatera Utara

PERENCANAAN KEPERAWATAN DAN RASIONAL
Hari/

No.Dx

Perencanaan keperawatan

1

Tujuan:

Tanggal
setelah

dilakukan

asuhan

keperawatan,

diharapkan kebutuhan nutrisi dapat terpenuhi, mual
hilang, asupan nutrisi setara dengan penggunaan
energi.
Kriteria Hasil :
Mual/muntah hilang, dan BB normal, kadar gula darah
normal
Rencana Tindakan
1.

Lakukan

Rasional

hubungan 1. Membina hubungan

terapeutik dengan pasien saling

percaya

antara

dan keluarga pasien

pasien, keluarga pasien

Kaji :

dengan perawat.

2. Kaji riwayat nutrisi, 2.mengetahui
termasuk makanan yang yang
disukai

masuk

nutrisi
kedalam

tubuh pasien

Observasi :
3. Nilai kadar gula darah.

3. Monitor nilai kadar
gula darah pasien.

4. Observasi dan catat 4.Mengetahui
intake

makanan,

serta keseimbangan

nutrisi

observasi kegiatan yang dalam tubuh pasien
dilakukan
5. Anjurkan untuk makan 5. Menyeimbangkan BB
sesuai dengan anjuran.

pasien.

6. Berikan informasi yang 6.Meningkatkan
tepat tentang kebutuhan pengetahuan agar pasien
nutrisi yang berhubungan lebih paham dan menjaga
dengan penyakitnya.

keseimbangan

nutrisi

tubuhnya.

Universitas Sumatera Utara

2

Tujuan: Setelah dilakukan asuhan keperawatan,
diharapkan nyeri berkurang ataupun hilang.
Kriteria Hasil :
- skala nyeri : 0
- wajah tampak tidak sedang menahan nyeri.
Rencana Tindakan
a.

Rasional

Kaji faktor yang a.

Untuk

dapat meningkatkan rasa mengetahui faktor-faktor
apa

nyeri.

saja

yang

dapat

meningkatkan rasa nyeri.
Kaji faktor yang b.

b.
dapat

mengurangi

Untuk

rasa mengetahui faktor-faktor

nyeri.

yang dapat mengurangi
rasa nyeri pada pasien.
Memberikan posisi c.

c.
yang

nyaman

Untuk

kepada memberikan rasa nyaman
kepada pasien.

pasien

Pendidikan Kesehatan:
Berikan pendidikan d.

d.

kesehatan
pengaturan

Meningkatkan

tentang kemampuan
posisi

yang ataupun

keluarga

klien
cara

nyaman untuk mengurangi pemberian posisi yang
nyeri.

nyaman

untuk

mengurangi rasa nyeri
pada pasien.
3

Tujuan :
Setelah dilakukan asuhan keperawatan, diharapkan
kulit dapat sembuh dan kerusakan kulit tidak
menyebar.
Kriteria Hasil :
-

Kulit kembali normal

Universitas Sumatera Utara

-

Kerusakan kulit tidak menyebar.

Rencana Tindakan
a. Kaji

luas

Rasional
luka/ a. Untuk

kerusakan integritas kulit.

besar

mengetahui
luka

penyebaran

dan
yang

mungkin terjadi
b. Memberitahu

kepada b. Mencegah terjadinya

keluarga dan pasien cara penyebaran
menjaga

luka

pada

kebersihan kulit pasien.

didaerah luka agar tidak
menyebar.
c. Menganjurkan kepada c. Mencegah terjadinya
pasien ataupun keluarga luka
untuk sering mengganti menjaga
posisi

pasien

tertekan

dan

kenyamanan

terutama pasien.

pada kaki yang luka agar
tidak bertambah besar.

Universitas Sumatera Utara

PELAKSANAAN KEPERAWATAN
Hari/

No.Dx

Implementasi

Tanggal
Kamis,

Evaluasi (SOAP)

Keperawatan
1.

1. mengajak pasien serta S: pasien mengatakan
keluarga berkomunikasi.

05/06/14

mual.

2. menanyakan makanan
yang disukai oleh pasien.

O:

3. Memantau nilai kadar - k/u : Lemah
gula darah pasien.

- BB :75 kg

melihat jumlah porsi - TB : 165 cm

4.

makan

yang dihabiskan - kadar gula darah: 135

oleh pasien.

mmHg.

5. menganjurkan pasien
makan

dengan A:

sesuai

Masalah

belum

makanan yang seharusnya teratasi
pada

pasien

diabetes

melitus.

P:

Intervensi

6. memberikan pendidikan dilanjutkan.
kesehatan

ataupun

informasi tentang nutrisi
pada

pasien

diabetes

melitus.
Kamis,
05/06/14

2

1.

Menanyakan

pasien

faktor

kepada S : pasien mengatakan

apa

saja nyeri pada kakinya

yang dapat meningkatkan
rasa nyerinya.
2.

Menanyakan

O : pasien tampak lebih
kepada nyaman dengan posisi

pasien faktor apa saja yang yang telah diberikan.
dapat

mengurangi

nyerinya.
3. Memberikan
yang

nyaman

rasa
A

:

Masalah

belum

posisi teratasi
kepada P

:

Intervensi

Universitas Sumatera Utara

pasien

dilanjutkan

memberikan

pendidikan

kesehatan

tentang

pengaturan

posisi

yang

nyaman untuk mengurangi
nyeri
Kamis,

3.

a. Melihat

luas

luka/ S: pasien mengatakan

kerusakan integritas kulit.

05/06/14

b. Memberitahu

jarang mengganti posisi

kepada kaki yang terdapat luka

keluarga dan pasien cara decubitus karena takut
menjaga

kebersihan perbannya rusak.

didaerah luka agar tidak O: tampak luas luka
menyebar.

pada kakinya mulai dari

c. Menganjurkan kepada pergelangan kaki hingga
pasien ataupun keluarga setengah dari betis
untuk sering mengganti A:
posisi

pasien

masalah

belum

terutama teratasi

pada kaki yang luka agar P:Intervensi dilanjutkan
tidak bertambah besar.
Jum’at
06/06/14

1

- memantau nilai kadar S: pasien mengatakan
mualnya

gula darah pasien.

sedikit

- melihat jumlah porsi berkurang
makanan yang dihabiskan O: porsi makan yang
oleh pasien.
-

menganjurkan

makan

sesuai

diberikan habis.
pasien A:

masalah

belum

dengan teratasi

makanan yang seharusnya P: intervensi dilanjutkan.
pada

pasien

diabetes

melitus.
- memberikan pendidikan
kesehatan

ataupun

informasi tentang nutrisi

Universitas Sumatera Utara

pada

pasien

diabetes

melitus.
Jum’at

2

-

Menanyakan

kepada S: pasien mengatakan

pasien faktor apa saja nyeri

06/06/14

pada

kakinya

yang dapat meningkatkan sedikit berkurang
rasa nyerinya.
-

O: skala nyeri 2, pasien

Menanyakan

kepada tetap

mempertahankan

pasien faktor apa saja yang posisi yang dianjurkan
dapat

mengurangi

rasa sebelumnya

nyerinya.

A:

- Memberikan
yang

masalah

belum

posisi teratasi

nyaman

kepada P: intervensi dilanjutkan.

pasien
- memberikan
pendidikan

kesehatan

tentang pengaturan posisi
yang

nyaman

untuk

mengurangi nyeri
Jum’at
06/06/14

3

a. Memberitahu

kepada S:

pasien dapat lebih

keluarga dan pasien cara menjaga
menjaga

kebersihan

kebersihan daerah luka pasien.

didaerah luka agar tidak O: daerah sekitar luka
menyebar.

lebih

b.

sebelumnya.

Menganjurkan

kepada
keluarga

pasien
untuk

ataupun A:

bersih

masalah

dari

belum

sering teratasi

mengganti posisi pasien P: intervensi dilanjutkan.
terutama pada kaki yang
luka agar tidak bertambah
besar.

Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

DEKONSTRUKSI HOST DALAM TALK SHOW DI TELEVISI (Analisis Semiotik Talk Show Empat Mata di Trans 7)

21 290 1

MANAJEMEN PEMROGRAMAN PADA STASIUN RADIO SWASTA (Studi Deskriptif Program Acara Garus di Radio VIS FM Banyuwangi)

29 282 2

PENILAIAN MASYARAKAT TENTANG FILM LASKAR PELANGI Studi Pada Penonton Film Laskar Pelangi Di Studio 21 Malang Town Squere

17 165 2

APRESIASI IBU RUMAH TANGGA TERHADAP TAYANGAN CERIWIS DI TRANS TV (Studi Pada Ibu Rumah Tangga RW 6 Kelurahan Lemah Putro Sidoarjo)

8 209 2

MOTIF MAHASISWA BANYUMASAN MENYAKSIKAN TAYANGAN POJOK KAMPUNG DI JAWA POS TELEVISI (JTV)Studi Pada Anggota Paguyuban Mahasiswa Banyumasan di Malang

20 244 2

PERANAN ELIT INFORMAL DALAM PENGEMBANGAN HOME INDUSTRI TAPE (Studi di Desa Sumber Kalong Kecamatan Wonosari Kabupaten Bondowoso)

38 240 2

PEMAKNAAN MAHASISWA TENTANG DAKWAH USTADZ FELIX SIAUW MELALUI TWITTER ( Studi Resepsi Pada Mahasiswa Jurusan Tarbiyah Universitas Muhammadiyah Malang Angkatan 2011)

59 326 21

PENGARUH PENGGUNAAN BLACKBERRY MESSENGER TERHADAP PERUBAHAN PERILAKU MAHASISWA DALAM INTERAKSI SOSIAL (Studi Pada Mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi Angkatan 2008 Universitas Muhammadiyah Malang)

127 505 26

PEMAKNAAN BERITA PERKEMBANGAN KOMODITI BERJANGKA PADA PROGRAM ACARA KABAR PASAR DI TV ONE (Analisis Resepsi Pada Karyawan PT Victory International Futures Malang)

18 209 45