Komunikasi Lintas Budaya Identitas. docx
Komunikasi Lintas Budaya : Identitas
Pengantar :
Komunikasi lintas budaya abad ini cakupannya cukup luas dan menjadi rumit. Adanya
globalisasi, pernikahan lintas budaya dan imigrasi berperan besar akan kompleksitas budaya
yang kita hadapi saat ini, terutama di Indonesia. Untuk memahami kompleksitas yang terjadi,
kita perlu memahami apa itu identitas yaitu menyangkut kehidupan masing-masing individu
dan memahami akan budaya itu sendiri. Serta mengetahui apa arti penting identitas dan
kaitan identitas akan suatu kebudayaan.
Identitas
Identitas merupakan hal yang kompleks dan abstrak. Sehingga tidak mudah untuk
mendefinisikan apa itu identitas. Para peneliti sosial memiliki berbagai macam pengertian
dan deskripsi akan apa itu identitas. Gardiner dan Kosmitzki menjelaskan bahwa identitas
sebagai mendefinisikan seseorang sebagai individu yang berbeda dan terpisah dengan
individu lainnya, berkaitan dengan tingkah laku, sikap dan keyakinan yang dianut (dalam
Samovar, 2007, hal. 154). Pendapat lain dari Matthew mengatakan bahwa identitas adalah
bagaimana cara seseorang memahami dirinya sendiri (dalam Samovar, 2007, hal.154).
Namun, secara harfiah, identias merupakan ciri, tanda atau jati diri yang dimiliki
seseorang, kelompok atau organisasi yang membedakan dengan seseorang, kelompok atau
organisasi lain. Identitas bisa juga merupakan keseluruhan ciri-ciri atau keadaan khusus yang
dimiliki seseorang dari faktor biologis, psikologis, dan sosiologis yang mendasari tingkah
laku individu dan menjadi pembeda dengan individu lainnya. Sehingga bisa dikatakan
identitas adalah sesuatu yang ada dalam diri kita sendiri yang menjadi pembeda dengan orang
lain, sehingga masing-masing individu akan berbeda satu dengan lainnya.
Sifat identitas adalah dinamis dan bermacam-macam. Maksud dari pernyataan ini
adalah identitas tidak bersifat statis dan akan terus berganti dan berkembang seiring dengan
berjalannya waktu serta mampu berubah sewaktu-waktu. Selain itu seseorang akan memiliki
identitas lebih dari satu. Berbagai identitas yang dimiliki seseorang akan menjadi satu dan
tidak terpisah, serta bekerja secara bersamaan dalam situasi tertentu. Untuk lebih jelasnya,
dapat dijelaskan melalui contoh : Seseorang yang berada dalam kelas memiliki status sebagai
pelajar. Selain statusnya sebagai pelajar, status orang ini bisa berupa pria atau wanita, teman,
sahabat, pacar, pekerja sambilan, seorang anak, atau seorang paman, dan bisa berupa apa saja.
Sehingga cara kerja identitas bekerja secara bersamaan, sehingga identitas yang dimiliki
seseorang bisa lebih dari satu dalam suatu situasi. Selain itu, sifatnya yang dinamis membuat
identitas seseorang akan mampu berkembang dan berganti. Seseorang yang statusnya sebagai
pelajar nantinya akan berstatus sebagai pekerja, pengangguran bahkan pensiunan. Sehingga
identitas dapat terganti seiring berjalannya waktu.
Untuk membantu mengurangi kekompleksan dan membantu memahami akan
beragam dan macam identitas seseorang, para peneliti sosial menciptakan kategori untuk
mengklasifikasi berbagai macam identitas. Hall menjelaskan, identitas dikategorikan menjadi
tiga, yaitu identitas personal, identitas relasional dan identitas komunal (dalam Samovar,
2007, hal.155). Identitas personal merupakan identitas unik yang dimiliki seseorang dan
membedakan dengan individu lainnya. Contoh dari identitas ini adalah pemenang oscar,
seseorang yang pandai bermain gitar atau seseorang yang memiliki kemampuan dalam
berbahasa. Identitas relasional merupakan hasil dari hubungan dengan orang lain. Contoh dari
identitas ini adalah suami atau istri, pekerja atau pemilik perusahaan, murid atau guru.
Sedangkan identitas komunal adalah identitas yang merujuk pada sesuatu yang umum dan
berskala besar, seperti gender, agama atau keyakinan yang dianut, sistem politik yang dianut,
dan status kebangsaan.
Berbagai macam identitas
Selain tiga pengelompokan identitas tersebut, ada berbagai macam identitas yang ada
dan berkembang saat ini. Berikut adalah berbagai macam identitas :
1. Identitas Etnik
Perbedaan spesifik antara etnik dan ras memang agak sulit untuk ditemukan.
Umumnya manusia mengklasifikasikan ras berdasarkan latar belakang biologis
ataupun ciri fisik. Sebagai contoh terdapat etnis Tionghoa yang merupakan
keturunan leluhur China, ada juga etnis Uighur yang merupakan kelompok
minoritas muslim di tengah etnis Han.
2. Identitas Gender
Gender adalah istilah yang merujuk pada seperangkat karakteristik yang
dipandang manusia sebagai hal-hal yang membedakan antara laki-laki dan wanita.
Namun yang sesungguhnya gender lebih merujuk pada pembedaan antara peran
maskulinitas dan feminimitas. Umumnya, seorang pria lebih menonjolkan sisi
maskulinitasnya dan wanita lebih menonjolkan sisi feminimitasnya. Tetapi tak
jarang di dunia yang dinamis ini, ada pria yang memiliki sifat feminim maupun
wanita yang memiliki sifat maskulin. Sebagai contoh ada kasus ketidak-setaraan
gender yang terjadi di Negara Arab Saudi, dimana para wanita statusnya dianggap
lebih rendah. Para wanita tidak boleh menyetir, tidak boleh melanjutkan
pendidikan ke perguruan tinggi dan tidak boleh melakukan pekerjaan yang berbau
maskulin.
3. Identitas Nasional
Identitas Nasional merujuk pada kebangsaan yang dimiliki seseorang. Secara
umum, orang mengasosiasikan identitas nasional nya berdasarkan dimana negara
mereka lahir atau tinggal. Selain itu identitas nasional dapat juga diperoleh
melalui imigrasi dan naturalisasi. Sehingga hal ini berkaitan dengan pernyataan
bahwa identitas bersifat dinamis dan berkembang atau berubah seiring
perkembangan waktu, karena identitas nasional dapat diperoleh dan dapat berubah
seiring berjalannya waktu. Sebagai contoh seseorang yang berkebangsaan
Indonesia yang memiliki orang tua yang berkebangsaan di Amerika, tetap
berkebangsaan Indonesia. Tetapi semua itu dapat dirubah melalui Naturalisasi.
Pada umumnya seseorang bangga akan identitas kebangsaannya.
4. Identitas Personal
Identitas personal adalah kecenderungan seseorang untuk menunjukkan dirinya
untuk diakui orang lain. Umumnya identitas personal adalah unik, dimana akan
setiap individu memiliki identitas yang berbeda. Identitas ini juga dipengaruhi
oleh lingkungan, kelompok, demografi, dan pengalaman. Sebagai contoh, gaya
berpakaian seseorang yang akan berbeda dengan individu lain.
Aspek negatif identitas
Namun, identitas juga memiliki aspek negatif dan menghasilkan reaksi atau pemikiran
yang salah akan suatu identitas seseorang. Aspek tersebut antara lain :
1. Stereotipe
Stereotipe adalah pemikiran seseorang dimana ia menilai dan menyimpulkan
perilaku atau identitas seseorang atau kelompok terlalu dini dan tanpa dasar yang
jelas. Sehingga stereotipe ini mempersempit persepsi akan identitas seseorang dan
menyimpulkan terlalu dini akan identitas yang dimiliki seseorang. Sebagai contoh
persepsi masyarakat jawa menganggap batak kasar.
2. Prasangka
Prasangka adalah pemikiran seseorang dimana ia menilai dan menyimpulkan
perilaku atau identitas seseorang atau kelompok terlalu dini berdasarkan adanya
peristiwa. Prasangka mirip dengan stereotipe tetapi bersifat lebih negatif, dimana
pemikiran tersebut berbau kemarahan, kekhawatiran dan ketakutan. Sebagai
contoh persepsi masyarakat Amerika yang menganggap Islam adalah Teroris
semenjak terjadinya peristiwa WTC pada 11 September 2001
3. Rasisme
Rasisme adalah suatu tindakan membeda-bedakan orang berdasarkan latar
belakang biologis. Sebagai contoh pandangan bahwa kaum kulit putih lebih
berderajat daripada kaum kulit hitam di negara Amerika
4. Etnosentrisme
Etnosentrisme adalah paham dimana budaya yang ia miliki lebih baik daripada
budaya yang dimiliki oleh orang lain. Sebagai contoh masyarakat jawa yang
berada di daerah Papua akan menganggap derajat dan identitas yang ia miliki
lebih baik daripada masyarakat Papua.
Keterkaitan dengan budaya
Adanya budaya menjadi dasar dan mempengaruhi identitas yang dimiliki seseorang.
Kebudayaan tidak bisa lepas dari kepribadian individu melalui suatu proses belajar yang
panjang. Dalam proses belajar yang disebut sosialisasi itu, kepribadian individu pasti juga
mempunyai pengaruh terhadap perkembangan kebudayaan itu secara keseluruhan. Sebagai
contoh, seseorang yang berasal dari luar Jawa yang merantau ke pulau Jawa akan mengalami
suatu proses sosialisasi dan asimilasi. Proses inilah yang terjadi ketika ia mampu menerima
budaya di pulau Jawa dan budaya tersebut akan mempengaruhi identitasnya. Selain itu
Identitas yang dimiliki seseorang juga mampu menciptakan suatu kebudayaan dan
mempengaruhi budaya lain. Orang-orang yang memiliki kesamaan identitas cenderung
berkumpul membentuk komunitas atau kelompok. Di dalam komunitas atau kelompok ini
menciptakan suatu kesepakatan, yang disepakati bersama. Kesepakatan bisa berupa cara,
norma, tingkah laku dan sebagainya. Dan inilah yang nantinya akan menciptakan
kebudayaan. Masing-masing kelompok akan menciptakan kebudayaan yang berbeda satu
dengan lainnya, sehingga terjadilah keberagaman budaya. Sehingga ada keterkaitan antara
budaya dan identitas dimana identitas mampu mempengaruhi budaya begitu pula sebaliknya.
Akhir
Keanekaragaman budaya dapat terjadi karena adanya variasi atau keberagaman di
dalam diri masing-masing individu. Satu individu akan berbeda dengan individu lainnya.
Perbedaan ini terjadi karena adanya identitas masing-masing individu yang menjadi pembeda
dengan individu lain. Identitas ini dipengaruhi oleh berbagai macam, antara lain lingkungan,
daerah, latar belakang, pengalaman dan karakter atau sifat yang dimiliki individu. Ada
beragam identitas yang dimiliki oleh seseorang, dan seseorang mampu memiliki beragam
identitas dalam waktu bersamaan serta identitas yang ia miliki bersifat dinamis atau dapat
berubah sewaktu-waktu. Ada keterkaitan antara identitas dan budaya, dimana budaya mampu
mempengaruhi suatu identitas begitu pula sebaliknya.
Pengantar :
Komunikasi lintas budaya abad ini cakupannya cukup luas dan menjadi rumit. Adanya
globalisasi, pernikahan lintas budaya dan imigrasi berperan besar akan kompleksitas budaya
yang kita hadapi saat ini, terutama di Indonesia. Untuk memahami kompleksitas yang terjadi,
kita perlu memahami apa itu identitas yaitu menyangkut kehidupan masing-masing individu
dan memahami akan budaya itu sendiri. Serta mengetahui apa arti penting identitas dan
kaitan identitas akan suatu kebudayaan.
Identitas
Identitas merupakan hal yang kompleks dan abstrak. Sehingga tidak mudah untuk
mendefinisikan apa itu identitas. Para peneliti sosial memiliki berbagai macam pengertian
dan deskripsi akan apa itu identitas. Gardiner dan Kosmitzki menjelaskan bahwa identitas
sebagai mendefinisikan seseorang sebagai individu yang berbeda dan terpisah dengan
individu lainnya, berkaitan dengan tingkah laku, sikap dan keyakinan yang dianut (dalam
Samovar, 2007, hal. 154). Pendapat lain dari Matthew mengatakan bahwa identitas adalah
bagaimana cara seseorang memahami dirinya sendiri (dalam Samovar, 2007, hal.154).
Namun, secara harfiah, identias merupakan ciri, tanda atau jati diri yang dimiliki
seseorang, kelompok atau organisasi yang membedakan dengan seseorang, kelompok atau
organisasi lain. Identitas bisa juga merupakan keseluruhan ciri-ciri atau keadaan khusus yang
dimiliki seseorang dari faktor biologis, psikologis, dan sosiologis yang mendasari tingkah
laku individu dan menjadi pembeda dengan individu lainnya. Sehingga bisa dikatakan
identitas adalah sesuatu yang ada dalam diri kita sendiri yang menjadi pembeda dengan orang
lain, sehingga masing-masing individu akan berbeda satu dengan lainnya.
Sifat identitas adalah dinamis dan bermacam-macam. Maksud dari pernyataan ini
adalah identitas tidak bersifat statis dan akan terus berganti dan berkembang seiring dengan
berjalannya waktu serta mampu berubah sewaktu-waktu. Selain itu seseorang akan memiliki
identitas lebih dari satu. Berbagai identitas yang dimiliki seseorang akan menjadi satu dan
tidak terpisah, serta bekerja secara bersamaan dalam situasi tertentu. Untuk lebih jelasnya,
dapat dijelaskan melalui contoh : Seseorang yang berada dalam kelas memiliki status sebagai
pelajar. Selain statusnya sebagai pelajar, status orang ini bisa berupa pria atau wanita, teman,
sahabat, pacar, pekerja sambilan, seorang anak, atau seorang paman, dan bisa berupa apa saja.
Sehingga cara kerja identitas bekerja secara bersamaan, sehingga identitas yang dimiliki
seseorang bisa lebih dari satu dalam suatu situasi. Selain itu, sifatnya yang dinamis membuat
identitas seseorang akan mampu berkembang dan berganti. Seseorang yang statusnya sebagai
pelajar nantinya akan berstatus sebagai pekerja, pengangguran bahkan pensiunan. Sehingga
identitas dapat terganti seiring berjalannya waktu.
Untuk membantu mengurangi kekompleksan dan membantu memahami akan
beragam dan macam identitas seseorang, para peneliti sosial menciptakan kategori untuk
mengklasifikasi berbagai macam identitas. Hall menjelaskan, identitas dikategorikan menjadi
tiga, yaitu identitas personal, identitas relasional dan identitas komunal (dalam Samovar,
2007, hal.155). Identitas personal merupakan identitas unik yang dimiliki seseorang dan
membedakan dengan individu lainnya. Contoh dari identitas ini adalah pemenang oscar,
seseorang yang pandai bermain gitar atau seseorang yang memiliki kemampuan dalam
berbahasa. Identitas relasional merupakan hasil dari hubungan dengan orang lain. Contoh dari
identitas ini adalah suami atau istri, pekerja atau pemilik perusahaan, murid atau guru.
Sedangkan identitas komunal adalah identitas yang merujuk pada sesuatu yang umum dan
berskala besar, seperti gender, agama atau keyakinan yang dianut, sistem politik yang dianut,
dan status kebangsaan.
Berbagai macam identitas
Selain tiga pengelompokan identitas tersebut, ada berbagai macam identitas yang ada
dan berkembang saat ini. Berikut adalah berbagai macam identitas :
1. Identitas Etnik
Perbedaan spesifik antara etnik dan ras memang agak sulit untuk ditemukan.
Umumnya manusia mengklasifikasikan ras berdasarkan latar belakang biologis
ataupun ciri fisik. Sebagai contoh terdapat etnis Tionghoa yang merupakan
keturunan leluhur China, ada juga etnis Uighur yang merupakan kelompok
minoritas muslim di tengah etnis Han.
2. Identitas Gender
Gender adalah istilah yang merujuk pada seperangkat karakteristik yang
dipandang manusia sebagai hal-hal yang membedakan antara laki-laki dan wanita.
Namun yang sesungguhnya gender lebih merujuk pada pembedaan antara peran
maskulinitas dan feminimitas. Umumnya, seorang pria lebih menonjolkan sisi
maskulinitasnya dan wanita lebih menonjolkan sisi feminimitasnya. Tetapi tak
jarang di dunia yang dinamis ini, ada pria yang memiliki sifat feminim maupun
wanita yang memiliki sifat maskulin. Sebagai contoh ada kasus ketidak-setaraan
gender yang terjadi di Negara Arab Saudi, dimana para wanita statusnya dianggap
lebih rendah. Para wanita tidak boleh menyetir, tidak boleh melanjutkan
pendidikan ke perguruan tinggi dan tidak boleh melakukan pekerjaan yang berbau
maskulin.
3. Identitas Nasional
Identitas Nasional merujuk pada kebangsaan yang dimiliki seseorang. Secara
umum, orang mengasosiasikan identitas nasional nya berdasarkan dimana negara
mereka lahir atau tinggal. Selain itu identitas nasional dapat juga diperoleh
melalui imigrasi dan naturalisasi. Sehingga hal ini berkaitan dengan pernyataan
bahwa identitas bersifat dinamis dan berkembang atau berubah seiring
perkembangan waktu, karena identitas nasional dapat diperoleh dan dapat berubah
seiring berjalannya waktu. Sebagai contoh seseorang yang berkebangsaan
Indonesia yang memiliki orang tua yang berkebangsaan di Amerika, tetap
berkebangsaan Indonesia. Tetapi semua itu dapat dirubah melalui Naturalisasi.
Pada umumnya seseorang bangga akan identitas kebangsaannya.
4. Identitas Personal
Identitas personal adalah kecenderungan seseorang untuk menunjukkan dirinya
untuk diakui orang lain. Umumnya identitas personal adalah unik, dimana akan
setiap individu memiliki identitas yang berbeda. Identitas ini juga dipengaruhi
oleh lingkungan, kelompok, demografi, dan pengalaman. Sebagai contoh, gaya
berpakaian seseorang yang akan berbeda dengan individu lain.
Aspek negatif identitas
Namun, identitas juga memiliki aspek negatif dan menghasilkan reaksi atau pemikiran
yang salah akan suatu identitas seseorang. Aspek tersebut antara lain :
1. Stereotipe
Stereotipe adalah pemikiran seseorang dimana ia menilai dan menyimpulkan
perilaku atau identitas seseorang atau kelompok terlalu dini dan tanpa dasar yang
jelas. Sehingga stereotipe ini mempersempit persepsi akan identitas seseorang dan
menyimpulkan terlalu dini akan identitas yang dimiliki seseorang. Sebagai contoh
persepsi masyarakat jawa menganggap batak kasar.
2. Prasangka
Prasangka adalah pemikiran seseorang dimana ia menilai dan menyimpulkan
perilaku atau identitas seseorang atau kelompok terlalu dini berdasarkan adanya
peristiwa. Prasangka mirip dengan stereotipe tetapi bersifat lebih negatif, dimana
pemikiran tersebut berbau kemarahan, kekhawatiran dan ketakutan. Sebagai
contoh persepsi masyarakat Amerika yang menganggap Islam adalah Teroris
semenjak terjadinya peristiwa WTC pada 11 September 2001
3. Rasisme
Rasisme adalah suatu tindakan membeda-bedakan orang berdasarkan latar
belakang biologis. Sebagai contoh pandangan bahwa kaum kulit putih lebih
berderajat daripada kaum kulit hitam di negara Amerika
4. Etnosentrisme
Etnosentrisme adalah paham dimana budaya yang ia miliki lebih baik daripada
budaya yang dimiliki oleh orang lain. Sebagai contoh masyarakat jawa yang
berada di daerah Papua akan menganggap derajat dan identitas yang ia miliki
lebih baik daripada masyarakat Papua.
Keterkaitan dengan budaya
Adanya budaya menjadi dasar dan mempengaruhi identitas yang dimiliki seseorang.
Kebudayaan tidak bisa lepas dari kepribadian individu melalui suatu proses belajar yang
panjang. Dalam proses belajar yang disebut sosialisasi itu, kepribadian individu pasti juga
mempunyai pengaruh terhadap perkembangan kebudayaan itu secara keseluruhan. Sebagai
contoh, seseorang yang berasal dari luar Jawa yang merantau ke pulau Jawa akan mengalami
suatu proses sosialisasi dan asimilasi. Proses inilah yang terjadi ketika ia mampu menerima
budaya di pulau Jawa dan budaya tersebut akan mempengaruhi identitasnya. Selain itu
Identitas yang dimiliki seseorang juga mampu menciptakan suatu kebudayaan dan
mempengaruhi budaya lain. Orang-orang yang memiliki kesamaan identitas cenderung
berkumpul membentuk komunitas atau kelompok. Di dalam komunitas atau kelompok ini
menciptakan suatu kesepakatan, yang disepakati bersama. Kesepakatan bisa berupa cara,
norma, tingkah laku dan sebagainya. Dan inilah yang nantinya akan menciptakan
kebudayaan. Masing-masing kelompok akan menciptakan kebudayaan yang berbeda satu
dengan lainnya, sehingga terjadilah keberagaman budaya. Sehingga ada keterkaitan antara
budaya dan identitas dimana identitas mampu mempengaruhi budaya begitu pula sebaliknya.
Akhir
Keanekaragaman budaya dapat terjadi karena adanya variasi atau keberagaman di
dalam diri masing-masing individu. Satu individu akan berbeda dengan individu lainnya.
Perbedaan ini terjadi karena adanya identitas masing-masing individu yang menjadi pembeda
dengan individu lain. Identitas ini dipengaruhi oleh berbagai macam, antara lain lingkungan,
daerah, latar belakang, pengalaman dan karakter atau sifat yang dimiliki individu. Ada
beragam identitas yang dimiliki oleh seseorang, dan seseorang mampu memiliki beragam
identitas dalam waktu bersamaan serta identitas yang ia miliki bersifat dinamis atau dapat
berubah sewaktu-waktu. Ada keterkaitan antara identitas dan budaya, dimana budaya mampu
mempengaruhi suatu identitas begitu pula sebaliknya.